RUANG INTENSIF
Ketua dr. ….
DAFTAR ISI
iii
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AMALIA MEDIKA
Nomor : 282A/RSAM-DIRUT/PD/V/2022
TENTANG
PANDUAN KRITERIA MASUK DAN KELUAR
RUANG INTENSIF
1
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Unit yang memberikan pelayanan intensif adalah ICU, HCU, PICU, NICU.
2. Kriteria masuk ruang rawat intensif dan spesialistik adalah ukuran yang menjadi dasar
penilaian atau penetapan kapan seorang pasien memerlukan perawatan diruang rawat
intensif dan spesialistik
3. Kriteria keluar adalah kapan seorang pasien layak keluar dari ruang rawat intensif dan
spesialistik
4. Pasien sakit kritis adalah Pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter,
perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan, serta memerlukan
perhatian yang teliti, agar dapat dilakukan pengawasan yang ketat dan terus menerus serta
terapititrasi.
5. Pasien yang dalam bahaya adalah mengalami dekompensasi fisiologis sehingga memerlukan
pemantauan ketat dan terus menerus serta dilakukan intenvensi segera untuk mencegah
timbulnya penyulit yang merugikan.
6. Perawatan paliatif adalah perawatan yang bisa didapatkan para pasien yang menderita
penyakit kronis dengan stadium lanjut, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Peningkatan hidup dilakukan dengan cara pendekatan dari sisi psikologis,
psikososial, mental serta spiritual pasien, sehingga membuat pasien lebih tenang, bahagia,
serta nyaman ketika menjalani pengobatan
BAB II
Pasal 2
1. Kriteria masuk dan keluar ICU,HCU, PICU, NICU berdasarkan kriteria prioritas,
diagnostik, parameter obyektif, serta kriteria berbasis fisiologi dan kualitas hidup (quality of
life).
2. Rumah sakit Amalia Medika tidak melakukan riset
3. Staf medis yang kompeten dan berwenang dari unit intensif atau unit spesialistik dan unit
terkait terlibat dalam menentukan kriteria.
4. Staf terlatih untuk melaksanakan kriteria.
2
BAB III
DOKUMEN
Pasal 3
1. Kriteria masuk dan keluar ruang perawatan intensif atau spesialistik tercacat dalam rekam
medis pasien.
2. Catatan medik pasien yang diterima masuk di atau keluar dari unit intensif atau unit
spesialistik memuat bukti bahwa pasien memenuhi kriteria masuk atau keluar.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Peraturan Direktur Rumah Sakit Amalia Medika ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
3
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AMALIA MEDIKA
NOMOR : 282A/RSAM-DIRUT/PD/V/2022
TENTANG : PANDUAN KRITERIA MASUK DAN KELUAR
RUANG RAWAT INTENSIF
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unit yang memberikan pelayanan intensif (ICU,HCU, PICU, NICU)) merupakan
unit yang mahal dan biasanya menempati ruangan dengan staf terbatas. Setiap
Rumah Sakit harus menetapkan kriteria untuk menentukan pasien yang
membutuhkan tingkat pelayanan yang tersedia di unit unit tersebut.
Dangan mempertimbangkan bahwa pelayanan di unit spesialistik menghabiskan
banyak sumber daya, Rumah Sakit mungkin membatasi hanya pasien dengan
kondisi medik yang reversibel saja yang dapat diterima masuk dan pasien kondisi
khusus termasuk menjelang akhir kehidupan, sesuai dengan peraturan per
Undang Undangan. Agar konsisten, kriteria menggunakan prioritas atau
parameter diagnostik dan atau parameter obyektif termasuk kriteria berbasis
fisiologis.
B. Pengertian
Kriteria masuk ruang rawat intensif atau spesialistik adalah ukuran yang
menjadi dasar penilaian atau penetapan kapan seorang pasien memerlukan
perawatan diruang rawat intensif atau spesialistik dan kapan seorang pasien
layak keluar dari ruang rawat intensif atau spesialistik.
Ruang intensif atau spesesialistik mampu menggabungkan teknologi tinggi dan
keahlian khusus dalam bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat.
Pelayanan ruang intensif diperuntukan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien
yang sakit kritis. Tujuan dari pelayanan adalah memberikan pelayanan medik
yang tertitrasi dan berkelanjutan serta mencegah fragmentasi pengelolaan .
II. RUANG LINGKUP
Ruang rawat intensif meliputi: ICU, PICU, NICU, HCU
III. KEBIJAKAN
1. Permenkes RI nomor 1778/MENKES/SK/XII 2010 tentang pedoman
penyelenggaraan pelayanan intensive unit (ICU) dirumah sakit
4
2. Direktorat jendral pelayanan kesehatan kementrian kesehatan indonesia,
standatr ekreditasi rumah sakit tahun 2022.
IV. TATALAKSANA
A. Penetapan kriteria
1. Mereka yg berasal dari unit unit Gawat Darurat, intensif atau layanan
spesialistik berpartisipasi menentukan kriteria. Kriteria digunakan untuk
menentukan penerimaan langsung di unit, misalnya masuk dari unit
Gawat Darurat.
a. Dokter unit terkait
b. Perawat unit terkait
c. Kepala unit terkait
2. Kriteria juga digunakan untuk masuk dari unit-unit didalam atau dari luar
Rumah Sakit, seperti halnya pasien dipindah dari Rumah Sakitlain.
3. Pasien yang diterima masuk di unit intensif atau stroke unit memerlukan
asesmen dan evaluasi ulang untuk menentukan apakah kondisi pasien
berubah sehingga tidak memerlukan lagi pelayanan spesialistik.
Misalnya, jika status fisiologis sudah stabil dan monitoring intensif baik,
tindakan lain tidak diperlukan lagi.
4. Ataupun jika kondisi pasien menjadi buruk sampai pada titik pelayanan
intensif atau tindakan khusus tidak diperlukan lagi, pasien kemudian
dapat dipindah ke unit layanan lebih rendah seperti ruang perawatan
biasa.
5. Kriteria untuk memindahkan pasien dari unit khusus ke unit pelayanan
lebih rendah harus sama dengan kriteria yang dipakai untuk
memindahkan pasien ke unit pelayanan berikutnya. Misalnya, jika
keadaan pasien menjadi buruk sehingga pelayanan intensif dianggap tidak
dapat menolong lagi, maka pasien masuk ke ruang perawatan
biasa/paliatif dengan menggunakan kriteria.
Pasien sakit kritis meliputi :
1. Pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter,
perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan,
serta memerlukan perhatian yang teliti, agar dapat dilakukan pengawasan
yang ketat dan terus menerus serta terapi titrasi
2. Pasien pasien yang dalam bahaya, mengalami dekompensasi fisiologis
sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta
5
dilakukan intenvensi segera untuk mencegah timbulnya penyulit yang
merugikan.
9
2. DM pemebrian insulin yang konstan
3. Anemia dengan hemodinamik stabil
4. Pasca kemoterapi
5. Ketoasidosis metabolik
6. Gangguan elektrolit
7. CHF kelas I dan II
8. Hipertensi emergency tanpa ada gagal organ
9. Cidera sumsung tulang belakang bagian leher stabil
10. Trauma kepala dan peningkatan hemodinamik stabil
11. Pre eklamsi pasca persalinan
G. Kriteria untuk kelar dari ruang intensif (HCU)
1. Hemodinamik stabil
2. Tanpa ETT, jalan nafas bebas
3. Tidak menggunakan obat inotropik, vasodilator, anti aritmiaatau bila
dibutuhkan digunakan dalam dosis rendah dan dapat diberikan dengan
aman diluar ruang intensif
4. Staf medik dan keluarga telah melakukan penilaian bersama dan
menyepakati bahwa tidak lagi ada keuntungannya untuk tetap
mempertahankan pasien di ruang intensif
H. Kriteria untuk masuk dari ruang intensif (NICU)
1. Kelahiran preterm <34 minggu dan BB < 1800gr
2. Bayi prematur dengan penyakit jantung bawaan
3. Setelah dilakukan resusitasi berkepanjangan
4. Bayi yang memerlukan pembedahan
5. Hipoglikemi GDS <1mm/L
6. Hiperbilirubin yang membutuhkan transfusi tukar
7. Kelainan kongenital berat
8. BBL yang PH <7 tanpa melihat usia gestasi
9. ARDS, kelainan jantung
10. Bayi perlu pemantauan terus menerus
11. Bayi mengalami periode apnea dan sianotic
12. Obstruksi usus
13. Masalah pemberian nutrisi yang berat
I. Kriteria keluar dari ruang rawat NICU
1. Hemodinamik stabil
10
2. Minum aktif
3. Tidak memerlukan ventilasi mekanik
J. Kriteria untuk masuk dari ruang intensif (PICU)
1. Berdasarkan parameter diagnostik dan objektif
a. Asma, Gagal nafas
b. Obstruksi total
c. Memerlukan ventilasi mekanik
d. Syok
e. Pasca RJP
f. Kelainan jantung bawaan
g. Gangguan kesadaran
h. Kejang
i. Trauma spinal
j. Perawatan praoperasi bedah saraf
k. Gagal hati akut
l. Gangguan elektrolit
m. Ketoasidosis diabetik
n. Transfusi tukar
o. CKD
p. Anemia berat
q. Pasca endoskopi darurat
2. Berdasarkan prioritas
a. Prioritas 1 (satu)
Anak sakit kritis yang dengan terapi intensif dapat sembuh sempurna
dan dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensi genetiknya
b. Prioritas 2 (dua)
Anak sakit kritis dengan penyakit dasar yang secara medis saat ini
belum dapat ditanggulangi namun dengan terapi intensif dapat
menanggulangi keadaan kritis sepenuhnya, sehingga anak kembali
pada keadaan sebelum dirawat di PICU
c. Prioritas 3 (tiga)
Anak sakit kritis dengan prognosis sangat buruk sehingga dengan
terapi intensif pun proses kematian tidak dapat dicegah.
K. Kriteria untuk keluar dari ruang intensif (PICU)
1. Hemodinamik stabil
11
2. Status respirasi stabil, tanpa ETT
3. Kebutuhan oksigen sudah minimal
4. Tidak diperlukan obat inotropik/vasodilator/antiaritmia
5. Neorologi stabil
L. Kriteria atau indikasi pasien yang dirawat di ruang stroke unit
1. Kriteria masuk
Penentuan indikasi masuk pasien di ruang unit stroke ditentukan
berdasarkan kriteria sebagai berikut
a. Pasien dengan keluhan anggota bagian tubuh lemah atau susah
digerakan, kesulitan berbicara dan atau pasien dengan diagnosa
stroke akut
b. Hasil Ct.Scan menunjukan ada iskemik dan atau perdarahan otak
c. Pasien dalam fase akut serangan yang terjadi lebih dari 1 jam s/d 7
hari )
d. Pasien yang membutuhkan pemantauan ketat
e. ROSIER Score > 0 kecurigaan akan stroke tinggi
f. TIA yang berulang
2. Kriteria keluar
a. Pasien sudah stabil, tidak membutuhkan pemantauan ketat lagi
b. Kondisi pasien memburuk dan memerlukan perawatan diruang
intensif
c. Pasien stroke dengan penyakit penyerta pada fase terminal seperti
kanker stadium akhir
d. Pasien/keluarga yang menolak dirawat di unit stroke
IV. DOKUMENTASI
1. Surat persetujuan dirawat dirumah sakit Amalia Medika: pernyataan
persetujuan dari keluarga untuk dirawat di ruang intensif berserta semua
tindakan yang menyertainya.
2. Surat persetujuan tindakan kedokteran (Informed consent)
3. Formulir transfer pasien didalam Rumah sakit
12
Ditetapkan di : Pangkalan Kerinci
Pada tanggal : 23 Mei 2022
Direktur Rumah Sakit Amalia Medika
Rujukan
13
3. Direktorat jendral pelayanan kesehatan kementrian kesehatan indonesia,
standatr ekreditasi rumah sakit tahun 2022.
14