Anda di halaman 1dari 76

BIRO PERENCANAAN

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAPORAN ANTARA
PERENCANAAN ANGKUTAN
BARANG MENUJU PENURUNAN
BIAYA LOGISTIK TERHADAP PDB
DI KAWASAN INDUSTRI
DI INDONESIA
PT. AULIA SAKTI INTERNASIONAL

1
OUTLINE 01 PENDAHULUAN
02 TINJAUAN UMUM
03 METODOLOGI
04 HASIL SURVEI
05 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2
01
PENDAHULUAN

3
LATAR BELAKANG

SERING TERJADI 2018


30
ECONOMY RANK SCORE
DISPARITAS HARGA, 25
24
• LUAS WILAYAH Vietnam 39 3.27

Persen
20
FLUKTUASI, LPI India 44 3.18 20
1.905 JUTA KM2 15
KELANGKAAN BARANG Rendah Indonesia 46 3.15 13 13
• 17.504 PULAU 15
ANTAR WILAYAH Côte d'Ivoire 50 3.08
10 8
Philippines 60 2.90
Ukraine 66 2.83 5
Egypt, Arab Rep. 67 2.82 0
Kenya 68 2.81
Lao PDR 82 2.70
Jordan 84 2.69

Data dan sistem Infrastruktur belum


Ketersebaran produksi memadai DAMPAK PANDEMI
informasi logistik yang
dan skala ekonominya COVID 19
belum terintegrasi

4
BEBERAPA REGULASI TERKAIT LOGISTIK [1]

• UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
• UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
• UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
• UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
UNDANG- • UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
UNDANG • UU No. 38 Tahun 2009 tentang Pos
• UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
• UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
• UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan

PERATURAN • PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan


PEMERINTAH • PP No. 8 Tahun 2011 tentang Multimoda

• Perpres No. 48 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
• Perpres No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional
PERATURAN • Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
PRESIDEN • Perpres No. 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting

5
BEBERAPA REGULASI TERKAIT LOGISTIK [2]
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN
• Kepmenhub No. 14 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan dan • Permendag No. 90 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pembinaan
Pengusahaan Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal Pergudangan
• Permenhub KM 49 Tahun 2005 tentang Sistem Transportasi • Permendag No. 24 Tahun 2015 tentang Penetapan Harga Patokan
Nasional (Sistranas) Ekspor Atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea
• Permenhub No. 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Keluar
Perkeretaapian Nasional • Permendagri No. 96 Tahun 2016 tentang Pembayaran Ketersediaan
• Permenhub No. 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Layanan dalam Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah dengan
Pengusahaan Angkutan Multimoda Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur di Daerah

• Kepmenhub No. 725 Tahun 2014 tentang Rencana Induk • Peraturan Menteri Perdagangan No. 64/M-Dag/Per/9/2016 tentang
Pelabuhan Nasional Ketentuan Pemasukan dan Pengeluaran Barang Asal Luar Daerah
Pabean ke dan dari Pusat Logistik Berikat
• Permenhub No. 130 Tahun 2016 tentang Jasa Pengurusan
Transportasi

KEMENTERIAN PERTANIAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


• Permentan No. 16 Tahun 2015 tentang Pedoman Penguatan • Permen No. 5 Tahun 2014 tentang Sistem Logistik Ikan Nasional
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Tahun 2015 • Kepmen No. 45 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pelabuhan Ikan
• Permentan No. 18 Tahun 2015 tentang Pedoman Gerakan Nasional
• Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Tahun 2015 • Inpres No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri
• Permentan No. 12 Tahun 2017 tentang Operasi Pasar Perikanan
Menggunakan Cadangan Beras Pemerintah dalam Rangka
Stabilisasi harga 6
BEBERAPA REGULASI TERKAIT LOGISTIK [3]

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

• Permenkeu No. 272 Tahun 2015 tentang Pusat Logistik • Permendag No. 90 Tahun 2014 tentang Penataan dan
Berikat Pembinaan Pergudangan

• Permenkeu No. 260 Tahun 2016 tentang Tata Cara • Permendag No. 24 Tahun 2015 tentang Penetapan Harga
Pembayaran Ketersediaan Layanan pada Proyek Kerja Sama Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Rangka Dikenakan Bea KeluarPerdirjen Bea dan Cukai No. Per-
Penyediaan Infrastruktur 01/BC/2016 tentang Tata Laksana Pusat Logistik Berikat

• Permenkeu No. 60 Tahun 2017 tentang Tata Cara • Perdirjen Bea dan Cukai No. Per-02/BC/2016 tentang Tata
Pemberian Jaminan Pemerintah Pusat untuk Percepatan Laksana Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional untuk Ditimbun di Pusat Logistik Berikat

• Permenkeu No. 95 Tahun 2017 tentang Ruang Lingkup dan • Perdirjen Bea dan Cukai No. Per-03/BC/2016 tentang Tata
Tata Cara Pemberian Penjaminan Pemerintah di Bidang Laksana Pengeluaran Barang Impor dari Pusat Logistik
Infrastruktur oleh Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur Berikat untuk Diimpor untuk Dipakai

7
LATAR BELAKANG & TUJUAN PEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

LATAR BELAKANG PP TENTANG KAWASAN INDUSTRI TUJUAN PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI

• Dengan diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 • Mengendalikan pemanfaatan ruang; Meningkatkan


tentang Pemerintahan Daerah, maka kebijakan upaya pembangunan industri yang berwawasan
pemerintah tentang kawasan Industri yang semula lingkungan;
diatur dalam Keppres Nomor 41 Tahun 1996, perlu • Mempercepat pertumbuhan industri di
dilakukan penyesuaian dan ditingkatkan status daerah;Meningkatkan daya saing
hukumnya menjadi Peraturan Pemerintah; industriMeningkatkan daya saing investasi;
• Untuk memberikan kepastian hukum bagi para • Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan
investor yang akan berinvestasi di bidang usaha dan pembangunan infrastruktur, yang terkoordinasi
kawasan industri; antar sektor terkait;
• Menciptakan iklim investasi yang kondusif di
Kawasan Industri;

8
KEK DAN PSN SEBAGAI AGENDA PRIORITAS NASIONAL

Dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus diarahkan untuk memberikan kontribusi


optimal dalam pencapaian 4 (empat) agenda prioritas nasional yang tertuang di Nawacita
yaitu:

Membangun I ndonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah –


daerah dandesa dalam kerangka negara kesatuan

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing Di pasar internasional

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor –sektor


strategis ekonomi domestik

9
02
TINJAUAN UMUM

10
KINERJA SEKTOR LOGISTIK INDONESIA

Sumber: World Bank

Sumber: World Bank


Diolah oleh Supply Chain Indonesia (2018)

11
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI SERTA PDB INDUSTRI & LOGISTIK
TRIWULAN I TAHUN 2019 & 2020

LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULANAN (Y-ON-Y)

12
DISTRIBUSI & PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO 2019

13
PERKEMBANGAN & PROYEKSI PDB SEKTOR TRANSPORTASI DAN
PERGUDANGAN

14
PERTUMBUHAN SUB SEKTOR TRANSPORTASI

15
PERTIMBANGAN KETENTUAN KEK DAN PSN

Potensi Geoekonomi Potensi Geostrategis

a) Lokasi strategis sebagai pusat pertumbuhan dan distribusi a) Terintegrasinya KEK Bitung dengan konsep pengembangan
barang dan penunjang logistik kawasan timur Indonesia Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
b) Mempunyai akses internasional khususnya ke Brunei b) Pengembangan jaringan jalan tol
Darusallam, Indonesia, Malaysia, The Philippines-east c) Tersedianya jaringan Jalan Nasional
ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), Australia-Indonesia
Development Area (AIDA), Asia Timur, dan Pasifik
c) Berdekatan dengan adanya rencana pengembangan
International Hub Port (IHP)

16
LOGISTIK, SUPPLY CHAIN DAN DAYA SAING PRODUK/KOMODITAS

TRANSPORTASI TERJADWAL TRANSPORTASI TERJADWAL

KEPASTIAN KEPASTIAN
WAKTU WAKTU

PENURUNAN PENURUNAN
OPTIMASI OPTIMASI
BIAYA BIAYA
PERSEDIAAN PENGIRIMAN
PERSEDIAAN PENGIRIMAN
DAYA
DAYA SAING
EFISIENSI BIAYA
PENURUNAN SAING EFISIENSI BIAYA
PENURUNAN
HARGA POKOK HARGA POKOK
LOGISTIK LOGISTIK
PRODUKSI PENJUALAN

PENURUNAN PENURUNAN
SKALA EKONOMI SKALA EKONOMI
BIAYA BIAYA
PENGADAAN PENGIRIMAN
PENGADAAN PENGIRIMAN

Supply Chain Indonesia (2017)

EKONOMI SKALA EKONOMI SKALA

KAPASITAS ARMADA KAPASITAS ARMADA 17


DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP DAYA SAING
INFRASTRUKTUR KEBIJAKAN &
• KAPASITAS
• STANDAR TEKNIS IMPLEMENTASI
PENGELOLAAN •
INFRASTRUKTUR
STANDAR LAYANAN PEMBANGUNAN
• KOORDINASI ANTAR INSTANSI
GCG
Supply Chain Indonesia (2017)

KECEPATAN PENYEBARAN
PERTUMBUHAN
PELAYANAN PEMBANGUNAN
SKALA EKONOMI WILAYAH
INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR

PENJADWALAN DAN PENGELOLAAN PILIHAN MODA/ KESEIMBANGAN


AKSESIBILITAS
PENENTUAN RUTE ARMADA MULTIMODA PERGERAKAN BARANG

DAYA
WAKTU TEMPUH
SAING BIAYA KERUSAKAN ARMADA

PRODUKTIVITAS PELANGGARAN: REGULASI DAN


ARMADA OVERTONASE, DSB. PENEGAKAN HUKUM

KERUSAKAN
INFRASTRUKTUR 18
LOGISTICS COMPETITIVENESS INDONESIA

LOGISTIC PERFORMANCE INDEX (LPI)


GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX (GCI)
PERINGKAT SESUAI INDIKATOR
PERINGKAT
TAHUN PERINGKAT (Dari 137) TAHUN (Dari) PELAYARAN KUALITAS LOGISTIK &
INFRASTRUKTUR
INTERNASIONAL KOMPETENSI
2015 - 2016 37
2014 53 (160) 56 74 41
2016 - 2017 41
2016 63 (160) 73 71 55
2017 - 2018 36
2018 46 (160) 54 42 44
TERDIRI DARI 12 PILAR:
LPI DITETAPKAN BERDASARKAN 6 KOMPONEN:
Institusi, Infrastruktur, Lingkungan
1.Efisiensi dari customs dan border management clearance,
Makroekonomi, Kesehatan & Pendidikan Dasar,
2.Kualitas perdagangan & infrastruktur transportasi,
Pendidikan Tinggi, Efisiensi Pasar Barang,
3.Kemudahan dalam menentukan biaya pengangkutan melalui laut yang kompetitif,
Efisiensi Pasar Tenaga Kerja, Pasar Finansial,
4.Kompetensi dan kualitas pelayanan di bidang logistik,
Kesiapan Teknologi, Skala Pasar, Kepuasan
5.Kemampuan dalam melacak dan memonitor pengiriman barang
Berbisnis, dan Inovasi (Infrastruktur di
6.Frekuensi pelayaran yang memuaskan pengguna jasa
peringkat 52)

Sumber: World Bank and World Economic Forum - 2019


4

19
VOLUME EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2020
DAN TINGKAT PERTUMBUHANNYA TAHUN 2019 & 2020

3.068 2.115 1.996 1.653 994 696 696 690

Supply Chain Indonesia dari BPS


(2020)

580 549 454 394 303 294 201 180 11

Nilai PDB Tahun 2020 (Rp Triliun)


20
PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA

NO Pulau Jumlah Luas (Ha) Prosentase Luas


1 Jawa 58 35.376,89 64,11
2 Kalimantan 8 2.342,13 4,24 Jumlah Kawasan Industri
3 Sulawesi 4 5.500,00 9,97 yang beroperasi tahun 2019
4 Sumatera 39 11.962,40 21,68
Jumlah 55.141,42 100.00

Sumber Laporan Kinerja


Pembangunan Industri tahun 2020
NO Pulau Jumlah Luas (Ha) Prosentase Luas
1 Jawa 74 35.589,55 70,74
2 Kalimantan 7 2.276.33 4,24
Jumlah Kawasan Industri
3 Sulawesi 1 538.00 1,01
yang beroperasi tahun 2020
4 Maluku / Papua 3 3.832,00 7,18
5 Sumatera 36 9.105,96 17,07
Jumlah
21
KRITERIA PENENTUAN INDUSTRI PRIORITAS

Kriteria Kriteria
Kuantitatif Kualitatif

1) Memenuhi kebutuhan dalam negeri dan substitusi import, 1) Memperkokoh konektivitas ekonomi nasional
atau memiliki potensi pasar yang tumbuh pesat didalam
negeri 2) Menopang ketahanan pangan, Kesehatan dan energi
2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyerapan tenaga 3) Mendorong penyebaran dan pemerataan industri
kerja atau mampu menciptakan lapangan kerja produktif
3) Memiliki daya saing Internasional atau memiliki potensi
untuk tumbuh dan bersaing di pasar global
4) Memberikan nilai tambah yang tumbuh progresif didalam
negeri atau memiliki potensi untuk tumbuh pesat dalam
kemandirian
5) Memperkuat, memperdalam dan menyehatkan struktur
industry
6) Memilikim keunggulan komparatif, penguasaan bahan
baku dan tekhnologi

