COVER
TAHUN
2022
LAPORAN AKHIR
STUDI KELAYAKAN
PEMBANGUNAN
FLYOVER BATUTULIS
I-i
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Adapun pembuatan studi kelayakan ini adalah sebagai tujuan
pembelajaran untuk mengetahui struktur studi kelayakan secara umum. Studi ini
termasuk kedalam jenis studi kelayakan Engineering Konstruksi yang berjudul
Studi Kelayakan Pembangunan Kolam Retensi.
Rencana kegiatan ini adalah sebagai salah satu bentuk program yang bisa kami
tempuh untuk mendukung lancarnya aktivitas masyarakat Cimahpar. Penulis
berharap semoga studi kelayakan ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan
pembaca pada umumnya. Penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan studi
kelayakan ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan sangat diharapkan
untuk medukung proyek ini, semoga bermanfaat.
Penulis
i
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Umum.................................................................................II-1
2.4. Persimpangan...................................................................II-4
ii
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
2.7.6. Tundaan.............................................................II-16
iii
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Kendaraan (BOK)..............................................III-11
Operasional Kendaraan.....................................III-11
iv
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
v
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
5.3. Kecepatan........................................................................V-14
BAB VI KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan......................................................................VI-1
vi
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Variabel Tipe Simpang yang digunakan
vii
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Berdasarkan Jenisnya
Tahun 2015-2020...............................................IV-2
viii
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Harian Titik A
Jalan Perkotaan(C).............................................IV-10
(Without Project)...............................................IV-15
ix
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Jalan Non-Tol....................................................IV-36
x
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel V.9 Total Cost dan Total Benefit Selama 10 Tahun V-28
xi
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Kondisi Simpang Jl.Lawang
Kejenuhan (DS).................................................I-16
xiii
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
xiv
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi di Batutulis sangat cepat. Hal ini bisa dilihat dari
Cikarang yang memiliki berbagai macam sarana seperti sekolah, stasiun KA antar
kota, rumah makan, dan jalan alternatif Bogor-Sukabumi . Hal tersebut
menjadikan Batutulis sebagai daya tarik bagi masyarakat, baik yang berasal dari
dalam maupun luar Batutulis untuk masuk atau menetap di Batutulis. Hal ini
menambah kepadatan penduduk di Batutulis. Jumlah sarana transportasi semakin
meningkat, namun tidak diikuti oleh prasarana transportasinya.Hal ini dapat
memicu kemacetan di ruas jalan. Secara umum yang menyebabkan kemacetan,
yaitu bertambahnya kepemilikan kendaraan (demand), terbatasnya prasarana
transportasi (supply), serta belum optimalnya pengoperasian fasilitas yang ada.
Sasaran yang tepat untuk pembangunan flyover ini adalah di daerah Batutulis
Kecamatan Bogor Selatan tepat saat rel kereta api membelah jalan raya umum.
Pada arah menuju Kelurahan Bojongkerta dan Kelurahan Pamoyanan banyak
sekali terjadi kemacetan dikarenakan menumpuknya kendaraan saat jalan
dilakukan penutupan untuk dilalui kereta KA yang berhenti tepat membelah jalan
raya umum, maka akan dilakukan pemindahan lokasi stasiun dan pembangunan
flyover. Pembangunan suatu konstruksi jalan layang (flyover) bertujuan mengurai
kemacetan jalan, dengan merubah persimpangan sebidang menjadi persimpangan
tidak sebidang. Flyover dibangun dengan tujuan mengurangi kemacetan serta
membuat tata kelola lalu lintas yang jelas dan teratur.
Proyek ini terdapat di daerah Batutulis tepatnya pada saat rel kereta KA
membelah jalan raya umum, Batutulis. Flyover akan dibuat dua arah, yang
I-1
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dan sebagai formulasi kebijakan berupa alternatif solusi yang dapat dijadikan
dasar untuk tahapan perencanaan selanjutnya untuk menunjang pembangunan
yang berkesinambungan.
Dengan maksud dan tujuan tersebut juga diharapkan diperoleh sasaran sebagai
berikut :
I-3
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
I-4
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
I-5
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
I-6
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
1. Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, temperatur dari
BMG terdekat.
II - 1
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
2. Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air sungai, debit, laju
sedimen, pengaruh back water, karakteristik daerah aliran, data
pasang surut sungai/laut.
3. Data sistem drainase yang ada yaitu daerah genangan/banjir,
permasalahannya dari hasil studi rencana induk sistem.
4. Data peta yang terdiri dari peta dasar, peta sistem drainase, sistem
jaringan jalan, peta tata guna lahan, peta tofograpi dengan skala
antara 1 : 5000 sampai dengan 1 : 50.000 disesuaikan dengan tipologi
kota.
5. Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju
pertumbuhan dan penyebarannya serta data kepadatan bangunan
1. Survey Pendahuluan
Dari kegiatan survey pendahuluan ini diharapkan dapat dipergunakan
untuk pemilihan metodologi dan perencanaan yang akan diterapkan,
alternatif konstruksi yang akan dipakai antara lain : kriteria geometrik,
batasan kelandaian, konfigurasi bentang, bahan konstruksi, bentuk pilar
dan abutment serta lainnya
2. Survey Teknik
Secara umum survey ini dilakukan dengan pendekatan umum petunjuk
teknik survey dan perencanaan teknik jalan dan jembatan dari Direktorat
Jenderal Bina Marga.
3. Pengumpulan Data Lalu lintas
Pada tahap pengumpulan data dilakukan pengumpulan data lalu lintas
traffic counting dan perhitungan waktu perjalanan lalulintas. Metode
pengumpulan data lalu lintas terdiri atas metode manual dan otomatis.
II - 2
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 3
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 4
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
dan sebagai konservasi air karena mampu meningkatkan cadangan air tanah
setempat.
Sumber : DPU (Tata Cara pembuatan Kolam Retensi dan Polder (NSPM) BAB IV hal.11)
II - 5
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
tipe ini adalah kapasitas kolam yang terbatas, harus menunggu aliran air
dari hulu, pelaksanaan sulit dan pemeliharaan yang mahal.
Sumber : DPU (Tata Cara pembuatan Kolam Retensi dan Polder (NSPM) BAB IV hal.12)
II - 6
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Sumber : DPU (Tata Cara pembuatan Kolam Retensi dan Polder (NSPM) BAB IV hal.12)
1. Hujan
II - 7
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 8
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Fguling ≥ 1,5
II - 9
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
hujan yang terdekat dengan lokasi sistem drainase, jumlah data curah hujan paling
sedikit dalam jangka waktu 10 tahun berturut-berturut.Jika ditemui data yang
kurang, perlu dilengkapi dengan melakukan pengisian data terhadap stasion yang
tidak lengkap atau kosong, dengan beberapa metode antara lain:
Dimana :
Tabel II.1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota & Luas Daerah
Pengaliran
Catcment Area (Ha)
Kota Sedang /Kecil 2 thn 2-5 thn 5-10 thn 10-25 thn
Sumber : DPU (Tata Cara pembuatan Kolam Retensi dan Polder (NSPM) hal.6)
II - 10
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 11
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
17 0.5181 1.0411
18 0.5202 1.0493
19 0.5220 1.0565
20 0.5236 1.0628
21 0.5252 1.0696
22 0.5268 1.0754
23 0.5283 1.0811
24 0.5296 1.0864
25 0.5309 1.0915
26 0.5320 1.1961
27 0.5332 1.1004
28 0.5343 1.1047
29 0.5353 1.1086
30 0.5362 1.1124
31 0.5371 1.1159
32 0.5380 1.1193
33 0.5388 1.1226
34 0.5396 1.1255
35 0.5402 1.1285
36 0.5410 1.1313
37 0.5418 1.1339
38 0.5424 1.1363
39 0.5430 1.1388
(Sumber : DPU (Tata Cara Pembuatan Kolam Retensi dan Polder ( N S P M ) Lampiran
A hal. 5))
II - 12
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
K = faktor frekuensi
Yt = Reduced Variable
Yn = Reduced Mean
Sn = Reduced Standard Deviation
Ri = Curah hujan
n = Jumlah data
Rr = Hujan Rata-rata
Sx = Standart Devias
2. Distribusi Log Pearson Type III
Untuk menghitung banjir perencanaan dalam praktek, the
Hydrology Committee of the Water Resources Council, USA,
menganjurkan, pertama kali mentransforaikan data ke nilai-nilai
logaritma kemudian menghitung parameterparameter statistiknya.
Karena transformasi tersebut, maka cara ini disebut Log Pearson
type III. berikut :
a. Merangking data Curah Hujan Harian Maximum.
b. Mentransformasikan data curah hujan harian maksimum
kedalam logaritmanya :
Tabel II.4 . Nilai – Nilai K untuk Metode Log Person Tipe III
Interval Ulang,tahun
Faktor 1.001 1.2500 2 5 10 25 50 100
Kekerapan Persen Peluang
II - 13
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
(K) 99 80 50 20 10 4 2 1
3.0 ‐0.667 ‐0.636 ‐0.396 0.420 1.180 2.278 3.152 4.051
2.8 ‐0.714 ‐0.666 ‐0.384 0.460 1.210 2.275 3.114 3.973
2.6 ‐0.769 ‐0.696 ‐0.368 0.499 1.238 2.267 3.071 3.889
2.4 ‐0.832 ‐0.725 ‐0.351 0.537 1.262 2.256 3.023 3.800
2.2 ‐0.905 ‐0.752 ‐0.330 0.574 1.284 2.240 2.970 3.705
2.0 ‐0.990 ‐0.777 ‐0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605
1.8 ‐1.087 ‐0.799 ‐0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499
1.6 ‐1.197 ‐0.817 ‐0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388
1.4 ‐1.318 ‐0.832 ‐0.225 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271
1.2 ‐1.449 ‐0.844 ‐0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149
1.0 ‐1.588 ‐0.852 ‐0.164 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022
0.8 ‐1.733 ‐0.856 ‐0.132 0.780 1.336 1.993 2.453 2.891
0.6 ‐1.880 ‐0.857 ‐0.099 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755
0.4 ‐2.029 ‐0.855 ‐0.066 0.816 1.317 1.880 2.261 2.615
0.2 ‐2.178 ‐0.850 ‐0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472
0 ‐2.326 ‐0.842 0 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326
‐0.2 ‐2.472 ‐0.830 0.033 0.850 1.258 1.680 1.945 2.178
‐0.4 ‐2.615 ‐0.816 0.066 0.855 1.231 1.606 1.834 2.029
‐0.6 ‐2.755 ‐0.800 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880
‐0.8 ‐2.891 ‐0.780 0.132 0.856 1.166 1.448 1.606 1.733
‐1.0 ‐3.022 ‐0.758 0.164 0.852 1.128 1.366 1.492 1.588
‐1.2 ‐3.149 ‐0.732 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449
(Sumber : DPU (Tata Cara Pembuatan Kolam Retensi dan Polder ( N S P M ) Lampiran
A hal. 9))
g. Menghitung besarnya logaritma hujan rencana dengan waktu ulang yang dipilih,
dengan rumus :
Status Jalan
Jalan umum berdasarkan statusnya dibedakan menjadi jalan
nasional,provinsi,kabupaten, kota, dan jalan desa.
a. Jalan Nasional
II - 14
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antar kota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta
jalan tol.
b. Jalan Provinsi
Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis
kabupaten.
c. Jalan Kabupaten
Jala local yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat
kegiatan local, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem
jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis
kabupaten.
d. Jalan Kota
Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan
antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
dengan persil, menhubungkan antar persil, serta menghubungkan antar
pusat permukiman yang berada di dalam kota.
e. Jalan Desa
Jalan umu yang menghubungkan Kawasan dan/atau antar permukiman di
dalam desa,serta jalan lingkungan.
3. Kelas Jalan
Untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas, jalan
dibagi dalam beberapa kelas jalan.
a. Pembagian kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan.
b. Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan
dikelompokkan atas jalan bebas hambatan,jalan raya, jalan sedang, dan
jalan kecil.
II - 15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dalam laporan ini untuk memperkirakan persentase jumlah arus lalu lintas
yang melewati masing-masing ruas digunakan metode Smock. Smock merupakan
metode yang digunakan untuk dua rute alternatif dengan membandingkan waktu
yang bisa dihemat bila melewati salah satu rute. Dengan perumusan:
Dimana:
To : Travel time per satuan jarak saat free flow
Qs : Kapasitas pada kondisi jenuh
Kapasitas dari suatu ruas jalan adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat
dipertahankan melalui suatu ruas jalan pada kondisi tertentu dan selama periode
waktu tertentu pula. Analisa kapasitas merupakan rangkaian prosedur yang
digunakan untuk memperkirakan kemampuan daya tampung suatu ruas jalan
terhadap arus lalu lintas dalam batasan kondisi operasional tertentu. Analisa ini
dapat diterapkan pada fasilitas jalan yang sudah ada untuk tujuan pengembangan.
Pada jalan dengan dua atau tiga jalur terdapat interaksi antara lalu lintas pada dua
jurusan yang mempengaruhi arus lalu lintas dan kapasitas jalan tersebut.
Dimana :
C : Kapasitas Jalan
Co : Kapasitas Dasar
II - 16
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 17
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 18
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 19
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan melewati suatu titik yang
ditentukan selama periode wak:tu tertentu atau jumlah kendaraan melewati bagian
atau potongan dari ruas jalan selama periode wak:tu tertentu. Tujuan dari studi
volume lalu lintas adalah untuk mendapatkan data akurat mengenai jumlah
pergerakan kendaraan melalui titik yang ditentukan pada suatu daerah. Periode
perhitungan pada lokasi tertentu tergantung pada metode yang digunakan
II - 20
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
untuk mendapatkan data. Ada dua macam metode dasar yang dapat
digunakan untuk menghitung volume lalu lintas kendaraan, yaitu:
II - 21
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
yang biasa digunakan dalam perencanaan lalu lintas, yaitu Satuan Mobil
Penumpang (SMP).
Satuan Mobil Penumpang (SMP) adalah satuan arus lalu lintas dari
berbagai tipe kendaraan yang diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk
mobil penumpang) dengan menggunakan faktor Ekuivalen Mobil Penumpang
(EMP). Ekuivalen Mobil Penumpang (EMP) adalah faktor konversi yang
digunakan untuk mendapatkan volume dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP).
Qtot
Ds =
C
Dimana :
Qtot : Arus Total lalu lintas (smp/jam)
C : Kapasitas Jalan
Derajat kejenuhan (DS) dihitung dengan menggunakan volume dan
kapasitas yang dinyatakan dalam smp/jam. Derajat kejenuhan (DS) digunakan
sebagai faktor yang penting dalam penentuan perilaku lalu lintas pada suatu ruas
jalan karena nilai derajat kejenuhan (DS) dapat menunjukkan bahwa kapasitas
suatu ruas jalan masih mampu menampung volume lalu lintas yang ada atau tidak.
Perhitungan dilakukan per satuan jam untuk satu atau lebih periode, misalnya
didasarkan pada kondisi arus lalu lintas rencana jam puncak pagi, siang, dan sore.
II - 22
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Arus lalu lintas (Q) untuk setiap pergerakan ( belok kiri QLr, !urns Qsr, dan
belok kanan QRr ) di konversi dari kendaraan per-jam menjadi satuan mobil
penumpang (SMP) per-jam dengan menggunakan ekuivalen kendaraan
penumpang (EMP) untuk masing-masing pendekat terlindung dan terlawan:
2.7.6. Tundaan
1. Tundaan lalu lintas (DT) yaitu akibat interaksi lalu lintas dengan Gerakan
yang lain dalam simpang;
2. Tundaan geometric (DG) akibat perlambatan dan percepatan kendaraan
yang terganggu dan tak terganggu
Tundaan lalu lintas simpang (DT I ) dan jalan utama (DT MA ) ditentukan dari
kurva tundaan empiris dengan derajat kejenuhan sebagai variable bebas.seperti
pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 berikut.
II - 23
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 24
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dimana :
Q TOT : Arus Total (smp/jam)
Untuk DS ≥ 1,0 : DG = 4
Dimana :
DS: Derajat Kejenuhan
P T : Rasio arus belok terhadap arus total
II - 25
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 26
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 27
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
QBki
R BKi =
Q Total
a. Lebar rata-rata pendekat minor ( W AC) dan utama ( W BD) serta lebar rata
rata pendekat ( W I)
Untuk pendekat yang sering digunakan parkir pada jarak ≤ 20 m dari garis
imajiner yang menghubungkan tepi perkerasan dari jalan berpotongan,
lebar pendekat tersebut harus dikurangi 2 m
Lebar rata-rata pendekat minor ( W AC) dirumuskan sebagai berikut:
II - 28
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 29
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 30
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 31
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
3. Konsumsi Ban
Formula yang digunakan berbeda-beda tiap golongannya. Diklasifikasikan
berdasarkan golongan kendaraan
Gol.I : Y = 0,0008848V – 0,0045333
Gol.II : Y = 0,0012356V – 0,006466
II - 32
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dimana :
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan untuk kendaraan terdiri dari dua komponen yaitu suku cadang
dan biaya jam kerja mekanik. Formula yang digunakan sebagai berikut:
a. Suku cadang :
Gol.I : Y = 0,0000064V – 0,0005567
Gol.II : Y = 0,0000332V – 0,0020891
Gol.IIb : Y = 0,0000191V – 0,0015400
Dimana :
II - 33
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
6. Bunga Modal
Formula yang digunakan:
INT = AINT / AKM
INT = 0,22 % x Harga kendaraan baru
Dimana :
AINT = 0,01 x (AINV/2)
(Rata-rata bunga modal tahunan dari kendaraan yang diekspresikan sebagai
fraksi dari harga kendaraan baru)
7. Asuransi
Formula yang digunakan:
Gol.I : Y = 38/(500V)
Gol.II : Y = 60/(2571,42857V)
Gol.IIb : Y = 61/(1714,28571V)
Dimana :
Y = Asuransi per 1000 km
Y’ = Y x nilai kendaraan (Rp./1000 km)
8. BOK Sepeda Motor
BOK untuk sepeda motor dijadikan sebagai biaya tambahan terhadap auto
(mobil penumpang), dengan asumsi sebagai berikut:
Jumlah sepeda motor berkisar antara 50-180 kendaraan untuk setiap
100 auto.
BOK untuk satu unit sepeda motor berkisar 18% dari biaya auto.
Sehingga jika terdapat 80 unit dalam setiap 100 autp, maka akibat
adanya sepeda motor, BOK auto (mobil penumpang) akan dikalian
dengan : 1+(0,18 x 80)/100 = 1,14
Dengan kata lain BOK auto (mbil penumpang) akan bertambah
14%.
II - 34
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Nilai Waktu = Max {(K x Nilai Waktu Dasar); Nilai Waktu Minimum}
II - 35
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Nilai waktu dasar yang digunakan dalam laporan ini diambil dari refensi
PT.Jasa Marga (1990-1996) Formula Herbert Mohring dengan mengambil nilai K
di Kota Jakarta.
B Benefit (Keuntungan)
= ≥1
C Cost (Biaya)
Dimana :
II - 36
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
a. B/C > 1, Manfaat yang ditimbulkan proyek lebih besar dari biaya
yang diperlukan, maka proyek layak untuk dilaksanakan.
b. B/C = 1, Manfaat yang ditimbulkan proyek sama dengan biaya yang
diperlukan, maka proyek layak untuk dilaksanakan.
c. B/C < 1, Manfaat yang ditimbulkan proyek lebih kecil dari biaya
yang diperlukan, maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan.
Dimana :
II - 37
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Jika FYRR lebih besar dari discount rate yang direncanakan, maka
akan tepat waktu dan proyek dapat dilanjutkan. Jika kurang dari discount
rate tetapi memiliki NPV positif, maka proyek sebaiknya jangan dibangun
terlebih dahulu dan laju pengembalian harus dihitung Kembali untuk
menentukan tanggal dan tahun dimulainya proyek yang optimum.
II - 38
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dimana :
II - 39
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel II.17 Nilai Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Dasar Akibat Lebar
Lajur Lalu lintas Efektif ( VBL)
II - 40
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 41
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 42
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Jalan
Jalan Kabupaten- Jalan
No Parameter geometrik Satuan Arteri Kota Desa
II - 43
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 44
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
II - 45
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Batutulis
Batutulis Batutulis
Bogor
III - 1
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Batutulis
III - 2
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
III - 3
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
lalu lintas saat tersebut tidak reliable. Dari hasil survey lalu lintas, jenis
kendaraan yang melalui persimpangan Batutulis meliputi:
Sepeda Motor
Sedan, Jeep, Van
Angkutan Kota
Pick Up,Mobil Box
Bus Kecil
Truk Kecil
Truk Besar
Bus
Kendaraan tidak bermotor (sepeda)
4. Survey Topografi
Survey pengukuran topografi dilakukan sepanjang jalan trase rencana.
jalan perpotongan-perpotongan atau persimpangan-persimpangan yang
ada, daerah-daerah sekitar trase rencana jalan yang diperlukan untuk
rencana detail yang meliputi antara lain : lebar Daerah Milik Jalan
(DAMIJA) rencana, meliputi daerah kanan dan kiri sumbu jalan selebar
kurang lebih 75 -100 m (koridor), survey ini meliputi pekerjaan- pekerjaan
sebagai berikut:
Metodologi pelaksanaan survey topografi ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pemetaan dan pengukuran topografi
menggunakan instrument UAV dengan teknik pengolahan
data/analisis foto udara untuk menghasilkan data topografi digital
meliputi DSM (Digital Surface Modeling), DTM (Digital Terrain
Modeling) dan DEM (Digital Elevation Modeling) yang juga dapat
dipergunakan untuk menghasilkan peta situasi dan kontur.
5. Survey Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Survey sosial dilakukan untuk melihat respon dari masyarakat
terhadap perencanaan pembangunan.
Survey ekonomi dilakukan untuk melihat respon dan dampak
ekonomi akibat perencanaan pembangunan.
Survey Lingkungan dilakukan untuk melihat dampak lingkungan
akibat perencanaan pembangunan
III - 4
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
III - 5
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
7. Titik Survey
A
B
III - 6
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
III - 7
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
III - 8
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
a. formulasi dari sasaran proyek jalan dan jembatan, monitoring dan evaluasi manfaat
proyek di masa mendatang akan merujuk pada sasaran ini;
b. formulasi dari satu atau lebih alternatif solusi yang potensial;
c. analisis ekonomi untuk memperoleh/membandingkan kelayakan ekonomi dari
seluruh alternatif solusi;
d. analisis kelayakan menyeluruh yang menggabungkan hasil analisis ekonomi
dengan aspek non ekonomi yang relevan.
Sesuai dengan rencana tata ruang dari wilayah studi, aspek yang ditinjau meliputi :
a. Aspek teknis; aspek teknis berupa pertumbuhan lalulintas, topografi dan geometri
untuk penentuan rute jalan, perkerasan jalan dan struktur jembatan
b. Aspek lingkungan dan keselamatan; aspek lingkungan berupa biologi, fisika-kimia,
sosial ekonomi dan budaya serta aspek keselamatan lalulintas.
c. aspek ekonomi; berupa biaya dan manfaat proyek
d. Aspek lain-lain, berupa aspek non ekonomi yang dapat mempengaruhi kelayakan
proyek secara keseluruhan
III - 9
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
III - 10
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
III - 11
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 1
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tipe % Rata-
Kendaraan 2015- 2016- 2017- 2018- 2019- rata (%)
/ Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
KR 5,316 1,141 6,394 5,392 5,393 4,727
KB 3,000 2,897 8,529 5,393 5,392 5,042
SM 6,888 4,802 9,095 5,393 5,393 6,314
Sumber : Hasil perhitungan dan analisis,2022
IV - 2
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 3
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
A
B
IV - 4
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 5
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 6
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
TC-Titik A
(WEEKEND) Jenis Kendaraan
IV - 7
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 8
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 9
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dimana :
FC LJ : Faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar lajut atau jalur lalu lintas
tak terbagi
IV - 10
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Hasil perhitungan kapasitas jalan, dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
IV - 11
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Per 1 jam
KR : 416 + (416 x 4,727%) = 436 smp/jam
KB : 40 + (40 x 5,042%) = 42 smp/jam
SM : 193 + (193 x 6,314%) = 205 smp/jam
Per 1 tahun
KR : (436 / 0.11) x 365 = 1.446.727 smp/tahun
KB : (42 / 0.11) x 365 = 139.364 smp/tahun
SM : (205 / 0.11) x 365 = 680.227 smp/tahun
IV - 12
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel IV.9 Derajat kejenuhan pada jalan eksisting (without protect) Titik A (rencana 10
tahun)
IV - 13
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel IV.10 Derajat kejenuhan pada jalan eksisting (without protect) Titik B (rencana 10
tahun)
IV - 14
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dimana :
C : Kapasitas Jalan
Co : Kapasitas Dasar
F W : Faktor Penyesuaian lebar Pendekat
F RSU : Faktor Penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak
bermotor
F LT : Faktor Penyesuaian - % belok kiri
Untuk kapasitas eksisting (without project) pada Titik A dan Titik B dapat dilihat pada
Tabel 4.12 berikut.
IV - 15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Lokas TITIK ARAH TIPE LEBAR Co Fw Fm Fcs Frsu Flt Frt Fmi C / jalur 2 C / jalur 1
i JALA BADA LEBA BAHU JALAN lajur lajur
N N R KIR KANA (smp/jam (smp/jam)
JALAN LAJUR I N )
(M) (M)
Titik A Jl.Saleh MW 6,50 3,25 0 1,3 2700 1,3 1 1 0,7 1,16 0,91 0,5 1303 651
Danasasmit 2/2 UD 1
a keluar ke
Jl.Batutulis
Titik B Jl.Lawang MW 8,50 4,25 1 1 2700 1,3 1 1 0,7 1,19 0,95 0,5 1398 699
Gintung 2/2 UD 1
masuk ke
Jl.Saleh
Danasasmit
a
Sumber : Hasil perhitungan dan analisis,2022
IV - 16
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
pertumbuhan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 4.3. sedangkan hasil analisis
volume lalu lintas tahunan pada titik A dan B dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan
IV - 17
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel IV.12 Volume Lalu Linitas Tahunan pada Titik A (Without Project )
IV - 18
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 19
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel IV.13 Volume Lalu Linitas Tahunan pada Titik B (Without Project )
IV - 20
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 21
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
sehingga tundaan yang dihasilkan seperti pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16
berikut.
IV - 22
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel IV.14 Hasil Perhitungan Tundaan Eksisting pada Titik A (Without Project)
Kriteria Tingkat Kinerja Tundaan Kendaraan
Derajat Kejenuhan & Kecepatan
Pelayanan Jalan (DELAY)
Hari Libur Kapasitas Hari Libur Hari Libur Hari Libur
TIPE Jalan
Wakt RUAS Sabt
JALA Jumat Sabtu Minggu Jumat Sabtu Minggu Juma
u JALAN u
N Juma t Minggu
Sabtu Minggu
t
Smp/Jam Smp/Jam Smp/Jam Smp/Jam (V/ DETI DET
Km/Jam (V/C) Km/Jam (V/C) Km/Jam
(V) (V) (V) (C) C) K IK DETIK
06.00- Jl.Saleh MW 345 316 340 434 1 17 1 17 1 17 E E E 50 50 50
08.00 Danasasmita 2/2
12.00- keluar ke UD 189 293 301 434 0,43 30 1 17 1 17 C E E 25 50 50
14.00 Jl.Batutulis
16.00- 394 339 242 434 0,9 20 1 17 1 17 D E E 25 50 50
18.00
Sumber : Hasil perhitungan dan analisis,2022
Tabel IV.15 Hasil Perhitungan Tundaan Eksisting pada Titik B (Without Project)
IV - 23
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
-
18.00
Sumber : Hasil perhitungan dan analisis,2022
IV - 24
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dimana:
to : time travel per satuan jarak saat free flow
Qs : Kapasitas pada kondisi jenuh
Rumus di atas digunakan untuk semua arah seperti conoth perhitungan sebagai
berikut:
1. Menetukan besarnya increment pada tiap iterasi. Iterasi yanhg digunakan
jumlahnya berkisar antara 15-20 kali iterasi.
2. Mencari kecepatan arus bebas (Vb) pada jalan eksisting, flyover rencana.
Kecepatan aruas bebas flyover rencana , serta pada titik A dan titk B terdapat
pada Tabel 4.18 sampai dengan Tabel 4.20 berikut.
IV - 25
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 26
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
3. Menentukan travel time (TT) ada beberapa komponen yang diperlukan yaitu
jarak jalan terebut, kecepatan arus bebas dan tundaan. Rumus yang
digunakan yaitu (jarak / kecepatan arus bebas) x 60 menit.
a. Travel time dari Titik A
TT = ((0.65/14) x 60) + (30/60)
= 3,286 menit
b. Travel time dari Titik B
TT = ((0.65/11) x 60) + (25/60)
= 3,545 menit
c. Travel time flyover rencana
TT = ((0.65/37,4) x 60)
= 1,043 menit
IV - 27
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 28
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 29
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
pertumbuhan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 4.3. sedangkan hasil analisis
volume lalu lintas tahunan pada titik A dan B dapat dilihat pada Tabel 4.21 dan
IV - 30
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel IV.21 Volume Lalu Linitas Tahunan pada Titik A (With Project )
IV - 31
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 32
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel IV.22 Volume Lalu Linitas Tahunan pada Titik B (With Project )
IV - 33
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 34
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Q
(smp/jam C / 1 lajur Peluang
Hari Tahun ) (smp/jam) Ds Antrian (%)
2022 927 1762 0,526 12,1
2023 983 1762 0,558 13,4
1042 1762 0,591 14,8
2024
1104 1762 0,627 16,5
Jumat 2025
2026 1171 1762 0,664 18,3
2027 1241 1762 0,704 20,4
2028 1315 1762 0,747 22,7
2029 1394 1762 0,791 25,4
2030 1478 1762 0,839 28,4
2031 1567 1762 0,889 31,9
2022 609 1762 0,346 6,1
2023 646 1762 0,366 6,7
2024 685 1762 0,388 7,3
2025 726 1762 0,412 8,0
2026 769 1762 0,437 8,8
Sabtu 2027 815 1762 0,463 9,7
2028 864 1762 0,490 10,7
2029 916 1762 0,520 11,8
2030 971 1762 0,551 13,1
2031 1029 1762 0,584 14,5
Minggu 2022 883 1762 0,501 11,1
936 1762 0,531 12,3
2023
2024 992 1762 0,563 13,6
2025 1052 1762 0,597 15,1
2026 1115 1762 0,633 16,8
2027 1182 1762 0,671 18,6
2028 1253 1762 0,711 20,8
IV - 35
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Q
(smp/jam C / 1 lajur Peluang
Hari Tahun ) (smp/jam) Ds Antrian (%)
2029 1328 1762 0,754 23,2
2030 1408 1762 0,799 25,9
2031 1493 1762 0,847 29,0
Rata-rata 0,603 15,4
Sumber : Hasil perhitungan dan analisis,2022
2022
2023 1032 1715 0,602 15,3
1094 1715 0,638 17,0
2024
Jumat 1160 1715 0,676 18,9
2025
2026 1230 1715 0,717 21,1
2027 1304 1715 0,760 23,5
2028 1382 1715 0,806 26,3
2029 1465 1715 0,854 29,5
2030 1553 1715 0,905 33,0
2031 1646 1715 0,960 37,1
582 1715 0,339 5,9
2022
617 1715 0,360 6,5
2023
2024 654 1715 0,381 7,1
Sabtu
2025 693 1715 0,404 7,8
2026 735 1715 0,429 8,6
2027 779 1715 0,454 9,4
2028 826 1715 0,482 10,4
IV - 36
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 37
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 38
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
IV - 39
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Jalan
Kabupaten/Ko
No Parameter geometrik Satuan ta
1. Cembung m 700
2. Cekung m 700
c. Panjang Minimum
Lengkung Vertikal m 35
Sumber : Tamin, 2008
Sedangkan Kriteria desain geometrik perlintasan rel kereta dapat dilihat pada
Tabel 4.27 berikuit.
IV - 40
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Sedangkan jarak dari stasiun ke jalur kelandaian flyover ±171 m maka didapat
kemiringan ramp yaitu:
IV - 41
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
BAB V ANALISIS
KELAYAKAN EKONOMI
V-1
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
dengan harga yang berbeda dari masing-masing komponen. Berikut adalah harga masing-
masing komponen di tiap golongan.
Golongan I
All New Toyota Rush 2018 : Rp. 251.300.000
Bahan Bakar Pertalite : Rp. 7.800 / liter
Oli TMO Full Synthetic Formula 5W-30: Rp. 116.000 / botol
Ban Dunlop ST20 235/60 R16 : Rp. 1.037.652 / buah
Harga Mekanik : Rp. 20.000 / jam
Golongan II
Fuso SHD-X Hi-Gear : Rp. 293.700.000
Bahan Bakar Solar : Rp. 5.150 / liter
Oli TOP 1 HD Oil Synthetic 15W-40 : Rp. 324.000 / botol
Ban Truk Dunlop DR27.50-16 14PR : Rp. 1.571.820 / buah
Harga Mekanik : Rp. 20.000 / jam
Golongan III
Fuso FN 517 ML2 (6x2) : Rp. 613.500.000
Bahan Bakar Solar : Rp. 5.150 / liter
Oli TOP 1 HD Oil Synthetic 15W-40 : Rp. 324.000 / botol
Ban Truk Michelin Agilis HD 7.50R16 : Rp. 2.514.600 / buah
Harga Mekanik : Rp. 20.000 / jam
Golongan IV
Fuso FZ 4028 : Rp. 651.500.000
Bahan Bakar Solar : Rp. 5.150 / liter
Oli TOP 1 HD Oil Synthetic 15W-40 : Rp. 324.000 / botol
Ban Truk Michelin Agilis HD 7.50R16 : Rp. 2.514.600 / buah
Harga Mekanik : Rp. 20.000 / jam
Golongan V
Fuso FZ 4928 : Rp. 890.000.000
V-2
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
V-3
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Berikut adalah grafik konsumsi bahan bakar pada kecepatan 5 km/jam sampai
kecepatan 110 km/jam.
= Rp 371.200 /1000 km
Gol II = 0,006 × 1 × 324.000
= Rp 1.944.000 /1000 km
Berikut adalah grafik konsumsi pelumas (oli mesin) pada kecepatan 5 km/jam sampai
kecepatan 110 km/jam.
❖ Konsumsi Ban
Pemakaian Ban per 1000 km
Gol I =Y = 0,0008848V – 0,0045333
= 0,0008848 × (5) – 0,0045333
= -0,00011 /1000 km
V-5
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Berikut adalah grafik konsumsi ban pada kecepatan 5 km/jam sampai kecepatan
110 km/jam.
V-6
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
= Rp 1.003.379 /1000 km
Gol IV = 0,0016355 × 651.500.000
= Rp 1.065.528 /1000 km
Gol V = 0,0016355 × 890.000.000
= Rp 1.455.595 /1000 km
Berikut adalah grafik pemeliharaan suku cadang pada kecepatan 5 km/jam sampai
kecepatan 110 km/jam.
❖ Pemeliharaan (Mekanik)
V-9
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
❖ Depresiasi
Depresiasi per 1000 km (Y)
Gol I =Y = 1/ (2,5v + 125)
= 1/ (2,5 (5) + 125)
= 0,007272
❖ Bunga Modal
INT = 0,22% * Harga kendaraan baru (Rp / 1000 km)
Gol I = 0,22% × 251.300.000
= Rp 552.860 /1000km
Gol II = 0,22% × 293.700.000
= Rp 646.140 /1000km
Gol III = 0,22% × 613.500.000
= Rp 1.349.700 /1000km
Berikut adalah grafik bunga modal untuk kendaraan pada kecepatan 5 km/jam sampai
kecepatan 110 km/jam.
V - 11
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
❖ Asuransi
Asuransi per 1000 km (Y)
= 0,00712
Gol V =Y = 61/ (1714,28571v)
= 61/ (1714,28571(5))
Berikut adalah grafik total Biaya Operasional Kendaraan (BOK) untuk kendaraan pada
kecepatan 5 km/jam sampai kecepatan 110 km/jam.
V - 13
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dari grafik pada gambar 5.9 dapat terlihat bahwa masing- masing golongan kendaraan
memiliki kecepatan paling optimum. Dibawah ini merupakan kecepatan optimum dari
masing-masing golongan kendaraan:
• Gol I = 61 km/jam
• Gol II = 42 km/jam
• Gol III = 36 km/jam
• Gol IV = 31 km/jam
• Gol V = 28 km/jam
Namun dikarenakan ini daerah simpang, maka dijadikan kecepatan paling maksimum
untuk semua golongan kendaraan yaitu 40 km/jam. Dibawah ini merupakan
kecepatan optimum dari masing-masing golongan kendaraan setelah dibatasi
kecepatan maksimum pada daerah simpang:
• Gol I = 40 km/jam
• Gol II = 40 km/jam
• Gol III = 36 km/jam
• Gol IV = 31 km/jam
• Gol V = 28 km/jam
V - 14
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
kecepatan golongan I didapatkan 87 km/jam, maka kecepatan yang akan digunakan untuk
analisis berikutnya yaitu 40 km/jam begitu juga dengan golongan kendaraan yang
lainnya.
5.3. Kecepatan
Biaya operasional kendaraan (BOK) dihitung berdasarkan kecepatan tiap golongan
serta komponen- komponen BOK. Kecepatan yang digunakan yaitu berdasarkan
pembacaan grafik. Grafik yang digunakan adalah grafik pada gambar 5.10 dan
gambar 5.11. Tipe jalan untuk jalan eksisting adalah 6/2T, flyover eksisting adalah 2/2TT
dan flyover rencana adalah 4/2T.
Komponen yang dibutuhkan dalam menentukan kecepatan
yaitu derajat kejenuhan (DJ) serta kecepatan arus bebas (VB). Seperti pada sub bab
4.6.2 perhitungan trip assignment, kecepatan arus bebas untuk jalan eksisting, flyover
eksisting, dan flyover rencana berbeda-beda. Hasil kecepatan arus bebas dapat dilihat
pada tabel 5.1 sampai tabel 5.3
VT (Km/Jam)
DJ
Sumber: Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI), 2014)
Gambar V.10 Hubungan VT dengan DJ, pada tipe jalan 2/2TT
V - 15
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
VT (Km/Jam)
DJ
V - 16
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
KB 0,45
SM 18,45
Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis,2022
Berikut adalah contoh penetapan kecepatan aktual dari penarikan sumbu derajat
kejenuhan dan kecepatan arus bebas. Hasil perhitungan pada Tabel 5.3 sampai Tabel 5.6
14 18 13
Jumat 2025 0,297 9
2026 0,315 13 19 14 9
2027 0,334 12 20 15 8
2028 0,354 12 21 16 8
2029 0,375 11 22 17 7
2030 0,398 10 24 18 7
2031 0,422 10 25 19 7
2022 0,246 17 17 11 11
2023 0,261 16 16 11 11
2024 0,276 15 15 10 10
2025 0,293 14 14 9 9
2026 0,310 13 13 9 9
Sabtu 2027 0,329 12 12 8 8
2028 0,349 12 12 8 8
2029 0,370 11 11 7 7
2030 0,392 10 10 7 7
2031 0,416 10 10 7 7
2022 0,238 25 17 13 13
Minggu
2023 0,252 24 16 12 12
V - 17
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
20 20 13 13
Jumat 2025 0,209
2026 0,221 21 21 14 14
2027 0,235 22 22 15 15
2028 0,249 24 24 16 16
2029 0,264 25 25 17 17
2030 0,280 27 27 18 18
2031 0,296 28 28 19 19
2022 0,173 17 17 11 11
2023 0,183 18 18 12 12
2024 0,194 19 19 13 13
Sabtu
2025 0,206 20 20 13 13
2026 0,218 21 21 14 14
2027 0,231 22 22 15 15
V - 18
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
2028 0,245 24 24 16 16
2029 0,260 25 25 17 17
2030 0,276 27 27 18 18
2031 0,292 28 28 19 19
2022 0,167 25 17 13 13
2023 0,177 27 18 13 13
2024 0,188 28 19 14 14
2025 0,199 30 20 15 15
Minggu 2026 0,211 32 21 16 16
2027 0,224 33 22 17 17
2028 0,237 35 24 18 18
2029 0,251 38 25 19 19
2030 0,266 40 27 20 20
2031 0,282 42 28 21 21
Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis,2022
2023 0,269 24 21 15 15
2024 0,285 22 20 15 15
Jumat 2025 0,302 21 19 14 14
2026 0,320 20 18 13 13
2027 0,339 19 17 12 12
2028 0,360 18 16 12 12
2029 0,381 17 15 11 11
2030 0,404 16 14 10 10
2031 0,428 15 13 10 10
2022 0,227 25 22 16 16
Sabtu 2023 0,241 24 21 15 15
2024 0,255 22 20 15 15
2025 0,271 21 19 14 14
V - 19
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
2026 0,287 20 18 13 13
2027 0,304 19 17 12 12
2028 0,322 18 16 12 12
2029 0,342 17 15 11 11
2030 0,362 16 14 10 10
2031 0,384 15 13 10 10
2022 0,243 24 20 17 17
2023 0,257 23 18 16 16
2024 0,273 22 17 15 15
2025 0,289 20 16 14 14
2026 0,307 19 16 13 13
Minggu
2027 0,325 18 15 12 12
2028 0,344 17 14 12 12
2029 0,365 16 13 11 11
2030 0,387 15 12 10 10
2031 0,410 14 12 10 10
Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis,2022
2023 0,201 27 24 17 17
2024 0,213 28 25 18 18
Jumat 2025 0,225 30 26 20 20
2026 0,239 32 28 21 21
2027 0,253 33 30 22 22
2028 0,269 35 32 23 23
2029 0,285 38 33 25 25
2030 0,302 40 35 26 26
2031 0,320 42 38 28 28
2022 0,170 25 22 16 16
2023 0,180 27 24 17 17
Sabtu 2024 0,191 28 25 18 18
2025 0,202 30 26 20 20
2026 0,214 32 28 21 21
V - 20
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
2027 0,227 33 30 22 22
2028 0,241 35 32 23 23
2029 0,255 38 33 25 25
2030 0,271 40 35 26 26
2031 0,287 42 38 28 28
2022 0,181 24 20 17 17
2023 0,192 26 21 18 18
2024 0,204 27 22 19 19
2025 0,216 29 23 20 20
2026 0,229 31 25 21 21
Minggu
2027 0,243 33 26 22 22
2028 0,257 35 28 24 24
2029 0,273 37 29 25 25
2030 0,289 39 31 27 27
2031 0,306 41 33 28 28
Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis,2022
V - 21
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
= 0,04927 /1000 km
Y’ = Y * harga ban * jumlah ban (Rp / 1000 km)
Gol I = 0,03085 × 1.037.652 x 4
= Rp 128.082 /1000 km
V - 23
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
❖ Depresiasi
Depresiasi per 1000 km (Y)
Gol I =Y = 1/ (2,5v + 125)
= 1/ (2,5 (40) + 125)
= 0,004444
Gol II =Y = 1/ (9,0v + 450)
V - 24
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara yang sama untuk tahun berikutnya,
namun ada perubahan harga komponen BOK dikarenakan adanya peningkatan harga
setiap tahunnya. Berikut rumus untuk mendapatkan persentase peningkatan harga
komponen BOK setiap tahunnya.
Persentase peningkatan tiap item komponen BOK didapat dari harga tahun-tahun
sebelum 2022 dan diambil persen peningkatannya. Berikut adalah contoh perhitungan
untuk bobot per item komponen:
Hasil Perhitungan untuk bobot, persentase peningkatan per item, dan persentase
peningkatan rata-rata dapat dilihat pada tabel 5.7.
BOBOT PERSENTASE
KOMPONEN (1)
HARGA (2) (3) PENINGKATAN (3)*(4)
GOLONGAN I (4)
V - 26
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Dibawah ini adalah contoh perhitungan untuk harga oli golongan I untuk tahun
2022
Untuk harga komponen yang lainnya pun dilakukan dengan cara yang sama. Berikut
merupakan contoh perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) pada Titik A
Without Project:
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Titik A
V - 27
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Golongan I:
= (Rp. 815.578 + Rp. 313.200 + Rp. 128.082 + Rp. 204.232 +
Rp.10.149 + Rp. 558.444 + Rp. 552.860 + Rp. 477.470) × 365 × (0,65/1000) × 9473
= Rp. 6.877.094.291
Golongan II:
= (Rp. 1.219.858,9 + Rp. 1.782.000 + Rp. 352.689 + Rp. 959.723
+ Rp. 55.955 + Rp. 190.838 + Rp. 646.140 + Rp. 193.042) × 365
× (0,65/1000) × 245
= Rp. 314.478.771
Golongan III:
= (Rp. 1.565.957,6 + Rp. 1.425.600 + Rp. 1.239.191 + Rp.1.360.774 + Rp. 34.968 +
Rp. 597.953 + Rp. 1.349.700 + Rp.614.940) × 365 × (0,65/1000) × 0
= Rp. 0
Total BOK:
= Rp. 6.877.094.291 + Rp. 314.478.771 + Rp. 0
= Rp. 7.191.573.061
Untuk perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) jalan eksisting Titik A dan
Titik B serta perhitungan dilakukan dengan cara yang sama. Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan pada masing masing golongan dengan kecepatan yang sudah ditentukan,
maka didapatkan hasil perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.8 dan tabel 5.9 sedangkan inflasi nilai Titik A dan
Titik B dapat dilihat pada tabel 5.10 dan tabel 5.11.
Tabel V.8 Hasil Perhitungan BOK Titik A
V - 28
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
V - 29
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
2024 Rp 79.580.127
2025 Rp38.354.679 Rp31.329.169 Rp9.935.597 Rp 79.619.445
2026 Rp38.373.620 Rp31.344.640 Rp9.940.503 Rp 79.658.763
2027 Rp38.392.561 Rp31.360.111 Rp9.945.410 Rp 79.698.081
2028 Rp38.411.501 Rp31.375.582 Rp9.950.316 Rp 79.737.400
2029 Rp38.430.442 Rp31.391.053 Rp9.955.223 Rp 79.776.718
2030 Rp38.449.382 Rp31.406.524 Rp9.960.129 Rp 79.816.036
V - 30
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Rp
Rp 33.085.355 Rp 10.492.546 Rp
40.504.687
2023 1 1,06 84.082.589
Jumat Rp
Rp 34.991.817 Rp 11.097.154
42.838.670 Rp
2024 2 1,12 88.927.641
Rp Rp
Rp 37.008.125 Rp 11.736.597
2025 3 1,18 45.307.132 94.051.855
Rp Rp
Rp 39.140.609 Rp 12.412.883
2026 4 1,25 47.917.821 99.471.313
V - 31
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Rp Rp
Rp 41.395.960 Rp 13.128.136
2027 5 1,32 50.678.931 105.203.026
Rp Rp
Rp 43.781.257 Rp 13.884.599
2028 6 1,40 53.599.127 111.264.983
Rp Rp
Rp 46.303.988 Rp 14.684.647
2029 7 1,48 56.687.576 117.676.211
Rp Rp
Rp 48.972.070 Rp 15.530.791
2030 8 1,56 59.953.971 124.456.831
Rp Rp
Rp 51.793.877 Rp 16.425.686
2031 9 1,65 63.408.563 131.628.126
Rp Rp
Rp 26.690.042 Rp 8.894.795
2022 0 1,00 29.567.071 65.151.909
Rp Rp
Rp 28.227.997 Rp 9.407.338
2023 1 1,06 31.270.809 68.906.144
Rp Rp
Rp 29.854.566 Rp 9.949.413
2024 2 1,12 33.072.712 72.876.691
Rp Rp
Rp 31.574.854 Rp 10.522.721
2025 3 1,18 34.978.438 77.076.012
Rp Rp
Rp 33.394.261 Rp 11.129.061
Sabtu 2026 4 1,25 36.993.966 81.517.288
Rp Rp
Rp 35.318.498 Rp 11.770.337
2027 5 1,32 39.125.624 86.214.458
Rp Rp
Rp 37.353.603 Rp 12.448.562
2028 6 1,40 41.380.101 91.182.266
Rp Rp
Rp 39.505.964 Rp 13.165.864
2029 7 1,48 43.764.474 96.436.302
Rp Rp
Rp 41.782.337 Rp 13.924.494
2030 8 1,56 46.286.227 101.993.058
Rp Rp
Rp 44.189.866 Rp 14.726.833
2031 9 1,65 48.953.274 107.869.973
Rp Rp
Rp 29.993.268 Rp 3.985.774
2022 0 1,00 36.338.133 70.317.175
Rp Rp
Rp 31.721.564 Rp 4.215.445
2023 1 1,06 38.432.038 74.369.047
Rp Rp
Rp 33.549.441 Rp 4.458.350
2024 2 1,12 40.646.590 78.654.381
Rp Rp
Rp 35.482.637 Rp 4.715.250
2025 3 1,18 42.988.739 83.186.625
Rp Rp
Rp 37.527.218 Rp 4.986.952
2026 4 1,25 45.465.837 87.980.007
Minggu
Rp Rp
Rp 39.689.603 Rp 5.274.309
2027 5 1,32 48.085.659 93.049.571
Rp Rp
Rp 41.976.577 Rp 5.578.223
2028 6 1,40 50.856.427 98.411.227
Rp Rp
Rp 44.395.320 Rp 5.899.647
2029 7 1,48 53.786.838 104.081.806
Rp Rp
Rp 46.953.423 Rp 6.239.591
2030 8 1,56 56.886.089 110.079.103
Rp Rp
Rp 49.658.914 Rp 6.599.120
2031 9 1,65 60.163.908 116.421.942
Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis,2022
V - 32
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
yang terjadi didapatkan dari penghematan BOK serta penghematan nilai waktu.
Perhitungan mengenai analisis BCR adalah sebagai berikut:
Suku bunga didapatkan dari rata-rata BI Rate selama beberapa tahun. BI rate yang
digunakan pada tugas akhir ini adalah BI rate pada bulan Januari 2006 hingga
Desember 2015. Present Worth Benefit adalah total penghematan biaya operasional
kendaraan dan nilai waktu. Present Worth Cost adalah jumlah pengeluaran dari
pembangunan serta pemeliharaan dalam waktu 10 tahun Biaya pemeliharaan dimulai
pada tahun 2022 karena dianggap flyover pembangunannya dilakukan selama 2 tahun
dan baru akan beroperasi pada tahun tersebut. Biaya pemeliharaan akan meningkat
tiap tahunnya mengikuti nilai inflasi. Sedangkan Present Worth Benefit dan Present
Worth Cost meningkat tiap tahunnya mengikuti nilai BI rate.
V - 33
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Tabel V.17 Hasil Perhitungan Estimasi Nilai Investasi Pemerintah Pembangunan flyover
Batutulis
Jumla Satua
No Jenis Investasi Nilai (Rp.) Total (Rp.)
h n
Pembebasan Tanah
3.000.000.000,00
1
- Luas Kebutuhan Lahan
Harga per m2 (Berdasarkan ZNT 5.000.00 3.000.000.000,0
berada pada Degradasi Warna 600 M2
- 0,00 0
Hijau berkisar 1.000.000 -
5.000.000)*
2 Pembebasan Bangunan 3.333.333.333
Harga per bangunan bersertifikat
SHM (Berdasarkan per satu
-
bangunan estimasi 400
jt/bangunan)*
Dihitung berdasarkan kepadatan
Bangunan menggunakan Permen 400.000.00
ATR/BPN No. 11 Tahun 2021 8 BGNN
0,00 3.333.333.333
- (Luas Kebutuhan
Lahan/Estimasi Bangunan
berdasarkan Standar Kavling
Mininum Perkotaan)*
- Dilakukan Pembulatan
3 Biaya Sosialisasi 58.000.000,00
V - 34
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
4
7 Biaya Supervisi 1 Paket Rp3.000.000
- Kunjungan Ke Lapangan 5 O/KL Rp300.000 Rp1.500.000
Ongkos Saku (Berdasarkan SBM
Kementerian Keuangan Kolom
- 5 O/KL Rp300.000 Rp1.500.000
Pejabat Esselon III ke Bawah
Provinsi Jawa Barat)*
Total Rp6.994.333.333,33
Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis,2022
V - 35
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
BAB VI KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah menganalisis data yang dilakukan pada bab IV
dan V yaitu:
Mayangkara Baru (Without Project), didapatkan kinerja lalu lintas berupa derajat
kejenuhan (DJ), panjang antrian, serta tundaan pada wilayah simpang. Hasil
derajat kejenuhan, panjang antrian, serta tundaan pada tahun 2020 adalah
sebagai berikut:
Titik A : 2,4
Titik B : 2,5
Tundaan
Titik A : 44 detik
Titik B : 42 detik
Utara- Selatan dan sebaliknya, maka hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:
VI - 1
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
• Titik A
• Titik B
Dari hasil trip assignment tersebut akan memengaruhi kinerja pada jalan setelah
dengan metode smock, dapat diketahui jumlah volume kendaraan yang akan memilih
melewati flyover ataukah masih tetap menggunakan jalan eksisting. Dari volume
tersebut dilakukan analisis kinerja lalu lintas setelah pembangunan flyover (with
Titik A : 0,60
Titik B : 0,64
Tundaan
Titik A : 13 detik
Titik B : 13 detik
Dari segi lalu lintas, terjadi penurunan derajat kejenuhan pada titik A dan titik B
yang cukup tinggi setelah beroperasinya flyover pada tahun 2023 yaitu:
VI - 2
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER BATUTULIS
Karena derajat kejenuhan (DS) rencana menurun dari (DS) eksisting dan <0,85
maka pembangunan Flyover Batutulis ini dapat dikatakan layak secara lalu lintas.
5. Analisis Kelayakan Ekonomi dilakukan dengan menghitung nilai Benefit Cost Ratio
(BCR). Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai BCR yaitu 4,917 memenuhi
syarat BCR>1
6.2. Saran
Setelah melakukan analisis kondisi lalu lintas dan ekonomi, pembangunan
flyover ini dapat dikatakan layak sehingga diharapkan pembangunannya dapat segera
dilaksanakan untuk mengurai kemacetan. Untuk kondisi lalu lintas Titik A dan Titik
VI - 3