oleh:
Kelompok 1
Sri Ayu Sa’adah (1113057)
Ghina Darma W (1114017)
Nurfitri Laila (1114020)
Melfa Martina P.S (1114022)
Esa Oktavia (1114029)
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................. 2
BAB II : Tinjauan Teoritis
2.1 Definisi.......................................................................................................... 3
2.2 Etiologi.......................................................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Fraktur......................................................................................... 5
2.4 Patofisiologi.................................................................................................. 6
2.5 Manifestasi Klinis......................................................................................... 7
2.6 Pemeriksaan Diagnostik................................................................................ 8
2.7 Penatalaksanaan Medis................................................................................. 8
2.8 Komplikasi.................................................................................................... 9
BAB III : Tinjauan Kasus
3.1 Kasus............................................................................................................. 10
3.2 Pengkajian..................................................................................................... 11
3.3 Kebutuhan Dasar.......................................................................................... 12
3.4 Pemeriksaan Fisik.......................................................................................... 13
3.5 Analisa Data.................................................................................................. 14
3.6 Diagnosa Keperawatan................................................................................. 15
3.7 Implementasi Keperawatan........................................................................... 16
BAB IV : Penutup
4.1 Kesimpulan................................................................................................... 20
4.2 Saran............................................................................................................. 20
Daftar Pustaka....................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
Mampu memahami dan memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan Fraktur
Femur.
2. Tujuan Khusus
2.2 Etiologi
Penyebab fraktur femur menurut Rendy, M Clevo.2012 yaitu :
A. Trauma atau tenaga fisik
B. Fraktur fatologis terjadi pada tulang karena adanya kelainan atau penyakit yang menyebabkan
kelemahan pada tulang (infeksi, tumor, kelainan bawaan) dan dapat terjadi secara sepontan atau
akibat trauma ringan.
C. Fraktur stress terjadi adanya stress yang kecil dan berulang-ulang pada daerah tulang yang
menopang berat badan. Fraktur stress jarang sekali ditemukan pada anggota gerak atas
D. Osteoforosis
2.3 Klasifikasi Fraktur
Menurut Smelzer.2001 dalam buku Jitowiyono Sugeng.2010:
A. Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar
B. Fraktur tebuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit dimana potensial untuk
terjadinya infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat:
1. Derajat I
a. Luka kurang dari 1cm
b. Kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk
c. Fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan
d. Kontaminasi ringan
2. Derajat II
a. Laserasi lebih dari 1cm
b. Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulse
c. Fraktur komuniti sedang
3. Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan neurovaskuler serta
kontaminasi derajat tinggi
C. Fraktur complete
Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergerseran (bergeser dari posisi
normal).
D. Fraktur incomplete
Patah hanya terjadi pada sebagian terjadi pada sebagian garis tengah tulang
2.4 Patofisiologi
Ketika terjadi fraktur pada sebuah tulang, maka periosterium serta pembuluh darah didalam
korteks, dan jaringan lunak disekitarnya akan mengalami disrupsi. Hematoma akan terbentuk
diantara kedua ujung patahan tulang serta dibawah periosterum, dan akhirnya jaringan granulasi
menggantikan hematoma tersebut.
Kerusakan jaringan tulang memicu respons inflamasi intensif yang menyebabkan sel-sel dari
jaringan lunak disekitarnya serta akan menginvasi daerah fraktur dan aliran darah keseluruh
tulang akan mengalami peningkatan. Sel-sel osteoblast didalam periosteum, dan endosteum akan
memproduksi osteoid (tulang muda dari jaringan kolagen yang belum mengalami klasifikasi,
yang juga disebut kalus). Osteoid ini akan mengeras disepanjang permukaan luar korpus tulang
dan pada kedua ujung patahan tulang. Sel-sel osteoklast mereabsorpsi material dari tulang yang
terbentuk sebelumnya dan sel-sel osteoblast membangun kembali tulang tersebut. Kemudian
osteoblast mengadakan transformasi menjadi osteosit (sel-sel tulang yang matur). (Kowalak,P
Jennifer,2012)
2.5 Manisfestasi Klinis
Tanda dan gejala menurut Jutowiyono.Sugeng.2010:
A. Tidak dapat menggunakan anggota gerak
B. Nyeri pembengkakan
C. Terdapat trauma seperti (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, penganiayaan, tertinpa
benda berat, kecelakaan kerja)
D. Gangguan pada anggota gerak
E. Deformitas
F. Kelainan gerak
G. Krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain.
H. Odema : muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang
berdekatan dengan fraktur.
I. Kehilangan sensasi (mati rasa mungkin terjadi dari rusaknya saraf atau perdarahan)
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Rendy,M Clevo.2012:
A. Radiologi foto polos dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada tulang femur
B. Skor tulang tomography dapat digunakan untuk menidentifikasi kerusakan jaringan lunak
C. Arterogtram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler
D. Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat atau menurun.
2.7 Penatalaksanaan Medis
A. Reduksi dan imobillisasi fraktur
1. Reduksi fraktur dilakukan untuk menurunkan nyeri dan membantu emncegah formasi hematum
reduksi dapat dilakukan dengan menggunakan traksi.
2. Bidai pneumatik dipasang untuk menurunkan kehilangahan darah dengan memberikan tekanan
dan tamponadeu pada formasi hematum. Traksi diperlukan untuk menahan tulang paha agar
tidak memberikan tekanan pada jaringan lunak akibat kontraksi massa otot paha yang besar dan
kuat pada saat mengalami spasme.
B. Pemberian analgesik yang tepat managemen nyeri harus segera diberikan. Apabila status
hemodinamik baik, maka pemberian narkotika intravena biasanya dapat menurunkan respon
nyeri.
C. Profilaksis antibiotik
D. Transfusi darah, terutama pada fraktur femur terbuka dengan adanya penurunan kadar
hemoglobin.
E. Lakukan pemasangan foley kateter
F. Radigrafi harus segera dilakukan untuk mendeteksi patologi.
G. Konsultasi ortopedi untuk intervensi reduksi terbuka
2.8 Komplikasi
A. Trauma syaraf
B. Trauma pembuluh darah
Indikasi ischemia post trauma: pain, pulseless, parasthesia, pale, paralise menjadi kompartemen
syndrome : kumpulan gejala yang terjadi karena kerusakan akibat trauma dalam jangka waktu 6
jam pertama, jika tidak dibersihkan maka sampai terjadi nekrose yang menyebabkan terjadinya
amputasi.
C. Komplikasi tulang :
1. Delayed union : penyatuan tulang lambat
2. Non union (tidak bisa nyambung)
3. Mal union (salah sambung)
4. Kekakuan sendi
5. Nekrosis avaskuler
6. Osteoarthritis
7. Reflek simpatik distrofi
D. Stres pasca traumatik
E. Dapat timbul emboli lemak setelah patah tulang, terutama tulang panjang
BAB III
Tinjauan Kasus
3.1 Kasus
Ny. A. umur 31 thn datang kerumah sakit pada tanggal 10 oktober 2011, klien di diagnosa
menderita fraktur femur dextra dengan keluhan yang dirasakan saat ini nyeri pada paha sebelah
kanan yang disebabkan adanya luka fraktur ( saat ini pasien sudah dioperasi dan dipasang pen).
Hal yang memperbaiki keadaan adalah istirahat, membatasi pergerakan terutama didaerah
fraktur, dan terapi analgetik, hal ini yang memperberat. Keadaan saat melakukan pergerakan dan
aktivitas, terutama pada daerah fraktur mengakibatkan terganggunya ganguan aktivitas. Hal ini
dirasakan klien sejak tanggal 05 oktober 2011 dan nyeri muncul secara bertahap tetapi juga
kadang spontan.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 10 oktober 2011 dengan keadaan umum
sedang dengan tanda vital sign TD : 100/60 mmHg, RR : 22 x/i, HR : 76x/i, TEMP : 36 derajat
celcius berdasarkan hasil penilaian ekstermitas bawah terutama pada ekstermitas bawah kanan
disimpulkan bahwa nilai kekuatan otot : 2, sehingga klien mengalami keterbatasan dalam
pergerakan sehingga susah memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari, pola makan klien 3x1
sehari, selera makan dan porsinya menurun, klien tidak mampu untuk berjalan memenuhi
kebutuhan eliminasi dan personal hygien sehingga kebutuhan ini dibantu oleh perawat dan
keluarga. Pola istirahat tidur klien setelah sakit berubah/mengalami penurunan dimana tidur
malam + 5 jam, tidur siang + 1 jam, hal ini terjadi akibat nyeri yang timbul sehingga klien tidak
bisa tidur dengan nyenyak. Klien mengatakan skala nyeri kadang 4 kadang hingga 6 jika
digunakan untuk bergerak, nyeri terasa seperti diremas-remas, nyeri hilang timbul karena
gerakan, lama nyeri 10-15 menit.
