Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


RS YASMIN BANYUWANGI

Disusun Oleh
Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi

Alamat : Jl. Letkol Istiqlah 80-84

Telp/Fax : 0333 424671 /418219

Website : www.yasminhospital.com

Email : yasmin_hospital@yahoo.com
Visi Misi Motto dan Tujuan

Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi

VISI

Menjadi Rumah Sakit Pilihan Pertama

MISI

Memberikan layanan terbaik dan terpercaya kepada masyarakat melalui program layanan medis
satu atap, layanan non medis dan edukasi

Professional , Trust, Care

TUJUAN

Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan

masyarakat dalam rangka terwujudnya masyarakat utama adil makmur

yang diridhoi oleh Allah SWT, melalui pendekatan pemeliharaan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang

dilaksanakan secara menyeluruh.


PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH
SAKIT (PKRS)
DI RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI

Direktur Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi setelah :

Menimbang : 1.Bahwa dalam Kepmenkes RI Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang pedoman


pelaksanaan promosi kesehatan di daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai social budaya
setempat dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan.
2. Bahwa untuk menjalankan kegiatan PKRS di RSML, telah dibentuk tim PKRS
yang tertuang dalam SK Direktur No 427/KEP/IIL6.AU/D/2013
3. Bahwa untuk mendukung kerja tim PKRS, perlu didukung pedoman
pengorganisasian tim PKRS dan agar pedoman pengorganisasian tim PKRS
tersebut agar memiliki kekuatan hukum, perlu ditetapkan melalui Surat Keputusan
Direktur

Mengingat : 1. Undang-undang No. 1 Th 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2. Undang-undang No. 36 Th 2009 tentang Kesehatan

3. Undang-Undang No 44 Th 2009 tentang Rumah Sakit

4. Kepmenkes RI Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang pedoman


pelaksanaan promosi kesehatan di daerah

5. Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Upaya Keseahtan Kementerian Kesehatan RI dengan Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS), tahun 2011

Memperhatikan : Memo Intern Bidang Yanmed Nomor : 30/MI.RSML-Yanmed/2013 perihal


Pengajuan Panduan Praktik Kedokteran di RSML, tertanggal 15 Juli 2013.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
YASMIN BANYUWANGI

Pertama : Memberlakukan Pedoman Pengorganisasian Tim PKRS RS Yasmin Banyuwangi


sebagaimana terlampir.
Kedua : Mengamanatkan kepada Tim PKRS untuk mengacu pada pedoman
pengorganisasian di setiap pelaksanaan tugas dan fungsinya serta membuat ketentuan
lainnya yang terkait dengan kebijakan tersebut pada diktum Pertama
Ketiga : Keputusan ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan akan dilakukan penyempurnaan dan atau evaluasi
sekurang- kurangnya sekali dalam masa berlakunya.
Keempat : Bila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini, akan ditinjau
kembali sesuai dengan Perundangan Kesehatan yang ada dan kemampuan
Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi.

Ditetapkan di : Banyuwangi
Tanggal : 23 Ramadhan 1434 H.
Tepat tanggal : 31 Juli 2013 M.

RS Yasmin Banyuwangi

dr. Radhi Bakarman,SpB.FICS


Direktur Utama
Tembusan:
1. Tim PKRS
2. Unit Terkait
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wn Wb

Promosi Kesehatan Rumah Sakit telah diselenggarakan sejak tahun 1994 dengan nama
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Pada tahun 2003 istilah tersebut
berubah menjadi PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit). Berdasarkan Kepmenkes RI
No.574/MENKES/SK/VI/2000 tentang kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat menuju
Indonesia Sehat 2010, pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien adalah HAK
pasien dan KEWAJIBAN Rumah Sakit dan seluruh Tim Medis Rumah Sakit. Informasi yang
diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative).
Dengan berpegang pada KEPMENKES RI No.l426/MENKES/SK/XII/2006 tentang
petunjuk teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit, maka Promosi Kesehatan Rumah Sakit harus
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan serta dilaksanakan bersama antara
unit-unit Rumah sakit yang terkait.
Dengan adanya pedoman pengorganisasian TIM PKRS RS. Yasmin Banyuwangi dapat
berjalan sebagaimana yang diharapkan dengan tetap berpegang pada peraturan-peraturan dan
keputusan-keputusan menteri Kesehatan RI.
WasalamuaHaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
BABI
PENDAHULUAN

Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit
yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan
diberi pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan penanganan lebih lanjut, si
sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan
penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit.
Demikian siklus ini berlangsung terus. Kemudian seiring waktu timbullah kesadaran
bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usaha
yang lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu
bagian kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan
yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga
pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya.
Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara penyembuhan dan
pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara
positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesahatan masyarakat pada
umumnya. Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan
pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat
pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam
berusaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan
bagian yang tidak terpisah dan program pelayanan kesehatan rumah sakit.

ISU STRATEGIS

Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994


dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMIRS). Seiring
dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi
Promosi Kesehatan Rumah sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk
mengembangkan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi
PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan dan
distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain di Rumah Sakit Pasar
Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun pelaksanaan
PKRS dalam kurun waktu lebih dan 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal
dan kesinambungannya di rumah sakit tidak teijaga dengan baik tergantung pada kuat
tidaknya komitmen Direktur rumah sakit.

Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi
kesehatan di Rumah sakit, yaitu:

1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah


satu kebijakan upaya pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.

2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk


memdapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang
berhubungan dengan penyakitnya.

3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang


aman,bersih dan sehat.

4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk


meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


574/MENKES/SK/V1/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010, pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien
merupakan HAK pasien dan KEWAJIBAN Rumah Sakit dan seluruh tim medis
Rumah sakit. Informasi yang diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative). Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan serta dilaksanakan bersama antara unit-
unit rumah sakit yang terkait sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis promosi
Kesehatan Rumah Sakit. Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat
membantu pasien untuk menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi
yang nantinya akan mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika
kedokteran mengenai autonomi pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun
hubungan dokter dan rumah sakit kepada pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta
menimbulkan rasa percaya dan aman sehingga komplians pasien juga diharapkan
akan lebih baik. Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah panitia Promosi Kesehatan oleh
Rumah Sakit (PKRS).

DASAR HUKUM PKRS:


1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan:
a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab,
b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan
diterimanya dan tenaga kesehatan.
c. Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara
memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.
d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi,
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
f. Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
meyeluruh dan berkesinambungan.
h. Pasal 55
1) Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan
2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(1) diatur dengan peraturan Peraturan pemerintah
i. Pasal 62
1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, danlatau masyarakat untuk
mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat.
2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk
menghindari atau mengurangi resiko, masalah dan dampak buruk akibat
penyakit.
3) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas
untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
4) Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit diatur dengan peraturan Menteri.
j. Pasal 115
1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan
2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya
k. Pasal 168
1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien
diperlukan informasi kesehatan
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan
meialui sistem informasi dan melalui lintas sektor
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (2) diatur oleh Peraturan Pemerintah
2. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
a. Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.
c. Pasal 10, ayat 2
Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas mang , butir m) ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit
d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a) memberikan informasi
yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan stadar profesi dan standar prosedur operasional.

3. Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKES/SK 11/2010 tentang


Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana hal ini tidak
terpisahkan dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah
satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit
Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital).
4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kehatan (Lembaran
Negara Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637).
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor I 59b/MENKES/PER/
11/1988 tentang Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
574/MENKES/SK/VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
004/MENKES/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi bidang
Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor
1547/MENKES/SK/X/2004 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1114/MENKES/SK/VT/IX/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Daerah.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
193/MENKES/SK/X/2014 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
426/MENKES/SK/XII/2006 tentang petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah
Sakit.
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI

Perkembangan Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi makin hari makin mengalami peningkatan,
hal ini bisa dilihat dari perkembangan sarana fisik, peralatan medis serta peralatan penunjang
medis. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir telah banyak sarana fisik yang dibangun, antara
lain instalasi gizi, laundry, masjid, ruang IGD, ruang perawatan VIP serta ruang kamar operasi.
Sedangkan penambahan peralatan medis dan penunjang medis antara lain X Ray High Speed\ CT
Scan Laparoscopy, Bed side monitor, Ventilator, Respirator, Hematology analyzer dan lain-lain.
Perkembangan yang cukup baik ini tentu diperlukan upaya-upaya yang lebih komprehensif agar
bisa dipertahankan.

Saat ini RSML diberikan amanah sebagai pilot project RS Muhammadiyah di Jawa Timur di
bidang pelayanan pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit, pengembangan layanan dan
pengembangan SDM. Tantangan ini membulatkan tekad bagi manajemen untuk menjadikan
RSML sebagai Rumah Sakit yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, sehingga gagasan
mewujudkan center of excellent dapat tercapai. Selain itu, RSML bersama empat RS
Muhammadiyah lain di Indonesia ditunjuk oleh PP Muhammadiyah sebagai RS Siaga Bencana.

Kamipun menyadari bahwa untuk menuju cita-cita tersebut, bukanlah pekerjaan mudah dan
diperlukan sumber daya yang cukup besar, baik dari aspek sumber daya manusia, keuangan
maupun kebutuhan fasilitas sarana yang memadai. Berbagai upaya menuju ke arah tersebut, telah
kami rencanakan dan tuangkan dalam master plan yang dioperasionalkan dalam rencana strategis
untuk jangka pendek waktu 5 (lima) tahun mendatang (2010-2015) serta strategi rencana jangka
panjang 20 tahun kedepan.

Menurut UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyedian pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
BAB III

VISI, MISI DAN TUJUAN


RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI

3.1 Visi Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi


Menjadi Rumah Sakit Pilihan Pertama
3.2. Misi Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi
Memberikan Layanan Terbaik dan terpercaya Kepada Masyarakat melalui
Program Layanan satu atap, layanan non medis dan Edukasi
3.3. Tujuan Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi
Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat
dalam rangka terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhoi oleh
Allah SWT, melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dilaksanakan secara menyeluruh.
BAB IV

BAGAN ORGANISASI RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI


BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
(PKRS)

1. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembanguanan
kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan
manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, anatar lain ibu, bayi,
anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

2. PENGERTIAN PKRS
Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat,
agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya,
klien dan kelompok- kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat, melalui pembelajaran dan oleh, untuk
dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.

3. VISI PKRS
Oleh karena itu Kementeriaan Kesehatan menetapkan visi yaitu Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.

