Anda di halaman 1dari 22

RUMAH SAKIT UMUM DHARMA IBU TERNATE

Jln. A. Mononutu No. 125, Ternate 97713, Maluku Utara


Telp. (0921) 3121951, Email: rsudharmaibu@yahoo.com
Website; rsudharmaibu@blogspot.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU DHARMA IBU TERNATE


Nomor : 018.005/KEP-DIR/RSUDI/GZ/XII/2021

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN TERAPI GIZI


DI RSU DHARMA IBU TERNATE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAKUASA


DIREKTUR RSU DHARMA IBU TERNATE :

Menimbang a bahwa untuk meningkatkan pelayanan terapi gizi di RSU Dharma Ibu
Ternate, maka perlu adanya Panduan Pelayanan Terapi Gizi di RSU
Dharma Ibu Ternate;
b Bahwa terapi gizi medis merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis dan
ilmu perilaku yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan
yang bermakna pada kehidupan pasien.
c Bahwa dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan pasien. Pengaturan
dan pemberian makanan yang memenuhi kecukupan zat gizi pasien
Mengingat 1 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 Tahun 2013


Tentang Pelayanan Gizi di Rumah Sakit;
4 Keputusan Direktur RSU Dharma Ibu Ternate Nomor
:018.001/KEP-DIR/RSUDI/GZ/XII/2021 Tentang Pedoman
Pengorganisasian Instalasi Gizi Rsu Dharma Ibu Ternate Tahun 2021
5 Peraturan Direktur Rumah Sakit Dharma Ibu Ternate
Nomor :18.001/PER.DIR/GZ/RSUDI/I/2020 Tentang Pelayanan Makanan
Di Rsu Dharma Ibu Ternate
Memutuskan:

Menetapkan PANDUAN PELAYANAN TERAPI GIZI RSU DHARMA IBU


TERNATE

KESATU Panduan tentang Terapi Gizi Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam
surat keputusan ini
KEDUA Surat Keputusan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan
evaluasi minimal 1 tahun sekali.

KETIGA Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai Desember 2021

KEEMPAT Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam Surat


Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : TERNATE
Pada tanggal : Desember 2021

dr. SUTOMO RAHARJO Sp.A


DIREKTUR

Tembusan :

1. Semua Instalasi Perawatan Pasien


2. Komite Mutu RS
3. Arsip
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Terapi gizi adalah pelayanan gizi klinik dan asuhan gizi yang merupakan bagian dari
pelayanan medis untuk penyembuhan pasien yang diselenggarakan secara terpadu dengan
upaya pelayanan gizi promotif, preventif dan rehabilitative.
Kesehatan dan gizi merupakan factor yang sangat penting menjaga kualitas hidup yang
optimal. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status
gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi. Sedangkan status gizi kurang
terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi. Status gizi lebih terjadi bila
tubuh memperoleh zat –zat gizi dalam jumlah berlebihan. Kedua kondisi di atas dapat
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
Pemberian terapi nutrisi (dietary treatment) yaitu pengaturan jumlah serta jenis makanan
dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan membantu penyembuhan pasien. Pemberian
terapi nutrisi merupakan alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan
disajikan kepada pasien yang melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi yang
berbeda seperti dietisien, dan pramusaji dengan menghasilkan suatu makanan yang sesuai
dengan tandar mulai dari perencanaan sampai disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis,
dan jadwal makan pasien. Proses tahapan dari pemberian diet dan nutrisi dimulai dari
preskripsi diet, pelebelan makanan, pemorsian makanan, dan makanan yang disajikan
untuk pasien.
Pada awalnya proses pelayanan gizi sebagian besar terpusat pada kegiatan pengadaan
makanan di dapur, sekarang ini terjadi pergeseran yaitu kegiatan terbesar pada pelayanan
gizi ruang rawat inap, rawat jalan, gawat darurat bahkan mungkin perawatan di rumah.
Selain itu pelayanan gizi tersebut harus diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan yang
lain seperti pelayanan medis, farmasi, perawatan dan lain -lain dengan demikian status gizi
pasien yang optimal diharapkan dapat dicapai dan dipertahankan .
Ahli gizi dituntut untuk lebih proaktif, dan mengikuti langkah-langkah pelayanan gizi yang
akurat dan komprehensif dengan menitikberatkan pada pemantauan dan penentuan status
gizi yang disesuaikan dengan kondisi individu pasien dan faktor keseriusan penyakitnya.
Kegiatan tersebut meliputi mempelajari dan menganalis data riwayat kesehatan, riwayat
gizi, nilai laboratorium dan pengukuran antropometri. Berdasarkan data tersebut di buat
perencanaan gizi pasien secara individu dengan melakukan modifikasi diit dan pendidikan
gizi yang dapat mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.
Berbagai penelitian mengenai hubungan antara zat gizi dan penyakit telah banyak
dilakukan.Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh beberapa Rumah Sakit Umum di
Jakarta tahun 1995 – 1999 menunjukkan 20 – 60% pasien menderita kurang gizi pada saat
sebelum dan dirawat di Rumah Sakit.Untuk itu perlu adanya terapi gizi medis untuk
mempertahankan status gizi yang optimal, mempercepat penyembuhan dan membantu
mencegah memburuknya kondisi kesehatan pasien.

B. Latar Belakang
Terapi gizi medis ini diselenggarakan oleh sekelompok tenaga kesehatan di rumah sakit
yang disebut dengan Tim Terapi Gizi.Tim ini terdiri dari dokter spesialis, dokter, dietisien,
perawat ruangan, serta ahli farmasi yang mempunyai komitmen terhadap pelayanan gizi
klinik. Adanya Tim Terapi Gizi di rumah sakit berperan dalam menekan malnutrisi dan
memberikan manfaat lainnya.Hal ini dibuktikan dalam beberapa penelitian seperti penelitian
oleh Weinsier dkk dan Hassel dkk, menunjukkan bahwa intervensi gizi oleh Tim Terapi Gizi.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keselamatan pasien maka dilakukan pendekatan modern di bidang pelayanan kesehatan
yang berfokus kepada pasien, dimana kebutuhan terbaik pasien yang diutamakan.Sejalan
dengan itu pelayanan asuhan gizi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan juga dituntut
untuk selalumeningkatkan kualitasnya melalui pelayanan gizi yang berfokus pada
keselamatan pasien, yang disebut dengan pelayanan gizi berbasis patient safety dan
sejalan dengan standar akreditasi.

C. Tujuan
Tujuan terapi gizi medis secara umum adalah untuk meningkatkan kesehatan pasien.
Pengaturan dan pemberian makanan yang memenuhi kecukupan zat gizi pasien,
diharapkan akan :
1. Memberikan zat gizi yang cukup untuk mempertahankan atau mencapai status gizi
optimal
2. Menghambat proses penyakit dan mengurangi gejala penyakit.
3. Mengurangi biaya perawatan atau pengobatan.
4. Mempercepat proses penyembuhan.
5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pemberian terapi gizi meliputi perencanaan menu sampai ke pasien
(berdasarkan diet yang tepat, pencatatan, pelaporan dan evaluasi) dengan indikator status gizi
pasien optimal/ meningkat.
Gambar : Alur proses tahapan terapi nutrisi di RSU Dharma Ibu Ternate

Dokter DPJP Dietisien Pengolahan Ruang Rawat


Makanan Inap

preskripsi Diet Penerimaan Pemorsian Penyajian


Pemesanan Diet Diet pasien Diet pasien
pesanan Diet
Jenis diet sesuai Labelling Jenis diet sesuai
pasien Makanan penyakit
penyakit
kandungan zat (URT) Kandungan Zat
gizi Gizi
(makronutrien) (makronutrien)
Energi (kalori) energi (kalori)
Protein (gr) protein (gr)
Lemak (gr) lemak (gr)
KH (gr) KH (gr)
Konsistensi Distribusi
Makanan Diet pasien
Cair
Lunak
Padat
BAB III
TATA LAKSANA
Pemberian makanan pada orang sakit harus disesuaikan dengan keadaan penyakitnya
dengan memperhatikan konsistensi makanan dan kandungan gizinya agar orang sakit
memperoleh zat gizi sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan zat gizi pada setiap individu
dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, aktivitas, komplikasi penyakit dan faktor stress.
Makanan merupakan suatu bentuk terapi yang bertujuan untuk memelihara status gizi
secara normal atau optimal walaupun terjadi peningkatan kebutuhan gizi akibat penyakit yang
dideritanya. Disamping itu untuk memperbaiki terjadinya defisiensi zat gizi serta kelebihan atau
kekurangan berat badan pasien.
A. Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan di olah
memenuhi selera konsumen atau pasien dan memiliki ketersediaan zat gizi yang
memenuhi prinsip gizi yang seimbang. Penyusunan menu berdasarkan jenis hidangan
sehingga memiliki variasi yang banyak, frekuensi penggunaan bahan berdasarkan pola
menu dan kombinasi warna dan konsistensi bentuk serta variasi dari hidangan.
B. Siklus Menu
Siklus menu adalah perputaran menu atau hidangan yang akan disajikan kepada
konsumen dalam jangka waktu tertentu. Siklus menu di RSU Dharma Ibu Ternate adalah
siklus menu 10 hari di tambah 1 hari menu khusus tanggal 31.
C. frekuensi dan waktu makan
Menu sehari adalah susunan hidangan yang disajikan dalam sehari dalam beberapa kali
waktu makan. Dalam menu sehari, terdapat istilah frekuensi makan. Frekuensi makan
adalah jumlah waktu makan dalam sehari, meliputi makanan lengkap (full meaI) dan
makanan selingan (snack ). Makanan lengkap biasanya diberikan tiga kali sehari (makan
pagi,makan siang dan makan malam),sedangkan makanan selingan biasa diberikan satu
kali yaitu diantara makan pagi dan makan siang.
D. Kerangka Menu dan Jenis Hidangan
Kerangka menu adalah berbagai macam dan jenis hidangan dalam suatu acara makan
yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah dan snack.
E. Standar Porsi
Standar porsi adalah berat berbagai macam bahan makanan dalam suatu menu yang
dicantumkan dalam berat bersih. Porsi baku dapat ditentukan melalui kecukupan makanan
yang diperlukan dan persentase berat bersih bahan makanan yang dianjurkan dalam tiap
kali waktu makan serta porsi untuk tiap waktu makan
F. Makanan Pokok 
Makanan pokok yang dihidangkan biasanya berupa nasi atau bubur. Makanan
pokok adalah makanan yang menyumbangkan sebagian zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh. makanan pokok biasanya disajikan dalam porsi yang lebih besar dibandingkan
dengan makanan yang lain.
G. Lauk Hewani
Lauk hewani adalah hidangan yang terbuat dari bahan hewani dengan atau dengan
tambahan bahan lainnya. Lauk hewani yang digunakan adalah daging sapi, ayam, ikan,
telur. Lauk hewani dapat diolah dengan cara digoreng dan direbus.
H. Lauk Nabati
Lauk nabati adalah hidangan tambahan dalam suatu acara makan yang biasanya terbuat
dari kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe dan tahu. Lauk nabati
menyumbangkan protein yang lebih besar biladibandingkan dengan hidangan lainnya
dalam suatu menu. Lauk nabati biasanya diolah dengan cara digoreng atau dikukus.
I. Hidangan Sayur
Hidangan sayur biasanya disajikan dengan kuah atau berupa makanan berkuah. Hal ini
dimaksudkan sebagai pembasah makanan pokok sehingga mudah untuk ditelan. Hidangan
sayur dapat diolah sendiri ataupun dicampurkan dengan lauk nabati. Hidangan ini dapat
berupa gabungan dari berbagai macam sayuran, seperti sayur asem, sayur sop maupun
sayur lodeh.
J. Buah
Hidangan buah dapat berupa buah-buahan segar ataupun buah yang sudah diolah seperti
setup atau sari buah. Hidangan buah biasanya digunakan sebagai penetralisir rasa sehabis
makan. Buah biasanya digunakan sebagai dessert.
K. Pemesanan dan Distribusi Makanan
Pemesanan makanan adalah penyusunan permintaan (order ) bahan
makanan berdasarkan menu atau pedoman menu serta rata-rata konsumen atau pasien
yang dilayani dengan tujuan tersedianya daftar pemesanan bahan makanan sesuai standar
atau spesifikasi yang telah ditetapkan
Langkah-langkah pemesanan diet di RSU Dharma Ibu Ternate. Pemesanan diet di mulai
dari instruksi dokter DPJP berdasarkan jenis penyakit dan konsistensi makanan.
1. Jenis makanan yang akan diberikan kepada pasien ditulis pada lembar permintaan
diet.
2. Sebelum dilakukan pemesanan ke instalasi gizi, dilakukan anamnesa (wawancara)
untuk mengetahui makanan-makanan yang tidak dapat dikonsumsi oleh pasien.
3. Setelah dilakukan anamnesa, perawat mencatat hasil pada kartu diet untuk instalasi
gizi.
4. Setelah itu, staf unit gizi atau ahli gizi menyesuaikan pemorsian makanan sesuai
dengan pemesanan diet pasien
Pemesanan makanan melalui telepon (on call ) di perbolehkan dengan catatan melampirkan
format permintaan diet pasien baru.
L. Distribusi Makanan
Distribusi makanan adalah kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan
jenis makanan pasien yang dilayani (berupa makanan biasa atau makanan khusus).
Tujuan dari kegiatan pendistribusian makanan adalah
1. Konsumen mendapatkan makanan sesuai dengan jenis diet dan ketentuan
yang berlaku.
2. Pemorsian dan distribusi makanan merupakan kegiatan akhir dalam system
penyelenggaraan makanan.
3. Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam hal ini yang
perludiperhatikan adalah temperatur makanan pada waktu disajikan. Makanan
yang,s e h a r u s n y a dimakan dalam suhu yang hangat hendaknya
d i s a j i k a n d a l a m keadaan hangat.
Dalam pendistribusian makanan, di Rumah Sakit Budi Kemuliaan terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu : Makanan harus didistribusikan dan disajikan kepada pasien
tepat pada waktunya. Jika makanan itu untuk makan pagi pukul 06.30 – 07.00 WIT. Untuk
makan siang didistribusikan dan disajikan pada pukul 11.00 – 11.30 WIT. Dan untuk makan
malam didistribusikan dan disajikan pada pukul 17.00 – 17.30 WIT.

M. Status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh akibat dari konsumsi makanan
d a n p e n g g u n a a n z a t g i z i . S t a t u s g i z i d i n i l a i o l e h a h l i g i z i melalui
wawancara seperti  food recall, pemeriksaan antropometri (usia, berat badan,
tinggi badan, tinggi lutut dan lingkar lengan atas).
Tabel Klasifikasi Status Gizi
Nilai IMT (kg/m2) Status gizi
<18,5 Underweight
18,5 – 25 Normal
>25 Overweight
>30 Obesity

IMT merupakan salah satu cara untuk memantau status gizi orang dewasa terutama
berhubungan dengan berat badan. Seseorang memiliki harapan hidup yang
lebih panjang bila dapat mempertahankan berat badan normal. Perhitungan IMT hanya
berlaku untuk orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun.
Tujuan diet di rumah sakit adalah :
1. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik dan seimbang, menurut keadaan
penyakit dan status gizi masing – masing pasien
2. Makanan dengan tekstur dan konsistensi yang sesuai menurut kondisi gastro intestinal
dan penyakit masing - masing pasien
3. Makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang, seperti misalnya tidak
mengandung bahan yang bisa menimbulkan gas, tidak mengandung bahan yang
lengket, tidak terlalu pedas, asin, berminyak serta tidak terlalu panas atau dingin
4. Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya misalnya pengawet dan pewarna.
Makanan alami jauh lebih baik daripada makanan yang diawetkan atau dikalengkan.
5. Makanan dengan cita rasa yang menarik untuk menggugah selera makan pasien yang
umumnya terganggu oleh penyakit dan kondisi indera pengecap atau pembau.

Sebagai dasar dalam menentukan diet bagi orang sakit digunakan beberapa
patokan antara lain :
a. Diet yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
b. Mempertimbangkan kebiasaan orang sakit dalam kegiatan sehari-hari
c. Jenis bahan makanan yang disajikan haruslah yang dapat diterima
d. Bahan makanan yang digunakan adalah yang mudah diolah, mudah didapat, alami
dan lazim dimakan
e. Memberikan penjelasan kepada penderita dan keluarganya tentang tujuan dan
manfaat diet yang diberikan
f. Diet khusus diberikan jika benar
g. benar diperlukan dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
h. Makanan diusahakan diberikan melalui mulut/oral

N. Preskripsi Diet
Preskripsi diet adalah perencanaan makan pasien untuk penyembuhan penyakit
meliputi jenis diet, kandungan zat gizi, dan kosistensi makanan dengan diet khusus yang
akan diberikan kepada pasien. Pengaturan makanan bagi orangsakit rawat inap di Rumah
Sakit bukanmerupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan
danpengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses
penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi.
Indikator keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit adalah terwujudnya penentuan
kebutuhan gizi, terselenggaranya evaluasi terhadap preskripsi Diet yang diberikan sesuai
perubahan keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium dan terwujudnya
penterjemahan preskripsi Diet.Panjangnya alur pemenuhan kebutuhan gizi dari mulai
anamnesis status gizi hingga konsumsi memungkinkan adanya ketidaksesuaian dari
kebutuhan gizi yang telah ditetapkan dengan asupan gizi pasien.

1. Diet dan nutrisi untuk penyakit Trauma Capitis


Pada pasien cedera kepala terjadi gangguan keseimbagan metabolisme tubuh berupa
hipermetabolisme dan katabolisme sehingga tubuh dapat kekurangan protein dan
cadangan nutrient.
Pemberian nutrisi pada pasien cedera otak
Kebutuhan kalori = 25 – 30 kkal/kgBB/24 jam
a. Cedera otak ringan
1. Pasien dipuasakan selama 6 jam
2. Observasi keluhan pasien berupa mual, muntah
3. Apabila tidak ada keluhan diperbolehkan minum
b. Cedera otak sedang-berat
1. Pada pasien dengan cedera otak sedang-berat perlu dipasang NGT
2. NGT (Nasogastric Tube) atau pipa lambung yang digunakan untuk pemberian
nutrisi
3. Pada cedera otak sedang dan berat pasien dipuasakan
4. Observasi retensi cairan lambung minimal (<100 ml), terdapat bising usus, tidak
mual dan muntah, tidak ada distensi abdomen dapat mulai diberikan diet cair
5. Pemberian nutrisi enteral diberikan sedikit dan perlahan
6. Diet cair dapat diberikan 200 ml.
Diet pra dan pasca bedah setelah operasi diberikan secara bertahap meliputi :
1. Makan Cair
2. Makan Saring
3. Makan Lunak
4. Makan Biasa
2. Diet dan nutrisi untuk penyakit Appendicitis
Tujuan diet
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Syarat Diet
Diet yang disarankan adalah :
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan
dan kebiasaan makan penderita.
6. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara
bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian
makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan
dan keadaan pasien

 Makanan Yang Dianjurkan untuk penderita apendiks


Makanan Yang Dianjurkan Pasca Operasi Usus Buntu adalah makanan lunak
dan mudah dicerna tidak menyebabkan mual dan muntah. Seperti yogurt, karena
mengandung protein yang tinggi untuk membantu anda memulai penyembuhan.
Labu juga sangat baik dikonsumsi pasien pasca operasi usus buntu, Beberapa
kandungan nutrisi pada labu juga membantu mempercepat penyembuhannya.
Selain labu sumber makanan lain dari beta – karoten , wortel dan sayuran hijau
juga bisa anda gunakan. Secara umum yang dapat membantu pemulihan kondisi
pasien pasca operasi usus buntu di bawah ini :
1. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
2. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan,
telor dan sejenisnya.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
4. Usahakan cukup istirahat.

 Makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita Apendiks :


a. Makanan Yang Pedas
Makanan yang pedas akan menimbulkan rasa panas pada perut bagian dalam. Jika
sedang terjadi peradangan pada usus buntu, ini bisa berdampak kurang baik dan
justru bisa membahayakan. Makanan pedas seperti sambal, saus, gorengan pedas,
cabe, atau keripik pedas sebaiknya dihindari. Jika Anda tidak ingin radang usus
buntu Anda semakin parah, jangan mengonsumsi makanan pedas. Sebaiknya
mengonsumsi makanan yang ringan, seperti nasi yang masih hangat, bubur, sup,
atau makanan yang direbus.
b. Makanan Yang Terlalu Dingin (es)
Makanan atau minuman yang dingin (es) juga sebaiknya dihindari saat menderita
usus buntu maupun setelah melakukan operasi, tidak kebali terjadi usus buntunya.
Makanan yang dingin akan memberi efek yang mengagetkan pada usus. Suhu di
dalam perut perlu dijaga keseimbangannya untuk menghindari komplikasi yang
berbahaya.
c. Yang Mengandung Kafein
Kandungan kafein akan membuat organ dalam tubuh bekerja lebih keras. Ini juga
akan membangkitkan kelenjar limfoid yang tersimpan di usus buntu. Padahal, usus
buntu sedang mengalami peradangan. Karenanya, sebaiknya hindari minuman
berkafein seperti kopi, permen kopi atau jenis minuman berkafein lainnya.
d. Buah Nanas dan Semangka
Selama menjalani perawatan untuk radang usus buntu, sebaiknya menghindari
buah nanas dan semangka. Ini karena buah-buah ini memiliki kandungan serat
yang sangat tinggi sehingga mampu lebih cepat melancarakan laju sisa makanan
sehingga dikhawatirkan akan mendesak usus besar yang sedang terkena radang.
Buah-buah ini memang baik untuk mencegah usus buntu, tetapi tidak baik saat
dalam masa proses penyembuhan.
e. Mengandung Minyak
Makanan berminyak akan membuat timbunan sisa makanan semakin banyak dan
membuat perut Anda semakin bengkak. Karenanya, hindari makanan berminyak
dan mengandung margarin lainnya. Jangan sekali pun makan makanan yang
digoreng atau roti isi.

3. Diet dan nutrisi untuk penyakit Ginjal Hipertensi


Kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh ketidakmampuan ginjal untuk
memelihara keseimbangan nitrogen sebagai akibat meningkatnya permeabilitas
membrane kapiler glomerulus. Kehilangan protein melalui urin yang ditandai oleh
proteinuria massif (>3.5 gr protein/24 jam) menyebabkan hipoalbuminemia yang diikuti
oleh edema (retensi air), hipertensi, hiperlipidemia, anoreksia, dan rasa lemah.
Tujuan Diet :
1. Mengganti kehilangan protein terutama albumin
2. Mengontrol Hipertensi
3. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
4. Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida
5. Mengatasi anoreksia
Syarat Diet :
1. Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25- 35 kkal/kg BB.
2. Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kgBB.
3. Pada katabolik ringan kebutuhan protein 0,6 -1 g/kgBB, katabolik sedang 0,8 -
1,2 g/kgBB, dan katabolik berat 1- 1,5 g/kgBB.
4. Lemak sedang, yaitu 20 - 30 % dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5 -
1,5 g/kgBB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg BB.
5. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi
yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat pertrigliseridemia,
batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula murni. Natrium dan kalium
batasi bila ada anuria.
6. Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin +
500 ml.
7.
Makanan yang Dianjurkan :
1. Sumber Karbohidrat: nasi, bihun, mie, makaroni, jagng, roti, kwethiau, kentang,
tepung-tepungan, madu, sirup, permen, dan gula.
2. Sumber Protein Hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam.
3. Bahan Makanan Pengganti Protein Hewani
4. Hasil olahan kacang kedele yaitu tempe, tahu, susu kacang kedele, dapat dipakai
sebagai pengganti protein hewani untuk pasien yang menyukai sebagai variasi
menu atau untuk pasien vegetarian asalkan kebutuhan protein tetap
diperhitungkan. Protein nabati boleh di berikan pada gagal ginjal akut hanya 25 g/
hari.
5. Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedele, margarine
rendah garam, mentega.
6. Sumber Vitamin dan Mineral
7. Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien mengalami hipekalemi perlu
menghindari buah dan sayur tinggi kalium dan perlu pengelolaan khusus yaitu
dengan cara merendam sayur dan buah dalam air hangat selama 2 jam, setelah itu
air rendaman dibuang, sayur/buah dicuci kembali dengan air yang mengalir dan
untuk buah dapat dimasak menjadi stup buah/coktail buah.
Makanan yang Dihindari :
1. Sumber Vitamin dan Mineral, hindari sayur dan buah tinggi kalium jika pasien
mengalami hiperkalemi. Bahan makanan tinggi kalium diantaranya adalah bayam,
gambas, daun singkong, leci, daun pepaya, kelapa muda, pisang, durian, dan
nangka, kacang panjang, emping melinjo, daun melinjo, buah melinjo, jeruk, melon,
papaya, jambu air, jeruk.
2. Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika pasien hipertensi, udema dan asites.
Bahan makanan tinggi natrium diantaranya adalah garam, vetsin, penyedap
rasa/kaldu kering, makanan yang diawetkan, dikalengkan dan diasinkan.
3. Hindari mengkonsumsi biscuit yang mengandung banyak susu
4. Hindari mengkonsumsi ikan dengan bentuk bulat (sarden, Tongkol, benggol),
kornet, daging berlemak
Tips untuk menghindari rasa haus :
1. Menghindari makanan yang asin
2. Menghindari aktivitas berat atau kegiatan pada saat cuaca panas
DOKUMENTASI

STANDAR PELAYANAN GIZI


RSU DHARMA IBU TERNATE

KOMPONEN URAIAN
Persyaratan Pelayanan 1. Penyelenggaraan makanan dilakukan kepada pasien
yang menjalani rawat inap dan pegawai di RSU Dharma
Ibu Ternate.
2. Konsultasi Gizi pasien rawat inap dilakukan kepada
pasien yang menjalani rawat inap di RSU Dharma Ibu
Ternate.
3. Konsultasi Gizi bagi pasien rawat jalan :
a. Pasien rawat jalan yang membawa surat rujukan dari
dokter di poli untuk konsultasi di poliklinik gizi.
b. Pasien rujukan dari dokter luar rumah sakit yang
mendaftar dibagian pendaftaran rawat jalan dan
langsung ke poliklinik gizi.
Sistem, Mekanisme, dan 1. Penyelenggaraan makanan pasien rawat inap :
Prosedur a. Pasien yang menjalani rawat inap.
b. Masing-masing ruang rawat inap memesan
makanan pasien ke Instalasi Gizi.
2. Konsultasi gizi bagi pasien rawat inap :
a. Skrining gizi oleh perawat ruangan dan penetapan
order diet awal oleh dokter atau ahli gizi.
b. Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien beresiko
malnutrisi, maka dilakukan pengkajian atau
assesmen gizi dan dilanjutkan dengan langkah-
langkah proses asuhan gizi terstandar Dietesien.
3. Konsultasi gizi bagi pasien rawat jalan yang dirujuk ke
poli gizi :
a. Bagi pasien yang merupakan rujukan dari dokter di
poliklinik langsung datang ke poliklinik gizi.
b. Bagi pasien yanng bukan merupakan rujukan dari
dokter, pasien mendaftar terlebih dahulu di bagian
pendaftaran.
c. Ahli gizi memberikan konsultasi gizi.
4. Penyelenggaraan makanan pegawai :
a. Pegawai di RSU Dharma Ibu (Dokter, Perawat,
Bidan, Pegawai Gizi dan Security).
b. Pegawai yang dinas sore dan dinas malam pada
saat bulan ramadhan atau bulan puasa sesuai
dengan jadwal dinasnya.
c. Pegawai rumah sakit mendapatkan makanan dari
Instalasi Gizi.
Jangka Waktu 1. Penyelenggaraan makanan terbagi dalam 3 waktu
Penyelesaian penyajian makanan utama dan 1 kali penyajian
snack, yaitu :
a. Makan pagi jam 06.30 – 07.00 WIT
b. Snack pagi jam 09.30 – 10.00 WIT
c. Makan siang jam 11.00 – 11.30 WIT
d. Makan malam jam 17.00 – 17.30 WIT.
2. Konsultasi gizi bagi pasien rawat inap dilaksanakan
dari pukul 09.00 WIT s/d 14.00 WIT (Ahli Gizi Dinas
Pagi) dan Konsultasi gizi bagi pasien rawat inap
dilaksanakan dari pukul 15.00 WIT s/d 21.00 WIT
(Ahli Gizi Dinas Siang).
3. Konsultasi gizi bagi pasien rawat jalan dilaksanakan
dari pukul 09.00 WIT s/d 14.00 WIT.
Biaya atau Tarif Mengacu pada :
1. PP Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan Nasional.
2. PP Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan
ketiga PP Nomor 12 Tahun 2013.
3. PMK Nomor 56 Tahun 2016 tentang Program
Jaminan Kesehatan Nasional
4. PMK Nomor 64 Tahun 2016 tentang Standar Tarif
Jaminan Kesehatan Nasional
5. Pergub Nomor 6 Tahun 2019 tentang Tarif
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan, Instalasi Gawat
Darurat, Kelas Khusus, Kelas Isolasi, Kelas III, Kelas
II, Kelas I, dan Kelas Utama (VIP A dan VIP B) pada
RSU Dharma Ibu Ternate
Produk Pelayanan 1. Penyelenggaraan makanan pada pasien rawat inap dan
pegawai di RSU Dharma Ibu Ternate.
2. Konsultasi gizi di rawat inap.
3. Konsultasi gizi di rawat jalan.
4. Konsul Gizi Meliputi :
a. Konsul Penyakit Diabetes Melitus (Diet DM)
b. Konsul Penyakit Hati (Diet Hati)
c. Konsul Penyakit Jantung (Diet Rendah Lemak)
d. Konsul Penyakit Asam Urat (Diet Rendah Purin)
e. Konsul Penyakit Ginjal (Diet Gagal Ginjal Kronik)
5. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) Meliputi :
a. Assesment Gizi yaitu Semua Data yang Berkaitan
dengan Pengambilan Keputusan seperti
Antropometri, Hasil Laboratorum, Hasil
Pemeriksaan Fisik Klinis, Riwayat Gizi, Riwayat
Personal, Diet dan Kebutuhan Gizi dan yang di Catat
Hanya yang Berhubungan dengan Masalah Gizi
Saja.
b. Diagnosa Gizi yaitu Pernyataan Diagnosa Gizi dan
Pasien Mungkin Mempunyai Banyak Diagnosa,
Lakukan Kajian yang Mendalam Sehingga Diagnosa
Gizi Benar-Benar Berkaitan dan Dapat di Lakukan
Intervensi Gizi.
c. Intervensi Gizi yaitu Rekomendasi Diet atau
Rencana yang Akan di Lakukan Sehubungan
dengan Diagnosa Gizi, Rekomendasi Makanan atau
Perubahan Diet yang di Berikan, Edukasi Gizi dan
Konseling Gizi.
d. Monitoring dan Evaluasi Gizi yaitu Indikator yang
Akan di Monitor untuk Menentukan Keberhasilan
Intervensi dan Umumnya Berdasarkan Gejala dan
Tanda dari Diagnosa Gizi Antara Lain Berat Badan,
Asupan Makan, Hasil Laboratorium dan Gejala Klinis
yang Berkaitan.
Sarana Prasarana atau A. Pelayanan Gizi di Rawat Jalan :
Fasilitas a. Peralatan Kantor yaitu Meja dan Kursi Konseling
Gizi, Bangku Ruang Tunggu, Telephone, Komputer +
Printer
b. Peralatan Konsultasi dan Penyuluhan yaitu Rak
Leaflet, Leaflet Diet, Bahan Makanan Penukar, Food
Model, Poster-poster, Formulir Skrining, Buku
Pencacatan dan Pelaporan.
c. Peralatan Antropometri yaitu Alat Ukur Tinggi Badan
dan Berat Badan untuk Dewasa, Timbangan Bayi, Alat
Ukur Lingkar Lengan Atas, Alat Ukur Lingkar Kepala,
dan Alat Ukur Tinggi Lutut.
B. Pelayanan Gizi di Rawat Inap :
a. Tempat Penerimaan Bahan Makanan, Peralatan
yang Tersedia di Ruangan Ini :
1. Rak Bahan Makanan
2. Timbangan
3. Kereta Angkut
4. Pisau
5. APAR
6. Tempat Sampah
b. Tempat atau Ruang Penyimpanan Bahan Makanan
Basah, Peralatan yang Tersedia di Ruangan
Penyimpanan Bahan Makanan Segar ini :
1. Freezer
2. Lemari Pendingin
3. Timbangan
4. Rak/Tempat/Palet untuk Penyimpanan Bawang
Merah dan Bawang Putih
c. Tempat atau Ruang Penyimpanan Bahan Makanan
Basah, Peralatan yang Tersedia di Ruangan
Penyimpanan Bahan Makanan Kering ini :
1. Rak untuk Penyimpanan Bahan Makanan Kering
2. Tempat/Palet untuk Penyimpanan Beras
3. Timbangan
d. Tempat Persiapan Bahan Makanan, Peralatan yang
Ada di Ruangan ini :
1. Meja Persiapan
2. Bangku
3. Bak Cuci Sayuran, Ikan dan Daging Ayam
4. Saringan Kelapa
5. Blender
6. Cobek atau Ulekan
7. Timbangan
8. Talenan
9. Pisau
e. Tempat Pemasakan Makanan, Fasilitas di Ruangan
ini :
1. Kompor Gas Elpiji
2. Panci Besar
3. Penggorengan
4. Cerobong Asap
5. Oven
f. Tempat Distribusi Makanan, Fasilitas di Ruangan
ini :
1. Meja Pembagi Makanan
2. Bangku
3. Sendok
4. Plato dan Stenlis Bulat (Tempat Makan Pasien
Kelas dan VIP)
5. Mangkuk Sayur
6. Piring Kue (Untuk Pasien VIP)
7. Troli untuk Makanan
8. Bak Pencuci
9. Alat Tulis
g. Dapur Susu, Fasilitas di Ruangan ini :
1. Lemari Pendingin, Kompor Gas Elpiji
2. Panci Alumunium, Panci Kecil
3. Rak Penyimpanan Alat-alat
4. Bak Pencuci
5. Blender, Mixer
6. Gelas Ukur,Timbangan
7. Kocokan Susu
8. Alat Panggang Roti
9. Sendok Makan, Sendok Teh, Mangkok, Piring dan
Gelas
h. Tempat Pencucian Alat Makan Pasien dan
Penyimpanan Alat Makan Pasien, Fasilitas di Ruangan
ini :
1. Bak Cuci
2. Alat Penyimpanan Air Hangat
3. Lemari
4. Tempat Sampah
i. Tempat Penyimpanan Alat Dapur, Fasilitas di
Ruangan ini :
1. Rak atau Lemari Penyimpanan Alat Makan atau
Perkakas Dapur
2. Meja
Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja Pelayanan di Lakukan Melalui Evaluasi
Pelayanan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dengan Indikator :
1. Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien
2. Sisa Makanan yang Tidak Termakan oleh Paien
3. Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Diet
4. Pemberi Pelayanan Gizi
5. Ketersediaan Pelayanan Konsultasi Gizi
6. Kepuasaan Pasien
Penanganan Pengaduan, Keluhan atau komplain disampaikan melalui sarana yang
Saran, dan Masukan disediakan oleh RSU Dharma Ibu Ternate, antara lain :
1. Website : rsudharmaibu@blogspot.com
2. Email : rsudharmaibu@yahoo.com
3. Facebook : Rumah Sakit Dharma Ibu
4. Telephone di Nomor : (0921) 3121951
5. Aduan Langsung
6. Kotak Saran

Ditetapkan di : Ternate
Pada Tanggal : Juni 2022

DIREKTUR RSU DHARMA IBU TERNATE

Dr. SUTOMO SP.A

Anda mungkin juga menyukai