MAKALAH BIOLOGI
“Struktur dan Fungsi Sel”
Oleh:
RENI INDRIANI
D1D1 18 029
KELAS B
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pertambangan merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam bahan
galian yang menyebabkan teraduknya lahan yang disingkap, utamanya dalam
sistem penambangan terbuka. Dalam penambangan terbuka, karena
metodanya membuka lapisan atas tanah ketika penambangan bahan galian
dilakukan, pengelolaan perlu direncanakan dengan baik agar lingkungan dan
sumber daya alam lainnya tidak terganggu. Hal ini untuk mencegah lahan yang
menjadi tandus dan miskin hara, rawan terhadap bahaya erosi dan hilangnya
plasma nutfah pada lahan tersebut.
Kegiatan pertambangan apabila tidak dilaksanakan secara tepat dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan terutama gangguan keseimbangan
permukaan tanah yang cukup besar. Dampak lingkungan kegiatan pertambangan :
penurunan produktivitas tanah, pemadatan tanah, erosi dan sedimentasi, gerakan tanah
atau longsor, terganggunya flora dan fauna, terganggunya keamanan dan kesehatan
penduduk, serta perubahan iklim mikro (Kailei et al., 2016).
Pengelolaan secara baik lahan pasca-tambang merupakan salah satu
kewajiban unit usaha pertambangan. Pengelolaan antara lain dapat berupa
reklamasi dan penanaman kembali lahan sehingga tanah yang tersingkap dapat
dihijaukan kembali. Usaha menghijaukan kembali (revegetasi) lahan bekas
tambang tidak mudah. Upaya tersebut perlu dilakukan dengan perlakuan
menyeluruh menyangkut perbaikan aspek fisik, kimia dan biologis dari media
tumbuh yang dipakai agar tanaman penghijauan yang diintroduksikan dapat
beradaptasi dengan baik.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Makalah
Bahan organik tanah pada lahan pada umumnya berasal dari sisa-sisa
mahluk hidup seperti flora dan fauna yang hidup dan berkembang di dalam
tanah tersebut. Bahan organik tanah mengandung C-organik yang sering
dijadikan sebagai indikator tingkat kesuburan tanah. Semakin tinggi kandungan
C-organik tanah, tanah semakin mampu mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman semusim atau sering disebut tanah makin subur yang
ditandai dengan warna tanah yang hitam. C-organik tanah secara fisik tidak
dapat dipisahkan dengan tanah karena ia terdapat di dalam butiran terkecil tanah
dan dapat berada lama di dalam tanah karena telah mengalami mineralisasi.
Anda et al. (2008) mengemukakan bahwa faktor utama yang berperan dalam
mengkonservasi C- organik di dalam tanah adalah kandungan fraksi liat tanah
tersebut. Total C-organik meningkat secara linear dengan peningkatan fraksi liat
tetapi mineralisasi C mengalami penurunan. Setiap peningkatan liat sebanyak
15% terjadi konservasi C-organik 0,3% dalam waktu 12 bulan.