LAPORAN AKHIR
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana berkat
rahmat-Nya, PT PENTACON telah menyelesaikan Laporan Akhir Pekerjaan Survei
Kondisi Jalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Laporan akhir ini menyajikan data akhir
dan penyempurnaan dari laporan laporan sebelumnya
Harapan kami Laporan Akhir Pekerjaan Survei Kondisi Jalan ini dapat digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan Survei Kondisi Jalan, perencanaan, pemeliharan,
pengembangan ataupun pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Atas dukungan dan kerjasama semua pihak, Kami mengucapkan terima kasih.
Ismail Ibrahim, ST
Team Leader
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Penamaan Kode Sementara dlam ruas yang statusnya blm resmi 3-4
Tabel 3.2. Penamaan Ruas Jalan 3-5
Tabel 3.3. Penamaan Titik Pengenal Ruas 3-6
Tabel 5.1. Jadwal Penugasan Personil 5-5
Tabel 5.2. Rencana Bahan dan Peralatan 5-6
Tabel 5.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 5-6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Daur Perencanaan Tahunan 3-1
Gambar 3.2. Prosedur Perencanaan Jalan Kabupaten 3-2
Gambar 3.3. Alur Pikir Pemutakhiran Data Jalan 3-3
Gambar 3.4. Model Penamaan Ruas pada Persimpangan jalan di wilayah
Kota/Kabupaten 3-5
Gambar 3.5. Model Penamaan Ruas pada Persimpangan jalan di Jalan Nasional atau
Jalan Propinsi 3-6
Gambar 4.1. Pola Pikir Pekerjaan 4-1
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Transportasi merupakan sesuatu yang vital dalam mendukung perekonomian dan
perkembangan suatu daerah. Dengan tersedianya sistem transportasi yang baik terstruktur dan
terintegrasi pada suatu wilayah akan meningkatkan terjadinya interaksi antar penguna sarana
transportasi yang berkelanjutan. Dengan adanya interaksi yang lancar dan berkelanjutan atas
aktivitas masyarakat di wilayah tersebut akan mempengaruhi terjadinya peningkatan kegiatan
ekonomi dan tingkat perekonmian masyarakat.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan tatanan sosial dan kebudayaan pada
masyarakat, pengguna transportasi semakin membutuhkan peningkatan sistem trasportasi yang baik
dari segi kuantitas maupun segi kualitas. Dengan adanya tuntutan kebutuhan tersebut, maka
penyediaan sarana dan prasarana jalan perlu untuk terus ditingkatkan dan diadakan sehingga dapat
menjangkau wilayah kampung/lingkungan. Kegiatan masyarakat di mulai dari wilayah
kampung/perumahan masyarakat sehingga penyediaan sarana dan prasarana jalan yang memadai
sangat dibutuhkan.
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki keterbatasan dalam melakukan
penanganan terhadap seluruh ruas Jalan yang ada secara sekaligus. Untuk itu diperlukan
strategis dan perencanaan yang baik terhadap penanganan ruas jalan yang ada di seluruh wilayah
kabupaten Ogan Komering Ilir . Dalam menyusun strategis dan perencanaan tersebut dibutuhkan
suatu data base Jalan yang informatif dan akurat yang berisikan secara lengkap mengenai data
historis jalan beserta kondisinya yang terus terbaharui sesuai dengan kondisi di lapangan yang ada.
Salah satu cara guna memenuhi kebutuhan data base Jalan seperti tersebut diatas adalah
dengan menyajikan semua informasi mengenai jalan melalui peta dan data base jaringan jalan yang
memuat data jalan secara lengkap dan akurat sesuai dengan kondisi di lapangan yang sebenarnya.
Dengan tersedianya data tersebut maka proses pengambilan kebijakan dalam penanganan
jalan, baik berupa peningkatan, rehabiltasi maupun pemeliharaan dapat dilakukan secara cepat,
tepat dan akurat.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ogan
Komering Ilir akan melaksanakan kegiatan penyusunan data base jalan yang ada di tiap wilayah
kecamatan yang ada di kabupaten Ogan Komering Ilir .
1.3. SASARAN
Sasaran yang diharapkan dari Inventarisasi Kondisi Jalan ini adalah :
1. Tersusunnya pola jaringan jalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir;
2. Tersedianya pola penanganan skala prioritas sistem program pembangunan, peningkatan dan
pemeliharaan/ Rehabilitasi jalan;
3. Tersedianya sistem informasi database jaringan jalan sehingga memudahkan dalam
pengelolaan jaringan jalan sebagai prasarana publik agar dapat berfungsi dengan baik
4. Melakukan data reduction dari data yang dikumpulkan agar sesuai atau kompetibel yang disusun
kedalam format database Jalan.
5. Melakukan atau melaksanakan mapping untuk digunakan sebagai basis dari database jalan.
hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan verifikasi data. Data yang
dikumpulkan dalam tahap ini sebagian besar berasal dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Dinas PU dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir baik berupa data umum maupun
data khusus yang menyangkut infrastruktur jalan.
Aspek-aspek data yang dikumpulkan sebagai dasar informasi dalam Pemutakhiran Data Base
Jalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah:
✓ Umum dan Teknis: aspek ini terkait dengan identifikasi dan inventarisasi data yang perlu
dikumpulkan oleh SKPD terkait dengan infrastruktur jalan secara institusi berdasarkan
masing-masing Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing SKPD. Data tersebut nantinya
terutama dibutuhkan dalam diskusi pemutakhiran data base jalan.
✓ Kebijakan Daerah dan Kelembagaan: hal ini dilakukan untuk membahas aspek tersebut
lebih mendalam dan bersama instansi terkait untuk melakukan analisis terhadap aspek
kelembagaan dan peraturan. Fungsi ini akan dikaitkan dengan fungsi manajemen
(perencanaan, kelembagaan, pelaksanaan dan monitoring/evaluasi) masing-masing
instansi.
3. Pemetaan awal Jaringan Jalan.
Pemetaaan awal ini dilakukan dengan menganalisa peta jaringan jalan yang ada dan
dibandingkan dengan dokumen ruas jalan yang ada.
4. Penyusunan Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat gambaran pekerjaan yang akan dilakukan, meliputi : gambaran
umum lokasi, metode pelaksanaan pekerjaan, sumber daya pekerjaan dan tata waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Laporan Pendahuluan, sebanyak 5 (lima) buku dan diserahkan 1 bulan setelah Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK). Laporan Pendahuluan berisi antara lain :
✓ Metodologi dan Rencana Kerja
✓ Organisasi Pekerjaan
✓ Pemahaman KAK yang dituangkan dalam konsep awal kerangkapemikiran penyelesaian
pekerjaan ini termasuk aplikasi dan saran
5. Pelaksanaan Survey Jaringan Jalan
Pelaksanaan survey dilakukan dengan mengacu pada nama-nama jalan yang ada dalam data
ruas jalan dari Dinas PU dan Penataan Ruang dengan membuat format isian survey berdasarkan
formulir DD1 (untuk jalan) dan formulir DD2 (untuk jembatan), dimana dalam pelaksanaan
survey tersebut diamati kondisi-kondisi terkini, bahkan kalau ada nama-nama jalan baru yang
belum terpetakan dalam dalam data ruas jalan dari Dinas PU dan Penataan Ruang menjadi
obyek survey juga. Pelaksanaan survey dilakukan dengan menggunakan alat GPS, tally sheet
data jalan, kamera, alat transportasi, alat tulis dan alat survey lainnya.
6. Pengolahan data hasil survey jaringan jalan
Pengolahan data hasil survei berbasis GPS dilakukan dengan mengunakan software pengolahan
data GPS dan mengoverlaykan dengan data dasar peta lainnya.
7. Analisa data
Analisa data hasil pengolahan dilakukan dengan membandingkan hasil pengolahan data primer
hasil survey dengan data sekunder yang telah dikumpulkan. Hasil analisa data tersebut menjadi
bahan untuk diskusi dalam Focus Grup Discussion (FGD) dengan para pihak.
8. Finalisasi Laporan Akhir
Draft Laporan Akhir, sebanyak 5 (lima) buku, diserahkan 120 (seratus dua puluh) hari
kalender setelah SPMK. Laporan akhir berisi Data Inventarisasi jalan beserta peta Skala 1:1000
ukuran A3;
Setelah melalui pembahasan dan penyempurnaan maka akan di cetak Laporan Akhir sebanyak
5 (lima) buku. Laporan akhir berisi :
➢ Penyempurnaan laporan akhir dan kegiatan pemasukan data
➢ Data Inventarisasi Jalan
➢ Gambar/dokumentasi Lokasi Kegiatan
➢ Peta Jaringan jalan (A3)
➢ Seluruh Softcopy laporan diserahkan dalam Hard disc Eksternal sebanyak 1 buah.
1. Dokumen hasil inventarisasi Jalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat menggambarkan
kondisi infrastruktur jalan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada saat ini yang
dilengkapi dengan Peta Jaringan Jalan yang sudah berbasis GPS ;
2. Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan infrastruktur jalan yang lebih jelas dan tepat
sasaran;
3. Dokumen Inventarisasi Kondisi Jalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dijadikan acuan
strategi pengembangan infrastruktur jalan Kabupaten Ogan Komering Ilir;
4. Dokumen Inventarisasi Kondisi Jalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dijadikan
rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya di bidang sarana prasarana
jalan;
5. Terbangunnya database jalan dalam bentuk buku akan menjadi rekomendasi untuk penyusunan
aplikasi program database internal Dinas PU dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Komering
Ilir.
6. Meningkatnya kapasitas SDM di Dinas PU dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir,
khususnya dalam penguasaan sistem informasi database jalan melalui program data base yang
aplikatif.
7. Dokumen Inventarisasi Kondisi Jalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk melakukan investasi di bidang sarana prasarana jalan,
8. Inventarisasi Kondisi Jalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir memuat kondisi sarana prasarana
jalan saat ini, maka dokumen ini dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur
sejauh mana pencapaian pembangunan di bidang transportasi.
BAB
KONDISI UMUM KABUPATEN
OGAN KOMERING ILIR 2
air. Daerah pegunungan hampir tidak ada, hanya terdapat daratan sempit dan daerah yang berbukit-
bukit di Kecamatan Pampangan. Daerah yang paling rendah adalah Kecamatan Air Sugihan dengan
ketinggian hanya 8 meter dari permulaan laut, sedangkan yang tertinggi adalah di Kecamatan Mesuji
Makmur. Di sisi Timur terdapat garis pantai yang memanjang dari kecamatan Sungai Menang, Cengal,
Tulung selapan dan Kecamtan Air Sugihan. Garis pantai tersebut bermuara pada Laut selat Bangka.
c. Keadaan Tanah
Jenis tanah yang ada terdiri dari tanah aluvial dan podsolik. Tanah aluvial terdapat di Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang tersebar di sebagian wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tanah ini
mengandung humus yang bermanfaat untuk tanaman pertanian. Sedangkan tanah podsolik terdapat
di daratan yang tidak tergenang air dengan tingkat kesuburan tanah lebih rendah dibandingkan
dengan jenis tanah aluvial.
d. Hidrologi
Sistem hidrologi yang membentuk danau di wilayah OKI pada prinsipnya termasuk ke dalam
satuan geomorfik rawa, karena air yang terakumulasi di dalam cekungan tersebut pada umumnya
berasal dari rawa yang berada di sekitarnya. Di Kabupaten ini dijumpai empat danau yaitu danau
Deling di Kecamatan Pampangan, danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, danau Teluk Gelam di
Kecamatan Teluk Gelam dan danau Teloko di Kecamatan Kayuagung. Sedangkan Daerah Aliran
Sungai (DAS) di Kabupaten OKI memiliki 3 sistem yaitu DAS Musi, DAS Bulularinding dan DAS Mesuji.
Di daerah aliran sungai banyak terdapat lebak yang pasang surut airnya dipengaruhi oleh
musim. Pada musim penghujan lebak terendam air, namun dimusim kemarau airnya surut. Terdapat
juga bagian daerah yang airnya tidak pernah kering, dikenal dengan istilah lebak lebung. Lebak
lebung merupakan tempat perkembangbiakan ikan yang alami dan potensial.
e. Flora dan Fauna
Keanekaragaman hayati di daerah ini merupakan jenis tanaman dan binatang daerah tropis.
Tanaman hutan yang lazim ditemui antara lain : meranti, merawan, terentarang, gelam, pelawan,
dan petanang.Sedangkan tanaman perkebunan yang paling dominan adalah karet, kelapa sawit, dan
kelapa.
Padi, palawija serta sayur-sayuran merupakan tanaman pangan yang terdapat di daerah ini.
Disamping itu daerah ini juga dikenal sebagai sentra buah seperti duku, durian, rambutan, nangka,
jeruk, semangka, pepaya dan pisang.
Binatang yang terdapat didaerah ini kebanyakan binatang liar, antara lain beruang, rusa,
kancil, harimau, babi hutan, buaya, ular, kera, dan tenuk. Binatang peliharan yang ada adalah sapi,
kerbau, kambing, domba, ayam, dan itik.
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang luasnya sebesar 19.023,47 Km² dengan jumlah penduduk
terbesar tarjadi pada Kecamatan Lempuing yaitu sebesar 72.685 jiwa dengan mendiami luas daerah
525,61 Km², sedangkan Kecamatan Pedamaran Timur merupakan kecama tan dengan jumlah
penduduk terkecil yaitu 20 609 jiwa yang mendiami luasan daerah 464,79 Km², hal menunjukan
ketidak-merataan penyebaran penduduk pada Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam
Kabupaten Ogan Komering Ilir 2013
Tabel 2.2 Jumlah Kelurahan, Desa dan Desa Persiapan per Kecamatan Di Kabupaten Ogan
Komering llir 2013
Desa
No. K e c a m a t a n Kelurahan Desa Persiapan Jumlah
Sex Rasio
NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
(%)
1 Mesuji 20 746 19 494 106,42
2 Mesuji raya 18 446 17 242 106,98
3 Mesuji makmur 27 748 25 578 108,48
4 Sungai menang 25 705 22 968 111,91
5 Lempuing 37 649 35 484 106,10
6 Lempuing jaya 32 227 29 716 108,45
7 Tulung selapan 21 471 20 690 103,78
8 Cengal 23 463 21 113 111,13
9 Pedamaran 20 705 20 704 100,01
10 Pedamaran timur 10 663 10 242 104,12
11 Tanjung lubuk 16 702 16 318 102,35
12 Teluk gelam 11 154 10 742 103,84
13 Kayuagung 32 359 32 432 99,77
14 SP.Padang 21 559 21 332 101,07
15 Jejawi 19 764 19 520 101,25
16 Pampangan 14 258 14 430 98,81
17 Pangkalan Lampam 13 382 13 727 97,48
18 Air Sugihan 17 241 15 932 108,22
Wilayah barat Kabupaten Ogan Komering Ilir berupa hamparan dataran rendah y ang sangat
luas. Wilayah dataran seluas 25 persen dan 75 persen perairan berupa rawa-rawa yang membentang.
Beberapa kecamatan dialiri sungai-sungai yang berfungsi sebagai jalur transportasi air.
Daerah pegunungan hampir tidak ada, hanya terdapat daratan s empit dan daerah yang
berbukit-bukit di Kecamatan Pampangan. Daerah yang paling rendah adalah Kecamatan Tanjung
Lubuk dengan ketinggian hanya 6 meter dari permukaan laut, sedangkan yang tertinggi adalah
Kecamatan Pampangan. Disisi timur terdapat garis pant ai yang memanjang dari Kecamatan Sungai
Menang, Cengal, Tulung Selapan dan Kecamatan Air Sugihan. Garis pantai tersebut bermuara pada
Laut Selat Bangka.
Tabel 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ili Menurut Lapangan Usaha
No Sektor 2007 2008 2009 2010* 2011*
) )
(1) (2) (5) (6) (7) (6) (7)
1 Pertanian 6,55 4,57 3,95 4,66 4,65
2 Pertambangan dan Penggalian 5,15 5,99 5,79 5,85 5,88
3 Industri Pengolahan 6,33 4,68 2,90 4,77 6,43
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,83 4,04 4,43 6,41 6,57
5 Bangunan 5,88 4,70 7,96 8,81 10,87
6 Pengangkutan dan Komunikasi 6,79 6,28 5,07 7,97 10,17
7 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,11 6,54 7,66 6,49 8,87
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8
Perusahaan 5,69 3,93 7,17 7,71 9,47
9 Jasa-Jasa 8,41 9,39 8,47 8,10 8,51
Rata-rata pertumbuhan (dengan migas) 6,58 5,27 5,08 5,96 6,90
Rata-rata pertumbuhan (tanpa migas) 6,58 5,27 5,08 5,96 6,90
Sumber : OKI Dalam Angka 2013
Tabel 2.5 Laju Inflasi PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2007-2011 (Persen)
No Sektor 2007 2008 2009 2010* 2011*
) )
(1) (2) (5) (6) (7) (6) (7)
1 Pertanian 10,11 8,99 2,47 5,76 6,75
2 Pertambangan dan Penggalian 14.65 14,61 13,28 8,56 5,30
Sektor Primer 24.7 23.6 15.75 14.32 12.05
6
3 Industri Pengolahan 10,35 9,55 4,75 7,85 5,77
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,88 4,45 2,78 2,79 5,30
5 Bangunan 8,03 10,39 4,55 6,27 10,77
Sektor Sekunder 23.2 24.3 12.08 16.91 21.84
6 9
6 Pengangkutan dan Komunikasi 7,60 7,67 1,04 1,31 7,13
BAB
3
TINJAUAN UMUM
3.1. TINJAUAN UMUM INVENTARISASI KONDISI JALAN
3.1.1. KONSEPSI DASAR DATA JALAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor
34 Tahun 2006).
Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia
dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk
menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke
tempat lainnya dengan mudah dan cepat (Clarkson H.Oglesby,1999). Jalan raya pada umumnya
dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu: klasifikasi menurut fungsi jalan, klasifkasi menurut kelas
jalan, klasifikasi menurut medan jalan dan klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Bina
Marga 1997).
Inventarisasi data jalan merupakan salah satu bagian dari beberapa kelompok tugas
perencanaan jalan seperti tersaji dalam daur perencanaan tahunan jalan sebagai berikut :
Dalam pekerjaan pengkajian ulang dan pemutakhiran/inventarisasi data Jalan ini, ada
beberapa komponen pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan dalam pelaksanaannya, yaitu :
a. Mengembangkan dan memutakhirkan sejumlah informasi mengenai jaringan jalan berupa
nama ruas (diidentifikasi dengan peraturan yang ada), nama ujung dan pangkal ruas, data fisik
ruas jalan lainnya.
b. Memutakhirkan data peta jaringan jalan dari data sekunder yang ada menjadi data jalan
berbasis data GPS meliputi kegiatan survey jalan, analisa data gps jalan dan penggambaran
kondisi visual jalan melalu data kondisi dan kerusakan jalan.
c. Mengumpulkan data yang ada dalam formulir K-1 untuk jalan dan K-10 untuk jembatan.
Berikut ini disajikan alur pikir Pemutkahiran data Jalan yang dilakukan di Kabupaten Ogan
Komering Ilir sesuai dengan dokumen pelaporan pekerjaan ini, sebagai berikut :
DOKUMENTASI PEMUKTAHIRAN
SURVAI
STUDI PETA
1G 1F 2
Dalam alur pikir tersebut, Survey Kontur Jalan yang ada dititik beratkan pada pekerjaan
pemutakhiran data jaringan jalan (DD1) dan pemutakhiran data jembatan (DD2) dimana dalam
kegiatan tersebut dilakukan survey dan pengolahan data dengan merujuk pada data sekunder (peta
jaringan jalan berformat dwg).
Ada beberapa keterangan penting terkait dengan pemutakhiran data jaringan jalan, antara lain :
a. Nomor Ruas
Setiap ruas yang telah ditetapkan di Kabupaten harus diberi tanda dengan angka bulat (contoh
: 02, 33, 104). Jangan membuat nomor ruas dalam bentuk desimal (02.1, 02.2, 33.1, 33.2) atau
memakai bentuk gabungan angka dan huruf (33A, 33B) atau gabungan angka bulat dan desimal
(33, 33.1) untuk membedakan ruas jalan yang menerus. Ruas-ruas baru yang sebelumnya tidak
bernomor atau belum masuk di daftar K1, dapat diberi nomor lanjutan dari nomor terakhir yang
telah ada sebelumnya, bila sebelumnya telah sampai ruas nomor 100, maka ruas berikutnya
harus diberi nomor 101, dan seterusnya.
Apabila belum ada kejelasan mengenai status resmi suatu ruas, maka digunakan alternatif
penomoran sperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.1. Penamaan Kode Sementara dalam ruas yang statusnya belum resmi
Kode
Keterangan
Sementara
400 Jalan Kota (yaitu 401,402,403, … dan seterusnya
500 Jalan Irigasi
600 JAlan Baru
700 Jalan Transmigrasi
800 Jalan Perkebunan/PIR atau Jalan Kehutaanan/Angkutan Kayu
900 Jalan Desa
Jalan Negara/Provinsi/JAlan Toll
JN/JP/JT
(gunakan nomor jalan BM/PW yang sudah ditetapkan)
(sumber : Juknis Perencanaan dan penyusunan program jalan kabupaten, 1990)
Nomor di atas dapat diganti dengan nomor tetap dan menjadi bahan untuk dokumen ruas yang
akan diajukan kepada Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk memperoleh
persetujuan dan pengesahannya.
b. Nama Ruas
Setiap ruas jalan harus diberi nama pangkal dan nama ujung yang khas (berbeda), yang biasanya
berdasarkan nama permukiman setempat, biasanya merupakan titik yang paling sibuk dalam
ruas tersebut. Penetapan nama ruas tidak boleh berubah-ubah kecuali dengan alasan yang
sangat khusus dan masuk akal. Dalam Tabel berikut ini disajikan model kesalahan penamaan
ruas.
SALAH BENAR
PETA NO NAMA NO NAMA
RUAS RUAS RUAS RUAS
2.1 Alam - Citra 2 Alam - Bisa
2.2 Citra - Biasa
Gambar 3.4. Model Penamaan Ruas pada Persimpangan jalan di wilayah Kota/Kabupaten
Persimpangan dengan ruas jalan Nasional atau Propinsi dinyatakan dengan pal-km jalan raya
yang diukur dari patok kilometer terdekat dengan nama kota acuannya (biasanya ibukota
Propinsi), misalnya : JN. Km 14,5 Medan.
Gambar 3.5. Model Penamaan Ruas pada Persimpangan jalan di Jalan Nasional atau Jalan Propinsi
Pada kasus jalan buntu atau ruas jalan tanpa persimpangan; beri tanda pengenal yang jelas
pada titik dimana nomor ruas jalan itu berubah, berdasarkan titik pengenal yang spesifik dan
menetap, seperti pada contoh berikut :
• SD Kota Baru : Sekolah Dasar di Kota Baru
• KC MARTAPURO : Kantor Kecamatan Tanjung Enim
• MSJ P. Panggung : Mesjid P. Panggung
• BTS KAB. A : Batas Kabupaten A
• KD Kulon : Kantor Desa Kulon
Beberapa contoh penentuan titik ruas yang benar dan yang salah disajikan dalam tabel berikut ini
:
Tabel 3.3. Penamaan titik pengenal ruas
JN JN.KM.20.6
2 Alam
(Jalan Negara) BGR
Jalan Desa
Bts. Desa
46 Esa Masjid Esa
Desa Esa
Kampung Esa
45 Citra 2 2/2
d. Panjang Ruas
Panjang ruas yang didasarkan pada pengukuran dengan pita ukur atau odometer yang telah
disesuaikan harus dibulatkan menjadi per 100 m. Perbedaan dalam pengukuran dapat terjadi
meskipun dengan menggunakan odometer yang telah disesuaikan.
e. Klasifikasi Fungsi Jalan
Semua ruas harus ditentukan fungsinya berdasarkan sektor ekonomi yang dilayaninya. Hal Ini
akan dipakai sebagai alat untuk memantau perkembangan jaringan jalan serta sebagai alat
bantu dalam pemilihan proyek yang berkaitan dengan kebijakan Nasional. Untuk setiap ruas
hanya ditentukan satu fungsi saja, diantara klasifikasi fungsi berikut ini :
JJS : Ruas Jringan jalan strategis (lihat prosedur 1A/3)
TRAN : Melayani kawasan transmigrasi
PIR : Melayani kawasan perkebunan inti rakyat
NMG : Melayani kegiatan ekspor non migas seperti perkebunan besar
PAR : Melayani proyek atau kawasan pariwisata
JI : Melayani proyek irigasi atau daerah penghasil utama padi
UH : Melayani wilayag kehutanan/jalan untuk angkutan kayu gelondongan
KOTA : Melayani jalan kota
LU : Untuk pelayanan umum
Peraturan Pemerintah (PP No. 26/1985) menjelaskan bahwa sebagian besar jalan kabupaten
juga ditentukan fungsinya sebagai jalan `lokal' yang menghubungkan antara `pusat' dengan
daerah pemukiman (persil), atau menghubungkan antar pusat orde ketiga sebagian kecil jalan
kabupaten ditentukan sebagai jalan `kolektor' yang menghubungkan antar pusat orde ke-dua
atau pusat orde kedua dan ketiga.
f. Status Adminitrasi Ruas
Kodefikasi untuk status administrasi jalan adalah sebagai berikut :
K : Kabupaten
D : Desa
P : Perkebunan
H : Kehutanan/angkutan balok kayu
T : Transmigrasi
A : Irigasi/Pengairan
JN/JP/JT : NAsional/Propinsi/Toll
Penggunaan peta-peta yang kualitasnya baik sangat penting untuk suatu perencanaan jalan
yang baik. Prosedur yang ada sekarang mempunyai tiga tujuan utama dalam pemetaan, yaitu :
a. Memperbaiki dan memutakhirkan peta-peta jaringan jalan yang ada
b. Memberikan informasi yang mutakhir mengenai jaringan jalan
c. Meningkatkan kualitas, penyajian dan ketepatan dan peta jaringan jalan
Saat ini Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peta dasar jaringan jalan dengan format dwg. yang
merupakan hasil pengolahan data jalan belum lengkap, sehingga dalam upaya perbaikan data peta
jaringan jalan diarahkan kepada penyusunan peta jaringan jalan berbasis GIS.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perbaikan data jaringan jalan ini, antara
lain :
• Nama dan Nomor ruas yang hilang
• Ketidakkonsistenan, ketidakbenaran atau perbaikan nama dan nomor ruas
• Nama dan Nomor ruas yang tidak terbaca
• Persimpangan jalan yang salah
• Skala dan arah kompas yang tidak ada
• Penambahan ruas yang sebelumnya tidak ada pada peta dan formulir K-1
• Penambahan tanggal dilakukannya perbaikan
Beberapa kodefikasi warna tampilan peta yang harus diperhatikan dalam visualiasisasi peta jaringan
jalan, yaitu :
• Jalan Toll, Nasional dan Provinsi : merah
• Jalan Kabupaten
− Aspal Baik/Sedang : biru
− Aspal Rusak/Rusak Berat : biru
− Kerikil/Batu Baik/Sedang : hijau
− Kerikil/Batu Rusak/Rusak Berat : hijau
• Jalan Tanah
− Terbuka untuk Kendaraan Roda-4 : Kuning
− Tertutup untuk Kendaraan Roda-4 : Kuning
jalan Kabupaten
• Penghubung Kota Kecamatan (B) : biru
• Antar Kabupaten (C) : hijau
• Pilihan (D) : kuning
BAB
4
PENDEKATAN DAN METODELOGI
Model pendekatan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah model deduktif
eksploratif, agar diperoleh hasil proses perencanaan yang optimal sebagaimana diharapkan dari
keluaran pelaksanaan pekerjaan ini.
Selain itu kegiatan penyusunan ini juga, dilakukan dengan beberapa pendekatan :
• Pendekatan Strategis meliputi pengkajian kebijakan pemerintah terkait sebagai dasar
penentuan fungsi, pengembangan kegiatan dan perencanaan promosi yang merupakan
penjabaran atau pengisian dari rencana-rencana pembangunan daerah
(provinsi/kabupaten/kota) dalam jangka menengah dan panjang.
• Pendekatan Teknis meliputi kebijaksanaan dasar yang ditujukan untuk menyerasikan dan
mengoptimalkan, memberikan fasilitas dan utilitas secara tepat, mendayagunakan pola
pergerakan dan meningkatkan kualitas lingkungan permukiman serta menjaga kelestarian
lingkungan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
merupakan langkah penting untuk dapat memahami konteks, lingkup, serta identifikasi masalah
yang dihadapi dalam Inventarisai Data Jalan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kolaborasi hasil
pemetaan peran serta kondisi obyektif dari nsistem transportasi yang ada saat ini diharapkan dapat
menjadi dasar dalam penyusuan Inventarisai Data Jalan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang
komprehensif dan terpadu (antar-moda, antar-wilayah, antar-stakeholders, dll). Dalam strategi
umum ini termasuk sejumlah program pokok (main programs) yang harus dijabarkan dalam tahapan
jangka pendek, menengah dan panjang.
• Mengidentifikasikan tugas dan tanggung jawab dari masing masing anggota tim sesuai
dengan ketentuan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK).
• Mengidentifikasikan data primer dan data sekunder yang harus dikumpulkan, serta
mengidentifikasi instansi instansi sumber data untuk keperluan koordinasi.
• Mengidentifikasikan jenis survey dan pelaporan yang harus dilaksanakan oleh tim.
• Mengimplementasikan rencana kegiatan dan jadwal penugasan yang telah disusun dan
disepakati oleh pemberi kerja kedalam tahapan-tahapan yang lebih detail.
2. Persiapan Eksternal
Melakukan koordinasi dengan pemberi pekerjaan sejak awal telah dilakukan untuk
mendiskusikan semua aspek mulai dari persiapan, maksud dan tujuan, sasaran pekerjaan,
output dan outcome, sampai pada ruang lingkup kegiatan. Koordinasi yang menyangkut
perbaikan laporan pendahuluan dan persiapan survei. Sedangkan koordinasi internal antara
tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan personil pendukung telah dilakukan untuk mempertegas
batasan tugas dan pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan keahlian masing-masing.
Penentuan tenaga ahli yang terlibat dilakukan dengan pertimbangan tingkat efisiensi dan
efektifitas kerja yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa proses
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Pada sisi lain koordinasi tim
internal telah menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara
matang dan rinci. Kegiatan yang dimaksud meliputi penyusunan organisasi kerja, penyusunan
rencana kerja, pembagian kerja, kebutuhan bahan dan peralatan yang akan dipergunakan
dalam survei lapangan.
3. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan, wawasan dan
pemahaman awal mengenai lingkup materi studi serta aspek-aspek lain yang berkaitan dengan
rona awal dan teknologi basis data spasial. Pada prinsipnya, kajian pustaka akan terus
dibutuhkan selama pekerjaan ini berlangsung untuk kolaborasi materi secara mendalam agar
bisa menghasilkan dokumen awal Pemutakhiran Data Jalan lebih akurat.
4.2.2. Pengumpulan data
Tahap Inventarisasi dan Pengumpulan data mencakup inventarisasi studi- studi, referensi,
kebijakan dan rencana-rencana Pemda serta pengumpulan data yang mencakup data primer dan
data sekunder.
Tahapan inventarisasi ini juga dilakukan kaji ulang (review) terhadap studi- studi yang telah
dilakukan, kajian literature, kajian terhadap rencana-rencana daerah termasuk RTRW/RUTR dan
rencana pengembangan sistem transportasi serta aspekaspek legal dan institusional yang
berpengaruh terhadap pelaksana program dan rencana-rencana pengembangan sistim jaringan
jalan.
a) Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder perlu dikumpulkan dari instansi-instansi terkait, seperti : Dinas PU, Bappeda,
Dinas Perhubungan, Kantor Statistik dan lain-lain sebagai data tambahan untuk mendukung
data primer dalam proses analisis. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya meliputi:
1) Data tata guna lahan dan sarana pendukung di tiap wilayah studi
Tata guna lahan yang ada meliputi: kehutanan, pertanian, perkebunan, perdagangan,
perkantoran, pendidikan (sekolah dan kampus), industri rumah tangga. Selain besaran
potensi, perlu diketahui juga pertumbuhannya selama rentang waktu tertentu, serta lokasi
penyebaran potensi tersebut. Apabila potensi-potensi ini bisa dimanfaatkan, akan
membangkitkan arus barang dan penumpang yang menuntut penyediaan sarana
transportasi.
2) Data demografi kependudukan
Data Kependudukan meliputi: penyebaran penduduk, jumlah penduduk, mata
pencaharian, penghasilan perkapita, tingkat pendidikan, serta parameterparameter
demografi lainnya. Keberadaan penduduk dapat dipandang sebagai sumber daya manusia
yang akan mengelolah potensi wilayah yamg ada dan terlibat dalam implementasi
pembangunan prasarana. Selain itu, penduduk juga sebagai konsumen dari berbagai
komoniti yang akan menimbulkan arus barang yang butuh penyediaan prasarana
tranportasi.
3) Data dan peta jaringan jalan yang ada
Perlu dikaji ketersediaan data prasarana transportasi jalan raya yang sudah ada (Existing).
Hal yang khas didaerah pedalaman, selain jalan raya yang dibangun oleh pemerintah,
terdapat jalan Logging yang dibangun para pengusaha HPH dan jalan setapak yang
digunakan penduduk pedalaman, yang potensial untuk ditingkatkan menjadi jalan raya,
pembuatan rute jalan baru akan dipengaruhi oleh tata guna tanah yang ada, yang akan
menimbulkan bangkitan arus lalulintas. Di daerah pedalaman, sebagian besar tanah
dimanfaatkan untuk area HPH. Adanya pemukiman transmigrasi yang dilengkapi dengan
jalan poros dan jalan-jalan penghubung ke pusat kegiatan yang sudah berkembang
Survei Data Titik Referensi disingkat STR dimaksudkan untuk menentukan titik-titik
referensi pada suatu ruas jalan yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
survei jalan.
Dari Survei data titik referensi dapat ditentukan jarak titik referensi terhadap kota
awal kilometer, serta dapat pula ditentukan panjang sebenarnya dari suatu ruas
jalan.
Dalam survei titik referensi ini dilakukan pula pengecekan di lapangan atas perbedaan
titik referensi data base jaringan jalan dengan Ruas jalan SK menteri
376/KPTS/M/2004.
Disamping itu survei data titik referensi dimaksudkan pula sebagai masukan data
untuk leger jalan dan database jalan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat propinsi.
2) Survei inventarisasi Jalan
Tujuan survei inventarisasi jalan untuk mengumpulkan informasi mengenai prasarana
transportasi jalan yang meliputi kondisi fisik dari jalan dan kualitas permukaaan jalan
dalam kaitannya dengan kenyamanan berkendaraan. Ketelitian pengukuran harus
diusahakan setinggi mungkin.
Informasi yang dikumpulkan dalam survei inventarisasi jalan dapat meliputi:
a. Panjang, lebar ruas jalan,
b. Fasilitas pejalan kaki, bahu jalan dan drainase,
c. Kondisi permukaan jalan
d. Kondisi jalan
Adapun acuan yang digunakan untuk pelaksanaan survei ini adalah menunjuk pada
Buku Petunjuk Pengisian Bina Marga 12 Agustus 1998.
Secara umum, data hasil survei inventarisasi jalan dapat berupa hasil dari
pengamatan atau pengukuran sebagai berikut:
Data Pengamatan
Pengamatan kuantitatif, menggambarkan sketsa peta jalan, simpangan dan
sekitarnya dengan menggunakan skala tertentu, pengamatan kualitatif dengan
menggunakan skala yang sesuai dengan tingkat keseriusannya. Skala 5 angka biasa
digunakan, yaitu :
1 = buruk
2 = tidak begitu baik
3 = sedang
4 = baik
5 = memuaskan
Data Pengukuran
Mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur (meteran) atau dengan odometer
pada kendaraan, alat ukur theodolite, peta/gambar teknik. Perkiraan jarak dapat
dilakukan selain dari peta, langsung dari lapangan dengan menggunakan meteran
atau dari dalam kendaraan. Objek yang diamati dicatat pada sketsa peta dengan
menunjukkan koordinat (x,y) terhadap titik awal ruas pada sumbu jalan. Skala yang
disarankan untuk survei ini adalah 1 : 1000. Hal ini berarti bahwa kertas berukuran A4
dapat mencatat data untuk jalan sepanjang 250 meter.
3) Survei Kondisi Jalan
Maksud dan tujuan survei kondisi jalan disingkat SKJ (Road Condition Survei, RCS)
adalah untuk mendapatkan data kondisi dari bagian-bagian jalan yang mudah
berubah; baik untuk jalan aspal maupun jalan tanah/kerikil, sesuai kebutuhan untuk
penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan. Hasil survei kondisi jalan
bersama dengan hasil survei jalan lainnya serta perhitungan lalu lintas digunakan
untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan, dan sebagai
masukan dalam sistem perencanaan teknis jalan.
Disamping itu survei kondisi jalan dimaksudkan pula untuk dapat memberikan
masukan data pada leger jalan dan bank data jalan, baik dilingkat pusat, ditingkat
Propinsi, serta ditingkat Kabupaten/Kota.
Survei kondisi jalan dilakukan berdasarkan data titik referensi. Untuk pelaksanaan
survei kondisi jalan pada jalan aspal agar diusahakan bersamaan waktunya dengan
survei kekasaran permukaan jalan, sehingga hasil keduanya dapat saling
melengkapi.Adapun survei kondisi jalan meliputi :
a. Kondisi Fisik Jalan
Survei ini dilakukan untuk menginventarisasi kondisi fisik jalan pada lokasi
wilayah studi. Kondisi fisik jalan yang disurvei diantaranya meliputi data: kondisi
geometrik jalan, kondisi perkerasan serta kondisi lingkungan (pemanfaatan
lahan) disekitar jalan.
❖ Sistem Jaringan
Disamping penentuan zona lalu lintas dibutuhkan pula pembuatan sistem jaringan jalan yang
sudah ada yang menghubungkan zona-zona yang telah dianalisa sebagai alat bantu dalam
pengklasifikasian dari ruas-ruas jalan.
Untuk mempertajam kajian/analisa, sistem " Survey dan Penetapan Ruas Jalan Kabupaten akan
diberi nama pada ruas- ruas jalan, yang dalam tahap ini diprioritaskan pada jalan jalan
Kabupaten yang berada dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Sebelum menuju output beberapa hal yang perlu disepakati pengertiannya antara lain :
a. Ruas Jalan
Adalah jalan antara dua simpul yang mempunyai karakteristik lalu-lintas yang relatif sama.
b. Daerah
Adalah wilayah yang mempunyai batas administrasi.
c. Persimpangan
Adalah persimpangan antara dua atau lebih ruas jalan yang dimaksudkan yang mempunyai
karakteristik lalu-lintas hampir sama. Persimpangan dimana salah satu kakinya mempunyai
volume lalu-lintas kurang dari 25 % terhadap kaki lainnya tidak dikodefikasikan sebagai
simpul.
d. Peta Ruas Jalan
Adalah peta yang menggambarkan ruas-ruas jalan yang berada pada wilayah survey
Dokumentasi ini memberikan gambaran visualisasi terhadap kondisi existing jalan yang
ada.
5) Penyiapan Rekomendasi Biaya Penanganan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka akan disusun suatu rekomendasi studi,
termasuk studi lanjut untuk implementasi perencanaan sistem jaringan jalan.
• Laporan akhir, memuat nama ruas jalan hasil survey kondisi jalan dalam bentuk laporan,
gambar, tabel dan peta.
• Gambar Peta ukuran (A3) berwarna diatas kertas HVS, dan album hasil survey kondisi jalan.
• Dokumentasi survey pekerjaan di lapangan.
• Soft Copy Hasil Pekerjaan dalam bentuk HDD Eksternal
BAB
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan paket studi yang telah selesai dibuat, Berikut di bawah ini Adalah
Nama-nama Ruas Jalan yang Terdapat di Kabupaten Kecamatan adalah sebagai
berikut:
BAB
6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.KESIMPULAN
hasil Survey sementara /update terbaru tahun 2021 adalah sepanjang 1856,199
Km.Dari seluruh jalan yang ada, kondisi jalan pada umumnya yaitu sepanjang 275,940
Km atau 14,87persen berada dalam kondisi baik, sepanjang 410,520 Km atau 22,12
persen berada dalam kondisi sedang, namun masih banyak sekali dalam 862,380 km
atau 46,46 persen berada dalam kondisi rusak ringan dan 307,359 km atau 16,56 persen
dalam kondisi rusak berat.
6.2.SARAN
Guna memperoleh hasil yang lebih baik dikemudian hari, konsultan
menyarankan:
1. Mengadakan survey rencan aksi terkait ruas jalan yang memiliki kondisi rusak berat
2. Mendata perkembangan kondisi ruas jalan secara regular sebagai updating terhadap
aset pemerintah Kabupaten.
3. Melakukan updating terhadap database yang sudah dibangun guna mengikuti
perkembangan kondisi jalan di lapangan.