KREDENSIAL KEPERAWATAN
KOMITE KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT BALI JIMBARAN
KABUPATEN BADUNG
BADUNG
TAHUN 2018
PANDUAN
KREDENSIAL KEPERAWATAN
Penulisan Dokumen
Tanggal 02 April 2018
Status Revisi
Jumlah Halaman 23
i
KATA PENGANTAR
Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Panduan Kredensial Keperawatan Tahun
2018 telah mampu diselesaikan. Panduan ini berisikan tata cara/laksana kredensialing tenaga
keperawatan yang meliputi perawat/bidan yang dimana hal tersebut diperlukan untuk
memperoleh kewenangan klinik yang dimiliki tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
pelayanan di Rumah Sakit Bali Jimbaran.
Penyempurnaan dan pengembangan panduan ini akan terus dilakukan secara berkala
disesuaikan dengan tuntutan standar akreditasi, kemajuan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan serta perkembangan standar pelayanan rumah sakit. Dengan demikian, rumah
sakit dituntut untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan mutu tenaga profesional
didalamnya. Peningkatan keselamatan pasien di lingkungan Rumah Sakit Bali Jimbaran
membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, buku panduan ini masih
memerlukan penyempurnaan.
ii
DAFTAR ISI
iii
Lampiran
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Latar Belakang
Undang undang tentang rumah sakit yang baru ditetapkan menurut rumah sakit untuk
melindungi keselamatan pasien, salah satunya adalah menetapkan dan melakukan
penugasan klinik bagi semua tenaga keperawatan dalam melakukan asuhan
keperawatan di rumah sakit.
Rumah sakit menyelenggarakan bentuk regulasi penugasan klinik melalui panitia
kredensial perawat yang didelegasikan melalui komite keperawatan rumah sakit.
Komite Keperawatan membuat rincian kewenangan klinik yang nantinya akan diisi
oleh setiap petugas keperawatan (Perawat). Daftar rincian ini merupakan bentuk
tindakan aplikatif keperawatan yang dilakukan di Rumah Sakit Bali Jimbaran.
Kompetensi ini meliputi berbagai macam asuhan keperawatan/kebidanan yang meliputi ;
asuhan keperawatan Gawat darurat, asuhan keperawatan ibu dan anak, asuhan
keperawatan medical bedah, asuhan keperawatan intensif dan asuhan keperawatan
pasien operatif. Beberapa kewenangan medis juga dapat dilakukan sesuai
pendelegasian oleh dokter terkait.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis / keperawatan yang
dilakukan oleh Perawat/Bidan yang kurang kompeten, rumah sakit perlu mengambil
langkah langkah pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui
mekanisme kredensial yang dilaksanakan oleh komite keperawatan. Dengan terkendalinya
tindakan medis / keperawatan disetiap rumah sakit maka pasien lebih terlindungi dari
tindakan yang dilakukan oleh perawat/bidan yang tidak kompeten.
Pedoman ini dimaksudkan agar menjadi panduan bagi rumah sakit untuk
melakukan kredensial bagi para tenaga keperawatan keperawatan dengan baik, benar dan
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan
pasien melalui mekanisme kredensial keperawatan (Perawat/Bidan) di Rumah Sakit
Bali Jimbaran.
b. Tujuan Khusus
1) Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi tenaga
keperawatan di Rumah Sakit Bali Jimbaran.
2
2) Memberikan panduan bagi komite Keperawatan untuk menyusun jenis – jenis
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat/Bidan yang
melakukan tindakan medis / Keperawatan di Rumah Sakit Bali Jimbaran.
3) Memberikan panduan bagi kepala rumah sakit untuk menerbitkan
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap tenaga keperawatan untuk
melakukan tindakan medis / Keperawatan di Rumah Sakit Bali Jimbaran.
4) Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga Keperawatan di Rumah
Sakit Bali Jimbaran.
5) Meningkatkan reputasi dan kredibilitas tenaga keperawatan dan institusi rumah
sakit dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah sakit
lainnya.
3
untuk keamanan kliennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang
senantiasa diperiksa secara teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan penerbangan.
Setelah seorang Perawat dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial,
rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan
serangkaian tindakan – tindakan medis tertentu di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal
sebagai kewenangan klinis (clinical privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis
(clinical privilege) tersebut seorang perawat tidak diperkenankan untuk melakukan
tindakan medis dan / Keperawatan dirumah sakit tersebut. Kewenangan klinik ini akan
dievaluasi oleh komite keperawatan dan panitia kredensial setiap 3 tahun sekali. Hal ini
diharapkan tenaga keperawatan mampu memperoleh kewenangan klinis keperawatan
yang lebih tinggi / baik.
Setelah perawat mengisi form pengajuan ini, komite keperawatan dan juga
panitia kredensial mengolah untuk kemudian muncul Surat Penugasan Klinik (SPK) bagi
setiap tenaga keperawatan di RS Bali Jimbaran dengan mempertimbangkan masa kerja
perawat dan juga kompetensi melalui panitia kredensial.
4
5. Jenjang Karir Profesional Keperawatan
Rumah Sakit Bali Jimbaran menggunakan sistim jenjang karir bagi tenaga keperawatan
yakni dengan sistem Perawat Klinik (PK) yang ditentukan setelah mengikuti kegiatan
kredensial. Untuk peningkatan ke jenjang karir yang lebih tinggi perawat klinik harus
memenuhi persyaratan tingkat pendidikan, pengalaman kerja klinik keperawatan sesuai
area kekhususan serta persyaratan kompetensi yang telah ditentukan, golongan, melalui
proses kredensial dan rekredensial.
a. Perawat Klinik 0 (PK 0)
Perawat Klinik 0 (Pra beginner) adalah : Perawat atau bidan pelaksana lulusan D-III
memiliki masa kerja 0-1 tahun.
b. Perawat Klinik I ( PK I )
Perawat Klinik I (Novice) adalah : Perawat lulusan D-III telah memiliki pengalaman
kerja 2 tahun atau Ners. ( lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan profesi ) dengan
pengalaman kerja 0 tahun.
c. Perawat Klinik II ( PK II )
Perawat klinik II (Advance Beginner) adalah : perawat atau bidan lulusan D-III dengan
pengalaman kerja 5 tahun atau Ners ( lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan
profesi ) dengan pengalaman kerja 3 tahun.
d. Perawat Klinik III ( PK III )
Perawat klinik III (competent) adalah : perawat atau bidan lulusan D-III dengan
pengalaman kerja 9 tahun atau Ners ( lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan
profesi ) dengan pengalaman klinik 6 tahun atau Ners Spesialis dengan pengalaman
kerja 0 tahun.
Bagi lulusan D-III Keperawatan yang tidak melanjutkan ke jenjang S-1 Keperawatan tidak
dapat melanjutkan ke jenjang PK-IV, dst.
e. Perawat Klinik IV ( PK IV )
Perawat klinik IV (Proficient) adalah Ners/Bidan (lulusan S-1 Keperawatan plus
pendidikan profesi ) dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners Spesialis dengan
pengalaman kerja 2 tahun, atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 0
tahun.
f. Perawat Klinik V ( PK V )
Perawat klinik V (Expert) adalah Ners/bidan spesialis dengan pengalaman kerja 4
tahun atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun.
5
BAB III
TATA LAKSANA
6
Daftar kewenangan klinis seorang tenaga keperawatan dapat dimodifikasi setiap
saat. Seorang tenaga keperawatan dapat saja mengajukan tambahan kewenangan
klinis yang tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan kepada kepala
rumah sakit. Selanjutnya komite keperawatan akan melakukan proses kredensial khusus
untuk tindakan tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya kepada direktur rumah
sakit. Namun sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk
sementara atau seterusnya karena alasan tertentu.
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical appointment)
habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan untuk
setiap tenaga keperawatan memiliki masa berlaku untuk periode tertentu, misalnya
setahun. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melakukan re-kredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial
awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap
perawat yang melakukan tindakan keperawatan dirumah sakit tersebut. Penerbitan ulang
surat penugasan (reappointment).
Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga keperawatan tersebut
dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan keperawatan tertentu. Walaupun
seorang tenaga keperawatan pada awalnya telah memperoleh kewenangan klinis
untuk melakukan tindakan keperawatan tertentu, namun kewenangan itu dapat dicabut
oleh rumah sakit berdasarkan pertimbangan komite keperawatan. Pertimbangan
pencabutan kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi
dilapangan, misalnya tenaga keperawatan yang bersangkutan terganggu kesehatannya,
baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat
dilakukan bila terjadi kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi atau karena
tindakan disiplin dari komite keperawatan.
Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan
kembali bila tenaga keperawatan tersebut dianggap telah pulih kompetensinya. Dalam
hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga keperawatan diakhiri, komite keperawatan
akan meminta subkomite peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya
pembinaan agar merekomendasikan kepada kepala rumah sakit pemberian kembali
kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.
Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien,
sambil tetap membina kompetensi seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit.
Dengan demikian jelaslah bahwa komite keperawatan dan staf keperawatan memegang
peranan penting dalam proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk setiap
tenaga keperawatan.
7
BAB IV
DOKUMENTASI
Semua proses kredensial dan re-kredensial harus tercatat dan tersimpan dalam file masing-
masing karyawanan keperawatan di Rumah Sakit Bali Jimbaran.