Anda di halaman 1dari 2

A.

Kasus Dugaan Malpraktik RS Bersalin Rachmi,DIY

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rumah Sakit Bersalin Rachmi dilaporkan ke Polda DIY,


lantaran diduga melakukan tindakan malpraktik. Puteri Nur Madiyan Sari, warga Pakuncen
Yogyakarta melaporkan rumah sakit tersebut pada Kamis (30/3), atas kejadian yang dialaminya
4 Desember tahun lalu.

"Saya datang ke rumah sakit pukul 08.30 WIB. Tapi baru dilakukan pemeriksaan pukul
18.45 WIB," kata Putri di ruang penerimaan laporan Mapolda DIY. Ia menyampaikan,
sebelumnya pemeriksaan kandungan dilakukan secara rutin di Jakarta. Sebab ia tinggal
sementara di Jakarta. Namun karena orang tuanya berada di Yogyakarta, ia pun memutuskan
untuk melahirkan di Kota Gudeg. Pada 21 November 2016, ia sudah rutin memeriksakan
kandungan di Rumah Sakit Bersalin Rachmi. Kondisi janin pun diketahui sehat dengan bukti
USG.

Pada 4 Desember, ia datang ke rumah sakit untuk mengikuti program senam ibu hamil.
Tetapi sebelum senam, ia pergi ke toilet dan ketubannya pun pecah. Saat itu Putri memanggil
perawat untuk mendapatkan penanganan. "Waktu itu saya ditensi darah, perawat menyatakan
masih aman 24 jam kalau ketuban pecah," ujarnya.

Sampai pukul 13.00, suster masih mengatakan bahwa kondisi ketuban aman dan tahap
persalinannya masih pada bukaan pertama. Kemudian Putri dirawat di ruangan kelas III sampai
menunggu bukaan ke 10. Pada pukul 17.00, perawat menyatakan bahwa ia sudah mencapai
bukaan ketiga. Dokter yang menanganinya pun baru akan datang jika sudah bukaan ke sembilan.
Padahal menurutnya, keluarga sudah mendesak supaya dokter segera datang.

Baru pukul 18.45, Dokter Irwan T Rachman datang. Ketika memeriksa, ia menyatakan, tidak
ada denyut janin dalam perut Putri. Lalu bayinya dinyatakan meninggal dunia dalam kandungan
karena air ketuban sudah habis. Akibatnya, bayi dilahirkan dalam kondisi tak bernyawa. Karena
kondisi tersebut, Putri pun menuntut agar pihak berwenang, yakni Dinas Kesehatan meninjau
kembali keberadaan rumah sakit bersalin Rachmi, termasuk izin praktik perawat dan dokter yang
seharusnya menangani Putri.

B. Analisa Kenapa Terjadi Dugaan Malpraktek di RS Bersalin Rachmi

1. Perawat RS Bersalin Rachmi pada saat pasien mengalami pecah ketuban tidak segera
menghubungi dokter untuk mengatakan bahwa ketuban pasien pecah, tetapi pasien
diminta menunggu hingga pembukaan 9
2. Perawat kurang bersikap hati-hati dalam melakukan pemeriksaan/observasi terhadap
pasien
C. Bagaimana Antisipasi Agar Malpraktek Tidak terjadi
1. Upaya pencegahan terjadinya malpraktik RS Bersalin Rachmi dapat dilakukan
melalui pembenahan majemen rumah sakit, meningkatkan ketelitian dalam
menjalankan profesi kedokteran serta memperdalam segala macam pengetahuan
tentang berbagai macam tindakan pelayanan kesehatan.
2. Tenaga Kesehatan harus bersikap hati-hati dalam melakukan tugasnya dan harus teliti
dalam melakukan observasi terhadap pasien supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti contoh kasus di atas ini
3. Melakukan tindakan medisi sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SOP) SOP
adalah suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.

Anda mungkin juga menyukai