- BAB I PENDAHULUAN
- BAB II GAMBARAN UMUM (PERSONAL DAN POTENSI)
- BAB III KAJIAN DAN ANALISA
- BAB IV GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS
- BAB V RENCANA PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
- BAB VI RENCANA TEKNIS PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
KUMUH (DESAIN TEKNIS)
- BAB VII RENCANA KEBERLANJUTAN
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi untuk mewujudkan penyusunan
Dokumen RPLP ini. Walau masih banyak terdapat kekurangan, namun besar harapan kami
agar apa yang telah dituangkan dalam dokumen ini agar dapat dibaca, diperbaiki oleh kita
semua, serta mari kita bergabung dalam tugas mewujudkan apa yang kita cira-citakan menjadi
sebuah kenyataan.
Kelurahan Simarito, Desember 2021
Tim Penyusun
Untuk mengatasi permasalahan permukiman seperti ini sudah banyak hal yang sudah
dilakukan oleh lembaga – lembaga pemerintah, pihak swasta dan juga oleh masyarakat di
lingkungan itu sendiri. Salah satu permasalahan pembangunan adalah munculnya arus
urbanisasi yang semakin deras diakibatkan ketimpangan laju pembangunan di Kota/ kota
dibandingkan dengan di desa. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sosial demografis di
kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang tidak
layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya fasilitas umum dan fasilitas sosial
berupa fasilitas pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya. Secara
sosiologis permukiman kumuh adalah suatu permukiman yang tidak layak huni karena
tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis, dengan
gambaran dan kesan secara umum tentang masyarakat yang hidup dengan sikap dan
tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah ke
bawah. Hal tersebut menjadi interpretasi umum bahwa masyarakat yang tinggal di
kawasan permukiman kumuh adalah pemukim yang tinggal atau berada didalam suatu
lingkungan yang rendah kualitasnya dengan belum terpenuhinya standar pelayanan
minimal manusia untuk hidup dengan layak.
Dilihat dari sisi pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan sebagai
permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan
bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak
Permasalahan permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu isu utama
yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh upaya
penanganan yang dari waktu ke waktu sudah dilakukan. Masalah yang sarat muatan
sosial, budaya ekonomi dan politik dengan serta merta mengancam kawasan-kawasan
permukiman perkotaan yang nyaris menjadi laten dan hampir tak selesai ditangani dalam
beberapa dekade. Secara khusus dampak permukiman kumuh juga akan menimbulkan
paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintah, dengan memberikan dampak
citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan
pelayanan kehidupan hidup dan penghidupan warganya. Dilain sisi di bidang tatanan
sosial budaya kemasyarakatan, komunitas yang bermukim di lingkungan permukiman
kumuh secara ekonomi pada umumnya termasuk golongan masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah yang seringkali menjadi alasan penyebab terjadinya degradasi
kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam berbagai tatanan sosial masyarakat.
Dalam UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa
Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan yang
sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam
mewujudkan fungsi permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
Berdasarkan uraian di atas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui
Direktorat Jenderal Cipta Karya mengemban tugas dan amanah dalam mewujudkan
strategi penanganan dan pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh melalui
peningkatan kualitas permukiman yang dapat dilakukan berupa Pemugaran, Peremajaan,
dan/atau melalui Pemukiman kembali sesuai dengan arahan tata ruang dan syarat-
prasyarat hunian permukiman yang layak. Direktorat Pengembangan Permukiman
berdasarkan kondisi empiris dan kebijakan Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama
dengan pemerintah Kota Pematangsiantar tentunya memerlukan instrumen utama
perencanaan teknis dengan melakukan pendampingan dalam penyusunan Rencana
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan.
Untuk itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)
mengamanahkan agar seluruh lokasi dampingan Program Kotaku membuat Dokumen
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ditingkat Kelurahan, sebagai saah
satu dasar awal pembuatan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan (RP2KPKP). Melalui penyusunan Dokumen Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman (RPLP) ditingkat Kelurahan diharapkan mampu mencapai
tujuan dari program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) yaitu menjadikan Kota layak huni,
produktif dan berkelanjutan (SDG’s) serta mampu memperhitungkan penghidupan
manusianya (livelihood) dan memperhitungkan dampak yang akan terjadi (safeguard)
dengan potensi aset yang dimiliki mayarakat (manusia, sosial, keuangan, alam dan fisik).
Kajian mengenai penghidupan manusia (livelihood) yang tertuang dalam Rencana
Penataan Lingkungan Permukiman adalah sebagai wadah atau aksi dalam
mengoptimalkan aset untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan
serta memampukan masyarakat berpenghasilan rendah (mbr) untuk merubah aset menjadi
income.Sama halnya dengan kajian safeguard yang tertuang dalam Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman untuk menghindari, mencegah atau mengurangi dampak yang
terjadi yang diakibatkan dari pembangunan penataan permukiman kumuh berpotensi
menimbulkan dampak terhadap sosial dan lingkungan.
1.2.1. MAKSUD
Maksud dilaksanakannya kegiatan penyusunan dokumen RPLP Kelurahan Simarito ini adalah
tersedianya dokumen rencana penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman
perkotaan sebagai bagian dari pencegahan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman
bagi kawasan permukiman kumuh perkotaan yang diselenggarakan sebagai aksi sinergitas
antar pemangku kepentingan dan pendampingan pemerintah Kelurahan Simarito secara
berkelanjutan.
1.2.2. TUJUAN
1.2.3. SASARAN
Ruang lingkup dalam kegiatan ini terdiri dari dua, yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup kegiatan.
Ruang Lingkup wilayah perencanaan adalah Kelurahan SIMARITO, dimana luas wilayah
Kelurahan SIMARITO mencapai 45,40 ha, dengan jumlah Linkungan : 2 LK dan RT/RW
sebanyak 4 RT/8 RW atau 26 RT/RW . Kelurahan SIMARITO berbatasan langsung dengan
Kelurahan : Bukit Sofa di sebelah utara, Sipinggol-pinggol di sebelah selatan, Timbang
galung di sebelah Timur dan Bukit Sofa disebelah Barat.
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah produk perencanaan sektor yang
wajib masuk dalam perencanaan regular dalam RPJM Kelurahan atau Renstra Kecamatan.
Menurut UU no 23 Tahun 2014 untuk Pemda di lokasi yang berstatus Kelurahan tidak
terdapat Renstra sendiri, sehingga perencanaan pembangunan di tingkat kelurahan
diakomodasi dalam Renstra Kecamatan. Dalam Pasal 209 ayat (2) UU no 23 Tahun 201 4
tentang Pemda, Kecamatan termasuk perangkat daerah (SKPD), sementara Kelurahan tidak
lagi berstatus SKPD sebagaimana dulu pernah diatur dalam UU no 32 Tahun 2004. Renstra
Kecamatan nantinya dijalankan oleh Kelurahan menggunakan RKP Kelurahan dalam periode
tahunan. RPLP dan RTPLP memiliki jangka waktu 5 tahun menjadi bagian dari Renstra
Kecamatan yang berdurasi 5 tahun juga. Renstra Kecamatan dioperasionalkan oleh RKP
Kelurahan yang berjangka waktu 1 tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai kedudukan RPLP
dalam Pembangunan Kota dapat dilihat pada gambar berikut :
PERWALI
RPLP RP2KP RENCANA
RENCANA KPK/SI KAWASAN
SEKTORAL AP PERMUKIMAN
MASTER PLAN (RKP)
DRAINASE
MASTER PLAN AIR
MINUM
MASTER PLAN AIR
LIMBAH
KETERANGAN: SSK
RSPK PERENCANAAN
LINGKUNGAN
HUNIAN
PERKOTAAN
MENGAMATKAN
DITURUNKAN
DIACU
RENCANA
PENATAAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
(RPLP)
Dalam merumuskan visi pemukiman di Kelurahan Simarito, mengacu pada visi Kota
Pematangsiantar, yang terdiri dari visi RPJD 2005-2025, dan visi RPJMD 2016-2020, yaitu
“”Menciptakan Kawasan Permukiman Kelurahan Simarito yang Asri, Sehat dan
Lingkungan Bebas kumuh”.
Untuk mencapai visi permukian Kelurahan Simarito tersebut, maka dirumuskan misi-misi
sebagai berikut :
Kelurahan Simarito memiliki luas 45,5 ha yang terdiri atas RT 26 dan RW 8. Batas-batas
Kelurahan Simarito adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bukit Sofa
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sipinggol-pinggol
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Timbang Galung
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bukit Sofa
5
4 RT001-RW004
RT001-RW005
1,2
0,7
Luas RT/RW (Ha) 1 RT001-RW001
2 RT001-RW002
6 RT001-RW006 0,9 3 RT001-RW003
4 RT001-RW004
7 RT001-RW007 0,9 3% 3%
5 RT001-RW005
8 RT001-RW008 0,9 3% 6 RT001-RW006
9 RT002-RW001 1,6 5% 7 RT001-RW007
10 RT002-RW002 1,6 3% 6% 4% 2%
3% 7% 8 RT001-RW008
11 RT002-RW003 1,3 9 RT002-RW001
12 RT002-RW004 1,9 3% 3% 10 RT002-RW002
13 RT002-RW005 1,9 11 RT002-RW003
3% 3% 12 RT002-RW004
14 RT002-RW006 1
13 RT002-RW005
15 RT002-RW007 0,8
3% 3% 14 RT002-RW006
16 RT002-RW008 0,7
5% 5% 15 RT002-RW007
17 RT003-RW001 1,6 16 RT002-RW008
18 RT003-RW002 1,7 5% 17 RT003-RW001
19 RT003-RW003 0,9
5% 18 RT003-RW002
20 RT003-RW004 0,9 19 RT003-RW003
21 RT003-RW005 0,9 6% 20 RT003-RW004
6% 21 RT003-RW005
22 RT003-RW006 0,8
22 RT003-RW006
23 RT003-RW007 0,9 2% 4% 23 RT003-RW007
24 RT003-RW008 2,3 24 RT003-RW008
25 RT004-RW003 1,1 3% 3%
25 RT004-RW003
26 RT004-RW004 1,1 26 RT004-RW004
Total 31,7
Gambar 2-2 Persentase Luas Wilayah Kelurahan Simarito
❖ Kondisi Topografi
Berdasarkan data yang diperoleh Kelurahan SIMARITO adalah daerah dataran tinggi
dengan ketinggian (topografi) lebih kurang lebih 400-500 m diatas permukaan laut.
❖ Kondisi Hidrologi
Kelurahan SIMARITOberada di tepian Aliran Sungai Bahbolon.
❖ Kawasan Lindung
kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang
hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan.
Untuk penggunaan lahan di Kelurahan SIMARITO ada beberapa jenis antara lain adalah
sungai, umbul, permukiman, perumahan, perdagangan, kantor lurah, Taman, tempat ibadah,
jalan, drainase dan lahan kosong. Di kelurahan SIMARITO lahan terluas adalah
permukiman dengan luas 9,17 ha.
2.3.1 Demografi
❖ Kependudukan
Penduduk Kelurahan SIMARITO berjumlah 5.999 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 2947 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 3052 jiwa dengan kepadatan
penduduk 189,24 jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Kelurahan
SIMARITO dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 2-3 Jumlah Penduduk, Status RT, dan Kepadatan Penduduk Kelurahan Simarito
Jumlah Kepala
LUAS Jumlah Penduduk (Jiwa) Keluarga Kepadatan
NO RT/RW
(Ha) KK Jumlah Penduduk
LK PR Jumlah
MBR KK (Jiwa/Ha)
1 RT001-RW001 1,5 112 99 211 47 47 140,67
2 RT001-RW002 1,8 129 141 270 56 65 150,00
3 RT001-RW003 0,8 111 151 262 31 68 327,50
4 RT001-RW004 1,2 222 222 444 76 108 370,00
5 RT001-RW005 0,7 105 91 196 43 43 280,00
6 RT001-RW006 0,9 93 116 209 27 54 232,22
7 RT001-RW007 0,9 80 99 179 28 48 198,89
8 RT001-RW008 0,9 90 79 169 13 45 187,78
9 RT002-RW001 1,6 190 176 366 63 96 228,75
10 RT002-RW002 1,6 147 148 295 59 73 184,38
11 RT002-RW003 1,3 74 83 157 18 37 120,77
12 RT002-RW004 1,9 112 126 238 43 59 125,26
13 RT002-RW005 1,9 112 126 238 43 59 125,26
14 RT002-RW006 1 139 153 292 46 81 292,00
15 RT002-RW007 0,8 115 123 238 42 56 297,50
16 RT002-RW008 0,7 68 74 142 5 29 202,86
17 RT003-RW001 1,6 138 138 276 45 70 172,50
18 RT003-RW002 1,7 160 146 306 34 76 180,00
19 RT003-RW003 0,9 89 83 172 10 42 191,11
20 RT003-RW004 0,9 79 80 159 10 33 176,67
21 RT003-RW005 0,9 79 71 150 15 44 166,67
22 RT003-RW006 0,8 94 101 195 16 44 243,75
23 RT003-RW007 0,9 76 88 164 16 29 182,22
24 RT003-RW008 2,3 110 121 231 43 49 100,43
25 RT004-RW003 1,1 149 128 277 27 69 251,82
26 RT004-RW004 1,1 74 89 163 28 39 148,18
Jumlah 22,8 2197 2291 4488 719 1114 3816,333
Sumber Data Baseline
2.3.2 Sosial
❖ Kondisi Sosial
Masyarakat di Kelurahan Simarito memiliki sikap sosial yang tinggi, hubungan sosial
yang sering di lakukan di daerah tersebut adalah kegiatan adat yang melibatkan seluruh
masyarakat di Kelurahan Simarito.
2.3.3 Ekonomi
❖ Kondisi Ekonomi
Konndisi perkonomian di Keluraha Simarito di dominasi oleh sektor perdagangan dan
jasa. Letak geografis sangat menguntungkan untuk daerah tersebut karena berada di
tengah kota sehingga sektor perdagangan dan jasa sangat pontesial sebagai mata
pencaharian di daerah tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table berikut.
9% 1 Perdagangan
2 Pegawai pemerintah
14% 4 Kontruksi
5 Industri/pabrik
70% 6 Pertambangan/Galian
7 Pertanian
8 Perikanan/Nelayan
❖ Infrastruktur Permukiman
❖ Infrastruktur Kebencanaan
Berdasarakan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pematangsiantar, jenis rawan
bencana yang terjadi di Kota Pematangsiantar adalah rawan bencana banjir dan rawan
bencana longsor. Rawan bencana banjir terjadi dikarenakan tingginya curah hujan dan
beberapa titik yang peruntukan Kawasan sempadan sungai yang teah diatur dalam dokumen
RTRW telah terbangun sehingga menimbulkan penyepitan badan sungai.
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 2.150,00 Meter 10,50% 0 0 Meter 2.150,00 Meter 10,50% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 14.920,00 Meter 72,89% 3 0 Meter 14.920,00 Meter 72,89% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
e. Kualitas Konstruksi Drainase 14.220,00 Meter 77,70% 5 0 Meter 14.220,00 Meter 77,70% 5
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 200,00 Meter 10,53% 0 Meter 200,00 Meter 10,53% 0 150,00 Meter 8,33% 0 Meter 150,00 Meter 8,33% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 1.400,00 Meter 73,68% 3 Meter 1.400,00 Meter 73,68% 3 1.350,00 Meter 75,00% 3 Meter 1.350,00 Meter 75,00% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,20 Ha 13,33% 0 Ha 0,20 Ha 13,33% 0 0,20 Ha 12,50% 0 Ha 0,20 Ha 12,50% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 650,00 Meter 30,23% 1 Meter 650,00 Meter 30,23% 1 150,00 Meter 9,68% 0 Meter 150,00 Meter 9,68% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 1.470,00 Meter 68,37% 3 Meter 1.470,00 Meter 68,37% 3 1.300,00 Meter 83,87% 5 Meter 1.300,00 Meter 83,87% 5
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 150,00 Meter 8,72% 0 Meter 150,00 Meter 8,72% 0 150,00 Meter 11,54% 0 Meter 150,00 Meter 11,54% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 1.320,00 Meter 76,74% 5 Meter 1.320,00 Meter 76,74% 5 950,00 Meter 73,08% 3 Meter 950,00 Meter 73,08% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,20 Ha 12,50% 0 Ha 0,20 Ha 12,50% 0 0,20 Ha 15,38% 0 Ha 0,20 Ha 15,38% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 150,00 Meter 9,09% 0 Meter 150,00 Meter 9,09% 0 200,00 Meter 16,67% 0 Meter 200,00 Meter 16,67% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 1.400,00 Meter 84,85% 5 Meter 1.400,00 Meter 84,85% 5 900,00 Meter 75,00% 3 Meter 900,00 Meter 75,00% 3
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 300,00 Meter 13,04% 0 Meter 300,00 Meter 13,04% 0 300,00 Meter 14,29% 0 Meter 300,00 Meter 14,29% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 1.650,00 Meter 71,74% 3 Meter 1.650,00 Meter 71,74% 3 1.450,00 Meter 69,05% 3 Meter 1.450,00 Meter 69,05% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,25 Ha 13,16% 0 Ha 0,25 Ha 13,16% 0 0,30 Ha 15,79% 0 Ha 0,30 Ha 15,79% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 300,00 Meter 20,00% 0 Meter 300,00 Meter 20,00% 0 300,00 Meter 16,67% 0 Meter 300,00 Meter 16,67% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 1.100,00 Meter 73,33% 3 Meter 1.100,00 Meter 73,33% 3 1.400,00 Meter 77,78% 5 Meter 1.400,00 Meter 77,78% 5
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 100,00 Meter 5,56% 0 Meter 100,00 Meter 5,56% 0 200,00 Meter 10,26% 0 Meter 200,00 Meter 10,26% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 1.400,00 Meter 77,78% 5 Meter 1.400,00 Meter 77,78% 5 1.450,00 Meter 74,36% 3 Meter 1.450,00 Meter 74,36% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,20 Ha 12,50% 0 Ha 0,20 Ha 12,50% 0 0,20 Ha 11,76% 0 Ha 0,20 Ha 11,76% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 100,00 Meter 6,25% 0 Meter 100,00 Meter 6,25% 0 200,00 Meter 11,76% 0 Meter 200,00 Meter 11,76% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 1.400,00 Meter 87,50% 5 Meter 1.400,00 Meter 87,50% 5 1.400,00 Meter 82,35% 5 Meter 1.400,00 Meter 82,35% 5
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 350,00 Meter 12,28% 0 Meter 350,00 Meter 12,28% 0 100,00 Meter 6,90% 0 Meter 100,00 Meter 6,90% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 2.000,00 Meter 70,18% 3 Meter 2.000,00 Meter 70,18% 3 1.050,00 Meter 72,41% 3 Meter 1.050,00 Meter 72,41% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,25 Ha 10,87% 0 Ha 0,25 Ha 10,87% 0 0,15 Ha 13,64% 0 Ha 0,15 Ha 13,64% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 600,00 Meter 21,82% 0 Meter 600,00 Meter 21,82% 0 100,00 Meter 8,33% 0 Meter 100,00 Meter 8,33% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 1.950,00 Meter 70,91% 3 Meter 1.950,00 Meter 70,91% 3 1.000,00 Meter 83,33% 5 Meter 1.000,00 Meter 83,33% 5
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 150,00 Meter 11,54% 0 Meter 150,00 Meter 11,54% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 900,00 Meter 69,23% 3 Meter 900,00 Meter 69,23% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
e. Kualitas Konstruksi Drainase 900,00 Meter 75,00% 3 Meter 900,00 Meter 75,00% 3
Tabel 2-15 Sasaran dan Indikator SDGs Bidang Perumahan dan Permukiman
Tabel 2-18 Ladder SDGs dan Definisi Akses Air Minum di Indonesia
3. Aspek Drainase
Drainase merupakan pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau
bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan megalirkan,
menguras, membuang atau mengalihkan air. Fungsi drainase berkaitan dengan banjir dan
genangan air. Dari penanganan kumuh perlu mengidentifikasi kondisi eksisting drainase
dan tingkat kelayakan dari drainase tersebut. Berikut table kondisi drainase di Kelurahan
Simarito.
Kriteria Penilaian/Perengkingan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kesesuaian Peruntukan Tata Ruang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 M emiliki nilai numerik awal>16
(kumuh)dan atau yang akses
pelayanannya masih 90% 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Legalitas Lahan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 Tingkat Kepadatan Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 Kondisi Sosial Ekonomi (partisipasi,
kegiatan ekonomi strategis, warisan
budaya) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 M asuk dalam kawasan strategis
Kota/Nasional 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total Nilai 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Bobot Kekumuhan Awal 5 8 6 8 1 6 8 6 8 6 5
Nilai Akhir Dasar Perengkingan 15 18 16 20 11 16 18 16 20 16 15
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pematangsiantar tahun 2012 – 2032 merupakan arahan
kebijakan pengaturan ruang yang tertuang dalam rencana pola ruang dan rencana struktur
ruang. Penataan ruang wilayah Kota Pematangsiantar bertujuan untuk mewujudkan kota
sebagai pusat perdagangan dan jasa yang di dukung oleh sektor Pendidikan, Kesehatan dan
Pariwisata, serta pengembangan Kawasan permuahan dan permukiman yang aman, nyaman,
produktif, dan berkesinambungan.
7. Strategi Peningkatan kualitas fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g, meliputi:
a. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan disekitar kawasan
pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya
b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya non terbangun di
sekitar kawasan pertahanan, sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan
tersebut dengan kawasan budidaya terbangun
c. Turut menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.
Ketentuan pemanfaatan ruang atau penggunaan lahan adalah matriks yang menujukkan
aturan kegiatan atau pemanfaatan ruang yang dapat berlangsung pada suatu penggunaan
lahan. Berdasarkan zonasi eksisting dan rencana zonasi penggunaan lahan kawasan
Kecamatan Siantar maka klasifikasi zonasinya berdasarkan peraturan pedoman
penyusunan RDTR tahun 2011 adalah sebagai berikut:
6 Pemerintahan dan Kantor Pemerintahan Provinsi, Kantor Pemerintahan Kota, Kantor Kecamatan,Kantor
Keamanan Kelurahan/Desa,
Polres/Polresta,Polsek/Polsekta, TNI AD, Koramil, TNI AL
9 Sarana Umum Rumah Sakit Tipe D,Rumah Sakit Bersalin, Laboratorioum Kesehatan, Puskesmas, Puskesmas
Kesehatan Pembantu, Balai Pengobatan, Posyandu, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Bidan,
Klinik/Poliklinik, Klinik/RS Hewan
10 Sarana Umum Gedung pertemuan Lingkungan, Gedung pertemuan Kota,Gedung serba guna, Balai
Olahraga pertemuan dan pameran, Pusat informasi Lingkungan, Lembaga sosial/organisasi
Kemasyarakatan
Bangunan Hunian Kawasan - Perkembangan Permukiman - Pertumbuhan kawasan - Peningkatan Kualitas Kawasan Status Kepemilikan - Dinas Perumahan dan
Permukiman Kumuh Kumuh pada Kawasan Sub Pusat permukiman cenderung Permukiman Lahan Dominan Permukiman kota
Kel. Aek Nauli Kegiatan Perkotaan sporadis - Peratuan Zonasi Permukiman Hak Pakai Pematangsiantar
- Kondisi Bangunan hunian tidak - Penurunan Kualitas - Peningkatan Kualiatas - Dinas PU Kota
memiliki keteraturan Kawasan Permukiman Permukiman yang layak huni Pematangsiantar
- Implementasi Perda - Bappeda Kota
Pembangunan Gedung dan Izin Pematangsiantar
Mendirikan Bangungan (IMB)
Jalan Kawasan - Lingkungan Jalan Mengalami - Perkembangan Permukiman - Peningkatan kualitas jaringan Perkembangan - Dinas Perumahan dan
Permukiman Kumuh Penurunan Kualitas Mejadi Tidak terpola jalan permukiman Permukiman kota
Kel. Aek Nauli - Sistem Jaringan Jalan Belum Terpola - Bangunan Hunian menjadi - Meningkatkan kualitas jaringan cenderung linear Pematangsiantar
sesusai dengan hirarkinya tidak teratur jalan untuk mewujudkan mengikuti jaringan - Dinas PU Kota
- Struktur Jaringan tidak keterpaduan pelayanan sistem jalan Pematangsiantar
berdasarkan hirarki transportasi - Bappeda Kota
pelayanannya - Pengembangan prasarana Pematangsiantar
kawasan melalui keterpaduan
pelayanan sistem jaringan jalan
lingkungan
Drainase Kawasan - Sistem jaringan drainase Terjadi genangan > 30 cm pada - Penangan sistem jaringan - Lemahnya - Dinas Perumahan dan
Permukiman Kumuh lingkungan saat musim hujan drainase melalui pola pengawasan dan Permukiman kota
Kelurahan Aek Nauli - Drainase lingkungan Saluran Drainase tidak keterpaduan pemeliharaan Pematangsiantar
mengalami penurunan kualiatas berfungsi secara optimal - Peningkatan kualitas jaringan saluran drainase - Dinas PU Kota
- Sedimentasi pada saluran mengalir limpasan air hujan drainase - Degradasi fisik Pematangsiantar
drainase lingkungan - Bappeda Kota
Pematangsiantar
Air Limbah Kawasan Sistem Pengelolaan air limbah belum Beban pencemaran lingkungan - Peningkatan pengelolaan air limbah Sistem jaringan - Dinas Perumahan dan
Permukiman memenuhi standar teknis kawasan cukup tinggi pada kawasan domestik limbah rumah Permukiman kota
Keluaran Aek Nauli permukiman permukiman - Pengelolaan air limbah secara tangga masih Pematangsiantar
terpusat menyatu dengan - Dinas PU Kota
- Peningkatan kesadaran masyarakat saluran drainase Pematangsiantar
terhadap pola hidup bersih dan - Bappeda Kota
sehat (PHBS) Pematangsiantar
Persampahan Kawasan - Sistem pengelolaan air limbah Beban pencemaran lingkungan - Peningkatan akses masyarakat - Jumlah armada - Dinas PU Kota
Permukiman belum memenuhi standar teknis cukup tinggi pada kawasan terhadap pengelolaan dan sarana Pematangsiantar
Keluaran Aek Nauli pada kawasan permukiman permukiman persampahan persampahan - Dinas Kebersihan Kota
- Peningkatan kesadaran masyarakat masih terbatas Pematangsiantar
terhadap pola hidup hidup - Minimnya lahan - UPTD Kecamatan
bersih dan sehat (PHBS) untuk
pengembangan
sistem
pengelolaan
sampah berbasis
3R
Proteksi Kawasan - Tidak terdapat sistem proteksi Kurangnya pemahaman - Sosilaisasi ancaman bahaya - Akses mobil - Pemadan Kebakaran Kota
Kebakaran Permukiman kebakaran pada kawasan masyarakat akan ancaman kebakaran pemadam Pematangsiantar
Keluaran Aek Nauli permukiman secara aktif dan bahaya kebakaran - Pelatihan secara khusus kepada kebakaran
pasif masyarakat tentang mitigasi terbatas akibat
- Jarak antar bangunan 0-1 meter kebencanaan kondisi jalan
- Konstruksi dan material hunian - Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan
masyarakat mudah terbakar proteksi kebakaran pada unit
lingkungan permukiman
A. Proyeksi Penduduk
Berdasarkan kecenderungan pertambahan dan laju pertumbuhan penduduk Kelurahan
Simarito pada setiap tahun-nya yang tidak konstan, maka pertambahan penduduknya lebih
cenderung kepada perkiraan jumlah penduduk yang memanfaatkan metode analisis Bunga
Berganda (Eksponensial), dengan rumus matematis sebagai berikut:
Dimana:
Pn : Penduduk tahun Perencanaan
Po : Penduduk tahun awal (penduduk tahun sebelumnya)
r : Laju Pertumbuhan penduduk
Proyeksi jumlah penduduk dianalisis berdasarkan jumlah penduduk time series lima (5)
tahun yaitu 2020 hingga 2024. Untuk Jumlah penduduk tahun awal (tahun dasar {Po}
perencanaan menggunakan data tahun 2018 yang didapat dari data Badan Pusat Statisitik
Kota Pematangsiantar. Untuk mengetahui nilai laju pertumbuhan penduduk akan
digunakan data time series pertambahan penduduk Kelurahan Simarito dalam range 5
perubahan waktu yaitu 2020 hingga 2024.
1 2020 45,5 1525 0.00823 0,1 Ha/Jiwa Terlampaui Daya dukung lahan
2 2021 ha 3055 0.007839 Terlampaui sudah terlampaui
3 2022 4585 0.007466 Terlampaui sehihingga kebutuhan
lahan tidak terpenuhi
4 2023 6115 0.007111 Terlampaui
5 2024 7645 0.006772 Terlampaui
A. Kebutuhan Sarana
- Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Pada kasus tingkat RW, kebutuhan kantor administrasi warga menyesuaikan kondisi.
Masyarakat setempat dan sistem pengadaannya adalah swakelola warga. Balai pertemuan
yang disediakan tidak hanya melayani kegiatan administrasi/kepemerintahan setempat,
namun sekaligus sebagai penyediaan kebutuhan bagi sarana kebudayaan dan rekreasi dan
dipakai secara saling berintegrasi.
Parkir umum yang disediakan akan diintegrasikan dengan kebutuhan balai pertemuan
warga. Tempat sampah pada lingkup RW berupa bak sampah kecil, merupakan tempat
pembuangan sementara sampah-sampah dari rumah yang diangkut gerobak sampah.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui perkiraan kebutuhan
Kelurahan Simarito untuk sarana pelayanan umum dan pemerintahan dengan jenis balai
pertemuan, pos hansip, gardu listrik, bis surat, bak sampah kecil dan parkir umum sampai
tahun perencanaan sudah terpenuhi. Dimana jumlah untuk tahun akhir perencanaan sudah
tersedia saat ini.
- Sarana Pendidikan
Dasar penyediaan sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi
pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun yang formal (Blok, Kecamatan) dan
bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana
tersebut. Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan pendekatan
desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Pengembangan sarana ini
diupayakan berdekatan dengan sarana pelayanan umum lainnya seperti olahraga rekreasi
maupun sarana sosial dan kebudayaan untuk menciptakan kawasan terpadu guna
kepentingan pendidikan di Kelurahan Simarito yang berkelanjutan. Berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan dapat diketahui perkiraan kebutuhan Kelurahan Simarito
- Sarana Peribadatan
Pemenuhan sarana peribadatan disesuaikan dengan pertumbuhan penduduk berdasarkan
agama masing-masing. Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan pada lingkungan perumahan sesuai peraturan
yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Berbagai
macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan, maka
kepastian tentang jenis dan jumlah sarana peribadatan yang akan dibangun baru dapat
dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni selama beberapa waktu. Berdasarkan
hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui perkiraan kebutuhan Kelurahan
Simarito untuk sarana peribadatan dengan jenis langgar/mushola, mesjid warga sudah
terpenuhi sampai akhir tahun perencanaan.
- Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus mengendalikan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan hasil analisis
yang dilakukan, diketahui bahwa Kelurahan Simarito sudah memenuhi kebutuhannya
dalam hal penyediaan sarana kesehatan.
B. Kebutuhan Prasarana
- Prasarana Jalan
Jaringan jalan pada Kelurahan Simarito saat ini terbilang sudah terbilang memadai, hanya
saja beberapa ruas jalan yang perlu perbaikan. Klasifikasi jaringan jalan yang harus
disediakan ditetapkan berdasarkan hirarki jalan, fungsi jalan dan kelas kawasan/
lingkungan perumahan maupun kawasan yang dilayaninya. Penjelasan berikut ini
sekaligus menjelaskan keterkaitan jaringan prasarana lainnya, yaitu drainase, sebagai
unsur yang akan terkait dalam perencanaan jaringan jalan. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan kegiatan yang sangat beragam diwilayah tersebut. Kondisi jalan di
Kelurahan Simarito berdasarkan kan hasil observasi lapangan, hampir di setiap
lingkungan sudah mempunyai kualitas jalan yang cukup baik.
Jenis-jenis elemen Perencanaan pada jaringan air bersih yang harus disediakan pada
lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
➢ Kebutuhan air bersih;
➢ Jaringan air bersih;
➢ Kran umum; dan
➢ Hidran kebakaran.
Perhitungan kebutuhan air bersih di Kawasan PerKotaan Kelurahan Simarito pada tahun
2038 yang disesuaikan dengan karakteristik penduduk dan didasarkan pada standar
kebutuhan air bersih yang dikeluarkan oleh Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum adalah sebagai berikut:
• Perumahan 400 lt/unit/hari
• Pendidikan 300 – 2000 lt/unit/hari
• Kesehatan 100 – 10.000 lt/unit/hari
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa kebutuhan air bersih di
Kelurahan Simarito hingga akhir tahun perencanaan sebesar 347.278 (1/hari) atau setara
dengan 4,02 (l/det). Dimana jumlah kebutuhan di tahun akhir perencanaan menurun
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Dalam
hal ini pengembangan difokuskan pada peningkatan kapasitas sarana pengelolaan air
bersih (IPA) yang telah ada serta penambahan jaringan perpipaan dalam hal
pendistribusian.
- Prasarana Drainase
Drainase merupakan jaringan yang berfungsi sebagai penyalur limpasan air permukaan
pada suatu wilayah sehingga dapat mengurangi potensi genangan air yang mungkin
terjadi. Sistem drainase digolongkan dalam 2 sistem yakni alami dan buatan. Drainase
alami pada umumnya merupakan jaringan alamiah seperti sungai maupun saluran air
lainnya yang terbentuk tanpa campur tangan manusia. Sedangkan drainase buatan
merupakan saluran hasil rekayasa teknologi yang dibuat oleh manusia.
Jika ditinjau dari jenisnya, drainase di Kelurahan Simarito terdiri dari drainase primer,
sekunder dan tersier. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, kondisi jaringan
drainase diKelurahan Simarito masih belum optimal pelayanannya, hal ini terlihat dari
jaringan drainase buatan yang hanya terintegrasi pada jalan utama dengan konstruksi
permanen (beton). Dominasi drainase tersier di kawasan perencanaan masih terputus dan
mengalami sedimentasi maupun penyumbatan serta masih dalam bentuk saluran alami
yang mengakibatkan turunnya fungsi saluran drainase.
- Prasarana Persampahan
Pengolahan persampahan dapat dilakukan melalui dua sistem yaitu sistem tradisional
dengan cara menimbun atau membakar dan dengan sistem pengelolaan melalui lembaga
yang terstruktur. Lembaga ini biasanya dikelola oleh pemerintah daerah. Pengelolaan
sampah yang terstruktur dilakukan dengan pengumpulan sampah dari tiap persil tanah,
pengangkutan dan kemudian di tempatkan pada tempat pengolahan sementara (TPS)
kemudian diolah secara terpadu pada tempat pengelolaan akhir (TPA). Sistem pengelolaan
persampahan di Kelurahan Simarito masih menggunakan sistem tradisional dengan cara
menimbun atau membakar, namun selain itu pengelolaan persampahan di Kelurahan
Simarito sudah dikelola oleh pemerintah , dimana terkait pengangkutan sampah sudah
dikelola oleh pihak kecamatan. Persampahan yang ditangani adalah sampah perKotaan
yaitu semua sampah yang dihasilkan dari aktifitas kegiatan perKotaan (kecuali sampah
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun/ satuan unsur B3).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui perkiraan kebutuhan
Kelurahan Simarito untuk kebutuhan produksi serta alat pengangkut sampah hingga akhir
tahun perencanaan dengan jenis domestik, nondomestik, industri, komersial,
perkantoran dan sarana sosial sebesar 1.170 kg /hari dengan perincian produksi sampah
yang di hasilkan 1 (satu) orang per hari sebesar 0,8 kg atau setara dengan 1,17 (m3/Hari).
Sedangkan untuk kebutuhan pasilitas persampahan jenis tps sebanyak 10 unit.
- Prasarana Listrik
Listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, karena keberadaan listrik
sangat besar manfaatnya dalam memberikan kemudahan bagi keperluan masyarakat
sehari-harinya. Secara umum kawasan perencanaan sudah terlayani jaringan listrik, namun
perlu dipertimbangkan kebutuhan penambahan jaringan serta sarana pendukung
kelistrikan lainnya untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus disediakan pada
lingkungan perumahan di perKotaan adalah:
A. Kebutuhan daya listrik
Kondisi eksisting pelayanan pada jaringan listrik di Kelurahan Simarito sampai saat ini
sudah terlayani oleh pembangkit listrik melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun,
seiring pertumbuhan dan pertambahan penduduk dimasa yang akan datang kebutuhan
akan energi listik akan terus ditingkatkan sebagai pendukung kegiatan perKotaan di
Kelurahan Simarito.
Uraian
Pertanyaan Penyediaan Bahan
Pemrosesan Pengemasan Penyimpanan Penjualan
Baku
Bahan pembuatan Ada 5 orang yang Pengemasan masih Tidak ada tim Gorengan dijual
gogrengan dibeli memproses manual specialist oleh pengusaha
pengusaha dari toko pengerjaan penyimpanan. kepada pembeli
Siapa di pasar. gorengan mulai langsung serta
mengupas sampai adanya pesanan dari
memasak dan pembeli
memasarkan
Bahan baku dibeli Pembuatan Pengemasan masih Tidak ada Penjualan dilakukan
dari pengusaha di gorengan manual penyimpanan dengan diantar oleh
toko dan pasar dilakukan setiap specifik karena pengusaha ke pasar
Bagaimana
terdekat. hari oleh bahan baku utama dan pembeli
pengusaha tepung langsung biasanya
datang ke lokasi
Bahan baku di beli Proses produksi Pengemasan masih Tidak ada Penjualan dilakukan
setiap hari, yang di dilakukan setiap manual penyimpanan specifik dengan diantar oleh
beli di pasar hari karena bahan baku pengusaha ke pasar
Kapan
utama tepung dan pembeli
langsung biasanya
datang ke lokasi
Bahan baku di beli si Proses pembuatan Pengemasan masih Tidak ada Pasar ada di sekitar
seputaran Kota gorengan manual penyimpanan specifik Kelurahan Simarito
Pematangsiantar dan dilakukan dirumah karena bahan baku dan kota Siantar
Dimana Kota pengrajin, tempat utama tepung , pisang
Pematangsiantar produksi masih dan sayur-sayuran.
menyatu dengan
rumah tinggal
Uraian
Pertanyaan Penyediaan Bahan
Pemrosesan Pengemasan Penyimpanan Penjualan
Baku
Bahan pembuatan Ada 5 orang yang Pengemasan masih Tidak ada tim Gorengan dijual
gogrengan dibeli memproses manual specialist oleh pengusaha
pengusaha dari toko pengerjaan penyimpanan. kepada pembeli
Siapa di pasar. gorengan mulai langsung serta
mengupas sampai adanya pesanan dari
memasak dan pembeli
memasarkan
Bahan baku dibeli Pembuatan Pengemasan masih Tidak ada Penjualan dilakukan
dari pengusaha di gorengan dilakukan manual penyimpanan specifik dengan diantar oleh
toko dan pasar setiap hari oleh karena bahan baku pengusaha ke pasar
Bagaimana
terdekat. pengusaha utama Ubi Kayu, dan pembeli
Pisang, Tepung langsung biasanya
datang ke lokasi
Bahan baku di beli Proses produksi Pengemasan masih Tidak ada Penjualan dilakukan
setiap hari, yang di dilakukan setiap manual penyimpanan specifik dengan diantar oleh
beli di pasar hari karena bahan baku pengusaha ke pasar
Kapan
utama tepung dan pembeli
langsung biasanya
datang ke lokasi
Bahan baku di beli si Proses pembuatan Pengemasan masih Tidak ada Pasar ada di sekitar
seputaran Kota gorengan dilakukan manual penyimpanan specifik Kelurahan Simarito
Pematangsiantar dan dirumah pengrajin, karena bahan baku dan kota Siantar
Dimana Kota Pematangsiantar tempat produksi utama Ubi Kayu,
masih menyatu Pisang, Tepung
dengan rumah
tinggal
Uraian
Pertanyaan Penyediaan Bahan
Pemrosesan Pengemasan Penyimpanan Penjualan
Baku
Makanan untuk Ada 2 orang yang Pengemasan masih Tidak ada tim Makanan dijual
dijual dibeli mejadi karyawan manual specialist oleh pengusaha
Siapa pengusaha dari toko di kedai makanan penyimpanan. kepada pembeli
di pasar. tersebut langsung d kedai
makanan
Bahan baku dibeli Kedai makanan Pengemasan masih Tidak ada Penjualan
dari pengusaha di buka setiap hari manual penyimpanan dilakukan pembeli
Bagaimana toko dan pasar oleh pengusaha specifik karena langsung datang ke
terdekat. bahan baku kedai makanan
makanan ringan
Di beli bahan Proses penjualan Pengemasan masih Tidak ada Pasar ada di sekitar
makanan di too makanan masih manual penyimpanan specifik Kelurahan
Dimana
langganan di Kota menyatu dengan karena bahan baku SIMARITO
Pematangsiantar rumah tinggal utama tepung
Gambar 3-4 Diagram Bagan Alir Penyaringan Upaya Pengelolaan Lingkungan yang
Diperlukan
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 2.150,00 Meter 10,50% 0 0 Meter 2.150,00 Meter 10,50% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 14.920,00 Meter 72,89% 3 0 Meter 14.920,00 Meter 72,89% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
e. Kualitas Konstruksi Drainase 14.220,00 Meter 77,70% 5 0 Meter 14.220,00 Meter 77,70% 5
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 200,00 Meter 10,53% 0 Meter 200,00 Meter 10,53% 0 150,00 Meter 8,33% 0 Meter 150,00 Meter 8,33% 0 150,00 Meter 8,72% 0 Meter 150,00 Meter 8,72% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 1.400,00 Meter 73,68% 3 Meter 1.400,00 Meter 73,68% 3 1.350,00 Meter 75,00% 3 Meter 1.350,00 Meter 75,00% 3 1.320,00 Meter 76,74% 5 Meter 1.320,00 Meter 76,74% 5
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
3. Kondisi Penyediaan Air
Minum
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,20 Ha 13,33% 0 Ha 0,20 Ha 13,33% 0 0,20 Ha 12,50% 0 Ha 0,20 Ha 12,50% 0 0,20 Ha 12,50% 0 Ha 0,20 Ha 12,50% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 650,00 Meter 30,23% 1 Meter 650,00 Meter 30,23% 1 150,00 Meter 9,68% 0 Meter 150,00 Meter 9,68% 0 150,00 Meter 9,09% 0 Meter 150,00 Meter 9,09% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 1.470,00 Meter 68,37% 3 Meter 1.470,00 Meter 68,37% 3 1.300,00 Meter 83,87% 5 Meter 1.300,00 Meter 83,87% 5 1.400,00 Meter 84,85% 5 Meter 1.400,00 Meter 84,85% 5
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 150,00 Meter 11,54% 0 Meter 150,00 Meter 11,54% 0 300,00 Meter 13,04% 0 Meter 300,00 Meter 13,04% 0 300,00 Meter 14,29% 0 Meter 300,00 Meter 14,29% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 950,00 Meter 73,08% 3 Meter 950,00 Meter 73,08% 3 1.650,00 Meter 71,74% 3 Meter 1.650,00 Meter 71,74% 3 1.450,00 Meter 69,05% 3 Meter 1.450,00 Meter 69,05% 3
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
3. Kondisi Penyediaan Air
Minum
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,20 Ha 15,38% 0 Ha 0,20 Ha 15,38% 0 0,25 Ha 13,16% 0 Ha 0,25 Ha 13,16% 0 0,30 Ha 15,79% 0 Ha 0,30 Ha 15,79% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 200,00 Meter 16,67% 0 Meter 200,00 Meter 16,67% 0 300,00 Meter 20,00% 0 Meter 300,00 Meter 20,00% 0 300,00 Meter 16,67% 0 Meter 300,00 Meter 16,67% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 900,00 Meter 75,00% 3 Meter 900,00 Meter 75,00% 3 1.100,00 Meter 73,33% 3 Meter 1.100,00 Meter 73,33% 3 1.400,00 Meter 77,78% 5 Meter 1.400,00 Meter 77,78% 5
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 100,00 Meter 5,56% 0 Meter 100,00 Meter 5,56% 0 200,00 Meter 10,26% 0 Meter 200,00 Meter 10,26% 0 350,00 Meter 12,28% 0 Meter 350,00 Meter 12,28% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 1.400,00 Meter 77,78% 5 Meter 1.400,00 Meter 77,78% 5 1.450,00 Meter 74,36% 3 Meter 1.450,00 Meter 74,36% 3 2.000,00 Meter 70,18% 3 Meter 2.000,00 Meter 70,18% 3
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
3. Kondisi Penyediaan Air
Minum
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,20 Ha 12,50% 0 Ha 0,20 Ha 12,50% 0 0,20 Ha 11,76% 0 Ha 0,20 Ha 11,76% 0 0,25 Ha 10,87% 0 Ha 0,25 Ha 10,87% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 100,00 Meter 6,25% 0 Meter 100,00 Meter 6,25% 0 200,00 Meter 11,76% 0 Meter 200,00 Meter 11,76% 0 600,00 Meter 21,82% 0 Meter 600,00 Meter 21,82% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 1.400,00 Meter 87,50% 5 Meter 1.400,00 Meter 87,50% 5 1.400,00 Meter 82,35% 5 Meter 1.400,00 Meter 82,35% 5 1.950,00 Meter 70,91% 3 Meter 1.950,00 Meter 70,91% 3
a. Ketidakteraturan Bangunan - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 100,00 Meter 6,90% 0 Meter 100,00 Meter 6,90% 0 150,00 Meter 11,54% 0 Meter 150,00 Meter 11,54% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 1.050,00 Meter 72,41% 3 Meter 1.050,00 Meter 72,41% 3 900,00 Meter 69,23% 3 Meter 900,00 Meter 69,23% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,15 Ha 13,64% 0 Ha 0,15 Ha 13,64% 0 0,20 Ha 18,18% 0 Ha 0,20 Ha 18,18% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 100,00 Meter 8,33% 0 Meter 100,00 Meter 8,33% 0 200,00 Meter 16,67% 0 Meter 200,00 Meter 16,67% 0
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
d. Tidak terpeliharanya Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
e. Kualitas Konstruksi Drainase 1.000,00 Meter 83,33% 5 Meter 1.000,00 Meter 83,33% 5 900,00 Meter 75,00% 3 Meter 900,00 Meter 75,00% 3
No Indikator Karakteristik
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 2.150,00 Meter 10,50% 0 0 Meter 2.150,00 Meter 10,50% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 14.920,00 Meter 72,89% 3 0 Meter 14.920,00 Meter 72,89% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
e. Kualitas Konstruksi Drainase 14.220,00 Meter 77,70% 5 0 Meter 14.220,00 Meter 77,70% 5
Kondisi Bangunan
Gedung
100
90
80
Kondisi Proteksi 70
Kondisi Jalan Lingkungan
Kebakaran 60
50
40
30
20
10
0
Gambar 4-3 Isu/Permasalahan dan Solusi Sesuai Dengan Fenomena Kekumuhan Kelurahan Simarito
A. Kondisi Geografis
Kota Pematangsiantar secara geografis terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera
Utara,terletak pada garis 2º 53´20" Lintang Utara(LU) dan 99º 1´00"-99º 6´35" Bujur
Timur(BT) , pada peta bumi dan berada di tengah-tengah Kabupaten Simalungun.
Wilayah Administrasi Kota Pematangsiantar terbagi menjadi 8 Kecamatan.Luas wilayah
administrasi Kota Pematangsiantar adalah 79,971 km2, terletak 400-500 meter di atas
permukaan laut. Adapun batas kota pematangsiantar adalah:
Sebelah Utara Berbatas dengan : Kabupaten Simalungun
Sebelah Selatan Berbatas dengan : Kabupaten Simalungun
Sebelah Timur Berbatas dengan : Kabupaten Simalungun
Sebelah Barat Berbatas dengan :Kabupaten Simalungun
❖ Kondisi Topografi
- Kondisi topografi Kelurahan Simarito, terdiri dari :
a. Di dataran rendah; dan
b. Di daerah rawan bencana
- Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar/lembah
- Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota : pasar/pusat pertokoan/kawasan
perkantoran
❖ Kondisi Hidrologi
Kota Pematangsiantar memiliki dataran rendah yang sangat luas sebesar >50% (lihat
analisis topografi dan kelerengan), atau dapat dikatakan seluruhnya datar, sehingga air
sulit mengalir (mudah terjadi genangan), kecuali vegetasi diatasnya mendukung
penyerapan air yang baik.
Dalam konteks potensi bencana banjir yang dapat terjadi di Kota Pematangsiantar,
beberapa indikasi faktor penyebabnya berdasarkan pemicunya adalah Kota
Pematangsiantar memiliki 4 Sungai yang melintas (lihat analisis sumber daya air), yaitu
Bah Bolon, Bah Kapul, Bah Sigulang-gulang dan Bah Sibarang-barang. Sejalan dengan
proses pembangunan yang berkelanjutan, diperlukan upaya pengaturan dan pengarahan
terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dengan prioritas utama untuk menciptakan
kembali keseimbangan ekologis lingkungan. Sehubungan dengan masalah banjir, langkah
yang diambil adalah melalui kegiatan penataan ruang, dengan penekanan pada
pengendalian pemanfaatan ruang, serta kegiatan rekayasa teknis yang mendukung proses
penanganan dan pengendalian. Revisi RPIJM Kota Pematangsiantar Tahun 2013-2017 2-
26 Terkait dengan kawasan rawan bencana banjir, kegiatan pengendalian pemanfaatan
ruang dilaksanakan melalui upaya penanggulangan untuk meminimalkan dampak akibat
bencana yang mungkin timbul. Kondisi ini tidak bisa dipisahkan dari pola pengendalian
❖ Kondisi Geologi
Jika dilihat dari kondisi Kota Pematangsiantar, maka secara singkat dapat dilihat potensi
bencana ada yaitu bencana banjir, longsor dan gempa. Karena kondisi topografi dan
morfologi dari Kota Pematangsiantar adalah datar dan memiliki atau dilalui cukup banyak
sungai dan anak sungai sehingga ada kemungkinan terjadi banjir dan longsor pada curah
hujan yang tinggi. Bencana alam yang terjadi juga dapat diakibatkan oleh adanya gerakan
tanah dan adanya gunung berapi yang mungkin menyebabkan gempa maupun letusan
gunung berapi. Bencana tanah longsor terjadi karena proses alamiah dalam perubahan
struktur muka bumi, yang dapat dipicu oleh beberapa faktor penyebab antara lain:
fenomena alam, seperti curah hujan, tata air tanah, struktur geologi, aktivitas manusia
(Proses Man-Made) yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam, yang
mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak. Sejalan dengan proses
pembangunan yang berkelanjutan, perlu diupayakan pengaturan dan pengarahan terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dengan prioritas utama untuk menciptakan kembali
keseimbangan ekologis lingkungan. Langkah yang diambil adalah melalui kegiatan
penataan ruang, dengan penekanan pada pengendalian pemanfaatan ruang. Pada umumnya
kawasan rawan longsor merupakan kawasan dengan tingkat curah hujan ratarata yang
tinggi, atau kawasan rawan gempa, serta dicirikan dengan kondisi kemiringan lereng lebih
curam. Dalam kawasan ini sering dijumpai alur-alur dan mata air, yang pada umumnya
berada di lembah-lembah dekat sungai. Kawasan dengan kondisi seperti di atas, pada
umumnya merupakan kawasan yang subur, sehingga banyak dimanfaatkan untuk kawasan
budidaya, terutama pertanian dan permukiman. Kurangnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat terkait dengan tingkat kerentanan kawasan terhadap longsoran,
mengakibatkan masyarakat kurang siap dalam mengantisipasi bencana, sehingga dampak
yang ditimbulkan apabila terjadi bencana longsor, akan menjadi lebih besar. Di samping
kawasan dengan karakteristik tersebut di atas, beberapa kawasan yang dikategorikan
sebagai kawasan rawan longsor, meliputi Lereng-lereng pada kelokan sungai, akibat
proses erosi atau penggerusan oleh aliran sungai pada bagian kaki lereng
Di kelurahan SIMARITO lahan terluas adalah pemukiman dengan luas 21,53 ha.
Berikut adalah tabel luasan penggunaan lahan di kelurahan SIMARITO:
Gambar 4-9 Peta Kondisi Eksisting Jaringan Air Limbah Kelurahan Simarito
I. Kondisi Demografi
Usaha
dagang/ruko
Drainase
Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pola
penanganan permukiman kumuh yang dapat dilakukan secara umum lingkup penanganan
kawasan permukiman kumuh terdiri dari kegiatan pencegahan dan kegiatan peningkatan
kualitas. Konsep/pola penanganan untuk kegiatan pencegahan permukiman kumuh terdiri atas
2 jenis yaitu ; (1) pengawasan, pengendalian dan (2) pemberdayaan masyarakat. Sedangkan
konsep/pola penanganan untuk kegiatan peningkatan kualitas permukiman terdiri atas 3 (tiga)
yaitu; (1) pemugaran (rehabilitasi), (2) peremajaan kawasan dan (3) permukiman kembali.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 5-1 Skema Umum Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh
Untuk lebih jelasnya mengenai konsep pengelolaan penanganan kawasan permukiman kumuh
dan Skema Perumusan Konsep Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan
Simarito dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Berdasarkan analisis dan tabel penjelasan di atas dapat disimpulkan untuk konsep penanganan
kumuh kawasan permukiman di Kelurahan Simarito dengan tingkat kekumuhan ringan yaitu
perbaikan, pemugaran-pengawasan dan pengendalian-pemberdayaan masyarakat.
Pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian terhadap perizinan (misal: izin
prinsip, izin lokasi, izin mendirikan bangunan, dan izin lainnya sesuai ketentuan perundang-
undangan), standar teknis, dan kelaikan fungsi melalui pemerikasaan secara berkala sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemberdayaan dilakukan terhadap
pemangku kepentingan bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui
pendampingan dan pelayanan informasi
Rencana investasi kegiatan yang telah disepakati untuk kawasan terdeliniasi dan kawasan
prioritas sesuai dengan skenario dan pentahapan yang telah disepakati dalam rangka
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kumuh baru tahun
perencanaan RPLP.
Kelurahan Simarito masuk dalam wilayah Siantar Timur yang merupakan daerah tengah kota
Pematangsiantar. Berikut merupakan kondisi pola ruang dan wilayah dan struktur ruang
dalam kerangka pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di Kelurahan
Simarito.
Penyusunan kegiatan/program baik fisik maupun nonfisik haruslah tepat sasaran dengan
mengedepankan pembangunan infrastruktur permukiman Desa Kubang Jaya guna pencapaian
target 100-0-100, menciptakan lingkungan permukiman yang bebas kekumuhan, dan
mengatur tata massa bangunan dalam membatasi kepadatan bangunan.
Program-program tersebut direncanakan dalam jangka waktu pelaksanaan lima (5) tahunan
dengan sumber dana dari APBN, Dana Desa, dan swadaya masyarakat, dan yang lainnya.
Tahapan pembangunan ini yang perlu diperhatikan, Matrik Dikawasan Proritas Indikasi
Program dan Investasi tersebut dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :
RT003-RW006
RT001-RW001
RT002-RW004
ADK – POKMAS-2020
Gambar 5-4 Peta Penanganan Kumuh Skala Kota dan Skala Lingkungan
RT001- RW001
RT002- RW004
RT003- RW006
RT002- RW005
DRAINASE DAN
JALAN
RT002- RW005
Jalan Beton 350 Meter 363.020.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
RT002/RW001 Jalan Aspal 1000 Meter 1.120.000.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI 96
Rehap Drainase 1300 Meter 1.101.880.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
Jalan Beton 520 Meter 539.344.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
RT002/RW002 Jalan Aspal 800 Meter 896.000.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI 73
Rehap Drainase 1400 Meter 1.186.640.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
Jalan Aspal 950 Meter 985.340.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
KAWASAN RT002/RW003 37
Rehap Drainase 900 Meter 762.840.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
PRIORITAS
Rehab jalan
Beton 650
Meter 674.180.000
APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
RT002/RW004 Rehab Jalan
Meter APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI 59
Aspal 1000 1.120.000.000
Rehab Drainase 1100 Meter 932.360.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
Rehab Jalan
Beton 450
Meter 466.740.000
APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
RT002/RW005 Rehab Jalan
Meter APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI 59
Aspal 1000 1.120.000.000
Rehab Drainase 1400 Meter 1.186.640.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
Rehab Jalan
RT003/RW001 Beton 500
Meter 518.600.000
APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI 70
Rehab Jalan
Beton 550
Meter 570.460.000
APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
RT003/RW002 Rehab Jalan
Meter APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI 76
Aspal 900 1.008.000.000
Rehab Drainase 1400 Meter 1.186.640.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
Rehab Jalan
Beton 1000
Meter 1.037.200.000
APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
RT003/RW008 Rehab Jalan
Meter APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI 49
Aspal 1000 1.120.000.000
Rehab Drainase 1950 Meter 1.652.820.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
Rehab Jalan
Beton 450
Meter 466.740.000
APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
RT004/RW003 Rehab Jalan
Meter APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI 69
Aspal 600 672.000.000
Rehab Drainase 1000 Meter 847.600.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
Rehab Jalan
Beton 900
Meter 933.480.000
APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
RT004/RW004 39
Rehab Drainase 900 Meter 762.840.000 APBD Rehab Legal SPPL IZIN PAKAI
TOTAL 27.987.831.600
Rencana penanganan kegiatan prioritas tahun pertama dilaksanakan di 2 (dua) RT yaitu pada RT003-
RW001, RT021-RW001. Penanganan kegiatan yang dilaksanakan yaitu jalan beton dan drainase.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar site plan berikut ini.
RT003-RW006
RT001-RW001
RT002-RW004
ADK – POKMAS-2020
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
- Unit 0,00% 0 0 Unit - Unit 0,00% 0
Bangunan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Bangunan Gedung
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 2.150,00 Meter 10,50% 0 0 Meter 2.150,00 Meter 10,50% 0
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 14.920,00 Meter 72,89% 3 0 Meter 14.920,00 Meter 72,89% 3
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00%
Penyediaan Air Minum
4. Kondisi Drainase
c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 0 Meter - Meter 0,00% 0
Lingkungan
e. Kualitas Konstruksi Drainase 14.220,00 Meter 77,70% 5 0 Meter 14.220,00 Meter 77,70% 5
Rehab 350 Meter Jalan Beton Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL
Perbaikan
Rehab 1300 Meter Rehap Drainase Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL
RT002/RW001 Banjir Drainase
Ketidaktersediaan
Rehab 500 Meter Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Lingkungan
Drainase
Rehab 520 Meter Jalan Beton Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Perbaikan
Rehab RT002/RW002 800 Meter Jalan Aspal Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Banjir Drainase
Rehab 1400 Meter Rehap Drainase Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Lingkungan
Rehab 950 Meter Jalan Aspal Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Perbaikan
RT002/RW003 Ketidaktersediaan Banjir Drainase
Rehab 413 Meter Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL
Drainase Lingkungan
Rehab 650 Meter Rehab jalan Beton Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Perbaikan
Rehab RT002/RW004 1000 Meter Rehab Jalan Aspal Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Banjir Drainase
Rehab 1100 Meter Rehab Drainase Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Lingkungan
Rehab 450 Meter Rehab Jalan Beton Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL
Perbaikan
Rehab 1400 Meter Rehab Drainase Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL
RT002/RW005 Banjir Drainase
Kualitas Konstruksi
Rehab 800 Meter Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Lingkungan
Drainase
Rehab 500 Meter Rehab Jalan Beton Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Perbaikan
Rehab RT003/RW001 900 Meter Rehab Jalan Aspal Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Banjir Drainase
Rehab 1400 Meter Rehab Drainase Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Lingkungan
Rehab 1000 Meter Rehab Jalan Beton Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Perbaikan
Rehab RT003/RW008 1000 Meter Rehab Jalan Aspal Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Banjir Drainase
Rehab 1950 Meter Rehab Drainase Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Lingkungan
Rehab 450 Meter Rehab Jalan Beton Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Perbaikan
Rehab RT004/RW003 600 Meter Rehab Jalan Aspal Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Banjir Drainase
Rehab 1000 Meter Rehab Drainase Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Lingkungan
Rehab 900 Meter Rehab Jalan Beton Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Perbaikan
RT004/RW004
Rehab 900 Meter Rehab Drainase Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Banjir Drainase
Fasum Surat Keterangan Fasum Surat Keterangan SPPL Lingkungan
Kondisi Bangunan
Gedung
100
90
80
Kondisi Proteksi 70
Kondisi Jalan Lingkungan
Kebakaran 60
50
40
30
20
10
0
Before
After
After
Sumur Bor
After
After
Ruang Terbuka
Publik
Aturan bersama adalah sebuah hasil dari kesepakatan masyarakat sebagai pengendalian,
pengawasan dan evaluasi bagi hasil perencanaan yang telah direncanakan bersama sama
sehingga perencanaan yang dibuat dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini
menjadi berlanjut dan memberikan hasil yang efektif untuk pengembangan secara
keseluruhan.
Kesepakatan kesepakatan yang akan diatur dalam bentuk Aturan bersama diantaranya adalah
kesepakatan tentang aturan pembangunan dilihat dari beberapa aspek :
1. Kesepakatan dari sisi tata ruang
2. Kesepakatan dari sisi bangunan
3. Kesepakatan dari sisi Sarana dan Prasarana
4. Kesepakatan dari sisi Ekonomi
5. Kesepakatan dari sisi Pelayanan Publik
6. Kesepakatan dari sisi Kelembagaan
Hasil kesepakatan ini bersumber dari hasil rembug yang diambil di tingkatan basis oleh
TIPP/LKM. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang nantinya melaksanakan dapat mematuhi,
aturan yang dibuat sendiri. Seringkali proses-proses perencanaan yang partisipatif dan baik,
tidak serta merta menjamin proses pelaksanaan akan baik pula. Tak jarang proses perencanaan
yang baik dan partisipatif berhenti menjadi dokumen yang tidak implementatif/sulit
diterapkan. Hal tersebut seringkali disebabkan karena kegagalan dalam membangun
kesepakatan operasional, (termasuk di dalamnya kesepakatan pengorganisasian pengelolaan)
Tabel 7-1 Uraian Profil Kumuh, Kondisi Aktual, Kondisi Ideal dan Aturan yang Disepakati
Uraian Profil
Kondisi Faktual Kondisi Ideal Aturan Yang disepakati
Kumuh
Pemanfaatan ruang yang
belum dimanfaatkan Pemanfaatan lahan kosong dengan
sebagai ruang terbuka tanaman sayuran/apotik hidup
pribadi.
Tata Ruang Salah satu cara
Banyak lahan yang
dan Sarana menciptakan ruang Pembuatan aturan penggunaan
belum dimanfaatkan
Prasarana terbuka hijau adalah sarana bermain
dengan menyediakan
ruang publik yang
Pemeliharaan di kelola oleh
berguna juga bagi
masyarakat setempat
interaksi sosial
B. Tujuan
a. Membangun sistem ditingkat masyarakat/komunitas untuk melaksanakan fungsi
kontrol, perencanaan, pengendalian, pengawasan dan pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan di Permukiman kumuh prioritas dan Kelurahan/desa secara
menyeluruh.
b. Memastikan proses pembelajaran perencanaan partisipatif, kolaborasi dan
pelaksanaan pembangunan dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara mandiri,
melalui optimalisasi peran dan fungsi lembaga pengelola pembangunan
kawasan/kelurahan yang dibentuk dan disepakati bersama.
c. Membangun sistem yang mampu mengendalikan pengelolaan hasil-hasil
pembangunan hanya dikuasai kelompok-kelompok tertentu yang tidak berpihak
pada upaya untuk mewujudkan kesejahteraan warga miskin.
d. Membangun kepercayaan (trust) kepada para pihak termasuk dunia usaha yang akan
berkolaborasi dengan masyarakat dalam merealisasikan rencana investasi yang telah
disusun dan disepakati masyarakat.
b. Aturan Main :
- Mekanisme pengelolaan
- Kemanfaatan bagi orang miskin
- Strategi pemasaran
- Sumber pendanaan dan penganggaran
- Mekanisme kerjasama dengan pemanfaat dan pihak ketiga
- Pembagian keuntungan
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pembentukan dan pelaksanaan tugas lembaga pengelola selambat-lambanya
dilakukan setelah tersusunnya RPLP permukiman kumuh prioritas.
B. Peran Pelaku
- Pelaksana: Lurah/Kepala Desa, dengan dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota
- Peserta: UP-UP BKM, TIPP,KPP, KSM, Lembaga adat, dan kelompok masyarakat
peduli