4. VISI TIM PKRS RS YASMIN BANYUWANGI


Memberikan pelayanan edukasi informasi medis yang islami, profesional dan
meyeluruh mengenai kondisi kesehatan pasien untuk meningkatkan kualitas
mutu pelayanan serta menjunjung tinggi autonom pasien.
5. MISI PKRS
Dalam mencapai visi tersebut Kementerian Kesehatan juga mentetapkan 4 misi
yaitu:
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat mad ani
2) Melindungi kesehatan masayarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata,bermutu dan berkeadilan
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan
4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
6. MISI TIM PKRS RS YASMIN BANYUWANGI
1) Menyelenggarakan pelayanan edukasi informasi medis yang islami,
meyeluruh dan berorientasi pada ilmu kedokteran berbasis bukti kepada
pasien dan keluarga
2) Meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan medis dengan cara memberikan
informasi terpadu yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi
kesehatannya dan memfasilitasi pemilihan rencana promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif
3) Memfasilitasi pengendalian mutu dan biaya kesehatan melalui transparansi
informasi sehingga pasien dan keluarganya mendapatkan rasa aman dan
percaya.
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem upaya
kesehatan. Rumah Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu identitas yang
terpisah dan berdiri sendiri dalam sektor kesehatan. Peran rumah sakit adalah
mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan dan
mekanisme
bantuan. Menurut WHO, Rumah sakit harus terintegrasi dalam sistem kesehatan
dimana ia berada. Fungsinya adalah sebagai pusat sumber daya bagi peningkatan
kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Reformasi perumahsakitan
di Indonesia sangat diperlukan mengingat masih banyaknya rumah sakit yang
hanya menekankan pelayanannya kepada aspek kuratif dan rehabilitatif saja.
Padahal keadaan ini menyebabkan rumah sakti menjadi sarana kesehatan yang
elit dan terlepas dan sistem kesehatan dimana ia berada.
Penerapan paradigma diatas akan sangat berpengaruh terhadapan pendekatan yang
harus dilaksanakan dalam promosi kesehatan. Untuk itu pengembangan promosi
kesehatan dirumah sakit perlu dilakukan sesegera mungkin. Untuk mempercepat
upaya PKRS menjadi bagian dan upaya pelayanan kesehatan Rumah Sakit maka
PKRS dirasa penting menjadi salah satu Standard PKRS yang dapat dijadikan
acuan dalam penyusunan instrumen akreditasi rumah sakit di Indonesia.
7. FALSAFAH PKRS
Memberikan pelayanan edukasi kesehatan selektif, meyeluruh dan terpercaya
secara profesional, efektif dan efisien yang dibutuhkan pasien dan keluarga
mengenai kondisi kesehatan.
8. NILAI

a. Selektif
Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu
dandidasarkan hanya yang terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa
yang dibutuhkan oleh pasien tersebut.
b. Menyeluruh
Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti
rencana promotif, diagnosis keija, rencana diagnostik, rencana
terapi,prognosis, rencana rehabilitatif dan rencana preventif
c. Terpercaya
Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti
dan komprehensif.
d. Profesional
Dalam memberikan pelayanan edukasi informasi medis dilakukan secara
profesional
e. Efektif dan efisien
Memberikan pelayanan pasien dan keluarga serta bekerjasama dengan mittra
keija secara efektifdan efisien.

9. TUJUAN PKRS
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RS serta
pemeliharaan lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan
yang disediakan Rumah sakit. Meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan
memberikan informasi medis yang selektif terpercaya dan menyeluruh kepada setiap
pasien dan keluarganya yang datang ke ruinah sakit dengan cara menyediakan
informasi yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif,
diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif
dan rencana preventif.
10. SASARAN PKRS
Sasaran Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah Masyarakat di Rumah Sakit
,yang terdiri dari :
Petugas
Pasien
Keluarga Pasien
Pengunjung
Masyarakat yang tinggal di sekitar Rumah Sakit
11. STRUKTUR ORGANISASI TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH
SAKIT

Tim PKRS - RSML bertanggungjawab kepada Direksi. Tim PKRS - RSML berintegrasi dan
kolaborasi dengan : Pemasaran, Keperawatan, Gizi Klinis, PPI, Rekam Medis, Farmasi Klinis,
Fisioterapi, Dokter, Binroh. Anggota tim PKRS terdiri dari satu atau dua orang perwakilan dari
setiap bagian/unit tersebut.
BAB VI
URAIAN TUGAS TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI

KETUA TIM PKRS

1. Nama Tim / Panitia Kerja :


2. Nama Jabatan :
3. Pengertian :
Seorang profesional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS.
4. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab seluruhnya terhadap
pelaksanaan program PKRS.
5. Tugas Pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PKRS
6. Uraian Tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program keija PKRS.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS
secara efektif, efisien dan bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit keija terkait.
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS.
e. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk membahas
dan menginformasikan hal-hal penting yang berkaitan dengan PKRS.
f. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
g. Menjalin kerjasama antar unit terkait.
h. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan
pedoman kerja yang aman dan efektif.
7. Wewenang
a. Memberikan Penilaian Kinjerja Anggota PKRS
b. Membuat pedoman, panduan, prosedur terkait PKRS.

8. Hasil Kerja

a. Daftar kerja untuk anggota PKRS.

b. Usulan program kerja PKRS.

c. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS.

d. Standar Prosedur Operasional (SPO) PKRS.

e. Laporan program kerja PKRS.

f. Bahan materi edukasi.

