Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN PENANGGUNG JAWAB

KLINIK PRATAMA

KLINIK PRATAMA KULHEN

NOMOR ………………………………

TENTANG

PANDUAN KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN

PADA KLINIK PRATAMA KULHEN

PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA KULHEN

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin terlaksananya suatu tata kelola


klinis yang baik dengan mengutamakan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien, perlu disusun suatu Panduan
Kredensial Tenaga Kesehatan Pada Klinik Pratama
Nurjaya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Penanggung
Jawab Klinik tentang Panduan Kredensial Tenaga
Kesehatan Pada Klinik Pratama Nurjaya.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik


Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan
5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755 Tentang
Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Komite Keperawatan
di Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2019
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
14 tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha Dan
Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN PADA
KLINIK PRATAMA KULHEN

Pasal 1

Dalam Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini yang dimaksud dengan :

1. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik.
2. Kredensial adalah sertifikat, surat atau pernyataan yang menyatakan kemampuan
seseorang dalam melakukan sesuatu.
3. Mitra bestari adalah adalah seseorang yang memiliki pengetahuan luas untuk
melakukan pengkajian/meninjau suatu perilaku praktisi profesional dan atau
kompetensi profesional tenaga kesehatan.
4. Asesor adalah seseorang yang berhak melakukan asesmen terhadap suatu
kompetensi, sesuai dengan ruang lingkup asesmennya.

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini meliputi kredensial dan
rekredensial tenaga kesehatan pada Klinik Pratama Kulhen.

Pasal 3

Ketentuan Lebih lanjut mengenai panduan kredensial tenaga kesehatan pada Klinik
Pratama Kulhen tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini.
Pasal 4

Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Badung

Pada Tanggal ………………………

PENANGGUNG JAWAB KLINIK


PRATAMA KULHEN

dr. Ni Kadek Ayu Desi Sutrisna


Dayanti
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
Credentialing berasal dari bahasa inggris yang artinya mandat. Sedangkan
dalam bahasa Indonesia credentialing biasa juga disebut dengan kredensial.
Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi tenaga kesehatan.
Menurut kamus besar bahasa indonesia kredensial adalah sertifikat, surat
atau pernyataan yang menyatakan kemampuan seseorang dalam melakukan
sesuatu. (KBBI, 2002)

B. Tujuan kredensial
Tujuan Kredensialing adalah :
a. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan tenaga kesehatan;
b. Melindungi masyarakat atas tindakan tenaga kesehatan yang dilakukan ;
c. Menetapkan standar pelayanan tenaga kesehatan;
d. Menilai boleh tidaknya melakukan praktik tenaga kesehatan ;
e. Melindungi masyarakat dan tenaga kesehatan;
f. Menentukan dan mempertahankan kompetensi tenaga kesehatan.
g. Membatasi pemberian kewenangan dalam melaksanakan praktik tenaga
kesehatan hanya bagi yang kompeten;
h. Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai
kompetensi yang diperlukan.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kredensial yang dilakukan di Klinik Pratama Kulhen adalah sebagai
berikut :
1. Kredensial;
Kredensial adalah suatu proses yang dilakukan untuk memastikan kompetensi
tenaga kesehatan melalui proses asesment kompetensi dan kredensialing oleh
asesor / mitra bestari untuk memperoleh suatu pengakuan kompetensi dan
wewenang dari penanggung jawab klinik melalui surat penugasan klinik dan rincian
kewenangan klinik.
Kredensial dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sebelumnya belum pernah
dilakukan kredensialing di Klinik Pratama Kulhen.
2. Re-Kredensialing
Re-Kredensial adalah suatu proses evaluasi kembali terhadap tenaga kesehatan
yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tambahan.
Re-kredensial tenaga kesehatan biasanya dilakukan pada saat tenaga kesehatan
baru selesai mengikuti pendidikan ataupun pelatihan tambahan.

Sasaran dari pelaksanaan kredensial di Klinik Pratama Kulhen adalah tenaga


kesehatan yang terdiri dari : Tenaga medis (dokter dan dokter gigi), tenaga
keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
BAB III
TATALAKSANA

Proses kredensialing di Klinik Pratama Kulhen dilakukan oleh asesor / mitra


bestari. Di Klinik Pratama Kulhen proses kredensial dilakukan pada saat 4 Bulan
setelah dinyatakan lulus masa orientasi, sedangkan re-kredensial dilakukan 4 bulan
setelah mengikuti pendidikan atau pelatihan dan secara rutin setiap 5 tahun setelah
pertama kali dilakukan kredensial.
Berikut ini adalah proses melakukan kredensialing :
1. Staf tenaga kesehatan mengajukan permohonan untuk dilakukan assesmen
kompetensi kepada penanggung jawab klinik;
2. Staf melakukan assesmen mandiri dengan mengisi form assesmen mandiri
berdasarkan kriteria unjuk kerjanya (KUK);
3. Assesor / mitra bestari memastikan staf memang benar menguasai assesmen
yang diajukannya dengan menanyakan secara tertulis, wawancara ataupun
observasi;
4. Assesor / mitra bestari melakukan pengecekan portofolio, meliputi : Ijazah, STR,
Surat Izin Praktek, Pelatihan-pelatihan yang diikuti dsb;
5. Assesor / mitra bestari memberikan informed concent, yang menjamin bahwa
asesi telah menerima dan memahami tentang proses assesmen terhadap unit
kompetensi yang diusulkannya;
6. Melakukan konsultasi pra asessmen;
7. Pelaksanaan assesmen kompetensi;
8. Pengumpulan bukti dan pengambilan keputusan;
9. Memberikan umpan balik kepada staf atas hasil assesmen yang telah dicapai;
10. Melakukan dialog apabila ada banding dan dapat melakukan assesmen ulang
jika diperlukan;
11. Assesor / mitra bestari memberikan rekomendasi kepada penanggung jawab
klinik untuk penerbitan kompetensi melalui surat penugasan klinik dan rincian
kewenangan klinik;
12. Penanggung Jawab klinik menerbitkan surat penugasan klinik dan rincian
kewenangan klinik.
BAB IV
DOKUMENTASI

Kegiatan kredensial tenaga kesehatan akan diarsipkan oleh bagian kepegawaian


dan disimpan dalam bentuk file kepegawaian dalam bentuk hard copy dan soft copy.
kelengkapan file kepegawaian meliputi :
1. Surat Lamaran ;
2. Data Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) ;
3. Data Kependudukan (KTP) ;
4. Foto copy Ijasah dan Transkip Nilai ;
5. Surat Tanda Registrasi (STR);
6. Surat Izin Kerja (SIK/SIP/SIPA);
7. Data Surat Perjanjian Kontrak Kerja ;
8. SK Penempatan Pegawai;
9. SK Pengangkatan dan Jabatan Pegawai ;
10. Uraian Tugas dan Kualifikasi Jabatan ;
11. SK Penugasan dan Rincian Kewenangan Klinis;
12. Data Evaluasi Kinerja Berdasar Uraian Tugas dan Evaluasi Kinerja Berdasar
Kewenangan Klinis ;
13. SK Mutasi / SK Rotasi ;
14. Data Pemeriksaan Kesehatan Berkala ;
15. Data Sertifikat – Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan ;
DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Internet :


Guido, G. W. 2006. Legal & Ethical Issues in Nursing. 4th Edition. New Jersey : Pearson
Education, Inc
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2022. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2022.
Kozier, Erb. 2005. Fundamental Keperawatan IV.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Potter, Perry. 2006. Fundamental Keperawatan I: alih bahasa, Yasmin Asih ...(et al,);
editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester.___Ed 4.___
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Priharjo Robert. 1995. Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Peraturan Perundang-Undangan :

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di
Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Komite Keperawatan di Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai