Anda di halaman 1dari 143

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

1.1. Latar Belakang 1-1


1.2. Maksud dan Tujuan 1-2
1.3. Ruang Lingkup 1-2

BAB 2 ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL 2-1


PERKERETAAPIAN

2.1. Tugas, Fungi dan Kewenangan 2-1


2.2. Struktur Organisasi 2-2
2.2.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2-2
2.2.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 2-3
2.2.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian 2-4
2.2.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian 2-5
2.2.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian 2-6
2.3. Sumber Daya Manusia 2-10
2.3.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2-10
2.3.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 2-10
2.3.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian 2-11
2.3.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian 2-12
2.3.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian 2-13

BAB 3 KEGIATAN STRATEGIS BIDANG 3-1


PEMERINTAHAN

3.1. Penyederhanaan Perjanjian di Lingkungan 3-1


Ditjen Perkeretaapian
3.2. Pengujian dan Sertifikasi SDM Perkeretaapian 3-2
3.3. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Perkeretaapian 3-3
3.4. Pelaksanaan Kegiatan Perawatan dan 3-4
Pengoperasian Sarana perkeretaapian Milik
Negara (IMO)
3.5. Pengujian dan Sertfikasi Prasarana 3-5
Perkeretaapian

ii Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


3.5.1. Pengujian Jalur dan Bangunan Perkeretaapian 3-6
3.5.2. Perizinan Pembangunan yang Sejajar / 3-11
Memotong Jalur Kereta Api
3.5.3. Pengujian dan Sertifikasi Komponen Kereta Api 3-12
3.5.4. Pengujian dan Sertifikasi Pengelasan 3-14
3.5.5. Pengujian Fasilitas Operasi 3-14

BAB 4 KEGIATAN 4-1

4.1. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian 4-1


4.1.1. Pembangunan Prasarana Jalur Kereta Api 4-1
4.2. Pengadaan Fasilitas Prasarana KA 4-25
4.3. Kegiatan di Bidang Sarana Perkeretaapian 4-25
v

BAB 5 PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN 5-1


KESELAMATAN

5.1. Kegiatan Pelaksanaa Peningkatan Keselamatan 5-1


5.2. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan 5-2
Perkeretaapian Terhadap Masyarakat dengan
Instansi Terkait Tahun 2016
5.3. Kegiatan Workshop Preventif Kecelakaan di 5-3
Bidang Perkeretaapian
5.4. Kegiatan Rakornis Keselamatan 5-4
5.5. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor 5-7
Perkeretaapian
5.6. Kegiatan Monitoring Pembangunan Liar 5-8
5.7. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi 5-9
5.7.1. Tenaga Penguji Sarana dan Penguji Prasarana 5-9
Perkeretaapian
5.7.2. Teknis Inspektur dan Auditor Perkeretaapian 5-10
5.8. Kegiatan Pengujian Awak Sarana 5-10
Perkeretaapian
5.8.1. Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian 5-10
5.8.2. Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan 5-12
Pengendalian Perjalanan Kereta Api
5.8.3. Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api 5-14
5.9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi 5-15
SDM Perkeretaapian
5.10. Kegiatan Bimbingan Teknis SDM Perkeretaapian 5-17

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 iii


5.11. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM 5-17
Perkeretaapian
5.12. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM 5-20
Perkeretaapian Balai Diklat Sriwijay “ ASCEP SUNARTO”,
Palembang
5.13. Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian 5-21
5.14. Kegiatan Identifikasi Pendataan Peningkatan Keselamatan di 5-22
Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian di Jalur Kereta Api
5.15. Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang 5-25
Perkeretaapian
5.16. Kegiatan Penyuluhan Regulasi Tindaka Pidana 5-26
Perkeretaapian dan Sosialisasi Tata Cara Berlalu Lintas di
Perlintasan Sebidang
5.17. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan 5-28
dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)
5.18. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan 5-30
Petugas Prasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan
Prasarana Perkeretaapian
5.19. Perlintsan Sebidang 5-31

BAB 6 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG OPERASIONAL 6-1

6.1. Pemantauan Angkutan Lebaran 2016 (1437) 6-1


6.2. Pemantauan Angkutan Natal 2015 dan Tahun 6-3
Baru 2016
6.2.1. Pengoperasian KA Tambahan 6-3
6.2.2. Jumlah Penumpang KA 6-4
6.2.3. Program dan Realisasi Sarana 6-5
6.2.4. Kejadian Menonjol / Peristiwa Penting 6-7

6.3. Pelayanan Angkutan Perintis Moda 6-7


Transportasi Kereta Api
6.3.1. KA. Perintis Cut Mutia (Provinsi Nanggroe 6-8
Aceh Darussalam - NAD)
6.3.2. KA. Perintis Lembah Anai 6-9
(Provinsi Sumatera Barat)
6.3.3. KA. Perintis Kertalaya 6-10
(Provinsi Sumatera Selatan)
6.3.4. KA. Perinis Siliwangi (Propinsi Jawa Barat) 6-11
6.3.5. KA. Perintis Bathara Kresna 6-12
(Provinsi Jawa Tengah)

iv Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


6.3.6. KA. Perintis Jenggala (Provinsi Jawa Timur) 6-13
6.4. Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi / Public 6-14
Service Obligation (PSO)
6.5. Angkutan Motor Gratis dengan Moda Kereta Api 6-17
6.6. Penetapan Trase Bidang Perkeretaapian 6-20

BAB 7 PENUTUP 7-1

7.1. Kesimpulan 7-1


7.2. Saran 7-3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Ditjen Perkeretaapian 2-7
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I 2-8
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian 2-8
Kelas II
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian 2-9
Gambar 2.5. Struktur Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian 2-9
Gambar 2.6. Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian 2-10
Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/
Kepangkatan (b)
Gambar 2.7. Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan 2-11
Angkutan Kereta Api Berdasarkan Tingkat
Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)
Gambar 2.8. Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana 2-12
Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a)
Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)
Gambar 2.9. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana 2-13
Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a)
Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)
Gambar 2.10. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana 2-14
Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a)
Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)
Gambar 3.1. Diagram Jumlah Sertifikasi Sarana Perkeretaapian 3-3
Tahun 2015 & 2016
Gambar 3.2. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian 3-4
Gambar 4.1. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian 4-2
Gambar 4.2. Proses Pemasangan dan Pembangunan Pilar dan 4-3
Pondasi di Jalan Layang Medan – Bandar Khalipah
Gambar 4.3. Proses Gelar Geotextile untuk Pembangunan Badan 4-3
Jalan Kereta Api Antara Kuta Blang - Bireuen
Gambar 4.4. Kondisi 100% Pembangunan Jalan Kereta Api 4-4
Gambar 4.5. Pembuatan Akses Jalan Untuk Pembangunan Jembatan 4-5
Gambar 4.6. Proses Perakitan U-Shape Persegment 4-5
Gambar 4.7. Kondisi 100% Pembangunan Jembetan Kereta Api 4-5
Gambar 4.8. Kondisi 100% Peningkatan Jalan Rel Km. 94 + 200 4-6
s.d Km. 104+000
Gambar 4.9. Kondisi 100% Pembangunan Badan Jalan KA 4-6
Km. 151+400 s.d Km. 164+400
Gambar 4.10. Kondisi 100% Peningkatan Jembatan Kereta Api 4-7
BH. 8 Km. 42+674
Gambar 4.11. Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional 4-7
Minangkabau (BIM)

vi Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.12. Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional 4-8
Minangkabau (BIM)
Gambar 4.13. Map Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail 4-9
Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 4.14. Kondisi zona pembangunan LRT Provinsi Sumatera 4-9
Selatan
Gambar 4.15. Kunjungan Kerja Menteri Perhubungan ke Lokasi 4-9
Pembangunan LRT di Sumatera Selatan
Gambar 4.16. Kondisi 100% Penataan Emplasemen dan 4-10
Pemasangan Sinyal Mekanik
Gambar 4.17. Kondisi 100% Badan Jalan Rel Kereta Api di 4-11
Km.98+000 s.d Km. 106+00
Gambar 4.18. Kondisi 100% Pemasangan Rel Maja Km. 4-11
66+925-Km.69+925 antara Maja – Rangkasbitung
Gambar 4.19. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Pembongkaran 4-12
dan Pembangunan Stabling Manggarai, Tanah Abang
dan Pasar Senen
Gambar 4.20. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Elevated Track 4-12
Manggarai – Jatinegara
Gambar 4.21. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Bangunan Gedung) 4-12
Bangunan OCC Manggarai
Gambar 4.22. Pekerjaan Paket B pembangunan Stasiun Cibitung 4-13
Gambar 4.23. Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Cikarang 4-13
Gambar 4.24. Pekerjaan Paket B Pembangunan 4-13
Stasiun Bekasi Timur
Gambar 4.25. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi 4-14
Bekasi Timur
Gambar 4.26. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi 4-14
Cibitung
Gambar 4.27. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi 4-14
Cikarang
Gambar 4.28. Pekerjaan paket B Pembangunan Signal Cabin 4-14
Bekasi, Tambun, Cikarang
Gambar 4.29. Pekerjaan Paket B Pembangunan Jembatan Kereta 4-15
Api
Gambar 4.30. Pekerjaan Paket B2.1 Penyempurnaan Jalur Baru 4-15
antara Jatinegara – Bekasi
Gambar 4.31. Pekerjaan paket B2.1 Pembangunan Depo Cipinang 4-16
Segmen I dan II
Gambar 4.32. Data Teknis Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di 4-17
Jabodebek
Gambar 4.33. Rekapitulasi Progres Fisik Kereta Api Ringan (LRT) 4-17
Terintegrasi di Jabodebek
Gambar 4.34. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 1 Kereta 4-18
Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek
Gambar 4.35. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 2 Kereta 4-18
Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek
Gambar 4.36. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 3 Kereta 4-19
Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek
Gambar 4.37. Dokumentasi Precast Plant Sentul di Pembangunan 4-19
Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek
Gambar 4.38. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas 4-20
Purwokerto - Kroya
Gambar 4.39. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda 4-21
KA Lintas Kroya – Kutoarjo
Gambar 4.40. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas 4-21
Kroya – Kutoarjo
Gambar 4.41. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA 4-22
Lintas Madiun - Kedungbanteng
Gambar 4.42. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA 4-22
Lintas Madiun – Jombang
Gambar 4.43. Dokumentasi Jalur MRT Jakarta North – South 4-23
Gambar 4.44. Dokumentasi Pembangunan Jalur MRT 4-24
Jakarta North – South
Gambar 4.45. Pekerjaan Flyover Makassar – Parepare 4-24
Gambar 4.46. Pekerjaan Jembatan Makassar – Parepare 4-24
Gambar 4.47. Dokumentasi Pengadaan Kereta Inspeksi 4-27
Gambar 4.48. Dokumentasi Pengadaan Kereta Ukur 4-27
Gambar 5.1. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan 5-3
Perkeretaapian
Gambar 5.2. Workshop Preventif Kecelakaan di Bidang 5-4
Perkeretaapian
Gambar 5.3. Kegiatan Rakornis Keselamatan 5-7
Gambar 5.4. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian 5-8
Gambar 5.5. Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KA 5-9
Gambar 5.6. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi 5-19
Gambar 5.7. Kegiatan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur 5-10
Perkeretaapian
Gambar 5.8. Alur Pengujian 5-11
Gambar 5.9. Alur Pengujian 5-12
Gambar 5.10. Alur Pengujian 5-14
Gambar 5.11. Pelatihan Train Watcher 5-17
Gambar 5.12. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan 5-20
SDM Perkeretaapian

viii Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 5.13. Penilaian Akreditasi Lembaga Diklat SDM 5-21
Perkeretaapian
Gambar 5.14. Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian 5-22
Gambar 5.15. Identifikasi Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian 5-25
Prasarana KA
Gambar 5.16. Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang 5-26
Perkeretaapian
Gambar 5.17. Penyuluhan Regulasi Tindak Pidana Perkeretaapian 5-27
Gambar 5.18. Kegiatan P4GN di Daop IV Semarang 5-29
Gambar 5.19. Kegiatan P4GN di Daop VI Yogyakarta 5-30
Gambar 5.20. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan 5-31
Petugas Prasarana, Sertifikat Sarana dan Prasarana
Perkeretaapian.
Gambar 5.21. Dokumentasi Kondisi JPL. 127 antara Muara Enim – 5-32
Banjarsari, JPL 76 Antara Prabumulih – Lembak dan
JPL. 02 antara Muara Enim – Tanjung Enim
Gambar 5.22. Dokumentasi Penutupan Pintu Perlintasan Liar Desa 5-32
Wanajaya dan Kelurahan Telaga Asih, Kab Bekasi
Jawa Barat
Gambar 5.23. Dokumentasi Penutupan JPL 30 KM 6+227 5-32
Jalan Letjen Suprapto Senen
Gambar 6.1. Grafik Perbandingan Volume Penumpang Angkutan 6-3
Lebaran
Gambar 6.2. Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun 2016 6-3
Gambar 6.3. Rangkaian KA Cut Mutia 6-8
Gambar 6.4. Peresmian Bersama Kereta Api Perintis KA Cut Mutia 6-9
Gambar 6.5. Rangkai KA Lembah Anai 6-9
Gambar 6.6. Peresmian Kereta Api Perintis KA Lembah Anai 6-10
Gambar 6.7. Rangkaian KA Kertalaya 6-10

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 ix


Gambar 6.8. Operasional Kereta Api Perintis KA. Kertalaya 6-11
Gambar 6.9. Rangkaian KA Siliwangi 6-11
Gambar 6.10. Peresmian Kereta Api Perintis KA. Siliwangi Lintas 6-12
Sukabumi-Cianjur oleh Menteri Perhubungan
Gambar 6.11. Rangkaian KA Bathara Kresna 6-12
Gambar 6.12. Rangkaian KA Jenggala 6-13
Gambar 6.13. Pelayanan Kereta Api Perintis KA. Jenggala 6-13
Gambar 6.14. Dirjen Perkeretaapian dan Dirut PT KAI dalam 6-14
Penandatanganan Kontrak Subsidi PSO
Gambar 6.15. Penandatanganan Kontrak PSO 6-14
Gambar 6.16. Diagram Jumlah Kontrak PSO dari Tahun 2012 – 2016 6-15
Gambar 6.17. Diagram Prosentase Jumlah Penumpang & Alokasi 6-17
PSO Tahun 2016
Gambar 6.18. Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA 6-17
Ekonomi
Gambar 6.19. Diagram Tujuan Mudik Angkutan Motor Gratis 6-19
Gambar 6.20. Kegiatan Angkutan Motor Gratis Lebaran 1417 H 6-19
Tahun 2016
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Sertifikat Kompetensi SDM Perkeretaapian 3-3
Tabel 3.2. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Tahun 2016 3-3
Tabel 3.3. Daftar Jumlah Sertifikat Uji Pertama 3-6
Tabel 3.4. Realisasi Proses Penerbitan Sertifikat Uji Berkala 3-9
Tabel 3.5. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan 3-11
yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api
Tabel 3.6. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan 3-13
yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api
Tabel 3.7. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan 3-14
yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api
Tabel 4.1. Pengadaan 4-25
Tabel 4.2. Sarana Perkeretaapian Milik Negara 4-26
Tabel 5.1. Hasil dan Rekomendasi dari Rakornis Keselamatan 5-4
Tabel 5.2. Kriteria Penilaian Pengujian 5-11
Tabel 5.3. Kriteria Penilaian Pengujian 5-12
Tabel 5.4. Kriteria Penilaian Pengujian 5-14
Tabel 5.5. Rekapitulasi Sertifikasi 5-16
Tabel 5.6. Pintu Perlintasan Sebidang 5-33
Tabel 6.1. Realisasi Jumlah Penumpang Harian Angkutan 6-1
Lebaran 2016
Tabel 6.2. Pengoperasian KA Tambahan 6-4
Tabel 6.3. Pengoperasian KA Tambahan Total Jumlah 6-5
Penumpang KA Utama Pada Masa
Tabel 6.4. Total Jumlah Penumpang KA Lokal Pada Masa 6-5
Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016
Tabel 6.5. Program dan Realisasi Sarana Angkutan Natal 2015 6-5
dan Tahun Baru
Tabel 6.6. Jumlah Kejadian Menonjol/Peristiwa Penting 6-7
Tabel 6.7. Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari Tahun 6-15
2012-2016 Sesuai Kontrak PSO
Tabel 6.8. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016 6-16
Tabel 6.9. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016 6-17
Tabel 6.10. Kuota Angkutan Motor Pada Angkutan Lebaran Tahun 6-18
2016
Tabel 6.11. Realisasi Penetapan Trase bidang Perkeretaapian 6-20
periode 2016

xii Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


PENDAHULUAN
BAB

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya perkembangan ekonomi Indonesia, maka


pergerakan manusia dan barang pun ikut mengalami peningkatan sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Tak hanya
pergerakan orang, pergerakan barang pun juga meningkat. Peningkatan
pergerakan tersebut harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana
transportasi yang memadai. Hal tersebut adalah hakekat dasar dari transportasi
sebagai kebutuhan turunan akibat aktivitas sosial, ekonomi dan budaya.

Transportasi dapat memberikan nilai manfaat, misalnya seorang produsen yang


mengirim produknya ke tempat lain yang dapat memberikan harga maupun nilai
manfaat yang lebih tinggi. Kesimpulannya transportasi berperan besar
menggerakkan roda perekonomian. Apabila dalam proses pemindahan produk
tersebut biayanya dapat ditekan (biaya transportasi), maka daya saing akan
meningkat. Hal ini berelasi dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik
sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat

Kebutuhan akan transportasi yang efisien akan terjawab dengan moda kereta
api. Penggunaaan moda ini mampu mengakomodasi penumpang maupun
barang dalam jumlah yang besar sekaligus berarti mengurangi polusi serta
menghemat penggunaan bahan bakar.

Kesadaran akan efisiensi yang dapat diberikan oleh kereta api dimulai
dengan adanya reformasi undang-undang tentang perkeretaapian melalui
penerbitan UU No. 23 Tahun 2007. Perundangan yang baru tersebut

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 1-1


memberikan peluang bagi swasta dan daerah untuk ikut berusaha. Penyusunan
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional juga sebagai pedoman dalam
mengembangkan perkeretaapian Indonesia.

Adapun laporan tahunan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran akan


tugas pokok dan fungsi direktorat serta permasalahan yang terjadi.
Permasalahan yang terjadi hendaknya dapat menjadikan pelajaran di tahun-
tahun selanjutnya.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian


Tahun 2016 adalah untuk menyajikan data dan informasi mengenai hasil
pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan operasional yang
strategis di bidang Perkeretaapian.

Tujuan Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun


2016 adalah tersedianya gambaran mengenai hasil kegiatan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian selama tahun 2016.

1.3. Ruang Lingkup

Adapun cakupan dari Laporan ini adalah :


a. Kegiatan Pemerintahan, meliputi kegiatan-kegiatan non fisik yang bersifat
rutin seperti penyederhanaan perijinan, pengujian dan sertifikasi SDM,
pengujian dan sertifikasi sarana serta prasarana perkeretaapian dan lain-
lain;

b. Kegiatan Pembangunan, meliputi kegiatan fisik pembangunan prasarana


dan sarana perkeretaapian yang dibiayai melalui APBN Tahun 2016;

c. Kegiatan Operasional, meliputi kegiatan pelayanan angkutan kereta api


termasuk angkutan lebaran dan pelaksanaan Public Services Obligation
(PSO) untuk menunjang pelayanan kereta kelas ekonomi.

