BUKU INFORMASI
PERKERETAAPIAN 2020
djka.dephub.go.id perkeretaapian
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
PRAKATA
“Buku jadi salah satu sumber energi dan kebebasan bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan.” - Moh. Hatta
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba,
karena di dalam mencoba itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil.” - Buya Hamka
Tonggak dimulainya perjalanan kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama jalur
kereta api Semarang – Vorstenlanden pada 1864, yang berlanjut pada wilayah Sumatera dan juga jalur
Makassar - Takalar di Sulawesi. Tercatat Indonesia telah memiliki jalur kereta sepanjang 7.464 KM pada
tahun 1928. Perjalanan pembangunan perkeretaapian di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari
perjuangan kemerdekaan melalui transisi masa kependudukan Belanda, masa kependudukan Jepang,
hingga pada 28 September 1945, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, lahirlah Djawatan Kereta
Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI) setelah Pemerintahan Republik Indonesia mengambil alih
seluruh sektor penting termasuk transportasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, perkeretaapian Indonesia turut bertransformasi dari semula
lokomotif uap menjadi sumber utama penggerak torak, berkembang menjadi mesin diesel dan diesel
elektrik dengan tenaga yang lebih besar dan cakupan jarak tempuh yang lebih jauh. Tahun 1999,
Indonesia telah memiliki kereta komuter dengan tenaga listrik (KRL) yang menghubungkan wilayah
Jabodetabek. Layanan kereta komuter perkotaan berkembang dengan teknologi jalur kereta tanpa
balas dengan beroperasinya LRT Jakarta, LRT Jabodebek, LRT Palembang, dan MRT Jakarta.
Pembangunan dan reaktivasi jalur kereta api, pengoperasian jalur ganda kereta api, penyelenggaraan
layanan kereta cepat merupakan upaya yang dilakukan pada sektor perketeraapian untuk
meningkatkan efektifitas layanan guna mendukung tercapainya konektivitas nasional yang semakin
baik.
Buku ini merupakan persembahan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan bagi
seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung dan menjadi pendorong kemajuan
perkeretaapian Indonesia. Buku ini diawali dengan Bab Pendahuluan yang memberikan informasi terkait
sejarah perkeretaapian, regulasi, arah kebijakan serta capaian – capaian dalam penyelenggaraan
perkeretaapian nasional. Bab selanjutnya memuat perkembangan teknologi perkeretaapian,
prasarana perkeretaapian dan fasilitas pendukung operasional perkeretaapian, eksplorasi penggunaan
sarana perkeretaapian mulai dari lokomotif, kereta, gerbong, dan peralatan khusus, gambaran jaringan,
lalulintas, dan angkutan kereta api di Indonesia, potret keselamatan perkeretaapian mencakup aspek
sistem manajemen, isu beserta upaya mitigasinya. Sebagai penutup dipaparkan beragam hasil studi
baik dalam bentuk reviu kebijakan, kelayakan pembangunan jalur kereta api, maupun pengembangan
jaringan dan sistem pengawasan perkeretaapian, informasi proyek – proyek strategis nasional dalam
sektor perkeretaapian, serta kondisi terkini pada masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang
secara siginifikan berimplikasi pada layanan operasional perkeretaapian nasional baik penumpang
maupun barang yang memerlukan beragam strategi dan kebijakan untuk mendukung ketahanan bisnis
Harapan dari penyusunan Buku Informasi Perkeretaapian Tahun 2020 ini adalah tersajinya sumber
informasi perkeretaapian yang dapat menjadi acuan internal Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan, serta para pihak dan pemangku kepentingan terkait menemukenali pada
perkembangan perkeretaapian di Indonesia guna mendukung percepatan terwujudnya Indonesia
Emas di tahun 2045 yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.
Jakarta, Mei 2021
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Prakata ii
Daftar Isi iii
Daftar Istilah iv
BAB 1 PENDAHULUAN
5.1 Lokomotif 86
5.2 Kereta 87
5.3 Gerbong 91
5.4 Peralatan Khusus 92
5.5 Konstruksi dan Komponen Sarana Perkeretaapian 100
5.6 Tempat Pemeriksaan, Perawatan, dan Penyimpanan Sarana Perkeretaapian 102
Milik Negara
BAB 6 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN INDONESIA
ii DAFTAR ISI
BAB 7 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
9.1 Arahan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara) 2020-2024 213
9.2 Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional 213
9.3 Proyek Strategis Nasional Sektor Perkeretaapian 214
DAFTAR ISTILAH
A Angkutan Kereta Api adalah kegiatan pemindahan orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kereta api.
Angkutan Kereta Api Antarkota adalah perkeretaapian yang menghubungkan antarkota antarnegara,
antarkota antar provinsi, antarkota dalam provinsi, dan antarkota dalam kabupaten/kota.
Angkutan Kereta Api Perkotaan adalah perkertaapian perkotaan yang berada dalam suatu wilayah
perkotaan dapat melampaui satu provinsi, melampaui satu kabupaten/kota dalam satu provinsi, danberada
dalam satu kabupaten/kota.
Asesor adalah tenaga penilai yang menilai kualifikasi tenaga penguji, inspektur, auditor, tenaga pemeriksa,
tenaga perawatan, petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian, tenaga penanganan kecelakaan, tenaga
pemeriksa kecelakaan, tenaga analisis kecelakaan dan tenaga pelaksana pembangunan perkeretaapian.
Asisten Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang membantu masinis dalam mengoperasikan kereta
api.
Audit Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sistem perkeretaapian telah
dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis yang telah ditetapkan untuk keselamatan.
Auditor Perkeretaapian adalah petugas yang memenuhi kualifikasi keahlian dan diberi kewenangan untuk
melaksanakan audit prasarana, sarana, lalu lintas dan angkutan, sumber daya manusia dan keselamatan
perkeretaapian.
Audit Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (Audit SMKP) adalah verifikasi yang dilakukan
secara sistematis, independen dan terdokumentasi terhadap SMKP penyelenggara perkeretaapian dengan
kesesuaian kriteria SMKP yang telah ditetapkan dan diterapkan efektif.
Awak Sarana Perkeretaapian adalah orang yang ditugaskan di dalam kereta api oleh Penyelenggara Sarana
Perkeretaapian selama perjalanan kereta api.
B Badan Penyelenggara adalah badan usaha milik negara yang menyelenggarakan angkutan KA.
Balai Yasa adalah sebuah tempat untuk melakukan kegiatan perawatan sarana perkeretaapian meliputi
perawatan dua tahunan dan empat tahunan dan perbaikan untuk mengembalikan fungsinya (rehabilitasi)
serta modifikasi.
Balas adalah terusan dari lapisan tanah dasar dan terletak di daerah yang mengalami konsentrasi tegang yang
terbesar akibat lalu lintas kereta pada jalan rel.
Bantalan adalah berfungsi untuk meneruskan beban kereta api dan berat konstruksi jalan rel ke balas.
Bangunan Stasiun Kereta Api adalah bangunan untuk keperluan operasional kereta api yang terdiri dari
gedung, instalasi pendukung dan peron.
Blok ialah bagian jalan kereta api yang terletak di antara suatu stasiun dan blokpos yang terdekat, di antara
dua blokpos atau di antara dua stasiun yang letaknya berurutan yang memakai sistem blok.
Blok Tetap (fixed block) adalah suatu sistem yang menjamin aman dengan membagi petak jalan menjadi
beberapa bagian blok yang panjang dan lokasinya tertentu dimana hanya satu kereta dalam satu blok.
Blok Bergerak (moving block) adalah suatu sistem yang menjamin aman dengan membagi petak jalan
menjadi beberapa bagian blök yang panjang dan lokasinya berubah-ubah tergantung kecepatan dan posisi
kereta api yang bersangkutan dan kereta api yang didepannya.
Bogie adalah struktur yang berada di bawah badan kereta api dimana gandar dan roda menyatu melalui suatu
penumpu.
Bo- Bo atau tipe B adalah jenis lokomotif yang menggunakan dua buah roda penggerak.
Buku Daftar Waktu adalah buku yang memuat pengaturan perjalanan kereta api reguler dan kereta
api fakultatif dari stasiun pemberangkatan sampai stasiun tujuan.
iv DAFTAR ISTILAH
C Co-Co atau tipe C merupakan jenis lokomotif dengan tiga roda penggerak atau lokomotif bergandar 3
- 3 sehingga total penggeraknya ada 6 as roda atau memiliki 12 roda.
Commuter Line adalah jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek,
D Daerah Manfaat Jalan Kereta Api adalah jalan rel beserta bidang tanah atau bidang lain di kiri dan
kanannnya yang dipergunakan untuk konstruksi jalan rel.
Daerah Milik Jalan Kereta Api adalah daerah yang diperuntukkan bagi daerah manfaat jalan kereta api dan
pelebaran jalan rel maupun penambahan jalur dikemudian hari serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan
konstruksi jalan rel.
Daerah Pengawasan Jalan Kereta Api adalah ruang sepanjang jalan rel di luar daerah milik jalan kereta api
yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu dan diperuntukan bagi pengamanan dan kelancaran operasional
kereta api.
Depo adalah sebuah tempat untuk melakukan kegiatan perawatan sarana perkeretaapian meliputi
perawatan harian, bulanan, enam bulanan dan tahunan.
Diesel adalah bahan bakar cair yang digunakan untuk mesin diesel. Jenis yang paling umum dan banyak
digunakan adalah minyak bahan bakar yang terbuat dari hasil penyulingan minyak bumi.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian.
E Elevated adalah kereta api layang merupakan kereta api yang berjalan di atas permukaan tanah
(elevated) sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas kendaraan bermotor.
F Fasilitas operasi kereta api adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat
dioperasikan.
Frekuensi Perjalanan Kereta Api adalah jumlah perjalanan kereta api pada suatu jalur kereta api dalam
waktu 24 jam atau dalam periode waktu tertentu dengan satuan frekuensi kereta api adalah jumlah kereta
api dalam satuan waktu.
Gedung Stasiun Kereta Api adalah gedung untuk operasional kereta api yang terdiri dari gedung
G untuk kegiatan pokok, gedung untuk kegiatan penunjang dan gedung untuk kegiatan jasa pelayanan
khusus.
Gedung Stasiun untuk Kegiatan Pokok Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk menunjang
kegiatan pokok di stasiun.
Gedung Stasiun untuk Kegiatan Penunjang Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk menunjang
kegiatan usaha penunjang di stasiun.
Gedung Stasiun untuk Kegiatan Jasa Pelayanan Khusus Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk
menunjang kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun.
Gerbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau didorong lokomotif digunakan untuk
mengangkut barang.
Gerbong Datar adalah gerbong tanpa badan dan atap untuk mengangkut barang.
Gerbong Tangki adalah gerbong yang memiliki tangki untuk mengangkut barang.
Gerbong Terbuka adalah gerbong yang memiliki badan tanpa atap untuk mengangkut barang.
Gerbong Tertutup adalah gerbong yang memiliki badan dan atap dapat dibuka atau ditutup untuk
mengangkut barang.
Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) adalah pedoman pengaturan pelaksanaan perjalanan kereta api
yang digambarkan dalam bentuk garis yang menunjukkan stasiun, waktu, jarak, kecepatan, dan posisi
perjalanan kereta api mulai dari berangkat, bersilang, bersusulan, dan berhenti yang digambarkan secara
grafis untuk pengendalian perjalanan kereta api.
H Headway adalah selang waktu kereta api datang dan/atau berangkat suatu kereta api
dengan kereta api berikutnya. Satuan headway adalah menit.
High Speed Train adalah kereta yang bergerak dengan kecepatan rata-rata
di atas 200 km/jam. Kereta ini semula didesain untuk menjangkau kembali
pasar penumpang kereta yang telah beralih ke moda transportasi lain
karena ingin mempersingkat waktu tempuh.
DAFTAR ISTILAH
I Inspeksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kelaikan operasional prasarana dan
sarana perkeretaapian.
Inspektur perkeretaapian adalah petugas yang memenuhi kualifikasi keahlian dan diberi kewenangan
untuk melaksanakan inspeksi prasarana dan sarana perkeretaapian.
Insiden adalah kondisi kejadian yang berkaitan dengan keselamatan perkeretaapian dan keselamatan kerja
SDM Perkeretaapian yang dapat menimbulkan kerugian.
Instalasi pendukung bangunan stasiun kereta api adalah instalasi yang mendukung kegiatan operasional
kereta api.
Instalasi Listrik Perkeretaapian adalah fasilitas pengoperasian kereta api yang berfungsi untuk
menggerakkan kereta api bertenaga listrik, memfungsikan peralatan persinyalan dan telekomunikasi kereta
api yang bertenaga listrik.
J Jalan Rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, atau konstruksi lain yang
terletak di permukaan, di bawah, dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya.
Jalur Kereta Api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur
kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas da
bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.
Jalur kereta api khusus adalah jalur kereta api yang digunakan secara khusus oleh badan usaha tertentu
untuk menunjang kegiatan pokok badan usaha tersebut.
Jalur Ganda (Double Track) adalah jalur kereta api yang jumlahnya dua atau lebih dengan tujuan agar
masing-masing jalur digunakan untuk arah yang berbeda.
Jalur Tunggal (Single Track) adalah jalur tunggal rel kereta api yang biasanya digunakan pada lintasan yang
arus lalu lintasnya masih rendah.
Jaringan Jalur Kereta Api adalah seluruh jalur kereta api yang terkait satu dengan yang lain yang
menghubungkan berbagai tempat sehingga merupakan satu sistem.
Jaringan pelayanan angkutan kereta api adalah jaringan jalur kereta api yang dilayani angkutan kereta api.
Jembatan adalah struktur yang dibuat untuk menyebrangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta
api, ataupun jalan raya.
Kapasitas Jalur Kereta Api adalah kemampuan maksimum suatujalur kereta api untuk dapat
K menampung sejumlah perjalanan kereta api dalam waktu 24 jam atau dalam periode waktu
tertentu.
Kapasitas Stasiun adalah kemampuan maksimum suatu stasiun untuk dapat menampung sejumlah
perjalanan keretaapi dalam waktu 24 jam atau dalam periode waktu tertentu.
Kereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau didorong lokomotif atau mempunyai penggerak
sendiri yang digunakan untuk mengangkut orang.
Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan
dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan
perjalanan kereta api.
Kereta Api Barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang, pupuk, hasil tambang (pasir,
batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas.
Kereta Api Bandara adalah Kereta Api yang melayani dari/menuju Bandara.
Keterlambatan adalah suatu keadaan perjalanan Kereta Api lewat dari waktu yang ditentukan, seperti
keterlambatan keberangkatan atau keterlambatan kedatangan.
Kecelakaan Kereta Api adalah adalah peristiwa atau kejadian pengoperasian sarana kereta api yang
mengakibatkan kerusakan sarana kereta api, korban jiwa, dan/atau kerugian harta benda.
Keselamatan Perkeretaapian adalah suatu keadaan selamat dalam penyelenggaraan perkeretaapian.
vi DAFTAR ISTILAH
L Lalu Lintas Kereta Api adalah gerak sarana perkeretaapian di jalan rel.
Lintas ialah bagian jalan kereta api yang terdiri dari pada rangkaian beberapa petak jalan.
Light Rail Transit (LRT) adalah angkutan Perkeretaapian menggunakan Kereta Api ringan, sistem
pengoperasian elektrik, beroperasi pada jalurnya sendiri yang tidak dapat diakses oleh pejalan kaki dan
kendaraan apapun lainnya.
Lokomotif adalah sarana perkeretaapian yang memiliki penggerak sendiri yang bergerak dan digunakan
untuk menarik dan/atau mendorong kereta, gerbong, dan/ atau peralatan khusus.
M Maklumat Perjalanan Kereta Api (Malka) adalah perubahan Gapeka yang berlaku dalam
periode waktu tertentu.
Mass Rapid Transit (MRT) adalah sebuah sistem transportasi transit cepat.
Marka merupakan tanda berupa gambar atau tulisan yang berfungsi sebagai peringatan atau petunjuk
tentang kondisi tertentu pada suatu tempat yang tekait dengan perjalanan kereta api.
Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang bertugas mengoperasikan kereta api serta bertanggung
jawab sebagai pemimpin perjalanan kereta api.
Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian.
Nonperizinan adalah segala bentuk pelayanan, fasilitas fiskal, data, dan informasi sesuai dengan
N ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan Angkutan Kereta Api adalah pelayanan jasa angkutan kereta api dalam jaringan jalur
P kereta api.
Penjaga Perlintasan Kereta Api adalah orang yang menjaga perlintasan kereta api.
Pengguna jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang menggunakan jasa angkutan kereta api, baik
untuk angkutan orang maupun barang.
Pengurus ialah penguasa dinas yang mengurus jalan silang.
Pengusaha ialah perseorangan atau badan hukum yang menanggung biaya pembuatan jalan perindustrian
atau perseorangan atau badan hukun yang menanggung biaya eksploitasi jalan perindurstrian.
Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian adalah pihak yang menyelenggarakan prasarana
perkeretaapian.
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian adalah badan usaha yang mengusahakan sarana perkeretaapian
umum.
Peralatan Persinyalan Perkeretaapian merupakan fasilitas pengoperasian kereta api yang berfungsi
memberi petunjuk atau isyarat yang berupa warna atau cahaya dengan arti tertentu yang dipasang pada
tempat tertentu.
Peralatan Telekomunikasi Perkeretaapian merupakan fasilitas pengoperasian kereta api yang berfungsi
menyampaikan informasi dan/atau komunikasikepentingan operasi perkeretaapian yang dipasang pada
tempat tertentu.
Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia,
serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.
Perkeretaapian umum adalah perkeretaapian yang digunakan untuk melayani angkutan orang dan/atau
barang dengan dipungut bayaran.
Perkeretaapian khusus adalah perkeretaapian yang hanya digunakan untuk menunjang kegiatan pokok
badan usaha tertentu dan tidak digunakan untuk melayani masyarakat umum.
Perkeretaapian antarkota adalah perkeretaapian yang melayani perpindahan orang dan/atau barang dari
satu kota ke kota yang lain.
Perkeretaapian perkotaan adalah perkeretaapian yang melayani
perpindahan orang di wilayah perkotaan dan/atau perjalanan ulang
alik.
Perlintasan Sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta
api dengan jalan.
Persyaratan teknis adalah ketentuan teknis yang menjadi standar
spesifikasi teknis prasarana atau sarana perkeretaapian.
DAFTAR ISTILAH
P Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara persyaratan teknis
dan kondisi dan fungsi prasarana atau sarana perkeretaapian.
Pengujian Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
antara persyaratan teknis dan kondisi dan fungsi prasarana perkeretaapian.
Pengujian Sarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara
persyaratan teknis dan kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian.
Pemeriksaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan fungsi prasarana atau sarana
perkeretaapian.
Penumpang dengan Kebutuhan Khusus adalah penumpang karena kondisi fisiknya dan/atau permintaan
khusus penumpang yang memerlukan fasilitas dan perlakuan khusus, seperti penyandang disabilitas, lanjut
usia, wanita hamil, menggendong anak dan orang sakit.
Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,
dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami
hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya
berdasarkan kesamaan hak.
R Regulator adalah badan atau seseorang yang bertugas untuk memastikan bahwa sebuah
perusahaan atau badan yang mengoperasikan
Rencana Induk Perkeretaapian adalah rencana dan arah kebijakan pengembangan perkeretaapian yang
meliputi perkeretaapian nasional, perkeretaapian provinsi, dan perkeretaapian kabupaten/kota.
Ruang bebas adalah ruang tertentu yang senantiasa bebas dan tidak mengganggu gerakan kereta api
sehingga kereta api dapat berjalan dengan aman.
Sinyal Muka ialah sinyal yang memberi petunjuk kepada Masinis kereta api yang datang tentang kedudukan
sinyal utama yang berhubungan dengan sinyal itu.
Sinyal Perangkaian Wesel ialah sinyal yang menunjukan. bahwa kedudukan wesel-wesel di sepur yang
akan dilalui kereta api yang datang atau berangkat terjamin atau tidak.
Sinyal Sepur Keluar ialah sinyal utama yang menunjuk sepur atau kelompok sepur yang akan dilalui kereta
api yang berangkat.
Sinyal Sepur Masuk ialah sinyal utama yang menyempurnakan kedudukan sinyal masuk karena dapat
menunjukkan sepur atau kelompok sepur untuk sesuatu kereta api yang datang.
Sinyal Ulang ialah sinyal yang tampak dari tempat pelayanan atau dari tempat lain yang dapat menunjukkan
kedudukan lain sinyal.
Sinyal Utama adalah sinyal yang dapat memperlihatkan tanda “kereta api harus berhenti” atau “kereta api
boleh berjalan terus”.
Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP) adalah bagian dari sistem manajemen
penyelenggara perkeretaapian secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan keselamatan
perkeretaapian.
Slot adalah rencana/program perjalanan kereta api yang dituangkan dalam bentuk garis pada Grafik
Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
Spesifikasi teknis adalah persyaratan umum, ukuran, kinerja, dan gambar teknis prasarana atau sarana
perkeretaapian.
Standar keselamatan adalah ketentuan yang digunakan sebagai acuan agar terhindar dari risiko
kecelakaan.
Standar pelayanan minimum (SPM) adalah ukuran minimum
pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan dalam
memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, yang harus dilengkapi
dengan tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan
sebagai kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan
terukur.
DAFTAR ISTILAH
S SPM Angkutan Orang Dengan Kereta Api adalah SPM yang diperuntukkan bagi pelayanan
penumpang Kereta Api.
Stasiun kereta api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api untuk melayani naik dan
turun penumpang dan/atau bongkar muat barang dan/atau untuk keperluan operasi kereta api.
Stasiun Operasi adalah stasiun kereta api yang memiliki fasilitas untuk bersilang, menyusul kereta api dan/
atau langsir, dan dapat berfungsi untuk naik/turun penumpang dan/ atau bongkar muat barang.
Subway adalah kereta api yang berjalan dalam terowongan di bawah permukaan tanah.
Sumber Daya Manusia Perkeretaapian adalah meliputi tenaga penguji, inspektur, auditor, tenaga
pemeriksa, tenaga perawatan, petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian, awak sarana
perkeretaapian, petugas penanganan kecelakaan, petugas pemeriksa kecelakaan, petugas analisis
kecelakaan, asesor, dan tenaga pelaksana pembangunan prasarana perkeretaapian.
T Tanda/Semboyan adalah isyarat yang berfungsi untuk memberi peringatan atau petunjuk kepada
petugas yang mengendalikan pergerakan sarana kereta api.
Telegram Maklumat Perjalanan Kereta Api (Tem) adalah perubahan Gapeka yang berlaku dalam
periode waktu paling lama 3 (tiga) hari.
Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian adalah tenaga yang memenuhi tingkat keahlian sesuai dengan
kategori sertifikat kompetensi dan diberi kewenangan untuk melaksanakan pengujian prasarana
perkeretaapian.
Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian adalah petugas yang memenuhi kualifikasi keahlian dan diberi
kewenangan untuk melaksanakan pengujian sarana perkeretaapian.
Terowongan adalah salah satu infrastruktur pendukung jalur kereta api.
Terowongan Kereta Api adalah jalur terobosan di bawah tanah atau di bawah air yang dibuat dan digunakan
untuk lalu lintas kereta api
Trem adalah kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota.
W Wesel adalah konstruksi jalan rel yang paling rumit dengan beberapa persyaratan dan ketentuan
pokok yang harus dipatuhi.
x DAFTAR ISTILAH
BUKU INFORMASI PERKERETAAPIAN 2020 xi
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
BAB 1
PENDAHULUAN
id.wikipedia.org
SEJARAH PERKERETAAPIAN
1.1 INDONESIA
17 Juni 1864, Desa Kemijen menjadi
tonggak lahirnya perkeretaapian di tanah
air. Diawali dengan pencangkulan
pertama jalur kereta api Semarang -
Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J merahputih.com
Baron Sloet van de Beele, perkeretaapian
di Indonesia berkembang tidak hanya di
Pulau Jawa, tetapi juga di Sumatera dan
Sulawesi.
ERA HINDIA BELANDA
(1864-1942)
Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele memimpin
pembangunan jalur kereta api Semarang - Vorstenlanden di Desa Kemijen, Semarang
Timur pada tanggal 17 Juni 1864. Lebar sepur yang digunakan oleh Naamlooze
Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM), perusahaan
swasta pelaksana pembangunan jalur, adalah 1435 mm. Jalur kereta api negara
dibangun pada 8 April 1875 melalui Staatssporwegen (SS) dengan rute Surabaya -
Pasuruan - Malang. Berturut - turut perusahaan swasta Hindia Belanda pun turut
andil dalam pembangunan jalur kereta api di Indonesia seperti Semarang Joana
Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij
(SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram
Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri
Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM),
Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS),
Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM).
Tidak hanya di pulau Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dilaksanakan di Pulau
Sumatera dengan dibangunnya jalur Ulee - Lheue - Banda Aceh oleh Deli Spoorweg
Maatschappij (DSM) pada tahun 1876. DSM juga membangun jalur Belawan - Medan
dengan lebar sepur 1.067 mm di Sumatera Utara pada periode 1886 - 1888. Jalur
Puluer - Bukti Tinggi di Sumatera Barat dibangun pada tahun 1891 dan jalur Panjang -
Tanjung Karang di Sumatera Selatan dibangun pada tahun 1914 oleh
Staatssporwegen (SS). Jalur kereta api di Pulau Sulawesi mulai diinisiasi oleh NISM
melalui Staatsstramwegen op Celebes (STC) pada tahun 1920 dan jalan rel Makassar -
Takalar rampung terbangun pada tahun 1922. Pada akhir 1928, tercatat Indonesia
telah memiliki panjang jalan kereta api dan trem sepanjang 7.464 KM di mana 4.098
KM adalah milik pemerintah dan 3.375 KM dalam kepemilikan swasta.
Pemerintah Hindia Belanda meresmikan pengoperasian kereta api di Sulawesi pada 1 Juli 1923
dengan STC sebagai operatornya. Jalur kereta api sepanjang 47 KM dengan rute Makassar -
Takalar, atau tepatnya Pasarbutung - Takalar, mulai dibangun pada tahun 1922 dan resmi
dioperasikan per 1 Juli 1923. Akan tetapi, jalur ini hanya bertahan selama 7 tahun sebelum STC
resmi menghentikan operasi pada 1 Agustus 1930 karena kalah bersaing dengan truk dan
cikar, serta ditambah dengan krisis keuangan yang dialami oleh Pemerintah Hindia Belanda.
detik.com
4 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
heritage.kai.id
Sesuai dengan perjanjian damai dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949,
seluruh aset Pemerintah Hindia Belanda diambil alih oleh Pemerintah Indonesia,
termasuk didalamnya aset perkeretaapian. Pemerintah melakukan penggabungan
antara DKARI dan SS/VS pada 1 Januari 1950 dengan nama Djawatan Kereta Api (DKA).
Selang 13 tahun, tepatnya pada 25 Mei 1963, DKA berubah status menjadi Perusahaan
Negara Kereta Api (PNKA) berdasarkan PP No 22/1963. Pengalihan bentuk usaha dari
PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) didasarkan PP No. 61/1971. Untuk
meningkatkan layanan yang diberikan, PJKA beralih menjadi Perusahaan Umum Kereta
Api (PERUMKA) melalui PP No. 57/1990. Dengan dikeluarkannya PP No. 12/1998,
PERUMKA bertransformasi menjadi PT Kereta Api (Persero). PT KA (Persero) mulai
menghadirkan layanan kereta komuter dengan sarana Kereta Rel Listrik (KRL) untuk
wilayah JABODETABEK pada tahun 1999.
Sumber:
Review Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, 2018
Sejarah Perkeretaapian, heritage.kai.id
JEJAK SEJARAH
1864
Pencangkulan pertama jalur
kereta api Semarang-Vorstenlanden PERKERETAAPIAN
(Solo-Yogyakarta) oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda
Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele
INDONESIA
di Desa Kemijen, Semarang Timur
1886
- 1888
6 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
17 Juni 2008,
berdirinya PT MRT Jakarta
dengan lingkup kegiatan
pada pengusahaan dan
pembangunan sarana
dan prasarana MRT
12 Agustus 2008,
berdirinya PT KAI Commuter
Jabodetabek, anak perusahaan
PT KAI untuk pengelolaan KA
Komuter Jabodetabek Terbit PM No 43 Tahun 2011 12 Agustus 2014,
tentang Rencana Induk groundbreaking
Penetapan Direktorat
Perkeretaapian Nasional jalur KA Makassar -
Jenderal Perkeretaapian
(RIPNas) sebagai acuan Pare pare
menjadi salah satu
bagi pembangunan seluruh
organisasi eselon 1 Terbentuknya Balai
elemen penyelenggaraan
melalui Peraturan Presiden 2008 perkeretaapian nasional Teknik Perkeretaapian,
No. 10 Tahun 2005 Balai Perawatan, dan
Balai Pengujian
Kereta Api
2005 2011
2014
2009
8 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
2016
2020
2015 2021
10 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
DIREKTORAT JENDERAL
PERKERETAAPIAN
(UNIT KERJA ESELON I)
KASUBDIK KELAIKAN
FASILITAS OPERASI KA
12 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL
(UNIT KERJA ESELON II)
BAGIAN BAGIAN
PERENCANAAN KEUANGAN
BAGIAN BAGIAN
HUKUM KEPEGAWAIAN
SUB DIREKTORAT
SUB DIREKTORAT AUDIT DAN INSPEKSI
PENGELOLAAN KESELAMATAN
SARANA MILIK NEGARA
SUB DIREKTORAT
PEMERIKSAAN DAN ANALISIS
KECELAKAAN
SUB DIREKTORAT
KELAIKAN SARANA SUB DIREKTORAT
WILAYAH I SERTIFIKASI SDM DAN
AKREDITASI KELEMBAGAAN
1. Lembaga Riset
2 Badan Penelitian dan Riset/Akademis 2. Universitas
1. PT INKA
6 Industri Perkeretapian 2. PT LEN
3. PT PINDAD
1. Penyelenggaraan Pengujian/Sertifikasi
Prasarana
2. Penyelenggaraan Pengujian/Sertifikasi Sarana
3. Penyelenggaraan Diklat/Sertifikasi SDM,
Lembaga Badan Usaha Diklat, (Contoh: Politeknik Perkeretapian Indonesia
7
Pengujian, Sertifikasi Madiun; Balai Pelatihan Sriwijaya PT KAI,
Palembang; Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Ir. H. Djuanda PT KAI, Bandung; Politeknik
Transportasi Darat Indonesia-STTD)
14 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
REGULATOR
LEMBAGA LEMBAGA
DIKLAT KA RISET
PERKERETAAPIAN
INDONESIA
PENYELENGGARA OPERATOR
PRASARANA KA
KA
INDUSTRI
KA PUBLIK
BAB 22
BAB
ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM,
DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN
PERKERETAAPIAN
Mandat Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2030 (KM 296 Tahun 2020)
Visi perkeretaapian nasional 2030 adalah mewujudkan perkeretaapian yang
berdaya saing, berintegrasi, berteknologi, bersinergi dengan industri, terjangkau
dan mampu menjawab tantangan perkembangan, sedangkan tujuan dari RIPNas
adalah sebagai landasan hukum atau dasar dalam pelaksanaan kebijakan,
strategi dan program pembangunan perkeretaapian nasional serta menjadi
rujukan dalam pengembangan perkeretaapian propinsi dan kabupaten/ kota
pada saat ini dan masa depan. RIPNas akan menjadi acuan dalam pengembangan
perkeretaapian nasional sampai dengan 2030.
A
Pengembangan layanan perkeretaapian memperhatikan dampak
tidak langsung seperti peningkatan ekonomi wilayah, konektivitas
maupun penurunan angka kecelakaan transportasi darat.
B Ta rg e t p a n g s a p a s a r p e n u m p a n g l aya n a n t ra n s p o r t a s i
perkeretaapian sebesar 7% - 9% dan barang sebesar 11% - 13% dari
keseluruhan layanan transportasi nasional.
A Hasil kajian perjalanan orang dan barang dengan moda kereta api
untuk 5 (lima) pulau besar (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
dan Papua) pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 929,5 juta
org/tahun meliputi perjalanan antar provinsi dan internal provinsi
termasuk angkutan perkotaan.
Pada RKP 2018, penajaman dilakukan terhadap Prioritas Nasional (PN) dan
Program Prioritas (PP) dari 24 PN dan 88 PP menjadi 10 (sepuluh) PN dan 30
(tiga puluh) PP. Hal ini dilakukan dalam rangka memperkuat RKP 2018 dan
integrasi pembangunan antar K/L dan daerah. Direktorat Jenderal
Perkeretaapian sesuai tugas dan fungsinya mendukung pelaksanaan RKP 2018
melalui Prioritas Nasional (PN) nomor 8, yaitu infrastruktur, konektivitas dan
kemaritiman. Prioritas program perkeretaapian dalam RKP 2018 adalah
pembangunan infrastruktur perkeretaapian termasuk Proyek Strategis
Nasional (9 proyek yang didanai oleh APBN) dimana sekitar 75% program 2018
merupakan program lanjutan / penyelesaian / kontrak tahun jamak.
Keterangan:
*) Pagu DJKA 2019, sumber: http://e-monitoring.dephub.go.id/
**) Realisasi Tahun 2018 berdasarkan http://e monitoring.dephub.go.id/
***) Total pendanaan pada RPJMN adalah total pendanaan untuk prasarana dan sarana, termasuk
pendanaan diluar APBN
****) Realisasi akhir bulan Desember 2019
IKP 1 terkait realisasi rasio konektivitas antar wilayah pada Tahun 2017, 2018 dan 2019
masih dibawah target yang ditentukan pada setiap tahunnya. Namun pada tahun
2020 terdapat peningkatan nilai IKP ini yang dimana mencapai diatas target yang
ditentukan. Realisasi IKP 2 dan 3 terkait modal share angkutan penumpang dan
barang kereta api pada tahun 2017, 2018 dan 2019 sudah melebih target yang
ditentukan setiap tahunnya. Sedangkan realisasi IKP 4 dan 5 terkait pemenuhan
target angkutan penumpang dan barang kereta api dan IKP 6 tentang presentase
pengoperasian jalur KA yang sesuai dengan TQI (Track Quality Index) baru dapat
dievaluasi pada tahun 2020 karena IKP tersebut baru ditentukan pada Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020-2024.
Capaian indikator kinerja rasio kejadian kecelakaan transportasi kereta api (IKP 7)
pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 mempunyai nilai yang lebih rendah dari
target yang ditentukan dimana artinya kejadian kecelakaan transportasi KA setiap
tahunnya menurun. Realisasi IKP 8 terkait rasio gangguan keamanan pada pelayanan
jasa transportasi kereta api tahun memiliki capaian yang baik pada tahun 2017 dan
2019 meskipun rasio ini sempat menurun pada tahun 2018.
SASARAN PROGRAM (SP) 2 Terwujudnya Pelayanan Transportasi Kereta Api yang Handal, Berdaya
B
Saing, dan Memberikan Nilai Tambah
C SASARAN PROGRAM (SP) 3 Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan Transportasi Kereta Api
IKP 7 Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Kereta Api (Rate of Kejadian Kecelakaan/
7
Accident) 1 Juta Km Tempuh
IKP 8 Rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi Kereta Kejadian Kecelakaan/
8
Api 1 Juta Km Tempuh
SASARAN PROGRAM (SP) 4 Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi
D
Kereta Api
IKP 9 Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Transportasi Kereta
9 %
Api
IKP 10 Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca Dari Subsektor
10 %
Perkeretaapian
- - - - - - - - - - 9.89 10.14
- - - - - - - - - - 11.22 12.45
- - - - - - - - - - 82 82.83
0.55 1.15 0.55 0.24 0.55 0.26 0.26 0.24 0.26 0.15 0.24 0.19
BAB 3
TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
DJKA KEMENHUB
<200 >200
K e r e t a a p i K e r e t a a p i Ke r e t a a p i
kecepatan normal, kecepatan tinggi, m o n o re l , ya i t u
yaitu kereta api yaitu kereta api kereta api yang
yang mempunyai yang mempunyai bergerak pada 1
kecepatan kurang kecepatan lebih (satu) rel.
dari 200 km/jam. dari 200 km/jam.
heritage.kai.id
28 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
KERETA MAGLEV
Kereta api ini disebut juga
sebagai Maglev sebagai
singkatan dari Magnetic
Levitation, di mana kereta
diangkat dan didorong dengan
menggunakan medan magnet.
Pemanfaatan medan magnet
meniadakan gesekan dengan
infrastruktur, menyebabkan
kereta Maglev dapat berjalan
pada kecepatan sangat tinggi.
Teknologi ini sudah diterapkan
Bobo.grid.id secara komersil di beberapa
negara seperti Jerman, China,
Jepang, Perancis, Belanda, dan
Spanyol untuk menghubungkan
kota-kota yang berjauhan.
30 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
KERETA API
KECEPATAN RENDAH
Kereta api kecepatan rendah adalah
kereta yang bergerak dengan
kecepatan maksimal 100 km/jam.
Kereta jenis ini biasanya
dioperasikan sebagai kereta
perkotaan, komuter, atau antarkota.
Di Indonesia, kereta kecepatan
rendah ini yang digunakan oleh
operator sarana menyesuaikan
dengan kondisi prasarana yang
telah ada. Meskipun beberapa
lokomotif dan kereta mampu melaju
lebih dari 100 km/jam serta
beberapa petak terutama di jalur
utara Jawa memungkinkan
kecepatan di atas 100 km/jam,
namun kecepatan operasional
kereta api di lintas tersebut tidak CNBC Indonesia
lebih dari 100 km/jam.
KERETA API
KECEPATAN MENENGAH
Kompasiana.com
32 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
KERETA API
KECEPATAN TINGGI
zonapriangan.pikiran-rakyat.com
KabarPenumpang.com
34 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
finance.detik.com
TEKNOLOGI SARANA
PERKERETAAPIAN
36 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Monorail
M o n o r a i l a d a l a h ke re t a a p i ya n g
menggunakan jalur rel tunggal yang
dapat berupa konstruksi beton atau baja,
sedangkan rodanya menggunakan roda
karet sehingga dapat mengurangi suara
gesekan antara roda dan rel. Menurut
jenisnya terdapat dua jenis monorel,
yaitu:
wdwnt.com
B
1. Tipe straddle-beam dimana
kereta berjalan di atas rel
Keuntungan monorail dibandingkan jenis kereta api lain adalah sebagai berikut:
1. Membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar
yang diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat diatas jalan, hanya
membutuhkan ruang untuk tiang penyangga
2. Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan diatas beton
3. Bisa menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibandingkan kereta biasa
4. Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, resiko terguling jauh
lebih kecil. Resiko menabrak pejalan khaki pun sangat minim
5. Lebih murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah tanah
38 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Beberapa negara yang telah mengembangkan kereta api jenis ini adalah Tiongkok,
Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman. Dikarenakan mahalnya pembuatan rel
magnetik, saat ini hanya ada satu jalur Maglev yang dibuka untuk transportasi umum,
yaitu Shanghai Transrapid di Tiongkok yang menghubungkan Shanghai dengan Bandara
Pudong.
GAMBARAN
KERETA APIPERBANDINGAN
BAWAH JENIS
SARANA
TANAH KERETA API PERKOTAAN
(SUBWAY)
Perbandingan kinerja berbagai jenis moda angkutan umum perkotaan
berbasis kereta api berdasarkan ketersediaan layanan, kecepatan
perjalanan, kepadatan dan biaya disajikan dalam Tabel berikut.
Sumber: PT KAI,2020
TRAM KONVENSIONAL
40 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
1. 31,64 m 51 m 18-36 m 18 m
Panjang Sarana (1ts=3cars) (1ts=3cars) (1ts=2-4cars) (1ts=2cars)
Sumber: PT KAI,2020
Trackless Dipo
Stasiun <10.000m2
Gambar Kereta
Biaya per km 50-100 miliar rupiah 100 miliar rupiah 30,8 miliar rupiah
(miliar rupiah)
Sumber: PT KAI,2020
42 TEKNOLOGI PERKERETAAPIAN
Dok: DJKA Kemenhub
BAB 4
PRASARANA PERKERETAAPIAN
Jalur kereta api yang terdiri dari jalan rel, jembatan, dan terowongan
JALUR
4.1 KERETA API
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 60 Tahun 2012 dijelaskan bahwa jalur
kereta api adalah jalur yang terdiri atas
rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang
manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur
kereta api, dan ruang pengawasan jalur
kereta api, termasuk bagian atas dan
alinea.id
bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas kereta api. Terdapat 2 (dua) jenis jalur
kereta api yakni jalur tunggal/single track dan
jalur ganda/double track.
Konstruksi jalan rel jarak jauh biasanya Jalan rel di bawah tanah
b e ra d a p a d a p e r m u ka a n t a n a h , merupakan solusi dari
dimana pada jalan rel jarak jauh lahan ketersediaan lahan terutama
untuk pembangunan jalan rel tersedia. di wilayah perkotaan.
Jalan rel layang merupakan solusi agar wilayah yang dilewati tidak terbelah
dan tidak terjadi permasalahan sosial.
Untuk kepentingan operasional kereta api, maka jalur kereta api harus memilki
peraturan ruang berupa ruang bebas dan ruang bangun:
Ruang bebas lebar rel 1435 mm Ruang bebas lebar rel 1067 mm
46 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
A. LEBAR SEPUR
Lebar sepur atau rail gauge menurut Peraturan Menteri No. 60 Tahun 2012 merupakan
jarak minimum kedua sisi kepala rel diukur pada 0-14 mm di bawah permukaan teratas
rel. Untuk penggunaan dimensi rel yang berbeda lebar sepur tidak berubah atau tetap.
Lebar sepur dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Dengan lebar sepur kurang dari 1435 mm (762 mm, 1000 mm, dan 1067 mm),
hampir seluruh jalan rel di Pulau Jawa dan Sumatera.
BADAN JALAN
Badan jalan di daerah timbunan Badan jalan di daerah galian
48
40 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Bantalan
B
antalan berfungsi untuk meneruskan beban kereta api
dan berat konstruksi jalan rel ke balas, mempertahankan
lebar jalan rel dan stabilitas ke arah luar jalan rel.
Bantalan dapat terbuat dari kayu, baja/besi, ataupun
beton. Pemilihan jenis bantalan didasarkan pada kelas
dan kondisi lapangan serta ketersediaan.
Rel
Rel harus memenuhi persyaratan berikut:
Wesel
Wesel merupakan konstruksi jalan rel yang paling rumit dengan beberapa
persyaratan dan ketentuan pokok yang harus dipatuhi. Wesel terdiri atas
komponen - komponen sebagai berikut:
Rel Lidah
Rel Lantak
Rel Paksa
Sistem Penggerak
Jarum beserta
sayap-sayapnya Bagian-bagian wesel
Rel
Sistem Dinding
penambat penahan
Bantalan
Lapisan beton
pendukung
Bantalan
Slab beton pracetak Rel ditanam pada struktur beton tanpa bantalan Bantalan ditanam pada beton
50 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Sistem Penambat
Rel
Persyaratan untuk konstruksi jembatan bagian atas dan bawah disesuaikan dengan material
pembentuk konstruksinya: baja, beton (bertulang dan pra tegang), dan komposit.
Konstruksi jembatan bagian bawah paling sedikit harus memenuhi persyaratan berikut:
• Kapasitas daya dukung tanah lebih besar dari beban yang diterima dengan faktor
keamanan 2: 2,5.
• Tegangan (stress) yang timbul lebih kecil daripada tegangan yang diizinkan.
• Nilai standar unit penurunan yang merupakan rasio penurunan terhadap gaya aksial dari
struktur atas dan struktur bawah jembatan, nilai maksimumnya harus sesuai dengan
sebagaimana dinyatakan ketentuan yang berlaku.
Konstruksi pelindung
52 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Jembatan baja
JEMBATAN BEKASI
Konstruksi jembatan bagian atas dengan material
baja harus memenuhi persyaratan berikut:
• Tegangan (stress) dan tegangan lelah
(fatigue) yang timbul pada baja struktural
lebih kecil daripada tegangan yang diizinkan.
• Tegangan (stress) yang timbul pada baut dan
paku keling (rivet) lebih kecil dari tegangan
yang diizinkan.