3.2 Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk RS : 10 Oktober 2011
Usia : 31 thn
Status perkawinan :
Suku bangsa : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji
B. Penanggung jawab
Nama : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Status perkawinan : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Hubungan dengan klien : Tidak terkaji
C. Riwayat keperawatan sekarang
1. Keluhan utama
Nyeri paha sebelah kanan
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada saat masuk rumah sakit dilakukan pemeriksaan fisik dengan vital sign TD : 1/60
mmHg, RR : 22x/mnt, HR : 76x/mnt, suhu : 36⁰C. Pasien datang dengan keluhan Nyeri yang
dirasakan oleh pasien berada di sebelah kanan bagian paha. Hal yang memperingan pasien
biasanya dengan istirahat karena dapat membatasi pergerakan terutama didaerah fraktur, dan
terapi analgetik. Hal yang memperberat biasanya jika pasien melakukan aktivitas sehari- hari
dengan skala nyeri 4 bahkan bisa sampai 6 jika digunakan untuk bergerak, nyeri terasa seperti
diremas-remas, nyeri hilang timbul karena gerakan, lama nyeri 10-15 menit..
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah mengalami fraktur femur sebelumnya.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami fraktur femur sebelumnya
3.3 Kebutuhan dasar
A. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Selama ini apabila pasien sakit atau ada anggota keluarga yang sakit maka akan periksa ke
dokter ataupun di bawa ke rumah sakit.
B. Pola Nutrisi metabolik
Sebelum sakit pasien makan 3x1, pasien mengatakan selera makan dan porsinya menurun sejak
sakit biasanya hanya makan pagi dan sore saja dan paling hanya 4-5 sendok makan.
C. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien biasanya BAB 1x /hari BAK: 4-6x/hari
Pada saat dikaji pasien tidak mampu untuk berjalan memenuhi kebutuhan eliminasi dan personal
hygien sehingga kebutuhan ini dibantu oleh perawat dan keluarga.
D. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidur sekitar pukul 19.30 s.d 05.00, tidur siang 2x dengan konsistensi 1
jam, pola istirahat tidur klien setelah sakit berubah/mengalami penurunan dimana tidur malam
+ 5 jam, tidur siang + 1 jam, hal ini terjadi akibat nyeri yang timbul sehingga pasien tidak bisa
tidur dengan nyenyak.
E. Pola aktivitas dan latihann
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat bekerja, setelah sakit pasien
mengalami keterbatasan dalam pergerakan sehingga susah memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-
hari
F. Pola persepsi kognitif
Tidak ada keluhan tentang penglihatan, penciuman, pendengaran dan perabaan, pasien
berumur 31 tahun kemampuan kognitifnya baik.
G. Pola persepsi dan konsep diri
pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali pulang ke rumah.
H. Pola peran hubungan dengan sesama
Hubungan dengan keluarga, dengan orang lain dan perawat baik.
I. Pola reproduksi dan seksualitas
pasien berjenis kelamin laki – laki usia 31 tahun.
J. Pola nilai dan kepercayaan
Tidak ada nilai-nilai keluarga yang bertentangan dengan kesehatan.
K. Pola koping dan stress
3.4 Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Compos mentis.
2. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 100/60mmHg
Suhu : 360 C
Respirasi : 22 x/menit
Nadi : 76 x/menit
3. Pemeriksaan fisik :
a. Kepala : Warna rambut hitam, lurus, tersisir rapi dan bersih.
b. Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, Pupilnormal
berbentuk bulat, dan reflek cahaya langsung.
3.5 Analisa data
No Data Etiologi Masalah
DS:
Pasien mengeluh nyeri
beristirahat
2 DS : Pergeseran fragmen tulang dan Gangguan Pola
Pasien mengeluh nyeri terjadi proses inflamasi Tidur
Pasien mengeluh tdak ↓
bisa tidur Menekan ujung saraf bebas
DO : ↓
Pasien terlihat meringis Noniseptor
kesakitan dengan skala 6 ↓
(1-10). Merangsang medulla spinalis
Pasien tampak cemas ↓
Pasien tidur ± 5 jam pada Pesan di sampaikan ke korteks
malam hari dan 1 jam serebri
pada siang hari ↓
Nyeri akut
↓
Gangguan Pola Tidur
DS:
Pasien mengeluh nyeri
3.6 Diagnosa keperawatan
A. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (00132)
B. Gangguan mobilitas berhubungan dengan gamngguan muskuloskeletal (00092)
C. Resiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan fragmen tulang ditandai dengan pemasangan pen
(00004)
D. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penonjolan tulang (00046)
3.7 Implementasi Keperawatan
No Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah dilakukan proses
1. Kaji karakteristik
1. Untuk membantu mengkaji
keperawatan selama 2x24 jam nyeri kebutuhan intervensi, dapat
diharapkan nyeri berkurang mengidentifikasikan
atau hilang dengan kriteria: terjadinya komplikasi
1. Memperlihatkan pengendalian 2. Perubahan frekuensi
nyeri 2. Pantau tanda-tanda jantung atau tekanan darah
2. Menunjukkan tingkat nyeri vital menunjukkan bahwa pasien
3. Memperlihatkan teknik mengalami nyeri
relaksasi secara individual yang 3. Duduk tinggi
efektif untuk mencapai3. Berikan posisi memungkinkan ekspansi
kenyamanan nyaman (semi fowler) paru dan memudahkan
4. Melaporkan pola tidur yang pernafasan
baik 4. Untuk meningkatkan
5. Melaporkan kemampuan untuk 4. Ajarkan latihan nafas ventilitas maksimal dan
mempertahankan perfoma peran dalam oksigenasi
dan hubungan interpersonal 5. Untuk meningkatkan
5. Ajarkan distraksi kemampuan koping pasien
relaksasi terhadap nyeri
6. Untuk meredakan nyeri
6. Kolaborasi pemberian
obat analgetik
2 Setelah dilakukan proses1. Kaji respon emosi, 1. Untuk menetap
keperawatan selama 7x24 jam sosial, dan spiritual kemampuan atau
diharapkan pasien menunjukkan terhadap aktivitas kebutuhan pasien dan
penghematan energi, dengan memudahkan pilihan
kriteria hasil: 2. Kaji penyebab intervensi
1. Mencapai mobilitas di tempat kelemahan 2. Untuk menentukan
tidur, yang dibuktikan oleh intervensi yang tepat
pengaturan posisi 3. Kaji tanda-tanda vital3. Untuk
tubuh, mengetahui
kemauan sendiri, gerakan perubahan yang terjadi
terkoordinasi, pergerakan sendi pada pasien yaitu respon
aktif, dan mobilitas yang automatik meliputi
memuaskan perubahan tekanan darah,
2. Mendemonstrasikan mobilitas, nadi, pernafasan, dan suhu
yang dibuktikan oleh indikator berhubungan dengan
(1-10) keluhan kelemahan tubuh
3. Melakukan rentang pegerakan 4. Pantau asupan nutrisi karena berpengaruh pada
penuh seluuruh sendi aktivitas tubuh
5. Ciptakan lingkungan
4. Berbalik sendiri di tempat tidur 4. Untuk memastikan
atau memerlukan bantuan pada yang nyaman keadekuatan sumber-
tingkat yang realistis sumber energi
5. Meminta bantuan reposisi 5. Lingkungan yang nyaman
sesuai dengan kebutuhan dapat menurunkan reaksi
terhadap stimulasi dari luar
dan meningkatkan relaksasi
6. Bantu aktivitas pasien
sehingga pasien dapat
sesuai kemampuan
beristirahat dengan nyaman
pasien
6. Untuk meminimalkan
kelelahan dan membantu
7. Kolaborasi dengan
keseimbangan suplai dan
ahli gizi
kebutuhan oksigen
7. Untuk merencanakan
makanan, untuk
meningkatkan asupan
makanan yang tinggi energi
3 Setelah dilakukan proses
1. Kaji tanda-tanda
1. Untuk mengetahui adanya
keperawatan selama 7x24 jam infeksi tanda-tanda infeksi
diharapkan tidak terjadi resiko 2. Perubahan frekuensi
infeksi dengan kriteria hasil: 2. Pantau tanda-tanda jantung atau tekanan darah
1. Faktor infeksi akan hilang, vital menunjukkan bahwa pasien
dibuktikan oleh pengendalian mengalami nyeri
risiko komunitas, keparahan 3. Untuk meminimalkan
infeksi, pengendalian resiko, 3. Berikan lingkungan terjadinya infeksi
dan penyembuhan luka yang bersih dan
4. Untuk membantu
2. Terbebas dari tanda dan gejala nyaman mengurangi terjadinya
infeksi infeksi
3. Memperlihatkan hygiene 4. Kolaborasi pemberian
personal yag adekuat obat antibiotik
4. Menggambarkan faktor yang
menunjang penularan infeksi
4 Setelah dilakukan proses
1. Ubah posisi pasien 1. Meminimalkan resiko
keperawatan selama dengan sering terjadinya kerusakan kulit
7 x 24jam: diharapkanm pasien (dekubitus)
meminimalkan terjadinya2. Kaji posisi cincin 2. Posisi yang tidak tepat
kerusakan integritas kulit bebat pada otot traksi dapat menyebabkan cedera
dengan kriteria hasil : kulit
1. Mendemonstrasikan aktivitas 3. Beri bantalan dibawah3. Meminimalkan tekanan
perawatan kulit rutin yang kulit yang terpasang pada area yang terpangan
efektif pen pen
2. Memiliki nadi kuat dan simetris 4. Lakukan perawatan
4. Mencegah terjadinya
(60-100 x/menit) pada area kulit yang kerusakan kulit
3. Memiliki suhu tubuh normal terpasang pen ataupun
(36-37⁰C) yang dilakukan
4. Mengkonsumsi makanan secara tindakan bedah 5. Mempercepat proses
adekuat untuk meningkatkan 5. Kolaborasi dengan penyembuhan
integritas kulit dokter dalam
pemberian obat-obatan 6. Mempercepat proses
topikal penyembuhan
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
pemberian diit
BAB IV
Penutup
4.1 Kesipulan
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai adanya
kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jeringan saraf, dan pembuluh darah). Penyebab nya adalah
trauma atau tenaga fisik, fraktur fatologis, faktor stress, dan osteoforosis. Klasifikasi fraktur ada
4 yaitu fraktur terbuka, fraktur tertutup, fraktur clomplete dan fraktur incomplete.
Tanda-tanda dan gejala yang khas pada fraktur femur adalah tidak dapat menggunakan
anggota gerak, nyeri pembengkakan, terdapat trauma, gangguan pada anggota gerak, deformitas,
kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain. Pemeriksaan diagnostik yang
utama adalah radiologi poto polos pada bagian fraktur.
4.2 Saran
A. Bagi mahasiswa
Diharapkan mngerti tentang konsep yang ada pada teori. Dan dapat menerapkannya
dilapangan.
B. Bagi perawat
1. Memaksimalkan peralatan dalam proses tindakan keperawatan pada pasien.
2. Menyediakan pemeriksaan disesuaikan dengan jumlah pasien.
C. Bagi keluarga pasien
1. Ikut penatalaksanaan tindakan keperawatan sehingga tindakan keperawatan mandiri untuk
proses keperawatan di rumah setelah Pasien pulang.
2. Menanyakan langsung kepada perawat atau dokter yang merawat Pasienjika ada yang ingin
diketahui masalah penyakit Pasien.
Daftar Pustaka
Helmi,Zairin Noor.2012.Buku Saku Kedaruratan Di Bidang Bedah Ortopedi.Jakarta:Salemba
Medika.
Herdman,T Hearther.2013.NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi.Jakarta:EGC.
Jitowiyono,Sugeng.,Weni kristiyani.2010.Asuhan Keperawatan Post Operasi.Yogyakarta:Nuha
Medika.
Kowalak.,Welsh.,dan Mayer.2011.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC
Nugroho,Taufan.2011.Asuhan keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit
Dalam.Yogyakarta:Nuha Medika.
Nurarif,Amin Huda.,Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA.Yogjakarta:MediAction.
Rendy,M Clevo.,Margareth TH.2012.Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam.Yogyakarta:Nuha Medika