Anda di halaman 1dari 47

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA

DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ARGA MAKMUR
Jalan Siti Khadijah No. 08 Arga Makmur Bengkulu Utara Kode Pos :38611
Telp. (0737) 521118 Fax.(0737) 521118
ARGA MAKMUR

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARGA MAKMUR


NOMOR

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARGA MAKMUR

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARGA MAKMUR

MENIMBANG : a. Bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur perlu untuk selalu
meningkatkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui peningkatan
mutu secara berkesinambungan.
b. Bahwa Akreditasi Rumah Sakit merupakan salah satu instrument
peningkatan mutu berkelanjutan dan kewajiban bagi Rumah Sakit
sesuai dengan ketentuan pemerintah
c. Bahwa dalam pelaksanaan dan persiapan Akreditasi diperlukan
berbagai pedoman dan kebijakan

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
59.B/Menkes/Per/II/1998 tentang Akreditasi Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1426/Menkes/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur tentang
pedoman pelayanna promosi kesehatan rumah sakit di Rumah Sakit
Umum Daerah Arga Makmur;
Kedua : Pemberlakuan Buku Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah
Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur ini menjadi acuan
kegiatan Tim Promosi Kegiatan Rumah Sakit sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini;

1
Ketiga : Pemberlakuan Buku Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah
Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur dimaksud poin kesatu
agar disosialisasikan dan dilaksanakan oleh unit terkait
.

2
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Argamakmur
pada tanggal 04 Januari 2022
Direktur
RSUD Arga Makmur

dr, Hj. Herawati, Sp.PK


NIP. 19820214 201001 2 013

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 6
A.PENGERTIAN............................................................................................ 6
B.RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN............................................. 7
C.MANFAAT PKRS RSUD ARGA MAKMUR................................................ 8
D.BATASAN OPRASIONAL.......................................................................... 8
BAB II STANDAR KETENAGGAAN...................................................................... 9
A.TIM PENANGGUNG JAWAB PKRS.......................................................... 9
B.JAM PELAYANAN PKRS........................................................................... 9
BAB III STANDAR FASILITAS.............................................................................. 10
A.DENAH UMUM........................................................................................... 10
BAB IV ALUR PELAYANAN.................................................................................. 11
A.JENIS PELAYANAN...................................................................................
B.TATALAKSANA..........................................................................................
C.PANDUAN PELAYANAN...........................................................................
D.PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF...........................................................
E.PANDUAN PELAYANAN INFORMASI GIZI...............................................
BAB V DOKUMEN BUKTI.....................................................................................
PENUTUP...............................................................................................................

4
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata'ala, Tuhan semesta alam yang
telah memberikan Ridho dan Petunjuk-Nya, sehingga Buku Pedoman Pelayanan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur dapat diselesaikan
dan diterbitkan.

Buku ini diterbitkan untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf
dalam memberikan pelayanan yang terkait dengan Pelayanan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur. Dalam pedoman ini diuraikan tentang
pengertian dan tata laksana Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit di
Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur.

Tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya


penyusun dan bantuan semua pihak sehingga Pedoman Pelayanan Promosi
Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur dapat terbit. Kepadanya,
semoga Allah memberikan balasan yang setimpal.

Arga Makmur, 04 Januari 2022


Direktur
RSUD Arga Makmur

dr, Hj. Herawati, Sp.PK


NIP. 19820214 201001 2 013

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
114/MENKES/SKNIII 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di daerah, prinsip dasar Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-


masalah kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara
menanganinya secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, masyarakat mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan masalah-
masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam),
secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).

Jika definisi diterapkan di rumah sakit maka dapat dibuat rumusan


sebagai berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok masyarakat, agar
pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien
dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran bersama mereka,
sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.

6
B. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi


kesehatan di rumah sakit. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. Di dalam gedung
Di dalam gedung rumah sakit, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan
yang diselenggarakan rumah sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dii
dalam gedung terdapat peluang-peluang :
a. Di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu di ruang dimana pasien/klien harus
melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan.

b. PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik


seperti poliklinik kebidanan & kandungan, poliklinik anak, poliklinik
jantung poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam .poliklinik kulit
&kelamin.poliklinik gigi .poliklinik umum.

c. PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien, yaitu di ruang-


ruang gawat darurat, rawat intensif dan rawat inap.

d. PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasien yaitu pelayanan


obat/apotik, pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medic
pelayanan radiologi.

e. PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat), yaitu seperti di


pelayanan KB, konseling gizi,, pemeriksaan kesehatan dan lain-lain.
2. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal
untuk PKRS, yaitu :
a. PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di
lapangan/gedung parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke
sudut-sudut lapangan/ gedung parkir.
b. PKRS di kantin warung-warung atau kios-kios yang ada di kawasan rumah
sakit.

7
C. Manfaat

Sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan Promosi Kesehatan


Rumah Sakit (PKRS) di Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
D. Batasan Operasional
Pelayanan PKRS : upaya pelayanan kesehatan untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien
dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan
kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran bersama mereka sesuai
sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.

8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Tim Penanggung Jawab PKRS
Tim PKRS terdiri dari Ketua PKRS dan 3 (tiga ) penanggungjawab
yaitu: Penanggung jawab Adiministrasi, Penanggung jawab media, dan
penanggung jawab penyuluh. Tim PKRS berada di bawah naungan sub bidang
pelayanan medik. Dalam melakukan kegiatan, tim PKRS bekerja sama dengan
dokter umum dan seluruh jajaran Tim pelayanan Rumah Sakit dalam
menyampaikan informasi medis kepada pasien.

B. Jam Pelayanan PKRS


1. Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dilakukan di Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan IGD.Kantin & Parkiran.
2. Apabila ada tenaga medis yang berkualifikasi dan terkait pelayanan
medis dibutuhkan pasien, maka informasi dapat diberikan oleh sub-
Tim panita PKRS (tenaga medis) tersebut.

9
BAB III
ST ANDAR FASILITAS

A. Denah Umum
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap Tim PKRS. Suasana
dalam Umum PKRS dibina sedemikaian rupa sehingga tenang dan kondusif
dalam menyampaikan informasi dan promosi kesehatan bagi pasien dan klien.

10
BAB IV
ALUR PELAYANAN

A. Jenis Pelayanan
Infornasi medis tertulis yang diberikan meliputi 10 penyakit terbanyak di
Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur yaitu penyakit jantung iskemik
lainnya, gagal jantung, penyakit hipertensi, demam typoid dan paratifoid, asma,
diabetes melitus tidak bergantung insulin, penyakit kulit dan jaringan sub kutan
lainnya, epilepsi, neoplasma jinak payudara, dan lambung dan duodenum
lainnya. Pemberian promosi kesehatan dapat dilakukan di setiap instalasi di
rumah sakit oleh personel medis yang berkompetensi di bidang tersebut,
terutama rawat jalan, rawat inap, penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan lain-
lain. Informasi diluar kategori diatas disampaikan secara lisan oleh tim PKRS di
seluruh instalasi rumah sakit.

B. Tatalaksana
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri
dari tim medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan
informasi medis serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi
yang berhubungan dengan penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat
inap (saat dirawat dan sebelum pasien pulang), rawat jalan, IGD dan
penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis
Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur B e n g k u l u U t a r a . Pelayanan
panitia PKRS terdiri dari pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang
berhubungan dengan pasien dari sembilan sub-unit panitia PKRS yang
terintregasi. Unit-unit tersebut adalah customer service, medical information
for patient care, gizi, keperawatan (perawat dan bidan), fisioterapi, farmasi,
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, rekam medis
1. Tu ju a n
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang periu
penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya
Tujuan khusus :
a. Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien
yang perlu penjelasan lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat
awal perawatan, selama perawatan dan ketika pasien akan pulang.

11
b. Rawat jalan :
1) Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai
kondisi penyakitnya dan memberikan saran medis dan
pemeriksaan diagnostic (laboratorium atau radiologi) yang
menunjang ketepatan diagnostik pada pasien tersebut.
2) Merujuk pasien kepada dokter spesialis yang
berkompeten menangani penyakit pasien tersebut. Membuatkan
resume medis pasien

2. Rawat inap
a. Apabila pasien baru masuk ke dalam kategori 10 penyakit di
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bengkulu
Utara. Perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi
kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang
membutuhkan informasi lebih dari satu Tim PKRS yaitu, Doker
umum, farmasi, fisioterapi, keperawatan, PPI, rekam medis,
gizi, Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan
edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap
maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan
diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi
sesuai dengan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
b. Apabila pasien tidak masuk kedalam kategori 10 penyakit
terbanyak maka edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter
Umum atau Tim PKRS yang terkait.
c. Apabila pasien dan/keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap
membutubkaninformasi yang lebih dalam mengenai perjalanan
penyakit, evaluasi, rencana terapi dan lain-lain, maka perawat dapat
meminta bantuan DPJP/dokter Umum atau Tim yang terkait.
d. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka
pemberian informasi akan diberikan sesuai dengan point a-c diatas
(apabila masih membutuhkan).

12
e. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan
clinical pathway adalah dokter Umum memberikan informasi pulang
pasien dapat diberikan oleh perawat.
f. Setiap pasien yang diedukasi di catat nama, nomor rekam medik,
DPJP, diagnosa dan kode leaflet pemberian edukasi (bila tersedia)
atau ringkasan poin poin edukasi secara tertulis apabila tidak
terdapat dalam leaflet yang tersedia.
g. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan
SPO Pemberian Edukasi dan SPO Pemberian Edukasi Kolaboratif
h. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO
Pencatatan
i. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-Iambatnya 1x24
jam dari waktu DPJP mendiagnosa pasien.
j. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu
juga oleh DPJP, dokter Umum atau Tim Tim PKRS terkait,
maka jawaban standard yang ak:an diberikan adalah "Saya belum
ada jawaban mengenai pertanyaan tersebut namun akan saya
konfirmasikan kepada dokter spesialis yang merawat anda dan
akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya.
Mohon memberikan nomor telepon yang dapat kami hubungi".
ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

13
3. Rawat jalan
a. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk ke dalam
kategori 10 penyakit terbanyak, maka di ruang rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Arga Makmur, perawat mengidentifikasi
kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien
sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien
yang membutuhkan informasi lebih dari satu sub-Tim PKRS yaitu ,
Doker umum, farmasi, fisioterapi, keperawatan, PPI, rekam medis,
gizi, humas dan pemasaran. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan
informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat
inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan
diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai
SPO pemberian edukasi kolaboratif.
b. Apabila pasien datang pada saat jam kerja, maka pasien dapat
dijelaskan secara verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan
penyakitnya oleh sub-Tim PKRS terkait.
c. Apabila pasien datang di luar jam kerja, maka pasien akan mendapat
informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat Tim terkait.
d. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi
terkait penyakitnya oleh sub-Tim tertentu, maka pasien diharuskan
membuat perjanjian pada hasil kerja berikutnya.
e. Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka
informasi akan diberikan oleh DPJP terkait dokter jaga atau dokter
(pada jam kerja).
f. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana
diagnosa atau konsultasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa
berobat, maka informasi akan diberikan oleh dokter sesuai dengan
SPO Pemberian Edukasi.
4. Instalasi terkait promosi kesehatan rumah sakit
Instalasi yang banyak terlibat dalam alur pelayanan promosi
kesehatan rumah sakit meliputi DPJP, Doker umum, gizi,
keperawatan (perawat dan bidan), fisioterapi (Ft), farmasi,
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan rekam medis yang

14
semuanya ini saling bekerja sama demi tercapainya alur pelayanan yang
maksimal di rumah sakit.
C. Panduan Pelayanan
(informasi medis) adalah suatu tim medis yang berperan dalam
menyediakan, menyampaikan informasi medis serta mengedukasi pasien
rawat inap mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit pasien
(awal dirawat, selama perawatan dan sebelum pasien pulang). Tim
tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis Rumah Sakit
Umum Daerah Arga Makmur.
1. Ruang lingkup
Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IGD dan Tim penunjang.
2. Tujuan
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat
jalan dan pasien rawat inap yang perlu penjelasan lebih dalam
tentang penyakitnya dan pada saat pasien akan pulang tentang tata
cara perawatan di rumah seperti apa yang harus dilakukan, apa
yang harus dihindari, jadwal kontrol kembali, tata cara minum obat,
perubahan perilaku dan gaya hidup, dlL
Informasi yang disediakan oleh dan dapat diberikan oleh
DPJP/dokter jaga kepada pasien adalah sebagai berikut :
g. Daily plan demam typoid
h. Daily plan demam berdarah dengue/demam dengue
i. Daily plan gastroenteritis
j. Daily plan stroke iskemik
k. Daily plan haemorroid
l. Daily plan appendisitis akut
m. Daily plan hernia
n. Daily plan caesarian section
o. Daily plan labio/palatoschizis
p. Daily plan tumor jinak payudara

15
Informasi yang disediakan oleh dan dapat diberikan oleh perawat
kepada pasien adalah sebagai berikut :
a. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam tifoid
b. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam berdarah
dengue/demam dengue
c. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan
diare
d. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan stroke iskemik
e. Panduan edukasi pasien pulang post hemorrhoidectomy
f. Panduan edukasi pasien pulang post operasi appendictomy
g. Panduan edukasi pasien pulang post hernitomy
h. Panduan edukasi pasien pulang post operasi sesar
i. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan hipoglikemia
j. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan hipertensi

berperan sebagai perencana program promosi kesehatan serta


memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya.

D. Panduan Komunikasi Efektif


Secara umum tujuan penyusunan pedoman komunikasi efektif ini
adalah :
a. Memberikan pengetahuan dan pedoman bagi petugas, perawat dan dokter
mengenai cara berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
b. Agar petugas, perawat dan dokter dapat melakukan komunikasi yang
efektif dengan pasien dan keluarganya.
c. Menghindarkan kesalah pahaman yang bisa menimbulkan dugaan
maIpraktik.

Komunikasi berasal dari bahasa latin "communis" yang artinya bersama.


Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian
pikiran atau informasi (pesan) dari satu pihak ke pihak lain dengan
menggunakan suatu media. Menutur ahli kamus bahasa, komunikasi adalah
upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang sarna terhadap pesan yang saling

16
dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya Webster's
New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu
melalui sistem lambang-Iambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
1. Klasifikasi komunikasi
Berdasarkan kepada penerima pesan atau komunikan, komunikasi
diklasifikasikan menjadi :
a. Komunikasi intrapersonal
Penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri
komunikator sendiri antara individu dengan Tuhannya
Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara
aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan.
Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima
pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri daIam proses
internal yang berkelanjutan.
b. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal berlangsung dengan dua arah, antara
komunikator dan komunikan, antara seorang tenaga medis dengan
teman sejawat atau antara seorang tenaga medis dengan pasien.
c. Komunikasi kelompok
Komunikasi tidak hanya terjadi antara seseorang dengan seorang
lainnya, komunikasi juga dilakukan dengan sekelornpok orang
yang disebut dengan komunikasi kelompok. Menurut Michael
Burgoon, komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka
antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah,
dimana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat, misalnya organisasi profesi,
kelompok remaja dan kelompok-kelompok sejenisnya. Komunikasi
dapat dalam bentuk diskusi, rapat dan sebagainya.
d. Komunikasi publik

17
Komunikasi yang dilakukan secara aktif maupun pasif yang dilakukan
di depan umum. Dalam komunikasi publik, pesan yang disampaikan
dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan. Komunikasi ini
memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan
dapat disampaikan secara efektif dan efisien.
e. Komunikasi organisasi
Merupakan komunikasi yang dilakukan dalam suatu organisasi atau
antar organisasi baik secara formal maupun informal. Komunikasi
organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi serta hubungan antar manusia.
f. Komunikasi massa
Komunikasi ini melibatkan sejumlah besar komunikasi heterogen yang
tersebar di suatu wilayah geografis yang luas dan berkepentingan pada
pesan kornunikan yang sarna.
2. Jenis komunikasi
a. Komunikasi tertulis
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis
bail manual maupun melalui media seperti email, surat. media
cetak dan lainnya, keuntungan dari komunikasi secara tertulis antara
lain :
1) Adanya dokumen tertulis
2) Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman
3) Dapat menyampaikan ide yang rumit
4) Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan
5) Menyebarkan informasi kepada khalayak rarnai
6) Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi
lisan
7) Membentuk dasar kontrak atau perjanjian
8) Untuk penelitian dan bukti di pengadilan
b. Komunikasi verbal
Merupakan komunikasi yang disampaikan secara lisan.
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana

18
komunikasi seperti telepon. Kelebihan dari komunikasi ini terletak pada
keberlangsungannya, yakni dilakukan secara tatap muka sehingga
umpan balik dapat diperoleh secara langsung dalam bentuk respon
dari pihak komunikan. Dalam menyebutkan kata yang sulit maka
pemberi pesan harus mengeja hurufuya dengan menggunakan kode
alfabeth internasional.
c. Komunikasi non verbal
Merupakan proses komunikasi di mana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Komunikasi ini adalah cara yang paling
meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. tenaga
medis perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yang disampaikan
oleh pasien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan
keperawatan karena pesan non verbal dapat memperkuat pesan yang
disampaikan secara verbal, misalnya menggunakan gerak isyarat,
bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, simbol-simbol serta cara
berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan
gaya berbicara.
3. Model Komunikasi
Model komunikasi adalah ilustrasi alur komunikasi yang menunjukkan
unsur-unsur penting di dalamnya. Menurut beberapa pakar komunikasi
model adalah penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk
gambar.
a. Model komunikasi SMCRIBERLO
Merupakan salah satu model komunikasi. Model ini
mensyaratkan adanya empat unsur komunikasi (sumber informasi,
pesan, saluran dan penerima pesan) untuk dapat terjadinya
komunikasi.
b. Unsur komunikasi
1) Sumber informasi (source)
Sumber (pengirim pesan) adalah orang yang menyampaikan
pemikiran atau informasi yagn dimilikinya kepada orang lain
(penerima pesan). Pengirim pesan bertanggung jawab

19
dalam menterjemahkan pemikiran atau informasinya menjadi
sesuatu yang berarti, dapat berupa pesan verbal, non verbal
dan tulisan atau kombinasi dari ketiganya. Pengirim pesan
(komunikator) yang baik adalah komunikator yang menguasai
materi, pengetahuannya luas tentang informasi yang disampaikan,
berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat
dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan),
2) Pesan atau informasi (Message)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pesan komunikasi
adalah :
a) Tingkat kepentingan informasi
b) Sifat pesan
c) Kemungkinan pelaksanaannya
d) Tingkat kepastian dan kebenaran pesan
e) Kondisi pada saat pesan diterima
f) Penerima pesan
g) Cara penyampaian pesan
3) Saluran (Channel)
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan.
Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya
satu saluran, biasanya menggunakan dua, tiga atau
empat saluran yang berbeda secara simultan. Contoh : dalam
interaksi tatap muka, kita berbicara dan mendengarkan
(saluran suara), teapi kita juga memberikan isyarat tubuh
dan menerima isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita juga
memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori)
dan seringkali kita saling menyentuh (saluran taktil). Media
fisik yang sering digunakan di rumah sakit adalah telepon,
brosur, surat edaran, memo, internet, royal news dll.

20
4) Penerima pesan (Receiver)
Penerima pesan adalah orang yang menerima pesan dari sumber
informasi (komunikator). Penerima pesan akan menterjemahkan
pesan (decoding) berdasarkan pada batasan pengertian yang
dimilikinya. Dengan demikian dapat saja terjadi kesenjangan
antara yang dimaksud oleh pengirim pesan dengan yang
dimengerti oleh penerima pesan yang disebabkan oleh adanya
kemungkinan hadimya gangguanlhambatan. Hambatan ini bisa
karena perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau
pengalaman, perbedaan budaya, masalah bahasa dan lainnya.
pada saat menyampaikan pesan, pengirim pesan
(komunikator) harus memastikan apakah pesan telah diterima
dengan baik atau tidak. Sementara penerima pesan perlu
berkonsentrasi agar pesan diterima dengan baik dan
memberikan umpan balik (feedback) kepada pengirim pesan.
5) Umpan balik
Umpan balik merupakan tanggapan komunikan terhadap pesan
yang diberikan oleh komunikator. Umpan balik dapat berupa
tanggapan verbal atau non verbal dan sangat penting sekali
sebagai proses klasifikasi untuk memastikan tidajkk terjadi
kesalahan dalam menginterpretasikan pesan.
6) Gangguan
Gangguan adalah segala sesuatu yang menghambat atau
mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan menerima
pesan. Gangguan komunikasi ini meliputi :
a) Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau
lemah, bau menyengat, udara panas dan lain-lain.
b) Faktor-faktor pribadi, antara lain prasangka, lamunan dan lain-
lain.

21
Komunikasi Efektif Perawat dan Pasien
1) Tahap pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal proses pelayanan di rumah
sakit yang dilakukan oleh petugas registrasiladmini dan perawat untuk
mengumpulkan data pasien, Data tersebut diperlukan sebagai dasar
pelaksanaan proses keperawatan pada tahap selanjutnya.
2) Tahap perumusan diagnosa
Diagnosa dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh dari tahap
pengkajian. Perumusan diagnosa keperawatan merupakan basil
penilaian perawat dengan melibatkan pasien dan keluarganya, tenaga
kesehatan lain yang ebrkenaan dengan masalah yang dialami pasien.
Diagnosa keperawatan yagn tepat memerlukan sikap masalah yang
dialami pasien.
3) Tahap perencanaan
Pengembangan rencana tindakan keperawatan kepada pasien
diperlukan interaksi dan komunikasi dengan pasien. Hal ini untuk
menentukan alternative rencana keperawatan yang akan diterapkan.
Misalnya, sebelum memberlkan makan kepada pasien, perawat harus
terlebih dahulu mengetahui makanan yang sesuai bagi pasien.
Rencana tindakan yang dibuat oleh perawat merupakan media
komunikasi antar tenaga kesehatan yang berkesinambungan
sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara teratur dan efektif.
4) Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Aktifitas ini memerlukan ketrampilan
dalam berkomunikasi dengan pasien.
Dalam berkomunikasi di rumah sakit, petugas dan tenaga medis h a r u s
melakukan proses verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan
catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) yaitu:
1. Pemberi pesan memberikan pesan secara lisan.
Komunilasi dapat dilakukan secara lagnsung atau melalui sarana
komunikasi seperti telepon, Pemberi pesan hams memperhatikan kota

22
kata yang digunakan, intonasi, kekuatan suara (tidak:besar dan tidak
kecil), jelas, singkat dan padat.
2. Penerima pesan mencatat isi pesan tersebut (CATAT)
Untuk menghindari adanya pesan yang terlewat maka penerima
pesan hams memcatat pesan yang diberlkan secara jelas.
3. lsi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan
(BACA) Setelah pesan dicatat, peneroma pesan harus
membacakan kembali pesan tersebut kepada pemberi pesan agar
tidak: terjadi kesalahan dan pesan dapat diterima dengan baik.
4. Penerima pesan mengkonfirmasi kembali isi pesan kepada
pemberi pesan. (KONFIRMASI)
Pemberi pesan harus mendengarkan pesan yang dibacakan oleh
penerima pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut
masih ada yang kurang atau salah.

Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien


Pada dasarnya komunikasi efektif adalah bagaimana
menyatukan sudut pandang pasien maupun dokter menjadi sebuah
bentuk. relasi dokter-pasien. Keberhasilan komunikasi antara dokter
dengan pasien pada umumnya akan melahirkan kenyamanan
dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya
menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati.
Empati dapat diraih melalui kecukupan dokter akan listening skills
dan training skills yang dapat diperoleh melalui latihan.
Carma L Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya
tentang Emphatic Communication in Physician-patient encouter 2002,
menyatakan betapa pentingnya empati ini dikomunikasikan. Dalam
konteks ini empati disusun dalam batasan definisi berikut:
1. Kemampuan kognitif seoran gdokter dalam mengerti kebutuhan
pasien
2. Kemampuan afektifitas/sensifitas dokter terhadap perasaan pasien.
3. Kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan
empatinya kepada pasien.

23
Berikut ini adalah contoh aplikasi empati yang dikembangkan
oleh Bylund & Makoul 2002. Tingkat atau level empati dalam
komunikasi dibedakan dalam suatu sistem. Ada 6 level pada
pengkodean ini, yaitu :
a. Level 0: Dokter menolak sudut pandang pasien
 Mengacuhkan pendapat pasien.
 Membuat pernyataan yang tidak menyetujui
pendapat pasien seperti "Kalan stress ya, mengapa datang ke
sini?" Atau "Ya, lebih baik operasi saja sekarang."
b. Level 1: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu
"A ha", tapi dokter mengerjakan hal lain: menulis,
membalikkan badan, menyiapkan a1at, dan lain-lain.
c. Level 2: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit
 Pasien, "Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja"
 Dokter, "Ya. ..? Bagaimana bisnis Anda akhir-akhir ini?
d. Level 3: Dokter menghargai pendapat pasien
"Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau
menceritakan lebih jauh apa yang membuat Anda stres?"
e. Level 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien"
"Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar
usaha Anda untuk menyempatkan berolah raga"
f. level 5: Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing
feelings and experience) dengan pasien.
"Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua.
Beberapa pasien pernah mengalami aborsi spontan, kemudian setelah
kehamilan berikutnya mereka sangat, sangat, khawatir"

Empati pada level 3 sampai 5 merupakan pengenalan dokter terhadap


sudut pandang pasien tentang penyakitnya, secara eksplisit.
Ketrampilan empati bukan hanya sekedar basa-basi atau bermanis
mulut kepada apsien, melainkan :
1. Mendengarkan aktif.

24
2. Responsifpada kebutuhan pasien.
3. Responsif pada kepentingan pasien.
4. Usaha memberikan pertolongan kepada pasien.

Sikap Profesional Dokter


Sikap profesional dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan
dengan tugasnya, yang berarti mampu menyelesaikan tugas-tugasnya
sesuai dengan peran dan fungsinya, mampu mengatur diri sendiri seperti
ketepatan waktu, pembagian tugas profesi dengan tugas-tugas pribadinya
yang lain dan mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta
mampu bekerja sarna dengan profesi kesehatan lain. di dalam proses
komunikasi dokter pasien, sikap profeisonal ini penting untuk menjalin
sambung rasa, sehingga pasien merasa nyaman, aman dan dapat
percaya kepada dokter yang merupakan landasan bagi berlangsungnya
komunikasi secara efektif (Silverman, 1998).
Di dalam komunikasi dokter-pasien, ada dua tahapan yang
penting, yaitu:
1. Tahap pengumpulan informasi.
Dimulai dengan tahap penggalian informasi yang terdiri dari
mampu mengenali alasan dari kedatangan pasien dan
penggalian riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien.
2. Tahap penyampaian informasi
Setelah tahap pengumpulan informasi dilakukan dengan
akurat, maka dokter masuk ke tahap penyampaian informasi.
Tanpa informasi yang akurat di tahap pengumpulan informasi,
maka dokter dapat terjebak ke dalam kecurigaan yagn tidak
beralasan.

Secara ringkas ada 6 hal penting yang harus diperhatikan agar


efektif dalam berkomunikasi dengan pasien, yaitu:

1. Materi informasi apa yang disampaikan

25
a. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik
(kemungkinan rasa tidak nyaman/sakit saat pemeriksaan).
b. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis.
c. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk
menentukan diagnosis (manfaat, resiko, efek
sampinglkomplikasi).
d. Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah
dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
e. Diagnosis, jenis atau type.
f. Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan
dan kelebiha (masing-masing cara)
g. Prognosis
h. Dukungan (support) yang tersedia.
2. Siapa yang diberi informasi
a. Pasien, kalau pasiennya menghendaki dan kondisinya
memungkinkan.
b. Keluarga atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.
c. Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan
bertanggung jawab atas pasien jika kondisi pasien tidak
memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara langsung.
3. Berapa banyak atau sejauh mana
a. Untuk pasien : sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter
merasa perlu dengan memperhatikan kesiapan mental pasien.
b. Untuk keluarga: sebanyak yang pasien/keluarga kehendaki dan
sebanyak yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan
selanjutnya.
4. Kapan menyampaikan informasi,
Segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan

5. Dimana menyampaikannya
a. Di ruang praktik dokter
b. Di bangsal, Umum tempat pasien di rawat

26
c. Di ruang diskusi
d. Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama,
pasien/keluarga dan dokter.

Agar tujuan komunikasi tercapai, seorang dokter harus menjadi


pendengar yang aktif. Hal-hal yang hams diperhatikan antara lain:
1. Perhatikan sikap non verbal pasien
a. Bila terlihat amat lemas, tentunya dokter memberi
kesempatan untuk berbaring, duduk ataupun dapat membantunya
selama proses konsultasi.
b. Bila terlihat amat memperhatikan penjelasan dokter, maka
dokter dapat meneruskan penjelasannya, dengan melakukan
periksa silang (cross check), apakah pasien merasa sudah jelas
atau belum.
c. Bila pasien terlihat tergesa-gesa, dokter dapat menawatkan
segala sesuatu yang membuat proses konsultasi
berlangsung cepat dengan cara bemegosiasi dengan pasien.
Bila perlu pasien dapat datang lagi di kesempatan berikutnya.
d. Bila pasien terlihat ingi bertanya tapi ragu-ragu, maka dokter
hendaknya memberi kesempatan pasien untuk berbicara.
2. Mulai dengan pertanyaan terbuka
Misalnya : "Bagaimana keadaan Bapak hari ini? .,
"Apa yang Ibu ingin sampaikan atau diskusikan hari ini?"
3. Dengarkan keluhan pertama kali yang disampaiakn psien yang
belum sampaikan atau keluhan medis
Misalnya : "Sekarang susah ya, mencari pekerjaan ... "
"Harga sembako semakin mahal saja ya"
4. Fasilitas keluhan pasien dengan:
a. Mendengarkan aktifjawaban pasien, tanpa interupsi.
b. Menanggapi dengan ucapan atau menganggukkan kepala
c. Merespon atau memberikan umpan balik maupun klasidikasi
dengan pertanyaan atau jawaban pada waktu yang tepat.
5. Tanyakan bila ada keraguan

27
6. Konfirmasi maupun negosiasi agenda hari ini dengan
mengikutsertakan pendapat atau putusan pasien

Komunikasi Antar Pemberi Layanan

Dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Arga


Makmur, antar pemberi layanan melakukan komunikasi dengan teknik
SBAR. SBAR merupakan suatu teknik komunikasi yang dipergunakan
dalam melakukan identifikasi terhadap pasien sehingga mampu
meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat dengan dokter.
Dengan komunikasi SBAR ini maka perawat dapat memberikan
Japoran mengenai kondisi pasien lebih informatif dan terstruktur. SBAR
merupakan komunikasi standar yang ingin menjawab pertanyaan, yaitu
apa yang terjadi, apa yang diharapkan oleh perawat dari dokter yang
dihubungi dan kapan dokter harus mengambil tindakan.

Empat unsur SBAR, antara lain:


1. Situation
Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien.
Misalnya: penurunan tekanan darah, gangguan irama jantung, sesak
nafas, dll.

2. Background
Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang menyebabkan
timbulnya keluhan klinis. Misalnya : riwayat alergi obat-obatan, hasil
pemeriksaan laboratorium yang sudah diberikan, basil pemeriksaan
penunjang, dll.

3. Assessment
Penilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga
perlu diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk.
4. Recommendation
Merupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien saat ini. Misalnya :

28
menghubungi dokter, mengarahkan pasien untuk melakukan
pemeriksaan penunjang, dll.

Komunikasi Asuhan dan Edukasi

1. Tujuan
Komunikasi di rumah sakit memiliki dua tujuan,
yaitu :
a. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi
asuhan
b. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga.
2. Komunikasi informasi asuhan
Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi asuhan
ini biasa dilakukan oleh petugas , Doker umum, registrasi dan
admission yang meliputi:
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang
diberikan ketika kebutuhan pasien melebihi kemampuan rumah
sakit.
3. Komunikasi edukasi pasien dan keluarga pasien
Petugas rumah sakit berkewajiban untuk melakukan edukasi kepada
pasien dan keluarga pasien sebingga pasien dan keluarga pasien bisa
memahami pentingnya mengikuti proses pengobatan yang telah
ditetapkan.
a. Tahap asessment pasien
Sebelum melakukan edukasi, pertama-tama petugas menilai
kebutuhan edukasi pasien dan keluarga pasien berdasarkan
formulir asesmen kebutuhan edukasi. Hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain:
1) Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga

29
2) Kemampuan mebaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan
3) Hambatan emosional dan motivasi
4) Keterbatasan fisik dan kognitif
5) Ketersediaan pasien untuk menerima informasi
b. Tahap penyampaian indormasi dan edukasi yang efektif
tergantung pada basil asesmen pasien, yaitu:
1) Jika pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya
senang maka proses komunikasi edukasinya daoat
disampaikan kepada pasien sesuaid engan kebutuhan
edukasinya.
2) Jika pasien memiliki hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara) maka proses komunikasi edukasinya dapat
disampaikan dengan megngunakan media cetak seperti
brosur yang diberikan kepada pasien dan keluarganya
sekandung dan menjelaskan kepada mereka.
3) Jika pasien memiliki hambatan emosional (pasien marah
atau depresi) maka proses komunikasi edukasinya juga dapat
disampaikan dengan menggunakan media cetak seperti
brosur dan menyarankan pasien untuk membacanya. Apabila
pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa
menghubungi .
c. Tahap verifikasi
Pada tahap ini, petugas memastikan kepada pasien dan
keluarga mengenai kejelasan dan pemahaman materi edukasi
yang diberikan.
1) Apabila pada saat pemberian edukasi, pasien dalam
kondisi baik dan senang maka verifikasi dapat dilakukan
dengan cara menanyakan kembali edukasi yang telah
diberikan.
2) Untuk pasien yang mengalami hambatan fisik maka
verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kepada

30
keluarganya dengan pertanyaan yang sarna, yaitu
"Apakah Bapak/Ibu memahami materi edukasi yang kami
berikan?"
3) Untuk pasien yang mengalami hambatan emosional
(marah atau depresi) maka verifikasi dapat dilakukan
dengan cara menanyakan kepada pasien mengenai
sejauh mana pasien telah mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan melalui brosur. Proses pertanyaan
ini bias melalui telepon atau datang langsung ke kamar
pasien setelah pasien tenang.
Dengan diberikan informasi dan edukasi pasien,
diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti
dan diterapkan oleh pasien. Apabila pasien mengikuti semua
arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses
penyembuhan pasien.
E. Panduan Pelayanan Informasi Gizi
Pelayanan gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur merupakan
suatu penyelenggaraan makanan kepada masyarakat Rumah Sakit Umum
Daerah Arga Makmur baik pasien, karyawan maupun pengunjung kantin yang
diawali dari perencanaan menu sampai pendistribusianmakanan kepada
pasien/ konsumen dalam rangka pencapaian status gizi yang optimal
melalui pemberian diet yang tepat. Dalam keterlibatannya di Tim PKRS,
instalasi gizi bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai diet
yang sesuai dengan kondisi penyakit pasien serta mengkomunikasikan
informasi pemilihan menu mauoun gizi yang diindikasikan oleh dokter atau
ahli gizi. Instalasi gizi jug abertanggung jawab untuk melakukan asessment
nutrisi pasien dan melaksanakan konsultasi gizr kepada pasien klien
rumah sakit.
Pelayanan informasi gizi yang tersedia bagi pasien terdiri dari sebagai
berikut :
i. Panduan asesment nutrisi pasien

31
ii. Menawarkan menu makanan ke pasien rawat inap bahwa
ada menu pengganti apabila pasien tidak menyukai menu
harIan.
iii. Memberikan konsultasi gizi kepada pasien rawat inap dan
pasien rawat jalan
iv. Memberikan pelayanan tata cara berkonsultasi gizi kepada
pasien
v. Formulir pemberian makanan Harlan
vi. Materi edukasi diet:

a. Diet cair/SONDE
b. Diet jantung
c. Diet rendah kalori
d. Diet lambung
e. Diet rendah protein
f. Perencanaan makan untuk ibu hamil dengan diabetes
g. Diet diabetes mellitus
h. Hidup sehat dengan nabati
i. Perencanaan makanan bagi penyandang diabetes yang
berpuasa di bulan ramadhan
j. Diet rendah garam
k. Diet nabati
l. Diet rendah purin
m. Pemantauan asuhan gizi

1. Assessment Gizi
a) KuIit
b) Kemampuan mengunyah dan meneJan
c) Kebiasaan buang air
2) Riwayat pasien
a) Riwayat sosiaI
Status ekonomi, budaya, kepercayaan, situasi rumah
b) Riwayat individu

32
Umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, kedudukan daIam
keluarga
c) Riwayat kesehatan
Penyakit yang saat ini dan duIu, tiwayat operasi, penyakit
keluarga
d) Riwayat pemakaian obat dan suplemen apakah obat
sesuai dengan resep dokterlsuplemen dietlherbaI
2. Diagnosa Gizi
a. Tujuan
Identifikasi masaIah gizi yagn dapat diatasi atau diperbaiki melaIui
intervensi gizi oleh seorang dietetis.
b. Komponen
1) (P) Problem /masaIah
Yaitu perubahan meningkat/menurun, kekurangan/kelebihan, tidak
seimbang, tidak tepat, gangguan dan kesuIitan
2) (E) Etiology
Yaitu penyebab atau faktor yang berhubungan dengan penyakit
3) (S) Signsffanda dan gejala
Tanda atau gejaIa mengenai apa yang dirasakan oleh pasien.
3. Intervensi Gizi
a. Tujuan
Mengatasi atau memperbaiki masaIah gizi dengan
merencanakan dan mengimplementasikan intervensi gizi yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan pasien.
b. Strategi
1) Food and nutritient delivery
Menyediakan atau merekomendasikan makanan/gizi sesuai
ketentuan, termasuk makanan, snack, makanan cair dan parental
maupun suplemen.
2) Edukasi gizi
Proses formal atau mengajari dan melatih pasien mengenai
mengelola/memodifikasi m.akanan atau kebiasaan makan sehari-hari
3) Konsultasi gizi

33
Proses dukungan pada pasien untuk menetapkan prioritas,
membuat tujuan, rencana kegiatan yang disetujui serta
hendaknya kegiatan tersebut bisa dilaksanakan.
4) Koordinasi pelayanan gizi
Merujuk atau mengkonsultasikan dengan institusi pemberi layanan
kesehatan lainnya yang dapat mengatasi masalah gizi.

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi (MONEV)

Tujuan

Mengetahui seberapa jauh kemajuan perkembangan pada penyakit yang


diderita, yaitu dilihat dari :
a. Kebiasaan dan kemampuan dari lingkungan yang berpengaruh asupan
gizi
b. Asupan makanan dari semua sumber
c. Tanda dan gejala fisik dari basil pengukuran antropometri,
laboratorium dan fisik
d. Persepsi pasien mengenai intervensi gizi jelas atau tidaknya serta
apakah dapat dijalankan sesuai anjuran.

F. Panduan Pelayanan Informasi Kebidanan


Dalam Tim PKRS, peranan kebidanan sangatlah penting untuk
meningkatkan standar mutu pelayanan ibu dan anak di Rumah Sakit Umum
Daerah Arga Makmur melalui promosi kesehatan yang mencakup :
1. Masalah pada bayi dan solusinya
2. Insisasi menyusui dini
3. Tatacara pemberian ASI yang benar
4. Informasi rawat gabung/rooming in
5. Perawatan metode kangguru
6. Edukasi pasien sebelum pulang
7. Materi penyuluhan imunisasi
Jadwal pemberian informasi kepada pasien dilaksanakan paling lambat
1 x 24 jam atau mengikuti pedoman pelayanan kebidanan.

34
G. Panduan Pelayanan Tim Fisioterapi
Tim fisioterapi adalah Tim pelayanan medis yang bertujuan pelayanan
rehabilitasi medis yang komprehensif, berkualitas dan terjangkau (dengan
cara mencegah, mengurangi impairment atau kelainan, disability
/ketidakmampuan dan handicap! keturunan) oleh masyarakat luar sesuai
dengan standar di Rumah Sakit Umum Daerah Arga Makmur
Adapun beberapa informasi yang diberikan bagi pasien yang
mendapatkan pelayanan fisioterapi :
a. Informasi saat dilakukan assessment /pemeriksaan
Adalah informasi yang diberikan kepada pasien saat awal pasien datang
konsultasi sebelum dilakukan tindakan atau treatment, denga tujuan
agar pasien mengerti dan memahami kondisi penyakit, diagnosa
maupun prognosa dari penyakitnya serta tindakan apa yang diberikan
untuk mengatasi keluhannya.
b. Informasi saat diberikan tindakan disioterapi
Adalah informasi yang diberikan oleh fisioterapis mengenai prosedur
pelaksanaan tindakan fisioterapi terhadap kondisi masing-masing
pasien yang meliputi : tujuan diberikannya treatment, persiapan sebelum
treatmen, selama intervensi/treatment dilaksanakan, maupun setelah
treatment selesai dilaksanakan.
c. Informasi pencegahan terjadinya cidera/keluhan berulang
Yakni beberapa informasi yagn diberikan dalam hal upaya dan teknik
pencegahan terhadap cedera atau keluhan berulang yang
kemungkinan setiap saat dapat muncul seiring dengan aktifitas
yagn dilakukan.
d. Informasi berupa program di rumah/diluar waktu terapi di rumah sakit.
Informasi ini berupa teknik-teknik latihan ataupun treatment sederhana dan
mudah dilakukan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun
mempercepat perbaikan kondisi mereka. Informasi ini diberikan
sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka melakukannya
kapanpun dan dimanapun mereka berada.
1. Informasi saat assessment/pemeriksaan

35
Adalah penyampaian informasi yang diperoleh terkait dengan proses
pengwnpulan data dari pasien yang bersangkutan dengan tujuan
agar pelaksanaan asuhan fisioterapi dapat diberikan secara tepat, efektif
dan efisien dengan hasil yang optimal.
a. Anamnesa pasien secara umum
Yang meliputi : nama, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan dan hobi,
alamat, agama dan pendidikan terakhir.
b. Anamnesa khusus
Yaitu informasi berupa keluhan utama, lokasi keluhan, sifat keluhan
dan berapa lama keluhan tersebut telah berJangsung.
c. Inspeksi
Pemeriksaan dengan cara melihat kondisi pasien secara keseluruhan
d. Quick testltes cepat
Pemeriksaan terhadap kondisi pasien secara cepat yang mengarah
langsung ke keluhan pasien
e. Tes gerak pasif, aktif fan isometric
Test yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai ada
tidaknya gangguan gerak pada suatu kondisi.
f. Tes spesifik
Adalah tes yang dilakukan secara khusu terkait langsung dengan
kondisi pasien untuk lebih menegakkan diagnosa penyakit secara
tepat.
g. Pemeriksaan lain
Pemeriksaan yang dapat menunjang suatu diagnosa, yang dapat
berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi ataupun pemeriksaan
terkait lainnya.
h. List of problem
Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian
permasalahan yang ditemukan sehubungan dengan hasil
pemeriksaan tersebut diatas
i. Diagnosa fisioterapi dan prognosa

36
1) Merupakan informasi mengenai problematik pasien yang
disimpulkan dari basil pemeriksaan
2) Gambaran kondisi pasien setelah diberikan tindakan terkait
dengan patologi dan diagnosa penyakit.
j. Rencana tindakanlintervensi
1) Penjelasan tentang rencana tindakan dan hasil yang
diharapkan terkait dengan diagnosa penyakit
2) Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan prosedur
tindakaniintervensi
k. Intervensi/tindakan
Penerapan tindakan fisioterapi yang telah ditentukan sesuai dengan
perencanaan.
l. Evaluasi
1) Informasi kepada pasien mengenai hasil dari tindakan/intervensi
fisioterapi baik sebelum, selama dan setelah tindakan
2) Menginformasikan rencana tindakanJintervensi secara
bertahap dan tindakan lebih lanjut

2. Informasi pencegahan cidera/keluhan berulang


Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik
pencegahan terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan
setiap saat dapat muncul seiring dengan aktifitas yang dilakukan seperti
informasi mengenai :
a. Teknik mengangkat dengan benar
b. Koreksi posture yang benar
c. Telrnik duduk, tidur tepat
d. Teknik penanganan cidera awal dengan metode RICE
e. Teknik penggunaan dan manfaat alat bantu seperti splint, support untuk
ektremitas atas dan bawah, TLSO, alat bantu jalan, dll.

Teknik pencegahan cidera dengan metode RICE


Rest bagian tubuj yang cidera diistirahatkan
Ice pemberian es pada daerah cidera

37
Compress pemberian tekanan dengan plastik perban di area cidera yang
bengkak
Elevate meninggikan daerah tubuh yang cidera
Aplikasi : kasus-kasus cidera akut 3 x 24 jam

Gambar Metode Rice

Koreksi posture yang benar


Posture adalah posisi di mana kita menahan tubuh agar tetap tegak
melawan grafitasi sambil berdiri, dudu atau pun berbaring.
Koreksi posture bertujuan untuk :
a. Menjaga tulang dan sendi pada 'alignment' yang benar sehingga otot
berfungsi dengan baik
b. Membantu mengurangi kesalahan pemakaian pada permukaan sendi
yang mengakibatkan arthritis.
c. Mencegah sakit punggung dan nyeri otot
d. Memberikan kontribusi untuk penampilan yang baik
e. Mencegah kelelahan otot, sehingga otot yang digunakan lebih efisien
dan tubuh dapat menghemat energi

Gambar Good Posture

38
Teknik Lifting (mengangkat)
Teknik yang benar :
a. Hindari mengangkat beban > 30 kg
b. Sebelum mengangkat, pastikan kedua kaki cukup kuat untuk
menyanggah tubuh
c. Saat mengangkat beban pada posisi lebih rendah dari pinggang -7
pertahankan tulang belakang tetap lurus, dengan kaki menapak kuat
di lantai, tekuk kedua lutut dan pinggul
d. Jika mengangkat objek dari meja, dekatkan objek sedekat
mungkin dengan tubuh, tekuk kedua lutut dan gunakan tumpuan
kaki untuk mengangkat & kemudian berdiri.
e. Untuk menurunkan benda, posisikan kaki, tuIang belakang
seperti awal saat mengangkat

Teknik duduk & tidur yang benar


Posisi duduk yang benar :
a. Duduk dengan punggung dan bahu lurus serta r ilex, pinggul
menyentuh bagian belakang kursi

39
b. Untuk mempertahankan kelurusan tulang belakang, dapat
digunakan support pada area kelengkungan.
c. Distribusikan berat badan secara merata pada kedua pinggul
d. Tekuk lutut,jaga agar lutut dengan ataus edikit lebih tinggi dari
pinggul
e. Posisi kaki tidak menyilang, dan jaga kaki tetap rata di lantai
f. Hindari posisi yang sama selama > 30 menit.
g. Di tempat kerja sesuaikan tinggi kursi dan meja sehingga posisi
dekat dengan pekerjaan, Istirahatkan siku dan lengan pada lengan
kursi atau diatas meda, bahu rileks.
h. Ketika berdisi dari posisi duduk, geser tubuh ke bagian depan
kursi kemudian berdiri dengan tumpuan kedua kaki dan luruskan.
i. Posisikan kursi dekat dengan setir, upayakan lutut dapat menekuk dan
kaki menyentuh pedal.

Posisi tidur dan berbaring yang benar


a. Posisi bantal berada di bawah kepala dan pastikan ketebalan bantal
memungkinkan kepala pada posisi normal.
b. Cobalah untuk tidur dalam posisi yang tetap mempertahankan
kelengkungan tulang belakang (seperti tidur terlentang : letakkan
bantal di bawah lutut atau bantalan tipis pada pinggang atau lutut
sedikit menekuk pada posisi tidur miring).
c. Pilih jenis kasur yang nyaman, jika diperlukan letakkan papan di
bawah kasur.
d. Gunakan penyangga (lumbar support) pada malam hari untuk
kenyamanan tidur
e. Tirah baring baring changes position setiap 2 jam
f. Ketika berdiri dari posisi berbaring, putar ke satu sisi, tekuk kedua
lutut dan ayunkan kaki disisi tempat tidur lain, lalu duduk dengan
mendorong tubuh dengan bantuan tangan
g. Hindari bangun dengan posisi pinggang membungkuk ke depan.

40
Teknik dan manfaat penggunaan alat bantu (support)
Teknik ini di sesuaikan dengan problematika kIienipasien, misalnya:
a. Back pain e.c HNP lumbal lumbosacral support
b. Fraktur os tibia post operasi crutch

3. Informasi program di rumah di luar rumah sakit


Informasi ini berupa teknik latihan ataupun treatment sederhana dan
mudah dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun
mempercepat perbaikan kondisi mereka.
Informasi ini diberikan sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka
melakukannya kapanpun dan dimanapun mereka berada, seperti
diantaranya :
a. Aplikasi terapi panas dan dingin dengan teknik kompres, perendaman
b. Breathing exercise
c. Latihan pereganganistretching
d. Latihan gerak aktif dengan ataupun tanpa beban
e. Latihan jalan baik dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu
f. Latihan lingkup gerak sendi, stabilisasi
g. Mc. Kenzie Exercise

H. Panduan Pelayanan Informasi Farmasi


Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik
yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tim tersebut bertujuan
untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan professional berdasarkan

41
prosedur kefarmasian dan etik profesi serta melaksanakan KIE (Komunikasi
Informasi dan Edukasi) mengenai obat.
Pelayanan informasi farmasi terdiri atas:
1. Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling tatacara minum obat bagi
pasien
2. Informasi pelayanan fannasi pasien rawat inap
3. Informasi pelayanan fannasi pasien rawatjalan

I. Panduan Pelayanan Informasi PPI


Pelayanan informasi Tim PPI terdiri dari :
1. Informasi pembuangan sampah medis benda tajam
2. Informasi tata cara pembuangan sampah medis
3. Informasi tata cara pembuangan sampah non medis
4. Informasi etika batuk
5. Informasi etika meludah
6. Informasi mencuci tangan dengan air
7. Informasi mencuci tangan dengan hand rub
8. Informasi mengenai kewaspadaan isolasi

J. Panduan Pelayanan Rekam Medis Pasien


Pelayanan instalasi rekam medis dalam keTiman PKRS
bergerak sebagai penunjang daIam bidang penyediaan data dan
informasi tertulis yang berhnbungan dengan pelayanan dan pendidikan
pasien yang tennasuk daIam inisiatif peningkatan promisi kesehatan
pasienlklien pasien.
Data dan informasi yang diberikan oleh instalasi rekam medis termasuk
memfasilitasi pembuatan dan penyediaan formulir rumah sakit seperti
formulir pemberian edukasi, formulir edukasi kolaboratif, formulir persetujuan
tindakan medis, penyusunan rekam medis yang meliputi data pengetahuan
dan ketrampilan yang menjadi kekuatan dan kekurangan diidentifikasi dan
digunakan untuk membuat perencanaan pendidikan. Variable yang

42
menentukan apakah pasien dan keluarga man dan mampu untuk belajar di-
asses dengan menyertakan:
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
3. Hambatan emosional dan motivasi
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi

43
BAB IV
MONITORING DAN EV ALUASI

Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh


setiap PJ Tim terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien,
pencatatan pasien ulang teredukasi di LOGBOOK (Tim dan edukasi
kolaboratif) dan formulir pemberian informasi dan formulir pemberian edukasi
kolaboratif. Monitoring jumlah leaflet yang tersedia untuk setiap topik
materi edukasi disetiap Tim terkait setiap bulan. amak permintaan leaflet
dapat dilakukan ke Tim PKRS.
Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan
survey lapangan setiap bulan dan pelatihan mengenai materi edukasi Tim-
Tim PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kinerja Tim PKRS dilakukan dengan
laporan bulan dari setiap Tim PKRS. laporan bulanan Tim PKRS dan survei
kepuasan pelanggan setiap 3 bulan sekali.

44
Pedoman Pelayanan Promosi
Kesehatan
RS PKU Muhammadiyah
BABV
DOKUMEN
BUKTI

Dokumen bukti adalah bentuk.informasi tertulis dalam rangka promosi


kesehatan yang dibuat oleh dan dari Tim-Tim PKRS yang meliputi :
1. Materi edukasi
2. Standar prosedur operasional
3. Formulir
4. Dan lain-lain
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi
setiap pasien.

38
PENUTU
P

Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar dapat
dijadikan acuan dalam pengembangan kegiatan promosi kesehatan di RSUD Arga
Makmur dan pengembangan akreditasi rumah sakit yang berhubungan dengan
promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah
urusan mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab
dari Direksi rumah sakit dan menjadi urusan (tugas) bagi seluruh jajaran di
rumah sakit. yang Iebih penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah
upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien rawat jalan
dan rawat inap maupun terhadap klien rumah sakit.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan Iebih berhasil jika
didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi, bina suasana dilakukan
terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan
advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung dan membantu
rumah sakit dari segi kebijakan (peraturan perundangundangan) dan sumber
dana, dalam rangka memberdayakan pasien/klien.

Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang


tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari
peluang yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai