PENDAHULUAN
sekolah, remaja, dewasa, dan menjadi lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik
dikelompokkan menjadi usia lanjut (60 - 69 tahun) dan usia lanjut dengan
Semakin tingginya usia harapan hidup, maka semakin tinggi pula faktor
resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan. Secara global pada tahun 2016
juta orang meninggal akibat diabetes (WHO, 2018). Sedangkan pada tahun
2019 terjadi meningkat sekitar 4,2 juta orang dewasa diperkirakan meninggal
akibat diabetes dan komplikasinya. Hal ini setara dengan setiap delapan detik
terjadi satu kematian akibat diabetes mellitus, serta 1 dari 5 lansia menderita
1
2
463 juta dan akan terus meningkat menjadi 700 juta pada tahun 2045.
Angka ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan pada tahun 2030
menjadi 13,7 juta dan pada tahun 2045 menjadi 16,6 juta penderita diabetes
2019).
tahun 2013 dengan persentase 1,3 % dan mengalami peningkatan pada tahun
lainnya. Data didapatkan dari 20 puskesmas yang ada dikota Batam sebanyak
fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan
retinopati 10%, dan nefropati 7,1% (Astrini, 2013 dalam Utami, 2017).
(Margaretta, 2017)
resiko jatuh. Semakin sensitif kaki semakin berkurang resiko jatuh (Hasneli,
Jatuh merupakan masalah fisik yang sering terjadi pada lansia, dengan
bertambahnya usia kondisi fisik mental, dan fungsi tubuh pun menurun.
Insiden jatuh di masyarakat Amerika Serikat pada umur lebih dari 65 tahun
dengan rata-rata jatuh 0,6 per orang, sekitar 1/3 lansia umur lebih dari 65
perawatan dirumah sakit. Kejadian jatuh pada lansia baik dipanti dan di
2019).
menjadi 49,9% dan pada umur diatas 65 tahun ke atas 67,1% (Kemenkes, RI,
2013 dalam Fauziah, 2019). Insiden jatuh pada setiap tahunnya yaitu pada
lansia yang tinggal dikomunitas meningkat dari 25% pada umur 70 tahun
menjadi 35% setelah berusia lebih dari 75 tahun. kejadian jatuh terjadi sekitar
30% lanjut usia yang berumur 65 tahun ke atas yang tinggal dikomunitas,
sebagian dari angka tersebut yang mnegalami jatuh berulang (Stanley dan
jatuh salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah
instabilitas yaitu berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh. Jatuh
terapi nutrisi atau perencanaan makan, aktifitas fisik dan farmokologi (Putra,
2015 dalam Yunitasari, dkk 2019). Aktivitas fisik merupakan faktor resiko
sehingga dapat mengendalikan kadar gula darah. Salah satu olahraga untuk
lansia dengan diabetes mellitus adalah senam kaki. Selain menurunkan gula
2017).
jatuh dalam satu program terkoordinasi yang terdiri dari pengkajian resiko
2014).
akan mencegah terjadinya cedera, selain itu pada sendi pergelangan kaki akan
yang berkaitan dengan usia pada pasien DM tipe 2. Hal ini tejadi karena
setelah diberikan senam kaki akan terjadi peningkatan aliran darah ke kaki
(Mangiwa, 2017).
6
efektivitas senam kaki diabetes terhadap sensitifitas kaki dan resiko jatuh
pada lansia DM, didapatkan hasil uji independen t-test p value =0,000 (ɑ
Dampak yang muncul akibat diabetes mellitus jika tidak diatasi adalah
meningkatnya penyakit ginjal dan kebutaan pada usia di bawah 65 tahun, dan
(Infodatin, 2018).
akses warga melakukan deteksi dini penyakit diabetes. Selain itu Menteri
badan, periksa tensi darah, gula darah, dan kolesterol secara teratur.
Enyahkan asap rokok dan jangan merokok. Rajin melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, seperti berolah raga, dan berjalan kaki. Upayakan
dilakukan dengan baik, benar, teratur dan terukur. Diet yang seimbang
sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat mungkin menekan konsumsi gula
karena tidak menimbulkan efek samping, selain itu juga dapat digunakan
sebagai salah satu cara untuk menjadikan lansia dapat menjaga kesehatannya
secara mandiri. Kaki diabetik yang mengalami gangguan sirkulasi darah dan
neuropati dianjurkan untuk melakukan latihan aktivitas fisik atau senam kaki
sesuai dengan kosndisi dan kemampuan tubuh. Senam kaki dapat membantu
gerontik pada Ny. E dengan diabetes mellitus tipe II melalui terapi senam
kaki diabetik terhadap resiko jatuh di wilayah kerja Puskesmas Sambau Kota