• Tegangan tarik material minimal sama atau
lebih besar dari material yang disambung. www.flickr.id
Jembatan beton
Konstruksi jembatan bagian atas dengan material
beton bertulang dan beton prategang paling Jembatan Jatinegara diganti
sedikit harus memenuhi persyaratan berikut: DDT Manggarai - Jatinegara
• Tegangan (stress) yang timbul pada beton
lebih kecil daripada tegangan yang diizinkan.
• Material tumpuan atau perletakan (bearing)
pada abutment dan pilar dapat berupa
elastomer polyetelin atau bahan lainnya.
• Pe r sya rat a n m ate r i a l u n t u k e l a s t o m e r
polyetelin harus mengacu pada spesifikasi
ASTM.
• Material baja prestressed harus memenuhi https://m.youtube.com/watch?v=5X69mCF2zxA
persyaratan ASTM.
• Tegangan yang terjadi pada kawat prestressed
harus lebih kecil daripada tegangan yang
diizinkan.
Terowongan untuk kepentingan jalur kereta api terdiri dari 3 (tiga) jenis:
40
54 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
R.60/ Elastis
I > 20.106 120 18
R.54
Beton 60
Ganda
30 60
II
R.54/ Elastis
10.106 – 20.106 110 18
R.50
Beton/Kayu 60
Ganda
30 60
III
R.54/
5.106 – 10.106 Beton/Kayu/ Elastis
100 18 R.50/ 60 30 60
Baja Ganda
R.42
IV
R.54/
Beton/Kayu/ Elastis
2,5.106 – 5.106 90 18 R.50/ 60 30 60
Baja Ganda
R.42
V Elastis
< 2,5.106 80 18 R.42 Kayu/Baja 60 30 60
Ganda
Elastis
I > 20.106 160 22,5 R.60 Beton 60
Ganda
30 60
II
Elastis
10.106 – 20.106 140 22,5 R.60 Beton 60 30 50
Ganda
III
5.106 – 10.106 R.60 Elastis
120 22,5 Beton 60 30 460
/R54 Ganda
IV
< 5.106 R.60 Elastis
100 22,5 Beton 60 30 40
/R54 Ganda
Dalam Buku Statistik Perkeretaapian 2019-2020 panjang jalur kereta api menurut
lintas dari tahun 2015 hingga 2019 terdapat peningkatan seperti pada tabel di
bawah ini.
40
56 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Klasifikasi Stasiun
1. Stasiun penumpang
Stasiun penumpang paling sedikit dilengkapi dengan fasilitas:
FASILITAS
PENYANDANG KESEHATAN FASILITAS PEMBUANGAN
CACAT UMUM SAMPAH FASILITAS
INFORMASI
A. Stasiun Besar
Stasiun besar melayani pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api komersial,
kereta api perkotan dan antar kota dalam
jumlah banyak dan dilengkapi dengan
fasilitas penumpang dan bongkar muat
barang yang lengkap dan terpisah.
40
58 PRASARANA
PRASARANAPERKERETAAPIAN
PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
B. Stasiun Sedang
C. Stasiun Kecil
Melayani pemberhentian dan
pemberangkatan kereta api lokal jarak
dekat (kereta api komuter). Pada
emplasemen dibangun sedikitnya dua jalur
kereta api untuk memungkinkan kereta
saling bersilangan dan bersusulan.
2. Stasiun barang
Stasiun barang paling sedikit dilengkapi dengan fasilitas
3. Stasiun operasi
Stasiun barang paling sedikit dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
operasi kereta api. Stasiun Operasi ini berfungsi memberi kesempatan kereta
api untuk bersilangan dan bersusulan demi keamanan operasi.
OPERASI KERETA
KESELAMATAN API
40
60 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Stasiun kereta api di Indonesia dikodekan dengan singkatan yang tersusun dari dua
hingga empat huruf, yang karakter awal ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan
karakter berikutnya, yang dapat ditulis dengan huruf kapital atau huruf biasa.
Beberapa contoh kode stasiun di indonesia :
1. Stasiun Gambir (GMR)
2. Stasiun Bandung (BD)
3. Stasiun Cirebon (CN)
4. Stasiun Semarang Tawang (SMT)
5. Stasiun Yogyakarta (YK)
6. Stasiun Surabaya Gubeng (SGU)
7. Stasiun Tegineneng
8. Stasiun Pariaman (PMN)
9. Stasiun Medan Kota (MDN)
A PERSINYALAN
Sinyal adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk memberikan isyarat berupa
bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan
memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol
pengoperasian kereta api.
62 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
MACAM-MACAM SINYAL
1. Sinyal Tebeng
2. Sinyal Krian
3. Sinyal Alkmaar
Sinyal yang sekilas mirip dengan Sinyal Alkmaar ini, dilengkapi dengan
pesawat blok, sehingga dapat mengatur perjalanan kereta api dalam satu
petak (jarak antar dua stasiun). Sinyal S&H terdiri atas 2 (dua) tipe, yaitu tipe
manual dan tipe semi otomatis.
Pada tipe manual, sistem persinyalan digerakkan
dengan tenaga manusia. Palang sinyal pada tiang
sinyal digerakkan dengan tuas pengerak sinyal
yang ditempatkan di stasiun. Tuas penggerak
dan palang sinyal dihubungkan dengan kawat
atau rantai. Persinyalan Alkmaar dan S&H manual
dipergunakan pada jalur kereta api dengan
frekuensi perjalanan kereta api yang tidak padat.
Sistem pengamanan perjalanan kereta api
dilakukan berdasarkan pertukaran warta antar
stasiun yang kemudian dicatat dalam buku warta
kereta api.
Sinyal S&H (heritage.kai.id)
40
64 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
5. Sinyal Elektrik
Sinyal elektrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas untuk
mengatur jalan/ tidak jalannya kereta api. Jenis persinyalan ini terdiri dari
sinyal masuk, sinyal berangkat dan sinyal muka.
Lampu sinyal merupakan salah satu dari empat komponen sistem interlocking
kereta api selain blok, wesel, dan track. Warna atau indikator lampu sinyal
berfungsi memberi tanda kapan masinis boleh memberhentikan atau
menjalankan kereta api yang dikemudikan. Warna atau indikator dari lampu
sinyal merupakan rambu yang harus dipatuhi mutlak oleh masinis demi
keselamatan perjalanan kereta api. Lampu indikator sinyal terdiri atas 3 (tiga)
warna yaitu lampu hijau sebagai indikasi aspek berjalan, lampu kuning
mengindikasikan aspek berjalan hati-hati, dan lampu merah sebagai indikasi
aspek berhenti.
STASIUN
a. Elektrik
66 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
b. Mekanik
Sinyal mekanik adalah perangkat sinyal yang digerakkan secara mekanik,
disini ada papan/lengan semapur yang dinaikkan dan diturunkan untuk
memberi perintah kepada masinis kereta api. Sistem ini masih digunakan
di Indonesia pada lintasan dengan frekuensi yang rendah namun mulai
ditinggalkan dan digantikan dengan sistem yang lebih mutakhir.
Interlocking Pesawat
mekanik blok
Peraga Penggerak
sinyal wesel
elektrik elektrik
Pendeteksi
sarana Penghalang
perkeretaa sarana
pian
STASIUN
68 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
TANDA / SEMBOYAN
Tanda/semboyan merupakan isyarat yang berfungsi untuk memberi peringatan
atau petunjuk kepada petugas yang mengendalikan pergerakan sarana kereta
api. Tanda/semboyan dapat berupa suara, cahaya, bendera, dan papan
berwarna.
Semboyan Langsir
Semboyan Genta
B TELEKOMUNIKASI
Peralatan telekomunikasi dipergunakan sebagai sistem kendali dan kontrol dalam
pengendalian perkeretaapian seperti menggunakan perangkat komunikasi
frekuensi radio, kabel, dan nirkabel. Saat ini perlengkapan komunikasi terintegrasi
sudah dibangun dalam pengendalian kereta modern yang dihubungkan dengan
jejaring komunikasi berbasis elektronik dan digital yang memungkinkan layanan
komunikasi terintegrasi dapat berlangsung efisien dan optimal.
Pesawat Telepon
A) KOMUNIKASI OPERASI KA
PEREKAM SUARA
Media penyimpanan digital
• Semua informasi suara
• Data Komunikasi
TRANSMISI
• Transmisi yang menggunakan kabel
• Kabel tembaga
• Serat OPTIK
• Kabel LCX
• Radio microwave
• Trunked mobile radio • OCC Manggarai
• Komunikasi audio
• Komunikasi visual
• Komunikasi video
• Sistem SCADA
• Remote Terminal
Unit (RTU)
• Regional Remote
Supervisory (RRS)
• Centralized
Remote
Supervisory (CRS)
70 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Peralatan wayside di
stasiun dan sepanjang
jalur kereta
Peralatan
Automatic Train
Supervisory (ATS)
yang berada di
Operation Control
Center (OCC)
SISTEM
KERETA
C INSTALASI LISTRIK
Instalasi listrik digunakan untuk menggerakkan kereta api bertenaga listrik,
memfungsikan peralatan persinyalan yang bertenaga listrik, memfungsikan peralatan
telekomunikasi dan memfungsikan fasilitas penunjang lainnya yang memerlukan
elektrifikasi.
72 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Fa s i l i t a s p e n u n j a n g b e r f u n g s i u n t u k m e n d u ku n g
3 beroperasinya peralatan transmisi tenaga listrik.
alinea.id Keretapedia
74 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Badan usaha yang dapat berperan dalam penyelenggaraan prasarana dapat berbentuk Badan
Usaha Milik Negara (BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau badan hukum Indonesia.
Pengadaan badan usaha terebut dapat melalui lelang, Menteri,
penunjukan langsung, atau penugasan dengan perjanjian A untuk perkeretaapian nasional
kerjasama atau konsesi. Dalam perjanjian konsesi apabila
Gubernur,
waktu konsesi sudah berakhir maka prasarana B untuk perkeretaapian provinsi
Perkeretaapian umum, lahan, dan seluruh aset yang
diperhitungkan sebagai investasi dalam penyelenggaraan Bupati/Walikota,
Prasarana Perkeretaapian umum diserahkan kepada C untuk perkeretaapian
kabupaten/kota
Perkeretaapian Umum
Izin Izin Izin
Investor Usaha Pembangunan Operasi
Pemberian Kewenangan
Tatanan perkeretaapian:
Perkeretaapian Menteri Perhubungan Menteri Perhubungan
Nasional Menteri Perhubungan
Perekeretaapian Gubernur (persetujuan teknis Gubernur (persetujuan teknis
Menteri Perhubungan
Provinsi dari menhub) dari menhub)
Perkeretaapian Menteri Perhubungan Bupati /Walikota (persetujuan Bupati /Walikota (persetujuan
Kabupaten/Kota Gubernur dan Menhub) Gubernur dan Menhub)
Perkeretaapian Khusus
Perkeretaapian
Menteri Perhubungan Menteri Perhubungan
Nasional
Perekeretaapian Gubernur (persetujuan teknis Gubernur (persetujuan teknis
Provinsi dari menhub) dari menhub)
Perkeretaapian Bupati /Walikota (persetujuan Bupati /Walikota (persetujuan
Kabupaten/Kota Gubernur dan Menhub) Gubernur dan Menhub)
Perkeretaapian
Pengoperasian
Pengusahaan
76 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Perkeretaapian
Pengusahaan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor
124 Tahun 2015 skema pengoperasian dan pemeliharaan prasarana perkeretaapian
dengan adanya BUPP adalah sebagai berikut:
Prasarana
Prasarana
Pemerintah harus
menyediakan biaya perawatan
dan pengoperasian (IMO) Diperlukan Biaya Perawatan
untuk perawatan dan dan Pengoperasian (IMO)
pengoperasian prasarana yang
dimiliki oleh pemerintah
78 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Perawatan Jalur Kereta Api, terdiri atas perawatan rel, bantalan, balas, wesel, dan perlintasan.
Perawatan Fasilitas Operasi Kereta Api, terdiri atas perawatan peralatan sinyal, telekomunikasi,
dan instalasi listrik.
Pengaturan langsiran
Pemeriksaan dan penjagaan jalan rel, jembatan, terowongan dan pintu
perlintasan resmi dijaga
b. Perawatan Jembatan
Dihitung berdasarkan kebutuhan biaya per kegiatan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
lapangan, beban perawatan berkala dan/atau perawatan ideal yang terdiri dari :
Biaya perawatan
Biaya perawatan Biaya perawatan
sinyal, telekomunikasi
jalan rel jembatan
dan LAA
80 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Biaya langsung tetap perawatan prasarana dan biaya tidak langsung tetap
perawatan prasarana adalah presentase dari biaya langsung.
a. Pengaturan langsiran
Dimana:
BPJR = Biaya perawatan jalan rel
BPJB = Biaya perawatan jembatan
BPSTL = Biaya perawatan sinyal, telekomunikasi dan LAA
BLT = Biaya langsung tetap perawatan prasarana
BTLTP = Biaya tidak langsung tetap perawatan prasarana
Dimana:
BLTo = Biaya Langsung Tetap Pengoperasian Prasarana
BTLTo = Biaya Tidak Langsung Tetap Pengoperasian Prasarana
82 PRASARANA PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
1.80
1.65 T
1.60 1.50 T
1.47 T
1.40 1.32 T
trilyun rupiah
1.20 1.14 T
1.10 T
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Alokasi Dana IMO Prasarana Perkeretaapian Indonesia pada Awal
Tahun Anggaran 2015 - 2020
Data yang tersedia menunjukkan bahwa dana yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
kebutuhan standar perawatan dan pengoperasian prasarana yang ditetapkan belum
sepenuhnya terwujud termasuk menyelesaikan permasalahan backlog perawatan yang
terjadi pada periode sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan perawatan prasarana KA tidak
dilakukan pada skala penuh. Pada praktiknya, perawatan prasarana dilaksanakan
berdasarkan prioritas dan ketersediaan anggaran. Praktik ini berimplikasi pada:
Oleh karena itu, perlu direncanakan secara komprehensif kebijakan pemenuhan kebutuhan
anggaran pembiayaan IMO untuk melaksanakan perawatan prasarana KA pada skala penuh
untuk memberikan dukungan pada peningkatan keselamatan perkeretaapian secara
menyeluruh.
BAB 5
SARANA PERKERETAAPIAN
INDONESIA
5.1 LOKOMOTIF
5.2 KERETA
5.3 GERBONG
5.4 PERALATAN KHUSUS
5.5 KONSTRUKSI DAN KOMPONEN SARANA PERKERETAAPIAN
5.6 TEMPAT PEMERIKSAAN, PERAWATAN, DAN PENYIMPANAN
SARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
liputan6.com
Sarana Perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rel, wajib
memenuhi persyaratan teknis dan kelaikan operasi yang berlaku bagi setiap jenis
sarana perkeretaapian.
1. Lokomotif
Lokomotif adalah sarana perkeretaapian yang memiliki
penggerak sendiri yang bergerak dan digunakan untuk menarik
dan/atau mendorong kereta, gerbong, dan atau peralatan khusus.
2. Kereta
Kereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau
didorong lokomotif atau mempunyai penggerak sendiri yang
digunakan untuk mengangkut orang.
3. Gerbong
Gerbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik lokomotif
yang digunakan untuk mengangkut barang.
4. Peralatan khusus
Peralatan khusus adalah sarana perkeretaapian yang tidak
digunakan untuk angkutan penumpang maupun angkutan barang
tetapi untuk keperluan khusus.
5.1 LOKOMOTIF
Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api dimana terdapat mesin untuk
menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian
kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api
berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan Kereta api melalui sinyal yang
terletak di pinggir jalur rel. Sarana perkeretaapian yang memiliki penggerak sendiri
yang bergerak dan digunakan untuk menarik atau mendorong kereta, gerbong, dan
peralatan khusus. Jenis-jenis lokomotif berdasarkan mesin adalah sebagai berikut:
a. Lokomotif Uap
d. Lokomotif Listrik
Lokomotif CC 204
wikipedia.org
5.2 KERETA
Kereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau didorong lokomotif atau
mempunyai penggerak sendiri yang digunakan untuk mengangkut orang.
KERETA DENGAN
5.2.1 PENGGERAK SENDIRI
Kereta yang bergerak dengan penggerak sendiri pada umumnya merupakan kereta api
komuter. Sumber daya penggerak bisa berasal dari listrik, diesel elektrik, maupun diesel
hidrolik.
Komponen Utama
Data Teknis
5.3 GERBONG
a. Gerbong Datar
b. Gerbong Terbuka
c. Gerbong Tertutup
d. Gerbong Ketel
e. Bagasi
balaiperawatan.id
balaiperawatan.id balaiperawatan.id
balaiperawatan.id
balaiperawatan.id
balaiperawatan.id balaiperawatan.id
balaiperawatan.id
balaiperawatan.id balaiperawatan.id
balaiperawatan.id
balaiperawatan.id
balaiperawatan.id
balaiperawatan.id balaiperawatan.id
todayonline.com
Lokomotif ü - ü - - - ü -
Kereta Inspeksi
ü 1 - - ü ü - - ü
/multiple)
(Kereta/multiple)
Kereta Ukur - - ü ü - - - ü
Crane + GD ü - ü - ü ü - -
Kereta Penolong ü - - - ü ü - ü
MTT ü - ü 3 ü - - - ü
Lori / TMC ü ü- ü ü ü ü ü ü
Kereta Kedinasan - - - - - - ü -
Gerbong Datar ü - ü - ü 19 ü - -
Gerbong Terbuka ü 10 - ü - ü - ü -
Palembang:
Medan: 1 Ekscavator Geismar
1 Lokomotif 1 Lori
10 Gerbong Terbuka 1 Kereta Ukur
10 Gerbong Datar 3 Multi Tie Tamper
3 Multi Tie Tamper 1 Unit Road Working
1 Kereta Inspeksi Vehicle Car
1 Lori
1 Set Crane Telescopic
Rejosari (Bandar
Lampung):
10 Gerbong Terbuka
10 Gerbong Datar Jakarta:
1 TMC (Depok)
1 set (2 Unit) KA Inspreksi Semarang:
1 Lori
Lampung:
1 Lokomotif
Bandung:
19 Gerbong datar
1 Set Crane Telescopic
1 Set (2 Unit) Kereta Inspeksi
1 Unit Lori
Solo:
Jatibarang (Indramayu): 1 TMC
4 Multi Tie Tamper 1 Set Crane Telescopic
2 Unit KA Ukur
1 Unit KA Inspeksi
Kroya: Madiun:
10 Gerbong Datar 3 Lokomotif
6 Kereta Kedinasan
Pekalongan: 19 Gerbong Terbuka
8 Gerbong Datar
5.5.2 BADAN
Badan adalah suatu susunan konstruksi las
yang terdiri dari komponen-komponen
utama seperti atap, dinding samping,
dinding ujung dan harus memenuhi
persyaratan teknis:
5.5.4 BOGIE
Bogie adalah susunan perangkat roda, rangka, dan sistem suspensi sebagai kesatuan
struktur yang mendukung sarana perkeretaapian saat berjalan di atas jalan rel.
Terdapat berbagai seri bogie yang digunakan pada rangkaian kereta api di Indonesia, di
antaranya adalah Bogie Pensylvania (K-2), NT-11 (K-5), NT-60 (K-8), Bolsterless (K-9),
dan lain-lain. Contoh spesifikasi dan gambar bogie yang digunakan pada kereta
penumpang di Indonesia terdapat pada Gambar berikut.
inka.co.id
balaiperawatan.id
balaiperawatan.id
5.6.1 DEPO
Depo adalah tempat penyimpanan dan perawatan kereta api. Depo memiliki
infrastruktur penting yang digunakan untuk merawat kereta seperti jalur penyimpanan,
jalur inspeksi, gudang untuk overhaul, perawatan tak terjadwal seperti perbaikan besar,
pengecekan roda, pembersihan bagian kereta secara keseluruhan, dll.
Luas area stabling dan depo bergantung dari jenis, ukuran, dan sifat lokomotif maupun gerbong
karena akan mempengaruhi kinerja dan kebutuhan stabling dan depo.
google.maps/photo/Dapi Suyatmi
google.maps/photo/Ridwan Kurniawan
google.maps/photo/riski flash
google.maps/photo/Denyun Kurusetra
Inspection Lines
Inspection lines digunakan untuk
mengecek kereta sesuai jadwal
yang sudah ditentukan.
Maintenance/Workshop Lines
Jalur perawatan atau bengkel
digunakan untuk perbaikan
kereta yang cukup berat.
docplayer.info docplayer.info
BALAI PERAWATAN
PERKERETAAPIAN
SUB-BAGIAN
TATA USAHA
SEKSI SEKSI
PERAWATAN PERAWATAN
BERKALA BERAT
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
balai pengujian
5.6.4 perkeretaapian
Balai Pengujian Perkeretaapian merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis setingkat
Eselon III di lingkungan Kementerian Perhubungan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian yang bertugas untuk melakukan
pengujian perkeretaapian. Dalam pelaksanaan tugasnya, Balai Pengujian
Perkeretaapian menyelenggarakan berbagai fungsi dalam aspek sarana perkeretaapian
sebagai berikut:
Pelaksanaan pengujian pertama dan
A. berkala sarana perkeretaapian
berpenggerak dan tanpa penggerak.
BALAI PENGUJIAN
PERKERETAAPIAN
SUBBAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
BAB 6
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
PERKERETAAPIAN DI INDONESIA
1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240
LEGENDA
BANDAR UDARA
PELABUHAN
JALUR KA RENCANA
JALUR KA BEROPERASI
SUMATERA BARAT
1. Indarung-Sawahlunto = 168,161 Km
2. Lubuk Alung-Naras = 27,844 Km
3. Duku-Bandara Internasional
Minangkabau = 3,947 Km
10,8km’sp MEDAN
BANDAR KHALIFAH 2,95km’sp PULO
PADANG
AER 85,61% LINTAS BESITANG-LANGSA
SEGMEN BESITANG-SEI LIPUT
SASARAN
PENGEMBANGAN RENCANA JARINGAN
Menghubungkan jalur kereta
KERETA TAHUN 2030
e k s i s t i n g d e n g a n Tr a n s 2.900km
Sumatera Railways.
MATANG GLUMPANG II
BLANGPANYANG
0+000
PELABUHAN
BIREUN (BIR)
KRUENG GEUKEH
BANDA ACEH (BNA) SIGLI (SGI)
PEUDADA
123+560
35+450
21+450
CUNDA
11+350
PALOH
JENTHO
GEURUGOK (GRU)
16+950
BUNGKAH
LHOKSEUMAWE (LSM)
SEULIMEUM
6+350
LHOKSEUKON
IDI
KUALA SIMPANG
LANGSA 445+265
SEI LIPUT (SLT) 411+250 PANGKALAN SUSU
HALABAN (HLB) 427+950 96+900
SEI SIRAH (SSH) 436+500 P. BRANDAN (PBD)
AH
K)
LIF
(BT
HA
KUALA BINJAI
UIS
(BA DARK
41+750 (BIJ)
GK
20+889
KUALANAMU (KNM)
TAN
SUNGGAL
BA P)
BA
MDN MDN
BIJ 20,889 4,655 PUB MEDAN (MDN)
BSG 80,905 101,794 16,717 12,062 LBU ARAS KABU (ARB) LUBUK PAKAM (LBP)
LGS 72,76 153,665 174,554 21,607 16,952 4,890 BLW 00+000 22+968 29+366
PERBAUNGAN (PBU)
GALANG
PERTUMBUKAN LIDAHTANAH (LDT)
14+455
19+000
DOLOKMERANGIR
RAMPAH (RPH)
SIANTAR (SIR)
61+850
BAMBAN (BMB)
48+467
(DMR)
RAMBUTAN (RMT)
DANAU TOBA
TEBING TINGGI (TBI) 80+542
LAUTDATAR
PAYAPINANG
DUSUN (DSU)
TANJUNGBALAI (TNB)
TBI TBI SEIBEJANGKAR (SBJ) 174+442
TELUK NIBUNG
SIR 32,075 17,749 BDT
RPH 50,767 18,692 35,605 17,856 KTJ KISARAN (KIS) 179+024
LDT 16,746 67,513 35,438 73,197 55,448 73,304 KIS 153+739
LBP 15,738 32,484 83,251 51,176 108,867 91,118 108,974 35,670 PUR SENTANG
ARB 6,612 22,350 39,096 89,863 57,788 151,649 133,900 151,756 78,452 42,782 PME HENGELO (HL)
KNM 4,680 11,292 27,030 43,776 94,543 62,468 187,069 169,320 187,176 113,872 78,202 35,420 RAP
MDN 27,434 22,754 29,366 45,104 61,850 112,617 80,542 248,197 230,448 248,304 175,000 139,330 96,548 61,128 KOTA PINANG TELUKDALAM (TUK) 19+880
PULURAJA (PUR)
28+280
AEKLOBA (AKB)
MAMBANGMUDA (MBM)
51+754
SITUNGIR (SIU)
PAMINGKE (PME)
PADANGHALABAN (PHA)
DUMAI
MARBAU (MBU)
PONDOK S3
PRABUMULIH
ARAH JAMBI
SEKAYU
GUNUNGMEGANG
TANJUNGTERANG
BETUNG
LUBUK LINGGAU
TALANGPADANG
KARANGGENDE
322+295
TEBING TINGGI
MUARASALING
PENANGGIRAN
PAYAKABUNG
SAUNGNAGA
KOTAPDANG
MUARAGULA
BANJARSARI
BUNGAMAS
GLUMBANG
SUKACINTA
SUKARAJA
BELIMBING
SERDANG
UJANMAS
PENIMUR
TANJUNG API API
LEMBAK
500+140
484+974
474+365
549+448
528+945
519+903
459+986
321+530
338+188
345+594
344+254
333+422
363+479
353+852
373+335
360+500
354+344
423+632
387+895
381+524
374+445
367+039
406+831
NIRU
X.6
KERTAPATI
400+102
SIMPANG
388+500
MUARAENIM
396+093
LAHAT
434+159
X.5
318+800
TANJUNGRAMBANG
309+260
PAGER GUNUNG
290+736
PANINJAWAN
267+099
LUBUK RUKAM
259+592
BLIMBING AIR KAKA
250+768
BELATUNG
242+890
TIGA GAJAH
229+978
KEMELAK BATU RAJA
221+915
227+985
SEPANCAR
AIR TUBA
218+708 PBR X6 PBR X6
212+625
TLP 24,181 18,697 LEB
GILAS PNG 24,220 48,401 34,331 15,634 GLB
SUNGAI TUHA 205+399 ME 22,186 46,406 70,587 43,988 25,291 9,657 SDN
201+011 LT 38,063 60,249 84,469 108,650 53,775 35,078 19,444 9,787 PYK
TI 77,117 104,644 137,366 161,586 185,767 69,009 50,312 34,678 25,021 15,234 SIG
LLG 29,545 115,289 153,352 166,911 191,131 215,312 80,611 61,914 46,280 36,623 26,836 11,602 KPT
MARTAPURA WAY TUBA
183+607
195+641 GIHAM
172+949
BLAMBANGAN UMPU
163+032
NEGERI AGUNG
135+765
TULUNG BUYUT
135+765
NEGARA RATU
126+465
KETAPANG
115+283
CEMPAKA
105+828
HAJI PEMANGGILAN
BEKRI
NRR
BBU
36,566
32,606
69,172
22,987
32,364
SPC
9,377 BTA
TEGINENENG REJOSARI
KB 28,800 65,366 97,972 34,337 11,350 1,973 TJH 39+094 28+554
NATAR
TGI 58,575 87,375 123,941 156,547 63,951 40,964 31,587 29,614 LRM
TNK 26,864 85,439 114,239 150,805 183,411 95,159 72,172 62,795 60,822 31,208 PGG LABUAN BATU
THN 15,373 42,237 100,812 129,612 166,178 198,784 125,889 102,902 93,525 91,552 61,938 30,730 PBR X6 17+013
TANJUNG KARANG
GERUNTANG
12+230
PIDADA
KETERANGAN: TARAHAN
STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG PELABUHAN PANJANG 6+821
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL TELUK BETUNG
PELABUHAN
PASAMAN
SUNGAI LIMAU
75+000
NARAS (NRS)
67+543
PAYAKUMBUH (PY)
PARIAMAN (PMN) 147+758
60+692 BUKITTINGGI
(BKT)
KURAI TAJI (KI) 94+675
54+164
PADANG PANJANG (PP)
75+361
PD PD SICINCIN (SCN)
DUK 18,939 2,626 PIA LUBUK ALUNG (LA) 53+136
LA 13,667 32,606 5,000 2,374 TBY 39+699
BIM 17,614 3,947 22,886 4,686 2,06 4,434 KAJ
KI 32,079 14,465 28,132 47,071 8,909 6,283 8,657 4,223 IMA
NRS 13,379 45,458 27,844 41,511 60,450 14,824 12,198 14,572 10,138 5,915 IDA
PASAR USANG (PRU)
31+621
DUKU (DUK)
26+032
BANDARA INTERNASIONAL
MINANGKABAU
TABING (TAB)
16+340
PADANG (PD)
5+000
KAMPUNG JUAR
4+434
PINTU AIR
PULAU AIE (PLA) 2+374
2+374
PEKANBARU
LIPAT KAIN
LOGAS
SILUKAH
199+000
177+428
BATU TABAL (BTL)
93+873
TANJUNG AMPALU (TJA)
164+677
KACANG (KCN)
104+609
SAWAHLUNTO (SWL)
155+520 PADANG SIBUSUK (PSK)
SINGKARAK (SKA) 1551+442
114+450
INDARUNG (IDA)
14+572
SASARAN
PENGEMBANGAN RENCANA JARINGAN
KERETA TAHUN 2030
Mengoptimalkan jaringan eksisting
m e l a l u i p ro g ra m p e n i n g k a t a n , 5.590 KM
rehabilitasi, reaktivasi lintas non- (Jawa, Madura, dan Bali)
operasi serta peningkatan kapasitas
lintas melalui pembangunan jalur
ganda dan shortcut.
MR MR
JG 24,139 24,139 JG
KTS 15,308 39,447 39,447 15,308 KTS
NJ 22,037 37,345 61,484 68,06 43,921 28,613 KD
MN 46,941 68,978 84,286 108,425 98,106 73,967 58,659 30,046 TA
NGW 25,865 72,806 94,843 110,151 134,29 132,031 107,892 92,584 63,971 33,925 BL
KDB 30,844 56,709 103,65 125,687 140,995 165,134 151,257 127,118 111,81 83,197 53,151 19,226 WG
LAMONGAN (LMG)
TUBAN (TN) GRESIK (GS)
14+987
SURABAYA
188+974
KOTA (SB)
SUMLARAN (SLR)
GEMBONG (GEB)
BENOWO (BNW)
139+228
KAPAS (KPS)
PASARTURI
177+471
168+429
BABAT (BBT)
DUDUK (DD)
215+801
PUCUK (PC)
131+72
200+797
160+373
171+691
BOWEMO
TANDAS
151+426
224+325
(SBI)
200+797
CORMO
229+573
BOJONEGORO (BJ) KANDANGAN (KDA) SEPANJANG (SPJ)
220+940 BO 24+167
HA W
R
GEMPOLKEREP KR 33 (BH) AN
I A +3
(GKP) KE 3
38 N (K 0
MO
KEDUNGBANTENG (KDB)
26+029 DI +3 R
ND 30 N)
43 ING
NGIMBANG JO +0 (K
58 D
K TA
RI N)
58 ERT
(NBG)
47 K (T
+6 R
57 K)
+3 O
00 (M
222+492
CU
PLOSO
R AH
M
R) SURABAYA
KOTA (SB)
(POS) 65 ALA
+1 NG
SU 42 (C
MO
JO PE
TE BI
RM
)
MB RO 69+ TO
N 30 (SB
7
KE 81 ANG
78 GA
+1 N
61 (P
O )
RT +4 ( TR
)
OS SE 9 JG
MB 7 MOJOSARI
96 ON U )
+8 O 89+3N07G (SM PORONG (PR)
WILANGAN (WLG)
08 (KT 34+681
CARUBAN (CRB)
34 G
SARADAN (SRD)
B)
WALIKUKUN (WK)
BABADAN (BBD)
4+ N
18 ANE
4
KEDUNGGALAR (KG)
SU
S)
132+285
BAGOR (BGR)
149+580
141+053
KO
157+889
BA
G
210+197
PARON/NGAWI (NGW)
125+230
MO RO
R 1 N
200+707
O 0
(S 8+8 (BR
KM 10 N)
191+332
PULOREJO (PLR)
)
3+844 KENDANGAN (KDA)
6+ AT
2
12+811
B
40+503
PURWOASRI
MADIUN NGANJUK (NJ)
WONOKERTO (WN)
(PWA) 8+758
206+329
(MN) 118+842PAPAR (PPR)
202+337
SUKOREJO (SKJ)
16+971
KONTO (KTO)
PAGULAN 165+783 MINGGIRAN (MGN)
198+123
PARE (PE) 9+895
SENGON (SN)
21+237
25+571
SUSUHAN (SS) LAWANG (LW)
192+084 PESENLEE 31+114
12+611 SINGOSARI (SGS)
KEDIRI (KD) 39+172
KAWARASAN BLIMBING (BMG)
PONOROGO (PO) 186+866 GURAH 9+448 44+344
32+341 (GU)
BADEGAN (BDG) JETIS (JS)
NGADILUWIH (NDL)
177+321
PESANTREN 39+118
BRENGGOLO
70+018
MALANG (ML)
(PES)
16+535
KRAS (KRS) 35+946 49+234
170+979 MALANG
SLAHUNG (SLH) DJENGKOL JAGALAN MALANG KOTA LAMA (MLK)
56+164 WATES 10+259 (MLJ) 51+370
NGUJANG (NJG) (WT) PAKIS AJI (PSI)
163+249 6+140 60+455
KEPANJEN (KPN)
TUGU 69+122
SUMBER PUCUNG (SBP)
GARUM (GRM)
SUMBER GEMPOL (SBL)
REJOTANGAN (RJ)
NGEBRUK
KESAMBEN (KSB)
NGUNUT (NT)
TALUN (TAL)
BLITAR (BL)
48+375
WLINGI (WG)
TULUNGAGUNG
75+114
108+490
118+774
(NB)
143+861
122+895
135+971
95+454
104+770
(TA)
151+638
79+487
GONDANGLEGI
122+895 (GDL)
DAMPIT
KETERANGAN: (DPT)
BENTENG (BET)
WO WO
SIDOTOPO (SDT) SDA 17,629 17,629 SDA
BG 21,528 39,157 39,157 21,528 BG
SN 21,237 42,765 60,394 55,095 37,466 15,938 PS
ML 27,997 49,234 70,762 88,391 93,57 75,941 54,413 38,475 PB
NB 25,85 53,847 75,084 96,612 114,241 189,404 171,775 150,247 134,309 95,834 JR
WG 29,746 55,596 83,593 104,83 126,358 143,987 301,622 283,993 262,465 246,527 208,052 112,218 KTG
GUBENG (SGU)
0+000
WONOKROMO (WO)
17+361 SBI SBI
LMG 40,999 5,566 SGU
WARU (WR)
13+652 BJ 63,803 104,802 49,969 44,403 MR
GEDANGAN (GDG)
17+880
SIDOARJO (SDA)
17+361
TANGGULANGIN (TGA)
31+072 SITUBONDO (SIT)
KM. 52 PANJI (PJ)
PANARUKAN (PNR)
KM. 70
BANGIL (BG)
47+038
KIABANG
GRATI (GI)
PASURUAN (PS)
73+537
)
71+857
LECES (LEC)
89+924
113+726
GRUJUGAN (GRJ) KM. 21
62+976
MALASAN (MLS)
121+740
TAMANAN (TMN) KM. 16
SUMBERWADUNG (SWD)
RANUYOSO (RN)
KARANGASEM (KNE)
130+461
TEMUGURUH (TGR)
SINGOJURUH (SGJ)
ARGOPURO (AGO)
ROGOJAMPI (RGP)
KLAKAH (KK)
LEDOKOMBO (LDO)
KALISETAIL (KSL)
SEMPOLAN (SPL)
GARAHAN (GRN)
KALIBARU (KBR)
50+964
KRIKILAN (KKL)
MRAWAN (MRW)
G
KOTOK (KTK)
GUN
12+830
KM. 8
55+316
66+316
72+197
44+752
KABAT (KBT)
54+788
DUA
16+020
37+390
20+271
29+880
237+405
ARJASA (AJ)
8+320
RAN 46+950
79+567
203+170
LUMAJANG (LM) 1
KM. 17 OTO
(TKU
) JATIR+000
UNG 156
) TEMPEH (TPE)
KM. 27
TEK KM. 6 GGU
TAN +050
L
187 KALISAT
BANYUWANGI (KTG)
G
CON
GUN KEN NC) 214+452
ILAN (K
OW
YOS (YWL) K M. 4
3
JEMBER (JR)
MANGLI (MI)
34
KM.
190+543
BANGSAL SARI
197+285
RAMBIPUJI (RBP)
PASIRIAN (PSR) M)
18+484
(GM (BSS)
KM. 35 MAS 8
186+586
U K 171+584
GUM KM. 4 )
(KYR
LOR
A S IYAM . 57
K KM
BALUNG (BUG)
KM. 64
CN CN
CNP 1,600 1,606 CNP
CLD 30,251 31,851 63,567 74,257 BB
LRA 25,228 55,479 57,079 75,863 74,257 12,296 TG
PPK 17,690 42,918 73,169 74,769 103,886 102,280 40,319 28,023 PML
BMA 18,623 36,313 61,541 91,792 93,392 136,029 134,423 72,462 60,166 32,143 PK
PAT 12,914 31,537 49,227 74,455 104,706 106,306 225,722 224,116 162,155 149,859 121,836 89,693 SMT
PWT 24,471 37,385 56,008 73,698 98,926 129,177 130,777 239,685 238,079 176,118 163,822 135,799 103,656 13,963 BBG
NTG 8,433 32,904 45,818 64,441 82,131 107,359 137,610 139,210 286,022 284,416 222,455 210,159 182,136 149,993 60,300 46,337 GBN
KBS 5,936 14,369 38,840 51,754 70,377 88,067 113,295 143,546 145,146 364,820 363,214 301,253 288,957 260,934 228,791 139,098 125,135 78,798 CU
KYA 12,808 18,744 27,177 51,648 64,562 83,185 100,875 126,103 156,354 157,954 400,878 399,272 337,311 325,015 296,992 264,849 175,156 161,193 114,856 36,058 BJ
PEKALONGAN (PK)
PEMALANG (PML)
BREBES (BB)
TEGAL (TG)
WARUDUWUR (WDW)
UJUNGNEGARA (UJN)
KRENGSENG (KNS)
PETARUKAN (PTA)
LARANGAN (LRA)
160+467
TANJUNG (TGN)
120+087
BABAKAN (BBK)
148+110
SURADADI (SD)
PLABUAN (PLB)
KURIPAN (KRP)
WELERI (WLR)
BATANG (BTG)
LOSARI (LOS)
87+900
COMAL (CO)
SRAGI (sRI)
CIREBON (CN)
212+437
142+587
198+432
188+793
181+026
132+525
113+210
103+496
44+395
73+591
99+208
80+103
39+051
61+331
54+007
219+900
CIREBON PRUJAKAN (CNP)
222+300
) BAN
G
W 2 8+1 JARA
(L 30 ) 65 N (B
G 28+ CS 2 KUD JN) BESOKOR
UN 2 (s 43 ) 10+ AILE
WONOPRINGGO 3+700
W +
UT 35 RW 44
886 (KD 11+900
LU L A 2 (K 1 SLA E)
13+ WI (SL
)
NG N G 39+ LD 9
A U 2 (C 01 MA
ND W G 1+ B)
RG
ASA 49 W)
SI
(BL APULA 6
S U U 2 5 G 1 RI (M BAL
ED (K 78 )
NG IL T 3+ G 2
G
32+ S) P NG
A C A 6 511 23+ )
A R A R 2 ( KG 06 A) 108 G)
K B N 7 + R 7 (L
A 6 L 4
AN G 2 N ( 6+2 G) UR
A
G
UN UN A
G 27 (SG 247 AP
G
G
G
N G AN M 6+ ) N 1 R GG 1 T) )
AT
PK
N R O 7 LI 2+5 (K
TA TA LA G 2 (P
EK
(P 397 )
KE KE NG
3 N
ET 338 RA
SO R + U K)
I)
K 19 RA
U K 3+ MA G
3 TU 474 (LG (K GD
)
P 2 9 B 6 0 PA 25+ OK 7 A RI
UL
(K
U ( + 5 3
E +
2
G 5 GS
L 30 AN 8 N D
PR YU 12 3 AR 16
K 36+ NG
GA
PURWOKERTO
IA 3 3
A RA 928
+ TIMUR (PKT)
UM
K 43 PURBALINGGA
3 PARAKAN TEMANGGUNG
BPURWOKERTO (PWT)
119+229
(PRN)
27+189
349+955
BANJARSARI (BJI)
41+309/0+000
PURWONEGORO
SOKARAJA (SOK)
BANJARNEGARA (BA)
WONOSOBO (WS)
NOTOG (NTG) 119+229
358+378
KEBASEN (KBS)
384+051H
GANDRUNGMANGUN (GDM)
KAWUNGKATEN (KWG)
PASARKLIWON (PKW)
RANDEGAN (RDN)
KUBANGKANGKUNG
MELUWUNG (MLW)
368+828
WONOSARI (WNS)
CIKAWUNG (CKW)
SRUWENG (SRW)
JERUKLEGI (JRL)
SIKAMPUH (SKP)
PREMBUN (PRB)
SIDAREJA (SDR)
GOMBONG (GB)
SUMIPUH (SPH)
KEMRAJEN (KJ)
LEBENG (LBG)
TAMBAK (TBK)
LANGEN (LN)
RANCAKOLE
CIPARI (CPI)
SOKA (SOA)
MAOS (MA)
409+602
414+000
420+202
424+484
431+265
438+954
443+032
447+916
455+420
459+725
346+645
357+800
396+498
316+125
321+726
326+618
330+484
333+391
339+281
354+041
363+471
369+507
376+471
385+159
387+862
390+078
IJO (IJ)
BANJARSARI (BJI)
KE
SU
KROYA (KYA) KEBUMEN (KM)
KA
RA
G
IH
AN
377+122 450+735
PADAHERANG KA NG (K
LI KA H)
KARANGTALUN (KRL) G SA ND
KALIPUCANG (KLC) UM BU RI
C ILI K (K
PANGANDARAN (PND) PE
LA
20 ILA R KD
)
BU
HA
+5 CA
CIJULANG (CIJ)
N 74 P
( CP
)
KETERANGAN:
STASIUN BESAR PADA SIMPUL UTAMA
STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL
RANDUBLATUNG (RBG)
PANUNGGALAN (PNL)
MANGKANG (MKG)
TEGOWANU (TGW)
ALASTUWA (ATA)
NGOMBRO (NBO)
JERAKAH (JRK)
DOPLANG (DPL)
13+963
KALITIDU (KIT)
JAMBON (JBN)
KAPUAN (KPA)
KR. JATI (KGT)
KENDAL (KL)
GUBUG (GUB)
SEDADI (SDI)
WADU (WDU)
1+400
TOBO (TBO)
8+800
110+310
12+656
44+016
52+850
23+390
76+935
96+526
58+710
30+963
83+187
21+074
65+471
52+928
26+788
5+928
0+000
7+113
KRADENAN
(KNN)
36+336
KALIWUNGU (KLN)
18+189
CEPU (CU)
88+713
SULUR (SL)
45+517
BOJONEGORO (BJ)
125+670
KALIBODRI (KBD)
32+191
GAMBRINGAN (GBN)
TANGGUNG (TGG)
24+695
60+309
GUNDIH (GD)
KEDUNGJATI
(KEJ)
34+131/0+000
PADAS (PDS)
38+612
TELAWAH (TW)
47+717
5+ PN A N
L) P 77 ) M 5+ S 0 AN
(M
T AT 4 A
15 G 58 N A BB 228,012 259,346 270,069 39,496 18,611 10,578 WNG
478+845 A N UK 9+ U
W
8 (K ( B BNY
(Y OG
EL 53 (P A 6 34 O L S)
T N )
N 79 N) 8+ TN (M
MO 4+6 25 ) G
(J 3 W K
54 ) YA
BUTUH (BTH)
473+460
48 NAR 43 )
J)
JE 2+4 (W
49 JO 36
RE
53 W 2+ KA
O
W 0+8
50
( S
S 3
EN +6 LU
52 TL TO 74 (R
U
49 RT
4+ )
63
LO W W
L)
4 A
KEDUNDANG (KDG) 3 (W A PASAR GEDE
51 T TES
507+615 NGABEAN 5+849
(NBN)
4+ ) 2+033 PUNDONG
8 PALBAPANG (PLP)
14+599 KTA KTA
SEWUGALUR
28+360
BTH 5,278 35,637 WT
KWN 13,848 19,126 54,823 19,186 RWL
KM 8,993 22,841 28,119 63,643 28,006 8,820 YK
IJ 26,248 35,241 49,089 54,367 64,950 29,313 10,127 1,307 LPN
SPH 9,690 35,938 44,931 58,779 64,057 92,242 56,605 37,419 28,599 27,292 KT
KYA 12,018 21,708 47,956 56,949 70,797 76,075 119,974 84,337 65,151 56,331 55,024 27,732 PWS
MA 12,698 24,716 34,406 60,654 69,647 83,495 88,773 122,810 87,173 67,987 59,167 57,860 30,568 2,836 SLO
SDR 43,433 56,131 68,149 77,839 104,087 113,080 126,928 132,206 151,824 116,187 97,001 88,181 86,874 59,582 31,850 29,014 SR
BJR 35,676 79,109 91,807 103,825 113,515 139,763 148,756 162,604 167,882 163,093 127,456 108,270 99,450 98,143 70,851 43,119 40,283 11,269 KDB
CKP CKP
PWK 19,063 19,593 PRI
PDL 56,002 75,065 40,257 20,664 PGB
BD 14,662 70,664 89,727 54,814 35,221 14,557 HGL
CB 58,497 73,159 129,161 148,224 87,377 67,784 47,120 32,563 TLS
GRT 19,324 77,821 92,483 148,485 167,548 95,973 76,380 55,716 41,159 8,596 JTB
TSM 75,886 56,562 134,383 129,721 185,723 204,786 119,346 99,753 79,089 64,532 31,969 23,373 AWN
CI 18,503 131,627 75,065 152,886 148,224 204,226 223,289 129,202 109,609 88,945 74,388 41,825 33,229 9,856 CNK
BJR 22,273 40,776 172,403 97,338 175,159 170,497 226,499 245,562 136,021 116,428 95,764 81,207 48,644 40,048 16,675 6,819 CN
B)
)
S)
JS
NE 4 (PG
A)
PA
I)
(T
UR 46 CR
SI 00 (PR
)
KA 46 (
CIKAMPEK (CKP)
PU 40 U
IN 8 AB
BU 100 A
96 (H
CI 9+6 GUR
CI 23+ AR
)
HA 1+5 A (
PA 93+ RAS
PE 404 KM
LAMARAN
PR +89 N (P
7+ LIS
PA +6 AP
R
1 NB
5+ (C
10 UN
13 GA
10 AS
3+568
13 U
NG
97 RA
JAKARTA 84+007
DE
GE
11 UM
B
GK
A
JU
R
3
GA
N
TA
KARAWANG (KW)
CIBUNGUR (CBR)
91+643
SADANG (SAD)
HALIM (HL) 97+778
PURWAKARTA (PWK)
103+070
CIGANEA (CA)
109+636
SUKATANI (SUT)
KAB. KARAWANG (KW) 116+871
PLERED (PLD)
120+941
CISOMANG (CG)
127+164
CIKADONGDONG (CD)
132+569
RENDEH (RH)
135+946
MASWATI (MSI)
140+006
BANDUNG (BD)
SASAKSAAT (SKT)
WALINI 144+411
155+134
KIARACONDONG (KAC)
CIKUDAPATEH (CTH)
HAURPUGUR (HRP)
RANCAEKEK (RCK)
GEDEBAGE (GDB)
BOGOR (BOO) CILAME (CLE)
CIMEKAR (CMK)
151+767 160+124
157+772
178+427
172+977
165+332
54+810
168+125
IS
(BT
T) PADALARANG (PDL)
UL TAGOG APU (TAU)
T U T +378
BA 4
M) CIPA 127+071
CO
ANDIR (AND)
CIMINDI (CMD)
YEU
S(
CIMAHI (CMI)
CIR M
MA 06
152+405
150+405
MA 14+ G (CG
EU
N
AY
BO 22 AND 99+6 R
ON
CIG 1 CR)
M
501 M)
CI
PA
(C MAJALAYA
U G
UR 715
CIC 26+ UDA CIANJUR (CJ)
57+173
BANJARAN
K
NG
RU K) 95+774
PA (PR 539 SOREANG
34+ BD) CILAKU (CLK)
C
K( 88+167
A DA 884 PENGALENGAN
CIB 39+ CIBEBER (CBB)
82+410
CIWIDEY
PONDOK LEUNGSIR
CIREUNGAS (CRG)
CISAAT (CSA)
KARANG TENGAH
GANDASOLI (GDS)
LAMPEGAN (LP)
52+352
73+252
44+774
70+142
48+450
64+296
(PON)
(KE)
KETERANGAN:
STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL
Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020
INDRAMAYU (IM)
18+574
)
AB
H)
L)
)
6 (K
0 TB
KA +41 (CL
)
1 G
4 LS
33 US
12 (J
52 I (T
S)
DO 148 EH
)
15 GA 0
9+ NG
6+ B
TI
4 KT
0+ R
G
17 RA
I( 6
17 ASA
LE
33 A (
IS +33
BA
CI
7+ AY
G
R
TI
TE 162
LA
18 EM
JA
KE
TE
)
AS
6 W
N)
71 KL
RT
AW
4+ I (
KE
93 (
19 ED
+4 UN
W
02 G
LI
AN
KA
IN
W
2
JA
A
49 W
AR
K)
7+ DU
9 N
34 (C
3
20 GU
2+ G
N
21 IN
BU
KR
NG
CA
JATINANGOR
KARANGPUCUNG (KNP)
BUMI WALUYA (BMW)
MANONJAYA (MNJ)
LEUWIGOONG (LO)
CICALENGKA (CCL)
LEBAKJERO (LBJ)
CIPENDEUY (CPD)
RAJAPOLAH (RJP)
CIRAHAYU (CAA)
219+575
304+940
INDIHIANG (IH)
BOJONG (BJG)
228+350
279+978
CIBATU (CBT0
AWIPARI (AW)
NAGREK (NG)
196+560
210+000
182+271
CIAWI (CAW)
234+588
257+510
265+425
297+239
276+648
213+631
LELES (LL)
248+178
190+756
207+000
202+960
KNAI
BANJAR
(BJR)
CIAMIS (CI)
TASIK (TSM)
310+969
288+696
270+193
BANJARSARI (BJS)
PADAHERANG
GARUT (GRT)
19+293
KALIPUCANG (KLC)
PANGANDARAN (PND)
CIJULANG (CIJ)
CIKAJANG (CKJ)
47+214
MRI MRI
UI 17,374 2,652 JNG
DP 5,420 22,794 17,454 14,802 BKS
CTA 5,084 10,504 27,878 34,191 31,539 16,737 CKR
BJD 5,197 10,281 15,701 33,075 47,525 44,873 30,071 13,334 KDH
CLT 4,331 9,528 14,612 20,032 37,406 60,766 58,114 43,312 26,575 13,241 KLI
BOO 7,514 11,845 17,042 22,126 27,546 44,920 74,909 72,257 57,455 40,718 27,384 14,143 CKP
MERAK (MER)
148+125
CILEGON (CLG)
126+558
A)
(KR
KRENCENG (KEN) TU
AN
137+910 NG
RA
KA +621
CIGADING (CGD) 1
P)
1
6
12+242
41+4
5+242
SERANG (SG) T)
ANYERLOR (ANL) WL
113+446 A(
7
ANYERKIDUL (ANK)
)
AK
CISA 32+98
6
(CSK
4+242
)
T
CICA 35+50
C
0+242 N
CIPEUCANG (CPG) 24+000
LA
ANJ
(C
WA +508
CIMENYAN (CMY) 32+000
L)
SA (T 600
104 (CK
GS)
JT)
YUR
K
NG P
KADUKACANG 29+000
AL
TEN 55+006
U
EJ)
SEKONG (SE) 27+000
US
58+
JIT (C
DAR 51+174
BABAKANLOR (BBR) 7+000
AR)
K E
CI 328
KALUMPANG (KAL) 3+000
JO (T
U
)
KENANGA (KNA) 14+000
97+ (CT
SODONG (SOG) 17+000
R
U (D
CIKADUEN 23+000
NG )
PA
MENES (MNS) 12+000
RAK
JBU
LABUAN (LBU) 0+000
TA 7
SAKETI (STI) 21+000
A
C 64 U(
AR
90+ BU B
TIGA
)
JAM 340 AS (CTR
86+CITER
35
89+8 J)
A (M
MAJ 46
WARUNGGUNUNG (WRG) 47+000
K)
62+5
PANDEGLANG (PDG) 36+000
G (R
JASUGI (JSG)
UN
CIMAGGU
KADUHAUK
SBIT
JALUPANG
PASUNG
GKA
RAN 94
KERTA
6
GINTUNG
79+
MALINGPING (MLP)
CILANGKAHAN
SUKAHUJAN
CIHARA
PANYAUNGAN
CISIIH
BAYAH (BAH)
BAYAHBENGKEL
BAYAHJURNATAN
KETERANGAN:
STASIUN BESAR ATAU STASIUN SEDANG
STASIUN SEDANG ATAU STASIUN KECIL
Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2020
RENGASDENGKLOK (RDK)
PASOSO (POO)
20+561
MR 0
GROGOL (GG)
PESING (PSG)
CIKARANG (CKR)
I)
RA 9+89
G)
PORIS (PI)
DURI (DU)
ANCOL (AC)
(JN
WADAS (WDS)
15+668
13+388
11+390
4+700
7+684
3+736
9+120
0+090
A
I
LAMARAN
50 A
GA
3+568
+7 EG
KALIDERES
SERPONG (SRP)
30+203
TANAH ABANG
26+552
43+289
NJI (P 120
DJ)
5
UJUNG MENTENG
MG)
11 TIN
MAN 22+25
NG
KLENDER
CIKAMPEK (CKP)
9+
(THB)SARINAH
GU (J
85
19+000
(KLDB)
ORA )
JA
N
BARU
(KBY
MA
3
PALMERAH6+925 84+007
IMAR 24+244
+
K RA
M)
NTU 790
U)
13
AY
28+
10+116
DO
KEB
ANG
KEDUNGGEDEH (KDH)
56+621
DAWUAN (DWN)
80+811
LEMAH ABANG (LMB)
47+639
KARAWANG (KW)
62+710
KLARI (KLI)
69+864
KOSAMBI (KOS)
73+774
CIPINANG
(CPN)
13+381
KRANJI
(KRI)
24+032
BUARAN (BUA)
18+245
KLENDER (KLD)
15+145
CAKUNG
(CUK)
20+923
(DKA)
A BU
TEBET (TEB)
JUR
CIKUNIR 1 (CK)
32+804
CITAYAM (CTA)
PONDOK RAJEG (PDRG)
37+768
CIBINONG (CBG)
NAMBO (NMO)
BOJONGGEDE (BJD)
42+965
CILEBUT (CLT)
47+292
BOGOR (BOO)
54+810
RK RK
CT 10,953 17,140 MJ
SG 22,797 33,750 28,520 11,380 DAR
KRA 8,177 30,974 41,927 48,491 31,351 19,971 SRP
CLG 12,645 20,822 43,619 54,572 59,623 42,483 31,103 11,132 PDJ
KEN 3,639 16,284 24,461 47,258 58,211 65,841 48,701 37,321 17,350 6,218 KBY
MER 9,195 12,834 25,479 33,656 56,453 67,406 72,769 55,629 44,249 24,278 13,146 6,928 THB
LEGENDA
KOTA
BANDAR UDARA
PELABUHAN
BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN 2020
RENCANA JALUR KERETA API BATU
BARA
SASARAN
RENCANA JARINGAN
PENGEMBANGAN KERETA TAHUN 2030
Memenuhi kebutuhan pergerakan barang 1.200km
dan memicu pertumbuhan wilayah
dengan koridor selatan dan tengah,
khususnya untuk angkutan batubara.
1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240
LEGENDA
BANDAR UDARA
PELABUHAN
BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN 2020
SASARAN
RENCANA JARINGAN
PENGEMBANGAN KERETA TAHUN 2030
Menghubungkan wilayah/kota yang 734km
mempunyai potensi angkutan penumpang
dan barang atau produk komoditas
berskala besar dan penggunaan energi
yang ramah lingkungan serta mendukung
pengembangan kota terpadu melalui
pengintegrasian kota-kota di wilayah
pesisir.
LEGENDA
BANDAR UDARA
PELABUHAN
BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN 2030
SASARAN
RENCANA JARINGAN
PENGEMBANGAN KERETA TAHUN 2030
Menghubungkan wilayah/kota yang 100 km
mempunyai potensi angkutan penumpang
dan/atau angkutan barang dari wilayah
sumber daya alam atau kawasan produksi
dengan Pelabuhan
1:7.000.000
kilometer
0 30 60 120 180 240
LEGENDA
BANDAR UDARA
PELABUHAN
BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN
2030
LEGENDA
LEGENDA
BANDAR UDARA
PELABUHAN
BATAS PROVINSI
JALUR KERETA API RENCANA
JALUR KERETA API TERBANGUN
SASARAN
PENGEMBANGAN
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat
dalam rangka mendukung pembangunan
infrastruktur transportasi di wilayah
kawasan ekonomi.
Stasiun Kereta Api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api untuk melayani kegiatan naik turun penumpang,
bongkar muat barang, dan keperluan operasi kereta api seperti kesempatan untuk
bersilangan dan bersusulan demi kenyamanan dan keamanan operasi kereta api. Total
jumlah stasiun tahun 2020 sebanyak 629 buah terdistribusi di wilayah Jawa 463 unit
dan di wilayah Sumatera 166 unit. Perubahan pola operasi kereta api menyebabkan
penurunan jumlah stasiun yang melayani naik/turun penumpang (berubah menadi
stasiun operasi).
500 476
463 463
426 426 428
400
300
200
158 166 166
134 135
122
100
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
KAPASITAS LINTAS
Banyaknya KA yang dapat dioperasikan KOM
BAND
=-
=-
pada satu petak jalan per satuan waktu KRL = 131
SEMEN = 8/2
(KA/hari). AQUA =-
BAR =4
PTK =4
KOM =- PUPUK =-
BAND =- D = 20
KRL = 199 P = 167/2
BST K = 403
SEMEN = 8/2
BAR =4
PTK =4
KOM =- AQUA =-
MDR EKO = 12 PUPUK =- KPB
P = 12 D = 20
K = 57 BAND = 70 P = 235/2
P = 70
SEMEN =- K = 168 AK
OGD
PUPUK =-
BAR =4
D =4 JAKK
KZN P =8 TNG BPR DU
K = 54
KRL = 73
KRL = 114 BAND = 70 EKO = 6 KRL = 317
P = 114 KRL = 114 D = 52
P = 184
D = 58
KOM =- K = 336 P = 369
P = 137
LOK EKO = 12 K = 288 K = 504
BAR =4 KOM =-
SEMEN =- KRL = 201 GMR
PUPUK =- BAND = 70 KRL = 203
PTK =4 SEMEN = 8/2 BAND = 70
D =4 BAR =4 SEMEN = 10
P = 24 PUPUK =- BAR =4 KOM = 74/24
PTK =4 KRL = 317
AQUA =- AQUA =-
D =6 P = 391/24
D = 20
P = 293 K = 504
P = 297/2
K = 403 K = 336
RK MJ PRP SRP THS MRI
DP
LOK EKO = 10
PTK = 20
D = 36
P = 66
KRL = 56 K = 106
P = 56
K = 84
TPK
KOM =
KRL = 94
EKO = 6
LOK EKO = 10
PARCEL = 4
PTK = 40
KMO SEMEN = 8/2
KOM = - PUPUK = -
D = 102
EKO = 6 P = 264/2
LOK EKO= - K = 403
KRL = 94
PARCEL = 4 KOM = 32/2
PTK = 16/4 KRL = 94 KOM = 106/26
PUPUK = - PSE EKO = 28/2 KRL = 48
LOK EKO = 10 EKO = 28/2
SEMEN = 8/2 PARCEL = 4 LOK EKO = 10
D = 88 PTK = 36/4 PARCEL = 4
P = 206/6 SEMEN = 8/2 PTK = 40
PUPUK = - SEMEN = 8/2
D = 112 PUPUK = -
P = 324/10 P = 246
K = 403 K = 403
LOK EKO = 12
SEMEN = 0/2 LOK EKO = 12
P = 12/2 P = 12
K = 45 K = 57
CCR CSA SI CJ
DAOP 2
97
KETERANGAN
KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL : KA COMMUTER LINE JABODETABEK
BAN : KA BANDARA
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BAR : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA : KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF
KOM = 14/2
EKO = 10/0
LOK EKO = 42/2 KOM = 14/2 KOM = 14/2 KOM = 14/2
PARCEL = 2/0 EKO = 10/0 EKO = 10/0 EKO = 10/0
PTK = 2/0 LOK EKO = 42/2 LOK EKO = 6/0 LOK EKO = 2/0
D =- PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0 PARCEL = 2/0
P = 70/4 P = 68/4 P = 32/2 P = 28/2
K = 86 K = 108 K = 45 K = 45
GRT
KOM = 32/6
EKO = 14/0
KOM = 80/22 KOM = 80/22 KOM = 32/6 LOK EKO= 5/0
EKO = 24/2 EKO = 24/2 EKO = 14/0 PARCEL = 2/0
PARCEL = 4/0 PARCEL = 4/0 LOK EKO= 2/0 PTK = 20/4
PTK = 20/4 PTK = 20/4 PARCEL = 2/0 SEMEN = 8/2
SEMEN = 12/4 SEMEN = 12/4 PTK = 20/4 D = 1/0
D = 4/0 D = 4/0 SEMEN = 8/2 P = 82/15
P = 144/32 P = 146/32 P = 78/12 K = 144
K = 224 K = 403 K = 144
DAOP 3
DAOP 2
DAOP 4
KETERANGAN
KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL : KA COMMUTER LINE JABODETABEK
BAN : KA BANDARA
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BAR : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA : KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF
KETERANGAN
KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL : KA COMMUTER LINE JABODETABEK
BAN : KA BANDARA
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BAR : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA : KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF
KOM = 8/0
EKO = 4/0
LOK EKO = 0/0 KOM = 2/0
PTK = 0/0 EKO = 0/0
SEMEN = 6/2 LOK EKO = 0/0
P = 16/2 PTK = 0/0
K = 45 SEMEN = 0/0
P = 2/0
K = 21
NBO
TG
CN KOM = 6/0
BBM =4/4
P = 10/4
K = 28
PPK
KOM = 46/14
EKO = 10/2
SEMEN = 8/2
BBM = 4/4
PARCEL =2/0
P = 70/22
K = 126
PWT
KOM = 16/02 KOM = 40/12 KOM = 40/12
EKO = 10/0 KOM = 42/12 EKO = 12/10 EKO = 12/10
KOM = 12/0 PARCEL = 2/0 EKO = 16/2 LOKAL = 4/0 LOKAL = 4/0
EKO = 10/0 BBM =6/4 SEMEN = 2/2 PARCEL = 4/0 PARCEL = 4/0
PARCEL = 2/0 SEMEN = 8/4 BBM = 4/4 BBM = 2/0 BBM = 2/0
SEMEN = 0/2 D =4/4 PARCEL =2/0 SEMEN = 6/2 SEMEN = 6/2
P = 42/2 P = 46/14 P = 66/20 P = 86/14 P = 86/14
K = 57 K = 72 K = 168 K = 86 K = 252
BBG GBN
GD KOM = 10/0
EKO = 4/0
SMO LOK EKO = 0/0
BAND = 60/0 SEMEN = 6/2
P = 60/0 PTK = 0/0
K = 72 P = 20/2
K = 72
BAND = 4/0 BAND = 24/0 KOM = 48/10 KOM = 48/10
KOM = 50/10 KOM = 50/10 EKO = 14/0 EKO = 10/0 KDO KOM = 10/0 KOM = 34/6
EKO = 14/0 EKO = 14/0 KRD = 19/0 KRD = 19/0 EKO = 4/0 EKO = 14/0
KRD = 8/0 KRD = 8/0 PARCEL = 4/0 PARCEL = 4/0 BAND = 60/0 LOK EKO = 0/0
PARCEL = 4/0 PARCEL = 4/0 BBM = 4/0 BBM = 4/0 LOK EKO = 0/0 PARCEL = 4/0
BBM = 2/0 BBM = 4/0 SEMEN = 4/2 SEMEN = 8/4 SEMEN = 6/2 BBM = 4/0
SEMEN = 6/2 SEMEN = 6/2 P = 93/12 D = 8/0 PTK = 0/0 PTK = 00/0
P = 88/12 P = 120/12 K = 224 P = 101/14 P = 80/2 P = 56/6
K = 168 K = 252 K = 252 K = 123 K = 155
KOM = 14/2
EKO =4
LOK EKO =8
BBM = 0/2
P = 26/4
K = 66
KD
KOM = 14/2
EKO =4 KOM = 10/2
LOK EKO =8 EKO =2
P = 26/2 LOK EKO =8
K = 66 P = 20/2
K = 78
BL WG
DIVRE I JG P
K
= 48/4
= 96 KOM
EKO
= 16/0
= 20/0
KETERANGAN KOM = 24/0 WR
EKO = 12/0 TUN KRD EKO = 6/0
KOM = KA PENUMPANG KOMERSIAL SEMEN = 2/2
KRL = KA COMMUTER LINE JABODETABEK KRD EKO = 14/0
PTK = 0/2 KRD EKO = 10/0 BBM = 4/2
BAN = KA BANDARA P = 10 D =
EKO = KA PENUMPANG EKONOMI BBM = 2/2
P = 52/4 K = 39 P = 48/4
LOK EKO = KA LOKAL EKONOMI KRD EKO = 10/0 K = 78
KRD = KA REL DIESEL PATAS K = 78 SOA
P = 10
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI K = 66
PARCEL = KA BARANG HANTARAN KOM = 16/0
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS KOM = 16/0 EKO = 16/0
BBM = KA BARANG ANGKUTAN BBM DL EKO = 16/0 PR KRD EKO = 6/0
BAR = KA BARANG ANGKUTAN BATU BARA KRD EKO = 6/0 SEMEN = 2/2
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN SEMEN = 2/2 BBM = 4/2
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK BBM = 4/2 D =
AQUA = KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL D = P = 44/4
D = KA DINAS P = 44/4
P = PROGRAM WG MLK ML K = 96 BG
K = KAPASITAS
.../... = REGULER/FAKULTATIF KOM = 10/2 KOM = 8/0 PS
KOM = 10/2 EKO = 10/0 EKO = 12/0
EKO = 8/0 BBM = 8/4 BBM = 8/4
P = 18/2 D = 16/6 P = 32/6
Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 8 SURABAYA K = 57 P
K
= 44/12
= 108
K = 41
PS
DAOP 8
KETERANGAN
KOM = KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL = KA COMMUTER LINE JABODETABEK DAOP 9
BAN = KA BANDARA
EKO = KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO = KA LOKAL EKONOMI
KRD = KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL = KA BARANG HANTARAN
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BBM = KA BARANG ANGKUTAN BBM
BAR = KA BARANG ANGKUTAN BATU BARA
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN Jumlah KA-KA Reg/Fak DAOP 9 JEMBER
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019
AQUA = KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
D = KA DINAS
P = PROGRAM
K = KAPASITAS
.../... = REGULER/FAKULTATIF
KOM = 2/2
KRD EKO = 24/0 BAND = 50/0 KOM = 8/4 BBM = 2/0 KOM = 8/0
P = 24/0 KOM = 8/4 EKO = 8/0 CPO = 2/0 CPO = 8/4
PTK = 2/4 PTK = 0/2 PTK = 0/2
K = 24 EKO = 8/0 CPO = 12/2 D = 1/0
PTK = 2/4 BBM = 4/0 DMR
P = 7/4 PUR P = 16/6
CPO = 12/2 P = 34/10 K = 21 KOM = 8/0 K = 43
BBM = 4/0 K = 57 CPO = 6/4
D = 12/0 KOM = 2/2 PTK = 0/2
P = 96/10 BBM = 2/0
CPO = 0/2
P = 14/6
K = 134 K = 41
D = 3/0
SIR P = 7/4 PHA
K = 24 KOM = 8/0
KETERANGAN CPO = 4/4
KOM = KA PENUMPANG KOMERSIAL
KRL = KA COMMUTER LINE JABODETABEK PTK = 0/2
BAN = KA BANDARA D = 4/0
EKO = KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO = KA LOKAL EKONOMI P = 16/6 RAP
KRD = KA REL DIESEL PATAS K = 37
KRD EKO = KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL = KA BARANG HANTARAN
PTK = KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS
BBM = KA BARANG ANGKUTAN BBM
BAR = KA BARANG ANGKUTAN BATU BARA
SEMEN = KA BARANG ANGKUTAN SEMEN
PUPUK = KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
AQUA
D
= KA BARANG ANGKUTAN AIR MINERAL
= KA DINAS
Jumlah KA-KA Reg/Fak Divre I SUMATERA UTARA
P
K
= PROGRAM
= KAPASITAS
Sumber: PT. Kereta Api Indonesia, 2019
.../... = REGULER/FAKULTATIF
PP
NRS LA
EKO = 12/3
P = 12/3 SLK
K = 61
BIM DUK
DIVRE III
KOM = 2
EKO =2
BBR = 46
KOM = 2 KOM = 2 KOM = 2 KOM = 2 KOM = 2
KPT = 18
EKO =2 EKO =2 EKO =2 EKO =2 EKO =2
SCT = 22
SEMEN = 2 BBM = 2 SCT = 22 SCT = 22 SCT = 22
SUMSEL+SB = KOM = 2
BBM = 2 SEMEN = 2 SEMEN = 2 SUMSEL = 12 SUMSEL = 16
16 EKO = 2
P=8 D = 24 BBM = 2 SEMEN = 2 SEMEN = 2
SEMEN = 2 BBR = 46
K = 24 P = 32 P = 30 BBM = 2 BBM = 4
P = 112 KPT = 18
K= 45 K = 33 P = 42 P = 48
K = 121 SCT = 22
K = 67 K = 67
BBM = 4
SUMSEL+SB =
SEMEN = 2
SEMEN = 2 BBR = 46
KOM = 2
BBR = 46 PULP = 4
EKO = 2 RJS PULP = 4 P = 50
KRD EKO = 4
P = 52 K = 59
BBR = 46
K = 32
PULP = 4
D = 2
P = 62
K = 59 TNK SKN
KM3
KETERANGAN PID PJ
KOM : KA PENUMPANG KOMERSIAL
BAND : KA BANDARA
EKO : KA PENUMPANG EKONOMI
LOK EKO : KA LOKAL EKONOMI
KRD : KA REL DIESEL PATAS
KRD EKO : KA REL DIESEL EKONOMI
PARCEL : KA BARANG HANTARAN
PTK : KA BARANG ANGKUTAN PETIKEMAS Pembangunan Jalur
BBM : KA BARANG ANGKUTAN BBM
SEMEN : KA BARANG ANGKUTAN SEMEN Ganda KA antara
BBR : KA BATUBARA RANGKAIAN PANJANG (BABARANJANG) Kotabumi-Cempaka
KPT : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA KERTAPATI (Sumatera Bagian
SCT : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA SUKACINTA
SUMSEL : KA BARANG ANGKUTAN BATUBARA SUMATERA SELATAN Selatan)
PULP : KA BARANG ANGKUTAN PULP
PUPUK : KA BARANG ANGKUTAN PUPUK
KLINKER : KA BARANG ANGKUTAN PASIR
CPO : KA BARANG ANGKUTAN CPO
D : KA DINAS
P : PROGRAM
K : KAPASITAS
.../... : REGULER/FAKULTATIF
KARAKTERISTIK ANGKUTAN
6.3 PENUMPANG
Jaringan pelayanan perkeretaapian meliputi jaringan pelayanan perkeretaapian
antarkota dan jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan.
Memiliki jarak dan atau waktu tempuh panjang Memiliki jarak dan/ atau waktu tempuh pendek
Memiliki frekuensi kereta api sedang atau rendah Memiliki sifat perjalanan ulang alik/ komuter
350000000
325000000
300000000
275000000
250000000
225000000
200000000
175000000
150000000
125000000
100000000
75000000
50000000
25000000
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
KA UTAMA 29653912 31850283 38311574 47552496 47157593 14085584
KA LOKAL RAYA 39423762 39026306 37400626 36136091 43416393 18269065
KA JABODETABEK 257532082 279097118 314317883 334102903 334102903 154592896
KA PERINTIS* 540392 1856795 1517047 2569040 3025447 1182206
KA LAINNYA** 691820 731024 816140 1587373 25784402 11125357
SUBSIDI ANGKUTAN
6.4 KERETA API 6.5
Kereta Api Kelas Ekonomi (PSO)
Pemerintah telah memberikan subsidi kepada pengguna jasa kereta api kelas ekonomi
dalam bentuk kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO). PSO
dilaksanakan dalam hal tarif angkutan kereta ekonomi ditetapkan Pemerintah atau
Pemerintah Daerah lebih rendah dari pada tarif yang dihitung oleh penyelenggara
sarana perkeretaapian berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah, selisihnya
menjadi tanggung jawab Pemerintah atau Pemerintah Daerah dalam bentuk kewajiban
pelayanan publik.
Jumlah Realisasi / Total Pnp Passangers 301.638.139 328.932.817 360.176.758 382.759.292 381.787.864 175.991.213
Angkutan kereta api perintis yang terlaksana hingga tahun 2019 diantaranya sebagai
berikut.
Lintas Bandara
Lintas Sultan
Krueng Mahmud BadaruddinGeukeuh
Mane-Bungkah-Krueng II-Ogan Permata
(KA Cut Indah
Mutia) Aceh
(LRTSumatera Selatan)
Total jarak pelayanan kereta api perintis ini adalah 11,35 km, beroperasi
sejak
Total jarak 2016 kereta api perintis ini adalah 23,4 km, beroperasi pada Januari
pelayanan
2018 dengan realisasi subsidi
dengan realisasi subsidi 2019 sebesar
sebesar Rp14.927.622.116
Rp122.483.535.554 (94,27%)
(99,56%) dan dan
realisasi
penumpang sebanyak 2.619.365 orang.
Total jarak pelayanan kereta api perintis ini adalah 36,67 km, beroperasi sejak 2015
dengan realisasi subsidi 2019 sebesar Rp7.515.353.149 (77,07%) dan realisasi
penumpang sebanyak 83.012 orang.
ANGKUTAN MOTOR
6.5 GRATIS
Penyelenggaraan Angkutan Motor Gratis (Motis) dilaksanakan sejak lebaran tahun
2013 hingga tahun 2019, namun karena kondisi pandemic covid-19, maka pelaksnaan
tahun 2020 ditiadakan. Motis diselenggarakan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas
di jalan raya yang disebabkan oleh pemudik dengan menggunakan sepeda motor,
mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya yang disebabkan oleh sepeda
motor, dan menekan penggunaan konsumsi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
yang meningkat.
20000 19141 Subsidi angkutan perintis besarnya
17147 merupakan selisih antara biaya yang
15276
15000
dikeluarkan oleh penyelenggara sarana
U perkeretaapian (biaya operasi) dengan
N 11560
I
T
pendapatan yang diperoleh
10000
M berdasarkan tarif yang ditetapkan
O
T
5438 pemerintah atau pemerintah daerah.
I
S 5000 4358
827
0
Jumlah angkutan sepeda motor gratis pada tahun 2019 mencapai 19.141 motor dengan
target 18.096 motor. Jumlah tersebut 12% lebih tinggi daripada angka di tahun 2018.
Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya kenaikan angkutan contra-flow yang
mengalami kenaikan 114%. Realisasi jumlah sepeda motor yang diangkut dari awal
angkutan sepeda motor gratis sampai dengan lebaran tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel berikut.
ARUS MUDIK
1 Target 8832 9744 110%
2 Realisasi Mudik 8299 9462 114%
3 Realisasi Contraflow 476 851 179%
4 Total Realisasi 8775 10313 118%
5 Load Factor 99% 106%
ARUS BALIK
1 Target 10304 8352 81%
2 Realisasi Mudik 8081 8034 99%
3 Realisasi Contraflow 291 794 273%
4 Total Realisasi 8372 8828 106%
5 Load Factor 81% 106%
TOTAL ANGKUTAN
1 Target 19136 18096 95%
2 Realisasi Mudik 16380 17496 107%
3 Realisasi Contraflow 767 1645 214%
4 Total Realisasi 17147 19141 112%
5 Load Factor 90% 106%
Sumber: Direktorat Lalulintas dan Angkutan Kereta Api, 2019
KARAKTERISTIK
6.6 ANGKUTAN BARANG
Kereta api barang atau kereta api bagasi adalah kereta api yang digunakan untuk
mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun
mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas.
Sesuai Pasal 139 UU No.23 Tahun 2007, angkutan barang dengan kereta api dilakukan
dengan menggunakan gerbong. Angkutan barang yang dimaksud terdiri dari barang
umum, barang khusus, bahan berbahaya dan beracun, serta limbah bahan berbahaya
dan beracun.
Sedangkan untuk bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan
beracun wajib:
Memenuhi persyaratan
keselamatan sesuai dengan
sifat bahan berbahaya dan Menggunakan tanda
beracun yang diangkut sesuai dengan sifat bahan
berbahaya dan beracun
yang diangkut
Grafik Produksi Jasa Angkutan Barang Per Tahun 2015-2020 (Dalam Ton)
Jawa Sumatera
40,000
37,469 37,423
36,000 34,536
32,000 30,927
28,000
24,455
24,000 22,028
20,000
16,000
4,000
0,000
2015 2016 2017 2018 2019 2020
BUKU INFORMASI
138 LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN 2020
INDONESIA 153
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Grafik Rata-rata Jarak Angkut Barang Per Tahun 2015-2020 (Dalam Km)
Jawa Sumatera
800
749 743
750
700
650
600
550
500 457
450 447 448
450 411
400
350 333
308 309 302 295
300
250
200
150
100
50
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Minyak Bumi (BBM) / Oil Fuel Ribu Ton 2002 2087 2571 2265 2485 2079
3 Semen / Cement Ribu Ton 4907 4173 5762 5588 4515 3890
4 Batubara / Coal Ribu Ton 18516 21395 26490 29639 33160 33075
6 Pe Kemas / Containers Ribu Ton 2701 3379 3909 5397 5170 4361
11 Lain-lain / Miscellaneous Ribu Ton 958 271 163 185 238 235
Jumlah / Total Ribu Ton 29718 32495 40131 45263 47622 45435
Izin Usaha
7 Melakukan koordinasi
Izin Operasi
Untuk memperoleh izin operasi sarana perkeretaapian umum, Badan Usaha wajib
memenuhi persyaratan:
1.
Memiliki studi kelayakan
2.
Menguasai fasilitas perawatan sarana
perkeretaapian
3.
Sarana perkeretaapian yang akan
dioperasikan telah lulus uji pertama atau
uji berkala yang dinyatakan dengan
sertifikat uji
4.
Te r s e d i a n y a a w a k s a r a n a
perkeretaapian yang memiliki
sertifikat kecakapan, tenaga
perawatan dan tenaga pemeriksa yang
memiliki sertifikat keahlian
5.
Memiliki sistem dan prosedur
pengoperasian, pemeriksaan, dan
perawatan sarana perkeretaapian
6.
Memiliki paling sedikit 2 rangkaian
kereta api menurut jenisnya dan paling
sedikit 1 rangkaian kereta api menurut
jenisnya sebagai cadangan, dan/atau
beberapa rangkaian kereta api
cadangan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang disetujui Direktur Jenderal
BAB 7
KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
ARAHAN KEBIJAKAN
7.1 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Keselamatan Perkeretaapian perlu dilihat sebagai hasil
suatu proses pembinaan yang komprehensif dan memiliki
nilai strategis yang apabila tidak dibina dengan prioritas
bisa berdampak negatif terhadap penyelenggaraan
perkeretaapian Indonesia.
Budaya berkeselamatan (safety) sebagai salah satu ukuran kesuksesan pembinaan, harus
benar-benar dapat diimplementasikan, dievaluasi, serta ditindaklanjuti upaya perbaikan
berkelanjutannya dengan koordinasi para pihak yang harmonis. Budaya safety di perkeretaapian
perlu dibangun secara komprehensif untuk menjadi pilar utama penunjang tingkat keselamatan
penyelenggaraan perkeretaapian Indonesia.
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
1 Sertifikasi SDM Perkeretaapian
P e n i n g k a t k a n ke s e l a m a t a n t ra n s p o r t a s i
perkeretaapian yang efektif pada 2 Sertifikasi sarana perkeretaapian
penyelenggaraan perkeretaapian nasional
periode 2020-2024. 3 Sertifikasi prasarana perkeretaapian
SISTEM MANAJEMEN
7.2 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2018
tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP) guna meningkatkan
aspek keselamatan di dunia perkeretaapian. Peraturan ini mengatur seluruh aspek
keselamatan baik itu mengenai manajemen keselamatan dan juga keselamatan
penumpang.
Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian ini diwajibkan bagi seluruh sektor atau
bidang perusahaan yang bergerak dibidang perkeretaapian.
vectorstock.com
160
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
PELAPORAN SMK
Laporan penerapan SMKP disusun oleh Penyelenggara Perkeretaapian disampaikan
kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian secara berkala setiap 1 tahun sekali.
Laporan hasil audit SMKP wajib disampaikan kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian
dengan tembusan disampaikan kepada pimpinan Penyelenggara Perkeretaapian. Jika
terdapat rekomendasi perbaikan, maka Penyelenggara Perkeretaapian wajib
menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil audit.
PROGRAM PENINGKATAN
7.3 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
162
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
STANDAR KESELAMATAN
7.4 BIDANG PRASARANA PERKERETAAPIAN
Standar keselamatan bidang prasarana perkeretaapian sesuai Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Perkeretaapian
terdiri dari
FASILITAS
PENGOPERASIAN
Jalur KA Sedayu
2 JEMBATAN KA
- Konstruksi jembatan bagian atas harus dilengkapi dengan fasilitas pengaman
meliputi rel pengaman (guardrail) dan ruang penyelamatan atau jalan inspeksi.
- Rel pengaman dipasang pada jembatan dengan (a) panjang lebih dari 20 m; (b) jari-
jari lengkung kurang dari 600 m; (c) gradien lebih dari 25 per mil.
- Jalan inspeksi harus dipasang pada setiap jembatan dengan bentang lebih dari 20 m.
- Beban gandar kereta api yang melewati jembatan harus lebih kecil atau sama dengan
beban gandar jembatan.
3 TEROWONGAN KA
- Terowongan pegunungan harus dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara dan jalan
inspeksi/ruang penyelamat.
- Dinding pelapis terowongan harus kedap air dan jika ada kebocoran masih diijinkan
dengan laju kebocoran (leakage) tidak boleh melampaui 0,2 l/m2 /hari.
- Terowongan gali timbun harus dilengkapi fasilitas jalan inspeksi/evakuasi, sistem
sirkulasi udara, telepon darurat, peralatan informasi, pendeteksi api, peralatan alarm
darurat, pemadam api, papan petunjuk evakuasi dan lampu penerangan.
JALUR KA
STASIUN KA
FASILITAS
PENGOPERASIAN
Stasiun kereta api harus memenuhi
persyaratan teknis bangunan kereta
api. Persyaratan teknis bangunan
kereta api meliputi: gedung, fasilitas
keamanan, instalasi pendukung, dan
peron.
a. Gedung stasiun harus dilengkapi dengan sarana jalan untuk menyelamatkan diri yang aman,
lancar dan memadai sesuai jumlah orang dan bentuk konstruksi bangunan dilengkapi dengan
petunjuk evakuasi dalam keadaan darurat dan papan petunjuk yang jelas serta juga harus
dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran.
b. Fasilitas keamanan terdiri dari ruang petugas keamanan dan sistem pengamanan.
195cm
Ruang bebas dan Permukaan lantai peron Diberi garis batas aman
Ruang bangun harus memiliki tahanan sekurangnya 195 cm dari
slip untuk kondisi basah as jalan rel dengan warna
dan kondisi kering garis yang terang
10cm
164
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
JALUR KA
detik.com
STASIUN KA
FASILITAS PENGOPERASIAN
djka.dephub.go.id
a. Peralatan sinyal harus dilengkapi dengan peraturan pengamanan setempat dan memenuhi
persyaratan teknis peralatan persinyalan perkeretaapian. Tanda dan marka ditempatkan
sesuai dengan peruntukan dan tidak mengganggu fasilitas lain, tidak membahayakan
keselamatan perjalanan kereta api dan memenuhi persyaratan teknis peralatan persinyalan
perkeretaapian.
c. Peralatan transmisi tenaga listrik minimal harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki
peralatan proteksi dan dilengkapi pemutus daya atau disconnecting switch. Catu daya
minimal harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki peralatan proteksi, tersedia fasilitas
pemutus darurat atau emergency stop, serta dilengkapi pemutus daya otomatis atau Link
Break Device (LBD) atau intertripping.
vectorstock.com
STANDAR KESELAMATAN
7.5 BIDANG SARANA PERKERETAAPIAN
Standar keselamatan bidang sarana perkeretaapian sesuai Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Perkeretaapian
terdiri dari:
LOKOMOTIF
Lokomotif harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi kabin masinis,
peralatan keselamatan dan peralatan tracking/pemantauan, dengan uraian:
KERETA
Kereta harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi kereta penumpang,
kereta makan, kereta pembangkit, dan kereta bagasi.
166
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
GERBONG
Gerbong harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi gerbong datar,
gerbong terbuka, gerbong tertutup, dan gerbong tangki.
PERALATAN KHUSUS
Peralatan khusus harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi: kereta
inspeksi (lori), kereta penolong, kereta ukur, kereta derek, dan kereta perawatan jalan
rel.
a. Peralatan khusus kereta inspeksi (lori), kereta penolong, kereta ukur sekurang-
kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi
alat pemadam api ringan, palu pemecah kaca, dan pengganjal roda.
b. Peralatan khusus kereta derek dan kereta perawatan jalan rel sekurang-
kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi
alat pemadam api ringan dan pengganjal roda.
Sarana perkeretaapian dioperasikan sesuai dengan umur teknisnya dan harus laik
operasi. Oleh karena itu, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib melakukan
perawatan terhadap sarana perkeretaapian agar tetap laik operasi yang meliputi
perawatan ruitin dan berkala yang dilaksanakan sesuai dengan instruksi manual yang
diterbitkan oleh pabrik pembuat sarana tersebut.
vectorstock.com
d. apabila kereta api dalam perjalanan karena sesuaitu hal awak sarana (masinis)
tidak dapat melakukan tugasnya, maka asisten masinis harus segera
menghentikan kereta api dan memberitahukan kepada pengendali perjalanan
kereta api dan menunggu perintah lebih lanjut.
168
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
STANDAR KESELAMATAN
7.7 BIDANG SDM PERKERETAAPIAN
Standar keselamatan bidang sumber daya manusia perkeretaapian sesuai Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan
Perkeretaapian terdiri dari: sumber daya manusia penyelenggara sarana perkeretaapian
dan sumber daya manusia penyelenggara sarana perkeretaapian. Uraian singkat untuk
masing-masing bagian dapat dilihat pada uraian berikut.
4. Waktu kerja untuk awak sarana perkeretaapian dalam pengoperasian kereta api
yaitu maksimum 8 jam per hari, 40 jam seminggu dengan waktu efektif operasi 4
jam untuk setiap harinya.
vectorstock.com
JENIS KECELAKAAN
7.8 LALU LINTAS KERETA API
2 3
TABRAKAN
KERETA API
DENGAN ANJLOKAN
KENDARAAN
MODA JALAN
BANJIR
4 TERGULING 5 LONGSOR
170
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
2 Anjlokan KEJADIAN 55 15 14 14 11 17
3 Terguling KEJADIAN 0 0 0 1 0 0
4 Banjir/Longsor KEJADIAN 0 0 0 0 0 0
5 Lain-lain KEJADIAN 0 0 0 1 0 1
PENYEBAB KECELAKAAN
30
25
20
15
10
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sarana Prasarana SDM Operator Eksternal Alam
1 Sarana KEJADIAN 7 7 2 6 4 4
2 Prasarana KEJADIAN 29 8 6 9 6 10
4 Eksternal KEJADIAN 7 0 1 0 0 1
5 Alam KEJADIAN 1 0 6 0 0 0
172
901 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Stasiun Maguwo, DIY
www.republika.co.id
174
915 KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Peraturan lebih rinci yang mengatur tentang perlintasan sebidang jalur kereta api
dengan jalan adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2011 Tentang
Perpotongan dan/atau Persinggungan Antara Jalur Kereta Api dengan Bangunan
Lain dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 Tentang Peningkatan
Keselamatan Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api dengan Jalan. Ketentuan
mendasar dari aturan ini adalah bahwa perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur
kereta api dibuat dengan prinsip tidak sebidang. Pengecualian terhadap prinsip tidak
sebidang sebagaimana dimaksud pernyataan sebelumnya hanya bersifat sementara,
yang dapat dilakukan dalam hal :
A B C
Letak geografis yang
tidak memungkinkan Tidak membahayakan, Untuk jalur
membangun tidak membebani serta tunggal
perlintasan tidak tidak mengganggu tertentu.
sebidang. kelancaran operasi.
Pengecualian terhadap perlintasan tidak sebidang dapat dibuat pada lokasi dengan
ketentuan:
800 m
Ruas jalan yang dapat dibuat perlintasan sebidang antara jalan dengan jalur kereta api
mempunyai persyaratan sebagai berikut
Jalan sebanyak-banyaknya
2(dua) lajur 2 (dua) arah B
Tidak pada tikungan jalan dan atau
alignment horizontal yang memiliki C
radius sekurang-kurangnya 500 m
Tingkat kelandaian kurang
dari 5 (lima) persen dari titik D
terluar jalan rel
Memenuhi jarak pandang bebas,
(penentuan jarak pandang bebas antara
kereta api dan jalan)
E
Sesuai dengan Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR) F
www.ekonomi.bisnis.com
800
3000
700
2500
600
2000 500
1500 400
300
1000
200
500
100
0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Resmi Dijaga 0 1215 969 1022 1022 1122 0 415 225 217 217 164
Resmi Tidak Dijaga 0 1356 2923 1753 1753 1860 0 602 533 293 293 102
Liar 0 1251 594 901 794 1180 0 846 585 669 637 682
Penggunaan problem tree berguna untuk mengetahui cause and effect dari masing-
masing permasalahan yang ada.
Keterbatasan Anggaran
Terbangun :
1. Kualitas SDM 1. Perlintasan Resmi Dijaga
2. Kuantitas SDM 2. Perlintasan Resmi Tidak Dijaga
3. Belum Maksimalnya 3. Perlintasan Tidak Resmi
Penyebab
Penggunaan Teknologi
Pelaksanaan Peraturan
belum Konsisten
Lokasi
Volume Lalu lintas dan
frekuensi Kereta Api Perkembangan
Petugas
Wilayah
Kesejahteraan
Kinerja Perlintasan Meningkat
Permasalahan Inti
Peningkatan
Kendaraan vs. Demand
Kereta Api
Kemacetan
Kecelakaan
jawapos.com
2
Peningkatan kesejahteraan masyarakat
menjadi salah satu penyebab adanya
pertumbuhan volume lalu lintas jalan (dapat
dilihat dari peningkatan kepemilikan
kendaraan). Kesejahteraan yang meningkat
juga mendorong peningkatan demand dari
moda kereta api.
detik.com
3
Perkembangan wilayah menjadi salah satu
faktor terjadinya peningkatan kesejahteraan,
dengan bertumbuhnya pusat-pusat kegiatan
baru menimbulkan dampak terjadinya
kemacetan di perlintasan, terutama
perkembangan wilayah baik permukiman atau
liputan6.com pusat-pusat kegiatan baru disekitar jalur kereta
api. Dimungkinkan adanya peraturan terkait
dengan pengembangan wilayah yang tidak ditaati sehingga terjadi atau tumbuh
kawasan-kawasan baru di sekitar jalur kereta api.
PENATAAN PENANGANAN
PERLINTASAN SEBIDANG
Penataan
A. Perlintasan Sebidang
1 2
Penataan perlintasan
Penataan perlintasan
sebidang agar aman
sebidang agar sesuai
bagi pengguna jalan
dengan persyaratan.
informasikereta.com
perhubungan. dan operasional.
jatengprov.go.id
Penghapusan / Penutupan
B. Perlintasan Sebidang
1
Dilakukan terhadap
perlintasan sebidang yang
sudah memiliki jalan
alternative berupa flyover/
underpass/ frontage
road/ Jalan Kolektor.
2
Dilakukan untuk perlintasan
sebidang yang rawan
kecelakaan (ditutup pada
saat pasca terjadinya
kecelakaan di lokasi).
3
Untuk dilakukan pada
perlintasan sebidang tanpa
izin atau menngganggu
keselamatan dan kelancaran rm.id
perjalanan kereta api dan lalu
lintas jalan.
REKOMENDASI PENANGANAN
PERLINTASAN SEBIDANG
BERIZIN
TIDAK BERIZIN
SOFT • M e m b e r i k a n p e m a h a m a n b a h w a kew a j i b a n
melengkapi fasilitas perlintasan sebidang adalah
kewenangan pemerintah daerah sesuai dengan status
1. Komunikasi dengan jalan yang berpotongan dengan jalur kereta api.
Pemda untuk • D a l a m h a l p e r l i n t a s a n s e b i d a n g m e r u p a ka n
melengkapi fasilitas perpotongan antara jalur kereta api dengan jalan
perlintasan (asumsi desa/lingkungan merupakan lingkup kewenangan
jalan dibangun pemerintah kabupaten/kota karena berada dalam
setelah ada Jalur KA) wilayah administrasi pemerintah kabupaten/kota.
• Pemda diharapkan bersedia mengalokasikan
anggaran untuk melengkapi fasilitas perlintasan
sebidang tersebut dan mengurus perizinannya
kepada DJKA.
PERAN STAKEHOLDER
PERLINTASAN SEBIDANG
B. Pemerintah Daerah
D. Penyelenggara
1) Sosialisasi tentang keselamatan di Perkeretaapian
perlintasan sebidang pada
masyarakat 1) M e n d u ku n g p e n g a m a n a n d i
2) M e m b a n t u d a l a m p e n g a d a a n
perlintasan sebidang
fasilitas perlengkapan jalan berupa 2) Menyiapkan personil penjaga di
rambu & marka di perlintasan perlintasan resmi yang di jaga
sebidang (jalan provinsi, kab/kota) 3) Bekerjasama dengan Pemda dan
3) Mendukung dalam pengamanan di swasta untuk pengadaan dan
perlintasan sebidang dengan penjagaan perlintasan
pengadaan pintu dan penjaga 4) Normalisasi jalur KA dengan
4) Menutup perlintasan sebidang yang menertibkan dan membongkar
di anggap rawan kemacetan dan cikal bakal perlintasan liar dengan
kecelakaan dengan membangun lebar <2m
flyover / underpass atau membuat
jalan alternatif
STAKEHOLDER
ujidjka.dephub.go.id/pengujian-sdm/sarana-pengujian
A. B.
Sesuai dengan PM 21 Tahun 2014 Pasal 6, Sesuai dengan PM Nomor 20 Tahun
Untuk memperoleh akreditasi untuk 2011 Pasal 7, setelah permohonan
b a d a n h u ku m a t a u l e m b a g a ya n g d i t e r i m a s e c a ra l e n g k a p a k a n
dimaksud harus mengajukan permohonan dilakukan verifikasi dan evaluasi
secara tertulis kepada Menteri.
paling lama 30 hari kerja .
C. D.
Akreditasi badan hukum atau Sesuai dengan PM Nomor 21 Tahun
lembaga pendidikan dan pelatihan 2014 Pasal 8, setelah dilakukan
sumber daya manusia evaluasi dan verifikasi selanjutnya
perkeretaapian berlaku untuk diterbitkan akreditasi badan hukum.
jangka waktu 5 tahun.
Awak Sarana
Perkeretaapian
Pemeriksa Sarana
Pemeriksaan Sarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian. Sesuai dengan PM 92
Tahun 2010 untuk dapat menjadi seorang Pemeriksa Sarana Perkeretaapian
harus memiliki Tanda Pengenal (Smart Card).
Pemeriksa Prasarana
Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian. Sesuai dengan PM 93
Tahun 2010 untuk dapat menjadi seorang Pemeriksa Sarana Perkeretaapian
harus memiliki Tanda Pengenal (Smart Card).
Perawatan Sarana
Perawatan Prasarana
Penjaga Perlintasan Kereta Api adalah orang yang menjaga perlintasan kereta
api dan bertanggung jawab terhadap keselamatan perjalanan kereta api di
wilayah kerjanya. Sesuai dengan PM 19 Tahun 2011 untuk dapat menjadi
seorang PJL harus memiliki Buku Sertifikat Kecakapan Perlintasan Kereta Api
dan Tanda Pengenal (Smart Card).
SDM PERKERETAAPIAN
REGULATOR
Penguji Sarana
Penguji Prasarana
Inspektur
Auditor
twitter/DitjenPerkeretaapian
BAB 8
REKAPITULASI HASIL STUDI
8.1 SEKRETARIAT
SEKRETARIAT
JENDERAL
JENDERAL
DIREKTORAT
DIREKTORAT
PERKERETAAPIAN
PERKERETAAPIAN
12 11 11
10
10
Hasil Studi pada Sekretariat Direktorat
8
Jenderal Perkeretaapian 2015-2019
6
0
2015 2016 2017 2018 2019
DIREKTORAT SARANA
PERKERETAAPIAN 8.3
Pada kurun waktu 2015-2019, Direktorat Sarana Perkeretaapian telah
melaksanakan sejumlah 13 studi. Secara umum tema studi mengarah pada
pengembangan, pengawasan, pemeriksaan dan perawatan sarana KA. Rekapitulasi
hasil studi Direktorat Sarana Perkeretaapian sebagai berikut:
9
8
6
Hasil Studi pada Direktorat
5
Sarana Perkeretaapian
4
2015-2019
3
0
2015 2016 2017 2018 2019
0
2015 2016 2017 2018 2019
DAFTAR
HASIL STUDI 8.6
Sekretariat Direktorat Jendral Perkeretaapian
2018 • P ro j e c t M a n a g e m e n t U n i t ( P M U ) P ro g ra m P e n g e l o l a a n d a n
Penyelenggaraan Transportasi Perkeretaapian
• DED Pembangunan Jalur KA Tanjungsari - Kertajati
• DED Pembangunan Sistem Persinyalan, Telekomunikasi dan Bangunan
• Stasiun Kereta Api Menuju Pelabuhan Patimban
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lin Tanjung - Tanah Grogot - Balikpapa
(Tahap 3) sepanjang 34 km
• DED Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Sorong - Manokwari (Tahap 3)
• DED Pembangunan Jalur KA Lintas Jayapura-Sarmi (Tahap 2)
• Reviu Studi Analisis Harga Satuan untuk Kegiatan Jalur dan Bangunan KA
• Reviu Analisis Harga Satuan untuk Kegiatan Jalur dan Bangunan KA
• Studi Evaluasi Struktur jembatan KA Lintas Bandung - Kroya
Tahun
Judul Studi
• Kajian Standar Spesifkasi Teknis Sarana Perkeretaapian Berpenggerak
Sendiri
• Studi Perencanaan Kebutuhan Sarana, Teknologi dan Spesifikasi Teknis
Kereta Rel Listrik (AC) Lintas Solo-Yogyakarta
• Studi Perencanaan Kebutuhan Sarana, Teknologi, Spesifikasi Teknis Sarana
serta Fasilitas Sarana KA Trans Sulawesi
• Penyusunan Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Mutu Material dan
2015 Komponen bidang Sarana Perkeretaapian
• Studi Metode Perawatan dan Pengawasan Sarana Perkeretaapian yang
Berbasis Komputerisasi
• Kajian dan Analisis Standar Internasional pada Sarana Perkeretaapian di
Indonesia
• Kajian Teknis Pengujian dan Pengawasan Sarana Perkeretaapian
• Kajian Teknis Pemeriksaan dan Perawatan Sarana Perkeretaapian
2016 • Kajian Kerusakan Struktur dan Pengkajian Umur Teknis pada Sarana KA
• Kajian Pengembangan Sarana Perkeretaapian untuk Angkutan Massal
Perkotaan
• Kajian tentang Standar Teknis Kereta Api Kecepatan Tinggi
• Pemutakhiran Data Lalu Lintas Petak Jalan dan Stasiun di Pulau Sumatera
2016 • Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Pontianak –
Sanggau
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Tanjung-Paringin-Kandangan-Rantau
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Palangkaraya - Pulang Pisau
• Studi Mekanisme O-M dan Badan Usaha Penyelenggara Prasarana dan
Sarana Perkeretaapian Provinsi Sulawesi Selatan
• Studi Penerapan Mekanisme Kontrak Berbasis Pelayanan (Performance Base
Contract) di Bidang Perkeretaapian
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Perkotaan dan Antarkota di Pulau Sumatera
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Perkotaan di Pulau Jawa
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Antarkota di Pulau Jawa
• Amdal pembangunan jalur KA Segmen Semuntai (Paser, Kaltim) - Karang
Joang (Balikpapan, Kaltim)
• Amdal pembangunan jalur KA Segmen Muara Koman - (Paser, Kaltim) -
Samuntai (Paser, Kaltim)
• Amdal pembangunan jalur KA Segmen Pulang Pisau - Kuala Kapuas - Andir
Pasar
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Palangkaraya - Pulang Pisau
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Tanjung - Paringin - Kandangan -
Rantau
• Studi Trase Jalur KA lintas Surabaya - Bandara Juanda
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Parigi -
Poso
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Poso-Malili
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Moutong -
Marisa - Isimu
• Studi Kelayakan dan Trase Pembanagunan Jalur Kereta Api antara Parigi -
Moutong
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara
Pasangkayu - Palu - Parigi
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Mamuju -
Topoyo - Pasang Kayu
• Studi Kelayakan dan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api antara Pontianak
- Sanggau
• Review Tata Cara Penetapan, Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta
Api
• Studi Penyusunan Pedoman Perhitungan Penyusutan Perkeretaapian dalam
Pengenaan PNBP Track Access Charge/TAC
• Penyusunan Database dan Aplikasi Perhitungan Besaran Penerimaan
Negara Bukan Pajak Track Access Charge/TAC
• Penyusunan Rancangan Pedoman Penentuan Masa Konsesi KPBU di Bidang
Investasi Perkeretaapian
• Amdal Pembangunan Jalur KA Segmen Marabahan - Andir Pasar -
Banjarmasin
• Studi Trase Jalur KA serta Kajian Skema Kerjasama Pemerintah dgn Badan
Usaha dlm Penyelenggaraan KA Bandara Soetta
• Studi Mekanisme O-M dan Badan Usaha Penyelenggara Prasarana dan
Sarana Perkeretaapian Provinsi Sulawesi Selatan
• Studi Penerapan Mekanisme Kontrak Berbasis Pelayanan (Peformance Base
Contract) di Bidang Perkeretaapian
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Perkotaan dan Antarkota di Pulau Sumatera
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Perkotaan di Pulau Jawa
• Studi Ability to Pay (ATP) dan Wilingness to Pay (WTP) Angkutan Kereta
Api Antarkota di Pulau Jawa
• Studi kebutuhan Sarana Angkutan Kereta Api Penumpang dan Barang di
Pulau Papua, Sumatera dan Kalimantan
2017 • Studi Kelayakan, Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Akses Jalur KA
menuju Pelabuhan Patimban
• Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Reaktivasi Jalur KA Saketi Bayah
• Studi Kelayakan, Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Jalur KA Segmen
Jayapura Sarmi (Tahap II)
• Studi Kelayakan, Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Jalur Kereta Api
Sorong Manokwari (Segmen III)
• Studi Penyusunan UKL UPL Pembangunan Akses Jalur Kereta Api Menuju
Bandara Yogyakarta Baru (Kulon Progo)
• Survei Investigasi dan Rancangan Dasar Jalur KA Segmen Rantau Martapura
Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin
• Studi Perencanaan Jaringan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian Antar
Kota Trans Sumatera
• Review Daerah Rawan Bencana pada Jalur Kereta Api Wilayah Pulau
2016
Jawa Lintas Selatan
• Penyusunan Identifikasi dan Evaluasi Perlintasan Sebidang Eksisting di
Wilayah Pulau Jawa Lintas Selatan (TA 2017)
• Review Daerah Rawan Bencana Alam Pada Jalur Kereta Api Wilayah
Pulau Jawa Lintas Utara (TA 2017)
• Analisis dan Evaluasi Pemetaan Kompetensi SDM Perkeretaapian (TA
2017 2017)
• Analisis dan Evaluasi Pemetaan Kompetensi SDM Perkeretaapian
• Penyusunan Identifikasi dan Evaluasi Perlintasan Sebidang Eksisting di
WIlayah Pulau Jawa LIntas Selatan
• Review Daerah Rawan Bencana Alam Pada Jalur Kereta Api Wilayah
Pulau Jawa Lintas Utara
• Review Daerah Rawan Bencana Alam pada Jalur Kereta Api Wilayah
Sumatera Bagian Utara
• Penyusunan Masterplan Penataan Perlintasan Kereta Api untuk Wilayah
BAB 9
PROYEK STRATEGIS NASIONAL
BIDANG PERKERETAAPIAN
TANTANGAN HARAPAN
PEMBANGUNAN Memperkuat ketahanan
Pembiayaan cukup besar
SEKTOR ekonomi dan infrastruktur
PERKERETAAPIAN
Rentang waktu cukup Mendukung terciptanya
panjang konektivitas nasional
LRT JABODETABEK
DKI JAKARTA - JABAR
KA DALAM KOTA
15
Proyek sektor kereta yang masuk dalam Proyek
Strategis Nasional merupakan kombinasi dari
proyek yang saat ini berjalan, proyek dalam
tahap penyelesaian, dan proyek yang
pengerjaanya belum dimulai.
10
KERETA API
5
KERETA API
ANTAR KOTA DALAM KOTA
KA BADUNG - BULELENG
BALI
Sebaran Proyek Strategis Nasional Kereta Api Antar Kota dan Dalam Kota
berdasarkan Peraturan Presiden No. 109/2020.
(Sumber: Paparan DJKA tentang PSN Bidang Perkeretaapian, Maret 2021)
KERETA API
ANTAR KOTA
DALAM
BELUM DIMULAI
PROSES PENGERJAAN
KERETA API
DALAM KOTA
MAKASSAR
TARGET OPERASI
Pembangunan segmen Barru - 2022
Palanro (45 km’sp) dengan lingkup (PALANRO-TANETE RILAU,GARONGKONG-
pembangunan badan jalan dan TONASA
20 pekerjaan track, pembangunan 5
stasiun (Sta. Tanete Rilau, Sta. Barru,
17 Sta. Takalasi, Sta. Mangkaso, Sta. KEBUTUHAN TANAH
Palanro) dan pembangunan
Jembatan dengan panjang bentang
406 m. 7.113 BIDANG
STATUS TERAKHIR
Pekerjaan Konstruksi
SELESAI
jalur utama segmen Barru
- Palanro(45km) Peningkatan ekonomi
mencapai 100%. masyarakat sekitar
terutama pada saat
pelaksanaan konstruksi
Pekerjaan Konstruksi dengan program padat
segmen cabang karya.
Garongkong (4,7 km)
telah terlaksana 3,7 km
dengan progres
pengadaan lahan untuk
stasiun sebesar 18,70%.
Peningkatan kapasitas
pelayanan dan mobilitas
P e r k e m b a n g a n terutama barang
pekerjaan konstruksi
untuk wilayah Pangkep
sebesar 71,40 % terdiri
dari 7 paket pekerjaan
dari CT.410 - CT.416
dengan progres
pengadaan lahan sebesar Untuk mengurangi
93,76%. kemacetan lalu lintas
melalui peralihan dari
moda jalan ke moda
P e r k e m b a n g a n kereta api
pekerjaan konstruksi
untuk wilayah Maros
sebesar 49% terdiri dari 9
paket pekerjaan dari
CT.401-CT.409 dengan
progres pengadaan lahan
sebesar 63,08%.
(Sumber Data: Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021,
Sumber Gambar: https://djka.dephub.go.id/slide/profil-kegiatan)
(Sumber Data : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian Paparan DJKA Maret 2021.)
BINJAI MEDAN
TEBING TINGGI
LAUT DATAR
KUALA TANJUNG
PAYAPINANG
BANDAR TINGGI
MEREK
MERBAU
PRAPAT
(Sumber Gambar :
djka.dephub.go.id/slide/profil-kegiatan)
MERBAU
SUMBUL
KOTA NOPAN
PEKANBARU
Sumber gambar :
DJKA.debhub.go.id.
SEGMEN LENGKAP LINTASAN RANTAU PRAPAT - DURI PEKANBARU
(Sumber data : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian Paparan DJKA Maret 2021)
LEGENDA :
RUTE KA BANDARA STA. KEDUNDANG BARU
DESA YANG DILALUI
DESA KALIDENGEN
BANDARA NYIA
STA. NYIA
DESA GLAGAH
Kereta api akses Bandara New Yogyakarta International Airport menuju stasiun SKEMA
Kedundang Baru sepanjang 5,4 KM. Jalur kereta api melewati Desa Glagah, Desa PENDANAAN
Kalidengen, Desa Kaligintung, dan Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (Keputusan Gubernur DIY No. APBN
141/KEP/2019).
PROGRES
KONSTRUKSI TST COM OPERASI KOMERSIL UJI COBA
FISIK FEBRUARI 2020
JULI 2021 AGUSTUS 2021 AGUSTUS 2021
96,99 %
JULI 2021
Kereta api Jakarta – Surabaya merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan layanan kereta api jarak jauh, terutama dalam hal efisiensi waktu perjalanan.
Kereta api cepat Jakarta – Surabaya direncanakan untuk memperpendek waktu perjalanan
kereta dengan jarak 713 km'sp yang semula memakan waktu hingga 10 jam menjadi 5.5 – 6 jam
dengan kecepatan 160 km per jam.
Penambahan jalur diperlukan karena jalur ganda yang dibangun saat ini hanya dapat
mengakomodasi kereta dengan kecepatan maksimal 120 km per jam.
KOORDINASI TEKNIS
713 Koordinasi terkait isu-isu teknis preparatory
survey untuk Java Northern Line Upgrading
KM’SP Project dilaksanakan pada 7 Desember 2020
dimana tim studi JICA menyarankan aturan
5.5 - 6 untuk standar teknis kereta api semi cepat
JAM (SHSR) Indonesia lebih mendekati standar
teknis kereta cepat.
160
SURABAYA SKEMA PENDANAAN
KM/JAM
KPBU
TO
ER
K
WO
UR
-P
UK
UP
N
DIU
PR
MA
KA
ENG
AL
CIC
NG-
DO
ON
RAC
KIA
Jalur dengan panjang 615 km dari Bogor, Sukabumi, Cirebon, Purwokerto, Kroya, Yogyakarta,
Solo, Madiun, Jombang, Surabaya membentang sepanjang lintas selatan Jawa.
Hingga Oktober 2020, Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan telah meresmikan double
track lintas selatan Jawa dengan panjang 550 km mulai dari Cirebon hingga Madiun.
JALUR GANDA BOGOR-SUKABUMI : SKEMA
Konstruksi jalur ganda Bogor-Sukabumi sepanjang 27 APBN
PENDANAAN
km’sp terbagi dalam beberapa segmen pekerjaan :
Total panjang jalur yang dibangun pada lintasan Kroya-Kutoarjo sepanjang 76km telah dimulai
sejak Mei 2019.
Konstruksi jalur terbagi menjadi dua segmen :
1. SEGMEN KROYA-GOMBONG
Meliputi pembangunan jalur kereta api baru yaitu pembangunan tubuh baan dan pekerjaan
track sepanjang 29,75 km’sp, penyesuaian track existing (angkatan track existing dan geseran
track existing), pembangunan jembatan dan box culvert, pembangunan terowongan kereta
api, penataan emplasemen pada Stasiun Kroya, Kemranjen, Sumpiuh, Tambak, Ijo, dan
Gombong
2. SEGMEN GOMBONG-KUTOARJO (55,21 KM)
Pembangunan jalur ganda kereta api sepanjang 55,21 km terdiri dari pembangunan jalur
ganda beru sepanjang 43,856 km dan pekerjaan siding pada emplasemen Stasiun
Karanganyar, Kebumen, Wonosari, Kutowinangun, Prembun, dan Stasiun Butuh sepanjang
11,351 km.
JALUR GANDA SOLO BALAPAN - KEDUNGBANTENG (2017-2019)
Pembangunan jalur ganda KA Solo Balapan - Kedungbanteng meliputi pekerjaan
pembangunan badan jalan KA sepanjang 42 km termasuk pemasangan rel, pembangunan
jembatan 19 unit, pembangunan stasiun baru 2 unit (Stasiun Palur dan Stasiun Kemiri),
pembangunan peron dan shelter sebanyak unit (Stasiun Solo Jebres, Stasiun Masaran,
Stasiun Sragen, Stasiun Kebonkromo, dan Stasiun Kedungbanteng), pembangunan
persinyalan elektrik dan telekomunikasi, pekerjaan sipil, box culvert serta retaining wall. Jalur
ini telah beroperasi pada Agustus 2019 (Laporan Tahunan DJKA, 2019).
JALUR GANDA KEDUNGBANTENG-MADIUN (2015-2019)
Pembangunan jalur ganda kereta api antara Madiun - Kedungbanteng dimulai pelaksanaanya
pada 2015 dengan pembangunan badan jalan KA kemudian dilanjutkan kontrak jamak tahun
2017-2019. Progres pembangunan jalur ganda kereta api sepanjang 59,63 km terdiri dari
pembangunan jalur ganda beru sepanjang 51,1 km dan pekerjaan siding pada emplasemen
Stasiun Madiun, Barat, Geneng, Paron Kedunggalar serta Stasiun Walikukun sepanjang 8,53
km’sp telah selesai dan dioperasikan secara keseluruhan mulai November 2019 (Laporan
Tahunan DJKA, 2019).
JALUR GANDA MADIUN-JOMBANG (2015-2019)
Pembangunan jalur ganda meliputi pekerjaan pembangunan jalur KA baru sepanjang 84
km’sp dengan lingkup pembangunan jalur ganda yang terdiri dari pembangunan tubuh baan
dan pekerjaan track, pembangunan 7 stasiun (Sembung, Baron, Sukomoro, Bagor, Saradan,
Caruban, Babadan), penataan emplasemen (Jombang, Kertosono, Nganjuk, Wilangan),
pembangunan sistem persinyalan elektrik dan telekomunikasi, serta pembangunan jembatan
kereta api BH 227. Jalur ini mulai beroperasi pada November 2019 (Laporan DJKA, 2019).
STASIUN GAMBIR
LEGENDA :
Depo
Rencana
pengembangan
JARAK TEMPUH : berorientasi transit
150 KM (36 MENIT)
Sumber : Kompas Researcer Center
STASIUN WALINI
KOTA BANDUNG
STASIUN KOPO
STASIUN DAN
DEPO GEDEBAGE
SWASTA
Dimulai pada tahun 2017, pembangunan (BUMN Sinergi dan
infrastruktur kereta api cepat jakarta - Bandung China Railway
2017 hingga trisemester pertama 2021 sudah mencapai
69,29% dan proses pengadaan lahan sebesar
SKEMA
PENDANAAN
International Co.)
(Sumber : Proyek Strategis
99,97% dengan 0,03% sisanya berada dalam tahap Nasional Bidang
konsinyasi. Perkeretaapian, Paparan
DJKA Maret 2021).
9. KERETA API RINGAN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) TERINTEGRASI WILAYAH JAKARTA, BOGOR,
DEPOK, DAN BEKASI
DUKUH ATAS P e m b a n g u n a n
BEKASI BARAT BEKASI TIMUR
pasarana LRT
Jabodebek sepanjang
SETIA BUDI
44,43 km terbagi
RU
BA
menjadi 3 lintas
KARET KUNINGAN
ING
1
M
IR
pelayanan yaitu Lintas
2
LI
EN
UN
HA
R
B
CIK
UNI
Pelayanan 1 (Cawang –
JT.
RASUNA SAID
CIK
Cibubur) sepanjang
14,89 km, Lintas
N
Pelayanan 2 (Cawang –
O
GA
G
OK
TAMAN MINI
UN
NIN
CIK
IW
Kuningan – Dukuh
KU
CIL
PROSES KONSINYASI
90 % 100 % SELESAI 100% SELESAI
2 BIDANG TANAH
Sumber : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.
8,24 km
10. PENYELENGGARA ANGKUTAN MASSAL
BERBASIS REL WILAYAH BADUNG-BULELENG
Angkutan massal berbasis rel di KUBUTAMBAHAN
w i l aya h B a d u n g - B u l e l e n g
menjadi upaya yang dilakukan PANARUKAN
oleh pemerintah untuk
meminimalisasi ketimpangan
pertumbuhan perekonomian
masyarakat di wilayah Bali
Utara dan Bali Selatan.
Selain itu pengadaan angkutan CATUR
berbasis rel ini diproyeksikan
menjadi penghubung antara
Bandar Udara Internasional
Ngurah Rai dengan Wisata
Sanur.
BALI UTARA
TABANAN
TEGALALANG
SKEMA
GIANYAR PENDANAAN
63,8 KM KPBU
BADUNG SINGAKERTA
DENPASAR SINGAPADU
TERM. MENGWI
BALI SELATAN
10,681 km
OPSI PENDANAAN
Opsi 1 :
KAJIAN
OPSI 1
Pembayaran ketersediaan layanan (AP) untuk pembangunan
prasarana, pengadaan sarana, pengoperasian dan perawatan
sarana dan prasarana (periode KPBU selama 30 tahun tidak
termasuk 3 tahun masa konstruksi)
Opsi 2 :
KAJIAN
OPSI 2
Pembayaran Ketersediaan Layanan (AP) untuk Pengadaan
Sarana, Pengoperasian dan Perawatan Sarana dan Prasarana,
sedangkan Pembangunan Prasarana didanai oleh Pemerintah
(periode KPBU selama 20 tahun tidak termasuk 3 tahun masa
konstruksi).
KAJIAN
KAJIAN
OBC
Kajian Outline Business Case (OBC) kereta api logsitik Lahat - Tarahan
telah dilaksanakan pada tahun 2018.
OPSI PENDANAAN
Surat permohonanan Fasilitas Penyiapan Proyek (PDF) kepada
SURAT
KAJIAN
PERMOHONAN
Kementrian Keuangan telah dikirimkan oleh Kementrian
Perhubungan pada tanggal 21 Maret 2019 dan tanggapan diberikan
FASILITAS pada tanggal 28 Juni 2019 dengan masih dibutuhkan beberapa
penyempurnaan.
Lahan yang hendak dibangun sebagai jalur lintas kereta api, secara
KAJIAN
KEBUTUHAN
LAHAN
keseluruhan merupakan milik negara (PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) dan Pemerintah Pusat).
Diperlukan survei lebih lanjut untuk menentukan luas lahan yang harus
ditertibkan/dibebaskan karena beberapa ruas jalur bersinggungan
dengan bangunan/lahan milik warga.
(Sumber : Proyek Strategus Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.
Sumber Gambar : website DJKA)
12. LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) PROVINSI SUMATERA SELATAN (METRO PALEMBANG)
Pembangunan prasarana LRT Sumatera Selatan menghubungkan Bandar Udara Internasional
Sultan Mahmud Badaruddin II dan Gedung Olahraga Jakabaring dengan pemberhentian
terakhir di Stasiun Ogan Permata Indah (OPI).
Stasiun akhir
STA. TELKOM
23,4 KM’SP
STA. RSUD PERKEMBANGAN PELAKSANAAN
STA. POLDA
PROYEK
APBN (RM)
STA. OGAN PERMATA INDAH
Operasi secara terbatas LRT Sumatera Selatan dimulai pada 1 Agustus 2018
2018 guna mendukung penyelenggaraan Asian Games tahun 2018.
2019 Ogan Permata Indah (OPI) resmi beroperasi dengan kontrak penugasan kereta
api perintis lintas antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementrian
Perhubungan dan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak 04/
LLA.KA/I/2019 dan KL.701/I/5/KA-2019 pada Januari 2019 dengan frekuensi
dan jadwal perjalanan kereta api.
13. LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) JAKARTA INTERNATIONAL STADIUM - KELAPA GADING DAN
VELODROME - MANGGARAI
STASIUN
BOULEVARD SELATAN
STASIUN
BOULEVARD UTARA
STASIUN
VELODROM
STASIUN
STASIUN PULOMAS
EQUESTRIAN
DEPO LRT
JAKARTA
KAJIAN
SELESAI
Dokumen FS dan BED koridor 1 Fase IIA dan Fase IIB antara
kelapa gading - JIS sepanjang 8,16 km dan Velodrome -
Manggarai sepanjang 6,5 km telah terselesaikan.
Sumber : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.
MRT FASE 1
DEPO ANCOL
Proyek pembangunan MRT Jakarta
Fase 1 segmen Lebak Bulus -
Bundaran Hisepanjang 15,7 km telah
KOTA terselesaikan dan mlai beroperasi
FASE 2A SEGMEN 2 pada tahun 2019.
: KTA - ACB GLODOK
Pembangunan :
MANGGA MRT FASE 2
BESAR SAWAH BESAR 2. BHI - ANCOL
COD Stage 2 (Harmoni - Kota)
HARMONI
FASE 2A SEGMEN 1 :
Fase 2A Lintas BHI - kota
LBB - BHI MONAS (6,3 km)
Pembangunan :
SARINAH Segmen 1
COD Stage 1 (Bund. HI - Harmoni)
(LBHI - Harmoni) - (CP201)
BUNDARAN HI
DUKUH ATAS Segmen 2
(Lingkar Harmoni - Kota) -
BENDUNGAN HILIR SETIABUDI (CP202-CP203)
HAJI NAWI
CIPETE RAYA
LEBAK BULUS
FATMAWATI
DEPO
(Sumber Data : Proyek Strategis Nasional Bidang Perkeretaapian, Paparan DJKA Maret 2021.)
JALUR LAYANG
SKEMA PENDANAAN :
PEMERINTAH DAERAH DKI JAKARTA
STASIUN MANGGARAI
STASIUN JATINEGARA
BAB 10
KETAHANAN INDUSTRI PERKERETAAPIAN SELAMA
PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA
https://mobile.twitter.com/perkeretaapian
Risiko Tinggi
Risiko Sedang
Risiko Rendah peta persebaran pandemi COVID-19per 11 September 2020
Tidak Terdampak https://covid19.go.id
Sejak Corona Virus Disease 19 atau Covid-19 muncul pada Desember 2019,
persebarannya menjadi cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
30 Januari 2020 menyatakan darurat global terhadap virus corona. Di Indonesia
penyebarannya meluas di hampir 34 provinsi. Oleh karena itu, melalui Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam
Penyebaran Corona Virus Disease 19 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional,
Pemerintah menetapkan kebijakan dalam menghadapi pandemi yang diterapkan
dalam berbagai peraturan perundangan, baik pada level Menteri, Dirjen, hingga
Tim Satgas Covid-19.
Pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 yang
kemudian diturunkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2020
tentang Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19.
Pengendalian aktivitas masyarakat pada saat pandemi Covid-19 berdampak
signifikan pada pembatasan pergerakan masyarakat yang diikuti dengan
penurunan demand untuk menggunakan transportasi publik disebabkan adanya
kekhawatiran di masyarakat terkait penyebaran Covid-19 pada transportasi publik
termasuk perkeretaapian. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Perhubungan (Balitbanghub, 2020a) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan
Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, mencatat bahwa pengendalian sosial telah
berdampak pada turunnya volume penumpang angkutan perkeretaapian sebesar
68% dari kondisi normal sebelum pandemi.
Pengaturan pencegahan
Tindak lanjut protokol pencegahan
penyebaran Virus COVID-19 pada
p e n y e b a r a n C OV I D - 1 9 p a d a
Sarana dan Prasarana
pelaksanaan pembangunan
Perkeretaapian
prasarana perkeretaapian
(S E Dirjen Perkeretaapian Nomor
(S E Dirjen Perkeretaapian Nomor
UM.006/A.95/DJKA/20/ tanggal
UM.008/A.107/DJKA/20 tanggal
20 Maret 2020)
27 Maret 2020)
KA Antar Kota
(Kecuali 65% 70% 80%
KA Luxury)
KA Lokal,
KA Prambanan
Ekspress, dan 50% 70% 80%
KA Bandara
25.000.000
Sebelum Pandemi
15.000.000
10.000.000
5.000.000
0
Januari Februari Maret April Mei
KA Utama/Antar Kota
4.179.184 3.731.243 2.655.761 286.238 2.862
KA Lokal
3.223.979 2.950.618 2.223.522 469.820 373.760
KRL Jabodetabek 26.522.813 25.396.131 18.413.931 5.087.921 5.029.847
KA Bandara Kualanamu
52.002 46.589 30.735 846 0
KA Perintis termasuk LRS Sumsel
359.634 287.085 186.408 18.200 15.458
KA Bandara Soekarno Hatta
147.745 163.034 95.965 1.946 0
MRT Jakarta
2.638.270 2.564.869 1.403.638 121.757 43.544
LRT Jakarta
118.758 132.520 60.723 7.488 6.048
PROYEKSI
PSBB Transisi
14 Sep
3.500.000
VOLUME BARANG (TON)
3.000.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
Sebelum Pandemi PSBB Diterapkan
1.000.000
0
Januari Februari Maret April Mei
Minyak Bumi/ BBM 213.529 189.043 190.345 149.373 141.008
Semen 353.610 349.380 342.410 246.800 269.960
140.000
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
-
01/01/2020 31/01/2020 01/03/2020 01/04/2020 01/05/2020 01/06/2020 01/07/2020 31
PROYEKSI
PSBB Transisi
rian
PERUBAHAN PERILAKU
(OPERATOR )
Penyelenggara KA
menyediakan tempat
cuci tangan dan
handsanitizer
CUCI TANGAN DAN
HAND SANITIZER
Untuk mengurangi
sentuhan langsung
TRANSAKSI
QR CODE
Penumpang
diwajibkan
menggunakan
PENGGUNAAN masker
MASKER
Diberikan kepada
penumpang saat
memasuki gerbang
boarding
PENGGUNAAN
Penyelenggara KA
FACE SHIELD
menyediakan layanan test
COVID-19
Penumpang wajib
RAPID TEST ANTIGEN, menunjukkan surat hasil tes
GENOSE, yang menyatakan negatif
TEST PCR
COVID-19
COVID-19
Hasil analisis memperlihatkan bahwa dampak langsung yang dilihat, baik yang
terukur maupun tidak, berupa penurunan penumpang dan barang, pendapatan,
laba, utilisasi serta penerapan protokol Covid–19 pada pengoperasian KA.
Pelaksanaan studi terfokus pada operator sebagai pihak terdampak secara
finansial maupun ekonomi, sementara mapping dampak berdasar pihak dan
sektor terdampak dapat dilihat pada tabel.
Horizon
waktu/ Jangka Pendek Jangka Panjang
Intensitas
• Penurunan volume penumpang
• Penuruna volume barang
• Penurunan pendapatan
• Penurunan laba
• Penurunan u litas sarana kereta api
• Penurunan u litas infrastruktur
Penurunan Kontribusi
perkeretaapian
Parah PDB sektor
• Tidak tercapainya RKAT kenaikat
perkeretaapian
subsidi pemerintah melalui
restrukturisasi PSO, IMO, dan TAC
• Penerapan protokol covid pada
pengorperasian KA
• Penurunan peran sosial layanan
perkeretaapian
Penurunan kepercayaan penggunaan Ancaman PHK pada
Tidak parah pada moda angkutan umum secara pekerja terkait
umum dan perkeretaapian khususnya operasional kereta api
PENURUNAN JUMLAH
PENUMPANG
TURUNNYA KEPERCAYAAN
MASYARAKAT PADA LAYANAN KA
PENERAPAN PROTOKOL PENURUNAN UTILITAS
KESEHATAN SARANA PRASARANA KA TURUNNYA PERAN TURUNNYA KONSTRIBUSI
SOSIAL KA SEKTOR THD PDB
PENURUNAN
PENDAPATAN
PANDEMI COVID-19 PENURUNGAN VOLUME ANCAMAN PHK PEGAWAI
BARANG
PENURUNAN
KEUNTUNGAN
PENURUNAN UTILITAS TIDAK TERCAPAINYA RKAT
SARANA PRASARANA KA
PENURUNAN
KEUNTUNGAN
PENGAMATAN PENYELENGGARA
10.4 PERKERETAAPIAN DI MASA PANDEMI COVID-19
Berkurangnya penumpang
harian secara signifikan Dampak Bagi PT. Kalog
105%
2020 direncanakan pertumbuhan Peningkatan kegiatan online
laba bersih 105%
2020
twitter DJKA
SUMBER
SUMBER: :ANADOLU
CNN INDONESIA
AGENCY
02 PT. KALOG
DUKUNGAN
PARADIGMA
HUMANITARUIAN
• Penerapan protokol
kesehatan
04 PEMERINTAH
• pengembangan kerjasama
TRANSPORT DAN
• Peningkatan resiliensi
sinergis bisnis operator KA
BLUE OCEAN
• pengembangan organisasi • Subsidi Rapid Test
• value creation rantai pasok • Peningkatan adaptasi
STRATEGY (BOS) bisnis kondisi pandemi berdasar
protokol kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek , 2016. Peran BPTJ dalam Menciptakan Sinergi Program Revitalisasi
Angkutan Umum Perkotaan di Jabodetabek. Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbanghub), 2020, Dampak Pandemi Covid-
19 terhadap Perkeretaapian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Kereta Api, Jakarta
Capacity For Rail, 2014. Design Requirements and Improved Guidelines for Design, Madrid: CAPACITY4RAIL.
Esveld, C., 2001. Modern Railway Track. 2nd ed. Zatbommel: MRT-Productions.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2017. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang
Perkeretaapian 2015 – 2019, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2017. Ensiklopedia Bidang Perkeretapaian, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2018. Review Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2018. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang
Perkeretaapian Tahun 2015 – 2019, Jakarta: Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019. Buku Statistik Bidang Perkeretaapian 2019, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2019. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2019,
Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020. Jumpa Pers Akhir Tahun 2020, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2020. Laporan Pendahuluan Buku Perkeretaapian 2020, Jakarta:
Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian, 2021. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian
Tahun 2020 – 2024, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Ircham, 2018. Pengembangan Sistem Transportasi Angkutan Umum Massal Perkotaan Berbasis Perkeretaapian,
Disertasi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Ismanto, 2020, Kebijakan Pengendalian Transportasi Di Dki Jakarta Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Covid-19, Focus Group Discussion (FGD) Kajian Pemodelan Pergerakan Orang dan Penyebaran Virus
Pada Bidang Transportasi Perkeretaapian Selama Pandemi Covid-19, Jakarta
Jakartabytrain, 2017, 11 Maret. Mengulik Rencana Perkeretaapian Jabodetabek. [Online]
Available at: https://jakartabytrain.com/2017/03/11/mengulik-rencana-perkeretaapian-jabodetabek/
[Diakses pada 1 Maret 2021].
Kementerian Perhubungan, 2000. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2000 tentang Jalur
Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2011. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Kereta Api, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2011. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2011 tentang Tata dan Cara
Pembuatan Grafik Perjalanan Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2012. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan
Teknis Jalur Kereta Api , Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2014. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Penetapan Jaringan Pelayanan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian , Jakarta: Kementerian
Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2014. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.9 Tahun 2014
tentang Tata Cara Penetapan Jaringan Pelayanan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian, Jakarta:
Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2017. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.121 Tahun
2017 tentang Lalu Lintas Kereta Api, Jakarta: Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan, 2018. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM.44 Tahun
2018 tentang Persyaratan Teknis Peralatan Persinyalan Perkeretaapian, Jakarta: Kementerian
Perhubungan.