PENDAHULUAN
PERANAN TRANSPORTASI
• Jalan • Mobil
• Jalan Rel • Bus
DARAT • Terminal • Truk
• Stasiun • Kereta Api
• dsb • dsb
• Laut
• Sungai • Kapal
TRANSPORTASI AIR • Dermaga • Ferry
• Pelabuhan • dsb
• dsb
• Udara
UDARA • Bandar Udara • Pesawat Terbang
• Landasan • dsb
• dsb
TRANSPORTASI KERETA API
TRANSPORTASI
KERETA API • Jalan Rel • Kereta
• Jembatan • Gerbong
• Stasiun • Lokomotif
• Emplasemen • Lori
• Terowongan
• Perlintasan
• Perangkat telekom
• Perangkat Sinyal
• Bengkel
• dsb
PERKEMBANGAN TRANSPORTASI KERETA API
kayu
Dipasang balok-balok kayu membujur
besi
Bagian atas balok kayu dilapisi besi kayu
besi
Balok kayu diganti besi
PERKEMBANGAN SINYAL
Sinyal Mekanis Sinyal Elektris
SEJARAH KERETA API DI INDONESIA
Lahirnya KA di Indonesia:
• De-facto: 17 Juni 1864 Kemijen-Tanggung (oleh NIS), dibuka 10
Agustus 1867
• De-jure : 6 April 1875, dengan UU pembangunan jalan rel Hindia
Belanda
PNKA
PJKA
Perumka
• Fasilitas khusus,
• Investasi, biaya operasi, perawatan dan tenaga : besar,
• Pelayanan terbatas pada jalurnya.
PERBANDINGAN ANTARA JALAN RAYA DAN JALAN REL
(1)
Kalimantan 1.400
Sulawesi 500
Papua 500
Penekanan pada :
Railway Engineering
REFERENSI
JALAN REL
Oleh:
Suryo Hapsoro Tri Utomo
ISBN 979-8541-31-6
PADA KULIAH BERIKUTNYA
Pengelompokan,
Standar Perencanaan dan Perancangan
1067 mm 1435 mm
Lebar Badan Jalan Rel
dengan:
y : besarnya nilai tambahan untuk pelebaran akibat adanya
ketinggian,
C : peninggian rel yang tersedia atau terjadi (mm).
Lebar badan jalan (L) pada suatu jalan rel layang
Lintas Datar 0 – 10
Lintas Pegunungan 10 – 40
Single Track
Catenary
Dikenal juga dengan beberapa nama, a.l:
• Overhead Contact System ( OCS )
• Overhead Line Equipment ( OLE atau OHLE )
• Overhead Equipment ( OHE )
• Overhead Wiring ( OHW )
• Overhead Lines ( OHL )
• Troley Wire
• Traction Wire.
CATENARY
• Jenis Kereta Api ( UU 23 Tahun 2007 )
STANDAR PERANCANGAN JALUR KERETA API
1. Kecepatan
Dalam konteks perancangan jalur kereta api,
terdapat berbagai jenis kecepatan yang harus
diketahui, yaitu:
• kecepatan rencana,
• kecepatan maksimum,
• kecepatan operasi, dan
• kecepatan komersial.
1.1. Kecepatan rencana
Dengan :
Ni : jumlah kereta api yang
lewat
Vi : kecepatan operasi
c : diambil 1,25
1.2. Kecepatan maksimum
Kecepatan tertinggi yang diizinkan untuk operasi
suatu rangkaian kereta pada lintas tertentu
Lokomotif CC 202
108 ton
3. Kelas Jalan Rel
Kelas jalan rel dibedakan berdasarkan dimensi lebar jalan rel
(lebar jalan rel 1067 mm dan 1435 mm).
• Untuk lebar jalan rel 1067 mm: 5 kelas
• Untuk lebar jalan rel 1435 mm: 4 kelas
Spesifikasi dari setiap kelas jalan rel tersebut yang meliputi:
a. daya (kapasitas) angkut lintas,
b. kecepatan maksimum,
c. beban gandar maksimum,
d. tipe rel,
e. jenis bantalan,
f. jenis penambat,
g. tebal balas atas, dan
h. lebar bahu balas.
Spesifikasi Kelas Jalan Rel untuk Lebar Jalan Rel 1067 mm
Spesifikasi Kelas Jalan Rel untuk Lebar Jalan Rel 1435 mm
4. Ruang untuk Pengoperasian
Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api diperlukan
adanya alokasi ruang untuk :
• Ruang bebas
• Ruang bangun
Ruang Bebas
T = 360 x S x TE
TE = Tp + ( Kb x Tb ) + ( K1 x T1 )
dengan :
T = daya (kapasitas) angkut lintas (ton/tahun)
TE = tonase ekivalen (ton/hari)
Tp = tonase penumpang dan kereta harian
Tb = tonase barang dan gerbong harian
T1 = tonase lokomotif harian
S = koefisien yang besarnya tergantung pada kualitas lintas, yaitu:
S = 1,1 untuk lintas dengan kereta penumpang dengan
kecepatan maksimum 120 km/jam
S = 1,0 untuk lintas tanpa kereta penumpang
Kb = koefisien yang besarnya tergantung pada beban gandar, yaitu:
Kb = 1,5 untuk beban gandar < 18 ton
Kb = 1,3 untuk beban gandar > 18 ton
K1 = koefisien yang besarnya ditentukan sebesar 1,4
Prof. Ir. Suryo Hapsoro, Ph.D.,IPU
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Roda Roda
Rel Bantalan
Rel
Rel
Bantalan
Fungsi Rel:
• Pijakan menggelindingnya roda,
• Meneruskan beban dari roda kepada bantalan
Gaya-gaya Yang Bekerja pada Rel:
KEPALA REL
1. Cocok dengan kasut roda,
2. Tegangan kontak minimum.
BADAN REL
• Ketebalan dan kekuatan badan rel menghasilkan kuat geser
yang cukup untuk melindungi terhadap kerusakan, terutama di
sekitar lubang sambungan.
• Lengkung transisi antara badan dan kepala rel untuk mengatasi
tegangan yang timbul.
KAKI REL
• Memberikan kestabilan
• Bidang kontak yang besar untuk penambatan rel
• Tegangan antara penambat rel dan rel minimal permukaan atas
kaki rel dibuat rata.
TIPE DAN KARAKTERISTIK REL
KARAKTERISTIK
Lihat Tabel
R 42 R 50
Lebar Jalan Rel 1067 mm
Lebar Jalan Rel 1435 mm
BAHAN DAN KEKUATAN
Agar umur manfaatnya lebih panjang rel harus tahan aus dan tidak
mudah retak
• Kekuatan, kuat tarik minimum 90 kg/mm2, dengan perpanjangan
minimum 10 %,
• Kekerasan minimum 240 Brinell
pada heat treated rail umur rel bisa 2 – 3 kali lebih panjang.
MACAM REL
Menurut klasifikasi UIC : WR-A, WR-B, WR-C
Yang digunakan di Indonesia:
• Masuk dalam WR-A
• High carbon rail
Kadar C dan Mn dalam rel
Mn
l = OM = ( E x A x λ x T)/r
Temperatur Pemasangan
1. Pada rel standar dan rel pendek
2. Pada rel panjang
Pelat Penyambung
Kemiringan permukaan bawah kepala rel dan
permukaan atas kaki rel
2. Bentuk Bantalan
a. Bantalan arah membujur
b. Bantalan arah melintang
Bantalan Membujur
V
Bantalan Melintang
Blok Ganda
BANTALAN
Blok Tunggal
Berat sendiri bantalan beton : 160 – 200 kg
memberikan kestabilan track yang lebih baik.
Lebih cocok bagi kereta api dengan tonase yang
besar ataupun kecepatan tinggi.
BANTALAN
4. Posisi Bantalan
5. Jarak Bantalan
Secara ideal jarak bantalan atau jumlah bantalan
dalam satuan panjang rel tergantung pada:
• Tipe, potongan melintang dan kekuatan rel
• Jenis dan kekuatan bantalan
• Balas tempat bantalan diletakkan
• Beban gandar, volume dan kecepatan kereta api
Secara praktis di Indonesia digunakan:
• Jarak bantalan pada lintas lurus ialah 60 cm 1 km =
1667 buah bantalan
• Pada tikungan/lengkung jarak bantalan 60 cm (diukur
pada rel luar)
Kecuali pada bantalan tempat
sambungan rel
Slab-Track
Pemakaian Slab
Track di
Emplasemen
Karakteristik Bantalan Slab Track
• Air akan terbendung di antara slab track, sehingga
dibutuhkan kondisi balas/penopang yang prima dengan
demikian penyaluran air hujan dapat berlangsung dengan
baik. Implikasi dari penggunaan bantalan ini, adalah
diperlukannya frekuensi pemeliharaan (pembersihan)
balas/penopang yang tinggi sehingga akan menyebabkan
anggaran pemeliharaan semakin tinggi.
• Diperlukan konstruksi penambat arah melintang supaya jarak
antar bantalan tetap terpelihara dengan baik.
• Bahan konstruksi yang tepat untuk bantalan membujur
adalah konstruksi beton mengingat pertimbangan praktis dan
teknisnya.
Pemakaian
Slab Track di
Terowongan
Pemakaian
Slab Track di
Wesel
See you, bye bye
PENAMBAT REL
1. Jenis Penambat
a. Kaku
b. Elastis Tunggal
Ganda
Karakteristik
D.E Spring Clip ?
?? ??
Penambat Pandrol pada Penambat Pandrol pada
Bantalan Kayu Bantalan Besi/baja
Alas Karet
Alas Karet (Rubber Pad)
Fungsi Alas Karet:
• Mencegah merangkaknya rel,
• Meredam getaran,
• Melindungi permukaan bantalan,
• Menahan beban yang bekerja padanya
BALAS
1. Letak Balas
2. Fungsi Balas
• Meneruskan dan menyebarkan beban
• Mencegah bergesernya bantalan (dan rel)
• Meluluskan air
• Mendukung bantalan dengan dukungan yang kenyal
BALAS
Distribusi Beban
Ketebalan lapisan balas yang diperlukan
tergantung pada:
1. Kuat dukung tanah dasar
2. Beban kereta api
3. Kecepatan kereta api
4. Bahan balas
5. Balas Bawah
a. Persyaratan Bahan
b. Gradasi
Syarat Bahan
Balas Atas
Gradasi
Balas Atas
Gradasi
Balas
Bawah
dengan :
a. Pada timbunan
a. Pada galian
Timbunan
Untuk menaikkan permukaan tanah sehingga
mencapai ketinggian/elevasi yang sesuai dengan
perancangan struktur jalan rel
Terdiri atas:
• Timbunan
• Fondasi timbunan
Persyaratan teknik timbunan :
1) Mampu menopang beratnya sendiri dan beban
di atasnya dengan aman
2) Penurunan yang terjadi masih dalam batas yang
dapat diterima
3) Mampu mempertahankan bentuk timbunan
4) Mampu mempertahankan sifat-sifat/karakteristik
tekniknya.
Batasan timbunan:
• Bagian atas timbunan minimal 100 cm harus terbuat
dari bahan timbunan yang lebih baik dibandingkan
dengan bahan untuk bagian di bawahnya
• Lebar permukaan atas mempunyai berm minimal
selebar 1,50 meter
• Jika penurunan yang terjadi > 50 cm perlu dilakukan
perbaikan (improvement) bahan timbunan
• Factor of safety lereng terhadap longsor minimum 1,50
• Kepadatan minimum timbunan 95% MDD
• Permukaan atas timbunan terletak minimum 75 cm di
atas elevasi muka air tanah tertinggi
• Apabila tinggi timbunan terpaksa lebih dari 6,00 meter,
maka setiap ketinggian 6,00 meter harus dibuat berm
selebar minimum 1,50 meter
BADAN JALAN
Lihat Tabel
DRAINASI JALAN REL
Drainasi jalan rel :
Sistem pengaliran/pembuangan air di suatu daerah
jalan rel, baik secara gravitasi maupun dengan
menggunakan pompa, agar tidak terjadi genangan air.
Kegunaan :
• Agar tidak terjadi genangan air pada jalan rel,
sehingga tidak terjadi pengembangan tanah
• Agar tidak terjadi pumping effect
• Mencegah/mengurangi pengaruh air terhadap
konsistensi/sifat-sifat tanah, sehingga badan jalan rel
tetap kokoh
• Agar lalulintas kereta api tidak terganggu
Jenis drainasi jalan rel
• Drainasi permukaan (surface drainage)
• Drainasi bawah permukaan (sub-surface drainage)
• Drainasi lereng (slope drainage)
DRAINASI PERMUKAAN
• Untuk mengalirkan/membuang air yang ada di permukaan
tanah daerah jalan rel.
• Pembuangan akhir dari sistem drainasi permukaan tidak
boleh mengganggu pihak lain.
Jenis drainasi permukaan
• Drainasi memanjang (side ditch) di samping dan
memanjang arah jalur jalan rel
• Drainasi melintang (cross drainage) melintang arah jalur
jalan rel
Data untuk perencanaan dan perancangan
• Curah hujan
• Topografi
• Tata guna lahan setempat
• Sifat/karakteristik tanah setempat
Bentuk
Drainasi memanjang dapat berupa saluran terbuka atau tertutup.
Potongan melintang dapat berbentuk:
• Trapesium
• Kotak atau persegi
• Segitiga
• Busur lingkaran
Drainasi melintang dapat berupa:
• Gorong-gorong
• Jembatan pelat
Bahan
Harus tahan terhadap hal-hal:
• Karakteristik/kondisi setempat yang dapat merusak
saluran
• Gaya-gaya yang akan bekerja pada saluran dimaksud
Perancangan
• Minimum 75 cm dari tanah dasar harus kering
• Pipa berlubang harus di atas lapisan pasir
minimum 10 cm, di atasnya dihamparkan (dan
dipadatkan) kerikil minimum 15 cm, di atasnya
dihamparkan bahan kedap air
Data yang diperlukan untuk perencanaan dan
perancangan drainasi bawah permukaan:
• Elevasi muka air tanah pada saat musim
basah/penghujan
• Koefisien permeabilitas tanah setempat
• Elevasi dan kemiringan lapisan kedap air yang ada
DRAINASI LERENG