Anda di halaman 1dari 18

1

ANALISA KEMACETAN PADA


SIMPANG KARANG LEWAS SAMPAI DENGAN
SIMPANG PANGLIMA BESAR JENDERAL SUDIRMAN.

NUKI LESTARI WAHYUNINGTYAS


NIM : F2A023003
Program Studi Magister Administrasi Pemerintahan
FISIP
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Abstrak
Ruas jalan segmen simpang Karanglewas sampai dengan simpang Panglima Besar
Jenderal Sudirman merupakan salah satu akses utama perjalanan masyarakat
Banyumas wilayah barat (Kecamatan Cilongok, Ajibarang, dan sekitarnya)
menuju ibukota Kabupaten yaitu kawasan perkotaan Purwokerto. Tingginya
perjalanan masyarakat dari wilayah barat tersebut maupun sebaliknya
menyebabkan tingginya volume lalu lintas yang melintas pada segmen jalan
tersebut dan seringkali terjadi kemacetan lalu lintas.
Berdasarkan hasil analisa kinerja lalu lintas pada segmen ruas jalan tersebut dapat
disimpulkan bahwa penyebab dari kemacetan yang seringkali terjadi pada jam –
jam sibuk lalu lintas disebabkan adanya aktifitas parkir, perdagangan, dan naik
turun penumpang angkutan umum di ditepi jalan yang berakibat menurunnya
kapasitas jalan.

Kata kunci : kemacetan di Simpang Karanglewas sampai dengan Simpang


Panglima Besar Jenderal Sudirman

Abstract
The traffic jam that occurs at the Karanglewas intersection to the Panglima Besar
Jenderal Sudirman intersection is caused by the presence of side obstacles
(obstacles next to the road) in the form of parking activities and increasing
roadside trading activities.
Based on the results of the analysis, it can be concluded that the cause of traffic
jams is parking and trading activities on the side of the road which are difficult to
control because transportation is at odds with social issues, namely the difficulty
of managing traders in the market (Socio Transport).
2

This method is based on interviews and literature study


Keywords: congestion at the Karanglewas Intersection to the Panglima Besar
Jenderal Sudirman Intersection

Bab I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang masalah


Kemacetan sering terjadi pada ruas jalan segmen simpang karang lewas
sampai dengan simpang Panglima Besar Jenderal Sudirman. Kemacetan ini
diduga terjadi karena adanya adanya hambatan samping (hambatan yang
berada di samping jalan) yang berupa aktivitas parkir, perdagangan, dan
aktifitas naik turun penumpang angkutan umum di tepi jalan yang tinggi.
Sehingga dalam kajian ini akan mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab
kemacetan dan akan menganalisa upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi/mengurai kemacetan.
b. Tujun penulisan
Tujuan dari permasalahan yang akan dibahas oleh penulis adalah untuk
mengetahui solusi apa yang seharusnya dilakukan agar kemacetan didaerah
simpang karanglewas sampai simpang panglima besar Jenderal Sudirman
dapat terurai. (Maha, 2022)

BAB 2 :
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENULISAN

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penyebab Kemacetan
Penyebab kemacetan menurut penelitian administrasi adalah (Микрюков,
2015) :
a. Physical Bottlenecks adalah kemacetan yang terjadi karena jumlah
kendaraan sudah melewati batas maksimum. Batas tersebut diperoleh
dari faktor jalan, persimpangan jalan, dan tata letak jalan.
3

b. Kemacetan Kecelakaan Lalu Lintas (traffic incident) yaitu kemacetan


yang diakibatkan dari adanya insiden atau kecelakaan di jalur perjalanan.
Kecelakaan tersebut mengakibatkan kemacetan karena kendaraan yang
terlibat kecelakaan tersebut menutup sebagian ruas jalan. Hal inilah yang
menyebabkan adanya kemacetan karena perlu waktu dalam
mengevakuasi kendaraan yang terlibat kecelakaan.
c. Area Pekerjaan (work zone) adalah kemacetan yang dikarenakan oleh
adanya aktivitas kontruksi pada jalan. Aktivitas tersebut akan
mengakibatkan perubahaan kondisi lingkungan jalan. Perubahan-
perubahan kondisi lingkungan jalan tersebut seperti ketinggian jalan
ataupun lebar jalan yang berbeda, pengalihan ataupun penutupan jalan,
dan lain sebagainya.
d. Cuaca yang Buruk (bad weather), Kondisi cuaca juga dapat
mengakibatkan perubahan cara mengemudi seorang pengendara
kendaraan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi arus lalu lintas.
Misalnya kondisi cuaca dalam keadaan hujan lebat dapat mengurangi
jarak penglihatan pengemudi, sehingga banyak pengemudi menurunkan
kecepatan dalam berkendara.
e. Alat Pengatur Lalu Lintas (poor signal timing), Kemacetan yang
dikarenakan alat pengatur lalu lintas merupakan pengaturan lalu lintas
yang bersifat kaku dan tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu
lintas. Selain lampu merah, jalur kereta api juga mempengaruhi
tingkat kepadatan jalan, sehingga jalur kereta api yang memotong jalan
harus seoptimal mungkin.

2. Tingkat Pelayanan Ruas Jalan


Indikasi kemacetan dapat tergambar melalui tingkat pelayanan ruas jalan
sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 96 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas sebagai berikut (Kementrian Perhubungan, 2015) :
a. Tingkat pelayanan A
4

1) arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan


sekurang-kurangnya 80 (delapan puluh) kilometer per jam;
2) kepadatan lalu lintas sangat rendah;
3) pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya
tanpa atau dengan dikit tundaan.
b. Tingkat pelayanan B
1) arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan
sekurang-kurangnya 70 (delapan puluh) kilometer per jam;
2) kepadatan lalu lintas sangat rendah;
3) pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya
tanpa atau dengan sedikit tundaan.
c. Tingkat pelayanan C
1) arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan
sekurang-kurangnya 60 (delapan puluh) kilometer per jam;
2) kepadatan lalu lintas sangat rendah;
3) pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya
tanpa atau dengan sedikit tundaan.
d. Tingkat pelayanan D
1) arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan
kecepatan sekurang- sekurangnya 50 (lima puluh) kilometer per jam;
2) masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi
arus;
3) kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan
hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang
besar;
4) pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam
menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini
masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.
e. Tingkat pelayanan E
1) arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas mendekati
kapasitas jalan dan kecepatan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh)
5

kilometer per jam pada jalan antar kota dan sekurang-kurangnya 10


(sepuluh) kilometer per jam pada jalan perkotaan;
2) kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas
tinggi;
3) pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek
f. Tingkat pelayanan F
1) arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang dengan
kecepatan kurang dari 30 (tiga puluh) kilometer per Jam;
2) kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi
kemacetan untuk durasi yang cukup lama;
3) dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun sampai 0
(nol)

B. METODE PENULISAN
1. Pengambilan Data
Data yang digunakan pada kajian ini adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh peneliti atau pengumpul data secara tidak langsung melalui
perantara ataupun dokumen. Dalam kajian ini data sekunder dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Kondisi geometrik jalan dan gambaran kondisi lalu lintas ruas jalan
depan pasar Karanglewas secara kualitatif dilakukan melalui Wawancara
yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 28 - 31 Agustus 2023 dengan
narasumber Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas dan staff Seksi Rekayasa
lalu lintas.
b. Data volume lalu lintas diperoleh melalui pengambilan data dari sistem
ATCS Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas pada tanggal tanggal 21
– 27 Agustus 2023

2. Perhitungan Kapasitas Jalan dan Analisa Kinerja Lalu Lintas


Kapasitas Jalan dan Kinerja Lalu Lintas dalam kajian ini diperoleh dengan
menggunakan metode perhitungan dalam Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia
2023 sebagai berikut :
6

a. Kapasitas jalan
Segmen ruas jalan antara simpang Karanglewas – simpang Museum
Pangsar berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia masuk dalam
kategori Jalan Perkotaan, sehingga penghitungan Kapasitas jalan
menggunakan perhitungan sebagai berikut :
C = C0 × FCLJ × FCPA × FCHS × FCUK
Keterangan:
C : Kapasitas segmen jalan yang sedang diamati
C0 : Kapasitas dasar kondisi segmen jalan ideal
FCLJ : Faktor koreksi kapasitas akibat perbedaan lebar jalur
FCPA : Faktor koreksi kapasitas akibat pemisahan arah
FCHS : Faktor koreksi kapasitas akibat kondisi hambatan samping
FCUK : Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota

1) Cara Penentuan Kapasitas Dasar


C0
Tipe jalan
(SMP/jam)
4/2-T, 6/2-T, 8/2-T atau
1700
Jalan satu arah

2/2-TT 2800

2) Cara Penentuan Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalur

LLE atau LJE


Tipe jalan FCLJ
(m)
LLE = 3,00 0,92
4/2-T, 6/2-T, 8/2-T 3,25 0,96
atau 3,50 1,00
Jalan satu-arah 3,75 1,04
4,00 1,08
LJE2 arah = 5,00 0,56
6,00 0,87
7,00 1,00
2/2-TT 8,00 1,14
9,00 1,25
10,00 1,29
11,00 1,34
7

3) Cara penghitunga Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Pemisahan Arah


Lalu Lintas :
A %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30
FCPA 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88

4) Cara penghitungan Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Hambatan


Samping, ada 2 kategori yaitu
- Jalan dengan bahu
FCHS
Tipe
KHS Lebar bahu efektif LBE, m
jalan
≤0,5 1,0 1,5 ≥2,0
Sangat Rendah 0,96 0,98 1,01 1,03
Rendah 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2-T Sedang 0,92 0,95 0,98 1,00
Tinggi 0,88 0,92 0,95 0,98
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
2/2-TT Sangat Rendah 0,94 0,96 0,99 1,01
atau Rendah 0,92 0,94 0,97 1,00
Jalan Sedang 0,89 0,92 0,95 0,98
satu Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
arah Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
- Jalan dengan kereb (penonjolan/peninggian tepi perkerasan atau
bahu jalan yang dimaksudkan untuk keperluan drainase,
mencegah keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan dan
memberikan ketegasan tepi pekerasa)
FCHS
Jarak kereb ke penghalang
Tipe jalan KHS
terdekat sejauh LKP, m
<0,5 1,0 1,5 >2,0
Sangat Rendah 0,95 0,97 0,99 1,01
Rendah 0,94 0,96 0,98 1,00
4/2-T Sedang 0,91 0,93 0,95 0,98
Tinggi 0,86 0,89 0,92 0,95
Sangat Tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
8

Sangat Rendah 0,93 0,95 0,97 0,99


2/2-TT
Rendah 0,90 0,92 0,95 0,97
atau
Sedang 0,86 0,88 0,91 0,94
Jalan satu
Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
arah
Sangat Tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82

5) Cara penghitungan Faktor Koreksi Kapasitas terhadap Ukuran Kota


Faktor
koreksi
Ukuran kota
Kelas kota/kategori kota ukuran
(Juta jiwa)
kota,
(FCUK)
<0,1 Sangat Kecil Kota kecil 0,86
0,1–0,5 Kecil Kota kecil 0,90
0,5–1,0 Sedang Kota menengah 0,94
1,0–3,0 Besar Kota besar 1,00
>3,0 Sangat Besar Kota metropolitan 1,04

b. Kinerja Lalu Lintas


1) Derajat kejenuhan dan EMP (Ekuivalen Mobil Penumpang)
Derajat Jenuh dihitung dengan persamaan

Dj = Q/C
Keterangan:
Dj : derajat kejenuhan
C : kapasitas segmen jalan
Q : volume lalu lintas dalam satuan smp/jam
Untuk melakukan perhitungan derajat kejenuhan satuan volume lalu
lintas terlebih dahulu diubah menjadi smp/jam dengan faktor emp
sebagai berikut :
- EMP Tipe Jalan Tak Terbagi

Volume lalu-
EMPSM
Tipe lintas
EMPKS
jalan total dua arah
(kend/jam) LJalur LJalur
<6 m >6 m
<1800 1,3 0,5 0,40
2/2-TT
>1800 1,2 0,35 0,25
9

- EMP Tipe Jalan Terbagi


Volume lalu-
lintas
Tipe jalan EMPKS EMPSM
per lajur
(kend/jam)
<1050 1,3 0,40
4/2-T atau 2/1
>1050 1,2 0,25
6/2-T atau 3/1 <1100 1,3 0,40
8/2-T atau 4/1 >1100 1,2 0,25

2) Kecepatan Arus Bebas (VB)


Untuk memperoleh kecepatan arus bebas dapat diperoleh melalui
persamaam :
VB = (VBD+VBL)xFVBHSxFVBUK
Keterangan :
VB : Kecepatan Arus Bebas
VBD : Kecepatan Arus Bebas dasar
VBL : Nilai koreksi kecepatan akibat lebar jalur/lajur
FVBHS : Nilai koreksi kecepatan akibat hambatan samping
FVBUK : Nilai koreksi kecepatan akibat ukuran kota

a) Kecepatan arus bebas dasar (VBD)

vBD, km/jam
Tipe jalan Rata-rata
MP KS SM semua
kendaraan
4/2-T, 6/2-T,
8/2-T
Jalan
atau 61 52 48 57
Terbagi
jalan satu
arah
Jalan
Tak 2/2-TT 44 40 40 42
Terbagi
10

b) Nilai koreksi kecepatan akibat lebar lajur atau lebar jalur efektif
(VBL)
LJE atau
VBL
Tipe jalan LLE
(km/jam)
(m)
LLE =
-4
3,00
4/2-T, 6/2-T, 8/2-T
Jalan 3,25 -2
atau
Terbagi 3,50 0
jalan satu arah
3,75 2
4,00 4
LJE = 5,00 -9,50
6,00 -3
Jalan Tak 7,00 0
2/2-TT
Terbagi 8,00 3
9,00 4
10,00 6
11,00 7
c) Nilai koreksi kecepatan arus bebas akibat hambatan samping
(FVBHS)

FVBHS
Tipe jalan KHS
LBE (m)
<0,5 m 1,0 m 1,5 m >2 m

4/2-T, 6/2- SR 1,02 1,03 1,03 1,04


T, 8/2-T R 0,98 1,00 1,02 1,03
Jalan
atau S 0,94 0,97 1,00 1,02
Terbagi
jalan satu T 0,89 0,93 0,96 0,99
arah ST 0,84 0,88 0,92 0,96

SR 1,00 1,01 1,01 1,01


Jalan R 0,96 0,98 0,99 1,00
Tak 2/2-TT S 0,90 0,93 0,96 0,99
Terbagi T 0,82 0,86 0,90 0,95
ST 0,73 0,79 0,85 0,91

d) Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat ukuran kota (FVBUK)


11

kuran kota (Juta jiwa) FVBUK

<0,1 0,90
0,1–0,5 0,93
0,5–1,0 0,95
1,0–3,0 1,00
>3,0 1,03

3) Kecepatan tempuh
Perkiraan kecepatan tempuh rata – rata kendaraan berdasarkan Derajat
Jenuh (Dj) dan kecepatan arus bebas (VB) dapat diperoleh melalui
diagram berikut :

Hubungan Vmp dengan DJ pada tipe jalan 2/2 –TT

Hubungan Vmp dengan DJ pada tipe jalan 2/2 -TT


BAB 3
12

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kapasitas Jalan


Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas diperoleh
data kondisi dan geometrik jalan sebagai berikut :
FORMULIR SURVEY INVENTARISASI RUAS JALAN
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS 2022
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD

Nama Ruas Jalan Geometrik Jalan GAMBAR PENAMPANG MELINTANG

Awal 1901
Node
Akhir 1902
Status Nasional
Klasifikasi Jalan
Fungsi Kolektor Primer
Tipe Jalan 2/2 UD
Model Arus (Arah) 2 A rah
Panjang Jalan (m) 250
Lebar Jalan Total (m) 10
Lajur 2
Jumlah
Jalur 2
Lebar Jalur Efektif (Dua Arah)
(m) 10
Lebar Per Lajur (m) 5
Median (m)
Kiri (m) 3
Trotoar
JL. BUMIAYU- Kanan (m) 3
PURWOKERTO 5
Kiri (m) 2
Bahu Jalan
Kanan (m) 2
Kiri (m) 0.5
Drainase VISUALISASI RUAS JALAN
Kanan (m)
Kondisi Jalan Baik
Jenis Perkerasan A spal
Hambatan Samping Sangat Tinggi
Jumlah (unit) 7
Jumlah Lampu Penerangan Jalan
(m) 40
Jumlah 1
Rambu Kesesuaian Sesuai
Kondisi Baik
Parkir on Street Tidak Ada
Marka Kondisi Baik

Berdasarkan data di atas, maka dapat dilakukan perhitungan kapasitas ruas


jalan segmen Simpang Karanglewas – Simpang Museum Panglima Besar
Jenderal Sudirman sebagai berikut:

C
Co FCLJ FCPA FCHS FCUK (Smp/jam
)
2800 1.29 1 0.91 1 3286.92

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kapasitas ruas jalan
segmen simpang Karanglewas – simpang museum panglima besar jendral
Sudirman adalah sebesar 3286,92 smp/jam.

B. Volume Lalu Lintas


13

Data volume lalu lintas diperoleh dari data sekunder volume lalu lintas dari
Dinas Perhubungan Kab. Banyumas sebagai berikut:

Fluktuasi Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Purwokerto - Bumiayu


Segmen Sp Karanglewas - Sp Museum Pangsar Jensoed

3369

2891
2519 2564
2281
2048 2140
1992 2023 1970
1864 1761
Kendaraan/jam

1673 1732 1702 1727

00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
- - - - - - - - - - - - - - - -
. 00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Berdasarkan data diatas, volume lalu lintas tertinggi terjadi pada pukul 06.00-
07.00 yaitu sebanyak 3369 kendaraan/jam. Selanjutnya volume tersebut
dilakukan konversi satuan dari kendaraan/jam menjadi smp/jam dengan
mengalikan faktor emp pada volume per masing – masing jenis kendaraan
sebagai berikut:
14

Konversi Satuan Kendaraan/jam menjadi Satuan Mobil Penumpang/Jam (Smp/jam)

KENDARAAN BERMOTOR
ANGKUTAN KENDARAAN
Satuan Volume PRIBADI ANGKUTAN UMUM ANGKUTAN BARANG   TIDAK Total
Kereta BERMOTOR
Sepeda Bus Bus Bus Pick Truk Truk Truk
Mobil MPU Gandengan TAXI
Motor Kecil Sedang Besar Up Kecil Sedang Besar
/ Tempelan

Kendaraan/
2854 359 21 29 0 0 50 3 16 24 0 0 13 3369
jam

emp 0.35 1 1 1 1.2 1.2 1 1 1.2 1.2 1.2 1 0.8

smp/jam 998.9 359 21 29 0 0 50 3 19.2 28.8 0 0 10.4 1519.30


15

Dari hasil konversi di atas, diperoleh volume lalu lintas tertinggi Ruas Jalan
Segmen Sp. Karanglewas – Sp. Museum Pangsar Jensoed sebesar 1.519,30
smp/jam

C. Kinerja Lalu Lintas


1. Derajat Jenuh (Dj)
Perhitungan derajat jenuh berdasarkan kapasitas jalan dan volume lalu
lintas tertinggi pada poin di atas sebagai berikut :

Volume Kapasita Derajat Jenuh


(q) s (C) (Dj)

Smp/Jam Smp/Jam  q/C


1519.30 3286.92 0.46

Dari hasil perhitungan, diperoleh derajat kejenuhan (Dj) Ruas Jalan


Segmen Sp. Karanglewas – Sp. Museum Pangsar Jensoed mencapai 0,46.

2. Kecepatan Arus Bebas (VB)


Perhitungan kecepatan arus bebas (VB) ruas jalan tersebut adalah sebagai
berikut:
VBD VBL FVBHS FVBUK VB
km/jam km/jam     km/jam
42 -9.5 0.91 1 30
Dari hasil perhitungan, diperoleh Kecepatan Arus Bebas (VB) Ruas Jalan
Segmen Sp. Karanglewas – Sp. Museum Pangsar Jensoed mencapai 30
km/jam.

3. Kecepatan Tempuh (VT)


Setelah diketahui nilai derajat kejenuhan (Dj) dan nilai kecepatan arus
bebas (VB), maka dapat diperoleh perkiraan kecepatan kendaraan rata –
rata pada ruas jalan tersebut, dengan memperhatihan diagram berikut :
16

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Dilihat pada diagram di atas ruas jalan dengan Derajat Kejenuhan (Dj)
0,46 dan Kecepatan Arus Bebas (VB) 30 km/jam, maka perkiraan
kecepatan kendaraan rata – rata sebesar ± 24 km/jam.

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dijelaskan pada BAB sebelumnya,
diperoleh kinerja lalu lintas Ruas Jalan Segmen Sp. Karanglewas – Sp. Museum
Pangsar Jensoed yaitu:
1. Derajat kejenuhan mencapai 0,46
2. Kecepatan arus bebas 30 km/jam
3. Kecepatan kendaraan rata – rata mencapai ±24 km/jam
Sehingga berdasarkan Permenhub Nomor PM 96 Tahun 2015, Ruas Jalan
tersebut memiliki tingkat pelayanan “E” dengan indikasi yaitu arus tertahan dan
terjadi antrian kendaraan yang panjang dengan kecepatan kurang dari 30 (tiga
puluh) kilometer per Jam.

B. Saran
Ada beberapan penangan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
kemacetan di simpang karanglewas sampai dengan simpang Museumm Panglima
Besar Jenderal Soedirman yaitu:
17

1. Untuk penanganan jangka pendek dapat dilakukan Manajemen Kapasitas


Ruas Jalan yaitu dengan melakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Memaksimalkan lebar efektif jalan dengan mengurangi hambatan
samping (melarang adanya aktivitas perdagangan di tepi jalan, penataan
parkir kendaraan di tepi jalan, dan mendorong angkutan umum untuk
menaikan dan menurunkan penumpang di terminal Karanglewas).
b. Pengaturan sirkulasi lalu lintas dengan memberlakukan system 1 arah.
c. Selain itu, perlunya meningkatkan kerjasama dengan kepolisian dan
pihak terkait lainnya untuk melakukan sosialsasi dengan pedagang dan
pengguna di sekitar simpang karanglewas sampai dengan simpang
Musium Panglima Besar Jenderal Soedirman tentang tertib berlalu lintas
2. Untuk penanganan jangka menengah dapat dilakukan Manajemen Prioritas
pelayanan angkutan umum untuk meningkatkan minat masyarakat untuk
menggunakan angkutan umum yaitu dengan melakukan hal – hal sebagai
berikut :
a. Membuat jalur khusus angkutan umum, yang terpisah dari lalu lintas
umum dan memberikan prioritas kepada angkutan umum saat melewati
simpang ber- APILL, sehingga waktu perjalanan menggunakan angkutan
umum lebih cepat dibandikan dengan waktu perjalanan menggunakan
kendaraan pribadi.
b. Memberikan subsidi kepada angkutan umum untuk menekan operasional
cost, sehingga biaya perjalanan menggunakan angkutan umum lebih
murah dibandingkan biaya perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.
3. Untuk penanganan jangka panjang dapat dilakukan Manajemen Kebutuhan
Perjalanan untuk menekan jumlah perjalanan menggunakan kendaraan
pribadi yaitu dengan melakukan hal – hal sebagai berikut:
a. Membatasi kepemilikan kendaraan pribadi dengan menerapkan kapasitas
maksimal kendaraan pribadi yang beroperasi dan mempersulit
kepemilikan kendaraan pribadi dengan menerapkan pajak kendaraan
yang tinggi.
18

b. Meningkatkan cost perjalanan kendaraan pribadi dengan menerapkan


tarif bahan bakar kendaraan dan tarif retribusi kendaraan pribadi yang
tinggi.
c. Menerapkan pola pembangunan ruang publik dengan konsep TOD
(Transit Oriented Development), yaitu dengan membangun ruang publik
yang di dalamnya tersedia berbagai macam fasilitas yang dibutuhkan
dalam satu kawasan seperti: fasilitas Pendidikan, fasilitas kesehatan,
fasilitas perbelanjaan, fasilitas kantor, fasilitas transportasi, dll. Sehingga
mengurangi kebutuhan masyarakat untuk melakukan perjalanan untuk
memenuhi kebutuhannya.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Perhubungan, ‘Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia


Nomor 96 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Dan
Rekayasa Lalu Lintas’, Jakarta, 2015, pp. 1–45

Anjarwati, S. (2014). Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Dukuhwaluh


Purwokerto. Techno, 15 No. 1(1), 7.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Techno/article/view/69

Микрюков, В. (2015). No Тяжелое бремя АмерикиTitle. Независимое


Военное Обозрение, 16.1.2015, 9–24.

Setiawan, Rudy, ‘Mengurangi Kemacetan Di Jalan Jemursari Dan Raya


Kendangsari’, 2007

Maha, Emia, ‘Analisis Faktor-Faktor Pendorong Penyebab Terjadinya Kemacetan


Di Kawasan Pajus Padang Bulan Medan’, Jurnal Samudra Geografi, 5.1
(2022), 38–42 <https://doi.org/10.33059/jsg.v5i1.4716>

Direktorat Jenderal Bina Marga, ‘Mkji 1997’, Departemen Pekerjaan Umum,


‘Manual Kapasitas Jalan Indonesia’, 1997, pp. 1–57

Anda mungkin juga menyukai