Anda di halaman 1dari 45

Metabolit Sekunder

Pertemuan ke – 12
Pengertian
• Metabolit sekunder adalah metabolit yang bukan bagian dari struktur molekul
esensial atau fungsi sel.
• Metabolit sekunder umumnya terbentuk dalam jumlah yang relatif sedikit dan
produksinya dapat meluas atau terbatas pada beberapa famili, genera, atau
bahkan spesies tertentu.
• Senyawa ini biasanya tidak memiliki makna biologis tetapi memiliki makna
ekonomi dan nilai medis dan karena seringkali digunakan sebagai produk kimia
alami.
• Senyawa ini dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan dan produk
kesehatan lainnya, bahan pewarna, bahan baku untuk industri kimia (lem, resin,
karet), dan berbagai zat yang digunakan sebagai aroma pada makanan dan
minuman
Empat Kelompok Utama Metabolit Sekunder

• Terpen

• Glikosida

• Senyawa fenolat/fenol

• Alkaloid
1. Terpen
• Terpen (terpenoid) merupakan kelompok senyawa kimia terbesar yang
dihasilkan tanaman. Mempunyai ± 15.000 anggota, yang tersebar dalam
berbagai spesies tanaman.
• Nama terpenoid berasal dari senyawa pertama dalam kelompok ini yang
dapat diisolasi: turpentine (dari Bahasa Jerman, terpentin), suatu minyak
esensial yang disuling dari resin beberapa pohon konifer.
• Penyusun terpen umumnya berupa polimer lipofilik dengan unit dasar
senyawa 5-karbon sederhana dari 2-metil-1,3-butadiene (isoprena) yang
berasal dari lintasan asam mevalonate atau lintasan MEP.
• Terpen dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, bedasarkan jumlah atom
karbonnya.
Contoh triterpene pada daun mimba (A) dan
paku Polypodium vulgare (B)
Contoh monoterpene pada jeruk dan daun mint
1. Terpen (Lanjutan)
• Keluarga terpen termasuk:
• hormon (giberelin dan asam absisat),
• pigmen karotenoid (karoten dan xantofil),
• sterol (misalnya, ergosterol, sitosterol, kolesterol) dan turunan sterol (misalnya,
glikosida kardiak),
• lateks (dasar untuk karet alami), dan
• beberapa minyak esensial yang menyebabkan tanaman memiliki aroma dan rasa
yang berbeda.
• Beberapa jenis terpen dan turunan terpen dapat dianggap sebagai
metabolit primer. Namun, sebagian besar terpen adalah metabolit
sekunder, beberapa di antaranya bertindak sebagai racun atau anti
makan bagi serangga herbivora.
(a) Minyak Esensial
• Minyak esensial adalah kompleks campuran alkohol, aldehid, keton,
dan terpenoid, yang antara lain dihasilkan oleh tanaman Eucalyptus,
dan beberapa herba (sage, thyme, dll).
• Minyak esensial menyebabkan tanaman memiliki aroma yang khas,
yang pada umumnya berfungsi untuk menarik serangga.
• Terpen dan turunan terpen yang ditemukan pada minyak esensial
didominasi oleh hemi-, mono-, dan sesquiterpen, yang bisa mudah
sampai dengan sangat mudah menguap.
• Pada sebagian besar tumbuhan, minyak esensial disintesa pada
kelenjar trikhoma (rambut) khusus pada permukaan daun.
Diagram skematis dari penampang rambut kelenjar
Contoh terpen yang terdapat dalam minyak atsiri epidermis. Minyak atsiri diproduksi dalam sel
sekretori dan terakumulasi dalam rongga yang
terbentuk antara sel sekretori dengan kutikula
atasnya. Rambut-rambut kelenjar ditemukan pada
permukaan daun, di mana diduga mereka berfungsi
untuk mencegah pemberian makan oleh herbivora.
(b) Steroid dan Sterol
• Steroid dan sterol disintesa dari triterpene squalene asiklik, yang
umumnya mempunyai atom karbon kurang dari 30. Sterol adalah steroid
yang mengandung gugus alkohol.
• Sterol yang paling melimpah pada tumbuhan tingkat tinggi adalah
stigmasterol dan sitosterol .
• Steroid adalah penyusun membran tumbuhan, yang karena
pengemasannya yang berbeda dengan fosfolipida, cenderung
meningkatkan viskositas dan meningkatkan stabilitas membran.
• Beberapa sterol dapat mempunyai fungsi perlindungan, seperti fitoeklison,
yang mempunyai struktur mirip dengan hormon molting serangga.
(c) Politerpen
• Terpen yang lebih besar, termasuk tetraterpen (40 karbon) dan
politerpen. Tetraterpen utama adalah keluarga pigmen karotenoid.
• Satu-satunya turunan isoprene dengan bobot molekul lebih besar dari
tetrapren adalah karet dan getah perca. Karet adalah polimer yang
tersusun lebih dari 15.000 unit isoprene.
• Perbedaan antara karet dengan getah perca adalah konfigurasi ikatan
rangkapnya. Pada karet ikatan rangkapnya semua konfigurasi cis
sementara pada getah konfigurasi ikatan rangkapnya trans.
Karet adalah polimer linier unit isoprena di mana nilai n
dapat berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu.
(c) Politerpen (Lanjutan)
• Pada tumbuhan, karet terbentuk sebagai partikel kecil yang
bersuspensi dalam emulsi putih susu yang disebut lateks.
• Sumber lateks komersial utama adalah Hevea brasiliensis. Selain itu
juga dihasilkan oleh pohon karet ornamental (Ficus elastic), milkweed
(Asclepias), dan dandelion Rusia (Taraxacum Kok-saghyz).
• Sumber getah perca yang paling terkenal adalah semak gurun,
Parthenium argentatum (guayule), yang tumbuh di Meksiko utara dan
Amerika Serikat bagian barat daya.
2. Glikosida
• Istilah glikosida (bhs Yunani Glykys, manis) mengacu pada ikatan yang
terbentuk (= ikatan glikosidik) ketika molekul gula berkondensasi
dengan molekul lain yang mengandung gugus hidroksil.
• Gula yang paling umum ditemukan dalam glikosida adalah glukosa,
meskipun glikosida spesifik sering mengandung gula langka.
• Tiga glikosida yang banyak dikenal adalah saponin, glikosida jantung
(kardenolida), dan glikosida sianogenik. Keluarga keempat,
glukosinolat, meskipun secara teknis bukan glikosida, tetapi memiliki
struktur yang serupa sehingga dimasukkan ke dalam kelompok ini.
(a) Saponin
• Saponin dapat berbentuk: (1) glikosida steroid, (2) glikosida steroid-
alkaloid, atau (3) glikosida triterpene, serta (4) terbentuk sebagai aglikon
(misalnya, terpene tanpa gula), yang dikenal sebagai sapogenin.
• Sama seperti sabun, yang merupakan garam natrium dari asam lemak,
merupakan kombinasi dari triterpen yang relatif hidrofobik dengan gula
hidrofilik yang memberikan saponin sifat-sifat surfaktan atau deterjen.
Ketika dikocok dalam air, saponin membentuk busa sabun yang stabil.
• Nama saponin sebenarnya berasal dari Saponaria (soapwort), yang pada
masa lalu digunakan sebagai pengganti sabun.
• Saponin adalah triterpenoid atau steroid yang mengandung satu atau lebih unit gula.
• Glukosa asam medigenat adalah saponin triterpenoid dari alfalfa (Medicago sativa).
• Disogenin glikosida adalah saponin steroid yang diisolasi dari semanggi (Meliotus spp.).
• Penambahan gugus gula hidrofilik ke terpenoid yang biasanya bersifat hidrofobik memberikan sifat
surfaktan saponin yang mirip dengan sabun.
(a) Saponin (Lanjutan)
• Peran utama saponin sebagai pertahanan yang terbentuk sebelumnya, terhadap
serangan jamur.
• Oat (Avena), menghasilkan saponin triterpenoid, avenacin A-1, yang terlokalisasi dalam sel
epidermis akar, secara efektif melindunginya terhadap invasi jamur (Gaeumannomyces graminis
var. Tritici) yang menginfeksi akar gandum (Triticum) dan barley (Hordeum).
• Namun, strain lain G. graminis (var. Avenae) menghasilkan enzim avenacinase, yang
mendetoksifikasi avenacin A-1 dan memungkinkan patogen untuk menyerang oat serta gandum
dan rye.
• Pengaruh saponin pada membran eukariotik sangat tidak spesifik dan tidak jelas
bagaimana tanaman melindungi membrannya sendiri terhadap efek merusak dari
saponinnya sendiri.
• Salah satu kemungkinan adalah bahwa saponin disimpan dalam bentuk molekul
biologis yang tidak aktif, yang disebut saponin bisdesmosidik, yang memiliki dua
rantai gula, bukan satu. Ketika diserang, bentuk tidak aktif dapat dikonversi ke bentuk
monodesmosidic aktif dengan penghilangan rantai gula kedua secara hidrolitik.
(b) Glikosida Kardiak
• Glikosida kardiak (atau, kardenolida) secara struktural mirip dengan
saponin steroid dan juga memiliki sifat deterjen namun dapat
dibedakan dari glikosida steroid yang lain karena memiliki cincin
lakton (melekat pada C17) dan gula langka (ditemukan hampir secara
eksklusif dalam kelompok steroid) yang membentuk glikosida.
• Seperti saponin, kardenolida terjadi secara alami baik sebagai
glikosida atau aglikon (atau genik).
• Kardenolida memiliki distribusi yang luas; lebih dari 200 spesies dari
55 genus dan 12 famili.
Digitoxin, glikosida jantung.
• Komponen gula digitoksin terdiri dari
1 molekul glukosa dan 1 molekul
asetil-digitoksosa.
• Struktur digitoxose, salah satu gula
langka yang ditemukan dalam
glikosida jantung.
(b) Glikosida Kardiak
• Glikosida kardiak seringkali menyebabkan
keracunan pada manusia.
• Yang paling dikenal adalah digitalis, campuran
kardenolida yang diekstraks dari biji, daun, dan akar
foxglove ungu, Digitalis purpurea atau foxglove
Yunani, D. lanata. Dua kardenolida utama dalam
digitalis adalah digitoxin dan digoxin.
• Sejak akhir abad ke-18, digitalis telah digunakan
dalam mengobati kondisi jantung seperti
aterosklerosis.
• Karena mengganggu pompa Na+/K+-ATPase otot-
otot jantung (karenanya diberi nama kardiak),
kardenolida sangat beracun bagi vertebrata.
(c) Glikosida Sianogenik
• Beberapa jenis tanaman yang berasal dari berbagai famili mampu mensintesa
senyawa sianogenik yang dapat melepaskan hidrogen sianida atau asam prussik
yang mematikan (HCN).
• Yang paling dominan di antaranya adalah glikosida sianogenik. Glikosida
sianogenik yang umum adalah amygdalin, yang terbentuk pada banyak anggota
famili Rosaceae.
• Kebanyakan glikosida sianogenik nampaknya berasal dari satu dari empat asam
amino (fenilalanin, tirosin, valin, dan isoleusin) atau dari asam nikotinat.
• Glikosida sianogenik yang utuh tidak beracun, tetapi ketika tanaman rusak oleh
herbivora, glikosida mengalami kerusakan enzimatik dan sianida dilepaskan.
• Sianida merupakan inhibitor nonkompetitif sitokrom oksidase, bersifat sangat
beracun.
Amygdalin adalah glikosida sianogen yang ditemukan dalam jumlah besar dalam biji buah-buahan
famili Rosaceae. Hidrolisis amigdalin adalah proses dua langkah, menghasilkan pelepasan asam
hidrosianat yang sangat beracun (HCN).
(c) Glikosida Sianogenik
• Terdapat beberapa buksi yang menyajikan glikosida sianogenik menghalangi dimakan
oleh serangga dan herbivora lainnya, meskipun sebagian besar hewan memiliki
kemampuan mendetoksi sejumlah kecil sianida.
• Beberapa tanaman pangan secara alami mengandung glikosida sianogenik dalam
konsentrasi yang cukup rendah sehingga secara normal tidak akan mengganggu
kesehatan.
• Kedelai dan kacang-kacangan (Fabaceae) lainnya; apel, apricot, persik, plum, dan buah-buahan
lainnya dalam famili Rosaceae; dan biji flax (Linum); yang merupakan makanan sehat populer.
• Salah satu sumber pangan yang mengandung sejumlah besar glikosida sianogenik
adalah singkong (Manihot esculenta). Namun, keracunan dapat dihindarkan dengan
penyajian tanaman yang hati-hati, dengan cara menggiling ubi dan memeras airnya
atau merebusnya dengan mengganti airnya beberapa kali.
(d) Glukosinat
• Glukosinolat ditemukan terutama di famili mustar (Brassicaceae) dan
famili yang berkerabat dalam ordo Capparales.
• Merupakan prekursor minyak mustard, kelompok rasa yang penting
secara ekonomi, yang memberikan rasa pedas untuk bumbu seperti
mustard dan lobak serta rasa khas kubis, brokoli, dan kembang kol.
• Semua glukosinolat adalah tioglukosida (thio, belerang) dengan
gulanya selalu glukosa. Keragaman glukosinat terletak pada gugus R,
mulai dari gugus metil yang sederhana sampai dengan rantai linier
atau bercabang yang besar yang mengandung struktur aromatik atau
heterosiklik.
(A) Semua glukosinolat adalah tioglukosida dengan
struktur dasar yang sama. Dalam thioglucoside,
gula dihubungkan dengan molekul residu
melalui atom sulfur. Variasi dimasukkan oleh
komposisi kelompok R.
(B) Penghilangan glukosa secara enzimatik dari
glukosinolat menghasilkan produk yang tidak
stabil yang secara spontan disusun ulang untuk
membentuk minyak mustard yang menyengat
dalam bentuk tiosianat, isotiosianat, atau nitril.
3. Fenilpropanoid
• Fenilpropanoid atau fenolat, adalah metabolit sekunder yang
berasal dari asam amino aromatik.
• Merupakan keluarga senyawa yang beragam secara kimia,
mulai dari asam fenolik sederhana hingga polimer yang
sangat besar dan kompleks seperti tanin dan lignin.
Fenol
• Struktur dasarnya adalah fenol, cincin aromatik hidroksilasi.
• Seperti produk sekunder lainnya, banyak fenolat yang terlibat
dalam interaksi tanaman/herbivora.
• Beberapa (misalnya, lignin) adalah komponen struktural yang
penting, sementara yang lain tampaknya hanya produk akhir
metabolik tanpa fungsi yang jelas.
(a) Komarin
• Komarin adalah famili lakton yang disebut benzopiranon. Lebih dari
1.500 contoh diketahui, berasal lebih dari 800 spesies tanaman.
• Biosintesis komarin tidak dipahami dengan baik karena enzim dan gen
yang diduga belum diisolasi.
• Koumarin berperan sebagai agen antimikroba, memberi rasa tidak
suka makan, dan penghambat perkecambahan.
• Contoh: yang memberi aroma pada jerami.
• Koumarin juga merupakan konstituen dari minyak Bergamot, minyak
esensial yang digunakan untuk membumbui pipa tembakau, teh, dan
produk lainnya.
(a) Koumarin (Lanjutan)
• Salah satu derivatifnya, dicoumarol, biasa ditemukan dalam jerami
berjamur atau silase yang mengandung semanggi manis (Meliotus spp.).
• Dicoumarol menyebabkan perdarahan fatal pada sapi dengan
menghambat vitamin K, kofaktor penting dalam pembekuan darah.
• Penemuan dicoumarol pada 1940-an menyebabkan perkembangan
turunan kumarin sintetis, Warfarin™, banyak digunakan sebagai racun
hewan pengerat.
• Scopoletin adalah coumarin yang paling umum pada tumbuhan tingkat
tinggi, ada dalam kulit biji, diduga sebagai penghambat perkecambahan.
• Biosintesis kumarin.
• Coumarin dan 7-hydroxycoumarin (umbelliferone) masing-masing dibentuk dari asam
cinnamic dan p-coumaric acid.
• Biosintesis melibatkan trans / cis-isomerisasi, atau rotasi di sekitar ikatan rangkap C-C
(panah) dalam rantai samping, diikuti oleh penutupan cincin.
(a) Koumarin (Lanjutan)
• Turunan kumarin yang paling beracun disintesis oleh jamur Aspergillus
flavus, yang menginfeksi bahan makanan seperti pakan ternak, kacang
tanah, dan jagung.
• Aspergillus yang menyerang menghasilkan sekelompok mikotoksin yang
disebut aflatoksin, zat karsinogenik dan racun yang paling kuat.
• Aflatoksin memiliki beberapa efek: bersifat mutagenik; mengikat DNA
dan mencegah transkripsi RNA; bersaing dengan hormon untuk mengikat
situs, merusak sistem kekebalan tubuh, serta merusak hati dan ginjal.
• Makanan olahan yang berbahan baku kacang tanah merupakan sumber
aflatoksin yang beracun bagi manusia.
(b) Lignin
• Lignin adalah polimer bercabang dari tiga alkohol fenolik sederhana
yang dikenal sebagai monolignol.
• Lignin gimnosperm terutama terdiri dari subunit alkohol coniferyl
sementara lignin angiosperm adalah campuran dari subunit coniferyl
dan sinapyl alkohol.
• Lignin ditemukan di dinding sel, terutama dinding sekunder unsur-
unsur trakhea di xilem.
• Lignin adalah polimer yang sangat besar; tidak larut dalam air dan
sebagian besar pelarut organik, dan tidak dapat diekstrak tanpa
degradasi yang cukup besar.
(b) Lignin (Lanjutan)
• Tiga monomer dasar dapat dihubungkan bersama dalam berbagai
cara untuk membentuk struktur tiga dimensi multibraper.
• Polimer lignin mampu membentuk banyak hubungan silang dengan
polimer dinding sel lainnya.
• Fungsi utama lignin adalah structural namun juga mempunyai fungsi
pertahanan kimia karena sifatnya yang tidak mudah dicerna oleh
herbivora.
(c) Flavonoid danStilbene
• Kelompok flavonoid termasuk pigmen antosianin yang bertindak
sebagai penarik serangga penyerbuk dan isoflavonoid yang berfungsi
sebagai fitoaleksin, atau agen antibakteri dan antijamur.
• Flavonoid mempunyai peran dalam pengenalan simbion antar
rhizobia dengan akar inang.
• Paparan pada radiasi sinar UV meningkatkan kandungan flavonoid,
menunjukkan bahwa flavonoid seperti kaempferol dapat memberi
perlindungan dengan menyaring radiasi UV-B.
(c) Flavonoid danStilbene
• Secara biokimia, semua flavonoid mempunyai struktur umum yang
terdiri dari 3 cincin, diberi tanda A, B, dan C.
• Cincin B maupun jembatan 3-karbon yang membentuk cincin C
berasal dari lintasan asam sikimat melalui fenilalanin dan asam p-
kumarat.
• Enam karbon yang menyusun cincin A berasal dari asam malonat,
dalam bentuk kompleks malonil CoA.
• Enzim kuncinya adalah kalkon sintase (CHS), yang mengkatalisa tahap
pertama dalam biosintesa flavonoid.
(c) Flavonoid danStilbene
• Stilbene adalah kelompok senyawa C6-C2-C6 yang memiliki peran
pertahanan kimia, terutama terhadap serangan jamur empulur (inti
pohon yang khas berwarna).
• Stilbenes adalah salah satu dari beberapa turunan fenilpropanoid
yang secara terus-menerus diinfus ke dalam batang pohon setelah sel-
sel telah diberi lignifikasi.
• Biosintesis stilbene, melibatkan kondensasi sekuensial unit malonyl-
CoA dengan cinnamoyl-CoA atau p-coumaroyl-CoA, kecuali bahwa
enzim yang mengkatalisis reaksi adalah stilbene sintase.
(d) Tanin
• Naman tannin berasal dari ekstrak tumbuhan yang biasa digunakan untuk
menyembunyikan hewan ternak, yang dapat mengubah hide menjadi leather.
• Ekstrak seperti itu mengandung campuran derivat fenol kimia kompleks yang
mengikat, yang dapat mendenaturasi protein.
• Dua kategori tanin sekarang diakui: tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisa.
• Tanin terkondensasi adalah polimer dari unit flavonoid yang dihubungkan oleh ikatan
karbon-karbon yang kuat. Ikatan ini tidak mengalami hidrolisis tetapi dapat dioksidasi
oleh asam kuat untuk melepaskan anthocyanidins.
• Unit struktural dasar tanin terhidrolisa adalah gula, biasanya glukosa, dengan gugus
hidroksilnya diesterifikasi menjadi asam galat. Residu asam galat bergabung untuk
membentuk polimer cross-linked secara luas.
(d) Tanin
• Tannin nampaknya berperan
menghalangi dimangsa oleh berbagai
hewan jika altrenatifnya yang bebas
tannin tersedia.
• Pengaruh ini dapat berhubungan
dengan rasa ‘astringen’ – sensasi yang
tajam dan agak menyengat di mulut.
• Ciri astringen dari tannin merupakan
komponen dari rasa beberapa buah juga
minuman seperti kopi, teh, dan anggur
merah.
4. Alkaloid
• Alkaloid umumnya digunakan sebagai bahan baku obat-obatan,
termasuk narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya.
• Sebagian besar alkaloid sangat beracun, tetapi dalam dosis yang
rendah memiliki nilai terapeutik.
• Sejak jaman dahulu alkaloid atau ekstraknya telah digunakan untuk
berbagai tujuan farmakologis, seperti pelemas otot, obat penenang,
antitusif, pembunuh rasa sakit, racun, dan obat-obatan yang
mengubah pikiran.
• Alkaloid umumnya diklasifikasikan berdasarkan sistem cincin dominan
yang ada dalam molekulnya.
4. Alkaloid
• Berberin dalam biji buah Berberis vulgaris seringkali menimbulkan
keracunan pada anak-anak yang memakannya.
• Alkaloid quinolizidine sering disebut alkaloid lupin karena banyak
ditemukan pada genus Lupinus, yang memberikan rasa pahit pada
rumput dan seringkali menyebabkan keracunan pada hewan yang
memakannya.
• Kentang (Solanum tuberosum) dan tomat (Lycopersicum esculentum),
juga menghasilkan alkaloid steroid α-solanin dan tomatine, yang
merupakan inhibitor kolinesterase yang mengganggu transmisi saraf.
4. Alkaloid
• Dua alkaloid terpenoid-indol terkenal,
vinblastin dan vincristine, diproduksi oleh
tapak dara (Catharanthus roseus).
• Pada 1950-an ditemukan bahwa
vinblastine dan vincristine menghambat
pembelahan sel dalam metafase dengan
menghambat pembentukan mikrotubulus.
• Alkaloid tersebut telah digunakan dalam
pengobatan limfoma Hodgkin, leukemia,
dan bentuk-bentuk kanker lainnya.

Anda mungkin juga menyukai