Anda di halaman 1dari 40

Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

4.1 SISTEM JARINGAN PRASARANA DAN SARANA JALAN

Jaringan jalan di Kota Padang Panjang terdiri dari jaringan jalan primer untuk lalulintas
regional dan antar kota serta jaringan jalan sekunder untuk lalulintas perkotaan.

4.1.1 JARINGAN JALAN


Jaringan jalan di Kota Padang Panjang diatur dalam Rencana Tata Ruang Kota secara
sistematis dengan hirarki terdiri atas jaringan primer, sekunder dan jalan lokal serta
jalan lingkungan. Pembentukan sistem jaringan tersebut dimaksud untuk terciptanya
suatu mobilitas barang dan jasa antara pusat pengembangan utama Kota Padang
Panjang dengan sub pusat dan pusat-pusat permukiman penduduk.

Pada tahun 2013, berdasarkan statusnya panjang jaringan jalan di Kota Padang Panjang
adalah 94,86 Km yang terdiri dari Jalan Nasional sejumlah 11.14 Km dan Jalan Kota
sejumlah 83,72 Km. Hasil observasi lapangan, secara keseluruhan Jalan Nasional
tersebut berkondisi baik dengan konstruksi aspal beton. Sedangkan Jalan Kota
berdasarkan data dari Dinas PU Kota Padang Panjang terdapat 4 tipe konstruksi yaitu
jalan aspal, kerikil dan tanah. Pada tahun 2013 jalan Kota Padang Panjang yang
berkondisi baik sepanjang 84,36 Km (75,30%), kondisi sedang sepanjang 2,54 Km
(4,30%), kondisi rusak sepanjang 2,10 Km (3,32%) dan berkondisi rusak berat

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-1
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

sepanjang 5,86 Km (7,07%). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat kondisi jalan di
Kota Padang Panjang saat ini sudah cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya, hanya
sebagian kecil yang berkondisi rusak dan rusak berat. Adapun kondisi jalan lain berupa
gang (jalan kecil) yang sebagian besar berlokasi di pusat kota, datanya tidak tersedia
lengkap. Namun dari hasil observasi lapangan sebagian besar berkondisi baik dengan
konstruksi cor beton dan aspal. Secara lebih jelas mengenai Jumlah dan Kondisi Jaringan
Jalan di Kota Padang Panjang dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Sedangkan
Peta jaringan jalan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Tabel 4.1. Panjang Jalan Menurut Status di Kota Padang Panjang


Tahun 2009 – 2013

Status Jalan
No Tahun Negara Propinsi Kota Jumlah
(km) (km) (km) (km)
1 2013 11,14 0,00 83,72 94,86
2 2012 11,14 0,00 83,72 94,86
3 2011 12,67 0,00 85,77 98,44
4 2010 12,67 0,00 82,00 94,67
5 2009 12,67 0,00 82,00 94,67
Sumber: Padang Panjang Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 4.2. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Padang Panjang
Tahun 2009 – 2013

Kondisi Jalan
No Tahun Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah
(km) (km) (km) (km) (km)
1 2013 84,36 2,54 2,10 5,86 94,86
2 2012 79,38 4,53 3,50 7,45 94,86
3 2011 71,04 6,86 2,09 18,45 98,44
4 2010 64,19 9,94 1,86 18,68 94,67
5 2009 61,74 10,69 1,86 20,38 94,67
Sumber: Padang Panjang Dalam Angka Tahun 2014

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-2
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Gambar 4.1. Peta Jaringan Jalan Kota Padang Panjang

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-3
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

4.1.2 PENYEDIAAN FASILITAS KESELAMATAN JALAN


1) Alat Pemberi Isyarat Lalulintas
Beberapa persimpangan di Kota Padang Panjang telah dilengkapi Alat Pemberi
Isyarat Lalulintas (APILL). Dari data WTN 2012 menujukkan bahwa terdapat 16
persimpangan yang telah bersinyal dengan rincian 9 simpang 4 dan 7 simpang
3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3. Jumlah Persimpangan Yang terpasang APILL dan Dibutuhkan

Jumlah Persimpangan Persimpangan yang Telah


yang Membutuhkan APILL Dilengkapi APILL
No Jenis
tetapi Belum Dipasang
Jumlah Baik Rusak
APILL
1 Simpang 4/lebih 1 4 4 -
2 Simpang 3 0 2 2 -
Jumlah 1 6 6 -
Sumber: Hasil Survey Tahun 2014

Tabel 4.4. Jumlah Pelican Crossing dan Warning Light

Jumlah Titik yang Memerlukan Titik yang Telah


Pelican Crossing/Warning Light Dilengkapi Pelican
No Jenis
tetapi Belum Dipasang Pelican Crossing / Warning Light
Crossing/Warning Light Jumlah Baik Rusak
1 Pelican crossing 0 0 0 0
Lampu Kuning/
2 3 12 12 0
Warning Light
Jumlah 3 12 12 0
Sumber: Hasil Survey Tahun 2014

2) Rambu Lalulintas
Berdasarkan survey inventaris rambu yang dilakukan pada tahun 2013 diketahui
bahwa jumlah rambu lalulintas yang terpasang jauh melebihi dari jumlah rambu
lalulintas yang dibutuhkan. Lebih jelasnya pada tabel berikut :

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-4
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Tabel 4.5. Rekapitulasi Jumlah Kebutuhan dan Yang Terpasang

Jumlah Rambu Kekurangan Kebutuhan


No Status Terpasang Kebutuhan (Unit
(unit rambu) Rambu Rambu)
1 Jalan Nasional 171 45 216
3 Jalan Kota 582 55 637
Jumlah 753 100 853
Sumber: Hasil Survey Tahun 2014

Dari tabel diatas di Kota Padang Panjang telah terpasang 753 unit rambu baik yang
berada di Jalan Nasional maupun di Jalan Kota. Namun masih membutuhkan
sekitar 100 unit rambu lagi untuk memenuhi kebutuhan keseluruhan rambu.

3) Marka Jalan
Marka Jalan yang terpasang di Kota Padang Panjang saat ini sebanyak 173.833
meter dengan panjang jalan 1.660 meter, yang terdiri dari 31.526 meter marka
untuk Jalan Nasional dan 142.307 meter marka untuk Jalan Kabupaten/Lokal.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6. Jumlah Marka Jalan yang Terpasang dan Dibutuhkan

Perkiraan Panjang Panjang Jalan yang Sudah


Jalan yang Dilengkapi Marka
No Status Membutuhkan (meter)
Marka Marka Marka
Jumlah
(meter) Tepi Tengah
1 Jalan Nasional 0 22.280 9.246 31.526
2 Jalan Propinsi 0 0 0 0
3 Jalan Kota 1.660 100.464 41.843 142.307
Jumlah 1.660 122.744 51.089 173.833
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014

4) Cermin Tikungan
Dalam berlalulintas cermin tikungan berperan sangat penting untuk keselamatan
pengendara bermotor. Hal ini dikarenakan cermin tikungan difungsikan untuk

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-5
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

melihat kendaraan dari arah berlawanan pada jalan dengan kondisi tikungan yang
cukup tajam.

Tabel 4.7.Jumlah Cermin Tikungan

Jumlah Lokasi yang Jumlah Lokasi yang Telah


Membutuhkan Terpasang Cermin
Cermin Tikungan Tikungan (Titik)
No Status
tetapi Belum Jumlah
Dipasang Cermin lokasi Baik Rusak
Tikungan
1 Jalan Nasional 0 6 6 0
2 Jalan Propinsi 0 0 0 0
3 Jalan Kota 4 14 13 1
Jumlah 4 20 19 1
Sumber: Hasil Survey Tahun 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lokasi yang membutuhkan cermin tikungan
dan sudah terpasang terdapat di Jalan Nasional sebanyak 12 buah cermin
tikungan, sedangkan untuk Jalan Kabupaten/Kota membutuhkan 32 cermin
tikungan sementara yang terpasang baru 28 cermin sisanya sebanyak 4 cermin
belum terpasang. Jumlah cermin tikungan keseluruhan yang dibutuhkan oleh Kota
Padang Panjang adalah sebanyak 44 cermin.

5) Trotoar
Trotoar merupakan fasilitas publik dikawasan yang peruntukan demi kenyamanan
pejalan kaki. Akan tetapi keberadaan trotoar seringkali disalah fungsikan untuk
kepentingan tertentu. Fasilitas pejalan kaki seperti trotoar di Kota Padang Panjang
pada saat ini tidak mencukupi.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-6
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Tabel 4.8. Jumlah Trotoar yang Terpasang dan yang Dibutuhkan

Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jalan yang


Jalan yang Sudah Dipasang Trotoar
Membutuhkan (Meter)
No Status
Trotoar Tetapi Jumlah
Belum Terpasang Panjang Baik Rusak
Trotoar (Meter) Trotoar
1 Jalan Nasional 1.900 6.640 3.040 3.600
2 Jalan Propinsi 0 0 0 0
3 Jalan Kabupaten/Kota 29.360 23.465 17.270 6.195
Jumlah 31.260 30.105 20.310 9.795
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014

Saat ini jalan di Kota Padang Panjang yang sudah memiliki trotoar sepanjang
30.105 meter dengan kondisi baik sepanjang 20.310 meter yang terdiri dari 3.040
meter trotoar Jalan Nasional dan 17.270 meter toroar jalan Kabupaten/Kota serta
kondisi rusak sepanjang 9.795 meter yang terdiri dari 3.600 meter trotoar Jalan
Nasional dan 6.195 meter toroar jalan Kabupaten/Kota. Sementara untuk jalan
yang belum memiliki trotoar lebih panjang dari panjang jalan yang sudah memiliki
trotoar yaitu sepanjang 31.260 meter dengan rincian 1.900 meter untuk Jalan
Nasional dan 29.360 meter untuk Jalan Kabupaten/Kota. Kondisi ini diperparah
dengan digunakannya fasilitas trotoar tersebut unttuk pedagang kaki lima, parkir
secara tidak resmi, tumpukan sampah dan material bangunan serta gangguan-
gangguan lainnya bisa mengganggu pergerakan pejalan kaki.

4.2 PRASARANA JARINGAN REL


Jaringan Rel Kereta Api di Kota Padang Panjang pada awalnya digunakan untuk melayani
kegiatan pengangkutan Batubara dari Kota Sawahlunto ke Kota Padang (Pabrik Semen
Indarung). Seiring dengan perkembangan jaringan jalan yang semakin bagus antara
Kota Sawahlunto – Kota Solok - Kota Padang (via Sitinjau Laut) dan perkembangan Moda
Angkutan Truk, sehingga terjadi peralihan pengangkutan dengan menggunakan moda
Truk yang berdaya muat besar. Tambahan lagi dengan jauh berkurangnya intensitas
kegiatan penambangan di Kota Sawahlunto (deposit batubara semakin habis), maka
kegiatan pengangkutan batubara tidak menggunakan moda kereta api. Setelah itu
jaringan kereta api tersebut juga pernah digunakan untuk angkutan penumpang antara

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-7
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Payakumbuh – Bukittinggi – Padang Panjang – Sicincin – Padang. Namun hal ini juga
tidak bertahan lama seiring dengan perkembangan jaringan jalan yang semakin bagus
dan perkembangan moda angkutan penumpang yang semakin baik dan nyaman.
Sehingga sampai saat ini angkutan kereta api ini sudah tidak berfungsi atau tidak
operasional.

Rel kereta api yang masih tersedia adalah rute Kota Padang – Kota Padang Panjang –
Kota Solok – Kota Sawahlunto (membentang dari barat ke timur) dan didukung oleh 1
Stasiun Kereta Api yang belokasi Kel. Silaing Atas dan Kel. Pasar Usang (Kec. Padang
Panjang Barat). Hasil observasi lapangan kondisi rel dan stasiun kereta api tersebut
masih cukup baik, kecuali untuk sempadan rel kereta api yang sebagian telah berubah
fungsi menjadi permukiman.

4.3 PENYEDIAN ANGKUTAN JALAN


4.3.1 JUMLAH SARANA ANGKUTAN UMUM DAN PRIBADI
Sistem transportasi yang paling dominan di wilayah Kota Padang Panjang adalah
transportasi darat, khususnya transportasi jalan. Sebagian besar perjalanan perkotaan
dilakukan melalui jaringan jalan baik menggunakan angkutan pribadi ataupun angkutan
umum. Data jumlah sarana angkutan baik umum maupun pribadi pada 3 tahun terakhir
dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Jumlah Sarana Angkutan Umum dan Pribadi

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-8
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Jumlah (Unit)
No Jenis Kendaraan
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1 Sepeda motor 13.654 10.706 12.688
2 Mobil Penumpang
a. Umum 328 289 293
b. Pribadi 1.842 2.224 2.485
3 Mobil Barang
a. Pick Up
1. Pribadi 414
2. Umum 5
3. Bukan Umum 22
b. Light Truk
1. Pribadi 172
2. Umum 100
3. Bukan Umum 17
c. Truk
1. Pribadi 14
2. Umum 45
3. Bukan Umum 1
4 Bus Besar
a. Umum 6 15 15
b. Bukan umum 0 0 0
5 Bus Sedang
a. Umum 10 33 21
b. Bukan umum 3 29 30
6 Bus Kecil
a. Umum 0 0 0
b. Bukan umum 0 0 0
7 Kendaraan Roda Tiga
a. Umum 0 0
b. Bukan umum 6 23
Jumlah Total 15.837 13.287 16.345
Sumber: Samsat Kota Padang Panjang Tahun 2014

Persentase jumlah kendaraan yang berdomisili di Kota Padang Panjang pada tahun 2013
adalah sepeda motor 12.688 unit, mobil penumpang 2.778 unit, mobil barang 1.292 unit,
bus 66 unit, kendaraan roda tiga bukan umum sebanyak 23 unit. Jumlah kendaraan
bermotor secara keseluruhan yang ada di Kota Padang Panjang pada tahun 2013 adalah
sebanyak 16.345 unit.
4.3.2 SARANA ANGKUTAN UMUM

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-9
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Angkutan umum Kota Padang Panjang mengandalkan kepada kendaraan jalan, yang
didominasi oleh Mobil Penumpang Umum (MPU). Berdasarkan data yang didapatkan dari
Dinas Perhubungan Kota Padang Panjang, jumlah trayek angkutan umum resmi di Kota
Padang Panjang berjumlah 13 trayek. Angkutan kota yang beroperasi di Kota Padang
Panjang selama 4 tahun terakhir belum pernah mengalami penambahan baik dari sisi
jumlah kendaraan maupun jumlah trayek. Hal ini tidak sejalan dengan perkembangan kota
dan pertumbuhan demand yang cukup pesat. Dampaknya adalah tumbuhnya angkutan
tidak resmi serta ojek khususnya pada daerah-daerah yang baru berkembang. Jumlah ijin
trayek dan panjang setiap trayek dijabarkan pada Tabel 4.10 dibawah ini:

Tabel 4.10. Jumlah Trayek yang Diijinkan

Panjang
Kode
No Rute Trayek Trayek
Trayek
(km)
1 01 Pusat pasar Batas Kota 4
2 02 Pusat pasar Koto Katik 3,5
3 03 Pusat pasar Ganting 6,5
4 04 Pusat pasar Kampung Jambak 4,5
5 05 Pusat pasar Kubu Gadang 7,5
6 06 Pusat pasar RSUD Ganting 6
7 07 Pusat pasar Padang Reno 5
8 08 Terminal busur Batas Kota 6
9 09 Terminal busur Silaing Bawah 6
10 10 Pusat pasar Silaing Bawah 4,5
11 11 Pusat pasar Terminal Busur 4
12 12 Pusat pasar Sungai Andok 5
13 13 Pusat pasar Kampung Manggis 5
Sumber : Dishub Kominfo Tahun 2014

Dari tabel diatas dilihat bahwa angkutan yang paling jauh melayani penumpang adalah
angkutan dengan kode trayek 05 rute Pusat Pasar – Kubu Gadang sedangkan angkutan
yang paling dekat melayani penumpang adalah angkutan dengan kode trayek 02 rute
Pusat Pasar – Koto Katik. Tetapi dalam kenyataannya jaringan trayek yang beroperasi
hanyalah lima trayek diantaranya seperti yang terdapat pada tabel berikut :

Tabel 4.11. Jumlah Trayek yang Beroperasi

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-10
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Kode Panjang
No Rute Trayek
Trayek Trayek (Km)
1 01 Pusat pasar Batas kota 5
2 03 Pusat pasar Ganting 7,5
3 06 Pusat pasar RSUD ganting 5,4
4 10 Pusat pasar Silaing bawah 3,6
5 11 Pusat pasar Terminal busur 2,3
Sumber : Dishub Kominfo Kota Padang Panjang Tahun 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat angkutan yang masih beroperasi hanyalah angkutan
dengan kode trayek nomor 01, 03, 06, 10 dan 11. Angkutan yang masih beroperasi
tersebut ada yang menambah panjang rute trayek dan ada yang mengurangi panjang
rute trayek yang mereka lalui seperti :
 Angkutan dengan kode trayek 01 awalnya hanya melayani trayek sepanjang 4 km
bertambah menjadi 5 km.
 Angkutan dengan kode trayek 03 awalnya hanya melayani trayek sepanjang 6,5 km
bertambah menjadi 7,5 km.
 Angkutan dengan kode trayek 06 awalnya melayani trayek sepanjang 6 km berkurang
menjadi 5,4 km.
 Angkutan dengan kode trayek 10 awalnya melayani trayek sepanjang 4,5 km
berkurang menjadi 3,6 km.
 Angkutan dengan kode trayek 11 awalnya melayani trayek sepanjang 4 km berkurang
menjadi 2,5 km.

4.3.3 TERMINAL DAN HALTE


Prasarana angkutan umum adalah terminal dan halte. Prasarana angkutan umum yang
tersedia di Kota Padang Panjang adalah :
1. Terminal
a) Terminal tipe B yang terletak di Bukit Surungan dengan luas lahan sekitar 2,5
Ha, terminal ini merupakan tempat persinggahan bus AKAP maupun AKDP.
b) Terminal tipe C yang terletak di Pasar dengan luas lahan sekitar 1,1 Ha, yang
merupakan terminal angkutan kota.

2. Halte

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-11
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Terdapat 9 halte di Kota Padang Panjang, yang terlatak di Jl. Sutan Syahrir, Jl.
Rasuna Said, Jl. Jendral Sudirman, Jl. H Miskin, Jl. A Yani. Hanya 5 halte yang masih
dalam kondisi baik, sisanya sudah mulai rusak.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-12
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Gambar 4.2 Peta Jaringan Trayek Kota Padang Panjang Yang Beroperasi

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-13
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Gambar 4.3 Titik Simpul Transportasi Kota Padang Panjang (Terminal)

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-14
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

4.4 KINERJA TRANSPORTASI KOTA PADANG PANJANG


4.4.1 LALULINTAS
4.4.1.1 KINERJA JARINGAN
Tingkat pelayanan jalan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas
suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang melewatinya Tingkat
Pelayanan Jalan (Level of Service/LOS) adalah gambaran kondisi operasional arus lalu
lintas dan persepsi pengendara dalam terminologi kecepatan, waktu tempuh,
kenyamanan, kebebasan bergerak, keamanan dan keselamatan. Menurut O.Z.Tamin
tingkat pelayanan terdiri dari Tingkat pelayanan (tergantung arus) dan Tingkat
pelayanan (tergantung fasilitas). (Tamin, 2000) Hubungan antara kecepatan dan volume
merupakan aspek penting dalam menentukan tingkat pelayanan jalan.

Untuk menghitung tingkat pelayanan jalan digunakan rumus sebagai berikut :


𝑽
LOS = 𝑪

Dimana : LOS = Level Of Service


V = Volume Kendaraan (smp/jam)
C = Kapasitas Aktuan (smp/jam)

Kualitas pelayanan jalan dapat dinyatakan dalam tingkat pelayanan jalan (Level Of
Service/LOS). Tingkat pelayanan jalan (LOS) dalam perencanaan jalan dinyatakan
dengan huruf-huruf A sampai dengan F yang berturut-turut menyatakan tingkat
pelayanan yang terbaik sampai yang terburuk. Adapun penjelasan dari masing-masing
tingkat pelayanan jaringan jalan sebagai berikut :
 Tingkat Pelayanan A
LOS A sepenuhnya arus bebas; yang ada adalah kecepatan arus-bebas; kendaraan
dapat bermanuver dengan mudah di dalam aliran lalulintas.
 Tingkat Pelayanan B
LOS B mendekati arus bebas; umumnya kecepatan arus bebas; kemampuan untuk
bermanuver di dalam aliran lalulintas sedikit terbatasi.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-15
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

 Tingkat Pelayanan C
LOS C memungkinkan aliran arus dengan kecepatan yang masih atau mendekati
kecepatan arus bebas; kebebasan bermanuver di dalam aliran lalulintas semakin
terbatas dan perpindahan lajur membutuhkan kewaspadaan pengemudi.
 Tingkat Pelayanan D
LOS D kecepatan mulai sedikit menurun dengan peningkatan arus; kepadatan mulai
meningkat agak cepat; kebebasan bermanuver semakin terbatas.
 Tingkat Pelayanan E
LOS E menggambarkan operasi pada kapasitas kepadatan tertinggi; operasi
mengkhawatirkan dan hampir tidak terdapat jeda yang dapat dimanfaatkan pada
aliran lalulintas; kemampuan manuver dalam aliran lalulintas sangat rendah.
 Tingkat Pelayanan F
LOS F menggambarkan terhentinnya arus kendaraan pada titik kemacetan seperti
di pertemuan jalur, kondisi penyalipan atau perbaikan lajur. Terhentinya arus terjadi
ketika perbandingan antara tingkat arus dengan kapasitas telah melebihi 1,0.

Untuk mengetahui tingkat pelayanan jaringan jalan di Kota Padang Panjang dilaksanakan
survey Traffic Counting di beberapa ruas jalan arteri dan kolektor di Kota Padang
Panjang. Adapun hasil kinerja ruas jalan di Kota Padang Panjang sebagaimana
ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel. 4.12. Kinerja Ruas Jalan Kota Padang Panjang


Panjang
Lebar Vol Kapasitas V/C Tingkat Kondisi
No Nama Jalan Jalan
Jalan (smp/jam) (smp/jam) Ratio Pelayanan
(km)
1 Jl. A. Rifai 3,50 0,17 103,24 565,36 0,18 A Lancar
2 Jl. A. Rifai 3,50 0,17 77,89 565,36 0,14 A Lancar
3 Jl. Adam BB 1 7,60 0,05 315,40 1075,85 0,29 B Lancar
4 Jl. Adam BB 1 7,60 0,05 154,07 1075,85 0,14 A Lancar
5 Jl. Adam BB 2 7,60 0,35 41,18 1075,85 0,04 A Lancar
6 Jl. Adam BB 2 7,60 0,35 88,36 1075,85 0,08 A Lancar
7 Jl. Agus Salim 1 6,00 1,26 37,93 849,69 0,04 A Lancar
8 Jl. Agus Salim 1 6,00 1,26 64,91 849,69 0,08 A Lancar
9 Jl. Agus Salim 2 6,00 0,32 94,26 936,59 0,10 A Lancar
10 Jl. Agus Salim 2 6,00 0,32 150,14 936,59 0,16 A Lancar
11 Jl. Ahmad Karim 4,00 0,51 31,40 760,28 0,04 A Lancar
12 Jl. Ahmad Karim 4,00 0,51 39,67 760,28 0,05 A Lancar
13 Jl. Ahmad Yani 1 7,00 0,68 251,31 1008,07 0,25 B Lancar
14 Jl. Ahmad Yani 1 7,00 0,80 192,32 1008,07 0,19 B Lancar

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-16
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Panjang
Lebar Vol Kapasitas V/C Tingkat Kondisi
No Nama Jalan Jalan
Jalan (smp/jam) (smp/jam) Ratio Pelayanan
(km)
15 Jl. Ahmad Yani 2 7,00 0,93 296,77 1008,07 0,29 B Lancar
16 Jl. Ahmad Yani 2 7,00 0,68 249,60 1008,07 0,25 B Lancar
17 Jl. Ahmad Yani 3 6,00 0,70 324,43 1008,07 0,32 B Lancar
18 Jl. Ahmad Yani 3 7,00 0,93 220,90 1008,07 0,22 B Lancar
19 Jl. Anas Karim 1 6,00 0,21 187,66 849,03 0,22 B Lancar
20 Jl. Anas Karim 1 6,00 0,21 237,44 849,03 0,28 B Lancar
21 Jl. Anas Karim 2 6,00 0,08 249,35 877,03 0,28 B Lancar
22 Jl. Anas Karim 2 6,00 0,08 309,97 877,03 0,35 B Lancar
23 Jl. Anas Karim 3 6,00 0,80 41,26 859,23 0,05 A Lancar
24 Jl. Anas Karim 3 6,00 0,80 99,85 859,23 0,12 A Lancar
25 Jl. AR. St. Mansyur 1 4,00 0,20 63,01 602,86 0,10 A Lancar
26 Jl. AR. St. Mansyur 1 4,00 0,20 73,85 602,86 0,12 A Lancar
27 Jl. AR. St. Mansyur 2 4,00 0,32 62,99 602,86 0,10 A Lancar
28 Jl. AR. St. Mansyur 2 4,00 0,32 61,99 602,86 0,10 A Lancar
29 Jl. AR. St. Mansyur 3 4,00 0,40 59,42 602,86 0,10 A Lancar
30 Jl. Bagindo Aziz Chan 1 5,40 0,20 50,39 878,33 0,06 A Lancar
31 Jl. Bagindo Aziz Chan 1 5,40 0,20 93,67 878,33 0,11 A Lancar
32 Jl. Bagindo Aziz Chan 2 5,40 0,66 117,70 938,21 0,13 A Lancar
33 Jl. Bagindo Aziz Chan 2 5,40 0,66 95,19 938,21 0,10 A Lancar
34 Jl. Bahder Johan 1 6,00 0,05 289,51 907,62 0,32 B Lancar
35 Jl. Bahder Johan 1 6,00 0,05 406,66 907,62 0,45 C Lancar
36 Jl. Bahder Johan 2 6,00 0,20 277,41 907,62 0,31 B Lancar
37 Jl. Bahder Johan 2 6,00 0,20 200,57 907,62 0,22 B Lancar
38 Jl. Bahder Johan 3 6,00 0,25 212,50 907,62 0,23 B Lancar
39 Jl. Bahder Johan 3 6,00 0,25 162,64 907,62 0,18 A Lancar
40 Jl. Bahder Johan 4 6,00 0,65 117,69 936,59 0,13 A Lancar
41 Jl. Bahder Johan 4 6,00 0,65 85,74 936,59 0,09 A Lancar
42 Jl. Bahder Johan 5 6,00 0,15 108,44 567,89 0,19 B Lancar
43 Jl. Bahder Johan 5 6,00 0,15 160,39 567,89 0,28 B Lancar
44 Jl. Baru RSUD 8,30 1,39 342,87 1189,29 0,29 B Lancar
45 Jl. Baru RSUD 8,30 1,39 421,78 1189,29 0,35 B Lancar
46 Jl. Bukit Kandung 1 6,00 1,20 251,04 907,62 0,28 B Lancar
47 Jl. Bukit Kandung 1 6,00 1,20 386,72 907,62 0,43 B Lancar
48 Jl. Bukit Kandung 2 6,00 0,10 313,25 936,59 0,33 B Lancar
49 Jl. Bukit Kandung 2 6,00 0,10 430,95 936,59 0,46 C Lancar
50 Jl. Bukit Kandung 3 6,00 0,10 356,47 907,62 0,39 B Lancar
51 Jl. Bukit Kandung 3 6,00 0,10 465,34 907,62 0,51 C Lancar
52 Jl. Bukit Kandung 4 6,00 0,22 70,24 907,62 0,08 A Lancar
53 Jl. Bukit Kandung 4 6,00 0,22 126,30 907,62 0,14 A Lancar
54 Jl. Bukit Kandung 5 6,00 0,34 286,22 936,59 0,31 B Lancar
55 Jl. Bukit Kandung 5 6,00 0,34 339,04 936,59 0,36 B Lancar
56 Jl. Cokroaminoto 6,00 0,58 117,71 928,01 0,13 A Lancar
57 Jl. Cokroaminoto 6,00 0,58 61,75 928,01 0,07 A Lancar
58 Jl. Daud Rasyidi 8,60 0,67 235,69 1304,05 0,18 A Lancar
59 Jl. Daud Rasyidi 8,60 0,67 231,05 1304,05 0,18 A Lancar
60 Jl. Ganting 16,00 0,78 158,92 3217,27 0,05 A Lancar

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-17
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Panjang
Lebar Vol Kapasitas V/C Tingkat Kondisi
No Nama Jalan Jalan
Jalan (smp/jam) (smp/jam) Ratio Pelayanan
(km)
61 Jl. Ganting 16,00 0,78 142,57 3217,27 0,04 A Lancar
62 Jl. Gatot Subroto 4,00 0,80 44,81 726,89 0,06 A Lancar
63 Jl. Gatot Subroto 4,00 0,80 114,63 726,89 0,16 A Lancar
64 Jl. H. Piobang 6,00 0,60 0,00 958,61 0,00 A Lancar
65 Jl. H. Piobang 6,00 0,60 0,00 958,61 0,00 A Lancar
66 Jl. H. Sumanik 1 6,00 0,12 198,29 1010,25 0,20 B Lancar
67 Jl. H. Sumanik 1 6,00 0,12 127,05 1010,25 0,13 A Lancar
68 Jl. H. Sumanik 2 6,00 1,75 48,15 916,52 0,05 A Lancar
69 Jl. H. Sumanik 2 6,00 1,75 32,79 916,52 0,04 A Lancar
70 Jl. Hamid Hakim 1 6,50 0,12 56,35 1009,57 0,06 A Lancar
71 Jl. Hamid Hakim 1 6,50 0,12 161,31 1009,57 0,16 A Lancar
72 Jl. Hamid Hakim 2 6,50 0,23 77,46 1009,57 0,08 A Lancar
73 Jl. Hamid Hakim 2 6,50 0,23 49,75 1009,57 0,05 A Lancar
74 Jl. Imam Bonjol 1 6,70 0,19 309,55 1118,74 0,28 B Lancar
75 Jl. Imam Bonjol 2 6,70 0,31 222,12 932,76 0,24 B Lancar
76 Jl. Imam Bonjol 2 6,70 0,31 73,08 932,76 0,08 A Lancar
77 Jl. Khatib Sulaiman 8,00 0,31 49,01 494,48 0,10 A Lancar
78 Jl. Khatib Sulaiman 8,00 0,31 104,13 494,48 0,21 B Lancar
79 Jl. Ksatrian 6 0,6 62,74 897,42 0,07 A Lancar
80 Jl. Ksatrian 6 0,6 44,53 897,42 0,05 A Lancar
81 Jl. M. Djamil Jaho I 1 6,00 0,53 79,31 878,33 0,09 A Lancar
82 Jl. M. Djamil Jaho I 1 6,00 0,53 63,11 878,33 0,07 A Lancar
83 Jl. M. Djamil Jaho I 2 6,00 1,10 45,84 908,27 0,05 A Lancar
84 Jl. M. Djamil Jaho I 2 6,00 1,10 66,36 908,27 0,07 A Lancar
85 Jl. M. Djamil Jaho II 6 0,3 38,46 897,42 0,04 A Lancar
86 Jl. M. Djamil Jaho II 6 0,3 75,90 897,42 0,08 A Lancar
87 Jl. M. Syafei 6,00 0,16 37,64 768,21 0,05 A Lancar
88 Jl. M. Syafei 6 0,1604 51,61 768,21 0,07 A Lancar
89 Jl. M. Syafei 6,00 0,16 27,76 768,21 0,04 A Lancar
90 Jl. M. Syafei 6 0,1604 41,49 768,21 0,05 A Lancar
91 Jl. M. Yamin 1 9,50 0,17 291,40 1217,09 0,24 B Lancar
92 Jl. M. Yamin 1 9,50 0,17 543,32 1217,09 0,45 C Lancar
93 Jl. M. Yamin 2 7,50 0,20 432,15 1075,57 0,40 B Lancar
94 Jl. M. Yamin 2 7,50 0,20 324,75 1075,57 0,30 B Lancar
95 Jl. M. Yamin 3 7,00 0,56 381,25 943,48 0,40 B Lancar
96 Jl. M. Yamin 3 7,00 0,56 378,81 943,48 0,40 B Lancar
97 Jl. Mr. Assaat 6,00 0,41 103,24 849,69 0,12 A Lancar
98 Jl. Mr. Assaat 6,00 0,41 77,89 849,69 0,09 A Lancar
99 Jl. P. Kemerdekaan 1 6,00 0,15 45,81 936,59 0,05 A Lancar
100 Jl. P. Kemerdekaan 1 6,00 0,15 51,19 936,59 0,05 A Lancar
101 Jl. Padat Karya 1 6,00 0,12 50,00 958,61 0,05 A Lancar
102 Jl. Padat Karya 1 6,00 0,12 98,54 958,61 0,10 A Lancar
103 Jl. Padat Karya 2 6,00 0,50 45,46 958,61 0,05 A Lancar
104 Jl. Padat Karya 2 6,00 0,50 57,28 958,61 0,06 A Lancar
105 Jl. Pemuda 1 6,00 0,19 31,40 916,52 0,03 A Lancar
106 Jl. Pemuda 1 6,00 0,19 39,67 916,52 0,04 A Lancar

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-18
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Panjang
Lebar Vol Kapasitas V/C Tingkat Kondisi
No Nama Jalan Jalan
Jalan (smp/jam) (smp/jam) Ratio Pelayanan
(km)
107 Jl. Pemuda 2 6,00 0,31 95,99 897,42 0,11 A Lancar
108 Jl. Pemuda 2 6,00 0,31 43,74 897,42 0,05 A Lancar
109 Jl. Pemuda 3 6,00 0,29 64,95 897,42 0,07 A Lancar
110 Jl. Pemuda 3 6,00 0,29 125,47 897,42 0,14 A Lancar
111 Jl. Prof. Dr. Hamka 1 8,50 0,46 313,15 1260,09 0,25 B Lancar
112 Jl. Prof. Dr. Hamka 1 8,50 0,46 280,80 1260,09 0,22 B Lancar
113 Jl. Prof. Dr. Hamka 2 8,50 0,33 130,58 1260,09 0,10 A Lancar
114 Jl. Prof. Dr. Hamka 2 8,50 0,33 137,13 1260,09 0,11 A Lancar
115 Jl. RA Kartini 1 6,00 0,83 24,02 878,33 0,03 A Lancar
116 Jl. RA Kartini 1 6,00 0,83 44,80 878,33 0,05 A Lancar
117 Jl. RA Kartini 2 6,00 0,37 65,28 878,33 0,07 A Lancar
118 Jl. RA Kartini 2 6,00 0,37 144,66 878,33 0,16 A Lancar
119 Jl. Rahman El Yunusiah 6,00 0,24 104,94 878,33 0,12 A Lancar
120 Jl. Rahman El Yunusiah 6,00 0,24 122,82 878,33 0,14 A Lancar
121 Jl. Rasuna Said 1 4,00 0,33 208,09 596,34 0,35 B Lancar
122 Jl. Rasuna Said 1 4,00 0,33 210,11 596,34 0,35 B Lancar
123 Jl. Rasuna Said 2 5,50 0,31 164,71 596,34 0,28 B Lancar
124 Jl. Rasuna Said 2 5,50 0,31 109,90 596,34 0,18 A Lancar
125 Jl. Rasuna Said 3 4,00 1,63 47,01 636,73 0,07 A Lancar
126 Jl. Rasuna Said 3 4,00 1,63 48,15 636,73 0,08 A Lancar
127 Jl. Rasuna Said 4 6,00 0,31 47,01 897,42 0,05 A Lancar
128 Jl. Rasuna Said 4 6,00 0,31 48,15 897,42 0,05 A Lancar
129 Jl. Raya Pd. Panjang 1 6,00 0,40 247,23 938,21 0,26 B Lancar
130 Jl. Raya Pd. Panjang 1 6,00 0,70 179,27 938,21 0,19 B Lancar
131 Jl. Raya Pd. Panjang 2 6,00 0,20 342,44 938,21 0,36 B Lancar
132 Jl. Raya Pd. Panjang 2 6,00 0,40 227,70 938,21 0,24 B Lancar
133 Jl. Raya Pd. Panjang 3 6,00 0,13 216,14 938,21 0,23 B Lancar
134 Jl. Raya Pd. Panjang 3 6,00 0,20 157,46 938,21 0,17 A Lancar
135 Jl. Raya Pd. Panjang 3 6,00 0,20 502,37 998,10 0,50 C Lancar
136 Jl. Raya Pd. Panjang 3 6,00 0,13 496,50 998,10 0,50 C Lancar
137 Jl. Rohana Kudus 4,00 0,75 38,32 614,52 0,06 A Lancar
138 Jl. Rohana Kudus 4,00 0,75 80,63 614,52 0,13 A Lancar
139 Jl. Simp. Koto Panjang 6,00 0,78 50,98 958,61 0,05 A Lancar
140 Jl. Simp. Koto Panjang 6,00 0,78 66,49 958,61 0,07 A Lancar
141 Jl. Simpang 8 9,50 0,03 131,12 1388,73 0,09 A Lancar
142 Jl. Simpang 8 9,50 0,03 169,73 1388,73 0,12 A Lancar
143 Jl. Soekarno Hatta 1 9,50 1,00 182,01 1341,92 0,14 A Lancar
144 Jl. Soekarno Hatta 1 9,50 1,00 222,42 1341,92 0,17 A Lancar
145 Jl. Soekarno Hatta 2 9,50 0,10 181,46 1254,73 0,14 A Lancar
146 Jl. Soekarno Hatta 2 9,50 0,10 189,81 1254,73 0,15 A Lancar
147 Jl. Soekarno Hatta 3 9,50 0,49 301,69 1300,42 0,23 B Lancar
148 Jl. Soekarno Hatta 3 9,50 0,49 432,42 1300,42 0,33 B Lancar
149 Jl. Soekarno Hatta 4 9,50 0,20 591,34 1300,42 0,45 C Lancar
150 Jl. Soekarno Hatta 4 9,50 0,20 444,26 1300,42 0,34 B Lancar
151 Jl. St. Mansyur 3 4,00 0,40 55,36 602,86 0,09 A Lancar
152 Jl. St. Syahrir 1 8,40 0,12 461,77 1185,88 0,39 B Lancar

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-19
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Panjang
Lebar Vol Kapasitas V/C Tingkat Kondisi
No Nama Jalan Jalan
Jalan (smp/jam) (smp/jam) Ratio Pelayanan
(km)
153 Jl. St. Syahrir 1 8,40 0,12 595,22 1185,88 0,50 C Lancar
154 Jl. St. Syahrir 2 9,50 1,68 400,01 1341,92 0,30 B Lancar
155 Jl. St. Syahrir 2 9,50 1,68 477,51 1341,92 0,36 B Lancar
156 Jl. St. Syahrir 3 8,10 2,40 365,27 1323,78 0,28 B Lancar
157 Jl. St. Syahrir 3 8,10 2,40 418,17 1323,78 0,32 B Lancar
158 Jl. St. Syahrir 4 8,10 0,30 365,27 1364,72 0,27 B Lancar
159 Jl. St. Syahrir 4 8,10 0,30 418,17 1364,72 0,31 B Lancar
160 Jl. Sudirman 1 7,00 0,03 214,33 943,48 0,23 B Lancar
161 Jl. Sudirman 1 7,00 0,09 443,72 943,48 0,47 C Lancar
162 Jl. Sudirman 2 7,00 0,04 326,94 943,48 0,35 B Lancar
163 Jl. Sudirman 2 7,00 0,03 504,37 943,48 0,53 C Lancar
164 Jl. Sudirman 3 7,00 0,30 217,15 943,48 0,23 B Lancar
165 Jl. Sudirman 3 7,00 0,04 505,50 943,48 0,54 C Lancar
166 Jl. Sudirman 4 7,00 0,08 359,98 943,48 0,38 B Lancar
167 Jl. Sudirman 4 7,00 0,30 246,82 943,48 0,26 B Lancar
168 Jl. Sudirman 6 7,00 0,07 411,17 972,66 0,42 B Lancar
169 Jl. Sudirman 6 7,00 0,08 292,63 972,66 0,30 B Lancar
170 Jl. Sudirman 7 7,00 0,20 395,78 943,48 0,42 B Lancar
171 Jl. Sudirman 7 7,00 0,07 314,88 943,48 0,33 B Lancar
172 Jl. Sudirman 8 7,00 0,43 439,91 943,48 0,47 C Lancar
173 Jl. Sudirman 8 7,00 0,20 404,39 943,48 0,43 B Lancar
174 Jl. Sudirman 9 7,00 0,80 397,55 914,30 0,43 B Lancar
175 Jl. Sudirman 9 7,00 0,43 372,93 914,30 0,41 B Lancar
176 Jl. Syeh Ibrahim M. 1 5,00 1,00 87,02 744,10 0,12 A Lancar
177 Jl. Syeh Ibrahim M. 1 5,00 1,00 130,76 744,10 0,18 A Lancar
178 Jl. Syeh Ibrahim M. 2 5,00 0,30 87,02 744,10 0,12 A Lancar
179 Jl. Syeh Ibrahim M. 2 5,00 0,30 130,76 744,10 0,18 A Lancar
180 Jl. Syeh Ibrahim M. 3 5,00 0,50 44,23 744,10 0,06 A Lancar
181 Jl. Syeh Ibrahim M. 3 5,00 0,50 62,22 744,10 0,08 A Lancar
182 Jl. Syeh Sulaiman A 5,00 1,50 94,04 577,65 0,16 A Lancar
183 Jl. Syeh Sulaiman A 5,00 1,50 43,91 577,65 0,08 A Lancar
184 Jl. T. Pamansingan 1 3,50 0,60 48,15 565,36 0,09 A Lancar
185 Jl. T. Pamansingan 1 3,50 0,60 32,79 565,36 0,06 A Lancar
186 Jl. T. Pamansingan 2 0,00 0,17 48,15 584,63 0,08 A Lancar
187 Jl. T. Pamansingan 2 0,00 0,17 32,79 584,63 0,06 A Lancar
188 Jl. Tanah Bato 6,00 1,11 85,23 897,42 0,09 A Lancar
189 Jl. Tanah Bato 6,00 1,11 56,33 897,42 0,06 A Lancar
190 Jl. Teladan 6,70 0,15 115,82 746,20 0,16 A Lancar
191 Jl. Teladan 6,70 0,15 128,11 746,20 0,17 A Lancar
192 Jl. Teuku Umar 6,00 0,07 175,71 968,16 0,18 A Lancar
193 Jl. Teuku Umar 6,00 0,07 144,69 968,16 0,15 A Lancar
Sumber : Pengolahan Data Tahun 2014

Dari hasil analisa tingkat pelayanan pada ruas jalan utama di Kota Padang Panjang
memperlihatkan bahwa umumnya ruas jalan di Kota Padang Panjang tingkat pelayanana

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-20
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

nya termasuk dalam katergori “A”. Namun ada beberapa ruas jalan di Kota Padang
Panjang termasuk dalam katergori “C” yakni jalan raya Padang Panjang, jalan Sudirman,
Jalan St. Syahrir, Jalan Bahder Johan dan Jalan Soekarno Hatta.

4.4.1.2 KINERJA PERSIMPANGAN


Kinerja persimpangan yang dianalisis adalah persimpangan kaki tiga dan kaki empat
yang tidak bersinyal di Kota Padang Panjang. Adapun persimpangan yang dianalisis
adalah simpang MTSN, Simpang Perkampungan Minang Fantasi, Simpang Gunung,
Simpang Tanah Hitam, dan Simpang Karya. Dari hasil survey CTMC yang dilakukan pada
hari kerja dan hari libur maka diperoleh hasil :

A. Persimpang Tiga
Pengambilan data volume lalulintas dilaksanakan selama 12 jam dari jam 07.00 -
19.00 WIB yang dicatat sebagai volume tiap 15 menit. Dipilih hari Senin untuk
mewakili hari kerja dan hari Sabtu untuk mewakili hari menjelang libur akhir pekan.

1. Simpang MTsN
Lebih jelasnya mengenai kinerja persimpangan pada lokasi persimpangan MTsN
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13. Kinerja Persimpangan Tak Bersinyal Pada Simpang MTsN

Arus Tundaan
Tundaan Tundaan Tundaan
Lalulintas Derajat Lalulintas Tundaan Peluang
Lalulintas Lalulintas Geometrik
Kejenuhan Jalan Simpang Antrian
(Q) Simpang Jl. Minor Simpang
Utama
smp/jam DS DT1 DMA DMI DG D (QP%)
1741,7 0,604 6,16 4,60 11,28 4,21 10,37 32,23
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa arus lalu lintas sebesar 1.741,7 smp/jam yang
ada di Simpang MTsN didapat nilai tingkat kejenuhan 0,604 dengan tundaan
lalulintas simpang sebesar 6,16 dan tundaan lalulintas jalan utama 4,60, tundaan
lalulintas minor 11,28 dengan tundaan geometrik simpang 4,21 dan tundaan
simpang 10,37. Sedangkan peluang antrian sebesar 32,23 %. Dari hasil analisa

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-21
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

diatas kinerja simpang MTSN masih dalam kategori baik karena nilai derajat
kejenuhan tidak melebihi nilai yang dapat diterima (biasanya 0,75 (MKJI 1997)).

2. Simpang Mifan
Lebih jelasnya mengenai kinerja persimpangan pada lokasi persimpangan
Mifan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.14. Kinerja Persimpangan Tak Bersinyal Pada Simpang Mifan

Arus Tundaan
Tundaan Tundaan Tundaan
Lalulintas Derajat Lalulintas Tundaan Peluang
Lalulintas Lalulintas Geometrik
Kejenuhan Jalan Simpang Antrian
(Q) Simpang Jl. Minor Simpang
Utama
smp/jam DS DT1 DMA DMI DG D (QP%)
1872,5 0,580 5,92 4,42 18,88 3,84 9,76 30,39
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa Arus lalulintas di persimpangan Mifan sebesar
1872,5 smp/jam dengan derajat kejenuhan sebesar 0,580, tundaan lalulintas
simpang sebesar 5,92 dan tundaan lalulintas jalan utama 4,42, tundaan lalulintas
minor 18,88 dengan tundaan geometrik simpang 3,84 dan tundaan simpang
9,76. Sedangkan peluang antrian sebesar 30,39 %.

B. Persimpang Empat
Sejalan dengan pemerintah dalam pengembangan daerah-daerah di Indonesia,
sektor jalan harus selalu mendapat perhatian dalam hal pelayanannya, mengingat
sektor ini sangat menunjang berbagai aktivitas daerah, sehingga daerah tersebut
dapat lebih berkembang baik segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Di samping itu
prasarana transportasi khususnya sektor jalan lebih memobilisasi masyarakat dalam
melaksanakan sebagian aktivitasnya.

1. Simpang Gunung
Lebih jelasnya mengenai kinerja persimpangan pada lokasi persimpangan lokasi
Simpang Gunung dapat dilihat pada tabel berikut.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-22
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Tabel 4.15. Kinerja Persimpangan Tak Bersinyal Pada Simpang Gunung

Arus Tundaan
Tundaan Tundaan Tundaan
Lalulintas Derajat Lalulintas Tundaan Peluang
Lalulintas Lalulintas Geometrik
Kejenuhan Jalan Simpang Antrian
(Q) Simpang Jl. Minor Simpang
Utama
smp/jam DS DT1 DMA DMI DG D (QP%)
844,30 0,289 2,95 2,20 3,86 4,06 7,02 13,10
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 844,30 volume lalulintas yang ada di
Simpang Gunung didapat 0,289 tingkat kejenuhan dengan tundaan lalulintas
simpang sebesar 2,95 dan tundaan lalulintas jalan utama 2,20, tundaan lalulintas
minor 3,86 dengan tundaan geometrik simpang 4,06 dan tundaan simpang 7,02.
Sedangkan peluang antrian sebesar 13,10%.

2. Simpang Tanah Hitam


Lebih jelasnya mengenai kinerja persimpangan pada lokasi perimpangan lokasi
Tanah Hitam dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.16. Kinerja Persimpangan Tak Bersinyal Pada Simpang Tanah Hitam

Arus Tundaan
Tundaan Tundaan Tundaan
Lalulintas Derajat Lalulintas Tundaan Peluang
Lalulintas Lalulintas Geometrik
Kejenuhan Jalan Simpang Antrian
(Q) Simpang Jl. Minor Simpang
Utama
smp/jam DS DT1 DMA DMI DG D (QP%)
749,70 0,209 2,14 1,60 2,67 4,71 6,85 9,42
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 749,70 volume lalulintas yang ada di
Simpang Tanah Hitam didapat 0,209 tingkat kejenuhan dengan tundaan
lalulintas simpang sebesar 2,14 dan tundaan lalulintas jalan utama 1,60, tundaan
lalulintas minor 2,67 dengan tundaan geometrik simpang 4,71 dan tundaan
simpang 6,85. Sedangkan peluang antrian sebesar 9,42 %.

3. Simpang Karya

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-23
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Lebih jelasnya mengenai kinerja persimpangan pada lokasi persimpangan


Lokasi Simpang Karya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17. Kinerja Persimpangan Tak Bersinyal Pada Simpang Karya

Arus Tundaan
Tundaan Tundaan Tundaan
Lalulintas Derajat Lalulintas Tundaan Peluang
Lalulintas Lalulintas Geometrik
Kejenuhan Jalan Simpang Antrian
(Q) Simpang Jl. Minor Simpang
Utama
smp/jam DS DT1 DMA DMI DG D (QP%)
1754,20 0,447 4,56 3,40 7,38 4,74 9,30 21,41
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 1.754,20 volume lalulintas yang ada di
Simpang Karya didapat 0,447 tingkat kejenuhan dengan tundaan lalulintas
simpang sebesar 4,56 dan tundaan lalulintas jalan utama 3,40, tundaan lalulintas
minor 7,38 dengan tundaan geometrik simpang 4,74 dan tundaan simpang 9,30.
Sedangkan peluang antrian sebesar 21,41 %.

Dari beberapa simpang tak bersinyal yang disurvey baik persimpangan kaki tiga maupun
persimpangan kaki empat didapat nilai derajat kejenuhan masih berada dibawah
ambang batas yang dapat diterima yakni 0,75 artinya persimpangan tersebut masih
dikategorikan lancar. Namun pada simpang MTSN perlu menjadi perhatian karena nilai
derajat kejenuhannya sebesar 0,6.

4.4.2 KINERJA ANGKUTAN UMUM


Beberapa permasalahan utama dalam penyelenggaraan angkutan umum di Kota Padang
Panjang dapat dikelompokkan menjadi 3, yakni :
 Struktur jaringan angkutan umum yang belum terhirarki dengan baik.
 Kualitas pelayanan yang belum optimal sesuai dengan keinginan para penggunanya.
 Sistem pengusahaan angkutan yang belum mendukung.
Dalam Sub Bab Angkutan Umum ini akan disampaikan analisis permasalahan Angkutan
Umum yang dilihat dari data kinerja angkutan umum baik Trayek yang beroperasi,
Frekuensi, Load Factor (LF), Waktu Antara (Headway), Waktu Tunggu, Tingkat

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-24
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Perpindahan Moda dan Overlapping serta identifikasi sejumlah kemungkinan alternatif


penyelesaiannya.
1. Analisa Frekuensi
Berdasarkan ketentuan Bank Dunia untuk frekuensi yang baik untuk jam sibuk (peak
time) adalah 12 kendaraan/jam. Namun pada prinsipnya penumpang akan lebih
senang apabila angkutan umum mempunyai frekuensi yang tinggi sehingga tidak
perlu menunggu lama dan dapat mempercepat waktu untuk sampai tujuan.

Untuk frekuensi angkutan kota kondisi saat ini di Kota Padang Panjang dari hasil
survei maka diperoleh data seperti Tabel 4.18 berikut ini :

Tabel 4.18. Fekuensi Angkutan Kota Kondisi Saat Ini

Frekuensi (Kend/Jam)
No Kode Trayek
Peak Off Peak Rata-Rata
1 01 9 6 8
2 03 8 4 6
3 06 2 2 2
4 10 9 5 7
5 11 1 1 1
Sumber: Hasil Analisa Tahun 2014

Berdasarkan tabel analisis diatas dapat di ketahui bahwa frekuensi trayek tertinggi
adalah pada trayek 01 yaitu 8 kend/jam, sedangkan frekuensi terendah adalah pada
trayek 11 yaitu 1 kend/jam.

2. Analisa Waktu Perjalanan (Round Trip time)


Waktu perjalanan dapat dikatakan baik apabila waktu perjalanan maksimum untuk
menempuh suatu rute trayek bolak balik dalam waktu 1,5 - 2 jam (sumber : modul
manajemen angkutan umum). Untuk waktu perjalanan atau circulation time
angkutan kota di Kota Padang Panjang untuk kondisi saat ini di peroleh hasil analisa
seperti pada Tabel 4.20 berikut.
Berdasarkan tabel analisis waktu perjalanan diatas, untuk angkutan kota yang ada
di Kota Padang Panjang semuanya masih dapat dikatakan memenuhi standar yang
ada, dimana waktu perjalanan tercepat pada trayek 03 dengan waktu perjalanan

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-25
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

per km adalah 8,83 menit, sedangkan waktu perjalanan terlama pada trayek 11
dengan waktu perjalanan 21,08 menit.

3. Analisa Faktor Muat (Load Factor)


Faktor muat untuk keseluruhan trayek adalah 11 penumpang per kendaraan. Dari
analisa yang dilakukan, diperoleh load faktor rata – rata seperti pada Tabel 4.20
berikut ini :

Tabel 4.19. Faktor Muat Angkutan Kota Kondisi Saat Ini

Load Factor (%) Load Factor


Kode
No Rata-Rata
Trayek Peak Pagi Off Peak Peak Sore
(%)
1 01 66,09 41,18 42,18 49,82
2 03 33,96 47,08 53,25 44,76
3 06 49,07 47,56 76,35 57,66
4 10 33,84 36,99 37,25 36,03
5 11 32,02 38,54 29,84 33,47
Sumber: Hasil Analisa Tahun 2014

Berdasarkan tabel analisis diatas, dapat diketahui bahwa Load Factor (Faktor Muat)
rata-rata tertinggi adalah pada trayek 06 sebesar 57,66%, sedangkan Load Faktor
rata-rata terendah adalah pada trayek 11 yaitu sebesar 33,47 %.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-26
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Tabel 4.20. Waktu Perjalanan Kondisi Saat Ini

Waktu Waktu σ σ Waktu Waktu


Rata – Rata
Tempuh Tempuh A-B B-A Tunggu Tunggu Waktu Perjalanan
Kode Waktu
No f (menit) (menit) (menit) (menit) (menit)
Trayek Perjalanan/Km
A–B B–A A B (g=a+b+c+d+e+f)
(menit/km)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 01 8 15,25 15,25 0,76 0,76 3,5 3,5 38,66 9,67
2 03 6 23,25 23,25 1,16 1,16 4,1 4,1 57,4 8,83
3 06 2 15,25 15,25 0,76 0,76 13,3 13,3 58,26 9,71
4 10 7 16,25 16,25 0,81 0,81 3,3 3,3 40,42 8,98
5 11 1 8 8 0,40 0,40 34 34 84,34 21,08
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-27
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

4. Analisa Tumpang Tindih Trayek (Overlap)


Lintasan trayek dikatakan tumpang tindih jika melalui jalan yang sama dan untuk
tujuan yang sama pada bagian lintasannya. Untuk kondisi ruas jalan di pusat kota,
berdasarkan ketentuan apabila terdapat 2 (dua) pelayanan trayek tumpang tindih
masih dapat dibenarkan tetapi tidak boleh lebih dari 50% (sumber : SK. Dirjen
Perhubungan Darat No. 274 Tahun 1996), sedangkan untuk pinggiran kota harus
dihindari.

Tabel 4.21. Tumpang Tindih Trayek Kondisi Saat Ini

Trayek Overlap
Kode Overlap Terhadap
No Diizinkan Diizinkan Analisis
Trayek (%) Trayek
(km) (%)
1 01 4 100 50 06 Buruk
2 03 6,5 66,67 50 01 Buruk
3 06 6 25,93 50 01 Baik
4 10 4,5 5,56 50 11 Baik
5 11 4 17,39 50 10 Baik
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014

Berdasarkan tabel analisis diatas, dapat di ketahui bahwa tumpang tindih trayek
tertinggi angkutan kota yang ada di Kota Padang Panjang adalah pada trayek 01
sebesar 100%, sedangkan terendahnya adalah pada trayek 10 yaitu sebesar 5,56
%.

5. Analisa Penyimpangan Trayek (Deviasi)


Berdasarkan ketentuan panjang jarak lintasan deviasi tidak melebihi 30 % dari
lintasan langsung (Giannopoulus, GA, tahun 1989). Panjang lintasan deviasi dapat
dicari dengan mengurangi jarak sebenarnya dengan jarak terpendek kemudian
dibagi dengan panjang jarak terpendek dikalikan 100%.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-28
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Tabel 4.22. Penyimpangan Trayek Kondisi Saat Ini

Trayek Trayek
Deviasi
Diizinkan Dilayani Deviasi
Kode
No (km) (km) (%) Diizinkan Analisa
Trayek
c=(b-a/a) x (%)
a B
100%
1 01 4 5 25 30 Baik
2 03 6,5 7,5 15,38 30 Baik
3 06 6 5,4 10 30 Baik
4 10 4,5 3,6 20 30 Baik
5 11 4 2,3 42,5 30 Buruk
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014

Berdasarkan tabel analisis diatas, dapat di ketahui bahwa penyimpangan trayek


angkutan umum terpanjang terjadi pada trayek 11 sebesar 42,5%, sedangkan
penyimpangan trayek terpendek adalah pada trayek 06 yaitu sebesar 10 %.

6. Analisa Kecepatan Perjalanan


Kecepatan perjalanan angkutan, nilainya sangat bervariasi dan relatif. Hal ini
disebabkan karena kecepatan perjalanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain kondisi lalulintas, jarak tempuh, kondisi kendaraan serta tingkah laku
pengemudi di jalan.

Tabel 4.23. Kecepatan Perjalanan Angkutan Kota Kondisi Saat Ini

Waktu Tempuh
Panjang (Menit) Kecepatan Perjalanan (Km/Jam)
Kode Trayek T
No
Trayek (Km) Off Peak
Peak Off Peak Rata-Rata
S Peak Va=S/
A Vb=S/Tb (Va+Vb)/2
b Ta
1 01 5 15,25 14 19,68 21,43 20,26
2 03 7,5 23,25 21,5 19,54 20,93 20,00
3 06 5,4 15,25 19,5 21,53 22,62 19,89
4 10 3,6 16,25 21,5 13,45 14,05 12,31
5 11 2,3 8 9 17,25 15,33 16,61
Sumber: Hasil Analisa Tahun 2014

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-29
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan perjalanan paling tinggi pada
trayek 01 dengan kecapatan rata – rata 20,26 Km/jam dan kecepatan perjalanan
yang buruk atau terendah pada trayek 10 dengan kecapatan rata – rata 12,31
Km/jam.

7. Analisa Indeks aksesibilitas (Ai)


Indeks Aksesibilitas (Ai) merupakan kemudahan untuk mencapai kawasan.
Aksesibilitas dihitung dengan cara mengkalikan frekuensi rata-rata angkutan kota
yang melewati zona dengan besarnya permintaan (demand) dan membaginya
dengan luas zona. Hasil perhitungan analisa indeks aksesibilitas dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-30
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Tabel 4.24. Indeks Aksesibilitas (Ai) Kondisi Saat Ini

Frekuensi Luas Indeks


Demand
Rata-Rata Wilayah Aksesibilitas
Zona Kelurahan Keterangan
(Kend) (Orang/Hari) (Km2) (Ai)
(A) (B) (C) D = (A X B) / C
1 2 3 4 5 6 7
1 Pasar Baru 6 525 0,23 13.696
Balai - Balai
2 7 613 0,207 20729
Atas
Balai - Balai Tidak
3 0 1.656 0,483 0
Bawah Terlayani AU
Guguk Tidak
4 0 1.319 1,045 0
Malintang Atas Terlayani AU
Guguk
5 Malintang 7 813 0,855 6.656
Bawah
Tanah Pak Tidak
6 0 695 0,26 0
Lambik Terlayani AU
Tidak
7 Koto Panjang 0 1.332 1,33 0
Terlayani AU
Tidak
8 Tanah Hitam 0 1.259 0,72 0
Terlayani AU
kampung Tidak
9 0 2.867 3,16 0
manggis Terlayani AU
10 silaing atas 9 1.148 0,54 19.133
11 Pasar Usang 5 1.594 0,23 34.652
12 Bukit Surungan 1 954 1,21 788
13 Ganting 5 1.109 3,1 1.789
14 Ngalau 9 879 1,45 5.456
Tidak
15 Koto Katik 0 469 1,01 0
Terlayani AU
16 Silaing Bawah 9 2.152 2,61 7.421
17 Sigando 7 554 0,84 4.617
Sigando - Ekor
18 9 846 1,4 5.439
Lubuk
19 Ekor Lubuk 9 522 1,96 2.397
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014

Berdasarkan tabel analisis diatas, semakin besar angka indeks aksesibilitas


menunjukan bahwa untuk mencapai akses yang disediakan semakin mudah.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-31
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Sebaliknya, apabila semakin kecil angka tersebut maka semakin sulit bagi pengguna
angkutan umum untuk mencapai akses yang ada.

8. Analisa Umur Rata – rata Kendaraan


Dari hasil survey dilapangan maka dapat diketahui bahwa umur rata – rata
kendaraan trayek angkutan umum di Kota Padang Panjang adalah seperti pada
Tabel 4.25 berikut ini :

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-32
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Tabel 4.25. Umur Kendaraan Kondisi Saat Ini

Umur
Umur Rata-
Kapasitas Tipe Jumlah kendaraan
Kode Type Rata
No Kendaraa Kepemilikan Pengusah Armada Rata-Rataper
Trayek Kendaraan Kendaraan
n a (unit) Trayek
(tahun)
(tahun)
1 01 MPU 11 Pribadi Koperasi 7 17 17
2 03 MPU 11 Pribadi Koperasi 7 21 17
3 06 MPU 11 Pribadi Koperasi 7 21 17
4 10 MPU 11 Pribadi Koperasi 6 18 17
5 11 MPU 11 Pribadi Koperasi 6 8 17
Sumber: Hasil analisa Tahun 2014

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-33
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa umur rata – rata kendaraan
angkutan umum adalah 17 tahun (diatas 5 tahun). Ketentuan mengatakan bahwa
usia kendaraan yang sudah diatas 5 tahun maka kinerja kendaraan tersebut sudah
tidak baik lagi.

9. Analisa Jumlah Kebutuhan Kendaraan


Dari kondisi saat ini diperoleh data tentang kebutuhan kendaraan untuk tiap – tiap
trayek yang beroperasi seperti pada Tabel 4.27 dibawah ini.

Tabel 4.26. Jumlah Kebutuhan Kendaraan Kondisi saat ini

Kebutuhan
CT/RTT H Jumlah Jumlah
Kode Kendaraan
No Kendaraan Kendaraan
Trayek (a) (b) (c=a/b) Diizinkan Beroperasi
(menit) (menit)
1 Trayek 01 38,66 7,0 6 7 13
2 Trayek 03 57,40 8,2 7 7 15
3 Trayek 06 58,26 26,6 2 7 11
4 Trayek 10 40,42 6,6 6 6 13
5 Trayek 11 84,34 68,0 1 6 6
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014

Dari data diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa trayek yang jumlah armada yang
dibutuhan, jauh lebih sedikit dari pada yang diizinkan misalnya pada trayek 06 dan
trayek 11, akan tetapi pada saat jam operasi, jumlah armada yang beroperasi jauh
lebih banyak dari pada yang diizinkan, bisa dilihat pada tabel untuk trayek 01, 03,
06, dan trayek 10.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa terjadi penyimpangan wilayah operasi
angkutan kota, sehingga untuk jumlah kendaraan yang beropersi setiap harinya,
jauh diatas trayek yang dibutuhkan sebenarnya.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-34
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

4.5 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN TRANSPORTASI


4.5.1 PERMASALAHAN LAIN SEKTOR TRANSPORTASI
a. Penurunan Kinerja Lalulintas Pada Saat Lebaran
Kota Padang Panjang merupakan kota lintasan bagi masyarakat yang bepergian ke
arah Provinsi Riau dan ke Kota Solok. Dengan banyak mobilisasi orang maupun
barang dari Sumatera Barat ke Provinsi Riau akan menambah volume lalulintas yang
melintasi Kota Padang Panjang. Pertambahan volume lalulintas tersebut
menimbulkan penurunan kinerja jalan dan dapat mengakibatkan kemacetan
lalulintas. Kondisi seperti ini akan semakin parah pada saat lebaran, dimana waktu
tempuh Padang Panjang – Padang membutuhkan waktu ± 5 Jam pada saat lebaran
sedangkan hari normal waktu tempuh Padang Panjang – Padang ± 2 Jam.

b. Lahan Parkir
Sebagai daerah berkembang tentu masalah lahan parkir menjadi persoalan yang
harus diperhatikan oleh pemerintah kota Padang Panjang. Seperti diketahui bahwa
saat ini, Kota Padang Panjang belum memiliki lahan atau gedung parkir yang
memadai.

Saat ini sistem parkir di Kota Padang Pajang merupakan sistem parkir on street
dengan lahan yang terbatas. Banyak ditemukan bahwa pengguna kendaraan pribadi
memarkirkan kendaraannya di bahu jalan yang mengakibatkan lebar efektif jalan
akan semakin berkurang sehingga kapasitas jalan juga akan semakin berkurang.
Jika dibiarkan secara terus menerus akan menimbulkan kemacetan dan kecelakaan
lalulintas.

c. Terminal Tidak Resmi


Di Kota Padang Panjang juga terdapat beberapa terminal tidak resmi yang terletak
di Jl. M. Yamin, Jl. Bahdar Johan, dan di sekitar Lapangan Kantin. Dengan adanya
terminal tidak resmi ini menyebabkan tidak berfungsinya secara optimal terminal
yang ada di Kota Padang Panjang.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-35
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Gambar 4.4 Parkir Kendaraan

Gambar 4.5. Kondisi Parkir Kendaraan Memakai Badan Jalan


di Padang Panjang

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-36
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

d. Kecelakaan Lalulintas
Kecelakaan lalulintas pada tahun 2013 di Kota Padang Panjang sebesar 120
kejadian. Dibandingkna dengan dengan tahun 2011, terjadi peningkatan 30%
kecelakaan. Penyebab terjadinya kecelakaan tersebut kecendrungan disebabkan
oleh faktor manusia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.27. Jumlah Kecelakaan Lalulintas di Padang Panjang

Jumlah Korban
No Korban Kecelakaan Tahun Tahun Tahun Rata-rata
2011 2012 2013
1 Meninggal dunia 3 6 4 4,33
2 Luka berat 4 13 9 8,66
3 Luka ringan 13 103 53 56,33
Jumlah 38 126 31 65
Sumber : Dishub Kominfo Kota Padang Panjang Tahun 2014

e. Pedagang Kaki Lima


Dari hasil pengamatan lapangan, ada beberapa pedagang kaki lima hasil peninjauan
lapangan, pedagang kaki lima sudah menggunakan badan jalan untuk menjajaki
barang dagangan, khususnya terjadi pada saat hari pasar yakni senin dan jumat.
Hal ini akan mengurangi lebar efektif jalan dan mengakibatkan kapasitas jalan akan
semakin kecil. Kecilnya kapasitas jalan akan mengakibatkan penurunan kinerja
jaringan jalan. Jika ini dibiarkan terus menerus maka akan menimbulkan kemacetan
lalulintas. Pedagang kaki lima tidak saja berjualan di ruas jalan tetapi pedagang kaki
lima juga dapat dijumpai di daerah persimpangan, hal ini akan sangat
membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-37
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

Gambar 4.6. Pedagang Kaki Lima Memakai Badan Jalan

Gambar 4.7 Pedagang Kaki Lima Memakai Badan Jalan


di Persimpangan

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-38
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

4.5.2 PERMASALAHAN ANGKUTAN UMUM


a. Persaingan Yang Kurang Sehat Sesama Pengemudi Angkutan Umum
Trayek yang overlapping cenderung akan menimbulkan persaingan yang kurang
sehat sesama pengemudi. Pengemudi Angkutan Kota sering berebutan penumpang
di sepanjang trayek yang berhimpitan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan
bagi penumpang. Disamping itu pola penggajian pengemudi dengan sistem setoran
akan membuat pengemudi angkutan umum kebut-kebutan di jalan untuk mencari
penumpang angkutan.

b. Buruknya Kondisi Fisik Angkutan Umum


Salah satu parameter untuk mengukur kinerja Angkutan Umum adalah melhat
kondisi fisik Angkutan Umum. Kondisi Fisik Angkutan Umum Kota Padang Panjang
belum memberikan harapan yang diinginkan oleh masyarakat. Kondisi fisik yang
kurang memadai dan Tingginya usia kendaraan akan menimbulkan kurangya minat
masyarakat untuk menaiki Angkutan Umum, sehingga moda-moda lain seperti
Sepeda Motor, Ojek, Bentor (Becak motor) menjadi moda alternatif untuk bepergian
ke tempat tujuan.

Gambar 4.8 Kondisi Angkutan Umum


Kota Padang Panjang

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-39
Masterplan Transportasi di Kota Padang Panjang

Laporan Akhir

c. Ojek ( Sepeda Motor )


Ojek merupakan kendaraan bermotor yang melayani angkutan tidak dalam trayek
tetap dan merupakan saingan angkutan perkotaan dan memiliki Pangkalan –
Pangkalan sendiri yang sebagian besar terletak di Pangkalan – Pangkalan angkutan
perkotaan yang bisa mengantarkan penumpang langsung ke tempat tujuan tanpa
harus melakukan perpindahan Moda. Keberadaan ojek merupakan salah satu
indikator buruknya pelayanan transportasi perkotaan. Tarif ojek tidak jauh berbeda
dengan tarif angkutan perkotaan sehingga banyak masyarakat menggunakan ojek
sebagai sarana angkutan umum alternatif. Untuk melihat pangkalan ojek dapat
dilihat ada gambar dibawah ini :

Gambar 4.9. Pangkalan Ojek

Kondisi Eksisting Sistem Transportasi


Bab IV-40

Anda mungkin juga menyukai