1-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL
PERKERETAAPIAN
BAB

2 BAB II
ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL
PERKERETAAPIAN

2.1. Tugas, Fungi dan Kewenangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, bahwa sesuai
tugas pokoknya Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang dipimpin oleh Direktur
Jenderal Perkeretaapian adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi
Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab kepada Menteri
Perhubungan.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas merumuskan dan


melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Perkeretaapian.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi dan kewenangan :

a. Perumusan kebijakan di bidang penyelengggaraan lalu lintas, angkutan,


sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan,


sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang


penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi
kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2-1


d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi
kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas,


angkutan, sarana dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan
keselamatan transportasi kereta api;

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

2.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian diatur melalui Peraturan


Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perhubungan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.2.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi


pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan dukungan teknis dan administrasi
kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian


menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, pengembangan


sistem dan teknologi informasi di bidang perkeretaapian, serta evaluasi dan
pelaporan;

b. Penyiapan pengelolaan keuangan dan barang milik negara di lingkungan


Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

c. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-


undangan, pemberian pertimbangan dan advokasi hukum, pelaksanaan
jaringan dan dokumentasi hukum serta urusan hubungan masyarakat dan
antar lembaga serta kerja sama luar negeri di bidang perkeretaapian; dan

2-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


d. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, standar
kompetensi jabatan dan sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana,
kegiatan administrasi perkantoran, kearsipan dan tata persuratan,
pelaksanaan urusan umum dan kerumah tanggaan, kesejahteraan pegawai
serta pengadaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian.

2.2.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan


jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan
pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan


jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan
pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang


penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api,
serta kerjasama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang


penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api,
serta kerjasama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan rumah tangga


Direktorat.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2-3


2.2.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Direktorat Prasarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan


perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman,
kriteria dan prosedur, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Prasarana Perkeretaapian


menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang


terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi
kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api dan kelaikan
prasarana perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang


terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi
kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api dan kelaikan
prasarana perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang


prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api,
stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api dan kelaikan prasarana
perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang


prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api,
stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api dan kelaikan prasarana
perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi serta konstruksi prasarana
perkeretaapian;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian yang


terdiri atas rencana jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api dan
fasilitas operasi kereta api serta kelaikan prasarana perkeretaapian; dan

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan


rumah tangga Direktorat.

2-4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


2.2.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian

Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan


dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang sarana perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Sarana Perkeretaapian


menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang


mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi
sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda
kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan
perawatan sarana perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang


mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi
sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda
kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan
perawatan sarana perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang


sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan,
pengawasan, kelaikan, sertifikasi, pengelolaan sarana;

d. Perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas


pengujian, pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;

e. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang


sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan,
pengawasan, kelaikan, sertifikasi, pengelolaan sarana perkeretaapian milik
negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan
dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;

f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang sarana perkeretaapian; dan

g. Pelaksanaan tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan rumah tangga


direktorat.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2-5


2.2.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan


perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang keselamatan perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Keselamatan Perkeretaapian


menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang keselamatan perkeretaapian yang


mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan
inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi
sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan
pelanggaran dan penegakan hukum;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang keselamatan perkeretaapian


yang mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian,
audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan,
sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta
pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

c. Penyiapan penyusunan standar, norma, prosedur dan kriteria dibidang


rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi
keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya
manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan
penegakan hukum;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rekayasa dan


peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan,
pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan
akreditasi kelembagaan, pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum,
serta badan hukum atau lembaga yang melakukan pengujian, pemeriksaan
dan perawatan prasarana dan sarana serta badan hukum atau lembaga
penyelenggara pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
perkeretaapian.

2-6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 2.1. Struktur Organisasi Ditjen Perkeretaapian

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2-7


2-8
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 2.4. Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian

Gambar 2.5. Struktur Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2-9


2.3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia Direktorat Jenderal Perkeretaapian secara keseluruhan


pada Tahun 2016 berjumlah 594 pegawai dengan rincian 346 pegawai dikantor
pusat dan 248 pegawai di Balai Perkeretaapian sebagaimana diuraikan masing-
masing unit kerja Eselon II dibawah ini.

2.3.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, terdiri atas:

a. Bagian Perencanaan;

b. Bagian Keuangan;

c. Bagian Hukum; dan

d. Bagian Kepegawaian dan Umum.

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Sekretariat Direktorat Jenderal


Perkeretaapian tahun 2016 secara total pegawai 92 Orang, dapat dikelompokkan
sebagai berikut :

a. b.

Gambar 2.6. Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a)
Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)

2.3.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, terdiri atas:

a. Subdirekorat Penataan dan Pengembangan Jaringan;

2 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


b. Subdirekorat Lalu Lintas;

c. Subdirekorat Angkutan;

d. Subdirekorat Kerjasama dan Pengembangan Usaha; dan


e. Subbagian Tata Usaha

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api tahun 2016 secara total pegawai 63 orang, dapat dikelompokkan
sebagai berikut:

a. b.

Gambar 2.7. Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan
Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)

2.3.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Direktorat Prasarana Perkeretaapian, terdiri atas :

a. Subdirektorat Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah I;

b. Subdirektorat Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah II;

c. Subdirektorat Fasilitas Operasi Kereta Api;

d. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Jalur dan Bangunan Kereta Api;

e. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Fasilitas Operasi Kereta Api; dan

f. Subbagian Tata Usaha.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 11


Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Prasarana Perkeretaapian
tahun 2016 secara total pegawai 71 orang, dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. b.

Gambar 2.8. Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat


Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)

2.3.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian

Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai total sumber daya manusia 57


Orang, terdiri atas:

a. Subdirektorat Pengembangan dan Pengawasan Sarana;


b. Subdirektorat Pengelolaan Sarana Milik Negara;
c. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Sarana Wilayah I;
d. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Sarana Wilayah II; dan
e. Subbagian Tata Usaha.

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Sarana Perkeretaapian tahun


2016 terdiri dari 57 Orang, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan
dan golongan / kepangkatan digambarkan pada Gambar 2.9.

2 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


a. b.

Gambar 2.9. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat


Pendidikan (a)Ttingkat Golongan/Kepangkatan (b)

2.3.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai total sumber daya manusia


63 Orang, terdiri atas:

a. Subdirektorat Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan;

b. Subdirektorat Audit dan Inspeksi Keselamatan;

c. Subdirektorat Pemeriksaan dan Analisis Kecelakaan;

d. Subdirektorat Sertifikasi Sumber Daya Manusia dan Akreditasi Kelembagaan;

e. Subdirektorat Pencegahan & Penegakan Hukum; dan

f. Subbagian Tata Usaha.

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian


tahun 2016 terdiri dari 63 Orang, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat
pendidikan dan tingkat golongan / kepangkatan sebagai berikut :

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 13


a. b.
Gambar 2.10. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat
Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)

2 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


KEGIATAN STRATEGIS
BIDANG PEMERINTAHAN
BAB

3 BAB III
KEGIATAN STRATEGIS BIDANG
PEMERINTAHAN

Pelaksanaan kegiatan bidang pemerintahan merupakan pelaksanaan tugas


pokok dan fungsi organisasi sebagaimana telah dituangkan dalam program kerja
tahun 2016. Pelaksanaan program strategis bidang pemerintahan di lingkungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian adalah sebagai berikut :

3.1. Penyederhanaan Perjanjian di Lingkungan Ditjen Perkeretaapian

Pada Tahun 2016, capaian jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan


Ditjen Perkeretaapian mencapai 100%. Capaian penyederhanaan perijinan
dalam rangka mencapai sasaran meningkatnya kinerja Ditjen Perkeretaapian
dalam mewujudkan good governance khususnya pada indikator Capaian Kinerja
Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Ditjen Perkeretaapian Tahun
2016, pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian melakukan penyederhanaan
perizinan antara lain :

a. Perizinan Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum:

1) Penetapan Trase Jalur KA;


2) Penetapan Badan Usaha;
3) Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum;
4) Izin Usaha;
5) Izin Pembangunan;
6) Izin Operasi.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3-1


b. Perizinan Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Umum :

1) Izin Usaha;

2) Izin Operasi.

c. Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus :

1) Persetujuan Prinsip Pembangunan;

2) Penetapan Trase Jalur KA;

3) Izin Pembangunan;

4) Izin Operasi.

3.2. Pengujian dan Sertifikasi SDM Perkeretaapian

Dari segi regulator, peningkatan keselamatan merupakan hal yang pokok oleh
sebab itu Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian menetapkan standar,
pedoman dan ketentuan yang harus dilakukan oleh operator. Disamping itu juga
pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan pengujian dan sertifikasi
terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian yang akan dioperasikan serta
SDM perkeretaapian. Dengan demikian setidaknya ada jaminan keselamatan
untuk pengoperasian kereta api.

Dalam rangka peningkatan keselamatan di bidang SDM, operator wajib


menggunakan SDM yang memenuhi kualifikasi keahlian atau kecakapan sesuai
dengan bidang kerjanya. SDM perkeretaapiaan yang telah mengikuti pelatihan
dan memenuhi kualifikasi keahlian atau kecakapan diberikan sertifikat dari
Pemerintah atau badan hukum Indonesia yang telah memenuhi persyaratan
akreditasi.

Jumlah Sertifikasi SDM Teknis Perkeretaapian pada tahun 2016 sebanyak 3.213
atau sebesar 72,23% dari target yang ditetapkan sebesar 4.448 sertifikat,
sebagaimana tabel dibawah ini:

3-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Tabel 3.1. Sertifikat Kompetensi SDM Perkeretaapian
yang diterbitkan Ditjen Perkeretaapian 2011-2015

Satuan Target Realisasi Kinerja Tahun 2016


Indikator Kinerja
TW1 TW2 TW3 TW4 Total
Utama
776 1120 1930 3213
Jumlah Sertifikasi Sertifikat 4448 3213
SDM Teknis
Perkeretaapian

3.3. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Perkeretaapian

Untuk memenuhi persyaratan teknis dan menjamin kelaikan operasi sarana


perkeretaapian, wajib dilakukan pengujian dan sertifikasi sesuai dengan Undang-
Undang Nomor. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Pada Tahun 2016 telah
dilakukan pengujian dan sertifikasi terhadap sarana perkeretaapian sebagaimana
tabel dibawah ini :

Tabel 3.2. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Tahun 2016

No. Jenis Sarana Sertifikat


2015 2016
1. Lokomotif 111 210
2. Kereta dengan Penggerak 429 449
Sendiri
3. Peralatan Khusus 24 13
4. Kereta Yang ditarik Lokomotif 102 816
5. Gerbong 1254 1592
Jumlah 1920 3080

Gambar 3.1. Diagram Jumlah Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Tahun 2015 & 2016

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3-3


Dari tabel & diagram tersebut diatas, diketahui bahwa jumlah sertifikasi sarana
perkeretaapian pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 1.160 sertifikat
atau 60,42% dibanding tahun 2015 sebanyak 1.920 sertifikat. Pelaksanaan
sertifikasi sarana perkeretaapian tahun 2016 didominasi jenis sarana
perkeretaapian Gerbong dengan persentase sebesar 51,69%.

Pengukuran tinggi coupler Pengukuran temperature Pengukuran intensitas


beraing gerbong cahaya kereta
Lokomotif CC 20183 35

Pengukuran tinggi coupler Pengujian dinamis gerbong


Pengukuran Diameter Roda
Lokomotif CC 20183 35 Kereta di Stasiun Belawan

Gambar 3.2. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian

3.4. Pelaksanaan Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Sarana


perkeretaapian Milik Negara (IMO)

Pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian Melaksanakan Kegiatan pelaksanaan


perawatan dan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik Negara /
Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) berdasarkan kontrak antara
Ditjen Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Nomor :
01/KTR/PPFPP-KA/I/2016 dan HK.221/I/28/KA-2016 tanggal 18 Januari 2016.

Pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian melaksanakan kegiatan pelaksanaan


perawatan dan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara (IMO)
yang meliputi antara lain:

3-4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


a. Perawatan Jalur Kereta Api;
b. Perawatan Jembatan;
c. Perawatan Stasiun Kereta Api;
d. Perawatan Fasilitas Operasi Kereta Api, terdiri dari:
1) Perawatan seluruh peralatan sinyal dan telekomunikasi;
2) Perawatan instalasi listrik meliputi seluruh perawatan Listrik Aliran Atas
dan Listrik Umum untuk fasilitas pengoperasian prasarana perkeretaapian;
3) Pelaksanaan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara yaitu
oleh petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pelaksana Perawatan dan


Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) sesuai dengan KP
27 Tahun 2016 tanggal 13 Januari 2016 tentang Penugasan Kepada PT Kereta
Api Indonesia (Persero) untuk melaksanakan Perawatan dan Pengoperasian
Prasarana Perkeretaapian Milik Negara Tahun Anggaran 2016.

Dalam setiap pelaksanaan pembayaran perawatan Perawatan dan


Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) oleh PT. Kereta
Api Indoensia (Persero)| dilakukan verifikasi oleh Tim Verifikasi, yang dibentuk
dengan Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian.

3.5. Pengujian dan Sertfikasi Prasarana Perkeretaapian

Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan pengujian prasarana


perkeretaapian dalam rangka mengemban amanat UU No. 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian serta Peraturan Menteri Perhubungan No. 30 Tahun
2011 tentang Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Prasarana
Perkeretaapian bahwa pengujian prasarana perkeretaapian dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian antara persyaratan teknis dan kondisi serta fungsi
prasarana perkeretaapian, pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Perkeretaapian
melaksanakan pengujian terhadap jalur dan bangunan serta Fasilitas Operasi
Perkeretaapian dengan rincian sebagai berikut:

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3-5


3.5.1. Pengujian Jalur dan Bangunan Perkeretaapian

Pengujian yang telah dilaksanakan Subdit Kelaikan jalur dan Bangunan Kereta
Api terdiri atas pengujian pertama dan pengujian berkala dengan hasil berupa
Sertifikat Uji Pertama dan Uji Berkala.

Sesuai Dengan Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor : KA.


405/SK. 333/DJKA/12/16 Tentang Pengesahan dan Sertifikasi Uji Pertama
Prasarana Perkeretaapian Milik Negara Berupa Jalur, Bangunan dan Stasiun
Kereta Api Hasil Pekerjaan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian
Tengah Tahun Anggaran 2015.

Tabel 3.3. Daftar Jumlah Sertifikat Uji Pertama

SERTIFIKAT UJI PERTAMA


Kegiatan Jml Ket

1. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa


Bagian Tengah
 Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan
Kereta Api, Pekerjaan PPK Kegiatan
Peningkatan Jalan KA Lintas Selatan
Jawa TA. 2014
11 Sudah Terbit
 Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan
Kereta Api pekerjaan TA.2015: (PPK
Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian
Jawa Tengah, 32 Sudah Terbit
PPK Kegiatan Jalur Ganda Cirebon –
Kroya,
PPK Kegiatan Peningkatan Jalan KA
Lintas Selatan Jawa)

2. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta 3 Dalam


dan Banten Proses
 Stasiun Kebayoran;
 Stasiun Parung Panjang;
 Stasiun Maja

3. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa 3 Dalam


Bagian Barat Proses
 Pembangunan Stasiun Tanjung beserta
pembangunan peron sedang dan akses
jalan masuk ke Stasiun Tanjung;

3-6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


SERTIFIKAT UJI PERTAMA
Kegiatan Jml Ket
 Pekerjaan Struktur Baja Atas BH 357
dari Jembatan Beton menjadi Jembatan
Baja di KM 154 + 449 Sepur Hilir
Bentang 10 + 10 Meter antara Cilegeh –
Kedokangabus;
 Penanggulangan Longsor di Km. 212 +
400 s/d Km 212 + 500 antara
Leuwigoong s/d Cibatu lintas Bandung –
Banjar.
4. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa
2 Dalam
Bagian Timur
Proses
 Stasiun Pucuk;
 Stasiun Surabayan
5. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah
Sumatera Bagian Utara 3 Dalam
Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan Proses
Kereta Api, Pekerjaan TA. 2015 oleh:

PPK Pengujian Jalur dan Bangunan


Pekerjaan Pengembangan Perkeretaapian
Sumatera Utara

 Peningkatan jalan kereta api antara Binjai


– Kuala Begumit.
PPK Kementerian Perindustrian
 Pembangunan Jalur dan Bangunan
Kereta di Kawasan Ekonomi khusus Sei
Mangke
6. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah
6 Dalam
Sumatera Bagian Barat
Proses
Pekerjaan PPK Pengembangan
Perkeretaapian Sumatera Barat TA.2015:
 Peningkatan jalan Kereta Api mengganti
Rel R.33 bantalan besi menjadi Rel R.54
bantalan Beton antara Stasiun Lubuk
Alung – Stasiun Sicincin lintas Teluk
Bayur – Sawah Lunto;
 Peningkatan jalan Kereta Api mengganti
Rel R.33 bantalan besi menjadi Rel R.54
bantalan Beton antara Stasiun Sicincin –
Stasiun Kayu Tanam lintas Teluk Bayur

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3-7


SERTIFIKAT UJI PERTAMA
Kegiatan Jml Ket
– Sawah Lunto;
 Peningkatan Jalan KA Rel R.25 menjadi
Rel.R.54, Bantalan Beton, Penambat
Elastis antara Stasiun Lubuk Alung –
Stasiun Naras;
 Peningkatan Jembatan BH 09 (WTT)
Km. 1+120, Bentang 25m, antara bukit
putus – Pauhlima lintas Bukit Putus –
Indarung;
 Peningkatan Jembatan KA BH.96
Km.12+123 bentang 40 meter, antara
bukit putus – Pauhlima lintas Bukit Putus
– Indarung;
 Peningkatan Jembatan KA BH 113, Km.
13+366, Bentang 25m + 40m + 15m,
antara bukit putus – Pauhlima lintas
Bukit Putus – Indarung.

7. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah 9 Dalam


Sumatera Bagian Selatan Proses

Pekerjaan Jalur dan Bangunan oleh Investasi


PT. KAI (Persero)

 Pembangunan Jalur Ganda antara Niru


–Tanjung Enim Baru;
 Pembangunan 8 (delapan) Stasiun dan
Longsiding yaitu: stasiun Branti, Gedung
Ratu, Haji Pamanggilan, Sungai Tuha,
Kemelak, Air Tuba, Talang Baru, Durian
dan Kepayang.
 Pembangunan Jalur KA TLS 1 & TLS 2
PT Bukit Asam
 Pembangunan Jalur Rel Lingkar Phase-
5 Pelabuhan Tarahan Hasil Pekerjaan
PT Bukit Asam
Total 69 (Terbit 43)
(Proses 26)

3-8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Tabel 3.4. Realisasi Proses Penerbitan Sertifikat Uji Berkala

NO KEGIATAN PEKERJAAN /LOKASI REALISASI

A. PENGUJIAN BERKALA JALUR DAN BANGUNAN KA


1. WILAYAH JAWA
a. DAOP 1 Pengujian Berkala untuk PROSES
Jakarta daerah operasional 1 SERTIFIKAT
JAKARTA, sesuai hasil
(522 LEMBAR
perawatan prasarana
SERTIFIKAT)
perkeretaapian oleh PT.
Kereta Api Indonesia
(Persero).

b. DAOP 2 Pengujian Berkala untuk PROSES


Bandung daerah operasional 2 SERTIFIKAT
BANDUNG, sesuai hasil
perawatan prasarana
perkeretaapian oleh PT.
Kereta Api Indonesia
(Persero).
c. DAOP 3 Pengujian Berkala untuk PROSES
Cirebon daerah operasional 3 SERTIFIKAT
CIREBON, sesuai hasil
perawatan prasarana
perkeretaapian oleh PT.
Kereta Api Indonesia
(Persero).
d. DAOP 5 Pengujian Berkala untuk PROSES
Purwokerto daerah operasional 5 SERTIFIKAT
PURWOKERTO, sesuai hasil
perawatan prasarana
perkeretaapian oleh PT.
Kereta Api Indonesia
(Persero).
e. DAOP 6 Pengujian Berkala untuk PROSES
Yogyakarta daerah operasional 6 SERTIFIKAT
YOGYAKARTA, sesuai hasil
(208 LEMBAR
perawatan prasarana
SERTIFIKAT)
perkeretaapian oleh PT.
Kereta Api Indonesia
(Persero).

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3-9


NO KEGIATAN PEKERJAAN /LOKASI REALISASI

f. DAOP 7 Pengujian Berkala untuk PROSES


Madiun daerah operasional 7 SERTIFIKAT
MADIUN, sesuai hasil
perawatan prasarana
perkeretaapian oleh PT.
Kereta Api Indonesia
(Persero).
g. DAOP 9 Pengujian Berkala untuk PROSES
Jember daerah operasional 9 SERTIFIKAT
JEMBER, sesuai hasil
(261 LEMBAR
perawatan prasarana
SERTIFIKAT)
perkeretaapian oleh PT.
Kereta Api Indonesia
(Persero).
2. WILAYAH SUMATERA
a. DIVRE 1 Pengujian Berkala Jalur dan PROSES
Sumatera Bangunan hasil perawatan SERTIFIKAT
Utara oleh PT. Kereta Api Indonesia
(176 LEMBAR
(Persero) untuk Divisi
SERTIFIKAT)
Regional 1 SUMATERA
UTARA.
b. DIVRE 2 Pengujian Berkala Jalur dan PROSES
Sumatera Bangunan hasil perawatan SERTIFIKAT
Barat oleh PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) untuk Divisi
Regional 2 SUMATERA
BARAT.
c. DIVRE 3 Pengujian Berkala Jalur dan PROSES
Sumatera Bangunan hasil perawatan SERTIFIKAT
Selatan oleh PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) untuk Divisi
Regional 3 SUMATERA
SELATAN.
d. DIVRE 4 Pengujian Berkala Jalur dan PROSES
Tanjung Bangunan hasil perawatan SERTIFIKAT
Karang oleh PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) untuk Divisi
Regional 4 TANJUNG
KARANG

3 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


3.5.2. Perizinan Pembangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api

Subdit Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api mempunyai tugas tambahan
yakni pelaksanaan proses perizinan bangunan yang sejajar / memotong jalur
kereta api, sertifikasi komponen prasarana baru dan sertifikasi las. Terhitung per
Desember 2016 terdapat 19 perizinan crossing jalur Rel, 11 uji komponen
bantalan dan rel kereta api dan 5 uji pengelasan.

Pada tahun 2016 terdapat 19 perizinan yang sudah di proses, namun hanya
empat yang diterbitkan SK. Kendala yang dialami dalam penerbitan izin adalah
tidak siapnya stake holder untuk memenuhi persyaratan administrasi dan
kesiapan teknis sehingga tidak dapat disampaikan untuk proses lanjut. Adapun
daftar realisasi proses penerbitan SK perizinan bangunan yang
sejajar/memotong jalur Kereta Api terdapat pada tabel berikut :

Tabel 3.5. Permohonan Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong


Jalur Kereta Api

NO KEGIATAN PEMOHON

1 Permohonan Izin Crossing PT. Maju Karya


dengan jalur KA Alam
2 Permohonan Izin PT. Bulog Mangil
Perlintasan Sebidang
(JPL)
3 Permohonan Izin PT. Permata
Perlintasan Sebidang Dunia Sukses
(JPL)
4 Permohonan Izin Crossing PDAM Tirta
Pipa Air Bersih Bhagasasi Bekasi
5 Permohonan Izin BTP Wil.
Perlintasan Sebidang Suamtera Bag.
(JPL) Utara
6 Permohonan Izin Crossing PT. PGN
Pipa Gas Km. 88+850 (Persero)
antara Sta. Cikampek –
Sta. Bungur
7 Perpanjangan Izin PT. Asietex,

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 11


NO KEGIATAN PEMOHON

Crossing Cilegon
8 Permohonan Izin Crossing PU Kota Cilegon
PU Kota Cilegon
9 Permohonan Izin Crossing PT. AKR Medan
Pipa BBM
10 Permohonan Izin PT. Citra Raya
Perlintasan Tidak Sidoarjo
Sebidang (Fly Over)
11 Permohonan Izin Pemkab Cimahi
Perlintasan Tidak
Sebidang (Fly Over)
12 Permohonan Izin Crossing Kementerian
Pipa ESDM Merak ESDM
13 Permohonan Izin Crossing Kementerian
Pipa ESDM Cilegon ESDM
14 Permohonan Izin PT. Pejagan
Perlintasan Tidak Pemalang Tol
Sebidang (Fly Over) Road
15 Permohonan Izin Crossing PT. Sulinda Mills
Pipa Air Bersih
16 Permohonan Izin Crossing PEMDA
PEMDA Tangerang Tangerang
17 Permohonan Izin Crossing PDAM Bogor
Pipa Air Bersih
18 Permohonan Izin Crossing PU Cipta Karya
Pipa Air Bersih Yogyakarta
19 Permohonan Izin Crossing PT. Mitsubishi
Pipa Chemical
Indonesia

3.5.3. Pengujian dan Sertifikasi Komponen Kereta Api

Pada tahun 2016 terdapat sebelas pengujian dan sertifikasi komponen Kereta
Api. Seluruhnya belum ada yang selesai hingga terbitnya SK. Kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan pengujian komponen adalah tidak lengkapnya

3 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


dokumen. Adapun daftar realisasi pengujian dan proses penerbitan SK Bantalan
Beton dan Penambat Rel Kereta Api.

Tabel 3.6. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur
Kereta Api

No Kegiatan Pemohon Posisi Saat Ini

1 Sertifikasi Bantalan PT. Waskita Pengambilan Sampel Ulang


1067 mm Beton Precast
2 Sertifikasi Bantalan PT. Tjakrindo SK No.
1435 mm, panjang Mas KA.405/SK.03/DJKA/I/2017
2440 mm
3 Sertifikasi Bantalan PT. Tjakrindo SK No.
1435 mm, panjang Mas KA.405/SK.03/DJKA/I/2017
2740 mm
4 Sertifikasi Bantalan PT. Kunango Usulan Test Track
1067 mm Jantan
5 Sertifikasi Penambat PT. Pandrol Menunggu hasil pengujian
Elastis R. 54 Indonesia BP2TKS Serpong
6 Sertifikasi Bantalan PT. Jaya Proses menunggu pengajuan
1067 mm Beton gambar teknis
7 Sertifikasi Bantalan PT. Jaya Proses menunggu pengajuan
1435 mm, panjang Beton gambar teknis
2740 mm
8 Sertifikasi Bantalan PT. Varia Pengambilan Sampel Ulang
1067 mm Usaha Beton
9 Sertifikasi Bantalan PT. WIKA SK No.
slabtrack untuk KCIC Beton KA.405/SK.01/DJKA/I/2017
10 Sertifikasi Penambat PT. Pandrol Menunggu kelengkapan
Slabtrack untuk MRT Indonesia dokumen
11 Track Dumping Level PT. MGT Menunggu undangan survei
Crossing lapangan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 13


3.5.4. Pengujian dan Sertifikasi Pengelasan

Pada tahun 2016 terdapat lima pengujian dan sertifikasi pengelasan yang sudah
dilakukan. Terdapat dua pengujian yang telah terbit sertifikatnya, satu pengujian
yang masih dalam proses sertifikasi, dan dua pengujian yang perlu dilakukan
pengujian ulang. Adapun daftar realisasi pengujian dan sertifikasi pengelasan
terdapat pada tabel 3.10

Tabel 3.7. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur
Kereta Api

No Kegiatan Pemohon Posisi Saat Ini


1 Sertifikasi Las PT. SNAGA Group Pengujian Ulang
Thermit R. 60
2 Sertifikasi Las PT. SNAGA Group Pengujian Ulang
Thermit R. 54
3 Sertifikasi Las PT. MMBK Selesai
Thermit R. 54
4 Sertifikasi Las PT. Nanhai Selesai
Thermit R
5 Sertifikasi Flash PT. Saputro Rekomendasi Direktur
Butt Welding Prasarana Nomor
8/SRT/K3/DJKA/I/2017

3.5.5. Pengujian Fasilitas Operasi


a. Pengujian Pertama
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. 30 Tahun 2011 mengenai Tata
Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Prasarana Perkeretaapian dalam
Pasal 5 menyatakan bahwa uji pertama wajib dilakukan untuk prasarana
perkeretaapian baru dan prasarana perkeretaapian yang mengalami
perubahan spesifikasi teknis. Uji pertama meliputi uji rancang bangun dan uji
fungsi.
b. Pengujian Berkala
Uji berkala wajib dilakukan untuk setiap jenis Prasarana Perkeretaapian yang
telah dioperasikan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Menteri
dengan melakukan uji fungsi Prasarana Perkeretaapaian.

3 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


c. Uji Rancang Bangunan dan Uji Fungsi

Fasilitas pengoperasian kereta api sebagaimana disebutkan pada UU 23


tahun 2007 pasal 59, terdiri dari :

1) Pengujian Rancang Bangun Peralatan Persinyalan, Telekomunikasi dan


Instalasi Listrik
Uji Rancang bangun, yaitu memeriksa kesesuaian dokumen terhadap
hasil fisik prasarana perkeretaapian. Dokumen tersebut meliputi:
a) Detail desain prasarana perkeretaapian yang telah mendapat
persetujuan dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian;
b) Spesifikasi teknis prasarana perkeretaapian yang telah mendapat
persetujuan dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian;
c) Gambar Rencana yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat
Prasarana Perkeretaapian; dan
d) Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
2) Pengujian Fungsi Peralatan Persinyalan
Uji fungsi peralatan persinyalan sebagaimana disebutkan pada PM. 30
tahun 2011 pasal 8 butir 4 paling sedikit meliputi uji :

a) Negative Check
Pengujian dilakukan di panel pelayanan meyakinkan suatu rute yang
dibentuk kemudian di konflik/kontra dengan rute lain yang berlawanan
atau bersinggungan (yang seharusnya tidak dapat dilakukan) untuk
memastikan keamanan atas rute yang dibentuk tersebut.
b) Indikasi Pelayanan
Pengujian dilakukan di panel pelayanan untuk meyakinkan fungsi
semua indikator di panel pelayanan dengan cara memfungsikan dan
menonaktifkan semua fungsi indicator di panel pelayanan dapat
beroperasi sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan kondisi di
lapangan.
c) Akurasi
Pengujian dilakukan di panel pelayanan untuk menyakinkan proses
pembentukan rute dan posisi wesel kereta api terhadap ketepatan
posisi peralatan persinyalan untuk amannya suatu rute yang
terbentuk.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 15


d) Data Logger
Pengujian dilakukan dengan cara memfungsikan perekaman data
operasi PPKA dalam melayani operasi kereta api untuk meyakinkan
bahwa peralatan data logger dapat merekam aktifitas pelayanan
perjalanan kereta api.

e) Jarak Tampak
Pengujian dilakukan dengan cara visual untuk meyakinkan peraga
sinyal, tanda atau marka mampu menunjukkan indikasi aman atau
tidak aman dengan jelas dalam segala cuaca terkait jarak dimana
masinis masih dapat melihat dengan jelas baik siang maupun malam
hari.

f) Sistem Pertanahan
Pengujian dilakukan mengukur tahanan pada peralatan persinyalan
dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah / earthing tester untuk
meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai dengan spesifikasi
teknik yang ditetapkan.

g) Ruang Bebas
Pengujian dilakukan dengan mengukur jarak antara as rel sampai
badan Peraga sinyal baik di sisi kanan atau kiri rel dengan
menggunakan meteran untuk meyakinkan terbebasnya jalur kereta
api dari rintangan atau gangguan yang dapat mengganggu
keselamatan perjalanan kereta api.

3) Pengujian Fungsi Peralatan Telekomunikasi

Uji fungsi peralatan telekomunikasi sebagaimana disebutkan pada PM.


30 tahun 2011 pasal 8 butir 5 paling sedikit meliputi uji :

a) Panggilan Selektif.
Pengujian dilakukan pada konsol dengan cara menggunakan tombol
panggil peralatan untuk mengetahui kesesuaian tujuan panggilan
yang telah ditetapkan.

3 - 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


b) Kejelasan Informasi/ Suara Yang Diterima.
Pengujian dilakukan dengan cara mendengarkan informasi / suara
yang diterima untuk mengetahui kejelasan informasi / suara yang
diterima.

c) Perekam Suara
Pengujian dilakukan dengan cara memutar ulang hasil perekam suara
untuk meyakinkan bahwa perekam suara sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditetapkan.

d) Sistem Pentanahan
Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tahanan pada peralatan
telekomunikasi dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah /
earthing tester untuk meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai
dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan.

e) Sistem Media Transmisi Telekomunikasi


Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan kualitas data pada
sisi pengirim yang dikirim melalui media transmisi dengan data yang
diterima pada sisi penerima.

4) Pengujian Fungsi Instalasi Listrik


Uji fungsi peralatan telekomunikasi sebagaimana disebutkan pada PM.
30 tahun 2011 pasal 8 butir 5 paling sedikit meliputi uji :

a) Stabilitas Sistem Tegangan


Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tegangan mengunakan
alat volt meter untuk meyakinkan bahwa tegangan yang dihasilkan
harus stabil sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan.

b) Sistem Dapat Saling Berhubungan


Pengujian dilakukan secara simulasi dengan memutus salah satu catu
daya sesuai denagn spesifikasi teknis yang ditetapkan.

c) Ketingian dan Deviasi Kawat Trolley


Pengujian dilakukan dengan cara mengukur untuk meyakinkan bahwa
ketinggian dan deviasi kawat trolley sesuai dengan spesifikasi teknis
yang ditetapkan.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 17


d) Keausan Kawat Trolley
Pengujian dilakukan dengan cara mengukur ketebalan trolley untuk
meyakinkan bahwa diameter kawat trolley sesuai spesifikasi teknis
yang ditetapkan.

e) Tahanan Sistem Pentanahan


Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tahanan pada peralatan
Instalasi Listrik dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah /
earthing tester untuk meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai
dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan.

f) Sistem Pengendalian Catu Daya / Supervisory Control and Data


Acquision
Pengujian dilakukan secara simulasi untuk meyakinkan bahwa
pengendalian catu daya / SCADA sesuai dengan spesifikasi teknis
yang ditetapkan.

g) Isolasi
Pengujian dilakukan dengan cara mengukur isolasi instalasi listrik
untuk meyakinkan bahwa isolasi instalasi listrik terpasang sesuai
spesifikasi teknis yang ditetapkan.

h) Linking Breaking Device (LBD) / Intertriping


Pengujian dilakukan secara simulasi untuk meyakinkan apabila salah
satu catu daya (substation) trip maka catu daya (substation) yang
berhubungan akan trip secara otomatis.

i) Ruang Bebas
Pengujian dilakukan dengan mengukur jarak antara as rel sampai
badan tiang pole listrik aliran atas di sisi kanan atau kiri rel dengan
menggunakan meteran untuk meyakinkan terbebasnya jalur kereta
api dari rintangan atau gangguan yang dapat mengganggu
keselamatan perjalanan kereta api.

3 - 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


KEGIATAN
BAB

4 BAB IV
KEGIATAN

4.1. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian

Pencapaian pembangunan jalur kereta api dari tahun 2010 - 2015 yang meliputi
pembangunan jalur kereta api baru yang dibangun termasuk jalur ganda
sepanjang 1.001,33 Km’sp, peningkatan jalur kereta api termasuk reaktivasi jalur
kereta api sepanjang 1.256,6 Km’sp dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang
101 Km’sp.

Pada saat ini sesuai dengan rencana strategis Direktorat Jenderal


Perkeretaapian. Rencana kegiatan pembangunan perkeretaapian kurun waktu
2015-2019 difokuskan pada upaya peningkatan, rehabilitasi, pengembangan
aksesibilitas prasarana yaitu dengan terbangunnya jalur kereta api sepanjang
3.258 km’sp, meliputi Pembangunan jalur KA Baru sepanjang 2.058 km’sp dan
Reaktivasi/pembangunan jalur ganda sepanjang 1.200 km’sp.

Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Prasarana


Perkeretaapian selama tahun 2016 terbagi menjadi :

4.1.1. Program Pembangunan Kegiatan Strategis Prasarana Jalur Kereta


Api

Pembangunan jalur kereta api yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran
2016 di wilayah pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi, yaitu:

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4-1


a. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian di Wilayah Sumatera

a) Pembangunan Jalan KA Layang antara Medan - Araskabu - Kualanamu


termasuk (MYC 2015-2017) Pembangunan jalan kereta api layang antara
Medan – Bandar Khalipah dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak
(Multiyears) 2015-2017, berikut lingkup pekerjaannya :

Gambar 4.1. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian

Progres pekerjaan pembangunan jalan kereta api layang antara Medan –


Bandar Khalipah adalah sebagai berikut :

a) Penertiban Lahan terealisasi 8,9 Km dari target 13,5 Km.

b) Untuk Konstruksi jalan kereta api layang sebagai berikut :

 Pemasangan Pondasi sudah terbangun 1.119 Titik dari 2.080 Titik


 Pembangunan Pilar sudah terbangun 163 Titik dari 253 Titik

 Pemasangan Box Girder sudah terpasang 256 segmen dari 3.234


segmen

4- 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.2. Proses Pemasangan dan Pembangunan Pilar dan Pondasi di Jalan Layang Medan –
Bandar Khalipah

b) Pembangunan Badan Jalan KA dan Track Antara Kuta Blang - Bireuen


(Km. 13 + 100 s.d Km. 22 + 740)
Pembangunan Badan Jalan Kereta Api dan Track antara Kuta Blang –
Biuren dilaksanakan pada tahun 2016 dan sampai dengan akhir tahun
2016 progres pekerjaan sudah mencapai 100%

Gambar 4.3. Proses Gelar Geotextile untuk Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Antara Kuta
Blang – Bireuen

c) Pembangunan Badan Jalan KA dan Track Antara Kuta Blang - Bireuen


pada Km. 13 + 100 s.d Km. 22 + 740. Pembangunan Badan Jalan Kereta
Api dan Track antara Kuta Blang – Biuren dilaksanakan pada tahun 2016

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4-3


dan sampai dengan akhir tahun 2016 progres pekerjaan sudah mencapai
100%.

Gambar 4.4. Kondisi 100% Pembangunan Jalan Kereta Api

Pembangunan Jembatan KA L = 200 m di Paya Ni dan Pembangunan


Jembatan KA L = 120 m di Blang Keude seksi Krueng Mane - Kuta Blang.

Pembangunan Jembatan Kereta Api di Paya Ni dan Blang Keude antara


Krueng Mane – Kuta Blang merupakan lanjutan dari pekerjaan tahun
2015 yaitu pembangunan bangunan bawah (abutmen), pada tahun 2016
dilanjutkan dengan pekerjaan bangunan atas dengan menggunakan dan
sampai dengan akhir tahun 2016 progres pekerjaan sudah mencapai
100%

4- 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.5. Pembuatan Akses Jalan untuk Pembangunan Jembatan

Gambar 4.6. Proses Perakitan U-Shape Persegment

Gambar 4.7. Kondisi 100% Pembangunan Jembetan Kereta Api

d) Peningkatan Jalan Kereta Api Mengganti Rel R.33 Bantalan Besi dengan
Rel R.54 Bantalan Beton di Km. 94+100 s.d Km. 104+000 Antara Batu
Tabal - Kacang Lintas Teluk Bayur Sawahlunto Lintas Teluk Bayur –
Sawahlunto. Merupakan pekerjaan peningkatan jalan kereta api pada
tahun 2016, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% pada akhir tahun
anggaran 2016.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4-5


Gambar 4.8. Kondisi 100% Peningkatan Jalan Rel Km. 94 + 200 s.d Km. 104+000

e) Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Muarakalaban-Muaro Km.


151+400 s.d Km.164+400.
Pekerjaan Pembangunan merupakan program reaktivasi jalur kereta api
pada tahun 2016 telah di laksanakan pembangunan badan jalan kereta
api antara Muarakalaban – Muaro Km. 151+400 s.d 164+400
pembangunan dilakukan secara bertahap, pelaksanaan pekerjaan
mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2016.

