Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi
untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, salah satu
diantaranya pembagunan kesehatan gigi dan mulut. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan gigi, diantaranya
derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal,
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan
perubahan cara pandang (mindset) program layanan kesehatan
dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi
Indonesia Sehat 2010. Untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan, diantaranya pembangunan kesehatan
gigi dan mulut dibutuhkan peran serta masyarakat sebagai salah
satu strategi penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
meliputi perorangan misalnya kader kesehatan, tokoh
masyarakat, tokoh agama, politi si, figur masyarakat, kelompok
masyarakat misalnya, posyandu, organisasi kemasyarakatan,
organisasi profesi, lembaga sosial masyarakat dan pemerintah
yang berperan sebagai agen perubahan untuk penerapan
perilaku hidup sehat.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan
mulut, merupakan salah satu cara untuk mendukung
pelaksanaan pembangunan kesehatan, salah satu diantaranya
dengan pemberdayaan kader kesehatan. Kegiatan yang
dilakukan lebih diarahkan pada pelayanan promotif, preventif dan
rujukan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada upaya
kesehatan berbasis masyarakat diantanya posyandu dengan
sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak
usia pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui, kelompok usia
lanjut. Untuk memberikan panduan sehingga terjadi persamaan
persepsi diantara penentu kebijakan dan pelaksana program

1
pembangunan kesehatan gigi dan mulut perlu disusun Buku
Panduan Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut di
Masyarakat.

B. TUJUAN
Modul ini disusun :
1. Sebagai panduan kader dalam mengelola layanan
sederhana kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.
2. Sebagai sumber rujukan materi layanan sederhana
kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh kader
kesehatan.

C. DASAR HUKUM
1. Undang – undang RI nomor 25 tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
2. Undang – undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
574/Menkes/SK/IV/2000 Tentang Kebijakan Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 65
Tahun 2013.

2
BAB II

MATERI

MODUL INTI I

PENGENALAN BENTUK DAN FUNGSI GIGI

A. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini membahas tentang gambaran bentuk gigi dan fungsi
gigi.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setalah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan
bentuk dan fungsi gigi.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :
a. Mengetahui ciri dan bentuk gigi
b. Menjelaskan fungsi dari masing – masing gigi

C. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut
:
1. Pengertian gigi secara umum
2. Macam bentuk gigi serta fungsinya
3. Bagian – bagian gigi

D. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


Pembelajaran dilakukan dengan menganut pembelajaran orang
dewasa dengan memadukan keterampilan awal peserta didik
dengan keterampilan berbagai peraturan yang berkaitan dengan

3
mutu pelatihan. Berikut langkah – langkah kegiatan dalam proses
pelatihan ini.
1. Langkah pengkondisian
a. Fasilitator menyapa dengan salam, apabila belum pernah
bertemu hendaknya memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, asal, institusi, dan
sebagainya.
b. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan
pelatihan dan pokok bahasan yang akan disampaikan.
c. Fasilitator memberikan pre-test dengan cara melihat
keterampilan untuk mengetahui pemahaman awal
tentang gambaran umum kesehatan gigi.
2 Langkah penyampaian materi
a. Fasilitator membagi kelompok kader
b. Fasilitator memberikan modul sebagai acuan materi.
c. Fasilitator memberikan skrip kepada kelompok role play
untuk memainkan peran sehingga keterampilan kader
dapat meningkat.

3. Langkah Rangkuman dan Kesimpulan

a. Fasilitator merangkum poin penting dari materi yang


disampaikan.
b. Fasilitator menyampaikan kesimpulan akhir dan
mengucapkan terima kasih atas kerjasama serta proses
pembelajaran yang telah berlangsung.

E. URAIAN MATERI

1. Pengetahuan tentang gigi


Gigi merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk
mengunyah, berbicara, mempertahankan bentuk muka,
dan estetika.
a. Mengunyah makanan

4
Makanan sebelum ditelan harus dikunyah dahulu hal
ini berguna untuk :
1) Menghancurkan hingga lembut sehingga mudah
ditelan.
2) Membantu proses pencernaan dilambung dan
usus, sehingga beban lambung dan usus dalam
menerima makanan menjadi ringan.
3) Mencegah timbulnya makanan yang tersedak.
b. Mengucapkan kata-kata dengan jelas
c. Membentuk wajah menjadi harmonis
d. Untuk kecantikan dan penampilan yang lebih baik.

2. Macam-macam bentuk dan fungsi gigi


Gigi terdiri dari mcam-macam bentuk :
a. Gigi seri (Incisivus)
Makanan yang besar tidak langsung dikunyah tetapi dipotong dulu
hingga dapat masuk ke rongga mulut. Makanan ini dipotong oleh
gigi seri. Gigi seri bentuknya seperti pahat.

b. Gigi taring (caninus)


Beberapa makanan harus dicabik-cabik dulu sesudah dipotong ,
baru setelah itu dikunyah. Fungsi dari gigi taring untuk
mencabik/merobek makanan. Gigi taring bentuknya lancip seperti
paku.

c. Gigi geraham belakang (molar)


Gigi yang terdiri dari tiga akar yang berfungsi untuk melumat,
menghancurkan, menghaluskan dan mengunyah makanan atau
benda-benda lainnya.

5
Gigi Seri Taring Gigi Taring Geraham Kecil Geraham Besar

Gambar 2. Macam-macam bentuk gigi.

3. Anatomi Gigi

Email
Mahkota Dentin
gigi
Pulp
a
Gusi

Tulang
Akar alveolar
gigi
Pembulu
h darah

Syara
f

Gambar 3. Penampang gigi

Secara struktural, anatomi gigi tersusun dari atas bagian-


bagian antara lain sebagai berikut :
a. Mahkota Gigi (Korona) : Mahkota gigi (korona atau
biasa disebut puncak gigi yaitu bagian yang tampak
dari luar. Setiap jenis memiliki bentuk mahkota gigi
yang berbeda-beda.

6
b. Leher gigi (Kolum) : Leher gigi (kolum) adalah bagian
gigi yang berada di dalam gusi yang terlindung dan
merupakan batas antara mahkota dan akar gigi.
c. Akar gigi (Radiks) : akar gigi adalah bagian gigi yang
ada didalam rahang dan tertanam. Akar gigi
menancap di tulang rahang dengan jumlah satu atau
dua.

F. DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan Gigi Dan Mulut Di
Masyarakat Kemenkes RI Tahun 2012.

7
MATERI

MODUL INTI II

PEMERIKSAAN GIGI DAN MULUT SECARA SEDERHANA

A. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini membahas tentang cara pemeriksaan gigi dan mulut
secara sederhana.

B. TUJUAN PEMEBLAJARAN
1. TUJUAN PEMELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melakukan
pemeriksaan gigi dan mulut secara sederhana.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu :
a. Mengetahui alat pemeriksaan gigi
b. Menjelaskan alat pemeriksaan gigi dan fungsinya
c. Memahami kegunaan alat pemeriksaan gigi
d. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara
sederhana

C. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut
:
1. Pengertian alat pemeriksaan gigi
2. Kegunaan alat pemeriksaan gigi
3. Fungsi alat pemeriksaan gigi
4. Cara melakukan pemeriksaan gigi secara sederhana

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pembelajaran dilakukan dengan menganut pembelajaran orang
dewasa dengan memadukan keterampilan awal peserta didik

8
dengan keterampilan berbagai peraturan yang berkaitan dengan
penjaminan mutu pelatihan. Berikut langkah-langkah kegiatan
dalam proses peltihan ini.
1. Langkah Pengkondisian
a. Fasilitator menyapa dengan salam, apabila belum pernah
bertemu hendaknya memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, asal, institusi, dan
sebagainya.
b. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan
pelatihan dan pokok bahasan yang akan disampaikan.
c. Fasilitator memberikan pre-test dengan cara melihat
keterampilan untuk mengetahui pemahaman awal
tentang gambaran umum kesehatan gigi.
2. Langkah Penyampaian Materi
a. Fasilitator membagi kelompok kader
b. Fasilitator memberikan modul sebagai acuan materi.
c. Fasilitator memberikan skrip kepada kelompok role play
untuk memainkan peran sehingga keterampilan kader
dapat meningkat.
3. Langkah Rangkuman dan Kesimpulan
a. Fasilitator merangkum poin penting dari materi yang
disampaikan.
b. Fasilitator menyampaikan kesimpulan akhir dan
mengucapkan terima kasih atas kerjasama serta proses
pembelajaran yang telah berlangsung.

E. URAIAN MATERI
1. Pengertian Pemeriksaan gigi dan mulut.
Adalah suatu tindakan untuk mendeteksi dini, memeriksa
keadaan rongga mulut untuk mengetahui ada tidaknya
penyakit atau masalah dalam mulutnya.

9
2. Manfaat Pemeriksaan
Pemeriksaan gigi teratur harus dilakukan setiap enam
bulan sekali sebagaimana direkomendasikan oleh American
Dental Hygienist Association. Kunjungan ke dokter gigi selalu
menjadi penyebab kegelisahan. Pemeriksaan gigi yang
teratur penting karena alasan sebagai berikut :
a. Untuk memperkirakan seberapa sehat gigi dan gusi anda
dan karenanya mengobati penyakit.
b. Untuk mengevaluasi resiko pembusukkan gigi dan
penyakit gusi sehingga perkiraan pencegahan akan
dilakukan sebelum penyakit menjadi lebih sulit diobati
dan diatasi.
c. Untuk mengatasi bengkak dalam semua bagian mulut
anda termasuk gusi dan pengeroposan tulang.
d. Untuk mengidentifikasi tanda-tanda yang tidak biasa
dalam rongga mulut anda seperti perubahan warna
mukosa mulut dan leukoplaksia (bercak-bercak putih dan
abu-abu di dalam mulut) yang dapat menjadi tanda
kelainan yang lebih serius seperti infeksi.
e. Untuk memeriksa kanker mulut. Kanker mulut terus -
menerus menjadi populer dan pemeriksaan gigi dapat
mengidentifikasi penyakit fatal ini pada tahap awal.

3. Alat untuk pemeriksaan gigi

a. Kaca mulut/Mouth Mirror/Spregel

Gambar 4.Kaca Mulut

10
Ciri-ciri :
1) Alat yang tangkainya dari logam /non logam dengan
diujungnya terdapat kaca berebntuk bulat.
2) Macam permukaan kaca : datar dan cekung
3) Diamter kaca ada beberapa macam

Kegunaan :

1) Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat


langsung oleh mata
2) Membantu memperluas daerah pekerjaan dengan
menahan pipi,lidah, dan bibir
3) Mengetahui ada tidaknya lubang (karies)
4) Melihat ada tidaknya lubang (karies)
5) Melihat hasil preparasi (tumpatan)
6) Melihat kelainan rongga mulut
7) Tangkai pada ujungnya dapat digunakan untuk
pemeriksaan dengan cara diketuk (perkusi) dan drug
(digigit)/ diberi tekanan pada gigi.

Resiko pemakaian :

Semi kritis yaitu masuk kedalam rongga mulut tetapi


melukai jaringan/ mukosa

11
b. Pinset (Dental Pinset)

Gambar 5. Pinset

Ciri-ciri :

Alat yang menjepit dari stainless stell ujung jepitan yang


melengkung

Kegunaan :

1) Menjepit kassa, kapas, tampon, dan cotton roll


2) Untuk mobility yaitu menggoyangkan gigi sampai
derajat keperapa.

Resiko :

Kritis yaitu menembus mukosa. Contohnya pada saat


mengambil sisa akar sehingga pinset masuk dalam
socket gigi.

12
c. Excavator

Gambar 6. Excavator

Ciri – ciri :

Alat stainless stell dengan bagian ujungnya menyerupai


sendok kecil

Kegunaan :

Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran –


kotorannya makanan yang terdapat didalam kavita.

Resiko pemakaian :

Kritis yaitu dapat menembus kedalam mukosa

4. Cara Melakukan Pemeriksaan


a. Mencuci tangan dengan bersih dan tepat
b. Memakai masker dan sarung tangan
c. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan yaitu OD
(oral diagnostik set) alkohol, dan kapas,
d. Mulai melakukan pemeriksaan

13
e. Memegang kaca mulut ditangan kiri
f. Mulai memeriksa gigi dari kanan atas kekiri kemudian
kebawah kiri dan kebawah kanan
g. Dilihat apakah ada kelainan pada gigi
h. Mencatat hasil pemeriksaan untuk dilaporkan ke petugas
kesehatan gigi untuk dilakukan tindakan
i. Mencuci alat dengan air dan sabun steril
j. Mengeringkan alat dengan lap bersih
k. Mensterilkan alat dengan menggunakan kapas yang
sudah diberi alkohol
l. Melepas masker dan sarung tangan dengan benar
m. Melakukan cuci tangan dengan bersih dan tepat

F. DAFTAR PUSTAKA
Modul mata kuliah pemakaian pemeliharaan alat kedokteran gigi
jurusan keperawatan gigi.

14
MATERI
MODUL INTI III
POSISI DALAM PEMERIKSAAN GIGI

A. DESKRPSI SINGKAT
Modul ini membahas tentang posisi dalam melakukan
pemeriksaan gigi

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. TUJUAN PEMEBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan
posisi yang tepat dalam melakukan pemeriksaan gigi.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :
a. Mengetahui penempatan posisi pasien
b. Mengetahui posisi operator dalam melakukan
pemeriksaan gigi
c. Mengetahui prinsip-prinsip dalam melakukan
pemeriksaan gigi

C. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut
:
1. Posisi kursi pasien
2. Posisi pasien
3. Posisi operator dalam melakukan pemeriksaan gigi
4. Prinsip-prinsip dalam melakukan pemeriksaan gigi

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pembelajaran dilakukan dengan menganut pembelajaran orang
dewasa dengan memadukan keterampilan awal peserta didik
dengan keterampilan berbagai peraturan yang berkaitan dengan

15
penjaminan mutu pelatihan. Berikut langkah-langkah kegiatan
dalam proses peltihan ini.
1. Langkah Pengkondisian
a. Fasilitator menyapa dengan salam, apabila belum pernah
bertemu hendaknya memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, asal, institusi, dan
sebagainya.
b. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan
pelatihan dan pokok bahasan yang akan disampaikan.
c. Fasilitator memberikan pre-test dengan cara melihat
keterampilan untuk mengetahui pemahaman awal
tentang gambaran umum kesehatan gigi.
2. Langkah Penyampaian Materi
a. Fasilitator membagi kelompok kader
b. Fasilitator memberikan modul sebagai acuan materi.
c. Fasilitator memberikan skrip kepada kelompok role play
untuk memainkan peran sehingga keterampilan kader
dapat meningkat.
3. Langkah Rangkuman dan Kesimpulan
a. Fasilitator merangkum poin penting dari materi yang
disampaikan.
b. Fasilitator menyampaikan kesimpulan akhir dan
mengucapkan terima kasih atas kerjasama serta proses
pembelajaran yang telah berlangsung.

E. URAIAN MATERI
Pada waktu bekerja melakukan pemeriksaan
pemeriksaan/perawatan pada pasien kita perlu memperlihatkan
posisi kerja. Posisi yang harus diperhatikan adalah :
1. Posisi kursi pasien
2. Posisi pasien
3. Posisi operator

16
Posisi kerja sangatlah penting, hal ini disebutkan karena akan
:

1. Memperngaruhi cara kerja yang benar dan hasil pekerjaan


2. Mempengaruhi kenyamanan dan kerjasama yang baik
dengan pasien
3. Mempengaruhi kecekatan dan kecermatan operator dalam
bekerja

1. Posisi kursi pasien


Yang dimaksud dengan posisi kursi pasien adalah harus
datar sedemikian rupa sehingga berat badan penederita
jatuh terbagi pada sandaran kursi dan kepala pasien

2. Posisi pasien
a. Pasien duduk dengan santai dan senyaman mungkin
b. Bahu pasien bersandar di kursi dan diatur sedemikian
rupa sehingga memberi pandangan jelas dalam mulut
pasien.
c. Pasien duduk berhadapan dengan operator.

3. Posisi operator secara umum


a. Bekerja sambil berdiri di sebelah kanan pasien atau
bekerja sambil duduk di depan pasien
b. Bekerja dengan keadaan seimbang (tidak
membungkuk/tidak terlalu miring)
c. Tangan kiri memegang kaca mulut, tangan kanan
memegang instrument lain
d. Pada waktu bekerja, jari-jari fiksasi pada gigi pasien
e. Jarak antara operator dan pasien ± 30 𝑐𝑚
f. Usahakan menyentuh pasien sedikit mungkin
g. Bernafas dalam-dalam dan perlahan-lahan melalui
hidung, jangan menghirup nafas pasien.

17
Gambar 7. Posisi pemeriksaan gigi

4. Prinsip-prinsip dalam pemeriksaan gigi


a. Hilangkan semua peralatan,intrumen, tahapan
pemeriksaan atau perawatan yang tidak perlu
b. Susun urutan peralatan, tahap prosedur dan pengaturan
jadwal
c. Menyederhanakan peralatan dan prosedur perawatan

F. DAFTAR PUSTAKA
Bahan ajar ilmu konservasi gigi program studi DIV Keperawatan
gigi jurusan keperawatan gigi tahun 2015.

18
MATERI
MODUL INTI IV
PENYAKIT GIGI DAN MULUT

A. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini membahas tentang gigi sehat dan gigi sakit.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti penelitian ini peserta mampu
membedakan gigi sehat dan gigi sakit.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
a. Mengetahui ciri-ciri sehat
b. Mengetahui ciri-ciri sakit
c. Membedakan gigi sehat dan gigi sakit
d. Mengetahui apa saja penyakit gigi dan mulut

C. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut
:
1. Ciri – ciri gigi sehat
2. Ciri – ciri gigi sakit
3. Penyakit gigi dan mulut

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pembelajaran dilakukan dengan menganut pembelajaran orang
dewasa dengan memadukan keterampilan awal peserta didik
dengan keterampilan berbagai peraturan yang berkaitan dengan
penjaminan mutu pelatihan ini. Berikut langkah-langkah kegiatan
dalam proses pelatihan ini.
1. Langkah Pengkondisian

19
a. Fasilitator menyapa dengan salam, apabila belum pernah
bertemu hendaknya memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, asal institusi dan
sebagainya.
b. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan
pokok bahasan yang akan disampaikan
c. Fasilitator memberikan pre-test dengan cara melihat
keterampilan untuk mengetahui pemahaman awal
tentang gambaran umum kesehatan gigi.
2. Langkah Penyampaian Materi
a. Fasilitator membagi kelompok kader
b. Fasilitator memberikan modul sebagai acuan materi.
c. Fasilitator memberikan skrip kepada kelompok role play
untuk memainkan peran sehingga keterampilan kader
dapat meningkat.
3. Langkah Rangkuman dan Kesimpulan
a. Fasilitator mempersilahkan dan memandu jalannya
pelatihan dan tanya jawab.
b. Fasilitator merangkum poin penting dari materi yang
disampaikan.
c. Fasilitator menyampaikan kesimpulan akhir dan
mengucapkan terima kasih atas kerjasama serta proses
pembelajaran yang telah berlangsung.

E. URAIAN MATERI
1. Ciri – ciri gigi sehat
Adapun ciri-ciri gigi sehat adalah sebagai berikut :
a. Tidak terasa sakit
b. Tidak terdapat radang gusi
c. Saat mengunyah tidak terasa nyeri
d. Leher gigi tidak kelihatan
e. Mahkota gigi utuh
f. Warna gigi putih

20
Gambar 8.Warna gigi putih

2. Gusi sehat, yaitu :


a. Berwarna merah muda
b. Gusi yang terdapat diantara gigi satu dengan yang lain
berbentuk seperti bulan sabit
c. Melekat erat pada tulang
d. Tidak sakit dan tidak berdarah

3. Ciri – ciri gigi sakit


Adapun ciri – ciri gigi sehat adalah sebagai berikut :
a. Terasa sakit apabila dipergunakan untuk makan atau
aktifitas lainnya
b. Banyak terdapat tumpukan makanan
c. Gigi goyang
d. Terdapat lubang pada gigi atau titik hitam di gigi
e. Mahkota gigi tidak utuh atau hilang
f. Warna berwarna putih namun teksturnya berbintik/ tidak
rata (seperti burik)
g. Gusi tidak sehat, yaitu :
1) Berwarna pucat atau merah (bengkak)
2) Gusi lunak
3) Mudah berdarah

21
Gambar 9. Gusi radang dan mudah berdarah

Gambar 9. Terdapat lubang pada gigi atau titik hitam di gigi dan Mahkota gigi tidak utuh

4. Penyakit gigi dan mulut

a. Karies gigi ( Lubang gigi )


1) Pengertian Karies
Karies adalah kerusakan jaringan gigi hingga
membentuk lubang. Kerusakan ini ditandai/diawali
dengan tumbuhnya bercak putih pada permukaan gigi,
yang lama kelamaan membentuk lubang.
2) Proses Terjadinya Karies Gigi
Bakteri/kuman-kuman yang ada didalam plak bersama
sisa makanan akan bereaksi menghasilkan asam dan
racun, asam yang dihasilkan kuman akan menyebabkan

22
kerusakan jaringan gigi sedangkan racunnya akan
menyebabkan radang gusi. Skemanya adalah sebagai
berikut : Bakteri/kuman + sisa makanan => asam +
racun (terdapat pada plak), asam + permukaan gigi =>
karies gigi
3) Perjalanan Karies
(a) Karies Superfisial/karies permukaan.

Gambar 10.Karies Superfisialis

Karies ini baru menyerang bagian email sampai perbatasan


email dan dentin. Karies ini kadang-kadang tidak terlihat, tapi
bila diraba dengan alat sonde sudah ada yang menyangkut.
Keluhan pasien bervariasi dari tidak merasakan keluhan apa-
apa hingga terasa linu bila ada rangsangan terutama
rangsangan dingin. Pengobatan di dokter gigi lebih mudah
dan murah biasanya hanya 1 x kunjungan pasien sudah
ditambal karena lubangnya masih kecil.

23
(b) Karies Media/Karies Menengah

Gambar 11. Karies Media

Karies ini sudah meliputi dentin kalau tidak tertutup makanan,


kita dapat melihat lubangnya. Bila tertutup makanan dapat
dibersihkan dulu dengan sonde, baru terlihat lubangnya.
Pasien biasanya mengeluh bila kemasukkan makanan
sakit/linu apalagi dengan rangsangan dingin/manis, akan
terasa lebih linu lagi. Pengobatannya masih mudah biasanya
2 x Kunjungan baru ditambal.

24
(c) Karies Profunda/Karies Dalam.

Gambar 12. Karies Profunda

Karies ini sudah mencapai dentin yang dalam sampai


perbatasan dengan pulpa atau sampai ke pulpa. Lubang gigi
akan terlihat tanpa alat. Bila pulpanya masih hidup, pasien akan
mengeluh sakit senut-senut sampai tidak bisa tidur. Bila
pulpanya sudah mati pasien tidak mengeluh sakit tapi bila
dipakai mengunyah akan terasa sakit karena biasanya jaringan
di sekitar akar gigi sudah terinfeksi. Bila tetap didiamkan lama
kelamaan gusi menjadi bengkak dan bernanah. Pengobatan
pada gigi dengan profunda ini lebih sulit dan kunjungannya
harus beberapa kali. Bila sudah bengkak dan bernanah sudah
tidak dapat ditolong lagi sehingga harus dicabut.

25
4) Tempat-Tempat Yang Rawan Karies
Karies biasa terjadi ditempat-tempat yang sering
menyangkut sisa-sisa makanan. Tempat tersebut antara
lain :
(a) Dicelah-celah antara gigi
(b) Pada lekuk-lekuk permukaan kunyah gigi geraham
(c) Pada perbatasan gigi dan gusi.

b. Pengertian Plak
Plak adalah lapisan tipis pada permukaan gigi yang tidak
berwarna dan melekat pada permukaan gigi. Plak ini terdiri
dari sisa-sisa makanan yang halus, zat perekat dan kuman-
kuman.

Gambar 13. Plak pada gigi depan bawah dan Skema Plak

26
c. Radang Gusi

Gambar 14. Gingivitis marginalis gigi anterior

1) Pengertian Radang Gusi


Radang gusi atau gingivitis adalah penyakit pada gusi
yang menyebabkan gusi sekitar leher gigi membengkak,
berwarna lebih merah dari biasanya serta mudah
berdarah.
2) Terjadinya Radang Gusi

asam + gigi-»keropos gigi


kuman dalam plak + sisa
racun + gusi->radang gusi

27
Radang gusi ini akan lebih parah bila terdapat karang gigi.
Kelainan-kelainan lainnya yang terdapat pada gusi
adalah luka tertembus akar gigi susu (pada anak-anak),
pembengkakkan (benjolan berisi nanah) karena infeksi
dari gigi keropos.

F. DAFTAR PUSTAKA

Dewanda.2010.ciri-cirigigi
sehat,www.wordpress.com.http://dewanda.wordpress.com
/2010/11/02/ciri-ciri-gigi-sehat/.

Tarmizi,T,2015.kenali ciri-ciri gusi tak


sehat.www.antaranews.com,

https://www.antarnews.com/berita/485563/kenali-ciri-ciri-gusi-
tak-sehat

Buku pedoman pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut di


masyarakat Kemenkes RI tahun 2012.

28
MODUL INTI V
SURAT RUJUKAN

SURAT PENGIRIMAN PENDERITA (RUJUKAN)

SURAT PENGIRIMAN PENDERITA (RUJUKAN)

Nama : .................................................................L/P
Umur : .............tahun
Alamat : ......................................................................
Posyandu/RW : ......................................................................
Kelurahan :.....................................................................
Kelainan :a.Gigi berlubang
b.Gigi goyang
c. Gusi bengkak/berdarah
d. Gigi berkarang
e. Lain-lain

Pelayanan yang sudah diberikan :

........................................................................

Dirujuk : ..........................................................

(.....................................................)

29
BAB III
PENUTUP

Keberhasilan Program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat


(UKGM) dapat terwujud apabila dilaksanakan secara terintegrasi
baik lintas program maupun lintas sektoral, terarah dan
berkesinambungan.
Harapan kami agar buku panduan ini dapat dijadikan pedoman
penyelengaraan program pelatihan kader kesehatan gigi di
masyarakat sehingga diharapkan para kader dapat berperan aktif
membantu pelaksanaan kegiatan program kesehatan gigi dan mulut
di Puskesmas.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang ikut
terlibat hingga tersusunnya buku ini dan semoga buku ini
bermanfaat

30
31

Anda mungkin juga menyukai