22
03
METODOLOGI

23
LOKASI STUDI KAWASAN INDUSTRI

NO KAWASAN LOKASI
INDUSTRI
1 DEMAK DEMAK

2 GRESIK GRESIK

3 SEI MANGKE KUALA TANJUNG

4 LANDAK KETAPANG

5 BANTAENG BANTAENG

6 WEDA HALMAHERA
TENGAH
7 KONAWE KONAWE

8 BATAM BATAM

24
TANTANGAN PERBAIKAN SISTEM LOGISTIK DAN RANTAI PASOK

PRODUK/ PENYEDIA JASA REGULASI &


INFRASTRUKTUR SISTEM INFORMASI
KOMODITAS LOGISTIK BIROKRASI
Peningkatan pemahaman Integrasi sistem informasi
Integrasi dengan rencana induk Pengembangan pusat Integrasi perencanaan,
terhadap produk/komoditas rantai pasok produk/komoditas
pengembangan konektivitas konsolidasi produk/komoditas pemantauan, dan evaluasi
dan rantai pasoknya
(infrastruktur) logistik nasional berkaitan dengan ketersebaran rantai pasok produk/komoditas
produksi dan skala ekonominya Peningkatan kemampuan
Integrasi sistem informasi
pengelolaan produk/
Dukungan kebijakan dan dalam jaringan transportasi
Penyiapan infrastruktur dan Pengembangan komoditas (people, process,
regulasi pusat dan daerah
fasilitas penanganan logistik produk/komoditas dan industri technology)
berbasis produk/komoditas lokal/daerah untuk Penguatan proses, fasilitas, Koordinasi antar
penyeimbangan volume dan pelaku konsolidasi kementerian/lembaga maupun
pengiriman antar wilayah produk/komoditas antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah
Peningkatan daya saing, Efisiensi (pengurangan
kontinuitas, dan standardisasi panjang) rantai pasok
Adaptasi perubahan pola
produk/komoditas produk/komoditas
perdagangan dan teknologi
Standardisasi dan integrasi
proses bisnis antar penyedia
jasa logistik

Adaptasi perubahan pola bisnis


dan perdagangan

Perencanaan dan
implementasi Sistem
Manajemen Risiko 25
Sumber: Supply Chain Indonesia
KERANGKA KONSEP

TARIF
INFRA- KUALITAS EFISIENSI KETERLAM-
REGULASI
KUALITAS
LAYANAN
COST
LOGISTICS
LOGISTICS
PERFORMANCE PDB
STRUKTUR JASA PROSES BATAN LOGISTIK

PANDEMI COVID 19

26
METODE PENELITIAN

BIAYA DAN TARIF

KUALITAS
INFRASTRUKTUR ADMINISTRASI
KUALITAS
BIAYA
KUALITAS JASA LAYANAN
LOGISTIK
LOGISTIK TRANSPORTASI
EFISIENSI PROSES

KETERLAMBATAN PENYIMPANAN
KINERJA
PERUSAHAAN
REGULASI
FORMATIF
FREKUENSI
REFLEKTIF SALES
PENGIRIMAN

27
KERANGKA PENELITIAN

PERENCANAAN ANGKUTAN BARANG MENUJU PENURUNAN BIAYA


LOGISTIK TERHADAP PDB DI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA

PHENOMENA KONDISI SAAT INI GAP


MASALAH PENELITIAN
KAJIAN TEORITIS BENCHMARKING

KUANTITATIF KUALITATIF
WAWANCARA, FGD STAKEHOLDER
PENGUMPULAN DATA STUDI DOKUMENTASI ANALISIS

SEM
ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESKRIPTIF
AHP
PENYUSUNAN MODEL
PERENCANAAN

KESIMPULAN & REKOMENDASI


28
SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)
PENGGERAK UTAMA SISLOGNAS JARINGAN SISLOGNAS

VISI 2025
Locally Integrated, Globally Connected for
National Competitiveness and Social
Welfare

JARINGAN TRANSPORTASI LAUT


Konektivitas:
DALAM SISLOGNAS
Legend:
Pusat Distribusi Provinsi By sea / by rail By sea / by rail / by land By land / by rail / by sea

Pusat Distribusi Nasional


Short Sea Shipping
Sumber: Perpres 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem
Logistik Nasional 29
04
HASIL SURVEI

30
DATA UMUM 8 WILAYAH STUDI
NO. URAIAN KOTA BATAM KAB. SIMALUNGUN KAB. GRESIK KAB. DEMAK
1 Letak Geografis Luas wilayah daratan Kota Batam 020 36’ – 030 18’ Lintang Utara dan 112° – 113° BT (Bujur Timur) dan 7°– 110º27’58’’-110º48’47’’ Bujur
mencapai 1.038,84 km2 dan luas antara 980 32’ − 990 35’ Bujur Timur 8° LS (Lintang Selatan). luas wilayah Timur dan 6º43’26’’-7º09’43’’
wilayah perairannya yaitu 2.791,09 dengan luas 4 372,5 km2 1.191,25 km2 Lintang Selatan luas wilayah
km2. 89.743 ha.
2 Demografis Penduduk 2020 bulan September, Penduduk Tahun 2020 sebanyak Penduduk 2020 sebanyak 1.311.215 Penduduk Demak th 2020
tercatat sebesar 1.196. 396 jiwa 990.246 jiwa jiwa sebanyak sebanyak 1.203.956
jiwa
3 Struktur Ruang komponen pembentuk struktur Sbg pusat kegiatan lokal (PKL). a. kota Pusat Kegiatan Nasional di Struktur Ruang Perkotaan PKN
ruang wilayah kota dikembangkan Pamatang Raya, kecamatan Raya. Kabupaten diarahkan di PKN (Pusat Kegiatan Nasional)
dengan Sistem Pusat Kota, Sub b. kota Perdagangan, kecamatan Gerbangkertosusila merupakan bagian dari Kawasan
Pusat Kota dan Pusat Lingkungan Bandar. Strategis Nasional
c. kota Parapat, kecamatan Girsang
Sipangan Bolon.
d. kota Saribu Dolok, kecamatan
Silimakuta

Pusat Kota, yang untuk pelayanan PPK diarahkan hampir diseluruh PKL sebagaimana dimaksud
lokal seluruh kota, regional, kecamatan dalam meliputi: a. Kawasan
nasional, dan internasional Perkotaan Demak; dan b.
Kawasan Perkotaan Mranggen
Sub Pusat Kota, yang merupakan
pusat pelayanan hirarki ke2 (dua)
untuk pelayanan lokal setingkat
wilayah kecamatan
Pusat Lingkungan setingkat wilayah
kelurahan atau setingkat satuan
lingkungan permukiman

Sumber: Hasil survey 2021 31


DATA UMUM 8 WILAYAH STUDI
NO. URAIAN KOTA BATAM KAB. SIMALUNGUN KAB. GRESIK KAB. DEMAK
4 Pola Pemanfaatan Mengembangkan kawasan-kawasan peruntukan industri mempunyai luas peruntukan industri yang ramah Kawasan industri berada di Kecamatan
Ruang budidaya sesuai kondisi, potensi, serta keseluruhan lebih kurang 2.605 Ha (dua lingkungandengan luas kurang lebih Sayung dan Karangtengah
karakteristik sumber daya alam dan ribu enam ratus lima hektar) meliputi 12.448,026 Ha . meliputi kawasan di
lahan KEK Sei Mangke dengan luas 2.002 ha sepanjang jalan arteri primer dan
kolektor primer yang menghubungkan
Kabupaten Gresik dan Kabupaten
Lamongan maupun Kabupaten Gresik
dan Kota Surabaya

NO. URAIAN KABUPATEN KETAPANG KAB. BANTENG KAB. KONAWE KAB. HALMAHERA TENGAH
1 Letak Geografis 0°19’26,51” Lintang Selatan (LS) sampai 5°21’13’’ 5°35’26’’ Lintang Selatan dan 02o45’ dan 04o15’ Lintang Selatan, 0° 45’ Lintang Utara0° 15’ Lintang Selatan
dengan 3°4’16,59” Lintang Selatan (LS) 119°51’42’’-120°05’27’’ Bujur Timur membujur dari Barat ke Timur antara dan 127° 45’129° 26’ Bujur Timur daratan
dan 109°47’ 36,55” Bujur Timur (BT) daratan mencapai 395.83 km2 dan luas 121o15’ dan 123o30’ BujurTimur 2.276,86 km², lautan 6.104,65 km²
sampai dengan 111°21’37,36” Bujur wilayah perairan mecapai 144 km2
Timur (BT) luas sebesar 146.807 km2.
2 Demografis penduduk Kabupaten Ketapang 2020 sensus penduduk 2020 sebanyak Kabupaten Konawe Tahun 2020 Halmahera Tengah tahun 2020 adalah
sebanyak 570.657 196.716 jiwa sebanyak 257.011 jiwa 56.802 jiwa
3 Struktur Ruang Ketapang sebagai PKW PKL, yaitu PKL Kawasan Perkotaan PKW; terdapat di Unaaha. Kabupaten Halmahera tengah merupakan
Bantaeng di Kecamatan Bantaeng. PKW yaitu kawasan perkotaan, sedangkan
PKLyaitu Kecamatan Patani Desa
Kipae, Kecamatan Pulau Gebe Desa
Kapaleo,dan Kecamatan Weda Tengah
Desa
Lelilef
Weda.
4 Pola Pemanfaatan kawasan peruntukan industri besar; Kawasan peruntukan industry besar; rencana kawasan industri rotan dan Kawasan industri besar pengilahan nikel
Ruang terdapat di Kecamatan Delta Pawan, kawasan peruntukan industri besar kayu di Kecamatan Anggaberi. Rencana dikembangkan di Desa Lelilef Kecamatan
Kecamatan Muara Pawan, Kecamatan ditetapkan di Kawasan Industri Bantaeng kawasan industri di Kecamatan Puriala, Weda Tengah dan Putal Gebe, dengan
Matan Hilir Utara, Kecamatan Matan di Kecamatan Pa’jukukang Pondidaha, Bondoala, Kapoiala dan luasan kurang lebih 538,41 Ha
Hilir Selatan, dan Kecamatan Amonggedo
Kendawangan
Sumber: Hasil survey 2021 32
Matriks Kondisi Eksisting 8 wilayah Studi
No Indikator Batam Sei Mangke Gresik Demak Ketapang Bantaeng Konawe Halmahera Tengah

1 Infrastruktur Jalan Baik Buruk Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Kurang Baik Kurang baik
2 Infrastruktur Rel Tidak Ada Terbatas dan masih Baik Terbatas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
dibangun

3 Infrastruktur Sangat Baik dalam Sangat baik (Kuala Baik Tidak ada Tidak ada Cukup Kurang memadai
pelabuhan laut Peningkatan Tanjung) (Terdekat
infrastruktur Makasar)

4 Infrastruktur bandar Tersedia Tidak ada Akses tol Tidak ada Terbatas dan Tidak ada Tidak Ada Tidak ada
udara rencana relokasi

5 Kawasan industri Berkembang baik Berkembang lambat Berkembang baik Berkembang Terbatas dan Cukup (Dalam Terbatas dan Terbatas dan
lambat berkembang lambat Pengembangan) berkembang berkembang lambat
lambat

6 Perusahaan jasa Berkembang baik Cuku berkembang Berkembang baik Cukup Cukup berkembang Belum Belum berkembang Belum berkembang
transportasi dan berkembang berkembang
logistik

7 Kondisi kebijakan Kawasan BATAMINDO KEK Sei Mangke Kawasan JIIPE Kawasan JIPS Kawasan Industri Cukup baik Kawasan PSN dan Kawasan PSN dan
yang masih dalam memiliki otonomi terintegrasi KI masih dalam Ketapang secara masih terbatas masih terbatas
pengembangan khusus dengan Pelabuhan pengembangan jhusus
laut

Sumber: Hasil survey 2021

33
34
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KOTA BATAM
Kondisi Infrastruktur Jalan di Batam
✓ Infrastruktur jalan kewilayah Kawasan industry sudah termasuk kategori baik dan layak dengan lebar
jalan 8 meter sampai dengan 12 meter.
✓ Infrastruktur jalan kewilayah Pelabuhan laut sekupang dan Pelabuhan laut Batu Ampar sangat layak
bahkan dapat dilalui oleh kendaraan sumbu 5 atau angkutan barang 40 feets
✓ Infrastruktur jalan ke pusat pusat kegiatan ekonomi seperti pasar, perkantoran dan wilayah Kawasan
pemukiman juga cukup baik dan terintegrasi

Kondisi Infrastruktur Pelabuhan di Batam


✓ Infrastruktur Pelabuhan Batu Ampar saat ini sedang melakukan peningkatan infrstruktur
sarana dan prasaran untuk meningkatkan pelayanan di tahun 2022 dengan target
mencapai 2 juta teus pertahun, yang saat ini hanya dapat melayani 450 ribu teus
pertahun.
✓ Melakukan pekerjaan pengerukan sendimen kolam labuh untuk dapat disinggahi oleh
kapal dengan draft diatas -7
✓ Pelabuhan Batu Ampar diharapkan dapat memiliki daya saing dengan Pelabuhan Changi
yang berada di Singapore
✓ Pelabuhan Sekupang dikonsentrasikan untuk melayani kapal penumpang

35
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KOTA BATAM
Kebijakan regulasi dikota Batam
✓ Penyelenggaraan Pelabuhan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam diNomor: KP 994
Tahun 2017 –Nomor:1456/SPJ/KA/11/2017kukuhkan dengan Surat Keputusan Bersama
✓ Sesuai dengan RPJMN 2019-2024 Batam merupakan kawasan strategis perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas.
✓ Keppres No 41 tahun 1973 dan Keppres No 05 tahun 1983 yang menjadikan Batam sebagai pusat
pengembangan industry
✓ SE - KSOP.Btm 22 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Perizinan Berusaha Sektor Transportasi Bidang
Kepelabuhanan Di Batam
✓ Memiliki kebijakan dalam menyelaraskan arus lalu lintas barang untuk penataan logistic dengan platform BLE
(Batam Logistik Ecosystem)

Kondisi Infrastruktur Bandar Udara di Batam


✓ Infrastruktur Bandar Udara Hang Nadiem sudah memenuhi syarat sebagai bandara Internasional,
peningkatan terus dilakukan dalam hal angkutan barang (cargo) agar memiliki daya saing dalam hal distribusi
logistic lewat udara.
✓ Pelabuhan Batu Ampar diharapkan dapat memiliki daya saing dengan Pelabuhan Changi yang berada di
Singapore
✓ Pelabuhan Sekupang dikonsentrasikan untuk melayani kapal penumpang

36
37
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN SIMALUNGUN
Simalungun adalah salah satu lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia
yang dikenal dengan nama Kawasan Ekonomi Khusus Se Mangkei. KEK ini difokuskan
untuk industri kelapa sawit dan disambungkan ke Pelabuhan Internasional Kuala
Tanjung Kabupaten Batu Bara. Beberapa perusahaan yang ada di KEK ini antara lain
PT. Unilever Oleochemical, PT Industri Nabati Lestari, dan PT Aice Sumatra Industri

Kondisi Infrastruktur Jalan di Kabupaten Simalungun – Sumatera Utara


✓ Infrastruktur jalan yang menuju ke Kawasan industry Sei Mangkei kategori
rusak berat dan berlubang dengan status jalan provinsi
✓ Infrastruktur jalan yang menuju ke Pelabuhan Kuala Tanjung di kabupaten Batu
Bara Sebagian jalan merupakan jalan provinsi dan dalam kondisi rusak, begitu
juga infrastrutur jalan yang kearah Pelabuhan Belawan Medan Sebagian rusak
di wilayah Kabupaten Simalungun dan sebagiannya lagi ditopang oleh jalan tol
wilayah Siantar menuju Medan

Kondisi Infrastruktur Rel Kereta di Kabupaten Simalungun – Sumatera Utara


✓ Infrastruktur Rel sudah tersedia dari Kawasan industry Sei Mangkei menuju
Pelabuhan Kuala Tanjung untuk pengoperasiannya masih dilakukan kajian
ekonomi, sementara rel kereta ke Medan juga telah tersedia dan belum sampai
ke Pelabuhan Belawan.

38
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN SIMALUNGUN
Kondisi Infrastruktur Pelabuhan di Kabupaten Simalungun
✓ Infrastruktur Pelabuhan Kuala Tanjung terletak di wilayah Kabupaten Batu Bara yang
dapat ditempuh 1-2 jam perjanan darat, dibandingkan distribusi logistic ke Belawan
memakan waktu tempuh 3 jam, ini sudah melalui jalan tol yang telah tersedia mulai
dari wilayah Siantar
✓ Infrastruktur Pelabuhan Kuala Tanjung sangat siap dengan untuk melakukan bongkar
muat barang logistic yang telah ditunjang dengan 3 crane dan 3 buah fasilitas bongkar
muat curah

Kebijakan regulasi Kabupaten Simalungun


✓ Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang
mengamanatkan bahwa perlunya dilakukan percepatan pengembangan ekonomi di wilayah
tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga
keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi nasiona
✓ Penyelenggaraan Kawasan Industri Sei Mangkei berdasarkan ROPJMN 2010- 2014 Kawasan
Ekonoi Khusus
✓ Sesuai dengan RPJMN 2019-2024 Batam merupakan kawasan strategis perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas.
✓ Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 tahun 2011 tentang MP3EI, Perpres 26/2012 tentang
Cetak Biru Sistem Logistik Nasional 2012-2015, Keputusan Presiden (Keppres) 54/2002 mengenai
Tim koordinasi Percepatan Arus Barang Ekspor clan Impor sebagaimana diubah terakhir kali
dengan Keputusan Presiden No 22 Tahun 2007. KEK Sei Mangkei KEK yang dirancang untuk
mengakomodasi lebih dari 200 unit industri berkelas dunia merupakan komponen strategis dari
program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Proyek ini arti
besar bagi perwujudan daya saing bangsa Indonesia
39
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN SIMALUNGUN

Kondisi Infrastruktur Rel Kabupaten Simalungun


✓ Infrastruktur Rel Kerata Api yang sudah tersedia baik ke Pelabuhan Kuala Tanjung maupun ke
Pelabuhan Belawan pengoperasiannya masih dalam kajian operasional oleh operator KA.

40
41
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN DEMAK – JAWA TENGAH
Kondisi Infrastruktur Jalan di Kabupaten Demak – Jawa Tengah
✓ Infrastruktur jalan di Kabupaten Demak masih perlu dilakukan peningkatan badan jalan
yang saat ini sudah tidak seimbang dengan volume kendaraan yang melintas seiring dengan
tumbuhnya Kawasan industry di sepanjang jalan nasional.
✓ Infrastruktur jalan tol Semarang Demak belum seluruhnya dapat di akses oleh kendaraan
angkutan barang logistic.
✓ Penurunan permukaan tanah salah satu hambatan dalam meningkatkan fasilitas jalan di
wilayah kabupaten Demak, akibat tingginya penggunaan air tanah dan abrasi wilayah
pesisir di Kabupaten Demak

Kondisi Infrastruktur Pelabuhan di Kabupaten Demak – Jawa Tengah


✓ Infrastruktur Pelabuhan Tanjung Mas merupakan satu satunya fasilitas Pelabuhan yang dapat diakses
oleh seluruh Kawasan industry yang beroperasi di wilayah kabupaten Demak- Jawa Tengah

42
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN DEMAK – JAWA TENGAH
Kebijakan regulasi Kabupaten Demak
✓ Kawasan menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 adalah Wilayah dengan fungsi utama
lindung atau budidaya. Kawasan industri menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang
Kawasan Industri Pasal 1, merupakan kawasan tempat pemusatan kegiatan industry pengolahan
(manufacture) yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya yang
disediakan oleh badan pengelola (pemerintah/swasta), sehingga para investor akan memiliki
semangat untuk memasukkan modalnya disektor industri.
✓ kebijakan terkait perindustrian di Kabupaten Demak yang lebih komprehensif sehingga para investor
dalam pembangunan proyeknya mendapat suatu acuan demi terciptanya kondisi yang baik dan
kondusif, tidak hanya bagi investor sendiri, namun juga lingkungan di wilayah Kabupaten Demak.

Kondisi Infrastruktur Rel Kabupaten Demak


✓ Infrastruktur Rel kereta di Kabupaten Demak tersedia pada lintasan rel kereta pantura

43
44
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN GRESIK – JAWA TIMUR

Kondisi Infrastruktur Jalan di Kabupaten Gresik – Jawa Timur


✓ Infrastruktur jalan untuk keberbagai kawasan industry kurang memadai dikarenakan
keterbatasan tata ruang yang tersedia tidak mendukung untuk dilakukan pengembangan
✓ Geografi Gresik sangat strategis di pesisir pantai utara propinsi Jawa Timur. Kabupaten
Gresik dilalui jalur jalan utama propinsi sebagai jalur utama pergerakan barang menuju
pelabuhan laut. Kapasitas ruang jalan yang sudah tidak dapat dikembangkan mengingat
keterbatasan tata ruang menyebabkan pergerakan arus barang mengalami hambatan saat
keluar masuk Pelabuhan dan menuju kawasan industri.

Kondisi Infrastruktur Pelabuhan di Kabupaten Gresik – Jawa Timur


✓ dikelola oleh PT. Pelindo III. Kegiatan pelabuhan Gresik sangat terbatas dikarenakan secara tata ruang jarak
pelabuhan Pelabuhan ke tengah kota Gresik sangat dekat, sehingga kegiatan pelabuhan terbatas. Dengan adanya
pembangunan kawasan industri JIIPE yang terintegrasi dengan kawasan pelabuhan JIIPE dapat meningkatkan
kecepatan distribusi barang ke wilayah industri dan sebaliknya

45
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN GRESIK – JAWA TIMUR

Kebijakan regulasi Kabupaten Gresik


✓ Kawasan industri JIIPE adalah kawasan industri terintegrasi yang dikelola secara bersama oleh anak
perusahaan Pelindo III PT. BJTI Port dengan PT. AKR. Pemerintah daerah Gresik tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengelolaan kawasan industri JIIPE.

Kondisi Infrastruktur Rel Kabupaten Gresik


✓ Jalur rel dibangun bukan untuk keperluan distribusi barang, sehingga tidak aktif sebagai stasiun KA.
Direncanakan pada tahun 2021 jalur lintasan KA di Gresik akan diaktifkan Kembali untuk pengangkutan
barang.

46
47
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN KONAWE – SULTRA
Kondisi Infrastruktur Jalan di Kabupaten Konawe – Sultra
✓ Infrastruktur jalan Kawasan industry ke pelabuhan belum memadai, jalan propinsi dan
kabupaten kondisinya banyak yang rusak

Kondisi Infrastruktur Pelabuhan di Kabupaten Konawe – Sultra


Untuk menunjang kelancaran perekonomian, telah beroperasi terminal pelabuhan berstandar
internasional Kendari New Port (KNP) di Kota Kendari, ibu kota provinsi Sultra. Pelabuhan milik
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV itu rampung
pembangunannya sejak triwulan pertama 2019 lalu. Pelabuhan ini dapat melayani kapal
sebesar post panamax yang kapasitasnya 6.600 twenty-foot equivalent unit (TEUs). Terminal
dengan nilai aset Rp1,2 triliun itu siap untuk melakukan ekspor langsung (direct export) ke
seluruh negara di dunia. Pelindo IV ini sdh memiliki peralatan yang cukup canggih, sudah
memupunyai CC, RPG, Terminal Tractor, semua barang bongkar muat yang bisa membongkar
peti kemas sebanyak 30 kontainer/ jam, sedangkan dulu sewaktu masih konvensional 1 jam
membongkar 11 peti kemas karena masih manual.

48
49
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN BANTAENG – SULSEL
Kondisi Kawasan Industri Kabupaten Bantaeng - Sulsel
• Kawasan Industri yang di rencanakan adalah 3000 hektar yang sebagian besar
masih di miliki oleh warga. Tidak ada pertentangan dari warga terhadap rencana
penggunaan lahan di kawasan Industri tersebut.
• Kawasan Industri Bantaeng terletak 110 Kilo meter dari Kota Makassar dapat di
tempuh kurang lebih 3 jam perjalanan darat dari Kota Makassar.
• Existing tenants saat ini baru PT. Huadi dengan yang menguasai lahan sebesar 600
hektar dan lahan yang digunakan saat ini seluas 200 hektar .

Kondisi Infrastruktur Pelabuhan di Kabupaten Bantaeng – Sulsel


• Ada dua pelabuhan di Bantaeng saat ini, yaitu pelabuhan perikanan dan juga
pelabuhan khusus yang di Perguruan oleh PT. Huadi.
• Kondisi peraian Bantaeng menjadi salah satu tantangan dengan laut yg landai dan
dangkal sehingga perlu ada nya reklamasi pantai dan pengerukan agar kapal dapat
bersandar.
• Pelabuhan yang memadai sangat di butuh kan di Bantaeng untuk mensupport
kawasan Industri Bantaeng.

50
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN BANTAENG – SULSEL

51
52
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN KETAPANG – KALBAR

Kondisi Infrastruktur Jalan di Kabupaten Ketapang - Kalbar


✓ Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten terluas dalam propinsi
Kalimantan Barat. Secara alami kondisi jalan utama pada umumnya
melewati kawasan gambut, sehingga kondisi jalan mudah
mengalami kerusakan. Alternatif pergerakan distribusi barang yaitu
dengan penggunaan alur sungai, namun demikian pemanfaatan
daerah aliran sungai belum dikelola secara optimal.

Kondisi Infrastruktur Pelabuhan di Kabupaten Ketapang -


Kalbar
✓ Pelabuhan laut di Ketapang dikelola oleh beberapa industri tertentu
sebagai pelabuhan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) dan
juga memiliki pelabuhan umum yang dikelola oleh Pelindo II
Ketapang. Kondisi Pelabuhan TUKS sulit untuk diakses karena harus
memiliki ijin khusus. Sedangkan pelabuhan umum yang dikelola oleh
Pelindo II belum dapat dikembangkan secara modern karena
terkendala pengembangan investasi

53
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN KETAPANG – KALBAR

Kondisi Kawasan Industri di Kabupaten Ketapang -


Kalbar
✓ Berdasarkan data di kabupaten Ketapang memiliki dua
kawasan industry yaitu Ketapang Ecology and Agriculture
Forestery Industrial Park yang dikelola oleh PT. Ketapang
Ecology and Agriculture Forestery dan Kawasan Industri KBS
yang dikelola pleh PT Ketapang Bangun Sarana.

54
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN KETAPANG – KALBAR

Kebijakan regulasi Kabupaten Ketapang - Kalbar


✓ Kebijakan pembangunan kawasan industri bukan kewenangan pemerintah kabupaten Ketapang secara
langsung. Kawasan industri memiliki perijinan dari pemerintah pusat..

Kondisi Infrastruktur Bandar Udara di Kabupaten Ketapang - Kalbar


✓ Bandar udara Rahadi Oesman sebagai akses masuk orang yang paling cepat digunakan, namun
bandara masih memiliki keterbatasan kapasitas. Direncanakan bandara akan dilakukan relokasi untuk
penambahan kapasitas dan mengimbangi permintaan penggunaan jasa transportasi udara.

Kondisi Infrastruktur Rel Kabupaten Ketapang - Kalbar


✓ Belum adanya pembangunan infrastruktur rel disebabkan kondisi tanah yang tidak stabil.

55
56
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH – MALUKU
UTARA
Kondisi Infrastruktur Jalan di Kabupaten Halmahera Tengah – Maluku
Utara
✓ Infrastruktur jalan dari kabupaten Halteng – Weda menuju keibukota
provinsi Maluku utara memakan waktu 4 jam perjalanan dengan
kondisi jalan yang beberapa spot masih terdapat kerusakan dan
berlubang dan sangat tinggi biayanya bila distribusi logistic melewati
jalan darat
✓ Lebar jalan utama masih sangat kurang mengakomodir untuk
kendaraan berat dan angkutan barang dengan ukuran midle

57
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH – MALUKU
UTARA
Kondisi Infrastruktur Pelabuhan di Kabupaten Halmahera Tengah
– Maluku Utara
✓ Infrastruktur Pelabuhan Weda saat ini hanya memiliki satu unit crane
mobile dan dengan fasilitas area penumpukkan barang yang sangat
minimum
✓ KSOP membawahi ada tiga Pelabuhan dengan status Tersus dalam
mengakomodasi kegiatan dari beberapa Kawasan industry yang ada di
Halmahera Tengah

58
KONDISI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH – MALUKU
UTARA
Kondisi Infrastruktur Bandar Udara Kabupaten Halmahera Tengah
– Maluku Utara
✓ Bandar Udara Weda belum beroperasi dengan runway tahap 1
sepanjang 1.000 m x 23 m, taxiway 85,5 m x 15 m, apron 60 m x 70
m dan gedung terminal 500m2, rencananya pada tahap awal akan
melayani pesawat Grand Caravan.

Kondisi Infrastruktur Kawasan Industri Kabupaten Halmahera


Tengah – Maluku Utara
✓ Kawasan Industri Weda Bay dikembangkan di Weda, Kabupaten
Halmahera Tengah, Propinsi Maluku Utara, Indonesia dan sudah
memulai konstruksi sejak dilakukan upacara peletakan batu
pertama di (Pilling Ceremony) di tahun 2018, yang dihadiri oleh
Menteri Koordinator Ekonomi dan Maritim, Menteri Perhubungan
dan sejumlah tokoh nasional dan tokoh masyarakat setempat
diantaranya CEO PT Aneka Tambang, Gubernur Maluku Utara,
Bupati Halmahera Tengah.

59
DATA ASAL-TUJUAN BARANG DARI BEBERAPA KOTA/KABUPATEN
DENGAN TUJUAN JAKARTA TAHUN 2016

60
05
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN

61
SAMPEL PENGGUNA JASA LOGISTIK DI 8 KAWASAN INDUSTRI

NO WILAYAH JUMLAH SAMPEL


1 BATAM 5
2 DEMAK 4
3 GRESIK 5
4 KONAWE 4
5 SEI MANGKEI 5
6 BANTAENG 4
7 KETAPANG 4
8 WEDA 3
TOTAL SAMPEL 34

62
SKORING PERSEPSI INDEKS
Persepsi Indeks = Penilaian Pengguna Jasa terhadap Kondisi kualitas layanan
logistic SKOR KRITERIA
Persepsi indeks = Jumlah Frequensi masing-masing kategori Penilaian dikalikan
bobot per kategori penilaian dibagi skor ideal 0 -19 Tidak Baik
Bobot penilaian menggunakan skala ordinal dari 1-5 dimana kondisi paling buruk 20-29 Kurang baik
diberi bobot 1 dan kondisi paling baik diberi bobot 5 30-49 Cukup
SKOR IDEAL = Jumlah sampel dikali bobot tertinggi 50-79 Baik
80-100 Sangat Baik
Contoh Perhitungan:

Sangat Sangat Jumlah


KUALITAS INFRASTRUKTUR Buruk Sedang Baik SKOR IDEAL PI
Buruk Baik sampel
1 2 3 4 5
Kualitas Pelabuhan 3 1 4 13 20 0,65
Kualitas Bandara 3 1 4 13 20 0,65
Kualitas Jalan 2 2 4 14 20 0,70
Kualitas Rel Kereta 3 1 4 13 20 0,65
Kualitas Fasilitas pergudangan 1 3 0 4 11 20 0,55
Kualitas Telekomunikasi dan TI 1 2 1 4 12 20 0,60
63
Persepsi Indeks Biaya dan Tarif
BIAYA DAN TARIF Menurut Wilayah
RATA-RATA 0,52
▪ Rata-rata persepsi pengguna jasa 0,52
▪ Persepsi pengguna jasa tertinggi di HALTENG 0,49

wilayah Batam, Gresik dan Sei Mangkei KETAPANG 0,48


▪ Persepsi terendah Ketapang, Halteng
dan Konawe. BANTAENG 0,51

SEIMANGKEI 0,53
INDIKATOR DAN TARIF
➢ Biaya pelabuhan KONAWE 0,50
➢ Biaya bandara
GRESIK 0,53
➢ Tarif transportasi jalan
➢ Tarif transportasi KA DEMAK 0,52
➢ Biaya pergudangan/alih muat
BATAM 0,54
➢ Biaya agen
0,45 0,46 0,47 0,48 0,49 0,50 0,51 0,52 0,53 0,54 0,55

Sumber: Hasil Survey 2021


64
KUALITAS INFRASTRUKTUR PERSEPSI INDEKS KUALITAS INFRASTRUKTUR
Menurut Wilayah

▪ Rata-rata persepsi pengguna jasa 0,62 RATA-RATA 0,62

▪ Persepsi pengguna jasa tertinggi di HALTENG 0,50


wilayah Batam, Gresik dan Sei Mangkei
KETAPANG 0,54
▪ Persepsi terendah di Halteng,
ketapang dan Konawe. BANTAENG 0,63

SEIMANGKEI 0,66
INDIKATOR KUALITAS INFRASTRUKTUR
KONAWE 0,55
➢ Kualitas Pelabuhan
➢ Kualitas Bandara GRESIK 0,68
➢ Kualitas Jalan DEMAK 0,65
➢ Kualitas Rel Kereta
➢ Kualitas Fasilitas pergudangan/alih BATAM 0,70

muat - 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80


➢ Kualitas Telekomunikasi dan TI
Sumber: Hasil Survey 2021
65
KUALITAS JASA PERSEPSI INDEKS KUALITAS JASA
▪ Rata-rata persepsi pengguna jasa 0,62 MenurutWilayah
▪ Persepsi pengguna jasa tertinggi di
Batam, Sei Mangkei, Gresik dan Demak. RATA-RATA 0,62

▪ Persepsi terendah Halteng, Ketapang, HALTENG 0,54


Bantaeng dan Konawe.
KETAPANG 0,58

INDIKATOR KUALITAS JASA BANTAENG 0,61


➢ Transportasi Jalan
➢ Transportasi KA SEIMANGKEI 0,63

➢ Transportasi Udara KONAWE 0,61


➢ Transportasi Laut
➢ Pergudangan dan distribusi GRESIK 0,65

➢ Freight Forwarder
➢ Kantor Bea dan Cukai DEMAK 0,63

➢ Lembaga inspeksi standar/kualitas BATAM 0,67


➢ Kantor Kesehatan dan Syahbandar Pelabuhan
➢ Custom Brokers (PPJK) - 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70

➢ Asosiasi perdagangan dan transportasi


➢ Penerima barang atau pengirim barang Sumber: Hasil Survey 2021
(consignees of shippers) 66
EFISIENSI PROSES PERSEPSI INDEKS EFISIENSI PROSES
Menurut Wilayah
▪ Rata-rata persepsi pengguna jasa 0,59
▪ Persepsi pengguna jasa tertinggi di RATA-RATA 0,59

wilayah Batam, Sei Mangkei dan Gresik HALTENG 0,48

▪ Persepsi terendah Halteng, Ketapang dan KETAPANG 0,55

Konawe. BANTAENG 0,56

SEIMANGKEI 0,67
INDIKATOR EFESIENSI PROSES
➢ Izin dan pengiriman impor barang KONAWE 0,55

➢ Izin dan pengiriman ekspor barang GRESIK 0,63

➢ Transparansi Kepabeanan DEMAK 0,59


➢ Prosedur yang transparan
BATAM 0,67
➢ Penyediaan informasi yang memadai dan
- 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80
tepat waktu tentang perubahan peraturan
➢ Pengurusan kepabeanan yang dipercepat
untuk trader dengan tingkat kepatuhan
tinggi (jalur prioritas) Sumber: Hasil Survey 2021
67
PERSEPSI INDEKS KETERLAMBATAN
SUMBER KETERLAMBATAN Menurut Wilayah

RATA-RATA
▪ Rata-rata persepsi pengguna jasa 0,60 0,60

▪ Persepsi pengguna jasa tertinggi di HALTENG 0,53

wilayah Batam, Demak dan Gresik. KETAPANG 0,55

▪ Persepsi terendah Halteng, Ketapang dan BANTAENG 0,61

Konawe. SEIMANGKEI 0,58

KONAWE 0,56

INDIKATOR SUMBER KETERLAMBATAN GRESIK 0,63

➢ Pergudangan/alih muat barang DEMAK 0,64

➢ Inspeksi pra-pengiriman barang BATAM 0,73

➢ Transshipment maritim - 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80
➢ Faktor cuaca / factor alam lainnya

Sumber: Hasil Survey 2021

68
REGULASI PERSEPSI INDEKS REGULASI
Menurut Wilayah
▪ Rata-rata persepsi pengguna jasa 0,62
▪ Persepsi pengguna jasa tertinggi di RATA-RATA 0,62

wilayah Batam, Gresik, Sei Mangkeidan HALTENG 0,58

Demak. KETAPANG 0,60


▪ Persepsi terendah Halteng, Konawe dan
BANTAENG 0,61
Ketapang.
SEIMANGKEI 0,63

INDIKATOR REGULASI KONAWE 0,59

➢ Regulasi Transportasi Jalan GRESIK 0,64


➢ Regulasi Transportasi Kereta Api
DEMAK 0,63
➢ Regulasi Transportasi Udara
➢ Regulasi Transportasi Laut BATAM 0,65

➢ Regulasi Pergudangan dan distribusi 0,54 0,56 0,58 0,60 0,62 0,64 0,66

➢ Regulasi Perpajakan dan Kepabeanan


➢ Regulasi Investasi Bidang Logistik
Sumber: Hasil Survey 2021
69
REKAPITULASI PERSEPSI INDEKS KUALITAS LAYANAN LOGISTIK

BATAM DEMAK GRESIK KONAWE SEI MANGKEI BANTAENG KETAPANG HALTENG RATA-RATA

BIAYA DAN TARIF 0,54 0,52 0,53 0,50 0,53 0,51 0,48 0,49 0,51

INFRASTRUKTUR 0,70 0,65 0,68 0,55 0,66 0,63 0,54 0,50 0,61

KUALITAS JASA 0,67 0,63 0,65 0,61 0,63 0,61 0,58 0,54 0,62

EFISIENSI PROSES 0,67 0,59 0,63 0,55 0,67 0,56 0,55 0,48 0,59

REGULASI 0,65 0,63 0,64 0,59 0,63 0,61 0,60 0,58 0,62
SUMBER
KETERLAMBATAN 0,73 0,64 0,63 0,56 0,58 0,61 0,55 0,53 0,60
RATA-RATA 0,66 0,61 0,63 0,56 0,62 0,59 0,55 0,52 0,59

Sumber: Hasil Survey 2021

70
BIAYA LOGISTIK DI 8 WILAYAH STUDI (Metode Cost of Sales)

BIAYA BIAYA BIAYA


WILAYAH BIAYA LOGISTIK
ADMINISTRASI TRANSPORTASI PENYIMPANAN
BATAM 8,85 1,80 4,59 2,46
DEMAK 20,55 5,55 8,68 6,33
GRESIK 16,85 4,15 8,04 4,66
KONAWE 23,33 5,95 10,52 6,86

SEI MANKEI 11,95 2,35 6,32 3,29

BANTAENG 22,84 5,70 10,50 6,64

KETAPANG 23,43 5,93 10,97 6,54

HALTENG 23,26 5,67 10,87 6,73


TOTAL 19,24 4,69 9,02 5,52
Sumber: Hasil survey 2021
71
BIAYA LOGISTIK DI 8 WILAYAH STUDI (Metode Cost of Sales)

025
023 023 023
023
Biaya Logistik
021

020 019
▪ Rata-rata biaya logistic di 8 wilayah studi
017 sebesar 0,19
▪ Biaya Logistik tertinggi berada diwilayah
015
Indonesia Timur Ketapang (23,43 %),
012 Konawe (23,33 %),Halteng (23,26 %) dan
011 011
011 011
Bantaeng (22,84 ).
010 009 009
008
009
▪ Biaya Logistik terendah berada di wilayah
006
007
006 007 007 007 Batam (8,85%), Sei Mangkei (11,95%) dan
006 Gresik (16,85%).
005 005
005
006
006
003
006 006 006 ▪ Tingginya Biaya Logistik IndonesiaTimur
005
002 004 dipicu biaya transportasi yang tinggi
002
002 ( masih diatas 10 % dari nilai penjualan)
-
BATAM DEMAK GRESIK KONAWE SEI MANKEI BANTAENG KETAPANG HALTENG TOTAL

BIAYA LOGISTIK BIAYA ADMINISTRASI BIAYA TRANSPORTASI BIAYA PENYIMPANAN

Sumber: Hasil survey 2021 72


STRUCTURAL EQUATION MODELING
Loading Factor menunjukan korelasi antara
indicator dengan variable laten yang
terbentuk (dikatakan valid jika menpunyai
nilai diatas 0,7)
Loading factor yang tinggi menunjukkan
variasi jawaban (disparitas) yang tinggi
diantara responden pengguna jasa

KOEFISIEN DETERMINASI (Rsquare)


Kontribusi Kualitas layanan terhadap
Biaya Logistik 19,9%
Kontribusi Kualitas layanan dan
Biaya Logistik terhadap Kinerja
Perusahaan Sebesar 35,8%

Sumber: Hasil Pengolahan SmartPLS, 2021


73
ANALISIS AHP (Analytical Hierarchy Process)

Analisis Hierarkhi Proses digunakan untuk menentukan prioritas penanganan bagi


penurunan biaya logistic sebagai masukan bagi Penyusunan Model Penurunan Biaya
Logistik di wilayah studi.

AHP menggunakan pendekatan penilaian perbandingan berpasangan antar kriteria dan


alternatif lokasi diwilayah studi.

74
MODEL PERENCANAAN PENURUNAN BIAYA ANGKUTAN
BARANG PADA WILAYAH STUDI

75
TERIMA KASIH
76

Anda mungkin juga menyukai