Anda di halaman 1dari 18

24/09/2017

SETYAWAN WIBOWO
NIP. 196703291988101001

Jabatan : Kepala Sub Dit Penyidikan


Unit : Direktorat Penindakan dan Penyidikan
Email : setyawan.wibowo@yahoo.com
HP/WA : 085217481118 / 0811573880

Pengalaman Penempatan
• Th 1986-1989 Diklat di STAN Sp Bea Cukai
• Th 1989 KP DJBC
• Th 1989-1990 KWBC Tanjung Balai Karimun
• Th 1990-1994 Ktr Inspeksi Soekarno Hatta 2
• Th 1994-1996 KPBC Kendari
• Th 1996-1997 KP DJBC
• Th 1997-1998 KWBC Surabaya
• Th 1999-2003 KPBC Pontianak (kasubsi Manifes/intelijen)
• Th 2003-2003 KPBC Pulang Pisau (koorlak Pabean & Cukai)
• Th 2003-2006 KPBC Entikong (kasi Perbendaharaan)
• Th 2006-2007 KPBC Bogor (Kasi Pabean dan Cukai)
• Th 2007-2007 KWBC Bandung (Kasi Penyidikan)
• Th 2007-2011 KWBC Bandung ( Kasi Penindakan)
• Th 2011-2013 KWBC Banten ( Kasi Penindakan 2)
• Th 2013-2015 KWBC Bali NTB NTT (Kasi Intelijen)
• Th 2015-2015 KWBC Jawa Timur I (Kasi Penyidikan dan BHP I)
• Th 2015-2016 KWBC Aceh ( Kabid Kepabeanan dan Cukai )
• Th 2016- Skg Dit P2 ( Kasubdit Penyidikan )

1
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

TANTANGAN PENYIDIK PNS DJBC


DI MASA SEKARANG DAN MASA YANG AKAN DATANG

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Tantangan yang harus dihadapi

1. Melakukan penyidikan atas pelanggaran ketentuan pidana


UU Kepabeanan dan UU Cukai

1. Melakukan penyidikan atas pelanggaran ketentuan pidana


diluar UU Kepabeanan dan UU Cukai yang dikategorikan
sebagai Transnational Organized Crime

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

2
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

KINERJA PENYIDIKAN DJBC


194

22
20
25
109 110
6 15
23
24
29 127 38
27
8
51 44 3
27

2014 2015 2016 2017


PABEAN IMPOR PABEAN EKSPOR CUKAI HT CUKAI MMEA TOTAL

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

PELANGGARAN / PIDANA YANG DITANGANI BEA DAN CUKAI


PERIODE 2014 - 2016

NO JENIS PELANGGARAN/ 2014 2015 2016


PIDANA

1 KEPABEANAN DAN 6.640 10.009 14,890


CUKAI
2 NARKOTIKA 216 178 288
3 PENYIDIKAN 109 110 194

CATATAN: SELAMA TAHUN 2016 SUDAH 8 (DELAPAN) KALI DIPRAPERADILANKAN DENGAN


STANDING POSISI 3 (TIGA) KALAH DAN 5 (LIMA) MENANG

6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI

3
24/09/2017

MITIGASI PENANGANAN PERKARA 2017


STATUS KASUS
No. KANTOR JML PDP TOTAL JUMLAH PPNS
SIDIK P-19 P-21 SP3 Proses Pengangkatan
Di Kumham
1 KANTOR PUSAT 2 2 2 (1.160)
2 KPU TANJUNG PRIOK 0
Non P2
3 KPU BATAM 1 1 1 60 0rang
4 KPU SOEKARNO-HATTA 0 (818 org)
5 KANWIL ACEH 1 1 1
6 KANWIL SUMATERA UTARA 6 5 1 6 Bidang P2
7 KANWIL RIAU DAN SUMBAR 1 1 1 (187 org)
8 KANWIL KHUSUS KEPULAUAN RIAU 11 11 11
9 KANWIL SUMATERA BAGIAN SELATAN 0 Bidang Penyidikan
10 KANWIL BANTEN 1 1 1 ( 155 org)
11 KANWIL JAKARTA 0
12 KANWIL JAWA BARAT 1 1 1
13 KANWIL JATENG DAN DIY 0 • Kontinuitas Penanganan
14 KANWIL JAWA TIMUR I 7 3 4 7 Perkara, Lokasi Penuntut
15 KANWIL JAWA TIMUR II 0
16 KANWIL BALI,NTB dan NTT 3 2 1 3 Umum
17 KANWIL KALIMANTAN BAGIAN BARAT 1 1 1 • Realokasi/Penambahan
18 KANWIL KALIMANTAN BAGIAN TIMUR 2 2 2
19 KANWIL SULAWESI 0
SDM Penyidik dan
20 KANWIL MALUKU, PAPUA dan PAPUA
1 1 1 Penempatan sesuai dengan
BARAT
JUMLAH 38 32 0 6 0 38 Kualifikasi
s.d 31 Maret 2017

7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Tantangan semakin berat

“ SiklusTahun Politik” Indonesia yang


Resesi Ekonomi Dunia
semakin dekat

Adanya kemungkinan peningkatan pelanggaran


di bidang Kepabeanan dan Cukai
Pelanggaran Pelanggaran
Administrasi Pidana

Penyidikan

Tercapainya Target Penerimaan Negara Yang Dibebankan Kepada DJBC :


1. APBN 2015 dibebankan target sebesar Rp. 180 T tercapai 92,5 %
2. APBN-P 2016 dibebankan target sebesar Rp. 186,5 T

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

4
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Transnational Organized Crime (TOC)

Definisi (UN Convention on TOC Th 2000);

Kejahatan Berat (Seriously Crime) dilakukan secara terorganisir oleh kelompok


terdiri dari tiga orang atau lebih pada periode waktu tertentu dengan tujuan
langsung dan tak langsung untuk mendapatkan keuntungan materi dan
tujuan tertentu yang diancam dengan sanksi pidana minimal 4 tahun, yang
dilakukan dengan;
1. Melibatkan lebih dari satu negara;
2. Dilakukan satu negara, tetapi dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaannya dilakukan terhadap negara lain;
3. Dilakukan oleh suatu negara tetapi melibatkan kelompok organisasi
kejahatan yang terdiri dari beberapa negara;
4. Dilakukan oleh suatu negara tetapi menimbulkan dampak bagi negara
lain.
Directorate General of Customs and Excise
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Klasifikasi Jenis
Transnational Organized Crimes

1. Perampokan di Laut (Piracy at The Sea);


2. Terorisme; *
3. Peredaran Gelap Narkoba (Illicit Drugs Trafficking);*
4. Perdagangan Gelap Manusia (Human Trafficking);
5. Penyelundupan Senjata (Arms Smuggling);*
6. Pencucian Uang (Money Laundering);*
7. International Economic and Cyber Crimes.

*) berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas DJBC

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

5
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Penindakan atas Barang yang terkait dengan


Terorisme dan/atau Kejahatan Lintas Negara

❖ Dasar → Psl 64A UU Kepabeanan

❖ DJBC melakukan penindakan di bidang kepabeanan terhadap


barang yang diduga terkait dengan kegiatan terorisme dan
/atau kejahatan lintas negara

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Kewenangan dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan


Narkotika dan Psikotropika
• Dasar
• UU No. 35/2009 tentang Narkotika
• UU No. 5/ 1997 tentang Psikotropika

• Penyidikan Tindak Pidana Narkotika dan/atau Psikotropika


• Dasar → pasal 82 UU Narkotika dan/atau pasal 56 UU psikotropika
• PPNS DJBC dapat melakukan penyidikan Tindak Pidana Narkotika dan /atau Psikotropika yang
menjadi ruang lingkup tugas dan tanggung jawab DJBC.
• DJBC perlu memperhatikan kekhususan Hukum Acara Narkotika dan/atau psikotropika
misalnya,
• PPNS DJBC yang melakukan penyitaan Narkotika wajib menyerahkan Barang Bukti dan
Berita Acara kepada Penyidik Polri/BNN dan menyampaikan tembusan Berita Acara
Penyitaan kepada Kajari paling lama 3 x24 jam (pasal 88 UU Narkotika)
• PPNS DJBC menyisihkan sebagian Barang Sitaan Narkotika untuk digunakan sampel
pengujian di Laboratorium paling lama3 x24 jam sejak dilakukan penyitaan (Psl 90 UU
Narkotika)

PPNS DJBC pernah melakukan penyidikan Narkotika / Psikotropika

Di masa yang akan datang, PPNS DJBC diharapkan melakukan penyidikan TP


(penyelundupan) Narkotika Directorate
dengan General
tetap melakukan
of Customs and koordinasi
Excise dengan Polri/BNN
guna kepentingan pengungkapan kasus/jaringan.
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

6
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE
PENANGANAN PERKARA KEPABEANAN
TERKAIT NPP (Pasal 93 PDJ 53/2010)
PROSES
PENERIMAAN PERKARA
TIM PENINDAKAN
NPP LP-N
PENELITIAN PENDAHULUAN LPP
▪ Kelengkapan Berkas penindakan
▪ Kejelasan Jenis, waktu, tempat,
pelaku pelanggaran
▪ Ada BHP, dokumen terkait, saksi, pelaku
▪ Keterkaitan alat bukti, BB, pelaku
LPF

Surat
Pengembalian

T PELANGGARAN
?
Y
PERKARABHP
DITERIMA
PELIMPAHAN BNN / (Terbit LP & SBP atas Lap dugaan pid lainnya) PENYIDIKAN
POLRI
BP LK SPTP SPDP
BHP
Directorate General of Customs and Excise
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia
▪ LP-N : Laporan Pelanggaran Narkotika ▪ LPP : Lembar Penerimaan Perkara ▪ LPF : Lembar Penelitian Formal

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

❑ Membuat resume perkara yang disusun


dalam bentuk berkas perkara guna
pelimpahan perkara kepada penyidik
BNN/Polri dgn ketentuan :
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. penyerahan atas tersangka
PENYIDIK PPNS DALAM KASUS
dilaksanakan dalam waktu paling
TINDAK PIDANA NARKOTIKA
DAN PREKURSOR NARKOTIKA lama 1 × 24 jam
2. Penyerahan atas barang sitaan
P-53/BC/2010 (Pasal 93)
dilaksanakan dalam waktu paling
lama 3 × 24 jam atau 14 (empat
belas) hari jika berkaitan dengan
daerah yang sulit terjangkau karena
faktor geografis atau transportasi.
3. Penyerahan tersangka dan barang
sitaan dilaksanakan dengan berita
acara.
Directorate General of Customs and Excise
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia
14

7
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

ALTERNATIF PENANGANAN PERKARA


Penyidikan Mandiri
menggunakan 2 pasal pidana
dalam 2 UU (satu berkas)

Penyidikan
Total
Penyidikan Paralel
Tindak ▪TP Kepabeanan (PPNS
Pidana DJBC)
▪TP Narkotika (BNN/Polri)
NPP
Penyidikan
Sebagian
▪ LK
▪ SPTP
▪ SPRINT+BA TANGKAP
▪ BAP
▪ BA UJI PENDAHULUAN
▪ SURAT PERMINTAAN
UJI LAB
▪ SPRINT+BA SITA
▪ RESUME

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

CONTOH-CONTOH PENANGKAPAN NARKOTIKA

WHEN WHO WHAT

• 26-09-2014 • HPN • HASIL ANALISA


PAU DAN
• 11.30 WITA • MALE, DEU, PROFILLING
• FD 396, 03-09-1966 • SWALLOWED DAN
RUTE DMK- DISIMPAN DI
• C4WK500YT CELANA DALAM
DPS • 239 GRAM
COCAINE

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

8
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

TERSANGKA INS

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

9
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

TERSANGKA FJG

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


Mengapa uang dicuci?
Untuk menyembunyikan asal uang hasil kejahatan, untuk membuatnya seolah-olah
didapat dengancara-cara yang sah.
Pencucian uang adalah proses mengubah “uang kotor” menjadi “uang bersih”

Tahapan pencucian uang


1. Penempatan (placement)
Pemindahan uang hasil kejahatan ke dalam sistem ekonomi yang luas
2. Pelapisan (layering)
Melakukan transaksi (ada kemungkinan palsu ) untuk menyembunyikan asal
uangnya
3. Integrasi (integration)
Menghasilkan uang seolah-olah dari sumber yang sah
Directorate General of Customs and Excise
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

10
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Siapa pelaku pencucian uang?


1) Pelaku kejahatan itu sendiri
2) Anggota keluarga / kerabat
3) Kurir
4) Rekanan amatir (tidak mempunyai reputasi sebagai rekanan profesional)
5) Pelaku kejahatan lain
6) Para profesional :
a) Penasehat hukum/pengacara
b) Akuntan dan auditor
c) Lembaga keuangan : bank, agen perkreditan, lembaga peminjaman
d) Agen real estate
e) Usaha jasa keuangan dan tempat penukaran uang asing
f) Kasino ( di Indonesia tidak ada)
g) Perusahaan asuransi
h) Operator lotere
Directorate General of Customs and Excise
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Mengapa pencucian uang harus dihentikan?

❑ Untuk menghentikan para pelanggar hukum menikmati hasil


dari kejahatan mereka
❑ Mengurangi/menghilangkan kejahatan teroganisir dengan
menyerang sumber kehidupan bisinis mereka
❑ Mencegah kriminal kecil menjadi kriminal besar
❑ Mudahnya pencucian uang menyebabkan maraknya tindak
kejahatan yang pada akhirnya menyebabkan masalah sosial

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

11
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Aliran uang hasil kejahatan


Melalui jasa perbankan atau Lembaga Keuangan

Melalui jasa pengiriman uang alternatif


(dalam dunia dikenal sebagai Sistem Transfer Nilai Informal, Hawala, Hundi,
Poey Quan, Padala atau Chit-chop note / flying money)

Pemindahan uang lintas batas


▪ selain uang, hasil kejahatan berupa instrumen keuangan/moneter atas bawa
(Bearer Negotiable Instrument) dipindahkan melintasi batas negara
▪ FATF dan WCO menyatakan :
▪ Metode pengiriman dapat memalui jasa kiriman, kargo komersil maupun
bawaan penumpang
▪ Mengingat risiko, uang atau BNI cenderung dibawa langsung melalui
barang bawaan penumpang

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Kewajiban yang dibebankan kepada DJBC sesuai UU


8/2010

1) Pengawasan pembawaan uang tunai dan/atau BNI masuk atau keluar


Daerah Pabean Indonesia
Pasal 34 ayat (1)
Setiap orang yang membawa uang tunai dalam mata uang rupiah dan/atau mata uang
asing, dan/atau instrumen pembayaran lain dalam bentuk cek, cek perjalanan, surat
sanggup bayar, atau bilyet giro paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
atau yang nilainya setara dengan itu ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia
wajib memberitahukannya kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Pasal 34 ayat (2)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib membuat laporan mengenai pembawaan
uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan menyampaikannya kepada PPATK paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
diterimanya pemberitahuan.

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

12
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Kewajiban yang dibebankan kepada DJBC sesuai UU


8/2010

2) Penyidikan TPPU yang berasal dari tindak pidana kepabeanan dan cukai
Pasal 74
Penyidikan tindak pidana Pencucian Uang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai
dengan ketentuan hukum acara dan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali
ditentukan lain menurut Undang-Undang ini.

Penjelasan

Yang dimaksud dengan ‘”penyidik tindak pidana asal” adalah pejabat dari instansi yang oleh
undang-undang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan, yaitu Kepolisian negara
republik Indonesia, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Narkotika
Nasional (BNN), serta Direktorat jenderal pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan republik Indonesia
Penyidik tindak pidana asal dapat melakukan penyidikan tindak pidana pencucian uang saat
melakukan penyidikan tindak pidana asal sesuai kewenangannya

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE
Ad.1
Mengapa pembawaan uang tunai
dan/atau BNI perlu diawasi?
❑ Penempatan uang hasil kejahatan merupakan tahapan paling sulit dalam tahapan
TPPU karena kegiatan tersebut rentan diketahui penegak hukum.
❑ Untuk mengindari adanya jejak dokumen, para pelaku kejahatan akan memindahkan
uang hasil kejahatan melewati batas negara secara ilegal dan secara fisik untuk
ditempatkan ke yuridiksi asing.
❑ metode penempatan uang tunai/BNI dapat melalui : bawaan penumpang, jasa
kiriman/pos dan kargo komersial. (Berdasarkan pengalaman internasional, uang
tunai/BNI cenderung dibawa melalui bawaan penumpang).
❑ Setelah serangan 11 September 2001, Financial Action Task Force membuat 9
Rekomendasi Khusus dimana rekomendasi khusus ke-9 (SR-IX) mengenai pengawasan
pembawaan uang tunai dan BNI untuk memperkuat rezim Anti-Money Laundering/
Counter Financing of Terrorism (AML/CFT)
❑ Aliran uang ibarat aliran darah, menghentikan aliran uang sama dengan
menghentikan kejahatan teroganisir atau aksi terorisme
Directorate General of Customs and Excise
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

13
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE Ad.1
MEKANISME PENGAWASAN DAN PENGENAAN SANKSI ADM.

INDONESIA LUAR NEGERI

PENUMPANG PETUGAS DJBC HASIL PEMERIKSAAN/PENELITIAN

Memberitahukan melakukan
dengan mengisi/ pemeriksaan dan DIBERITAHUKAN DJBC mencatat dan
menyampaikan penelitian BENAR memberikan persetujuan
Pemberitahuan berdasarkan
Pabean (BC 2.2 analisis risiko
atau BC 3.2)
SANKSI ADMINISTRATIF*
DIBERITAHUKAN 10% dari selisih atas
TIDAK BENAR hasil penelitian
-psl 35 ayat (2)-

SANKSI ADMINISTRATIF*
TIDAK 10% dari seluruhnya atas hasil
MEMBERITAHUKAN penelitian
-psl 35 ayat (1)-

* Seluruh dana dari Sanksi Administratif disetorkan ke Kas Negara, DJBC mencatat dan melaporkan pembawaan uang tunai
ke PPATK paling lambat 5 hari kerja Directorate General of Customs and Excise
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Ad.2
Kewenangan Penyidik DJBC terkait
Pencegahan dan Pemberantasan TPPU

1. Memberikan informasi perkembangan penyidikan TPPU (bersumber dari


LHA/LHP PPATK).
2. Melakukan penundaan transaksi.
3. Melakukan pemblokiran Harta Kekayaan.
4. Meminta keterangan dari Pihak Pelapor (penyedian jasa keauangan)
mengenai harta kekayaan.
5. Meminta informasi kepada PPATK (termasuk transaksi keuangan) kepada
PPATK pada proses penyelidikan dan penyidikan

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

14
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE
Ad.2
Rezim TPPU menuntut Penyidik mengubah
paradigma pendekatan

Kejahatan konvensional* Kejahatan Pencucian uang

Mengedepankan
follow the suspect
follow the money

Artinya penyidik terlebih dahulu mengejar


Yaitu penyidik langsung mencari hasil kejahatan melalui akuntansi forensik /
pelaku kejahatan analisis keuangan dan kemudian mengejar
pelaku (follow the suspect)

* Pendekatan konvensional sulit untuk menyeret cukong atau mafia dibalik aksi kejahatan

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

Penyidikan kasus yang terkait Money Laundering


Tipologi Kasus

1. . TP
Uang hasil
Kepabeanan & Tahapan money laundering
cukai kejahatan

1. .
Uang hasil Tahapan money laundering
TP Lainnya
kejahatan
▪ Memindahkan hasil kejahatan ke sistem
Trade Based Money Laundering ekonomi legal melalui praktek perdagangan
internasional.
▪ Terjadi Tindak Pidana Kepabeanan

Uang hasil Penyelundupan uang


1. . TP Lainnya
kejahatan

Kapan seseorang yang tidak memberitahukan pembawaan uang dikenakan sanksi administrasi
atau Pidana? → Lihat Contoh Kasus
Directorate General of Customs and Excise
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

15
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE
CONTOH KASUS
PEMBAWAAN UANG TUNAI

Keluar Daerah Pabean 1


Bandara Soekarno-Hatta, 29 Feb 2012
Pembawa : “SC” (WN Indonesia)
Pekerjaan : Komisaris Utama PT “P”
(perusahaan money changer)
Jumlah : SAR 1.338.500, AED239.500, USD 23.119, BND
87.336 TWD 7.106800
(setara Rp. 7,101 milyar)
Rute : Jakarta- - Singapura
Modus : Uang tunai dimasukkan dalam koper dan tidak
diberitahukan kepada pejabat BC
Sanksi : Denda administrasi maksimal Rp. 300 juta sesuai
pasal 35 ayat (1) UU Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE
CONTOH KASUS
PEMBAWAAN UANG TUNAI

Masuk Daerah Pabean 2


Pelabuhan Sri Bintan pura, 31 Januari 2012
Pembawa : “AC” dan ‘’F” (WN Indonesia)

Pekerjaan : Karyawan Bank “CN”

Jumlah : SGD. 2.000.000


(sekitar Rp. 14,855 milyar)

Rute : Singapura – Tanjung Pinang


Modus : Uang tunai dimasukkan dalam koper dan tidak
diberitahukan kepada pejabat BC

Sanksi : Denda administrasi maksimal Rp. 300 juta sesuai


pasal 35 ayat (1) UU Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

16
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

CONTOH KASUS
PEMBAWAAN UANG TUNAI

Masuk Daerah Pabean 3


Bandara Soekarno-Hatta, 1 Juni 2012
Pembawa : “YN” (WN Jepang)
Pekerjaan : pebisnis
Jumlah : JPY 30.000.000
ilustrasi (sekitar Rp. 3,56 milyar)
Rute : Singapura - Jakarta
Modus : Uang tunai dimasukkan dalam koper dan tidak
diberitahukan kepada pejabat BC
Sanksi : Denda administrasi maksimal Rp. 300 juta sesuai
pasal 35 ayat (1) UU Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

CONTOH KASUS
PEMBAWAAN UANG TUNAI

Masuk Daerah Pabean 4


Bandara Soekarno-Hatta,18 April 2012
Pembawa : 3 (tiga) kurir saling berkaitan.
“ZWJ”, “ZWQ”, “ZJJ” (WN China)
Pekerjaan : kurir
Jumlah : total USD 115,000
Rute : Fujian - Jakarta
Modus : uang tunai disembunyikan dalam celana dalam
yang telah dimodifikasi sedemikian rupa
Sanksi : dilakukan penyidikan atas pelanggaran di bidang
kepabeanan, pasal 102 huruf e UU Kepabeanan

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

17
24/09/2017

DIRECTORATE GENERAL OF
CUSTOMS AND EXCISE

TERIMA KASIH

Directorate General of Customs and Excise


Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai