Hari/Tanggal :
Tanda Tangan :
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
Disusun Oleh :
NIM: 736080719060
A. Latar Belakang
Pada saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan
keluarga belum lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori
keperawatan sangan menjanjikan apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-
teori keluarga memiliki gambaran yang jauh lebih lengkap dan memiliki
kekuatan lebih dalam menjelaskan tentang perilaku keluarga (teori ilmu sosial
keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi keluarga) tapiperlu dirumuskan
ulang atau diadaptasi ulang sehingga teori-teori tersebut cocok dengan
perspektif keperawatan.
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah teori
Friedman. Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori
sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional sebagai
teori-teori utama yang merupakan dasar dari model dan alat pengkajian
keluarga. Teori-teori lain ikut berperan kedalam dimensi struktural dan
fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga
sesuai dengan konsep dan teori keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keerawatan
keluarga
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
d. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan
keluarga
e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga
f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan pada
keluarga bina asuhan keperawatan keluarga
g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keluarga
Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan
sosial masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan pengertian keluarga dalam
Harmoko (2012) :
1. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain.
2. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.
3. Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997)
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Harmoko, hal 15; 2012):
1. Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari
keluarga (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya.
2. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan
fungsi keluarga.
3. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku
keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku
sebagai warga negara, dan lain-lain
4. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang
berasal dari keluaran.
F. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai
berikut:
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan
secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik.
Penerima pesan mendengarkan pesn, memberikan umpan balik, dan valid.
2. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/ status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai
istri/ suami.
3. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent
power), keahlian (exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive
power), dan effektif power.
4. Strukur nilai dan norma
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempersatukan annggota keluarga.
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
I. Tugas Keluarga
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
4. Sosialisasi antara para anggotanya
5. Pemeliharaan antara keterlibatan anggota keluarga
6. Pengaturan jumlah anggota keluarga
7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
A. Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan
indivisu sebagai anggota keluarga.(Harmoko, hal 69: 2012)
B. Pengkajian
1. Data umum
a) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan
dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas
nama atau inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga, dan genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi)
b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan
d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat memengaruhi kesehatan.
e) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala
keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung
tempat rekreasi, namun menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakn aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,
anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti
perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang.
d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti
apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan
orang tua dari kedua orang tua.
3. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar
mandi, dapur, kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan
privasi dan perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau
penataan rumah mereka
b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe
tempat tinggal, keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan
rumah, fasilitas-fasilitas ekonomi dan transportasi.
c) Mobilitas geografis keluarga
Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering
mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada.
e) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari
anggota keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki
keluarga.
4. Struktur keluarga
a) Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga
b) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku
c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik formal/informal
d) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan
norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki
b) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku
c) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatannya dan memelihara kesehatannya.
d) Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan.
C. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya
(Harmoko, hal 86; 2012).
Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86; 2012) :
1) Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan waktu yang cepat
2) Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi
maslah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
3) Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya.
D. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi
masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko,
hal 93; 2012).
Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga
(Harmoko, hal 94; 2012)
1) Menentukan sasaran atau goal
2) Menentukan tujuan dan objek
3) Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
4) Menentukan kriteria dan standar kriteria.
E. Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat (Harmoko,
hal 97; 2012)
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini (Harmoko,
hal 98; 2012)
1) Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan
kesehatan dengan cara memberikan informasi kesehatan, mengidentifikasi
kebutuhan, dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukn tindakan,
mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan
konsekuensi setiap tindakan
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
4) Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi
sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara
mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara
menggunakan fasilitas tersebut
F. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian
diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka
perlu disusun rencana baru yang sesuai (Harmoko, hal 100; 2012)
Telah disetujui/diterima Pembimbing
Hari/Tanggal :
Tanda Tangan :
Disusun Oleh :
NIM: 736080719060
3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut (Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi
idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat
dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan
oleh penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam
yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada
yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang
tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban
ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang
menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya
peningkatan tekanan darah didalam dinding pembuluh darah
dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas
BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan
tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan
pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi
yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah
rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat
menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol
yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki
tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol
agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya
hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang
terjadi akibat stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat
kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan
baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn renin, dan
pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung
meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium.
Apabiladapat dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal
yang terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike normal
(Aspiani, 2014).
4. Anatomi fisiologi
3) Miokardium
Miokardium terdiri atas otot janutng. Gerakan otot jantung
involunter.Setiap serat sel memiliki satu inti sel dan satu atau
lebih cabang. Miokardium paling tebal pada bagian apeks dan
paling tipis pada bagian basal. Hal ini menunjukkan beban
kerja tiap bilik berperan dalam memompa darah. Miokardium
paling tebal dibagian ventrikel kiri, yang memiliki beban kerja
paling besar.
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh cicin jaringan
vibrosa yangtidak mengkonduksi inplus listrik. Akibatnya, saat
aktivitas gelombang listrik melalui otot atrium, gelombang ini
dapat menyebar ke ventrikel melalui konduksi system yang
menjembatani cicin vibrosa dari atrium ke ventrikel.
b. Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi sisi kanan dan sisi kiri yang dilapisi
oleh septum. Saat lahir, darah dari satu sisi kesisi lain tidak dapat
langsung menyeberangi septum. Setiap sisi dipisahkan oleh katup
atrioventrikular ke serambi atas yaitu atrium, dan bilik bawah
yaitu ventrikel. Katup atrioventricular di bentuk oleh lipatan ganda
endokardium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa mkecil. Katup
atrioventrikular kanan ( katuptricuspid) memiliki 3 pintu ( lembar
daun katup) , sedangkan katup atrioventrikular kiri ( katup nitral)
memiliki 2 pintu ( lembar daun katup ). Aliran darah dijantung
adalah 1 arah : darah masuk ke jantung via atrium dan melalui
ventrikel dibawahnya.
Katup antara atrium dan ventrikel membuka dan menutup
secara pasif sesuai perubahan tekanan dalam bilik. Katup
membuka saat tekanan dalam atrium lebih besar daripada
ventrikel. Saat sistol ventricular (kontraksi ), tekanan diventrikel
naik melebihi atrium dan katup menutup, mencegah aliran balik ke
jantung. Jantung terdiri dari 4 ruang :
1) Atrium Kanan
Terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima
darah dari seluruh jaringan kecuali paru Vena cava superior
dan Inferior membawa darah dari seluruh tubuh ke jantung.
Sinus koroner membawa kembali darah dari dindin jantung itu
sendiri.
2) Atrium Kiri
Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran
lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal.
Menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan
darah teroksigenasi dri paru-paru.
3) Ventrikel kanan
Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada
apeks jantung. Darah meningalkan ventrikel kanan melalui
truncus pulmonal dan mengalir melewati jarak yang pendek ke
paru-paru.
4) Ventrikel kiri
Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks
jantung.Tebal dinding 3 kali tebal dinding ventrikel kanan.
Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir
ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.
c. Katub Jantung
Jantung memiliki 3 katub, yaitu :
1) Tricuspid
Terletak antara atrium kanan dan Ventrikel kanan.
Memiliki 3 daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa irreguler
yang dilapisi endokardium. Bagian ujung daun katub yang
mengerucut melekat pada korda tendinae, yang melekat pada
otot papilaris. Chorda tendinae mencegah pembalikan daun
katub ke arah belakang menuju atrium. Jika tekanan darah
pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan arah atrium
kiri, daun katub tricuspid terbuka dan darah mengalir dari
atrium kanan ke ventrikel kanan. Jika tekanan darah dalam
ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di atrium kanan,
daun katub akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam
atrium kanan.
2) Bicuspid ( mitral )
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini
melekat pada Chorda tendinae dan otot papilaris, fungsinya
sama dengan fungsi katup tricuspid.
3) Semilunar aorta dan pulmonal
Terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta
dan truncus pulmonalis. Katup semilunar pulmonary terletak
antara ventrikel kanan dan truncus pulmonal. Katup semilunar
aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
d. Peredaran Darah Jantung
Peredaran darah jantung dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Peredaran darah besar
Peredaran darah besar adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri
jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah
yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju
serambi kanan (atrium) jantung.
2) Peredaran darah kecil
Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari
bilik kanan jantung menuju paru-paru dan akhirnya kembali
lagi ke jantung pada serambi kiri.Pada peredaran darah kecil
inilah darah melakukan pertukaran gas di paru-paru. Darah
melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen dari
alveoli paru-paru. Oleh karena itu, darah yang berasal dari
paru-paru ini banyak mengandung oksigen.
3) Aliran darah ke jantung
Dua vena besar tubuh, vena cava superior dan vena cava
inferior, memompa darah ke atrium kanan. Darah melalui
katup tricuspid masuk ke ventrikel kanan, dan dari ventrikel
kanan dipompa masuk ke arteri pulmonalis atau trunkus ( satu-
satunya arteri yang membawa darah yang miskin oksigin ).
Lubang arteri pulmonalis dijaga oleh katup pulmonal, yang
dibentuk oleh katup tricuspid semilunar. Katup ini mencegah
aliran balik darah ke ventrikel kanan saat otot ventrikel
relaksasi. Setelah meninggalkan jantung, arteri pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri, yang
membawa darah vena kedalam paru paru dimana pertukaran
gas terjadi: karbon dioksida diekskresikan dan oksigin
diabsorbsi.
Dua vena pulmonalis dari setiap paru membawa darah
yang kaya oksigin kembali ke atrium kiri. Kemudian darah
mengalir melalui katup mitral masuk ke ventrikel kiri, dan dari
sini darah dipompa ke aorta, arteri pertama dari sirkulasi
umum. Pintu aorta dijaga oleh katup aortic, yang dibentuk oleh
katup tricuspid semilunar.
Dari rangkaian peristiwa ini dapat dilihat bahwa darah
melewati sisi kanan msuk kesisi kiri jantung melalui paru, atau
sirkulasi pulmonal. Akan tetapi, harus didingat bahwa atrium
bekontraksi pada waktu yang sama dan hal ini diikuti oleh
kontraksi simultan kedua ventrikel.
Lapisan dinding otot atrium lebih tipis daripada ventrikel.
Hal ini sesuai dengan beban kerja yang mereka lakukan,
atrium biasanya dibantu oleh gravitasi men dorong tubuh
hanya melalui katup atrioventrikular ke ventrikel, dimana
ventrikel secara aktif memompa darah ke paru dan keseluruh
tubuh.
Trunkus pulmonal keluar meninggalkan jantung dari
bagian atas ventrikel kanan dan aorta keluar meninggalkan
jantung dari bagian atas ventrikel kiri.
4) Suplai darah ke jantung
Suplai darah jantung ke jantung berasal dari darah arteri,
yaitu arteri koronaria kanan dan kiri yang bercabang dari aorta
dengan segera kebagian distal katup aortic. Arteri koronaria
menerima sekitar 5% darah yang di pompa dari jantung. Arteri
koronaria terlihat melintasi jantung pada akhirnya membentuk
jaringan kapiler yang luas.
Sebagian besar darah vena dikumpulkan ke sebagian vena
kecil yang bergabung membentuk sinus koroner, yang terbuka
hingga ke atrium kanan. Sisanya langsung melalui saluran
vena kecil.
5) Siklus jantung
Fungsi utama jantung adalah mempertahankan sirkulasi
darah yang konstan di seluruh tubuh. Jantung bekerja sebagai
pompa dan kerjanya terdiri dari atas serangkaian kejadian yang
disebut siklus jantung. Jumlah siklus jantung permenit berkisar
60-80 denyut. Siklus ini terdiri atas : sistol atrial (kontraksi
atrium), sistol ventricular (kontraksi ventrikel), dan diastole
jantung komplet (relaksasi atrium dan ventrikel) (Mansjoer,
2000).
5. Patofisiologi
Hipertensi
Perubahan struktur
Gangguan sirkulasi
MK: Kelebihan
volume cairan Retensi Na
Edema
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output
(curah jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah
jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart
rate (denyut jantug). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh
sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang
berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem
baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin
angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini
bermula pada saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks
dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Titik neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih
belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam genesis
hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem
saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin,
angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011).
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokonstriktor pembuluh darah (Padila, 2013).
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cendrung mencetuskan keadaan
hipertensi (Padila, 2013).
6. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014)
menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau
tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang
timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh
penderita hipertensi sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi
mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan
pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi pembuluh darah akan
menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut
akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapatmengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitusadalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin(meningkatkan
hipertensi).
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
( penyebab ) atau menjadiefek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plakateromatosa (efek kardiovaskuler)
f. Pemeriksaan tiroidHipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serumUntuk mengkaji aldosteronisme
primer ( penyebab )
h. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
i. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
j. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal /ureter
l. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung
m. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
n. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggiangelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
8. Kompikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi,
dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam
tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
(Aspiani, 2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah
tinggi di otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh
selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah
melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi
ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan
dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan
waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi.
Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut
dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa,
banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas
(eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui
aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan nonfarmakologis
a) Air rebusan seledri
Seledri merupakan salah satu jeis terapi herbal untuk
menangani penyakit hipertensi. Seledri memiliki kandungan
apigenin yang sangat bermanfaat untuk mencegah penyempitan
pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Selain itu seledri
juga mengandung flavonoid, vitamin C, apiin, kalsium dan
magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah
tinggi. Peneliti membuat air rebusan seledri yang dibuat dengan
cara mencuci 100 gr seledri seutuhnya sampai bersih, lalu
dipotong-potong kasar, lalu dimasukkan kedalam panic.
Tambahkan 1 gelas air bersih 200 ml lalu rebus sampai airnya
Pengkajian persistem
a. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner
atau katup dan penyakit cerebro vaskuler
Episode palpitas, perspirasi
b. Eleminasi
Gangguan ginjal saat ini atau lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu
c. Neurosensory
Keluhan pusing
Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
d. Pernapasan
Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal
Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum
Riwayat merokok
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokontriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia
miokard
b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
veskuler serebral
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan cairan
intravaskuler, edema
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
e. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
suplai O2 ke otak menurun
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit
3. Intervensi
Kulit Lembab
Penurunan nadi
perifer
Penurunan
resistansi vascular
paru (pulmunary
vascular resistence,
PVR)
Penurunan
resistansi vaskular
sistemik (sistemik
vascular
resistence , SVR)
Dipsnea
Peningkatan PVR
Peningkatan SVR
Oliguria
Pengisian kapiler
memanjang
Perubahan warna
kulit
Variasi pada
pembacaan tekanan
darah
Perubahan
kontraktilitas
Batuk, Crackle
Penurunan indeks
jantung
Penurunan fraksi
ejeksi
Ortopnea
Dispnea
paroksismal
nocturnal
Penurunan LVSWI
(left ventricular
stroke work index)
Penurunan stroke
volume index
(SVI)
Bunyi S3, Bunyi
S4
Perilaku/Emosi
Ansietas, Gelisah
Faktor Yang
Berhubungan :
Perubahan
afterload
Perubahan
kontraktilitas
Perubahan
frekuensi jantung
Perubahan preload
Perubahan irama
Perubahan volume
sekuncup
2 Nyeri akut NOC NIC
Faktor Yang
Berhubungan :
Faktor Yang
Berhubungan :
Gangguan
mekanisme
regulasi
Kelebihan asupan
cairan
Kelebihan asupan
Natrium
Faktor Yang
Berhubungan :
Kurang
pengetahuan
tentang faktor
pemberat (mis,
merokok, gaya
hidup monoton,
trauma, obesitas,
asupan garam,
imobilitas)
Kurang
pengetahuan
tentang proses
penyakit (mis,
diabetes,
hiperlipidemia)
Diabetes mellitus
Hipertensi
Merokok
6 Gangguan pola tidur NOC NIC
Faktor Yang
Berhubungan
Kelembaban
lingkungan sekitar
Suhu lingkungan
sekitar
Tanggung jawab
memberi asuhan
Perubahan pejanan
terhadap cahaya
gelap
Gangguan(mis.,unt
uk tujuan
terapeutik,
pemantauan,
pemeriksaan
laboratorium)
Kurang kontrol
tidur
Kurang privasi,
Pencahayaan
Bising, Bau gas
Restrain fisik,
Teman tidur
Tidak familier
dengan prabot tidur
C. Daftar pustaka
Darmojo dan Martono. (2006). Geriatri. Jakarta: Yudistira
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta:
EGC
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi
ke 3. Jakarta: EGC
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.