WAKIL KETUA TIM PKRS

1. Nama Tim / Panitia Kerja :

2. Nama Jabatan :

3. Pengertian :

Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam menjalankan Pelaksanaan

Program PKRS

4. Tanggung Jawab :

Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua Tim PKRS.

5. Tugas Pokok

Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program PKRS.

6. Uraian Tugas
a. Menjadi mitra ketua Tim PKRS untuk memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi
pelaksanaan operasional PKRS secara efektif, efisien dan bermutu.

b. Menjadi mitra ketua Tim PKRS untuk bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan
bagian unit keija terkait.
c. Menjadi mitra ketua Tim PKRS untuk memberikan pembinaan terhadap anggota
PKRS.
d. Menjadi mitra ketua Tim PKRS untuk meningkatkan pengetahuan anggota,
membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman keija yang aman dan efektif.

e. Memberikan pertimbangan / saran tentang program PKRS pada perencanaan,


pengembangan program dan fasilitasnya.

7. Wewenang

Menjadi mitra ketua Tim PKRS.

8. Hasil Kerja

a. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS.

b. Standar Prosedur Operasional (SPO) PKRS.

c. Laporan setiap kegiatan PKRS.

d. Bahan materi edukasi.

SEKRETARIS TIM PKRS

1. Nama Tim / Panitia Kerja : PKRS

2. Nama Jabatan : Sekretaris TIM PKRS

3. Pengertian :

Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan Mampu dalam menjalankan Pelaksanaan
Program PKRS

4. Tanggung Jawab

Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab kepada ketua Tim PKRS

5. Tugas Pokok

Ikut berperan serta dalam pelaksanaan program PKRS.


6. Uraian Tugas

a. Mengatur Jadwal rapat rutin maupun insidentil TIM PKRS


b. Membuat surat undangan rapat baik untuk Tim PKRS maupun untuk bagian / unit terkait.

c. Menyiapkan ruang rapat, fasilitas dan sarana yang diperlukan.

d. Menyusun risalah rapat dan membuatkan memo intern hasil rapat ke Direksi.

e. Melakukan pekerjaan administrasi Tim PKRS dan kegiatan pengarsipan sesuai prosedur
yang berlaku.

f. Memberikan pertimbangan / saran tentang program PKRS pada perencanaan,


pengembangan program dan fasilitasnya.

7. Wewenang

Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan, dalam hal ini ketua Tim PKRS.

8. Hasil Kerja

a. a. Administrasi surat keluar dan surat masuk.

b. Pengarsipan dokumen-dokumen PKRS.

ANGOTA TIM PKRS

1. Nama Tim/Panitia Kerja : PKRS

2. Nama Jabatan : Anggota TIM PKRS

3. Pengertian :

Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan promosi
kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan penerapaan program kerja
PKRS dalam masing-masing bagian/unit kerja.

4. Tanggung Jawab :

Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua dan wakil
Tim PKRS.
5. Tugas Pokok :

Membantu pelaksanaan semua kegiatan program PKRS.

6. Uraian Tugas :
a. Melaksanakan dan membantu terselanggaranya program PKRS

b. Membantu mengidentifikasi kebutuhan PKRS sesuai dengan profesinya masing-

masing.
7. Wewenang :

Membantu untuk Memberikan saran dan masukan program PKRS sesuai dengan
professinya masing masing

8. Hasil Kerja :

a. Terlaksananya Kegiatan Program PKRS

b. Penerapan pedoman, panduan, prosedur PKRS


BAB VI

TATA HUBUNGAN KERJA TIM PKRS


RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI

Keterangan:
* Tim PKRS bertanggungjawab kepada Direksi Rs. Yasmin
Ketua Tim PKRS dibantu dengan Wakil Tim PKRS untuk mengkoordinasikan setiap
anggota Tim PKRS.
Sekretaris Tim PKRS bertanggungjawab kepada ketua Tim PKRS dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
* Setiap anggota Tim PKRS bertanggungjawab kepada ketua Tim PKRS dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI


TIM PKRS RS YASMIN BANYUWANGI

Pola ketenagaan dan kualifikasi Tim PKRS - RSML sebagai berikut:

KETUA TIM PKRS

Persyaratan dan kualifikasi :

a. Pendidikan formal : Dokter / Perawat

b. Pendidikan non formal : Sertifikat seminar tentang PKRS

c. Pengalaman kerja :

Pengalaman keija sebagai dokter / perawat di RS Yasmin Banyuwangi.

d. Keterampilan :
Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang menarik, dapat
bersosialisasi dengan baik dan profesional

e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.

WAKIL KETUA TIM PKRS

Persyaratan dan Kualifikasi :

a. Pendidikan formal : Dokter atau Perawat

b. Pendidikan non formal : Sertifikat seminar tentang PKRS

c. Pengalaman kerja :

Pengalaman bekerja sebagai dokter / perawat di RS Yasmin Banyuwangi

d. Keterampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang
stabil.
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.

SEKRETARIS TIM PKRS


Persyaratan dan Kualifikasi :

a. Pendidikan formal : Dokter atau Perawat

b. Pendidikan non formal : Sertifikat seminar PKRS

c. Pengalaman keija :

Pengalaman bekerja sebagai dokter / perawat di RS Yasmin Banyuwangi.

d. Keterampilan
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang
stabil.

e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi diikuti oleh setiap anggota Tim PKRS untuk diberikan pengarahan tentang
program-progran PKRS, materi yang akan disampaikan dalam kegiatan PKRS serta jadwal
pelaksanaan PKRS. Kegiatan ini diharapkan agar semua anggota Tim PKRS mempunyai persepsi
yang sama tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan program dan pelaksanaan PKRS.
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggaran pada:
Waktu : Setiap hari Ahad
Jam 09.00 s.d selesai

Tempat
Peserta Ruang PSDI Lantai 3 RS Yasmin Sub-unit Panitia PKRS
Materi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PKRS Yasmin Banyuwangi


Kelengkapan Rapat
: Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan / rekomendasi / usulan
kepada ketua KPRS.

Rapat Insidentii
Rapat insidentii diselenggaran pada:
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu yang perlu
dibahas dan diselenggarakan segera Sesuai undangan
Jam
Tempat
Peserta Ruang PSDI Lantai 3 RS Yasmin Banyuwangi Sub-unit Panitia PKRS

Materi Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas


Kelengkapan Rapat Undangan, daftar hadir, notulen rapat
BAB XI

PELAPORAN

Pencatatan pelaksanaan PKRS di Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi di tiap ruangan yang
melakukan, item-item yang dilaporkan adalah:
1. Tanggal dan tempat pelaksanaan.
2. Materi PKRS yang diberikan.
3. Nama peserta dan tanda tangan peserta PKRS.
4. Pertanyaan-pertanyaan oleh peserta PKRS yang didapat pada saat melakukan PKRS.
5. Nama dan tanda tangan pemberi PKRS.
6. Mengetahui dan tanda tangan dari bagian/unit yang melaksanakan PKRS.

Pendokumentasiannya oleh ruangan masing-masing, dilaporkan setiap bulan ke Direksi dan akan
dilakukan monitoring dan evaluasi per-semester oleh Tim PKRS - RSML.
BAB XII
PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini


disusun agar menjadi acuan dalam pengembangan kegiatan PKRS. Pedoman ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan rumah sakit.
PKRS merupakan tanggung jawab seluruh bagian/unit dan Direksi RSML.
Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya
pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap)
maupun terhadap klien sehat. Namun demikian, upaya pemberdayaan ini akan
lebih berhasil, jika didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina
suasana dilakukan terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap
pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung dan membantu RSML dari segi kebijakan (peraturan perundang-
undangan) dan sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien. Banyak
sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus
dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dan peluang yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai