Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN

INTERNAL

UKM
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KERTOSARI
KABUPATEN BANYUWANGI
NOMOR: 188.4/ 44 M /429.112.10/2022

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


DI UPTD PUSKESMAS KERTOSARI

UPTD PUSKESMAS KERTOSARI


JL. IKAN HIU NO. 41
puskesmaskertosari5@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puskesmas merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif. Pelayanan kesehatan secara promotif dan preventif salah satunya
adalah Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
Pelayanan kesehatan lingkungan adalah serangkaian kegiatan guna mencegah
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam pencegahan penularan penyaki,
salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan pasien dalam melakukan
pengelolaan lingkungan dan perilaku untuk hidup sehat.
Pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas yang berupa konseling
kesehatan lingkungan pada pasien pebakit berbasis lingkungan, dengan menganalisa
permasalahan kesehatan dan memberikan alternative penyelesaian masalah berbasis
risiko lingkungan.
Dengan disusunnya pedoman pelayanan kesehatan lingkungan diharapkan
dapat memberikan acuan pada petugas dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan lingkungan di Puskesmas Kertosari.

KEPALA UPTD PUSKESMAS KERTOSARI


KABUPATEN BANYUWANGI

drg. DWI YANI HARIYANTI, M.MKes


Pembina Utama Muda
NIP. 196601031992032012
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS KERTOSARI
Jalan Ikan Hiu Nomor 41 Banyuwangi kode pos 68418
Telp.(0333)-410676
email: puskesmaskertosari5@gmail.com

KEPUTUSAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS KERTOSARI KABUPATEN BANYUWANGI


NOMOR: 188.4/ 44 M /429.112.10/2022

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


DI UPTD PUSKESMAS KERTOSARI

KEPALA UPTD PUSKESMAS KERTOSARI KABUPATEN BANYUWANGI

Menimbang : a. bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan fasilitas


pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif diwilayah kerjanya;
b. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat yang berkualitas didukung dengan program
kesehatan lingkungan yang komprehensif dan
bersinambungan; .
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf (a) dan (b)
perlu menetapkan tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di UPTD Puskesmas Kertosari;

Mengingat : 1. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KERTOSARI


TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN
LINGKUNGAN DI UPTD PUSKESMAS KERTOSARI
KABUPATEN BANYUWANGI.

KESATU : Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan di UPTD Puskesmas


Kertosari, sebagaimana tercantum dalam Lampiran surat
keputusan ini.

KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal, 18 Januari 2022

KEPALA UPTD PUSKESMAS KERTOSARI


KABUPATEN BANYUWANGI

drg. DWI YANI HARIYANTI, M.MKes


Pembina Utama Muda
NIP. 196601031992032012
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKEMAS
KERTOSARI KABUPATEN BANYUWANGI
NOMOR : 188.4/ 26 /429.112.10/2022
TANGGAL : 18 Januari 2022

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


DI UPTD PUSKESMAS KERTOSARI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan mendorong peran
aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat
yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya ( PMK n0.43 tahun 2019).
Upaya kesehatan masyarakat meliputi promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA-
KB, Gizi dan P2M.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Beberapa penyakit akibat factor risiko
lingkungan menjadi salah satu penyakit penyebab kematian pada bayi dan balita yakni
diare dan ISPA, selain juga menjadi factor penyebab gangguan gizi dan stunting pada
balita. Penyakit berbasis lingkungan lainnya adalah TBC, kulit, scabies, kusta, Demam
berdarah, pneumoni dll. Teori H.L. Blum yang menyebutkan bahwa derajat kesehatan
ditentukan oleh 40% faktor lingkungan, 30% faktor perilaku, 20% faktor pelayanan
kesehatan, dan 10% faktor genetika (keturunan). Keempat determinan tersebut saling
berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang. Faktor lingkungan yang
memegang peranan penting dalam gangguan kesehatan pada penyakit berbasis
lingkungan, sehingga perlu adanya pengendalian terhadap factor risiko lingkungan
pada media lingkungan pada tempat tempat tinggal masyarakat.
Pelayanan konseling kesehatan lingkungan dilanjutkan dengan intervensi
kesehatan lingkungan merupakan upaya terpadu dalam pengendalian factor risiko dan
peningkatan pengetahuan serta perubahan perilaku pada pasien berbasis lingkungan.
B. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal melalui upaya preventif,
promotif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.
2. Khusus
a. untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang
dihadapi pasien penyakit berbasis lingkungan.
b. Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh Faktor Risiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan.
c. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat
untuk mencegah penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
C.Sasaran
Sasaran pedoman program kesehatan lingkungan adalah :
1. Pemegang program/ pelaksana program kesehatan lingkungan.
2. Pemegang promosi kesehatan lingkungan
D. Ruang lingkup
Ruang lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
dilaksanakan di dalam gedung dan luar gedung Puskesmas, meliputi:
1. Konseling;
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan; dan
3. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.

E.Batasan Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna
mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor risiko lingkungan.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang
berkaitan dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi/berkontribusi
terhadap terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan.
5. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
6. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam
rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu
yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
7. Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
8. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
BAB II. STANDAR KETENAGAAN

A.Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tenaga Kesehatan Lingkungan yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan :
1. Pendidikan : D3, S1 kesehatan
2. STR : ada
3. SIK : ada

B.Distribusi Ketenagaan
no Unit Tenaga
1 Puskesmas Kertosari Sanitarian, promkes, Gizi
2 Poskeskel Karangrejo Bidan, perawat wilayah
3 Poskeskes Kepatihan Bidan, perawat wilayah
4 Poskeskel Panderejo Bidan, perawat wilayah

C.Jadwal Kegiatan.
Jadwal pelaksanaan kegiatan Penyehatan Lingkungan disusun oleh pemegang
program dan disepakati oleh Kepala Puskesmas yang disosialisaikan bersama
dengan lintas program .
Tabel 1. Jadwal kegiatan program kesehatan lingkungan
Waktu
No Kegiatan Sasaran Pelaksana
pelaksanaan
1 Konseling Pasien Penyakit Januari – Pj.Kesling,Promkes
berbasis lingkungan Desember
2 Inspeksi Pasien Penyakit Januari – Pj.Kesling,Promkes,
kesehatan berbasis lingkungan Desember perawat wilayah
lingkungan
3 Intervensi Pasien Penyakit Januari – Pj.Kesling
tindak lanjut berbasis lingkungan Desember
BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang:
Pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan dilakukan oleh Penanggung jawab
Penyehatan Lingkungan yang menempati ruang Promosi Kesehatan/ konseling dari
gedung Puskesmas, tampak pada denah berikut :

B. Standar Fasilitas
1. Pedoman Penyelenggaran Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas : 1 buah
2. Pedoman eksternal program kesehatan lingkungan : 1
3. Pedoman pelaksanaan konseling : 1
4. Sanitarian Kit : 1 buah
5. Lembar Balik Kesehatan Lingkungan : 2 buah
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Ruang lingkup kegiatan


Ruang lingkup kegiatan kesehatan lingkungan meliputi kegiatan :
1. Pelayanan konseling kesehatan lingkungan pada :
a. Pasien berbasis lingkungan
b. Klien kesehatan lingkungan
c. Pelayanan konseling kesehatan lingkungan
2. Intervensi kesehatan lingkungan
3. Intervensi tindak lanjut
B. Metode
Metode pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan meliputi :
1. Wawancara
2. Observasi/ pengamatan lingkungan
3. Pengukuran media lingkungan di tempat;
4. Uji laboratorium; dan/atau
5. analisis risiko kesehatan lingkungan.
6. Rapat koordinasi
C. Langkah-langkah kegiatan
a. Pelayanan Konseling kesehatan lingkungan ;
1. Sasaran konseling terhadap Pasien yang menderita penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan
(TBC, ISPA, Diare, Kecacingan, Kulit, DBD, Malaria dsb) dilaksanakan
secara terintegrasi dengan pelayanan pengobatan.
2. Pelayanan Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan
a. Petugas di ruang pemeriksaan umum Puskesmas (Dokter, Bidan,
Perawat) melakukan pemeriksaan terhadap Pasien, jika terdiagnose
menderita penyakit akibat risiko lingkungan pasien dirujuk ke pelayanan
kesehatan lingkungan.
b. Petugas melakukan identifikasi pasien
c. Petugas melakukan wawaancara/ identifikasi sanitasi lingkungan fisik
terkait factor risiko lingkungan dan prilaku/kebiasaan pasien
d. Petugas mengambil kesimpulan dugaan penyebab penyakit dari factor
risiko lingkungan
e. Petugas memberikan saran dan rencana tindak lanjut
f. Bila diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau
kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau
kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga
Kesehatan Lingkungan membuat janji dengan Pasien untuk
dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya Pasien
dapat pulang
3. Pelayanan klien yang datang untuk berkonsultasi masalah kesehatan
lingkungan (dapat disebut Klien)
1. Klien mendaftar di Ruang Pendaftaran.
2. Petugas pendaftaran memberikan kartu pengantar dan meminta
Pasien menuju ke Ruang Promosi Kesehatan.
3. Pasien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan
lingkungan atau penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan.
4. Tenaga Kesehatan Lingkungan mencatat hasil Konseling dalam
formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, dan selanjutnya
memberikan lembar saran atau rekomendasi dan formulir tindak
lanjut Konseling untuk ditindak lanjuti oleh Pasien.
b. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
1. Persiapan:
a. Mempelajari hasil Konseling.
b. Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan rumah dan
lingkungannya dengan Pasien dan keluarganya.
c. Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan
yang diperlukan (formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan, formulir
pencatatan statuskesehatan lingkungan, media penyuluhan, alat pengukur
parameter kualitas lingkungan)
d. Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas
kesehatan/bidan di desa.
2. Pelaksanaan:
a. Melakukan pengamatan media lingkungan dan perilaku masyarakat
b. Melakukan pengukuran media lingkungan di tempat, uji laboratorium, dan
analisis risiko sesuai kebutuhan.
c. Melakukan penemuan penderita lainnya.
d. Melakukan pemetaan populasi berisiko.
e. Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga
pasien dan keluarga sekitar). Saran tindak lanjut dapat
berupa Intervensi Kesehatan Lingkungan yang bersifat
segera. Saran tindak lanjut disertai dengan pertimbangan
tingkat kesulitan, efektifitas dan biaya.
C. Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa:
1. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan/pemberdayaan
masyarakat;
2. Perbaikan dan pembangunan sarana;
3. pengembangan teknologi tepat guna; dan
4. rekayasa lingkungan.
b. Inspeksi Kesehatan Lingkungan berupa kunjungan rumah pasien dengan
melakukan kegiatan :
1. pengamatan fisik media lingkungan;
2. pengukuran media lingkungan di tempat;
3. uji laboratorium; dan/atau
4. analisis risiko kesehatan lingkungan
c. Intervensi Kesehatan Lingkungan berupa tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang dapat berupa::

BAB V LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan


lingkungan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini tingkat Puskesmas dan
lintas sektor sesuai dengan kegiatan dan metoda yang akan dilaksanakan.
Pengalokasian dana berassal dari APBN ( BOK ) dan DOP .

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Kesehatan


Lingkungan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan manajemen
risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya keselamatan sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan melalui :
a. mengidentifikasi sasaran dengan benar;
b. meningkatkan komunikasi yang efektif;
c. Memastikan prosedur yang benar
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan kesehatan


lingkungan perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan manajemen risiko lingkungan terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya keselamatan
kerja kerja karyawan puskesmas melalui :
1. Penetapan kebijakan keselamatan kerja.
2. Perencanaan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja
3. Pelaksanaan Identifikasi area berisiko.
4. Pemeliharaan sarana ( utilitas, alat kesehatan, lingkungan) dan prasana
5. Pemakaian Alat pelindung diri sesuai dengan jenis pelayanan kesehatan
6. Pemantauan dan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pengendalian mutu pelayanan kesehatan lingkungan dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan manajemen fasilitas dan keselamatan sesuai
dengan prosedur
2. Ketepatan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator pencapaian kinerja dan target program.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi tenaga kesehatan lingkungan puskesmas, dalam
pelaksanaan dan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas Kertosari dengan
tetap memperhatikan prinsip dan proses kegiatan

KEPALA UPTD PUSKESMAS KERTOSARI


KABUPATEN BANYUWANGI

drg. DWI YANI HARIYANTI, M.MKes


Pembina Utama Muda
NIP. 196601031992032012

Anda mungkin juga menyukai