Diajukan kepada :
dr. Dedy Hartono, Sp. An.
Disusun oleh :
Denis Hati Hananti Sakti
20174011107
RFLEKSI KASUS
Disusun oleh:
20174011107
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
4. Evaluasi
Asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat, beberapa di antaranya
secara farmakologis aktif, antigenik, sitotoksik, mutagenik, dan beberapa
lainnya bersifat karsinogenik.3 Terdiri dari fase gas dan fase partikulat.
Delapan hingga 90% asap rokok berbentuk gas, terutama terdiri dari nitrogen,
oksigen, dan karbon dioksida. Fase gas juga mengandung karsinogen seperti
asam hidrosianat dan hidrazin, ciliotoxins, dan iritan seperti asam hidrosianat,
asetaldehida, amonia, akrolein, dan formaldehida, dan agen yang mengganggu
transportasi oksigen, yaitu karbon monoksida. Pada fase partikulat, bahan
beracun utama adalah nikotin. Ini juga mengandung karsinogen seperti tar dan
hidrokarbon aromatik polinuklear dan akselerator tumor seperti indol dan
karbazol.
Lakukan gas darah untuk mendapatkan PaO2 awal dan PaCO2 jika
operasi lama direncanakan.
Pilihan Teknik
Premedikasi
Anestesi Umum
Induksi
Intubasi
Pemeliharaan
Pemantauan
Dalam operasi yang panjang, lakukan analisis gas darah intermiten untuk
memeriksa PaCO2 karena PaCO2 - Et CO2 lebih tinggi daripada pasien
yang tidak merokok.
Pemulihan
Pasca operasi, berikan lebih banyak analgesik, yang diperlukan karena (i)
kecemasan berhenti merokok, (ii) penurunan ambang nyeri, dan (iii)
peningkatan metabolisme obat.
5. Analisis
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
didiagnosis closed fraktur distal fibula sinistra dengan ASA II hipereaktif
airway. Pasien dianjurkan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
Menjelang operasi pasien tampak sakit ringan, tenang, kesadaran
composmentis. Pasien sudah dipuasakan selama 8 jam. Jenis anestesi yang
dilakukan yaitu anestesi sub arachnoid block dengan alasan operasi yang
akan dilakukan berada di tungkai bawah dengan durasi tidak lebih dari 1 jam.
Sebelumnya pasien juga telah berpuasa dari merokok selama 24 jam sebelum
dilakukannya operasi. Pada saat persiapan pasien diberikan injeksi
dexamethasone 10 mg pada pukul 22.00 dan 05.00 berfungsi untuk anti
inflamasi dikarenakan rokok merupakan iritan sehingga hipersekresi lendir
dan silia tidak aktif oleh karena itu diberikan antiinflamasi untuk mengurangi
sekresi lendir pada saluran napas. Selama operasi berjalan dilakukan
pemantauan tanda vital dan pemberian oksigenasi begitu juga selesai operasi
setelah berada di ruang peralihan dilakukan pemeriksaan tanda vital dan
oksigenasi. Saat kondisi stabil, pasien dipindahkan ke bangsal.
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
1. Egan TD, Wong KC. Perioperative smoking cessation and anesthesia. J
Clin Anesth. 1992;4:63-72.
2. Budesminister fur Gesundheit. Ergebnisse der
herzKreislaufpraventionsstudien. In: Bundesminister fur Gesundheit, ed.
Daten des Gesundheitswesens. Baden-Baden: Nomos; 1993:93-147.
3. Holbrook JH. Tobacco. In: Braunwald, Isselbacher KJ, Petersdorf RG, et
al, eds. Principles of Internal Medicine. Vol. 1. New York: McGraw-Hill;
1987:855-859.
4. Nicod P, Rher P, Winniford MD, et al. Acute systemic and coronary
hemodynamic and serologic responses to cigarette smoking in long-term
smokers with atherosclerotic coronary artery disease. J Am Coil Cardiol.
1984;4:964-971.
5. Erskine RJ, Hanning CD. Do I advise my patient to stop smoking pre-
operatively? Curr Anaesth Crit Care. 1992;3: 175-180.
6. Ellenhorn MJ, Barceloux DG. Nicotine products. In: El- Anesth Prog
47:143-150 2000 Rodrigo 149 lenhorn MJ, Barceloux DG, eds. Medical
Toxicology. New York: Elsevier; 1988:912-921.
7. Cole P. Smoking habits and carbon monoxide. In: Greenhalgh RM, ed.
Smoking and Arterial Disease. Bath: Pitman; 1981:74-83.
8. Douglas CG, Haldane JS, Haldane JBS. The laws of combination of
hemoglobin with carbon monoxide and oxygen. J Physiol. 1912;44:275-
304.
9. Nunn JF. Smoking in Applied Respiratory Physiology. 3rd ed. London:
Butterworth; 1989:337-341.
10. Sheps DS, Herbst MC, Hinderliter AL, et al. Production of arrhythmias
by elevated carboxyhemoglobin in patients with coronary artery disease.
Ann Intern Med. 1990;113: 343-351.