Disusun Oleh:
1. Denis Hati Hananti Sakti 20181030009
2. Hafiidz Fatich R 20181030030
3. Sri Pramesti Wisnu B W 20181030025
4. Yusuf Susanto 20181030028
Diajukan Oleh :
1. Denis Hati Hananti Sakti 20181030009
2. Hafiidz Fatich R 20181030030
3. Sri Pramesti Wisnu B W 20181030025
4. Yusuf Susanto 20181030028
Pembimbing Lapangan,
Pembimbing Akademik,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morbiditas dan mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang. Menurut (WHO 2016) setiap hari sekitar 830
ibu (99%) dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Angka
Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang berkisar antara 50-800 per 100.000
kelahiran hidup.
Negara dengan jumlah kematian ibu terbesar adalah India, Nigeria, Pakistan,
dan Kenya, Indonesia dan Uganda. Semua Negara tersebut menyumbang 67%
dari seluruh kematian ibu di dunia (WHO 2014) . Data WHO memperkirakan
210 juta per tahun terjadi kehamilan di seluruh dunia, 20 juta mengalami
dan lebih dari 500.000 mengalami kematian pada tahun 1995. Sebanyak 50%
tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia mengalami peningkatan dari 228
per 100.000 KH menjadi 359 per 100.000 KH. Sedangkan AKB dari 34 per
1000 KH menjadi 32 per 1000 KH, angka ini sedikit menurun meskipun tidak
periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Data (WHO et al. 2013), penyebab
(18%), penyebab tidak langsung (18%), karakteristik ibu dan perilaku kesehatan
ibu hamil (11%), aborsi dan keguguran (9%), keracunan darah atau sebsis (8%),
emboli (1%).
angka kematian maternal dan neonatal di dunia, akan tetapi angkanya masih jauh
untuk mencapai target pada tahun 2015 (United Nations 2014). Indonesia sebagai
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) khususnya dalam
menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 23
hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara
menurunkan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992-2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Table.1.1 Angka Kematian Ibu berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
tahun 1992-2012
Tahun Angka Kematian Ibu
(per 100.000 KH)
1992 425
1995 373
2001 396
2002 307
2003 307
2007 228
2012 359
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia tetap tinggi
selama 20 tahun terakhir (1992-2012). Mengacu dari kondisi saat ini, potensi
untuk mencapai target MDGs ke-5 yaitu menurunkan AKI adalah off track,
atau persalinan macet. Kematian bayi baru lahir umumnya dapat disebabkan oleh
karena Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. Faktor
Kesehatan menetapkan target pada tahun 2010, 90% persalinan harus ditolong
oleh tenaga medis. Perbandingan hasil survei dari SDKI, yaitu pada tahun 2002-
2003 persalinan yang ditolong oleh tenaga medis professional adalah sebanyak
65%, kemudian meningkat menjadi 73% pada tahun 2007. Namun angka ini
masih relatif rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura,
Beberapa upaya untuk menanggulangi AKI dan AKB antara lain adalah
melalui upaya promotif, preventif dan kuratif, salah satu diantaranya yaitu
untuk memperbaiki kesehatan ibu dan bayi baru lahir telah menjadi prioritas
utama pemerintah, bahkan sebelum MDGs 2015 ditetapkan. AKI dan AKB juga
upaya pelayanan yang secara khusus ditujukan pada penurunan AKI dan AKB
sesuai dengan target MDGs 4 dan 5. Lebih luas lagi, upaya pelayanan PONEK
harus dapat mengupayakan kesehatan reproduksi ibu yang baik dan pencapaian
tumbuh kembang anak yang optimal sesuai dengan potensi genetiknya. Kunci
kompetensi, sarana – prasarana dan manajemen yang handal. Ada tiga hal yang
dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu yaitu
dan menangani kasus resiko tinggi yang memadai, pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran oleh nakes terampil,
Berdasarkan SDKI 2012 AKI DIY sebanyak 87,3/100.000 KH dan AKB sebesar
25/1.000 KH. Secara nasional DIY menempati yang terbaik, meskipun demikian
angka yang dicapai tersebut masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan
propinsi DIY. AKI dan AKB di kabupaten ini merupakan yang tertinggi
tahun 2015 yaitu sebesar 87,5/100.000 KH sebanyak 11 kasus. Target AKI tahun
menyimpulkan penyebab AKI pada tahun 2015 adalah Pre Eklampsia Berat
(PEB) 36% (4 kasus), Perdarahan 36% (4 kasus), TB Paru 18% (2 kasus), dan
Emboli Air Ketuban 9% (1 kasus). Sedangkan AKB pada tahun 2015 sebanyak
2015, sudah bisa melampaui target MDGs yang ditargetkan 23/1000 KH (Dinkes
RSU PKU Muhammadiyah Bantul adalah rumah sakit swasta tipe C yang
ditetapkan sebagai rumah sakit swasta mampu PONEK 24 jam sejak tahun 2005
yang menjadi tulang punggung bagi sarana pelayanan obstetri neonatal, termasuk
ibu dan bayi, menyelenggarakan rujukan dua arah dan membina jaringan rujukan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bagian TIM PONEK serta Mutu dan
tahun 2007. Secara umum implementasi PONEK sudah berjalan dengan baik.
Hal-hal yang dianggap masih kurang yaitu dokter spesialis obsgin belum dapat
berada di rumah sakit selama 24 jam serta penataan sebagian ruang yang belum
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa AKI dan AKB menjadi
penurunan AKI dan AKB telah dilakukan. Salah satu upaya yang dilakukan
diharapkan rumah sakit mengetahui secara jelas kelebihan atau kekurangan dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Laporan ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Implementasi Pelayanan Obestetri Neonatal
Bantul.
2. Tujuan Khusus
Muhammadiyah Bantul.
Muhammadiyah Bantul.
ANALISIS MANAJEMEN
dengan tanggl 01 Maret 1966 berdirilah sebuah Klinik dan Rumah Bersalin di kota
Bantul yang diberi nama Klinik dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul.
Hal inilah yang menjadi dasar perubahan Rumah Bersalin menjadi Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak dengan Surat Keputusan Ijin Kanwil Depkes Propinsi
RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 – 2008
Yayasan Tipe/ kelas Rumah Sakit C, serta lolos Akreditasi Kemenkes RI dengan
- Website : http://www.pkubantul.com
- Pelayanan 24 Jam
- Pelayanan Masyarakat
- Pelayanan Penunjang
- Pelayanan Unggulan
- Pelayanan Lain
Berdasarkan profil rumah sakit tahun 2012, RSU PKU Bantul ditetapkan
sebagai rumah sakit mampu PONEK sejak tahun 2005, sebagai sarana pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil, melahirkan dan neonatus. Rumah sakit sebagai lembaga
atau hambatannya untuk mencapai tujuan pelayanan yang optimal. Untuk itu
diperlukan suatu penilaian terhadap lembaga rumah sakit yang bermanfaat menjadi
Saat ini RSU PKU Muhammadiyah Bantul memiliki jumlah tenaga medis
yaitu dokter umum berjumlah 19 orang, jumlah dokter spesialis 44 orang, 5 orang
dokter gigi, jumlah perawat 169 orang, jumlah bidan 25 orang, 4 orang apoteker, 1
ahli gizi, 93 orang tenaga kerja lainnya, diluar medis ada 8 orang, dan 113 jumlah
tempat tidur.
sebagai berikut:
a. Ruang Maternal
bersalin bisa melalui pintu depan melewati bagian informasi, terus sampai ujung
dan menemukan kantin, maka ruang bersalin berada disebelah kiri kantin
tersebut. Atau dapat juga masuk melalui pintu belakang RS, melewati loket
memudahkan memindahkan pasien dari lantai satu ke lantai dua yang terletak
ruang neonatal melalui pintu kamar bersalin, kemudian melewati nurse station
berbelok ke arah kanan. Saat melewati pintu pertama ada sebuah ruangan yang
besar cukup besar, disebelah kiri pintu masuk terdapat ruang untuk memandikan
meletakan lemari yang berisi dokumen praktekan KBY, didekat almari ada kursi
dan meja untuk menulis, didekat pintu masuk neonatal adalah tempat untuk
Ruang operasi adalah bagian dari sebuah pelayanan rumah sakit yang
diperlukan untuk memberikan sarana dan prasarana tindakan bedah. Ada banyak
tim di dalam kamar operasi, antara lain dokter bedah, dokter anestesi, dan
perawat.
Ruang operasi PKU Bantul terletak di lantai 2. Saat melalui pintu masuk,
kita langsung melihat ruang tunggu keluarga dengan banyak tempat duduk untuk
menunggu pasien yang sedang dioperasi. Namun sesuai peraturan yang ada di
depan pintu masuk, peneliti tidak dapat mengambil gambar di dalam ruang
operasi.
Terdapat area cuci tangan di ruang maternal, neonatal, UGD dan ruang
operasi yang mencakup wastafel, wadah gaun bekas, rak gantung pakaian, rak
sepatu, lemari untuk barang pribadi, wadah tertutup kantong plastik, sabun dan
handuk.
Gambar 6 Area Cuci Tangan
pernafasan dan fungsi jantung yang terganggu guna melangsungkan hidup bayi.
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
2013).
Masalah dan hambatan yang dialami tim PONEK selama ini salah satunya
adalah dokter jaga yang tidak 24 jam. Padahal menurut Pedoman PONEK 24 jam,
harus ada dokter jaga terlatih di IGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara
Hal ini diungkapkan oleh bagian Tim Ponek. Permasalahan yang kedua ialah
Sarana dan prasarana PONEK di IGD yang belum sesuai standar yaitu dari segi
ukuran ruangan, fasilitas serta jarak antara ruang IGD, VK dan Ruang Operasi
ada 2 yaitu jadwal dokter jaga PONEK tidak 24 jam standby di Rumah Sakit serta
menjadi masalah besar dikarenakan dokter spesialis Obsgyn memang tidak 24 jam
di RS namun dokter tersebut oncall atau dapat dihubungi 24 jam sehingga indikasi
tindakan dapat dilakukan kurang dari 1 jam. Oleh karena itu indikator mutu
dalam keamanan, kenyamanan dan privasi pasien. Jarak antara ruang IGD, VK
dan kamar operasi tidak berdekatan, di mana ruang IGD berada di depan, VK
berada di tengah belakang dan kamar operasi berada di lantai 2 sehingga untuk
waktu lebih lama dibandingkan bila jarak antar ruang berdekatan. Sebaiknya
penataan ruang antara IGD, VK dan kamar operasi berdekatan untuk memudahkan
PONEK di IGD dalam penataan kamar untuk bersalin tidak terpisah dari kamar
gawatdarurat lain dan hanya ditutup dengan tirai sehingga kenyamanan dan privasi
ibu hamil masih terganggu karena banyaknya orang yang berlalu lalang di IGD
serta mengganggu pasien lain yang butuh ketenangan karena ibu yang akan
PONEK 24 jam, kamar bersalin di IGD harus terpisah dengan kamar gawatdarurat
lainnya.
E. Pembahasan
Setiap ruang yang terkait dengan PONEK harus memenuhi kriteria umum yang
peralatan umum, perlengkapan dan peralatan khusus, dan juga peralatan neonatal.
Dari analisis pemecahan masalah diatas, maka penataan ruang PONEK di IGD
perlu dilakukan. Alternatif penyelesaian masalah untuk hal ini ada 2 pilihan yaitu
membuat dan memperluas ruangan PONEK di IGD atau menata ulang ruangan di IGD
yang sudah ada. Mengingat RS PKU bantul berada dikota serta perluasan dan
pembebasan lahan untuk membangun gedung baru sulit dilakukan, maka penataan ulang
Saat ini PONEK IGD menyatu dengan ruangan gawat darurat lain serta
tempatnya berada didepan meja dokter dengan ukuran kurang lebih 6 meter persegi terdiri
dari 2 bed serta terdapat alat resusitasi neonatus. Hal ini belum sesuai standar ruang
PONEK IGD yang seharusnya. Sehingga anjuran penataan ruang PONEK IGD yang kami
ajukan ialah ruang yang semula di depan meja dokter dan menyatu dengan kamar IGD
lain dipindah di bagian belakang IGD yaitu ruang jaga perawat dan dokter. Untuk ruang
perawat dan dokter di pindah di PONEK IGD lama atau dicarikan ruang lain.
Khusus.
2. Kamar di Unit Gawat Darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain.
Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan bayi.
kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan apabila
resusitasi lengkap.
peralatan (linen dan instrumen), kamar kerja kotor, kamar jaga, ruang
6. Masing - masing area resusitasi untuk maternal dan neonatal paling kecil
Dilain sisi Program PONEK PKU Bantul sudah berjalan sesuai standar
yang ada. Tim pelaksana program PONEK RSU PKU Muhammadiyah Bantul
memiliki kebijakan, prosedur, dan pedoman kerja serta sistem pecatatan dan
pelayanan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di rumah sakit yang meliputi preventif, kuratif maupun rehabilitatif
sejak dari prenatal sampai postnatal; Menyusun pedoman, panduan dan dokumen
dengan baik sehingga tim Pelaksana dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
dan Bayi, Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif, Perawatan Kanguru pada
BBLR, Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi, Pelaksanaan Rujukan. Juga lengkap
PONEK.
sangat penting dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Dengan
F. Kesimpulan
rumah sakit PONEK sejak tahun 2005. Secara umum PONEK PKU Bantul
PONEK di IGD masih menjadi permasalahan hingga saat ini. Solusi yang dapat
ditawarkan untuk saat ini dan yang memungkin untuk dilakukan penataan
privasi ibu yang akan melahirkan serta menjaga keamanan dan kenyamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, D., 2012. Manajemen Pelayanan Kesehatan 2nd ed., Yogyakarta: Nuha
Medika.
Amriyati, Sumarni & Sutoto, 2003. Kinerja Perawat Ditinjau Dari Lingkungan Kerja
dan Karakteristik Individu. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 6, pp.11–
18.
Arikunto, S., 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek edisi Revisi ke-5,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
BPS, BKKBN & Kemenkes, 2013. SDKI 7th ed., Jakarta: Perpustakaan Negara.
Buse, K., Mays, N. & Walt, G., 2005. Making Health Policy, London: Library of
Congress Cataloging.
Buse, K., Mays, N. & Walt, G., 2012. Making Health Policy 2nd ed., London: Open
University Press.
Carwoto & Wijayanto, B., 2010. Pengembangan Dan Implementasi Sistem Informasi
Jejaring Rujukan Kegawatdaruratan Maternal-Neonatal Berbasis Web Dan Sms
(Short Message Service). Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Creswell, J.W., 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed 2nd ed., Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cunningham, F.G. et al., 2005. Williams Obstetrics 22nd ed. McGRAW-HILL, ed.,
New York. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/13776742.
Depkes RI, 2013. Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi Perlu Kerja Keras. Available at: http://www.depkes.go.id/index.php?
vw=2&id=793 [Accessed May 20, 2016].
Dewi, N.W.P., 2016. Analisis Ketersediaan Input Untuk Penyelenggaraan PONEK di
RSU Swasta di Kota Denpasar. Universitas Udayana.
Dinkes Kabupaten Bantul, 2016. Profil Kesehatan Kab. Bantul. , p.45.
Dogba, M. & Fournier, P., 2009. Human resources and the quality of emergency
obstetric care in developing countries: a systematic review of the literature.
Human Resources for Health.
Ellitan, L., 2002. Praktik-Praktik Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dan
Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,
4, p.pp.65-76.
Englebardt, Nelson, R. & Sheila, 2002. Health Care Informatics: An Interdisciplinary
Approach 4th ed., Mosby.
Herdiansyah, H., 2012. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta:
Salemba Humanika.
Herdiansyah, H., 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba
Humanika.
Jacob, T., 2004. Etika Penelitian Ilmiah. Warta Penelitian.
Jonker, J., Pennink, B.J.W. & Wahyuni, S., 2011. Metodologi Penelitian: Panduan
Untuk Master dan Ph.D. di Bidang Manajemen, Jakarta: Salemba Empat.
KARS, 2012. Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Versi 2012 1st
ed., Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif, Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI, 2012. Pedoman Penyelenggaraan PONEK 24 jam
di Rumah sakit, Jakarta: Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan.
Kementerian Kesehatan RI, 2008. Pedoman Rumah Sakit Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komorehensif (PONEK) 24 Jam, Jakarta: Direktorat Bina
Upaya Kesehatan Rujukan.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012, Jakarta:
Kemenkes RI.
Kumano, Y., 2001. Authentic Assessment and Portofolio Assessment – Its Theory and
Practice. Shizouka University Japan.
Lehmann, H., 1990. Special Presentation Conveyed In The International Seminar on
Educational Innovation and Technology, Manilla: Innotech Publications.
Ma’rifah, Noor, N.B. & Pasinringi, S.A., 2013. Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan
Ponek Di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak Siti Fatimah Kota
Makassar Tahun 2013. Universitas Hasanuddin.
Marzuki, L., 2009. Kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Tengah terhadap Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Merton, R.K., 1967. Manifest and Latent Function on Theoretical Sociology‖, New
York: The Free Press.
Moleong, L.J., 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Muninjaya, A.A.G., 2004. Manajemen Kesehatan, Jakarta: Kedokteran EGC.
Nawawi, H., 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif
4th ed., Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Oyerinde, K. et al., 2012. Barriers to Uptake of Emergency Obstetric and Newborn
Care Services in Sierra Leone: A Qualitative Study. Journal of Community
Medicine & Health Education, 2, p.149.
Permatasari, E., Sidin, I. & Maidin, A., 2013. Implementasi Kebijakan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif Rsup Dr Wahidin Sudirohusodo
Makassar Tahun 2013. , pp.1–14.
Prawirohardjo, S., 2008. Ilmu Kebidanan A. Saifuddin, ed., Jakarta: Bina Pustaka.
Presiden Republik Indonesia, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. , p.40.
Purwanto, E.A. & Sulistyastuti, D.R., 2012. Implementasi Kebijakan Publik:
Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Yogyakarta: Gava Media.
Rahayu, S., 2009. Pengembangan Model Sistem Informasi Rumah Sakit Pada
Instalasi Radiologi Rawat Jalan Untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan
Di Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Universitas Diponegoro.
101
RSU PKU Bantul, 2008. Profil PKU Bantul. Available at: http://rspkubantul.com
[Accessed May 22, 2016].
Saleh, F., Noor, N.B. & Anggraeni, R., 2012. Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Ponek
Di Rsud Haji Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar. Universitas
Hasanuddin.
Simbolon, D., Chalidyanto, D. & Ernawati, 2013. Determinan Kinerja Pelayanan
Kesehatan Ibu Dan Anak Di Rumah Sakit Pemerintah Indonesia (Analisis Data
Rifaskes 2011). Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 2(4), pp.202–214.
Somers, M. & Birnbaum, D., 2000. Exploring the Relationship between Commitment
Profiles and Work Attitudes, Employee Withdrawal, and Job Performance.
Journal Of Management, 3, p.78.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta.
Swayne, L.E., Duncan, W.J. & Ginter, P.M., 2006. Strategic Management of Health
Care Organizations 5th ed., Oxford: Blackwell.
Sylvia, P., 2014. Evaluasi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) di RSU PKU Muhammaddiyah Lamongan.
United Nations, 2014. Human Development Reports. Human Development Reports.
Available at: http://hdr.undp.org/en [Accessed December 15, 2015].
Utami, A.B., 2016. Evaluasi Kinerja Efisiensi Ketersediaan Obat di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Condong Catur Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Wardlaw, T. et al., 2000. Maternal Mortality In 2000. MATERNAL MORTALITY IN
2000: Estimates Developed by WHO, UNICEF and UNFPA, p.39.
WHO, 2014. Global Health Indicators, Geneva: WHO Press.
WHO, 2016. Maternal Mortality. Maternal Mortality. Available at:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/ [Accessed January 22,
2016].
WHO et al., 2007. Maternal Mortality in 2005, Geneva: WHO Press.
WHO et al., 2013. Trends in Maternal Mortality : 1990 to 2013, Geneva: WHO
Press.