Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT AMALIA MEDIKA


LEMBAR PENGESAHAN

Diverifikasi oleh, Disusun oleh,


Tim Pengendali Dokumen Komite Keperawatan

Kevin Budi
Ketua Ketua Komite Keperawatan
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii


SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AMALIA 1
MEDIKA ....................................................................................................
BAB I KETENTUAN UMUM ................................................................ 2
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN KREDENSIAL…………………….. 2
BAB III PROSES KREDENSIAL........................................…………….. 3
BAB IV RINCIAN KEWENANGAN KLINIS.......................................... 3
BAB V PENERBITAN SURAT PENUGASAN KLINIS………………. 4
BAB VI PENCABUTAN PENUGASAN KLINIS………………………. 5
BAB VII DOKUMEN ................................................................................. 5
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN .................................................. 6
BAB VIII PENUTUP ................................................................................... 6
Lampiran
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 7
A. Latar Belakang ............................................................................ 7
B. Pengertian ................................................................................... 7
II. RUANG LINGKUP .............................................................................. 7
A. Kredensial……………………………………………………… 7
B. Tujuan dan Manfaat …………………………………………… 8
III. KEBIJAKAN ......................................................................................... 8
IV TATALAKSANA ................................................................................. 8
A. Asesmen Kompetensi ………………………………………….. 9
B. Kredensial Perawat Baru dan Lama …………………………… 9
C. Tata Laksana Proses Kredensial ……………………………… 11
D. Rekomendasi Hasil Kredensial/Rekredensial ………………… 11
E. Pengesahan dan Penerbitan Surat Penugasan Klinis …………. 13
F. Berakhirnya Kewenangan Klinis ……………………………… 13
V. DOKUMEN .......................................................................................... 13
RUJUKAN ......................................................................................................... 14

iii
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AMALIA MEDIKA
NOMOR : ………………………………
TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT AMALIA MEDIKA ,


Menimbang : a. Bahwa setiap staf keperawatan pada awal penugasan perlu
dilakukan kredensial sehingga didapatkan calon staf keperawatan
yang kompeten ;
b. Bahwa penyelenggaraan pelayanan pasien yang dilakukan oleh staf
keperawatan yang memiliki keahlian dan kewenangan yang secara
terus menerus harus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan
yang berkelanjutan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Amalia Medika menetapkan peraturan tentang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 148 Tahun
2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan ;
5. Permenkes Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2013
tentang Komite keperawatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 40
Tahun 2017 Tentang Jenjang Karir Perawat
7. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Amalia Medika Tentang
Peraturan Internal Rumah Sakit Amalia Medika (Hospital By
Laws) Tahun 2015

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Amalia Medika Tentang
Panduan Kredensial Staf Keperawatan;

1
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Komite Keperawatan adalah wadah non- Rumah Sakit yang mempunyai fungsi utama
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme staf keperawatan
2. Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelengarakan pelayanan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
3. Kewenangan klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi berdasarkan
keperawatan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan area praktiknya.
4. Rincian kewenangan Klinis (RKK) adalah daftar kewenangan klinis yang harus
dikuasai oleh seorang perawat berdasarkan jenjang kompetensi yang dicapainya
5. Penugasan Klinis adalah penugasan dari kepala/direktur Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan di Rumah Sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenangan klinis.
6. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis
7. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah
memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis tersebut tiap 3 tahun.
8. Peraturan internal staf keperawatan atau nursing staff by laws adalah aturan yang
mengatur tata kelola klinis untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di
Rumah Sakit.
9. Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesioanal terhadap mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam
keperawatannya yang dilaksanakan oleh profesi perawat.
10. Panitia adhoc yang terdiri dari Mitra Bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan
dengan reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait
dengan tenaga keperawatan dalam proses kredensial.
11. Buku putih adalah dokumen yang berisi syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga
keperawatan yang di gunakan untuk menentukan kewenangan klinis.

2
BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN KREDENSIAL


Pasal 2
1. Setiap staf keperawatan pada awal penugasan perlu dilakukan kredensial sehingga
didapatkan calon staf keperawatan yang kompeten
2. Tujuan kredensial adalah:
a. Memberi kejelasan kewenangan klinis setiap tenaga keperawatan
b. Melindungi keselamatan pasien dan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan memiliki kompetensi dan kewenangan klinis yang
jelas
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada disemua level
BAB III

PROSES KREDENSIAL

Pasal 3

1. Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi, dan
mengevaluasi kredensial staf keperawatan (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan dan pengalaman)
2. Tersedia dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman.
3. Rumah sakit perlu memastikan untuk mempunyai staf keperawatan yang kompeten
dengan misi, sumber daya, dan kebutuhan pasien. Staf keperawatan bertanggung jawab
untuk memberikan asuhan keperawatan secara langsung
4. Asuhan keperawatan memberikan kontribusi terhadap outcome pasien secara keseluruhan
5. Rumah Sakit harus memastikan bahwa perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan
keperawatan dan harus spesifik terhadap jenis asuhan keperawatan sesuai dengan
peraturan perundang undangan
6. Rumah sakit memastikan bahwa setiap perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan
keperawatan, baik mandiri, kolaborasi, delegasi, serta mandat kepada pasien secara aman
dan efektif dengan cara:
a. Memahami peraturan dan perundang undangan terkait perawat dan praktik keperawatan
b. Mengumpulkan kredensial perawat sekurang kurangnya meliputi:
1) Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, serta pengalaman terbaru
dan diverifikasi dari sumber aslinya
2) Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain di tempat perawat
pernah kerja sebelumnya

3
3) Surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan rumah skait
antara lain riwayat kesehatan dan lainnya
c. Rumah sakit perlu melakukan setiap upaya untuk memverifikasi informasi penting dari
berbagai sumber dengan jalan mengecek ke website resmi institusi pendidikan pelatihan
melalui email dan surat tercatat. Terdapat pelaksanaan verifikasi dari sumber aslinya yang
seragam.
d. Pemenuhan standar mensyaratkan verifikasi sumber utama dilakukan untuk perawat
yang akan dan sedang bekerja.
e. Bila verifikasi tidak mungkin dilakukan seperti hilang karena bencana atau sekolahnya
tutup maka hal ini dapat didapatkan dari sumber resmi yang lain.
BAB IV

RINCIAN KEWENANGAN KLINIS

Pasal 4

1. Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan penugasan klinis
berdasarkan kredensial staf keperawatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Hasil kredensial perawat berupa rincian kewenangan klinis menjadi landasan untuk
membuat uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab klinis di unit pelayanan tempat
perawat tersebut ditugaskan
3. Penetapan rincian kewenagan klinis perawat berdasarkan pendidikan, registrasi,
sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman anggota staf keperawatan
4. Pelaksanaan proses pembuatan surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis dan
sesuai dengan peraturan perundang undangan
5. Berkas kredensial dipelihara dari setiap staf keperawatan.

BAB V

PENERBITAN SURAT PENUGASAN KLINIS

Pasal 5

1. Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan klinis berdasarkan surat


rekomendasi kewenangan klinis dari komite keperawatan.
2. Surat penugasan klinis memuat daftar kewenangan klinis perawat dalam melakukan
tindakan keperawatan termasuk perawat dengan kompetensi khusus.
3. Surat penugasan klinis didokumentasikan dalam file kepegawaian perawat.
4. Disetiap unit tersedia surat penugasan klinis perawat secara elektronik.

BAB VI

4
PENCABUTAN PENUGASAN KLINIS

Pasal 6

1. Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu dapat dicabut dengan


pertimbangan komite keperawatan berdasarkan kinerja profesi di lapangan.

2. Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila dianggap telah
pulih kompetensinya setelah dilakukan pembinaan oleh subkomite mutu profesi dan sub
komite etik.

3. Bila dalam review kinerja staf keperawatan didapatkan indikasi adanya akibat temuan
pada kegiatan penigkatan mutu salah satunya terjadi pelanggaran disiplin terhadap kode
etik profesi maka proses penanganan sesuai dengan panduan alur masalah disiplin dan
etik profesi.

4. Komite Keeperawatan akan memberikan Rekomendasi pemberian tindakan


pendisiplinan profesi pada staf keperawatan oleh subkomite etik dan disiplin profesi di
rumah sakit dapat berupa:

a. Peringatan tertulis;

b. Limitasi (reduksi) kewenangan klinis (clinical privilege);

c. Bekerja dibawah supervisi dalam waktu tertentu oleh orang yang mempunyai
kewenangan untuk pelayanan keperawatan tersebut;

d. Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) sementara atau selamanya.

BAB VII

DOKUMEN

Pasal 7

1. Dokumen kredensial dipelihara dari setiap anggota staf keperawatan.


2. Bukti pelaksaanaan tentang kredensial staf keperawatan terkini di dokumentasikan.
3. Surat penugasan klinis didokumentasikan dalam file kepegawaian perawat.
4. Berkas kredensial dipelihara dari setiap staf keperawatan disimpan oleh komite
keperawatan dalam file kredensial staf keperawatan.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 8

5
Dengan berlakunya Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Amalia Medika ini, maka Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Amalia Medika Nomor ………………………………..
tentang Panduan Kredensial Staf Keperawatan dicabut dan tidak berlaku.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Amalia Medika ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Pelalawan
Pada tanggal : 31 Agustus 2017
Direktur Rumah Sakit Amalia Medika

dr. Mujaddid Abdi

6
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AMALIA MEDIKA
NOMOR : …………………………………………………………..

TENTANG : PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit Amalia Medika memberikan gambaran tentang perlunya
profesionalisme staf keperawatan dengan pemberian kewenangan klinis (clinical
previlage) kepada staf keperawatan yang dilakukan oleh Komite Keperawatan.
Perlunya profesionalisme staf keperawatan dan tata kelola klinis (clinical
governance) dikemukakan melalui visi dan misi staf keperawatan di Rumah Sakit
Amalia Medika yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang
berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit sehingga pasien lebih
terjamin dan terlindungi. Kepedulian ini diwujudkan melalui mekanisme
Kredensial
B. Pengertian
1. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.
2. Rekredensial merupakan proses evaluasi kembali terhadap tenaga keperawatan
yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis tersebut, dilakukan setiap 3 tahun sekali.
II. RUANG LINGKUP
A. Kredensial
1. Kredensial dilakukan pada staf keperawatan yang memberikan asuhan
keperawatan
2. Pengumpulan kredensial perawat sekurang kurangnya meliputi:
1) Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, serta pengalaman terbaru
dan diverifikasi dari sumber aslinya
2) Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain di tempat perawat
pernah kerja sebelumnya
3) Surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan rumah sakit
antara lain riwayat kesehatan dan lainnya

7
3. Rumah sakit perlu melakukan setiap upaya untuk memverifikasi informasi
penting dari berbagai sumber dengan jalan mengecek ke website resmi
institusi pendidikan pelatihan melalui email dan surat tercatat.
4. Pemenuhan standar mensyaratkan verifikasi sumber utama dilakukan untuk
perawat yang akan dan sedang bekerja.
5. Bila verifikasi tidak mungkin dilakukan seperti hilang karena bencana atau
sekolahnya tutup maka hal ini dapat didapatkan dari sumber resmi yang lain.
B. Tujuan dan Manfaat kredensial
1. Memberi kejelasan kewenangan klinis setiap tenaga keperawatan
2. Melindungi keselamatan pasien dan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan memiliki kompetensi dan kewenangan klinis
yang jelas
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada disemua
level
III. KEBIJAKAN
1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 148 Tahun 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 40 Tahun 2017 Tentang
Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
148/MEN/III/2007 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Sektor Jasa kesehatan Sub Sektor Jasa Pelayanan Kesehatan Bidang
Keperawatan
IV. TATALAKSANA
Instrumen kredensial dan rekredensial antara lain adalah daftar rincian
kewenangan klinis setiaparea praktik, buku putih (white paper) untuk setiap
pelayanan keperawatan dan daftar mitra bestari. Proses kredensial dilaksanakan
secara konfidensial, dengan semangat keterbukaan, adil, obyektif, sesuai dengan
prosedur dan terdokumentasi. Dalam melakukan pengkajian/ verifikasi komite
keperawatan membentuk panel atau panitia adhoc yang melibatkan Mitra Bestari.
Hasil kredensial berupa rekomendasi Komite Keperawatan kepada Direktur tentang
lingkup kewenangan klinis seorang staf keperawatan. Tahapan kredensial
8
berdasarkan Permenkes 40 Tahun 2017 Tentang pengembangan jenjang karir
profesional perawat klinis.
A. Asesmen kompetensi
Asesmen kompetensi merupakan salah satu rangkaian dalam proses kredensial
perawat. Pengelolaan asesmen kompetensi menjadi tanggung jawab kepala
bidang keperawatan. Perawat baru yang telah melalui internship dengan
preceptor serta telah dilaksanakan evaluasi proses oleh preceptor dan juga
didokumentasikan dalam logbook dapat mengajukan permohonan asesmen
kompetensi. Tahapan asesmen kompetensi:
a. Assesmen Mandiri, verifikasi log book dan portofolio
b. Mengajukan permohonan asesmen diketahui dan disetujui oleh preceptor
dan kepala ruangan
c. Melaksanakan pra konsultasi, untuk validasi kesiapan asesmen dan kontrak
pelaksanaan asesmen
d. Pelaksanaan asesmen kompetensi oleh asesor
e. Melaksanakan usulan banding (jika diperlukan)
f. Pengambilan keputusan hasil asesmen kompetensi
g. Pemberian sertifikat kompetensi perawat
B. Kredensial Perawat Baru dan Lama
Setelah dilakukan asesmen kompetensi oleh bidang keperawatan maka
selanjutnya dilakukan proses kredensial yang dilakukan oleh komite
keperawatan rumah sakit. Perawat yang mengusulkan kewenangan klinik
dipersyaratkan memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat
kompetensi. Adapun tahapannya sebagai berikut:
1. Perawat Klinis baru (kredensial)
a. Perawat mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada direktur
dan mengajukan permohonan kredensial kepada ketua komite
keperawatan.
b. Direktur menugaskan komite keperawatan untuk melakukan proses
kredensial
c. Ketua komite keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk
melakukan proses kredensial secara individu
d. Sub komite kredensial membentuk panitia adhoc untuk melakukan
wawancara langsung dengan perawat melalui review, verifikasi dan

9
evaluasi melalui portofolio, bukti bukti seperti sertifikat asesmen
kompetensi dan serifikat lainnya sesuai ketentuan perundangan.
e. Perawat mengikuti proses kredensial dengan cara dilakukan review,
verifikasi, dan evaluasi secara individu oleh panitia adhoc yang terdiri
dari mitra bestari
f. Hasil kredensial berupa daftar kewenangan klinis yang selanjutnya
direkomendasikan oleh komite keperawatan kepada direktur untuk
mendapatkan surat penugasan klinis dan direkomendasikan untuk
memperoleh penugasan klinis melalui penerbitan surat penugasan
klinis.
g. Pemberian penugasan klinis (clinical appointment) disertai kewenangan
klinik yang diberikan oleh direktur
2. Perawat Klinis Lama (rekredensial)
Sesuai dengan implementasi jenjang karir perawat, maka setelah
dilakukan pemetaan ulang, perawat yang mengalami peningkatan level
karir dilakukan rekredensial. Tahap yang dilalui adalah:
a. Perawat mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada direktur dan
mengajukan permohonan kredensial kepada ketua komite keperawatan.
b. Direktur menugaskan komite keperawatan untuk melakukan proses
kredensial
c. Ketua komite keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk
melakukan proses kredensial secara individu
d. Sub komite kredensial membentuk panitia adhoc untuk melakukan
wawancara langsung dengan perawat melalui review, verifikasi dan
evaluasi melalui portofolio, bukti bukti seperti sertifikat asesmen
kompetensi dan serifikat lainnya sesuai ketentuan perundangan.
e. Perawat mengikuti proses kredensial dengan cara dilakukan review,
verifikasi, dan evaluasi secara individu oleh panitia adhoc yang terdiri dari
mitra bestari
f. Hasil kredensial berupa daftar kewenangan klinis yang selanjutnya
direkomendasikan oleh komite keperawatan kepada direktur untuk
mendapatkan surat penugasan klinis dan direkomendasikan untuk
memperoleh penugasan klinis melalui penerbitan surat penugasan klinis.
g. Pemberian penugasan klinis (clinical appointment) disertai kewenangan
klinik yang diberikan oleh direktur
10
Selain karena peningkatan level jenjang karir, rekredensial terhadap staf
keperawatan dilakukan dalam hal:
a. Penugasan klinis (clinical appointment) yang dimiliki oleh staf
keperawatan telah habis masa berlakunya (3 tahun);
b. Staf keperawatan yang bersangkutan diduga melakukan kelalaian terkait
tugas dan kewenangannya;
c. staf keperawatan yang bersangkutan diduga terganggu kesehatannya,
baik fisik maupun mental
d. staf keperawatan mengajukan permohonan penambahan/perluasan
kewenangan klinis
C. Tata laksana Proses kredensial
1. Setelah perawat mendapatkan sertifikat kompetensi dari bidang
keperawatan, perawat mengajukan permohonan kredensial kepada ketua
komite keperawatan. Perawat datang ke sekretariat komite keperawatan
dengan diketahui oleh kepala ruang dan manajer keperawatan.
2. Perawat mengisi formulir aplikasi proses kredensial dan pengumpulan
bukti
3. Perawat mengisi formulir asesmen mandiri sesuai status kredensial
perawat
4. Kode untuk asesmen mandiri, diisi oleh perawat, Untuk kolom disetujui:
1: kompeten
2: perlu supervisi
3: tidak kompeten
5. Perawat mengumpulkan logbook, portofolio, izin dan persyaratan
sertifikasi sesuai kebutuhan kredensial (misalnya surat keterangan sehat,
keterangan telah mengikuti proses orientasi bagi perawat baru), dan bukti
pendukung lainnya
6. Setelah persyaratan dokumentasi lengkap, perawat mengembalikan
seluruh dokumen persyaratan kredensial ke sekretariat komite
keperawatan dan menunggu penjadwalan untuk dilakukan review dan
verifikasi oleh mitra bestari.
7. Ketua komite keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk
melakukan proses kredensial secara individu kepada perawat
a. Dalam melakukan verifikasi dan review, Sub komite kredensial
membentuk panitia adhoc/tim kredensial yang telah ditetapkan oleh
11
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Amalia Medika sesuai dengan
kekhususan untuk melakukan review, verifikasi, dan evaluasi melalui
portofolio dan verifikasi asesmen mandiri.
b. Panitia adhoc/tim kredensial yang di tunjuk bertugas untuk
melakukan verifikasi sesuai dengan spesialisasinya dengan
berdasarkan pada white paper kompetensi perawat. Proses kredensial
yang berlangsung yaitu:
1) Tim kredensial dan perawat saling memperkenalkan diri, dan
menyampaikan kepada perawat bahwa proses kredensial bersifat
confidential
2) Tim kredensial melaksanakan pemeriksaan pengumpulan bukti
(logbook dan portofolio) sesuai dengan yang dipersyaratkan
3) Tim kredensial membuat keputusan apakah asesmen mandiri
yang diajukan disetujui atau tidak melalui proses wawancara,
review dan verifikasi. Kode untuk asesmen mandiri, diisi oleh
perawat, Untuk kolom disetujui:
1: disetujui, kompeten
2: perlu supervisi
3: tidak kompeten
a) Tim kredensial memberikan umpan balik terhadap proses asesmen
yang dilaksanakan
b) Tim kredensial dan perawat bersama-sama menandatangani
pelaksanaan verifikasi
c. Tahap rekomendasi
a) Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan
b) Komite keperawatan melalui Sub Komite kredensial membuat
laporan seluruh proses kredensial kepada ketua komite
keperawatan untuk diteruskan ke direktur rumah sakit berupa surat
rekomendasi kewenangan klinis.
D. Rekomendasi hasil kredensial/rekredensial
1. Pemberian kewenangan klinis sementara
2. Pemberian kewenangan klinis sesuai rekomendasi
3. Pemberian Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
12
4. Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
5. Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
6. Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu;
7. Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi sesuai dengan
bukti kompetensi terbaru.
E. Pengesahan dan penerbitan Surat Penugasan Kerja Klinis
Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan klinis berdasarkan surat
rekomendasi kewenangan klinis dari komite keperawatan. Surat penugasan
klinis memuat daftar kewenangan klinis perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan termasuk perawat dengan kompetensi khusus. Surat penugasan
klinis didokumentasikan dalam file kepegawaian perawat.
F. Berakhirnya kewenangan klinis perawat
Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu dapat dicabut dengan
pertimbangan komite keperawatan berdasarkan kinerja profesi di lapangan.
Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila
dianggap telah pulih kompetensinya setelah dilakukan pembinaan oleh sub
komite mutu profesi dan sub komite etik. Bila dalam review kinerja staf
keperawatan didapatkan indikasi adanya temuan pada kegiatan peningkatan
mutu misalnya keterlibatan dalam insiden keselamatan pasien (KTD, KNC,
Sentinel, dan lainnya) atau terjadi pelanggaran disiplin terhadap kode etik
profesi maka proses penanganan sesuai dengan Panduan alur masalah disiplin
dan etik profesi dan didokumentasikan dalam file kredensial dan bila diberikan
peringatan tertulis didokumentasikan dalam file kepegawaian. Dalam hal ini,
Komite Keperawatan akan memberikan rekomendasi pemberian tindakan
pendisiplinan profesi pada staf keperawatan oleh subkomite etik dan disiplin
profesi di rumah sakit dapat berupa:
1. Peringatan tertulis;
2. Limitasi (reduksi) kewenangan klinis (clinical privilege);
3. Bekerja dibawah supervisi dalam waktu tertentu oleh orang yang
mempunyai kewenangan untuk pelayanan keperawatan tersebut;
4. Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) sementara atau
selamanya.
V. DOKUMENTASI
A. Surat Penugasan Klinis

13
Surat penugasan Klinis diberikan oleh direktur setelah mendapat rekomendasi dari
komite keperawatan terkait hasil proses kredensial, dalam surat penugasan klinis
dilampirkan rincian kewenangan klinis staf keperawatan.
B. File kepegawaian
Surat penugasan klinis didokumentasikan dalam file kepegawaian.
C. Kualifikasi tenaga keperawatan di RS Amalia Medika
Kualifikasi tenaga keperawatan berdasarkan jenjang karir dari Permenkes Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 40 Tahun 2017. Jenjang karir di
petakan oleh bidang keperawatan dan menjadi dasar dilakukannya kredensial oleh
komite keperawatan.
D. Surat Keputusan Direktur Tentang Penunjukkan Tim Adhoc
Tim Adhoc yang bertugas melakukan kredensial di tunjuk oleh direktur melalui
surat keputusan direktur
E. White paper kewenangan klinis staf keperawatan
White Paper berisi persyaratan kewenangan klinis yang boleh dilakukan oleh staf
keperawatan

Ditetapkan di : Pelalawan
Pada tanggal : 31 Agustus 2017
Direktur Rumah Sakit Amalia Medika

dr. Mujaddid Abdi

14
RUJUKAN

1. Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit


Edisi I , Agustus 2017
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 49 Tahun 2013 Tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 148 Tahun 2010
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 40 Tahun 2017 Tentang
Jenjang Karir Perawat

15

Anda mungkin juga menyukai