Anda di halaman 1dari 24

1

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM KUSUMA HOSPITAL
NOMOR : B508/SK/DIR.KH/VIII/2019

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI HIGH CARE UNIT (HCU)


RUMAH SAKIT UMUM KUSUMA HOSPITAL

DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KUSUMA HOSPITAL

Menimbang : a. Bahwa pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit sebagai


institusi pemberi pelayanan kesehatan dengan karakteristik
dan organisasi yang kompleks memiliki dampak terhadap
pasien di Rumah Sakit;
b. Bahwa pelayanan Instalasi Farmasi dapat terlaksana dengan
baik, efisien, dan optimal terkait pelayanan kepada pasien
yang berada di instalasi HCU sehingga perlu dibuat landasan
dari penyelenggaraan PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI
HIGH CARE UNIT;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum KUSUMA HOSPITAL.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014

1
tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun
2015 tentang PANDUAN Organisasi Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
971/MENKES/PER/XI/2009 tentang Standar Kompetensi
Pejabat Struktural Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11/MENKES/PER/II/2017 tentang Keselamatan Pasien;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit;
14. Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia No.
AHU-03719.50.10.2014 tentang Pendirian Badan Hukum
Yayasan Puspa Medika Lawangan Daya Pademawu
Pamekasan.

1
MEMUTUSKAN

Menetapkan:
SURAT KEPUTUSAN DIREKTURRUMAH SAKIT UMUM
KUSUMA HOSPITAL TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI FARMASI
Kesatu :
SuratKeputusanDirekturRumah Sakit Umum KUSUMA
HOSPITALtentang PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI
FARMASI sebagaimana lampiran surat keputusan ini dan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kedua :
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI FARMASIRumah Sakit
Umum Kusuma Hospital sebagaimana dimaksud dalam
lampiran kedua digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pelayanan di Rumah Sakit.
Ketiga :
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pamekasan
Pada Tanggal : 18 Oktober 2019

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM KUSUMA HOSPITAL

dr. LELY KURNIA SARI, M.Kes

Tembusan :
1. Yayasan PUSPA MEDIKA LAWANGAN DAYA PADEMAWU PAMEKASAN
2. Unit Kerja Yang Bersangkutan

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan pedoman pelayanan Instalasi HCU ini dalam bentuk maupun
isinya yang sederhana. Semoga dapat dipergunakan sebagai acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam memenuhi akreditasi RSU Kusuma
Hospital.
Pedoman ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang etos
kerja pelayanan Instalasi HCU, yang kami sajikan berdasarkan sumber informasi
dan referensi. Pedoman pelayanan ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itudatang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan Allah SWT akhirnya
Pedoman Pelayanan Instalasi HCU ini dapat terselesaikan.
Semoga pedoman pelayanan Instalasi HCU ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas untuk para pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
pedoman pelayanan Instalasi HCU ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan pedoman pelayanan Instalasi HCU ini.

Pamekasan, Januari 2020


Penyusun,

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …….....................................................3
B. Tujuan ……………………………………………………………… 4
C. Pengertian dan Batasan…………..................................4
D. Landasan Hukum ……………………………………………….5
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Jumlah Tenaga Menurut Kualifikasi………………………..6
B.Penetapan Jam Kerja………………………………………….6
C.Kuantitas SDM…………………………………………………..7
D.Pelayanan HCU…………………………………………………..7
BAB III SARANA DAN PRASARANA
A. Lokasi………………………………………………………………….9
B. Desain………………………………………………………………….9
C. Peralatan……………………………………………………………..9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Peningkatan mutu pelayanan………………………………….11
B. Alur Pelayanan HCU Rumah Sakit Kusuma Hospital…..12
C. Kriteria masuk dan keluar HCU……………………………….12
D. Penjaminan Mutu………………………………………………….14
E. Pencatatan dan Pelaporan………………………………………14
BAB V KESELAMATAN PASIEN………………………………………………15
BAB VI PENUTUP………………………………………………………………….19

1
Lampiran I : Surat Keputusan DirekturRumah Sakit Umum KUSUMA HOSPITAL
Nomor : B508/SK/DIR.KH/VIII/2019
Tanggal : 18 Oktober 2019
Tentang : Pedoman Pelayanan Instalasi High Care Unit (HCU)

Pedoman Pelayanan Instalasi High Care Unit (HCU)

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI HIGH CARE UNIT (HCU)


RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KUSUMA HOSPITAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin
dalam Undang-Undang Dasar Republic Indonesia tahun 1945 yang harus
diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Peningkatan upaya kesehatan perorangan(UPK) di Rumah
Sakit secara terus menerus ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan masyarakat
dan perkembangan ilmu serta tekhnologi kedokteran. Pengembangan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit juga diarahka guna meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien serta efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di rumah sakit perlu ditingkatkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayana pengobatan,
perawatan dan pemantauan secara ketat yang semakin meningkat sebagai
akibat penyakit menular maupun tidak meaular seperti: demam berdarah,
malaria, cidera, keracunan, penyalahgunaan NAPZA, HIV, penyakit jantung
pembuluh darah, diabetes mellitus dan gagal ginjal.
Petunjuk teknis ini di susun sebagai acuan bagi Rumah Sakit dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan HCUyang berkualitas dan mengedepankan
keselamatan pasien serta dalam penyusunan standart prosedur operasional
pelayanan HCU di Rumah Sakit Kusuma Hospital.

1
1.2. Tujuan Pelayanan HCU
a. Menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya
manusia.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peralatan HCU
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan pelayanan HCU
terutama bagi pasien kritis stabil yang hanya membutuhkan pelayanan
pemantauan.
1.3. Pengertian dan Batasan
1.3.1 Pengertian
a. High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi
pasien denga kondisi stabil dan fungsi respirasi, hemodinamik, dan
kesadaran namun masih memerlukan secara ketat. Tujuannya
adalah agar bisa di ketahui secara dini perubahan yang
membahayakan sehingga bisa dengan segera dipindahkan ke ICU
untuk di kelola lebih baik
b. Pelayanan HCU adalah pelayanan medic pasien yang memerlukan
pengobatan,perawatan dan observasi secara ketat dengan tingkat
pelayanan yang berbeda di antara ICU dan ruang rawat inap biasa
( artinya tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat di rawat
di ruang perawatan biasa karena masih memerlukan pemantauan
ketat).
c. Penyelenggaraan pelayanan HCU disesuaikan dengan kemampuan
SDM, sarana dan prasarana rumah sakit masing-masing.
d. Ada 3 jenis tipe HCU, yaitu:
1. Separated/conventional/freestanding HCUadalah HCU yang
berdiri sendiri (independent), terpisah dari ICU
2. Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU
3. Paralel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan atau
bersebelahan dengan ICU

1
1.3.2 Lingkup Kerja
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil
yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan pemantauan secara ketat
tanpa penggunaan alat bantu (ventilator)
1.4. Landasan Hukum
a. Undang undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan
e. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :512/MENKES/Per/IV/2007
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

1
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Jumlah Tenaga Menurut Kualifikasi


Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDMdi unit kerja HCU,adapun daftar
kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikat Jumlah
1 Kepala instalasi S.Kep,Ns PPGD 1
HCU
2 Koordinator jaga D3 keperawatan - -
3 Perawat D3 keperawatan - -
pelakasana

oShift II : 15.00-21.00
oShift III : 21.00-08.00
B. Penetapan jam kerja
Rumah sakit Kusuma Hospital merupakan rumah sakit
yangberoperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum.
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akandiatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetapmengacu pada jam
kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu minggudengan 5 hari kerja.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Batas keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 30 menit.
b. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan maka karyawan
tersebut akan mendapatkan evaluasi keisiplinan dari atasanlangsung.
c. Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun
karyawan akan diberikan surat peringatan.

1
e. Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam satu hari kerja
denganpersyaratan mengisi form izin meninggalkan dinas (IMD) yangditanda
tangani oleh atasan langsung dan dapat dipertanggungjawabkan
urgencynya.

C. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di instalasi HCU Rumah Sakit Kusuma Hospital
berdasarkan shift. Tenaga kerja di instalasi HCU saat ini berjumlah 1 orang
yang memegang tanggung jawab sebagai:
1) Kepala instalasi : 1 orang
2) Coordinator shift : - orang
3) Perawat pelaksana : -orang

Pengaturan jam kerja di instalasi HCUsebagai berikut :


1) Kepala instalasi HCU : shift pagi
2) Coordinator shift
- Shift pagi : jam 07.00 s.d 14.00 wib
- Shift Siang : jam 14.00 s.d 20.30 wib
- Shift malam : jam 20.30 s.d 07.00 wib
3) Perawat pelaksanaan
- Shift pagi : jam 07.00 s.d 14.00 wib
- Shift Siang : jam 14.00 s.d 20.30 wib
- Shift malam : jam 20.30 s.d 07.00 wib

D. Pelayanan HCU
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakuakan antara lain :
1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal
(empat ) jam atau disesuaikan dengan keadaan fisik
3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan ) jam atau

1
disesuaikan dengan keadaan pasien.

Tindakan medik dan asuhan keperawatanyang dilakukan adalah :


1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) dan bantuan hidup
Lanjut/ Advence Life Support ( BHD / ALS )
a. Jalan Nafas (Airway): membebaskan jalan nafas, bila
perlumenggunakan alat bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingealatau
pipa nasopharyngeal. Dokter HCU juga harus mampu melakukan
intubasi endotrakeal bila diindikasikan dan segeramemindahkan/
merujuk pasien
b. Pernafasan/ ventilasi (Breathing)
Mampu melakukan bantuan napas (breathing support)
c. Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi jantung
luar
2. Teraphy oksigen
3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/stabilisasi (obat- obat
inotropik,obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatan yang bersifat
vasoaktif, dan lain – lain.
4.Nutrisi enteral dan nutrisi parenteral campuran
5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan

1
BAB III
SARANA DAN PRASARANA

Pengadaan sarana, prasarana, dan peralatan HCU mengikuti pedoman


sebagai berikut:
1. Lokasi
Lokasi yang di gunakan bergantung dari model yang dipilih.
a. Integrated : bergabung dengan ICU
b. Parallel : bersebelahan dengan ICU
c. Separated : terpisah dengan ICU (dapat dibuat di setiap bagian :
bagian bedah, bagian neurologi, penyakit dalan, anak, bagian
kebidanan, dan lain-lain)
2. Desain
a. Luas daerah untuk satu tempat tidur adalah 3x3 meter.
b. Memepunyai alat pendingin ruangan (AC).
c. Ventilasi baik, memiliki exhaust fan.
d. Pencahayaan cukup.
e. Lantai bersih.
f. Memiliki sumber energi listrik cadangan.
g. Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan.
h. Jumlah tempat tidur disesuaikan dengan kebutuhan.
i. Memiliki sumber oksigen (sentral/tabung).
j. Memiliki tempat cuci tangan (wastafel) yang disesuaikna dengan jumlah
tempat tidur.
3. Peralatan
a. Bedside monitor (yang bisa memonitor tekanan darah, nadi secara
berkala, EKG, dan oksimetri).

1
b. Defibrillator.
c. Alat penghisap lender (suction pump) sentral atau manual.
d. Alat pembebas jalan napas (laringoskop, pipa endotrakeal, dan lain-
lain).
e. Pompa infuse (infuse pump/syringe pump)
f. Alat transportasi pasien.
g. Alat akses pembuluh darah.

1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A.Peningkatan mutu pelayanan


Jenis pelayanan HCU
Pelayanan HCU meliputi pemantauan pasien secara ketat,
menganalisahasil pemantauan dan melakukan tindakan medic dan
asuhankeperawatan yang diperlukan.
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakuakan antara lain :
1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4(empat)
jam atau disesuaikan dengan keadaan fisik
3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan )jam
atau disesuaikan dengan keadaan pasien

Tindakan medik dan asuhan keperawatanyang dilakukan adalah :


1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) danbantuan hidup
lanjut Advence Life Support ( BHD / ALS )
a) Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlumenggunakan
alat bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingealatau pipa nasopharyngeal.
Dokter HCU juga harus mampumelakukan intubasi endotrakeal bila
diindikasikan dean segeramemindahkan/merujuk pasien.
b) Pernafasan/ventilasi
c) Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi,
tindakankompresijantung luar
2.Teraphy oksigen

1
3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/stabilisasi (obatinotropik,obat
anti nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatan yangbersifat vasoaktif, dan
lain – lain.
4. Nutrisi enteral dan nutrisi oarenteral campuran
5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan
B. Alur Pelayanan HCU Rumah Sakit Kusuma Hospital

Pasien baru

IGD/Rawat
inap

DPJP,PPJP:
- Assessment awal rawat inap
- Perencanaan pelayanan
interdisiplin
Penunjang diagnostic:
- Pelayanan lab.
- Pelayanan radiologi

HCU
(High Care Unit)
Pelayanan terintegrasi:
- Pelayanan bedah
- Pelayanan farmasi
- Pelayana rehab medik

SELESAI
(Rujuk, kembali ke rawat inap)

C. Kriteria masuk dan keluar HCU


a) Pasien yang memerlukan pelayanan HCU sesuai indikasi adalah :
- Pasien dari IGD

1
- Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar bersalin,
ruang endoskopi.
- Pasien dari bangsal ( Ruang Rawat Inap )

b) Indikasi Masuk
- Pasien gagal yang berpotensi mempunyai resiko tinggi
untukterjadi komplikasi dan tidak merlukan monitor dan alat
bantuinvasive.
- Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
c) Indikasi Keluar
- Pasien yang sudah stabil dan tidak lagi membutuhkan pemantauan yang
ketat
- Pasien yang memburuk sehingga perlu pindah ke ICU
d) Yang tidak perlu masuk HCU
- Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (seperti kanker stadium akhir)
- Pasien/keluarga yang menolak untuk di rawatdi HCU(atas dasar informed
concent)

Contoh kasus indikasi masuk berdasarkan keluhan system organ ;


1. System kardiovaskuler
a. Miokard infark dengan hemodinamika stabil.
b. Gangguan irama jantung dengan hemodinamika stabil.
c. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung
sementara/menetap dengan hemodinamika stabil.
d. Gagal jantung kongestif class I dan II.
e. Hipertensi “urgensi” tanpa ada gagal organ target.
2. System pernapasan
Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif.
3. System saraf

1
a. Cedera kepala sedang samapai berat/stroke yang stabil dan memerlukan
tirah baring dan memerlukan pemeliharaan jalan napas secara khusus
seperti hisap lender berkala.
b. Cedera sumsum tulang belakang bagian leher yang stabil.
4. System saluran pencernaan
Perdarahan saluran cerna bagianatas tanpa hipotensi ortostatikdan respon
dengan pemberian cairan.
5. System kelenjar buntu (endokrin)
DKA dengan infus insulin yang konstan
6. Pembedahan
Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih memerlukan
resusitasi cairan.
7. Kebidanan dan kandungan
Pre eklamsi pada kehamilan atau pasca persalinan.
D.Penjaminan Mutu Pelayanan
Kualitas pelayanan HCU dapat dinilai dengan beberapa penilaian objektif,
seperti:
1. Penurunan scoring derajat keparahan pasien, seperti :SOFA (sequencial
Organ Failure Assesment), SAPS (Simplified Acute Physiology Score) dan
sebagainya.
2. Jumlah pasien yang pindah ke ICU.
3. Angka kejadian infeksi nosokomial.
4. Angka kejadian stress ulcer.
5. Angka kejadian phlebitis.
6. Angka kejadian dekubitus.
E.Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan di pelayanan HCU meliputi pencatatan rekam
medis pasien dan pelaporan kegiatan pelayanan rumah sakit yang
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pencatatan rekam medis pada pelayanan HCU sangat di butuhkan oleh
tim untuk pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagai
dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

1
medis serta untuk kepentingan perlindungan hokum bagi Dokter/Dokter
spesialis.

BAB V
KESELAMATAN PASIEN

Dalam rangka upaya peningkatan keselamatan pasien di Rumah


Sakit Umum Kusuma Hospitallebih efektif dan efisien maka diperlukan
adanya keseragaman konsep dasar upaya peningkatan keselamatan pasien:
1. Pengertian Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
2. Tujuan Keselamatan Pasien
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
c. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

1
3. Sasaran Keselamatan Pasien
Terdapat enam sasaran keselamatan pasien RS, yaitu :
Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang efektif
Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(high-alert)
Sasaran IV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi
Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
4. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Program keselamatan pasien di RSU Kusuma Hospitalsesuai dengan 7
standar keselamatan pasien yang mengacu pada “Hospital Patient Safety
Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of
Health Organization, Illinois, USA, tahun 2002, yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia.
Tujuh Standar Keselamatan Pasien tersebut, meliputi :
a. Standar I. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan.
b. Standar II. Mendidik pasien dan keluarga
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban
dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
b. Standar III. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
c. Standar IV. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
Rumah sakit mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,

1
menganalisa secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
d. Standar V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
1) Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui
penerapan “ Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah
Sakit”.
2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk
identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau
mengurangi Kejadian Tidak Diharapkan.
3) Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang keselamatan pasien.
4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta
meningkatkan keselamatan pasien.
5) Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.
e. Standar VI. Mendidik Staf tentang Keselamatan Pasien
Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan
pasien secara jelas.Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara
kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam
pelayanan pasien.
f. Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi

1
internal dan eksternal.Transmisi data dan informasi harus tepat waktu
dan akurat.
5. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien RS
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah
sebagai berikut :
a. Bangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
b. Pimpin dan Dukung Staf Anda
Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang
Keselamatan Pasien di seluruh jajaran RSU Kusuma Hospital.
c. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko.
Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan
identifikasi dan asessmen hal yang potensial bermasalah.
d. Kembangkan Sistem Pelaporan
Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan
kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS).
e. Libatkan dan Berkomunikasi Dengan Pasien
Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
f. Belajar dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien
Seluruh staf harus mampu untuk melakukan analisis akar masalah
untuk belajar bagaimana dan mengapa KTD itu timbul.
g. Cegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
6. Peran unit kerja
Unit kerja mengupayakan beberapa kegiatan untuk mengendalikan
keselamatan pasien, meliputi :
a. Pastikan identifikasi pasien
b. Pastikan makanan yang diberikan sesuai dengan diet pasien
c. Peralatan yang digunakan bersih dan bebas dari bakteri

1
d. Pencucian peralatan makan pasien dengan penyakit infeksi menular
sesuai dengan protap yang telah disahkan
e. Makanan yang disajikan bebas dari kotoran dan benda asing
f. Air minum yang diberikan bebas dari bakteri
g. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
h. Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan
infeksi nosokomial.

BAB VI
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Pedoman Pelayanan HCU di Rumah Sakit,


diharapkan dapat menjawab permasalahan tentang pelayanan HCU di Rumah
Sakit Umum(RSU) Kusuma Hospital. Dalam pelaksanaannya di lapangan,
Pedoman Pelayanan HCU di Rumah Sakit ini sudah tentu akan menghadapi
kendala, antara lain sumber daya manusia, sarana dan prasarana di Rumah
Sakit serta kebijakan manajemen Rumah Sakit.
Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan HCU di Rumah Sakit
Umum(RSU) Kusuma Hospital, perlu komitmen dan kerjasama yang lebih baik
antara pihak-pihak yang terkait dengan unit HCU, sehingga pelayanan HCU
Rumah Sakit akan semakin optimal dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Demikian panduan ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dan dilakukan evaluasi
tiap 6 (enam) bulan.

Ditetapkan di : Pamekasan
Pada Tanggal :18 Januari 2020

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM KUSUMA HOSPITAL

1
dr. LELY KURNIA SARI, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai