1
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan transportasi yang efisien akan terjawab dengan moda kereta
api. Penggunaaan moda ini mampu mengakomodasi penumpang maupun
barang dalam jumlah yang besar sekaligus berarti mengurangi polusi serta
menghemat penggunaan bahan bakar.
Kesadaran akan efisiensi yang dapat diberikan oleh kereta api dimulai
dengan adanya reformasi undang-undang tentang perkeretaapian melalui
penerbitan UU No. 23 Tahun 2007. Perundangan yang baru tersebut
2 BAB II
ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL
PERKERETAAPIAN
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
menyelenggarakan fungsi :
a. Bagian Perencanaan;
b. Bagian Keuangan;
a. b.
Gambar 2.6. Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a)
Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)
c. Subdirekorat Angkutan;
Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api tahun 2016 secara total pegawai 63 orang, dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a. b.
Gambar 2.7. Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan
Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)
a. b.
3 BAB III
KEGIATAN STRATEGIS BIDANG
PEMERINTAHAN
1) Izin Usaha;
2) Izin Operasi.
3) Izin Pembangunan;
4) Izin Operasi.
Dari segi regulator, peningkatan keselamatan merupakan hal yang pokok oleh
sebab itu Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian menetapkan standar,
pedoman dan ketentuan yang harus dilakukan oleh operator. Disamping itu juga
pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan pengujian dan sertifikasi
terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian yang akan dioperasikan serta
SDM perkeretaapian. Dengan demikian setidaknya ada jaminan keselamatan
untuk pengoperasian kereta api.
Jumlah Sertifikasi SDM Teknis Perkeretaapian pada tahun 2016 sebanyak 3.213
atau sebesar 72,23% dari target yang ditetapkan sebesar 4.448 sertifikat,
sebagaimana tabel dibawah ini:
Gambar 3.1. Diagram Jumlah Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Tahun 2015 & 2016
Pengujian yang telah dilaksanakan Subdit Kelaikan jalur dan Bangunan Kereta
Api terdiri atas pengujian pertama dan pengujian berkala dengan hasil berupa
Sertifikat Uji Pertama dan Uji Berkala.
Subdit Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api mempunyai tugas tambahan
yakni pelaksanaan proses perizinan bangunan yang sejajar / memotong jalur
kereta api, sertifikasi komponen prasarana baru dan sertifikasi las. Terhitung per
Desember 2016 terdapat 19 perizinan crossing jalur Rel, 11 uji komponen
bantalan dan rel kereta api dan 5 uji pengelasan.
Pada tahun 2016 terdapat 19 perizinan yang sudah di proses, namun hanya
empat yang diterbitkan SK. Kendala yang dialami dalam penerbitan izin adalah
tidak siapnya stake holder untuk memenuhi persyaratan administrasi dan
kesiapan teknis sehingga tidak dapat disampaikan untuk proses lanjut. Adapun
daftar realisasi proses penerbitan SK perizinan bangunan yang
sejajar/memotong jalur Kereta Api terdapat pada tabel berikut :
NO KEGIATAN PEMOHON
Crossing Cilegon
8 Permohonan Izin Crossing PU Kota Cilegon
PU Kota Cilegon
9 Permohonan Izin Crossing PT. AKR Medan
Pipa BBM
10 Permohonan Izin PT. Citra Raya
Perlintasan Tidak Sidoarjo
Sebidang (Fly Over)
11 Permohonan Izin Pemkab Cimahi
Perlintasan Tidak
Sebidang (Fly Over)
12 Permohonan Izin Crossing Kementerian
Pipa ESDM Merak ESDM
13 Permohonan Izin Crossing Kementerian
Pipa ESDM Cilegon ESDM
14 Permohonan Izin PT. Pejagan
Perlintasan Tidak Pemalang Tol
Sebidang (Fly Over) Road
15 Permohonan Izin Crossing PT. Sulinda Mills
Pipa Air Bersih
16 Permohonan Izin Crossing PEMDA
PEMDA Tangerang Tangerang
17 Permohonan Izin Crossing PDAM Bogor
Pipa Air Bersih
18 Permohonan Izin Crossing PU Cipta Karya
Pipa Air Bersih Yogyakarta
19 Permohonan Izin Crossing PT. Mitsubishi
Pipa Chemical
Indonesia
Pada tahun 2016 terdapat sebelas pengujian dan sertifikasi komponen Kereta
Api. Seluruhnya belum ada yang selesai hingga terbitnya SK. Kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan pengujian komponen adalah tidak lengkapnya
Tabel 3.6. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur
Kereta Api
Pada tahun 2016 terdapat lima pengujian dan sertifikasi pengelasan yang sudah
dilakukan. Terdapat dua pengujian yang telah terbit sertifikatnya, satu pengujian
yang masih dalam proses sertifikasi, dan dua pengujian yang perlu dilakukan
pengujian ulang. Adapun daftar realisasi pengujian dan sertifikasi pengelasan
terdapat pada tabel 3.10
Tabel 3.7. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur
Kereta Api
a) Negative Check
Pengujian dilakukan di panel pelayanan meyakinkan suatu rute yang
dibentuk kemudian di konflik/kontra dengan rute lain yang berlawanan
atau bersinggungan (yang seharusnya tidak dapat dilakukan) untuk
memastikan keamanan atas rute yang dibentuk tersebut.
b) Indikasi Pelayanan
Pengujian dilakukan di panel pelayanan untuk meyakinkan fungsi
semua indikator di panel pelayanan dengan cara memfungsikan dan
menonaktifkan semua fungsi indicator di panel pelayanan dapat
beroperasi sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan kondisi di
lapangan.
c) Akurasi
Pengujian dilakukan di panel pelayanan untuk menyakinkan proses
pembentukan rute dan posisi wesel kereta api terhadap ketepatan
posisi peralatan persinyalan untuk amannya suatu rute yang
terbentuk.
e) Jarak Tampak
Pengujian dilakukan dengan cara visual untuk meyakinkan peraga
sinyal, tanda atau marka mampu menunjukkan indikasi aman atau
tidak aman dengan jelas dalam segala cuaca terkait jarak dimana
masinis masih dapat melihat dengan jelas baik siang maupun malam
hari.
f) Sistem Pertanahan
Pengujian dilakukan mengukur tahanan pada peralatan persinyalan
dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah / earthing tester untuk
meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai dengan spesifikasi
teknik yang ditetapkan.
g) Ruang Bebas
Pengujian dilakukan dengan mengukur jarak antara as rel sampai
badan Peraga sinyal baik di sisi kanan atau kiri rel dengan
menggunakan meteran untuk meyakinkan terbebasnya jalur kereta
api dari rintangan atau gangguan yang dapat mengganggu
keselamatan perjalanan kereta api.
a) Panggilan Selektif.
Pengujian dilakukan pada konsol dengan cara menggunakan tombol
panggil peralatan untuk mengetahui kesesuaian tujuan panggilan
yang telah ditetapkan.
c) Perekam Suara
Pengujian dilakukan dengan cara memutar ulang hasil perekam suara
untuk meyakinkan bahwa perekam suara sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditetapkan.
d) Sistem Pentanahan
Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tahanan pada peralatan
telekomunikasi dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah /
earthing tester untuk meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai
dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan.
g) Isolasi
Pengujian dilakukan dengan cara mengukur isolasi instalasi listrik
untuk meyakinkan bahwa isolasi instalasi listrik terpasang sesuai
spesifikasi teknis yang ditetapkan.
i) Ruang Bebas
Pengujian dilakukan dengan mengukur jarak antara as rel sampai
badan tiang pole listrik aliran atas di sisi kanan atau kiri rel dengan
menggunakan meteran untuk meyakinkan terbebasnya jalur kereta
api dari rintangan atau gangguan yang dapat mengganggu
keselamatan perjalanan kereta api.
4 BAB IV
KEGIATAN
Pencapaian pembangunan jalur kereta api dari tahun 2010 - 2015 yang meliputi
pembangunan jalur kereta api baru yang dibangun termasuk jalur ganda
sepanjang 1.001,33 Km’sp, peningkatan jalur kereta api termasuk reaktivasi jalur
kereta api sepanjang 1.256,6 Km’sp dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang
101 Km’sp.
Pembangunan jalur kereta api yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran
2016 di wilayah pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi, yaitu:
Gambar 4.3. Proses Gelar Geotextile untuk Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Antara Kuta
Blang – Bireuen
d) Peningkatan Jalan Kereta Api Mengganti Rel R.33 Bantalan Besi dengan
Rel R.54 Bantalan Beton di Km. 94+100 s.d Km. 104+000 Antara Batu
Tabal - Kacang Lintas Teluk Bayur Sawahlunto Lintas Teluk Bayur –
Sawahlunto. Merupakan pekerjaan peningkatan jalan kereta api pada
tahun 2016, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% pada akhir tahun
anggaran 2016.
Pada tahun 2016 telah dilakukan pembangunan Kereta Api Ringan/ Light
Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan dengan progres fisik
mencapai 26% .
Gambar 4.19. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Pembongkaran dan Pembangunan Stabling
Manggarai, Tanah Abang dan Pasar Senen
Gambar 4.20. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Elevated Track Manggarai – Jatinegara
Gambar 4.21. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Bangunan Gedung) Bangunan OCC Manggarai
Gambar 4.28. Pekerjaan paket B Pembangunan Signal Cabin Bekasi, Tambun, Cikarang
Gambar 4.30. Pekerjaan Paket B2.1 Penyempurnaan Jalur Baru antara Jatinegara – Bekasi
b) Pengadaan Sarana
Pengadaan Sarana Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) oleh
PT. Kereta Api (Persero), akan dilaksanakan secara bertahap mulai
bulan April 2017 selama 20 (dua puluh) bulan, sehingga dapat
dioperasikan pada akhir Tahun 2018 dalam rangka mendukung
pengoperasian tahap pertama prasarana lintas Cawang – Cibubur.
c) Perizinan
(1) Izin Prinsip pemanfaatan ROW Jalan Tol, telah dikeluarkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Gambar 4.32. Data Teknis Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek
Gambar 4.33. Rekapitulasi Progres Fisik Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek
Gambar 4.35. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 2 Kereta Api Ringan (LRT)
Terintegrasi di Jabodebek
Gambar 4.37. Dokumentasi Precast Plant Sentul di Pembangunan Kereta Api Ringan (LRT)
Terintegrasi di Jabodebek
1 Lokomotif 5
2 Gerbong Datar 58
3 Gerbong Terbuka 40
4 Kereta Inspeksi 7
5 Kereta Ukur 2
6 Kereta Kedinasan 6
7 Kereta Penolong 1
8 TMC 3
9 Crane 10
10 Lori Inspeksi 5
11 Multi Tie Tamper 7
12 Excavator 5
13 Bridge Inspection Car 1
14 Road Working Vehicle Car 2
TOTAL 152
5
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN
KESELAMATAN
Foto Kegiatan acara Talkshow Foto Kasubdit Rekayasa dan Foto Peserta Kegiatan Sosialiasi
Direktur Keselamatan Peningkatan Keselamatan dan Promosi Keselamatan
Perkeretaapian Perkeretaapian Perkeretaapian di Semarang
b. Tujuan Kegiatan
1) Memberikan pembelajaran kepada personil yang terlibat secara aktif
dalam penanganan kecelakaan kereta api;
Direktur Keselamatan
Kasi Peningkatan Keselamatan Foto Peserta Kegiatan Sosialiasi dan
Perkeretaapian sedang
Perkeretaapian sedang Promosi Keselamatan
membuka kegiatan Workshop
memberikan paparan Perkeretaapian di Semarang
SOLUSI INSTITUSI
IDENTIFIKASI
PEMECAHAN MASALAH YANG BERWENANG
MASALAH
Ditjen Perhubungan
Rekayasa dan Sudah di alokasikan
Darat, Dishub
Manajemen lalu melalui DAK (Dana
Propinsi/ kota/
lintas di Alokasi Khusus)
Kabupaten
perlintasan KA Kabupaten Kota Dan
Propinsi yang
pemanfaatan untuk
pengadaan dan
Ditjen
Perlintasan liar Penutupan perlintasan
Perkeretaapian
liar harus diperjelas
Eselon II,III Dan IV,
antara Pemerintah Pusat
