Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

PANDUAN PELAYANAN
GIZI MASYARAKAT
DI PUSKESMAS TANAH GROGOT
TAHUN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN PASER


DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS TANAH GROGOT


Jln. Anden Gedang, Telp/Fax (0543) - 21485
Tana Paser, Kabupaten Paser 76211
email. Puskesmas_tanahgrogot@yahoo.com

1
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

PANDUAN PELAYANAN
GIZI MASYARAKAT
DI PUSKESMAS TANAH GROGOT
TAHUN 2019
Nama dokumen Panduan Pelayanan Gizi Mayarakat
No. kode dokumen MM/MR/001/07
No. Terbit 01
No. Revisi 01
Puskesmas
Tanggal berlaku 30 Juni 2007
Tanah Grogot
Halaman Halaman2 dari 11

Disahkan oleh
Kepala UPTD Puskesmas Tanah Grogot

dr. Ainun Jariyah


NIP. 19751212 200212 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN PASER


DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS TANAH GROGOT


Jln. Anden Gedang, Telp/Fax (0543) - 21485
Tana Paser, Kabupaten Paser 76211
email. Puskesmas_tanahgrogot@yahoo.com

2
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS


BAB 1
DEFINISI

Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan di dalam gedung dan di
luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pasien rawat jalan di dalam
Puskesmas.

3
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

BAB II
RUANG LINGKUP

Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas diperlukan


peraturan perundang-undangan pendukug. Beberapa ketentuan perundang-undangan
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah
antar Pemerintah, Pemerintah antar Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang ASI Ekslusif
8. Peraturan Presiden No 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
9. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1333 tahun 1999 tentang Standar
Pelayanan Puskesmas Perawatan
11. Keputusan bersama Menteri Kesehatan RI No 894/Menkes/SKB/VIII/2001 dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara No 35 Tahun 2001 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan SDM Kesehatan Di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota Serta RS
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 741/Menkes/SK/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2013 tentang angka Kecukupan
Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
17. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2013 tentang Praktik Tenaga Gizi

4
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

A. Ruang Lingkup Pelayanan Gizi


1. Kebijakan Pelayanan Gizi di Puskesmas
2. Pelayanan Gizi di dalam Gedung
3. Pencatatan Pelaporan
4. Monitoring dan Evaluasi

5
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

BAB III
TATA LAKSANA

A. PELAYANAN GIZI DI DALAM GEDUNG


Kegiatan pelayanan gizi dalam gedung terdiri atas pelayanan gizi rawat jalan.
Pelyanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi :
1) Pengkajian Gizi
2) Penentuan diagnosis gizi
3) Intervensi Gizi
4) Monitoring dan Evaluasi asuhan gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas untuk menetapkan pasien berisiko masalah gizi. Apabila
tenaga kesehatan menemukan pasien berisiko masalah gizi maka pasien akan dirujuk
untuk memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengkajian Gizi
Tujuan: mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui pengumpulan,
verifikasi dan interpretasi data secara sistematis. Kategori data pengkajian gizi meliputi:
(a) Data Antropometri
Pengukuran Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara meliputi pengukuran
Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) dan Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas
(LiLA), Lingkar Kepala, Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP), dll.
(b) Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berhubungan
dengan gangguan gizi. Pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda klinis kekurangan gizi
atau kelebihan gizi seperti rambut, otot, kulit, baggy pants, penumpukan lemak dibagian
tubuh tertentu, dll.
(c) Data Riwayat Gizi
Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum digunakan yaitu secara
pengkajian riwayat gizi kualitatif dan kuantitatif:
(1) Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran
kebiasaan makan/pola makan sehari berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
(2) Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran asupan
zat gizi sehari, dengan cara recall 24 jam, yang dapat diukur dengan menggunakan
bantuan food model.
(d) Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium

6
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

Data hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan


biokimia darah terkait gizi dalam rangka mendukung diagnosis penyakit serta
menegakkan diagnosis gizi pasien/klien. Hasil pemeriksaan laboratorium ini dilakukan
juga untuk menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi terapi gizi. Contoh
data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi yang dapat digunakan misalnya kadar
gula darah, kolesterol, LDL,HDL, trigliserida, ureum, kreatinin, dll.
2) Penentuan Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai dengan
respon pasien. Dalam melaksanakan asuhan gizi, tenaga gizi puskesmas seharusnya
bisa menegakkan diagnosis gizi secara mandiri tanpa meninggalkan komunikasi dengan
profesi lain di puskesmas dalam memberikan layanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor penyebab,
serta tanda dan gejala yang ditimbulkan. Untuk mengetahui ruang lingkup diagnosis gizi
dapat merujuk pada Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar, Kementerian
Kesehatan RI, 2014 atau di Buku Pedoman Asuhan Gizi di Puskesmas, WHO dan
Kementerian Kesehatan RI, 2011.
3) Pelaksanaan Intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk mengubah
perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu. Intervensi gizi
dalam rangka pelayanan gizi rawat jalan meliputi:
(a) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual.
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit serta kemampuan pasien/klien untuk
menerima makanan dengan memperhatikan pedoman gizi seimbang (energi, protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air, dan serat), faktor aktifitas, faktor stres serta
kebiasaan makan/pola makan.Kebutuhan gizi pasien ditentukan berdasarkan status gizi,
pemeriksaan klinis, dan data laboratorium.
(b) Edukasi Gizi
Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait
perbaikan gizi dan kesehatan.
(c) Konseling Gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien meliputi konseling gizi terkait
penyakit, konseling ASI, konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling
aktivitas fisik, dan konseling faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Tujuan
konseling adalah untuk mengubah perilaku dengan cara meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi.
4) Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi Rawat Jalan

7
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan, keberhasilan


pelaksanaan intervensi gizi pada pasien/klien dengan cara:
1) Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien/klien terhadap intervensi gizi
2) Menentukan apakah intervensi yang dilaksanakan sesuai dengan rencana diet yang
telah ditetapkan
3) Mengindektifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun negatif
4) Menginformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi gizi tidak tercapai
5) Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta
Evaluasi hasil:
(a) Membandingkan data hasil monitoring dengan tujuan rencana diet atau standar
rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menentukan tindakan selanjutnya.
(b) Mengevaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil kesehatan pasien
secara menyeluruh, meliputi perkembangan penyakit, data hasil pemeriksaan
laboratorium, dan status gizi.
Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi antara lain:
1. Perkembangan data antropometri
2. Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
3. Perkembangan data fisik/klinis
4. Perkembangan data asupan makan
5. Perkembangan diagnosis gizi
6. Perubahan perilaku dan sikap

B. ALUR PELAYANAN GIZI DI DALAM GEDUNG


1. Pasien/Klien datang sendiri atau dirujuk dari struktural Puskesmas (Pustu,Polindes,
Poskesling) atau UKBM (Posyandu, Posbindu PTM, Poksila, dll) atau sarana kesehatan lain.

2. Pasien/Klien mendaftar ke loket pendaftaran di Puskesmas.

3. Pasien/Klien mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatannya di


Poli Umum/Balai Pengobatan Puskesmas (BP) atau Poli KIA atau Poli gigi oleh petugas
medis atau paramedis.

4. Di Poli Umum/Balai Pengobatan atau Poli KIA pasien sekaligus mendapatkan Skrining
Gizi oleh tenaga kesehatan serta ditentukan apakah pasien perlu dirujuk ke RS atau cukup
rawat jalan

5. Pasien/Klien rawat jalan yang berisiko atau tidak berisiko mengalami masalah gizi bisa
mendapatkan konseling gizi atas permintaan pasien.

8
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

7. Pasien/Klien yang mendapatkan pelayanan gizi oleh Tim Asuhan Gizi Puskesmas. Jika
diperlukan akan dilakukan Skrining Gizi Ulang oleh tenaga gizi.

8. Pasien berisiko atau tidak berisiko mengalami masalah gizi mendapat pelayanan gizi yang
sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) mulai dari pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi, monitoring dan evaluasi.

9. Hasil monitoring dan evaluasi ditindaklanjuti oleh Tim Asuhan Gizi Puskesmas. Tindak
lanjut dapat berupa rujukan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih tinggi apabila
masalah gizi dengan penyakit penyerta dan atau komplikasi yang dialami pasien/klien tidak
memungkinkan ditangani di Puskesmas atau dapat berupa pengkajian ulang baik masalah
medis dan masalah gizinya.

9
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

BAB IV
DOKUMENTASI
1. Buku register Pasien Balita
2. Buku Register Pasien Dewasa
3. Buku pedoman proses asuhan gizi puskesmas
4. Rujukan Internal
5. Buku who antro 2005

10
PANDUAN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS TANAH GROGOT 2019

REKAMAN HISTORIS PERUBAHAN

No. Isi Perubahan Tanggal mulai berlaku

11

Anda mungkin juga menyukai