OLEH:
MIFTAHUL KHAIRANI
212021001
EKOFISIOLOGI TANAMAN
Prof. Dr. Ir. ZULFADLY SYARIF, M.P.
Cahaya matahari, suhu, CO2, air, dan nutrisi tanaman merupakan faktor
penunjang utama untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan tetapi, pada
karyatulis ini hanya akan dibahas satu parameter penting bagi syarat tumbuh tanaman
yaitu cahaya matahari atau radiasi matahari yang sangat menentukan terhadap
aktivitas organisme di alam, tanpa bermaksud untuk mengurangi pentingnya unsur-
unsur lainnya didalam mempengaruhi proses-proses fisiologi tanaman. Cahaya
matahari merupakan sumber energy bagi segala aktivitas kehidupan organisme hidup
di permukaan bumi. Hampir 99% dari energy yang dipergunakan bumi berasal dari
cahaya matahari dan sisanya berasal dari aktivitas vulkanik, proses penghancuran
sisa-sisa organisme yang telah mati, proses fermentasi serta pembakaran fosil-fosil
yang tersimpan dalam tanah, seperti gas alam, minyak bumi, batubara, mineral, panas
bumi, air terjun dan lain sebagainya (Arifin, 1989) Berdasarkan hal tersebut di atas
maka secara global radiasi matahari berperan sebagai: (1) Sumber energy bagi
berbagai aktivitas proses-proses fisik yang terjadi di permukaan bumi. (2) Penyebab
utama terjadinya perubahan-perubahan terhadap keadaan cuaca ataupun faktor iklim
lainnya. (3) Sebagai sumber energy dalam proses penguapan air, yang selanjutnya
akan sangat menentukan proses penyebaran air di permukaan bumi. (4) Sebagai
sumber energy bagi aktivitas kehidupan oerganisme dalam berbagai prosesproses
metabolisme, serta sumber energy untuk proses fotosintesis bagi tanaman.
Jika ditinjau secara langsung, hubungan radiasi matahari dengan sifat
pertumbuhan tanaman maupun mahluk lain, maka dapat dilihat dari pengaruh
intensitas, kualitas, dan lama penyinaran (fotoperiodism) (Arifin, 1988). Dilihat dari
segi fisika maka radiasi matahari yang lebih popular dengan sebutan cahaya matahari,
memiliki sifat kembar yakni sebagai gelombang cahaya (gelombang elektro
magnetik) dan sebagai partikel (foton) yang dikaidkan dengan kualitas dan kuantitas
cahaya, sehingga cahaya matahari dapat dibagi dua kategori yaitu kualitas dan
kuantitas cahaya (Jumin, 1989).
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh
makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari
sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada
tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. cahaya
merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara
fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses
metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3,
dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas,
kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman
memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran
dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama
penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan
menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain
itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau ). Gejala etiolasi
tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang
gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses
pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak
terkena cahaya. Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak
adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel –
sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan
tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih
lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali
ini, akan dibahas lebih lanjut dan mendalam mengenai peranan dan pengaruh sinar
matahari terhadap pertumbuhan tanaman dari sudut pandang proses fisiologi,
pertumbuhan vegetatif, dan pertumbuhan generatif tanaman.
B. Pembahasan
1. Pengertian cahaya
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari
diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi.
Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi
dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium
untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi
berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya.
Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam
micron.
2. Pegertian cahaya dan peranan dalam kehidupan
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari
diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi.
Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi
dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium
untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi
berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya.
Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam
micron.
Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang.
Sedangkan bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi
cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk
karbohidrat. Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang
menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari,
tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan
tanaman menjadi lemah atau mati.
3. Cahaya matahari
Eksistensi dari ekosistem terrestrial dapat dipertahankan keberlangsungannya
karena adanya radiasi matahari,atau lebih tepatnya karena adanya Photosynthetically
Active Radiation (PAR), yaitu panjang gelombang radiasi yang dipergunakan di
dalam proses fotosintesis (panjang gelombang antara 380 dan 720 nm). Cahaya
matahari merupakan faktor utama penentu fotosintesis global, sehingga terdapat
hubungan kuantitatif yang erat diantara penyerapan cahaya matahari dan produksi
biomassa dunia. Hubungan yang erat ini biasanya terlihat dengan lebih jelas pada
komunitas tanaman yang dibudidayakan, seperti tanaman pertanian, perkebunan, dan
tanaman hortikultura.
Tanaman secara menakjubkan dapat beradaptasi pada berbagai kondisi
lingkungan cahaya, dari kondisi sangat gelap di bawah kanopi ekosistem hutan
sampai kondisi sangat terang di daerah gurun pasir dan puncak pegunungan. Pada
kondisi lingkungan cahaya yang rendah, tanaman harus dapat menyerap cahaya
dengan cukup untuk dapat tetap hidup. Untuk dapat melakukan hal ini, mereka harus
memaksimumkan terhadap jumlah cahaya yang diserap. Sebaliknya, pada kondisi
lingkungan cahaya yang tinggi, selain tanaman harus memaksimumkan kapasitas
penggunaan cahaya, mereka juga harus mempunyai kemampuan menangani
kelebihan cahaya ketika cahaya matahari yang mereka terima lebih besar dari
kapasitas fotosintesisnya. Sebagai akibat dari tekanan lingkungan ini tanaman
mempunyai beberapa mekanisme untuk dapat mengoptimumkan intersepsi,
penyerapan, dan penggunaan cahaya, berdasarkan lingkungan cahaya dimana mereka
tumbuh dan berkembang.
4. Kuantitas cahaya matahari
Walaupun sifat-sifat yang di bawa oleh ke dua sifat cahaya tersebut yaitu sifat
gelombang dan sifat foton yang dapat berbentuk paket-energy yang sebanding dengan
frekwensinya, maka yang sangat penting bagi respon terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sebagai energy cahaya dan energy panasw (Jumin, 1989).
Intensitas cahaya matahari (jumlah cahaya) yang diterima pada permukaan bumi di
tentukan oleh letak lintang dan musim. Lintang yang berhubungan langsung dengan
sudut datangnya sinar matahari terhadap permukaan bumi. Sudut datang matahari
berhubungan langsung dengan musim, terutama kemiringan (slope), dan topografi
bumi (Arifin, 1089, Jumin, 1989).
5. Kualitas cahaya matahari
Kualitas cahaya adalah merupakan mutu cahaya yang diterima atau yang
sampai pada permukaan bumi yang dinyatakan dengan panjang gelombang (cahaya
mempunyai sifat elektro magnetic). Cahaya tampak (PAR) mempunyai panjang
gelombang antara 400 s/d 760 nm yang terdiri ataws berbagai panjang gelombang,
yang berpengaruh langsung pada aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Panjang gelombang di luar cahaya tampak mempunyai pengaruh specific terhadap
pertumbuhan tanaman atau terhadap mikroklimat, seperti suhu tanah (Arifin, 1989;
Chang, 1976).
Radiasi matahari terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang < 0,38 m
yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat tinggi, spectra
photosynthetically active radiation (PAR) yang berperan membangkitkan proses
fotosintesis dan spectra infra merah (> 0,74 m) yang merupakan pengatur suhu udara.
Spektra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang
masingmasing memiliki karakteristik tertentu, ternyata spectrum biru memberikan
sumbangaan yang paling potensial dalam aktivitas fotosintesis pada tanaman
6. Pengertian Tumbuhan
Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta.
Tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae.
Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan
sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses
fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda hidup yang mampu menghasilkan
makanan dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis.
Jika dihubungkan dengan fotosintesis, tanaman dibedakan menjadi 3, yaiu
tanaman C3, C4 dan tanaman CAM. Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe
C3, C4, dan CAM adalah pada reaksi yang terjadi di dalamnya. Pada tanaman yang
bertipe C3 produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau
PGA. Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang berlangsung di dalam stroma
kloroplas yang tidak membutuhkan energi dari cahaya mataharai secara langsung.
Sumber energi yang diperlukan berasal dari fase terang fotosintesis. Sekumpulan
reaksi tersebut terjadi secara simultan dan berkelanjutan. Memerlukan energi
sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa yaitu
sebagai bahan membangun sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk
pati. Berdasarkan proses reaksi yang terjadi pada tanaman C3, telah diketahui bahwa
tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah naungan tau ditempat yang intensitas
mataharinya rendah.
Tanaman C4 adalah tanaman yang mampu hidup di lahan yang terpapar
intensitas matahari penuh. Pada tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk
awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat
(hasilnya berupa asamasam yang berkarbon C4). Reaksinya berlangsung di mesofil
daun, yang terlebih dahulu bereaksi dengan H2O membentuk HCO3 dengan bantuan
enzim karbonik anhidrase. Memiliki sel seludang di samping mesofil. Tiap molekul
CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP. Tanaman c4 juga mengalami siklus calvin
seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko. Sedangkan pada tanaman
tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki daun yang cukup tebal
sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada malam hari. Pati
diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah
bereaksi dengan air seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi
malat. Pada siang hari malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami
dekarboksilasi. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari
yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari
yaitu daur Hatch dan Slack.
7. Pengertian fotosintesis
Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat
keterkaitan antara sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan
proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar
matahari dan enzimenzim. fotosintesis adalah fungsi utama dari daun tumbuhan.
Proses fotoseintesis ialah proses dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air
untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya.
Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan
dalam fotosintesis. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang
mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan,
menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. 6H2O + 6CO2
+ cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2. Glukosa dapat digunakan untuk membentuk
senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar.
Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun
tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan
dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan
bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.
8. Proses tanaman mendapatkan energy
Pada kegiatan budaya pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian
serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau
yang memiliki kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja
manusia dan hewan, bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan
tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan proses konversi energi matahari
ke dalam bentuk produk tanaman.
Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya
cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan
fotosintesisnya. Cahaya itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation)
dan mempunyai panjang gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili micron.
Tanaman juga memberikan respon yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya
yang dibagi menjadi tiga yaitu, intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya
penyinaran. Oleh tumbuhan radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh
klorofil pada tanaman dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis menjadikan bahan utama untuk proses pertumbuhan dan cadangan
makanan tanaman.
Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari
menyinari bumi. Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas
karbondioksida dan unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan
gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil
yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan.
Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan sebagai cadangan energi, dan oksigen
sebagai hasil sampingannya.
Gula yang telah dibuat kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk proses
metabolismenya. Pemanfaatan energi gula oleh tumbuhan memerlukan serangkaian
proses sehingga energi yang ada dalam bentuk gelombang elektromagnetik tersebut
dapat diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH) yang dikenal dengan reaksi
terang. Hasil reaksi terang ini (ATP dan NADPH) selanjutnya dapat dimanfaatkan
dalam reaksi metabolisme khususnya reduksi CO. Seperti telah kita ketahui, reaksi
fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan Reaksi Terang (disebut juga
Reaksi Hill) dan Reaksi Gelap (disebut juga Reaksi Blackman atau siklus Calvin).
Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun keduanya
merupakan satu rangkaian reaksi yang tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis.
Perbedaan reaksi gelap dan reaksi terang:
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fotosistesis adalah proses utama
pada tanaman. Proses ini menyediakan skleleton karbon dan energy yang dibutuhkan
untuk membangun biomassa dan mensintesis bebagai produk yang digunakan oleh
tanaman pada proses metabolismenya. Fotosintesis sangat sensitive terhadap variasi
ketersediaan cahaya matahari dan CO2 yang merupakan bahan utama pada proses
tersebut. Oleh karena itu fotosintesis kemudian dipengaruhi oleh factor-faktor
lingkungan lain, seperti suhu dan nutrisi.
Faktor lingkungan tersebut mempengaruhi pada skala waktu yang berbeda
karena perubahan alamiah dari faktor itu sendiri. Sebagai contoh suhu dan radiasi
matahari yang diserap oleh daun akan berfluktuasi harian, sedangkan kandungan air
jaringan dan nutrisi berfluktuasi dalam waktu yang lebih lama. Kapasitas fotosintesis
tanaman berhubungan langsung dengan kemampuan tanaman menggunakan cahaya,
air dan nutrisi yang sekaligus proses fotosintesis itu sendiri sebagai indikator dari
kesuksesan tumbuh di suatu habitat. Tanaman-tanaman budidaya pada umumnya
sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, terutama adanya intensitas
cahaya rendah di dalam memproduksi bahan makanan atau karbohidrat.. Respon
tanaman terhadap cahaya rendah (naungan) pada masing-masing tanaman tergantung
pada waktu penaungan dan intensitas penaungan. Perbedaan respon setiap varietas
sangat bervariasi pada satu jenis tanaman. Perbedaan ini akan tampak lebih jelas pada
perbedaan jenis tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1988. Pengelolaan Naungan dalam Pertumbuhan dan Produksi Tan aman
Kacanghijau. Agrivita (11) : 17 – 19.
Blackman,G.E, and G.L. Wilson. 1951a. VI. The Constancy for Different Species of
A Logaritmic Relationship Between Net Assimilation Rate and Light
Intensity and Its Ecological Significance. Ann. Bot. N.S. (15) : 64 – 93.
Brouwer,R. 1966. Root Growth of Grasses and Cereals. Dalam the Growth of
GrassesnAnd Cereals, by F.H. Milthorpe, and J. D. Ivans. London,
Butterworth. P. 153-165.
Newton, P. 1963 Studies on the expansion of the leaf surface. II. The influence of
Light Intensity and Daylength. Journal of Experimental Botany, 14, 458
Nurhayati, A., P. Lontoh, dan J. Koswara. 1984. Pengaruh Intensitas dan Saat
Pemberian Naungan trhadap Hasil Ubi Jalar. Bul. Agr (15): 28 – 38.
Sale, P. M. 1976. Effect of Shading at Different Time on the Growth and Yield of the
Potato. Aust. J. Agric. Res. 27: 237 – 281.
Suseno, H.. 1974. Metabolisme Dasar. Departemen Agronomi. IPB. Bogor: 40 – 90.
Suubronto,B., Tani Putra, dan Hastardjo. 1977. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari
terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit. Bull. B. P. P. Medan 8: 125 –
146.
Wang, J.W. and Ray,R. K. 1984. Agricultural and Its Environment. Prediction and
Control. Kendall/Hunt Publ. Co. Iowa. Monteith, J. L. 1973. Principles of
Environmental Physics. Edward Aenold. London.