OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS REGULER D 2021
1. RINDA ANDARI (J1A121184)
2. RISNA AMALIA PUTRI (J1A121185)
3. RISPAN BUNGA PASULU’ (J1A121186)
4. RIZQHA YULYSA NASIR (J1A121187)
5. SAHNAZ AQILA SYAFNI HASSANAH (J1A121188)
6. SANIYAH DWIYANTI AMIN (J1A121189)
7. SANIYAH F. DUNDU (J1A121190)
8. SASMITA WULAN DARI (J1A121192)
9. SENI MANDALATA (J1A121193)
10. SERLINA KAMBAN (J1A121194)
11. SESTIKA MUNAWAR DINA (J1A121195)
12. SILVIA ANASTASYA KIA (J1A121196)
13. SINDY SYAHRANI SONIMIN (J1A121197)
A. Dasar Teori
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang
secara alami, bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan
pangan dan untuk memperbaiki karakter pangan agar memiliki kualitas yang
meningkat. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
keamanan, mutu, dan gizi pangan pada Bab 1 Pasal 1 menyebutkan, yang
dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan
kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau
produk pangan (Nurmaladewi, 2022).
Zat adiktif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan
sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu atau bahan yang
ditambahkan pada makanan ataupun minuman pada waktu proses atau
pembuatannya dan terdapat pada hasil akhirnya. Pemakaian BTP (Bahan
Tambahan Pangan) yang aman merupakan pertimbangan yag penting. Jumlah
BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang diizinkan untuk digunakan dalam
pangan harus merupakan kebutuhan minimum untuk mendapatan pegaruh
yang dikehendaki. Pada prinsipnya konsumen harus diberi informasi adanya
Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam bahan baku makanan. Pernyataan yang
tertera atau etiket harus diberikan informasi adanya BTP (Bahan Tambahan
Pangan) kepada konsumen. Hal in merupakan metode yang paling efektif
untuk mencapai tujuan tersebut (Nurmaladewi, 2022).
Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit, yaitu untuk memperbaiki
wama, bentuk, cita rasa, tekstur atau memperpanjang daya simpan Tujuan
menggunakan Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah dapat meningkatkan
atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan
lebih mudah dihidangkan serta memperbaiki bahan pangan. Diantara
beberapa bahan tambahan makanan yang sering digunakan adalah pemanis
dan pewarna
sintesis (Nurmaladewi, 2022).
1
2
pengawet yang tidak dilarang dan dengan kelebihan lainnya Formalin dilarang
penggunaannya untuk bahan tambahan makanan sebagai pengawet
(Nurmaladewi, 2022).
Formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang sekarang
banyak digunakan untuk mengawetkan makanan Formalin adalah nama
dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air dengan rumus kimia
CH₂O. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang
bervariasi, antara 20%-40% Di Indonesia, beberapa undang-undang yang
melarang penggunaan Formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan
Menteri Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan
No.1168/Menkes/PER/X/1999, UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No
8/1999 tentang Perlindungan Konsumen (Nurmaladewi, 2022).
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari Praktikum uji analisis formalin pada makanan ubtuk
mengidentifikasi senyawa formalin pada makanan basah. Prinsip dari
praktikum uji analisis formalin pada makanan adalah berdasarkan adanya
perubahan warna.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Tabung Reaksi
Tabung reaksi atau yang dikenal juga sebagai reaction tube/test tube
adalah alat bantu untuk mempermudah proses penelitian di dalam
laboratorium. Dapat diisi media padat hingga cair.
2. Rak Tabung
Rak tabung berfungsi untuk tempat menyimpan tabung.
4
5
3. Batang Pengaduk
Batang pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang
digunakan untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan
laboratorium. Selain untuk mencampur larutan. Fungsi batang pengaduk
juga adalah untuk membantu dekantasi larutan, menginduksi kristalisasi
dan memecahkan emulsi pada suatu ekstraksi.
5. Spatula
Spatula merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan sampel
sampel atau mengambil sampel.
6. Timbangan Analitik
Timbangan analitik merupakan alat yang digunakan sebagai
pengukuran untuk mengukur suatu berat atau beban maupun massa pada
suatu zat.
B. Bahan
1. Aquades 50 ml
Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
5. Tissue
Tissue berfungsi sebagai alat untuk membersihkan bekas sampel
yang berceceran.
C. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dicabik-cabik Sampel ikan asin kemudian dihaluskan menggunakan alur
dan lumpang lalu ditimbang sebanyak 25 gr, begitu pula dengan sampel
mie basah ditimbang sebanyak 25 gr.
3. Kemudian semua media yang telah ditimbang masing-masing dimasukkan
ke dalam gelas beaker 100 ml, untuk ikan asin dihomogenkan
menggunakan aquades sebanyak 50 ml, begitu juga dengan mie basah
dihomogenkan menggunakan aquades sebanyak 50 ml. Kemudian sampel
diaduk menggunakan batang pengaduk sampai larut seluruhnya.
4. Diambil sampel menggunakan spoid sebanyak 1 ml, dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sesuai label.
1
11
1
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas makanan yang dilakukan pada
hari Senin, 12 Desember 2022 di laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo didapatkan hasil yaitu pada uji Formalin dilakukan pada
sampel ikan asin dan mie basah di peroleh warna kuning bukan warna ungu
muda seulas sampai ungu tua. Artinya sampel ikan asin dan mie basah
tersebut tidak mengandung Formalin.
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) harus sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan. Banyak bahan kimia berbahaya
yang biasanya digunakan untuk bahan industri yang digunakan sebagai bahan
tambahan pada makanan misalnya, Formalin , Rhodamin-B, Methanyl Yellow,
dan Boraks (Nurmaladewi, 2022).
Makanan yang baik bagi manusia adalah yang memenuhi kandungan,
persyaratan kesehatan dan kebersihan. Di Indonesia, pada umumnya setiap
makanan dapat dengan leluasa beredar dan dijual tanpa harus terlebih melalui
1
Astuti, I., & Tebai, P. (2018). Analisis Formalin Ikan Teri (Stolephorus sp)
Asin Di Pasar Tradisional Kabupaten Gorntalo. Gorontalo Fisheries
Journal, 1(1), 43. https://doi.org/10.32662/.v1i1.105
15
LAMPIRAN
A. Sampel Ikan Asin
16
1
A. Dasar Teori
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil
pada suhu ruangan. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama Natrium
tetraborat (NaB4O710H2O). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan
asam borat (H3BO3). Boraks atau asam Boraks biasanya digunakan untuk
bahan pembuat detergen dan atiseptic. Mengkonsumsi makanan yang
mengandung Boraks tidak berakibat buruk secara langsung tetapi Boraks akan
menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara
Kumulatif. Boraks dinyatakan dapat mengganggu kesehatan apabila digunakan
dalam makanan misalnya mie, bakso dan krupuk. Efek negatif yang
ditimbulkan dapat berjalan lama meskipun yang digunakan dalam jumlah
sedikit. Jika tertelan Boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf
pusat, ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama eksresi. Ginjal
merupakan organ paling mengalami kerusakan dibandingkan dengan organ lain.
Dosis fatal untuk dewasa 15-20 gr dan untuk anak-anak 3-6 gr (Utami, 2017).
Boraks (Na2B4O7.10H2O) adalah kristal putih yang dapat larut dalam air
dingin membentuk natrium hidroksida dan asam borat. Boraks mudah larut
dalam air dan tidak berbau serta memiliki pH 9,5. Boraks maupun asam
borat sebenarnya digunakan dalam industri non pangan karena memiliki sifat
antiseptik dan biasa digunakan dalam industri farmasi sebagai ramuan obat
seperti salep, bedak, obat pencuci mata, obat oles mulut, solder, bahari
pembersih, pengawet kayu, antiseptik, dan pengontrol kecoa (Suhada dan
Rikky. 2012). Asam borat atau Boraks (boric acid) merupakan zat pengawet
berbahaya yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan,
Boraks dalam air berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat
(Nurmaladewi, 2022).
Boraks bersifat toksik bagi sel, berisiko terhadap kesehatan manusia
yang mengonsumsi makanan mengandung Boraks. Penambahan Boraks
bertujuan untuk menambah kerenyahan, meningkatkan kekenyalan,
memberikan tekstur padat, dan memberikan rasa gurih serta bersifat tahan
lama
21
22
terutama pada makanan yang mengandung pati atau terigu (Nur & Artati,
2019).
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum uji analisis boraks pada makanan untuk
mengedentifikasi boraks pada makanan. Prinsip dari praktikum uji analisis
boraks pada makanan adalah berdasarkan adanya perubahan warna.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Gelas Beaker 100 ml
Gelas kimia (gelas Beaker) terbuat dari kaca dengan berbagai
ukuran. Fungsi gelas kimia (gelas Beaker) yaitu sebagai tempat
mereaksikan bahan, tempat menampung bahan kimia berupa larutan,
padatan, pasta ataupun tepung, tempat melarutkan bahan dan
tempat memanaskan bahan.
2. Pipet Tetes
Pipet tetes berfungsi untuk meneteskan sampel pada paper
boraks-2.
23
2
3. Batang Pengaduk
Batang pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang
digunakan untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan
laboratorium. Selain untuk mencampur larutan. Fungsi batang
pengaduk juga adalah untuk membantu dekantasi larutan,
menginduksi kristalisasi dan memecahkan emulsi pada suatu ekstraksi
4. Tabung Reaksi
Tabung reaksi atau yang dikenal juga sebagai reaction tube/test
tube adalah alat bantu untuk mempermudah proses penelitian di dalam
laboratorium. Dapat diisi media padat hingga cair.
5. Spoid
Spoid adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan atau
menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston
di dalamnya yang keluar dari ujung belakang.
6. Tissue
Tissue berfungsi sebagai alat untuk membersihkan bekas sampel
yang berceceran.
7. Cutter
Cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong sampel
agar mudah dihaluskan.
8. Spatula
Spatula merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan
sampel sampel atau mengambil sampel.
9. Timbangan Analitik
Timbangan analitik merupakan alat yang digunakan sebagai
pengukuran untuk mengukur suatu berat atau beban maupun massa
pada suatu zat.
14. Korek
Korek gas pada praktikum digunakan untuk menyalakan api pada
bunsen sebelum digunakan.
B. Bahan
1. Aquadesh 50 ml
Aquadesh merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-
zat pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
3. Sampel: Bakso
Sampel bakso adalah bahan yang digunakan dalam praktikum
sebagai contoh uji dalam pemeriksaan boraks.
4. Sampel: Tahu
Sampel tahu adalah bahan yang digunakan dalam praktikum
sebagai contoh uji dalam pemeriksaan boraks.
5. Air Panas
Air panas digunakan untuk menghomogenkan sampel.
6. Spiritus
Spiritus digunakan bahan bakar untuk memanaskan air.
C. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dihaluskan tahu menggunakan alur dan lumpang kemudian ditimbang
sebanyak 25 gr, lalu dimasukkan ke dalam cawan porselin.
3. Dipotong bakso menjadi kecil-kecil menggunakan cutter, lalu
dihaluskan menggunakan alur dan lumpang selanjutnya ditimbang
sebanyak 25 gr dan dimasukkan ke dalam gelas beaker 100 ml.
4. Diambil masing-masing sampel kemudian dihomogenkan
menggunakan air panas, lalu diaduk menggunakan batang pengaduk
sampai larut seluruhnya.
5. Diambil sampel menggunakkan spoid sebanyak 1 ml, dan masukkan ke
dalam tabung reaksi sesuai label.
6. Ditambahkan 5 tetes reagent Boraks-1 aduk hingga merata. Kemudian
siapkan 1 lembar Paper Boraks-2 dan teteskan sampel menggunakan
pipet tetes sebanyak 2 tetes pada permukaannya, akan terbentuk bercak
merah atau terjadi perubahan warna dari kunging menjadi merah
sampai merah tua yang menunjukkan sampel positif Boraks.
7.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Hasil Uji Boraks
31
3
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas makanan yang dilakukan
pada hari Senin, 12 Desember 2022 di laboratorium Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Halu Oleo. Dimana sampel yang diuji yaitu bakso
dan tahu mentah didapatkan dari para penjual dipasar lapulu, didapatkan
hasil yaitu pada uji Boraks dilakukan pada sampel tahu dan bakso
diperoleh warna kuning, bukan warna merah tua. Artinya, sampel tahu
mentah dan bakso tersebut tidak mengandung Boraks.
Boraks (Na2B4O7.10 H2O) adalah kristal putih yang dapat larut
dalam air dingin membentuk natrium hidroksida dan asam borat. Boraks
mudah larut dalam air dan tidak berbau serta memiliki pH 9,5. Boraks
maupun asam borat sebenarnya digunakan dalam industri non pangan
karena memiliki sifat antiseptik dan biasa digunakan dalam industri farmasi
sebagai ramuan obat seperti salep, bedak, obat pencuci mata, obat oles
mulut, solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik, dan
pengontrol kecoa. Asam borat atau Boraks (boric acid) merupakan zat
pengawet berbahaya yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran
bahan makanan, Boraks dalam air berubah menjadi natrium hidroksida
dan asam borat (Nurmaladewi, 2022).
3
34
DAFTAR PUSTAKA
Nur, A., & Artati. (2019). Identifikasi Kandungan Boraks Pada Bakso Di
Kabupaten Bulukumba. Jurnal Kesehatan Panrita Husada, 4(1), 1–10.
https://doi.org/10.37362/jkph.v4i1.175
35
LAMPIRAN
36
3
B. Sampel Bakso
42
43
2. Batang Pengaduk
Batang pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang
digunakan untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan
laboratorium. Selain untuk mencampur larutan. Fungsi batang pengaduk
juga adalah untuk membantu dekantasi larutan, menginduksi kristalisasi
dan memecahkan emulsi pada suatu ekstraksi.
44
4
3. Tabung Reaksi
Tabung reaksi atau yang dikenal juga sebagai reaction tube/test tube
adalah alat bantu untuk mempermudah proses penelitian di dalam
laboratorium. Dapat diisi media padat hingga cair.
5. Cutter
Cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong sampel agar
mudah dihaluskan.
6. Spatula
Spatula Spatula merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan
sampel sampel atau mengambil sampel.
7. Timbangan Analitik
Timbangan analitik merupakan alat yang digunakan sebagai
pengukuran untuk mengukur suatu berat atau beban maupun massa pada
suatu zat.
9. Cawan Porselin
Cawan Porselin adalah salah satu alat gelas laboratorium yang
berbentuk lingkaran silindris. Alat ini digunakan dalam praktikum sebagai
wadah sampel.
B. Bahan
1. Aquadesh 50 ml
Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
4. Sampel: Terasi
Sampel terasi merupakan bahan utama yang digunakan dalam
praktikum sebagai contoh uji dalam pemeriksaan Rhodamin-B.
5. Tissue
Tissue berfungsi sebagai alat untuk membersihkan bekas sampel yang
berceceran.
C. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dihaluskan terasi menggunakan alur dan lumpang, kemudian ditimbang
sebanyak 25 gr, lalu dimasukkan ke dalam cawan porselin dan
dihomogenkan menggunakan aquades 50 ml, lalu diaduk menggunkan
batang pengaduk sampai larut seluruhnya.
3. Ditimbang sampel saos tomat sebanyak 25 gr, dimasukkan ke dalam cawan
porselin dan dihomogenkan menggunakan aquadesh 50 ml, lalu diaduk
menggunakan batang pengaduk sampai larut seluruhnya.
4. Selanjutnya masing-masing sampel diambil menggunakan spoit sebanyak 1
ml, dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi sesuai label.
5. Ditambahkan 1 tetes reagent Rhodamin-1, lalu diaduk. Kemudian
ditambahkan 3 tetes reagent Rhodamin-2, lalu diaduk kembali.
6. Sampel akan berubah menjadi warna ungu yang menunjukkan sampel
positif Rhodamin-B.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 3.3 Hasil Uji Rhodamin-B
No. Kode Hasil Uji Rhodamin- B Interpretasi
Sampel
1. Saos tomat Negatif Berdasarkan pemeriksaan
uji Rhodamin-B yang dilakukan
pada sampel saos tomat, diperoleh
hasil negatif mengandung
Rhodamin-B. Hal ini terbukti
pada saat diteteskan reagent
Rhodamin-1 sebanyak 1 tetes dan
reagent Rhodamin-2 sebanyak 3
tetes pada sampel, tidak
mengalami perubahan warna
menjadi warna ungu (violet),
melainkan warnanya tetap seperti
warna sampel yaitu warna merah.
Artinya, sampel saos tomat
tersebut tidak mengandung
Rhodamin-B.
50
5
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pemeriksaan bahan tambahan pangan yang dilakukan
pada hari Senin, 12 Desember 2022 di laboratorium Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Halu Oleo didapatkan hasil yaitu pada Pada uji
Rhodamin-B yang dilakukan pada sampel saos tomat dan terasi diperoleh
warna merah kecoklatan bukan warna ungu (violet). Artinya, sampel saos
tomat dan terasi tersebut tidak mengandung Rhodamin-B.
Rhodamin-B merupakan zat warna sintetik atau buatan yang umumnya
digunakan sebagai pewarna tekstil yang dilarang penggunannya secara khusus
dalam bahan pangan salah satunya adalah saos bakso. Rhodamin-B
merupakan salah satu dari zat pewarna berbahaya yang dapat merusak organ
tubuh seperti
5
ginjal dan hati, selain itu juga menyebabkan air seni berwarna merah (Nani,
2020).
Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit, yaitu untuk memperbaiki
warna, bentuk, cita rasa, tekstur atau memperpanjang daya simpan. Tujuan
menggunakan Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah dapat meningkatkan
atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan lebih
mudah dihidangkan serta memperbaiki preparasi bahan pangan. Diantara
beberapa bahan tambahan makanan yang sering digunakan adalah pemanis dan
pewarna sintetis. Beberapa zat pewarna sintetis yang berakibat pada gangguan
kesehatan seperti Rhodamin-B menyebabkan gangguan fungsi hati atau kanker
hati (Nurmaladewi, 2022).
IV. KESIMPULAN
53
DAFTAR PUSTAKA
54
LAMPIRAN
A. Sampel Saos Tomat
55
5
B. Sampel Terasi
A. Dasar Teori
Methanil yellow merupakan bahan pewarna sintetik berbentuk serbuk,
berwarna kuning kecoklatan, bersifat larut dalam air dan alkohol, agak larut
dalam benzen dan eter, serta sedikit larut dalam aseton. Pewarna ini umumnya
digunakan sebagai pewarna pada tekstil, kertas, tinta, plastik, kulut dan cat,
serta sebagai indikator asam-basa di laboratorium (Nurmaladewi, 2022).
Metanil yellow adalah zat pewarna azo beracun yang diklasifikasikan
sebagai kategori CII oleh FAO/WHO Expert committee in Food Additives
sehingga penggunaannya dilarang terutama pada bahan pangan. Methanyl
Yellow memiliki ikatan dipol ionik permanen karena tersusun atas atom yang
menyebabkan distribusi elektron yang tidak merata disekitas molekul
(Zakerhamidi et al., 2012). Adulteran berupa metanil yellow dipilih untuk
dibahas pada review ini karena banyak ditemukan pada beberapa kasus
pencemaran metanil yellow yang sangat umum digunakan sebagai pemalsu
kunyit bubuk di berbagai negara (Valerina, 2022)
Pewarna kuning metanil sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit,
mengenai mata dan tertelan Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada
saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan bahaya kanker
pada kandung kemih dan saluran kemih Apabila tertelan dapat menyebabkan
mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah
rendah. Bahaya lebih lanjutnya yakni menyebabkan kanker pada kandung
kemih dan saluran kemih (Nurmaladewi, 2022).
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum uji analisis methanil yellow pada makanan untuk
mengidentifikasi pewarna pada makanan. Prinsip dari praktikum uji analisis
methanil yellow pada makanan adalah berdasarkan adanya perubahan warna.
59
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Gelas Beaker 100 ml
Gelas kimia (gelas Beaker) terbuat dari kaca dengan berbagai ukuran.
Fungsi gelas kimia (gelas Beaker) yaitu sebagai tempat mereaksikan bahan,
tempat menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun
tepung, tempat melarutkan bahan dan tempat memanaskan bahan.
60
6
3. Tabung Reaksi
Tabung reaksi atau yang dikenal juga sebagai reaction tube/test tube
adalah alat bantu untuk mempermudah proses penelitian di dalam
laboratorium. Dapat diisi media padat hingga cair.
B. Bahan
1. Aquades 50 ml
Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
3. Sampel: manisan
Sampel manisan merupakan bahan utama yang digunakan dalam
praktikum sebagai contoh uji dalam pemeriksaan Methanyl yellow.
5. Tissue
Tissue berfungsi sebagai alat untuk membersihkan bekas sampel
yang berceceran.
C. Cara kerja
a) Disiapkan alat dan bahan;
b) Ditimbang sampel nasi kuning dan manisan masing-masing sebanyak 25
gr, kemudian masukkan ke dalam cawan porselin lalu dihomogenkan
menggunakan aquades 50 ml dan diaduk menggunakan batang pengaduk
sampai larut seluruhnya;
c) Diambil masing-masing sampel menggunakan spoit sebanyak 1 ml, dan
masukkan ke dalam tabung reaksi sesuai label;
d) Ditambahkan 3 tetes reagent Methanyl Y-1, lalu aduk;
6
e) Sampel akan berubah menjadi warna merah seulas sampai merah tua atau
merah mudah keunguan yang menunjukkan sampel positif Methanyl
Yellow.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 3.4 Hasil Uji Methanyl Yellow
No. Kode Hasil Uji Interpretasi
Sampel Methanyl
Yellow
1. Manisan Negatif Berdasarkan pemeriksaan uji
Methanyl Yellow yang dilakukan pada
sampel manisan, diperoleh hasil
negatif mengandung Methanyl
Yellow. Hal ini terbukti pada saat
diteteskan reagent Methanyl Y-1
sebanyak 3 tetes pada sampel, tidak
mengalami perubahan warna menjadi
warna merah sampai merah tua atau
merah muda keunguan, melainkan
warnanya tetap seperti warna sampel
yaitu warna kuning. Artinya, sampel
manisan tersebut tidak mengandung
Methanyl Yellow.
65
6
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas makanan yang dilakukan pada
hari Senin, 12 Desember 2022 di laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo. Dimana sampel yang diuji yaitu manisan dan nasi
kuning yang didapatkan dari para penjual di pasar lapulu, diperoleh hasil
pada uji Methanyl Yellow yang dilakukan pada sampel manisan dan nasi
kuning adalah warna putih keruh dan kuning, bukan warna merah keunguan.
Artinya, sampel Nasi Kuning dan Manisan tersebut tidak mengandung
methanil yellow.
Methanil yellow merupakan bahan pewarna sintetik berbentuk serbuk,
berwarna kuning kecoklatan, bersifat larut dalam air dan alkohol, agak larut
dalam benzen dan eter, serta sedikit larut dalam aseton. Pewarna ini
umumnya digunakan sebagai pewarna pada tekstil, kertas, tinta, plastik,
kulit, dan cat,
6
68
DAFTAR PUSTAKA
69
LAMPIRAN
A. Sampel Manisan
70
7