Foto para Narasumber sedang memberikan paparan Foto peserta Rakornis Keselamatan dari Dinas
pada kegiatan Rakornis Keselamatan Perkeretaapian Perhubungan Provinsi Jawa Timur sedang
di Yogyakarta bertanya kepada Narasumberpada
Direktur Keselamatan Perkeretaapian sedang Foto para peserta kegiatan Pembinaan SDM dan
membuka kegiatan Pembinaan SDM dan Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi
Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi
Foto para peserta sedang Foto peserta pada kegiatan Foto seksi tanya jawab dari
regristasi pada kegiatan Monitoring dan Inventarisasi peserta kepada narasumber
Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KA di pada kegiatan Monitoring dan
Bangunan Liar Di Jalur KA di Sukabumi Inventarisasi Bangunan Liar Di
Sukabumi Jalur KA di Sukabumi
memberikan cindera mata kepada Narasumber di Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan Penguji
a. Pelaksanaan Kegiatan
1) Metode pelaksanaan kegiatan
Kegiatan Pelatihan Train Watcher dilaksanakan dalam 2 hari. Hari
pertama pemberian materi oleh narasumber dan hari kedua praktek
lapangan.
b. Realisasi Kegiatan
a) Tingkat Pertama;
b) Tingkat Muda;
c) Tingkat Madya.
b) Tingkat Daerah;
c) Tingkat Terpusat;
d) Tingkat Pengendalian.
a) Tingkat Setempat;
b) Tingkat Daerah.
a) Tingkat Setempat;
b) Tingkat Daerah.
a) Tingkat Pelaksana;
a) Tingkat Pelaksana;
Dalam rangka penilaian akreditasi Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto dari sisi
regulator yakni Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang mempunyai wewenang
dalam pemberian akreditasi sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, serta Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga
Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga
Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian.Tujuan kegiatan ini dikhususkan
untuk verifikasi data dan lapangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemberian akreditasi terhadap Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto Palembang.
a. Realisasi Kegiatan
Adapun kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diberikan kewenangan untuk
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya manusia
perkeretaapian sebagai berikut:
Tabel darah rawan pelemparan kereta dan pencurian Bukti pencurian baut jembatan
prasarana kereta api di Daop 2 Bandung kereta api
Pelintasan liar yang sudah di tutup di Lintas Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi
Tanjung Priok penanganan kasus tindak pidana oleh PPNS
bersama Kabareskrim Polri
Tes kesehatan yang dilakukan pada acara Direktur Keselamatan berserta Narasumber pada
P4GN di Semarang acara P4GN di Semarang.
Tanya Jawab dengan audience pada acara Foto bersama dengan narasumber pada acara
P4GN di Yogyakarta P4GN di Yogyakarta
Gambar 5.20. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana,
Sertifikat Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
Gambar 5.21. Dokumentasi Kondisi JPL. 127 antara Muara Enim – Banjarsari, JPL 76
Antara Prabumulih – Lembak dan JPL. 02 antara Muara Enim – Tanjung Enim
6 B AB VI
PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG
OPERASIONAL
Puncak angkutan pada masa Angkutan Lebaran 2016 terjadi pada hari Sabtu, 9
Juli 2016 (H.16) yaitu sebanyak 312.222 penumpang, realisasi jumlah
penumpang harian seperti dalam tabel berikut ini :
Pemantauan situasi Angkutan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016
bidang Perkeretaapian dilakukan pada seluruh Daerah Operasi PT Kereta Api
Indonesia (Persero) di Jawa 9 Daop dan Divisi Regional di Sumatera 4 Divre.
Sejak awal masa posko, yaitu Hari Jumat, 18 Desember 2015 pukul 08.00 WIB
sampai dengan akhir masa posko, yaitu hari Rabu, 6 Januari 2016 pukul 08.00
WIB, situasi secara umum adalah aman, lancar, dan terkendali.
Total 80 92
Untuk realisasi total jumlah penumpang kereta api utama perkelas adalah seperti
dalam tabel berikut ini.
2014-2015 2015-2016
Tabel 6.4. Total Jumlah Penumpang KA Lokal Pada Masa Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru
2016
2014-2015 2015-2016
Realisasi pemanfaatan sarana selama masa angkutan Natal 2015 dan Tahun
Baru 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 6.5. Program dan Realisasi Sarana Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru
PROG REAL %
PROG REAL %
PROG REAL %
2. Prasarana 27 13%
3. Sarana 88 43%
4. Operasi 2 1%
5. Sintel 28 14%
7. Pelayanan 2 1%
8. PL/PLH 2 1%
6.3.1. KA. Perintis Cut Mutia (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam - NAD)
Kreta Api Perintis Cut Mutia melayani angkutan keperintisan di lintas Krueng
Mane – Bungkah – Krueng Geukeuh menggunakan Sarana KRDI (Kereta Rel
Diesel Indonesia) yang terdiri atas 2 kereta, dengan kapasitas 64 tempat duduk
dan 200 penumpang berdiri. Rangkaian kereta yang digunakan merupakan
produksi PT. INKA (Persero).
KA Kertalaya telah beroperasi sejak tahun 2015, sedangkan untuk tahun 2016
dilaksanakan berdasarkan kontrak penugasan antara Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Ditjen Perkeretaapian
dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak
HK.201/01/BTP.SUMBAGSEL/I/2016 pada tanggal 12 Januari 2016 Pelayanan
KA Siliwangi telah beroperasi sejak tahun 2015 sedangkan untuk tahun 2016
dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik
Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Barat, Ditjen Perkeretaapian dengan PT.
KAI (Persero) dengan Nomor KontrakPL.102/1/1/P/PK-RN/BTP-JABAR/KA-
PERINTIS/I-2016 pada tanggal 12 Januari 2016. Pelayanan KA Siliwangi
Gambar 6.10. Peresmian Kereta Api Perintis KA. Siliwangi Lintas Sukabumi-Cianjur oleh Menteri
Perhubungan
KA Bathara Kresna telah beroperasi sejak Maret tahun 2015 sedangkan untuk
tahun 2016 dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Ditjen Perkeretaapian dengan PT.
KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak PL. 102/01/BTP/JTG-DIY/I/2016 pada
tanggal 12 Januari 2016.Pelayanan KA Bathara Kresna memiliki frekuensi
Gambar 6.14. Dirjen Perkeretaapian dan Dirut PT KAI dalam Penandatanganan Kontrak Subsidi
PSO
Dalam rangka menyediakan tarif kereta api kelas ekonomi yang murah dan
terjangkau kepada masyarakat, Pemerintah telah memberikan subsidi kepada
Tabel 6.7. Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari Tahun 2012-2016
Sesuai Kontrak PSO
2012 770.107 -
Gambar 6.16. Diagram Jumlah Kontrak PSO dari Tahun 2012 – 2016
Dari diagram tersebut diatas, dapat kita lihat kenaikan alokasi PSO yang
signifikan dari tahun 2011 ke tahun 2016 dengan kenaikan sebesar Rp. 1.187,4
Milyar atau 185,65% dari tahun 2011 sebesar Rp. 639,6 Milyar. Hal ini
menunjukan kepedulian Pemerintah kepada masyarakat dalam penyediaan Tarif
kereta api yang terjangkau dengan tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan. Dana alokasi PSO
tersebut diperkirakan dapat dinikmati untuk pengguna jasa transportasi kereta
api sebanyak 335.129.530 penumpang. Adapun Rincian Penggunaan PSO
Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
85.22%
90.00%
80.00%
70.00% 60.60%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00% 20.98%
20.00% 6.82% 7.62% 8.87%
1.39% 1.67% 0.01% 0.15% 2.85% 3.83%
10.00%
0.00%
KA KA KA KA KRD KRL AC
Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Jabodet
Jarak Jarak Lebaran Jarak abek
Jauh Sedang Dekat
% Penumpang 1.39% 1.67% 0.01% 8.87% 2.85% 85.22%
% Alokasi Anggaran 6.82% 7.62% 0.15% 20.98% 3.83% 60.60%
Gambar 6.17. Diagram Prosentase Jumlah Penumpang & Alokasi PSO Tahun 2016
Wilayah Jabodetabek mendapatkan porsi dana PSO paling besar karena jumlah
pengguna jasa angkutan kereta api sangat tinggi terutama pada Peak Hour pagi
dan sore hari, dimana diperkirakan pergerakan perhari penumpang KRL
Jabodetabek sebanyak ± 700.000 orang/hari maka dari itu dominasi dana alokasi
PSO sebagian besar ditujukan untuk KRL AC Jabodetabek yaitu sebesar Rp.
1.107.351.230.577,- atau 60,60% dari total alokasi PSO dan diperkirakan dapat
dinikmati oleh penumpang sebanyak 285.600.960 penumpang atau 85,22% dari
total penumpang.
Angkutan motor dengan moda Kereta Api dipersyaratkan bagi masyarakat yang
memiliki tiket keberangkatan mudik dan kepulangan balik ke lokasi yang sama
dengan Stasiun Pelaksanaan Angkutan Motor Gratis, jika belum memiliki tiket KA
maka penumpang dapat membeli tiket KA pada tempat pendaftaran motor
maksimal untuk 3 orang penumpang per 1 motor selama kuota masih tersedia.
Pendaftaran angkutan motor secara online dimulai dari tanggal 8 Maret s.d 6
April 2016.
Lintas Stasiun
Babat
Purwokerto Kebumen
Kroya Kutoarjo
Pelaksanaan mudik motor dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 s.d 3 Juli
2016 dan untuk arus balik motor dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 16 Juli 2016.
Berikut data jumlah sepeda motor yang dapat diangkut pada masa lebaran tahun
2016 dan pebandingan dengan tahun 2015.
Tabel 6.10. Kuota Angkutan Motor Pada angkutan Lebaran tahun 2016
Berdasarkan tabel tersebut, pada tahun 2015 tesedia 8.900 kuota untuk
angkutan motor, sedangkan yang terangkut baik arus mudik maupun arus balik
sebesar 5.438 atau sekitar 61,10 % dari kuota yang tersedia. Sedangkan pada
tahun 2016 tersedia 15.834 kuota untuk angkutan motor, sedangkan yang
terangkut baik arus mudik maupun arus balik sebesar 10.747 atau sekitar 67,87
% dari kuota yang tersedia. Tujuan dari Mudik angkutan motor terbanyak tahun
2016 adalah Stasiun Solojebres sebesar 732 motor, sedangkan terendah adalah
Stasiun Purwokerto sebesar 4 motor. Sedangkan tujuan balik angkutan motor
terbanyak tahun 2016 adalah Stasiun Jakarta Gudang sebesar 5.839 motor.
CONTRAFLOW 188
SURABAYA PASARTURI 366
BABAT 147
BOJONEGORO 78
CEPU 168
NGROMBO 93
SEMARANG TAWANG 514
PEKALONGAN 173
TEGAL 288
CIREBON PRUJAKAN 70
KEBUMEN 325
GOMBONG 215
KROYA 140
PURWOKERTO 206
KEDIRI 103
KERTOSONO 85
MADIUN 340
SOLOJEBRES 732
KLATEN 382
LEMPUYANGAN 487
KUTOARJO 11
PURWOKERTO 4
Gambar 6.20. Kegiatan Angkutan Motor Gratis Lebaran 1417 H Tahun 2016
Trase adalah rencana tapak jalur kereta api yang telah diketahui titik - titik
koordinatnya. Trase jalur kereta api ditetapkan bertujuan untuk mewujudkan:
a. Keharmonisan antara jaringan jalur kereta api dan perencanaan tata ruang
wilayah sesuai tatarannya;
b. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang untuk jaringan jalur kereta
api dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pembangunan jalur kereta api;
c. Keterpaduan jaringan jalur kereta api sebagai satu kesatuan sistem jaringan
transportasi nasional, sehingga mempermudah dan memperlancar
pelayanan angkutan orang dan/atau barang;
d. Efisiensi penyelenggaraan perkeretaapian.
7
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan