B agian ini memberikan uraian tentang kondisi arus lalu lintas pada ruas rencana yang terlihat
dari hasil survei lalu lintas
6-1
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
Volume lalu lintas dalam perencanaan jalan sering dinyatakan sebagai Lalu
lintas Harian Rata rata ( LHR ) dengan satuan kendaraan / hari atau smp/hari.
Volume kendaraan juga bisa dinyatakan dalam satuan kendaraan/ jam atau smp/
jam. Untuk analisa kebutuhan lebar dan jumlah lajur, maka data yang diperlukan
adalah data Volume Jam Perencanaan ( VJP ), yaitu volume lalu lintas maksimum
6-2
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
selama satujam. Bila data yang dipunyai adalah LHR, maka data LHR tersebut
dijadikan VJP. Korelasi atau hubungan matematis antar VJP dengan LHR adalah
sebagai berikut:
VJP = K x LHR
Dimana K faktor adalah sebagaimana Tabel 6.1. berikut
Tabel 6.1. Faktor K
LHR ( smp/hari) Faktor K (%)
>50.000 4-6
30.000 - 50.000 6-8
10.000 - 30.000 6–8
5.000 - 10.000 8 - 10
1000 – 5000 10 - 12
< 1000 12 - 16
Data lalu lintas tersebut biasa didapat dengan survey langsung direncana
jalan tersebut ( untuk jalan yang sudah ada ), atau diprediksi dengan menggunakan
perhitungan trip generation atau trip attraction ( untuk jalan baru ). Dalam kaitan
dengan pekerjaan ini maka pencacahan lalu lintas yang lewat diruas jalan tersebut
yang paling cocok.
Pencacahan harus dilakukan minimum 2 hari ( hari normal ). Pengertian satu
hari bisa selama 24 jam atau 16 jam tergantung arus lalu lintas yang lewat. Bila
arus lalu lintasnya menerus sepanjang hari (malam hari terdapat arus lalu lintas
yang signifikan), maka pencacahan dilakukan selama 24 jam dalam satu hari. Tapi
untuk jalan yang sepi pada malam hari, maka pencacahannya cukup dilakukan
selama 16 jam dalam satu hari. Untuk mengetahui perkembangan lalu lintas dimasa
yang akan datang perlu diketahui nilai pertumbuhan lalu lintas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan lalu lintas antara
lain :
a. Perkembangan jumlah penduduk
b. Kenaikan pendapatan bersih penduduk.
c. Perkembangan kepemilikan kendaraan.
d. Perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat.
6-3
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
6-4
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
6-5
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
6-6
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
0.80, maka kinerja lalu lintas diruas jalan tersebut bermasalah. Untuk desain
kebutuhan lebar dan jumlah lajur, maka ditentukan bahwa diakhir umur rencana
nilai DS diruas jalan tersebut < 0.80. Nilai DS didapatkan dengan rumus dibawah
ini:
DS = Q / C
ESAL Total = ESAL (M+B+T) + SSAL (MT) + E8AL (HB) + ESAL (HT)
6-7
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
6-8
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
Berdasarkan hasil survei pada Gambar 6.2. jenis kendaraan yang lewat pada
titik pengamatan didominasi oleh kendaraan bermotor roda 2 (MC) sebesar 86%.
Kendaraan ringan (LV) sebesar 13%. Sedangkan Bus besar (LB) dan TrukBesar (LT)
tidak ditemukan melintas di titik pengamatan.
Tabel 6.4 Resume Jumlah kendaraan pada ruas Jl. Sriwijaya tahun 2014
Resume Data Lalu Lintas Jl Sriwijaya Tahun 2014 dalam Kend/Jam dan Smp/Jam
MHV
MC UM (Kend
LV (kend (kend LB (Bus LT (Truk
(sepeda tdk total
ringan) berat Besar) Besar)
motor) bermotor)
menengah)
Selengkapnya hasil survei lalu lintas dapat dilihat pada lampiran bersama laporan
ini. Dari wawancara dengan penduduk setempat dan diskusi dengan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Magelang, dapat dilihat telah terjadi peningkatan arus lalu lintas
yang cukup besar setiap tahunnya. Maka untuk kepentingan praktis, angka
pertumbuhan arus lalu lintas setiap tahun diambil 5 % per tahunnya. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.5 berikut ini :
6-9
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
Tabel 6.5. Resume Jumlah kendaraan pada ruas jalan Sriwijaya tahun 2024
Resume Data Lalu Lintas Jl Sriwijaya Tahun 2024 dalam Kend/Jam dan Smp/Jam
MHV
MC UM (Kend
LV (kend (kend LB (Bus LT (Truk
(sepeda tak total
ringan) berat Besar) Besar)
motor) bermotor)
menengah)
Dimana:
C = Kapasitas (smp/ jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/ jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah (untuk jalan yang tak terbagi)
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
Berdasarkan MKJI 1997 didapatkan untuk tipe jalan 2/2 UD sebagai berikut:
6 - 10
Laporan Akhir
Perencanaan Teknik Jalan Sriwijaya Kota Semarang 2014
DS= Q/c
Derajat kejenuhan dihitung menggunakan arus (Q) dan kapasitas (C) yang
dinyatakan dalam smp/ jam.
Sehingga didapat DS sbb :
DS 2014 = (6.386,1 smp/jam) / (5.880 smp/jam ) = 1,086
DS 2024 = (10.394,1smp/jam) / (5.880 smp/jam ) = 1,77
Dari hasil perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sampai umur
rencana 10 tahun dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5 % per tahunnya, ruas jalan
dengan tipe 4/2 UD dan sebagian 2/2 UD menunjukan kinerja yang memburuk dan
tidak mampu menampung arus yang akan lewat karena nilai DS > 0.75.
Hasil Survai lalu lintas berupa traffic counting yang didapat tersebut di atas,
akan digunakan sebagai input data dan dasar untuk perencanaan baik perencanaan
akan alinyemen jalan, perencanaan kendaraan dan perencanaan perkerasan
maupun perencanaan lainnya.
6 - 11