DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJENANG
Jl. Dr. Soetomo No. 54 Telp. (0280)621012 – (0280)621519
Email: rsudmajenang@yahoo.com Website: rsmajenang.cilacapkab.go.id
CILACAP Kodepos 53257
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJENANG
NOMOR : A.061/01/RSUD MAJENANG /VII/2022
TENTANG
REGULASI ATAU PEDOMAN PELAYANAN STUNTING DAN WASTING
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJEANG
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJENANG
KABUPATEN CILACAP
i
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Penurunan Stunting
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak
Akibat Penyakit
ii
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
tentang Pembentukan Tim Pelayanan Penurunan Stunting Rumah
Sakit Pada Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
KESATU Susunan Keanggotaan Tim Pelayanan Penurunan Stunting Rumah Sakit
(PPSRS) sebagaimana Diktum KESATU tersebut dalam Lampiran 1
Keputusan ini.
KEDUA Tim Penurunan Stunting Rumah Sakit (PPSRS) sebagaimana Diktum
KESATU mempunyai Togas dan Wewenang dalam Lampiran 2
Keputusan ini.
KETIGA Dalam melaksanakan tugas Tim Pelayanan Penurunan Stunting Rumah
Sakit Umum Derah Majenang berkewajiban melaporkan kepada Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Majenang.
Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan kepada Anggaran Belanja Badan Rumah Sakit Umum
Daerah Majenang .
Ditetapkan di : Majenang
Pada tanggal : 08 Juli 2022
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh
pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta
terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh
yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK. Anak tergolong stunting apabila
panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang
berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
beberapa dokumen lainnya. Prevalenis stunting di dunia tahun 2021 Indonesia adalah
negara dengan kategori stunting sangat tinggi 30,8%. Indonesia menempatkan posisi
ke 3 prevalensi stunting tertinggi di dunia setelah laos dan kamboja
Penyebab masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi
dan status kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab
masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya
akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan
praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan
kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan
yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat faktor
tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi
terhadap keempat faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik
kekurangan maupun kelebihan gizi.
1
B. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan kemampuan pengelola pelayanan stunting rumah sakit dalam sebagai
upaya mendukung percepatan penurunan pada stunting anak.
2. Khusus
Pedoman ini bertujuan untuk menjadi panduan bagi kabupaten/kota dalam
melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Pedoman ini
dapat digunakan oleh provinsi dalam mengawal dan membina kabupaten/kota
untuk melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi. Berdasarkan
hasil evaluasi tahunan, pedoman ini dapat disesuaikan dengan perkembangan
kebijakan di tingkat pemerintah pusat. Dan Tim Pelayanan Penurunan
Stunting Rumah Sakit Umum Daerah Majenang.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Pedoman Pelayanan Stunting di Rumah Sakit Umum Daerah Majenang diperuntukkan
bagi seluruh unit kerja yang terkait dengan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Majenang, yaitu:
1. Pelayanan tentang stunting di rawat jalan yang meliputi :
a. Memerlukan intervensi yang terpadu
b. Mencakup intervensi gizi spesifik
c. Mencakup intervensi gizi sensitif
d. Perencanaan,
e. Pelaksanaan,
f. Pemantauan
g. Evaluasi.
D. Kebijakan dan Dasar Hukum \
Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(Depkes RI), Pedoman, Dit. Jen Intervensi Penurunan Stunting Analisis di Lingkungan,
Depkes RI, 2004.
1. Analisis sebaran prevalensi stunting dalam wilayah kabupaten/kota.
2. Analisis ketersediaan program/kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif di
wilayah kabupaten/ kota.
3. Analisis permasalahan dalam menentukan target layanan kepada Rumah Tangga
1.000 HPK.
2
4. Analisis tantangan akses rumah tangga 1.000 HPK dalam memanfaatkan layanan.
5. Analisis kondisi koordinasi antar institusi dalam meningkatkan integrasi intervensi
bagi rumah tangga 1.000 HPK.
Cara analisis sebaran prevalensi stunting Dinas Kesehatan menggunakan data stunting
untuk menyusun beberapa informasi kunci berikut ini:
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Jumlah 14 Orang
B. Distribusi Ketenagaan
Mengingat pelaksanaan pelayanan stunting di rumah sakit sangat rumit dengan
keterlibatan berbagai bidang disiplin ilmu kedokteran serta penunjang medik, baik di
poliklinik, bagi pasien rawat jalan maka dalam pengelolaan prevalensi Stunting di rumah
sakit dibutuhkan manajemen tersendiri dengan dibentuknya Tim di Rumah Sakit Umum
Daerah Majenang, yang tersusun dari:
4
Koordinator Pelayanan Poli : Warnati A. Md. Keb
Rusyati A.Md.Kep
Tri Widiyawati, S.Kep.,Ners
Seksi Pelayanan dan Pengobatan:
- Dr. Karmono S, Sp. A
Seksi Pengelolaan Gizi:
- Nur Laila Yulianti ,AMG
Seksi Data Pencatatan dan Pelaporan :
- Purwaningsih.S.Kep.Ners
Seksi jejaring internal & eksternal :
- Selly Eka Pebrianti.S.Kep.,Ners
- Sela Viana Imas I. .S.Kep.,Ners
- Rita Muafifah,A.Md.Kep
C. Uraian Jabatan
1. Perlindungan
5
3. Koordinator Pelayanan
a. Melaksanakan pemantauan secara berkala terhadap kinerja dan program
penurunan
b. Mengakomodir permasalahan/kendala dalam pelaksanaan program penurunan
stunting
c. Melaksanakan koordinasi kegiatan Tim Cilacap, Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah maupun dengan KNCV/ Global Fund.
b. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim S Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
4. Sekretaris
a. Melaksanakan kegiatan Kesekretariatan terhadap seluruh kegiatan pelayanan
program penurunan stunting yang dilaksanakan oleh Tim di Rumah Sakit Umum
Daerah Majenang.
b. Berkoordinasi melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
b. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
5. Seksi Pelayanan Gizi
a. Melaksanakan tugas pelayanan pengobatan dan gizi program penurunan
berdasarkan Standar Internasional Penanganan
b. Koordinasi dengan Tim
c. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
6. Seksi Pengelolaan Obat
a. Melaksanakan PIO ( Pelayanan Informasi Obat )
b. Memantau ketersediaan obat di Apotik
c. Melaksanakan rekapitulasi laporan pemakaian
7. Seksi Penunjang Diagnostik & Logistik
a. Melaksanakan tugas & berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan diagnostik dan
logistik program penurunan stunting di Rumah Sakit Umum Daerah Majenang.
b. Melaksanakan pemeriksaan TB,BB
c. Melaksanakan tugas-tugas logistic terkait dengan penyediaan obat .
b. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
8. Seksi Data Pencatatan dan Pelaporan
a. Melaksanakan tugas dan berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan
pencatatan & pelaporan program penurunan stunting .
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan penyediaan blangko pencatatan dan pelaporan
6
c. Melaksanakan koordinasi dengan Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten Cilacap, Dinas Kesehatan Propinsi maupun KNCV/GF.
d. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
9. Seksi Jejaring Internal & Eksternal
a. Mengkoordinasikan dengan semua unit terkait.
b. Mengumpulkan data pasien untuk dilaporkan ke seksi data pencatatan &
pelaporan.
c. Berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Kesehatan ( UPK ) lainnya
d. Melaksanakan pelacakan terhadap pasien yang mangkir dan menindaklanjutinya.
b. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
D. Kolaborasi GIZI
a. Memberikan makanan yang seimbang yang sesuai.
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
c. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Rumah Sakit Umum Daerah Majenang.
E. Pengaturan jaga
Pengaturan jaga klinik Anak adalah
Pagi : Jam 06.00 – 07.00
Sore : Jam 11.00 -12.00
Petugas :
Dokter Spesialis Anak, Dokter Umum,bidan, perawat dan tim pelayanan stunting di
Rumah Sakit Duta Mulya.
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
NAMA KET
Meja 1.
Kursi 3.
Bed pasien 2.
8
B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang cukup harus tersedia bagi staf medis sehingga dapat tercapai tujuan dan
fungsi pelayanan Klinik Anak yang optimal bagi pasien dengan kriteria :
1. Tersedia ruangan klink anak di Rumah sakit meliputi kegiatan diagnostik,
pengobatan, pencatatan dan pelaporan, serta menjadi pusat jejaring
internal/eksternal.
2. Ruangan telah memenuhi persyaratan pencegahan dan pengendalian infeksi di
Rumah Sakit.
3. Tersedia peralatan untuk melakukan pelayanan medis.
4. Tersedia ruangan laboratorium yang mampu melakukan pemeriksaan.
9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
10
3. Pemeriksaan Pasien
a. Edukasi pasien secara langsung dan melalui media cetak ( leaflet dan brosur )
b. Pemeriksaan pasien di Klinik dilakukan oleh dokter spesialis anak
c. Apabila dokter spesialis anak tidak dapat bertugas maka akan digantikan oleh
dokter umum
d. Petugas keperawatan.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan cara pasien pengukuran BB dan
pengukuran TB
b. Pemeriksaan penunjang laboratorium
c. Apabila dibutuhkan pemeriksaan laboratorium yang lain dilakukan pengambilan
sampel secara berkala ( pool ).
d. Pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis anak.
5. Pengobatan Pasien
a. Pengobatan pasien Pengukuran TB dan BB
b. Sistem pencatatan dan pelaporan pengobatan sesuai dengan Program Nasional
c. Dokter spesialis Anak mempunyai kewenangan dalam melakukan pemberian
obat.
6. Kolaborasi gizi
a. Memberikan pengenalan makanan yang seimbang dan bergizi melalui leaflet
atau edukasi pasien saat anamnesa
11
BAB V
LOGISTIK
12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Suatu sistem dimana Tim di Rumah Sakit Umum Daerah Majenang membuat asuhan untuk
keselamatan pasien
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Menurunnya Kejadian Tidak diharapkan (KTD)
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran/penularan infeksi kepada
petugas kesehatan, pasien, pengunjung dan lingkungan dengan menyediakan,
mensosialisasikan, dan memantau pelaksanaan standar prosedur dan alur pelayanan.
Upaya ini mencakup:
1. Melaksanakan pasien masuk pendaftaran fasyankes.
2. Memberikan penyuluhan pasien menjaga pola makan anak yang baik.
3. Menyediakan tisu dan masker, tempat pembuangan tisu yang benar
4. Memasang poster, spanduk dan bahan untuk KIE
5. Mempercepat proses penatalaksanaan pelayanan bagi pasien
6. Melaksanakan skrining bagi petugas yang merawat pasien.
13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Suatu sistem dimana Tim Rumah Sakit Umum Daerah Majenang membuat
suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Majenang.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulanagan
Kejadian yang tidak diharapkan
C. Tatalaksana Keselamatan Kerja
Tatalaksana keselamatan kerja pada pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
Majenang sesuai dengan pedoman pencegahan dan pengendalian Infeksi yang terdiri
dari 4 pilar yaitu:
1. Manajerial
Pilar Manajerial adalah upaya meningkatkan komitmen dan dukungan manajerial
terutama dari penentu kebijakan dan pengambilan keputusan yang efektif dalam
pelaksanaan kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan
2. Pengendalian Administratif
Pengendalian administratif adalah upaya yang dilakukan untuk
mencegah/mengurangi penularan kepada petugas kesehatan, pasien,pengunjung
dan lingkungan dengan menyediakan, mensosialisasikan dan memantau standar
prosedur dan alur pelayanan
3. Pengendalian lingkungan
Pengendalian Lingkungan adalah upaya peningkatan dan pengaturan / Ventilasi
dengan menggunakan teknologi untuk mencegah penyebaran dan mengurangi atau
menurunkan
4. Pengendalian dengan alat perlindungan diri
Penggunaan alat pelindung diri pernafasan oleh petugas kesehatan di tempat
pelayanan sangat penting untuk menurunkan resiko penularan dengan
menggunakan masker.
14
BAB VIII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM
Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program.Pemantauan dilakukan secara berkala dan terus menerus,
untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan, supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan segera. Evaluasi dilakukan setelah
suatu jarak waktu (interval) lebih lama, biasanya setiap bulan. Dalam pelaksanaan monitoring
dan evaluasi diperlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan baku yang dilaksanakan
dengan baik dan benar.
15
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini merupakan acuan yang diharapkan dapat digunakan oleh Tim Rumah
Sakit Umum Daerah Majenang dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi
program pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Majenang. Namun demikian upaya -
upaya ini akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan rumah sakit dan kerja sama yang
baik dari seluruh unit kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Majenang ini. Semoga Tuhan
selalu memberkati semua upaya - upaya yang kita kerjakan.
16