Anda di halaman 1dari 15

PERATURAN PENANGGUNG JAWAB

KLINIK PPK I PT PETROKIMIA GRESIK


NOMOR 2 TAHUN 2018

TENTANG
KEBIJAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
KLINIK PPK I PT PETROKIMIA GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PENANGGUNG JAWAB KLINIK PPK I PT PETROKIMIA GRESIK,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Klinik PPK I
PT Petrokimia Gresik diperlukan sumber daya manusia yang
unggul;
b. bahwa untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
unggul tersebut diperlukan serangkaian aktifitas
pengelolaan/manajerial;
c. bahwa untuk menunjang manajemen sumber daya manusia
yang baik, maka perlu ditetapkan Kebijakan
Manajemen Sumber Daya Manusia Klinik PPK I
PT Petrokimia Gresik;
d. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dalam Peraturan
Penanggung Jawab Klinik PPK I PT Petrokimia Gresik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan;
2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
971/MENKES/PER/XI/2009 tentang Standar Kompetensi
Pejabat Struktural Kesehatan;

Para
f
Para
f
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014 tentang
Klinik;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33
tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK PPK I PT
PETROKIMIA GRESIK TENTANG KEBIJAKAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KLINIK PPK I PT
PETROKIMIA GRESIK.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Penanggung Jawab Klinik ini yang dimaksud dengan :
1. Klinik adalah Klinik PPK I PT Petrokimia Gresikyang terletak di Jalan
Jenderal Ahmad Yani 61119 Gresik.
2. Pemilik adalah Pemilik dari Klinik PPK I PT Petrokimia Gresik.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi perencanaan ketenagaan,
rekrutmen, kredensial, orientasi, pengembangan melalui pendidikan dan
pelatihan, penilaian kinerja, uraian tugas, jenjang karir dan
penggajian,pemeliharaan kesehatan staf, mutasi, file kepegawaian,
terminasi, program pensiun.
4. Perencanaan Pola Ketenagaan adalah suatu proses penyediaan tenaga
kerja dalam kuantitas dan kualitas yang diperlukan Klinik pada waktu yang
tepat agar tujuannya secara daya guna dapat terlaksana.

Para
f
Para
f
5. Persyaratan jabatan adalah suatu klasifikasi yang terdiri dari beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk memangku
sebuahjabatan/pekerjaan dalam organisasi.
6. Rekrutmen adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja
dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan
guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan
kepegawaian.
7. Orientasi adalah suatu program yang bertujuan untuk memperkenalkan staf
baru pada pekerjaan, organisasi tempatnya bekerja, peranan staf, staf
lain,kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan disekitar tempat kerja.
8. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan (dokter,
perawat, dan tenaga kesehatan lain) untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis.
9. Rekredensialadalah proses re-evaluasi terhadap tenaga kesehatan yang
telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
10. Penilaian kinerja adalah proses evaluasi terhadap staf dalam melakukan
pekerjaan yang dikomparasikan dengan standar.
11. Diklat atau pelatihan adalah usaha mengurangi atau menghilangkan
terjadinya kesenjangan antara kemampuan staf dengan yang dikehendaki
organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja
yang dimiliki staf dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan
serta mengubah sikap.
12. Mutasi adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi
yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum
mengalami pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas dan tanggung jawab yang
baru umumnya adalah sama seperti sedia kala. Mutasi atau rotasi kerja
dilakukan untuk menghindari kejenuhan staf atau pegawai pada rutinitas
pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain
supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain dibidang
yang berbeda pada suatu perusahaan.
13. Staf adalah seluruh staf yang meliputi tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan di Klinik.
14. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
Para
f
Para
f
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
15. Staf klinis adalah tenaga kesehatan yang memberikan layanan klinis kepada
pasien.
16. Ketenagaan yang ada di Klinik meliputi tenaga klinis dan non klinis.

BAB II
PRINSIP PENGATURAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 2
(1) Pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) mengacu kepada visi, misi, serta
tata nilai Klinik.
(2) Pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) memperhatikan Rencana
Strategis (Renstra) Klinik.
(3) Pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik memperhatikan dengan baik
setiap keputusan Pemilik.
(4) Pengaturan Sumber Daya Manusia Klinik memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(5) Pengaturan Sumber Daya Manusia Klinik mengacu kepada mutu pelayanan
dan keselamatan pasien.

BAB III
PERENCANAAN

Pasal 3
(1) Rencana susunan ketenagaan Klinik dikembangkan bersama oleh para
pimpinan, melalui penghitungan kebutuhan stafdengan menetapkan jumlah,
jenis, kompetensi, dan kualifikasi (pendidikan, keterampilan, dan
pengetahuan) yang diperlukan untuk semua jenis ketenagaan.
(2) Dalam penghitungan jumlah staf yang dibutuhkan, Klinik perlu
memperhatikan hal berikut :
a. Misi Klinik, perencanaan strategis dan perencanaan tahunan Klinik,
terutama terkait rencana pengembangan layanan;
b. Sesuai kebutuhan dari masing–masing unit kerja dan sesuai analisis
beban kerja.
Para
f
Para
f
c. Volume pasien, keragaman, kompleksitas, dan intensitas kebutuhan
pasien;
d. Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan Klinik, serta teknologi yang
ada di Klinik;
(3) Dalam perencanaan ketenagaan, juga mempertimbangkan mengenai syarat
ketenagaan minimal sesuai ketentuan dalam peraturan perundangan-
undangan yang berlaku.

Pasal 4
Klinik melaksanakan perencanaan kebutuhan ketenagaan minimal setiap satu
tahun sekali, melakukan evaluasi dan pemutakhiran perencanaan
ketenagaanKlinik sesuai kebutuhan.

BAB IV
REKRUTMEN

Pasal 5
Klinik menetapkan dan melaksanakan proses rekrutmen terpusat, efisien dan
terkoordinir, agar terlaksana proses yang seragam diseluruh Klinik.

Pasal 6
Rekrutmen dilakukan berdasarkan permintaan dari Penanggung Jawab Klinik
dan dicocokkan dengan perencanaan ketenagaanmasing- masing.

Pasal 7
Klinik menetapkan proses seleksi untuk menjamin pengetahuan dan
keterampilan tenaga kesehatan serta tenaga non kesehatan sesuai persyaratan
yang ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Pasal 8
Klinik melakukan verifikasi ijazah langsung dari instansi yang menerbitkan.

Para
f
Para
f
BAB V
KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL

Pasal 9
(1) Kredensial dilakukan terhadap semua tenaga kesehatanKlinik yang
memberikan layanan klinis kepada pasienuntuk menilai kualifikasi dan
menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis/kewenangan kerja klinis
sesuai dengan standar profesi dan peraturan yang berlaku, sebelum
menjalani penugasan klinis.
(2) Tenaga kesehatan di Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
staf medis (dokter dan dokter gigi), tenaga keperawatan, tenaga kebidanan,
tenaga kefarmasian (apoteker dan asisten apoteker), dan tenaga perekam
medis.

Pasal 10
(1) Klinik menetapkan proses kredensialyang seragam, obyektif, berdasarkan
bukti (Evidence Based).
(2) Proses kredensial mencakup verifikasi terkini terhadap pendidikan, registrasi,
ijin atau lisensi, pengalaman, keterampilan, dan lainnya.
(3) Tenaga kesehatan yang memberikan layanan klinis di Klinik wajib memiliki
Surat Tanda Registrasi (STR), dan Surat Ijin Praktek (SIP)/ Surat Ijin Kerja
(SIK) yang masih berlaku.
(4) Semua tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan klinis wajib memiliki
Surat Penugasan Klinis (SPK) dengan Rincian Kewenangan Klinis
(RKK)yang dikeluarkan oleh Penanggung Jawab Klinik dengan
mempertimbangkan rekomendasi hasil kredensial.

Pasal 11
Kredensial juga dilakukan terhadap tenaga kesehatan yang bukan staf Klinik
yang memberikan pelayanan kepada pasien dengan prosedur yang sama
dengan yang berstatus staf.
Pasal 12
(1) Bukti proses kredensial tersimpan dalamfile kepegawaianyang dikelola
olehbagian umum.

Para
f
Para
f
(2) Bukti proses kredensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal terdiri
dari:
a. Ijasah dan bukti verifikasi ijasah dari sumber asli;
b. Sertifikat kompetensi;
c. STR yang masih berlaku;
d. SIP/SIK yang masih berlaku;
e. Sertifikat bukti keterampilan/pelatihan;
f. Permohonan kredensial;
g. Rekomendasi hasil kredensial;
h. SPK dengan RKK.

Pasal 13
(1) Kredensial diselenggarakan oleh bagian umum dan tim kredensial yang
ditetapkan oleh Penanggung Jawab Klinik dengan melibatkan mitra bestari
yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta.
(2) Tim Kredensial bersifat tim ad hoc.
(3) Kredensial tenaga medis (dokter dan dokter gigi) melibatkan mitra bestari
yang dapat berasal dari dari komite medik milik Rumah Sakit yang telah
bekerjasama dengan Klinik.
(4) Kredensial tenaga keperawatan melibatkan mitra bestari yang dapat berasal
dari komite keperawatan milik Rumah Sakit yang telah bekerjasama dengan
Klinik.
(5) Kredensial tenaga kesehatan lain melibatkan mitra bestari yang dapat
berasal dari komite tenaga kesehatan lain milik Rumah Sakit yang telah
bekerjasama dengan Klinik.

Pasal 14
(1) Kredensial ulang (rekredensial) dilakukan setidaknya setiap 3 tahun sekali
atau lebih awal apabila diperlukan (terdapat
perubahan/pengurangan/penambahan/penghentian) kewenangan klinis.
(2) Rekredensial juga mempertimbangkan hasil penilaian kinerja staf.

Para
f
Para
f
Pasal 15
SPK dengan RKK tersedia dalam bentuk tercetak atau elektronik (softcopy) pada
semua unit pelayanan untuk menjawab pertanyaan dari berbagai pihak termasuk
pasien.

BAB VI
ORIENTASI

Pasal 16
(1) Setiap tenaga kerja baru di Klinik wajib menjalani orientasi sebelum mulai
menjalankan pekerjaannya untuk pertama kali.
(2) Tenaga kerja baru sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi tenaga
klinis dan non klinis pada semua jenjang jabatan (Penanggung Jawab Klinik,
Kepala Bidang, Bagian, maupun staf).
(3) Orientasi sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) meliputi orientasi umum
dan orientasi khusus di unit kerja terkait dengan tanggung jawab
pekerjaannya.

Pasal 17
Staf yang menjalani mutasi dari unit lain wajib diberikan orientasi khusus di unit
kerja yang baru sebelum mulai bekerja.

Pasal 18
Tenaga kerja yang tidak bersatus sebagai staf (outsourching atau tenaga kontrak
lainnya, tenaga magang, dan trainee jika ada) juga wajib menjalani orientasi
sebelum mulai menjalankan pekerjaannya untuk pertama kali.

Pasal 19
(1) Klinik menetapkan prosedur yang jelas yang mengatur pelaksanaan orientasi.
(2) Klinik membuat program orientasi dan melaksanakannya sesuai prosedur.

Para
f
Para
f
BAB VII
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pasal 20
(1) Klinik melakukan upaya untuk meningkatkan/mengembangkan kompetensi
tenaga klinis maupun non klinis agar sesuai persyaratan dan kualifikasi
melalui pendidikan dan pelatihan (diklat).
(2) Diklat yang direncakanan klinik terdiri dari:
a. Diklat internal, yaitu diklat bagi staf yang diselenggarakan oleh internal
Klinik.
b. Diklat eksternal, yaitu diklat yang diselenggarakan oleh institusi di luar
Klinik.
(3) Diklat sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) meliputi juga pendidikan
profesi berkelanjutan.
(4) Semua staf mempunyai kesempatan yang sama dalam hal memperoleh
diklat, minimal 20 jam setiap tahun.

Pasal 21
(1) Klinik membuka akses informasi mengenai peluang pendidikan dan pelatihan
bagi tenaga kesehatan yang memberikan layanan klinis maupun bagi tenaga
non klinis.
(2) Manajemen Klinik memberikan dukungan untuk memanfaatkan peluang
tersebut.
(3) Dukungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat berupa pendanaan,
pemberian dispensasi atau kesempatan mengikuti diklat/seminar/workshop
sesuai dengan pertimbangan Penanggung Jawab Klinik.

Pasal 22
(1) Klinik membuat program diklat berdasarkan hasil analisis kebutuhan diklat
(Training Need Analysis/TNA).
(2) TNA dibuatdengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi dan kebutuhan
peningkatan kompetensi staf dengan melihat data-data berikut:
a. Hasil dari kegiatan pengukuran mutu dan keselamatan pasien;
b. Hasil monitoring dan evaluasiprogram K3;
c. Hasil penilaian kinerja staf;
Para
f
Para
f
d. Adanya prosedur klinis baru atau teknologi baru;
e. Rencana pengembangan layanan dikemudian hari.
(4) Pimpinan unit kerja berpartisipasi aktif dalam penyusunan TNA.
(5) Klinik memberikan pelatihan tehnik resusitasi jantung paru tingkat dasar
(Bantuan Hidup Dasar/BHD) untuk seluruh staf setidaknya setiap 2 (dua)
tahun sekali.
(6) Penanggung Jawab Klinik menetapkan timCode Blue, yang telah
mendapatkan pelatihan teknik resusitasi jantung paru tingkat lanjut.

Pasal 23
(1) Pelaksanaan kegiatan diklat didokumentasikan secara adekuat sesuai
prosedur yang ditetapkan.
(2) Sertifikat diklat/seminar/workshop terdokumentasi diberkas kepegawaian staf
dan selalu diperbaharui setiap tahun apabila ada diklat/seminar/workshop
terkini.

Pasal 24
Dilakukan evaluasi penerapan hasil diklat sesuai prosedur yang ditetapkan.

BAB VIII
PENILAIAN KINERJA

Pasal 25
Klinik mengembangkan penilaian kinerja bagi stafbaik tenaga klinis maupun non
klinis.

Pasal 26
(1) Penilaian kinerja stafdilakukan secara berkala.
(2) Staf baru dilakukan evaluasi dalam masa 3 bulan pertama.
(3) Selanjutnya, setiap staf dilakukan penilaian kinerja minimal 1 (satu) kali
dalam setahun, atau lebih sering apabila diperlukan.

Para
f
Para
f
Pasal 27
(1) Penilaian kinerja didasarkan pada capaian pelaksanaan uraian tugas dan
kompetensinya di unit kerja dimana staf ditugaskan.
(2) Penilaian kinerja staf klinis memuat:
a. Penilaian kinerja umum (Perilaku);
b. Penilaian kinerja klinis.

Pasal 28
Hasil penilaian kinerja dianalisis dan dilakukan tindak lanjut, serta
dikomunikasikan dengan staf yang bersangkutan.

BAB IX
URAIAN PEKERJAAN

Pasal 29
(1) Setiap staf memiliki uraian tugasnya masing-masing dan didokumentasikan
dengan jelas.
(2) Masing-masing stafyang tidak diizinkan praktik mandiri mempunyai tanggung
jawab yang ditentukan dalam uraian pekerjaan yang secara spesifik,
terbaru/mutakhir dan diketahui oleh staf yang bersangkutan.
(3) Terhadap staf yang mutasi atau kenaikan jenjang karir, maka akan dilakukan
revisi terhadapuraian pekerjaansebelumnya.
(4) Uraian pekerjaan juga dibutuhkan bagi tenaga kesehatan ketika:
a. Seseorang yang utamanya menjalankan tugas manajerial, seperti
kepala bidang layanan atau memiliki tugas ganda, dibidang klinis dan
manajerial, dengan tanggung jawab manajerial yang ditetapkan dalam
uraian pekerjaan.
b. Seseorang yang memiliki beberapa tanggung jawab klinis, dimana dia
tidak diberi kewenangan untuk berpraktek mandiri, sama seperti
seorang praktisi mandiri yang sedang belajar tugas baru atau
keterampilan baru. Atau sebagai alternatif, seseorang tersebut diberi
kewenangan tertentu.
c. Seseorang yang sedang dalam program pendidikan dan dibawah
supervisi, dan program akademis menetapkan, untuk setiap tahap atau
tingkat pelatihan, apa yang dapat dilakukan secara mandiri dan apa
Para
f
Para
f
yang harus dibawah supervisi. Dalam hal ini, deskripsi program dapat
berfungsi sebagai uraian pekerjaan.
d. Seseorang mendapat izin sementara untuk memberikan pelayanan di
Klinik. Atau sebagai alternatif, seseorang tersebut diberi kewenangan
tertentu.
(5) Uraian pekerjaan seorang tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
klinis secara mandiri adalah berupa rincian kewenangan klinis yang
diperoleh melalui proses kredensial sesuai aturan Klinik dan
didokumentasikan dengan jelas.
(6) Uraian pekerjaan tersebut harus tersimpan di file kepegawaian masing-
masing

BAB X
FILE KEPEGAWAIAN

Pasal 30
(1) File kepegawaian disediakan dan dipelihara oleh bagianyang selalu
diperbarui setiap tahun.
(2) File kepegawaian minimal berisi antara lain:
a. Kualifikasi, pendidikan, pelatihan dan kompetensi staf;
b. Uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang staf;
c. Proses rekrutmen staf;
d. Riwayat pekerjaan staf;
e. Hasil penilaian kinerja staf;
f. Salinan sertifikat pelatihan internal dan eksternal staf.

BAB XI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN STAF

Pasal 31
(1) Klinik merencanakan program kesehatan dan keselamatan bagi staf yang
terkoordinasi dengan Tim Mutu Klinik.
(2) Pelayanan kesehatan semua staf dan keluarga dijamin oleh Klinik sesuai
dengan layanan BPJS kesehatan, melalui pengobatan langsung maupun
rujukan.
Para
f
Para
f
(3) Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan terhadap semua staf, setiap
duatahun sekali dan satu tahun sekali pada area kritis.
(4) Klinik mempunyai program imunisasi, vaksinasi, dan profilaksis bagi seluruh
staf (sesuai jadwal).
(5) Evaluasi, konseling dan tindak lanjut terhadap staf yang terpapar penyakit
infeksius dikoordinasikan dengan Tim Mutu.
(6) Bagianumum dan dan Tim Mutu mendokumentasikan staf yang terpapar
infeksi.

Pasal 32
(1) Penanggung Jawab Klinik menetapkan program pencegahan kekerasan di
Klinik.
(2) Penanggung Jawab Klinik menetapkan sistem pelaporan kepada Kepala
Bagian Umum yang kemudian dilaporkan pada Penanggung Jawab klinik.
(3) Klinik mengidentifikasi area yang berpotensi terjadi kekerasan ditempat kerja
dan melaksanakan upaya yang terukur untuk mengurangi risiko.
(4) Klinik mengevaluasi, memberikan konseling dan melaksanakan tindak lanjut
terhadap staf yang mengalami cedera akibat kekerasan ditempat kerja.
(5) Bagian Umummendokumentasikan staf yang mengalami kekerasan ditempat
kerja.

BAB XII
JENJANG KARIR DAN PENGGAJIAN

Pasal 33
(1) Klinik mengembangkan sistem jenjang karir dan sistem penggajian
berdasarkan sistem remunerasi.
(2) Bagi staf yang bermasalah bisa mendapatkan demosi jabatan sesuai
ketentuan yang berlaku.

BAB XIII
MUTASI STAF

Pasal 34
(1) Klinikmengatur perihal mutasi staf.
Para
f
Para
f
(2) Semua staf mempunyai kesempatan yang sama dalam hal memperoleh
mutasi.
(3) Semua staf wajib bersedia dimutasikan di tempat mana saja sesuai dengan
penunjukkan.

BAB XIV
TERMINASI STAF

Pasal 35
(1) Terminasi staf adalah pengakhiran hubungan kerja staf atau sering disebut
dengan Pemutusan Hubungan Kerja antara staf dengan Klinik, dapat berasal
dari pihak Klinik maupun dari pihak staf sesuai dengan Peraturan
Perusahaan.
(2) Permohonan pengunduran diri dari staf adalah minimal dua bulan sebelum
berhentinya staf.
(3) Pemberian pengganti hak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BAB XV
PROGRAM PENSIUN

Pasal 36
(1) Semua staf tetap mempunyai kesempatan yang sama dalam hal
memperoleh program pensiun.
(2) Program pensiun stafKlinik PPK I PT Petrokimia Gresik sesuai dengan Surat
Keputusan Direksi PT Petro Graha Medika Nomor
012/01/TU.04.02/SK/PGM.01/2012 tentang Peraturan Pensiun/ Purna Tugas
Karyawan.

Para
f
Para
f
BAB XVI
PENUTUP

Pasal 38
Peraturan Penanggung Jawab ini mulai berlaku pada tanggal yang diundangkan,
agar setiap orang yang mengetahuinya, memerintahkan perundangan ini
dijalankan dilingkungan Klinik PPK I PT Petrokimia Gresik.

Ditetapkan di Gresik
Pada Tanggal 22 Oktober 2018
PENANGGUNG JAWAB
KLINIK PPK I PT PETROKIMIA GRESIK,

KOES MAUREEN YOSHINAGA

Para
f
Para
f

Anda mungkin juga menyukai