Gambar 4.9. Kondisi 100% Pembangunan Badan Jalan KA


Km. 151+400 s.d Km. 164+400

f) Peningkatan Jembatan BH. 8 Km. 42+674 antara Bukit Putus – Padang


Lintas Teluk Bayur – Sawahlunto.
Pekerjaan program peningkatan jembatan kereta api secara bertahap
peningkatan jembatan kereta api dilakukan khususnya pada lintas-lintas
prioritas, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir
tahun anggaran 2016.

4- 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.10. Kondisi 100% Peningkatan Jembatan Kereta Api
BH. 8 Km. 42+674

g) Pembangunan Jalur KA Menuju Bandara Internasional Minangkabau


(BIM).
Pembangunan jalur KA dari Stasiun Duku menuju Bandara Internasional
Minangkabau merupakan program Pemerintah guna memujudkan
keterpaduan moda transportasi serta dalam rangka peningkatan
pelayanan dan keselamatan bagi masyarakat pengguna transportasi.
Pada tahun 2015 Ditjen Perkeretaapian melaksanakan pembangunan
Badan Jalan dan Pemasangan Track Jalan KA antara Duku-BIM,
sepanjang ± 3.875 Km’sp antara Stasiun Duku dengan Stasiun Bandara
Internasional Minangkabau dengan rute Padang – Duku – BIM yang
terdiri 3 unit stasiun (2 pengembangan Stasiun eksisting dan 1
pembangunan Stasiun baru dan 1 unit Depo).

Gambar 4.11. Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM)

h) Pembangunan Jalur Ka Antara Prabumulih – Kertapati


Pengembangan jalur Kereta Api antara Prabumulih - Kertapati sepanjang
± 40 Km’sp merupakan upaya Pemerintah dalam mewujudkan
peningkatkan kapasitas lintas untuk angkutan barang dan penumpang,
mengurangi beban jalan raya (kepadatan dan daya rusak jalan) serta

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4-7


peningkatkan keselamatan transportasi darat dgn shifting ke moda KA
dan pelayanan transportasi.

Gambar 4.12. Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM)

i) Pembangunan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit (LRT) di Provinsi


Sumatera Selatan.
Pembangunan Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit
(LRT) di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor : 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta
Api Ringan / Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan dan Nomor :
55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor : 116
Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api
Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan, yang merupakan
kontrak tahun jamak 2016 – 2018 dengan panjang jalur 28 Km. Rute
Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II - Stadion Jakabaring
yang terbagi dalam 5 (lima) zona dengan jenis konstruksi Elevated /
Layang (Konstruksi Beton, Slab Track) terdiri dari 13 Stasiun, Fasilitas
Operasi (Sinyal, Telekomunikasi, Listrik), dan Depo (kapasitas 14 train set
@3 kereta).

Pada tahun 2016 telah dilakukan pembangunan Kereta Api Ringan/ Light
Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan dengan progres fisik
mencapai 26% .

4- 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.13. Map Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera
Selatan

Gambar 4.14. Kondisi zona pembangunan LRT Provinsi Sumatera Selatan

Gambar 4.15. Kunjungan Kerja Menteri Perhubungan ke Lokasi


Pembangunan LRT di Sumatera Selatan

j) Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda antara Sta. Martapura - Sta.


Baturaja Km.195+627 - Km. 227+900.

Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda Antara Stasiun Martapura –


Baturaja menggunakan pola pembayaran SUKUK / SBSN (Multi Years

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4-9


2016 – 2017) kontrak pada bulan November 2016 dengan lingkup
Pekerjaan Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda antara Sta. Martapura -
Sta. Baturaja Km.195+627 - Km. 227+900, terdiri dari :
a) Pengadaan Rel, Wesel dan Bantalan Beton;
b) Pekerjaan badan jalan;
c) Pekerjaan jalan rel;
d) Pekerjaan jembatan;
e) Pekerjaan Persinyalan;
f) Penataan Emplasemen;
g) Jasa konsultan supervise;

k) Penataan Emplasemen dan Pemasangan Sinyal Mekanik Stasiun


Lembak s.d Stasiun Karang Endah
Pekerjaan Penataan Layout Emplasemen dan Pemasangan Sinyal
Mekanik Stasiun Lembak s.d Stasiun Karang Endah merupakan
pekerjaan peningkatan jalan kereta api pada tahun 2016, pelaksanaan
pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2016.

Gambar 4.16. Kondisi 100% Penataan Emplasemen dan Pemasangan


Sinyal Mekanik

l) Pembangunan Badan Jalan untuk Jalur Ganda KA Rejosari - Cempaka


Km. 98+000 s.d Km. 106+000 lintas Tarahan – Tanjungenim.
Pekerjaan Pembangunan Badan Jalan untuk Jalur Ganda KA Rejosari –
Cempaka dilakukan secara bertahap pada tahun 2016 yaitu tahap
pekerjaan pembangunan Badan Jalan Rel Kereta Api di 98+000 s.d Km.
106+000 lintas Tarahan – Tanjungenim, pelaksanaan pekerjaan
mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2016.

4- 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.17. Kondisi 100% Badan Jalan Rel Kereta Api di Km.98+000 s.d Km. 106+000

b. Pembangunan Prasarana di Wilayah Jawa

1) Pembangunan Jalur Ganda KA (Pemasangan Rel) di Km.66 +925 -


Km.69 + 925 antara Maja - Rangkasbitung Sepanjang 3 Km'sp.

Pembangunan Jalur Ganda KA Maja – Rangkasbitung pada Km.66+925 -


Km.69+925 sepanjang 3 Km’sp adalah pekerjaan lanjutan dalam rangka
mendukung pembangunan jalur ganda Maja - Rangkasbitung Km.
62+546 s.d 79+694, sepanjang 17 Km’sp, pelaksanaan pekerjaan
mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2016.

Gambar 4.18. Kondisi 100% Pemasangan Rel Maja Km. 66+925-Km.69+925


antara Maja – Rangkasbitung

2) Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai –


Jatinegara).
Pekerjaan Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk
Manggarai – Jatinegara) merupakan bagian dari Pembangunan Double
Track Manggarai – Bekasi - Cikarang, program pembangunan Paket A
menggunakan pembiayaan SBSN MYC 2015 – 2017 yang terdiri dari
Pembangunan Elevated Track 4 km antara Manggarai - Jatinegara dan
Cikini – Manggarai, Pemasangan Jaringan Listrik Aliran Atas dan
Dayanya antara Manggarai - Jatinegara sepanjang 3 km, Pengembangan
3 Stasiun Manggarai, Matraman, dan Jatinegara, Modifikasi persinyalan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 11


antara Manggarai – Jatinegara, pelaksanaan pekerjaan pada tahun 2016
untuk pekerjaan sipil, pekerjaan jalan rel, pekerjaan bangunan gedung,
pekerjaan fasilitas operasi dan supervisi rata-rata pekerjaan mencapai
27% s.d 32% sampai dengan akhir tahun 2016.

Gambar 4.19. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Pembongkaran dan Pembangunan Stabling
Manggarai, Tanah Abang dan Pasar Senen

Gambar 4.20. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Elevated Track Manggarai – Jatinegara

Gambar 4.21. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Bangunan Gedung) Bangunan OCC Manggarai

3) Paket B1 (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s.d


Cikarang).
Pekerjaan Paket B1 (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk
Bekasi s.d Cikarang) merupakan bagian dari Pembangunan Double
Double Track Manggarai – Bekasi - Cikarang, program pembangunan
menggunakan pembiayaan PHLN JICA, yang terdiri dari:

4- 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


a) Pembangunan jaringan LAA beserta daya antara Bekasi s/d Cikarang

b) Pembangunan 5 Stasiun: Bekasi, Bekasi Timur, Cibitung, Tambun,


Cikarang.

c) Penggantian Sinyal dan Telkom antara Manggarai s/d Cikarang

d) Penggantian Bantalan dan Rel antara Bekasi s/d Cikarang.

e) Pembangunan 2 unit jembatan untuk Double Double Track antara


Bekasi s/d Cikarang.

Pekerjaan Paket B1 mencapai 71% sampai dengan akhir tahun 2016.

Gambar 4.22. Pekerjaan Paket B pembangunan Stasiun Cibitung

Gambar 4.23. Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Cikarang

Gambar 4.24. Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Bekasi Timur

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 13


Gambar 4.25. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Bekasi Timur

Gambar 4.26. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Cibitung

Gambar 4.27. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Cikarang

Gambar 4.28. Pekerjaan paket B Pembangunan Signal Cabin Bekasi, Tambun, Cikarang

4- 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.29. Pekerjaan Paket B Pembangunan Jembatan Kereta Api

4) Paket B2 - 1 (Modernisasi Fasilitas Perkeretaapian untuk Jatinegara s/d


Bekasi).

Pekerjaan Paket B2-1 merupakan bagian dari Pembangunan Double


Double Track Manggarai – Bekasi – Cikarang. Program pembangunan
Paket B2-1 menggunakan pembiayaan SBSN MYC 2015 – 2017 yang
terdiri dari penyempurnaan track, jalur baru DDT dari Jatinegara –
Bekasi, terutama di stasiun, pembangunan 5 stasiun yaitu Klender,
Buaran, Klender baru, Cakung dan Kranji, Pembangunan DIPO
Lokomotif di Cipinang, modifikasi persinyalan dari Jatinegara – Bekasi.
Pembangunan Double Double Track untuk Mainline dari Jatinegara –
Bekasi, pada pelaksanaan pekerjaan tahun 2016 untuk pekerjaan
penyempurnaan track, jalur baru DDT dari Jatinegara – Bekasi
sepanjang 13,15 Km progres fisik telah mencapai 25%, sedangkan
pekerjaan Stasiun 5 unit antara lain Stasiun Klender, Stasiun Buaran,
Stasiun Klender Baru, Stasiun Cakung dan Stasiun Kranji progres fisik
mencapai 6%, Pekerjaan Depo Cipinang progres fisik mencapai 30%,
dan Modifikasi persinyalan dari Jatinegara – Bekasi progres fisik
mencapai 28,23%.

Gambar 4.30. Pekerjaan Paket B2.1 Penyempurnaan Jalur Baru antara Jatinegara – Bekasi

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 15


Gambar 4.31. Pekerjaan paket B2.1 Pembangunan Depo Cipinang Segmen I dan II

5) Pembangunan Kereta Api Ringan/LRT Terintergrasi di wilayah Jabodebek


(MYC 2016-2018), yaitu:

a) Lintas Pelayanan LRT Jabodebek Tahap I


Sesuai Peraturan Presiden Nomor: 98 Tahun 2015 tentang
Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit
(LRT) terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi,
PT.Adhi Karya (Persero) Tbk ditugaskan untuk membangun
prasarana LRT Tahap I sepanjang 43,1 km yang terbagi dalam 3
(tiga) lintas pelayanan yaitu :

(1) Cawang – Cibubur, sepanjang = 14,3 km;

(2) Cawang – Kuningan – Dukuh Atas, sepanjang = 10,5 km;

(3) Cawang – Bekasi Timur, sepanjang = 18,3 km.

b) Pengadaan Sarana
Pengadaan Sarana Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) oleh
PT. Kereta Api (Persero), akan dilaksanakan secara bertahap mulai
bulan April 2017 selama 20 (dua puluh) bulan, sehingga dapat
dioperasikan pada akhir Tahun 2018 dalam rangka mendukung
pengoperasian tahap pertama prasarana lintas Cawang – Cibubur.

c) Perizinan

(1) Izin Prinsip pemanfaatan ROW Jalan Tol, telah dikeluarkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

(2) Rekomendasi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan


(KKOP) Bandara Halim Perdana Kusuma, telah dikeluarkan oleh

4- 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Komandan Lanud
Halim Perdana Kusuma;

(3) Izin Lingkungan dan Surat Kelayakan Lingkungan Hidup, telah


dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

(4) Izin Pemanfaatan lahan BMN TNI-AU di wilayah Halim masih


dalam proses penyusunan kesepakatan bersama.

Gambar 4.32. Data Teknis Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek

Gambar 4.33. Rekapitulasi Progres Fisik Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 17


Gambar 4.34. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 1 Kereta Api Ringan (LRT)
Terintegrasi di Jabodebek

Gambar 4.35. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 2 Kereta Api Ringan (LRT)
Terintegrasi di Jabodebek

4- 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.36. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 3 Kereta Api Ringan (LRT)
Terintegrasi di Jabodebek

Gambar 4.37. Dokumentasi Precast Plant Sentul di Pembangunan Kereta Api Ringan (LRT)
Terintegrasi di Jabodebek

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 19


6) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Selatan Jawa

Pengembangan jalur Kereta Api Lintas Selatan Jawa merupakan upaya


Pemerintah dalam mewujudkan peningkatkan kapasitas lintas untuk
angkutan barang dan penumpang, mengurangi beban jalan raya
(kepadatan dan daya rusak jalan) serta peningkatkan keselamatan
transportasi darat dengan shifting ke moda KA dan pelayanan
transportasi, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antar kota
dilakukan secara bertahap, meliputi pembangunan jalur ganda (double
track) untuk jalur kereta api antara Solo – Madiun sehingga akan
tersinergi dengan jalur ganda kereta api lintas selatan yang
menghubungkan Cirebon – Prupuk – Purwokerto – Kroya – Kutoarjo –
Solo – Madiun – Surabaya, yang meliputi:
a) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - Kroya
Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - Kroya dengan
Panjang Jalur KA 17,8 km’sp dan sumber pendanaan SBSN yang
merupakan bagian dari jalur lintas selatan jawa dari Surabaya –
Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan Kereta Api lintas Purwokerto -
Kroya ini dari satu jalur menjadi dua jalur, akan menghemat waktu
perjalanan sebagai upaya meningkatkan pelayanan jasa angkutan
kereta api sehingga diharapkan memperbesar volume angkutan
barang dan penumpang serta mempercepat jarak tempuh.

Gambar 4.38. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda


KA Lintas Purwokerto - Kroya

b) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya – Kutoarjo


Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya- Kutoarjo dengan
panjang jalur panjang jalur ka : 76 km’sp dan sumber pendanaan

4- 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


rupiah murni dan SBSN yang merupakan bagian dari jalur lintas
selatan jawa dari Surabaya – Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan
Kereta Api lintas Kroya - Kutoarjo ini dari satu jalur menjadi dua jalur,
akan menghemat waktu perjalanan sebagai upaya meningkatkan
pelayanan jasa angkutan kereta api sehingga diharapkan
memperbesar volume angkutan barang dan penumpang serta
mempercepat jarak tempuh.

Gambar 4.39. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda


KA Lintas Kroya – Kutoarjo
c) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Solo – Kedungbanteng
Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Solo – Kedungbanteng dengan
panjang jalur ka 42 km’sp dan sumber pendanaan rupiah murni dan
SBSN yang merupakan bagian dari jalur lintas selatan jawa dari
Surabaya – Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan Kereta Api lintas
Solo – Kedung - banteng ini dari satu jalur menjadi dua jalur, akan
menghemat waktu perjalanan sebagai upaya meningkatkan
pelayanan jasa angkutan kereta api sehingga diharapkan
memperbesar volume angkutan barang dan penumpang serta
mempercepat jarak tempuh.

Gambar 4.40. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya – Kutoarjo

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 21


d) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - Kedungbanteng
Pembangunan jalur ganda lintas selatan Lintas Madiun -
Kedungbanteng panjang Jalur KA : 57 km’sp (termasuk emplasemen)
dan sumber pendanaan rupiah murni dan SBSN merupakan salah
satu di antaranya pembangunan jalur ganda selain dapat
meningkatkan kapasitas lintas juga dapat mengurangi keterlambatan
perjalanan kereta api serta meningkatkan tingkat keselamatan
perjalanan kereta api.

Gambar 4.41. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA


Lintas Madiun - Kedungbanteng

e) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - Jombang


Pembangunan jalur ganda lintas selatan Lintas Madiun -
Kedungbanteng panjang jalur ka : 84 km’sp (termasuk emplasemen)
dan sumber pendanaan: SBSN (MYC 2016-2018) merupakan salah
satu di antaranya pembangunan jalur ganda selain dapat
meningkatkan kapasitas lintas juga dapat mengurangi keterlambatan
perjalanan kereta api serta meningkatkan tingkat keselamatan
perjalanan kereta api.

Gambar 4.42. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA


Lintas Madiun – Jombang

4- 22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


7) Pembangunan MRT Jakarta North – South

Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta merupakan


permbangunan sistem transportasi transit cepat yang sedang di bangun
di Jakarta. Proses pembangunan sudah di mulai sejak Oktober 2013
yang di perkirakan akan selesai pada tahun 2018. Jalur MRT akan
membentang dari Selatan-Utara dan Timur-Barat.

Saat ini sedang dilakukan proses pembangunan koridor Selatan-Utara.


Sarana transportasi berbasis rel sepanjang ±24,7 km yang terbagi atas
dua koridor, Proyek MRT Utara-Selatan (N-S) Fase I (15,7 km)
menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI dengan 13
stasiun (7 Stasiun Layang dan 6 Stasiun Bawah Tanah) dan MRT Utara-
Selatan (N-S) Fase II menghubungkan Bundaran HI sampai dengan
Kampung Bandan (9 km). Berdasarkan hasil kajian dengan hibah JICA
The Preparatory Survey for Jakarta MRT System North-South Line
Extension Project (2009) dengan lingkup pekerjaan Kajian perencanaan
dan kelayakan proyek, pembangunan infrastruktur dasar, penyediaan
rolling stock, sistem persinyalan, dan fasilitas-fasilitas lain yang terkait
dengan Mass Rapid Transit siap beroperasi untuk jalur Lebak Bulus –
Bundaran HI – Kampung Bandan terdiri :

• Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI)

• Fase 2 (Bundaran HI-Kampung Bandan)

Gambar 4.43. Dokumentasi Jalur MRT Jakarta North – South

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 23


Gambar 4.44. Dokumentasi Pembangunan Jalur MRT Jakarta North – South

c. Pembangunan Prasarana perkeretaapian di Wilayah Sulawesi


1) Pekerjaan Penyelesaian Pembangunan Perlintasan KA tidak Sebidang
(Fly over, underpass) dan jembatan di Km.80+700 s.d 81+000,
Km.81+700 s.d 81+800 & Jembatan Km.83+100 antara Makasar –
Parepare.

Gambar 4.45. Pekerjaan Flyover Makassar – Parepare

2) Pembangunan Jembatan KA Km.77+025 (Bentang 40m) dan Km.77+335


(Bentang 30m) antara Makasar – Parepare

Gambar 4.46. Pekerjaan Jembatan Makassar – Parepare

4- 24 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


4.2. Pengadaan Fasilitas Prasarana KA

Tabel 4.1. Pengadaan

No. Pekerjaan Volume Satuan

1. Pengadaan Tanah 61,884 M2


2. Pengadaan Bantalan Beton 798.498 Batang
3. Pengadaan Rel 1.193,06 Km’sp
4. Pengadaan Wesel 185 unit
5. Pengadaan Peralatan Pendukung 1 Paket
Moveable Crane/Rail Grab ( 1 unit)
6. Pengadaan Multi Tie Tamper Turnout 1 unit
untuk Pulau Sulawesi (Multiyears 2015
2017)
7. Goods and service for sector programme 1 Paket
railway II - Track Maintenance
Improvement Programme
8. Pengadaan Tiang Concrete Pole LAA 1 Paket
antara Maja - Rangkasbitung (17 Km)

9. Pengadaan Messanger dan feeder wire 1 Paket


listrik aliran atas antara Maja -
Rangkasbitung sepanjang 18 Km
10. Pengadaan Tiang Beton LAA untuk 1 unit
Elektrifikasi Solo - Yogyakarta

4.3. Kegiatan di Bidang Sarana Perkeretaapian

Pada tahun 2016 telah dilaksanakan pengadaan sarana perkeretaapian


sebanyak 3 unit dengan rincian sebagai berikut :

a. Sarana Perkeretaapian Milik Negara


Direktorat Jenderal Perkeretaapian memiliki 152 (seratus lima puluh dua) unit
sarana perkeretaapian milik Negara yang terdiri dari:

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 25


Tabel 4.2. Sarana Perkeretaapian Milik Negara

No Jenis Sarana Unit

1 Lokomotif 5
2 Gerbong Datar 58
3 Gerbong Terbuka 40
4 Kereta Inspeksi 7
5 Kereta Ukur 2
6 Kereta Kedinasan 6
7 Kereta Penolong 1
8 TMC 3
9 Crane 10
10 Lori Inspeksi 5
11 Multi Tie Tamper 7
12 Excavator 5
13 Bridge Inspection Car 1
14 Road Working Vehicle Car 2
TOTAL 152

b. Pengadaan Sarana Perkeretaapian


1) Pengadaan Kereta Inspeksi lebar spoor 1.067 mm merupakan kegiatan
Multiyears 2015-2016 sebanyak 2 (satu) unit telah selesai 100%, KA
Inspeksi merupakan jenis kereta untuk memonitor kondisi Jalur KA di
lintas, pengadaan tersebut dilakukan oleh PT.INKA dengan waktu yang
sesuai dengan rencana. Selain hal tersebut KA Inspeksi digunakan
sebagai Kereta Inspeksi (KAIS) yang biasa dipakai oleh Pejabat/Direksi
dan Tamu Penting dan juga bila Presiden akan berpergian naik Kereta
Api, KAIS inilah yang menjadi penarik yang berada di depan Kereta
Kepresidenan;

4- 26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 4.47. Dokumentasi Pengadaan Kereta Inspeksi

2) Pengadaan Kereta Ukur Prasarana (Track dan Listrik Aliran Atas)


merupakan kontrak tahun jamak 2015-2016) sebanyak 1 unit telah selesai
pada tahun anggaran 2016. Kereta Ukur digunakan untuk melakukan
inspeksi terhadap rel di sepanjang jalur yang akan di inspeksi. Sehingga
kondisi rel, kontur geometri dan seterusnya, dimana lintasan rel yang
memerlukan perbaikan akan segera diketahui.

Gambar 4.48. Dokumentasi Pengadaan Kereta Ukur

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 27


PELAKSANAAN
KEGIATAN PENINGKATAN
KESELAMATAN
BAB

5
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN
KESELAMATAN

5.1. Kegiatan Pelaksanaa Peningkatan Keselamatan

Dalam rangka meningkatkan keselamatan transportasi kereta api Direktorat


Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan Fungsi Penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, pemberian bimbingan
teknis dan supervise bidang keselamatan perkeretaapian mencakup rekayasa
dan peningkatan keselamatan perkeretapian, audit dan inspeksi keselamatan,
pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan
akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum.

Adapun pelaksanaan kegiatan untuk mendukung kegiatan peningkatan


keselamatan antara lain:

a. Kegiatan sosialisasi dan promosi keselamatan perkeretaapian terhadap


masyarakat dengan instansi terkait tahun 2016.

b. Kegiatan workshop preventif kecelakaan di bidang perkeretaapian.

c. Kegiatan rakornis keselamatan.

d. Kegiatan pembinaan SDM kontraktor perkeretaapian.

e. Kegiatan Monitoring Bangunan Liar.

f. Kegiatan penyegaran/ peningkatan kompetensi.

g. Kegiatan pengujian awak sarana perkeretaapian.

h. Kegiatan monitoring dan evaluasi sertifikasi sdm perkeretaapian.

i. Kegiatan bimbingan teknis SDM perkeretaapian.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5-1


j. Akreditasi badan hukum pendidikan dan pelatihan SDM perkeretaapian.

k. Penilaian akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya


manusia perkeretaapian balai diklat sriwijaya “Ascep Sunarto”,
Palembang.

l. Kegiatan peningkatan kualitas PPNS perkeretaapian.

m. Kegiatan penegakan hukum dan korwas di bidang perkeretaapian.

n. Kegiatan penyuluhan regulasi tindak pidana perkeretaapian dan


sosialisasi tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang.

o. Kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan


peredaran gelap narkotika (P4GN).

p. Kegiatan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas prasarana,


sertifikat kelaikan sarana dan prasarana perkeretaapian.

5.2. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian


Terhadap Masyarakat dengan Instansi Terkait Tahun 2016

Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian dilaksanakan di 6


Kota di Indonesia yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera yaitu: Kota
Cirebon,Kota Bogor,Kota Bandar Lampung, Kota Solo, Kota Yogjakarta dan Kota
Padang.

Pada setiap kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dilakukan melibatkan


sekolah – sekolah yang lokasinya berdekatan dengan rel kereta api yang
bertujuan untuk memberi pelajaran kepada pada siswa sekolah yang setiap
harinya aksesibiltas melewati perlintasan sebidang kereta api, selain memberikan
pengetahuan terkait Keselamatan, Sosialisasi Dan Promosi Keselamatan
Perkeretaapian Terhadap Masyarakat Dengan Instansi Terkait memberikan
pengetahuan tentang program dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian dimana
diantaranya seperti pembangunan jalan baru, jalur yang direaktivasi dan lain-lain.

Selain kegiatan di sekolah – sekolah dilakukan juga kegiatan talkshow yang


dilaksanakan di radio nasional maupun radio lokal di kota dimana dilaksanakan
kegiatan sosialisasi, contohnya dilaksanakan di RRI Semarang dengan tujuan

5- 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


untuk memberikan wawasan kepada masyarakat di sekitar kota Semarang.
Dengan materi yaitu Keselamatan di Perlintasan sebidang kereta api.

Foto Kegiatan acara Talkshow Foto Kasubdit Rekayasa dan Foto Peserta Kegiatan Sosialiasi
Direktur Keselamatan Peningkatan Keselamatan dan Promosi Keselamatan
Perkeretaapian Perkeretaapian Perkeretaapian di Semarang

Foto peserta dari siswa SMP dan Foto penyematan secara


Foto bersama narasumber dan
SMA pada kegiatan sosialiasi simbolis dari Direktur
perwakilan
dan promosi Keselamatan Perkeretaapian

Gambar 5.1. Kegiatan Sosialisasi Dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian

5.3. Kegiatan Workshop Preventif Kecelakaan di Bidang Perkeretaapian

a. Kegiatan Workshop Preventifkecelakaan di bidang perkeretaapian


merupakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia
dibidang perkeretaapian terutama personil Sumber Daya Manusia (SDM)
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Pemerintah Daerah dan PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) yang terkait dalam penanganan kecelakaan Kereta Api
dalam rangka memberikan pengetahuan mengenai penanganan kecelakaan
perkeretaapian untuk meningkatkan keselamatan transportasi khususnya
perkeretaapian.

b. Tujuan Kegiatan
1) Memberikan pembelajaran kepada personil yang terlibat secara aktif
dalam penanganan kecelakaan kereta api;

2) Memberikan pengetahuan kepada pemangku jabatan di bidang


perkeretaapian untuk dapat tanggap dalam penanganan kecelakaan
perkeretaapian serta memberikan pengetahuan mengenai rencana aksi
peningkatan perlintasan sebidang di daerah.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5-3


3) Meningkatkan pengetahuan personil mengenai peraturan prosedur
penanganan kecelakaan kereta api, serta penggunaan peralatan
penanganan kecelakaan.

c. Pelaksanaan kegiatan workshop preventif kecelakaan di bidang


perkeretaapian dilaksanakan di Kota Palembang dan Kota Lampung.

Direktur Keselamatan
Kasi Peningkatan Keselamatan Foto Peserta Kegiatan Sosialiasi dan
Perkeretaapian sedang
Perkeretaapian sedang Promosi Keselamatan
membuka kegiatan Workshop
memberikan paparan Perkeretaapian di Semarang

Gambar 5.2. Workshop Preventif Kecelakaan di bidang Perkeretaapian

5.4. Kegiatan Rakornis Keselamatan

Rapat Koordinasi Teknis dimaksudkan sebagai forum koordinasi yang


meningkatkan sinergitas dan sinkronisasi program kegiatan peningkatan
keselamatan perkeretaapian dengan topik “Peran Serta dan Sinergitas
Pemerintah dalam Peningkatan di Perlintasan Sebidang” ditujukan bagi
pemangku kewenangan mengenai perkeretaapian di daerah, rapat tersebut
dihadiri oleh Dinas Perhubungan seluruh Indonesia yang terdapat kaitannya
dengan perkeretaapian.

Tabel 5.1. Hasil dan Rekomendasi dari Rakornis Keselamatan

SOLUSI INSTITUSI
IDENTIFIKASI
PEMECAHAN MASALAH YANG BERWENANG
MASALAH
 Ditjen Perhubungan
Rekayasa dan  Sudah di alokasikan
Darat, Dishub
Manajemen lalu melalui DAK (Dana
Propinsi/ kota/
lintas di Alokasi Khusus)
Kabupaten
perlintasan KA Kabupaten Kota Dan
Propinsi yang
pemanfaatan untuk
pengadaan dan

5- 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


SOLUSI INSTITUSI
IDENTIFIKASI
PEMECAHAN MASALAH YANG BERWENANG
MASALAH
Pemasangan
perlengkapan
keselamatan jalan di
perlintasan sebidang.
 Ditjen Perkeretaapian
Perawatan di  Diusulkan dimasukan
dan PT.Kereta Api
area dalam anggaran
Indonesia (Persero)
perlintasan KA perawatan/IMO Ditjen
Perkeretaapian sambil
menunggu ketetapan
baru Rencana Peraturan
Menteri Perhubungan
tentang perlintasan
sebidang.
 Ditjen Perkeretaapian
Sertifikasi SDM  Penyiapan sertifikasi
penjaga pintu penjaga pintu perlintasan
Perlintasan dapat diselenggarakan di
API Madiun.
 Perlu adanya Payung
Hukum dalam
pengalokasian anggaran.
 SDM Penjaga pintu
perlintasan secara
keseluruhan perlu
mendapat sertifikasi.
 Proses waktu penerbitan
sertifikat perlu
dipercepat.

 Ditjen
Perlintasan liar  Penutupan perlintasan
Perkeretaapian
liar harus diperjelas
Eselon II,III Dan IV,
antara Pemerintah Pusat

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5-5


SOLUSI INSTITUSI
IDENTIFIKASI
PEMECAHAN MASALAH YANG BERWENANG
MASALAH
Dengan Pemerintah Dinas Perhubungan
Daerah Propinsi/Kota/Kabup
 Perlu adanya evaluasi aten Eselon II,III Dan
bersama dalam rencana IV dan PT.Kereta Api
penutupan perlintasan Indonesia (Persero)
liar. Ka Daop/KA Divre cq
Manager JJ.
 Ditjen Perkeretaapian,
Status  Perlu adanya kejelasan
Pemerintah Daerah
Perlintasan status perlintasan atas
Propinsi/Kota/
kewenangan perawatan
Kabupaten
dan pemeliharaan
 Perlu adanya registrasi
ulang/pemutihan atas
status perlintasan.
 Tidak mengeluarkan ijin
perlintasan sebidang
baru.
 Diperlukan data terbaru
dari masing - masing
daerah terkait usulan
perencanaan
peningkatan perlintasan
sebidang menjadi tidak
sebidang dan rencana
penutupan perlintasan
liar.
 Perlu dilakukan
sosialisasi kepada
masyarakat di sekitar
perlintasan sebidang
oleh Pemerintah Daerah.

5- 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


SOLUSI INSTITUSI
IDENTIFIKASI
PEMECAHAN MASALAH YANG BERWENANG
MASALAH
 Ditjen Perkeretaapian,
Perlintasan  Perlintasan sebidang
Dinas Perhubungan
Sebidang yang akan ditutup.
Propinsi/Kota/
telah menjadi  Data disiapkan Dinas
Kabupaten dan
perlintasan Pemerintah Propinsi /
PT.Kereta Api
tidak sebidang Kota/ Kabupaten.
Indonesia (Persero).
 Dinas Perhubungan
Sistem  Perlu dukungan alat
Propinsi/Kota/
telekomunikasi komunikasi yang dapat
Kabupaten dan PT.
petugas berhubungan dengan
Kereta Api Indonesia
penjaga pintu JPL terdekat dan atau
(Persero)
perlintasan. Stasiun.

Foto para Narasumber sedang memberikan paparan Foto peserta Rakornis Keselamatan dari Dinas
pada kegiatan Rakornis Keselamatan Perkeretaapian Perhubungan Provinsi Jawa Timur sedang
di Yogyakarta bertanya kepada Narasumberpada

Gambar 5.3. Kegiatan Rakornis Keselamatan

5.5. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian

Untuk mencegah terjadinya kelalaian kontraktor dalam mengerjakan prasarana


perkeretaapian, maka diperlukan suatu pembinaan SDM dibidang perkeretaapian
seperti kontraktor, konsultan dan staf lapangan guna menjamin keselamatan dan
keamanan kerja agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku, sehingga semua pihak terkait menjadi sadar akan arti
penting keselamatan, dan keamanan kerja serta sanksi hukum pidana yang akan
timbul sebagai akibat pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan standar
keamanan dan keselamatan serta kelalaian petugas dilapangan.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5-7


a. Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan informasi, arahan
dan pembinaan bagi kontraktor, konsultan dan staf lapangan agar lebih
menyadari arti penting keselamatan, kebersihan dan keamanan selama
melakukan pekerjaannya.

b. Pelaksanaan kegiatan pembinaan SDM dan kontraktor dilaksanakan di Hotel


Haris Bekasi, peserta acara terdiri dari:

1) Para Kontraktor dan Konsultan dibidang Perkeretaapian yang bergabung


di dalam DPP dan DPD HIKKAPI Provinsi Jakarta dan Banten.

2) PPK satuan kerja di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah


Jakarta dan Banten beserta Jajarannya selaku pelaksana kegiatan
konstruksi dan Penggunan Jasa Konsultasi.

Direktur Keselamatan Perkeretaapian sedang Foto para peserta kegiatan Pembinaan SDM dan
membuka kegiatan Pembinaan SDM dan Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi
Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi

Para peserta sedang menyampaikan pertanyaan


Narasumber sedang memberikan paparan pada
kepada narasumber pada kegiatan Pembinaan SDM
kegiatan Pembinaan SDM dan Kontraktor Bidang
dan Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi
Perkeretaapian di Bekasi

Gambar 5.4. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian

5.6. Kegiatan Monitoring Pembangunan Liar

Kegiatan monitoring dan inventarisasi bangunan liar di jalur KA adalah untuk


meningkatkan kesadaran masyarakat agar ikut menjaga ketertiban, keamanan
dan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian serta memberikan

5- 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


pembelajaran kepada masyarakat untuk ikut meningkatkan keselamatan
penyelenggaraan perkeretaapian.

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 15 Desember 2016 yang bertempat


di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Foto para peserta sedang Foto peserta pada kegiatan Foto seksi tanya jawab dari
regristasi pada kegiatan Monitoring dan Inventarisasi peserta kepada narasumber
Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KA di pada kegiatan Monitoring dan
Bangunan Liar Di Jalur KA di Sukabumi Inventarisasi Bangunan Liar Di
Sukabumi Jalur KA di Sukabumi

Gambar 5.5. Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KA

5.7. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi

5.7.1. Tenaga Penguji Sarana dan Penguji Prasarana Perkeretaapian

Kegiatan Penyegaran/ Peningkatan Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan


Penguji Prasarana Perkeretaapian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan kompetensi Penguji Prasarana, Penguji Sarana dan Penguji Awak
Sarana Perkeretaapian di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
maupun Expert Perkeretaapian khususnya mengenai teknologi perkeretaapian
baru.

Direktur Keselamatan Perkeretaapian memberikan Foto kegiatan Penyegaran/Peningkatan

memberikan cindera mata kepada Narasumber di Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan Penguji

Bekasi Prasasana Perkeretaapian di buka oleh Bapak


Dirjen Perkeretaapian di Bekasi

Gambar 5.6. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5-9


5.7.2. Inspektur dan Auditor Perkeretaapian

Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian


diselenggarakan di Bandung selama 5 hari kerja tanggal 21-25 November 2016,
melalui metode in class training dan praktek kerja lapangan. Adapun output
kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diterbitkannya sertifikat keahlian bagi SDM
perkeretaapian sebagai inspektur perkeretaapian yang memiliki kewenangan
melaksanakan inspeksi prasarana dan sarana perkeretaapian dalam hal
penetapan laik atau tidak laik operasi. Kegiatan ini diikuti oleh pegawai Direktorat
Jenderal Perkeretaapian

Gambar 5.7. Kegiatan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian

5.8. Kegiatan Pengujian Awak Sarana Perkeretaapian

5.8.1. Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian

a. Pelaksanaan pengujian kecakapan awak sarana perkeretaapian


diselenggarakan di Balai Pengujian Perkeretaapian “Sofyan Hadi’ Bekasi,

5- 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


melalui metode in class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek pada
simulator sarana perkeretaapian, adalah sebagai berikut :

Gambar 5.8. Alur Pengujian

Tabel 5.2. Kriteria Penilaian Pengujian

No. Pengujian Materi Nilai Keterangan


Kelulusan
Minimal
1. Ujian Teori Pengetahuan tentang 70 Dilaksanakan
SOP sarana secara
(Tertulis)
perkeretaapian (50 komputerisasi
soal pilihan ganda)
2. Wawancara Teori tentang sarana 65 Dilaksanakan
perkeretaapian oleh pejabat
(Lisan)
Ditjen
Perkeretaapian
dan expert
Perkeretaapian
3. Ujian Praktek kecakapan 65 Dilaksanakan
Praktek menggunakan oleh pejabat
simulator Lokomotif Ditjen
dan KRD di Bekasi Perkeretaapian
dan expert
Perkeretaapian
4. Psikotes Soal terdiri dari 3 Soal disusun
kategori kuesioner oleh Psikolog
(Tertulis)
terkait
kecenderungan
tingkat stress
5. Tes a. Pendengaran; a. Jarak Dilaksanakan
Kesehatan pandang oleh Tim Dokter
normal/ tidak Independen

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 11


No. Pengujian Materi Nilai Keterangan
Kelulusan
Minimal
buta warna;
b. Tes urine/ (Swasta)
narkoba; b. Normal;
Amanah
c. Tensi darah; c. Negatif;
Permenhub
d. Pengukuran tinggi d. Normal; No. PM 155
badan. tahun 2011
e. Min. 160 cm.
6. Nilai
70
rata-rata
(no. 1+2+3)/
3
5.8.2. Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendalian
Perjalanan Kereta Api

a. Pelaksanaan Pengujian Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan


Pengendali Perjalanan Kereta Api diselenggarakan di Balai Pengujian
Perkeretaapian – BPTP “Sofyan Hadi’ Bekasi, melalui metode in class
training, wawancara, tes kesehatan dan praktek pada simulator prasarana
perkeretaapian.

b. Alur kegiatan Pengujian Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali


Perjalanan Kereta Api Perekeretaapian

Gambar 5.9. Alur Pengujian


Tabel 5.3. Kriteria Penilaian Pengujian

No. Pengujian Materi Nilai Keterangan


Kelulusan
Minimal
1. Ujian Teori Pengetahuan 70 Dilaksanakan
tentang SOP secara
(Tertulis)
prasarana komputerisasi

5- 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


No. Pengujian Materi Nilai Keterangan
Kelulusan
Minimal
perkeretaapian
(50 soal pilihan
ganda)
Wawancara Teori tentang 65 Dilaksanakan oleh
2. pengoperasian pejabat Ditjen
(Lisan)
prasarana Perkeretaapian
perkeretaapian dan expert
Perkeretaapian
3. Ujian Praktek Praktek 65 Dilaksanakan oleh
kecakapan pejabat Ditjen
menggunakan Perkeretaapian
simulator Meja dan expert
Pelayanan PPKA Perkeretaapian
di Bekasi
4. Psikotes Soal terdiri dari 3 Soal disusun oleh
kategori Psikolog
(Tertulis)
kuesioner terkait
kecenderungan
tingkat stress

5. Tes a. Tes mata/ buta a. Jarak Dilaksanakan oleh


Kesehatan warna; pandang Tim Dokter
normal/ Independen
tidak buta (Swasta)
warna;
Amanah
b. Pendengaran; b. Normal; Permenhub No.
PM 21 tahun 2011
c. Tes urine/ c. Negatif;
narkoba;
d. Tensi darah; d. Normal;
e. Pengukuran e. Minimal
tinggi badan. 160 cm.
6. Nilai 70
rata-rata
(no. 1+2+3)/
3

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 13


5.8.3. Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api

a. Pelaksanaan Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api


diselenggarakan di Daop dan Divre di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) dan Akademi Perkeretaapian Indonesia-Madiun, melalui metode in
class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek lapangan, adalah
sebagai berikut :

Gambar 5.10. Alur Pengujian


Tabel 5.4. Kriteria Penilaian Pengujian

No. Pengujian Materi Nilai Keterangan


Kelulusan
Minimal
1. Ujian Teori Pengetahuan 65
(Tertulis) tentang SOP
prasarana
perkeretaapian
(50 soal pilihan
ganda)
2. Wawancara Teori tentang 65 Dilaksanakan oleh
(Lisan) pengoperasian pejabat Ditjen
prasarana Perkeretaapian dan
perkeretaapian expert Perkeretaapian
3. Ujian Praktek 60 Dilaksanakan oleh
Praktek kecakapan pejabat Ditjen
menggunakan Perkeretaapian dan
simulator Meja expert Perkeretaapian
Pelayanan
PPKA di Bekasi
4. Tes a. Tes mata/ a. Jarak Dilaksanakan oleh Tim
Kesehatan buta warna; pandang Dokter Independen
normal/ (Swasta)
tidak buta Amanah Permenhub
warna; No. PM 19 tahun 2011
b. Pendengaran b. Normal
c. Tes urine/ c. Negatif;
narkoba;

5- 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


No. Pengujian Materi Nilai Keterangan
Kelulusan
Minimal
d. Tensi darah; d. Normal;
e. Pengukuran e. Minimal
tinggi badan. 160 cm.
5. Nilai 65
rata-rata
(no. 1+2+3)/
3

5.9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian

a. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian yang telah


dilaksanakan dalam rangka evaluasi sertifikasi SDM perkeretaapian
(operator), yakni percepatan proses perpanjangan sertifikat SDM
Perkeretaapian PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang habis masa
berlakunya pada tahun 2016

b. Pelaksanaan Serah terima sertifikat SDM perkeretaapian Penjaga


Perlintasan Kereta Api
Dari pelaksanaan verifikasi data SDM Perkeretaapian yang bersertifikat
(Tahun 2011-2016) antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) didapatkan hasil antara lain :
1) Evaluasi terhadap sertifikasi SDM regulator dalam upaya memenuhi
kebutuhan tenaga penguji sarana perkeretaapian, penguji prasarana
perkeretaapian, inspektur perkeretaapian dan auditor perkeretaapian
yang profesional dalam melaksanakan tugas sesuai bidangnya di
lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, bahwa telah dilaksanakan
proses perpanjangan sertifikat tenaga penguji sarana perkeretaapian,
penguji prasarana perkeretaapian, inspektur perkeretaapian dan auditor
perkeretaapian yang habis masa berlakunya pada bulan Agustus 2016,
sesuai Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor KA 405/SK
179/DJKA/8/16 tentang Perpanjangan Sertifikat Tenaga Penguji Sarana
Perkeretaapian, Inspektur Perkeretaapian dan Auditor Perkeretaapian,
dengan rincian sebagai berikut :

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 15


a) Tenaga Penguji Prasarana dan Sarana Perkeretaapian sebanyak 17
orang;
b) Inspektur Perkeretaapian sebanyak 15 orang; dan
c) Auditor Perkeretaapian

2) Dalam rangka monitoring sertifikasi SDM Perkeretaapian yang telah


dinyatakan lulus uji kompetensi SDM perkeretaapian, dilaksanakan
penyerahan sertifikat kecakapan antara Direktorat Jenderal
Perkeretaapian pada seluruh Daop dan Divre di lingkungan PT. Kereta
Api Indonesia

3) Dari pelaksanaan monitoring sertifikasi SDM Perkeretaapian dimaksud,


maka Rekapitulasi Sertifikasi Yang Telah di Terbitkan oleh Direktorat
Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 tabel sebagai berikut :

Tabel 5.5. Rekapitulasi Sertifikasi

NO SDM PERKERETAAPIAN JUMLAH SERTIFIKAT


SDM OPERATOR
1 AWAK SARANA PERKERETAAPIAN 1128
2 PENGATUR PERJALANAN KERETA API 114
3 PENJAGA PERLINTASAN KERETA API 482
4 TENAGA PEMERIKSA/ PERAWATAN 939
PRASARANA PERKERETAAPIAN
5 TRAIN WATCHER 198
SDM REGULATOR
1 PENGUJI SARANA PERKERETAAPIAN 31
2 PENGUJI PRASARANA PERKERETAAPIAN 27
3 PENGUJI AWAK SARANA 9
PERKERETAAPIAN
4 INSPEKTUR SARANA PERKERETAAPIAN 14
5 INSPEKTUR PRASARANA 31
PERKERETAAPIAN
6 AUDITOR PERKERETAAPIAN 6
TOTAL 3213

5- 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


5.10. Kegiatan Bimbingan Teknis SDM Perkeretaapian

a. Pelaksanaan Kegiatan
1) Metode pelaksanaan kegiatan
Kegiatan Pelatihan Train Watcher dilaksanakan dalam 2 hari. Hari
pertama pemberian materi oleh narasumber dan hari kedua praktek
lapangan.

2) Tempat pelaksanaan kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Train Watcher dilaksanakan dengan
pemberian materi oleh narasumber dan untuk praktek lapangannya
dilaksanakan lokasi yang relevan.

3) Kepada peserta Pelatihan Train Watcher akan diberikan Sertifikat dan


Smart card Pelatihan Train Watcher yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Perkeretaapian.

Gambar 5.11. Pelatihan Train Watcher

5.11. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM


Perkeretaapian

a. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya


Manusia Perkeretaapian Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 17


Maksud kegiatan ini adalah melaksanakan visitasi dalam rangka penilaian
akreditasi Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun dari sisi regulator yakni
Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang mempunyai wewenang dalam
pemberian akreditasi sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, serta Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan
Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian dan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM
Perkeretaapian.

b. Realisasi Kegiatan

Adapun kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diberikan kewenangan untuk


menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya
manusia perkeretaapian sebagai berikut :

a) Awak Sarana Perkeretaapian (ASP);

b) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api


(PPKA);

c) Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian;

d) Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian;

e) Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian.

c. Hasil Verifikasi dan Evaluasi

1) Jenis Diklat Kompetensi Awak Sarana Perkeretaapian (ASP):

a) Tingkat Pertama;

b) Tingkat Muda;

c) Tingkat Madya.

2) Jenis Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali


Perjalanan Kereta Api (PPKA):

5- 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


a) Tingkat Setempat;

b) Tingkat Daerah;

c) Tingkat Terpusat;

d) Tingkat Pengendalian.

3) Jenis Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali


Perjalanan Kereta Api (PPKA):

a) Tingkat Setempat;

b) Tingkat Daerah.

4) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian:

a) Tingkat Setempat;

b) Tingkat Daerah.

5) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian

a) Tingkat Pelaksana;

b) Tingkat Pelaksana Lanjutan.

6) Jenis Diklat Tenaga Pemeriksa Fasilitas Operasi Kereta Api

a) Tingkat Pelaksana;

b) Tingkat Pelaksana Lanjutan.

7) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Prasaran Perkeretaapian


terdiri atas:
a) Tenaga Perawatan Jalur dan Bangunan
(1) Tingkat Pelaksana;
(2) Tingkat Pelaksana Lanjutan.

b) Tenaga Perawatan Fasilitas Operasi KA


(1) Tingkat Pelaksana;
(2) Tingkat Pelaksana Lanjutan.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 19


Gambar 5.12. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan

Pelatihan SDM Perkeretaapian

5.12. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM


Perkeretaapian Balai Diklat Sriwijaya “ASCEP SUNARTO”,
Palembang

Dalam rangka penilaian akreditasi Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto dari sisi
regulator yakni Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang mempunyai wewenang
dalam pemberian akreditasi sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, serta Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga
Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga
Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian.Tujuan kegiatan ini dikhususkan
untuk verifikasi data dan lapangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemberian akreditasi terhadap Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto Palembang.

a. Realisasi Kegiatan
Adapun kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diberikan kewenangan untuk
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya manusia
perkeretaapian sebagai berikut:

5- 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


1) Awak Sarana Perkeretaapian (ASP);
2) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api
(PPKA);
3) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian;
4) Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian;
5) Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian;
6) Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian.
b. Hasil Verifikasi dan Evaluasi
1) Diklat Kompetensi Awak Sarana Perkeretaapian (ASP).
2) Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali
Perjalanan Kereta Api (PPKA);
3) Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian;
4) Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian;
5) Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian;
6) Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian
Dari total jumlah keseluruhan nilai akhir unsur, selanjutnya ditetapkan nilai
akreditasi 78,12%.

Gambar 5.13. Penilaian Akreditasi Lembaga Diklat SDM Perkeretaapian


Balai Diklat Sriwijaya “Ascep Sunarto”, Palembang

5.13. Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian

Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian adalah untuk


meningkatkan kualitas dan kinerja PPNS Perkeretaapian dalam rangka
penegakan hukum di bidang Perkeretaapian dengan berpedoman pada UU No.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 21


23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian dan UU No. 8 Tahun 1981 Tentang
KUHAP.
Tindak lanjut dari kegiatan peningkatan kualitas PPNS Perkeretaapian adalah:
a. Dibuat SK Dirjen Tim Tanggap Darurat apabila terjadi kecelakaan KA yang
terdiri dari beberapa unsur.
b. Proses percepatan sertifikasi tenaga penguji, karena saat ini penguji serta
Inspektur yang ada di lingkungan Ditjen Perkeretaapian akan habis masa
berlakunya pada bulan Agustus 2016, dan Auditor perkeretaapian akan
habis masa berlakunya pada bulan Oktober 2016.Ada perubahan PP,
karena PP yang saat ini berlaku hanya membahas tentang perkeretaapian
konvesional yang ada belum termasuk perkembangan teknologi kereta api.
c. Perlu dilakukan peningkatan kualitas PPNS Perkeretaapian terhadap
perkembangan ilmu teknologi Perkeretaapian yang sedemikian terus
berkembang.

Pembukaan Peningkatan Kualitas PPNS


Peserta peningkatan kualitas PPNS Perkertaapian Perkeretaapian Tahun 2016 oleh Direktur
tahun 2016 Keselamatan

Pemberian Materi Peningkatan Kualitas PPNS


Foto Bersama Peserta dengan Narasumber pada
Perkeretaapian Tahun 2016 oleh Direktur
Acara Peningkatan Kualitas Tahun 2016
Keselamatan Perkeretaapian

Gambar 5.14. Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian

5.14. Kegiatan Identifikasi /Pendataan Peningkatan Keselamatan di


Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian di Jalur Kereta Api

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin dan memfokuskan


pemantauan dan pengawasan terhadap prasarana perkeretaapian yang wajib

5- 22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


selalu laik dan siap untuk dilewati Kereta Api dan guna mencegah kecelakaan
dan meningkatakan keselamatan operasi kereta api dan dilakukan pengumpulan
data adalah guna mendapatkan data valid atau gambaran fokus daerah di jalur
kereta api yang rawan terhadap perusakan dan pencurian.

a. Output dari kegiatan identifikasi daerah rawan perusakan dan pencurian


prasarana kereta api sebagai berikut :

1) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di wilayah Subdivre Lampung belum


ditemukan ada tindak pidana pencurian prasarana dan pelemparan
terhadap kereta api.

2) Hasil pemeriksaan dan indentifikasi di wilayah Daop V Purwokerto Ada


beberapa titik rawan pelanggaran pelemparan kereta api yaitu di wilayah
Timur (Kebumen, Kutowinangun dan Wonosari), Wilayah Barat (Jeruk
Legi), Wilayah Utara (Slawi, Bumi Ayu, dan Linggapura) dan wilayah
selatan di (Kasugihan), Melakukan pemantauan pintu perlintasan yang
tidak dijaga dengan melibatkan Polsuska, pelaku pelemparan umumnya
pendatang bukan warga asli yang tinggal di sekitar Jalur Kereta Api,
apabila terjadi pelemparan kereta, Kamtib menyewa mobil Patroli Polisi
untuk dilakukan penelisikan dengan upaya mencari pelaku pelemparan
sehingga ada efek jera.

3) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Lintas Bekasi-Cikampek antara


lintas Dawuan-Cikampek rawan pelemparan kereta, di titik fly over
cikampek rawan pelemparan terhadap sarana Kereta Api, banyaknya
perlintasan sebidang yang rawan tidak berpalang pintu sering terjadi
kecelakaan dan menimbulkan permasalahan sosial dan perlu dilakukan
pendekatan sosial dengan warga sekitar agar memahami fungsi
keselamatan kereta api.

4) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Purwakarta, lintas antara


Stasiun Purwakarta s.d Stasiun Bandung terjadi 6 kali tindakan
pelemparan terhadap sarana KA dan 5 kali pencurian prasarana KA.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 23


5) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di lintas antara Stasiun Bandung s.d
Stasiun Banjar terjadi 6 kali tindakan pelemparan terhadap sarana KA
dan 5 kali pencurian prasarana KA.

6) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Divre III Palembang telah


terjadi pencurian 3000 buah penjepit rel pada tanggal 14 September 2016
di lintas Prabumulih-Kertapati, pelaku sudah ditangkap pihak kepolisian.

7) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Daop IV Semarang


a) Terkait daerah rawan pencurian/perusakan Prasarana KA terjadi di
Kaliwungu Kendal pencurian pandrol sebanyak 120 buah pada
tanggal 16 juni 2016, pelaku sudah di tangkap oleh Polsuska dan
diserahkan ke Polres Kendal untuk diproses lebih lanjut (informasi
dari Asmen Kamtib DAOP IV Semarang Bpk. AKBP Dudi).

b) Daerah rawan pelemparan sering terjadi di Jalur KA antara Kaliwungu


s.d Weleri, Brumbung-Telogowarno, Domplang-Randublatung, dan
khusus di daerah Alastua pelaku pelemparan telah ditangkap 7 orang
yang masih anak-anak dan sudah dilakukan pembinaan oleh Kamtib
Daop IV semarang.

c) Telah terjadi penumpukan batu di wesel Stasiun Brumbung sehingga


dapat menggagu keselamatan perjalanan kereta api dan kejadian
tersebut kelihatannya ada unsur kesengajaan (sabotase).

8) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Daop VIII Surabaya belum


ditemukan ada tindak pidana pencurian prasarana dan pelemparan
terhadap kereta api.

9) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Divre I Sumatera Utara


telah terjadi 31 kali pelemparan terhadap sarana kereta api kurun waktu
dari bulan Januari s.d Agustus 2016.

5- 24 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Daerah rawan pelemparan kereta api di lintas Peta daerah rawan lintas Bandung - Purwakarta
Bandung-Purwakarta

Tabel darah rawan pelemparan kereta dan pencurian Bukti pencurian baut jembatan
prasarana kereta api di Daop 2 Bandung kereta api

Gambar 5.15. Identifikasi Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian Prasarana KA

5.15. Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian

Dalam rangka penegakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang


Perkeretaapian dan peningkatan korwas di bidang perkeretaapian dan untuk
meningkatkan keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban
pengoperasian kereta api serta sinergitas dan kerja sama dalam rangka
pembinaan kepada operator dan seluruh stakeholder perkeretaapian.

a. Pelaksanaan kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas Di Bidang


Perkeretaapian.

b. Output / tindak lanjut kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas Di Bidang


Perkeretaapian sebagai berikut :
1) Meningkatkan koordinasi dengan instansi penegakan hukum (Mabes
Polri, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan HAM) dan instansi
Pemerintah Daerah, PT. KAI (Persero) dalam rangka sinergitas
penanganan penegakan hukum di bidang perkeretaapian;

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 25


2) Meningkatkan upaya preventif/pencegahan terjadinya pelanggaran tindak
pidana perkeretaapian dengan melakukan pengawasan ke Daop dan
Divre PT. KAI (Pesero);

3) Meningkatkan Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) dengan Bareskrim Polri


dalam rangka analisa dan evalusi penegakan hukum yang sudah
dilakukan oleh PPNS Perkeretaapian;

4) Meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam rangka


penataan perlintasan sebidang kereta api;

5) Melakukan penutupan perlintasan liar oleh Direktorat Keselamatan


Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian di Kp. Cironggeng Desa Wanajaya
Kecamatan Cibitung Kabupaten bekasi pada tanggal 29 Agustus 2016.

Rapat Koordinasi persiapan penutupan Penutupan Perlintasan sebidang liar di Cibitung


perlintasan liar di Cibitung Bekasi Bekasi

Pelintasan liar yang sudah di tutup di Lintas Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi
Tanjung Priok penanganan kasus tindak pidana oleh PPNS
bersama Kabareskrim Polri

Gambar 5.16. Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian

5.16. Kegiatan Penyuluhan Regulasi Tindakan Pidana Perkeretaapian dan


Sosialisasi Tata Cara Berlalu Lintas di Perlintasan Sebidang

Dalam rangka untuk menyamakan persepsi antar stakeholder (Ditjen


Perkeretaapian, Pemda, Polri, PT. KAI (Persero),dan masyarakat disekitar Jalur

5- 26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Kereta Api) bahwa didalam UU No.23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian telah
diatur 27 Pasal Tindak Pidana Perkeretaapian yang berisi larangan, pidana dan
denda terhadap siapa saja yang melanggar aturan, sehingga penyuluhan
regulasi ini dapat dimengerti dan dipahami masing-masing instansi terkait dan
masyarakat yang berada disekitar jalur kereta api. Penyuluhan Regulasi Tindak
Pidana Perkeretaapian di Cirebon dan Kabupaten Tegal.

Penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian Peserta Penyuluhan regulasi pidana


dan sosialisas tata cara berlalu lintas di Tegal perkeretaapian dan sosialisas cara berlalu lintas

Sambutan Penyuluhan regulasi pidana


Narasumber Penyuluhan regulasi pidana
perkeretaapian dan sosialisas tata cara berlalu
perkeretaapian dan sosialisasi tata cara
lintas di Tegal oleh Kasubdit Penegakan dan
berlalu lintas di Tegal
Pencegahan Pelanggaran Hukum

Gambar 5.17. Penyuluhan Regulasi Tindak Pidana Perkeretaapian

a. Output kegiatan penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian dan sosialisasi


tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang sebagai berikut :
1) Masyarakat dapat memahami dan mengetahui pentingnya menjaga
keselamatan perjalanan kereta api dan larangan yang harus dipatuhi
sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian;

2) Mengharapkan setelah penyuluhan tindak pidana perkeretaapian, para


peserta yang hadir (para Lurah, RW, RT, Kepala Sekolah, Tokoh
Masyarakat) dapat menyebarluaskan kepada masyarakat akan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 27


pentingnya menjaga keselamatan perkeretaapian dan mematuhi larangan
yang diatur dalam UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian;

3) Selain menyampaikan larangan dan sanksi tindak pidana perkeretaapian


telah ditekankan juga pada peserta penyuluhan bahwa tanggung jawab
keselamatan dan keamanan pengoperasian perkeretaapian bukan hanya
menjadi kewajiban Pemerintah (Kementerian Perhubungan, Pemda,
kepolisian, maupun TNI).

5.17. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan


Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)

Tindak lanjut Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dengan Badan


Narkotika Nasional (BNN) Nomor : 01/PER/BNN/I/2012 Tentang pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN)
pada bidang transportasi Darat, Laut, Udara, dan Kereta Api dan Surat Perintah
Tugas Sekjen Kementerian Perhubungan Nomor :SP.151 Tahun 2012, sebagai
tindak lanjut Operasi Kontijensi Terhadap Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada bidang transportasi
Darat, Laut, Udara, dan Kereta Api.

a. Kegiatan yang sudah di laksanakan:


1) Melakukan operasi kontijensi (tes urine) terhadap Awak Sarana
Perkeretaapian dan Petugas Prasarana Perkeretaapian berkaitan dengan
P4GN di Purwokerto pada tanggal 6 s.d 8 April 2016, kurang lebih 90
orang SDM Perkeretaapian sudah dilakukan test urine oleh tim Medis dari
Kementerian Perhubungan dan hasilnya adalah negatif.

2) Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan


peredaran gelap narkotika (P4GN) di Daop IV Semarang pada tanggal 20
s.d 22 Oktober 2016, yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang peserta
dari Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah,
Karyawan/ti DAOP IV Semarang, Awak Sarana Perkeretaapian
(Masinis/Asisten Masinis) DAOP IV Semarang, Petugas Prasarana
Perkeretaapian (PPKA, PJL dan JPJ) DAOP IV Semarang, Polsuska
DAOP IV Semarang, Petugas Unit Kesehatan DAOP IV Semarang.

5- 28 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Pada acara sosialisasi P4GN disampaikan paparan oleh :

1) Direktur Keselamatan Perkeretaapian, dengan materi ”Pencegahan dan


Penyalahgunaan Narkoba Dalam Rangka Meningkatkan
Keselamatan, Keamanan Pengoperasian Kereta Api”.

2) Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Propinsi Jawa


tengah dengan materi ”Sosialisasi P4GN”.
Sudah dilakukan test urine terhadap 100 orang peserta sosialisasi P4GN
oleh Tim Medis dari Kementerian Perhubungan yang hasilnya semua
dinyatakan negatif.

Pemberian materi oleh Narasumber pada


Peserta kegiatan P4GN di Semarang
kegiatan P4GN di Semarang

Tes kesehatan yang dilakukan pada acara Direktur Keselamatan berserta Narasumber pada
P4GN di Semarang acara P4GN di Semarang.

Gambar 5.18. Kegiatan P4GN di Daop IV Semarang

3) Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan


peredaran gelap narkotika (P4GN) di Daop VI Yogyakarta pada tanggal
21 s.d 23 November 2016, yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang
peserta dari : Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah,
Karyawan/ti DAOP VI Yogyakarta, Awak Sarana Perkeretaapian
(Masinis/Asisten Masinis) DAOP VI Yogyakarta, Petugas Prasarana
Perkeretaapian (PPKA, PJL dan JPJ) DAOP VI Yogyakarta, Polsuska
DAOP VI Yogyakarta, Petugas Unit Kesehatan DAOP VI Yogyakarta.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 29


Pada acara sosialisasi P4GN disampaikan paparan oleh :
a) Direktur Keselamatan Perkeretaapian, dengan materi ”Pencegahan
dan Penyalahgunaan Narkoba Dalam Rangka Meningkatkan
Keselamatan, Keamanan Pengoperasian Kereta Api”.
b) Kepala BNN Propinsi DI Yogyakarta dengan materi ”Sosialisasi
P4GN”.

Registrasi peserta P4GN di Yogyakarta Pemaparan materi oleh Direktur Keselamatan


pada acara P4GN di Yogyakarta.

Tanya Jawab dengan audience pada acara Foto bersama dengan narasumber pada acara
P4GN di Yogyakarta P4GN di Yogyakarta

Gambar 5.19. Kegiatan P4GN di Daop VI Yogyakarta

5.18. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas


Prasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian

a. Maksud dan tujuan berdasarkan Pasal 116 UU No. 23 Tahun 2007


”pengoperasian sarana perkeretaapian wajib dilakukan oleh awak yang
memenuhi persyaratan dan kualifikasi kecakapan yang dibuktikan dengan
sertifikat kecakapan (Masinis dan Asisten Masinis)” dan Jo Pasal 80 ayat
satu (1), ”pengoperasian prasarana perkeretaapian wajib dilakukan oleh
petugas yang telah memenuhi syarat dan kualifikasi kecakapan yang
dibuktikan dengan sertifikat kecakapan”, yang bertujuan apabila ada
pelanggaran yang dilakukan oleh SDM Sarana dan SDM Prasarana

5- 30 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


perkeretaapian dikenai sanksi administrasi berupa pencabutan tanda
kecakapan dan sanksi pidana berupa penjara.

b. Output / hasil dari pemeriksaan kompetensi SDM Perkeretaapian :


1) Hasil pemeriksaan di lapangan masih banyak PJL non organik PT KAI
(Out Sourcing) tidak memiliki tanda kompetensi kecakapan yang di
keluarkan oleh Ditjen perkeretaapian;
2) Temuan di lapangan masih ada masinis dan asisten masinis yang lupa
membawa smart card, padahal itu kewajiban yang harus selalu dibawa
dalam mengoperasikan kereta api;
3) Masih ada Masinis yang sudah habis masa berlaku (Sertifikat
Kompetensinya) namun masih mengoperasikan kereta api;

Gambar 5.20. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana,
Sertifikat Sarana dan Prasarana Perkeretaapian

5.19. Perlintasan Sebidang

Kegiatan penanganan/ pengamanan perlintasan sebidang berupa pengadaan


pintu perlintasan sebagai alat untuk pengamanan perjalanan kereta api dan juga
masyarakat yang melintasi perlintasan sebidang untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan di perlintasan sebidang.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 31


a. Pembangunan Perlintasan Sebidang
Pada Tahun Anggaran 2016, terdapat 3 (tiga) pintu perlintasan yang
dipasang yaitu 1 (satu) pintu dipasang di Kota Prabumulih dan 2 (dua) pintu
dipasang di Kab. Muara Enim dengan rincian sebagai berikut :
1) JPL. 76 KM. 330+450 antara Prabumulih – Lembak (Sumatera Selatan).
2) JPL. 02 KM. 000+645 antara Muara Enim – Tanjung Enim (Sumatera
Selatan).
3) JPL. 127 KM. 397+292 antara Muara Enim – Banjarsari yaitu pada
petak jalan Banjasari Muara Enim di jalan Akagani.

Gambar 5.21. Dokumentasi Kondisi JPL. 127 antara Muara Enim – Banjarsari, JPL 76
Antara Prabumulih – Lembak dan JPL. 02 antara Muara Enim – Tanjung Enim

b. Penutupan pintu perlintasan


1) Pintu Perlintasan Liar Desa Wanajaya dan Kelurahan Telaga Asih, Kab
Bekasi Jawa Barat, Pada tanggal 29 Agustus 2016 Direktorat Jenderal
Perkeretaapian melakukan penutupan Perlintasan Sebidang di
Kampung Cironggeng Barat Rt.001/002 Desa Wanajaya.

Gambar 5.22. Dokumentasi Penutupan Pintu Perlintasan Liar Desa Wanajaya


dan Kelurahan Telaga Asih, Kab Bekasi Jawa Barat

5 - 32 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


1) Caca Penutupan JPL 30 KM 6+227 Jalan Letjen Suprapto Senen
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan selaku
pemangku kepentingan/stakeholder akan melakukan penutupan
perlintasan sebidang JPL 30 Km 6+227 jalan letjen Soeparapto.
dikarenakan telah adaunderpass dan frekuensi perjalanan kereta api
yang cukup tinggi sebanyak 17 KA/jam atau headway sekitar 3,52 menit
pada jam sibuk. Sedangkan rencana penutupan dari arah cempaka
putih menuju arah pasar senen dilakukan pada tanggal 15 oktober 2016
pada jam 00.00 WIB.

Gambar 5.23. Dokumentasi Penutupan JPL 30 KM 6+227


Jalan Letjen Suprapto Senen

Tabel 5.6. Pintu Perlintasan Sebidang

No. Perlintasan Jawa Sumatera Total


1. Resmi 2.572 1.017 3.588
 Di jaga 1215 415 1.630
 Tidak Di
1356 602 1.958
jaga
2. Tidak Resmi 1. 251 846 2.100

Jumlah 3.822 1.866 5.688

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 33


PELAKSANAAN
KEGIATAN BIDANG
OPERASIONAL
BAB

6 B AB VI
PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG
OPERASIONAL

6.1. Pemantauan Angkutan Lebaran 2016 (1437)

Pemantauan situasi Angkutan Lebaran 2016 bidang Perkeretaapian dilakukan


pada Seluruh Daerah Operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Jawa 9 Daop
dan Divisi Regional di Sumatera 4 Divre. Sejak awal masa posko, yaitu hari
Jumat, 24 Juni pukul 08.00 WIB sampai dengan akhir masa posko, yaitu hari
Minggu, 17 Juli 2016 pukul 08.00 WIB, situasi secara umum adalah aman,
lancar, dan terkendali.

Puncak angkutan pada masa Angkutan Lebaran 2016 terjadi pada hari Sabtu, 9
Juli 2016 (H.16) yaitu sebanyak 312.222 penumpang, realisasi jumlah
penumpang harian seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 6.1. Realisasi Jumlah Penumpang Harian Angkutan Lebaran 2016

No Periode Tanggal Penumpang Harian


2015 2016 ∆% Ket
2015:2016

1 H.1 24 Juni 2016 202.277 181.258 (10,39) Turun

2 H.2 25 Juni 2016 175.666 197.937 12,68 Naik

3 H.3 26 Juni 2016 166.859 216.686 29,86 Naik

4 H.4 27 Juni 2016 168.327 198.448 17,89 Naik

5 H.5 28 Juni 2016 172.216 187.452 8,85 Naik

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6-1


No Periode Tanggal Penumpang Harian
2015 2016 ∆% Ket
2015:2016

6 H.6 29 Juni 2016 195.523 195.173 (0,18) Turun

7 H.7 30 Juni 2016 212.264 209.723 (1,20) Turun

8 H.8 1 Juli 2016 223.791 221.883 (0,85) Turun

9 H.9 2 Juli 2016 215.829 242.317 12,27 Naik

10 H.10 3 Juli 2016 220.914 237.084 7,32 Naik

11 H.11 4 Juli 2016 242.385 228.747 (5,63) Turun

12 H.12 5 Juli 2016 210.049 194.907 (7,21) Turun

13 H.13 6 Juli 2016 202.283 217.749 7,65 Naik

14 H.14 7 Juli 2016 284.797 307.800 8,08 Naik

15 H.15 8 Juli 2016 306.115 310.315 1,37 Naik

16 H.16 9 Juli 2016 295.690 312.222 5,59 Naik

17 H.17 10 Juli 2016 282.711 306.399 8,38 Naik

18 H.18 11 Juli 2016 271.562 286.399 5,46 Naik

19 H.19 12 Juli 2016 259.446 271.149 4,51 Naik

20 H.20 13 Juli 2016 250.865 269.950 7,61 Naik

21 H.21 14 Juli 2016 257.488 268.502 4,28 Naik

22 H.22 15 Juli 2016 253.245 264.958 4,63 Naik

23 H.23 16 Juli 2016 217.763 264.516 21,47 Naik

24 H.24 17 Juli 2016 196.872 269.486 36,88 Naik

Jumlah 5.484.937 5.861.060 6,86 Naik

6-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 6.1. Grafik Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Lebaran
Tahun 2015 dan Tahun 2016

Gambar 6.2. Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun 2016

6.2. Pemantauan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016

Pemantauan situasi Angkutan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016
bidang Perkeretaapian dilakukan pada seluruh Daerah Operasi PT Kereta Api
Indonesia (Persero) di Jawa 9 Daop dan Divisi Regional di Sumatera 4 Divre.
Sejak awal masa posko, yaitu Hari Jumat, 18 Desember 2015 pukul 08.00 WIB
sampai dengan akhir masa posko, yaitu hari Rabu, 6 Januari 2016 pukul 08.00
WIB, situasi secara umum adalah aman, lancar, dan terkendali.

6.2.1. Pengoperasian KA Tambahan

Realisasi keberangkatan KA Tambahan sampai dengan hari Selasa, 5 Januari


2016 adalah sebagai berikut:

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6-3


Tabel 6.2. Pengoperasian KA Tambahan

No KA Nama KA Kelas Relasi Program Realisasi


(Hari)
(Hari)

KP/10 Argo Muria EKS Smt - 11 13


247 Tambahan Gmr

KP/10 Argo Muria EKS Gmr - 11 13


296 Tambahan Smt

7001 Argo Jati EKS Cn - 7 8


Tambahan Gmr

7002 Argo Jati EKS Gmr - 7 8


Tambahan Cn

71f Cirebon Ekpress EKS - Cn - 7 8


Fak BIS Gmr

72f Cirebon Ekpress EKS - Gmr - 7 8


Fak BIS Cn

7025 Madiun Ekonomi EKO Mn - 15 17


Pse

7026 Madiun Ekonomi EKO Pse - 15 17


Mn

Total 80 92

6.2.2. Jumlah Penumpang KA

Berdasarkan jarak tempuhnya, jumlah penumpang kereta api dapat


dikelompokkan menjadi dua, yaitu jumlah penumpang KA Utama dan jumlah
penumpang KA lokal. Jumlah Penumpang Harian KA Utama.

Untuk realisasi total jumlah penumpang kereta api utama perkelas adalah seperti
dalam tabel berikut ini.

6-4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Tabel 6.3. Pengoperasian KA Tambahan Total Jumlah Penumpang KA Utama Pada Masa
Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016

Kelas KA Jumlah Penumpang % Perubahan

2014-2015 2015-2016

Eksekutif 465.216 550.974 Naik 18,43%

Bisnis 322.400 349.357 Naik 8,36%

Ekonomi 1.192.523 1.267.076 Naik 6,25%

TOTAL 1.980.139 2.167.407 Naik 9,46%

Tabel 6.4. Total Jumlah Penumpang KA Lokal Pada Masa Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru
2016

Kelas KA Jumlah Penumpang % Perubahan

2014-2015 2015-2016

Eksekutif 6.042 5.241 Turun 13,26%

Bisnis 653.973 345.874 Turun 47,11%

Ekonomi 1.949.451 2.215.075 Naik 13,63%

TOTAL 2.609.466 2.566.190 Turun 1,66%

6.2.3. Program dan Realisasi Sarana

Realisasi pemanfaatan sarana selama masa angkutan Natal 2015 dan Tahun
Baru 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 6.5. Program dan Realisasi Sarana Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

PROG REAL %

1 LOKOMOTIF SO 219 229 104,6 Penambahan 10 unit


JAWA Lok CC 206 baru

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6-5


NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

PROG REAL %

SF 213 214 100,5 Penambahan


Dinasan LPT dan
KLB RI2, meskipun
ada Pembatalan
sebagian KA Barang
masa libur muat

2 LOKOMOTIF SO 189 184 97,4 Penambahan


SUMATERA Perawatan lok di
Divre (1 Lok di Divre
II SB dan 4 Lok di
Divre III SS, Eks PLH)

SF 166 170 102,4 Penambahan


Dinasan KA Batubara
di Divre III SS

JUMLAH LOK SO 408 413 101,2

SF 379 384 101,3

3 KERETA SO 1.368 1.466 107,2 Percepatan


JAWA Perawatan di Dipo
dan ada 9 K1 dan
1M1 selesai Modif
(eks K2)

SF 1.268 1.305 102,9 Penambahan SF : KA


Eksekutif dan KA
Ekonomi non PSO
dan ada penambahan
K1 Wisata

4 KERETA SO 141 145 102,8 Percepatan


SUMATERA Perawatan di BY dan
Dipo

SF 130 135 103,8 Penambahan SF KA


Sribilah dan KA
Sriwijaya

6-6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

PROG REAL %

JUMLAH KERETA SO 1.509 1.611 106,8

SF 1.398 1.440 103,0

6.2.4. Kejadian Menonjol / Peristiwa Penting

Jumlah kejadian menonjol yang dikelompokkan berdasarkan kategori gangguan,


dari awal masa posko sampai dengan akhir posko, tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 6.6. Jumlah Kejadian Menonjol/Peristiwa Penting

No. Kejadian Jumlah Kejadian Prosentase

1. Alam dan Eksternalitas 51 25%

2. Prasarana 27 13%

3. Sarana 88 43%

4. Operasi 2 1%

5. Sintel 28 14%

6. Keamanan dan Ketertiban 5 2%

7. Pelayanan 2 1%

8. PL/PLH 2 1%

JUMLAH 205 100%

6.3. Pelayanan Angkutan Perintis Moda Transportasi Kereta Api

Penyelenggaraan angkutan KA Perintis bertujuan untuk meningkatkan


aksesibilitas masyarakat terhadap moda transportasi kereta api, dengan adanya
KA Perintis diharapkan dapat mendorong percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6-7


Selain itu, keberadaan KA Perintis ini juga berguna untuk fungsionalisasi aset
yang telah ada, guna mempertahankan kondisi sarana dan prasarana yang
dilalui KA Perintis tersebut. Penyelenggaraan angkutan Kereta Api Perintis
dilaksanakan untuk menghubungkan masyarakat yang berdomisili di daerah
yang lokasinya jauh dari lokasi rutinitas aktivitasnya, atau pun pusat kota dan
lokasi yang minim angkutan transportasi, sehingga sangat membantu
perpindahan orang dari satu tempat ke tempat yang laindengan nyaman, aman,
dan tarif yang terjangkau.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2016 menyelenggarakan 6


angkutan KA keperintisan pada 6 lintas pelayanan di 6 Provinsi di Jawa dan
Sumatera.

6.3.1. KA. Perintis Cut Mutia (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam - NAD)

Kreta Api Perintis Cut Mutia melayani angkutan keperintisan di lintas Krueng
Mane – Bungkah – Krueng Geukeuh menggunakan Sarana KRDI (Kereta Rel
Diesel Indonesia) yang terdiri atas 2 kereta, dengan kapasitas 64 tempat duduk
dan 200 penumpang berdiri. Rangkaian kereta yang digunakan merupakan
produksi PT. INKA (Persero).

Gambar 6.3. Rangkaian KA Cut Mutia

KA Cut Mutia yang resmi beroperasi pada tanggal 10 November 2016,


merupakan kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II
Wilayah Sumatera Bagian Utara, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI
(Persero) dengan Nomor Kontrak KT.01/KA-PRT/VIII/2016 pada tanggal 16
Agustus 2016. Jalur pelayanan KA perintis lintas Krueng Mane – Bungkah –

6-8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Krueng Geukeuh dengan jarak 11,35 Km memiliki frekuensi perjalanan kereta api
sebanyak 10 perjalanan/hari dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp.1000,-.

Gambar 6.4. Peresmian Bersama Kereta Api Perintis KA Cut Mutia


Oleh Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian, Pemprov NAD dan PT. KAI (Persero)

6.3.2. KA. Perintis Lembah Anai (Provinsi Sumatera Barat)

Kereta Api Perintis Lembah Anai melayani angkutan keperintisandi Lintas


Lubuk Alung – Kayu Tanam menggunakan sarana Railbus yang terdiri atas 2
kereta, dengan kapasitas 160 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA
(Persero).

Gambar 6.5. Rangkai KA Lembah Anai

KA Lembah Anai yang resmi beroperasi pada tanggal 01 November 2016,


merupakan kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II
Wilayah Sumatera Bagian Barat, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI
(Persero) dengan Nomor kontrak SP. 01/KA.PERINTIS-BTP SBB/VIIPHB-2016

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6-9


pada tanggal 31 Agustus 2016. Jalur pelayanan KA perintislintas Lubuk Alung –
Kayu Tanam sepanjang 20,34 Km memiliki frekuensi perjalanan kereta api
sebanyak 4 perjalanan/hari dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp.3000,-

Gambar 6.6. Peresmian Kereta Api Perintis KA Lembah Anai


Oleh Dirjen Perkeretaapian, Gubernur Sumbar dan Dirut PT. KAI (Persero)

6.3.3. KA. Perintis Kertalaya (Provinsi Sumatera Selatan)

KA Perintis Kertalaya melayani angkutan keperintisandi Lintas Kertapati –


Inderalaya menggunakan sarana 1 (satu) train set Railbus, dengan kapasitas
292 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA (Persero).

Gambar 6.7. Rangkaian KA Kertalaya

KA Kertalaya telah beroperasi sejak tahun 2015, sedangkan untuk tahun 2016
dilaksanakan berdasarkan kontrak penugasan antara Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Ditjen Perkeretaapian
dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak
HK.201/01/BTP.SUMBAGSEL/I/2016 pada tanggal 12 Januari 2016 Pelayanan

6 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


KA perintis Kertalaya memiliki frekuensi sebanyak 2 perjalanan/hari dengan tarif
yang diberlakukan sebesar Rp.3.000,-.

Gambar 6.8. Operasional Kereta Api Perintis KA. Kertalaya


Lintas Kertapati-Inderalaya

6.3.4. KA. Perinis Siliwangi (Propinsi Jawa Barat)

KA Perintis Siliwangi melayani angkutan keperintisan di Lintas Sukabumi –


Cianjur menggunakan sarana 1 (satu) Stamformasi (4K3 dan 1KMP3) dengan
kapasitas 472 penumpang.

Gambar 6.9. Rangkaian KA Siliwangi

KA Siliwangi telah beroperasi sejak tahun 2015 sedangkan untuk tahun 2016
dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik
Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Barat, Ditjen Perkeretaapian dengan PT.
KAI (Persero) dengan Nomor KontrakPL.102/1/1/P/PK-RN/BTP-JABAR/KA-
PERINTIS/I-2016 pada tanggal 12 Januari 2016. Pelayanan KA Siliwangi

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 11


dioperasikan dengan frekuensi perjalanan sebanyak 6 perjalanan setiap harinya
dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp. 3.000,-.

Gambar 6.10. Peresmian Kereta Api Perintis KA. Siliwangi Lintas Sukabumi-Cianjur oleh Menteri
Perhubungan

6.3.5. KA. Perintis Bathara Kresna (Provinsi Jawa Tengah)

KA Perintis Bathara Kresna melayani angkutan keperintisan di Lintas


Purwosari –Wonogiri menggunakan sarana 1 (satu) train set Railbus, dengan
kapasitas 117 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA (Persero).

Gambar 6.11. Rangkaian KA Bathara Kresna

KA Bathara Kresna telah beroperasi sejak Maret tahun 2015 sedangkan untuk
tahun 2016 dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Ditjen Perkeretaapian dengan PT.
KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak PL. 102/01/BTP/JTG-DIY/I/2016 pada
tanggal 12 Januari 2016.Pelayanan KA Bathara Kresna memiliki frekuensi

6 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


perjalanan sebanyak 4 frekuensi setiap harinya dengan tarif yang diberlakukan
sebesar Rp. 4.000,-.

6.3.6. KA. Perintis Jenggala (Provinsi Jawa Timur)

KA Perintis Jenggala melayani angkutan keperintisan di Lintas Mojokerto –


Tarik –Tulangan – Sidoarjo menggunakan sarana 2 (dua) train set Railbus,
dengan kapasitas 266 penumpang yang diproduksi oleh PT.INKA (Persero).

Gambar 6.12. Rangkaian KA Jenggala

KA Jenggala telah beroperasi sejak Oktober tahun 2014. Untuk pengoperasian


KA Jenggala tahun 2016 dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara
Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Ditjen Perkeretaapian
dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak 01/LSK.SUB/BTP-JT/I/2016
pada tanggal 12 Januari 2016. Pelayanan KA Jenggala memiliki frekuensi
perjalanan kereta api sebanyak 12 frekuensi setiap harinya dengan tarif yang
diberlakukan sebesar Rp. 4.000,-.

Gambar 6.13. Pelayanan Kereta Api Perintis KA. Jenggala


Lintas Mojokerto – Tarik – Tulangan - Sidoarjo

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 13


6.4. Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi / Public Service Obligation (PSO)

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan memberikan


penugasan kepada penyedia jasa angkutan kereta api untuk menyelenggarakan
kewajiban pelayanan umum/Public Service Obligation (PSO) berdasarkan
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Besaran
Subsidi yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi kereta api kelas
ekonomi dihitung berdasarkan selisih tarif yang ditetapkan Pemerintah dengan
besaran tarif yang dihitung penyelenggara sarana perkeretaapian dalam hal ini
PT. KAI (persero). Penyelenggaraan PSO angkutan perkeretaapian Tahun
Anggaran (TA) 2016 telah dilaksanakan berdasarkan Kontrak Nomor: PL
102/A.682/DJKA/12/15 dengan nilai kontrak sebesar Rp. 1,8 Triliun.

Gambar 6.14. Dirjen Perkeretaapian dan Dirut PT KAI dalam Penandatanganan Kontrak Subsidi
PSO

Gambar 6.15. Penandatanganan Kontrak PSO

Dalam rangka menyediakan tarif kereta api kelas ekonomi yang murah dan
terjangkau kepada masyarakat, Pemerintah telah memberikan subsidi kepada

6 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


pengguna jasa kereta api kelas ekonomi dalam bentuk kewajiban pelayanan
publik atau Public Service Obligation (PSO). Alokasi PSO yang diberikan
Pemerintah dari tahun 2012 s.d 2016 antara lain :

Tabel 6.7. Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari Tahun 2012-2016
Sesuai Kontrak PSO

Tahun Kontrak(Milyar) Prosentase Kenaikan

2012 770.107 -

2013 704.776 (- 8,48 %)

2014 1.224.31 73,72 %

2015 1.507,26 23,11 %

2016 1.827,38 21,24 %

Gambar 6.16. Diagram Jumlah Kontrak PSO dari Tahun 2012 – 2016

Dari diagram tersebut diatas, dapat kita lihat kenaikan alokasi PSO yang
signifikan dari tahun 2011 ke tahun 2016 dengan kenaikan sebesar Rp. 1.187,4
Milyar atau 185,65% dari tahun 2011 sebesar Rp. 639,6 Milyar. Hal ini
menunjukan kepedulian Pemerintah kepada masyarakat dalam penyediaan Tarif
kereta api yang terjangkau dengan tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan. Dana alokasi PSO
tersebut diperkirakan dapat dinikmati untuk pengguna jasa transportasi kereta
api sebanyak 335.129.530 penumpang. Adapun Rincian Penggunaan PSO
Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 15


Tabel 6.8. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016

No Uraian Jumlah PNP Besaran


PSO(Rupiah)
1 KA Ekonomi Jarak Jauh 4.644.400 124.678.948.579
2 KA Ekonomi Jarak 5.584.308 139.238.106.049
Sedang
3 KA Ekonomi Lebaran 42.896 2.730.068.287
4 KA Ekonomi Jarak 29.715.768 383.383.127.223
Dekat
5 KRD Ekonomi 9.541.198 69.999.027.285
6 KRL AC Jabodetabek 285.600.960 1.107.351.230.577
TOTAL 335.129.530 1.827.380.508.000

85.22%
90.00%
80.00%
70.00% 60.60%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00% 20.98%
20.00% 6.82% 7.62% 8.87%
1.39% 1.67% 0.01% 0.15% 2.85% 3.83%
10.00%
0.00%
KA KA KA KA KRD KRL AC
Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Jabodet
Jarak Jarak Lebaran Jarak abek
Jauh Sedang Dekat
% Penumpang 1.39% 1.67% 0.01% 8.87% 2.85% 85.22%
% Alokasi Anggaran 6.82% 7.62% 0.15% 20.98% 3.83% 60.60%

Gambar 6.17. Diagram Prosentase Jumlah Penumpang & Alokasi PSO Tahun 2016

Wilayah Jabodetabek mendapatkan porsi dana PSO paling besar karena jumlah
pengguna jasa angkutan kereta api sangat tinggi terutama pada Peak Hour pagi
dan sore hari, dimana diperkirakan pergerakan perhari penumpang KRL
Jabodetabek sebanyak ± 700.000 orang/hari maka dari itu dominasi dana alokasi
PSO sebagian besar ditujukan untuk KRL AC Jabodetabek yaitu sebesar Rp.
1.107.351.230.577,- atau 60,60% dari total alokasi PSO dan diperkirakan dapat
dinikmati oleh penumpang sebanyak 285.600.960 penumpang atau 85,22% dari
total penumpang.

6 - 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Gambar 6.18. Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA Ekonomi

6.5. Angkutan Motor Gratis dengan Moda Kereta Api

Pada masa angkutan lebaran tahun 2016, Pemerintah menyediakan angkutan


motor gratis dengan Kereta api, adapun tujuannya yaitu untuk mengurangi
kepadatan jalan raya dan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan raya:

Direktorat Jenderal Perkeretapian, telah menyelenggarakan pengangkutan


sepeda motor gratis pada masa angkutan lebaran terhitung mulai dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2016.

Angkutan motor dengan moda Kereta Api dipersyaratkan bagi masyarakat yang
memiliki tiket keberangkatan mudik dan kepulangan balik ke lokasi yang sama
dengan Stasiun Pelaksanaan Angkutan Motor Gratis, jika belum memiliki tiket KA
maka penumpang dapat membeli tiket KA pada tempat pendaftaran motor
maksimal untuk 3 orang penumpang per 1 motor selama kuota masih tersedia.
Pendaftaran angkutan motor secara online dimulai dari tanggal 8 Maret s.d 6
April 2016.

Tabel 6.9. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016

Lintas Stasiun

Utara Jakarta Gudang Ngrombo Pekalongan

Cirebon Prujakan Cepu Semarang Tawang

Tegal Bojonegoro Surabaya


Pasarturi

Babat

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 17


Selatan 1 Jakarta Gudang Gombong

Purwokerto Kebumen

Kroya Kutoarjo

Selatan 2 Jakarta Gudang Lempuyangan Madiun

Purwokerto Klaten Kertosono

Kutoarjo Solo Jebres Kediri

Pelaksanaan mudik motor dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 s.d 3 Juli
2016 dan untuk arus balik motor dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 16 Juli 2016.
Berikut data jumlah sepeda motor yang dapat diangkut pada masa lebaran tahun
2016 dan pebandingan dengan tahun 2015.

Tabel 6.10. Kuota Angkutan Motor Pada angkutan Lebaran tahun 2016

Periode 2015 2016 Prosentase


Kenaikan

Mudik Kuota 4.450 7.308 64 %

Pendaftar 3.139 6.545 108 %

Diangkut 2.729 5.115 87 %

Balik Kuota 4.450 8.526 92 %

Pendaftar 3.170 6.251 97 %

Diangkut 2.709 5.632 108 %

Berdasarkan tabel tersebut, pada tahun 2015 tesedia 8.900 kuota untuk
angkutan motor, sedangkan yang terangkut baik arus mudik maupun arus balik
sebesar 5.438 atau sekitar 61,10 % dari kuota yang tersedia. Sedangkan pada
tahun 2016 tersedia 15.834 kuota untuk angkutan motor, sedangkan yang
terangkut baik arus mudik maupun arus balik sebesar 10.747 atau sekitar 67,87
% dari kuota yang tersedia. Tujuan dari Mudik angkutan motor terbanyak tahun
2016 adalah Stasiun Solojebres sebesar 732 motor, sedangkan terendah adalah
Stasiun Purwokerto sebesar 4 motor. Sedangkan tujuan balik angkutan motor
terbanyak tahun 2016 adalah Stasiun Jakarta Gudang sebesar 5.839 motor.

6 - 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


Tujuan Mudik Angkutan Motor Gratis

CONTRAFLOW 188
SURABAYA PASARTURI 366
BABAT 147
BOJONEGORO 78
CEPU 168
NGROMBO 93
SEMARANG TAWANG 514
PEKALONGAN 173
TEGAL 288
CIREBON PRUJAKAN 70
KEBUMEN 325
GOMBONG 215
KROYA 140
PURWOKERTO 206
KEDIRI 103
KERTOSONO 85
MADIUN 340
SOLOJEBRES 732
KLATEN 382
LEMPUYANGAN 487
KUTOARJO 11
PURWOKERTO 4

Gambar 6.19. Diagram Tujuan Mudik Angkutan Motor Gratis

Gambar 6.20. Kegiatan Angkutan Motor Gratis Lebaran 1417 H Tahun 2016

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 19


6.6. Penetapan Trase Bidang Perkeretaapian

Penetapan trase dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 115 Peraturan


Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Tata
Cara Penetapan Trase Jalur Kereta Api.

Trase adalah rencana tapak jalur kereta api yang telah diketahui titik - titik
koordinatnya. Trase jalur kereta api ditetapkan bertujuan untuk mewujudkan:

a. Keharmonisan antara jaringan jalur kereta api dan perencanaan tata ruang
wilayah sesuai tatarannya;
b. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang untuk jaringan jalur kereta
api dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pembangunan jalur kereta api;
c. Keterpaduan jaringan jalur kereta api sebagai satu kesatuan sistem jaringan
transportasi nasional, sehingga mempermudah dan memperlancar
pelayanan angkutan orang dan/atau barang;
d. Efisiensi penyelenggaraan perkeretaapian.

Tabel 6.11. Realisasi Penetapan Trase bidang Perkeretaapian Periode 2016

No NAMA TRASE POSISI SAAT INI

1 Trase Jalur Kereta Api Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.


Cepat antara Jakarta - 25 Tahun 2016 tentang Penetapan Trase Jalur
Bandung Kereta Api Cepat antara Jakarta - Bandung
lintas Halim – Tegalluar

2 Trase Jalur Kereta Api Surat Menteri Perhubungan Nomor KA.005/1/4


Ringan/ LRT PT. PHB 2016 tanggal 2 Agustus 2016 perihal
Jakarta Propertindo persetujuan penetapan trase jalur kereta api
ringan (light rail transit) koridor 1 fase 1
(Kelapa Gading - Velodrome) dan koridor 7
fase 1 (Kelapa Gading - Stasiun PRJ) Wilayah
Provinsi DKI Jakarta

6 - 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


No NAMA TRASE POSISI SAAT INI

3 Trase Jalur Kereta Api Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.


Lintas Manado Bitung 547 Tahun 2016 tentang Penetapan Trase
Jalur Kereta Api Umum Nasional Trans
Sulawesi Lintas Manado – Bitung

4 Trase Kereta Api Surat Menteri Perhubungan Nomor


Umum Provinsi KA.005/1/23 PHB 2016 tanggal 7 November
Sumatera Selatan 2016 perihal persetujuan penetapan trase jalur
Lintas Tanjung Enim – kereta api Tanjung Enim - Tanjung Api-api di
Tanjung Api-Api Provinsi Sumatera Selatan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 21


KESIMPULAN
BAB

7
BAB VII
PENUTUP

7.1. Kesimpulan

a. Tugas dan fungsi organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian


sebagaimana telah dituangkan dalam program kerja tahun 2016, dalam
laporan tahunan ini meliputi kegiatan bidang strategis bidang pemerintahan,
kegiatan bidang pembangunan, kegiatan peningkatan keselamatan dan
kegiatan bidang operasional perkeretaapian.

b. Kegiatan strategis bidang pemerintahan merupakan pelakasanaan atas tugas


pokok dan fungsi yang meliputi antara lain penyederhanaan perijinan,
pengujian dan sertifikasi terhadap SDM, sarana dan prasarana
perkeretaapian serta penerbitan perijinan perpotongan jalur KA dengan
bangunan lain.

c. Kegiatan bidang pembangunan merupakanhasil dari pelaksanaan kegiatan


peningkatan dan pembangunan prasarana perkeretaapian pada tahun 2016
yang meliputi antara lain pembangunan jalur kereta api di Pulau Sumatera
(Pembangunan jalan KA layang antara Medan-Araskabu-Kualanamu,
pembangunan jalur ganda Martapura-Baturaja, pembangunan LRT di Prop.
Sumatera Selatan), Pembangunan prasarana di Pulau Jawa (Pembangunan
jalur ganda Maja-Rangkasbitung, pembangunan Double-Double Track
Manggarai-Cikarang Paket A, B-1 & B2 -1, pembangunan LRT Jabodebek),
pembangunan prasarana di Pulau Sulawesi (Lanjutan pembangunan FlyOver
& Underpass & pembangunan jembatan yang merupakan kegiatan lanjutan
pembangunan jalur KA Makassar-Pare-Pare). Disamping kegiatan fisik

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 7-1


pembangunan prasarana perkeretaapian dilaksanakan juga pengadaan
fasilitas prasarana perkeretaapian yang meliputi antara lain pengadaan
bantalan, rel & wesel serta lahan) dan kegiatan bidang pembangunan sarana
perkeretaapian yang meliputi Sarana Perkeretaapian Milik Negara Direktorat
Jenderal Perkeretaapian memiliki 152 (seratus lima puluh dua) unit sarana
perkeretaapian milik Negara, pengadaan sarana perkeretaapian yang
meliuputi pengadaan kereta inspeksi dan kereta ukur prasarana.

d. Kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan


penyelenggaraan fungsi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis
dan pengawasan keselamatan perkeretaapian yang mencakup rekayasa,
sosialisasi, audit, inspeksi & peningkatan kompetensi SDM termasuk
akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan SDM perkeretaapian.

e. Kegiatan bidang operasional antara lain kegiatan pembinaan terhadap


pelayanan angkutan kereta api khususnya pemantauan pelayanan angkutan
Lebaran, pelayanan angkutan Natal dan Tahun Baru, pelayanan angkutan
kereta api Perintisdanpelaksanaan Public Services Obligation (PSO)
termasuk penetapan trase.

f. Dalam penyelenggaraan kegiatan bidang pemerintahan, operasional


pelaksanaan pembangunan maupun peningkatan keselamatan
perkeretaapian pada tahun 2016 terdapat beberapa tantangan antara lain :

1) Kegiatan bidang pemerintahan perkeretaapian yaitu terbatasnya jumlah


sumber daya manusia (SDM) penguji sarana dan prasarana
perkeretaapian;
2) Kegiatan bidang pembangunan perkeretaapian yaitu pengadaan lahan
oleh Pemerintah Daerah untuk pembangunan jalur ganda belum dapat
terpenuh;
3) Kegiatan Bidang Keselamatan perkeretaapian, antara lain : Adanya unsur
perilaku masyarakat yang sengaja merusak / mencuri fasilitas fisik
perkeretaapian yang dapat berakibat kecelakaan, masih banyak
perlintasan sebidang yang tidak dijaga dan perlintasan liar.
4) Kegiatan bidang operasional yaitu belum optimalnya kegiatan angkutan
motor gratis pada masa angkutan lebaran

7-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016


7.2. Saran

a. Peningkatan kinerja perkeretaapian perlu dilakukan melalui percepatan


pembangunan dengan prioritas pembangunan pada kegiatan strategis
nasional. Kegiatan prioritas dimaksud dapat dilaksanakan antara lain:

1) Kegiatan pembangunan jalur ganda khususnya lintas selatan jawa


sepanjang 614 km’sp.

2) Kegiatan pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT)


Terintegerasi diwilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi sepanjang
43,1 Km.

3) Kegiatan pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di


Provinsi Sumatera Selatan dengan panjang jalur 23 Km.

b. Untuk menghadapi tantangan kedepan perlu dilakukan upaya-upaya antara


lain :

1) Kegiatan bidang pemerintahan perkeretaapian yaitu pelatihan teknis


(short course) tenaga penguji yang belum mempunyai sertifikat serta
pengusulan jabatan fungsional kekhususan sebagai tenaga penguji;

2) Kegiatan bidang pembangunan perkeretaapian yaitu Koordinasi intensif


dengan Pemda dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait dalam hal
pengadaan lahan.

3) Kegiatan Bidang Keselamatan perkeretaapian, antara lain :Pelaksanaan


kegiatan sosialisasi dan promosi keselamatan perkeretaapian terhadap
masyarakat dengan instansi terkait, Pelaksanaan kegiatan
identifikasi/pendataan peningkatan keselamatan di daerah rawan
pengrusakan dan pencurian di jalur kereta api, penutupan perlintasan
sebidang liar dan pelaksanaan program sterilisasi ditempat rawan
kecelakaan.

4) Kegiatan bidang operasional yaitu sosialiasi kepada masyarakat terkait


program angkutan motor gratis pada masa angkutan lebaran.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 7-3

Anda mungkin juga menyukai