PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT PRASETYA HUSADA
TAHUN 2016
Disusun oleh :
Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit Prasetya Husada
Disetujui oleh :
Ketua Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit Prasetya Husada
Ditetapkan oleh :
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada
(dr. ARIF
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA HUSADA
Nomor : ____________
TENTANG
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
PRASETYA HUSADA TENTANG PEDOMAN
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
KEDUA : Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit dalam
Diktum Kesatu sebagaimana terlampir dalam
Lampiran Keputusan ini
KETIGA : Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit di Rumah
Sakit Prasetya Husada digunakan sebagai acuan
pelayanan terhadap pasien Rumah Sakit Prasetya
Husada.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 04 Juli 2016
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PRASETYA
HUSADA
NOMOR :126/04/VII/SK-DIR/2016
TENTANG
PEDOMAN PROMOSI
KESEHATAN RUMAH SAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
Di masa yang lampausistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit yaitu
hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi
pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah
sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan
dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari,
bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usahayang
lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagina kecil
dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan,selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang
ada serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, sikap, pola hidup pasien dankeluarganya. Selain itu, tergantung juga pada
kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau
pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan
pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara
positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesahatan masyarakat pada
umumnya. Promosi Kesehatan rumah sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian
pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentanf penyakit dan pencegahannya.
Selainitu,PKRSjuga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan
pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam berusaha penyembuhan dan
pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari
program pelayana kesehatan rumah sakit.
Isu Strategis
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994 dengan
nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan
pengembangannya, pada tahun 2003, isitlah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan
Rumah sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah
PKMRS berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan
telah dilakuakan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS,
advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS,
pengembangan dan distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain di
Rumah Sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit Syamsuddin, SH di Sukabumi.
Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil
yang maksimal dan kesinambungannyadi rumah sakit tidak terjaga dengan baik
tergantungpadakuat tidaknya komitmen Direktur rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isustrategis yang muncul dalam Promosi
Kesehatan di Rumah sakit, yaitu:
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan
upaya pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk memdapatkan
informas tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerjayang aman,bersih dan
sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya
pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/
VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,
pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien mengenai merupakan HAK
pasien dan KEWAJIBAN Rumah Sakit dan seluruh tim medis Rumah sakit. Informasi yang
diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative).
Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara unit-unit rumah sakit yang terkait
sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis promosi Kesehatan Rumah Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk
menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan
mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai
autonomi pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun hubungan dokter dan rumah
sakit kepada pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percaya dan
aman sehingga komplians pasien juga diharapkan akan lebih baik.Berdasarkan hal tersebut
diatas dan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah
panitiaPromosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS).
Dasar hukum
Rumah Sakit Prasetya Husada (RS. Prasetya Husada) merupakan rumah sakit
umumdengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan
yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24
jam.
RS Prasetya Husada berlokasi di JL. Raya Ngijo No. 25 Karangploso Kab
Malang, Jawa Timur, Indonesia. Telp 0341- 460558, (hunting) Fax: 0341 – 463404
dengan alamat e-mail prasetyahusada@ymail.com
RS. Prasetya Husadaberdiri mulai tahun 2009, dengan status berada dibawah
kepemilikan Yayasan Prasetya Husada. RS Prasetya Husadamerupakan rumah sakit
swasta tipe D. Pada saat ini RS Prasetya Husadadipimpin oleh drg. Thahir Tikto
Gunawan,MM selaku direktur.
Pada permulaan kepemimpinan beliau pada tahun 2016 motto RS Prasetya
Husadayang yaitu Termasyur ”Terjangkau Masyarakat Semua Unsur” dengan Visi
menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan terbaik, berkualitas,
profesional dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien dan Misi RS
Prasetya Husada yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu
demi meningkatkan keselamatan pasien, memberikan pelayanan kesehatan yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Pada tahun 2012 RS Prasetya Husada sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar
untuk Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan
RS Prasetya Husada memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain
klinik umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat,
serta rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, dan VIP yang dilengkapi pelayanan
laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi, dan anestesi. Kapasitas tempat tidur
pasien yang disediakan di RS Prasetya Husada sebanyak 50 tempat tidur.
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan
pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan. Semua baru dibayar
oleh pasien setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang
telah ada sejak RS Prasetya Husada berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS.
Prasetya Husada.
3.1 VISI.
3.2 MISI.
3.3 FALSAFAH.
3.4 TUJUAN.
3.5 MOTTO.
4.1.BAGAN ORGANISASI.
4.2. KETERANGAN / PENGERTIAN.
a. Unit Struktural
i.Direktur
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Prasetya Husada
ii.Kepala Bidang
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing – masing, yaitu:
1. Kepala Bidang Pelayanan Medis: membantu direktur dalam
bidang pelayanan medis
2. Kepala Bidang Keperawatan : membantu direktur dalam bidang
pelayanan keperawatan
3. Kepala Bidang Pelayanan Penunjang : membantu direktur dalam
bidang pelayanan penunjang
4. Kepala Bidang Umum : membantu direktur dalam bidang umum
iii.Unit Kerja
Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja bertanggungjawab
atas satu atau lebih Sub Unit Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja:
- Instalasi Gawat Darurat.
- Intalasi Rawat Jalan.
- Instalasi Rawat Inap
- IRNA HCU
- Kamar Operasi
- Instalasi Laboratorium
- Instalasi Radiologi
- Rehabilitasi Medik
- Instalasi Gizi
- Instalasi Rekam Medis
- Instalasi Farmasi
- IPSRS
- CSSD
- Unit Administrasi
- Unit SDM & Diklat
- Unit Keuangan
- Unit Humas dan Pemasaran
- Unit Pengadaaan
ii.Panitia
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit
1. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Panitia Rekam Medik.
3. Panitia Farmasi dan Terapi
4. Tim PONEK
5. Tim TB-DOT
BAB V
Latar Belakang
Pengertian PKRS
Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapatmandiri
dalammempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,mencegah masalah-msalah
kesehatan, dan mengembangkan upayakesehatan bersumberdaya masyarakat, melalui
pembelajaran dari oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasana kesehatan.
Visi
Oleh karena itu Kementeriaan Kesehatan menetapkan visi yaitu “ Masyarakat Sehat yang
mandiri dan Berkeadilan”.
Misi
Dalam mencapai visi tersebut Kementerian Kesehatan juga mentetapkan 4 misi yaitu:
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani
2) Melindungi kesehatan masayarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata,bermutudan berkeadilan
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan
4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Misi PKRS PRASETYA HUSADA
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem Upaya
Kesahatan. Rumah Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitasyang terpisah dan
berdiri sendiri dalam sektor kesehatan. Peran rumah sakit adalah mendukung pelyanana
kesehatan dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut
WHO, “ Rumah sakit harus terintegrasi dalam sistem kesehatan dimana ia berada.
Fungsinya adalah sebagai pusat sumber daya bagi peningktana kesehatan masyarakat di
wilayah yang bersangkutan.” Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat diperlukan
mengingat masih banyaknya rumah sakit yang hanya menekankan pelayanannya kepda
aspek kuratif dan rehabilitatif saja. Padahalkeadaan ini menyebabkan rumah sakti menjadi
sarana kesehatanyang “elit: dan terlepas dari sistem kesehatan dimana ia berada.
Penerapan paradigma diatas akan sangat berpengaruh terhadapan pendekatanyang
harsu dilaksanakan dalam promosi kesehatan. Untuk itu pengembangan promosi esehatan
dirumah sakit pelru dilakukan sesegera mungkin. Untuk memeprcepat upaya PKRS
menjadi bagian dari upaya pelayanan kesehatan Rumah Sakit maka PKRS dirasa penting
menjadi salah satu standard PKRS yang dpat dijadikan acuan dalam penyusunana
instrumen akreditasi rumah sakit di Indonesia.
Falsafah
Nilai
a. Selektif
Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu dan berdasarkan
hanya yang terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh
pasien tersebut .
b. Menyeluruh
Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana
promotif, diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana
rehabilitatif dan rencana preventif.
c. Terpercaya
Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan
komprehensif.
d. Profesional
Dalam memberikan pelayanan edukasi informasi medis dilakukan secara
profesional.
e. Efektif dan efisien
Memberikan pelayananpasien dan keluarga serta bekerjasama dengan mittra kerja
secara efektif dan efisien .
Tujuan
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasienRS serta pemeliharaan
lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan
Rumah sakit. Meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan memberikan informasi
medis yang selektif, terpercaya dan menyeluruh kepada setiap pasien dan keluarganya yang
datang ke rumah sakit dengan cara menyediakan informasi yang dibutuhkan pasien maupun
keluarganya seperti rencana promotif, diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi,
prognosis, rencana rehabilitatif dan rencana preventif.
Sasaran PKRS
Sasaran Promosi Kesahatan di Rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang terdiri
dari:
Petugas
Pasien
Keluarga pasien
Pengunjung
Masyarakat yang tinggal/ berada di sekitar rumah sakit
BAB VI
DIREKTUR
drg. Thahir Tikto Gunawan, MM.
Koordinator Keperawatan
Koordinator Farmasi Rizky Eka Savitri,Amd.Kep
Badaruzzaman Hafidz W, S.Farm,Apt Ika Oktafiantari, Amd.Keb
Koordinator Humas
Deby Natalia
Panitia PKRS Rumah Sakit Prasetya Husadadibawahi langsung oleh direktur rumah sakit
dan dipimpin oleh dokter. Panitia PKRS RS PRASETYA HUSADA terdiri dari integrasi,
ada kolaborasi 9 unit kerja rumah sakit yaitu: TPP, medical information, gizi, keperawatan,
fisioterapi, rekam medis, farmasi, PPI dan Humas. Anggota panitia PKRS terdiri dari satu
atau dua orang perwakilan dari setiap subunit diatas.
BAB VII
Ketua PKRS
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama jabatan : Ketua
3. Pengertian :
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS
4. Persyaratan dan kualifikasi:
a. Pendidikan formal : Dokter/ perawat
b. Pendidikan non formal : Sertifikat Seminar
c. Pengalaman kerja :
Pengalaman kerja sebagai dokter /perawat medical informasi di rawat inap dan
rawat jalan.
d. Ketrampilan :
memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang menarik,
dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
5. Tanggung jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya terhadap
pelaksanaan
program PKRS di RS.
6. Tugas pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatanprogram PKRS di RS
7. Uraian tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja PKRS.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional
PKRS secara efektif , efisien dan bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS
e. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota
PKRSuntukmembahas dan menginformasikan hal – hal penting yang
berkaitan dengan PKRS.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan
h. Menjalin Kerjasama antar unit terkait.
i. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara
kerja danpedoman kerja yang aman dan efektif
8. Wewenang:
a. Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS.
b. Membuat prosedur PKRS.
9. Hasil Kerja
a. Daftar kerja untuk anggota PKRS
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS
c. Standar Operating Procedure PKRS
d. Laporan Program PKRS
e. Bahan Materi edukasi
Sekretaris K3
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : SekeretarisPKRS
3. Pengertian :
Seseorang yang ahli dalam bidang Promosi kesehatan dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan Program PKRS
4. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal :Berijazah D3 dari unit terkait
b. Pendidikan Non Formal :Memiliki pengalaman promosi kesehatan
c. Pengalaman Kerja :
Memiliki pengalaman sebagai tenaga PKRS
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS
6. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PKRS
7. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan,
termasuk konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu
makan siang atau sore.
c. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan
pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya .
d. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
e. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan
program dan fasilitasinya
8. Uraian Wewenang :
Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
9. Hasil Kerja
Analisa dan Pelaporan PKRS
Anggota PKRS
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : anggota PKRS
3. Pengertian :
Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi
kebutuhan promisi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan
dan penerapaan program kerja PKRS dalam masing – masing bagian/unit
kerja.
4. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal :
Berijasah D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing masing
dan memiliki minat dan bakat dalam promosi kesehatan.
b. Pendidikan Non Formal :
Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing - masing
c. Pengalaman Kerja :
Pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-masing.
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan
wakil PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS di setiap unitnya
masing-masing
6. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PKRS di unit masing-
masing
7. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit
kerja masing - masing
b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja
masing – masing
c. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing -
masing
8. Uraian Wewenang :
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai promosi
kesehatan
yang dibutuhkan per unit masing-masing.
9. Hasil Kerja
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan perunit kerja
b. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing-masing unit
c. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. Laporan evaluasi kerja
BAB VIII
DIREKTUR
Koordinator Humas
Keterangan :
PanitiaPKRSlangsung dibawahi oleh Direktur pelayanan Rumah sakit.
Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur pelayanan Rumah
sakit.
Wakil ketua PKRS PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua PKRS dan
berlaku sebagai mitra.
Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota
PKRS
Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan
menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS
Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan
dan menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing – masing kerja.
Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi
kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab
langsung kepada Ketua PKRS
Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di
panitia PKRS untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh panitia
PKRS.
BAB IX
Pengertian
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, prinsip dasar promosi kesehatanrumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah
kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mncegahnya, dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta
efesien. Dengan katta lain, masyarakatmampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik
masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam),
secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai
berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri
dalam memperepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah maslaah-maslaah
kesehatan, dan mengembangka upaya kesehatanbersumber daya masyarakat,melalui
pmebelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Tatalaksana
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim
medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis
serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan
penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien
pulang), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir
pelayanan tim medis RS PRASETYA HUSADA. Pelayanan panitia PKRS terdiri dari
pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan pasien dari 7
subunit panitia PKRS yang terintegrasi. Unit- unit tersebut adalah Customer Service (CS),
Medical Information for Patient Care (MIPC), Gizi, Keperawatan ( perawatan dan bidan),
Fisioterapi (Ft), Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan Rekam Medis
(RM).
Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
tentang penyakitnya secara holistik
Tujuan Khusus
Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan
lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan
ketika pasien akan pulang
Rawat jalan:
memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi
penyakitnya dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik
(laboratorium atau radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada pasien
tersebut
merujuk pasien kepada dokter spesialist yang berkompeten menangani
penyakit pasien tersebut
membuatkan resume medis pasien
Rawat inap
1. Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat
inap RS PRASETYA HUSADA, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi
dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu
pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi dari lebih dari
satu subunit PKRS yaitu Customer service, Medical Informasi, farmasi,
fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan
informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun
rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka
perawat memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien baru tidak masuk kedalama kategori 10 penyakit terbanyak maka
edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang
terkait.
3. Apabila pasien dan/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap
membutuhkan informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi,
rencana terapi dan lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter
ruangan atau subunit panitia PKRS yang terkait.
4. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi
akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih membutuhkan).
5. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway
adalah dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasine dapat diberikan oleh
perawat.
6. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, no rekam medik, DPJP,
diagnosa dan kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-
poin edukasi secara tertulis abaila tidak terdapat dalam pamflet yang tersedia.
7. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian
edukasi dan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
8. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO pencatatan LOGBOOK
9. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu
DPJP mendiagnosis pasien
10.Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP,
PPJP, dokter ruangan atau subunit panitia PKRS terkait, maka jawaban standard
yang akan diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai
pertanyaan tersebut namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang
merawat anda dan akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya.
Mohon memberikan nomer telpon yang dapat dihubungi”.
11.Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 50 lembar per materi/bulan)
PROMOSI KESEHATAN
Clinical
pathway Materi Edukasi
Formulir pemberian
edukasi pulang
edukasi
Formulir edukasi
LOGBOOK
kolaboratif
Unit terkait
LOGBOOK
Edukasi kolaboratif
LAPORAN BULANAN
Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10 penyakit
terbanyak, maka di ruang rawat jalan RS PRASETYA HUSADA, perawat
mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien
sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang
membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service,
Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien
baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan
diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO pemberian
edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- Jumat, pkl 08.00-17.00) maka
pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan penyakitnya
oleh subunit PKRS terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
4. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya oleh
subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hasi kerja
berikutnya.Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka
informasi akan diberikan oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau dokter medical
information (pada jam kerja)
5. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau
konsulatasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan
diberikan oleh dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian edukasi.
Ruang lingkup :
Instalasi Rawat inap, Instalasi rawat jalan, UGD, dan penunjang
Tujuan:
memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap yang
perlu penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya dan pada saat pasien akan pulang tentang
tata cara perawatan dirumah seperti: apa yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari,
jadwal kontrol kembali, tata cara minum obat, perubahan perilaku dan gaya hidup, dll.
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh DPJP/dokter
jaga kepada pasien adalah sebagai berikut:
1. Daily plan demam thypoid (lihat CL. 01)
2. Daily plan demam berdarah dengue/demam dengue (lihat Cl. 02)
3. Daily plan gastroenteritis (lihat CL. 03)
4. Daily plan stroke iskemik (lihat CL.04)
5. Daily plan haemorroid (lihat CL. 05)
6. Daily plan appendisitis akut (lihat CL. 06)
7. Daily plan hernia ( lihat Cl. 07)
8. Daily plan caesarian section (lihat CL.08)
9. Daily plan labio/palatoschizis ( lihat CL. 09)
10. Daily plan tumor jinak payudara ( lihat CL. 10)
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh perawat
kepada pasien adalah sebagai berikut:
1. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam thyphoid (lihat Ep. 01)
2. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam dengue/demam berdarah
dengue (lihat EP.02)
3. Panduan pasien pulang post perawatan diare (lihat EP.03)
4. Panduan pasien pulang post perawatan stroke iskemik (lihat EP. 04)
5. Panduan edukasi pasien pulang post hemorrhoidectomy (lihat EP. 05)
6. Panduan edukasi pasien pulang post operasi appendictomy (lihat EP. 06)
7. Panduan pasien pulang post operasi hernitomy (lihat EP. 07)
8. Panduan edukasi pasien pulang post operasi sesar (lihat EP. 08)
9. Panduan pasien pulang post operasi bibir sumbing (lihat EP. 09)
10. Panduan pasien pulang post perawatan hipoglikemia (lihat EP. 10)
11. Panduan pasien pulang post perawatan hipertensi (lihat EP.11)
Medical information for patient care berperan sebagai penrencana program promosi
kesehatan dan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Pengertian
Pelayanankerohanian adalah suatu usaha bimbingan yang diberikan oleh pihak
rumah sakit PRASETYA HUSADA yang bekerja sama dengan pihak luar di bidang
kerohanian, untuk mendampingi dan menemui pasien rawat inap, agar mampu memahami
arti dan makna hidup sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianut masing-masing.
Pelayanan ini sangat berarti sebagai upaya meningkatkan rasa percaya diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang menentukan kehidupan manusia, sehingga motivasi ini dapat
menjadi pendorong dalam proses penyembuhan.
Pelayanan bimbingan rohani dilakukan oleh pihak luar yang berkerja sama Rumah
Sakit PRASETYA HUSADA dengan menggunakan tanda pengenal khusus.
Pelayanan bimbingan rohani dapat diselenggarakan atas permintaan pasien /
keluarga pasien dengan mengisi form yang diberikan dari REKAM MEDIS, dan
ditindaklajuti oleh bagian Customer Service.
Tujuan umum
Agar pasien bisa mendapatkan pelayan kerohanian di rumah sakit PRASETYA HUSADA.
Tujuan khusus
Agar pasien bisa mendapatkan ketenangan batin dan mempercepat proses kesembuhannya.
Tata Laksana
1. Perawat memberikan informasi kepada pasien tentang pelayanan kerohanian di rumah
sakit PRASETYA HUSADA, serta membantu mengisikan formulir request permintaan
tersebut (lihat CS 01).
2. Pasien meminta perlayanan kerohanian kepada perawat dan perawat mengisikan form
tersebut. Setelah formulir tersebut diisi oleh perawat, maka segera formulir tersebut
diberikan ke customer service untuk di tindaklanjuti.
3. Customer service akan koordinasi dari daftar yang tersedia berdasarkan request time di
formulir tersebut.
4. Costumer service akan konfirmasi nama & waktu petugas pelayanan ini kepada pasien dan
keluarga pesien penanggung jawab. Setelah itu Formulir akan diserahkan kepada nurse
station.
5. Kerohanian akan daftar ke security dan security akan konfirmasi ke nurse station rawat
inap tentang permintaan pelayanan kerohanian.
6. Di Nurse station petugas kerohanian akan tanda tangan di formulir untuk di arsip di rekam
medis pasien, setelah itu petugas kerohanian akan di antar oleh perawat ke kamar pasien.
Pengertian
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit, tidak terlepas adanya
konflik yang terjadi antara pasien dan rumah sakit. Konflik merupakan akibat situasi
dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara pasien dengan pihak
rumah sakit, sehingga keduanya saling terganggu. Untuk itu konflik tersebut perlu
diselesaikan dengan baik sehingga tidak melebar terlalu jauh dari pokok permasalahannya.
Konflik ini terjadi karena ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin
diharapkan oleh pasien terhadap pihak rumah sakit. Hal ini dapat mengganggu bahkan
membuat emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Untuk itu perlu dibuat suatu pedoman manajemen konflik dalam mengatasi konflik
tersebut agar semuanya bisa diatasi. Pasien yang merasa tidak puas akan mengambil sikap
untuk complain terhadap pihak rumah sakit atas keluahannya, dan sudah menjadi
kewajiban pihak rumah sakit untuk menjawab dan menjelaskan complain dari pihak pasien.
Dalam setiap complain yang diberikan oleh pasien terhadap rumah sakit PRASETYA
HUSADA, selalu ditanggapi dengan baik dan diselesaikan dengan cepat. Hal ini memang
dilakukan agar tidak sampai terjadi konflik yang serius terhadap pasien. Setiap
permasalahan yang terjadi diusahakan diselesaikan dengan standar di pedoman ini.
Tujuan umum
Secara umum, tujuannya adalah menangani semua keluhan dari pasien agar bisa
diselesaikan secara professional dan kekeluargaan.
Tujuan khusus
Agar pasien yang tidak puas bisa mendapat jawaban dan penjelasan dari pihak rumah sakit.
Tata Laksana
1. Pasien akan mengisi form complain dari customer service.
2. Customer service akan menyampaikan kepada pihak yang terkait atas complain
tersebut dan meminta jawabannya 2x24 jam.
3. Apabila jawaban sudah diterima, akan disampaikan kepada pasien langsung atau pihak
yang bersangkutan akan menyampaikan langsung dengan didampingi oleh customer
service.
4. Complain yang bersifat medis, akan disampaikan kepada dokter medical information
yang dimana akan di rapatkan di komite medik (jika perlu) untuk memberikan jawaban
dan penjelasannya berdasarkan standar Rumah Sakit PRASETYA HUSADA.
Komplain yang tidak bersifat medis, akan diatasi oleh Customer service dengan pihak
yang terkait berdasarkan standar Rumah Sakit PRASETYA HUSADA.
5. Bila complain tidak ada SPO-nya, Customer Service akan melaporkan ke Customer
Service Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan solusi
dengan Direktur Rumah Sakit PRASETYA HUSADA).
6. Semua complain yang terjadi akan di data oleh customer service untuk direkap
menjadi laporan bulanan customer service kepada manajemen.
PANDUAN PELAYANAN PENANGULANGAN ANCAMAN PASIEN KE MEDIA
Pengertian
Komitmen seluruh keluarga besar RS PRASETYA HUSADA adalah melayani dengan
penuh cinta kasih dari sisi pelayanan medis dan non medis, dari awal pasien masuk ke pintu
rumah sakit sampai pasien pulang. Semua masalah harus diselesaikan dengan penuh cinta
kasih.
Penting sekali untuk customer service manager (yang langsung menghadapi customer) dan
marketing manager (yang langsung berhubungan dan menghadapi media) untuk mengerti
hak pasien dan rumah sakit sepenuhnya sehingga kami dapat menghadapi masyarakat
dengan cara yang sesuai berdasarkan hukum undang undang rumah sakit di Republik
Indonesia.
Tata Laksana
Cara mengatasi masalah dengan pasien dengan komunikasi yang jelas dan transparan:
1. Customer Service (staff atau manager) mendengar dengan baik dan mengerti hal
yang di keluhkan oleh pasien
2. Mengulang kembali kepada pasien hal yang di keluhkan dan meminta tanda
tangannya pada notulen pertemuan tersebut (lihat CS 02)
3. CS Manager wajib untuk menyelesaikan semua poin complainnya semaksimal
mungkin melalui pertemuan dengan yang pasien, tanpa memberikan surat tertulis
atau e-mail kepada pasien.
4. Bila perlu, CS Manager akan koordinasi dengan Manager Pelayanan untuk
mengatasi keluhan medis dan bila perlu didampingi DPJP (dokter penanggung
jawab pelayanan) pada saat bertemu dengan pasien. Bila dokter DPJP tidak ada di
tempat, medical information team akan mewakili untuk sementara dan akan di
sarankan oleh manager pelayanan.
5. Bila pasien ingin melibatkan media, CS Manager dan Marketing Manager harus
bertemu dengan yang pasien, mendengarkkan keluhan dengan penuh dengan cinta
kasih dan menjawab sebagai berikut:
-Terima kasih informasinya dan mohon maaf atas ketidaknyamannya Bpk/Ibu.
Kami sangat tidak mengharapkan keterlibatan media tapi tentunya kami tetap
bertanggung jawab untuk memberikan informasi sepenuhnya kepada Bpk/Ibu.
Sekiranya kami dapat mengetahui lebih lanjut hal apa saja yang Bapak & Ibu
keluhkan ke media sehingga kami juga bisa memberikan informasi secara jelas dan
detail kepada Bapak & Ibu mengenai undang undang rumah sakit tentang
keterlibatan media.
(Disini, CS manager dan Marketing Mgr menyarankan kepada pasien akan
keluhan dan penjelasannya)
Bila pasien tetap akan ke media, marketing manager harus menginformasikan
mengenai Pasal 44 undang-undang Rumah sakit:
Ayat 1 : Rumah Sakit menolak mengungkapkan segala informasi kepada
publicyang berkaitan dengan rahasia kedokteran.
Ayat 2: Apabila pasien dan/atau keluarga yang menuntut Rumah sakit dan
menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah melepaskan
hak rahasia kedokterannya kepada umum.
Ayat 3: Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) memberikan kewenangan kepada Rumah Sakit untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab Rumah
Sakit.
Dimana hal tersebut diatas adalah pilihan terakhir yang akan dipilih oleh
Rumah Sakit untuk selalu dapat melayani dengan penuh cinta kasih.
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Pengertian Komunikasi
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud
oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt
& Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Proses komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud
oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan
dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
Gambar
Oh saya
Dia Mengerti… mengerti
..o
Umpan Balik
Gangguan
Unsur komunikasi
1. Sumber/komunikator (dokter,perawat, admission,Adm.Irna,Kasir,dll)
2. Isi pesan
3. Media/saluran (Elektronic,Lisan,dan Tulisan).
4. Penerima/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, Admission,
Adm.Irna).
Sumber / komunikator
Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan
adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan
apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8)
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya luas
dan dalam tentang informasi yang yang disampaikan, cara berbicaranya nya jelas dan
menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)
Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan
pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa berita lisan,
tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan
oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang
mungkin terjadi berupa perubahan sikap. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8).
Media yang dapat digunakan: Melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd,
(peraga).
Penerima / komunikan
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan
penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah
berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada
pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunkasi berlangsung dua arah.
(konsil kedokteran Indonesia, hal.8).
Pemberi/komunikator yang baik adalah
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut
(konsil kedokteran Indonesia, hal 42):
1. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan
tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi,
paraphrase, intonasi.
2. Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat.
3. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang
tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh).
4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak
menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak
tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi).
3.1. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:
3.1.1 Jam pelayanan
3.1.2 pelayanan yang tersedia
3.1.3 Cara mendapatkan pelayanan
3.1.4 Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
Dikonfirmasikan
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya satu
persatu dengan menggunakan alfabeth yaitu:
Assessment Gizi
Definisi
Proses pengumpulan data, verifikasi dan interprestasi data secara sistematis dalam rangka
membuat keputusan mengenai penyebab masalah gizi.
Komponen Assessment Gizi
1. Riwayat gizi/makanan
Asupan makanan
Yaitu komposisi dan kecukupan gizi, pola makan dan snack, kebiasaan
makan di rumah, pantangan/alergi makanan, diet yang pernah dilakukan
Kesadaran terhadap gizi dan kesehatan
Yaitu pengetahuan dan kepercayaan terhadap makanan, konsultasi dan
pendidikan gizi yang pernah didapat.
Aktifitas fisik dan exercise
Yaitu status fungsional, pola aktifitas, jumlah waktu santai, intensitas,
frekwensi dan lamanya.
Ketersediaan makanan
Yaitu perencanaan makan, pembelian, kemampuan dan keterbatasan
menyiapkan makanan, keamanan makanan.
3. Ukuran antropometry
TB
BB
IMT
Perubahan Berat Badan
Pertumbuhan
LILA
Massa Otot
Lingkar Perut/Pinggang
Tebal Lemak/Skinfold Thickness
Intervensi Gizi
Tujuan
Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dengan merencanakan dan
mengimplementasikan intervensi gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien
Strategi Intervensi Gizi
1. Food and Nutritient Delivery
Menyediakan atau merekomendasikan makanan/gizi sesuai ketentuan, termasuk
makanan, snack, makanan cair dan parenteral maupun suplemen.
2. Edukasi Gizi
Proses formal atau mengajari dan melatih pasien mengenai
mengelola/memodifikasi makanan atau kebiasaan makan sehari-hari.
3. Konsultasi Gizi
Proses dukungan pada pasien untuk menetapkan prioritas, membuat tujuan,
rencana kegiatan yang disetujui serta hendaknya kegiatan tersebut bisa
dilaksanakan.
4. Koordinasi Pelayanan Gizi
Merujuk atau mengkonsulkan dengan institusi pemberi layanan kesehatan lainnya
yang dapat mengatasi masalah gizi.
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Subunit tersebut bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan
profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi serta melaksanakan KIE (
Komunikasi Informasi dan Edukasi ) mengenai obat.
Pelayanan informasi farmasi terdiri atas:
1. Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konselling tatacara minum obat bagi
pasien (lihat SPO farmasi 002/SPO/FARM/III/2011)
2. Informasi pelayanan farmasi pasien rawat inap 012/SPO/FARM/IX/2007
3. Informasi pelayanan farmasi pasien akan pulang (lihat SPO farmasi
022/SPO/FARM/X/2007)
4. Informasi pelayanan farmasi pasien rawat jalan (lihat SPO farmasi
013/SPO/FARM/IX/2007)
Peranan marketing dalam PKRS adalah untuk melakukan kajian kebutuhan promosi
kesehatan untuk pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit. Unit ini
bertugas untuk menyediakan instrument kajian kebutuhan promosi kesehatan serta media
komunikasi yangsesuai untuk pengunjung dan masyarakat disekitar rumah sakit serta
memiliki rumusan informasi yang dibuthkan untukmenunjang promosi kesehatan tersebut.
Peranan lain yang tidak kalah penting adalah untuk membinda suasana yang
mendukung kegiatan promosi maupun pemberdayaan dengan memanfaatkan ruangan dan
halaman rumah sakit untuk memasang/menayangakn berbagai media komunikasi,
memanfaatkan individu.kelompok diluar rumah sakit untuk bina usasana dan
memanfaatkan media masa untuk bina suasana. Hal lainnya yang berhubungan dengan
peran marketing adalah untuk menjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk
mengoptimalisaskikan pelaksanaan kegiatan PKRS seperti mengidentifikasi mitra
pontensial dalam dangka menggalang kemitraan berkaitan dengan pelaksanaan promosi
kesehatank mempunyai jejaring kemitraan diberbagai sektor, dunia usaha dan swasta
lainnya serta melaksanakan program kerjasama kemitraan dengan sektor lain, organisasi
kemasyarakatan, swasta dan dunia usaha lainnya. ( lihat SPO/Marketing/ 01-06)
BAB X
1. Pembentukan Panitia PKRS Mei 2016 -SK direktur MIPC, perawat, bidan, -
-Terbentuknya struktrur organisasi dan Farmasi, gizi,
anggotanya fisioterapi, PPI, CS,
rekam medis dan
marketing
-
2. Pembuatan Pedoman pengorganisasian dan Juni - Juli
pedoman pelayanan PKRS 2016 - Pedoman PKRS PJ: Ns. Moh. Halili, S.
Kep.
-
3. Penetapan Program kerja PKRS Juli 2 016
- Program Kerja PKRS PJ: Harry
9. -
Survey lapangan Agustus –
September
2016
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ unit
terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang teredukasi
di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi dan
formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumplah pamflet yang tersedia
dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit
terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya. Apabila
pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke panitia PKRS
(lihat lembar permintaan pamflet edukasi)
Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan
setiap bulan dan pelatihan mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali.
Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS,
laporan bulanan panitia PKRS dan survery kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
BAB XII
DOKUMEN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi
kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1. Materi edukasi
2. Standard prosedur Operasional (SPO)
3. Formulir
4. Lembar permintaan
5. Dan lain sebagainnya
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
BAB XIII
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan
dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan AKreditasi Rumah Sakit yang
berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan
mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS,
dan menjadi urusan (tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang plaing penting
dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan
terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung
oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka
yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap
mereka yang dapat mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-
undangan) dan sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut
harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang
yangbersangkutan.