Anda di halaman 1dari 86

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PENGENDALIAN CEDERA
di INDONESIA

Titi Sari Renowati, SKM, MScPH


Kasubdit GAKTI
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI
Bekasi, 23 Maret 2015
GEMES:
GErakan MEngemudi Sehat
adalah suatu gerakan yang mengajak para pengemudi tetap
sehat dari fr ptm, sehat dijalan dan selamat sampai tujuan

Oleh karena itu diperlukan pengemudi yang “HEBAT” yaitu:

H : Hindari berkendara saat kondisi tubuh tidak sehat, ngantuk, dan


kelelahan.
E : Enyahkan asap rokok dan alkohol terutama jika akan berkendara.
B : Beri pertolongan segera bila terjadi kecelakaan.
A : Ayo, beristirahat jika mengantuk atau kelelahan saat mengemudi.
T : Tetapi ingat ‼ penumpang mempunyai risiko akibat kecelakaan yang sama
dengan pengendara.
PP No 2 tahun 2015 tentang RPJMN
2015-2019 Pengendalian PTM

  Target
NO URAIAN IKU
2014
Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

Prevalensi penduduk
1 usia>15 tahun dengan 25,8% 25,28% 24,77% 24,28% 23,79% 23,38%
tekanan darah tinggi

2 Mempertahankan 15,4% 15,4% 15,4% 15,4% 15,4% 15,4%


prevalensi obesitas

3 Menurunnya prevalensi
perokok anak dan remaja 8,8% 7,9% 7,1% 6,4% 5,8% 5,2%
PERMENKES ttg RENSTRA Kemenkes
(Kepmen No.HK.02.02/Menkes/52/2015

No IKK 2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentase fasyankes primer yang

melaksanakan pencegahan dan pengendalian 10% 20% 30% 40% 50%

PTM secara terpadu


2 Persentase desa / kelurahan yang
10% 20% 30 % 40% 50 %
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM
3 Persentase perempuan usia 30- 50 tahun

yang dideteksi dini kanker serviks dan 10% 20% 30% 40% 50%

payudara
4 Persentase Kab/Kota yang mempunyai

peraturan dan bukti pelaksanaan Kawasan

Tanpa Rokok (KTR), sekurang-kurangnya 10% 20% 30% 40% 50%

pada 50% tempat proses belajar mengajar di

sekolah
5
PENYEBAB KEMATIAN
DI DUNIA dan ASIA TENGGARA
DI SELURUH DUNIA DI REGIONAL ASIA
TENGGARA

Source:
Source:
WHO Global Status Report on global Health observatory 2011
Noncommunicable Diseases 2010 http://apps.who.int/ghodata/
Distribusi Penyebab Kematian
Semua Kelompok Umur di Indonesia
Tahun 1995, 2001 dan 2007

60
59.5

50 49.9
44.2

41.7
40

31.2
30 28.1

20

10

5.9 7.3
0 6.5
Penyakit menular
HHS 1995
Penyakit Tidak menular
HHS 2001
Trauma/Injury
BHR 2007
HHS : Household Health Survey/Survey Kesehatan Rumah Tangga
BHR : Basic Health Research/Riskesdas
Penyebab Kematian Untuk Semua
Umur di Indonesia, 2007

Jantung

Lower tract resp disease

Jantung Iskemik

Liver

Tumor/Kanker

DM

Perinatal

4 Cedera

Hipertensi

TB

Stroke

0 10 20
PROPORSI PENYEBAB CEDERA, 2013

Sumber:Riskesdas-2013
PREVALENSI
PREVALENSICEDERA
CEDERA MENURUT KARAKTERISTIK
MENURUT KARAKTERISTIK
RISKESDAS, 2013
RISKESDAS, 2013
PROPORSI TEMPAT CEDERA
RISKESDAS, 2013

SEBAGIAN BESAR CEDERA DI MASYARAKAT TERJADI DI JALAN RAYA


TREND JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT KECELAKAAN LALULINTAS

Sumber data : POLRI, 2010


PERSENTASE KEMATIAN
BERDASARKAN KATEGORI JENIS PENGGUNA JALAN
1%

5%
Pejalan kaki
21%
Pengguna sepeda

Pengemudi/penumpang bus

2%
Pengemudi/penumpang pengguna truk berat dan
36% lainnya

Pengendara motor roda 2 atau 3

penumpang mobil roda 4 dan kendaraan ringan

pengemudi mobil roda 4 dan kendaraan ringan


35%
1%

Sumber data : POLRI, 2010


KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DI INDONESIA (2011-2013)

No URAIAN 2011 2012 2013

1 Jumlah Kejadian 109.776 117.949 100.106

2 Meninggal Dunia 32.657 29.544 26.416

3 Luka Berat 36.767 39.704 28.438

4 Luka Ringan 108.881 128.312 110.448

Jumlah kematian akibat KLLD


berkisar antara 72 – 89 orang per hari
Sumber data : Korlantas , 2013
Sumber: Riskesdas-2013
PROPORSI KECELAKAAN LALU LINTAS
PER KOTA
DI PROPINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013
13.4%
14.0%

12.0%

9.2% 9.4%
10.0%

7.4%
8.0%

5.7%
6.0%

3.7%
4.0%

2.0%

0.0%

Sumber : Riskesdas 2013


Kebijakan dan
Strategi Nasional
Pengendalian GAKTI
PENYAKIT TIDAK MENULAR & FAKTOR RISIKO

P. Jantung

Merokok

Kanker

Diet
Diabetes

Kurang aktifitas fisik Penyakit Paru


Kronik

Stroke

Alkohol
Cedera
Kesepakatan Internasional

• Amanat Resolusi PBB Nomor 64/255


tertanggal 10 Maret 2010 bertujuan :
• Untuk mengendalikan dan mengurangi
tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu
lintas jalan secara global .
• Konferensi WHA tahun 2011, isu terkait
DoA (Decade of Action for Road Safety)
I call on Member States,
international agencies, civil society
organizations,
businesses and community leaders
to ensure that the Decade leads to
real improvements. As a step in
this direction, governments should
release their
national plans for the Decade
when it is launched globally
on 11 May 2011.
Mr Ban Ki-moon, UN
Secretary-General
Kebijakan Nasional
       
Tahun 2004 Instruksi Presiden No. 3 tahun 2004 tentang Koordinasi
  Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu  
   
Tahun 2009 Undang - Undang RI No. 22 Tahun 2009 Pasal 203, tentang
  RUNK Jalan Tahun 2011 - 2035  
   
Tahun 2011 1. Dekade Aksi Keselamatan jalan, yang dicanangkan oleh
Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres Jakarta pada tanggal
  20 Juni 2011  
2. Peraturan Pemerintah RI No. 37 Tahun 2011, tentang Forum
  Lalu Lintas dan Angkutan Jalan  
   
Tahun 2013 1. Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2013 tentang, Decade of
  Action (DOA)  
2. Peraturan kepala Kepolisian negara RI No. 15 Tahun 2013,
 
tentang Tata cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas  

       
UU NO.22 TAHUN 2009 PASAL 203
tentang RUNK JALAN TAHUN 2011-2035
dan INPRES NO.4 TAHUN 2013
• Pilar I: Manajemen Keselamatan Jalan,
Koordinator: Kementerian PPN/Bappenas
• Pilar II: Jalan yang berkeselamatan,
Koordinator: Kementerian PU
• Pilar III: Kendaraan Yang
Berkeselamatan,
Koordinator: Kemen Perhubungan
• Pilar IV: Perilaku Pengguna jalan yang
berkeselamatan,
Koordinator: POLRI
• Pilar V: Penanganan Pra dan Pasca
Kecelakaan,
Koordinator:
Kementerian Kesehatan
RUNK:rencana umum nasional keselamatan
PROGRAM PRIORITAS
PENGENDALIAN GANGGUAN AKIBAT KECELAKAAN DAN TINDAK KEKERASAN
RUANG LINGKUP CEDERA (ICD-10)

1. Cedera akibat transport (darat dan air ).


2. Cedera akibat gigitan ular.
3. Tenggelam.
4. Cedera akibat jatuh.
5. Cedera akibat keracunan.
6. Cedera akibat kekerasan.
7. Cedera akibat terbakar.
•TANGGUNG JAWAB KESEHATAN (Pilar V)
•Penanganan pra dan pasca kecelakaan:
PROGRAM AKSI KELUARAN SASARAN

Pra Promosi perilaku


kecelakaan sehat di jalan -Terselenggaranya promkes
dlm keselamatan di jalan di Terselenggaranya
Pemeriksaan berbagai media kondisi yg
kesehatan - Terselenggaranya mengurangi
pengemudi pd
situasi khusus pemberdayaan masyarakat kemungkinan terjadi
melalui desa siaga aktif kecelakaan

Pasca -Pembentukan -Tersedianya satu pusat Mengoptimalkan


kecelakaan SPGDT di setiap layanan informasi cepat periode emas (golden
Kab/Kota. (Hotline service center).
periode) dalam
- Tersedianya tenaga terlatih
- Terbentuknya dlm penganggulangan penanganan korban
safe community
di setiap penderita gawat darurat kecelakaan
Kab/Kota. - Tersedianya pos gawat
darurat terpadu (Public safety
center).
KEBIJAKAN

• Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan pemeriksaan

kesehatan bagi pengemudi.

• Meningkatkan perencanaan dan koordinasi yang terintregrasi.

• Mengembangkan dan memperkuat jejaring kerja /kemitraan.

• Meningkatkan pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas melalui upaya promotif dan

preventif.

• Meningkatkan akses pengemudi tehadap pelayanan deteksi dini faktor risiko PTM dan

terjadinya kecelakaan lalu lintas.

• Meningkatkan penanganan kecelakaan lalu lintas secara cepat, tepat, dan terpadu

melalui Peningkatan Kapasitas Awam ttg BHD / First Responder pada daerah rawan

kecelakaan
PENANGANAN PRA KECELAKAAN
• Pemeriksaan Kesehatan pada Pengemudi
di Terminal, Perusahaan Otobus (PO)
• Pemeriksaan Kesehatan pada penghuni LAPAS (Lembaga
Pemasyarakatan)

Kegiatan :
• Posbindu Dasar (wawancara FR PTM dan Pengukuran Tekanan
Darah)
• Pemeriksaan Gula Darah
• Pemeriksaan Kadar Alkohol dalam pernafasan
• Pemeriksaan Kadar Amphetamin dalam urin
KEGIATAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PENGEMUDI

• Pengendalian kecelakaan lalu lintas (KLL) sebagian besar


akibat prilaku manusia (human error).
• Berdasarkan Laporan Mudik Lebaran Ditjen PP dan PL
diketahui jumlah armada angkutan darat pada tahun
2014:
– Bus angkutan antar kabupaten antar provinsi (AKAP)
sejumlah 22.340.
– Bus angkutan antar kabupaten dalam provinsi (AKDP)
sejumlah 16.415.
– Bus Pariwisata sejumlah 4.260.
• Kesehatan pengemudi akan mempengaruhi kondisinya
saat melaksanakan tugas sebagai pengemudi (yang
mengemudi lebih dr 4 jam).
KEGIATAN PEMERIKSAAN KESEHATAN
PENGEMUDI

• Untuk upaya inovasi berupa pemeriksaan kesehatan


pengemudi yang dapat dilakukan di Perusahaan
Otobus (PO), terminal, rest area, maupun tempat
lain dimana pengemudi bus AKAP berkumpul.
• Kegiatan ini merupakan wujud peran serta
masyarakat dalam:
– Deteksi dini
– Monitoring FR-PTM dan cedera akibat KLL
– Tindak lanjut dini yang dilaksanakan secara terpadu,
rutin, dan periodik.
Dimana ? Kegiatan ?

Promosi / KIE pengendalian FR Cedera


dan Deteksi dini dan Konseling / edukasi
KIE pada tingkat Rumah
kesehatan melalui pemantauan faktor
Tangga/masyarakat
risiko Kecelakaan yg dilakukan secara
rutin kepada pengemudi.

Promosi di Sekolah Monitoring :


• Obesitas Konseling :
• Perilaku sehat saat
• Hipertensi
• Hiperglikemi
mengemudi Posbindu
• Diet,
khusus
• Kadar alkohol • Stress
Promosi di Tempat Kerja
• Amfetamin • Self Care
• CERDIK
• PATUH

PO Bus /Terminal / rest area


ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PENGEMUDI

WAWANCARA

Deteksi Dini
FR Kecelakaan
Pelaksanaan Pengawasan oleh
oleh Petugas Petugas Puskesmas
Terlatih 1. Pendaftaran

2. Pemeriksaan

3. Rekomendasi

Layak Layak dengan Tidak Layak


Mengemudi Catatan Mengemudi

4. Pencatatan Rujukan ke Fasilitas


Pelayanan Kesehatan

Pengisian Buku
Kesehatan Pengemudi
FAKTOR RISIKO CEDERA AKIBAT
KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT (KLLD)

1. Perilaku tidak sehat saat mengemudi (Konsumsi

alkohol, penggunaan mobilphone, merokok, dan

mengemudi dengan kecepatan tinggi).

2. Kelelahan dan atau mengantuk.

3. Tidak menggunakan APD (helm, sabuk

keselamatan,dll) .

4. Tidak tersedia Child-restraint

35
PROGRAM PENGENDALIAN
PASKA KECELAKAAN
PENINGKATAN KAPASITAS SDM AWAM
PENANGANAN PASKA KECELAKAAN

Praktek di
kelas Praktek di
peserta kelas peserta
melihat melaksanakan

PRAKTEK DI
LAPANGAN
NSPK
 TAHUN 2008
Juknis surveilans gangguan akibat
kecelakaan dan cedera lalu lintas
 TAHUN 2010
– Pedoman pengendalian faktor risiko
gangguan akibat kecelakaan dan
cedera
– Juknis deteksi dini faktor risioko
kecelakaan pada pengemudi
angkutan umum
 TAHUN 2012
Juknis pemeriksaan kesehatan FR KLL
bagi pengemudi angkutan umum
pada situasi khusus
 TAHUN 2013
• Pedoman pengendalian KDRT
• Buku monitoring kesehatan
pengemudi
-Lanjutan

• TAHUN 2015
– Juknis pengendalian cedera akibat jatuh
– Pedoman penyelenggaraan posbindu
bagi pengemudi
– Pedoman penyelenggaraan posbindu di
Lapas
– Juknis pengendalian tenggelam
– Permenkes pengendalian cedera
Contoh Media Promosi dan KIE
(Stiker dan leaflet)
-Lanjutan

TAHUN 2014
– Pedoman pengendalian cedera
– Juknis pengendalian cedera
– Editing buku monitoring kesehatan pengemudi
– Buku saku pengendalian tenggelam pada anak
– Panduan penyelenggaraan pekan keselamatan
jalan bidang kesehatan.
DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN INDONESIA

Peluncuran Program Dekade Aksi Keselamatan di Jalan


Cimahi – Jawa Barat, Tahun 2012
Istana Wapres pada tanggal 20 juni 2011

Pontianak, Tahun 2013 Pelaksanaan deteksi dini FR KLL di astra honda


motor, sunter DKI Jakarta , saat mudik gratis 2012
AYO…CEGAH DAN TANGGAP KECELAKAAN
Dimana ? Kegiatan ?

Promosi / KIE pengendalian FR Cedera


dan Deteksi dini dan Konseling / edukasi
KIE pada tingkat Rumah
kesehatan melalui pemantauan faktor
Tangga/masyarakat
risiko Kecelakaan yg dilakukan secara
rutin kepada pengemudi.

Promosi di Sekolah Monitoring :


• Obesitas Konseling :
• Perilaku sehat saat
• Hipertensi
• Hiperglikemi
mengemudi Posbindu
• Diet,
khusus
• Kadar alkohol • Stress
Promosi di Tempat Kerja
• Amfetamin • Self Care
• CERDIK
• PATUH

PO Bus /Terminal / rest area


ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PENGEMUDI /
POSBINDU KHUSUS DI PO

WAWANCARA

Deteksi Dini
FR Kecelakaan
Pelaksanaan Pengawasan oleh
oleh Petugas Petugas
Puskesmas
Terlatih 1. Pendaftaran

2. Pemeriksaan

3. Rekomendasi

Layak Layak dengan Tidak Layak


Mengemudi Catatan Mengemudi

4. Pencatatan Rujukan ke Fasilitas


Pelayanan Kesehatan

Pengisian Buku
Kesehatan Pengemudi
REKOMENDASI
REKOMENDASI TEKANAN DARAH & GULA DARAH SEWAKTU AMFETAMINE ALKOHOL
Normal : 120 / 80 mmHg
LAYAK
MENGEMUDI Hipertensi Ringan: >120 / >80 mmHg. NEGATIF NEGATIF
Gula darah sewaktu: < 200 mg/dL

LAYAK Hipertensi Sedang: >140 /90 mmHg.


DGN CATATAN Gula darah sewaktu: > 200 mg/dL NEGATIF NEGATIF

POSITIF NEGATIF
Normal : 120 / 80 mmHg
Hipertensi Ringan: >120 / >80 mmHg.
Gula darah sewaktu: < 200 mg/dL NEGATIF POSITIF

Hipertensi Sedang: >140 /90 mmHg. POSITIF NEGATIF


Gula darah sewaktu: > 200 mg/dL
NEGATIF POSITIF

TIDAK POSITIF POSITIF


LAYAK
MENGEMUDI
Hipertensi Berat : >160 />100 mmHg POSITIF NEGATIF
 
disertai gejala penyerta
  NEGATIF POSITIF
 
  NEGATIF NEGATIF

POSITIF POSITIF

Gula darah sewaktu : >200 mg/dL NEGATIF POSITIF


disertai dengan gejala penyerta
 
  POSITIF NEGATIF
 
NEGATIF NEGATIF
PENGENDALIAN
TENGGELAM
PETA INDONESIA

Indonesia terdiri dari :


34 Provinsi
495 Kab/Kota
17.508 kepulauan
169 daerah terisolisasi
19 pulau kecil
 Mayoritas daerah kepulauan dan perairan
Regional Workshop on Drowning Prevention
South East Asia Region
Chiang Mai, Thailand 15 – 18 Oktober 2014
TINDAK LANJUT DI INDONESIA
WORKSHOP PENCEGAHAN TENGGELAM PADA ANAK
LEMAH ABANG, 29 – 30 DESEMBER 2014
Rekomendasi
Workshop Pencegahan Tenggelam
1. Edukasi terhadap tenaga kesehatan di daerah berisiko
2. Perbaikan terhadap sistem penanganan gawat darurat terpadu berupa
pelatihan bantuan hidup dasar untuk awam khusus (integrasi antara
keamanan, kesehatan dan search and rescue)
3. Evakuasi medis yang lebih tepat dan cepat
4. Puskesmas setempat menyediakan hyperbaric chamber di daerah
wisata, dan tenaga terlatih
5. Perbaikan terhadap sistem pelaporan di fasilitas kesehatan
6. Surveilans  Data kematian dan penyebab kematian dapat diperoleh
dengan rutin melalui peningkatan CRVS (Civil Registration & Vital
Statistics System)
Langkah – Langkah Deteksi dini FR
Penggunaan alkohol dalam
pernapasan

Deteksi dini alkohol dalam pernapasan menggunakan


alkohol Tes dengan cara :
1. MODE AKTIF / secara Kuantitatif
2. MODE PASIF / secara kualitatif

53
Pengukuran kadar alkohol dalam
Udara Pernafasan
Pemeriksaan amfetamin dengan stik
HASIL PEMERKSAAN

1. Pemeriksaan alkohol negatif / 0,0 : LAYAK


JALAN

2. Pemeriksaan alkohol positif atau > 0,00 :


TIDAK LAYAK JALAN

Catatan : Di Negara lain berbeda- beda nilai toleransi nya ( AS : 0,08), Di


Indonesia jika kadar alkohol dalam pernapasan > 0,00 tidak layak jalan

56
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
LATAR BELAKANG :
 Gejala-gejala dan akibat yang timbul
mengakibatkan turunnya
konsentrasi mengemudi bahkan
gejala lain yang lebih berat.
 Kondisi-kondisi rentan terhadap
stress (beban kerja tinggi, kurang
istirahat, banyak suara2 keras di
jalanan, dsb)
 Hipertensi tanpa gejala.
 Bahaya komplikasi
TEKANAN DARAH
 Definisi :
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh manusia.
 Tekanan sistolik : tekanan pembuluh arteri akibat denyutan
jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak.
 Tekanan diastolik : tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan.
 Hipotensi : tekanan darah di bawah normal.
 Hipertensi : tekanan darah di atas normal.
 Alat yang digunakan: Spygmomanometer digital portable finger
DIAGNOSIS PENGUKURAN

 Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat.


 Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya
menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan,
minimal 30 menit sebelum pengukuran.
 Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres.
 Diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran.
 Normal : < 120 mmHg / <80 mmHg
 Hipertensi ringan:
120-139 mmHg / 80-89 mmHg
 Hipertensi sedang :
140-159 mmHg / 90-99 mmHg
 Hipertensi berat:
>160 mmHg / >100mmHg
KELELAHAN
CIRI-CIRI PENGEMUDI KELELAHAN
 Konsentrasi menurun
 Sulit menjaga kepala tetap tegak
 Sering menguap
 Mata sulit dibuka/tertutup sekejap
 Sulit menginterpretasikan rencana perjalanan
 Arah kendaraan yg dioperasikan tdk menentu
 Sulit mengikuti petunjuk jalan
 Seperti melihat sesuatu yg sebenarnya tidak
Obat ada
NGANTUK adlh
 Mengerem menjadi lambat
TIDUR bukan
 Kecepatan kendaraan menurun tanpa
KOPI , dll
disadari
HASIL DIISI DALAM BUKU KESEHATAN PENGEMUDI
HASIL DIISI DALAM BUKU KESEHATAN PENGEMUDI
REKOMENDASI
REKOMENDASI TEKANAN DARAH AMFETAMINE ALKOHO
L

Normal : 110 – 130 / 70 - 80


Layak mmHg, Hipertensi Ringan: Negatif Negatif
Mengemudi 130 – 140 / 90 mmHg

Layak Hipertensi Sedang:


Mengemudi 140 – 160/>90mmHg Negatif Negatif
dgn catatan

Tidak Layak Hipertensi Berat:


Mengemudi > 160 / >90 mmHg Positif Positif

63 22/08/2022
HASIL REKOMENDASI

1. LAYAK
Pengemudi mendapat rekomendasi dapat menjalankan tugas dengan baik
2. LAYAK DENGAN CATATAN
Pengemudi dirujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Klinik,
Praktek Dokter Swasta) untuk mendapatkan pengobatan. Pengemudi dapat
berkendara jika dapat menunjukkan rekomendasi bahwa telah mendapatkan
pengobatan.
3. TIDAK LAYAK
Pengemudi dirujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Klinik,
Praktek Dokter Swasta) untuk mendapatkan pengobatan. Pengemudi harus
diganti oleh pengemudi cadangan.
PERAN dan PENGEMBANGAN PROGRAM

 PROMOSI.
Bekerjasama dgn Kementerian perhubungan dan kepolisian dalam
melaksanakan promosi tentang kebijakan dalam pengendalian cedera
akibat KLLD (Perhubungan melakukan pengendalian pada kendaraannya,
Kepolisian pada perilaku si pengendara, sedangkan kesehatan
bertanggung jawab terhadap kesehatan pengemudi itu sendiri).

 Kampanye / Promosi/ KIE tentang pengendalian cedera di sekolah.


 Institusi Pendidikan : Fasilitator .
 Kementerian Kesehatan : muatan / materi cedera.
 Kampanye Pekan Keselamatan di Jalan
 Kementerian Perhubungan : Perilaku pengguna jalan.
 Kementerian Kesehatan : Kesehatan pengguna jalan
1. Resolusi PBB No. 64/255 tanggal 10 Mei 2010
2. PBB on WHA 11 May 2011
Decade of Action for Road Safety
3. UN II for GRS Week 6-12 May 2013
Topic : pedestrian safety
4. UN General Assembly 10 April 2014
“ Improving Global Road Safety”
5.UN III for GRS Week 6-12 May 2015
topic : Children and Road Safety
LINTAS SEKTOR DAN PARTNERSHIP

1. BAPPENAS 7. GRSP


 2. KEMEN PU8. YAYASAN ADIRA
 3. KEMENHUB 9. JASA RAHARJA
 4. POLRI 10. IRSCC
 5. KEMENDIKNAS 11.
 6. KEMENDAGRI

PARTERSHIP KESELAMATAN JALAN
PARTERSHIP LINTAS SEKTOR
Jambi
Banjarnegara
Riau
Sumsel
OKU Sumsel
Bogor
LAMPUNG
Deli Serdang
Tegal
Aceh
PARTNERSHIP IRSA
KESIMPULAN
Kejadian cedera akibat kecelakaan lalu lintas masih
tinggi.
Tingginya kejadian kecelakaan disebabkan oleh
multifaktor sehingga dalam pengendaliannya juga
harus melibatkan lintas program dan lintas sektor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai