Referat ini dibuat untuk melengkapi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior
di Bagian Bedah di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai
Disusun Oleh:
Anisa Ika Maydaningrum 102119024
Sophie Karima 102119055
M. Delfi Ikhwanda 102119017
Reza Hanra 102118086
Odie Yusparanda 102119002
M. Rifkcy Ramadhan 102119020
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas izinnya penulis dapat menyelesaikan refarat ini yang berjudul “TRIAGE
IGD”. Refarat ini di buat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti kegiatan
kepanitraan klinik senior dibagian bedah di RSUD. DR. R. M. Djoelham Binjai.
Besar harapan penulis agar refarat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
serta dapat memberikan suatu pengetahuan baru bagi mahasiswa untuk
meningkatkan keilmuannya.
Binjai, Desember2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
2.5 START...............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Triage sebagai upaya klasifikasi kasus cedera secara cepat berdasarkan keparahan
cedera mereka dan peluang kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis
yang segera. Sistem triage tersebut harus disesuaikan dengan keahlian setempat.
Penggunaan istilah triage ini sudah lama berkembang. Konsep awal triage
modern yang berkembang meniru konsep pada jaman Napoleon dimana Baron
Dominique Jean Larrey (1766 – 1842), seorang dokter bedah yang merawat
tentara Napoleon, mengembangkan dan melaksanakan sebuah system perawatan
dalam kondisi yang paling mendesak pada tentara yang datang tanpa
memperhatikan urutan kedatangan mereka. System tersebut memberikan
perawatan awal pada luka ketika berada di medan perang kemudian tentara
diangkut ke rumah sakit/tempat perawatan yang berlokasi di garis belakang.
Sebelum Larrey menuangkan konsepnya, semua orang yang terluka tetap berada
di medan perang hingga perang usai baru kemudian diberikan perawatan.
1
Penggunaan awal kata “trier” mengacu pada penampisan screening di
medan perang. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu
konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang
memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang
paling efisien terhadap hamper 100 juta orang yang memerlukan pertolongan di
unit gawat darurat (UGD) setiap tahunnya. Berbagai system triage mulai
dikembangkan pada akhir tahun 1950-an seiring jumlah kunjungan UGD yang
telah melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk melakukan
penanganan segera. Tujuan triage adalah memilih atau menggolongkan semua
pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas penanganan.
Sistem triase biasanya sering ditemukan pada perawatan gawat darurat di suatu
bencana. Dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup
pasien. Misalnya ada beberapa orang pasien yang harus ditangani oleh perawat
tersebut.dimana setiap pasien dalam kondisi yang berbeda. Jadi perawat harus
mampu menggolongkan pasien tersebut dengan sistem triase.
1.2 Tujuan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe
dan tingkat kegawatan kondisinya. Triage terdiri dari upaya klasifikasi kasus
cedera secara cepat berdasarkan keparahan cedera mereka dan peluang
kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis yang segera. Sistem triage
tersebut harus disesuaikan dengan keahlian setempat. Prioritas yang lebih tinggi
diberikan pada korban yang prognosis jangka pendek atau jangka panjangnya
dapat dipengaruhi secara dramatis oleh perawatan sederhana yang intensif.
4
cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup pasien tersebut. Tidak membuang
wakunya untuk pasien yang memang tidak bisa diselamatkan lagi, dan
mengabaikan pasien yang membutuhkan.
a. pengetahuan
5
b. data yang tersedia
Sistem triage dikenal dengan system kode 4 warna yang diterima secara
internasional. Merah menunjukan perioris tinggi perawatan atau pemindahan,
kuning menandakam perioritas sedang, hijau digunakan untuk pasien rawat jalan,
dan hitam untuk kasus kematian atau pasien menjelang ajal. Perawat harus
mampu mampu mengkaji dan menggolongkan pasien dalam waktu 2 – 3 menit.
6
3. Prioritas 3 atau Non Urgent: warna HIJAU (kasus ringan)
Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal,
luka lama, kondisi yang timbul sudah lama, area ambulatory / ruang P3.
a. Minor injuries
b. Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan
1. menafsirkan
2. mendiskriminasikan
3. mengevaluasi
7
1. Pemikiran
Pada dasarnya ada dua tipe penalaran yang terlibat dalam berpikir kritis:
2. Pengenalan pola
Ini adalah strategi yang paling umum digunakan oleh dokter, dan sangat
penting ketika membuat keputusan yang cepat berdasarkan informasi terbatas
yang diperlukan selama triase.
3. Hipotesa berulang
4. Representasi mental
8
Triase keputusan harus cepat dan metode ini telah digunakan secara terbatas pada
tahap dalam perawatan pasien.
5. Intuisi
1. Mengidentifikasi masalah
9
3. Mengevaluasi semua alternatif dan memilih salah satu untuk
pelaksanaa.
10
2.5 START ( Simple triage And Rapid Treatment)
Tahap ke dua: Mulai dari tempat berdiri. Mulailah tahap ke 2 dari tempat
berdiri, bergeraklah pindah dengan pola yang teratur dan mengingat korban.
Berhenti pada masing – masing individu dan melakukan assesment dan tagging
dengan cepat. Tujuannya adalah untuk menemukan pasien yang butuh
penanganan segera (immediate, merah).
11
Jika pasien tidak bernafas, dengan cepat bersihkan mulut korban dari
bahan – bahan asing. Buka jalan nafas, posisikan pasien untuk mempertahankan
jalan nafasnya, dan jika pasien bernafas tandai pasien dengan immediate, jika
pasien tidak bernafas setelah dialkukan maneuver tadi, maka korban tersebut
ditandai DEAD.
“buka matamu” atau “ tutup matamu “. Korban yang mampu mengikuti instuksi
tersebut dan memiliki pernafasan dan sirkulasi yang baik, ditandai dengan
Delayed.
12
BAB III
KESIMPULAN
Sistem triage dikenal dengan system kode 4 warna yang diterima secara
internasional. Merah menunjukan perioris tinggi perawatan atau pemindahan,
Kuning menandakam perioritas sedang, hijau digunakan untuk pasien rawat jalan,
dan hitam untuk kasus kematian atau pasien menjelang ajal. Tenaga medis harus
mampu mengkaji dan menggolongkan pasien dalam waktu 2 – 3 menit.
13
DAFTAR PUSTAKA
Pan American Health Organization, ed. Palupi Widyastuti. 2000. Bencana Alam :
Perlindungan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC