Anda di halaman 1dari 268

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BUKU INFORMASI
PERKERETAAPIAN 2020

djka.dephub.go.id perkeretaapian
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PRAKATA
“Buku jadi salah satu sumber energi dan kebebasan bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan.” - Moh. Hatta
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba,
karena di dalam mencoba itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil.” - Buya Hamka

Tonggak dimulainya perjalanan kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama jalur
kereta api Semarang – Vorstenlanden pada 1864, yang berlanjut pada wilayah Sumatera dan juga jalur
Makassar - Takalar di Sulawesi. Tercatat Indonesia telah memiliki jalur kereta sepanjang 7.464 KM pada
tahun 1928. Perjalanan pembangunan perkeretaapian di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari
perjuangan kemerdekaan melalui transisi masa kependudukan Belanda, masa kependudukan Jepang,
hingga pada 28 September 1945, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, lahirlah Djawatan Kereta
Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI) setelah Pemerintahan Republik Indonesia mengambil alih
seluruh sektor penting termasuk transportasi.

Seiring dengan perkembangan teknologi, perkeretaapian Indonesia turut bertransformasi dari semula
lokomotif uap menjadi sumber utama penggerak torak, berkembang menjadi mesin diesel dan diesel
elektrik dengan tenaga yang lebih besar dan cakupan jarak tempuh yang lebih jauh. Tahun 1999,
Indonesia telah memiliki kereta komuter dengan tenaga listrik (KRL) yang menghubungkan wilayah
Jabodetabek. Layanan kereta komuter perkotaan berkembang dengan teknologi jalur kereta tanpa
balas dengan beroperasinya LRT Jakarta, LRT Jabodebek, LRT Palembang, dan MRT Jakarta.
Pembangunan dan reaktivasi jalur kereta api, pengoperasian jalur ganda kereta api, penyelenggaraan
layanan kereta cepat merupakan upaya yang dilakukan pada sektor perketeraapian untuk
meningkatkan efektifitas layanan guna mendukung tercapainya konektivitas nasional yang semakin
baik.

Buku ini merupakan persembahan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan bagi
seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung dan menjadi pendorong kemajuan
perkeretaapian Indonesia. Buku ini diawali dengan Bab Pendahuluan yang memberikan informasi terkait
sejarah perkeretaapian, regulasi, arah kebijakan serta capaian – capaian dalam penyelenggaraan
perkeretaapian nasional. Bab selanjutnya memuat perkembangan teknologi perkeretaapian,
prasarana perkeretaapian dan fasilitas pendukung operasional perkeretaapian, eksplorasi penggunaan
sarana perkeretaapian mulai dari lokomotif, kereta, gerbong, dan peralatan khusus, gambaran jaringan,
lalulintas, dan angkutan kereta api di Indonesia, potret keselamatan perkeretaapian mencakup aspek
sistem manajemen, isu beserta upaya mitigasinya. Sebagai penutup dipaparkan beragam hasil studi
baik dalam bentuk reviu kebijakan, kelayakan pembangunan jalur kereta api, maupun pengembangan
jaringan dan sistem pengawasan perkeretaapian, informasi proyek – proyek strategis nasional dalam
sektor perkeretaapian, serta kondisi terkini pada masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang
secara siginifikan berimplikasi pada layanan operasional perkeretaapian nasional baik penumpang
maupun barang yang memerlukan beragam strategi dan kebijakan untuk mendukung ketahanan bisnis

Harapan dari penyusunan Buku Informasi Perkeretaapian Tahun 2020 ini adalah tersajinya sumber
informasi perkeretaapian yang dapat menjadi acuan internal Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan, serta para pihak dan pemangku kepentingan terkait menemukenali pada
perkembangan perkeretaapian di Indonesia guna mendukung percepatan terwujudnya Indonesia
Emas di tahun 2045 yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.
Jakarta, Mei 2021

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Indonesia

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Prakata ii
Daftar Isi iii
Daftar Istilah iv
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Perkeretaapian Indonesia 3


1.2 Sistem Kelembagaan dan Regulasi Penyelenggaraan Perkeretaapian Indonesia 10
1.3 Para Pihak Pemangku Kepentingan Perkeretaapian Indonesia 14

BAB 2 ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN PERKERETAAPIAN

2.1 Arahan Kebijakan Pengembangan Transportasi Perkeretaapian 17


2.2 Program dan Capaian Pembangunan Perkeretaapian 2015-2020 20

BAB 3 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN

3.1 Jenis Kereta Api 27


3.2 Kereta Api Berdasarkan Tenaga Penggerak 28
3.3 Kereta Api Berdasarkan Penempatan Rel 30
3.4 Kereta Api Berdasarkan Kecepatan Kereta 32
3.5 Kereta Api di Perkotaan 34
3.6 Komparasi Pemilihan Alternatif Teknologi Perkeretaapian 36

BAB 4 PRASARANA PERKERETAAPIAN

4.1 Jalur Kereta Api 45


4.2 Bangunan Kereta Api 57
4.3 Fasilitas Operasi Kereta Api (Persinyalan, Telekomunikasi, Kelistrikan) 62
4.4 SOP Pembangunan, Pengoperasian, dan Perawatan Prasarana KA 75
4.5 Kebijakan Anggaran Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) 77
Bidang Perkeretaapian

BAB 5 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA

5.1 Lokomotif 86
5.2 Kereta 87
5.3 Gerbong 91
5.4 Peralatan Khusus 92
5.5 Konstruksi dan Komponen Sarana Perkeretaapian 100
5.6 Tempat Pemeriksaan, Perawatan, dan Penyimpanan Sarana Perkeretaapian 102
Milik Negara
BAB 6 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA

6.1 Peta Jaringan Jalur Kereta Api Indonesia 111


6.2 Jaringan dan Kapasitas Lintas Pelayanan KA 135
6.3 Karakteristik Angkutan Penumpang 147
6.4 Subsidi Angkutan KA 148
6.5 Angkutan Motor Gratis 151
6.6 Karakteristik Angkutan Barang 153
6.7 SOP Pelayanan/Perijinan Angkutan KA 156

ii DAFTAR ISI
BAB 7 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

7.1 Arahan Kebijakan Keselamatan Perkeretaapian 159


7.2 Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian 160
7.3 Program Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian 162
7.4 Standar Keselamatan Bidang Prasarana Perkeretaapian 163
7.5 Standar Keselamatan Bidang Sarana Perkeretaapian 166
7.6 Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Perkeretaapian 168
7.7 Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian 169
7.8 Jenis Kecelakaan Lalu Lintas Kereta Api 170
7.9 Perlintasan Sebidang/Perpotongan Jalur Kereta Api Dengan Bangunan Lain 174
7.10 Akreditasi Badan Hukum/Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan SDM Perkeretaapian 185
7.11 Sumber Daya Manusia Perkeretaapian 186

BAB 8 REKAPITULASI HASIL STUDI

8.1 Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian 192


8.2 Direktorat Prasarana Perkeretaapian 192
8.3 Direktorat Sarana Perkeretaapian 193
8.4 Direktorat Lalu Lintas & Angkutan KA 193
8.5 Direktorat Keselamatan Perkeretaapian 194
8.6 Daftar Hasil Studi 195

BAB 9 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAN

9.1 Arahan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara) 2020-2024 213
9.2 Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional 213
9.3 Proyek Strategis Nasional Sektor Perkeretaapian 214

BAB 10 KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA


PANDEMI COVID -19 DI INDONESIA

10.1 Dinamika Kondisi Pengguna KA selama Pandemi Covid-19 237


10.2 Perubahan Perilaku Pengguna KA selama Pandemi Covid-19 244
10.3 Pemetaan Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Sektor Perkeretaapian 245
10.4 Pengamatan Penyelenggara Perkeretaapian di Masa Pandemi Covid-19 249
10.5 Strategi Pemulihan Bisnis Angkutan KA 250

Daftar Pustaka 252

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 iii


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DAFTAR ISTILAH

A Angkutan Kereta Api adalah kegiatan pemindahan orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kereta api.
Angkutan Kereta Api Antarkota adalah perkeretaapian yang menghubungkan antarkota antarnegara,
antarkota antar provinsi, antarkota dalam provinsi, dan antarkota dalam kabupaten/kota.
Angkutan Kereta Api Perkotaan adalah perkertaapian perkotaan yang berada dalam suatu wilayah
perkotaan dapat melampaui satu provinsi, melampaui satu kabupaten/kota dalam satu provinsi, danberada
dalam satu kabupaten/kota.
Asesor adalah tenaga penilai yang menilai kualifikasi tenaga penguji, inspektur, auditor, tenaga pemeriksa,
tenaga perawatan, petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian, tenaga penanganan kecelakaan, tenaga
pemeriksa kecelakaan, tenaga analisis kecelakaan dan tenaga pelaksana pembangunan perkeretaapian.
Asisten Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang membantu masinis dalam mengoperasikan kereta
api.
Audit Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sistem perkeretaapian telah
dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis yang telah ditetapkan untuk keselamatan.
Auditor Perkeretaapian adalah petugas yang memenuhi kualifikasi keahlian dan diberi kewenangan untuk
melaksanakan audit prasarana, sarana, lalu lintas dan angkutan, sumber daya manusia dan keselamatan
perkeretaapian.
Audit Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (Audit SMKP) adalah verifikasi yang dilakukan
secara sistematis, independen dan terdokumentasi terhadap SMKP penyelenggara perkeretaapian dengan
kesesuaian kriteria SMKP yang telah ditetapkan dan diterapkan efektif.
Awak Sarana Perkeretaapian adalah orang yang ditugaskan di dalam kereta api oleh Penyelenggara Sarana
Perkeretaapian selama perjalanan kereta api.

B Badan Penyelenggara adalah badan usaha milik negara yang menyelenggarakan angkutan KA.
Balai Yasa adalah sebuah tempat untuk melakukan kegiatan perawatan sarana perkeretaapian meliputi
perawatan dua tahunan dan empat tahunan dan perbaikan untuk mengembalikan fungsinya (rehabilitasi)
serta modifikasi.
Balas adalah terusan dari lapisan tanah dasar dan terletak di daerah yang mengalami konsentrasi tegang yang
terbesar akibat lalu lintas kereta pada jalan rel.
Bantalan adalah berfungsi untuk meneruskan beban kereta api dan berat konstruksi jalan rel ke balas.
Bangunan Stasiun Kereta Api adalah bangunan untuk keperluan operasional kereta api yang terdiri dari
gedung, instalasi pendukung dan peron.
Blok ialah bagian jalan kereta api yang terletak di antara suatu stasiun dan blokpos yang terdekat, di antara
dua blokpos atau di antara dua stasiun yang letaknya berurutan yang memakai sistem blok.
Blok Tetap (fixed block) adalah suatu sistem yang menjamin aman dengan membagi petak jalan menjadi
beberapa bagian blok yang panjang dan lokasinya tertentu dimana hanya satu kereta dalam satu blok.
Blok Bergerak (moving block) adalah suatu sistem yang menjamin aman dengan membagi petak jalan
menjadi beberapa bagian blök yang panjang dan lokasinya berubah-ubah tergantung kecepatan dan posisi
kereta api yang bersangkutan dan kereta api yang didepannya.
Bogie adalah struktur yang berada di bawah badan kereta api dimana gandar dan roda menyatu melalui suatu
penumpu.
Bo- Bo atau tipe B adalah jenis lokomotif yang menggunakan dua buah roda penggerak.
Buku Daftar Waktu adalah buku yang memuat pengaturan perjalanan kereta api reguler dan kereta
api fakultatif dari stasiun pemberangkatan sampai stasiun tujuan.

iv DAFTAR ISTILAH
C Co-Co atau tipe C merupakan jenis lokomotif dengan tiga roda penggerak atau lokomotif bergandar 3
- 3 sehingga total penggeraknya ada 6 as roda atau memiliki 12 roda.
Commuter Line adalah jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek,

D Daerah Manfaat Jalan Kereta Api adalah jalan rel beserta bidang tanah atau bidang lain di kiri dan
kanannnya yang dipergunakan untuk konstruksi jalan rel.
Daerah Milik Jalan Kereta Api adalah daerah yang diperuntukkan bagi daerah manfaat jalan kereta api dan
pelebaran jalan rel maupun penambahan jalur dikemudian hari serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan
konstruksi jalan rel.
Daerah Pengawasan Jalan Kereta Api adalah ruang sepanjang jalan rel di luar daerah milik jalan kereta api
yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu dan diperuntukan bagi pengamanan dan kelancaran operasional
kereta api.
Depo adalah sebuah tempat untuk melakukan kegiatan perawatan sarana perkeretaapian meliputi
perawatan harian, bulanan, enam bulanan dan tahunan.
Diesel adalah bahan bakar cair yang digunakan untuk mesin diesel. Jenis yang paling umum dan banyak
digunakan adalah minyak bahan bakar yang terbuat dari hasil penyulingan minyak bumi.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian.

E Elevated adalah kereta api layang merupakan kereta api yang berjalan di atas permukaan tanah
(elevated) sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas kendaraan bermotor.

F Fasilitas operasi kereta api adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat
dioperasikan.
Frekuensi Perjalanan Kereta Api adalah jumlah perjalanan kereta api pada suatu jalur kereta api dalam
waktu 24 jam atau dalam periode waktu tertentu dengan satuan frekuensi kereta api adalah jumlah kereta
api dalam satuan waktu.

Gedung Stasiun Kereta Api adalah gedung untuk operasional kereta api yang terdiri dari gedung
G untuk kegiatan pokok, gedung untuk kegiatan penunjang dan gedung untuk kegiatan jasa pelayanan
khusus.
Gedung Stasiun untuk Kegiatan Pokok Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk menunjang
kegiatan pokok di stasiun.
Gedung Stasiun untuk Kegiatan Penunjang Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk menunjang
kegiatan usaha penunjang di stasiun.
Gedung Stasiun untuk Kegiatan Jasa Pelayanan Khusus Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk
menunjang kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun.
Gerbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau didorong lokomotif digunakan untuk
mengangkut barang.
Gerbong Datar adalah gerbong tanpa badan dan atap untuk mengangkut barang.
Gerbong Tangki adalah gerbong yang memiliki tangki untuk mengangkut barang.
Gerbong Terbuka adalah gerbong yang memiliki badan tanpa atap untuk mengangkut barang.
Gerbong Tertutup adalah gerbong yang memiliki badan dan atap dapat dibuka atau ditutup untuk
mengangkut barang.
Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) adalah pedoman pengaturan pelaksanaan perjalanan kereta api
yang digambarkan dalam bentuk garis yang menunjukkan stasiun, waktu, jarak, kecepatan, dan posisi
perjalanan kereta api mulai dari berangkat, bersilang, bersusulan, dan berhenti yang digambarkan secara
grafis untuk pengendalian perjalanan kereta api.

H Headway adalah selang waktu kereta api datang dan/atau berangkat suatu kereta api
dengan kereta api berikutnya. Satuan headway adalah menit.
High Speed Train adalah kereta yang bergerak dengan kecepatan rata-rata
di atas 200 km/jam. Kereta ini semula didesain untuk menjangkau kembali
pasar penumpang kereta yang telah beralih ke moda transportasi lain
karena ingin mempersingkat waktu tempuh.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 v


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DAFTAR ISTILAH

I Inspeksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kelaikan operasional prasarana dan
sarana perkeretaapian.
Inspektur perkeretaapian adalah petugas yang memenuhi kualifikasi keahlian dan diberi kewenangan
untuk melaksanakan inspeksi prasarana dan sarana perkeretaapian.
Insiden adalah kondisi kejadian yang berkaitan dengan keselamatan perkeretaapian dan keselamatan kerja
SDM Perkeretaapian yang dapat menimbulkan kerugian.
Instalasi pendukung bangunan stasiun kereta api adalah instalasi yang mendukung kegiatan operasional
kereta api.
Instalasi Listrik Perkeretaapian adalah fasilitas pengoperasian kereta api yang berfungsi untuk
menggerakkan kereta api bertenaga listrik, memfungsikan peralatan persinyalan dan telekomunikasi kereta
api yang bertenaga listrik.

J Jalan Rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, atau konstruksi lain yang
terletak di permukaan, di bawah, dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya.
Jalur Kereta Api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur
kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas da
bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.
Jalur kereta api khusus adalah jalur kereta api yang digunakan secara khusus oleh badan usaha tertentu
untuk menunjang kegiatan pokok badan usaha tersebut.
Jalur Ganda (Double Track) adalah jalur kereta api yang jumlahnya dua atau lebih dengan tujuan agar
masing-masing jalur digunakan untuk arah yang berbeda.
Jalur Tunggal (Single Track) adalah jalur tunggal rel kereta api yang biasanya digunakan pada lintasan yang
arus lalu lintasnya masih rendah.
Jaringan Jalur Kereta Api adalah seluruh jalur kereta api yang terkait satu dengan yang lain yang
menghubungkan berbagai tempat sehingga merupakan satu sistem.
Jaringan pelayanan angkutan kereta api adalah jaringan jalur kereta api yang dilayani angkutan kereta api.
Jembatan adalah struktur yang dibuat untuk menyebrangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta
api, ataupun jalan raya.
Kapasitas Jalur Kereta Api adalah kemampuan maksimum suatujalur kereta api untuk dapat
K menampung sejumlah perjalanan kereta api dalam waktu 24 jam atau dalam periode waktu
tertentu.
Kapasitas Stasiun adalah kemampuan maksimum suatu stasiun untuk dapat menampung sejumlah
perjalanan keretaapi dalam waktu 24 jam atau dalam periode waktu tertentu.
Kereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau didorong lokomotif atau mempunyai penggerak
sendiri yang digunakan untuk mengangkut orang.
Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan
dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan
perjalanan kereta api.
Kereta Api Barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang, pupuk, hasil tambang (pasir,
batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas.
Kereta Api Bandara adalah Kereta Api yang melayani dari/menuju Bandara.
Keterlambatan adalah suatu keadaan perjalanan Kereta Api lewat dari waktu yang ditentukan, seperti
keterlambatan keberangkatan atau keterlambatan kedatangan.
Kecelakaan Kereta Api adalah adalah peristiwa atau kejadian pengoperasian sarana kereta api yang
mengakibatkan kerusakan sarana kereta api, korban jiwa, dan/atau kerugian harta benda.
Keselamatan Perkeretaapian adalah suatu keadaan selamat dalam penyelenggaraan perkeretaapian.

vi DAFTAR ISTILAH
L Lalu Lintas Kereta Api adalah gerak sarana perkeretaapian di jalan rel.
Lintas ialah bagian jalan kereta api yang terdiri dari pada rangkaian beberapa petak jalan.
Light Rail Transit (LRT) adalah angkutan Perkeretaapian menggunakan Kereta Api ringan, sistem
pengoperasian elektrik, beroperasi pada jalurnya sendiri yang tidak dapat diakses oleh pejalan kaki dan
kendaraan apapun lainnya.
Lokomotif adalah sarana perkeretaapian yang memiliki penggerak sendiri yang bergerak dan digunakan
untuk menarik dan/atau mendorong kereta, gerbong, dan/ atau peralatan khusus.

M Maklumat Perjalanan Kereta Api (Malka) adalah perubahan Gapeka yang berlaku dalam
periode waktu tertentu.
Mass Rapid Transit (MRT) adalah sebuah sistem transportasi transit cepat.
Marka merupakan tanda berupa gambar atau tulisan yang berfungsi sebagai peringatan atau petunjuk
tentang kondisi tertentu pada suatu tempat yang tekait dengan perjalanan kereta api.
Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang bertugas mengoperasikan kereta api serta bertanggung
jawab sebagai pemimpin perjalanan kereta api.
Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian.

Nonperizinan adalah segala bentuk pelayanan, fasilitas fiskal, data, dan informasi sesuai dengan
N ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan Angkutan Kereta Api adalah pelayanan jasa angkutan kereta api dalam jaringan jalur
P kereta api.
Penjaga Perlintasan Kereta Api adalah orang yang menjaga perlintasan kereta api.
Pengguna jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan kereta api, baik
untuk angkutan orang maupun barang.
Pengurus ialah penguasa dinas yang mengurus jalan silang.
Pengusaha ialah perseorangan atau badan hukum yang menanggung biaya pembuatan jalan perindustrian
atau perseorangan atau badan hukun yang menanggung biaya eksploitasi jalan perindurstrian.
Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian adalah pihak yang menyelenggarakan prasarana
perkeretaapian.
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian adalah badan usaha yang mengusahakan sarana perkeretaapian
umum.
Peralatan Persinyalan Perkeretaapian merupakan fasilitas pengoperasian kereta api yang berfungsi
memberi petunjuk atau isyarat yang berupa warna atau cahaya dengan arti tertentu yang dipasang pada
tempat tertentu.
Peralatan Telekomunikasi Perkeretaapian merupakan fasilitas pengoperasian kereta api yang berfungsi
menyampaikan informasi dan/atau komunikasikepentingan operasi perkeretaapian yang dipasang pada
tempat tertentu.
Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia,
serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.
Perkeretaapian umum adalah perkeretaapian yang digunakan untuk melayani angkutan orang dan/atau
barang dengan dipungut bayaran.
Perkeretaapian khusus adalah perkeretaapian yang hanya digunakan untuk menunjang kegiatan pokok
badan usaha tertentu dan tidak digunakan untuk melayani masyarakat umum.
Perkeretaapian antarkota adalah perkeretaapian yang melayani perpindahan orang dan/atau barang dari
satu kota ke kota yang lain.
Perkeretaapian perkotaan adalah perkeretaapian yang melayani
perpindahan orang di wilayah perkotaan dan/atau perjalanan ulang
alik.
Perlintasan Sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta
api dengan jalan.
Persyaratan teknis adalah ketentuan teknis yang menjadi standar
spesifikasi teknis prasarana atau sarana perkeretaapian.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 vii


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DAFTAR ISTILAH

P Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara persyaratan teknis
dan kondisi dan fungsi prasarana atau sarana perkeretaapian.

Pengujian Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
antara persyaratan teknis dan kondisi dan fungsi prasarana perkeretaapian.
Pengujian Sarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara
persyaratan teknis dan kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian.
Pemeriksaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan fungsi prasarana atau sarana
perkeretaapian.
Penumpang dengan Kebutuhan Khusus adalah penumpang karena kondisi fisiknya dan/atau permintaan
khusus penumpang yang memerlukan fasilitas dan perlakuan khusus, seperti penyandang disabilitas, lanjut
usia, wanita hamil, menggendong anak dan orang sakit.
Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,
dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami
hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya
berdasarkan kesamaan hak.

Peralatan Telekomunikasi Perkeretaapian adalah peralatan yang berfungsi menyampaikan informasi


dan/atau komunikasi bagi kepentingan operasi perkeretaapian.
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan keandalan prasarana atau sarana
perkeretaapian agar tetap laik operasi.
Peron adalah bangunan yang terletak di samping jalur kereta api yang berfungsi untuk naik turun
penumpang.
Petak jalan adalah bagian dari jalur kereta api yang terletak di antara stasiun dengan stasiun yang
berdekatan atau berurutan.
Petak Blok adalah bagian dari petak jalan yang dibatasi oleh sinyal keluar dengan sinyal masuk, atau sinyal
masuk dengan sinyal keluar, atau sinyal keluar dengan sinyal blok, atau sinyal blok dengan sinyal blok,
atau sinyal blok dengan sinyal masuk yang berurutan sesuai dengan arah perjalanan kereta api.
Petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api adalah orang yang melakukan pengaturan perjalanan kereta api
dalam batas stasiun operasi atau beberapa stasiun operasi dalam wilayah pengaturannya.
Petugas Pengendali Perjalanan Kereta Api adalah orang yang melakukan pengendalian perjalanan kereta
api dari beberapa stasiun dalam wilayah pengendaliannya.
Petugas Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian adalah orang yang ditugaskan untuk mengoperasikan
prasarana perkeretaapian oleh penyelenggara prasarana perkeretaapian.
Pos ialah tempat di jalan kereta api yang diperlengkapi dengan pesawat untuk menjamin keamanan
perjalanan kereta.
Prasarana Perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar
kereta api dapat dioperasikan.

R Regulator adalah badan atau seseorang yang bertugas untuk memastikan bahwa sebuah
perusahaan atau badan yang mengoperasikan
Rencana Induk Perkeretaapian adalah rencana dan arah kebijakan pengembangan perkeretaapian yang
meliputi perkeretaapian nasional, perkeretaapian provinsi, dan perkeretaapian kabupaten/kota.
Ruang bebas adalah ruang tertentu yang senantiasa bebas dan tidak mengganggu gerakan kereta api
sehingga kereta api dapat berjalan dengan aman.

viii DAFTAR ISTILAH


S Sarana Perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rel.
Sertifikasi Pengujian Prasarana atau Sarana Perkeretaapian adalah proses pemeriksaan,
pengujian, untuk menetapkan kelaikan operasi prasarana atau sarana perkeretaapian.
Sertifikat Uji Pertama adalah tanda bukti ditetapkannya kelaikan operasi prasarana atau sarana
perkeretaapian.
Sertifikat Uji Berkala adalah tanda bukti ditetapkannya kelaikan operasi prasarana atau sarana
perkeretaapian setelah memiliki sertifikat uji pertama.
Sertifikat Kecakapan adalah tanda bukti telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai awak sarana
perkeretaapian atau tenaga operasi prasarana perkeretaapian.
Sertifikat keahlian adalah tanda bukti telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai tenaga penguji,
tenaga pemeriksa, dan tenaga perawatan.
Siding : Jalur Persilangan.
Sinyal adalah alat atau perangkat yang digunakan untuk menyampaikan perintah bagi pengaturan
perjalanan kereta api dengan peragaan dan/atau warna.
Sinyal arah ialah sinyal utama di stasiun hubungan yang menunjukkan arah tujuan kereta api.
Sinyal blok ialah sinyal utama yang dapat memperlihatkan tanda memberi izin atau melarang kereta api
masuk di blok yang letaknya dibelakang sinyal itu.
Sinyal elektrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas untuk mengatur jalan tidaknya jalannya
kereta api.
Sinyal jalan silang ialah sinyal utama yang dapat memperlihatkan tanda memberi izin atau melarang kereta
api melalui suatu jalan silang.
Sinyal langsir ialah sinyal yang memperlihatkan tanda “boleh langsir” atau ''tidak boleh langsir” menurut
regle-men pengamanan.
Sinyal masuk ialah sinyal utama yang dapat memperlihatkan tanda memberi izin atau melarang kereta api
masuk stasiun.

Sinyal Muka ialah sinyal yang memberi petunjuk kepada Masinis kereta api yang datang tentang kedudukan
sinyal utama yang berhubungan dengan sinyal itu.
Sinyal Perangkaian Wesel ialah sinyal yang menunjukan. bahwa kedudukan wesel-wesel di sepur yang
akan dilalui kereta api yang datang atau berangkat terjamin atau tidak.
Sinyal Sepur Keluar ialah sinyal utama yang menunjuk sepur atau kelompok sepur yang akan dilalui kereta
api yang berangkat.
Sinyal Sepur Masuk ialah sinyal utama yang menyempurnakan kedudukan sinyal masuk karena dapat
menunjukkan sepur atau kelompok sepur untuk sesuatu kereta api yang datang.
Sinyal Ulang ialah sinyal yang tampak dari tempat pelayanan atau dari tempat lain yang dapat menunjukkan
kedudukan lain sinyal.
Sinyal Utama adalah sinyal yang dapat memperlihatkan tanda “kereta api harus berhenti” atau “kereta api
boleh berjalan terus”.
Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP) adalah bagian dari sistem manajemen
penyelenggara perkeretaapian secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan keselamatan
perkeretaapian.
Slot adalah rencana/program perjalanan kereta api yang dituangkan dalam bentuk garis pada Grafik
Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
Spesifikasi teknis adalah persyaratan umum, ukuran, kinerja, dan gambar teknis prasarana atau sarana
perkeretaapian.
Standar keselamatan adalah ketentuan yang digunakan sebagai acuan agar terhindar dari risiko
kecelakaan.
Standar pelayanan minimum (SPM) adalah ukuran minimum
pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan dalam
memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, yang harus dilengkapi
dengan tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan
sebagai kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan
terukur.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 ix


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DAFTAR ISTILAH

S SPM Angkutan Orang Dengan Kereta Api adalah SPM yang diperuntukkan bagi pelayanan
penumpang Kereta Api.
Stasiun kereta api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api untuk melayani naik dan
turun penumpang dan/atau bongkar muat barang dan/atau untuk keperluan operasi kereta api.
Stasiun Operasi adalah stasiun kereta api yang memiliki fasilitas untuk bersilang, menyusul kereta api dan/
atau langsir, dan dapat berfungsi untuk naik/turun penumpang dan/ atau bongkar muat barang.
Subway adalah kereta api yang berjalan dalam terowongan di bawah permukaan tanah.
Sumber Daya Manusia Perkeretaapian adalah meliputi tenaga penguji, inspektur, auditor, tenaga
pemeriksa, tenaga perawatan, petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian, awak sarana
perkeretaapian, petugas penanganan kecelakaan, petugas pemeriksa kecelakaan, petugas analisis
kecelakaan, asesor, dan tenaga pelaksana pembangunan prasarana perkeretaapian.

T Tanda/Semboyan adalah isyarat yang berfungsi untuk memberi peringatan atau petunjuk kepada
petugas yang mengendalikan pergerakan sarana kereta api.
Telegram Maklumat Perjalanan Kereta Api (Tem) adalah perubahan Gapeka yang berlaku dalam
periode waktu paling lama 3 (tiga) hari.
Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian adalah tenaga yang memenuhi tingkat keahlian sesuai dengan
kategori sertifikat kompetensi dan diberi kewenangan untuk melaksanakan pengujian prasarana
perkeretaapian.
Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian adalah petugas yang memenuhi kualifikasi keahlian dan diberi
kewenangan untuk melaksanakan pengujian sarana perkeretaapian.
Terowongan adalah salah satu infrastruktur pendukung jalur kereta api.
Terowongan Kereta Api adalah jalur terobosan di bawah tanah atau di bawah air yang dibuat dan digunakan
untuk lalu lintas kereta api
Trem adalah kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota.

W Wesel adalah konstruksi jalan rel yang paling rumit dengan beberapa persyaratan dan ketentuan
pokok yang harus dipatuhi.

x DAFTAR ISTILAH
BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 xi
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 1
PENDAHULUAN

id.wikipedia.org

1.1 SEJARAH PERKERETAAPIAN INDONESIA


1.2 SISTEM KELEMBAGAAN DAN REGULASI
PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN INDONESIA
1.3 PARA PIHAK PEMANGKU KEPENTINGAN
PERKERETAAPIAN INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

SEJARAH PERKERETAAPIAN
1.1 INDONESIA
17 Juni 1864, Desa Kemijen menjadi
tonggak lahirnya perkeretaapian di tanah
air. Diawali dengan pencangkulan
pertama jalur kereta api Semarang -
Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J merahputih.com
Baron Sloet van de Beele, perkeretaapian
di Indonesia berkembang tidak hanya di
Pulau Jawa, tetapi juga di Sumatera dan
Sulawesi.
ERA HINDIA BELANDA
(1864-1942)
Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele memimpin
pembangunan jalur kereta api Semarang - Vorstenlanden di Desa Kemijen, Semarang
Timur pada tanggal 17 Juni 1864. Lebar sepur yang digunakan oleh Naamlooze
Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM), perusahaan
swasta pelaksana pembangunan jalur, adalah 1435 mm. Jalur kereta api negara
dibangun pada 8 April 1875 melalui Staatssporwegen (SS) dengan rute Surabaya -
Pasuruan - Malang. Berturut - turut perusahaan swasta Hindia Belanda pun turut
andil dalam pembangunan jalur kereta api di Indonesia seperti Semarang Joana
Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij
(SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram
Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri
Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM),
Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS),
Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM).

Tidak hanya di pulau Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dilaksanakan di Pulau
Sumatera dengan dibangunnya jalur Ulee - Lheue - Banda Aceh oleh Deli Spoorweg
Maatschappij (DSM) pada tahun 1876. DSM juga membangun jalur Belawan - Medan
dengan lebar sepur 1.067 mm di Sumatera Utara pada periode 1886 - 1888. Jalur
Puluer - Bukti Tinggi di Sumatera Barat dibangun pada tahun 1891 dan jalur Panjang -
Tanjung Karang di Sumatera Selatan dibangun pada tahun 1914 oleh
Staatssporwegen (SS). Jalur kereta api di Pulau Sulawesi mulai diinisiasi oleh NISM
melalui Staatsstramwegen op Celebes (STC) pada tahun 1920 dan jalan rel Makassar -
Takalar rampung terbangun pada tahun 1922. Pada akhir 1928, tercatat Indonesia
telah memiliki panjang jalan kereta api dan trem sepanjang 7.464 KM di mana 4.098
KM adalah milik pemerintah dan 3.375 KM dalam kepemilikan swasta.

Pemerintah Hindia Belanda meresmikan pengoperasian kereta api di Sulawesi pada 1 Juli 1923
dengan STC sebagai operatornya. Jalur kereta api sepanjang 47 KM dengan rute Makassar -
Takalar, atau tepatnya Pasarbutung - Takalar, mulai dibangun pada tahun 1922 dan resmi
dioperasikan per 1 Juli 1923. Akan tetapi, jalur ini hanya bertahan selama 7 tahun sebelum STC
resmi menghentikan operasi pada 1 Agustus 1930 karena kalah bersaing dengan truk dan
cikar, serta ditambah dengan krisis keuangan yang dialami oleh Pemerintah Hindia Belanda.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 3


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

ERA PENDUDUKAN JEPANG (1942-1945)

Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api)


terbentuk setelah Pemerintah Hindia
Belanda menyerah tanpa syarat Jalur Saketi - Bayah dengan panjang
kepada Jepang pada tahun 1942. 89 KM di lintas Banten Selatan,
Pembangunan jalur kereta api lintas dibangun pada masa Rikuyu
Banten Selatan, Saketi - Bayah, mulai Sokyuku pada bulan Februari 1943
dilaksanakan pada tahun 1943 dan hingga Maret 1944. Jalur ini resmi
resmi dioperasikan pada tanggal 1 April dioperasikan pada 1 April 1944
1944 dengan menggunakan lokomotif dengan menggunakan lokomotif
uap BB 106 sebagai pengangkut batu uap BB106 milik Staatspoorwegen
bara. Jalur kereta api Muaro - sebagai moda pengangkut batu
Pekanbaru yang menghubungkan sisi bara dan pekerja tambang. Setelah
barat dan sisi timur pulau Sumatera Jepang angkat kaki, jalur ini masih
tetap beroperasi hingga tahun 1946
sepanjang 220 KM, dibangun pada
dibawah DKARI. Kerusuhan serta
periode 1942- 1945. Jalur ini juga agresi militer Belanda II akhirnya
dikenal dengan sebutan 'The Death membuat jalur ini ditutup, dengan
Railway' dikarenakan banyaknya jiwa pengoperasian terakhir pada tahun
yang hilang dalam proses 1951. Pada tahun 1952-1953, peran
pembangunannya. Selain kereta dalam rute ini digantikan oleh
pembangunan jalur kereta api, Damri berdasarkan SK Menteri
dilakukan pula pembongkaran rel Perhubungan No. L 1/126 tentang
sepanjang 473 KM yang kemudian Perizinan Otobis dan SK No. L 1/3/2
digunakan untuk pembangunan jalur tentang Perizinan Truk.
kereta api di Burma.

Jalur Saketi - Bayah dibangun pada tahun 1943-1944

detik.com

4 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

heritage.kai.id

ERA REPUBLIK INDONESIA (1945-sekarang)


Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 memberikan hak bagi Indonesia untuk
menjalankan pemerintahan dan mengelola bangsa serta sumber daya yang dimilikinya
sebagai sebuah negara berdaulat. Pengambilalihan sektor - sektor penting yang semula
dikuasai Jepang pun dilakukan, termasuk pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api
Bandung pada tanggal 28 September 1945 (diperingati sebagai Hari Kereta Api
Indonesia). Pengambilalihan ini menandai berakhirnya Rikuyu Sokyuku dan lahirnya
Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Agresi Belanda tahun 1946,
membawa kembali pengaruh kolonial pada perkeretaapian Indonesia dengan
terbentuknya Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS) yang merupakan
penggabungan dari SS dan perusahaan kereta api swasta.

Sesuai dengan perjanjian damai dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949,
seluruh aset Pemerintah Hindia Belanda diambil alih oleh Pemerintah Indonesia,
termasuk didalamnya aset perkeretaapian. Pemerintah melakukan penggabungan
antara DKARI dan SS/VS pada 1 Januari 1950 dengan nama Djawatan Kereta Api (DKA).
Selang 13 tahun, tepatnya pada 25 Mei 1963, DKA berubah status menjadi Perusahaan
Negara Kereta Api (PNKA) berdasarkan PP No 22/1963. Pengalihan bentuk usaha dari
PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) didasarkan PP No. 61/1971. Untuk
meningkatkan layanan yang diberikan, PJKA beralih menjadi Perusahaan Umum Kereta
Api (PERUMKA) melalui PP No. 57/1990. Dengan dikeluarkannya PP No. 12/1998,
PERUMKA bertransformasi menjadi PT Kereta Api (Persero). PT KA (Persero) mulai
menghadirkan layanan kereta komuter dengan sarana Kereta Rel Listrik (KRL) untuk
wilayah JABODETABEK pada tahun 1999.

Sumber:
Review Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, 2018
Sejarah Perkeretaapian, heritage.kai.id

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 5


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JEJAK SEJARAH
1864
Pencangkulan pertama jalur
kereta api Semarang-Vorstenlanden PERKERETAAPIAN
(Solo-Yogyakarta) oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda
Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele
INDONESIA
di Desa Kemijen, Semarang Timur

Pembangunangan jalur kereta api


1875 negara oleh Staatssporwegen (SS)
dengan rute Surabaya - Pasuruan - Malang

Pembangunan jalur Ulee - Lheue - Banda Aceh


oleh Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)
1876

1886
- 1888

DSM membangun jalur Belawan - Medan 1891


dengan lebar sepur 1.067 mm

Pembangunan Jalur Puluer - Bukti Tinggi


di Sumatera Barat oleh Staatssporwegen (SS)
1914

Pembangunan jalur Panjang - Tanjung Karang


di Sumatera Selatan oleh Staatssporwegen (SS)

Inisiasi dan pembangunan jalan rel 1920


Makassar - Takalar oleh NISM melalui - 1922
Staatsstramwegen op Celebes (STC)

Indonesia memiliki panjang jalan kereta api


dan trem sepanjang 7.464 KM di mana
4.098 KM adalah milik pemerintah 1928
dan 3.375 KM dalam kepemilikan swasta

Rikuyu Sokyuku melakukan pembangunan


jalur kereta api intas Banten Selatan, Saketi Bayah, 1942
dan jalur kereta penghubung sisi barat - 1945
dan timur Sumatera, Muaro - Pekanbaru

6 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api


Bandung tanggal 28 September 1945
1945 dan berdrirnya Djawatan Kereta Api
Indonesia Republik Indonesia (DKARI)
D.K.A.R.I
Kembalinya Belanda dan pembentukan
kembali perkeretaapian di Indonesia
dengan nama Staatssporwegen/Verenigde 1946
Spoorwegbedrif (SS/VS).

Penggabungan DKARI dan SS/VS


menjadi Djawatan Kereta Api (DKA)
DKA berganti menjadi 1950 ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Perusahaan Nasional Perhubungan Tenaga dan Pekerjaan
Kereta Api (PNKA) Umum RI No. 2 Tahun 1950
berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 22
Tahun 1963
1963

Perubahan struktur PNKA menjadi


1971 Perusahaan Jawatan Perkeretaapian
(PJKA) melalui Peraturan Pemerintah
No. 61 Tahun 1971

Pendirian PT INKA sebagai


perusahaan roling stock 1981
dan otomotif

Upaya peningkatan jasa angkutan,


struktur PJKA berubah menjadi
1991 Perusahaan Umum Kereta Api
(PERUMKA) sesuai Peraturan
Pemerintah RI No. 57 Tahun 1990

Penetapan UU No. 13 tahun 1992


tentang Perkeretaapian 1992
PERUMKA berubah struktur menjadi
perseroan terbatas dengan nama
PT Kereta Api (Persero) berdasar
Peraturan Pemerintah RI
1998 No. 19 Tahun 1998

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 7


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

17 Juni 2008,
berdirinya PT MRT Jakarta
dengan lingkup kegiatan
pada pengusahaan dan
pembangunan sarana
dan prasarana MRT

12 Agustus 2008,
berdirinya PT KAI Commuter
Jabodetabek, anak perusahaan
PT KAI untuk pengelolaan KA
Komuter Jabodetabek Terbit PM No 43 Tahun 2011 12 Agustus 2014,
tentang Rencana Induk groundbreaking
Penetapan Direktorat
Perkeretaapian Nasional jalur KA Makassar -
Jenderal Perkeretaapian
(RIPNas) sebagai acuan Pare pare
menjadi salah satu
bagi pembangunan seluruh
organisasi eselon 1 Terbentuknya Balai
elemen penyelenggaraan
melalui Peraturan Presiden 2008 perkeretaapian nasional Teknik Perkeretaapian,
No. 10 Tahun 2005 Balai Perawatan, dan
Balai Pengujian
Kereta Api
2005 2011
2014

2009

Terbit PP No. 56 Tahun 2009


2007 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian
dan PP No. 72 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan
Penetapan UU No. 23 Angkutan Kereta Api
Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian
2013

September 2013, dimulainya


konstruksi MRT Jakarta
25 Juli 2013, beroperasinya KA Akses
Bandara Kualanamu. Merupakan anak
perusahaan PT KAI dan AP II

Selesainya pembangunan double track


Lintas Utara Jawa sepanjang 725 KM

8 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Diterbitkannya Omnibus Law


1 Agustus 2018, UU No. 11 Tahun 2020
layanan LRT Palembang tentang Cipta Kerja
resmi dibuka untuk umum
Pengoperasian Kereta Luar Biasa (KLB)
Peluncuran fitur baru bagi masyarakat yang dikecualikan
aplikasi resmi PT KAI, sesuai Surat Edaran Gugus Tugas
yaitu KAI Access berupa Percepatan Penanganan Covid-19 No. 4
fitur ubah jadwal (reschedule) Tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan
dan pembatalan perjalanan Perjalanan Orang dalam Rangka
Percepatan Penanganan Covid-19
Pengoperasian Kereta Luar Biasa (KLB)
2018 untuk masyarakat umum per 8 Juni 2020
sesuai dengan Surat Edaran Direktorat
Perubahan PP No. 72 Tahun 2009 Jenderal Perkeretaaapian
menjadi PP No. 61 Tahun 2016 No. KA 2020/B.291/DJKA/20
tentang Lalu Lintas dan Angkutan tertanggal 5 Juni 2020 tentang
Kereta Api Rekomendasi untuk Perpanjangan
Masa Pengoperasian Kereta Luar Biasa

2016
2020

2015 2021

9 September 2015, Layanan Kereta Api


groundbreaking atas Prambanan Ekspress
dimulainya (KA Prameks) Solo -
pengembangan Yogyakarta berakhir pada
jaringan Light Rail Transit 9 Februari 2021 setelah
(LRT) Jabodetabek 27 tahun melayani
jalur Solo - Yogyakarta.
2017 2019
Layanan KA Prameks
digantikan oleh KRL JOGLO
(Jogja - Solo).
Perubahan PP No. 56 Tahun 2009 Terbitnya Keputusan Menteri
menjadi PP No. 6 Tahun 2017 Perhubungan No. KP 1781 tahun 2019
tentang Penyelenggaraan tentang Penetapan Grafik
Perkeretaapian Perjalanan Kereta Api Tahun 2019
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Panjang jalur kereta api
yang dimiliki pemerintah PT KAI meluncurkan
sepanjang 5.368 KM 4 kereta api baru:
KA Anjasmoro Ekspress
Operator KA saat ini: (Jombang-Yogyakarta-Pasar Senen);
PT KAI, PT Railink, KA Dharmawangsa Ekspress
PT KCJ, PT MRTJ, PT KCIC (Surabaya Pasar Turi-Pasar Senen);
KA Sancaka Utara
(Surabaya Pasar Turi-Gambringan-
Solo Balapan-Kutoarjo);
KA Argo Cirebon (Pemalang-
Gambir & Tegal-Pemalang)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 9


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

SISTEM KELEMBAGAAN DAN REGULASI


1.2 PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN INDONESIA
TATA KELOLA KELEMBAGAAN
PENYELENGGARAAN
PERKERETAAPIAN INDONESIA
Sejarah transformasi kelembagaan perkeretaapian Indonesia menunjukkan bahwa
penyelenggaraan perkeretaapian dimulai dari swasta (pada zaman Belanda),
nasionalisasi republik, perusahaan negara (BUMN), dan sekarang era peningkatan
k e t e r l i b a t a n B a d a n U s a h a d a l a m p e n ye l e n g g a r a a n i n f r a s t r u k t u r
perkeretaapian.Kronologis terbentuknya kelembagaan regulator perkeretaapian
adalah sebagai berikut

Keputusan Menteri Perhubungan Perubahan Ke-empat


Nomor 24 Tahun 2001 Peraturan Menteri Perhubungan
Perubahan nama Direktorat Lalu Lintas
Nomor PM.122 Tahun 2018
dan Angkutan Jalan Rel menjadi
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Penyelenggaraan perkeretaapian di
Indonesia dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Perkeretaapian sebagai salah
satu Unit Kerja Eselon I.A di Kementerian
Peraturan Presiden Perhubungan sebagai regulator yang
Nomor 10 Tahun 2005 m e l a k u k a n p e m b i n a a n
penyelenggaraaan perkeretaapian
Direktorat Jenderal Perkeretaapian n a s i o n a l d a l a m m e n g a t u r,
menjadi salah satu organisasi eselon mengendalikan, dan mengawasi seluruh
satu yang akan mengurusi pembinaan kegiatan yang dilakukan semua pihak
perkeretaapian di Indonesia terkait perkeretaapian

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan TATA REGULASI


fungsinya, Direktorat Jenderal PENYELENGGARAAN
Perkeretaapian mempunyai struktur PERKERETAAPIAN INDONESIA
organisasi terdiri dari:
Sebagai payung hukum
penyelenggaraan perkeretaapian
1 Sekretariat Direktorat
Jenderal Perkeretaapian nasional, telah ditetapkan Undang-
Undang Perkeretaapian Nomor 23
Tahun 2007 beserta Peraturan
2 Direktorat Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api
Pemerintah sebagai turunannya yakni
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun
2 01 6 te n t a n g Pe r u b a h a n at a s
Direktorat Prasarana Peraturan Pemerintah Nomor 72
3 Perkeretaapian Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api serta Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017
4 Direktorat Sarana
Perkeretaapian
tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan
5 Direktorat Keselamatan
Perkeretaapian
Perkeretaapian.

10 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tercatat sampai dengan akhir periode 2015-


2020 telah diterbitkan lebih dari 100
Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Surat
Edaran Menteri Perhubungan/Peraturan
Dirjen/Instruksi Dirjen Perkeretaapian
sebagai turunan dari kedua Peraturan
Pemerintah tersebut.

Pada era kepemimpinan Presiden Joko


Widodo periode 2020-2024, telah digagas
upaya Pemerintah untuk menciptakan dan
memperluas lapangan kerja yang
diwujudkan dalam penerbitan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta
Kerja dan telah disahkan oleh DPR RI pada
bulan Oktober tahun 2020.

UU tentang Cipta Kerja merupakan langkah


penyempurnaan berbagai UU melalui sistem
Omnibus Law menjadi 1 (satu) UU bersifat
mempermudah proses perizinan yang lebih
cepat, efisien dan terukur, mengharmonisasi
regulasi yang tumpang-tindih, serta
memberikan kepastian hukum sehingga
dapat menarik investasi dan membuka
peluang bagi sektor swasta.

Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan


Bidang Perkeretaapian merupakan tindak lanjut pelaksanaan UU Cipta Kerja di bidang
perkeretaapian. Diharapkan ke depan penyelenggaraan perkeretaapian dapat lebih
cepat dan efisien serta menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat
Indonesia secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan tetap mengedepankan keselamatan, kenyamanan, keamanan, kelancaran, dan
ketertiban operasional Kereta Api sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan


Berusaha Berbasis Resiko, melengkapi upaya legalitas yang diberikan kepada Pelaku
Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatannya. Penerapan
pendekatan berbasis Risiko memerlukan perubahan pola pikir (change management)
dan penyesuaian tata kerja penyelenggaraan layanan Perizinan Berusaha (business
process re-engineering) serta memerlukan pengaturan (re-design) proses bisnis.
Melalui penerapan konsep perizinan secara elektronik, pelaksanaan penerbitan
Perizinan Berusaha diharapkan dapat lebih efektif dan sederhana.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 11


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DIREKTORAT JENDERAL
PERKERETAAPIAN
(UNIT KERJA ESELON I)

DIREKTORAT LALU LINTAS DIREKTORAT PRASARANA


BALAI DAN ANGKUTAN KERETA PERKERETAAPIAN
(UNIT KERJA ESELON II) (UNIT KERJA ESELON II)

BTPWil.SumateraBagianUtara SUB BAGIAN SUB BAGIAN


TATA USAHA TATA USAHA
BTPWil.SumateraBagianBarat
BTPWil.SumateraBagianSelatan
BTPWil.JakartadanBanten
SUB DIREKTORAT SUB DIREKTORAT
BTPWil.JawaBagianBarat PENATAAN DAN JALUR DAN BANGUNAN
BTPWil.JawaBagianTengah PENGEMBANGAN JARINGAN KA WILAYAH I
BTPWil.JawaBagianTimur
BalaiPengujianPerkeretaapian
BalaiPerawatanPerkeretaapian SUB DIREKTORAT
SUB DIREKTORAT
JALUR DAN BANGUNAN
BalaiPengelolaKARingan LALU LINTAS
KA WILAYAH II
SumateraSelatan
BalaiPengelolaKASulawesi
Selatan SUB DIREKTORAT
SUB DIREKTORAT
FASILITAS OPERASI
ANGKUTAN
Keterangan: KERETA API
BTP:BalaiTeknikPerkeretaapian
SUB DIREKTORAT SUB DIREKTORAT
KERJASAMA & KELAIKAN JALUR DAN
PENGEMBANGAN USAHA BANGUNAN KA

KASUBDIK KELAIKAN
FASILITAS OPERASI KA

12 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


SUMBER: Peraturan Menteri Nomor 122/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL
(UNIT KERJA ESELON II)

BAGIAN BAGIAN
PERENCANAAN KEUANGAN

BAGIAN BAGIAN
HUKUM KEPEGAWAIAN

DIREKTORAT SARANA DIREKTORAT KESELAMATAN


PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN
(UNIT KERJA ESELON II) (UNIT KERJA ESELON II)

SUB BAGIAN SUB BAGIAN


TATA USAHA TATA USAHA

SUB DIREKTORAT SUB DIREKTORAT


PENGEMBANGAN DAN REKAYASA DAN PENINGKATAN
PENGAWASAN SARANA KESELAMATAN

SUB DIREKTORAT
SUB DIREKTORAT AUDIT DAN INSPEKSI
PENGELOLAAN KESELAMATAN
SARANA MILIK NEGARA
SUB DIREKTORAT
PEMERIKSAAN DAN ANALISIS
KECELAKAAN
SUB DIREKTORAT
KELAIKAN SARANA SUB DIREKTORAT
WILAYAH I SERTIFIKASI SDM DAN
AKREDITASI KELEMBAGAAN

SUB DIREKTORAT SUB DIREKTORAT


KELAIKAN SARANA PENCEGAHAN DAN
WILAYAH II PENEGAKAN HUKUM

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 13


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PARA PIHAK PEMANGKU KEPENTINGAN


1.3 PERKERETAAPIAN INDONESIA
Penyelenggaraan layanan kereta api dalam UU 23/2007 disebutkan bahwa
terdapat 3 kelompok stakeholder utama, yaitu:

Pengguna jasa setiap orang Badan Usaha Penyelenggara Pembina Penyelenggaraan


dan/atau badan hukum yang baik yang berlaku sebagai Perkeretaapian yakni
menggunakan jasa angkutan penyelenggara prasarana pemerintah (Pusat, Provinsi,
ke re t a a p i , b a i k u n t u k perkeretaapian dan/atau dan Kab/Kota) yang
angkutan orang maupun penyelenggara sarana bertugas melakukan
barang (pasal 1 butir 12 UU perkeretaapian (pasal 1 butir pengaturan, pengendalian,
23/2007) 10,16, 17 UU 23/2007) d a n p e n g awa s a n
penyelenggaraan
perkeretaapian (pasal 13, 14
UU 23/2007)

Pihak pemangku kepentingan dalam perkeretaapian di Indonesia terbagi


menjadi 7 pemangku kepentingan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

PEMANGKU KEPENTINGAN DETAIL PEMANGKU KEPENTINGAN


1. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
1 Regulator Perhubungan
2. Dinas Perhubungan Provinsi/Kota/Kabupaten

1. Lembaga Riset
2 Badan Penelitian dan Riset/Akademis 2. Universitas

3 Masyarakat Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api

1. PT KAI 4. PT Jakarta Propertindo


Badan Usaha Penyelenggara 2. PT KCIC 5. PT Celebes Railway
4
Prasarana Perkeretaapian 3. PT MRT Jakarta Indonesia (CRI)

1. PT KAI 5. PT MRT Jakarta


Badan Usaha Penyelenggara Sarana 2. PT KCI 6. PT LRT Jakarta
5 3. PT RAILINK
Perkeretaapian/Operator
4. PT KCIC

1. PT INKA
6 Industri Perkeretapian 2. PT LEN
3. PT PINDAD
1. Penyelenggaraan Pengujian/Sertifikasi
Prasarana
2. Penyelenggaraan Pengujian/Sertifikasi Sarana
3. Penyelenggaraan Diklat/Sertifikasi SDM,
Lembaga Badan Usaha Diklat, (Contoh: Politeknik Perkeretapian Indonesia
7
Pengujian, Sertifikasi Madiun; Balai Pelatihan Sriwijaya PT KAI,
Palembang; Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Ir. H. Djuanda PT KAI, Bandung; Politeknik
Transportasi Darat Indonesia-STTD)

14 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

REGULATOR

LEMBAGA LEMBAGA
DIKLAT KA RISET

PERKERETAAPIAN
INDONESIA

PENYELENGGARA OPERATOR
PRASARANA KA
KA

INDUSTRI
KA PUBLIK

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 15


KEMENTERIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PERHUBUNGAN
DIREKTORAT
DIREKTORAT JENDERAL
JENDERAL PERKERETAAPIAN
PERKERETAAPIAN

BAB 22
BAB
ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM,
DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN
PERKERETAAPIAN

2.1 ARAHAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN


TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

2.2 PROGRAM DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN


PERKERETAAPIAN 2015-2020
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2.1 ARAHAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN


TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
Mempertimbangkan berbagai keunggulan pada karakteristik pelayanan perkeretaapian,
maka peran perkeretaapian perlu lebih ditingkatkan dalam upaya pengembangan sistem
transportasi nasional secara terpadu. Untuk itu, penyelenggaraan perkeretaapian dimulai
dari pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan perlu diatur dengan
sebaik-baiknya agar dapat berperan dalam menunjang dan mendorong kegiatan
perekonomian, memantapkan pertahanan dan keamanan, memperlancar kegiatan
pemerintahan, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan
hubungan antar bangsa.

Mandat dari Regulasi (UU 23 / 2007 Perkeretaapian)


Penyelenggaraan perkeretaapian di Indonesia diarahkan untuk dapat mencapai
tujuan penyediaan jasa angkutan kereta api yang memperlancar perpindahan
orang dan/atau barang secara massal dengan tetap menjamin keselamatan,
keamanan, kenyamanan, kecepatan, ketepatan, ketertiban, serta keterpaduan
dengan moda transportasi lain untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan,
stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional.

Adanya perkembangan teknologi perkeretaapian dan perubahan lingkungan


strategis yang semakin kompetitif dan dinamis, serta keterbatasan alokasi
pendanaan melalui anggaran Negara, dipandang perlu melibatkan tidak hanya
Pemerintah Daerah, namun juga Badan Usaha guna mendorong kemajuan
penyelenggaraan perkeretaapian nasional.

Peran Pemerintah dalam penyelenggaraan perkeretaapian dititikberatkan pada


pembinaan yang mencakup: penentuan kebijakan, pengaturan, pengendalian,
dan pengawasan dengan mengikutsertakan peran masyarakat sehingga
penyelenggaraan perkeretaapian dapat terlaksana efektif, efisien, transparan, dan

Mandat Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2030 (KM 296 Tahun 2020)
Visi perkeretaapian nasional 2030 adalah mewujudkan perkeretaapian yang
berdaya saing, berintegrasi, berteknologi, bersinergi dengan industri, terjangkau
dan mampu menjawab tantangan perkembangan, sedangkan tujuan dari RIPNas
adalah sebagai landasan hukum atau dasar dalam pelaksanaan kebijakan,
strategi dan program pembangunan perkeretaapian nasional serta menjadi
rujukan dalam pengembangan perkeretaapian propinsi dan kabupaten/ kota
pada saat ini dan masa depan. RIPNas akan menjadi acuan dalam pengembangan
perkeretaapian nasional sampai dengan 2030.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 17


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Arahan pengembangan perekeretaapian dalam RIPNas :

Mewujudkan penyelenggaraan perkeretaapian nasional


yang mandiri dan berdaya saing, menerapkan prinsip-
prinsip “good governance” serta didukung oleh sumber
daya manusia (SDM) perkeretaapian yang unggul,
industri yang tangguh, iklim investasi yang kondusif,
pendanaan yang kuat dengan melibatkan peran swasta.

Mewujudkan perkeretaapian yang berteknologi


modern, daya angkut besar, berkecepatan tinggi dan
ramah lingkungan.

Mewujudkan pelayanan prasarana dan sarana


perkeretaapian yang handal dengan tujuan untuk
memperlancar perpindahan orang dan/atau barang
secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat
dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta
menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas,
pendorong, dan penggerak pembangunan nasional,
dan terintegrasi dengan moda lain, serta terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat.

Strategi Pengembangan Perkeretaapian Nasional :

Strategi Pengembangan Jaringan dan Layanan Perkeretaapian

Strategi Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Perkeretaapian

Strategi Alih Teknologi dan Pengembangan Industri

Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian

Strategi Pengembangan Kelembagaan

Strategi Investasi dan Pendanaan

18 ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Target Pengembangan Perkeretaapian Nasional :

A
Pengembangan layanan perkeretaapian memperhatikan dampak
tidak langsung seperti peningkatan ekonomi wilayah, konektivitas
maupun penurunan angka kecelakaan transportasi darat.

B Ta rg e t p a n g s a p a s a r p e n u m p a n g l aya n a n t ra n s p o r t a s i
perkeretaapian sebesar 7% - 9% dan barang sebesar 11% - 13% dari
keseluruhan layanan transportasi nasional.

Kebutuhan Pengembangan Perkeretaapian Nasional :

A Hasil kajian perjalanan orang dan barang dengan moda kereta api
untuk 5 (lima) pulau besar (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
dan Papua) pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 929,5 juta
org/tahun meliputi perjalanan antar provinsi dan internal provinsi
termasuk angkutan perkotaan.

B Jumlah perjalanan orang diperkirakan masih didominasi perjalanan di


Pulau Jawa yaitu sebesar 858,5 juta orang/tahun (sekitar 92% dari
total perjalanan penumpang secara nasional) terdiri dari 432,4 juta
orang/tahun (50,4%) perjalanan antar provinsi dan sisanya sebesar
426,1 juta orang/tahun (49,6%) perjalanan internal provinsi.

C Perjalanan barang masih didominasi oleh perjalanan barang di Pulau


Jawa dan di Pulau Sumatera dengan total perjalanan sebesar 937 juta
ton/tahun (sekitar 94,1% dari total perjalanan barang secara nasional)
terdiri perjalanan barang di Pulau Jawa sebesar 534 juta ton/tahun
(53,6%) dan di Pulau Sumatera sebesar 403 juta ton/tahun (40,56%).

Dukungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dalam RPJMN 2015-2020


Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai institusi publik yang berperan
sebagai regulator perkeretaapian untuk mewujudkan arah kebijakan dan
strategi nasional sesuai RPJMN 2015-2019. Peran tersebut sebagai upaya
pencapaian Sembilan Agenda Prioritas Nasional (Nawa Cita) yang
merupakan agenda prioritas Pemerintahan Kabinet Kerja. Direktorat
Jenderal Perkeretaapian mendukung Nawa Cita nomor 6 “Meningkatkan
Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional”, melalui
penyediaan layanan transportasi khususnya berkenaan dengan komitmen
pembangunan infrastruktur.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 19


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017, pemerintah ingin memastikan


bahwa anggaran dialokasikan untuk program yang memang langsung
bersentuhan dengan kepentingan publik dengan menetapkan 24 (dua puluh
empat) Prioritas Nasional. Direktorat Jenderal Perkeretaapian secara langsung
mendukung pencapaian Prioritas Nasional yaitu yang terkait Konektivitas
Nasional. Dukungan tersebut dengan meningkatkan kapasitas, aksesbilitas
dan pelayanan. Strategi yang dilakukan diantaranya pembangunan
infrastruktur perkeretaapian dan layanan subsidi perintis perkeretaapian.

Pada RKP 2018, penajaman dilakukan terhadap Prioritas Nasional (PN) dan
Program Prioritas (PP) dari 24 PN dan 88 PP menjadi 10 (sepuluh) PN dan 30
(tiga puluh) PP. Hal ini dilakukan dalam rangka memperkuat RKP 2018 dan
integrasi pembangunan antar K/L dan daerah. Direktorat Jenderal
Perkeretaapian sesuai tugas dan fungsinya mendukung pelaksanaan RKP 2018
melalui Prioritas Nasional (PN) nomor 8, yaitu infrastruktur, konektivitas dan
kemaritiman. Prioritas program perkeretaapian dalam RKP 2018 adalah
pembangunan infrastruktur perkeretaapian termasuk Proyek Strategis
Nasional (9 proyek yang didanai oleh APBN) dimana sekitar 75% program 2018
merupakan program lanjutan / penyelesaian / kontrak tahun jamak.

Terdapat 5 (lima) Prioritas Pembangunan dalam RKP 2019, dan Direktorat


Jenderal Perkeretaapian mendukung 2 Prioritas Nasional yaitu:

Prioritas Nasional 2, Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah melalui


Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman melalui Pembangunan dan
pengembangan transportasi Multimoda dan perkotaan (KA perkotaan
dan KA akses bandara/pelabuhan) kemudian Penyediaan fasilitas
keselamatan kereta api.

Prioritas Nasional 3, Peningkatan Nilai Tambah atau Efisiensi Jasa


Produktif melalui dukungan terhadap percepatan penyiapan destinasi
wisata prioritas (KA menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional)
dan fasilitas pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi
Khusus (KA menuju Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus).

2.2 PROGRAM DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN


PERKERETAAPIAN 2015-2020
Mendukung Pengembangan perkeretaapian nasional dalam terwujudnya
konektivitas, keselamatan, dan pelayanan perkeretaapian secara maksimal kepada
masyarakat, berikut capaian besar bidang perkeretaapian yang layak masuk catatan
sampai akhir 2019 :

Pembangunan Jalur KA Layang Medan – Bandar Khalifah sepanjang 10,8 km’sp


1. termasuk 2 (dua) stasiun yang telah beroperasi pada Desember 2019.
Pembangunan ini untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Medan serta
dalam upaya peningkatan keselamatan melalui penanganan perlintasan
sebidang.

20 ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pembangunan Jalur KA Bandar Tinggi – Kuala Tanjung sepanjang 21,5 Km’sp


termasuk Pembangunan 3 (tiga) stasiun yang selesai terbangun pada tahun
2019. Jalur tersebut sebagai upaya peningkatan konektivitas dari KEK Sei
2. Mangke menuju Pelabuhan Kuala Tanjung. Jalur kereta api di Sumatera Barat
masuk ke dalam salah satu warisan budaya dunia dari UNESCO, sehingga
bertambahnya kekayaan Indonesia yang diakui dunia internasional.
Reaktifasi jalur KA antara Padang – Pulo Aie sepanjang 2,95 Km’sp telah selesai
3. pada tahun 2019. Untuk peningkatan konektivitas antar moda serta mobilitas
masyarakat perkotaan di wilayah perkotaan Padang.
Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kotabumi-Cempaka Sepanjang 9 Km’sp
telah selesai pada 2019. Jalur ganda tersebut untuk peningkatan kapasitas
4. lintas dalam rangka mendukung angkutan logistik di wilayah Sumatera Bagian
Selatan.
Pembangunan MRT Jakarta koridor North-South Tahap I 15,7 Km yang terbagi
menjadi konstruksi jalur KA elevated dan underground dengan 13 unit stasiun
5. KA termasuk pembangunan depo dan pengadaan sarana KA. MRT tahap I
te r s e b u t te l a h b e ro p e ra s i p a d a M a re t 2 01 9. S e b a g a i a l te r n at i f
transportasi/modal shifting bagi masyarakat untuk mengurangi kemacetan
jalan raya.

Pembangunan LRT Provinsi DKI Jakarta sepanjang 5,8 Km’sp termasuk


pembangunan 6 stasiun dan depo yang telah dioperasikan pada Desember
6. 2019. Sebagai alternatif transportasi/modal shifting bagi masyarakat untuk
mengurangi kemacetan jalan raya.
Reaktifasi jalur KA antara Ciranjang-Cipatat Sepanjang 15 Km telah selesai
terbangun pada tahun 2019. Reaktifasi untuk perpanjangan pelayanan KA,
7. menurunkan waktu tempuh, serta penyediaan alternatif pilihan moda untuk
masyarakat sekitar.
Pembangunan jalur ganda KA Solo – Kedungbanteng sepanjang 42 Km’sp
yang telah beroperasi pada Agustus 2019. Pembangunan tersebut untuk
peningkatan kapasitas lintas dari 66 KA per hari menjadi 132 KA per hari serta
8. meningkatkan frekuensi KA berdasarkan tahun berjalan dari 48 KA/hari
menjadi 56 KA/hari. Pembangunan jalur ganda KA Kedungbanteng - Madiun
sepanjang 57 Km’sp beroperasi pada November 2019. Pembangunan tersebut
untuk peningkatan kapasitas lintas dari 72 KA/hari menjadi 216 KA/hari serta
meningkatkan frekuensi (berdasarkan tahun berjalan) dari 48 KA/hari menjadi
56 KA/hari.

Pembangunan jalur ganda KA Madiun – Jombang sepanjang 84 Km’sp


beroperasi pada November 2019. Pembangunan tersebut untuk peningkatan
9. kapasitas lintas dari 72 KA/hari menjadi 216 KA/hari serta meningkatkan
frekuensi berdasarkan tahun berjalan dari 50 KA/hari menjadi 62 KA/hari.

Pembangunan Kereta Api Ringan Sumatera Selatan sepanjang 24 km’sp


termasuk 13 stasiun dan 1 depo yang beroperasi penuh pada 1 Agustus 2018.
10. Pembangunan tersebut untuk meningkatkan pelayanan transportasi dalam
mendukung pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan dan mendukung
pelaksanaan Asian Games tahun 2018.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 21


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel Rencana Realisasi Pembangunan Jalur Kereta Api 2017 – 2019


2017 2018 2019 TOTAL
KORIDOR
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
SUMATERA 190,68 152,21 72,6 105,96 211,51 25,51 474,79 283,68
JAWA-BALI 34,2 36,35 261,3 235,35 330 226,32 625,5 498,02
SULAWESI - - 32,7 29,45 73 3,73 105,7 33,18
PAPUA - - - - - 26 - 26
TOTAL 224,88 188,56 366,6 370,76 614,51 281,56 1205,99 840,88

Keterangan: *Kereta api khusus Freeport Indonesia


Sumber: Rencana (Keputusan Dirjen Perkeretaapian PR.005/SK.75/DJKA/IX/19 tentang Reviu
Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019)

Rencana, Alokasi, dan Realisasi Anggaran


Berdasarkan Reviu Renstra Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 bidang
perkeretaapian, diperoleh kebutuhan pendanaan untuk setiap penyelenggaraan
perkeretaapian untuk tahun 2015-2019 sekitar Rp. 126 triliun. Namun dengan
keterbatasan pembiayaan APBN, maka sampai dengan tahun 2019, investasi APBN
dalam pembangunan perkeretaapian yang disediakan total hanya mencapai Rp. 84
triliun atau 67% dari total kebutuhan tahun 2015-2019 berdasarkan Reviu Renstra. GAP
pembiayaan tahun 2015- 2019 mencapai Rp. 42 triliun.

Tabel Kebutuhan dan Realisasi Pendanaan


Kegiatan Tahun 2015 – 2019
No Tahun
Uraian Total
Total 2015 2016 2017 2018 2019
1 RPJMN 18554.4 39433.6 46066.8 63109.9 65488.5 232663.2***
REVIU
2 12583.38 11690.41 23526.74 32810.32 46262.37 126873.24
RENSTRA
a DIPA awal 18697.97 10407.32 16,693.33 17,796.05 15,998.77 79539.37
3 b Luncuran 0 0 2206.4 1392.48 1654.17
c DIPA***** 18697.97 10407.32 18845.73 19188.45 17652.94*
15489 64400.88
4 REALISASI 12563.76 5803.68 15782.33** 14761.71****

Keterangan:
*) Pagu DJKA 2019, sumber: http://e-monitoring.dephub.go.id/
**) Realisasi Tahun 2018 berdasarkan http://e monitoring.dephub.go.id/
***) Total pendanaan pada RPJMN adalah total pendanaan untuk prasarana dan sarana, termasuk
pendanaan diluar APBN
****) Realisasi akhir bulan Desember 2019

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019

22 ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Capaian Sasaran Kinerja Ditjen Perkeretaapian 2015 – 2020

Direktorat Jenderal Perkeretaapian memiliki sepuluh Indikator Kinerja Program (IKP)


yang dipetakan dalam empat sasaran program (SP). Sasaran Program dari Direktorat
Jenderal Perkeretaapian adalah i) Meningkatnya Konektivitas Jaringan
Perkeretaapian Nasional, ii) Terwujudnya Pelayanan Transportasi Kereta Api yang
Handal, Berdaya Saing, dan Memberikan Nilai Tambah, iii) Meningkatnya Keselamatan
dan Keamanan Transportasi Kereta Api, dan iv) Meningkatnya Kinerja Pelayanan
Sarana dan Prasarana Transportasi Kereta Api.

IKP 1 terkait realisasi rasio konektivitas antar wilayah pada Tahun 2017, 2018 dan 2019
masih dibawah target yang ditentukan pada setiap tahunnya. Namun pada tahun
2020 terdapat peningkatan nilai IKP ini yang dimana mencapai diatas target yang
ditentukan. Realisasi IKP 2 dan 3 terkait modal share angkutan penumpang dan
barang kereta api pada tahun 2017, 2018 dan 2019 sudah melebih target yang
ditentukan setiap tahunnya. Sedangkan realisasi IKP 4 dan 5 terkait pemenuhan
target angkutan penumpang dan barang kereta api dan IKP 6 tentang presentase
pengoperasian jalur KA yang sesuai dengan TQI (Track Quality Index) baru dapat
dievaluasi pada tahun 2020 karena IKP tersebut baru ditentukan pada Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020-2024.

Capaian indikator kinerja rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (IKP 7)
pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 mempunyai nilai yang lebih rendah dari
target yang ditentukan dimana artinya kejadian kecelakaan transportasi KA setiap
tahunnya menurun. Realisasi IKP 8 terkait rasio gangguan keamanan pada pelayanan
jasa transportasi kereta api tahun memiliki capaian yang baik pada tahun 2017 dan
2019 meskipun rasio ini sempat menurun pada tahun 2018.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 23


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel Target dan Realisasi Indikator Kinerja Program (IKP)


Direktorat Jenderal Perkeretaapian Pertahun 2015-2020

No. Uraian Satuan

A SASARAN PROGRAM (SP) 1 Meningkatnya Konektivitas Jaringan Perkeretaapian Nasional

1 IKP 1 Rasio Konektivitas Antar Wilayah Rasio

SASARAN PROGRAM (SP) 2 Terwujudnya Pelayanan Transportasi Kereta Api yang Handal, Berdaya
B
Saing, dan Memberikan Nilai Tambah

2 IKP 2 Modal Share Angkutan Penumpang Kereta Api %

3 IKP 3 Modal Share Angkutan Barang Kereta Api %

4 IKP 4 Pemenuhan Target Angkutan Penumpang Kereta Api %

5 IKP 5 Pemenuhan Target Angkutan Barang Kereta Api %

6 IKP 6 : Persetase Pengoperasian Jalur KA yang sesuai dengan TQI %

C SASARAN PROGRAM (SP) 3 Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan Transportasi Kereta Api

IKP 7 Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Kereta Api (Rate of Kejadian Kecelakaan/
7
Accident) 1 Juta Km Tempuh

IKP 8 Rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Kereta Kejadian Kecelakaan/
8
Api 1 Juta Km Tempuh
SASARAN PROGRAM (SP) 4 Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi
D
Kereta Api
IKP 9 Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Transportasi Kereta
9 %
Api
IKP 10 Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca Dari Subsektor
10 %
Perkeretaapian

Sumber: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020

24 ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel Target dan Realisasi Indikator Kinerja Program (IKP)


Direktorat Jenderal Perkeretaapian Pertahun 2015-2020
(Lanjutan Tabel di Samping)

2015 2016 2017 2018 2019 2020


Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

- - - - 0.28 0.25 0.31 0.29 0.34 0.31 0.31 0.33

- - - - 4 5.03 5.2 5.35 5.3 5.65 - -

- - - - 0.2 0.23 0.25 0.25 0.29 0.26 - -

- - - - - - - - - - 9.89 10.14

- - - - - - - - - - 11.22 12.45

- - - - - - - - - - 82 82.83

0.55 1.15 0.55 0.24 0.55 0.26 0.26 0.24 0.26 0.15 0.24 0.19

- - - - 10.7 6.59 6.5 6.89 6.5 4.44 - -

- - - - 65 66.05 67 76.18 69 81.31 72 78.6

- - - - 6.04 15.32 18 18.61 20 29.52 - -

Jembatan SerayuDok. BTP


Wil. Jawa Bagian Tengah

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 25


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 3
TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN

DJKA KEMENHUB

3.1 JENIS KERETA API


3.2 KERETA API BERDASARKAN TENAGA PENGGERAK
3.3 KERETA API BERDASARKAN PENEMPATAN REL
3.4 KERETA API BERDASARKAN KECEPATAN KERETA
3.5 KERETA API DI PERKOTAAN
3.6 KOMPARASI PEMILIHAN ALTERNATIF TEKNOLOGI
PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3.1 JENIS KERETA API


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, pembagian kereta
api menurut jenisnya adalah sebagai berikut:

<200 >200

K e r e t a a p i K e r e t a a p i Ke r e t a a p i
kecepatan normal, kecepatan tinggi, m o n o re l , ya i t u
yaitu kereta api yaitu kereta api kereta api yang
yang mempunyai yang mempunyai bergerak pada 1
kecepatan kurang kecepatan lebih (satu) rel.
dari 200 km/jam. dari 200 km/jam.

Kereta api gerak Kereta api induksi linier, yaitu


udara, yaitu kereta api yang menggunakan
kereta api yang penggerak motor induksi
bergerak dengan linear dengan stator pada jalan
menggunakan rel dan rotor pada sarana
tekanan udara. perkeretaapian.

Kereta api levitasi magnetik, yaitu Ke re t a g a n t u n g ,


kereta api yang digereakkan dengan yaitu kereta yang
tenaga magnetik sehingga pada bergerak dengan
waktu bergerak tidak ada gesekan cara menggantung
antara sarana perkeretaapian dan pada tali baja.
jalan rel.

Trem, yaitu kereta api


yang bergerak diatas
jalan rel yang sebidang
dengan jalan

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 27


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API BERDASARKAN


3.2 TENAGA PENGGERAK
Menurut Buku Pembangunan Perkeretaapian Indonesia Berdasarkan Jenis
Kereta Api (Kementerian Perhubungan, 2016), pembagian kereta api
berdasarkan tenaga penggerak adalah sebagai berikut:

KERETA API UAP


Kereta Api Uap adalah kereta api
yang digerakkan dengan uap air
yang dibangkitkan/dihasilkan
dari ketel uap yang dipanaskan
dengan kayu bakar, batu bara
ataupun minyak bakar. Istilah
kereta api muncul dari penerapan
teknologi ini dan terbawa sampai
sekarang.
heritage.kai.id

KERETA API DIESEL

Lokomotif Diesel adalah jenis


lokomotif yang bermesin diesel dan
umumnya menggunakan bahan bakar
solar. Ada dua jenis lokomotif diesel,
yaitu kereta api diesel hidrolik dan
kereta api diesel elektrik.

heritage.kai.id

Kereta Rel Diesel (KRD-E) adalah


kereta yang dilengkapi dengan mesin
diesel yang dipasang di bawah kabin.
Pada KRD-E, mesin diesel dipakai
sebagai pembangkit tenaga listrik.
Keuntungan dari sistem ini antara lain
mesin diesel yang terpusat, getaran
yang dihasilkan cukup kecil, tidak
bising, dan percepatan lebih besar.
Bisnis.tempo.com

28 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA REL LISTRIK


Kereta Rel Listrik, disingkat KRL,
merupakan kereta rel yang bergerak
dengan sistem propulsi motor listrik.
Di indonesia, kereta rel listrik pada
umumnya digunakan sebagai kereta
api komuter. Kereta rel listrik dapat
ditemukan di kawasan Jabodetabek
sebagai kereta komuter, kereta api
bandara Soekarno-Hatta, Light Rail
Transit (LRT), dan Mass Rapid Transit
(MRT). Kereta rel listrik juga
beroperasi di lintas Yogyakarta – Solo
untuk menggantikan Kereta Api
Prameks dengan progress pada tahun
2020 ini semua komponen Listrik
Aliran Atas (LAA) sudah terpasang https://bisnis.tempo.co/
dan rangkaian sudah dioperasikan
sejak Maret 2021 setelah
menyelesaiakan proses pengujian.
Kereta rel listrik berbeda dengan
lokomotif listrik.

KERETA MAGLEV
Kereta api ini disebut juga
sebagai Maglev sebagai
singkatan dari Magnetic
Levitation, di mana kereta
diangkat dan didorong dengan
menggunakan medan magnet.
Pemanfaatan medan magnet
meniadakan gesekan dengan
infrastruktur, menyebabkan
kereta Maglev dapat berjalan
pada kecepatan sangat tinggi.
Teknologi ini sudah diterapkan
Bobo.grid.id secara komersil di beberapa
negara seperti Jerman, China,
Jepang, Perancis, Belanda, dan
Spanyol untuk menghubungkan
kota-kota yang berjauhan.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 29


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API BERDASARKAN


3.3 PENEMPATAN REL

Menurut Buku Pembangunan Perkeretaapian Indonesia Berdasarkan Jenis


Kereta Api (Kementerian Perhubungan, 2016), pembagian kereta api
berdasarkan penempatan rel adalah sebagai berikut

KERETA API LAYANG

Kereta api layang merupakan kereta api


yang berjalan di atas permukaan tanah
(elevated) sehingga tidak menimbulkan
gangguan pada kelancaran lalu lintas
kendaraan bermotor. Monorel di beberapa
kota mengadopsi sistem infrastruktur ini.
Rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal
disangga oleh konstruksi jalan layang.
Biasanya rel terbuat dari beton dan roda
keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak
sebising kereta konvensional. Sistem ini
beroperasi di beberapa kota besar dunia,
melayani beberapa segmen, seperti di
Tokyo, Kuala Lumpur, Singapura, Sidney
untuk angkutan perkotaan.

Pada saat ini di Indonesia telah beroperasi


Light Rail Transit (LRT) yang berjalan pada
jalur layang di Jakarta dan Palembang.
Progress pengembangan LRT di Indonesia
saat ini adalah tahapan konstruksi LRT
J a b o d e t a b e k ya n g m e n g h u b u n g ka n
beberapa lokasi tarikan dan bangkitan https://ekbis.sindonews.com/
perjalanan yang potensial.

30 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API BAWAH TANAH


Kereta api bawah tanah adalah kereta
api yang berjalan pada suatu
terowongan di bawah permukaan tanah
dan merupakan solusi yang dapat
ditempuh untuk mengatasi persilangan
sebidang dengan jalan raya. Kereta api
bawah tanah biasanya dikembangkan di
kawasan perkotaan padat, seperti Mass
Rapid Transport (MRT) yang telah
beroperasi di Jakarta, dan sudah
berkembang lebih dari seabad di kota-
kota besar seperti London, Paris, New
York, Tokyo, dan berbagai kota-kota
besar dunia lainnya.

Jalur kereta api bawah tanah Jakarta


sebagai realisasi pembangunan MRT
Jakarta pertama telah menghubungkan
beberapa titik di kawasan padat Jakarta.
Ta h a p P e r t a m a s e p a n j a n g J a l a n
Sudirman di lintasan sepanjang 15 Km, di
DJKA Kemenhub mana separuhnya berada di bawah
tanah.

KERETA API PERMUKAAN


Kereta api jenis ini merupakan pilihan paling
efisien dalam investasi prasarana. Bierhof, P.
(2007), menyebutkan investasi rata-rata
pembangunan prasarana jalan untuk kereta
permukaan sekitar 36-45 US$/km atau
sepertiga investasi kereta dengan
infrastruktur layang (elevated).

Permasalahan yang timbul di perkotaan


adalah adanya persilangan sebidang dengan
jalan raya sehingga membatasi kereta api ini
beroperasi hanya dalam kondisi lalu lintas
dengan frekuensi rendah. Dengan
peningkatan volume pengguna jalan raya
maka terjadi pula peningkatan potensi
kemacetan dan kecelakaan di perlintasan
sebidang dengan jalan raya.

Pada saat ini di Indonesia jalur kereta api


mayoritas merupakan kereta api permukaan,
termasuk jalur untuk kereta api antar kota dan DJKA Kemenhub
kereta api komuter.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 31


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API BERDASARKAN


3.4 KECEPATAN KERETA

KERETA API
KECEPATAN RENDAH
Kereta api kecepatan rendah adalah
kereta yang bergerak dengan
kecepatan maksimal 100 km/jam.
Kereta jenis ini biasanya
dioperasikan sebagai kereta
perkotaan, komuter, atau antarkota.
Di Indonesia, kereta kecepatan
rendah ini yang digunakan oleh
operator sarana menyesuaikan
dengan kondisi prasarana yang
telah ada. Meskipun beberapa
lokomotif dan kereta mampu melaju
lebih dari 100 km/jam serta
beberapa petak terutama di jalur
utara Jawa memungkinkan
kecepatan di atas 100 km/jam,
namun kecepatan operasional
kereta api di lintas tersebut tidak CNBC Indonesia
lebih dari 100 km/jam.

KERETA API
KECEPATAN MENENGAH

Kereta api kecepatan menengah


adalah kereta yang bergerak
dengan kecepatan antara 100 – 200
km/jam. Kereta jenis ini biasanya
merupakan kereta kecepatan
rendah yang sudah diperbaharui
sehingga memiliki tenaga yang
lebih besar, sehingga mampu
mencapai kecepatan yang lebih
tinggi.

Kompasiana.com

32 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API
KECEPATAN TINGGI

Kereta api kecepatan tinggi


adalah kereta yang bergerak
dengan kecepatan rata-rata di
atas 200 km/jam. Kereta ini
semula didesain untuk
menjangkau kembali pasar
penumpang kereta yang telah
beralih ke moda transportasi
l a i n k a r e n a i n g i n
mempersingkat waktu
tempuh. Untuk jarak yang
relatif lebih dekat, sekitar 650
km, beberapa negara telah
mengembangkan kereta
kecepatan tinggi dengan
fasilitas dan pelayanan laiknya
pesawat terbang.

zonapriangan.pikiran-rakyat.com

Keberadaan kereta kecepatan


tinggi di Indonesia sedang dalam
proses konstruksi prasarana. Pada
t a h a p p e r t a m a l i n t a s ya n g
dikembangkan adalah lintas
Jakarta – Bandung. Menurut
website resmi KCIC, kereta cepat
Jakarta – Bandung ini akan
memiliki jalur sepanjang 142,3 km
dan mempunyai 4 stasiun, yaitu
Halim, Karawang, Walini, dan
Tegalluar serta memiliki depo di
Tegalluar. Kereta cepat Jakarta –
Bandung direncanakan
beroperasi dengan jenis kereta
CR400AF.

KabarPenumpang.com

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 33


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3.5 KERETA API DI PERKOTAAN


Menurut Buku Pembangunan Perkeretaapian Indonesia Berdasarkan Jenis Kereta
Api (Kementerian Perhubungan, 2016), kereta api di perkotaan adalah kereta api
di wilayah perkotaan khususnya di kota-kota metropolitan yang sangat sibuk dan
membutuhkan moda transportasi yang memadai. Kota dengan tingkat aktivitas
manusia yang tinggi, seperti Tokyo, Hongkong, Singapura, London, Paris, New
York atau kota-kota besar dunia lainnya sudah menerapkan konsep kereta
perkotaan masal yang terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti bis dan
taksi.

Penggunaan kereta api kota memiliki keunggulan, antara lain;

Bersifat masif Jarak antar Frekuensi


dengan daya stasiun yang pelayanan yang
angkut besar dekat tinggi

Bersifat ulang- Integrasi Sesuai dengan rencana


alik (komuter) antarmoda yang pengembangan
lebih mudah kawasan (TOD- Transit
Oriented Development)

Dapat menjangkau Ramah lingkungan Hemat bahan bakar


pusat kota (CBD- (BBM)
Central Business
District)

34 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API PERKOTAAN


BERKAPASITAS BESAR

Kereta api perkotaan berkapasitas


besar dikenal sebagai Heavy Rail
Transit atau rapid transit adalah
angkutan kereta api perkotaan yang
berjalan di lintasan yang dipisah dari
lalu lintas lainnya sehingga dapat
berjalan dengankecepatan
maksimum hingga 100 km/jam.

finance.detik.com

KERETA API PERKOTAAN


BERKAPASITAS SEDANG ATAU KECIL
Kereta api perkotaan berkapasitas sedang atau kecil dikenal juga sebagai LRT
sebagai singkatan Light Rail Transit atau disebut juga sebagai streetcar adalah
salah satu sistem kereta api penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan
yang konstruksinya ringan dan bisa dioperasikan berjalan bersama lalu lintas
kendaraan lain atau dalam lintasan khusus yang diperuntukkan bagi kereta api
ringan. Kereta api ringan pada awalnya disebut sebagai tram seperti yang pernah
dimiliki kota Jakarta, Semarang, dan Surabaya, sebelum dihilangkan pada tahun
1960-an.

Kereta api ringan di jalan raya disebut


juga sebagai LRT I, di beberapa negara
diberi istilah tram atau streetcars.
Beroperasi di jalan bersama dengan lalu
lintas kendaraan lain. Kapasitas angkut
kereta api dari tipe ini sekitar 10.000
sampai 30.000 penumpang per jam.
Kecepatan maksimal yang bisa dicapai
alfido.com kereta ini adalah 40 km/jam.
Kereta api ringan di jalur eksklusif disebut
juga sebagai LRT II, beroperasi di lintasan
eksklusif, atau memiliki jalur sendiri yang
tidak bercampur dengan lalu lintas
kendaraan lain. Jalur eksklusif tersebut
dapat berupa jalan layang, subway, maupun
jalan rel at grade yang steril dari lalu lintas
jalan raya. Kapasitas angkut kereta api dari
tipe ini sekitar 25.000 sampai 40.000
penumpang.Kecepatan maksimal yang bisa
dicapai kereta ini adalah 70-80 km/jam. DJKA Kemenhub

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 35


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KOMPARASI PEMILIHAN ALTERNATIF


3.6 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
Penggunaan teknologi modern dengan dukungan dari industri nasional dalam
penyelenggaraan perkeretaapian nasional yang efektif dan efisien perlu diterjemahkan
secara lebih perspektif, yaitu berupa arahan bagi pengembangan teknologi dan industri
perkeretaapian. Arahan ini diperlukan karena platform pengembangan harus ditetapkan
terlebih dahulu, sehingga pelaksanaannya mempunyai tujuan yang sama.

TEKNOLOGI SARANA
PERKERETAAPIAN

A Kereta Api Ringan (Light Rail Transit)


Kereta api ringan dikenal juga sebagai LRT
sebagai singkatan Light Rail Transit adalah
salah satu sistem Kereta Api Penumpang
yang beroperasi di kawasan perkotaan
yang konstruksinya ringan dan dapat
berjalan bersama lalu lintas lain biasa
disebut trem atau dalam lintasan khusus.
Kabarpenumpang.com
DJKA Kemenhub
Trem Listrik
Di Jakarta dan Surabaya pernah
dioperasikan trem listrik, namun
mengingat teknologi dianggap tua
dan mengganggu pemandangan
kota dengan adanya aliran listrik
diatas, maka moda trem ini pada
tahun 1960-an dihapuskan dan
diganti dengan angkutan jalan
(bus,opelet,dsb). Kapasitas trem
listrik sekitar 10.000 sampai
dengan 30.000 penumpang /jam
dengan kecepatan perjalanan
sekitar 15 sampai 20 km/jam. Pada
saat ini sedang dimulai pekerjaan
Kabarpenumpang.com
reaktivasi jalur trem listrik di
Surabaya

Kereta Api Ringan Lintasan Khusus


Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah
mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat
dioperasikan tanpa masinis, beroperasi pada lintasan khusus. Kereta api ringan
lintasan khusus mempunyai keunggulan daya angkut yang lebih besar antara
25.000 sampai 40.000 penumpang/jam, kecepatan perjalanan sekitar 25 sampai
35 km/jam. Saat ini Pemerintah Indonesia sedang dan akan mengembangkan
kereta api ringan ini dibeberapa kota antara lain Jabodetabek, Palembang,
Bandung, dan kota-kota lainnya

36 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Monorail
M o n o r a i l a d a l a h ke re t a a p i ya n g
menggunakan jalur rel tunggal yang
dapat berupa konstruksi beton atau baja,
sedangkan rodanya menggunakan roda
karet sehingga dapat mengurangi suara
gesekan antara roda dan rel. Menurut
jenisnya terdapat dua jenis monorel,
yaitu:
wdwnt.com
B
1. Tipe straddle-beam dimana
kereta berjalan di atas rel

Karaktersitik teknis Monorail sangat


bergantung pada perusahaan
pembuat kendaraan monorail itu
sendiri. Terdapat beberapa
perusahaan yang menghasilan
kendaraan monorail ini seperti;
Metrail (Inggris), Severn Lamb Ltd.
(Inggris), Intamin Transportaion Ltd.
(Austria, Jerman, China, Japan),
DJKA Kemenhub
2. Tipe suspended dimana kereta
bergantung dan melaju di bawah rel.
International Kish Conotrol Mechanic
Co (Jerman, Iran), PCP Spa (Furno
Railway Construction-Italy)Siemens
Tansportation System (Jerman),
Bombardier Inc. (kanada), Intaride LLC
(USA), Aerobus International
Inc.(Houstan, USA), Bara International
Ltd. Sebagai perbandingan kapasitas,
Hitachi monorail memiliki ukuran dari
kecil, sedang dan besar, dimana pada
ukuran besar kemampuannya dapat
disetarakan dengan LRT, untuk ukuran DJKA Kemenhub
sedang dengan kapasitas 200 – 300
penumpang.

Keuntungan monorail dibandingkan jenis kereta api lain adalah sebagai berikut:
1. Membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar
yang diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat diatas jalan, hanya
membutuhkan ruang untuk tiang penyangga
2. Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan diatas beton
3. Bisa menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibandingkan kereta biasa
4. Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, resiko terguling jauh
lebih kecil. Resiko menabrak pejalan khaki pun sangat minim
5. Lebih murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah tanah

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 37


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Automatic Guided Transit (AGT)

C adalah sistem transit yang


sepenuhnya bersifat otomatis,
tanpa masinis (driverless) dan
kendaraan secara otomatis
dipandu di sepanjang "guideway".
Kendaraan pada umumnya
menggunakan roda karet, tetapi
sistem lain juga dapat
menggunakan roda baja. AGT
umumnya digunakan untuk
memindahkan penumpang dari
satu terminal ke terminal lain dalam
suatu bandar udara, namun saat ini
DJKA Kemenhub
banyak juga digunakan untuk
angkutan perkotaan. sebagai
contoh Yurikamome di Tokyo.
AGT menggunakan kereta yang lebih
ringan dibandingkan dengan kereta
bawah tanah sehingga tidak
membutuhkan lahan seluas kereta
bawah tanah. AGT memiliki karakteristik
sarana kereta menggunakan roda karet
yang berjalan di atas jalur sendiri dengan
mengikuti guide rail sebagai penunjuk
jalan. Jalur kereta AGT sendiri dapat
berupa elevated maupun at grade
menyesuaikan dengan kondisi lapangan
yang ada. AGT didesain tanpa adanya
juru mudi yang nantinya akan
dikendalikan di kantor pusat
pengendalian. Kelebihan dari AGT
adalah kapasitas layanan yang flexible
dimana jumlah kereta dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan jam tertentu.

38 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

D Autonomous-rail Rapid Transit (ART) disebut


juga dengan ‘Trackless Tram’ atau Trem Otonom
(TO) merupakan jenis angkutan perkotaan massal
seperti halnya kereta, tetapi melintas di sepanjang
badan jalan seperti trem konvensional. ART
menggunakan ban karet dan berjalan di atas garis
putih atau marka yang dicat di sepanjang jalan,
yang berfungsi sebagai rel virtual. ART bergerak
dengan bantuan teknologi Sensor Light Detection
and Ranging (LiDAR) dan Global Positioning
System (GPS) (Pustralnews, 2021) .
twitter @ChinaDaily
Sistem penggerak pada ART mengadopsi sistem pada Battery Electric Vehicle dan sumber
energi melalui sistem penyimpanan energi on board tanpa overhead catenaries sehingga
tidak memerlukan rangkaian kabel listrik di atas kereta dan tidak mengeluarkan emisi gas
karena penggunaan baterai listrik. Rekayasa sistem lalulintas diperlukan untuk implementasi
ART sebagai angkutan perkotaan mengingat ART menggunakan infrastruktur jalan yang
sama dengan pengguna jalan yang lain seperti mobil, motor, bus, dan pejalan kaki. (Balitbang
Kementerian Perhubungan dan ITS)

Kereta Api Cepat adalah kereta yang berjalan

E dengan kecepatan lebih dari 200 km/jam


menggunakan listrik aliran atas dan lebar jalan
rel 1.435 mm. Saat ini terdapat beberapa jenis
kereta api cepat yang dikempangkan oleh
beberapa negara, antara lain Shinkansen
(Jepang), TGV (Perancis), ICE (Jerman), CRH-
380 (China), KTX (Korea Selatan), AVE
(Spanyol) dan lain-lain.
DJKA Kemenhub

Kereta api maglev (Magnetic Levitation)


Kereta api maglev (Magnetic Levitation)
adalah jenis kereta api yang memanfaatkan
gaya magnet untuk mengangkat kereta api
sehingga mengambang, tidak menyentuh
F
rel. Dengan demikian gaya gesek dapat
d i k u r a n g i . Ke r e t a a p i m a g l e v j u g a
memanfaatkan magnet sebagai pendorong.
Dengan kecilnya gaya gesek dan besarnya
gaya dorong, kereta api ini mampu melaju
dengan kecepatan sampai 600 km/jam,
jauh lebih cepat dari kereta api yang lain. Republika.co.id

Beberapa negara yang telah mengembangkan kereta api jenis ini adalah Tiongkok,
Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman. Dikarenakan mahalnya pembuatan rel
magnetik, saat ini hanya ada satu jalur Maglev yang dibuka untuk transportasi umum,
yaitu Shanghai Transrapid di Tiongkok yang menghubungkan Shanghai dengan Bandara
Pudong.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 39


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

GAMBARAN
KERETA APIPERBANDINGAN
BAWAH JENIS
SARANA
TANAH KERETA API PERKOTAAN
(SUBWAY)
Perbandingan kinerja berbagai jenis moda angkutan umum perkotaan
berbasis kereta api berdasarkan ketersediaan layanan, kecepatan
perjalanan, kepadatan dan biaya disajikan dalam Tabel berikut.

KINERJA BERBAGAI MODA ANGKUTAN UMUM


PERKOTAAN BERBASIS KERETA API
Nama Deskripsi Ketersediaan Kecepatan Kepadatan Biaya
Layanan Perjalanan
KA Rela f besar, kereta
Konvensional dengan kecepatan nggi,
Terbatas pada
beroperasi terpisah, Sangat Sangat
koridor utama Tinggi
sedikit pemberhen an, Tinggi Tinggi
di kota besar
menyediakan layanan
untuk masyarakat umum
Kereta Api Berukuran sedang,
Ringan (LRT) kecepatan sedang,
beroperasi terutama
terpisah, jarak Terbatas pada
Sedang Tinggi Tinggi
pemberhen an koridor utama
bervariasi, menyediakan
layanan perkotaan dan
ke pusat perdagangan
Street car Rela f kecil, kereta
(Trolley, Tram) dengan kecepatan
rendah, beroperasi
terutama pada jalan2
Terbatas pada
perkotaan dengan sering Sedang Tinggi Tinggi
koridor utama
berhen dan
menyediakan layanan
sepanjang jalan utama
perkotaan

Sumber: PT KAI,2020

TRAM KONVENSIONAL

Sistem Sarana Manajemen


Persinyalan Operasi

Stasiun Rel Dipo


+25.000m2

40 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PERBANDINGAN SPESIFIKASI TEKNIS


SARANA KERETA API KOTA
No Spesifikasi Teknis ART LRT TRAM BRT

1. 31,64 m 51 m 18-36 m 18 m
Panjang Sarana (1ts=3cars) (1ts=3cars) (1ts=2-4cars) (1ts=2cars)

2. Lebar Sarana 2.65 m 2.65 m 2.4 m 2.54 m

3. 307 orang 534 orang 320-330 175 orang


Kapasitas Penumpang
(9pnp/m2) (8pnp/m2) orang
4. Kecepatan Maksimum 70 km/jam 85 km/jam 70 km/jam 80 km/jam

5. Gradien Maksimum 100% 20-35% 50% 280%

6. Radius Minimum 15 m 60-80 m 15 m 11.5-12 m

7. Beberapa Third rail 750 Vdc Pantograph Diesel


alterna f:
baterai,
Sumber Tenaga pantograph,
dan/atau
kapasitas
besar
8. Roda Roda Karet Roda Baja Roda Baja Roda Karet

9. Umur Ekonomis 25 tahun 25 tahun 25 tahun 10 tahun

10. IDR 35M IDR 49M IDR 35M IDR 3.3M


Investasi Sarana
(1ts=3cars) (1ts=3cars) (1ts, 2013)
11. 10 menit isi
baterai dapat
digunakan
Lain-lain
untuk
menempuh
25km.

Sumber: PT KAI,2020

PERBANDINGAN TRAM KONVENSIONAL DAN AUTONOMOUS RAIL RAPID TRANSIT

ART TRAM Sumber: PT KAI,2020

Sistem Sarana Manajemen


Persinyalan Operasi

Trackless Dipo
Stasiun <10.000m2

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 41


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PERBANDINGAN KERETA MEDIUM CAPACITY TRANSIT

Pada perencanaan angkutan umum perkotaan berbasis kereta api dapat


mempertimbangkan beberapa pilihan jenis sarana. Perbandingan spesifikasi
teknis dengan beberapa alternatif sarana kereta api perkotaan disajikan pada
Tabel berikut.

Monorail AGT ART

Gambar Kereta

wdwntc.om https://ekbis.sindonews.com/ cnbcindonesia.com

Kereta dengan roda Kereta dengan roda Kereta dengan roda


karet di satu rel karet diatas jalur karet diatas jalan
(Straddle-type) atau sendiri mengiku dengan mengiku
Outline
menggantung di satu dinding penunjuk jalan. penunjuk jalan.
rel (Supended-type) Menggunakan sistem Pembatasan jalur
otoma s menggunakan marka.
Kapasitas 200-300 per kereta 150 per kereta 100 per kereta
Penumpang
(per kereta)

Radius Putar min (m) 50 m 30 m 15 m

Grade max (%) 6% 10% 10%

Biaya per km 50-100 miliar rupiah 100 miliar rupiah 30,8 miliar rupiah
(miliar rupiah)
Sumber: PT KAI,2020

42 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
Dok: DJKA Kemenhub

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 43


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 4
PRASARANA PERKERETAAPIAN

4.1 JALUR KERETA API


4.2 BANGUNAN KERETA API
4.3 FASILITAS OPERASI KERETA API (PERSINYALAN, TELEKOMUNIKASI, KELISTRIKAN)
4.4 SOP PEMBANGUNAN, PENGOPERASIAN, DAN PERAWATAN PRASARANA KA
4.5 KEBIJAKAN ANGGARAN INFRASTRUCTURE MAINTENANCE AND OPERATION (IMO) BIDANG
PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Prasarana perkeretaapian merupakan seluruh sistem pendukung beroperasi


kereta api yang melengkapi sarana untuk tercapainya tujuan penyelenggaraan
jasa layanan kereta api. Prasarana perkeretaapian merupakan bagian terbesar
dari penyiapan penyelenggaraan sistem perkeretaapian. Menurut Undang-
Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, prasarana perkeretaapian
terdiri atas:

Jalur kereta api yang terdiri dari jalan rel, jembatan, dan terowongan

Bangunan kereta api berupa stasiun kereta api

Fasilitas operasi kereta api yang terdiri dari persinyalan, telekomunikasi,


dan kelistrikan

JALUR
4.1 KERETA API
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 60 Tahun 2012 dijelaskan bahwa jalur
kereta api adalah jalur yang terdiri atas
rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang
manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur
kereta api, dan ruang pengawasan jalur
kereta api, termasuk bagian atas dan
alinea.id
bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas kereta api. Terdapat 2 (dua) jenis jalur
kereta api yakni jalur tunggal/single track dan
jalur ganda/double track.

a. Jalur Tunggal (Single Track)


Jalur tunggal rel kereta api digunakan pada
lintasan dengan arus lalu lintas rendah.

b. Jalur Ganda (Double Track)


Jalur ganda memiliki dua jalur atau lebih
dengan tujuan agar masing-masing jalur
dapat digunakan untuk arah yang berbeda.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 45


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jalur kereta api berdasarkan alinyemen vertikal:

Jalan Rel di Atas Tanah Jalan Rel di Bawah tanah

Konstruksi jalan rel jarak jauh biasanya Jalan rel di bawah tanah
b e ra d a p a d a p e r m u ka a n t a n a h , merupakan solusi dari
dimana pada jalan rel jarak jauh lahan ketersediaan lahan terutama
untuk pembangunan jalan rel tersedia. di wilayah perkotaan.

Jalan Rel di Atas Tanah/Layang

Jalan rel layang merupakan solusi agar wilayah yang dilewati tidak terbelah
dan tidak terjadi permasalahan sosial.

Untuk kepentingan operasional kereta api, maka jalur kereta api harus memilki
peraturan ruang berupa ruang bebas dan ruang bangun:

a. Ruang Bebas b. Ruang Bangun


Ruang Bebas menurut PM No. 60 Ruang Bangun adalah ruang di sisi
Tahun 2012 adalah ruang di atas jalan jalan rel yang senantiasa harus bebas
rel yang senantiasa harus bebas dari dari segala bangunan tetap. Ruang
segala rintangan dan benda bangun diukur dari sumbu rel pada
penghalang, ruang ini disediakan tinggi 1 meter sampai 3,55 meter.
untuk lalu lintas rangkaian kereta api.

Ruang bebas lebar rel 1435 mm Ruang bebas lebar rel 1067 mm

46 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Dalam Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor 60
JALAN REL Tahun 2012 dijelaskan bahwa
jalan rel adalah satu kesatuan
konstruksi yang terbuat dari
JEMBATAN baja, beton, atau konstruksi
lain yang terletak di
permukaan, di bawah, dan di
TEROWONGAN atas tanah atau bergantung
beserta perangkatnya yang
mengarahkan jalannya kereta
api.

A. LEBAR SEPUR
Lebar sepur atau rail gauge menurut Peraturan Menteri No. 60 Tahun 2012 merupakan
jarak minimum kedua sisi kepala rel diukur pada 0-14 mm di bawah permukaan teratas
rel. Untuk penggunaan dimensi rel yang berbeda lebar sepur tidak berubah atau tetap.
Lebar sepur dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

Sepur standar (Standard Gauge)

Dengan lebar sepur 1435 mm,


penggunaannya di wilayah Aceh,
kereta api perkotaan yakni MRT
dan LRT di Jakarta, dan jalan rel
di Sulawesi.

Sepur lebar (Broad Gauge)

Dengan lebar sepur lebih dari


1435 mm (1524 mm, 1672 mm,
atau 1676 mm), penggunaannya
belum ada di Indonesia.

Sepur sempit (Narrow Gauge)

Dengan lebar sepur kurang dari 1435 mm (762 mm, 1000 mm, dan 1067 mm),
hampir seluruh jalan rel di Pulau Jawa dan Sumatera.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 47


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

B. TIPE JALAN REL

Jalan Rel Balas


Jalan rel dengan sistem balas biasa
disebut dengan jalan rel konvensional
atau classical track (Esveld, 2001).
1 Sub Ballast 2 Ballast 3 Sleeper
4 Rail Clip 5 Rail

BADAN JALAN
Badan jalan di daerah timbunan Badan jalan di daerah galian

1 Tanah dasar 1 Tanah dasar

2 Tanah timbunan 2 Lapisan dasar

3 Lapisan dasar (subgrade)

SUB-BALAS DAN BALAS LAPISAN


Balas dan sub-balas pada dasarnya adalah Meneruskan dan menyebarkan
beban bantalan ke tanah dasar
terusan dari lapisan tanah dasar dan terletak
di daerah yang mengalami konsentrasi
tegangan yang terbesar akibat lalu lintas Meluruskan air sehingga tidak
terjadi penggenangan di sekitar
kereta pada jalan rel, oleh karena itu material bantalan rel
pembentukannya harus sangat terpilih.
Memperkokoh kedudukan bantalan

48
40 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Bantalan
B
  antalan berfungsi untuk meneruskan beban kereta api
dan berat konstruksi jalan rel ke balas, mempertahankan
lebar jalan rel dan stabilitas ke arah luar jalan rel.
Bantalan dapat terbuat dari kayu, baja/besi, ataupun
beton. Pemilihan jenis bantalan didasarkan pada kelas
dan kondisi lapangan serta ketersediaan.

Rel
Rel harus memenuhi persyaratan berikut:

Minimum perpanjangan (elongation)

Kekuatan tarik (tensile strength)


minimum 1175 N/mm 2

Kekerasan kepala rel tidak boleh kurang


dari 320 BHN

Wesel
Wesel merupakan konstruksi jalan rel yang paling rumit dengan beberapa
persyaratan dan ketentuan pokok yang harus dipatuhi. Wesel terdiri atas
komponen - komponen sebagai berikut:
Rel Lidah

Rel Lantak

Rel Paksa
Sistem Penggerak
Jarum beserta
sayap-sayapnya Bagian-bagian wesel

Jalan Rel Tanpa Balas


Tingginya biaya perawatan balas merupakan dasar dari adanya jalan rel sistem
tanpa balas atau biasa disebut dengan ballastless track/slab track. Elastisitas dan
peredaman getaran yang seharusnya dilakukan oleh balas digantikan dengan
sistem penambat elastis dan pelat karet atau rubber pad yang berada di struktur
jalan rel tanpa balas. Komponen jalan rel tanpa balas hanya berbeda pada bagian
struktur atas, yakni setelah bagian balas, komponen tersebut antara lain:

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 49


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Rel

Sistem Dinding
penambat penahan
Bantalan

Lapisan beton
pendukung

Jalan rel tanpa balas

Lapisan beton pendukung/Trackbed

Lapisan beton pendukung/trackbed terbuat dari


beton mutu tinggi yang memiliki fungsi untuk
menahan bantalan dan meneruskan beban dari
bantalan ke struktur di bawahnya. Bantalan ditanam pada beton

Dinding penahan/Derailment wall

Dinding penahan memiliki fungsi untuk menahan roda


kereta api ketika terjadi anjlok atau kereta api keluar
dari lintasan. Sehingga tidak merusak struktur lainnya. Bantalan diatas aspal/beton
Jalan rel tanpa balas dapat tidak dilengkapi dinding
penahan apabila tidak terdapat struktur yang perlu
dilindungi seperti pada jalur kereta api di atas tanah.

Bantalan

Bantalan yang digunakan pada jalan rel tanpa balas


adalah bantalan beton. Penggunaan jenis bantalan
disesuaikan dengan spesifikasi yang digunakan. Blok terpisah ditanam pada beton
Beberapa contoh bantalan pada jalan rel tanpa balas.

Slab beton pracetak Rel ditanam pada struktur beton tanpa bantalan Bantalan ditanam pada beton

50 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sistem Penambat

Lapisan beton pendukung/trackbed terbuat dari beton mutu tinggi yang


memiliki fungsi untuk menahan bantalan dan meneruskan beban dari bantalan
ke struktur di bawahnya.

Railpads Sleeper Pads Baseplate Pads

Continuous Rail Sleeper Boot Embedded Rail

Rel

Rel yang digunakan pada jalur KA tanpa balas


sama dengan yang digunakan pada jalan rel
balas. Namun untuk meningkatkan kenyamanan
pada sambungan rel digunakan sambungan
dengan continuous welded rail atau
sambungan rel digunakan pengelasan

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 51


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jembatan kereta api dalam


p e m b a n g u n a n j a l u r ke re t a a p i
digunakan untuk melintasi halangan di
JALAN REL depannya, seperti permukaan tanah
yang terjal atau jurang. Contoh jalur
kereta api di Indonesia yang banyak
JEMBATAN menggunakan jembatan adalah jalur
yang menghubungkan Jakarta –
Bandung. Di jalur ini terdapat Jembatan
Cisomang (panjang 243 meter),
TEROWONGAN Jembatan Ciganea (panjang 223
meter), dan Jembatan Cikubang
(panjang 300 meter). Jembatan kereta
api juga banyak ditemui di jalur
Purwokerto, Malang, dan Brebes dalam
bentuk jembatan beton yang sudah
lama dibangun dari masa pemerintahan
Hindia Belanda.

Jembatan berdasarkan komponen terdiri atas:

Konstruksi jembatan bagian atas

Persyaratan untuk konstruksi jembatan bagian atas dan bawah disesuaikan dengan material
pembentuk konstruksinya: baja, beton (bertulang dan pra tegang), dan komposit.

Konstruksi jembatan bagian bawah

Konstruksi jembatan bagian bawah paling sedikit harus memenuhi persyaratan berikut:
• Kapasitas daya dukung tanah lebih besar dari beban yang diterima dengan faktor
keamanan 2: 2,5.
• Tegangan (stress) yang timbul lebih kecil daripada tegangan yang diizinkan.
• Nilai standar unit penurunan yang merupakan rasio penurunan terhadap gaya aksial dari
struktur atas dan struktur bawah jembatan, nilai maksimumnya harus sesuai dengan
sebagaimana dinyatakan ketentuan yang berlaku.

Konstruksi pelindung

Persyaratan untuk konstruksi pelindung jembatan disesuaikan dengan material pembentuk


konstruksinya, dapat berupa baja, beton bertulang, beton prategang, pasangan batu kali,
bronjong, atau konstruksi lainnya. Konstruksi pelindung jembatan harus memenuhi
persyaratan berikut:
• Mampu melindungi abutment, pilar, dan tebing sungai dari gerusan, benturan material
bawaan arus sungai (batu, batang kayu dan lain-lain).
• Mampu mengarahkan arus untuk konstruksi pengarah arus.
• Mampu melindungi abutment dari longsoran tebing sungai untuk konstruksi pelindung
tebing dari longsoran arah badan jalan.

52 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jenis-jenis jembatan kereta api yang ada di Indonesia

Jembatan baja
JEMBATAN BEKASI
Konstruksi jembatan bagian atas dengan material
baja harus memenuhi persyaratan berikut:
• Tegangan (stress) dan tegangan lelah
(fatigue) yang timbul pada baja struktural
lebih kecil daripada tegangan yang diizinkan.
• Tegangan (stress) yang timbul pada baut dan
paku keling (rivet) lebih kecil dari tegangan
yang diizinkan.
• Tegangan tarik material minimal sama atau
lebih besar dari material yang disambung. www.flickr.id

Jembatan beton
Konstruksi jembatan bagian atas dengan material
beton bertulang dan beton prategang paling Jembatan Jatinegara diganti
sedikit harus memenuhi persyaratan berikut: DDT Manggarai - Jatinegara
• Tegangan (stress) yang timbul pada beton
lebih kecil daripada tegangan yang diizinkan.
• Material tumpuan atau perletakan (bearing)
pada abutment dan pilar dapat berupa
elastomer polyetelin atau bahan lainnya.
• Pe r sya rat a n m ate r i a l u n t u k e l a s t o m e r
polyetelin harus mengacu pada spesifikasi
ASTM.
• Material baja prestressed harus memenuhi https://m.youtube.com/watch?v=5X69mCF2zxA

persyaratan ASTM.
• Tegangan yang terjadi pada kawat prestressed
harus lebih kecil daripada tegangan yang
diizinkan.

Jembatan komposit (Gabungan jembatan beton dan jembatan baja)


Konstruksi jembatan bagian atas dengan
komposit paling sedikit harus memenuhi
persyaratan berikut:
• Persyaratan beton pada jembatan komposit JEMBATAN CIDURIAN
harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan
pada jembatan beton.
• Persyaratan baja pada jembatan komposit
harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan
pada jembatan baja.
• Material tumpuan atau perletakan (bearing)
pada abutment dan pilar dapat berupa
elastomer polyetelin atau bahan lainnya.
Persyaratan material untuk elastomer
polyetelin harus mengacu pada ASTM.
• Konektor geser (shear connector) dapat heritage.kai.id
berfungsi sepenuhnya sebagai sarana
pengikat material pembentuk komposit
menjadi satu kesatuan. Persyaratan material
untuk shear connector harus mengacu pada
ASTM.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 53


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Terowongan merupakan salah


satu infrastruktur pendukung
jalur kereta api. Terowongan
JALAN REL berfungsi untuk memberi jalan
pintas untuk kereta dari halangan
banyaknya lekukan jalur rel dan
JEMBATAN kelandaian level tanah akibat
daerah pegunungan atau adanya
laut yang menghalangi sehingga
perlu penggalian terowongan
TEROWONGAN bawah tanah di dasar laut.

Terdapat 22 terowongan kereta api di Sumatera dan Jawa. Semuanya merupakan


peninggalan masa kolonial Belanda, kecuali terowongan Eka Bakti Karya dan Dwi Bakti
Karya yang dibangun bersamaan dengan Waduk Karangkates pada tahun 1969 serta
terowongan jalur ganda di jalur lintas selatan, yakni terowongan Ijo, Notog, dan
Kebasen. Sebagian terowongan sudah tidak digunakan lagi, karena jalurnya telah mati,
tertutup sementara, atau terdapat terowongan baru.

Terowongan untuk kepentingan jalur kereta api terdiri dari 3 (tiga) jenis:

• Terowongan pegunungan (mountain tunnel), yaitu terowongan yang dibangun


menembus daerah pegunungan.
• Terowongan perisai (shield tunnel), yaitu terowongan yang dibangun dengan
menggunakan mesin perisai (shield machine).
• Terowongan gali timbun (cut and cover tunnel), yaitu merupakan terowongan yang
dibangun dengan metode penggalian dari permukaan tanah hingga kedalaman
tertentu dengan menggunakan sistem penahan tanah (earth retaining) dan
ditimbun kembali setelah konstruksi terowongan selesai dibangun.

• Sistem terowongan harus memenuhi persyaratan


• Ruang bebas jenis sarana perkeretaapian yang dioperasikan
• Geometri jalan rel dan drainase dengan kelandaian minimal 1‰
• Beban gandar sarana perkeretaapian yang dioperasikan
• Beban-beban yang bekerja dan mempengaruhi kekuatan struktur
• Stabilitas konstruksi lereng
• Kedap air dinding pelapis terowongan dengan laju kebocoran tidak melampaui
0,2 l/m2/hari.

40
54 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jalur KA dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas layanan yang ditentukan


oleh beberapa faktor seperti daya angkut lintas, kecepatan, tipe rel, jenis bantalan,
dan jenis penambat, serta pada sistem jalan rel, tebal balas dan lebar bahu balas juga
mempengaruhi kelas Jalur KA. Sementara lebar Jalur KA baik 1067 mm maupun 1435
mm akan mempengaruhi beban gandar maksimum yang dapat ditopang oleh jalan
rel. Kelas Jalur KA di Indonesia untuk masing-masing lebar jalan rel adalah sebagai
berikut.
Kelas Jalur KA pada Lebar Jalan Rel 1067 mm

Jarak Antar Tebal Lebar


Kelas Daya Angkut V Maks P Maks Tipe Jenis Jenis Bahu
Sumbu Balas
Jalan Lintas (km/jam) Gandar Rel Bantalan Penambat Balas
Bantalan Atas
(ton/tahun (Ton) (cm)
(cm) (cm)

R.60/ Elastis
I > 20.106 120 18
R.54
Beton 60
Ganda
30 60

II
R.54/ Elastis
10.106 – 20.106 110 18
R.50
Beton/Kayu 60
Ganda
30 60

III
R.54/
5.106 – 10.106 Beton/Kayu/ Elastis
100 18 R.50/ 60 30 60
Baja Ganda
R.42

IV
R.54/
Beton/Kayu/ Elastis
2,5.106 – 5.106 90 18 R.50/ 60 30 60
Baja Ganda
R.42

V Elastis
< 2,5.106 80 18 R.42 Kayu/Baja 60 30 60
Ganda

Sumber : Peraturan Menteri Nomor 60 Tahun 2012

Tabel Kelas Jalur KA pada Lebar Jalan Rel 1435 mm

Jarak Antar Tebal Lebar


Daya Angkut
Kelas V Maks P Maks Tipe Jenis Sumbu
Jenis Balas Bahu
Lintas
Jalan (km/jam) Gandar Rel Bantalan Bantalan (cm)
Penambat Atas Balas
(ton/tahun (Ton) (cm) (cm)

Elastis
I > 20.106 160 22,5 R.60 Beton 60
Ganda
30 60

II
Elastis
10.106 – 20.106 140 22,5 R.60 Beton 60 30 50
Ganda

III
5.106 – 10.106 R.60 Elastis
120 22,5 Beton 60 30 460
/R54 Ganda

IV
< 5.106 R.60 Elastis
100 22,5 Beton 60 30 40
/R54 Ganda

Sumber : Peraturan Menteri Nomor 60 Tahun 2012

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 55


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pembangunan jalur kereta api di Indonesia

Dalam Buku Statistik Perkeretaapian 2019-2020 panjang jalur kereta api menurut
lintas dari tahun 2015 hingga 2019 terdapat peningkatan seperti pada tabel di
bawah ini.

TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Panjang Jalur KA (M) 5.285.998 5.380.818 5.569.378 5.940.138 6.221.698 6.324.576

Sorotan pembangunan dan reaktivasi jalur kereta api di Indonesia:

Pembangunan dan reaktivasi jalur kereta api di Wilayah Sumatera


• Pembangunan Jalur KA Layang Medan – Bandar Khalifah
• Pembangunan Jalur KA Bandar Tinggi – Kuala Tanjung
• Reaktivasi Jalur KA Padang-Pulo Aer
• Pembangunan Jalur Ganda KA Kotabumi-Cempaka

Pembangunan dan jalur kereta api di Wilayah Jawa


• Pembangunan MRT Jakarta North-South Tahap I
• Pembangunan LRT Provinsi DKI Jakarta
• Pembangunan Jalur KA Bandara Adi Sumarmo
• Pembangunan Jalur Ganda KA Kutoarjo - Gombong
• Pembangunan Jalur Ganda KA Gombong - Kroya
• Pembangunan Jalur Ganda KA Solo – Kedungbanteng
• Pembangunan Jalur Ganda KA Kedungbanteng – Madiun
• Pembangunan Jalur Ganda KA Madiun – Jombang
• Pembangunan Jalur Ganda KA Jombang -Mojokerto

Pembangunan dan jalur kereta api di Wilayah Sulawesi


Pembangunan Jalur KA Makassar – Parepare Segmen Simpang Garongkong dan
Segmen Barru-Pangkep-Maros

SUMBER : DETIK.COM SUMBER : IDN TIMES JOGJA


Konstruksi BH 308 Bengawan Solo
Stasiun Mangkoso, Sulawesi Selatan
Foto: BTP Wil. Jawa bagian Tengah Foto : DJKA Kemenhub

40
56 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BANGUNAN KERETA API


4.2 (STASIUN KERETA API)
Stasiun Kereta Api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api.

Klasifikasi Stasiun

Stasiun sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri No. 33


Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api,
terdiri atas 3 (tiga) jenis, yaitu:

• Stasiun penumpang • Stasiun barang • Stasiun operasi


Stasiun kereta api St a s i u n ke re t a a p i Stasiun kereta api
untuk keperluan naik untuk keperluan untuk keperluan
turun penumpang bongkar muat barang. pengoperasian
kereta api

Stasiun kereta api terdiri atas:


• Emplasemen meliputi:

Jalan Rel Fasilitas Drainase


Pengoperasian
Stasiun

• Bangunan stasiun meliputi:

Jalan Rel Instalasi Peron


pendukung

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 57


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1. Stasiun penumpang
Stasiun penumpang paling sedikit dilengkapi dengan fasilitas:

STASIUN PENUMPANG PALING SEDIKIT DILENGKAPI DENGAN


FASILITAS :

KESELAMATAN KENYAMANAN NAIK TURUN


KEAMANAN PENUMPANG

FASILITAS
PENYANDANG KESEHATAN FASILITAS PEMBUANGAN
CACAT UMUM SAMPAH FASILITAS
INFORMASI

Stasiun penumpang kereta api berdasarkan 6 (enam) kriteria: fasilitas operasi,


frekuensi lalu lintas, jumlah penumpang, jumlah barang, jumlah jalur, dan fasilitas
penunjang dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelas:

A. Stasiun Besar
Stasiun besar melayani pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api komersial,
kereta api perkotan dan antar kota dalam
jumlah banyak dan dilengkapi dengan
fasilitas penumpang dan bongkar muat
barang yang lengkap dan terpisah.

STASIUN YOGYAKARTA (YK)


heritage.co.id

STASIUN SEMARANG TAWANG


STASIUN CIREBON (CN)
liburmulu.com wikipedia

40
58 PRASARANA
PRASARANAPERKERETAAPIAN
PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

B. Stasiun Sedang

Melayani pemberhentian dan pemberangkatan


kereta api komersial, kereta api jarak jauh
regional (antar kota dalam provinsi), dilengkapi
dengan fasilitas gudang barang. Memiliki
jumlah jalur rel lebih banyak dibandingkan
stasiun kecil.

STASIUN HAURGELIS (HGL)


SUMBER : HERITAGE.KAI.ID

STASIUN KIARACONDONG (KC) STASIUN KEDIRI (KD)


1.bp.blogspot.com heritage.co.id

C. Stasiun Kecil
Melayani pemberhentian dan
pemberangkatan kereta api lokal jarak
dekat (kereta api komuter). Pada
emplasemen dibangun sedikitnya dua jalur
kereta api untuk memungkinkan kereta
saling bersilangan dan bersusulan.

STASIUN SOLO KOTA (STA)


heritage.co.id

STASIUN MANGLI (MI)


heritage.co.id STASIUN GONDANGDIA (GDD)
heritage.co.id

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 59


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2. Stasiun barang
Stasiun barang paling sedikit dilengkapi dengan fasilitas

STASIUN BARANG PALING SEDIKIT DILENGKAPI DENGAN


FASILITAS :

KESELAMATAN KEAMANAN FASILITAS PEMBUANGAN


BONGKAR
UMUM SAMPAH
MUAT

Uji coba rute stasiun Kalimas menuju Terminal Pe kemas


Penurunan barang-barang rail express di stasiun DAOP V Surabaya. (FOTO: Sahabat Kereta)
Purvwokerto (banyumas.tribunnews.com)

Bongkar muat barang dan pergudangan diklasifikasikan sebagai kegiatan jasa


pelayanan khusus di stasiun.
Untuk kepentingan bongkar muat barang di luar stasiun, dapat dibangun jalur rel
yang menghubungkan antara stasiun dan tempat bongkar muat barang sesuai
dengan persyaratan teknis jalur KA dan dilengkapi dengan fasilitas operasi kereta
api.

3. Stasiun operasi
Stasiun barang paling sedikit dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
operasi kereta api. Stasiun Operasi ini berfungsi memberi kesempatan kereta
api untuk bersilangan dan bersusulan demi keamanan operasi.

OPERASI KERETA
KESELAMATAN API

STASIUN LEMPUYANGAN (LN)


FOTOTRENINDONESIA

40
60 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Kode stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun kereta api di Indonesia dikodekan dengan singkatan yang tersusun dari dua
hingga empat huruf, yang karakter awal ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan
karakter berikutnya, yang dapat ditulis dengan huruf kapital atau huruf biasa.
Beberapa contoh kode stasiun di indonesia :
1. Stasiun Gambir (GMR)
2. Stasiun Bandung (BD)
3. Stasiun Cirebon (CN)
4. Stasiun Semarang Tawang (SMT)
5. Stasiun Yogyakarta (YK)
6. Stasiun Surabaya Gubeng (SGU)
7. Stasiun Tegineneng
8. Stasiun Pariaman (PMN)
9. Stasiun Medan Kota (MDN)

SPM ( Standar Pelayanan Minimum) di


Stasiun KA
Klasifikasi kelas stasiun ini dilakukan sebagai dasar dalam pemenuhan Standar
Pelayanan Minimum (SPM) untuk penyediaan layanan bagi penumpang kereta
api.Selanjutnya SPM tersebut menjadi acuan bagi Penyelenggara Prasarana
Perkeretaapian dan/atau Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dalam penyediaan
fasilitas di stasiun dan dalam perjalanan untuk mendukung pelayanan kepada
pengguna jasa.

SPM dalam perjalanan terbagi SPM di Stasiun KA berdasarkan


atas pelayanan: pada:

• Perkeretaapian antarkota • Kelas stasiun untuk pelayanan


• Perkeretaapian perkotaan yang Kereta Api antarkota, Kereta
meliputi: Api jarak dekat, dan Kereta Rel
a. Kereta Api jarak dekat; Diesel;
b. Kereta Rel Diesel; • Jumlah rata-rata penumpang
c. Kereta Rel Listrik; yang dilayani setiap hari untuk
d. LRT; pelayanan Kereta Rel Listrik,
e. MRT LRT, MRT, dan Kereta Api
• Kereta Api bandara Bandara.

Fasilitas yang dapat ditemui di stasiun KA umumnya terdiri atas:


• Pelataran parkir di muka stasiun.
• Tempat penjualan tiket, dan loket informasi.
• Peron atau ruang tunggu.
• Ruang kepala stasiun, dan
• Ruang PPKA (Pengaturan Perjalanan Kereta Api) beserta peralatannya, seperti
sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf, dan lain sebagainya.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 61


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

FASILITAS OPERASI KA (PERSINYALAN,


4.3 TELEKOMUNIKASI, KELISTRIKAN)
Fasilitas pengoperasian kereta api adalah
segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api
dapat dioperasikan. Fasilitas pengoperasian
antara lain peralatan persinyalan (sinyal, tanda,
dan marka), peralatan telekomunikasi (pesawat
telepon dan perekam suara), Instalasi listrik
(catu daya listrik dan peralatan transmisi
tenaga listrik).

A PERSINYALAN
Sinyal adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk memberikan isyarat berupa
bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan
memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol
pengoperasian kereta api.

Peralatan persinyalan berfungsi sebagai


petunjuk dan pengendali kereta, terdiri dari
perangkat tanda dan marka yang
mengarahkan kereta api. Sebagai contoh
sinyal pengulang di dalam peron. Sinyal
pengulang atau repeater sendiri berfungsi
untuk memberitahukan masinis bagaimana
aspek sinyal utamanya. Apakah aman atau
tidak.

62 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

MACAM-MACAM SINYAL

Beberapa macam sinyal yang digunakan sebagai sistem persinyalan kereta


api di indonesia antara lain :

1. Sinyal Tebeng

Merupakan sinyal perkeretaapian pertama di Indonesia. Bentuknya berupa


piringan berwarna merah yang ditempatkan pada as vertikal yang dapat
diputar. Pemutar arah tebeng menggunakan kawat tarik yang dihubungkan
dengan tempat kerja pengendali lalu lintas di stasiun. Awalnya handel yang
digunakan terbuat dari kayu sebelum akhirya diganti dengan besi.

Mekanisme Sinyal Tebeng (heritage.kai.id)

2. Sinyal Krian

Sinyal Krian merupakan pembaharuan dari Sinyal Tebeng. Terdapat


penambahan peralatan yang dapat mengunci sendiri agar lebih aman dan
peninggian tiang pada sinyal yang pertama kali dioperasikan di Stasiun Krian ini.

Gb. Mekanisme Sistem Tebeng (heritage.kai.id)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 63


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3. Sinyal Alkmaar

Sinyal Krian tidak lagi efektif seiring dengan meningkatnya frekuensi


perjalanan kereta api. Di tahun 1915, Sinyal Alkmaar mulai dipergunakan. Sinyal
Alkmaar memiliki satu atau dua buah lengan ayun yang berjajar atas - bawah
dan dikendalikan melalui rumah sinyal. Tuas – tuas dalam rumah sinyal
dipasang sehingga hanya dapat menggerakkan satu sinyal dalam sekali
waktu.

Mekanisme sinyal Alkmaar (heritage.kai.id)

Tuas – tuas tersebut digerakkan secara


mekanik/manual dengan tenaga manusia.
Tuas penggerak dan palang sinyal pada tiang
sinyal dihubungkan dengan kawat atau rantai.
Stasiun dengan sistem persinyalan Alkmaar
memiliki wesel yang menggunakan tuas
penggerak manual di dekat setiap wesel.
Wesel – wesel di stasiun tersebut tidak
dioperasikan secara terpusat.

4. Sinyal Siemens & Halske

Sinyal yang sekilas mirip dengan Sinyal Alkmaar ini, dilengkapi dengan
pesawat blok, sehingga dapat mengatur perjalanan kereta api dalam satu
petak (jarak antar dua stasiun). Sinyal S&H terdiri atas 2 (dua) tipe, yaitu tipe
manual dan tipe semi otomatis.
Pada tipe manual, sistem persinyalan digerakkan
dengan tenaga manusia. Palang sinyal pada tiang
sinyal digerakkan dengan tuas pengerak sinyal
yang ditempatkan di stasiun. Tuas penggerak
dan palang sinyal dihubungkan dengan kawat
atau rantai. Persinyalan Alkmaar dan S&H manual
dipergunakan pada jalur kereta api dengan
frekuensi perjalanan kereta api yang tidak padat.
Sistem pengamanan perjalanan kereta api
dilakukan berdasarkan pertukaran warta antar
stasiun yang kemudian dicatat dalam buku warta
kereta api.
Sinyal S&H (heritage.kai.id)

40
64 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sementara untuk Sinyal S&H semi otomatis, sistem persinyalan digerakkan


secara manual dengan perangkat blok elektro mekanis. Bentuk Sinyal S&H semi
otomatis sama dengan bentuk Sinyal S&H manual dengan tambahan lemari blok.
Lemari blok berfungsi sebagai interlocking antar stasiun. Di atas tuas penggerak
terdapat alat pemutar dan lemari blok dengan beberapa jendela kaca kecil yang
bisa menunjukkan warna merah atau putih. Tombol penekan dapat ditemukan di
atas jendela - jendela kecil. Karena sudah dilengkapi sistem interlocking, maka
Sinyal S&H semi otomatis dapat dipakai pada jalur utama dengan kepadatan
perjalanan kereta api yang tergolong tinggi.

5. Sinyal Elektrik

Sinyal elektrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas untuk
mengatur jalan/ tidak jalannya kereta api. Jenis persinyalan ini terdiri dari
sinyal masuk, sinyal berangkat dan sinyal muka.
Lampu sinyal merupakan salah satu dari empat komponen sistem interlocking
kereta api selain blok, wesel, dan track. Warna atau indikator lampu sinyal
berfungsi memberi tanda kapan masinis boleh memberhentikan atau
menjalankan kereta api yang dikemudikan. Warna atau indikator dari lampu
sinyal merupakan rambu yang harus dipatuhi mutlak oleh masinis demi
keselamatan perjalanan kereta api. Lampu indikator sinyal terdiri atas 3 (tiga)
warna yaitu lampu hijau sebagai indikasi aspek berjalan, lampu kuning
mengindikasikan aspek berjalan hati-hati, dan lampu merah sebagai indikasi
aspek berhenti.

Sistem Persinyalan Elektrik (teknikpersinyalan.com)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 65


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

TIPE SISTEM PERSINYALAN

STASIUN

a. Elektrik

Menunjukkan indikasi aman


(warna hijau)
Sinyal elektrik adalah
isyarat lampu seperti
Menunjukkan indikasi hati-hati
halnya lampu lalu lintas (warna kuning), sehingga
untuk mengatur jalan/ harus mengurangi kecepatan
dan siap untuk berhenti
tidak jalannya kereta api.

Menunjukkan indikasi tidak


aman (warna merah), sehingga
kereta api harus berhenti

Sinyal elektrik dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

Peralatan dalam ruang


Interlocking Panel Peralatan Data
elektrik layanan blok logger Catu daya

Peralatan luar ruang

Penggerak Pendeteksi sarana Penghalang Media Proteksi


Peraga
wesel perkeretaapian sarana transmisi
sinyal
elektrik elektrik

66 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

b. Mekanik
Sinyal mekanik adalah perangkat sinyal yang digerakkan secara mekanik,
disini ada papan/lengan semapur yang dinaikkan dan diturunkan untuk
memberi perintah kepada masinis kereta api. Sistem ini masih digunakan
di Indonesia pada lintasan dengan frekuensi yang rendah namun mulai
ditinggalkan dan digantikan dengan sistem yang lebih mutakhir.

Sinyal mekanik dibagi menjadi dua jenis :

- Peralatan dalam ruangan

Interlocking Pesawat
mekanik blok

- Peralatan luar ruangan

Peraga Penggerak
sinyal wesel
elektrik elektrik

Pendeteksi
sarana Penghalang
perkeretaa sarana
pian

Pusat Pengendali Operasi atau Operation Control


Centre (OCC) Manggarai, DAOP 1 Jakarta

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 67


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JENIS JENIS SINYAL

Sinyal sinyal sinyal


berangkat Sinyal Sinyal
Sinyal masuk berangkat sinyal Sinyal
/keluar 2 blok 2 blok 3
masuk berjalan /keluar 3 langsir darurat
aspek aspek aspek
jalur kiri aspek

Sinyal Utama adalah sinyal yang dapat


memperlihatkan tanda kereta api harus
berhenti atau kereta api boleh berjalan terus
dan terbagi menjadi beberapa jenis sinyal yaitu
:

STASIUN

Sinyal Pembantu Sinyal Pelengkap

Sinyal Sinyal Sinyal


Sinyal Sinyal muka Sinyal Sinyal penunjuk
blok pendahulu pengulang penunjuk penunjuk
muka batas berjalan
antara arah
kecepatan jalur kiri

68 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

TANDA / SEMBOYAN
Tanda/semboyan merupakan isyarat yang berfungsi untuk memberi peringatan
atau petunjuk kepada petugas yang mengendalikan pergerakan sarana kereta
api. Tanda/semboyan dapat berupa suara, cahaya, bendera, dan papan
berwarna.

Berdasarkan fungsinya, tanda/semboyan terdiri dari:

Semboyan di Jalur Kereta Api

Semboyan Kereta Api

Semboyan Langsir

Semboyan Genta

B TELEKOMUNIKASI
Peralatan telekomunikasi dipergunakan sebagai sistem kendali dan kontrol dalam
pengendalian perkeretaapian seperti menggunakan perangkat komunikasi
frekuensi radio, kabel, dan nirkabel. Saat ini perlengkapan komunikasi terintegrasi
sudah dibangun dalam pengendalian kereta modern yang dihubungkan dengan
jejaring komunikasi berbasis elektronik dan digital yang memungkinkan layanan
komunikasi terintegrasi dapat berlangsung efisien dan optimal.

Pesawat Telepon

A) KOMUNIKASI OPERASI KA

• Telepon langsung antar stasiun


• Telepon penjaga perlintasan
• Telepon train dispatching

B) KOMUNIKASI LANGSIRAN DIGITAL

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 69


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PEREKAM SUARA
Media penyimpanan digital
• Semua informasi suara
• Data Komunikasi

TRANSMISI
• Transmisi yang menggunakan kabel

• Kabel tembaga
• Serat OPTIK
• Kabel LCX

• Transmisi menggunakan frekuensi

• Radio microwave
• Trunked mobile radio • OCC Manggarai

CATU DAYA SISTEM PROTEKSI PERALATAN PENDUKUUNG


• catu daya utama • Proteksi eksternal • Komunikasi untuk
• catu daya darurat • Proteksi internal layanan penumpang
• catu daya cadangan • Pertahanan
• Komunikasi audio
• Komunikasi visual
• Komunikasi video

• Sistem penunjuk waktu

• Komunikasi audio
• Komunikasi visual
• Komunikasi video

• Sistem SCADA

• Remote Terminal
Unit (RTU)
• Regional Remote
Supervisory (RRS)
• Centralized
Remote
Supervisory (CRS)

70 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

COMMUNICATION-BASED TRAIN CONTROL


Communication-Based Train Control adalah sistem persinyalan kereta yang
menggunakan frekuensi radio sebagai komunikasi data antar subsistem yang terintegrasi.
Subsistem yang dimaksud dalam persinyalan kereta adalah rel, sistem, dan kereta itu
sendiri. Ketiga elemen ini dapat berkomunikasi menggunakan sinyal dengan frekuensi
tertentu. Kelebihan dari sistem CBTC ini adalah kemampuannya memperbarui posisi dan
kecepatan kereta secara pasti tiap waktu (real time).

Peralatan wayside di
stasiun dan sepanjang
jalur kereta

Peralatan
Automatic Train
Supervisory (ATS)
yang berada di
Operation Control
Center (OCC)
SISTEM

KERETA

Jaringan data komunikasi


Peralatan On-board menghubungkan antara
REL yang berada di peralatan wayside dan
dalam kereta onboard

Alur kerja sistem CBTC


(sumber: jakartamrt.co.id)

Kecanggihan sistem CBTC memberikan banyak keuntungan, di antaranya:

A Lokasi kereta dapat ditentukan secara presisi, bahkan, bisa


menampilkan koordinat pasti dari kereta walaupun berubah

B Trafik dan kecepatan kereta dapat dengan mudah dipantau dan


dikendalikan.

C Terjamin lebih aman. Karena sistem yang menggunakan jaringan


nirkabel.

D Blok kereta tidak perlu diganti-ganti seperti blok konvensional

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 71


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

C INSTALASI LISTRIK
Instalasi listrik digunakan untuk menggerakkan kereta api bertenaga listrik,
memfungsikan peralatan persinyalan yang bertenaga listrik, memfungsikan peralatan
telekomunikasi dan memfungsikan fasilitas penunjang lainnya yang memerlukan
elektrifikasi.

Catu Daya Listrik Arus Searah

Peralatan penerima daya merupakan peralatan listrik berfungsi untuk menerima,


1 menurunkan dan mendistribusikan tegangan dari jaringan listrik umum atau
sumber listrik lain.

Peralatan penyerah berfungsi untuk mengubah bentuk arus dari transformator


2 yang berbentuk arus bolak-balik menjadi arus searah.

Peralatan DC kubikel berfungsi untuk mendistribusikan dan memutus tegangan


3 DC yang diterima dari peralatan penyearah untuk dialirkan ke peralatan transmisi
tenaga listrik.

Peralatan Tegangan Rendah AC dan DC berfungsi sebagai sumber daya listrik


4 untuk peralatan kontrol, proteksi, indikator, space heater, baterai. dan lain-lain
yang terkait dengan sistem catu daya listrik serta penerangan bangunan,

Peralatan penyulang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kubikel keluaran


5 melalui kabel penyulang positif dan saklar pemisah ke kawat penyulang serta
menerima kembali arus balik melalui kabel penyulang negatif ke kubikel negatif.

Catu Daya Listrik Arus Bolak Balik

Peralatan penerima daya merupakan peralatan listrik yang


1 berfungsi untuk menerima dan menurunkan tegangan dari
jaringan listrik umum atau sumber listrik lain.

Peralatan AC kubikel berfungsi untuk mendistribusikan dan


2 memutus tegangan arus bolak-balik yang diterima dari
transformator daya untuk dialirkan ke peralatan transmisi
tenaga listrik melalui peralatan penyulang.

Peralatan Penyulang berfungsi untuk menyalurkan daya dari


peralatan AC Kubikel melalui kabel penyulang ke kawat
3 penyulang dan kawat kontak serta menyalurkan kembali arus
balik melalui kabel. penyulang netral ke peralatan AC Kubikel.

72 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peralatan Transmisi Tenaga Listrik

Transmisi Tenaga Listrik untuk Arus Bolak-Balik

Sistem Penyulang/ Feeding System berfungsi untuk


1 menyalurkan daya listrik dari catu daya listrik ke kawat
kontak.

2 Sistem Katenari berfungsi untuk menyalurkan daya listrik


dari sistem penyulang ke kereta api listrik.

Fa s i l i t a s p e n u n j a n g b e r f u n g s i u n t u k m e n d u ku n g
3 beroperasinya peralatan transmisi tenaga listrik.

4 Proteksi berfungsi untuk melindungi peralatan transmisi


tenaga listrik dari tegangan dan arus lebih.

Jaringan Distribusi Daya berfungsi untuk penggerak


5 peralatan listrik bagi sistem persinyalan, telekomunikasi dan
fasilitas penunjang yang lain.

Transmisi Tenaga Listrik Untuk Arus Searah

Peralatan Transmisi Tenaga Listrik Untuk Arus Searah berfungsi


untuk menyalurkan arus searah guna menggerakkan kereta api
bertenaga listrik.

alinea.id Keretapedia

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 73


dok: DJKA Kemenhub

74 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

SOP PEMBANGUNAN, PENGOPERASIAN,


4.4 DAN PERAWATAN PRASARANA KA
Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dibedakan menjadi 2 (dua) yakni
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum dan penyelenggaraan kereta api
khusus. Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dapat dilaksanakan oleh Badan
Usaha Penyelenggara Prasarana (BUPP).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang


Perkeretaapian Badan Usaha yang menyelenggarakan prasarana Perkeretaapian umum
wajib memenuhi perizinan berusaha terkait Prasarana perkeretaapian umum meliputi:

Izin usaha Izin pembangunan Izin operasi

Badan usaha yang dapat berperan dalam penyelenggaraan prasarana dapat berbentuk Badan
Usaha Milik Negara (BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau badan hukum Indonesia.
Pengadaan badan usaha terebut dapat melalui lelang, Menteri,
penunjukan langsung, atau penugasan dengan perjanjian A untuk perkeretaapian nasional
kerjasama atau konsesi. Dalam perjanjian konsesi apabila
Gubernur,
waktu konsesi sudah berakhir maka prasarana B untuk perkeretaapian provinsi
Perkeretaapian umum, lahan, dan seluruh aset yang
diperhitungkan sebagai investasi dalam penyelenggaraan Bupati/Walikota,
Prasarana Perkeretaapian umum diserahkan kepada C untuk perkeretaapian
kabupaten/kota

Skema pengusahaan prasarana perkeretaapian umum dan khusus

Perkeretaapian Umum
Izin Izin Izin
Investor Usaha Pembangunan Operasi
Pemberian Kewenangan
Tatanan perkeretaapian:
Perkeretaapian Menteri Perhubungan Menteri Perhubungan
Nasional Menteri Perhubungan
Perekeretaapian Gubernur (persetujuan teknis Gubernur (persetujuan teknis
Menteri Perhubungan
Provinsi dari menhub) dari menhub)
Perkeretaapian Menteri Perhubungan Bupati /Walikota (persetujuan Bupati /Walikota (persetujuan
Kabupaten/Kota Gubernur dan Menhub) Gubernur dan Menhub)

Perkeretaapian Khusus

Investor Izin Izin


Pembangunan Operasi

Perkeretaapian
Menteri Perhubungan Menteri Perhubungan
Nasional
Perekeretaapian Gubernur (persetujuan teknis Gubernur (persetujuan teknis
Provinsi dari menhub) dari menhub)
Perkeretaapian Bupati /Walikota (persetujuan Bupati /Walikota (persetujuan
Kabupaten/Kota Gubernur dan Menhub) Gubernur dan Menhub)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 75


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Skema pembangunan, pengoperasian, dan


perawatan prasarana perkeretaapian sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Bidang Perkeretaapian.

Bagan skema pembangunan, pengoperasian, dan perawatan prasarana


perkeretaapian

Perkeretaapian

Badan Usaha Penyelenggara Badan Usaha Penyelenggara


Prasarana Prasarana

Pembangunan Membayar biaya penggunaan


prasarana (TAC)

Pengoperasian

Berdasarkan pedoman perhitungan


Perawatan
biaya penggunaan prasarana

Pengusahaan

Namun ketiadaan Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian


menjadikan adanya penugasan kepada BUMN yakni PT Kereta Api Indonesia
yang merupakan Badan Usaha Penyelenggara Sarana.

76 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Bagan skema pembangunan, pengoperasian, dan perawatan


prasarana perkeretaapian tanpa adanya BUPP

Perkeretaapian

Dirjen Anggaran Badan Usaha Penyelenggara


Prasarana

Penugasan ke BUMN Membayar biaya penggunaan


(PT KAI) Penerimaan prasarana (TAC)
Negara bukan
Pajak
Pengoperasian Berdasarkan pedoman
perhitungan biaya
penggunaan prasarana
Perawatan

Pengusahaan

KEBIJAKAN ANGGARAN INFRASTRUCTURE MAINTENANCE


4.5 AND OPERATION (IMO) BIDANG PERKERETAAPIAN
Dalam penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dibutuhkan pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana tersebut. Pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana dilakukan oleh Badan Usaha Penyelenggara Prasarana (BUPP). Untuk
melakukan pengoperasian dan pemeliharaan prasarana perkeretaapian
dibutuhkan pula biaya dalam Infrastrucutre Maintenace and Operation (IMO).
Biaya IMO didapatkan dari biaya penggunaan prasarana yakni Track Access
Charge (TAC).

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 77


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor
124 Tahun 2015 skema pengoperasian dan pemeliharaan prasarana perkeretaapian
dengan adanya BUPP adalah sebagai berikut:

Prasarana

Pembangunan Pengoperasian Perawatan Pengusahaan

Diperlukan Biaya Untuk Perawatan dan


Perawatan dan pengoperasian
Pengoperasian (IMO) Prasarana yang
dikelola oleh badan
Usaha Penyelenggara
Prasarana diperoleh
Badan Usaha dari TAC
Penyelenggara
Prasarana
Perkeretaapian (Badan
Usaha Baru

Dengan ketiadaan BUPP di Indonesia khususnya untuk prasarana perkeretaapian di


Pulau Jawa dan Sumatera maka skema pengoperasian dan pemeliharaan prasarana
perkeretaapian berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2012 dan Peraturan
Presiden Nomor 124 Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Prasarana

Pembangunan Pengoperasian Perawatan Pengusaha

Pemerintah harus
menyediakan biaya perawatan
dan pengoperasian (IMO) Diperlukan Biaya Perawatan
untuk perawatan dan dan Pengoperasian (IMO)
pengoperasian prasarana yang
dimiliki oleh pemerintah

Penugasan kepada BUMN yang


merawat dan mengoperasikan
Prasarana saat ini

78 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Konsep penyelenggaraan prasarana KA diturunkan


dari kepemilikan prasarana KA. Pada prinsipnya
pemilik prasarana memiliki tanggung jawab untuk
merawat prasarananya. Di Indonesia, prasarana KA
dimiliki oleh Negara dan pembinaannya dilaksanakan
oleh Pemerintah.

Pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 156 Tahun


2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun
2012 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Perawatan dan Pengoperasian
Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, telah diatur diatur komponen-komponen
pekerjaan IMO. Kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian (IM) meliputi
beberapa hal sebagai berikut:

Perawatan Jalur Kereta Api, terdiri atas perawatan rel, bantalan, balas, wesel, dan perlintasan.

Perawatan Jembatan, terdiri atas perawatan jembatan dan perawatan terowongan

Perawatan Fasilitas Operasi Kereta Api, terdiri atas perawatan peralatan sinyal, telekomunikasi,
dan instalasi listrik.

Sementara kegiatan pengoperasian prasarana perkeretaapian (IO) meliputi


beberapa hal sebagai berikut:

Pengaturan dan pengendalian perjalanan kereta api

Pengoperasian persinyalan, telekomunikasi, dan instalasi listrik aliran atas

Pengaturan langsiran
Pemeriksaan dan penjagaan jalan rel, jembatan, terowongan dan pintu
perlintasan resmi dijaga

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 79


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Beberapa detail perhitungan penting dalam regulasi

1 Kegiatan perawatan prasarana

a. Perawatan jalur kereta api

Perawatan Perawatan Perawatan Perawatan Perlintasan


rel Bantalan Balas Wesel

b. Perawatan Jembatan

Perawatan Perawatan Perawatan stasiun


jembatan terowongan kereta api

c. Perawatan stasiun kereta api

d. Perawatan Fasilitas Operasi Kereta

Perawatan seluruh Perawatan instalasi


peralatan sinyal dan listrik
telekomunikasi

e. Biaya perawatan prasarana perkeretaapian

Dihitung berdasarkan kebutuhan biaya per kegiatan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
lapangan, beban perawatan berkala dan/atau perawatan ideal yang terdiri dari :

Biaya perawatan
Biaya perawatan Biaya perawatan
sinyal, telekomunikasi
jalan rel jembatan
dan LAA

Biaya langsung tetap Biaya tidak langsung


perawatan prasarana tetap perawatan
prasarana

80 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Biaya atas biaya personil dihitung berdasarkan kebutuhan personil perawatan,


dan perencanaan dan pengawasan prasarana perkeretaapian, terdiri dari :

Biaya pegawai berdasarkan standar


1 gaji/upah pegawai Badan Usaha yang telah
disetujui oleh Pemerintah; dan/atau

Biaya tenaga kerja yang dialihkan kepada


2 p i h a k p e nye d i a j a s a te n a g a ke r j a /
pemborong pekerjaan.

Biaya langsung tetap perawatan prasarana dan biaya tidak langsung tetap
perawatan prasarana adalah presentase dari biaya langsung.

2 Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian meliputi kegiatan

a. Pengaturan langsiran

Pemeriksaan dan penjagaan jalan rel, jembatan,


b. terowongan, dan pintu perlintasan resmi dijaga

c. Pengaturan dan pengendalian perjalanan kereta api

Pengoperasian persinyalan, telekomunikasi dan


d. instalasi listrik aliran atas

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 81


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pengoperasian prasarana perkeretaapian dilaksanakan dengan ketentuan berikut:

Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian wajib dilakukan oleh petugas


a. pengoperasian prasarana perkeretaapian yang memenuhi persyaratan
kualifikasi kecakapan.

Untuk mendukung Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian diperlukan


b. pendukung operasional lainnya yang termasuk dalam Biaya Tidak
Langsung Tetap Pengoperasian Prasarana.

Biaya tidak langsung tetap pengoperasian prasarana adalah persentase


c. dari biaya langsung.

Biaya atas pengoperasian prasarana perkeretaapian dihitung


d. b e r d a s a r k a n ke b u t u h a n p e r s o n i l p e n g o p e ra s i a n p ra s a ra n a
perkeretaapian, terdiri dari:

Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Biaya tenaga kerja yang dialihkan


wajib dilakukan oleh petugas kepada pihak penyedia tenaga kerja /
pengoperasian prasarana perkeretaapian pemborong pekerjaan
yang memenuhi persyaratan kualifikasi
kecakapan.

Dalam hal kegiatan perawatan dan/atau pengoperasian prasarana


perkeretaapian milik negara ditugaskan kepada badan usaha milik
e. negara (BUMN), maka biaya perawatan dan pengoperasian
perkeretaapian milik negara diberikan keuntungan (margin) maksimal
sebesar 10% (sepuluh persen).

Formulasi perhitungan Infrastructure Maintenance and


Operation (IMO) adalah sebagai berikut:

IM = BPJR + BPJB + BPSTL + BLT + BTLTp

Dimana:
BPJR = Biaya perawatan jalan rel
BPJB = Biaya perawatan jembatan
BPSTL = Biaya perawatan sinyal, telekomunikasi dan LAA
BLT = Biaya langsung tetap perawatan prasarana
BTLTP = Biaya tidak langsung tetap perawatan prasarana

IO = BLTo + BTLTo (Rp/tahun)

Dimana:
BLTo = Biaya Langsung Tetap Pengoperasian Prasarana
BTLTo = Biaya Tidak Langsung Tetap Pengoperasian Prasarana

82 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sebagai pemilik infrastruktur, Pemerintah bertanggungjawab


membiayai perawatan dan pengoperasian prasarana
perkeretaapian (IMO) Barang Milik Negara (BMN). Mengingat
ke t e r b a t a s a n s u m b e r d aya m a n u s i a , P e m e r i n t a h
mendelegasikan fungsi ini kepada PT KAI berdasarkan kriteria
dan standar yang mengutamakan efisiensi dan keamanan.
Perjanjian ini ditulis dalam kontrak skema IMO tahunan.
Oleh karena itu, sejak awal diberlakukannya skema IMO, PT KAI (Persero)
memperoleh dana IMO untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kontrak
pelaksanaan per tahun. Pada periode 2015 – 2019 telah dialokasikan dana IMO yang
bersumber dari APBN senilai hampir Rp. 6,69 trilyun, distribusi IMO per tahun
terdapat pada Grafik Alokasi Dana IMO Prasarana Perkeretaapian Indonesia Tahun
2015 - 2020.

1.80
1.65 T
1.60 1.50 T
1.47 T
1.40 1.32 T
trilyun rupiah

1.20 1.14 T
1.10 T
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Alokasi Dana IMO Prasarana Perkeretaapian Indonesia pada Awal
Tahun Anggaran 2015 - 2020

Data yang tersedia menunjukkan bahwa dana yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
kebutuhan standar perawatan dan pengoperasian prasarana yang ditetapkan belum
sepenuhnya terwujud termasuk menyelesaikan permasalahan backlog perawatan yang
terjadi pada periode sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan perawatan prasarana KA tidak
dilakukan pada skala penuh. Pada praktiknya, perawatan prasarana dilaksanakan
berdasarkan prioritas dan ketersediaan anggaran. Praktik ini berimplikasi pada:

Akumulasi backlog prasarana KA Mengganggu kinerja layanan Ancaman keselamatan


yang dapat menyebabkan angkutan KA kereta api
percepatan umur ekonomi

Oleh karena itu, perlu direncanakan secara komprehensif kebijakan pemenuhan kebutuhan
anggaran pembiayaan IMO untuk melaksanakan perawatan prasarana KA pada skala penuh
untuk memberikan dukungan pada peningkatan keselamatan perkeretaapian secara
menyeluruh.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 83


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 5
SARANA PERKERETAAPIAN
INDONESIA

BTP Jakban, DJKA,


Kementerian Perhubungan

5.1 LOKOMOTIF
5.2 KERETA
5.3 GERBONG
5.4 PERALATAN KHUSUS
5.5 KONSTRUKSI DAN KOMPONEN SARANA PERKERETAAPIAN
5.6 TEMPAT PEMERIKSAAN, PERAWATAN, DAN PENYIMPANAN
SARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

liputan6.com

Sarana Perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rel, wajib
memenuhi persyaratan teknis dan kelaikan operasi yang berlaku bagi setiap jenis
sarana perkeretaapian.

Sarana perkeretaapian di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 54


Tahun 2016 terdiri dari:

1. Lokomotif
Lokomotif adalah sarana perkeretaapian yang memiliki
penggerak sendiri yang bergerak dan digunakan untuk menarik
dan/atau mendorong kereta, gerbong, dan atau peralatan khusus.

2. Kereta
Kereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau
didorong lokomotif atau mempunyai penggerak sendiri yang
digunakan untuk mengangkut orang.

3. Gerbong
Gerbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik lokomotif
yang digunakan untuk mengangkut barang.

4. Peralatan khusus
Peralatan khusus adalah sarana perkeretaapian yang tidak
digunakan untuk angkutan penumpang maupun angkutan barang
tetapi untuk keperluan khusus.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 501


85
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.1 LOKOMOTIF
Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api dimana terdapat mesin untuk
menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian
kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api
berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan Kereta api melalui sinyal yang
terletak di pinggir jalur rel. Sarana perkeretaapian yang memiliki penggerak sendiri
yang bergerak dan digunakan untuk menarik atau mendorong kereta, gerbong, dan
peralatan khusus. Jenis-jenis lokomotif berdasarkan mesin adalah sebagai berikut:

a. Lokomotif Uap

Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan


dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk
menggerakkan torak atau turbin dan selanjutnya disalurkan ke
roda. Bahan bakarnya biasanya dari kayu bakar atau batu bara.

b. Lokomotif Diesel Hidrolik

Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk


memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidrolik
untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler
lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan
terjadi masalah/gangguan besar.

c. Lokomotif Diesel Elektrik

Pada Lokomotif ini mesin diesel dipakai untuk memutar


generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut
dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang
langsung menggerakkan roda.

d. Lokomotif Listrik

Lokomotif ini adalah lokomotif yang paling populer. Prinsip


kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tetapi
tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari
kabel transmisi di atas jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini
terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi
listrik penyuplai tenaga.

86 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Lokomotif CC 204
wikipedia.org

Manufaktur : General Elektrik / USA


Model : GE CM20-EMP Locomotive
Tahun Pembuata : 2013
Tinggi : 3.720,86 mm
Lebar : 2.641,60 mm
Panjang Alat Perangkai : 3180mm
Tinggi Alat Perangkai Lokomotif : 775 mm
Jarak Antar Pusat : 8.670,43 mm
Diamater Roda : 914,40 mm - 838 mm
Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 3.000 lt
Toleransi Kelengkungan : 80 m
Berat : Kosong : 88, + 2% Ton (Maks 90 Ton)
Tekanan Gandar Lokomotif : 15 Ton
Jumlah Beban :6
Konfigurasi Penggerak : Co-Co
Kecepatan Maksimal : 120 km/jam
Tenaga Penggerak : BHP 2.250 Hp, Traction 2.055 Hp
Kemampuan Tarik : Maks 247.6 kN Continyu 205.8kN
Tipe Kabin : Kabin Ganda
Contoh spesifikasi dan gambar lokomotif yang umum dioperasikan di Indonesia

5.2 KERETA
Kereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau didorong lokomotif atau
mempunyai penggerak sendiri yang digunakan untuk mengangkut orang.

KERETA DENGAN
5.2.1 PENGGERAK SENDIRI
Kereta yang bergerak dengan penggerak sendiri pada umumnya merupakan kereta api
komuter. Sumber daya penggerak bisa berasal dari listrik, diesel elektrik, maupun diesel
hidrolik.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 87


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

a. Kereta Rel Listrik

Kereta rel listrik merupakan kereta


yang mempunyai penggerak
dengan sumber tenaga listrik.
Kereta ini dapat ditemukan pada
rangkaian commuter line
J a b o d e t a b e k , A P M S B a n d a ra
Soekarno Hatta, Kereta Railink
Bandara Soekarno-Hatta, Light Rail
Transit (LRT) di Jabodebek, LRT
Sumatera Selatan, dan Mass Rapid
Tr a n s i t ( M R T ) , s e r t a s u d a h
dioperasikan di jalur Yogyakarta Kereta Railink Bandara Soekarno-Hatta
–Solo.

b. Kereta Rel Diesel Elektrik


Data Teknis

Kereta rel diesel elektrik Konfigurasi : TeC - M - T - T - TC


merupakan rangkaian kereta api Kapasitas : Tec (20 Seat), M (64 Seat),
yang dilengkapi dengan generator, T (64 Seat), TC (54 Seat)
Kecepatan maksimum : 100km/jam
pengatur daya elektrik, dan motor
Panjang total kereta : 20700mm
listrik. Spesifikasi kereta rel diesel
Lebar badan kereta : 3180mm
elektrik disajikan dalam Gambar .
Tinggi badan kereta : 3460mm

Komponen Utama

Badan Kereta : Konstruksi monocoque dari bahan


mild steel (Eks. KRL BN/ Holec)
Bogie : Tipe Bolsterless
Sistem rem : Electropneumatic, sistem blending
Alat perangkai : Auto tight locked coupler, Barcoupler
AAR NO. 10A Contour
Propulsi : Motor traksi AC, 3-phase, VVVF
Inverter with IGBT
Power supply : Genset on floor type, Diesel engine
1350kW, 1800rpm. Alternator AC 3-
phase synchronous

88 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

c. Kereta Rel Diesel Hidrolik

Kereta rel diesel hidrolik merupakan


rangkaian kereta api yang dilengkapi
dengan peralatan penerus daya untuk
kereta rel diesel hidrolik berupa
transmisi hidrolik (hydraulic torque
converter). Kereta rel diesel hidrolik
pernah digunakan sebagai rangkaian KA
Patas Bandung Raya (Kiaracondong –
P a d a l a ra n g ) s e b e l u m d i g a n t i k a n
rangkaian kereta api dengan penggerak
lokomotif, KA Kedung Sepur (Semarang
id.wikipedia.org – Ngrombo), dan lain-lain.

Kereta Rel Diesel MCW

Pembuat : Nippon Sharyo Co., Ltd.,


Mulai beroperasi : 1976 - saat ini
Tahun rehabilitasi : 1995 - 1999, 2015 - Sekarang (Untuk Rail-
Clinic dan Rail Library)
Jumlah sudah diproduksi : MCW 301 : 24 Unit
MCW 302 : 112 Unit
Formasi : 3-4 kereta per set
Operator : PT Kereta Api Indonesia
Jalur : Bandung Raya, Jogja-Solo, Jabodetabek,
Surabaya dan Pantura

Data Teknis

Bodi gerbong : Mild Steel


Panjang gerbong : 20.000 mm
Lebar : 2.990 mm
Tinggi : 3.755 mm
Pintu : MCW 301 : 2 pintu tiap sisi
MCW 302 : 3 pintu tiap sisi
Kecepatan Maksimum : 90 km/jam
Berat : 189,6 ton (satu set)
Mesin : Shinko DMH17H (KRD MCW 301)
Cummins Nt855 R5 (KRD MCW 302)
Jenis mesin : MCW 301 : 4 langkah turbocharger
MCW 302 : 4 langkah turbocharger
Daya mesin : MCW 301 : 200 hp
MCW 302 : 281 hp
Transmisi : MCW 301 : Diesel hidromekanik tipe
Niigata-Shinko TCR 2.5
MCW 302 : Diesel hidraulik tipe Voith
T211r"'
Rem kereta : Rem udara tekan dan rem parkir
Lebar sepur : 1.067 mm

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 89


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA YANG DITARIK


5.2.2 LOKOMOTIF

Kereta yang ditarik lokomotif merupakan rangkaian kereta penumpang dengan


berbagai kelas layanan yang dapat dirangkaian dengan berbagai jenis lokomotif.
Dalam sebuah rangkaian kereta api penumpang, selain adanya kereta penumpang
dapat pula ditemui adanya kereta pembangkit dan kereta makan.

a. Kereta penumpang kelas ekonomi (K3)

Kereta api penumpang kelas ekonomi merupakan kereta


penumpang dengan kelas layanan terendah, namun mulai tahun
2012 semua armada kereta kelas ekonomi dilengkapi dengan AC
dan power socket. Pada saat ini terdapat beberapa jenis kereta
kelas ekonomi yang beroperasi, yaitu ekonomi reguler dengan
konfigurasi 2-2, ekonomi dengan konfigurasi 2-3 yang umumnya
digunakan oleh kereta api dengan PSO, ekonomi plus (mulai
tahun 2016) dan ekonomi premium (mulai tahun 2017).

b. Kereta penumpang kelas bisnis (K2)

Kereta api penumpang kelas bisnis merupakan kereta


penumpang dengan kelas layanan menengah. Mulai tahun 2016,
kereta api kelas bisnis berangsur-angsur digantikan oleh kereta
kelas ekonomi plus dan ekonomi premium. Pada saat ini masih
terdapat beberapa kereta kelas bisnis yang pada umumnya
dirangkaikan pada kereta kelas campuran, misalnya Gumarang.

c. Kereta penumpang kelas eksekutif (K1)

Kereta penumpang kelas eksekutif merupakan kereta


penumpang dengan kelas layanan tertinggi pada saat ini.
Beberapa tahun lalu terdapat pembagian sub kelas eksekutif
argo dan satwa, namun kini sudah tidak terdapat perbedaan.
Pada saat ini, selain kereta kelas eksekutif reguler juga terdapat
kereta eksekutif priority dan luxury dengan tambahan fasilitas
dan layanan yang hanya terdapat satu sampai dengan dua kereta
pada suatu rangkaian kereta api.

d. Kereta pembangkit dan kereta makan

Kereta pembangkit (P) merupakan kereta yang dilengkapi


dengan fasilitas untuk mencatu daya keseluruhan kereta dalam
satu rangkaian. Sementara itu kereta makan (M), merupakan
kereta yang dilengkapi dengan fasilitas dapur dan makan. Pada
beberapa kereta terdapat kereta makan dan pembangkit yang
menjadi satu sehingga disebut kereta makan dan pembangkit
(MP).

90 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.3 GERBONG
a. Gerbong Datar

Gerbong datar merupakan sarana kereta api yang pada


umumnya digunakan untuk pengangkutan kontainer maupun
barang multi komoditi, misalnya baja coil. Gerbong datar yang
beroperasi di Indonesia memiliki kapasitas angkut 42 ton, 45
ton, dan 54 ton.

b. Gerbong Terbuka

Gerbong terbuka merupakan sarana kereta api yang pada


umumnya digunakan untuk mengangkut barang yang tidak
mudah rusak tanpa perlu adanya pengemasan tertutup, seperti
batu kricak, pasir, batubara, dan lain-lain.

c. Gerbong Tertutup

Gerbong tertutup merupakan sarana kereta api yang pada


umumnya digunakan untuk mengangkut barang yang harus
terlindungi sepanjang perjalanan, seperti semen, pupuk, dan lain
lain.

d. Gerbong Ketel

Gerbong ketel merupakan sarana kereta api yang digunakan


untuk mengangkut komoditi berbentuk cairan seperti BBM,
CPO, PKO, Lateks, dan lain-lain. Gerbong ketel yang dioperasikan
di Indonesia memiliki kapasitas angkut 40 ton dan 30 ton.

e. Bagasi

Bagasi merupakan gerbong yang dilengkapi dengan fasilitas


untuk mengangkut barang hantaran. Bagasi berjumlah satu
sampai dengan dua unit seringkali dijadikan satu rangkaian
dengan kereta penumpang pada umumnya dan diletakkan
sekaligus sebagai aling-aling di depan ataupun di belakang
kereta penumpang. PT. KAI beberapa kali mengoperasikan
rangkaian kereta parsel one night service (ONS) yang terdiri dari
beberapa bagasi tanpa kereta penumpang.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 91


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.4 PERALATAN KHUSUS


Peralatan khusus yang termasuk sarana perkeretaapian milik Negara yang tidak
digunakan untuk angkutan penumpang maupun angkutan barang tetapi untuk
keperluan khusus dirawat oleh Balai Perawatan Perkeretaapian, terdiri dari beberapa
jenis.

balaiperawatan.id

Telescopic Railway Crane


Sarana ini digunakan untuk mengevakuasi anjlokan yang mempunyai
1. KRC 800 N
kapasitas angkut sebesar 100 Ton.
2. Multi Tasker Sarana ini digunakan untuk mengevakuasi anjlokan yang mempunyai
kapasitas angkut sebesar 120 Ton.

balaiperawatan.id balaiperawatan.id

Excavator Vaia Car Excavator Geismar


Sarana ini digunakan untuk mengangkat rel, Sarana ini digunakan untuk mengangkat rel,
serta digunakan untuk un/loading material mengganti bantalan, dan memadatkan
(tanah/pasir) dengan kapasitas angkut 5 ton. ballast dengan kapasitas angkut 5 ton.

balaiperawatan.id

Bridge Inspection Car (BIC)


Sarana yang terdiri dari 3 bagian (MAN, MOOG, dan ZWEIWEG) ini digunakan untuk
melakukan inspeksi pada jembatan

92 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Multi Tie Tamper (MTT)


Sarana ini disebut juga Tamping
Machine merupakan salah satu jenis
mesin berat yang populasinya cukup
banyak di dunia ini karena perannya
yang sangat penting di dunia
perawatan jalan rel. MTT berfungsi
memadatkan batu-batu yang ada di
bawah bantalan (balas) / kricak.
Terdapat 3 jenis MTT yang dirawat
Balai Perawatan Perkeretaapian
yakni, single sleeper, double sleeper,
dan turnout sleeper.
balaiperawatan.id

Moveable Crane Tadano


Sarana dengan daya angkut
sebesar 12 Ton ini digunakan
untuk membantu memindahkan
peralatan-peralatan yang ada di
gudang atau workshop.

balaiperawatan.id

balaiperawatan.id balaiperawatan.id

Lori Inspeksi Lokomotif Hidrolik CC300 DH


Sarana yang memiliki 4 roda untuk jalan Sarana ini digunakan untuk menarik
di rel dan 4 roda untuk di jalan darat ini d a n /a t a u m e n d o r o n g k e r e t a
kedinasan, gerbong kerja (ZZOW dan
digunakan untuk inspeksi jalan kereta. PPCW), dan/atau peralatan khusus.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 93


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

balaiperawatan.id

Track Motor Car


Sarana ini digunakan untuk perawatan jalan rel, sebagai langsiran kereta/gerbong
dengan lifting capacity sebesar 5 ton dan jarak 3 meter.

balaiperawatan.id balaiperawatan.id

Kereta Ukur Kereta Inspeksi


Sarana ini digunakan sebagai Sarana ini digunakan untuk melakukan
alat ukur atau mengetahui inspeksi di sepanjang lintas jalur kereta api
kondisi jalan rel.

Gerbong Datar PPCW


Sarana ini digunakan
untuk mengangkut rel,
mengangkut peti
kemas, dan juga
m e n g a n g ku t b a ra n g
bongkaran.

balaiperawatan.id

94 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

balaiperawatan.id

Gerbong Terbuka ZZOW


Sarana ini digunakan untuk mengangkut balas.

balaiperawatan.id

Nood Rijtuigen (NR ((Kereta Penolong))


Jenis sarana ini digunakan untuk mengangkut tim/ kru penolong saat terjadi PLH, serta
untuk membawa peralatan kerja saat penanganan PLH.

balaiperawatan.id balaiperawatan.id

Kereta Kedinasan Road Working Vehicle Car


Jenis sarana ini dipergunakan Sarana ini digunakan untuk inspeksi jalan
untuk para pejabat dalam kereta, memiliki 4 roda untuk jalan rel.
pelaksanaan urusan kedinasan.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 95


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

GRAFIK JUMLAH PENGADAAN DAN REHABILITASI


PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2020

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

TABEL REALISASI KELAIKAN SARANA


PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2020

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

96 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

todayonline.com

DATA SEBARAN SARANA MILIK INDONESIA


PERKERETAAPIAN TAHUN 2015-2020

Sumatera Sumatera Sumatera Jawa


Jawa Bagian
Bagian Barat
Barat Jawa Jawa Sulawesi
Jenis Sarana Sumatera
Bagian Sumatera
Bagian Sumatera
Bagian Jawa
Bagian Jawa
Bagian Sulawesi
Bagian
Jenis Sarana Bagian
Utara Bagian
Barat Bagian
Selatan Lintas Lintas Bagian
Tengah Bagian
Timur Bagian
Selatan
Utara Barat Selatan Utara Selatan Tengah Timur Selatan

Lokomotif ü - ü - - - ü -

Kereta Inspeksi
ü 1 - - ü ü - - ü
/multiple)
(Kereta/multiple)

Kereta Ukur - - ü ü - - - ü

Crane + GD ü - ü - ü ü - -

Kereta Penolong ü - - - ü ü - ü

MTT ü - ü 3 ü - - - ü
Lori / TMC ü ü- ü ü ü ü ü ü

Kereta Kedinasan - - - - - - ü -

Gerbong Datar ü - ü - ü 19 ü - -

Gerbong Terbuka ü 10 - ü - ü - ü -

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 97


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

GAMBARAN SEBARAN SARANA


MILIK NEGARA
sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

Palembang:
Medan: 1 Ekscavator Geismar
1 Lokomotif 1 Lori
10 Gerbong Terbuka 1 Kereta Ukur
10 Gerbong Datar 3 Multi Tie Tamper
3 Multi Tie Tamper 1 Unit Road Working
1 Kereta Inspeksi Vehicle Car
1 Lori
1 Set Crane Telescopic

Rejosari (Bandar
Lampung):
10 Gerbong Terbuka
10 Gerbong Datar Jakarta:
1 TMC (Depok)
1 set (2 Unit) KA Inspreksi Semarang:
1 Lori

Lampung:
1 Lokomotif

Bandung:
19 Gerbong datar
1 Set Crane Telescopic
1 Set (2 Unit) Kereta Inspeksi
1 Unit Lori
Solo:
Jatibarang (Indramayu): 1 TMC
4 Multi Tie Tamper 1 Set Crane Telescopic
2 Unit KA Ukur
1 Unit KA Inspeksi

98 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Bangil (Kab. Pasuruan):


1 Lori
Makassar:
1 TMC Workshop Balai Perawatan
1 Kereta Penolong Ngrombo:
1 Multi Tie Tamper 2 Ekscavator Geismar
2 Kereta Inspeksi 2 Ekscavator Vaia Car
1 Kereta Ukur 1 Bridge Inspection Car
1 Unit Road Working
Vehicle Car

Kroya: Madiun:
10 Gerbong Datar 3 Lokomotif
6 Kereta Kedinasan
Pekalongan: 19 Gerbong Terbuka
8 Gerbong Datar

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 99


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KONSTRUKSI DAN KOMPONEN


5.5 SARANA PERKERETAAPIAN
5.5.1 RANGKA DASAR
Rangka Dasar adalah rakitan baja yang terdiri atas penyangga badan, balok ujung, balok
samping, balok melintang, dan penyangga peralatan bawah lantai. Rangka dasar harus
memenuhi persyaratan teknis:
a. Terbuat dari baja karbon atau material
lain yang mempunyai kekuatan dan
kekakuan tinggi terhadap pembebanan
tanpa terjadi deformasi tetap.
b. Konstruksi tahan benturan, menyatu
atau terpisah dengan badan.
c. Mampu menahan seluruh beban dan
getaran .
d. Tahan terhadap korosi.
cargo.kai.id

5.5.2 BADAN
Badan adalah suatu susunan konstruksi las
yang terdiri dari komponen-komponen
utama seperti atap, dinding samping,
dinding ujung dan harus memenuhi
persyaratan teknis:

a. Terbuat dari baja atau material lain yang


memiliki kekuatan dan kekakuan tinggi.
b. Konstruksi tahan benturan.
c. Tahan terhadap korosi dan cuaca.
d. Mampu meredam kebisingan. wikipedia.org

5.5.3 PERALATAN PERANGKAI


Peralatan perangkai adalah peralatan yang
menghubungkan sarana perkeretaapian satu
dengan sarana perkeretaapian lainnya.
Peralatan perangkai harus memenuhi
persyaratan teknis:

a. Terbuat dari baja atau material lain.


b. M a m p u m e n e r u s k a n d a y a s e s u a i
peruntukan.
c. M a m p u m e n a h a n d a n m e r e d a m
kompasiana.com benturan.

100 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.5.4 BOGIE
Bogie adalah susunan perangkat roda, rangka, dan sistem suspensi sebagai kesatuan
struktur yang mendukung sarana perkeretaapian saat berjalan di atas jalan rel.

Terdapat berbagai seri bogie yang digunakan pada rangkaian kereta api di Indonesia, di
antaranya adalah Bogie Pensylvania (K-2), NT-11 (K-5), NT-60 (K-8), Bolsterless (K-9),
dan lain-lain. Contoh spesifikasi dan gambar bogie yang digunakan pada kereta
penumpang di Indonesia terdapat pada Gambar berikut.

inka.co.id

Bogie tipe K9 (Bolsterless) yang digunakan pada KA Argo Bromo Anggrek

5.5.5 PERALATAN KESELAMATAN


Peralatan keselamatan adalah suatu perlengkapan
atau alat yang digunakan untuk keperluan darurat,
seperti tabung pemadam kebakaran, rem darurat,
palu. Dan harus memenuhi persyaratan teknis:

a. Sesuai dengan peruntukkannya


b. Mudah dalam pengoperasian

5.5.6 PERALATAN PENGEREMAN


Peralatan pengereman adalah suatu peralatan
yang digunakan untuk mengurangi kecepatan
dan menghentikan sarana perkeretaapian. Dan
harus memenuhi persyaratan teknis:
a. Mampu mengendalikan kecepatan.
b. Mampu berhenti dalam keadaan normal dan
darurat pada jarak pengereman yang sesuai
ketentuan operasi.
c. Mampu menyesuaikan tingkat kecepatan dan
wikipedia.org beban.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 101


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

TEMPAT PEMERIKSAAN, PERAWATAN, DAN PENYIMPANAN


5.6 SARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA

balaiperawatan.id
balaiperawatan.id

Tempat pemeriksaan, perawatan, dan penyimpanan sarana perkeretaapian milik


negara diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
PM 18 Tahun 2019 tentang Standar Tempat dan Peralatan Perawatan Sarana
Perkeretaapian. Perawatan sarana perkeretaapian dilaksanakan di fasilitas Depo
dan Balai Yasa.

Layout Tempat Penyimpanan dan Perawatan Sarana Milik Negara

Kapasitas di luar overcaping : Kapasitas di dalam overcaping :


- 10 unit gerbong datar (GD) - 1 unit lokomotif
- 10 unit gerbong terbuka (GT) - 1 ts kereta inspeksi (2 kereta)
- 6 unit kereta kedinasan
- Jalur stabling kapasitas 1 ts (10 kereta) - 2 unit kereta ukur
- 1 unit crane + 1 unit GD
- 1 unit kereta penolong
- 1 unit lori
- 3 unit MTT

Underfloor Overcap Parkiran/ruang terbuka

Jalur kereta HSD Bangunan kantor


Model overcaping Sarana KA Limbah Water

102 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.6.1 DEPO
Depo adalah tempat penyimpanan dan perawatan kereta api. Depo memiliki
infrastruktur penting yang digunakan untuk merawat kereta seperti jalur penyimpanan,
jalur inspeksi, gudang untuk overhaul, perawatan tak terjadwal seperti perbaikan besar,
pengecekan roda, pembersihan bagian kereta secara keseluruhan, dll.

Luas area stabling dan depo bergantung dari jenis, ukuran, dan sifat lokomotif maupun gerbong
karena akan mempengaruhi kinerja dan kebutuhan stabling dan depo.

google.maps/photo/Dapi Suyatmi
google.maps/photo/Ridwan Kurniawan

Depo Lokomotif Cipinang Depo Lokomotif Solo Balapan


Fungsi: Melakukan Perawatan Lokomotif Fungsi: Melakukan Perawatan Lokomotif
S t a t u s k e p e m i l i k a n : D i re k to ra t J e n d e ra l Status kepemilikan: PT KAI
Perkeretaapian

google.maps/photo/riski flash
google.maps/photo/Denyun Kurusetra

Depo Kereta Semarang Poncol Depo Lokomotif Purwokerto


Fungsi: Melakukan Perawatan Kereta Fungsi: Melakukan perawatan lokomotif
Status kepemilikan: PT KAI Status kepemilikan: PT KAI

kompasiana.com google.maps/photo/Bang Icas

Depo KRL Depok Depo Lokomotif Cirebon


Fungsi: Melakukan Perawatan KRL Fungsi: Melakukan perawatan lokomotif
Status kepemilikan: PT KCJ Status kepemilikan: PT KAI

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 103


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

FASILITAS YANG ADA PADA AREA STABLING


DAN DEPO KERETA SECARA UMUM

Train Stabling Area/Yard Bangunan Administrasi


Area stabling adalah tempat Tempat bagi pekerja dan juga
dimana kereta diparkirkan saat karyawan depo sebagai pusat
tidak digunakan. kegiatan administrasi.

Inspection Lines
Inspection lines digunakan untuk
mengecek kereta sesuai jadwal
yang sudah ditentukan.

Train Workshop Building


Kebutuhan perawatan kereta api
didasarkan pada kereta yang
bekerja di area operasional.

Maintenance/Workshop Lines
Jalur perawatan atau bengkel
digunakan untuk perbaikan
kereta yang cukup berat.

104 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Permanent Way Building


Bangunan penyimpanan
kendaraan perawatan yang
difungsikan seperti stabling kereta

Car Delivery Area


Area pengiriman gerbong menuju
bengkel ataupun depo yang
hanya mampu melalui jalan.

Operation Control Center Storage


Pusat pengendalian operasional Gudang penumpukan digunakan
berfungsi untuk mengendalikan untuk menyimpan semua alat,
lalulintas kereta suku cadang, dan bagian kereta

Under-floor Wheel Lathe


Fasilitas yang digunakan untuk
mengatur lapisan roda kereta
agar sesuai dengan desain

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 105


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.6.2 balai yasa


Balai Yasa digunakan untuk perawatan sarana perkeretaapian jangka dua tahunan,
empat tahunan, pengembalian fungsi (rehabilitasi), serta modifikasi.

docplayer.info docplayer.info

Balai Yasa Tegal Balai Yasa Manggarai


Fungsi: Melakukan perawatan dan perbaikan Fungsi: Melakukan perawatan dan perbaikan kereta
kereta dan gerbong dan gerbong
Status kepemilikan: PT KAI Status kepemilikan: PT KAI

youtube.com/kereta api kita

Balai Yasa Lahat


Fungsi: Melakukan perawatan dan perbaikan lokomotif, kereta dan gerbong
Status kepemilikan: PT KAI

youtube.com/kereta api kita blogspot.com

Balai Yasa Yogyakarta Balai Yasa Mekanik Cirebon


Fungsi: Melakukan perawatan dan perbaikan Fungsi: Melakukan perawatan dan perbaikan
kereta dan gerbong peralatan khusus (MTT)
Status kepemilikan: PT KAI Status kepemilikan: PT KAI

106 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5.6.3 balai perawatan perkeretaapian


Balai Perawatan Perkeretapiaan merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Kementerian Perhubungan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Perkeretaapian. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun
2014, Balai Perawatan Perkeretaapian memiliki tugas pokok untuk melaksanakan
perawatan sarana perkeretaapian milik negara. Dalam pelaksanaan tugasnya, Balai
Perawatan Perkeretaapian menyelenggarakan berbagai fungsi sebagai berikut:

Pelaksanaan perawatan berat


A. sarana perkeretaapian milik negara.

Pelaksanaan perawatan berat


B. sarana perkeretaapian milik negara.

Pelaksanaan pengendalian kualitas


C. perawatan sarana perkeretaapian
milik negara.
balaiperawatan.id
Pelaksanaan pengelolaan urusan
tata usaha, rumah tangga,
D. kepegawaian, keuangan, hukum,
Balai Perawatan Perkeretaapian
Berlokasi di Ngrombo, Purwodadi , Jawa Tengah
logistik, dan hubungan masyarakat. Status kepemilikan: Kementerian Perhubungan

Bagan Susunan Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian

BALAI PERAWATAN
PERKERETAAPIAN

SUB-BAGIAN
TATA USAHA

SEKSI SEKSI
PERAWATAN PERAWATAN
BERKALA BERAT

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 107


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

balai pengujian
5.6.4 perkeretaapian
Balai Pengujian Perkeretaapian merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis setingkat
Eselon III di lingkungan Kementerian Perhubungan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian yang bertugas untuk melakukan
pengujian perkeretaapian. Dalam pelaksanaan tugasnya, Balai Pengujian
Perkeretaapian menyelenggarakan berbagai fungsi dalam aspek sarana perkeretaapian
sebagai berikut:
Pelaksanaan pengujian pertama dan
A. berkala sarana perkeretaapian
berpenggerak dan tanpa penggerak.

Pelaksanaan pengujian pertama dan


B. berkala peralatan khusus.

Pelaksanaan pengujian kompetensi


C. awak sarana perkeretaapian.
Pelaksanaan pengujian kompetensi
D. penguji sarana, inspektur sarana, dan
auditor perkeretaapian.
ujidjka.dephub.go.id Pelaksanaan pengelolaan urusan tata
usaha, rumah tangga, kepegawaian,
Balai Pengujian Perkeretaapian
Terletak di Bekasi, Jawa Barat
E. keuangan, hukum, dan hubungan
Status kepemilikan : Kementerian Perhubungan masyarakat.

Bagan Susunan Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian

BALAI PENGUJIAN
PERKERETAAPIAN

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SEKSI PENGUJIAN SEKSI PENGUJIAN SEKSI PENGUJIAN


SARANA PRASARANA SUMBER DAYA MANUSIA
PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

108 SARANA PERKERETAAPIAN INDONESIA


Sumber: djka.dephub.go.id

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 109


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 6
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
PERKERETAAPIAN DI INDONESIA

6.1 PETA JARINGAN JALUR KERETA API INDONESIA


6.2 JARINGAN DAN KAPASITAS LINTAS PELAYANAN KA
6.3 KARAKTERISTIK ANGKUTAN PENUMPANG
6.4 SUBSIDI ANGKUTAN KA
6.5 ANGKUTAN MOTOR GRATIS
6.6 KARAKTERISTIK ANGKUTAN BARANG
6.7 SOP PELAYANAN/PERIJINAN ANGKUTAN KA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PETA JARINGAN JALUR


6.1 KERETA API DI INDONESIA

Panjang Jaringan Jalur Kereta Api


di Indonesia
UU No. 23 Tahun 2007 pasal 1 (5)
5.285km 5.380km 5.569km
(2015) (2016) (2017)
Seluruh jalur kereta api
yang terkait satu dengan
yang lain menghubungkan
berbagai tempat sehingga 6.221km
merupakan satu sistem.
6.325km 5.940km
(2020) (2019) (2018)

Rencana Pengembangan Jaringan


dan Layanan Kereta Api

Pasal 2 Ayat 1, PP 72/2009


JAWA-BALI
Angkutan kereta api
10.524km
dilaksanakan pada jaringan (2030) SUMATERA
jalur kereta api dalam lintas
pelayanan perkeretaapian KALIMANTAN
yang membentuk jaringan
pelayanan perkeretaapian. 3.755km SULAWESI
(2030)
JARINGAN KA
PERKOTAAN PAPUA

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 111


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JARINGAN KA PULAU SUMATERA (EKSISTING & RENCANA)

1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240

LEGENDA

BANDAR UDARA

PELABUHAN

JALUR KA RENCANA

JALUR KA TERBANGUN 2030

JALUR KA BEROPERASI

JALUR LINTAS LAYANAN


KERETA API YANG BEROPERASI

SUMATERA UTARA SUMATERA SELATAN


1. Medan-Tebing Tinggi = 80,542 Km 1. Kertapati-PBR X6 = 80,611 Km
2. Tebing Tinggi-Kisaran = 73 Km 2. Pos Indralaya-Indralaya = 3,935 Km
3. Kisaran-Rantau Prapat = 113,872 Km 3. Prabumulih-PBR X5 = 3,495 Km
4. Belawan-Medan = 21,607 Km 4. Muara Enim-Lubuk Linggau = 153,352
5. Medan-Besitang = 99,289 Km Km
6. Tebing Tinggi-Siantar = 48 Km 5. PBR X6-Tanjung Enim Baru = 77,837 Km
7. Araskabu-Kualanamu = 4,680 Km 6. Panjang-Kilometertiga = 2,199 Km
8. Kisaran-Tanjung Balai = 20,683 Km 7. Tarahan-Blambanganumpu = 166,178 Km
9. Bandar Tinggi-Pelabuhan Kuala 8. Blambanganumpu-Kepayan = 83,615 Km
Tanjung = 20,750 Km 9. Kertapati-PBR X6 = 78 Km
10. Kruenggekeuh-Kruengmane = 11,3
Km

112 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

SUMATERA BARAT
1. Indarung-Sawahlunto = 168,161 Km
2. Lubuk Alung-Naras = 27,844 Km
3. Duku-Bandara Internasional
Minangkabau = 3,947 Km

PROGRESS PEMBANGUNAN HINGGA 2019

10,8km’sp MEDAN
BANDAR KHALIFAH 2,95km’sp PULO
PADANG
AER 85,61% LINTAS BESITANG-LANGSA
SEGMEN BESITANG-SEI LIPUT

21,5km’sp BANDAR TINGGI


KUALA TANJUNG 9km’sp KOTABUMI
CEMPAKA 92.01% LINTAS RANTAUPRAPAT-KOTA PINANG
SEGMEN RANTAUPRAPAT-PONDOK S5

SASARAN
PENGEMBANGAN RENCANA JARINGAN
Menghubungkan jalur kereta
KERETA TAHUN 2030
e k s i s t i n g d e n g a n Tr a n s 2.900km
Sumatera Railways.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 113


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peta Rencana Pengembangan Jaringan

MATANG GLUMPANG II

KRUENG GEUKEH (KRG)


Kereta Api di Sumatera Utara Tahun 2030

KRUENG MANE (KRM)


KUTABLANG (KKG)
26+450

BLANGPANYANG
0+000
PELABUHAN

BIREUN (BIR)
KRUENG GEUKEH
BANDA ACEH (BNA) SIGLI (SGI)

PEUDADA
123+560

35+450

21+450

CUNDA
11+350

PALOH
JENTHO

GEURUGOK (GRU)
16+950

BUNGKAH
LHOKSEUMAWE (LSM)
SEULIMEUM

6+350
LHOKSEUKON

IDI

KUALA SIMPANG
LANGSA 445+265
SEI LIPUT (SLT) 411+250 PANGKALAN SUSU
HALABAN (HLB) 427+950 96+900
SEI SIRAH (SSH) 436+500 P. BRANDAN (PBD)

BESITANG (BSG) 65+915 BELAWAN (BLW)


21+607

AH

K)
LIF

(BT
HA
KUALA BINJAI

UIS
(BA DARK
41+750 (BIJ)

GK
20+889
KUALANAMU (KNM)

TAN
SUNGGAL

BA P)
BA
MDN MDN
BIJ 20,889 4,655 PUB MEDAN (MDN)
BSG 80,905 101,794 16,717 12,062 LBU ARAS KABU (ARB) LUBUK PAKAM (LBP)
LGS 72,76 153,665 174,554 21,607 16,952 4,890 BLW 00+000 22+968 29+366
PERBAUNGAN (PBU)
GALANG
PERTUMBUKAN LIDAHTANAH (LDT)
14+455
19+000
DOLOKMERANGIR

TELUK MENGKUDU (TKE)


BAJALINGGEI (BJL)

RAMPAH (RPH)
SIANTAR (SIR)

61+850
BAMBAN (BMB)
48+467

(DMR)

RAMBUTAN (RMT)

DANAU TOBA
TEBING TINGGI (TBI) 80+542
LAUTDATAR
PAYAPINANG

BANDAR TINGGI (BDT) KUALA TANJUNG (KTJ)


SEI MANGKEI (SKI)
BAHLIAS (BLI)
GUNUNG BAYU PEDANAAN
LIMAPULUH (LMP)

DUSUN (DSU)
TANJUNGBALAI (TNB)
TBI TBI SEIBEJANGKAR (SBJ) 174+442
TELUK NIBUNG
SIR 32,075 17,749 BDT
RPH 50,767 18,692 35,605 17,856 KTJ KISARAN (KIS) 179+024
LDT 16,746 67,513 35,438 73,197 55,448 73,304 KIS 153+739
LBP 15,738 32,484 83,251 51,176 108,867 91,118 108,974 35,670 PUR SENTANG
ARB 6,612 22,350 39,096 89,863 57,788 151,649 133,900 151,756 78,452 42,782 PME HENGELO (HL)
KNM 4,680 11,292 27,030 43,776 94,543 62,468 187,069 169,320 187,176 113,872 78,202 35,420 RAP
MDN 27,434 22,754 29,366 45,104 61,850 112,617 80,542 248,197 230,448 248,304 175,000 139,330 96,548 61,128 KOTA PINANG TELUKDALAM (TUK) 19+880
PULURAJA (PUR)
28+280
AEKLOBA (AKB)
MAMBANGMUDA (MBM)
51+754
SITUNGIR (SIU)
PAMINGKE (PME)

PADANGHALABAN (PHA)
DUMAI
MARBAU (MBU)

PONDOK S3

KETERANGAN: RANTAUPRAPAT (RAP)


STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG 113+872 KOTA PINANG DURI (DU)
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL 175+000
Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

114 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peta Rencana Pengembangan Jaringan


Kereta Api di Sumatera Selatan Tahun 2030

PRABUMULIH
ARAH JAMBI
SEKAYU

GUNUNGMEGANG

TANJUNGTERANG
BETUNG
LUBUK LINGGAU

TALANGPADANG

KARANGGENDE
322+295
TEBING TINGGI
MUARASALING

PENANGGIRAN

PAYAKABUNG
SAUNGNAGA
KOTAPDANG

MUARAGULA
BANJARSARI
BUNGAMAS

GLUMBANG
SUKACINTA
SUKARAJA

BELIMBING

SERDANG
UJANMAS

PENIMUR
TANJUNG API API

LEMBAK
500+140

484+974

474+365
549+448

528+945

519+903

459+986

321+530

338+188

345+594
344+254

333+422

363+479
353+852

373+335
360+500

354+344
423+632

387+895

381+524

374+445

367+039
406+831

NIRU

X.6
KERTAPATI
400+102

SIMPANG
388+500
MUARAENIM
396+093
LAHAT
434+159

X.5
318+800
TANJUNGRAMBANG
309+260
PAGER GUNUNG
290+736
PANINJAWAN
267+099
LUBUK RUKAM
259+592
BLIMBING AIR KAKA
250+768
BELATUNG
242+890
TIGA GAJAH
229+978
KEMELAK BATU RAJA
221+915
227+985
SEPANCAR
AIR TUBA
218+708 PBR X6 PBR X6
212+625
TLP 24,181 18,697 LEB
GILAS PNG 24,220 48,401 34,331 15,634 GLB
SUNGAI TUHA 205+399 ME 22,186 46,406 70,587 43,988 25,291 9,657 SDN
201+011 LT 38,063 60,249 84,469 108,650 53,775 35,078 19,444 9,787 PYK
TI 77,117 104,644 137,366 161,586 185,767 69,009 50,312 34,678 25,021 15,234 SIG
LLG 29,545 115,289 153,352 166,911 191,131 215,312 80,611 61,914 46,280 36,623 26,836 11,602 KPT
MARTAPURA WAY TUBA
183+607
195+641 GIHAM
172+949
BLAMBANGAN UMPU
163+032
NEGERI AGUNG
135+765
TULUNG BUYUT
135+765
NEGARA RATU
126+465
KETAPANG
115+283
CEMPAKA
105+828

KOTA BUMI KALI BALANGAN


97+669 86+090
BLAMBANGAN PAGAR

HAJI PEMANGGILAN

BEKRI

BANDARA RADEN INTEN


RENGAS
MP MP

NRR
BBU
36,566
32,606
69,172
22,987
32,364
SPC
9,377 BTA
TEGINENENG REJOSARI
KB 28,800 65,366 97,972 34,337 11,350 1,973 TJH 39+094 28+554
NATAR
TGI 58,575 87,375 123,941 156,547 63,951 40,964 31,587 29,614 LRM
TNK 26,864 85,439 114,239 150,805 183,411 95,159 72,172 62,795 60,822 31,208 PGG LABUAN BATU
THN 15,373 42,237 100,812 129,612 166,178 198,784 125,889 102,902 93,525 91,552 61,938 30,730 PBR X6 17+013

TANJUNG KARANG
GERUNTANG
12+230
PIDADA
KETERANGAN: TARAHAN
STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG PELABUHAN PANJANG 6+821
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL TELUK BETUNG

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020


KM 3

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 115


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PELABUHAN
PASAMAN

SUNGAI LIMAU
75+000
NARAS (NRS)
67+543
PAYAKUMBUH (PY)
PARIAMAN (PMN) 147+758

60+692 BUKITTINGGI
(BKT)
KURAI TAJI (KI) 94+675
54+164
PADANG PANJANG (PP)
75+361

KAYU TANAM (KTN)


PAUH KAMBAR (PAK) 60+038
48+129 KANDANG AMPAT (KDP)
65+613

PD PD SICINCIN (SCN)
DUK 18,939 2,626 PIA LUBUK ALUNG (LA) 53+136
LA 13,667 32,606 5,000 2,374 TBY 39+699
BIM 17,614 3,947 22,886 4,686 2,06 4,434 KAJ
KI 32,079 14,465 28,132 47,071 8,909 6,283 8,657 4,223 IMA
NRS 13,379 45,458 27,844 41,511 60,450 14,824 12,198 14,572 10,138 5,915 IDA
PASAR USANG (PRU)
31+621

DUKU (DUK)
26+032
BANDARA INTERNASIONAL
MINANGKABAU

TABING (TAB)
16+340

PADANG (PD)
5+000
KAMPUNG JUAR
4+434

PINTU AIR
PULAU AIE (PLA) 2+374
2+374

BUKIT PUTUS (BKP)


1+933

TELUK BAYUR (TBY)


KETERANGAN: 0+000

STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG


STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL
Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

116 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 109
INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peta Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api


di Sumatera Barat Tahun 2030

PEKANBARU

LIPAT KAIN

LOGAS

PADANG TAROK PERBATASAN PROV


222+000 SUMATERA BARAT
LIMBANANG

SILUKAH
199+000

KUBU TERAMBIL SILOKEK


84+386 MUARO (MRO) 189+000

177+428
BATU TABAL (BTL)
93+873
TANJUNG AMPALU (TJA)
164+677
KACANG (KCN)
104+609

SAWAHLUNTO (SWL)
155+520 PADANG SIBUSUK (PSK)
SINGKARAK (SKA) 1551+442
114+450

SOLOK (SLK) SEI LASI (SNL) MUARA KALABAN (MKB)


127+956 140+378 254+442 MKB MKB
SKA 37,246 4,078 SWL
BKT 19,775 57,021 103,000 201,922 PSK
PP 19,314 38,835 76,081 89,765 215,157 13,235 TJA
LA 35,662 54,976 74,497 111,743 77,014 227,908 25,986 12,751 MRO
PAUH LIMA (IMA)
8+657

INDARUNG (IDA)
14+572

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 117


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Dok. DJKA Kementerian Perhubungan

118 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 111
INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jaringan KA Pulau Jawa (Eksisting & Rencana)


Peta Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api Peta Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api
di Pulau Jawa Tahun 2030 di Pulau Jawa Tahun 2030

Sumber: RIPNAS DJKA, 2020 Sumber: RIPNAS DJKA, 2020

JALUR LINTAS LAYANAN


KERETA API YANG BEROPERASI
JAWA TENGAH
1. Kutoarjo-Solo Balapan = 123 Km 11. Karangtalun-Gumilir = 3,407 Km
2. Solobalapan-Walikukun = 52,578 12. Kutoarjo-Purworejo = 11,688 Km
Km 13. Tegal-Semarang Tawang = 149,859
3. Gundih-Solo Balapan = 42,057 Km Km
4. Adi Sumarmo-Kadipiro = 9,63 Km 14. Semarang Tawang-Cepu = 139,098
5. Purwosari-Wonogiri = 36,660 Km Km
6. Banjar-Kroya = 91,807 Km 15. Brumbung-Gundih = 52,774 Km
7. Prupuk-Kroya = 83,185 Km 16. Gambringan-Gundih = 9,915 Km
8. Kroya-Kutoarjo = 76,075 Km 17. Cikampek-Tegal = 211,024 Km
9. Cilacap-Maos = 20,755 Km 18. Cirebon-Prupuk = 74,769 Km
10. Tegal-Prupuk = 38,500 Km

SASARAN
PENGEMBANGAN RENCANA JARINGAN
KERETA TAHUN 2030
Mengoptimalkan jaringan eksisting
m e l a l u i p ro g ra m p e n i n g k a t a n , 5.590 KM
rehabilitasi, reaktivasi lintas non- (Jawa, Madura, dan Bali)
operasi serta peningkatan kapasitas
lintas melalui pembangunan jalur
ganda dan shortcut.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 119


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

MR MR
JG 24,139 24,139 JG
KTS 15,308 39,447 39,447 15,308 KTS
NJ 22,037 37,345 61,484 68,06 43,921 28,613 KD
MN 46,941 68,978 84,286 108,425 98,106 73,967 58,659 30,046 TA
NGW 25,865 72,806 94,843 110,151 134,29 132,031 107,892 92,584 63,971 33,925 BL
KDB 30,844 56,709 103,65 125,687 140,995 165,134 151,257 127,118 111,81 83,197 53,151 19,226 WG

LAMONGAN (LMG)
TUBAN (TN) GRESIK (GS)
14+987
SURABAYA

188+974
KOTA (SB)

SUMBER REJO (sRJ)


INDRO (IDO)
9+850 SURABAYA

SUMLARAN (SLR)
GEMBONG (GEB)

BENOWO (BNW)
139+228
KAPAS (KPS)
PASARTURI

177+471
168+429
BABAT (BBT)

DUDUK (DD)

215+801
PUCUK (PC)
131+72

200+797
160+373

171+691
BOWEMO

TANDAS
151+426

224+325
(SBI)

200+797
CORMO
229+573
BOJONEGORO (BJ) KANDANGAN (KDA) SEPANJANG (SPJ)
220+940 BO 24+167
HA W
R
GEMPOLKEREP KR 33 (BH) AN
I A +3
(GKP) KE 3
38 N (K 0
MO
KEDUNGBANTENG (KDB)

26+029 DI +3 R
ND 30 N)
43 ING
NGIMBANG JO +0 (K
58 D
K TA
RI N)
58 ERT
(NBG)
47 K (T
+6 R
57 K)
+3 O
00 (M
222+492

CU
PLOSO
R AH
M
R) SURABAYA
KOTA (SB)
(POS) 65 ALA
+1 NG
SU 42 (C
MO
JO PE
TE BI
RM
)
MB RO 69+ TO
N 30 (SB
7
KE 81 ANG
78 GA
+1 N
61 (P
O )
RT +4 ( TR
)
OS SE 9 JG
MB 7 MOJOSARI
96 ON U )
+8 O 89+3N07G (SM PORONG (PR)
WILANGAN (WLG)

08 (KT 34+681
CARUBAN (CRB)
34 G

SARADAN (SRD)

B)
WALIKUKUN (WK)

BABADAN (BBD)
4+ N
18 ANE

4
KEDUNGGALAR (KG)

SU
S)
132+285
BAGOR (BGR)
149+580

141+053

KO
157+889

BA
G
210+197

PARON/NGAWI (NGW)

125+230

MO RO
R 1 N
200+707

O 0
(S 8+8 (BR
KM 10 N)
191+332

PULOREJO (PLR)
)
3+844 KENDANGAN (KDA)
6+ AT
2

Gn. GANGSIR (GNG)


17 ER
33

12+811
B

40+503
PURWOASRI
MADIUN NGANJUK (NJ)
WONOKERTO (WN)
(PWA) 8+758
206+329
(MN) 118+842PAPAR (PPR)
202+337
SUKOREJO (SKJ)
16+971
KONTO (KTO)
PAGULAN 165+783 MINGGIRAN (MGN)
198+123
PARE (PE) 9+895
SENGON (SN)
21+237
25+571
SUSUHAN (SS) LAWANG (LW)
192+084 PESENLEE 31+114
12+611 SINGOSARI (SGS)
KEDIRI (KD) 39+172
KAWARASAN BLIMBING (BMG)
PONOROGO (PO) 186+866 GURAH 9+448 44+344
32+341 (GU)
BADEGAN (BDG) JETIS (JS)
NGADILUWIH (NDL)
177+321
PESANTREN 39+118
BRENGGOLO
70+018
MALANG (ML)
(PES)
16+535
KRAS (KRS) 35+946 49+234
170+979 MALANG
SLAHUNG (SLH) DJENGKOL JAGALAN MALANG KOTA LAMA (MLK)
56+164 WATES 10+259 (MLJ) 51+370
NGUJANG (NJG) (WT) PAKIS AJI (PSI)
163+249 6+140 60+455

KEPANJEN (KPN)
TUGU 69+122
SUMBER PUCUNG (SBP)
GARUM (GRM)
SUMBER GEMPOL (SBL)

REJOTANGAN (RJ)

NGEBRUK
KESAMBEN (KSB)
NGUNUT (NT)

TALUN (TAL)
BLITAR (BL)

48+375
WLINGI (WG)

TULUNGAGUNG
75+114
108+490
118+774

(NB)
143+861

122+895
135+971

95+454
104+770

(TA)
151+638

79+487

GONDANGLEGI
122+895 (GDL)

DAMPIT
KETERANGAN: (DPT)

STASIUN BESAR PADA SIMPUL UTAMA


STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL
Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

120 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 113
INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peta Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api di Pulau Jawa


Bagian Timur Tahun 2030

BENTENG (BET)
WO WO
SIDOTOPO (SDT) SDA 17,629 17,629 SDA
BG 21,528 39,157 39,157 21,528 BG
SN 21,237 42,765 60,394 55,095 37,466 15,938 PS
ML 27,997 49,234 70,762 88,391 93,57 75,941 54,413 38,475 PB
NB 25,85 53,847 75,084 96,612 114,241 189,404 171,775 150,247 134,309 95,834 JR
WG 29,746 55,596 83,593 104,83 126,358 143,987 301,622 283,993 262,465 246,527 208,052 112,218 KTG
GUBENG (SGU)
0+000

WONOKROMO (WO)
17+361 SBI SBI
LMG 40,999 5,566 SGU
WARU (WR)
13+652 BJ 63,803 104,802 49,969 44,403 MR
GEDANGAN (GDG)
17+880

SIDOARJO (SDA)
17+361

TANGGULANGIN (TGA)
31+072 SITUBONDO (SIT)
KM. 52 PANJI (PJ)
PANARUKAN (PNR)
KM. 70
BANGIL (BG)
47+038

KIABANG

PRAJEKAN (PRJ) KM. 49


PROBOLINGGO (PB)
101+451 BONOSARE (BNS) KM. 35

BONDOWOSO (BO) KM. 27


BAYEMAN (BYM)
REJOSO (RO)

GRATI (GI)
PASURUAN (PS)

73+537

)
71+857

LECES (LEC)
89+924

113+726
GRUJUGAN (GRJ) KM. 21
62+976

MALASAN (MLS)
121+740
TAMANAN (TMN) KM. 16
SUMBERWADUNG (SWD)

RANUYOSO (RN)
KARANGASEM (KNE)

130+461
TEMUGURUH (TGR)

SINGOJURUH (SGJ)

ARGOPURO (AGO)
ROGOJAMPI (RGP)

SUKAWONO (SKW) KM. 8


GLENMORE (GLM)

KLAKAH (KK)
LEDOKOMBO (LDO)

KALISETAIL (KSL)
SEMPOLAN (SPL)
GARAHAN (GRN)

KALIBARU (KBR)

50+964
KRIKILAN (KKL)
MRAWAN (MRW)

GROBOGAN (GBG) 135+384


15+506

G
KOTOK (KTK)

GUN
12+830

KM. 8
55+316

66+316
72+197
44+752

KABAT (KBT)
54+788

DUA
16+020

37+390
20+271
29+880
237+405
ARJASA (AJ)

8+320

RAN 46+950
79+567
203+170

LUMAJANG (LM) 1
KM. 17 OTO
(TKU
) JATIR+000
UNG 156
) TEMPEH (TPE)
KM. 27
TEK KM. 6 GGU
TAN +050
L

187 KALISAT
BANYUWANGI (KTG)

G
CON
GUN KEN NC) 214+452
ILAN (K
OW
YOS (YWL) K M. 4
3
JEMBER (JR)
MANGLI (MI)

34
KM.
190+543

BANGSAL SARI
197+285
RAMBIPUJI (RBP)

PASIRIAN (PSR) M)
18+484

(GM (BSS)
KM. 35 MAS 8
186+586

U K 171+584
GUM KM. 4 )
(KYR
LOR
A S IYAM . 57
K KM
BALUNG (BUG)
KM. 64

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 121


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

CN CN
CNP 1,600 1,606 CNP
CLD 30,251 31,851 63,567 74,257 BB
LRA 25,228 55,479 57,079 75,863 74,257 12,296 TG
PPK 17,690 42,918 73,169 74,769 103,886 102,280 40,319 28,023 PML
BMA 18,623 36,313 61,541 91,792 93,392 136,029 134,423 72,462 60,166 32,143 PK
PAT 12,914 31,537 49,227 74,455 104,706 106,306 225,722 224,116 162,155 149,859 121,836 89,693 SMT
PWT 24,471 37,385 56,008 73,698 98,926 129,177 130,777 239,685 238,079 176,118 163,822 135,799 103,656 13,963 BBG
NTG 8,433 32,904 45,818 64,441 82,131 107,359 137,610 139,210 286,022 284,416 222,455 210,159 182,136 149,993 60,300 46,337 GBN
KBS 5,936 14,369 38,840 51,754 70,377 88,067 113,295 143,546 145,146 364,820 363,214 301,253 288,957 260,934 228,791 139,098 125,135 78,798 CU
KYA 12,808 18,744 27,177 51,648 64,562 83,185 100,875 126,103 156,354 157,954 400,878 399,272 337,311 325,015 296,992 264,849 175,156 161,193 114,856 36,058 BJ

PEKALONGAN (PK)
PEMALANG (PML)
BREBES (BB)

TEGAL (TG)
WARUDUWUR (WDW)

UJUNGNEGARA (UJN)

KRENGSENG (KNS)
PETARUKAN (PTA)
LARANGAN (LRA)
160+467
TANJUNG (TGN)

120+087
BABAKAN (BBK)

148+110

SURADADI (SD)

PLABUAN (PLB)
KURIPAN (KRP)

WELERI (WLR)
BATANG (BTG)
LOSARI (LOS)

87+900
COMAL (CO)

SRAGI (sRI)
CIREBON (CN)
212+437

142+587
198+432

188+793

181+026

132+525

113+210

103+496

44+395
73+591
99+208

80+103

39+051
61+331

54+007
219+900
CIREBON PRUJAKAN (CNP)
222+300
) BAN
G
W 2 8+1 JARA
(L 30 ) 65 N (B
G 28+ CS 2 KUD JN) BESOKOR
UN 2 (s 43 ) 10+ AILE
WONOPRINGGO 3+700
W +
UT 35 RW 44
886 (KD 11+900
LU L A 2 (K 1 SLA E)

13+ WI (SL
)
NG N G 39+ LD 9
A U 2 (C 01 MA
ND W G 1+ B)
RG
ASA 49 W)
SI
(BL APULA 6
S U U 2 5 G 1 RI (M BAL
ED (K 78 )
NG IL T 3+ G 2
G
32+ S) P NG
A C A 6 511 23+ )
A R A R 2 ( KG 06 A) 108 G)
K B N 7 + R 7 (L
A 6 L 4
AN G 2 N ( 6+2 G) UR
A
G
UN UN A
G 27 (SG 247 AP
G
G
G
N G AN M 6+ ) N 1 R GG 1 T) )
AT
PK
N R O 7 LI 2+5 (K
TA TA LA G 2 (P
EK
(P 397 )
KE KE NG
3 N
ET 338 RA
SO R + U K)
I)
K 19 RA
U K 3+ MA G
3 TU 474 (LG (K GD
)

P 2 9 B 6 0 PA 25+ OK 7 A RI
UL
(K
U ( + 5 3
E +
2
G 5 GS
L 30 AN 8 N D

PR YU 12 3 AR 16
K 36+ NG
GA
PURWOKERTO
IA 3 3
A RA 928
+ TIMUR (PKT)
UM
K 43 PURBALINGGA
3 PARAKAN TEMANGGUNG
BPURWOKERTO (PWT)
119+229
(PRN)
27+189
349+955

BANJARSARI (BJI)
41+309/0+000

PURWONEGORO
SOKARAJA (SOK)

BANJARNEGARA (BA)
WONOSOBO (WS)
NOTOG (NTG) 119+229
358+378

KEBASEN (KBS)
384+051H
GANDRUNGMANGUN (GDM)

KAWUNGKATEN (KWG)

KT. WINANGUN (KWN)


CILONGKRANG (CAG)

PASARKLIWON (PKW)

RANDEGAN (RDN)
KUBANGKANGKUNG
MELUWUNG (MLW)

368+828
WONOSARI (WNS)
CIKAWUNG (CKW)

SRUWENG (SRW)
JERUKLEGI (JRL)

SIKAMPUH (SKP)

PREMBUN (PRB)
SIDAREJA (SDR)

GOMBONG (GB)
SUMIPUH (SPH)
KEMRAJEN (KJ)

KR. ANYAR (KA)


SITINGGIL (SIL)

LEBENG (LBG)

TAMBAK (TBK)
LANGEN (LN)
RANCAKOLE

CIPARI (CPI)

SOKA (SOA)
MAOS (MA)

409+602

414+000

420+202

424+484

431+265

438+954

443+032

447+916

455+420

459+725
346+645

357+800

396+498
316+125

321+726

326+618

330+484

333+391

339+281

354+041

363+471

369+507

376+471

385+159

387+862

390+078

IJO (IJ)

BANJARSARI (BJI)
KE
SU
KROYA (KYA) KEBUMEN (KM)
KA
RA
G
IH
AN
377+122 450+735
PADAHERANG KA NG (K
LI KA H)
KARANGTALUN (KRL) G SA ND
KALIPUCANG (KLC) UM BU RI
C ILI K (K
PANGANDARAN (PND) PE
LA
20 ILA R KD
)
BU
HA
+5 CA
CIJULANG (CIJ)
N 74 P
( CP
)
KETERANGAN:
STASIUN BESAR PADA SIMPUL UTAMA
STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

122 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 113
INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peta Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api di Pulau Jawa


Bagian Tengah Tahun 2030

PECANGAAN TAYU (TAY)


23+700 24+554
BAKALAN
5+900 BULUMANIS
(BIS) REMBANG (RB) LASEM (LS)
MAYONG (MY) 110+430/0+000
14+150/0+000 121+706

WELAHAN JUWANA (JU)


5+900 PATI 87+433/0+000
(PT)
JATIROGO (JTG)
KUDUS (KS) 48+918/0+000
PELABUHAN DEMAK (DM) 50+911/0+000 BLORA (BLA)
24+932/0+000 104+200/0+000
GUDANG
1+320
WIROSARI (WRS) NGAWEN (NA)
GODONG (GOG)
60+137
BRUMBUNG (BBG)
SEMARANG (SMT)

PURWODADI (PW) KUNDURAN (KDR)


SEMARANG PONCOL (SMC)

RANDUBLATUNG (RBG)
PANUNGGALAN (PNL)
MANGKANG (MKG)

TEGOWANU (TGW)
ALASTUWA (ATA)

NGOMBRO (NBO)
JERAKAH (JRK)

DOPLANG (DPL)
13+963

KALITIDU (KIT)
JAMBON (JBN)

KAPUAN (KPA)
KR. JATI (KGT)

KENDAL (KL)
GUBUG (GUB)

SEDADI (SDI)

WADU (WDU)
1+400

TOBO (TBO)

8+800
110+310
12+656

44+016

52+850
23+390

76+935

96+526
58+710
30+963

83+187
21+074

65+471
52+928
26+788
5+928

0+000

7+113

KRADENAN
(KNN)
36+336
KALIWUNGU (KLN)
18+189

CEPU (CU)
88+713
SULUR (SL)
45+517

BOJONEGORO (BJ)
125+670
KALIBODRI (KBD)
32+191

GAMBRINGAN (GBN)
TANGGUNG (TGG)
24+695
60+309
GUNDIH (GD)
KEDUNGJATI
(KEJ)
34+131/0+000
PADAS (PDS)
38+612

TELAWAH (TW)
47+717

KR. SONO (KTS)


56+159

TEMPURAN (TPN) 65+857


6+921
GOPRAK (GPK)
72+130
GOGODALEM (GGD)
15+203
SUMBERLAWANG (SUM)
BRINGIN (BRI) 79+883
20+618
KE
TUNTANG (TTG) BO
30+588 SALEM (SLM)
NR
O
KEDUNGBANTENG (KDB)
M
AMBARAWA (ABR)
36+760/83+441 BANDARA ADI SUMARMO (SMO)
88+867 O
22 (K 222+492
8+ RO
55 )
BEDONO (BDN) 2
KALIOSO (KO)
74+330
97+191 S
(TMG)
SECANG (SCA) 23 RA
55+940/0+100
KADIPIRO (KDO)
M
24 AS
3+ GE
104+814 K 2+ AR
25 EM 74 AN
76 N
P 6+ IR 0 1 (s
(M
25 ALU 484 I (K SR R)
SOLO BALAPAN (SLO) (S B
S 6
JE OL +4 R (
O 8 P
M
R) )
4 L)
26 K) RE
MAGELANG KOTA (MG) BOYOLALI (BI) 107+814 0+ S
46+855 63
/262+720 4
SUKOHARJO (SKH)
SOLO KOTA
P (STA)
(P UR 1+038
13+427
KARTASURA (KSR) 11 W W
S O
G 0+7 ) SA
MUNTILAN (MTN)
11 AW
7+ O 0
5 PASAR NGUTER
RI 21+280 WONOGIRI (WNG)
D 38 K
12 EL
2+ AN
9 (G
W 31+865
92 G )
C 3 GU
12 EP
KLATEN (KT) 9+ ER
2
(D
L) BATURETNO (BRO)
LE K 00 C (
M
PU 138+49313 ET
4+ AN
E)
YA 68 DA SLO SLO
NG B 1 N
KUTOARJO AN 1 RA
K 51 M
(K
ET
KO 10,723 20,885 SKH
16 (L
(KTA) 15 AL +07 BA ) GD 31,334 42,057 28,918 8,033 PNT
466+815

5+ PN A N
L) P 77 ) M 5+ S 0 AN
(M
T AT 4 A
15 G 58 N A BB 228,012 259,346 270,069 39,496 18,611 10,578 WNG
478+845 A N UK 9+ U
W
8 (K ( B BNY
(Y OG
EL 53 (P A 6 34 O L S)
T N )
N 79 N) 8+ TN (M
MO 4+6 25 ) G
(J 3 W K
54 ) YA
BUTUH (BTH)
473+460

48 NAR 43 )
J)
JE 2+4 (W
49 JO 36
RE
53 W 2+ KA
O
W 0+8
50
( S
S 3
EN +6 LU
52 TL TO 74 (R
U
49 RT
4+ )
63
LO W W
L)
4 A
KEDUNDANG (KDG) 3 (W A PASAR GEDE

51 T TES
507+615 NGABEAN 5+849
(NBN)
4+ ) 2+033 PUNDONG

YIA 48 BANTUL (PBL) 27+272

8 PALBAPANG (PLP)
14+599 KTA KTA
SEWUGALUR
28+360
BTH 5,278 35,637 WT
KWN 13,848 19,126 54,823 19,186 RWL
KM 8,993 22,841 28,119 63,643 28,006 8,820 YK
IJ 26,248 35,241 49,089 54,367 64,950 29,313 10,127 1,307 LPN
SPH 9,690 35,938 44,931 58,779 64,057 92,242 56,605 37,419 28,599 27,292 KT
KYA 12,018 21,708 47,956 56,949 70,797 76,075 119,974 84,337 65,151 56,331 55,024 27,732 PWS
MA 12,698 24,716 34,406 60,654 69,647 83,495 88,773 122,810 87,173 67,987 59,167 57,860 30,568 2,836 SLO
SDR 43,433 56,131 68,149 77,839 104,087 113,080 126,928 132,206 151,824 116,187 97,001 88,181 86,874 59,582 31,850 29,014 SR
BJR 35,676 79,109 91,807 103,825 113,515 139,763 148,756 162,604 167,882 163,093 127,456 108,270 99,450 98,143 70,851 43,119 40,283 11,269 KDB

114 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 123


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

CKP CKP
PWK 19,063 19,593 PRI
PDL 56,002 75,065 40,257 20,664 PGB
BD 14,662 70,664 89,727 54,814 35,221 14,557 HGL
CB 58,497 73,159 129,161 148,224 87,377 67,784 47,120 32,563 TLS
GRT 19,324 77,821 92,483 148,485 167,548 95,973 76,380 55,716 41,159 8,596 JTB
TSM 75,886 56,562 134,383 129,721 185,723 204,786 119,346 99,753 79,089 64,532 31,969 23,373 AWN
CI 18,503 131,627 75,065 152,886 148,224 204,226 223,289 129,202 109,609 88,945 74,388 41,825 33,229 9,856 CNK
BJR 22,273 40,776 172,403 97,338 175,159 170,497 226,499 245,562 136,021 116,428 95,764 81,207 48,644 40,048 16,675 6,819 CN

RENGASDENGKLOK WADAS KRASAK PASAR PELABUHAN


20+561 15+740 22+506 PATIMBAN

B)
)

S)
JS

NE 4 (PG

A)
PA
I)
(T

UR 46 CR
SI 00 (PR
)

KA 46 (
CIKAMPEK (CKP)

PU 40 U
IN 8 AB
BU 100 A

96 (H
CI 9+6 GUR

CI 23+ AR
)

HA 1+5 A (
PA 93+ RAS

PE 404 KM
LAMARAN

PR +89 N (P

7+ LIS
PA +6 AP

R
1 NB
5+ (C
10 UN

13 GA
10 AS
3+568

13 U
NG

97 RA
JAKARTA 84+007

DE

GE
11 UM
B
GK
A
JU

R
3

GA
N
TA
KARAWANG (KW)
CIBUNGUR (CBR)
91+643
SADANG (SAD)
HALIM (HL) 97+778

PURWAKARTA (PWK)
103+070
CIGANEA (CA)
109+636
SUKATANI (SUT)
KAB. KARAWANG (KW) 116+871
PLERED (PLD)
120+941
CISOMANG (CG)
127+164

CIKADONGDONG (CD)
132+569

RENDEH (RH)
135+946

MASWATI (MSI)
140+006
BANDUNG (BD)
SASAKSAAT (SKT)
WALINI 144+411
155+134

KIARACONDONG (KAC)
CIKUDAPATEH (CTH)

HAURPUGUR (HRP)
RANCAEKEK (RCK)
GEDEBAGE (GDB)
BOGOR (BOO) CILAME (CLE)

CIMEKAR (CMK)
151+767 160+124
157+772

178+427
172+977
165+332
54+810

168+125
IS
(BT
T) PADALARANG (PDL)
UL TAGOG APU (TAU)
T U T +378
BA 4
M) CIPA 127+071
CO
ANDIR (AND)
CIMINDI (CMD)

YEU
S(
CIMAHI (CMI)

CIR M
MA 06
152+405

ANJ 113+2 (CPY)


146+957

150+405

CIO 9+3 SG) SEL A N G 6 5


(M AJA 108+0 (CRJ) CIPA
NG MBE 78 TAT TEGALUAR
SE 096 B) MAL 104+86 (SLJ) 127+ (CPT)
K

MA 14+ G (CG
EU

RAJ ABA 8 071


AM
GP

N
AY

BO 22 AND 99+6 R
ON

OM 9+6 119+ ALA (R 86


PA
SUKABUMI (SI)

CIG 1 CR)
M

501 M)
CI
PA

(C MAJALAYA
U G
UR 715
CIC 26+ UDA CIANJUR (CJ)
57+173

BANJARAN
K
NG
RU K) 95+774
PA (PR 539 SOREANG
34+ BD) CILAKU (CLK)
C
K( 88+167
A DA 884 PENGALENGAN
CIB 39+ CIBEBER (CBB)
82+410

CIWIDEY
PONDOK LEUNGSIR

CIREUNGAS (CRG)
CISAAT (CSA)
KARANG TENGAH

GANDASOLI (GDS)

LAMPEGAN (LP)
52+352

73+252
44+774

70+142
48+450

64+296
(PON)
(KE)

KETERANGAN:
STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL
Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

124 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 115
INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peta Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api di Pulau Jawa


Bagian Barat Tahun 2030

INDRAMAYU (IM)
18+574
)
AB
H)
L)

)
6 (K

0 TB
KA +41 (CL

)
1 G

4 LS
33 US

12 (J
52 I (T

S)
DO 148 EH

)
15 GA 0

9+ NG
6+ B

TI
4 KT
0+ R
G

17 RA

I( 6
17 ASA
LE

33 A (

IS +33
BA
CI

7+ AY
G

R
TI

TE 162
LA

18 EM
JA
KE

TE

)
AS

6 W

N)
71 KL
RT

AW
4+ I (
KE

93 (
19 ED

+4 UN
W

02 G
LI

AN
KA

IN
W
2
JA

A
49 W
AR

K)
7+ DU

9 N
34 (C
3
20 GU

2+ G
N

21 IN
BU

KR
NG
CA

CIREBON (CN) 219+168


JAMBLANG (JBG)
228+900 Cn-Smc
CJ CJ
JATIWANGI (JWN) LP 22,522 12,304 CRJ
GUNUNGGIWUR SI 16,079 38,601 17,495 5,191 CPY
KE 12,399 28,478 51,000 28,303 15,999 10,808 CPT
KERTAJATI CCR 18,059 30,458 46,537 69,059 39,130 26,826 21,635 10,827 TAU
KADIPATEN (KAD)
BOO 26,715 44,774 57,173 73,252 95,774 44,698 32,394 27,203 16,395 5,568 PDL
TANJUNGSARI
11+232
WARUNG BANDREK (WB)

JATINANGOR
KARANGPUCUNG (KNP)
BUMI WALUYA (BMW)

MANONJAYA (MNJ)
LEUWIGOONG (LO)
CICALENGKA (CCL)

LEBAKJERO (LBJ)

CIPENDEUY (CPD)

RAJAPOLAH (RJP)
CIRAHAYU (CAA)
219+575

304+940
INDIHIANG (IH)

BOJONG (BJG)
228+350

279+978
CIBATU (CBT0

AWIPARI (AW)
NAGREK (NG)

196+560

210+000
182+271

CIAWI (CAW)
234+588

257+510

265+425

297+239
276+648
213+631
LELES (LL)

248+178
190+756

207+000
202+960
KNAI

BANJAR
(BJR)
CIAMIS (CI)
TASIK (TSM)

310+969
288+696
270+193

BANJARSARI (BJS)

PADAHERANG
GARUT (GRT)
19+293
KALIPUCANG (KLC)

PANGANDARAN (PND)

CIJULANG (CIJ)
CIKAJANG (CKJ)
47+214

116 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 125


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

MRI MRI
UI 17,374 2,652 JNG
DP 5,420 22,794 17,454 14,802 BKS
CTA 5,084 10,504 27,878 34,191 31,539 16,737 CKR
BJD 5,197 10,281 15,701 33,075 47,525 44,873 30,071 13,334 KDH
CLT 4,331 9,528 14,612 20,032 37,406 60,766 58,114 43,312 26,575 13,241 KLI
BOO 7,514 11,845 17,042 22,126 27,546 44,920 74,909 72,257 57,455 40,718 27,384 14,143 CKP

MERAK (MER)
148+125

CILEGON (CLG)

TONJONG BARU (TOJB)


134+287

126+558
A)
(KR
KRENCENG (KEN) TU
AN
137+910 NG
RA
KA +621
CIGADING (CGD) 1

CILE 48+503 ANG (PR 3


CIWANDAN 2

P)
1

6
12+242

41+4
5+242
SERANG (SG) T)
ANYERLOR (ANL) WL
113+446 A(

7
ANYERKIDUL (ANK)

)
AK

CISA 32+98
6
(CSK
4+242

)
T

CICA 35+50
C
0+242 N
CIPEUCANG (CPG) 24+000

LA

ANJ

(C
WA +508
CIMENYAN (CMY) 32+000

L)

SA (T 600
104 (CK

GS)

JT)

YUR

K
NG P
KADUKACANG 29+000

AL

TEN 55+006

U
EJ)
SEKONG (SE) 27+000

US

58+

JIT (C
DAR 51+174
BABAKANLOR (BBR) 7+000

CIBIUK (CBI) 34+000

AR)
K E
CI 328
KALUMPANG (KAL) 3+000

JO (T

U
)
KENANGA (KNA) 14+000

97+ (CT
SODONG (SOG) 17+000

R
U (D
CIKADUEN 23+000

NG )

PA
MENES (MNS) 12+000

RAK
JBU
LABUAN (LBU) 0+000

TA 7
SAKETI (STI) 21+000

A
C 64 U(
AR
90+ BU B

TIGA
)
JAM 340 AS (CTR
86+CITER
35
89+8 J)
A (M
MAJ 46
WARUNGGUNUNG (WRG) 47+000

K)
62+5
PANDEGLANG (PDG) 36+000

CIBUAH (CBH) 42+000


PASIRTANGKIL 39+000

G (R

JASUGI (JSG)
UN

CIMAGGU
KADUHAUK
SBIT

JALUPANG

PASUNG
GKA
RAN 94

KERTA
6

GINTUNG
79+

MALINGPING (MLP)

CILANGKAHAN

SUKAHUJAN

CIHARA

PANYAUNGAN

CISIIH

BAYAH (BAH)
BAYAHBENGKEL

BAYAHJURNATAN

KETERANGAN:
STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL
Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

126 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 115
INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peta Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api di Pulau Jawa


Bagian Jakarta - Banten Tahun 2030
BANDARA SOEKARNO

BOJONG INDAH (BOI)

TAMAN KOTA (TKO)


BATU CEPER (BPR)

RAWA BUAYA (RW)


KALI DERES (KDS)

RENGASDENGKLOK (RDK)
PASOSO (POO)
20+561
MR 0
GROGOL (GG)
PESING (PSG)

CIKARANG (CKR)
I)
RA 9+89

G)

TANJUNG PRIOK (TPK)


HATTA (BST)

PORIS (PI)

DURI (DU)

ANCOL (AC)
(JN

WADAS (WDS)
15+668

13+388

11+390

BEKASI (BKS) 15+740


5+350

4+700
7+684

3+736
9+120

0+090

A
I

LAMARAN
50 A
GA

3+568
+7 EG

KALIDERES
SERPONG (SRP)
30+203

TANAH ABANG
26+552

43+289
NJI (P 120
DJ)
5

UJUNG MENTENG
MG)

11 TIN
MAN 22+25

NG

KLENDER

CIKAMPEK (CKP)
9+

(THB)SARINAH
GU (J

85

19+000
(KLDB)
ORA )

JA
N

BARU
(KBY

MA
3

PALMERAH6+925 84+007
IMAR 24+244

+
K RA
M)
NTU 790
U)

13

(PLM) BUNDERAN HI (BHI)


A (SD
(R

AY
28+

10+116
DO

KEB
ANG

DUKUH ATAS BNI


TELAGA MURNI (MTM/TLM)
TAMBUN (TB)
33+359
CIBITUNG (CIT)
36+779
BEKASI TIMUR (BKST)
29+950
PON

KEDUNGGEDEH (KDH)
56+621

DAWUAN (DWN)
80+811
LEMAH ABANG (LMB)
47+639

KARAWANG (KW)
62+710
KLARI (KLI)
69+864
KOSAMBI (KOS)
73+774
CIPINANG
(CPN)
13+381

KRANJI
(KRI)
24+032
BUARAN (BUA)
18+245
KLENDER (KLD)
15+145

CAKUNG
(CUK)
20+923

(DKA)
A BU

TEBET (TEB)
JUR

SETIABUDHI ASTRA (STG) 11+980


SUD
RAW

BENDUNGAN HILIR (BNH) CAWANG (CW)


ISTORA MANDIRI (IST) 13+730
CIKUNIR 2 (CK)
JATI CEMPAKA
HALIM (HL)

CIKUNIR 1 (CK)

BEKASI TIMUR (BKST)


BEKASI BARAT (BB)

SENAYAN (SNY) DUREN KALIBATA


(DRN)
ASEAN (SSM) 15+059
PASAR MINGGU BARU
BLOK M BCA (BLM)
(PSMB)
BLOK A (BLA) PASAR MINGGU (PSM)
HAJI NAWI (HJN) 18+500
TAMAN MINI (TM)
CIPETE RAYA (CPR) TANJUNG BARAT (TNT)
21+300 KP. RAMBUTAN (KR)
LEBAK BULUS (LBB)
FATMAWATI (FTM)
LENTENG AGUNG (LNA)
23+971
CIRACAS (CS)
UNIVERSITAS PANCASILA (UP)
24+900
PONDOK CINA
(POC)
28+373
DEPOK BARU CIBUBUR(
(DPB)
DEPOK (DP) 31+100

32+804
CITAYAM (CTA)
PONDOK RAJEG (PDRG)

37+768
CIBINONG (CBG)

NAMBO (NMO)

BOJONGGEDE (BJD)
42+965

CILEBUT (CLT)
47+292

BOGOR (BOO)
54+810

RK RK
CT 10,953 17,140 MJ
SG 22,797 33,750 28,520 11,380 DAR
KRA 8,177 30,974 41,927 48,491 31,351 19,971 SRP
CLG 12,645 20,822 43,619 54,572 59,623 42,483 31,103 11,132 PDJ
KEN 3,639 16,284 24,461 47,258 58,211 65,841 48,701 37,321 17,350 6,218 KBY
MER 9,195 12,834 25,479 33,656 56,453 67,406 72,769 55,629 44,249 24,278 13,146 6,928 THB

116 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 127


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jaringan KA Pulau kalimantan (Rencana)


Peta rencana jaringan kereta api di Pulau Kalimantan
tahun 2030
1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240

LEGENDA

KOTA
BANDAR UDARA
PELABUHAN

BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN 2020
RENCANA JALUR KERETA API BATU
BARA

Sumber: RIPNAS DJKA, 2020

SASARAN
RENCANA JARINGAN
PENGEMBANGAN KERETA TAHUN 2030
Memenuhi kebutuhan pergerakan barang 1.200km
dan memicu pertumbuhan wilayah
dengan koridor selatan dan tengah,
khususnya untuk angkutan batubara.

128 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 115
INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jaringan KA Pulau SULAWESI (Rencana)


Peta rencana jaringan kereta api di Pulau Sulawesi
tahun 2030

1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240

LEGENDA

BANDAR UDARA
PELABUHAN

BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN 2020

Sumber: RIPNAS DJKA, 2020

SASARAN
RENCANA JARINGAN
PENGEMBANGAN KERETA TAHUN 2030
Menghubungkan wilayah/kota yang 734km
mempunyai potensi angkutan penumpang
dan barang atau produk komoditas
berskala besar dan penggunaan energi
yang ramah lingkungan serta mendukung
pengembangan kota terpadu melalui
pengintegrasian kota-kota di wilayah
pesisir.

PROGRESS PEMBANGUNAN HINGGA 2020

Jalur KA terbangun dari Pallanro 45,5 km (42,5%)


(Segmen B) hingga Mandai (Segmen D)

Jalur Pembangunan Garongkong 3,73 km (79,8%)

116 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 129


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jaringan KA Pulau PAPUA (Rencana)


Peta rencana jaringan kereta api di Pulau Sulawesi
tahun 2030
1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240

LEGENDA

PUSAT KEGIATAN NASIONAL

BANDAR UDARA
PELABUHAN

BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN 2030

Sumber: RIPNAS DJKA, 2020

SASARAN
RENCANA JARINGAN
PENGEMBANGAN KERETA TAHUN 2030
Menghubungkan wilayah/kota yang 100 km
mempunyai potensi angkutan penumpang
dan/atau angkutan barang dari wilayah
sumber daya alam atau kawasan produksi
dengan Pelabuhan

116 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA


130
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jaringan KA Pulau BALI (Rencana)


Peta rencana jaringan kereta api di Pulau Bali
tahun 2030

1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240

LEGENDA

PUSAT KEGIATAN NASIONAL

BANDAR UDARA
PELABUHAN

BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN
2030

Sumber: RIPNAS DJKA, 2020

SASARAN RENCANA JARINGAN


PENGEMBANGAN KERETA TAHUN 2030
Meningkatkan aksesibilitas 5.590 km
masyarakat serta mendukung (Jawa, Madura, dan Bali)
program pariwisata.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 117


131
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jaringan KA Pulau MADURA (Rencana)


Peta rencana jaringan kereta api di Pulau Madura
tahun 2030 1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240

LEGENDA

JALUR KERETA API


TERBANGUN 2030

Sumber: RIPNAS DJKA, 2020

SASARAN RENCANA JARINGAN


PENGEMBANGAN KERETA TAHUN 2030
Pembangunan jalur kereta api 5.590 km
baru dan reaktivasi lintas non- (Jawa, Madura, dan Bali)
operasi untuk meningkatkan
aksesibiltas masyarakat.

Jaringan KA Pulau BATAM (Rencana)


Peta rencana jaringan kereta api di Pulau Batam
tahun 2030 1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240

LEGENDA

BANDAR UDARA
PELABUHAN
BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN

Sumber: RIPNAS DJKA, 2020

SASARAN
PENGEMBANGAN
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat
dalam rangka mendukung pembangunan
infrastruktur transportasi di wilayah
kawasan ekonomi.

132 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jaringan dan Kapasitas Lintas


6.2 Pelayanan Indonesia
Jaringan pelayanan perkeretaapian menurut PM 9 Tahun 2014 merupakan kumpulan
lintas pelayanan yang tersambung satu dengan yang lain menghubungkan lintas
pelayanan perkeretaapian dengan pusat kegiatan, pusat logistik, dan antarmoda yang
terbagi atas jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan perkotaan. Lintas
pelayanan perkeretaapian yang dimaksud merupakan rute perjalanan kereta api pada
jaringan jalur kereta api dari stasiun asal ke stasiun tujuan sebagai asal tujuan
perjalanan.

Stasiun Kereta Api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api untuk melayani kegiatan naik turun penumpang,
bongkar muat barang, dan keperluan operasi kereta api seperti kesempatan untuk
bersilangan dan bersusulan demi kenyamanan dan keamanan operasi kereta api. Total
jumlah stasiun tahun 2020 sebanyak 629 buah terdistribusi di wilayah Jawa 463 unit
dan di wilayah Sumatera 166 unit. Perubahan pola operasi kereta api menyebabkan
penurunan jumlah stasiun yang melayani naik/turun penumpang (berubah menadi
stasiun operasi).

Grafik Jumlah Stasiun Kereta Api Yang Melayani Naik/Turun


Penumpang di Jawa dan Sumatera
Per Tahun 2015-2020
Jawa Sumatera

500 476
463 463
426 426 428

400

300

200
158 166 166
134 135
122
100

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

118 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 133
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KAPASITAS LINTAS
Banyaknya KA yang dapat dioperasikan KOM
BAND
=-
=-
pada satu petak jalan per satuan waktu KRL = 131
SEMEN = 8/2
(KA/hari). AQUA =-
BAR =4
PTK =4
KOM =- PUPUK =-
BAND =- D = 20
KRL = 199 P = 167/2
BST K = 403
SEMEN = 8/2
BAR =4
PTK =4
KOM =- AQUA =-
MDR EKO = 12 PUPUK =- KPB
P = 12 D = 20
K = 57 BAND = 70 P = 235/2
P = 70
SEMEN =- K = 168 AK
OGD
PUPUK =-
BAR =4
D =4 JAKK
KZN P =8 TNG BPR DU
K = 54
KRL = 73
KRL = 114 BAND = 70 EKO = 6 KRL = 317
P = 114 KRL = 114 D = 52
P = 184
D = 58
KOM =- K = 336 P = 369
P = 137
LOK EKO = 12 K = 288 K = 504
BAR =4 KOM =-
SEMEN =- KRL = 201 GMR
PUPUK =- BAND = 70 KRL = 203
PTK =4 SEMEN = 8/2 BAND = 70
D =4 BAR =4 SEMEN = 10
P = 24 PUPUK =- BAR =4 KOM = 74/24
PTK =4 KRL = 317
AQUA =- AQUA =-
D =6 P = 391/24
D = 20
P = 293 K = 504
P = 297/2
K = 403 K = 336
RK MJ PRP SRP THS MRI

KOM =- KOM =- KOM =- KOM =- KRL = 403 KOM = 74/24


KRL = 68 KRL = 104 KRL = 168 KRL = 198 BAND =2 KRL = 146
BAR =4 BAR =4 BAR =4 BAR =4 BAR =8 SEMEN =-
SEMEN =- SEMEN =- SEMEN =- SEMEN =- SEMEN = 8/2 D =4
PUPUK =- PUPUK =- PUPUK =- PUPUK =- AQUA =- P = 224/24
PTK =4 PTK =4 PTK =4 PTK =4 D =2 K = 252
P = 76 P = 112 P = 176 P = 206 P = 419/2
K = 126 K = 134 K = 177 K = 230 K = 460

DP

KRL = 396 KRL = 20


AQUA =- BAR =4
BAR =4 SEMEN = 8/4
SEMEN = 8/4 D =2
D =2 P = 34/4
P = 410/2 K = 66
K = 460

KETERANGAN DAOP 1 CTA


KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL : KA COMMUTER LINE JABODETABEK KRL = 376
BAND : KA BANDARA SEMEN = 0/2
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI AQUA =-
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI P = 376/2
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI BJD
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
KRL = 374 LOK EKO = 12
BAR : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA SEMEN = 0/2
SEMEN = 0/2
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM AQUA =- AQUA =-
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN P = 374/2 P = 12/2
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK K = 460 K = 37
AQUA : KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL BOO
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF

134 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIAPERKERETAAPIAN 2020119


BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

LOK EKO = 10
PTK = 20
D = 36
P = 66
KRL = 56 K = 106
P = 56
K = 84
TPK
KOM =
KRL = 94
EKO = 6
LOK EKO = 10
PARCEL = 4
PTK = 40
KMO SEMEN = 8/2
KOM = - PUPUK = -
D = 102
EKO = 6 P = 264/2
LOK EKO= - K = 403
KRL = 94
PARCEL = 4 KOM = 32/2
PTK = 16/4 KRL = 94 KOM = 106/26
PUPUK = - PSE EKO = 28/2 KRL = 48
LOK EKO = 10 EKO = 28/2
SEMEN = 8/2 PARCEL = 4 LOK EKO = 10
D = 88 PTK = 36/4 PARCEL = 4
P = 206/6 SEMEN = 8/2 PTK = 40
PUPUK = - SEMEN = 8/2
D = 112 PUPUK = -
P = 324/10 P = 246
K = 403 K = 403

JNG BKS CKR LMS KLI CKP

KOM = 106/26 KOM = 106/26 KOM = 106/26 KOM = 106/26


KRL = 170 EKO = 28/2 EKO = 28/2 EKO = 28/2
EKO = 28/2 LOK EKO = 10 LOK EKO = 10 LOK EKO = 10
LOK EKO = 10 PARCEL = 4 PARCEL = 4 PARCEL = 4
PARCEL = 4 PTK = 36/4 PTK = 30/4 PTK = 30/4
PTK = 36/4 SEMEN = 8/2 SEMEN = 8/2 SEMEN = 8/2
SEMEN = 8/2 PUPUK = - PUPUK = - PUPUK = -
PUPUK = - P = 192/34 P = 186/34 D = 2
P = 362/34 K = 288 K = 201 P = 188/34
K = 403 K = 244

Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 1 JAKARTA


Sumber : PT. Kereta Api Indonesia, 2019

LOK EKO = 12
SEMEN = 0/2 LOK EKO = 12
P = 12/2 P = 12
K = 45 K = 57
CCR CSA SI CJ

120 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASIINDONESIA
PERKERETAAPIAN 2020 135
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

CKP KOM = 38/8


EKO = 4/0
LOK EKO = 6/0
PTK = 4/0
KOM = 38/8 PUPUK = -
EKO = 4/0 CBR P = 52/8
LOK EKO = 6/0 K = 201
PTK = 2/0
P = 50/8
K = 155
KOM = 38/8
PWK
EKO = 4/0
LOK EKO = 4/0
PTK = 2/0
P = 48/8
K = 61
KOM = 38/8 CA
EKO = 4/0
LOK EKO = 4/0
PTK = 2/0
P = 48/8
K = 144
KOM = 38/8 SUT
EKO = 4/0
LOK EKO = 4/0
PTK = 2/0
P = 48/8
K = 78
KOM = 38/8 PLD
EKO = 4/0
LOK EKO = 4/0
PTK = 2/0 KOM = 19/2
P = 48/8 EKO = 4/0
K = 155 KOM = 38/8 LOK EKO = 40/2
KOM = 38/8 KOM = 38/8
CD EKO = 4/0 PARCEL = 2/0
EKO = 4/0 EKO = 4/0
LOK EKO = 44/2 LOK EKO = 10/2 PTK = 2/0
LOK EKO = 4/0 PTK = 2/0 D =-
LOK EKO = 6/2 PTK = 2/0 PTK = 2/0
P = 88/10 D =- P = 67/4
P = 6/2 P = 48/8
K = 224 P = 52/10 K = 252
K = 32 K = 61 K = 252
SJ CJ CRJ PDL AND BD

LOK EKO = 6/0 LOK EKO = 0/2


P = 6/0 P = 0/2 LOK EKO = 34/0 LOK EKO = 34/0
K = 29 K = 32 P = 34/0 P = 34/0
K = 72 K = 183
CJR

DAOP 2

97

136 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIAPERKERETAAPIAN 2020121


BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 2 BANDUNG


Sumber : PT. Kereta Api Indonesia, 2019

KETERANGAN
KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL : KA COMMUTER LINE JABODETABEK
BAN : KA BANDARA
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BAR : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA : KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF

KOM = 14/2
EKO = 10/0
LOK EKO = 42/2 KOM = 14/2 KOM = 14/2 KOM = 14/2
PARCEL = 2/0 EKO = 10/0 EKO = 10/0 EKO = 10/0
PTK = 2/0 LOK EKO = 42/2 LOK EKO = 6/0 LOK EKO = 2/0
D =- PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0
P = 70/4 P = 68/4 P = 32/2 P = 28/2
K = 86 K = 108 K = 45 K = 45

KAC GD CCL CB TSM BJR


KOM = 14/2
LOK EKO = 0/4 EKO = 10/0
P = 0/4 PARCEL = 2/0
K = 33 P = 26/2
K = 57

GRT

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASIINDONESIA
PERKERETAAPIAN 2020 137
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KOM = 32/6
EKO = 14/0
KOM = 80/22 KOM = 80/22 KOM = 32/6 LOK EKO= 5/0
EKO = 24/2 EKO = 24/2 EKO = 14/0 PARCEL = 2/0
PARCEL = 4/0 PARCEL = 4/0 LOK EKO= 2/0 PTK = 20/4
PTK = 20/4 PTK = 20/4 PARCEL = 2/0 SEMEN = 8/2
SEMEN = 12/4 SEMEN = 12/4 PTK = 20/4 D = 1/0
D = 4/0 D = 4/0 SEMEN = 8/2 P = 82/15
P = 144/32 P = 146/32 P = 78/12 K = 144
K = 224 K = 403 K = 144

CK HGL AWN CN CNP BB TG

KOM = 80/22 KOM = 80/22 KOM = 38/16


EKO = 24/2 EKO = 24/2 EKO = 10/2
PARCEL = 4/0 PARCEL = 2/0
PARCEL = 4/0 SEMEN = 6/4
PTK = 20/4
SEMEN = 8/2 PTK = 20/4 P = 56/12
P = 132/34 SEMEN = 8/2 K = 144
K = 183 P = 132/34
K = 134
PPK

Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 3 CIREBON


Sumber : PT. Kereta Api Indonesia, 2019

DAOP 3
DAOP 2
DAOP 4
KETERANGAN
KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL : KA COMMUTER LINE JABODETABEK
BAN : KA BANDARA
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BAR : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA : KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF

138 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIAPERKERETAAPIAN 2020123


BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KETERANGAN
KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL : KA COMMUTER LINE JABODETABEK
BAN : KA BANDARA
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BAR : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA : KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF

KOM = 32/6 KOM = 22/2


EKO = 14/0 EKO = 10/0 KOM = 14/2 KOM = 14/2 KOM = 16/2
KOM = 34/6
EKO = 12/0 KOM = 32/6 LOK EKO = 2/0 LOK EKO = 2/0 EKO = 6/0 EKO = 6/0 EKO = 6/0
LOK EKO = 10/0 EKO = 12/0 KRD EKO = 4/0 KRD EKO = 4/0 LOK EKO = 2/0 LOK EKO = 2/0 LOK EKO = 2/0
PARCEL = 2/0 LOK EKO = 10/0 PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0 KRD EKO = 4/0 KRD EKO = 0/0 KRD EKO = 0/0
PTK = 20/4 PARCEL = 2/0 PTK = 20/4 PTK = 18/4 PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0
SEMEN = 8/2 PTK = 20/4 SEMEN = 8/2 SEMEN = 8/2 PTK = 18/4 PTK = 18/4 PTK = 18/4
BBM = 4/4 SEMEN = 8/2 D = 22/4 D = 0/4 SEMEN = 4/0 SEMEN = 4/0 SEMEN = 4/0
P = 90/16 P = 84/12 P = 104/16P = 66/12P = 50/6 P = 46/6 P = 48/6
K = 155 K = 224 K = 168 K = 134 K = 336 K = 144

TG PK SMC SMT BBG NBO GBN CU

KOM = 8/0
EKO = 4/0
LOK EKO = 0/0 KOM = 2/0
PTK = 0/0 EKO = 0/0
SEMEN = 6/2 LOK EKO = 0/0
P = 16/2 PTK = 0/0
K = 45 SEMEN = 0/0
P = 2/0
K = 21

NBO

Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 4 SEMARANG


Sumber : PT. Kereta Api Indonesia, 2019

124 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASIINDONESIA
PERKERETAAPIAN 2020 139
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

TG

CN KOM = 6/0
BBM =4/4
P = 10/4
K = 28

PPK
KOM = 46/14
EKO = 10/2
SEMEN = 8/2
BBM = 4/4
PARCEL =2/0
P = 70/22
K = 126

PWT
KOM = 16/02 KOM = 40/12 KOM = 40/12
EKO = 10/0 KOM = 42/12 EKO = 12/10 EKO = 12/10
KOM = 12/0 PARCEL = 2/0 EKO = 16/2 LOKAL = 4/0 LOKAL = 4/0
EKO = 10/0 BBM =6/4 SEMEN = 2/2 PARCEL = 4/0 PARCEL = 4/0
PARCEL = 2/0 SEMEN = 8/4 BBM = 4/4 BBM = 2/0 BBM = 2/0
SEMEN = 0/2 D =4/4 PARCEL =2/0 SEMEN = 6/2 SEMEN = 6/2
P = 42/2 P = 46/14 P = 66/20 P = 86/14 P = 86/14
K = 57 K = 72 K = 168 K = 86 K = 252

CB CK MA KYA TBK BTH KTA Y


K
KOM = 4/2
SEMEN = 8/6 SEMEN = 8/6 KOM = 40/12
D = 10/6 BBM = 2/0 EKO = 12/10
P = 18/12 P = 46/14 LOKAL = 4/0
K = 54 K = 72 PARCEL = 4/0
BBM = 2/0
SEMEN = 6/2
KRL GM P = 86/14
K = 224
KOM = 4/2
BBM = 2/0
PUPUK = 0/0 Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 5 PURWOKERTO
D = 10/6
P = 16/8 Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019  
CP K = 66

BBG GBN

GD KOM = 10/0
EKO = 4/0
SMO LOK EKO = 0/0
BAND = 60/0 SEMEN = 6/2
P = 60/0 PTK = 0/0
K = 72 P = 20/2
K = 72
BAND = 4/0 BAND = 24/0 KOM = 48/10 KOM = 48/10
KOM = 50/10 KOM = 50/10 EKO = 14/0 EKO = 10/0 KDO KOM = 10/0 KOM = 34/6
EKO = 14/0 EKO = 14/0 KRD = 19/0 KRD = 19/0 EKO = 4/0 EKO = 14/0
KRD = 8/0 KRD = 8/0 PARCEL = 4/0 PARCEL = 4/0 BAND = 60/0 LOK EKO = 0/0
PARCEL = 4/0 PARCEL = 4/0 BBM = 4/0 BBM = 4/0 LOK EKO = 0/0 PARCEL = 4/0
BBM = 2/0 BBM = 4/0 SEMEN = 4/2 SEMEN = 8/4 SEMEN = 6/2 BBM = 4/0
SEMEN = 6/2 SEMEN = 6/2 P = 93/12 D = 8/0 PTK = 0/0 PTK = 00/0
P = 88/12 P = 120/12 K = 224 P = 101/14 P = 80/2 P = 56/6
K = 168 K = 252 K = 252 K = 123 K = 155

KTA WJ RWL YK LPN BBN PWS SLO SK WK

BAND = 24/0 KOM = 52/10 KOM = 48/10 KOM = 34/6


EKO = 14/0 KRD = 4/0 EKO = 14/0
KOM = 50/10 EKO = 14/0
KYA EKO = 14/0 KRD = 19/0 KRD = 19/0 P = 4/0 LOK EKO = 0/0 MN
PARCEL = 4/0 K = 22 PARCEL = 4/0
KRD = 8/0 PARCEL = 4/0
PARCEL = 4/0 BBM = 2/0 BBM = 4/0 BBM = 4/0
BBM = 2/0 SEMEN = 6/2 SEMEN = 8/4 PTK = 0/0
WNG P = 56/6
SEMEN = 6/2 D = 16/0 P = 97/14
P = 108/12 P = 115/12 K = 168 K = 144
K = 168 K = 336 DAOP 5
DAOP 7
DAOP 6

Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 6 YOGYAKARTA


Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019

140 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIAPERKERETAAPIAN 2020125


BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KETERANGAN Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 7 MADIUN


KOM = KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL = KA COMMUTER LINE JABODETABEK
Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019  
BAN = KA BANDARA
EKO = KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO = KA LOKAL EKONOMI
KRD = KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL = KA BARANG HANTARAN
WO
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BBM = KA BARANG ANGKUTAN BBM
BAR = KA BARANG ANGKUTAN BATU BARA
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
MR KOM = 22/4
AQUA = KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL EKO =6
D = KA DINAS LOK EKO = 12
P = PROGRAM BBM = 2/4
K = KAPASITAS PARCEL =4
.../... = REGULER/FAKULTATIF P = 46/8
K = 86
PPK
KOM = 38/6 KOM = 38/6 KOM = 24/4
EKO = 10 EKO = 10
PARCEL =4 EKO =6
PARCEL =4
BBM =4 BBM = 2/2
LOK EKO= 12
P = 56/6 P = 54/8 BBM = 2/4
K = 183 K = 168 PARCEL = 4
D =2
SK WK MN PPK P = 50/8
K = 201

KOM = 14/2
EKO =4
LOK EKO =8
BBM = 0/2
P = 26/4
K = 66

KD

KOM = 14/2
EKO =4 KOM = 10/2
LOK EKO =8 EKO =2
P = 26/2 LOK EKO =8
K = 66 P = 20/2
K = 78
BL WG

Pembangunan Jalur Ganda KA Kedungbanteng – Madiun


Pembangunan jalur ganda sepanjang 57 km’sp untuk meningkatkan
kapasitas lintas dari 72 KA menjadi 216 KA serta meningkatkan
frekuensi (berdasarkan tahun berjalan) dari 48 perjalanan menjadi 56
perjalanan.

126 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASIINDONESIA
PERKERETAAPIAN 2020 141
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KLM PTK = 16/0


BBM = 6/2 BET
DEK = 2/2 KOM = 4/0
D = 24/2 KRD EKO = 4/0
P = 48/6 PTK = 2/2 PTK = 2/2
K = 96 SEMEN = 2/2 BBM = 6/6
DEK = 2/0 DEK = 2/0
KOM = 20/2 IDO D = 2/2 D = 14/8
KOM = 20/2 EKO = 4/0 MST BBM = 2/2 P = 16/6 PTK = 2/2 P = 24/25
EKO = 4/0 KRD EKO = 0/0 DEK = 2/0 K = 123 BBM = 2/2 K = 66
KRD EKO = 0/0 PARCEL = 2/0 PTK = 0/2 PTK = 16/0 D = 0/2 DEK = 2/0
PARCEL = 2/0 SEMEN = 16/4 DEK = 0/2 BBM = 4/0 P = 4/4 D = 50/2
SEMEN = 16/4 D = 4/0 D = 0/2 DEK = 0/2 K = 123 P = 56/6 SOT
D = 4/0 P = 50/6 P = 0/6 D = 24/0 K = 108
P = 50/6 K = 155 K = 33 P = 44/2
KRD EKO = 2/0
SEMEN = 2/2
CU BJ BBT LMG KDA SBI STM SB BBM = 6/6
D = 10/1
P = 20/9
KOM = 20/2 KOM = 20/2 KOM = 20/2 KOM = 4/0 KOM = 4/0 K = 86
EKO = 2/0 EKO = 4/0 EKO = 4/0 KRD EKO = 4/0 EKO = 24/0
KRD EKO = 0/0 KRD EKO = 4/0 KRD EKO = 4/0 PTK = 2/2 KRD EKO = 8/4
PARCEL = 2/0 D = 2/0 SGU
PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0
PTK = 16/4 PTK = 16/4 PTK = 16/2 P = 12/2 KOM = 40/4 D = 20/3
SEMEN = 4/0 SEMEN = 4/0 SEMEN = 4/0 K = 123 EKO = 32/0 P = 60/3
P = 50/6 P = 50/6 DEK = 0/2 KRD EKO = 10/4 K = 201
K = 128 K = 144 D = 2/0 PTK = 0/0
P = 52/6 KOM = 26/4 SEMEN = 2/2
K = 224 EKO = 12/0 BBM = 6/6
KRD EKO = 0/0 PARCEL = 4/0
BBM = 2/4 P = 90/8 KOM = 16/0
PARCEL = 4/0 K = 252 EKO = 20/0
PTK = 0/0 KRD EKO = 6/0
P = 44/8 WO SEMEN = 2/2
K = 78 BBM = 4/2
MR TRK D =

DIVRE I JG P
K
= 48/4
= 96 KOM
EKO
= 16/0
= 20/0
KETERANGAN KOM = 24/0 WR
EKO = 12/0 TUN KRD EKO = 6/0
KOM = KA PENUMPANG KOMERSIAL SEMEN = 2/2
KRL = KA COMMUTER LINE JABODETABEK KRD EKO = 14/0
PTK = 0/2 KRD EKO = 10/0 BBM = 4/2
BAN = KA BANDARA P = 10 D =
EKO = KA PENUMPANG EKONOMI BBM = 2/2
P = 52/4 K = 39 P = 48/4
LOK EKO = KA LOKAL EKONOMI KRD EKO = 10/0 K = 78
KRD = KA REL DIESEL PATAS K = 78 SOA
P = 10
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI K = 66
PARCEL = KA BARANG HANTARAN KOM = 16/0
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS KOM = 16/0 EKO = 16/0
BBM = KA BARANG ANGKUTAN BBM DL EKO = 16/0 PR KRD EKO = 6/0
BAR = KA BARANG ANGKUTAN BATU BARA KRD EKO = 6/0 SEMEN = 2/2
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN SEMEN = 2/2 BBM = 4/2
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK BBM = 4/2 D =
AQUA = KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL D = P = 44/4
D = KA DINAS P = 44/4
P = PROGRAM WG MLK ML K = 96 BG
K = KAPASITAS
.../... = REGULER/FAKULTATIF KOM = 10/2 KOM = 8/0 PS
KOM = 10/2 EKO = 10/0 EKO = 12/0
EKO = 8/0 BBM = 8/4 BBM = 8/4
P = 18/2 D = 16/6 P = 32/6
Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 8 SURABAYA K = 57 P
K
= 44/12
= 108
K = 41

Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019

PS

BG PS PB JR KLT KBR KTG


KOM = 8/0 KOM = 8/0 KOM = 8/0 KOM = 6/0 KOM = 6/0 KOM = 6/0
EKO = 8/0 EKO = 8/0 EKO = 8/0 EKO = 6/0 EKO = 6/0 EKO = 6/0
SEMEN = 2/2 SEMEN = 2/2 SEMEN = 2/2 LOK EKO = 4/0 LOK EKO = 4/0 LOK EKO = 4/0
P = 18/2 P = 18/2 P = 18/2 SEMEN = 2/2 SEMEN = 2/2 SEMEN = 2/2
K =43 K = 45 K = 61 P = 18/2 P = 18/2 P = 18/2
K = 78 K = 58 K = 61

DAOP 8
KETERANGAN
KOM = KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL = KA COMMUTER LINE JABODETABEK DAOP 9
BAN = KA BANDARA
EKO = KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO = KA LOKAL EKONOMI
KRD = KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL = KA BARANG HANTARAN
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BBM = KA BARANG ANGKUTAN BBM
BAR = KA BARANG ANGKUTAN BATU BARA
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 9 JEMBER
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019
AQUA = KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D = KA DINAS
P = PROGRAM
K = KAPASITAS
.../... = REGULER/FAKULTATIF

142 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIAPERKERETAAPIAN 2020127


BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BLW PTK = 2/4


CPO = 12/2
D = 6/3
P = 20/9
K = 66

PTK = 2/4 LBU


CPO = 12/2
BBM = 4/0
BSG D = 10/3
P = 28/9 BAND = 50/0
K = 57 KOM = 8/4 KOM = 8/2 KOM = 8/2 KOM = 8/2 KOM = 0/2
EKO = 8/0 EKO = 6/0 EKO = 6/0 EKO = 6/0 SEMEN = 6/0
PUB KNM
PTK = 2/4 PTK = 2/4 PTK = 2/4 PTK = 0/2 PTK = 0/2
CPO = 12/2 CPO = 10/4 CPO = 10/4 CPO = 10/4
BBM = 2/2
CPO = 12/2
BBM = 4/0 BBM = 4/10 BAND = 50/0 BBM = 2/0 BBM = 2/0 BBM = 2/0 P = 8/4
D = 12/3 P = 84/10 P = 50/0 P = 28/10 P = 24/8 P = 26/8 K = 26
P = 30/9 K = 134 K = 201 K = 48 K = 54 K = 50
K = 66
KUL BU MDN BAP ARS TBI PRA SBJ KJS TNB

KOM = 2/2
KRD EKO = 24/0 BAND = 50/0 KOM = 8/4 BBM = 2/0 KOM = 8/0
P = 24/0 KOM = 8/4 EKO = 8/0 CPO = 2/0 CPO = 8/4
PTK = 2/4 PTK = 0/2 PTK = 0/2
K = 24 EKO = 8/0 CPO = 12/2 D = 1/0
PTK = 2/4 BBM = 4/0 DMR
P = 7/4 PUR P = 16/6
CPO = 12/2 P = 34/10 K = 21 KOM = 8/0 K = 43
BBM = 4/0 K = 57 CPO = 6/4
D = 12/0 KOM = 2/2 PTK = 0/2
P = 96/10 BBM = 2/0
CPO = 0/2
P = 14/6
K = 134 K = 41
D = 3/0
SIR P = 7/4 PHA
K = 24 KOM = 8/0
KETERANGAN CPO = 4/4
KOM = KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL = KA COMMUTER LINE JABODETABEK PTK = 0/2
BAN = KA BANDARA D = 4/0
EKO = KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO = KA LOKAL EKONOMI P = 16/6 RAP
KRD = KA REL DIESEL PATAS K = 37
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL = KA BARANG HANTARAN
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BBM = KA BARANG ANGKUTAN BBM
BAR = KA BARANG ANGKUTAN BATU BARA
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA
D
= KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
= KA DINAS
Jumlah KA-KA Reg/Fak Divre I SUMATERA UTARA
P
K
= PROGRAM
= KAPASITAS
Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019
.../... = REGULER/FAKULTATIF
 

Pembangunan Jalur KA Layang Medan – Bandar


Pembangunan jalur KA sepanjang 10,8 km’sp termasuk dua
stasiun KA untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Medan
serta dalam upaya peningkatan keselamatan melalui penanganan
perlintasan sebidang.

128 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASIINDONESIA
PERKERETAAPIAN 2020 143
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PP

EKO = 8/1 EKO = 4/2


P = 8/1 P = 4/2 KTN BTL
K = 24 K = 33

NRS LA
EKO = 12/3
P = 12/3 SLK
K = 61

BIM DUK

BAN + 12/0 BAN + 12/0


EKO = 8/1 SWL MKL
EKO = 4/2
P = 18/2 P = 20/1
K = 86 K = 54
PD

DL = 0/4 SEMEN = 24/10


KLINKER = 18/0
P = 0/4 P = 42/0
K = 96 K = 57

KETERANGAN BKP IDA


KOM
BAN
= KA PENUMPANG KOMERSIAL
= KA BANDARA
Jumlah KA-KA Reg/Fak Divre 2 PD
EKO
LOK EKO
= KA PENUMPANG EKONOMI
= KA LOKAL EKONOMI
Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019
KRD = KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL = KA BARANG HANTARAN
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BBM
BAR
= KA BARANG ANGKUTAN BBM
= KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA
DIVRE II
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA = KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D = KA DINAS
P = PROGRAM
K = KAPASITAS
.../... = REGULER/FAKULTATIF

DIVRE III
KOM = 2
EKO =2
BBR = 46
KOM = 2 KOM = 2 KOM = 2 KOM = 2 KOM = 2
KPT = 18
EKO =2 EKO =2 EKO =2 EKO =2 EKO =2
SCT = 22
SEMEN = 2 BBM = 2 SCT = 22 SCT = 22 SCT = 22
SUMSEL+SB = KOM = 2
BBM = 2 SEMEN = 2 SEMEN = 2 SUMSEL = 12 SUMSEL = 16
16 EKO = 2
P=8 D = 24 BBM = 2 SEMEN = 2 SEMEN = 2
SEMEN = 2 BBR = 46
K = 24 P = 32 P = 30 BBM = 2 BBM = 4
P = 112 KPT = 18
K= 45 K = 33 P = 42 P = 48
K = 121 SCT = 22
K = 67 K = 67
BBM = 4
SUMSEL+SB =

LLG LT SCT BJI MLI ME DIVRE IV


NRU
18
SEMEN = 2
PULP = 4
P = 118
BBR = 46 K = 144
KPT = 18 D=2
D=6 D = 28 D = 28
SUMSEL = 2 KOM = 6
KOM = 6 KOM = 6 KOM = 6 KOM = 6
P= 66 EKO = 4
KOM = 2 EKO = 4 EKO = 4 EKO = 4 EKO = 4
K = 135 KPT = 18
KETERANGAN EKO =2 KPT = 18 KRD EKO = 2 KRD EKO = 2 KRD EKO = 2
KPT = 18 SCT = 22 KPT = 18
SCT = 22 KPT = 18 KPT = 18
KOM = KA PENUMPANG KOMERSIAL SCT = 22 SUMSEL = 16
SUMSEL = 14 SCT = 10
BBM = 6 SCT = 18 SCT = 10
BAN = KA BANDARA SUMSEL+SB = BBM = 6 SUMSEL = 14 BBM = 6 BBM = 6
TMB KLINKER = 4
EKO = KA PENUMPANG EKONOMI 16+2
P = 78 KLINKER = 4 BBM = 6 KLINKER = 4 KLINKER = 4
LOK EKO = KA LOKAL EKONOMI BBM = 4 P = 74 KLINKER = 4 P = 78 P = 78
P = 52 K = 104 K = 177
K = 109 P = 78 K = 128
KRD = KA REL DIESEL PATAS K = 84 K = 109
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL = KA BARANG HANTARAN
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS POS IDR KAS KPT
X6 PBM GLB SDN SIG
BBM = KA BARANG ANGKUTAN BBM
BBR = KA BATUBARA RANGKAIAN PANJANG (BABARANJANG)
KPT = KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA KERTAPATI BBR SB = 2 D=6
KOM = 6 KRD EKO = 2
SCT = KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA SUKACINTA PULP = 4
P=2
KOM = 2 EKO = 4
SUMSEL = KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA SUMATERA SELATAN KPT = 18 K= 100
EKO = 2
PULP = KA BARANG ANGKUTAN PULP BBM = 2 SCT = 18
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK KLINKER = 4 SUMSEL = 14
KLINKER = KA BARANG ANGKUTAN PASIR P = 16 BBM = 6
K = 77 KLINKER = 4
CPO = KA BARANG ANGKUTAN CPO P = 76
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN K = 109
D = KA DINAS X5 IDR
P = PROGRAM
K = KAPASITAS
.../... = REGULER/FAKULTATIF

Jumlah KA-KA Reg/Fak Divre 3 PG


Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019

144 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIAPERKERETAAPIAN 2020129


BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jumlah KA-KA Reg/Fak Divre 4 TANJUNGKARANG


Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019
X6
KOM = 2
KOM = 2 EKO = 2
EKO = 2 BBR = 46
BBR = 46 BBM = 2
BBM = 2 KLINKER = 4
KOM = 2 X5 SUMSEL = 2
KLINKER = 4
SUMSEL = 2 EKO = 2 PULP = 4
PULP = 4 BBR = 46 P = 64
P = 64 BBM = 2 K = 109
K = 109 KLINKER = 4
SUMSEL (SB) = 2 TJR D = 2
SEMEN = 4 SEMEN = 2
PULP = 2 KOM = 2
P = 64 EKO = 2
K = 59 BBR = 46
PULP = 4
TJH P = 58
SEMEN = 2 K = 230
KRD = 4
KOM = 2
EKO = 2 SEMEN = 2
BBR = 46 KRD = 4
PULP = 4 BTA
KOM = 2
P = 60 EKO = 2
K =135 BBR = 46
PULP = 4
SEMEN = 2 P = 60
KRD = 4 MP K = 59
KOM = 2
EKO = 2
BBR = 46
PULP = 4
P = 60
K = 82 GHM SEMEN = 2
KRD = 4
KOM = 2
EKO = 2
SEMEN = 2 BBR = 46
KOM = 2 CEP PULP = 4
EKO = 2 P = 60
KRD EKO = 4 K = 43
BBR = 46
PULP = 4
P = 60 CMS
K = 59 THN

SEMEN = 2
SEMEN = 2 BBR = 46
KOM = 2
BBR = 46 PULP = 4
EKO = 2 RJS PULP = 4 P = 50
KRD EKO = 4
P = 52 K = 59
BBR = 46
K = 32
PULP = 4
D = 2
P = 62
K = 59 TNK SKN

KM3

KETERANGAN PID PJ
KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
BAND : KA BANDARA
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS Pembangunan Jalur
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN Ganda KA antara
BBR : KA BATUBARA RANGKAIAN PANJANG (BABARANJANG) Kotabumi-Cempaka
KPT : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA KERTAPATI (Sumatera Bagian
SCT : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA SUKACINTA
SUMSEL : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA SUMATERA SELATAN Selatan)
PULP : KA BARANG ANGKUTAN PULP
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
KLINKER : KA BARANG ANGKUTAN PASIR
CPO : KA BARANG ANGKUTAN CPO
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF

130 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASIINDONESIA
PERKERETAAPIAN 2020 145
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KARAKTERISTIK ANGKUTAN
6.3 PENUMPANG
Jaringan pelayanan perkeretaapian meliputi jaringan pelayanan perkeretaapian
antarkota dan jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan.

KA ANTAR KOTA KA PERKOTAAN

Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah perkotaan


Menghubungkan antarkota antarnegara, antarkota
dapat melampaui 1 provinsi, melampaui 1 kabupaten/
antarprovinsi, antarkota dalam provinsi, dan antarkota
kota dalam 1 provinsi, dan berada dalam 1
dalam kabupaten/kota
kabupaten/kota

Menghubungkan beberapa stasiun antarkota Menghubungkan beberapa stasiun di wilayah perkotaan

Tidak menyediakan layanan penumpang berdiri Melayani banyak penumpang berdiri

Melayani penumpan tidak tetap Melayani penumpang tetap

Memiliki jarak dan atau waktu tempuh panjang Memiliki jarak dan/ atau waktu tempuh pendek

Memiliki frekuensi kereta api sedang atau rendah Memiliki sifat perjalanan ulang alik/ komuter

Melayani kebutuhan angkutan penumpang di dalam


Melayani kebutuhan angkutan penumpang dan/ atau
kota dan dari daerah sub-urban menuju pusat kota atau
barang antarkota
sebaliknya

Tahun Penumpang Diangkut (Pnp) Penumpang – Km (Pnp-Km)

2015 327.823.968 22.152.465


2016 358.075.442 21.571.644
2017 360.176.758 16.158.197
2018 422.332.287 16.932.129
2019 453.486.738 29.080.416
2020 199.255.108 10.653.185
Pertumbuhan (%) 4,32 2,91

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020


Statistik pertumbuhan penumpang angkutan kereta api periode 2015-2020

146 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

350000000
325000000
300000000
275000000
250000000
225000000
200000000
175000000
150000000
125000000
100000000
75000000
50000000
25000000
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
KA UTAMA 29653912 31850283 38311574 47552496 47157593 14085584
KA LOKAL RAYA 39423762 39026306 37400626 36136091 43416393 18269065
KA JABODETABEK 257532082 279097118 314317883 334102903 334102903 154592896
KA PERINTIS* 540392 1856795 1517047 2569040 3025447 1182206
KA LAINNYA** 691820 731024 816140 1587373 25784402 11125357

KA UTAMA KA LOKAL RAYA KA JABODETABEK KA PERINTIS* KA LAINNYA**


*KA Printis adalah KA Perintis Cut Meutia, KA Perintis Jengala, KA Perintis Bathara Kresna. KA Perintis
Kertalaya, KA Perintis Lembah Anai, KA BIM Padang, LRT Sumatera Selatan
**KA Lainnya adalah KA Bandara Kualanamu, KA Bandara Soekamo Hatta, MRT Jakarta, LRT Jakarta
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

SUBSIDI ANGKUTAN
6.4 KERETA API 6.5
Kereta Api Kelas Ekonomi (PSO)
Pemerintah telah memberikan subsidi kepada pengguna jasa kereta api kelas ekonomi
dalam bentuk kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO). PSO
dilaksanakan dalam hal tarif angkutan kereta ekonomi ditetapkan Pemerintah atau
Pemerintah Daerah lebih rendah dari pada tarif yang dihitung oleh penyelenggara
sarana perkeretaapian berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah, selisihnya
menjadi tanggung jawab Pemerintah atau Pemerintah Daerah dalam bentuk kewajiban
pelayanan publik.

132 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 147


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pemberian PSO ini untuk menjamin kelangsungan pelayanan penyelenggaraan


angkutan orang dengan kereta api pelayanan kelas ekonomi dengan tarif yang
ditetapkan oleh Pemerintah. Pemberian Publik Service Obligation (PSO) dilakukan
untuk Kereta Ekonomi (Jarak Jauh, Sedang, Dekat), KA Ekonomi Lebaran, KRD
Ekonomi dan KRL AC Jabodetabek.

Grafik Penetapan Pelaksanaan PSO Per Tahun 2015-2020


3000
2800
2600 2519
2400 2270 2321
2200
2000 1827
1800 1642
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

2015 2016 2017 2018 2019


Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Pertumbuhan Penetapan Pelaksanaan PSO Per Tahun 2015-2020


Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Penetapan 1.642.124.979.811 1,827,380.508.000 2.094,100.000.000 2.270.075.688.613 2.321,441471.053 2.519,153,675,392
Pertumbuhan (%) - 11.28% 14.60% 8.40% 2.26% 8.52%
Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Jumlah Penumpang PSO Kereta Api Per Tahun 2015 - 2020


No. Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Penumpang PSO Kereta


1 Pnp Passangers 6.361.341 4.761.413 5.828.671 6.228.604 2.117.507 1.171.982
Api Ekonomi Jarak Jauh

Jumlah Penumpang PSO Kereta


2 Pnp Passangers 4.253.183 5.710.607 5.441.681 5.825.962 6.139.406 2.549.383
Api Ekonomi Jarak Sedang

Jumlah Penumpang PSO Kereta


3 Pnp Passangers 29.594.674 30.201.025 27.865.301 28.917.304 31.616.312 14.379.105
Api Ekonomi Jarak Sedang

Jumlah Penumpang PSO Kereta


4 Pnp Passangers 3.766.599 9.112.102 6.646.397 7.218.697 7.740.441 3.297.847
Api Ekonomi Jarak Dekat

Jumlah Penumpang PSO KRD


5 Pnp Passangers 130.260 50.560 76.825 81.428 71.295
Ekonomi

Jumlah Penumpang PSO KRL


6 Pnp Passangers 257.532.082 279.097.110 314.317.883 334.487.297 334.102.903 154.592.896
Jabodetabek

Jumlah Realisasi / Total Pnp Passangers 301.638.139 328.932.817 360.176.758 382.759.292 381.787.864 175.991.213

Sumber: Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

148 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 133


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Angkutan Kereta Api Perintis

Angkutan perintis diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pelayanan angkutan


kereta api dan untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat serta
membantu mobilisasi masyarakat dalam penyediaan jasa layanan transportasi
dengan kereta api perintis.

Kereta perintis juga bertujuan untuk mengembangkan perekonomian daerah dengan


cara menghubungkan antara beberapa lokasi dalam satu daerah yang diharapkan
akan dapat memperlancar arus pertukaran informasi, barang produksi dan barang
konsumsi serta jasa.

Angkutan kereta api perintis yang terlaksana hingga tahun 2019 diantaranya sebagai
berikut.

Lintas Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukeuh (KA Cut Mutia) Aceh


Total jarak pelayanan kereta api perintis ini adalah 11,35 km, beroperasi sejak 2016
dengan realisasi subsidi 2019 sebesar Rp14.927.622.116 (94,27%) dan realisasi
penumpang sebanyak 41.284 orang.

Lintas Lubuk Alung-Kayu Tanam-Padang Panjang – Solok (KA Lembah Anai)


Sumatera Barat
Total jarak pelayanan kereta api perintis ini adalah 20,34 km, beroperasi sejak 2015
dengan realisasi subsidi 2019 sebesar Rp12.543.781.277 (100%) dan realisasi
penumpang sebanyak 66.232 orang.

Lintas Bandara Internasional Minangkabau-Padang Pariaman (KA BIM-Padang)


Sumatera Barat
Total jarak pelayanan kereta api perintis ini adalah 23 km, beroperasi sejak 2018
dengan realisasi subsidi 2019 sebesar Rp17.414.816.616 (94,28%) dan realisasi
penumpang sebanyak 194.729 orang.

134 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 149


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Lintas Kertapati-Inderalaya (KA Kertalaya) Geukeuh


Sumatera(KASelatan
Lintas Krueng Mane-Bungkah-Krueng Cut Mutia) Aceh
TotalTotal
jarakjarak pelayanan
pelayanan kereta
kereta api perintis
api perintis ini adalah
ini adalah 11,35
25,64 km, km, beroperasi
beroperasi sejak 2016
dengan sejak
realisasi
2016subsidi 2019 sebesar Rp3.714.641.350 (88,60%) dan realisasi
penumpang
dengan sebanyak 20.825 orang.
realisasi subsidi 2019 sebesar Rp14.927.622.116 (94,27%) dan

Lintas Bandara
Lintas Sultan
Krueng Mahmud BadaruddinGeukeuh
Mane-Bungkah-Krueng II-Ogan Permata
(KA Cut Indah
Mutia) Aceh
(LRTSumatera Selatan)
Total jarak pelayanan kereta api perintis ini adalah 11,35 km, beroperasi
sejak
Total jarak 2016 kereta api perintis ini adalah 23,4 km, beroperasi pada Januari
pelayanan
2018 dengan realisasi subsidi
dengan realisasi subsidi 2019 sebesar
sebesar Rp14.927.622.116
Rp122.483.535.554 (94,27%)
(99,56%) dan dan
realisasi
penumpang sebanyak 2.619.365 orang.

Lintas Purwosari-Sukoharjo-Wonogiri (KA Perintis Bathara Kresna) Jawa Tengah

Total jarak pelayanan kereta api perintis ini adalah 36,67 km, beroperasi sejak 2015
dengan realisasi subsidi 2019 sebesar Rp7.515.353.149 (77,07%) dan realisasi
penumpang sebanyak 83.012 orang.

ANGKUTAN MOTOR
6.5 GRATIS
Penyelenggaraan Angkutan Motor Gratis (Motis) dilaksanakan sejak lebaran tahun
2013 hingga tahun 2019, namun karena kondisi pandemic covid-19, maka pelaksnaan
tahun 2020 ditiadakan. Motis diselenggarakan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas
di jalan raya yang disebabkan oleh pemudik dengan menggunakan sepeda motor,
mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya yang disebabkan oleh sepeda
motor, dan menekan penggunaan konsumsi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
yang meningkat.
20000 19141 Subsidi angkutan perintis besarnya
17147 merupakan selisih antara biaya yang
15276
15000
dikeluarkan oleh penyelenggara sarana
U perkeretaapian (biaya operasi) dengan
N 11560
I
T
pendapatan yang diperoleh
10000
M berdasarkan tarif yang ditetapkan
O
T
5438 pemerintah atau pemerintah daerah.
I
S 5000 4358

827
0

150 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 135


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Pemerintah menyelenggarakan kegiatan angkutan gratis sepeda motor dengan kereta


api pada 3 lintas pelayanan angkutan kereta api, yaitu:

Lintas Utara Lintas Selatan 2


Lintas Selatan 1
(Jakarta Gudang- (Jakarta Gudang-
(Jakarta Gudang-
Surabaya Pasarturi) Yogyakarta-
Kutoarjo)
Surabaya Pasarturi)

Jumlah angkutan sepeda motor gratis pada tahun 2019 mencapai 19.141 motor dengan
target 18.096 motor. Jumlah tersebut 12% lebih tinggi daripada angka di tahun 2018.
Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya kenaikan angkutan contra-flow yang
mengalami kenaikan 114%. Realisasi jumlah sepeda motor yang diangkut dari awal
angkutan sepeda motor gratis sampai dengan lebaran tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel berikut.

Rekapitulasi Angkutan Motor Gratis dengan Kereta Api

NO. URAIAN 2018 2019 KENAIKAN %

ARUS MUDIK
1 Target 8832 9744 110%
2 Realisasi Mudik 8299 9462 114%
3 Realisasi Contraflow 476 851 179%
4 Total Realisasi 8775 10313 118%
5 Load Factor 99% 106%
ARUS BALIK
1 Target 10304 8352 81%
2 Realisasi Mudik 8081 8034 99%
3 Realisasi Contraflow 291 794 273%
4 Total Realisasi 8372 8828 106%
5 Load Factor 81% 106%
TOTAL ANGKUTAN
1 Target 19136 18096 95%
2 Realisasi Mudik 16380 17496 107%
3 Realisasi Contraflow 767 1645 214%
4 Total Realisasi 17147 19141 112%
5 Load Factor 90% 106%
Sumber: Direktorat Lalulintas dan Angkutan Kereta Api, 2019

136 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 151


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KARAKTERISTIK
6.6 ANGKUTAN BARANG
Kereta api barang atau kereta api bagasi adalah kereta api yang digunakan untuk
mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun
mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas.
Sesuai Pasal 139 UU No.23 Tahun 2007, angkutan barang dengan kereta api dilakukan
dengan menggunakan gerbong. Angkutan barang yang dimaksud terdiri dari barang
umum, barang khusus, bahan berbahaya dan beracun, serta limbah bahan berbahaya
dan beracun.

Angkutan barang umum dan barang khusus wajib memenuhi persyaratan:

Gerbong yang digunakan


Pemuatan, penyusunan, sesuai dengan klasifikasi
dan pembongkaran barang yang diangkut
barang pada tempat-tempat
yang telah ditetapkan sesuai
dengan klasifikasinya

Keselamatan dan keamanan


barang yang diangkut

Sedangkan untuk bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan
beracun wajib:
Memenuhi persyaratan
keselamatan sesuai dengan
sifat bahan berbahaya dan Menggunakan tanda
beracun yang diangkut sesuai dengan sifat bahan
berbahaya dan beracun
yang diangkut

Menyertakan petugas yang


memiliki kualifikasi tertentu
sesuai dengan sifat bahan
berbahaya dan beracun yang
diangkut

152 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 137


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Produksi Jasa Angkutan Barang Per Tahun 2015-2020 (Dalam Ton)

TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020


Jawa 7.690 8.039 9.134 10.727 10.155 8.012

Sumatera 22.028 24.455 30.927 34.536 37.469 37.423


Total 29.718 32.494 40.061 45.263 47.624 45.435

Sumber: Direktorat Lalulintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Grafik Produksi Jasa Angkutan Barang Per Tahun 2015-2020 (Dalam Ton)

Jawa Sumatera
40,000
37,469 37,423
36,000 34,536

32,000 30,927

28,000
24,455
24,000 22,028

20,000

16,000

12,000 10,727 10,155


9,134
7,690 8,039 8,012
8,000

4,000

0,000
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Direktorat Lalulintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Rata-rata Jarak Angkut Barang Per Tahun 2015-2020 (Dalam Km)

TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020


Jawa 450 457 447 333 448 411

Sumatera 308 309 302 295 749 743


Total 758 766 333 221 666 632

Sumber: Direktorat Lalulintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

BUKU INFORMASI
138 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020
INDONESIA 153
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Grafik Rata-rata Jarak Angkut Barang Per Tahun 2015-2020 (Dalam Km)

Jawa Sumatera
800
749 743
750
700
650
600
550
500 457
450 447 448
450 411
400
350 333
308 309 302 295
300
250
200
150
100
50
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Direktorat Lalulintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

Produksi Barang Kelompok Terbesar Angkutan KA Per Tahun 2015-2020

NO. URAIAN SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Minyak Bumi (BBM) / Oil Fuel Ribu Ton 2002 2087 2571 2265 2485 2079

2 Pupuk / Fer lizer Ribu Ton 32 87 69 78 29 0

3 Semen / Cement Ribu Ton 4907 4173 5762 5588 4515 3890

4 Batubara / Coal Ribu Ton 18516 21395 26490 29639 33160 33075

Hasil Perkebunan / Planta on


5 Ribu Ton 402 855 893 852 816 683
Product

6 Pe Kemas / Containers Ribu Ton 2701 3379 3909 5397 5170 4361

7 Pasir Kuarsa / Quartz Sand Ribu Ton 1 0 0 0 0 0

8 Karet & Klinker / Robber Ribu Ton 7 0 0 945 944 980

B.C. (Barang Cepat) / Express


9 Ribu Ton 68 111 114 0 0 0
Freight

B.H.P. ( Barang Hantaran


10 Penumpang) / Freight by Ribu Ton 124 137 160 314 265 132
Passenger

11 Lain-lain / Miscellaneous Ribu Ton 958 271 163 185 238 235

Jumlah / Total Ribu Ton 29718 32495 40131 45263 47622 45435

Sumber: Direktorat Lalulintas dan Angkutan Kereta Api, 2020

154 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA


BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 139
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

SOP PELAYANAN / PERIJINAN


6.7 ANGKUTAN KA
Dalam Pasal 2 Bab II Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2021
te n t a n g P e nye l e n g g a ra a n B i d a n g P e r ke re t a a p i a n , b a d a n u s a h a ya n g
menyelenggarakan sarana perkeretaapian umum wajib memiliki izin usaha dan izin
operasi.

Izin Usaha

Dalam Pasal 3 PM 31 Tahun 2012, untuk memperoleh izin usaha penyelenggaraan


sarana perkeretaapian umum harus memenuhi persyaratan yang meliputi:

1 Memiliki akte pendirian Badan Hukum


Indonesia

2 Memiliki nomor pokok wajib pajak

3 Memiliki surat keterangan domisili


perusahaan

Membuat surat pernyataan kesanggupan memiliki


4 paling sedikit 2 rangkaian kereta api menurut jenisnya
dan paling sedikit 1 rangkaian kereta api menurut
jenisnya sebagai cadangan, dan/atau beberapa
rangkaian kereta api cadangan sesuai dengan
kebutuhan lintas pelayanan yang akan dilayani

5 Memiliki rencana kerja

Memiliki perjanjian kerja sama dengan penyelenggarra


6 prasarana perkeretaapian dalam hal Badan Usaha tidak
memiliki prasarana perkeretaapian sendiri

7 Melakukan koordinasi

140 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 155


INDONESIA
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Izin Operasi
Untuk memperoleh izin operasi sarana perkeretaapian umum, Badan Usaha wajib
memenuhi persyaratan:

1.
Memiliki studi kelayakan

2.
Menguasai fasilitas perawatan sarana
perkeretaapian

3.
Sarana perkeretaapian yang akan
dioperasikan telah lulus uji pertama atau
uji berkala yang dinyatakan dengan
sertifikat uji

4.
Te r s e d i a n y a a w a k s a r a n a
perkeretaapian yang memiliki
sertifikat kecakapan, tenaga
perawatan dan tenaga pemeriksa yang
memiliki sertifikat keahlian

5.
Memiliki sistem dan prosedur
pengoperasian, pemeriksaan, dan
perawatan sarana perkeretaapian

6.
Memiliki paling sedikit 2 rangkaian
kereta api menurut jenisnya dan paling
sedikit 1 rangkaian kereta api menurut
jenisnya sebagai cadangan, dan/atau
beberapa rangkaian kereta api
cadangan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang disetujui Direktur Jenderal

156 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020 141


INDONESIA
BUKU INFORMASI
Dok: Istimewa

142 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


BUKU INFORMASIINDONESIA
PERKERETAAPIAN 2020 157
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 7
KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

DJKA, Kementerian Perhubungan

7.1 ARAHAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


7.2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
7.3 PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
7.4 STANDAR KESELAMATAN BIDANG PRASARANA PERKERETAAPIAN
7.5 STANDAR KESELAMATAN BIDANG SARANA PERKERETAAPIAN
7.6 STANDAR KESELAMATAN BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN
7.7 STANDAR KESELAMATAN BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN www.pinterest.com
7.8 JENIS KECELAKAAN LALU LINTAS KERETA API
7.9 PERLINTASAN SEBIDANG/PERPOTONGAN JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN
7.10 AKREDITASI BADAN HUKUM/LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDM
........PERKERETAAPIAN
7.11 SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

ARAHAN KEBIJAKAN
7.1 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Keselamatan Perkeretaapian perlu dilihat sebagai hasil
suatu proses pembinaan yang komprehensif dan memiliki
nilai strategis yang apabila tidak dibina dengan prioritas
bisa berdampak negatif terhadap penyelenggaraan
perkeretaapian Indonesia.

Program pembinaan keselamatan perkeretaapian perlu


didukung lebih lanjut oleh berbagai peraturan
perundangan serta regulasi khusus tentang sistem
pembinaan keselamatan perkeretaapian termasuk secara
simultan menumbuhkan budaya berkeselamatan (safety)
bagi seluruh elemen penyelenggaraan perkeretaapian. freevector.com

Budaya berkeselamatan (safety) sebagai salah satu ukuran kesuksesan pembinaan, harus
benar-benar dapat diimplementasikan, dievaluasi, serta ditindaklanjuti upaya perbaikan
berkelanjutannya dengan koordinasi para pihak yang harmonis. Budaya safety di perkeretaapian
perlu dibangun secara komprehensif untuk menjadi pilar utama penunjang tingkat keselamatan
penyelenggaraan perkeretaapian Indonesia.

Pembentukan budaya keselamatan perkeretaapian melalui tuntutan: Standar, Kelaikan,


Pendidikan, Pelatihan, Kualifikasi, Sertifikasi, Rancang bangun, Rekayasa, Perawatan,
Kepatuhan, Pemeriksaan, dan Pengujian (UU Perkeretaapian Nomor 23 Tahun 2007).

STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
1 Sertifikasi SDM Perkeretaapian
P e n i n g k a t k a n ke s e l a m a t a n t ra n s p o r t a s i
perkeretaapian yang efektif pada 2 Sertifikasi sarana perkeretaapian
penyelenggaraan perkeretaapian nasional
periode 2020-2024. 3 Sertifikasi prasarana perkeretaapian

4 Peningkatan pemenuhan kebutuhan


fasilitas keselamatan dan pengujian
TUJUAN
Peningkatan keselamatan transportasi 5 Pemasangan perangkat Sistem
Keselamatan Kereta Api Otomatis
perkeretaapian yang handal, dengan indikator (SKKO)
Rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api
(rate of accident) sebesar 0,22 kejadian 6 Pemenuhan kebutuhan IMO
kecelakaan/1 juta km tempuh.
7 Penyusunan pedoman identifikasi
daerah rawan kecelakaan dan rawan
bencana
SASARAN
8 Penyusunan prosedur tindak lanjut
Keselamatan transportasi perkeretaapian yang akibat kecelakaan
didukung oleh Sumber Daya Manusia, Sarana dan
Prasarana yang handal. 9 Pelaksanaan kajian identifikasi
rawan kecelakaan kereta api

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 159


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

SISTEM MANAJEMEN
7.2 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2018
tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP) guna meningkatkan
aspek keselamatan di dunia perkeretaapian. Peraturan ini mengatur seluruh aspek
keselamatan baik itu mengenai manajemen keselamatan dan juga keselamatan
penumpang.

SMKP adalah bagian dari sistem manajemen penyelenggara perkeretaapian secara


keseluruhan dalam rangka meningkatkan keselamatan perkeretaapian yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, dan tindak lanjut dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan proses sistematis dan proaktif dalam mengelola
keselamatan yang terintegrasi.

Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian ini diwajibkan bagi seluruh sektor atau
bidang perusahaan yang bergerak dibidang perkeretaapian.

Meningkatkan keselamatan Mencegah terjadinya Menciptakan tempat dan


perkeretaapian yang insiden dan/atau lingkungan kerja SDM
terencana, terstruktur, kecelakaan kereta api Perkeretaapian yang
terukur, dan terintegrasi selamat, aman, nyaman,
dan efisien

Yang perlu ditetapkan dalam Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian:

1 Indikator Kinerja keselamatan sebagai suatu ukuran kinerja keselamatan


terukur dari organisasi perkeretaapian

Target/tujuan Kinerja Keselamatan ditentukan dengan mempertimbangkan


2 tingkat kinerja keselamatan yang diinginkan dan cukup realistik untuk
operator sarana maupun prasarana

Persyaratan keselamatan meliputi Prosedur operasi, SDM, Teknologi, Sistem-


3 sistem dan Program-program yang diperlukan untuk mencapai indikator dan
target kinerja keselamatan

vectorstock.com

160
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PROSES MONITORING SMK


PADA PENYELENGGARAAN
PERKERETAAPIAN PENYELENGGARA
SARANA PERKERETAAPIAN
Menyusun Sistem Manajemen
DITJEN PERKERETAAPIAN Keselamatan Perkeretaapian
AKREDITASI/
1. Menyusun pedoman pembuatan IJIN OPERASI

Sistem Manajemen Keselamatan


Perkeretaapian
2. Menyusun norma, standar,
prosedur, dan kriteria PENYELENGGARA
PRASARANA
PERKERETAAPIAN
Menyusun Sistem Manajemen
Keselamatan Perkeretaapian

AUDIT - INSPEKSI - INVESTIGASI

Setiap Penyelenggara Perkeretaapian wajib menyusun,


menerapkan dan menyampaikan laporan penerapan
SMKP sesuai Pedoman Penyusunan dan Penerapan
SMKP meliputi:

- Penetapan Kebijakan Keselamatan Perkeretaapian


- Perencanaan Keselamatan Perkeretaapian
- Pelaksanaan Rencana Keselamatan Perkeretaapian
- Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Keselamatan
Perkeretaapian
- Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMKP

PELAPORAN SMK
Laporan penerapan SMKP disusun oleh Penyelenggara Perkeretaapian disampaikan
kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian secara berkala setiap 1 tahun sekali.

Audit SMKP dilaksanakan oleh Auditor Perkeretaapian untuk membuktikan Laporan


penerapan SMKP Penyelenggara Perkeretaapian.

Laporan hasil audit SMKP wajib disampaikan kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian
dengan tembusan disampaikan kepada pimpinan Penyelenggara Perkeretaapian. Jika
terdapat rekomendasi perbaikan, maka Penyelenggara Perkeretaapian wajib
menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil audit.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian melakukan pembinaan atas SMKP Penyelenggara


Prasarana Perkeretaapian dan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian. Pembinaan
meliputi kegiatan:

AUDIT PENERAPAN BIMBINGAN TEKNIS PENGAWASAN


SMKP SMKP PENERAPAN SMKP

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 161


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PROGRAM PENINGKATAN
7.3 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Pengembangan pola dan tata Monitoring dan evaluasi


koordinasi antara Pemerintah dan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dan lembaga perkeretaapian
terkait dalam mewujudkan program
peningkatan keselamatan dan
keamanan perkeretaapian
Pengembangan budaya Penyiapan regulasi
mengutamakan Safety keselamatan dan keamanan
First (norma, standar, prosedur dan
kriteria) sesuai perkembangan
teknologi perkeretaapian

Pengembangan manajemen Pengembangan sistem


sistem keamanan Safety perawatan sarana dan
Management System dalam prasarana yang
penyelenggaraan didukung peralatan
perkeretaapian yang memadai

Pengembangan Pengujian dan sertifikasi sarana dan


penjaminan resiko prasarana serta fasilitas pendukung
operasi perkeretaapian lainnya dengan pembatasan usia
pakai untuk menjamin kelaikan
teknis dan operasinya

Pengembangan kerjasama Mendorong kepedulian


dan koordinasi dengan pihak keamanan (Security
keamanan dan pihak terkait Awareness) kepada
lainnya dalam peningkatan masyarakat
keamanan operasi
perkeretaapian
Pengembangan penelitian Penggunaan TI dan teknologi
dan analisis penyebab pemindaian dalam melaksanakan
kecelakaan operasi pemantauan keamanan operasi
perkeretaapian perkeretaapian

162
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

STANDAR KESELAMATAN
7.4 BIDANG PRASARANA PERKERETAAPIAN
Standar keselamatan bidang prasarana perkeretaapian sesuai Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Perkeretaapian
terdiri dari

JALUR KERETA API


STASIUN KA

FASILITAS
PENGOPERASIAN
Jalur KA Sedayu

Jalur kereta api harus memenuhi persyaratan


teknis jalur kereta api. Persyaratan teknis jalur
kereta api meliputi persyaratan sistem jalur kereta
api dan persyaratan komponen jalur kereta api.
1 JALAN REL
- Sistem jalan rel harus dilengkapi fasilitas pengamanan yang meliputi rel paksa (rel
gongsol) dan jalur pelindung (jalur tangkap dan jalur luncur).
- Komponen rel dan jarum pada wesel tidak boleh melebihi tingkat keausan.
- Penambat bantalan harus terpasang keseluruhan, dan pada hal tertentu tidak boleh 2
(dua) bantalan berurutan tidak ada penambat pada sisi yang sama.

2 JEMBATAN KA
- Konstruksi jembatan bagian atas harus dilengkapi dengan fasilitas pengaman
meliputi rel pengaman (guardrail) dan ruang penyelamatan atau jalan inspeksi.
- Rel pengaman dipasang pada jembatan dengan (a) panjang lebih dari 20 m; (b) jari-
jari lengkung kurang dari 600 m; (c) gradien lebih dari 25 per mil.
- Jalan inspeksi harus dipasang pada setiap jembatan dengan bentang lebih dari 20 m.
- Beban gandar kereta api yang melewati jembatan harus lebih kecil atau sama dengan
beban gandar jembatan.

3 TEROWONGAN KA
- Terowongan pegunungan harus dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara dan jalan
inspeksi/ruang penyelamat.
- Dinding pelapis terowongan harus kedap air dan jika ada kebocoran masih diijinkan
dengan laju kebocoran (leakage) tidak boleh melampaui 0,2 l/m2 /hari.
- Terowongan gali timbun harus dilengkapi fasilitas jalan inspeksi/evakuasi, sistem
sirkulasi udara, telepon darurat, peralatan informasi, pendeteksi api, peralatan alarm
darurat, pemadam api, papan petunjuk evakuasi dan lampu penerangan.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 163


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JALUR KA

STASIUN KA
FASILITAS
PENGOPERASIAN
Stasiun kereta api harus memenuhi
persyaratan teknis bangunan kereta
api. Persyaratan teknis bangunan
kereta api meliputi: gedung, fasilitas
keamanan, instalasi pendukung, dan
peron.

Sumber : DJKA, Kementerian Perhubungan

a. Gedung stasiun harus dilengkapi dengan sarana jalan untuk menyelamatkan diri yang aman,
lancar dan memadai sesuai jumlah orang dan bentuk konstruksi bangunan dilengkapi dengan
petunjuk evakuasi dalam keadaan darurat dan papan petunjuk yang jelas serta juga harus
dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran.

b. Fasilitas keamanan terdiri dari ruang petugas keamanan dan sistem pengamanan.

c. Instalasi pendukung merupakan tangga stasiun yang harus memenuhi persyaratan.

d. Peron stasiun harus memenuhi persyaratan:

195cm

Ruang bebas dan Permukaan lantai peron Diberi garis batas aman
Ruang bangun harus memiliki tahanan sekurangnya 195 cm dari
slip untuk kondisi basah as jalan rel dengan warna
dan kondisi kering garis yang terang

10cm

Khusus untuk peron tinggi jarak Konstruksi penghubung antar


antara (gap) tepi peron ke badan kereta peron yang sebidang dengan
maksimal 10 cm untuk lurusan konstruksi perkerasan aspal
dan 15 cm untuk lengkung. atau beton dengan lebar min. 2 m

e. Penyelenggara prasarana perkeretaapian harus melakukan simulasi penanganan keadaan


darurat di stasiun besar sekurang-sekurangnya 1 (satu) kali setiap tahun.

164
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JALUR KA
detik.com

STASIUN KA

FASILITAS PENGOPERASIAN

Fasilitas operasi kereta api harus memenuhi persyaratan teknis meliputi:


peralatan persinyalan, peralatan telekomunikasi, dan instalasi listrik.

djka.dephub.go.id

a. Peralatan sinyal harus dilengkapi dengan peraturan pengamanan setempat dan memenuhi
persyaratan teknis peralatan persinyalan perkeretaapian. Tanda dan marka ditempatkan
sesuai dengan peruntukan dan tidak mengganggu fasilitas lain, tidak membahayakan
keselamatan perjalanan kereta api dan memenuhi persyaratan teknis peralatan persinyalan
perkeretaapian.

b. Peralatan telekomunikasi minimal harus memenuhi persyaratan:


1) Harus dapat memanggil dan/atau dipanggil.
2) Dapat berkomunikasi dua arah.
3) Dilengkapi fasilitas seleksi untuk memilih panggilan, kecuali untuk penjaga perlintasan.
4) Informasi yang diterima harus bersih dan jelas.
5) Menggunakan sistem catu daya yang meliputi catu daya utama, darurat dan cadangan.
6) Dilengkapi dengan sistem proteksi.
7) Dilengkapi dengan perekam suara yang merekam seluruh pembicaraan komunikasi operasi
dan langsiran kereta api.

c. Peralatan transmisi tenaga listrik minimal harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki
peralatan proteksi dan dilengkapi pemutus daya atau disconnecting switch. Catu daya
minimal harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki peralatan proteksi, tersedia fasilitas
pemutus darurat atau emergency stop, serta dilengkapi pemutus daya otomatis atau Link
Break Device (LBD) atau intertripping.

vectorstock.com

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 165


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

STANDAR KESELAMATAN
7.5 BIDANG SARANA PERKERETAAPIAN
Standar keselamatan bidang sarana perkeretaapian sesuai Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Perkeretaapian
terdiri dari:

LOKOMOTIF
Lokomotif harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi kabin masinis,
peralatan keselamatan dan peralatan tracking/pemantauan, dengan uraian:

a. Kabin masinis dirancang sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan


keselamatan meliputi:
1) kebisingan dalam ruang kabin masinis maksimun 85 dBA.
2) mampu melindungi masinis dan asisten masinis dari gas buang sarana
perkeretaapian yang menggunakan motor diesel.
3) memiliki ruang bebas pandang ke depan (angle view) tanpa terhalang badan
lokomotif.

b. Perangkat peralatan keselamatan meliputi peralatan komunikasi, penghapus


kaca, lampu sorot (lampu utama), alat pemadan api ringan (APAR), suling,
speedometer, deadman device, lampu kabin, pengganjal roda, rem darurat dan
perekam data.

KERETA
Kereta harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi kereta penumpang,
kereta makan, kereta pembangkit, dan kereta bagasi.

a. Kereta yang ditarik lokomotif sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan


perangkat peralatan keselamatan meliputi alat pemadam api ringan, palu
pemecah kaca, pengganjal roda, rem darurat, dan petunjuk keselamatan.

b. Kereta dengan penggerak sendiri sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan


perangkat peralatan keselamatan seperti yang terdapat pada lokomotif.

c. Badan penyelenggara sarana perkeretaapian diwajibkan untuk melaksanakan


simulasi keadaan darurat di dalam kereta, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam 1 tahun.

166
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

GERBONG
Gerbong harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi gerbong datar,
gerbong terbuka, gerbong tertutup, dan gerbong tangki.

a. Gerbong harus memenuhi persyaratan standar spesifikasi teknis gerbong.


b. Gerbong harus dilengkapi dengan pengganjal roda.

PERALATAN KHUSUS
Peralatan khusus harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi: kereta
inspeksi (lori), kereta penolong, kereta ukur, kereta derek, dan kereta perawatan jalan
rel.

a. Peralatan khusus kereta inspeksi (lori), kereta penolong, kereta ukur sekurang-
kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi
alat pemadam api ringan, palu pemecah kaca, dan pengganjal roda.

b. Peralatan khusus kereta derek dan kereta perawatan jalan rel sekurang-
kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi
alat pemadam api ringan dan pengganjal roda.

Sarana perkeretaapian dioperasikan sesuai dengan umur teknisnya dan harus laik
operasi. Oleh karena itu, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib melakukan
perawatan terhadap sarana perkeretaapian agar tetap laik operasi yang meliputi
perawatan ruitin dan berkala yang dilaksanakan sesuai dengan instruksi manual yang
diterbitkan oleh pabrik pembuat sarana tersebut.

vectorstock.com

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 167


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

STANDAR KESELAMATAN BIDANG


7.6 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN
Standar keselamatan bidang lalu lintas dan angkutan perkeretaapian sesuai Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan
Perkeretaapian terdiri dari: penyiapan perjalanan kereta api, kepatuhan prosedur
operasi saat perjalanan kereta api, serta pelaporan dalam kondisi kedaruratan. Uraian
singkat untuk masing-masing bagian dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Persiapan perjalanan kereta api meliputi kegiatan:


a. menyiapkan sarana dengan atau tanpa rangkaiannya.
b. menyiapkan awak sarana perkeretaapian.
c. memeriksa sarana perkeretaapian.
d. menyediakan waktu kereta api sesuai dengan jalur yang terjadwal di stasiun
awal.
e. memasang tanda.
f . menyiapkan dokumen perjalanan kereta api.

2.Dalam perjalanan kereta api, awak sarana perkeretaapian yang mengoperasikan


kereta api memiliki kewajiban:
a. mematuhi semboyan yang merupakan pesan yang bermakna bagi petugas
yang berkaitan dengan perjalanan kereta api serta juga harus melaporkan
kepada petugas pengatur atau pengendali perjalanan kereta api apabila
terdapat kejanggalan di jalur kereta api yang sedang dan/atau telah dilewati.

b. memastikan perangkat peralatan keselamatan berfungsi dengan baik.

c. meminta lokomotif penolong melalui pesawat radio lokomotif atau alat


komunikasi lainnya apabila kereta api mengalami mogok di petak jalan karena
kerusakan pada lokomotif atau kereta dengan penggerak sendiri.

d. apabila kereta api dalam perjalanan karena sesuaitu hal awak sarana (masinis)
tidak dapat melakukan tugasnya, maka asisten masinis harus segera
menghentikan kereta api dan memberitahukan kepada pengendali perjalanan
kereta api dan menunggu perintah lebih lanjut.

168
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

STANDAR KESELAMATAN
7.7 BIDANG SDM PERKERETAAPIAN
Standar keselamatan bidang sumber daya manusia perkeretaapian sesuai Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan
Perkeretaapian terdiri dari: sumber daya manusia penyelenggara sarana perkeretaapian
dan sumber daya manusia penyelenggara sarana perkeretaapian. Uraian singkat untuk
masing-masing bagian dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Sumber daya manusia penyelenggara prasarana perkeretaapian, terdiri dari:

TENAGA PEMERIKSA TENAGA PERAWATAN PETUGAS PENGOPERASIAN


PRASARANA PERKERETAAPIAN

2. Sumber daya manusia penyelenggara sarana perkeretaapian, terdiri dari:

TENAGA PEMERIKSA TENAGA PERAWATAN AWAK SARANA


PERKERETAAPIAN

3. Sumber daya manusia penyelenggara perkeretaapian (sarana dan prasarana)


harus memenuhi standar kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat,
mengikuti pelatihan berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali serta
dilarang menggunakan obat terlarang, narkotika dan psikotropika serta tidak
dalam pengaruh alkohol.

4. Waktu kerja untuk awak sarana perkeretaapian dalam pengoperasian kereta api
yaitu maksimum 8 jam per hari, 40 jam seminggu dengan waktu efektif operasi 4
jam untuk setiap harinya.

5. Penyelenggara sarana perkeretaapian sebelum mengoperasikan kereta api wajib


melakukan pemeriksaan terhadap awal sarana perkeretaapian yang meliputi
pemeriksaan sertifikat kecakapan, pemeriksaan kesehatan dan pemberian surat
tugas untuk selanjutnya dituangkan dalam berita acara hasil pemeriksaan awak
sarana perkeretaapian.

vectorstock.com

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 169


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JENIS KECELAKAAN
7.8 LALU LINTAS KERETA API

1 TABRAKAN KERETA API


DENGAN KERETA API

Kecelakan KRL Jabodetabek dalam perjalanan


dari Jakarta ke Bogor, Minggu, 10 Maret 2019
(tirto.id)

2 3
TABRAKAN
KERETA API
DENGAN ANJLOKAN
KENDARAAN
MODA JALAN

BANJIR
4 TERGULING 5 LONGSOR

170
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JUMLAH KECELAKAAN BERDASARKAN JENIS KECELAKAAN


PADA TAHUN 2015-2020

NO URAIAN SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Tabrakan KA dengan KA KEJADIAN 0 0 1 0 0 0

2 Anjlokan KEJADIAN 55 15 14 14 11 17

3 Terguling KEJADIAN 0 0 0 1 0 0

4 Banjir/Longsor KEJADIAN 0 0 0 0 0 0

5 Lain-lain KEJADIAN 0 0 0 1 0 1

JUMLAH KECELAKAAN KEJADIAN 55 15 15 16 11 18

PENYEBAB KECELAKAAN

1. Alam dan Eksternalitas


Banjir, Gempa Bumi/Vulkanik/Gunung Meletus, KA Menemper Orang/Hewan,
Kebakaran, Longsor, Pekerjaan Satker/Investasi, Pelemparan Batu, Pohon
Tumbang, Sabotase, Tabrakan KA dengan Kendaraan Jalan Raya, Tersambar Petir,
Vandalisme
2. Keamanan dan Ketertiban
BLB Menurunkan Penumpang Liar, BLM Petugas Kamtib, Demonstrasi,
Pelemparan Batu, Pemeriksaan Penumpang/PS, Pencurian, Vandalisme
3. Operasi
Antrian KA, Dikalahkan Secara Peraturan, Masinis Melanggar Sinyal, Pemindahan
Persilangan/Penyusulan, Petugas di Stasiun (PPKA/JRS/PJL Tertidur)
4. Pelayanan
Naik Turun Penumpang/Bongkar Muat Barang, Pengisian Air Kereta (Pelayanan),
Timbang Ulang, Tunggu Cucian Kereta (Pelayanan)
5. Peristiwa Luarbiasa / Persitiwa Luarbiasa Hebat
Anjlokan KA, Tabrakan KA dengan KA
6. Prasarana
Gangguan Wesel, Ganti Bantalan, Ganti Rel, Kontra Rel/Gongsol, Rel Aus, Rel
Gompal, Rel Patah, Rel Spaten, Skilu, Track Merah (Dinas JJ), Tubuh
Baan/Ballas/Kecrotan, Tunggu PJL Tutup Pintu, Tunggu PPJ/KPJ Masuk
7. Sarana
Air Pendingin (Pembangkit), Aspot Panas (Gerbong), Gangguan AC
(Kereta/KRL), Gangguan Alat Tolak Tarik (Gerbong/Kereta/KRL), Gangguan
Auxiliary (KRL), Gangguan Bogie (Kereta/KRL), Gangguan Generator
(Pembangkit), Gangguan Grounding/Pentanahan (KRL)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 171


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JUMLAH KECELAKAAN BERDASARKAN PENYEBAB KECELAKAAN


PADA TAHUN 2015-2020
35

30

25

20

15

10

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sarana Prasarana SDM Operator Eksternal Alam

Grafik Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Penyebab Kecelakaan per Tahun 2015-2020


Sumber: Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, 2020

NO URAIAN SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Sarana KEJADIAN 7 7 2 6 4 4

2 Prasarana KEJADIAN 29 8 6 9 6 10

3 SDM Operator KEJADIAN 11 0 0 1 1 1

4 Eksternal KEJADIAN 7 0 1 0 0 1

5 Alam KEJADIAN 1 0 6 0 0 0

JUMLAH KECELAKAAN KEJADIAN 55 15 15 16 11 16

172
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Stasiun Maguwo, DIY

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 173


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PERLINTASAN SEBIDANG / perpotongan


7.9 JALUR KERETA API DENGAN bangunan lain

www.republika.co.id

Ketentuan dalam payung regulasi bidang perkeretaapian menyebutkan bahwa untuk


melindungi keselamatan dan kelancaran pengoperasian kereta api pada perpotongan
sebidang, maka pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api. Perlintasan
sebidang yang terdapat dalam lampiran PM 94 Tahun 2018 tetap dapat dioperasikan
setelah dilakukan evaluasi perlintasan sebidang dan peningkatan keselamatan
perlintasan sebidang. Perlintasan antara jalur kereta api dan jalan yang sebidang yang
telah ada sebelum ditetapkan peraturan perundangan tersebut, bersifat sementara
dan selanjutnya perpotongan antara jalur kereta api dan jalan ini diupayakan untuk
dibuat tidak sebidang secara berangsur-angsur sesuai dengan kemampuan
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

GAMBARAN UMUM KONDISI


PERLINTASAN SEBIDANG

Sesuai dengan UU 22 tahun 2009 tentang LLAJ,


moda kereta api merupakan moda yang harus
didahulukan apabila terjadi pertemuan dengan
moda jalan. Dalam SK Dirjen. Perhubungan Darat
No: SK.770/KA.401/DRJD/2005 juga telah
dinyatakan dengan tegas bahwa transportasi lain
di jalan raya harus mendahulukan KA yang
melintas.

174
915 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Peraturan lebih rinci yang mengatur tentang perlintasan sebidang jalur kereta api
dengan jalan adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2011 Tentang
Perpotongan dan/atau Persinggungan Antara Jalur Kereta Api dengan Bangunan
Lain dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 Tentang Peningkatan
Keselamatan Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api dengan Jalan. Ketentuan
mendasar dari aturan ini adalah bahwa perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur
kereta api dibuat dengan prinsip tidak sebidang. Pengecualian terhadap prinsip tidak
sebidang sebagaimana dimaksud pernyataan sebelumnya hanya bersifat sementara,
yang dapat dilakukan dalam hal :

A B C
Letak geografis yang
tidak memungkinkan Tidak membahayakan, Untuk jalur
membangun tidak membebani serta tunggal
perlintasan tidak tidak mengganggu tertentu.
sebidang. kelancaran operasi.

Pengecualian terhadap perlintasan tidak sebidang dapat dibuat pada lokasi dengan
ketentuan:

800 m

Selang waktu antara kereta


api satu dengan kereta api Jarak perlintasan yang satu
Tidak terletak pada
berikutnya yang melintas dengan yang lainnya pada
lengkungan jalan kereta
pada lokasi sekurang- satu jalur kereta api tidak
api atau tikungan jalan.
kurangnya 6 (enam) menit kurang dari 800 meter.
pada waktu sibuk.

Terdapat kondisi lingkungan


yang memungkinkan
pandangan bagi masinis Jalan yang melintas adalah
kereta api dari as perlintasan jalan Kelas II.
dan bagi pengemudi
kendaraan bermotor.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 175


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Ruas jalan yang dapat dibuat perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur kereta api
mempunyai persyaratan sebagai berikut

Jalan kelas III A

Jalan sebanyak-banyaknya
2(dua) lajur 2 (dua) arah B
Tidak pada tikungan jalan dan atau
alignment horizontal yang memiliki C
radius sekurang-kurangnya 500 m
Tingkat kelandaian kurang
dari 5 (lima) persen dari titik D
terluar jalan rel
Memenuhi jarak pandang bebas,
(penentuan jarak pandang bebas antara
kereta api dan jalan)
E
Sesuai dengan Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR) F
www.ekonomi.bisnis.com

PERLINTASAN SEBIDANG MENJADI TITIK RAWAN KECELAKAAN

IRSMS (Integrated Road Safety Management System),


Korlantas Polri dan PT KAI mencatat

Jumlah kecelakan di perlintasan


sebidang lima tahun terakhir :
2015 - 1.487
2020 kejadian

265 atau 1.222 atau


kejadian 17,8% kejadian 82,2%
terjadi di perlintasan sebidang terjadi di perlintasan yang tidak
yang dijaga dan dengan palang. dijaga dan tanpa palang pintu.

176 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Kondisi perlintasan sebidang di Indonesia sebagai berikut:

Pulau Jawa Pulau Sumatera


3500 900

800
3000
700
2500
600
2000 500

1500 400

300
1000
200
500
100

0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Resmi Dijaga 0 1215 969 1022 1022 1122 0 415 225 217 217 164
Resmi Tidak Dijaga 0 1356 2923 1753 1753 1860 0 602 533 293 293 102
Liar 0 1251 594 901 794 1180 0 846 585 669 637 682

Resmi Dijaga Resmi Tidak Dijaga Liar

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

Perlintasan sebidang KA tidak hanya berdampak kecelakaan fatalitas tinggi, tetapi


juga menjadi faktor penyebab kemacetan berkepanjangan yang massif terutama
pada waktu- waktu tertentu seperti pada setiap arus mudik menjelang lebaran atau
hari libur panjang lainnya. Selain itu, berdampak juga pada kerusakan jalan yang kerap
kali luput dari perhatian.

Faktor Penyebab Kecelakaan Perlintasan Sebidang Kereta Api:


1. Performansi Perlintasan Sebidang.
a) Berada pada lokasi dengan jarak pandang terbatas.
b) Sarana dan prasarana tidak memadai.
c) Tidak pernah dilakukan audit keselamatan.
d) Sebagian besar tidak masuk dalam program perbaikan pada level manapun.

2. Performansi Petugas Penjaga Perlintasan.


a) Jumlah petugas yang tidak sesuai dengan rasio beban kerja.
b) Sebagian besar petugas tidak memiliki kompetensi.
c) Tidak adanya pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan.
d) Pengaturan hak dan kewajiban petugas penjaga perlintasan yang tidak jelas.
3. Informasi Perjalanan Kereta Api.
a) Semua perlintasan yang dikelola oleh Pemda tidak pernah memperoleh
update jadwal KA.
b) Jadwal KA hanya diperoleh dari stasiun terdekat berupa jadwal bulanan.
c) KA tidak memberi informasi jadwal KA yang update karena dianggap
perlintasan illegal.
d) Pemda tidak mampu memenuhi persyaratan PM 36 Tahun 2011.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 177


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Analisis permasalahan dalam pengaturan dan pengelolaan perlintasan sebidang di


Indonesia

Penggunaan problem tree berguna untuk mengetahui cause and effect dari masing-
masing permasalahan yang ada.

Pohon Masalah Permasalahan Perlintasan Sebidang

Keterbatasan Anggaran

Terbangun :
1. Kualitas SDM 1. Perlintasan Resmi Dijaga
2. Kuantitas SDM 2. Perlintasan Resmi Tidak Dijaga
3. Belum Maksimalnya 3. Perlintasan Tidak Resmi

Penyebab
Penggunaan Teknologi

Pelaksanaan Peraturan
belum Konsisten
Lokasi
Volume Lalu lintas dan
frekuensi Kereta Api Perkembangan
Petugas
Wilayah

Kesejahteraan
Kinerja Perlintasan Meningkat

Permasalahan Inti
Peningkatan
Kendaraan vs. Demand
Kereta Api

Volume Lalu lintas


Orang/ Hewan vs. dan Frekuensi
Kereta Api Kereta Api
Dampak dan Akibat

Kemacetan

Kecelakaan

Keselamatan dan Keamanan


Perlintasan Sebidang

178 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Permasalahan pada Perlintasan


A. Sebidang Berupa Kecelakaan

Kinerja perlintasan Kecelakaan yang terjadi


sangat berpengaruh berupa kecelakaan antara
terhadap potensi kendaraan dengan KA
terjadinya kecelakaan. dan juga orang/hewan
dengan KA.

Faktor petugas yang menyebabkan


terjadinya kecelakaan disebabkan
antara lain terkait dengan kualitas
dan kuantitas SDM.

Perkembangan wilayah menimbulkan dampak


terjadinya kecelakaan di perlintasan, terutama
perkembangan permukiman atau pusat-pusat
kegiatan baru disekitar jalur kereta api.

Faktor yang menyebabkan Kemampuan anggaran


terjadinya pertumbuhan lalu yang dimiliki pada
lintas dan meningkatnya masing-masing daerah
frekuensi pergerakan KA. tidak selalu sama.

Kondisi lokasi perlintasan


menjadi salah satu faktor
terjadinya kecelakaan.

Bertambahnya volume lalu lintas ditambah


dengan bertambahnya frekuensi
pergerakan kereta api berpotensi terjadinya
kecelakaan di perlintasan sebidang.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 179


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Permasalahan pada Perlintasan


B. Sebidang Berupa Kemacetan

Kemacetan yang terjadi di perlintasan sebidang antara lain diakibatkan adanya


pertumbuhan volume lalu lintas jalan raya dan juga bertambahnya frekuensi
pergerakan kereta api. Dengan
bertambahnya frekuesi pergerakan kereta
1 api, menyebabkan headway antar kereta
menjadi cukup rapat. Sehingga waktu
menunggu kendaraan yang akan melintas
menjadi lebih lama. Dengan bertambahnya
volume kendaraan di jalan akan
memperparah kemacetan yang terjadi,
terutama pada wilayah perkotaan (seperti di
Jabodetabek).

jawapos.com

2
Peningkatan kesejahteraan masyarakat
menjadi salah satu penyebab adanya
pertumbuhan volume lalu lintas jalan (dapat
dilihat dari peningkatan kepemilikan
kendaraan). Kesejahteraan yang meningkat
juga mendorong peningkatan demand dari
moda kereta api.

detik.com
3
Perkembangan wilayah menjadi salah satu
faktor terjadinya peningkatan kesejahteraan,
dengan bertumbuhnya pusat-pusat kegiatan
baru menimbulkan dampak terjadinya
kemacetan di perlintasan, terutama
perkembangan wilayah baik permukiman atau
liputan6.com pusat-pusat kegiatan baru disekitar jalur kereta
api. Dimungkinkan adanya peraturan terkait
dengan pengembangan wilayah yang tidak ditaati sehingga terjadi atau tumbuh
kawasan-kawasan baru di sekitar jalur kereta api.

180 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PENATAAN PENANGANAN
PERLINTASAN SEBIDANG

Penataan
A. Perlintasan Sebidang

1 2

Penataan perlintasan
Penataan perlintasan
sebidang agar aman
sebidang agar sesuai
bagi pengguna jalan
dengan persyaratan.
informasikereta.com
perhubungan. dan operasional.
jatengprov.go.id

Penghapusan / Penutupan
B. Perlintasan Sebidang

1
Dilakukan terhadap
perlintasan sebidang yang
sudah memiliki jalan
alternative berupa flyover/
underpass/ frontage
road/ Jalan Kolektor.

2
Dilakukan untuk perlintasan
sebidang yang rawan
kecelakaan (ditutup pada
saat pasca terjadinya
kecelakaan di lokasi).

3
Untuk dilakukan pada
perlintasan sebidang tanpa
izin atau menngganggu
keselamatan dan kelancaran rm.id
perjalanan kereta api dan lalu
lintas jalan.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 181


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

REKOMENDASI PENANGANAN
PERLINTASAN SEBIDANG

BERIZIN

Berizin dengan Tidak perlu rekomendasi karena sudah sesuai dengan


fasilitas perlintasan peraturan perundangan yang berlaku.
lengkap

• Memetakan pemegang izin atas perlintasan sebidang


tersebut.
• Memetakan pemberi izin atas perlintasan sebidang
Berizin dengan tersebut.
fasilitas perlintasan Melalui inventarisasi data diketahui pemegang izin yang tidak
tidak lengkap melaksanakan kewajiban untuk melengkapi fasilitas
perlengkapan perlintasan sebidang dan pemberi izin yang
tidak melakukan pengawasan sebidang yang tidak lengkap
fasilitasnya.

TIDAK BERIZIN

HARD Potensi risiko:


1. Penolakan masyarakat
Menutup perlintasan 2. Kengganan dari “pemilik jalan”
sebidang tidak
berizin Tingginya ego sektoral membuat pilihan ini sulit direalisasikan
kecuali masing-masing aktor yang terlibat akan bersedia untuk
saling berbagi dalam menanggung risiko.

MEDIUM Yang bertanggung jawab melakukan peralihan adalah pemilik


jalan. Pemilik jalan menurut statusnya ada 3 yaitu:
a. pemilik jalan nasional adalah pemerintah pusat
b. pemilik jalan provinsi adalah pemerintah provinsi
c. pemilik jalan kabupaten/kota/desa adalah pemerintah
M e n g a l i h k a n
kabupaten/kota dengan demikian diperlukan komunikasi antara
perlintasan sebidang DJKA dengan masing-masing pemilik jalan untuk mengalihkan
tidak berizin menjadi perlintasan sebidang tidak berizin yang berada dalam lingkup
perlintasan tidak kewenangannya untuk diubah menjadi perlintasan tidak
sebidang sebidang sesuai amanat UU 23/ 2007.

Opsi ini memiliki konsekuensi logis dalam penyedian anggaran


pembiayaan pekerjaan pengalihan perlintasan sebidang tidak
berizin menjadi perlintasan tidak sebidang.

182 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

SOFT • M e m b e r i k a n p e m a h a m a n b a h w a kew a j i b a n
melengkapi fasilitas perlintasan sebidang adalah
kewenangan pemerintah daerah sesuai dengan status
1. Komunikasi dengan jalan yang berpotongan dengan jalur kereta api.
Pemda untuk • D a l a m h a l p e r l i n t a s a n s e b i d a n g m e r u p a ka n
melengkapi fasilitas perpotongan antara jalur kereta api dengan jalan
perlintasan (asumsi desa/lingkungan merupakan lingkup kewenangan
jalan dibangun pemerintah kabupaten/kota karena berada dalam
setelah ada Jalur KA) wilayah administrasi pemerintah kabupaten/kota.
• Pemda diharapkan bersedia mengalokasikan
anggaran untuk melengkapi fasilitas perlintasan
sebidang tersebut dan mengurus perizinannya
kepada DJKA.

• Solusi ini diterapkan terhadap perlintasan sebidang


yang dibangun setelah adanya jalan maupun
perlintasan sebidang yang ada sebelum adanya jalan.
• DJKA berinisiatif untuk berkomunikasi dengan
pemerintah daerah yang di dalam lingkup wilayahnya
terdapat perlintasan sebidang yang tidak berijin.
• DJKA memberikan izin perlintasan sebidang kepada
2. Komunikasi dengan p e m e r i n t a h d a e ra h d e n g a n kewa j i b a n u n t u k
D J K A u n t u k melengkapi fasilitas perlintasan sebidang.
melengkapi fasilitas • Opsi tindakan terhadap perlintasan sebidang tidak
perlintasan berizin yang telah diambil alih oleh DJKA yaitu:
a. ditutup.
b. dikomunikasikan dengan kementerian lain yang
terkait untuk:
1 ) dialihkan menjadi perlintasan tidak sebidang.
2) dijadikan perlintasan sebidang dengan fasilitas
kelengkapannya terpenuhi.

Overpass JPL 482 KROYA: Contoh kerjasama


Pemda Kabupaten Cilacap dan DJKA dalam
pembangunan perlintasan tidak sebidang di
Desa Pucung Lor, Kecamatan Kroya.

Sumber: BTP Wil. Jawa Bag. Tengah

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 183


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PERAN STAKEHOLDER
PERLINTASAN SEBIDANG

A. Pemerintah Pusat C. Kepolisian

1) S o s i a l i s a s i k e s e l a m a t a n d i 1) Membantu dalam pengamanan


perlintasan sebidang kepada instansi perlintasan sebidang dari dampak
terkait di daerah penutupan berupa vandalisme, dan
2) M e m b a n t u d a l a m p e n u t u p a n lain-lain
perlintasan sebidang di jalan nasional 2) Penanganan pertama saat terjadi
3) Menutup perlintasan sebidang yang kecelakaan di perlintasan sebidang,
tidak memiliki izin sesaat setelah dengan memasang police line
terjadi kecelakaan 3) Penegakan hukum pelanggaran lalu-
lintas di perlintasan sebidang

B. Pemerintah Daerah
D. Penyelenggara
1) Sosialisasi tentang keselamatan di Perkeretaapian
perlintasan sebidang pada
masyarakat 1) M e n d u ku n g p e n g a m a n a n d i
2) M e m b a n t u d a l a m p e n g a d a a n
perlintasan sebidang
fasilitas perlengkapan jalan berupa 2) Menyiapkan personil penjaga di
rambu & marka di perlintasan perlintasan resmi yang di jaga
sebidang (jalan provinsi, kab/kota) 3) Bekerjasama dengan Pemda dan
3) Mendukung dalam pengamanan di swasta untuk pengadaan dan
perlintasan sebidang dengan penjagaan perlintasan
pengadaan pintu dan penjaga 4) Normalisasi jalur KA dengan
4) Menutup perlintasan sebidang yang menertibkan dan membongkar
di anggap rawan kemacetan dan cikal bakal perlintasan liar dengan
kecelakaan dengan membangun lebar <2m
flyover / underpass atau membuat
jalan alternatif

STAKEHOLDER

PENANAM KOMUNITAS SERIKAT PEMERINTAH PEMASOK PENGGUNA KREDITUR


MODAL DAGANG JASA

184 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

7.10 AKREDITASI BADAN HUKUM/ LEMBAGA PENDIDIKAN


DAN PELATIAHN SDM PERKERETAAPIAN

Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian dapat dilakukan


oleh badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
perkeretaapian yang telah mendapat akreditasi Menteri.

ujidjka.dephub.go.id/pengujian-sdm/sarana-pengujian

A. B.
Sesuai dengan PM 21 Tahun 2014 Pasal 6, Sesuai dengan PM Nomor 20 Tahun
Untuk memperoleh akreditasi untuk 2011 Pasal 7, setelah permohonan
b a d a n h u ku m a t a u l e m b a g a ya n g d i t e r i m a s e c a ra l e n g k a p a k a n
dimaksud harus mengajukan permohonan dilakukan verifikasi dan evaluasi
secara tertulis kepada Menteri.
paling lama 30 hari kerja .

C. D.
Akreditasi badan hukum atau Sesuai dengan PM Nomor 21 Tahun
lembaga pendidikan dan pelatihan 2014 Pasal 8, setelah dilakukan
sumber daya manusia evaluasi dan verifikasi selanjutnya
perkeretaapian berlaku untuk diterbitkan akreditasi badan hukum.
jangka waktu 5 tahun.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 185


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

SUMBER DAYA MANUSIA


7.11 PERKERETAAPIAN
SDM TEKNIS OPERATOR

Kualifikasi keahlian/kecakapan SDM Perkeretaapian diperoleh setelah mengikuti


pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan SDM Perkeretaapian dapat
dilakukan oleh badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan SDM
Perkeretaapian yang telah mendapatkan akreditasi Menteri.

Awak Sarana
Perkeretaapian

Pengoperasian sarana perkeretaapian sepenuhnya dikendalikan oleh Awak


Sarana Perkeretaapian yang terdiri atas Masinis dan Asisten Masinis. Sesuai
dengan PM 23 Tahun 2011 untuk dapat menjadi seorang Awak Sarana
Perkeretaapian harus memiliki Buku Sertifikat Kecakapan Awak Sarana
Perkeretaapian Muda/Madya dan Tanda Pengenal (Smart Card).

Pengatur Perjalanan Kereta Api dan


Pengendali Perjalanan Kereta Api
Sistem pengoperasian prasarana perkeretaapian sepenuhnya diatur oleh
pengatur perjalanan kereta api. Sesuai dengan PM 21 Tahun 2011 untuk dapat
menjadi seorang Pengatur Perjalanan KA harus memiliki Buku Sertifikat
Kecakapan Pengatur Perjalanan KA setempat/daerah/terpusat, Buku Sertifikat
Kecakapan Pengendali Perjalanan KA dan Tanda Pengenal (Smart Card).

Pemeriksa Sarana
Pemeriksaan Sarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian. Sesuai dengan PM 92
Tahun 2010 untuk dapat menjadi seorang Pemeriksa Sarana Perkeretaapian
harus memiliki Tanda Pengenal (Smart Card).

Pemeriksa Prasarana
Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian. Sesuai dengan PM 93
Tahun 2010 untuk dapat menjadi seorang Pemeriksa Sarana Perkeretaapian
harus memiliki Tanda Pengenal (Smart Card).

Perawatan Sarana

Perawatan Sarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk


mengetahui kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian. Sesuai dengan PM 94
Tahun 2010 untuk dapat menjadi seorang Pemeriksa Sarana Perkeretaapian
harus memiliki Tanda Pengenal (Smart Card).

186 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Perawatan Prasarana

Perawatan Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk


mengetahui kondisi dan fungsi Prasarana perkeretaapian. Sesuai dengan PM 95
Tahun 2010 untuk dapat menjadi seorang Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian
harus memiliki Tanda Pengenal (Smart Card).

Penjaga Perlintasan Kereta Api (PJL)

Penjaga Perlintasan Kereta Api adalah orang yang menjaga perlintasan kereta
api dan bertanggung jawab terhadap keselamatan perjalanan kereta api di
wilayah kerjanya. Sesuai dengan PM 19 Tahun 2011 untuk dapat menjadi
seorang PJL harus memiliki Buku Sertifikat Kecakapan Perlintasan Kereta Api
dan Tanda Pengenal (Smart Card).

SDM PERKERETAAPIAN
REGULATOR

Penguji Sarana

Pengujian Sarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk


mengetahui kesesuaian antara persyaratan teknis. Sesuai dengan PM 96 Tahun
2010 untuk dapat menjadi seorang Penguji Sarana Perkeretaapian harus memiliki
Buku Sertifikat Keahlian Penguji Sarana Pertama/Muda/Madya dan Tanda
Pengenal (Smart Card).

Penguji Prasarana

Pengujian Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk


mengetahui kesesuaian antara persyaratan teknis. Sesuai dengan PM 97 Tahun
2010 untuk dapat menjadi seorang Penguji Prasarana Perkeretaapian harus
memiliki Buku Sertfikat Keahlian Penguji Prasarana Pertama/Muda/Madya dan
Tanda Pengenal (Smart Card).

Inspektur

Setiap prasarana dan sarana perkeretaapian wajib dilakukan inspeksi untuk


mengetahui tingkat kelaikan operasionalnya. Sesuai dengan PM 22 Tahun 2011
untuk dapat menjadi seorang Inspektur Perkeretaapian harus memiliki Buku
Sertfikat Inspektur Perkeretaapian Muda/ Madya/Utama dan Tanda Pengenal
(Smart Card).

Auditor

Perkeretaapian Audit perkeretaapian dilakukan oleh petugas yang memiliki


kompetensi terkait. Sesuai dengan PM 18 Tahun 2011 untuk dapat menjadi
seorang Auditor Perkeretaapian harus memiliki Buku Sertfikat Auditor
Perkeretaapian Muda/Madya/ Utama dan Tanda Pengenal (Smart Card).

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 187


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel Rekapitulasi Jumlah SDM Auditor, Inspektur,


Penguji, dan Asesor Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

188 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Tabel Jumlah Sertifikat Kompetensi SDM yang


diterbitkan Ditjen Perkeretaapian

Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020

twitter/DitjenPerkeretaapian

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 189


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 8
REKAPITULASI HASIL STUDI

8.1 SEKRETARIAT DIREKTORAL JENDERAL


PERKERETAAPIAN
8.2 DIREKTORAT PRASARANA PERKERETAAPIAN
8.3 DIREKTORAT SARANA PERKERETAAPIAN
8.4 DIREKTORAT LALU LINTAS & ANGKUTAN KA
8.5 DIREKTORAT KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
8.6 DAFTAR HASIL STUDI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Keseluruhan kegiatan studi yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perkeretaapian


pada kurun waktu 2015-2019 dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) berupa studi dengan tema studi kelayakan pembangunan jalur KA,
peningkatan penggunaan infrastruktur teknologi informasi sistem informasi, review
rencana strategis bidang perkeretaapian, studi trase dan Detail Engineering Design
(DED) jalur KA, studi pengembangan, pengawasan, pemeriksaan dan perawatan
sarana KA, studi penetapan trase jalur KA, studi bidang lalulintas, angkutan, dan
kepengusahaan KA, studi Amdal pembangunan jalur KA, review daerah bencana
pada jalur KA, pemetaan kompetensi SDM, serta identifikasi dan evaluasi
perlintasan sebidang KA yang sifatnya mendukung kegiatan sub sektor
perkeretaapian.

Pemetaan jumlah kegiatan studi per


Direktorat pada Direktorat Jenderal
Perkeretaapian selama kurun waktu tahun
2015-2019 dapat dilihat pada gambar

Grafik Rekapitulasi Hasil Studi pada Direktorat Jenderal

Selama kurun waktu 2015-2019 kegiatan studi


yang dilaksanakan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
berjumlah 233 terdiri dari : 62 studi di
Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian, 62 studi di Direktorat
Prasarana Perkeretaapian, 13 studi di
Direktorat Sarana Perkeretaapian, 79 studi di
Direktorat Lalulintas dan Angkutan
Perkeretaapian, dan 17 studi di Direktorat
Keselamatan Perkeretaapian.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 191


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

8.1 SEKRETARIAT
SEKRETARIAT
JENDERAL
JENDERAL
DIREKTORAT
DIREKTORAT
PERKERETAAPIAN
PERKERETAAPIAN

Pada kurun waktu 2015-2019, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian


Perkeretaapian telah melaksanakan sejumlah 62 studi. Secara umum tema studi mengarah
pada studi kelayakan pembangunan jalur KA, peningkatan penggunaan infrastruktur
teknologi informasi sistem informasi, review rencana strategis bidang perkeretaapian.
Rekapitulasi hasil studi pada Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Perkeretaapian sebagai berikut: 16
16
14
14

12 11 11
10
10
Hasil Studi pada Sekretariat Direktorat
8
Jenderal Perkeretaapian 2015-2019
6

0
2015 2016 2017 2018 2019

8.2 DIREKTORAT PRASARANA


PERKERETAAPIAN

Direktorat Prasarana Perkeretaapian telah


14
22
19
melaksanakan sejumlah 62 studi pada kurun
20
18 waktu 2015-2019. Secara umum tema studi
16 mengarah pada pembangunan prasana KA
14 13
seperti studi trase dan Detail Engineering
12 Design (DED) pembangunan jalur KA,
15
10 underpass/flyover, jembatan KA,
8 terowongan dan lainnya. Rekapitulasi hasil
6
studi Direktorat Prasarana Perkeretaapian
4
dapat dilihat pada grafik.
2

0 Hasil Studi pada Direktorat Prasarana


0
2015 2016 2017 2018 2019
Perkeretaapian 2015-2019

192 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DIREKTORAT SARANA
PERKERETAAPIAN 8.3
Pada kurun waktu 2015-2019, Direktorat Sarana Perkeretaapian telah
melaksanakan sejumlah 13 studi. Secara umum tema studi mengarah pada
pengembangan, pengawasan, pemeriksaan dan perawatan sarana KA. Rekapitulasi
hasil studi Direktorat Sarana Perkeretaapian sebagai berikut:

9
8

6
Hasil Studi pada Direktorat
5
Sarana Perkeretaapian
4
2015-2019
3

0
2015 2016 2017 2018 2019

DIREKTORAT LALU LINTAS &


ANGKUTAN KA 8.4
Direktorat Lalu Lintas & Angkutan KA telah
melaksanakan sejumlah 79 studi pada
2016 : 33 kurun waktu 2015-2019. Secara umum tema
33 2015 : 39
7 2017 : 7
mengarah pada studi penetapan trase jalur
2018 : 0 KA, studi bidang lalulintas, angkutan, dan
2019 : 0
39 kepengusahaan KA, studi Amdal
pembangunan jalur KA. Rekapitulasi hasil
studi Direktorat Lalu Lintas & Angkutan KA
dapat dilihat pada gambar.

Hasil Studi pada Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan KA 2015-2019

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 193


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

8.5 DIREKTORAT KESELAMATAN


PERKERETAAPIAN

Pada kurun waktu 2015-2019 Direktorat 8


Keselamatan Perkeretaapian telah
7
melaksanakan sejumlah 17 studi. Secara 6
6
umum tema mengarah pada review
daerah bencana pada jalur KA, pemetaan 5
4 4
kompetensi SDM, identifikasi dan evaluasi 4
perlintasan sebidang KA. Rekapitulasi
3
hasil studi Direktorat Keselamatan 2
2
Perkeretaapian sebagai berikut. 1
1

0
2015 2016 2017 2018 2019

Hasil Studi pada Direktorat


Keselamatan Perkeretaapian 2015-2019

Stasiun Cikarang, Dok. DJKA Kemenhub

194 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DAFTAR
HASIL STUDI 8.6
Sekretariat Direktorat Jendral Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2015 • Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi di Lingkungan Ditjen


Perkeretaapian
• Studi Kelayakan Jalur KA Lintas Pekanbaru – Jambi (350 KM)
• Studi Kelayakan Reaktivasi Jalur KA di Provinsi Sumatera Utara
• Studi Kelayakan Jalur KA antara Klakah – Lumajang – Baluru – Rambipuji dan
Lintas Cabang Lumajang – Pasir
• Studi Kelayakan Reaktivasi Jalur KA Antara Saketi – Bayah
• Studi Kelayakan Reaktivasi Jalur KA Antara Gambringan – Purwodadi – Blora –
Cepu
• Studi Kelayakan Reaktivasi Jalur KA Antara Semarang – Kudus – Juana –
Lasem – Bojonegoro
• Studi Kelayakan Pembangunan KA Perkotaan Yogyakarta termasuk Akses
Jalur KA Menuju Bandara Yogyakarta Baru
• Studi Kelayakan Pembangunan KA Perkotaan Yogyakarta termasuk akses
jalur KA Menuju Bandara Yogyakarta Baru
• Studi Pembangunan Sistem Indormasi Pengukuran Kinerja (e-performance)
Ditjen Perkeretaapian

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 195


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sekretariat Direktorat Jendral Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2016 • Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Tanah Grogot – Batulicin


– Pelaihari
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Batas Negara –
Simanggaris – Malinau – Tanjungselor – Tanjungredep
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Palangkaraya – Sampit –
Nanga Bulik
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Sanggau-Nanga Tayap-
Nanga Bulik
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Tanjung Redep-Muara
Lesan-Muara Wahau-Lubuk Tutung
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Samarinda-Bontang-
Sangatta
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Kolaka-Raterate-Unaha-
Kendari
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Malili-Lasusua-Kolaka
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Parepare-Belopa-
Palopo-Masamba-Malili
• Studi Kelayakan Reaktivasi Jalur KA antara Cibatu - Garut - Cikajang
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Banjarmasin-Pelaihari-
Batakan
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalan KA menuju Pelabuhan
Lhokseumawe dan Krueng Geukeuh, Aceh
• Penyusunan SOP Pelaksanaan Tupoksi Balai Teknis di Lingkungan Ditjen
Perkeretaapian
• Review Masterplan Jalur KA Pulau Papua

196 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sekretariat Direktorat Jendral Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2017 • Review Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian


Tahun 2015-2019
• Kajian Kelayakan Pembangunan Akses Jalur Kereta Api Menuju Pelabuhan
Kendal
• Kajian Penyusunan Roadmap Pengembangan & Standarisasi Industri Bidang
Perkeretaapian untuk Mendukung Pembangunan Perkeretaapian Nasional
• Kajian Kemanfaatan Reaktivasi Lintas Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang
• Kajian Standar Biaya Jasa Konsultansi Bidang Perkeretaapian
• Kajian Kemanfaatan Reaktivasi Lintas Sidoarjo-Tulangan-Tarik
• Kajian Kemanfaatan Pembangunan Double Track dan Elektrifikasi Lintas Duri-
Tangerang
• Kajian Kemanfaatan Reaktivasi Lintas Solo-Wonogiri
• Kajian Evaluasi Pelayanan Regulator Bidang Perkeretaapian
• Kajian Penyusunan Roadmap Pemanfaatan dan Pengembangan Teknologi
Untuk Mendukung Pembangunan Perkeretaapian Nasional
• Kajian Penyusunan Roadmap Pengembangan & Standarisasi Industri Bidang
Perkeretaapian untuk Mendukung Pembangunan Perkeretaapian Nasional
• Studi Penyusunan Ensiklopedia Bidang Perkeretaapian Tahun 2017
• Studi Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan dan Pengawasan
Pembangunan Perkeretaapian Berbasis GIS
• Kajian Kelayakan Pembangunan Jalur KA antara Siantar-Prapat
• Kajian Kelayakan Pembangunan Akses Jalur KA menuju Pelabuhan Kendal
• Kajian Kelayakan Pembangunan Jalur Ganda KA antara Tegal - Prupuk

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 197


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sekretariat Direktorat Jendral Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2018 • Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Kereta Api Nasional di Provinsi


Bengkulu
• Persiapan Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan
Tahun 2020-2024 Bidang Perkeretaapian (Naskah Teknokratik)
• Studi Kebijakan Pemanfaaatan Ruang di Sepanjang Jalur Kereta Api
• Studi Potensi Pengembangan TOD Pada Simpul Transportasi Moda Kereta
Api di Wilayah Jawa
• Studi Kelayakan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api antara Lubuk
Alung – Kacan
• Reviu Studi Kelayakan Reaktivasi Jalur Kereta Api di Pulau Madura
• Evaluasi Manfaat Peningkatan Jalur KA dan Elektrifikasi Lintas Citayam –
Nambo
• Evaluasi Manfaat Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Cirebon –
Prupuk – Purwokerto
• Evaluasi Manfaat Peningkatan Jalur Kereta Api antara Jakarta Kota –
Tanjung Priok
• Evaluasi Manfaat Peningkatan Jalur Kereta Api antara Padang – Lubuk Alung
– Kayutanam
• Evaluasi Manfaat Pembangunan Jalur Kereta Api antara Krueng Geukeuh
-Krueng Mane

198 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Sekretariat Direktorat Jendral Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2019 • in House Konsultan Bidang Perencanaan Perekeretaapian


• Studi Kelayakan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Antara Cipatat –
Cilame
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Kereta Api Merak Labuan - Tanjung
Lesung
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Araskabu -
Pematang Siantar
• Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Semarang - Solo
• Penyusunan Roadmap SDM Regulator dan Operator Perkeretaapian
• Pedoman Penyusunan Studi Evaluasi Manfaat Bidang Perkeretaapian
• Studi Kebijakan Pengembangan Transportasi Perkeretaapian di Wilayah
Perbatasan Negara
• Evaluasi dan Penyusunan Program Padat Karya Bidang Transportasi
Perkeretaapian
• Studi Kebijakan Optimalisasi Angkutan Kereta Api Barang di Jawa dan
Sumatera
• Studi Potensi Pengembangan TOD Pada Simpul Transportasi Moda Kereta
Api di Wilayah Sumatera

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 199


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2015 • Trase & DED Pembangunan Jalur KA antara Paringin-Kandangan Lintas


Tanjung-Banjarmasin (Tahap 2)
• DED Pembangunan Jalur Ganda KA antara Cipendeuy-Banjar Lintas
Bandung-Kroya (Segmen 2)
• DED Jembatan Jalur Ganda (10BH) antara Wonokromo-Curahmalang Lintas
Sby-Madiun
• Trase dan Detail Desain Pembangunan Jalur KA antara Takalar-Jeneponto
Lintas Makassar-Watampone (Segmen 2)
• Trase dan Detail Desain Pembangunan Jalur KA antara Paringin-Kandangan
Lintas Tanjung-Banjarmasin (Segmen 2)
• DED pembangunan underpass/flyover untuk penanganan perlintasan
sebidang lintas Makassar - Pare-Pare (3 lokasi)
• Trase dan Detail Desain Pembangunan Jalur KA antara Manado – Bitung
• DED pembangunan jembatan KA antara Makassar - Pare-Pare (tahap 2)
• DED Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Banjar - Jeruk Legi Lintas
Bandung - Kroya (Segmen 3)
• DED Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api antara Cipenduey - Banjar Lintas
Bandung - Kroya (Segmen 2)
• DED Pembangunan Jembatan Jalur Ganda KA (8 BH) antara Brumbung-
Karangsono Lintas Semarang-Solo (Segmen-1)

200 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Prasarana Perkeretaapian

• DED Pembangunan Jembatan Jalur Ganda KA ( 10 BH) antara


Wonokromo-Curah Malang Lintas Surabaya-Madiun
• DED Pembangunan Jembatan Jalur Ganda KA (8 BH) antara Telawah-Solo
Balapan Lintas Semarang-Solo (Segmen-2)
• Trase dan Detail Desain Pembangunan Jalur KA antara Kandangan-Rantau
Lintas Tanjung-Banjarmasin (Segmen 3)
• Trase dan Detail Desain Pembangunan Jalur KA antara Tanjung-Paringin
Lintas Tanjung-Banjarmasin (Segmen 1)
• Trase dan Detail Desain Pembangunan Jalur KA antara Kota Gorontalo-
Bilungala Lintas Isimu-Bitung (Segmen 2)
• Trase dan Detail Desain Pembangunan Jalur KA antara Isimu-Kota
Gorontalo Lintas Isimu-Bitung (Segmen 1)
• DED Pembangunan Jembatan Jalur Ganda KA (6 BH) antara Saksasaat -
Cilame Lintas Cikampek-Padalarang (Segmen 3)
• DED Pembangunan Bangunan Stasiun KA antara Makassar - Pare-Pare (23
unit)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 201


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2016 • DED Pembangunan Jalur KA Lintas Tanjung-Tanah Grogot-Balikpapan


(Tahap 2)
• DED Pembangunan Jalur KA Lintas Tanjung-Tahah Grogot-Balikpapan
(Tahap 1)
• DED Pembangunan Jalur KA Lintas Palangkaraya-Pulang Pisau-Kuala
Kapuas-Marabahan-Bjrmsin (Tahap 2)
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Pekanbaru - Rengat - Jambi
(Tahap 2)
• DED pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Palangkaraya-Pulang Pisau-Kuala
Kapuas-Marabahan-Banjarmasin (Tahap 2)
• DED pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Palangkaraya-Pulang Pisau-Kuala
Kapuas-Marabahan-Banjarmasin (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Tanjung - Tanah Grogot-
Balikpapan (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Pekanbaru - Rengat - Jambi
(Tahap 1)
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Tanjung -Tanah Grogot -
Balikpapan (Tahap 2)
• DED Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Pekanbaru - Duri (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Pekanbaru - Muaro (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api lintas Sorong - Manokwari (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Pontianak - Sambas - Batas
Negara (Tahap 1)

202 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2017 • Proyek Manajemen Unit


• Evaluasi Struktur Jembatan Kereta Api antara Purwakarta - Sukatani Lintas
Purwakarta - Padalarang
• DED Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Cipendeuy - Banjar Lintas
Bandung - Kroya
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Jayapura - Sarmi (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Sorong - Manokwari (Tahap 2)
• DED Pembangunan Bangunan Stasiun Lintas Pekanbaru - Duri
• DED Pembangunan Jembatann Kereta Api Lintas Manado - Bitung
• Kajian Reviu Standar Teknis di bidang Prasarana Perkeretaapian (Fasilitas
Operasi)
• Kajian Reviu Standar Teknis di bidang Prasarana Perkeretaapian (Jalur dan
Bangunan)
• DED Pembangunan Jalur KA Lintas Jayapura-Sarmi (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Manado - Bitung (Tahap 1)
• Engineering Services for Jakarta Mass Rapid Transit East - West Line Project
(Phase 1)
• Jasa Konsultansi DED Penanganan Lereng pada BH.355 Km. 110 4/6 Lintas
Purwakarta-Padalarang
• Jasa Konsultansi Asistensi Pelelangan Desain Jalur KA, BURTD dan
Elektrifikasi Lintas Padalarang-Cicalengka (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jembatan Kereta Api antara Cipeundeuy- Banjar Lintas
Bandung- Kroya
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Jayapura-Sarmi (Tahap 1)
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Sorong-Manokwari (Tahap 2)
• DED Pembangunan Bangunan Stasiun Lintas Pekanbaru-Duri
• Kajian Reviu Standar Teknis di bidang Prasarana Perkeretaapian (Fasilitas
Operasi)
• Kajian Reviu Standar Teknis di bidang Prasarana Perkeretaapian (Jalur Dan
Bangunan)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 203


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

2018 • P ro j e c t M a n a g e m e n t U n i t ( P M U ) P ro g ra m P e n g e l o l a a n d a n
Penyelenggaraan Transportasi Perkeretaapian
• DED Pembangunan Jalur KA Tanjungsari - Kertajati
• DED Pembangunan Sistem Persinyalan, Telekomunikasi dan Bangunan
• Stasiun Kereta Api Menuju Pelabuhan Patimban
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lin Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapa
(Tahap 3) sepanjang 34 km
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Sorong - Manokwari (Tahap 3)
• DED Pembangunan Jalur KA Lintas Jayapura-Sarmi (Tahap 2)
• Reviu Studi Analisis Harga Satuan untuk Kegiatan Jalur dan Bangunan KA
• Reviu Analisis Harga Satuan untuk Kegiatan Jalur dan Bangunan KA
• Studi Evaluasi Struktur jembatan KA Lintas Bandung - Kroya

204 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Sarana Perkeretaapian

Tahun
Judul Studi
• Kajian Standar Spesifkasi Teknis Sarana Perkeretaapian Berpenggerak
Sendiri
• Studi Perencanaan Kebutuhan Sarana, Teknologi dan Spesifikasi Teknis
Kereta Rel Listrik (AC) Lintas Solo-Yogyakarta
• Studi Perencanaan Kebutuhan Sarana, Teknologi, Spesifikasi Teknis Sarana
serta Fasilitas Sarana KA Trans Sulawesi
• Penyusunan Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Mutu Material dan
2015 Komponen bidang Sarana Perkeretaapian
• Studi Metode Perawatan dan Pengawasan Sarana Perkeretaapian yang
Berbasis Komputerisasi
• Kajian dan Analisis Standar Internasional pada Sarana Perkeretaapian di
Indonesia
• Kajian Teknis Pengujian dan Pengawasan Sarana Perkeretaapian
• Kajian Teknis Pemeriksaan dan Perawatan Sarana Perkeretaapian

2016 • Kajian Kerusakan Struktur dan Pengkajian Umur Teknis pada Sarana KA
• Kajian Pengembangan Sarana Perkeretaapian untuk Angkutan Massal
Perkotaan
• Kajian tentang Standar Teknis Kereta Api Kecepatan Tinggi

• DED Tempat Penyimpanan Sarana Milik Negara di Sumatera


2019
• Studi DED DEPO Kereta Rel Listrik Yogyakarta - Solo

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 205


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Lalu Lintas & Angkutan KA

Tahun Judul Studi

2015 • Studi Penetapan Trase Jalur KA Lintas Rantau Prapat-Duri-Dumai


• Studi Trase Jalur KA Lintas Lhokseumawe-Langsa-Kuala Langsa
• Studi Trase Jalur KA Lintas Bireun - Sigli
• Studi Penetapan Trase Jalur KA Lintas Bireun-Lhokseumawe
• Studi Penyusunan Formulasi Perhitungan Biaya Penggunaan Prasarana
Perkeretaapian (TAC) dengan Metode Tarif
• Studi Standarisasi Kecukupan Persyaratan Sebuah Badan Usaha dalam
Penyelenggaraan Perkeretaapian
• Studi Pedoman Penetapan Pembayaran Kompensasi/ Ganti Rugi terhadap
Kinerja Pelayanan Angkutan KA
• Pemutakhiran Data Lalu Lintas Petak Jalan dan Stasiun di Pulau Sumatera
• Studi Potensi Usaha di Bidang Perkeretaapian Baik dalam Lingkup
Usahanya atau diluar Usaha Pokoknya
• Masterplan Jaringan Jalur KA di Pulau Jawa
• Studi Kebutuhan Jembatan Timbang KA untuk Implementasi Pelaksanaan
Track Access Charge (TAC)
• Studi Penerapan Bentuk O-M (Operation And Maintenance) dalam KPS
Perkeretaapian
• Studi Penyusunan Petunjuk Teknis Perencanaan Jaringan dan Lintas
Pelayanan Perkeretaapian
• Kajian Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur KA antara Jayapura - Sarmi
- 205 km
• Kajian Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur KA antara Sorong -
Manokwari segmen 2 - 200 km
• Kajian Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur KA antara Sorong -
Manokwari segmen 1 - 190 km
• Review Pra Desain/Kajian Trase Pembangunan Jalur KA antara Pontianak -
Sambas - Batas Negara
• Kajian Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur KA antara Tanjung - Tanah
Grogot - Balikpapan
• Kajian Kelayakan dan Trase Pemb. Jalur KA antara Palangkaraya-Pulang
Pisau- Kuala Kapuas-Marabahan-Banjarmasin
• Kajian Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur KA antara Parepare Pinrang
- Polewali

206 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Lalu Lintas & Angkutan KA

• Kajian Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur KA antara Polewali


Wonomulyo Majene - Mamuju

• Kajian Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur KA antara


Betung - Palembang

• Kajian Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur KA antara Jambi - Betung

• Kajian Trase Pembangunan Jalur KA antara Rengat - Jambi

• Kajian Trase Pembangunan Jalur KA antara Pekanbaru - Rengat

• Masterplan Jaringan Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

• Studi Potensi Usaha di Bidang Perkeretaapian baik dalam Lingkup


Usahanya atau diluar Usaha Pokoknya

• Pemutakhiran Data Lalu Lintas Petak Jalan dan Stasiun di Pulau Sumatera

• Studi Pedoman Penetapan Pembayaran Kompensasi/Ganti Rugi Terhadap


Kinerja Pelayanan Angkutan KA

• Studi Standarisasi Kecukupan Persyaratan Sebuah Badan Usaha dalam


Penyelenggaraan Perkeretaapian

• Studi Penyusunan Formulasi Perhitungan Biaya Penggunaan Prasarana


Perkeretaapian (TAC) dengan Metode Tarif

• Studi Penetapan Trase Jalur Kereta Api Lintas Bireun-Lhokseumawe

• Studi Trase Jalur Kereta Api Lintas Bireun-Sigli

• Studi Trase Jalur Kereta Api Lintas Lhokseumawe-Langsa-Kuala Langsa

• Studi Penetapan Trase Jalur Kereta Api Lintas Rantauprapat - Duri-Dumai

• Studi Penetapan Trase Jalur Kereta Api Lintas Duri - Pekanbaru-Muaro

• Studi Trase Reaktivasi Jalur KA lintas Jombang-Babat

• Studi Trase Reaktivasi Jalur KA lintas Purwokerto - Wonosobo

• Studi Trase Reaktivasi Jalur KA lintas Rangkasbitung - Labuan

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 207


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Lalu Lintas & Angkutan KA

Tahun Judul Studi

2016 • Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Pontianak –
Sanggau
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Tanjung-Paringin-Kandangan-Rantau
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Palangkaraya - Pulang Pisau
• Studi Mekanisme O-M dan Badan Usaha Penyelenggara Prasarana dan
Sarana Perkeretaapian Provinsi Sulawesi Selatan
• Studi Penerapan Mekanisme Kontrak Berbasis Pelayanan (Performance Base
Contract) di Bidang Perkeretaapian
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Perkotaan dan Antarkota di Pulau Sumatera
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Perkotaan di Pulau Jawa
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Antarkota di Pulau Jawa
• Amdal pembangunan jalur KA Segmen Semuntai (Paser, Kaltim) - Karang
Joang (Balikpapan, Kaltim)
• Amdal pembangunan jalur KA Segmen Muara Koman - (Paser, Kaltim) -
Samuntai (Paser, Kaltim)
• Amdal pembangunan jalur KA Segmen Pulang Pisau - Kuala Kapuas - Andir
Pasar
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Palangkaraya - Pulang Pisau
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Tanjung - Paringin - Kandangan -
Rantau
• Studi Trase Jalur KA lintas Surabaya - Bandara Juanda
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Parigi -
Poso
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Poso-Malili
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Moutong -
Marisa - Isimu
• Studi Kelayakan dan Trase Pembanagunan Jalur Kereta Api antara Parigi -
Moutong
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara
Pasangkayu - Palu - Parigi

208 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Lalu Lintas & Angkutan KA

• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Mamuju -
Topoyo - Pasang Kayu
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Pontianak
- Sanggau
• Review Tata Cara Penetapan, Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta
Api
• Studi Penyusunan Pedoman Perhitungan Penyusutan Perkeretaapian dalam
Pengenaan PNBP Track Access Charge/TAC
• Penyusunan Database dan Aplikasi Perhitungan Besaran Penerimaan
Negara Bukan Pajak Track Access Charge/TAC
• Penyusunan Rancangan Pedoman Penentuan Masa Konsesi KPBU di Bidang
Investasi Perkeretaapian
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Marabahan - Andir Pasar -
Banjarmasin
• Studi Trase Jalur KA serta Kajian Skema Kerjasama Pemerintah dgn Badan
Usaha dlm Penyelenggaraan KA Bandara Soetta
• Studi Mekanisme O-M dan Badan Usaha Penyelenggara Prasarana dan
Sarana Perkeretaapian Provinsi Sulawesi Selatan
• Studi Penerapan Mekanisme Kontrak Berbasis Pelayanan (Peformance Base
Contract) di Bidang Perkeretaapian
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Perkotaan dan Antarkota di Pulau Sumatera
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Perkotaan di Pulau Jawa
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Antarkota di Pulau Jawa
• Studi kebutuhan Sarana Angkutan Kereta Api Penumpang dan Barang di
Pulau Papua, Sumatera dan Kalimantan

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 209


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Lalu Lintas & Angkutan KA

Tahun Judul Studi

2017 • Studi Kelayakan, Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Akses Jalur KA
menuju Pelabuhan Patimban
• Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Reaktivasi Jalur KA Saketi Bayah
• Studi Kelayakan, Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Jalur KA Segmen
Jayapura Sarmi (Tahap II)
• Studi Kelayakan, Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Jalur Kereta Api
Sorong Manokwari (Segmen III)
• Studi Penyusunan UKL UPL Pembangunan Akses Jalur Kereta Api Menuju
Bandara Yogyakarta Baru (Kulon Progo)
• Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Jalur KA Segmen Rantau Martapura
Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin
• Studi Perencanaan Jaringan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian Antar
Kota Trans Sumatera

210 REKAPITULASI HASIL STUDI


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

Tahun Judul Studi

• Pemetaan Kompetensi SDM Operator Kereta Api Monorail dan Tram


2015
• Penyusunan Pedoman dan Tata Cara Penanganan Kecelakaan KA Monore

• Review Daerah Rawan Bencana pada Jalur Kereta Api Wilayah Pulau
2016
Jawa Lintas Selatan
• Penyusunan Identifikasi dan Evaluasi Perlintasan Sebidang Eksisting di
Wilayah Pulau Jawa Lintas Selatan (TA 2017)
• Review Daerah Rawan Bencana Alam Pada Jalur Kereta Api Wilayah
Pulau Jawa Lintas Utara (TA 2017)
• Analisis dan Evaluasi Pemetaan Kompetensi SDM Perkeretaapian (TA
2017 2017)
• Analisis dan Evaluasi Pemetaan Kompetensi SDM Perkeretaapian
• Penyusunan Identifikasi dan Evaluasi Perlintasan Sebidang Eksisting di
WIlayah Pulau Jawa LIntas Selatan
• Review Daerah Rawan Bencana Alam Pada Jalur Kereta Api Wilayah
Pulau Jawa Lintas Utara

• Pedoman Penyiapan Bahan untuk Penuyusunan Tata Kerja Inspektur dan


Auditor Perkeretaapian (TA 2018)
• Pembangunan Sertifikasi SDM KA TA 2018
• Review Daerah Rawan Bencana pada Jalur Kereta Api Wilayah Pulau
Jawa
2018
• Lintas Cikampek-Merak dan Bangil-Banyuwangi
• Review Daerah Bencana Alam pada Jalur Kereta Api di Wilayah Sumatera
Bagian Selatan

• Review Daerah Rawan Bencana Alam pada Jalur Kereta Api Wilayah
Sumatera Bagian Utara
• Penyusunan Masterplan Penataan Perlintasan Kereta Api untuk Wilayah

2019 Jawa Tahun 2019-2023


• Penyusunan Identifikasi dan Evaluasi Perlintasan Sebidang Eksisting
di Wilayah Sumatera Utara
• Studi Penyusunan Pedoman Penanganan Perlintasan Kereta Api

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 211


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 9
PROYEK STRATEGIS NASIONAL
BIDANG PERKERETAAPIAN

Sumber foto : Dokumentasi BTP Jateng

9.1 ARAHAN RPJMN (RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH NEGARA) 2020-2004
9.2 PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL
9.3 PROYEK STRATEGIS NASIONAL SEKTOR KERETA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

9.1 ARAHAN RPJMN (RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NEGARA) 2020-2024
Perwujudan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan diberbagai bidang dengan penekanan pada terbangunya struktur ekonomi yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif wilayah dan sumber daya manusia yang berkualitas
serta berdaya saing merupayakan arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2020-2024.
RPJMN Tahun 2020-2024 ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 dan
menjadi pedoman penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun
2020-2024.

TANTANGAN HARAPAN
PEMBANGUNAN Memperkuat ketahanan
Pembiayaan cukup besar
SEKTOR ekonomi dan infrastruktur

PERKERETAAPIAN
Rentang waktu cukup Mendukung terciptanya
panjang konektivitas nasional

9.2 PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK


STRATEGIS NASIONAL
Proyek-proyek yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah yang dilaksanakan
baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, ataupun Badan Usaha dikategorikan sebagai Proyek
Strategis Nasional yang memiliki urgensi tinggi dan berdampak luas dalam upaya perwujudan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur.

UPAYA PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL


Evaluasi atas capaian
dan pengaruh proyek- Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang
proyek strategis 2016 Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
terhadap kehidupan
masyarakat dan
pertumbuhan wilayah
terus dilaksanakan Peraturan Presiden Nomor 58 tahun 2017 tentang
hingga pada tahun 2017 Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016.
2020, Pemerintah
menetapkan 201
proyek dan 10 program
sebagai bagian dari Peraturan Presiden Nomor 56 tahun 2018 tentang
Proyek Strategis 2018 Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 tahun
Nasional dengan 15 2016.
d i a n t a r a n y a
m e r u p a ka n p roye k
Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang
strategis unutk Sektor 2020 Perubahan Ketiga Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016.
Kereta.

(Sumber: Paparan DJKA tentang PSN Bidang Perkeretaapian, Maret 2021)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 213


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PROYEK STRATEGIS NASIONAL


9.3 SEKTOR KERETA

KA TEBING TINGGI KUALA TANJUNG


SUMATERA UTARA

LRT SUMATERA SELATAN KA PURUK CAHU - BANGKUANG


SUMATERA SELATAN KALIMANTAN TENGAH

LRT JABODETABEK
DKI JAKARTA - JABAR

KA RANTAUPRAPAT - DURI - PEKANBARU -


JAMBI - SUMATERA SELATAN MRT JAKARTA (NORTH - SOUTH)
DKI JAKARTA
KA JAKARTA - SURABAYA
DKI JAKARTA - JABAR - JATENG
KA LOGISTIK LAHAT - TARAHAN - DAN
- JATIM
PRABUMULIH - KERTAPATI
LAMPUNG - SUMSEL

LRT JIS - KELAPA GADING DAN


VELODROME - MENGGARAI
DKI JAKARTA

HSR JAKARTA - BANDUNG


DKI JAKARTA - JAWA BARAT
KA DOUBLE TRACK JAWA SELATAN
JABAR - JATENG - JATIM

KA AKSES BANDARA KULONPROGO


ELEVATED INNER LOOP LINE
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DKI JAKARTA - JAWA BARAT
KA ANTAR KOTA

KA DALAM KOTA

214 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

15
Proyek sektor kereta yang masuk dalam Proyek
Strategis Nasional merupakan kombinasi dari
proyek yang saat ini berjalan, proyek dalam
tahap penyelesaian, dan proyek yang
pengerjaanya belum dimulai.

10
KERETA API
5
KERETA API
ANTAR KOTA DALAM KOTA

KA MAKASSAR - PARE PARE


SULAWESI SELATAN

KA BADUNG - BULELENG
BALI

Sebaran Proyek Strategis Nasional Kereta Api Antar Kota dan Dalam Kota
berdasarkan Peraturan Presiden No. 109/2020.
(Sumber: Paparan DJKA tentang PSN Bidang Perkeretaapian, Maret 2021)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 215


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PROYEK STRATEGIS NASIONAL


SEKTOR KERETA
(PERPRES 109/2020)

KERETA API
ANTAR KOTA

DALAM
BELUM DIMULAI
PROSES PENGERJAAN

Kereta Api Makassar, Parepare. Kereta Api Jakarta - Surabaya

Kereta Api Rantau Prapat, Duri


Pekanbaru Kereta Api Puruk Cahu Batanjung
melalui Bangkuang.

Kereta Api Tebing Tinggi Kuala


Tanjung Penyelenggara Angkutan Massal
berbasis rel wilayah Badung-Buleleng.

High Speed Railway Jakarta-


Bandung Kereta Api Logistik Lahat-Muara Enim-
Prabumulih-Tarahan/Lampung dan
Prabumulih-Kertapati/Palembang.
Double Track Jawa Selatan

Kereta Api akses Bandar


Udara baru Yogyakarta Kulon Progo

216 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API
DALAM KOTA

BELUM DIMULAI DALAM SELESAI


PROSES PENGERJAAN
Light Trail Transit (LRT) Jakarta Mass Rapid Light Trail Transit
Jakarta International Transit (MRT) (LRT)
Stadium-Kelapa Gading North-South Bundaran Provinsi Sumatera
d a n Ve l o d ro m e - HI-Kota-Ancol Barat Selatan Metro
Manggarai Palembang

Elevated Inner Loop Line


J a t i n e g a r a - Ta n a h
Abang-Kemayoran

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 217


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

1. KERETA API MAKASSAR-PAREPARE (TAHAP 1 DARI


PENGEMBANGAN JALUR LINTAS BARAT SULAWESI BAGIAN SELATAN)
SOREANG LUMPUE
PALANRO
TAKALAKSI
MANGKOSO TANETE RILAU
BARRU
MANDALE

SEGMEN B 26,1 KM (ST. PALLANRO - TALAKASI) 100% MA’RANG


PANGKAJENE
LABAKKANG
SEGMEN 16,1 KM (ST. BARRU - TANETE RILAU) 100% RAMMANG-RAMMANG
MAROS
AKSES TONASA 9,7 KM PROGRES KONSTRUKSI 12,9% MANDAI

AKSES GARONGKONG 4,7 KM PROGRES KONSTRUKSI 32,36% PARANGLOE

MAKASSAR

STASIUN BESAR STASIUN KECIL JALUR KA

Pembangunan jalur utama


perlintasan Kereta Api Makassar
- Pa re p a re m e n g g u n a ka n
standar gauge (lebar spoor)
1.435 mm, tipe rel R.60 dengan 20
kecepatan lintas maksimal 200 SKEMA PENDANAAN
km/jam dan beban gandar 25
ton.
15 APBN
KPBU

TARGET OPERASI
Pembangunan segmen Barru - 2022
Palanro (45 km’sp) dengan lingkup (PALANRO-TANETE RILAU,GARONGKONG-
pembangunan badan jalan dan TONASA
20 pekerjaan track, pembangunan 5
stasiun (Sta. Tanete Rilau, Sta. Barru,
17 Sta. Takalasi, Sta. Mangkaso, Sta. KEBUTUHAN TANAH
Palanro) dan pembangunan
Jembatan dengan panjang bentang
406 m. 7.113 BIDANG

STATUS TERAKHIR

PENGADAAN LAHAN & KONSTRUKSI


Pembangunan segmen cabang
Garongkong (4,7 km’sp) telah
mencapai akses pelabuhan
20
Garongkong dengan panjang
3,73 km. 19
(Sumber: Laporan Tahunan DJKA, 2019
Situs DJKA diakses melalui https://djka.dephub.go.id/)

218 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK NILAI MANFAAT PEMBANGUNAN

Pekerjaan Konstruksi

SELESAI
jalur utama segmen Barru
- Palanro(45km) Peningkatan ekonomi
mencapai 100%. masyarakat sekitar
terutama pada saat
pelaksanaan konstruksi
Pekerjaan Konstruksi dengan program padat
segmen cabang karya.
Garongkong (4,7 km)
telah terlaksana 3,7 km
dengan progres
pengadaan lahan untuk
stasiun sebesar 18,70%.
Peningkatan kapasitas
pelayanan dan mobilitas
P e r k e m b a n g a n terutama barang
pekerjaan konstruksi
untuk wilayah Pangkep
sebesar 71,40 % terdiri
dari 7 paket pekerjaan
dari CT.410 - CT.416
dengan progres
pengadaan lahan sebesar Untuk mengurangi
93,76%. kemacetan lalu lintas
melalui peralihan dari
moda jalan ke moda
P e r k e m b a n g a n kereta api
pekerjaan konstruksi
untuk wilayah Maros
sebesar 49% terdiri dari 9
paket pekerjaan dari
CT.401-CT.409 dengan
progres pengadaan lahan
sebesar 63,08%.

(Sumber Data: Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021,
Sumber Gambar: https://djka.dephub.go.id/slide/profil-kegiatan)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 219


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

3. KERETA API PURUK CAHU - BATANJUNG MELALUI BANGKUANG


PALACI
PURUK CAHU
Perencanaan konstruksi Trase dari Puruk Cahu
BAKUNJUNG ke Batanjung melalui Bangkuang didasarkan
pada persetujuan Menteri Perhubungan
Nomor KP 297 tahun 2013.
MUARA TEWEH

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK


MONTALAT
Perjanjian kerjasama antara
PERJANJIAN pemerintah provinsi kalimantan
KERJASAMA tengah dengan PT Perkeretaapian
BUNTOK
Tambun Bunga sebagai pelaksana
PEMATANG KARAU p e ke r j a a n ko n s t r u k s i t e l a h
ditandatangani pada 2015.
BANGKUANG
TAMIANG LAYANG
Penyusunan dokumen lingkungan
PENYUSUNAN hidup untuk kegiatan konstruksi
LEGENDA : DOKUMEN jalur lintas kereta api dan fasilitas
pendukungnya telah dilaksanakan
pada periode 2015-2016.

Stasiun SKEMA KPBU


Kota/Kabupaten/Kecamatan PENDANAAN
Indikasi Trase Puruk Cahu-Bangkuang

USULAN Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengajukan usulan perubahan


nomenklatur sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden
PERUBAHAN tentang Proyek Strategis Nasional menjadi Kereta Api Puruk Cahu ke
NOMENKLATUR Batanjung melalui Bangkuang sebagai persyaratan jaminan Pemerintah
Pusat dan kesesuaian dengan dokumen yang telah terbit.

Kereta Api Puruk Cahu ke Batanjuang melalui Bangkuang berada dalam


TAHAP tahap persiapan pembangunan dan telah dilaksanakan pembahasan
PEMBANGUNAN melalui media daring Zoom antara KPPIP, PT Perkeretaapian Tanjung
DAN Bungai, Pemerintah Provinsi Kalimantan, Kementrian Keuangan, dan
PEMBAHASAN Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada 24 Maret 2021 dengan hasil
diperlukanya sinergi dalam penyelesaian permasalahan KPBU.

(Sumber Data : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian Paparan DJKA Maret 2021.)

220 BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2. KERETA API TEBING TINGGI - KUALA TANJUNG


LOKASI KABUPATEN SIMALUNGUN, BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA

BINJAI MEDAN

TEBING TINGGI

LAUT DATAR
KUALA TANJUNG
PAYAPINANG

BANDAR TINGGI

PEMATANG SIANTAR KISARAN

MEREK
MERBAU
PRAPAT

(Sumber Gambar :
djka.dephub.go.id/slide/profil-kegiatan)

Pekerjaan Konstruksi untuk Uji coba jalur dan bangunan


SKEMA
SELESAI jalur lintas dan bangunan UJI sudah terlaksana namun
fasilitas operasi KA Tebing masih terdapat beberapa PENDANAAN
100% Tinggi Kuala Tanjung telah COBA temuan dalam uji coba APBN
selesai 100%. fasilitas yang saat ini masih (SBSN)
dalam proses tindak lanjut.

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK


Terdapat kemungkinan penundaan target operasi Kereta Api
Perintis, yang semula direncanakan pada bulan April 2021,
KEMUNGKINAN dikarenakan pemotongan anggaran penyempurnaan akses ke
PENUNDAAN stasiun dan listrik stasiun.

Koordinasi lebih lanjut dengan stakeholder diperlukan dalam


kaitannya dengan angkutan, sarana perkeretaapian dan kesiapan
KOORDINASI pelabuhan Kuala Tanjung.

PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN 221


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

4. KERETA API RANTAU PRAPAT - DURI - PEKANBARU


Jalur lintas kereta api Rantau Prapat - SKEMA
Duri Pekanbaru merupakan bagian
PENDANAAN
dari pembangunan jalur kereta api
Tra n s S u m a t e ra ya n g APBN
menghubungkan antara Provinsi
MEDAN Sumatera Utara dan Provinsi Riau.
TEBING TINGGI

MERBAU
SUMBUL

KOTA PINANG DUMAI


SIBOLGA RANTAU
PRAPAT
BANGKO
PADANG DURI
SIDEMPUAN
MINAS

KOTA NOPAN

PEKANBARU

Sumber gambar :
DJKA.debhub.go.id.
SEGMEN LENGKAP LINTASAN RANTAU PRAPAT - DURI PEKANBARU

RANTAU PRAPAT KOTA PINANG DUMAI PEKANBARU

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

Konstuksi segmen Rantauprapat - Pondok S5 sepanjang 3,3


ANGKUTAN km’sp telah selesai dilaksanakan dan direncanakan untuk
BARANG pengoperasian angkutan kereta api barang.

Konstruksi segmen Rantauprapat - Pondok S5 telah selesai 100%,


TAHAP saat ini dilaksanakan tahapan uji kelaikan prasarana dengan
UJI COBA target pengoperasian di bulan Desember 2021.

Keberlanjutan konstruksi segmen Pondok S5 - Kota Pinang


TINJAUAN memerlukan tinjauan kebijakan pada keluaran yang hendak
KEBIJAKAN dicapai dari pembangunan jalur kereta api segmen ini.

(Sumber data : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian Paparan DJKA Maret 2021)

222 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

5. KERETA API AKSES BANDAR UDARA BARU YOGYAKARTA - KULON PROGO

LEGENDA :
RUTE KA BANDARA STA. KEDUNDANG BARU
DESA YANG DILALUI

STASIUN YANG DILALUI DESA KALIGINTUNG DESA KULUR

DESA KALIDENGEN

BANDARA NYIA

STA. NYIA

DESA GLAGAH

Kereta api akses Bandara New Yogyakarta International Airport menuju stasiun SKEMA
Kedundang Baru sepanjang 5,4 KM. Jalur kereta api melewati Desa Glagah, Desa PENDANAAN
Kalidengen, Desa Kaligintung, dan Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (Keputusan Gubernur DIY No. APBN
141/KEP/2019).

PROGRES
KONSTRUKSI TST COM OPERASI KOMERSIL UJI COBA
FISIK FEBRUARI 2020
JULI 2021 AGUSTUS 2021 AGUSTUS 2021
96,99 %
JULI 2021

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK :


Proses konstruksi jalur kereta api Jalur kereta api didesain dengan
PROSES telah mencapai 84,03 % dengan jalur ganda terdiri dari peningkatan
JALUR GANDA jalur eksisting sepanjang 1 KM dan
KONSTRUKSI perkembangan pembebasan lahan jalur layang (elevated) sepanjang
mencapai 90,15 %.
5,4 km.

Proses pembayaran untuk


PROSES pengadaan lahan dilaksanakan SPESIFIKASI
Spesifikasi Rel Lebar jalan rel 1.067
PEMBAYARAN melalui LMAN dengan rencana mm
REL dengan kecepatan Kereta Api
usulan pembayaran untuk 57 bidang
maksimal 120 km/jam.
tanah (9,85%) serta penggantian
tanah adat desa.
Sumber : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 223


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

6. KERETA API JAKARTA - SURABAYA


I)
KM
0
ARTUR
RA I) - : PAS
R TA NGGA 7 (HSR
A
JAK R : (M A M2 YA
SR) K A B A
(HS K (H 6 SUR 682
AM
PE
)K M7 276 413 77 KM
CIK HSR I KM
M KM
( R) K R:
EBON /SLAW G (HS AN
HS (HSR)
CIR
TEGAL A RAN BAR GAN
SEM GAM AN
PAD 555
KM

Kereta api Jakarta – Surabaya merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan layanan kereta api jarak jauh, terutama dalam hal efisiensi waktu perjalanan.
Kereta api cepat Jakarta – Surabaya direncanakan untuk memperpendek waktu perjalanan
kereta dengan jarak 713 km'sp yang semula memakan waktu hingga 10 jam menjadi 5.5 – 6 jam
dengan kecepatan 160 km per jam.
Penambahan jalur diperlukan karena jalur ganda yang dibangun saat ini hanya dapat
mengakomodasi kereta dengan kecepatan maksimal 120 km per jam.

EFISIENSI WAKTU PERJALANAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK


KERETA JARAK JAUH
VALIDASI DOKUMEN
Dokumen AMDAL(Andal, RKL, dan RPL)
telah memperoleh validasi dari Kemeneterian
JAKARTA Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 11
Maret 2020.

KOORDINASI TEKNIS
713 Koordinasi terkait isu-isu teknis preparatory
survey untuk Java Northern Line Upgrading
KM’SP Project dilaksanakan pada 7 Desember 2020
dimana tim studi JICA menyarankan aturan
5.5 - 6 untuk standar teknis kereta api semi cepat
JAM (SHSR) Indonesia lebih mendekati standar
teknis kereta cepat.

160
SURABAYA SKEMA PENDANAAN
KM/JAM
KPBU

224 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

7. DOUBLE TRACK JAWA SELATAN

TO
ER
K
WO
UR
-P
UK
UP

N
DIU
PR

MA
KA
ENG
AL
CIC
NG-
DO
ON
RAC
KIA

Jalur dengan panjang 615 km dari Bogor, Sukabumi, Cirebon, Purwokerto, Kroya, Yogyakarta,
Solo, Madiun, Jombang, Surabaya membentang sepanjang lintas selatan Jawa.
Hingga Oktober 2020, Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan telah meresmikan double
track lintas selatan Jawa dengan panjang 550 km mulai dari Cirebon hingga Madiun.
JALUR GANDA BOGOR-SUKABUMI : SKEMA
Konstruksi jalur ganda Bogor-Sukabumi sepanjang 27 APBN
PENDANAAN
km’sp terbagi dalam beberapa segmen pekerjaan :

100 % 97,63 % 91,37 % 41,33 % 43,67 %


SEGMEN SEGMEN SEGMEN SEGMEN SEGMEN
CICURUG-CIGOMBONG CIGOMBONG-MASENG MASENG-CIOMAS CIOMAS-BATU TULIS BATU TULIS-BOGOR/PALEDANG

Beberapa kendala di Pembangunan jalur ganda


lapangan ditemui selama Beberapa segmen
Bogor Paledang - Ciomas pembangunan berada pada
proses konstruksi sehingga berdekatan dengan
diperlukan perubahan galian dalam dan berdekatan
permukiman penduduk. dengan sisi sungai Cisadane.
desain posisi track baru
berada di sebelah kanan
track yang ada. Pada pekerjaan pembangunan jalur ganda antara Maseng-
Cigombong berbenturan dengan pekerjaan paket lain yaitu
BH.118 dan BH.107 sehingga perlu waktu tunggu untuk
penyelesaian beberapa titik pekerjaan pada kedua paket
tersebut.
JALUR GANDA KIARACONDONG-HAURPUGUR :
Proses konstruksi untuk
jalur sepanjang 24 km'sp ini Desain konstruksi slab on pile menjadi pilihan dari
telah mencapai 26,53% dan Pertamina dalam proses perijinan.
diperlukan pembahasan
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR
perijinan konstruksi dengan
melakukan peninjauan ulang terkait izin pemanfaatan
beberapa pihak terdampak
ruang milik jalan Tol Purbaleunyi pada 4 Maret 2021
seperti Pertamina dan
Kementerian PUPR.

JALUR GANDA PURWOKERTO-KROYA (2015-2018)


To t a l p a n j a n g
Pekerjaan track 10 Unit Te r o w o n g a n , Persinyalan elektrik
konstruksi jalur kereta dari Purwokerto - Pekerjaan Terowongan Notog dan telekomunikasi
api Purwokerto- Notog - Kebasen - Jembatan dan Terowongan antara Puwokerto -
Kroya sepanjang 26 Randegan - Kebasen. Kroya.
km’sp meliputi : Kroya.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 225


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

JALUR GANDA KROYA-KUTOARJO (2017-2020)

Total panjang jalur yang dibangun pada lintasan Kroya-Kutoarjo sepanjang 76km telah dimulai
sejak Mei 2019.
Konstruksi jalur terbagi menjadi dua segmen :
1. SEGMEN KROYA-GOMBONG
Meliputi pembangunan jalur kereta api baru yaitu pembangunan tubuh baan dan pekerjaan
track sepanjang 29,75 km’sp, penyesuaian track existing (angkatan track existing dan geseran
track existing), pembangunan jembatan dan box culvert, pembangunan terowongan kereta
api, penataan emplasemen pada Stasiun Kroya, Kemranjen, Sumpiuh, Tambak, Ijo, dan
Gombong
2. SEGMEN GOMBONG-KUTOARJO (55,21 KM)
Pembangunan jalur ganda kereta api sepanjang 55,21 km terdiri dari pembangunan jalur
ganda beru sepanjang 43,856 km dan pekerjaan siding pada emplasemen Stasiun
Karanganyar, Kebumen, Wonosari, Kutowinangun, Prembun, dan Stasiun Butuh sepanjang
11,351 km.
JALUR GANDA SOLO BALAPAN - KEDUNGBANTENG (2017-2019)
Pembangunan jalur ganda KA Solo Balapan - Kedungbanteng meliputi pekerjaan
pembangunan badan jalan KA sepanjang 42 km termasuk pemasangan rel, pembangunan
jembatan 19 unit, pembangunan stasiun baru 2 unit (Stasiun Palur dan Stasiun Kemiri),
pembangunan peron dan shelter sebanyak unit (Stasiun Solo Jebres, Stasiun Masaran,
Stasiun Sragen, Stasiun Kebonkromo, dan Stasiun Kedungbanteng), pembangunan
persinyalan elektrik dan telekomunikasi, pekerjaan sipil, box culvert serta retaining wall. Jalur
ini telah beroperasi pada Agustus 2019 (Laporan Tahunan DJKA, 2019).
JALUR GANDA KEDUNGBANTENG-MADIUN (2015-2019)
Pembangunan jalur ganda kereta api antara Madiun - Kedungbanteng dimulai pelaksanaanya
pada 2015 dengan pembangunan badan jalan KA kemudian dilanjutkan kontrak jamak tahun
2017-2019. Progres pembangunan jalur ganda kereta api sepanjang 59,63 km terdiri dari
pembangunan jalur ganda beru sepanjang 51,1 km dan pekerjaan siding pada emplasemen
Stasiun Madiun, Barat, Geneng, Paron Kedunggalar serta Stasiun Walikukun sepanjang 8,53
km’sp telah selesai dan dioperasikan secara keseluruhan mulai November 2019 (Laporan
Tahunan DJKA, 2019).
JALUR GANDA MADIUN-JOMBANG (2015-2019)
Pembangunan jalur ganda meliputi pekerjaan pembangunan jalur KA baru sepanjang 84
km’sp dengan lingkup pembangunan jalur ganda yang terdiri dari pembangunan tubuh baan
dan pekerjaan track, pembangunan 7 stasiun (Sembung, Baron, Sukomoro, Bagor, Saradan,
Caruban, Babadan), penataan emplasemen (Jombang, Kertosono, Nganjuk, Wilangan),
pembangunan sistem persinyalan elektrik dan telekomunikasi, serta pembangunan jembatan
kereta api BH 227. Jalur ini mulai beroperasi pada November 2019 (Laporan DJKA, 2019).

JALUR GANDA JOMBANG-MOJOKERTO (2018-2020)


Lingkup pembangunan jalur ganda Mojokerto - Jombang sepanjang 24 km;sp termasuk
kegiatan pengadaan bantalan beton sebanyak 60.000 batang lengkap dengan penambat
elastis, pengadaan rel sepanjang 36 km dan pengadaan wesel UIC 54 (Laporan DJKA, 2019).
Jalur ini telah diperasikan pada bulan Oktober 2020.
JALUR GANDA MOJOKERTO-SEPANJANG :
Saat ini dalam tahap pelelangan dengan rencana capaian konstruksi fisik
sebesar 25,64 % di akhir tahun 2021. (Proyek Strategis Naisonal Bidang
Perketaapian, Paparan DJKA Maret 2021.
(Sumber data : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021)

226 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

8. HIGH SPEED RAILWAY JAKARTA - BANDUNG


KOTA JAKARTA

STASIUN GAMBIR
LEGENDA :

STASIUN MANGGARAI Rencana kereta


STASIUN HALIM cepat Jakarta -

Jalur Kereta Api


STASIUN CIKARANG
Stasiun
STASIUN KARAWANG

Depo

Rencana
pengembangan
JARAK TEMPUH : berorientasi transit
150 KM (36 MENIT)
Sumber : Kompas Researcer Center
STASIUN WALINI
KOTA BANDUNG

STASIUN KOPO
STASIUN DAN
DEPO GEDEBAGE

SWASTA
Dimulai pada tahun 2017, pembangunan (BUMN Sinergi dan
infrastruktur kereta api cepat jakarta - Bandung China Railway
2017 hingga trisemester pertama 2021 sudah mencapai
69,29% dan proses pengadaan lahan sebesar
SKEMA
PENDANAAN
International Co.)
(Sumber : Proyek Strategis
99,97% dengan 0,03% sisanya berada dalam tahap Nasional Bidang
konsinyasi. Perkeretaapian, Paparan
DJKA Maret 2021).

REALISASI KONSTRUKSI PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK :


12.000 batang rel dengan Menkominfo menerbitkan izin penyelenggaraan
potongan 50 meter telekomunikasi untuk KCIC dengan Keputusan
didatangkan dari Cina, Kereta Menkominfo Nomor 194/TEL.03.02/2021 dengan
cepat dengan panjang trase izin penggunaan frekuensi pita 900 Mhz GSM-R.
142,3 km’sp terdiri dari 4 stasiun
yaitu Halim, Karawang, Walini, KCIC melaksanakan kerjasama dengan
dan Tegalluar dengan satu depo Telkomsel dan skema sebagai berikut :
di Tegalluar. 58% trase atau 80
Telkomsel : menyediakan frekuensi (Clean and
KM diantaranya menggunakan
Clear) dan memenuhi BHP Frekuensi.
struktur elevated, sementara
42% sisanya terdiri atas 13 tunnel KCIC mendapatkan Izin Telsus, menyediakan
dan subgrade. perangkat, melakukan Operation &
Maintenance, memenuhi konsekuensi B to B.
Sumber : kcic.co.id/proyek/kereta-progres-pengembangan

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 227


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

9. KERETA API RINGAN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) TERINTEGRASI WILAYAH JAKARTA, BOGOR,
DEPOK, DAN BEKASI
DUKUH ATAS P e m b a n g u n a n
BEKASI BARAT BEKASI TIMUR
pasarana LRT
Jabodebek sepanjang
SETIA BUDI
44,43 km terbagi

RU
BA
menjadi 3 lintas
KARET KUNINGAN

ING

1
M

IR
pelayanan yaitu Lintas

2
LI

EN

UN
HA

R
B

CIK

UNI
Pelayanan 1 (Cawang –

JT.
RASUNA SAID

CIK
Cibubur) sepanjang
14,89 km, Lintas
N

Pelayanan 2 (Cawang –
O
GA

G
OK

TAMAN MINI
UN
NIN

CIK

IW

Kuningan – Dukuh
KU

CIL

KP. RAMBUTAN Atas) sepanjang 11,05


km, Lintas Pelayanan 3
CIRACAS (C awa n g – B e ka s i
Timur) sepanjang 18,49
RUTE LINTASAN LRT JABODEBEK CIBUBUR km.
sumber gambar : adhikaryaid

Lingkup pembangunan meliputi pembangunan jalur layang (elevated track) dan


pekerjaan track dengan sistem teknologi slabtrack spesifikasi lebar jalan rel (gauge rail)
1067 mm, pembangunan stasiun lintas pelayanan 1 terdapat 4 stasiun (Stasiun
Hardjamukti, Stasiun Ciracas, Stasiun Kampung Rambutan, dan Stasiun Taman Mini),
lintas pelayanan 2 terdapat 8 Stasiun (Stasiun Cawang, Stasiun Ciliwung, Stasiun
Cikoko, Stasiun Pancoran, Stasiun Kuningan, Stasiun Rasuna Said, Stasiun Setiabudi
dan Stasiun Dukuh Atas), lintas pelayanan 3 terdapat 5 stasiun (Stasiun Jatibening
Baru, Stasiun Cikunir 1, Stasiun Cikunir 2, Stasiun Bekasi Barat dan Stasiun Jatimulya),
pembangunan sistem persinyalan moving block – CBTC, sistem telekomunikasi serta
pembangunan listrik aliran bawah dengan thirdrail, dan pembangunan depo (Laporan
Tahunan DJKA, 2019).

PERKEMBANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


LINTAS PELAYANAN LINTAS PELAYANAN LINTAS PELAYANAN
CAWANG CAWANG CAWANG
98,98 % 84,58 % 89,92%
CIBUBUR DUKUH ATAS BEKASI TIMUR

PROSES KONSINYASI UNTUK PENGADAAN LAHAN

JAKARTA SELATAN DEPOK KABUPATEN BEKASI

PROSES KONSINYASI
90 % 100 % SELESAI 100% SELESAI
2 BIDANG TANAH

JAKARTA TIMUR KOTA BEKASI AKSES STASIUN

PROSES KONSINYASI PROSES KONSINYASI DIPERLUKAN LAHAN


88 % 98% 2
SEBANYAK 40 BIDANG (55.836 M )
1 BIDANG TANAH 1 BIDANG TANAH

Sumber : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.

228 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

8,24 km
10. PENYELENGGARA ANGKUTAN MASSAL
BERBASIS REL WILAYAH BADUNG-BULELENG
Angkutan massal berbasis rel di KUBUTAMBAHAN
w i l aya h B a d u n g - B u l e l e n g
menjadi upaya yang dilakukan PANARUKAN
oleh pemerintah untuk
meminimalisasi ketimpangan
pertumbuhan perekonomian
masyarakat di wilayah Bali
Utara dan Bali Selatan.
Selain itu pengadaan angkutan CATUR
berbasis rel ini diproyeksikan
menjadi penghubung antara
Bandar Udara Internasional
Ngurah Rai dengan Wisata
Sanur.
BALI UTARA
TABANAN
TEGALALANG

SKEMA
GIANYAR PENDANAAN
63,8 KM KPBU

BADUNG SINGAKERTA

DENPASAR SINGAPADU
TERM. MENGWI

BALI SELATAN
10,681 km

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK


Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah melakukan kajian
KAJIAN
KAJIAN
OBC
untuk Outline Business Case (OBC) kereta api Badung -
Buleleng pada 2019 dan Dokumen tersebut telah diserahkan
ke Pemerintah Provinsi Bali sebagai PJPK untuk diproses
KPBU termasuk penetapan trase.

OPSI PENDANAAN
Opsi 1 :

KAJIAN
OPSI 1
Pembayaran ketersediaan layanan (AP) untuk pembangunan
prasarana, pengadaan sarana, pengoperasian dan perawatan
sarana dan prasarana (periode KPBU selama 30 tahun tidak
termasuk 3 tahun masa konstruksi)

Opsi 2 :
KAJIAN
OPSI 2
Pembayaran Ketersediaan Layanan (AP) untuk Pengadaan
Sarana, Pengoperasian dan Perawatan Sarana dan Prasarana,
sedangkan Pembangunan Prasarana didanai oleh Pemerintah
(periode KPBU selama 20 tahun tidak termasuk 3 tahun masa
konstruksi).

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 229


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

11. KERETA API LOGISTIK LAHAT-MUARA ENIM-PRABUMULIH-


TARAHAN/LAMPUNG DAN PRABUMULIH - KERTAPATI/PALEMBANG
PEMBANGUNAN KA LOGISTIK LAHAN-
PENANGGIRAN PRABUMULIH
TARAHAN TERBAGI MENJADI 3 SEGMEN :

SIR ASAM LAHAT-KERTAPATI


MUARA ENIM
Skema Investasi PT. KAI
PENINJAWAN
STASIUN LAHAT dengan Badan Usaha lainya.
BLIMBING AIR KAKA
BATU RAJA PRABUMULIH-TEGINENENG
Skema KPBU dengan user
MARTAPURA
charge.
GIHAM

NEGRI AGUNG NEGARA RATU TEGINENENG-TARAHAN


Skema Investasi PT. KAI
dengan Badan Usaha lainya.
SULUSUBAN
SKEMA PENDANAAN
RENGAS
KPBU
REJOSARI

DOUBLE TRACK TANJUNG KARANG


SINGLE TRACK

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK

KAJIAN
KAJIAN
OBC
Kajian Outline Business Case (OBC) kereta api logsitik Lahat - Tarahan
telah dilaksanakan pada tahun 2018.

OPSI PENDANAAN
Surat permohonanan Fasilitas Penyiapan Proyek (PDF) kepada
SURAT
KAJIAN
PERMOHONAN
Kementrian Keuangan telah dikirimkan oleh Kementrian
Perhubungan pada tanggal 21 Maret 2019 dan tanggapan diberikan
FASILITAS pada tanggal 28 Juni 2019 dengan masih dibutuhkan beberapa
penyempurnaan.

Lahan yang hendak dibangun sebagai jalur lintas kereta api, secara
KAJIAN
KEBUTUHAN
LAHAN
keseluruhan merupakan milik negara (PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) dan Pemerintah Pusat).
Diperlukan survei lebih lanjut untuk menentukan luas lahan yang harus
ditertibkan/dibebaskan karena beberapa ruas jalur bersinggungan
dengan bangunan/lahan milik warga.

(Sumber : Proyek Strategus Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.
Sumber Gambar : website DJKA)

230 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

12. LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) PROVINSI SUMATERA SELATAN (METRO PALEMBANG)
Pembangunan prasarana LRT Sumatera Selatan menghubungkan Bandar Udara Internasional
Sultan Mahmud Badaruddin II dan Gedung Olahraga Jakabaring dengan pemberhentian
terakhir di Stasiun Ogan Permata Indah (OPI).

STA. BANDARA SMB II


LEGENDA :
Stasiun Kereta Api

STA. ASRAMA HAJI LRT Line

Stasiun akhir
STA. TELKOM
23,4 KM’SP
STA. RSUD PERKEMBANGAN PELAKSANAAN
STA. POLDA
PROYEK

STA. DEMANG LEBAR DAUN Penyelesaian peralatan DEPO


telah dilaksanakan.
STA. PALEMBANG ICON

STA. CINDE Diperlukan optimalisasi aset


STA. DISHUB KOMINFO LRT Sumatera Selatan untuk
meningkatkan pendapatan
STA. AMPERA
STA. GUBERNUR BASTARI negara.

STA. JAKABARING SKEMA PENDANAAN


DEPO DJKA

APBN (RM)
STA. OGAN PERMATA INDAH

Operasi secara terbatas LRT Sumatera Selatan dimulai pada 1 Agustus 2018
2018 guna mendukung penyelenggaraan Asian Games tahun 2018.

Angkutan kereta api perintis lintas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II –

2019 Ogan Permata Indah (OPI) resmi beroperasi dengan kontrak penugasan kereta
api perintis lintas antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementrian
Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak 04/
LLA.KA/I/2019 dan KL.701/I/5/KA-2019 pada Januari 2019 dengan frekuensi
dan jadwal perjalanan kereta api.

(Sumber : Laporan DJKA, 2019. Sumber Gambar : Website DJKA)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 231


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

13. LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) JAKARTA INTERNATIONAL STADIUM - KELAPA GADING DAN
VELODROME - MANGGARAI

STASIUN
BOULEVARD SELATAN

STASIUN
BOULEVARD UTARA

STASIUN
VELODROM
STASIUN
STASIUN PULOMAS
EQUESTRIAN

DEPO LRT
JAKARTA

JARAK TEMPUH LRT JAKARTA 2 FASE PEMBANGUNAN LRT JAKARTA


FASE II A
-+ 5,8 KM KELAPA GADING
DARI STASIUN AWAL KE STASIUN AKHIR
-+ 13 MENIT JAKARTA INTERNATIONAL STADIUM
UNTUK MENEMPUH KEENAM STASIUN
FASE II B
-+ 2,5 MENIT KE SETIAP STASIUN VELODROME
SKEMA PENDANAAN :
PEMERINTAH DAERAH DKI JAKARTA MANGGARAI

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK :


PT LRT Jakpro dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
DALAM
KAJIAN
melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL dan
pembahasan trase serta perbaikan dokumen persetujuan
PROSES trase sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2012
tentang Penetapan Trase.

KAJIAN
SELESAI
Dokumen FS dan BED koridor 1 Fase IIA dan Fase IIB antara
kelapa gading - JIS sepanjang 8,16 km dan Velodrome -
Manggarai sepanjang 6,5 km telah terselesaikan.

Sumber : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.

232 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

14. JAKARTA MASS RAPID TRANSIT (MRT) NORTH-SOUTH


(BUNDARAN HI - KOTA - ANCOL BARAT)

MRT FASE 1
DEPO ANCOL
Proyek pembangunan MRT Jakarta
Fase 1 segmen Lebak Bulus -
Bundaran Hisepanjang 15,7 km telah
KOTA terselesaikan dan mlai beroperasi
FASE 2A SEGMEN 2 pada tahun 2019.
: KTA - ACB GLODOK
Pembangunan :
MANGGA MRT FASE 2
BESAR SAWAH BESAR 2. BHI - ANCOL
COD Stage 2 (Harmoni - Kota)
HARMONI
FASE 2A SEGMEN 1 :
Fase 2A Lintas BHI - kota
LBB - BHI MONAS (6,3 km)
Pembangunan :
SARINAH Segmen 1
COD Stage 1 (Bund. HI - Harmoni)
(LBHI - Harmoni) - (CP201)
BUNDARAN HI
DUKUH ATAS Segmen 2
(Lingkar Harmoni - Kota) -
BENDUNGAN HILIR SETIABUDI (CP202-CP203)

SENAYAN ISTORA Fase 2B Kota - Ancol Barat


(6 km)

FASE 1 : LBB - BHI SISINGAMANGARAJA SKEMA PENDANAAN


Operasional. BLOK M
APBN (PHLN) dan
Pemerintah Daerah DKI
BLOK A Jakarta

HAJI NAWI

CIPETE RAYA
LEBAK BULUS

FATMAWATI
DEPO

(Sumber Data : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.)

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 233


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN :

CAPAIAN KONSTRUKSI FASE 2A DALAM


10,29% FASE 2B HARMONI - KOTA
LINTAS BHI - KOTA (CP201) PROSES
Dokumen studi kelayakan
Site Clearing area (FS), AMDAL, dan LARAP
Center median Thamrin. telah diserahkan ke JICA
termasuk dokumen revisi
P e r s i a p a n Tr a f f i c kajian trase yang saat ini
diversion Stage 1-2B berada dalam tahap reviu.
untuk area Thamrin.
Sumber data : Proyek Strategis Nasional Bidang
Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.
Soil improvement jet
grout pada North End
Bundaran HI.

Pembangunan pos Kawasan Berorientasi Transit (TOD)Stasiun


polisi Medan Merdeka Bundaran HI, Dukuh Atas, Setia Budi, dan
dan Visitor Center di Bendungan Hilir.
Monumen Nasional. Sumber Gambar : jakartamrt.co.id, 21rumah.com

234 PROYEK STRATEGIS NASIONAL BIDANG PERKERETAAPIAAN


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

15. ELEVATED INNER LOOP LINE JATINEGARA-TANAH ABANG-KEMAYORAN

STASIUN KAMPUNG BANDAN


Elevated Inner Loop Line Jatinegara
- Tanah Abang - Kemayoran
Jalur layang dengan panjang 26 KM
STASIUN DURI yang menghubungkan beberapa
stasiun hub KRL (Jatinegara,
Manggarai, Tanah Abang, Duri,
Kampung Bandan, Kemayoran).
STASIUN KEMAYORAN

STASIUN HUB KRL

JALUR LAYANG

STASIUN TANAH ABANG

SKEMA PENDANAAN :
PEMERINTAH DAERAH DKI JAKARTA
STASIUN MANGGARAI

STASIUN JATINEGARA

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

Berada dalam tahap persiapan


pembangunan dimana koordinasi untuk
proses pelimpahan PJPK dari BPTJ ke
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih
berlangsung.

Sumber Gambar: CNBC Indonesia

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 235


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

BAB 10
KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA
PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA

https://mobile.twitter.com/perkeretaapian

10.1 DINAMIKA KONDISI PENGGUNA KA SELAMA PANDEMI


COVID-19
10.2 PERUBAHAN PERILAKU PENGGUNA KA SELAMA
PANDEMI COVID-19
10.3 PEMETAAN DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
SEKTOR PERKERETAAPIAN
10.4 PENGAMATAN PENYELENGGARA PERKERETAAPIAN DI MASA
PANDEMI COVID-19
10.5 STRATEGI PEMULIHAN BISNIS ANGKUTAN KA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DINAMIKA KONDISI PENGGUNA KA


10.1 SELAMA PANDEMI COVID-19

Risiko Tinggi
Risiko Sedang
Risiko Rendah peta persebaran pandemi COVID-19per 11 September 2020
Tidak Terdampak https://covid19.go.id
Sejak Corona Virus Disease 19 atau Covid-19 muncul pada Desember 2019,
persebarannya menjadi cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
30 Januari 2020 menyatakan darurat global terhadap virus corona. Di Indonesia
penyebarannya meluas di hampir 34 provinsi. Oleh karena itu, melalui Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam
Penyebaran Corona Virus Disease 19 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional,
Pemerintah menetapkan kebijakan dalam menghadapi pandemi yang diterapkan
dalam berbagai peraturan perundangan, baik pada level Menteri, Dirjen, hingga
Tim Satgas Covid-19.
Pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 yang
kemudian diturunkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2020
tentang Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19.
Pengendalian aktivitas masyarakat pada saat pandemi Covid-19 berdampak
signifikan pada pembatasan pergerakan masyarakat yang diikuti dengan
penurunan demand untuk menggunakan transportasi publik disebabkan adanya
kekhawatiran di masyarakat terkait penyebaran Covid-19 pada transportasi publik
termasuk perkeretaapian. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Perhubungan (Balitbanghub, 2020a) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan
Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, mencatat bahwa pengendalian sosial telah
berdampak pada turunnya volume penumpang angkutan perkeretaapian sebesar
68% dari kondisi normal sebelum pandemi.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 237


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Secara skematis peraturan perundangan yang diterapkan dalam pengaturan


pencegahan COVID-19 pada angkutan perkereteaapian disajikan sebagai berikut:

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGATURAN PENYELENGGARAAN


PERKERETAAPIAN

Pengaturan pencegahan
Tindak lanjut protokol pencegahan
penyebaran Virus COVID-19 pada
p e n y e b a r a n C OV I D - 1 9 p a d a
Sarana dan Prasarana
pelaksanaan pembangunan
Perkeretaapian
prasarana perkeretaapian
(S E Dirjen Perkeretaapian Nomor
(S E Dirjen Perkeretaapian Nomor
UM.006/A.95/DJKA/20/ tanggal
UM.008/A.107/DJKA/20 tanggal
20 Maret 2020)
27 Maret 2020)

Pengendalian transportasi Pedoman pembatasan jumlah


perkeretaapian pada masa Mudik penumpang di Sarana
Idul Fitri 1441 H Larangan Mudik Perkeretaapian Dalam Rangka
Lebaran Tahun 2020 Pencegahan COVID-19
Peraturan Dirjen Perkeretaapian
nomor HK.205/A.107/ DJKA/20/
tanggal 9 April 2020)

Penyelenggaraan KLB (SE Dirjen P e n g a t u ra n P e n ye l e n g g a ra


Perkeretaapian nomor Kereta Api New Normal
UM.006/A.218/DJKA/20 tanggal (SE Menhub 14/200 dan
7 Mei 2020) 15/2020)

Sumber: DJKA Kementerian Perhubungan 2020

238 KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA PANDEMI COVID-19


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PERBANDINGAN KAPASITAS PENUMPANG


KERETA API SAAT PANDEMI COVID-19

PERMENHUB Surat Edaran Kemenhub


No 18/2020 No 14/2020 mengacu pada
(sejak 9 Permenhub No.41/2020
April) (8 Juni 2020)

KA Antar Kota
(Kecuali 65% 70% 80%
KA Luxury)

KA Perkotaan 35% 45% 60%

KA Lokal,
KA Prambanan
Ekspress, dan 50% 70% 80%
KA Bandara

PENGATURAN KA PERKOTAAN DAN ANTAR KOTA

FASE I FASE II FASE III FASE IV

Kesiapan internal, Pembatasan bersyarat


yaitu mulai yang didahului dengan Syarat pemulihan/penyebaran
tanggal 1 Juni fase prakondisi (edukasi, terkendali dan memasukin
2 02 0 s a m p a i 8 sosialisasi, dan simulasi), t a t a n a n b a r u ya n g a k a n
Juni 2020. yaitu mulai 9 Juni 2020 diterapkan setelah dilakukan
sampai 30 Juni 2020. evaluasi Fase II.

Sumber: DJKA Kementerian Perhubungan 2020

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 239


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KONDISI DAN PROYEKSI VOLUME PENUMPANG 2020


DATA HISTORIS
30.000.000
PENUMPANG(ORANG)

25.000.000

20.000.000 PSBB Diterapkan


VOLUME

Sebelum Pandemi
15.000.000

10.000.000

5.000.000

0
Januari Februari Maret April Mei
KA Utama/Antar Kota
4.179.184 3.731.243 2.655.761 286.238 2.862
KA Lokal
3.223.979 2.950.618 2.223.522 469.820 373.760
KRL Jabodetabek 26.522.813 25.396.131 18.413.931 5.087.921 5.029.847
KA Bandara Kualanamu
52.002 46.589 30.735 846 0
KA Perintis termasuk LRS Sumsel
359.634 287.085 186.408 18.200 15.458
KA Bandara Soekarno Hatta
147.745 163.034 95.965 1.946 0
MRT Jakarta
2.638.270 2.564.869 1.403.638 121.757 43.544
LRT Jakarta
118.758 132.520 60.723 7.488 6.048

Sumber: DJKA Kementerian Perhubungan 2020

REALISASI VOLUME ANGKUTAN PENUMPANG HARIAN TAHUN 2020


PENUMPANG(ORANG)
VOLUME

240 KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA PANDEMI COVID-19


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PROYEKSI

PSBB Transisi

Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des


60.244 172.050 261.887 358.855 570.324 629.170 1.904.050
633.301 899.00 988.900 1.087.790 1.196.569 1.316.225 1.447.848
8.530.946 10.766.544 11.843.198 13.027.518 14.330.270 15.763.297 17.339.626

0 0 0 6.147 6.761 7.437 8.181


24.522 26.974 29.6671 32.638 35.902 39.492 43.442
0 18.786 20.664 22.731 25.004 27.504 30.255
340.533 374.586 412.044 453.249 498.574 548.431 603.274
17.414 19.155 21.070 23.178 25.495 28.045 30.849

14 Sep

Sumber: PT KAI 2021

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 241


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KONDISI DAN PROYEKSI VOLUME BARANG 2020


DATA HISTORIS

3.500.000
VOLUME BARANG (TON)

3.000.000

2.500.000

2.000.000

1.500.000
Sebelum Pandemi PSBB Diterapkan
1.000.000

0
Januari Februari Maret April Mei
Minyak Bumi/ BBM 213.529 189.043 190.345 149.373 141.008
Semen 353.610 349.380 342.410 246.800 269.960

Batubara 3.025.077 2.642.458 3.051.410 2.999.773 2.045.467


Hasil perkebunan 59.891 12.338 61.710 62.106 51.661
Peti Kemas 391.146 373.500 404.189 353.763 255.651
Karet dan Klinker 105.250 43.975 114.000 74.400 63.300
Barang Hantaran Penumpang 13.450 11.646 12.145 8.422 6.283
Lain- lain 29.988 14.458 47.715 51.771 48.195

REALISASI VOLUME ANGKUTAN BARANG HARIAN TAHUN 2020

Volume Barang Har


180.000
160.000
VOLUME BARANG (TON)

140.000

120.000
100.000

80.000
60.000

40.000
20.000
-
01/01/2020 31/01/2020 01/03/2020 01/04/2020 01/05/2020 01/06/2020 01/07/2020 31

242 KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA PANDEMI COVID-19


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PROYEKSI

PSBB Transisi

Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des


155.894 126.438 132.238 134.743 179.435 179.436 181.945
312.840 242.066 253.169 257.965 343.529 343.531 348.334
2.033.790 1.917.524 2.005.477 2.043.469 2.721.259 2.721.278 2.759.323
64.551 46.323 48.448 49.366 65.740 65.740 66.659
304.556 229.236 239.750 244.292 325.321 325.322 329.871
79.500 56.760 59.363 60.488 80.550 80.551 81.677
9.494 5.634 5.892 6.004 7.995 7.995 8.107
69.769 43.215 45.197 46.054 61.329 61.329 62.187

Sumber: DJKA Kementerian Perhubungan 2020

rian

1/07/2020 31/08/2020 30/09/2020 31/10/2020 30/11/2020 30/12/2020


Sumber: PT KAI 2021

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 243


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PERUBAHAN PERILAKU PENGGUNA KA


10.2 SELAMA PANDEMI COVID-19
Studi Balitbanghub (2020b) merumuskan rekomendasi strategi kebijakan baru
pada area stasiun kereta api. Opsi kebijakan ini dikelompokkan ke dalam 3 (tiga)
pilihan yaitu:
1) Mengedepankan pemulihan ekonomi yang akan sensitif dari sudut nilai
kemanusiaan
2) Mengedepankan misi kemanusiaan yang akan sensitif dari sudut
pemulihan ekonomi
3) Mengutamakan nilai kemanusiaan untuk ekonomi yang lebih baik
Pilihan Opsi 3 merupakan solusi yang melahirkan inovasi dalam penyediaan
transportasi humanitarian (sehat, bersih, humanis, cerdas, tetap selamat, aman,
adil) menuju kondisi perekonomian yang lebih baik.

244 KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA PANDEMI COVID-19


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

OPSI KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN


SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

OPSI 1 OPSI 2 OPSI 3


PEMULIHAN MISI UTAMAKAN
EKONOMI KEMANUSIAAN KEMANUSIAAN
UNTUK EKONOMI

Sensitif dari sudut Sensitif dari sudut Inovasi untuk


nilai kemanusiaan p e m u l i h a n menghadirkan
ekonomi keduanya

PERUBAHAN PERILAKU
(OPERATOR )

EKONOMI LEBIH BAIK NILAI KEMANUSIAAN BERKEHIDUPAN AKB


Humanistic Company Kognitif : Cerdas TRANSPORTASI HUMANITARIAN
(conscious, Capitalism, Kindness Afektif : Perilaku (SEHAT, BERSIH, HUMANIS, CERDAS)
Business, Benefit Corporation, Psikomotorik : Sehat TETAP SELAMAT, AMAN, DAN ADIL
Firm Of Endearment)

Sumber: Pustral (2020) dalam Balitbang Kementerian Perhubungan (2020a)

Untuk mengimplementasikan kebijakan ini pemerintah melakukan strategi


‘Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)’. Pada masa AKB terjadi peningkatan
kepadatan pada beberapa stasiun, terutama di stasiun keberangkatan dari
Bogor, Bojong Gede, Citayam, ataupun Rangkasbitung. Namun, dapat terkendali
karena efek sosialisasi dari Pemerintah untuk melakukan work from home atau
WFH untuk beberapa sektor tertentu. Pengendalian yang dilakukan di dalam
rangkaian kereta dengan membatasi kerentanan orang (pembatasan jumlah
penumpang) dan kerentanan ruang (penerapan pemanfaatan ruang agar lebih
terbuka, tidak menumpuk, dan mengurangi kontak) serta penerapan protokol
Kesehatan. Penerapan 5M dan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah
mampu mengurangi potensi risiko penyebaran Covid-19 di angkutan kereta api.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 245


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API LOKAL

Penyelenggara KA
menyediakan tempat
cuci tangan dan
handsanitizer
CUCI TANGAN DAN
HAND SANITIZER

Untuk mengurangi
sentuhan langsung

TRANSAKSI
QR CODE

Penumpang
diwajibkan
menggunakan
PENGGUNAAN masker
MASKER

MAPPING DAMPAK BERDASARKAN PIHAK DAN SEKTOR TERDAMPAK


PIHAK/ SEKTOR
FINANSIAL/EKONOMI TEKNIS SOSIAL
TERDAMPAK
• Penurunan volume Penerapan protokol • Ancaman PHK pada
penumpang COVID-19 pada pekerja terkait
• Penurunan volume barang pengoperasian KA operasional kereta api
• Penurunan pendapatan Rendahnya u litas • Penurunan
• Penurunan laba sarana kereta api kepercayaan
• Pengurangan anggaran pengguna pada moda
PERUSAHAAN
perawatan sarana angkutan umum
• Pengurangan anggaran secara umum dan
perawatan prasarana perkeretaapian
• Tidak tercapainya RKAT khususnya

• Tidak tercapainya RKAT Rendahnya u litas Penurunan peran sosial


• kenaikan subsidi infrastruktur layanan perkeretaapian
pemerintah melalui perkeretaapian
NEGARA restrukturisasi PSO, IMO,
dan TAC
• penurunan konstribusi PDB
sektor perkeretaapian

Sumber: Balitbanghub, Kementerian Perhubungan, 2020

246 KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA PANDEMI COVID-19


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KERETA API ANTAR KOTA

Diberikan kepada
penumpang saat
memasuki gerbang
boarding

PENGGUNAAN
Penyelenggara KA
FACE SHIELD
menyediakan layanan test
COVID-19
Penumpang wajib
RAPID TEST ANTIGEN, menunjukkan surat hasil tes
GENOSE, yang menyatakan negatif
TEST PCR
COVID-19
COVID-19

PEMETAAN DAMPAK PANDEMI COVID-19


10.3 TERHADAP SEKTOR PERKERETAAPIAN
MAPPING DAMPAK BERDASARKAN SIFAT DAN KOMPONEN
SIFAT/ KOMPONEN DAMPAK TERUKUR TIDAK TERUKUR

• Penurunan volume • Penerapan protokol COVID-


penumpang 19 pada pengoperasian KA
• penurunan volume barang • Penurunan peran sosial
LANGSUNG • penurunan pendapatan layanan perkeretaapian
• penurunan laba
• penurunan u litas sarana
kereta api
• Tidak tercapainya RKAT • Ancaman PHK pada pekerja
• Kenaikan subsidi pemerintah terkait operasional kereta api
melalui restrukturisasi PSO, • Penurunan kepercayaan
TIDAK LANGSUNG IMO, dan TAC pengguna pada moda
• Penurunan konstribusi angkutan umum secara
pPDBdb sektor umum dan perkeretaapian
perkeretaapian khususnya
Sumber: Balitbanghub, Kementerian Perhubungan, 2020

Hasil analisis memperlihatkan bahwa dampak langsung yang dilihat, baik yang
terukur maupun tidak, berupa penurunan penumpang dan barang, pendapatan,
laba, utilisasi serta penerapan protokol Covid–19 pada pengoperasian KA.
Pelaksanaan studi terfokus pada operator sebagai pihak terdampak secara
finansial maupun ekonomi, sementara mapping dampak berdasar pihak dan
sektor terdampak dapat dilihat pada tabel.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 247


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

MAPPING DAMPAK BERDASARKAN HORIZON WAKTU DAN INTESITAS


Studi juga berfokus pada dampak jangka pendek yang bersifat parah.
Mapping dampak berdasar horizon waktu dan intensitas dapat dilihat
pada tabel berikut.

Horizon
waktu/ Jangka Pendek Jangka Panjang
Intensitas
• Penurunan volume penumpang
• Penuruna volume barang
• Penurunan pendapatan
• Penurunan laba
• Penurunan u litas sarana kereta api
• Penurunan u litas infrastruktur
Penurunan Kontribusi
perkeretaapian
Parah PDB sektor
• Tidak tercapainya RKAT kenaikat
perkeretaapian
subsidi pemerintah melalui
restrukturisasi PSO, IMO, dan TAC
• Penerapan protokol covid pada
pengorperasian KA
• Penurunan peran sosial layanan
perkeretaapian
Penurunan kepercayaan penggunaan Ancaman PHK pada
Tidak parah pada moda angkutan umum secara pekerja terkait
umum dan perkeretaapian khususnya operasional kereta api

Sumber: Balitbanghub, Kementerian Perhubungan, 2020

PENURUNAN JUMLAH
PENUMPANG
TURUNNYA KEPERCAYAAN
MASYARAKAT PADA LAYANAN KA
PENERAPAN PROTOKOL PENURUNAN UTILITAS
KESEHATAN SARANA PRASARANA KA TURUNNYA PERAN TURUNNYA KONSTRIBUSI
SOSIAL KA SEKTOR THD PDB
PENURUNAN
PENDAPATAN
PANDEMI COVID-19 PENURUNGAN VOLUME ANCAMAN PHK PEGAWAI
BARANG
PENURUNAN
KEUNTUNGAN
PENURUNAN UTILITAS TIDAK TERCAPAINYA RKAT
SARANA PRASARANA KA

TRANSMISI DAMPAK PANDEMI PADA


PENURUNAN
SEKTOR PERKERETAAPIAN PENDAPATAN

PENURUNAN
KEUNTUNGAN

Sumber: Balitbanghub, Kementerian Perhubungan, 2020

248 KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA PANDEMI COVID-19


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

PENGAMATAN PENYELENGGARA
10.4 PERKERETAAPIAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Berkurangnya penumpang
harian secara signifikan Dampak Bagi PT. Kalog

Penurunan volume barang dalam


Akibat Pembatasan Sosial Berskala
jangka pendek
Besar

Peningkatan biaya operasi terkait


Prediksi penurunan pendapatan prosedur Covid-19
hingga 99%

105%
2020 direncanakan pertumbuhan Peningkatan kegiatan online
laba bersih 105%
2020

Pendapatan : Rp3,32 T menjadi


Berkurang per Maret 2020 - Juni 2020 Rp3,16 T
MARET JUNI

Juni 2020 : rugi bersih Rp1,33 M 2019 : Rp3,32 T menjadi Rp3,16 T


(turun 63%) 2020 : 21,9 juta ton (turun 5%)
JUNI 2021 2020

Adopsi sistem digital

Operasi lintas utara dan selatan Jawa


Masa Mudik Idul Fitri 1441 H dan 1442 H Mudik Idul Fitri 1442 H (SE No. 13
Tahun 2021):
Permenhub No.25 Tahun 2020:
Larangan mudik lebaran tahun 2020 22 April - 5 Mei 2021 dan 18 - 24 Mei
2021 Larangan perjalanan mudik
Pelaksanaan KA Luar Biasa (SE No. menggunakan kereta api antar kota
UM.006/A.218/DJKA/20) :
Pengecualian:
• Melayani petugas penanganan
pencegahan penyebaran Covid-19
• Operasi lintas utara dan selatan Jawa
Larangan perjalanan kereta api
antarkota dan perkotaan Perjalanan Perjalanan Perjalanan
Dinas Duka Sakit

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 249


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Penutupan Program Angkutan


Motor Gratis (Motis) 2020
Permenhub No.25 Tahun 2020 : Pengendalian
Transportasi Perkeretaapian

twitter DJKA

SUMBER
SUMBER: :ANADOLU
CNN INDONESIA
AGENCY

SUMBER: ANADOLU AGENCY


Hanya ditutup pada Mudik Idul Fitri 1441 H

STRATEGI PEMULIHAN BISNIS


10.5 ANGKUTAN KA
Para pihak dalam sektor perkeretaapian perlu segera menerjemahkan strategi
pemulihan industri perkeretaapian sesuai dengan kewenangannya masing-
masing, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

STRATEGI QUICK WIN


STRATEGI
01 PT. KCI 03 PT. KAI
• Penghematan Capex dan Opex
PEMULIHAN • Addendum kontrak PSO • Menarik konsumen loyal
• Efisiensi biaya • ( p r o m o s i t a r i f, p r o g r a m
BISNIS • Pengendalian cash flow inovatif, dll)
• Percepatan pembayaran • Angkutan barang :
PSO Peningkatan angkutan batu
• Kredit Modal Kerja bara, pengembangan retail
• Relaksasi kredit sindikasi first milelast mile,
• Penundaan dan penyesuaian tarif, renegosiasi
pembatalan investasi rute rugi, kerjasama retail, KA
pengembangan outsourching, relaksasi,
• Relaksasi biaya TAC pembayaran jaminan,
integrasi last mile dengan
transport online, dll
• Program rekayasa sosial pada
STRATEGI pengguna KA masa pandemi

02 PT. KALOG
DUKUNGAN
PARADIGMA
HUMANITARUIAN
• Penerapan protokol
kesehatan
04 PEMERINTAH
• pengembangan kerjasama
TRANSPORT DAN
• Peningkatan resiliensi
sinergis bisnis operator KA
BLUE OCEAN
• pengembangan organisasi • Subsidi Rapid Test
• value creation rantai pasok • Peningkatan adaptasi
STRATEGY (BOS) bisnis kondisi pandemi berdasar
protokol kesehatan

250 KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA PANDEMI COVID-19


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Panglima transportasi saat ini adalah protokol kesehatan melalui penerapan


5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan
dan mengurangi mobilitas). Perubahan perilaku bertransportasi dalam masa
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) diperlukan dalam menghadapi kondisi yang
ditimbulkan pandemi Covid-19. Hasil studi Balitbanghub (2020)
menyarankan agar Indonesia mengedepankan transportasi humanitarian,
yakni transportasi yang sehat, bersih, humanis, nyaman, selamat, cerdas, dan
adil.

Ke depan, perlu diusulkan kebijakan protokol


transportasi yang mampu menyeimbangkan nilai
kemanusiaan dan ekonomi lebih baik. Diharapkan
melalui implementasi strategi pemulihan bisnis
angkutan perkeretaapian berlandaskan
paradigma transportasi humanitarian moda
transportasi kereta api akan tetap dapat bertahan
di masa pandemi Covid-19 menuju kondisi bisnis
new normal yang lebih baik.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 251


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek , 2016. Peran BPTJ dalam Menciptakan Sinergi Program Revitalisasi
Angkutan Umum Perkotaan di Jabodetabek. Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbanghub), 2020, Dampak Pandemi Covid-
19 terhadap Perkeretaapian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Kereta Api, Jakarta
Capacity For Rail, 2014. Design Requirements and Improved Guidelines for Design, Madrid: CAPACITY4RAIL.
Esveld, C., 2001. Modern Railway Track. 2nd ed. Zatbommel: MRT-Productions.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2017. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang
Perkeretaapian 2015 – 2019, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2017. Ensiklopedia Bidang Perkeretapaian, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2018. Review Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2018. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang
Perkeretaapian Tahun 2015 – 2019, Jakarta: Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019. Buku Statistik Bidang Perkeretaapian 2019, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2019,
Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020. Jumpa Pers Akhir Tahun 2020, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020. Laporan Pendahuluan Buku Perkeretaapian 2020, Jakarta:
Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2021. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian
Tahun 2020 – 2024, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Ircham, 2018. Pengembangan Sistem Transportasi Angkutan Umum Massal Perkotaan Berbasis Perkeretaapian,
Disertasi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Ismanto, 2020, Kebijakan Pengendalian Transportasi Di Dki Jakarta Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Covid-19, Focus Group Discussion (FGD) Kajian Pemodelan Pergerakan Orang dan Penyebaran Virus
Pada Bidang Transportasi Perkeretaapian Selama Pandemi Covid-19, Jakarta
Jakartabytrain, 2017, 11 Maret. Mengulik Rencana Perkeretaapian Jabodetabek. [Online]
Available at: https://jakartabytrain.com/2017/03/11/mengulik-rencana-perkeretaapian-jabodetabek/
[Diakses pada 1 Maret 2021].
Kementerian Perhubungan, 2000. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2000 tentang Jalur
Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2011. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Kereta Api, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2011. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2011 tentang Tata dan Cara
Pembuatan Grafik Perjalanan Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2012. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan
Teknis Jalur Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2014. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Penetapan Jaringan Pelayanan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian , Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2014. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.9 Tahun 2014
tentang Tata Cara Penetapan Jaringan Pelayanan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian, Jakarta:
Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2017. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.121 Tahun
2017 tentang Lalu Lintas Kereta Api, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2018. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.44 Tahun
2018 tentang Persyaratan Teknis Peralatan Persinyalan Perkeretaapian, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.

252 DAFTAR PUSTAKA


Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek , 2016. Peran BPTJ dalam Menciptakan Sinergi Program Revitalisasi
Angkutan Umum Perkotaan di Jabodetabek. Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbanghub), 2020, Dampak Pandemi Covid-
19 terhadap Perkeretaapian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Kereta Api, Jakarta
Capacity For Rail, 2014. Design Requirements and Improved Guidelines for Design, Madrid: CAPACITY4RAIL.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2017. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang
Perkeretaapian 2015 – 2019, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2017. Ensiklopedia Bidang Perkeretapaian, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2018. Review Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2018. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang
Perkeretaapian Tahun 2015 – 2019, Jakarta: Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019. Buku Statistik Bidang Perkeretaapian 2019, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2019,
Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020. Jumpa Pers Akhir Tahun 2020, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020. Laporan Pendahuluan Buku Perkeretaapian 2020, Jakarta:
Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2021. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian
Tahun 2020 – 2024, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Esveld, C., 2001. Modern Railway Track. 2nd ed. Zatbommel: MRT-Productions.
Ircham, 2018. Pengembangan Sistem Transportasi Angkutan Umum Massal Perkotaan Berbasis Perkeretaapian,
Disertasi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Ismanto, 2020, Kebijakan Pengendalian Transportasi Di Dki Jakarta Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Covid-19, Focus Group Discussion (FGD) Kajian Pemodelan Pergerakan Orang dan Penyebaran Virus
Pada Bidang Transportasi Perkeretaapian Selama Pandemi Covid-19, Jakarta
Jakartabytrain, 2017, 11 Maret. Mengulik Rencana Perkeretaapian Jabodetabek. [Online]
Available at: https://jakartabytrain.com/2017/03/11/mengulik-rencana-perkeretaapian-jabodetabek/
[Diakses pada 1 Maret 2021].
Kementerian Perhubungan, 2000. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2000 tentang Jalur
Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2011. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Kereta Api, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2011. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2011 tentang Tata dan Cara
Pembuatan Grafik Perjalanan Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2012. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan
Teknis Jalur Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2014. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Penetapan Jaringan Pelayanan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian , Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2014. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.9 Tahun 2014
tentang Tata Cara Penetapan Jaringan Pelayanan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian, Jakarta:
Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2017. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.121 Tahun
2017 tentang Lalu Lintas Kereta Api, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2018. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.44 Tahun
2018 tentang Persyaratan Teknis Peralatan Persinyalan Perkeretaapian, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 253


Kementerian Perhubungan, 2018. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.45 Tahun
2018 tentang Persyaratan Teknis Peralatan Telekomunikasi Perkeretaapian, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2018. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.50 Tahun
2018 tentang Persyaratan Teknis Instalasi Listrik Perkeretaapian, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2018. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.69 Tahun
2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2018. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2020. Studi Pendahuluan KPBU Pembangunan Jalur KA Lintas Kawasan Industri
Cikarang, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2020, Buku Pintar APBN Tahun Anggaran 2020, Sekretariat Direktorat Jenderal
Kementerian Perhubungan, Jakarta
Kementerian Perhubungan, 2020, Rencana Kerja Tahunan Kementerian Perhubungan dalam Penyusunan
Program Tahun 2020, Biro Perencanaan Sekretariat Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan,
Jakarta
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2019,
Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024, Bappenas, Jakarta
PT. INKA (Persero), 2015. Mengenal Istilah Bogie Pada Kereta Api (Bag.2). [Online]
Available at: https://www.inka.co.id/berita/533
[Diakses 07 Maret 2021].
PT. INKA (Persero), 2015. Mengenal Sarana Kereta Kelas Ekonomi di Indonesia. [Online]
Available at: https://www.inka.co.id/berita/569
[Diakses 07 Maret 2021].
PT. INKA (Persero), 2020. Kereta Berpenggerak. [Online]
Available at: https://www.inka.co.id/product/list/3
[Diakses 07 Maret 2021].
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2017. Sejarah Perkeretaapian. [Online]
Available at:
https://www.kai.id/corporate/about_kai/#:~:text=Sejarah%20perkeretaapian%20di%20Indonesia%2
0dimulai,Beele%20tanggal%2017%20Juni%201864.&text=Pada%20tahun%201942%20Pemerintah%
20Hindia%20Belanda%20menyerah%20tanpa%20syarat%20kepada%20Jepang
[Diakses 04 Maret 2021].
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2018. KAI Luncurkan KA Argo Parahyangan Priority. [Online]
Available at: https://kai.id/information/full_news/1258-kai-luncurkan-ka-argo-parahyangan-priority
[Diakses 07 Maret 2021].
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2019. Laporan Kajian Strategis Tentang Perlintasan Sebidang, Bandung
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2019. KAI Luncurkan Kereta Sleeper Baru, Luxury 2. [Online]
Available at: https://kai.id/information/full_news/2518-kai-luncurkan-kereta-sleeper-baru-luxury-2
[Diakses 07 Maret 2021].
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2020. Sarana Gerbong. [Online]
Available at: https://cargo.kai.id/produk/sarana
[Diakses 02 Maret 2021].
PT. Kereta Cepat Indonesia China, 2019. Development Progress Jakarta-Bandung High Speed Railway. [Online]
Available at: https://kcic.co.id/en/proyek/kereta-progres-pengembangan/
[Diakses 03 Maret 2021].
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2020. Urban Transport Yogyakarta, Yogyakarta: PT. Kereta Api Indonesia
(Persero).
PT Kereta Api Indonesia (Persero), 2020, Strategi Pemulihan Bisnis Angkutan Perkeretaapian Pasca Pandemi
Covid-19 Pembatasan Sosial Mendorong Penurunan Jumlah Penumpang, Bandung.

254 DAFTAR PUSTAKA


PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2021. Monitoring Kejadian Kecelakaan KA dengan Kendaraan Umum, Kantor
Pusat Perusahaan Umum Kereta Api, Bandung
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2021. Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA), Kantor Pusat Perusahaan
Umum Kereta Api, Bandung.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2021. Merdeka Bertaransportasi, Kantor Pusat Perusahaan Umum Kereta Api,
Bandung.
Republik Indonesia, 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2008, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,
Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian. Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api. Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2012. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2012 tentang Kewajiban Pelayanan Publik dan
Subsidi Angkutan Perintis Bidang Perkeretaapian, Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian Milik
Negara, Serta Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara. Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2015. Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Buku III Agenda Pembangunan Wilayah.
Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2015. Peraturan Presiden Nomor 124 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2012 tentang Kewajiban Pelayanan Publik dan Subsidi Angkutan Perintis
Bidang Perkeretaapian, Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Serta Perawatan dan
Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara. Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2015, Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara,
Jakarta: s.n
Republik Indonesia, 2016, Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Jakarta: s.n
Republik Indonesia, 2017. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2017, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, Jakarta: s.n
Republik Indonesia, 2020, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non-Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana Nasional, Jakarta:
s.n
Republik Indonesia, 2021. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Jakarta: s.n.
Republik Indonesia, 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perkeretaapian, Jakarta: s.n.
Salmiya, F. U., Ramadhani, N. & Haya, S. N., 2019. CBTC, Sistem Canggih Pengendali MRT Jakarta. [Online].
https://medium.com/elektronhme/cbtc-sistem-canggih-pengendali-mrt-jakarta-96520b4d990b
[Diakses 7 Maret 2021].

BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 255


ditjenperkeretaapian

Anda mungkin juga menyukai