Anda di halaman 1dari 8

Analisis review jurnal maternitas

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI


KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS RASA BOU
KECAMATAN HU’U KABUPATEN DOMPU

OLEH:
KELOMPOK III
Andi Nurul Pratiwi Ulki (14420191050)
Kasmawati (14420191051)
Sri Sartika (14420191052)
Anugrah Aulia (14420191053)
Zulkifli (14420191054)
Yunsila (14420191055)
Aldry M.A,Umagap(14420191056)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
ANALISIS JURNAL
PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI KOLOSTRUM
PADA IBU POST PARTUM

Judul Asli : Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Kelancaran Produksi


Kolostrum pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Rasa Bou
Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu
Penulis : Humaediah Lestari, IGA Julintrari, Sri Murniati
Dipublikasikan : Jurnal Keperawatan Prima Vol. 2 No. 2

Abstrak
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari
nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk
menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Hormone
oksitosin adalah hormone yang berfungsi untuk merangsang sekresi Air Susu Ibu (ASI).
Hasil wawancara dengan petugas di Puskesmas Rasa Bou diketahui bahwa belum
pernah dilakukan pemijatan oksitosin oleh perawat atau kaluarga ibu dalam
meningkatkan kelancaran produksi kolostrum pada ibu sebelum melahirkan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran produksi
kolostrum pada ibu postpartum Di Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Hu’u Kabupaten
Dompu.
Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan pendekatan
control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Analisa data menggunakan Uji man
withney dengan nilai alfa 0.05. Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar
responden pada kelompok eksperimen yang mendapatkan pijat oksitosin lancer dalam
menghasilkan ASI. Kolostrum sebanyak 8 orang (53,33%) dan terendah dengan
kategori tidak lancar sebanyak 1 orang (6,67%). Responden kelompok control yang
tidak mendapatkan pijat oksitosin lancar dalam menghasilkan ASI kolostrum sebanyak
12 orang (80%).
Penelitian ini dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada
pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran produksi kolostrum pada ibu postpartum
Di Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu. Sesuai dengan hasil
penelitian diharapkan suami atau anggota keluarga lainnya dapat memberikan pijat
oksitosin pada ibu hamil sebelum melahirkan sehingga ASI kolostrum ibu dapat keluar
segera setelah ibu melahirkan sehingga dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya
Kata kunci : Ibu Postpartum, Kolostrum, Pijat Oksitosin
A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Latar belakang penulis memilih jurnal ini sebagai salah satu intervensi
yang dapat diberikan pada ibu post partum setelah melakukan persalinan normal
yaitu pijat oksitosin yang dapat diberikan pasca persalinan untuk merangsang
hormone oksitosin agar menghasilkan ASI segera untuk bayi. Pijat oksitosin ini
salah satu terapi yang dapat dengan mudah dilakukan dan sangat baik untuk ibu
yang tidak lancar pengeluaran ASI nya. Hal inilah yang menjadi alasan penulis
mengangkat jurnal ini agar dapat menjadi referensi dan bacaan untuk calon ibu
maupun yang sudah menjadi ibu untuk melakukan atau mengetahui cara pijat
oksitosin.
2. Latar Belakang Penelitian dalam Jurnal
Payudara yang matang adalah salah satu tanda pertumbuhan sekunder
dari seorang perempuan dan merupakan salah satu organ yang indah dan
menarik. Lebih dari itu, untuk mempertahankan kelangsungan hidup
keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama kehidupan, karena Air
Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-
bulan pertama kehidupan bayi.
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang
perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan
aman. Dalam menanti kelahiran bayi, ibu harus mempersiapkan terlebih dahulu
keadaan psikologinya dalam menghadapi bayinya nanti, terutama dalam hal
menyusui bayi. Selain itu, menyusui bayi sesegera mungkin setelah bayi baru
lahir, juga memberikan keuntungan bagi ibu yaitu rahim ibu cepat mengecil
sehingga perdarahan setelah melahirkan berkurang. Setelah melahirkan, ibu
merasa cemas, tidak tenang, hilang semangat, dan sebagainya. Ini
merupakanhal normal yang perlu diantisipasi suami maupun pihak keluarga.
Namun, dalam beberapa kasus, terutama pada anak pertama, banyak ayah yang
lebih sibuk dengan bayinya daripada memperhatikan kebutuhan sang istri. Jika
kondisi ini terus-menerus berlanjut maka ibu akan merasa bahwa perhatian
suami padanya telah menipis sehingga muncul asumsi-asumsi negative.
Perasaan negative ini akan membuat reflex oksitosin menurun dan produksi ASI
pun terhambat. Sehingga untuk meningkatkan produksi hormone oksitosin
diperlukan dukungan ayah selama proses menyusui.
Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral, intra-
nasal, intra-muskular, maupun dengan pemijatan yang merangsang keluarnya
hormo oksitosin. Perawatan pemijatan berulang bisa meningkatkan produksi
hormone oksitosin. Efek dari pijat oksitosin tu sendiri bisa dilihat reaksinya
setelah 6-12 jam pemijatan. Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan
tulang belakang mulai dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan
mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak
bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Penanganan yang pernah diberikan
petugas puskesmas berupa penyuluha kesehatan yaitu teknik menyusui yang
baik dan benar dan perawatan payudara tetapi masih belum mengurangi
masalah ketidaklancaran ASI ibu. Selain itu, peran keluarga atau suami juga
mempengaruhi kemampuan ibu dalam mengatasi masalah ASI tidak lancar.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut tentang Pengaruh Pijat oksitosin terhadap kelancaran produksi
kolostrum pada ibu postpartum di Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Hu;u
Kabupaten Dompu
B. TUJUAN
1. Tujuan Review Jurnal
Tujuan penulis melakukan riview jurnal adalah untuk memberikan
penjelasan secara garis besar kepada pembaca tanpa harus membaca jurnal
secara keseluruhan dan memudahkan pembaca memahami tujuan peneliti yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Dan yang peling penting sebagai
rekomendasi untuk RS agar intervensi ini dapat diaplikasikan.
2. Tujuan Penelitian dalam Jurnal
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pijat oksitosin
terhadap kelancaran produksi kolostrum pada ibu postpartum Di Puskesmas
Rasa Bou kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu. Selain itu, untuk
mengidentifikasi kelancaran produksi kolostrum pada ibu postpartum Di
puskesmas Rasa Bou dan menganalisa pengaruh pijat oksitosin terhadap
kelancaran produksi kolostrum pada ibu postpartum.
C. METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III satu
minggu menjelang persalinan di puskesmas rasa bou sebanyak 30 orang ibu.
Sampel dalam penelitian ini adalah adalah ibu hamil trimester III yang memenuhi
kriteria inklusi. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah accidental sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
siapa yang kebetulan ada/atau dijumpai.
Adapun krtiteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Ibu hamil trimester III seminggu menjelang persalinan
2. Putting susu ibu menonjol
3. Ibu tidak sedang dalam keadaan sakit
Adapun kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah:
1. Ibu yang baru melahirkan dan sedang sakit
2. Ibu yang baru melahirkan dan mengalami gangguan kejiwaan
3. Ibu yang baru melahirkan dan menolak jadi responden
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Kelancaran Produksi Kolostrum pada Ibu Postpartum yang
Mendapat Pijat Oksitosin
Berdasarkan hasil penelitian berupa pemberian pijat oksitosin oleh
penelitin pada ibu postpartum selama penelitian, diketahui bahwa sebagian besar
ibu memiliki kelancaran ASI Kolostrum dengan kategori lancar (53,3%), sangat
lancar (40%) dan tidak lancar (6,7%). Pijat oksitosin yang dilakukan yaitu dengan
melakukan pengurutan pada bagian punggung ibu menggunakan jari dengan posisi
tangan terkepal. Penijatan dilakukan secara perlahan agar ibu tidak merasa
kesakitan dengan gerakan memutar melingkar dari arah dalam ke luar. Pijat
oksitosin dilakukan dari bagian punggung bawah sampai dengan bagian punggung
atas batas atas scapula. Pemijatan oksitosin dilakukan selama 15 menit dimana
setiap lima menit peneliti memberikan jeda selama 2-3 menit baru kemudian
dilanjutkan lagi dengan proses pijat oksitosin. Pijat oksitosin diberikan selama
seminggu dan dampak dari pijat oksitosin dapat dilihat melalui observasi pada ibu
setelah melahirkan.
Pengaruh pijat Oksitosin terhadap Kelancaran Produksi Kolostrum pada Ibu
Postpartum
Berdasarkan hasil uji statistic mann whitney diperoleh nilai p hitung
sebesar 0.011, P<0.05. berdasarkan hasil analissa data tersebut maka Ho ditolak dan
Ha diterima yaitu ada pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran produksi
kolostrum pada ibu post partum. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa ibu
postpartum yang tidak mendapatkan pijat oksitosin diketahui 12 orang
mengeluarkan ASI Kolostrum lebih dari 24 jam yaitu dengan rata-rata waktu yang
dibutuhkan adalah 3 hari dan 3 orang lainnya dengan kategori tidak lancar dengan
rata-rata waktu yang dibutuhkan 5,3 hari.
Kolostrum adalah cairan yang pertama di sekresi oleh kelenjar payudara
dari hari pertama sampai hari ke empat. Warna kuning keemasan kolostrum
disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistic yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat diketahui bahwa pijat oksitosin memiliki pengaruh terhadap
pengeluaran ASI kolostrum pada ibu postpartum. Sebagaimana teori Depkes RI
yang menjelaskan bahwa pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflex
oksitosin atau reflex let down. Selain untuk merangsang reflex let down manfaat
pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak,
mengurangi sumbatan pada ASI ketika ibu dan bayi sakit.
E. ANALISIS JURNAL
1. Kelebihan
Jurnal ini memiliki kelebihan dengan adanya SOP terapi atau intervensi yang
ditampilkan, selain itu penelitian ini telah mengikuti uji etik dan berhak untuk
di uji cobakan ke responden, memiliki hak legalitas, responden penelitian ini
yang cukup banyak dengan jumlah 36 orang. Penelitian ini telah diakui dan
terindeks nasional.
2. Kekurangan
Kekurangan dari penelitian ini adalah intervensi ini harus dilakukan di poli
kandungan atau di puskesmas karena waktu yang ditentukan untuk pemijatan
oksitosin satu minggu menjelang persalinan.
F. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi baru untuk RS atau tenaga
medis khususnya di poli atau di puskesmas dalam pemberian intervensi karena akan
sangat membantu dalam pengeluaran ASI Kolostrum untuk bayi, dan bayi segera
mendapatkan ASI setelah ia lahir ke dunia.
G. APLIKASI DI RUMAH SAKIT
Terapi pijat oksitosin ini hanya dapat di aplikasikan di rumah sakit bagian
poli kandungan dengan melakukan kontrak dengan pasien dating memeriksakan
diri satu minggu menjelang persalinan, dengan memberikan edukasi terlebih dahulu
dan menjelaskan prosedur pelaksanaan terapi pijat ini. selain itu, terapi ini akan
sangat membantu dalam proses pengeluaran ASI khususnya bagi ibu yang baru
pertama melahirkan.
H. HAMBATAN DAN SOLUSI APLIKASI JURNAL
1. Hambatan
Hambatan dari intervensi atau terapi ini adalah memerlukan izin dari pihak
rumah sakit sebelum pemberian intervensi atau terapi kepada pasien.
2. Solusi
Solusi dari hambatan tersebut adalah meminta izin atau menjelaskan manfaat
dari intervensi atau terapi yang akan diberikan kepada pasien.
I. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan memberikan intervensi pijat
oksitosin kepada pasien satu minggu menjelang persalinan akan sangat membantu
dalam pengeluaran ASI setelah melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai