RS SAMARITAN
Jln. Towua No. 77, Palu
SURAT KEPUTUSAN
No.
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN
INTENSIF CARE UNIT
DIREKTUR RS SAMARITAN
ii
j. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah
Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1999.
k. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan Di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2001.
l. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan
Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2001.
m. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
n. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
o. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi
Keperawatan di RS Dan Puskesmas, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2006.
p. Standar Umum Pelayanan Anestesiologi Dan Reanimasi
Di RS, Departemen Kesehatan 1999.
q. Standar Pelayanan ICU, Departemen Kesehatan 2003.
r. Standar Pelayanan ICCU di RS, Departemen Kesehatan
2003.
s. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi di
ICU, Departemen Kesehatan 2004.
t. Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Departemen
Kesehatan 2006.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
iii
KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Intensif Care Unit Rumah
Sakit Samaritan harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Direktur RS. Samaritan
iv
DAFTAR ISI
v
7.3. Perawat Pelaksanan.............................................................................................................. 21
7.4. Pendidikan. Pelatihan & Pengalaman............................................................................. 24
7.5. Hubungan Jabatan ................................................................................................................ 25
BAB VIII. Tata Hubungan Kerja ............................................................................................. 26
BAB IX. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil ......................................................... 28
BAB X. Kegiatan Orientasi ....................................................................................................... 29
BAB XI. Pertemuan / Rapat ...................................................................................................... 32
BAB XII. Pelaporan ..................................................................................................................... 33
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Instalasi Rawat Intensive adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang
khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau
potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. IRI menyediakan kemampuan
dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital
dengan menggunakan ketrampilan staf medic, perawat dn staf lain yang berpengalaman
dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca
bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke
masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan
khusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan
stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan unit
pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa
tidak pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada
sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot
pernafasan. Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh Bjorn Ibsen pada waktu itu,
melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara manual mirip yang
dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan
sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan
bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, disbanding dengan cara
sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun
1952 Engstrom membuat ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat
efektif member pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah ICU dengan perawatan
pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.
1
Pada saat ini, IRI modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau
ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care
medicine.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti
pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien
dewasa ataupun pasien anak.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai funsi rujukan harus
dapat memberikan pelayanan IRI yang professional dan berkualitas. Dengan
mengedepankan keselamatan pasien. Pada unit perawatan intensif (IRI), perawatan
untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri
dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim mulitidisplin
yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain dukungan itu
sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan
IRI. Oleh karena itu, mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan
prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan IRI perlu
dikonsentrasikan
B. Tujuan.
a. Tujuan Umum.
Meningkatkan Pelayanan yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien di
IRI
b. Tujuan Khusus
Tujuan keperawatan intensif adalah :
a. Menyelamatkan kehidupan
b. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui
observasi dan monitoring yang ketat disertai kemampuan
menginterpretasikan setiap data yang didapat, dan melakukan tindak
lanjut.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien
d. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien
e. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mempercepat
proses penyembuhan pasien.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM RS. SAMARITAN
Rumah Sakit Samaritan merupakan Rumah Sakit Swasta yang berada di Kota
Palu, tepatnya di Jalan Towua No. 77, yang visi pendiriannya diperoleh dr. Raymond
Ronald Anurantha, Sp. B, dan dr. Pranasista Berliana Lajuck pada 11 Juli 2011,
Menjadi rumah sakit terbaik yang mengutamakan pelayanan berkualitas dan profesional
berdasarkan kasih kepada sesama bagi setiap masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya
Kota Palu. Selanjutnya legaliatas pendirian Rumah Sakit Samaritan termuat dalam Akta
pendirian No. 93 Notaris Jao Yuliana, SH dan Keputusan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia No. AHU-16891.AH.01.01. Tahun 2014 dengan nama PT.
SAMARITAN MEDIKA tertanggal 28 November 2012. Nama Samaritan sendiri
diambil dari nama tokoh yang berjuang mengobati orang-orang dengan tulus ikhlas
tanpa mengharap pamrih.
Berdasarkan visi tersebut, maka sejak 30 mei 2013 pembangunan Gedung Rumah
Sakit dilaksanakan secara bertahap diatas lahan seluas 3768 m2, setelah memperoleh
Surat Izin Mendirikan Rumah Sakit Nomor : 34/23.5.6/BP2T/V/2016. Kemudian pada
tanggal 8 Desember 2016 diresmikan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan
Drs. H. Hidayat Lamakarate, M.Si, mewakili Gubernur Sulawesi Tengah H. Longki
Djanggola, dengan Kategori Rumah Sakit Tipe C, setelah memperoleh Izin Operasional
berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palu No. 78/23.5.7/BP2T/XI/2016 tertanggal 1
November 2016, dengan menunjuk dr. Welly Hongkriwang, DTMH. sebagai Direktur
Rumah Sakit Samaritan berdasarkan SK No. 01/B/SK/PT-SM/X/2016 tertanggal 20
Oktober 2016.
Sejak tanggal 14 November 2016, RS Samaritan mulai beroperasi dengan
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, jujur, ramah, adil dan menghargai
manusia sebagai ciptaan Tuhan yang termulia, Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
terjangkau dan memuaskan bagi seluruh masyarakat dan mitra tanpa membeda-
bedakan, Membentuk karyawan untuk memiliki hati yang melayani dengan tulus,
rendah hati dan mampu meningkatkan kualitas pelayanannya demi kepuasan pasien dan
keluarganya, Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
Pada awalnya, RS. Samaritan menyelenggarana pelayanan hanya bagi pasien
Umum namun sejak tanggal 1 Januari 2017 mulai melayani pasien peserta BPJS
Kesehatan berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama No. 131/KTR/X.03/1216 dan No.
005/MOU/RS-SMRT/XII-2016 tentang Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjutan bagi Peserta Pragram Jaminan Kesehatan. Selain itu, RS. Samaritan juga
mengadakan kerjasama dengan beberapa Asuransi lainnya antara lain: Mandiri Inhelth,
Jasa Raharja, Garda Medika, AIRNAV. Berbagai upaya peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia serta sarana dan prasarana dilaksanakan secara teratur dan lebih baik
sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, sehingga Rumah Sakit Samaritan
layak menjadi rujukan Pasien dari berbagai Kabupaten dalam wilayah Propinsi
Sulawesi Tengah.
RS Samaritan memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain klinik
umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat, serta
rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP,VVIP, Junior suite Room dan
presiden suite Room yang dilengkapi pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi,
fisioterapi, anestesi, Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan di RS Samaritan
sebanyak 98 tempat tidur.
2.2. SEJARAH INSTITUSI RS. SAMARITAN.
Rumah Sakit Samaritan merupakan Rumah Sakit Swasta yang berada di Kota
Palu, tepatnya di Jalan Towua No. 77, yang visi pendiriannya diperoleh dr. Raymond
Ronald Anurantha, Sp. B, dan dr. Pranasista Berliana Lajuck pada 11 Juli 2011,
Menjadi rumah sakit terbaik yang mengutamakan pelayanan berkualitas dan profesional
berdasarkan kasih kepada sesama bagi setiap masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya
Kota Palu. Selanjutnya legaliatas pendirian Rumah Sakit Samaritan termuat dalam Akta
pendirian No. 93 Notaris Jao Yuliana, SH dan Keputusan Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia No. AHU-16891.AH.01.01. Tahun 2014 dengan nama PT.
SAMARITAN MEDIKA tertanggal 28 November 2012. Nama Samaritan sendiri
diambil dari nama tokoh yang berjuang mengobati orang-orang dengan tulus ikhlas
tanpa mengharap pamrih.
Berdasarkan visi tersebut, maka sejak 30 mei 2013 pembangunan Gedung Rumah
Sakit dilaksanakan secara bertahap diatas lahan seluas 3768 m2, setelah memperoleh
Surat Izin Mendirikan Rumah Sakit Nomor : 34/23.5.6/BP2T/V/2016. Kemudian pada
tanggal 8 Desember 2016 diresmikan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan
Drs. H. Hidayat Lamakarate, M.Si, mewakili Gubernur Sulawesi Tengah H. Longki
Djanggola, dengan Kategori Rumah Sakit Tipe C, setelah memperoleh Izin Operasional
berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palu No. 78/23.5.7/BP2T/XI/2016 tertanggal 1
November 2016, dengan menunjuk dr. Welly Hongkriwang, DTMH. sebagai Direktur
Rumah Sakit Samaritan berdasarkan SK No. 01/B/SK/PT-SM/X/2016 tertanggal 20
Oktober 2016.
Sejak tanggal 14 November 2016, RS Samaritan mulai beroperasi dengan
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, jujur, ramah, adil dan menghargai
manusia sebagai ciptaan Tuhan yang termulia, Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
terjangkau dan memuaskan bagi seluruh masyarakat dan mitra tanpa membeda-
bedakan, Membentuk karyawan untuk memiliki hati yang melayani dengan tulus,
rendah hati dan mampu meningkatkan kualitas pelayanannya demi kepuasan pasien dan
keluarganya, Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
Pada awalnya, RS. Samaritan menyelenggarana pelayanan hanya bagi pasien
Umum namun sejak tanggal 1 Januari 2017 mulai melayani pasien peserta BPJS
Kesehatan berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama No. 131/KTR/X.03/1216 dan No.
005/MOU/RS-SMRT/XII-2016 tentang Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjutan bagi Peserta Pragram Jaminan Kesehatan. Selain itu, RS. Samaritan juga
mengadakan kerjasama dengan beberapa Asuransi lainnya antara lain: Mandiri Inhelth,
Jasa Raharja, Garda Medika, AIRNAV. Berbagai upaya peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia serta sarana dan prasarana dilaksanakan secara teratur dan lebih baik
sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, sehingga Rumah Sakit Samaritan
layak menjadi rujukan Pasien dari berbagai Kabupaten dalam wilayah Propinsi
Sulawesi Tengah.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS. SAMARITAN
4. NILAI – NILAI.
a) SAbar memiliki ketenangan hati, lemah lembut dalam menghadapi situasi apapun
b) Murah hati suka memberi; penyayang dan pengasih; baik hati; memiliki sifat kasih
dan sayang;
c) Adil siap memberikan pelayanan yang sama tanpa memandang strata sosial,
pangkat/jabatan, kaya-miskin, asal-usul, dan perbedaan lain
d) RIngan tangan rajin dan suka menolong
e) Trampil cakap melakukan pekerjaan sesuai profiesi dengan standar pelayanan
berkualitas
f) ANtusias memiliki sifat dan kemauan yang kuat untuk maju dan berkembang
5. TUJUAN.
A. Tujuan Umum
a) Berpartisipasi dalam membangun bangsa melalui peningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
b) Memberikan pelayanan prima yang mengutamakan kepuasaan masyarakat dan
mitra
B. Tujuan Khusus :
a) Terselenggaranya pengobatan, dan perawatan pada pasien sesuai dengan prinsip-
prinsip medis dan prinsip agama Kristen
b) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien
c) Tercapainya peningkatan pendapatan yang berdampak pada kelengkapan sarana dan
prasarana serta kesejahteraan karyawan.
d) Terselenggaranya pendidikan dan bimbingan praktek kepada para mahasiswa perawat
dan tenaga kesehatan lainnya.
e) Terpenuhinya kebutuhan jiwa raga, sosial, dan rohani pasien.
f) Terlaksananya pelayanan di luar gedung terutama untuk primary health care dan
diakonia di daerah yang termarginal secara periodik.
6. MOTTO.
“Melayani dengan kasih”
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS. SAMARITAN
4.1.BAGAN ORGANISASI.
(Terlampir)
BAB V
DIREKTUR
Dr. Terisya
DIREKTUR
Penanggung jawab ICU
Dr. Salsiah Sp. An
Karu Perawat
Ns. Roanl Nicarno Abu
II. Wewenang.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala IRI mempunyai wewenang antara lain
sebagai berikut :
1) Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan pelaksanaan dan
penggunaan fasilitas peralatan.
2) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
3) Menandatangani surat dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala
ICU.
4) Memberi arahan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan ICU.
4. Perawat Pelaksana
Wewenang Melakukan :
1. Anamnesia
2. Pemeriksaan fisik
3. Tindakan keperawatan
4. Tindakan medis yang didelegasikan
2. Kepala Instalasi
Pendidikan : DIII Keperawatan
Pelatihan : BTCLS
Pengalaman : 1 Tahun
3. Perawat
Pendidikan : DIII Keperawatan
Pelatihan : BLS, BTCLS
Pengalaman : 1 Tahun Sebagai Perawat
4. Syarat Jabatan
Fisik : - Sehat jasmani dan rohani
- Penglihatan baik
Non Fisik
: - Memiliki kerja sama denga tim & tim lain
- Bisa berkomunikasi dengan baik
- Memiliki etika keperawatan
- Mau mendengar dan bertanggung jawab
- Dapat memberi motivasi
- Berwibawa, disiplin, taat, jujur, ramah
- Empati kepada pasien
- Melayani dengan penuh kasih
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
IRJ
OK IGD
Penunjang
Diagnostik
ICU Penunjang
Medis
Farmasi IRNA
Sarana
prasarana
NAMA JUMLAH
JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI KEBUTUHAN
Ka ICU Dokter BLS 1
Anastesiologi ALS
Tim medis Dokter jaga ATCLS
28
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
HARI PENANGGUNG
MATERI WAKTU METODA
KE JAWAB
1 Pengenalan Jam 7 - 14 Observasi dan Ka. Instalasi
ruang dan demonstrasi
fasilitas
Jam 07.30-
2 Pengenalan 08.00 Diskusi Karu ICU
tehnik anamnese
dan asuhan
keperawatan
3 Pengenalan dan
Jam 07.30-
pembekalan 08.00 Diskusi Karu ICU
status dan
administrasi
pasien
4 Pengetahuan
tentang Diskusi
11.00-11.30 demonstrasi Ka. Instalasi
pemeriksaan wita
tanda – tanda
vital dan tehnik
pemberian obat (
IV, IM, SC, IC,
PO, SUPP )
HARI PENANGGUNG
MATERI WAKTU METODA
KE JAWAB
Jam 07.30-
5 Pengetahuan 08.00 Diskusi Karu ICU
tentang tehnik
tindakan
keperawatan
Jam 07.30-
6 Pengetahuan 08.00 Diskusi Karu ICU
tentang tehnik
tindakan
keperawatan
Jam 07.30-
7 Pengetahuan 08.00 Diskusi Karu ICU
tentang tehnik
tindakan
keperawatan
Jam 07.30-
8 Pengetahuan 08.00 Diskusi Karu ICU
tentang tehnik
tindakan
keperawatan di
ICU
Jam 07.30-
9 Pengetahuan 08.00 Diskusi Karu ICU
tentang tehnik
tindakan
keperawatan di
IRI
10.00-11.00 - Karu ICU
10 Penerapan wita Diskusi
pendokumentasian
asuhan
keperawatan
Jam 07.30-
11 Penerapan 08.00 Diskusi Karu ICU
pendokumentasian
asuhan
keperawatan
12 Evaluasi Tanya jawab Bidang
keperawatan
Ketua komite
Sub komite
kredensial
BAB XI
PERTEMUAN/RAPAT
3. Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera.
BAB XII
PELAPORAN
1. Laporan harian.
2. Laporan bulanan.
3. Laporan tahunan.