Anda di halaman 1dari 11

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN PADA RUAS JALAN

SALAK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

Seno Aji 1)
1)
Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun
email : senjikare@yahoo.co.id

Abstract
The road salak is secondary collector roads that is densely the berg at a certain
time with the length of roads 1,150 kilometers and the width of the road 8 m, to
the direction of the current 2 directions that are not separated by the median
between the right track and there is no slow lane. Every year the activity of
residents daily salak which by the way is increasing. This had problems
increasing the number of accidents traffic on a street salak. One way to solving a
problem of traffic accident is by mapping location gristle accident on roads salak
used a technology of geographic information system. Research carried out in
streets salak city madiun in november 2011 for six days in a row with the data
obtained by observation and survey an interview with permanent resident road
salak city madiunOf this research result obtained value capacity a street salak city
madiun is 2089,044 smp/h at a value of degrees overfullness largest happened in
the morning is as much as 0,4465. The black spot to roads salak city madiun
since 2007 until 2011 obtained 9 locations.

Keywords: The road salak, geographic information system, road capacity,


degrees overfullness, the black spot.

PENDAHULUAN tanpa memperhatikan keselamatan


Latar Belakang jiwa mereka.
Jalan Salak merupakan jalan Untuk mengatasi permasalahan
kolektor sekunder yang padat lalu tersebut diatas maka perlu adanya
lintasnya pada jam-jam tertentu. Hal ini penanganan serius, akurat, sistematis
disebakan ruas jalan tersebut dan berkesinambungan agar diperoleh
merupakan jalan pintas yang solusi pemecahan masalah yang
menghubungkan dua jalan arteri yaitu efektif dan efisien. Salah satu cara
jalan arteri MT Haryono dan jalan arteri untuk pemecahan masalah kecelakaan
Soekarno-Hatta. Selain itu di sekitar lalu lintas adalah dengan melakukan
jalan Salak terdapat gedung-gedung pemetaan lokasi rawan kecelakaan
kantor pemerintahan kota dan pada ruas jalan Salak menggunakan
kabupaten Madiun, beberapa gedung Teknologi Sistem Informasi Geografis.
sekolahan, permukiman padat, Teknologi Sistem Informasi Geografis
kompleks ruko dan Pasar Sleko yaitu diharapkan mampu memberikan
pasar tradisional terbesar kedua di informasi yang akurat, efektif dan
kota Madiun. Setiap tahun aktivitas efisien, sehingga dapat digunakan
masyarakat sehari-hari yang melalui untuk alat bantu perencanaan dan
jalan Salak semakin meningkat. Hal ini pengendalian permasalahan lalu lintas
menimbulkan permasalahan yang pada akhirnya dapat mengurangi
meningkatnya angka kecelakaan lalu angka kecelakaan lalu lintas di ruas
lintas di jalan Salak, bermula dari jalan Salak kota Madiun.
keinginan pengguna jalan yang ingin
sampai tepat waktu di tempat tujuan

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 26


Rumusan Masalah di lapangan pada jam-jam sibuk
Maksud dari penelitian ini adalah yaitu pada jam 06.00 – 08.00 WIB,
untuk memetakan lokasi rawan jam 12.00 – 14.00 WIB, dan jam
kecelakaan di ruas jalan Salak. Selain 16.00 – 18.00 WIB.
itu untuk menyediakan sistem 5. Software yang digunakan adalah
informasi manajemen mengenai Map Info 8.5 dan Microsoft Excel
kecelakaan, kondisi jalan dan berbagai 2003.
informasi di sekitar ruas jalan Salak
dengan menggunakan Teknologi TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis
Tujuan Secara umum pengertian SIG
Tujuan penelitian ini adalah: sebagai berikut:” Suatu komponen
1. Memetakan kondisi ruas Jalan yang terdiri dari perangkat keras,
Salak. perangkat lunak, data geografis dan
2. Memperoleh nilai kapasitas (C) dan sumberdaya manusia yang bekerja
derajat kejenuhan (DS) pada ruas bersama secara efektif untuk
jalan Salak Kota Madiun. memasukan, menyimpan,
3. Untuk mengetahui lokasi titik rawan memperbaiki, memperbaharui,
kecelakaan (Black Spot)di ruas mengelola, memanipulasi,
Jalan Salak Kota Madiun. mengintegrasikan, menganalisa dan
4. Untuk mengetahui berbagai faktor menampilkan data dalam suatu
penyebab terjadinya kecelakaan di informasi berbasis geografis ”. SIG
ruas Jalan Salak Kota Madiun. mempunyai kemampuan untuk
Ruang Lingkup menghubungkan berbagai data pada
Adapun ruang lingkup penelitian suatu titik. tertentu di bumi,
ini adalah: menggabungkannya, menganalisa dan
1. Lokasi penelitian pada ruas Jalan akhirnya memetakan hasilnya. Data
Salak Kota Madiun. yang akan diolah pada SIG merupakan
2. Wilayah penelitian meliputi area data spasial yaitu sebuah data yang
sekitar ruas Jalan Salak Kota berorientasi geografis dan merupakan
Madiun dengan batas sebelah lokasi yang memiliki sistem koordinat
selatan ruas Jalan Serayu, sebelah tertentu, sebagai dasar referensinya.
timur ruas Jalan MT Haryono, Sehingga aplikasi SIG dapat
sebelah utara ruas Jalan Mastrip menjawab beberapa pertanyaan
dan sebelah barat ruas Kemiri, ruas seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan
Jalan Asahan dan ruas Jalan pemodelan. Kemampuan inilah yang
Ciliwung. membedakan SIG dari sistem
3. Data-data kecelakaan yang informasi lainnya.
digunakan adalah lima tahun Tingkat Pelayanan Jalan
terakhir mulai tahun 2007 sampai Menurut Transportation Research
2011 dan merupakan data hasil Board (2000), tingkat pelayanan jalan
survey wawancara dengan perkotaan dapat ditentukan dengan
penduduk tetap Jalan Salak Kota skala interval yang terdiri dari 6
Madiun. tingkatan yaitu, tingkat pelayanan A, B,
4. Survey volume kendaraan C, D, E dan F, disajikan pada Tabel 1
berdasarkan pengamatan langsung sebagai berikut :

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 27


Tabel 1. Tingkat Pelayanan Jalan Perkotaan
Kelas Jalan Perkotaan I II III IV
Jangkauan Kecepatan 70-90 km/jam 55-70 km/jam 50-55 km/jam 40-50 km/jam
Arus Bebas
Kecepatan Arus Bebas 80 km/jam 65 km/jam 55 km/jam 45 km/jam
Tingkat Pelayanan
Kecepatan perjalanan rata-rata (km/jam)
(LOS)
A > 72 > 56 > 50 > 41
B 56 – 72 46 – 59 39 – 50 32 – 41
C 40 – 56 33 – 46 28 – 39 23 – 32
Kelas Jalan Perkotaan I II III IV
Jangkauan Kecepatan 70-90 km/jam 55-70 km/jam 50-55 km/jam 40-50 km/jam
Arus Bebas
Kecepatan Arus Bebas 80 km/jam 65 km/jam 55 km/jam 45 km/jam
Tingkat Pelayanan
Kecepatan perjalanan rata-rata (km/jam)
(LOS)
D 32 – 40 26 – 33 22 – 28 18 – 23
E 26 – 32 21 – 26 17 – 22 14 – 18
F < 26 < 21 < 17 < 14
Sumber : Transportation Research Board, 2000
Menurut Manual Kapasitas Jalan DS = nilai rasio arus total dan
Indonesia (MKJI), 1997, tingkat kapasitas (derajat kejebuhan)
pelayanan jalan dapat ditentukan dari Q = arus total
derajat kejenuhan yang merupakan C = kapasitas
perbandingan arus total dan kapasitas Tingkat pelayanan berdasarkan
sesuai dengan persamaan 2.1. : Derajat kejenuhan disajikan pada
DS = Q / C (2.1) Tabel 2 Sebagai berikut :
dengan :
Tabel 2 Tingkat Pelayanan Jalan berdasarkan Derajat Kejenuhan
Tingkat Batas
Pelayanan Karakteristik – karakteristik Lingkup
(LOS) ( Q/C )
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi pengemudi
A dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa 0,00 – 0,20
hambatan.
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh
B kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang 0,20 – 0,40
cukup untuk memilih kecepatan.
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
C dikendalikan. Pengemudi dibatasi dalam memilih 0,45 – 0,74
kecepatan.
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih
D 0,75 – 0,84
dikendalikan v/c masih dapat ditolerir.
Volume lalu lintas mendekati / berada pada kapasitas
E 0,85 – 1,00
arus tidak stabil, kecepatan terkadang berhenti.
Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan rendah,
F volume di bawah kapasitas. Antrian panjang dan terjadi > 1,00
hambatan – hambatan yang besar.
Sumber : Departemen Perhubungan, 1995

Arus Total Secara umum, faktor-faktor yang


Jumlah arus lalu lintas yang mempengaruhi arus lalu lintas adalah :
melewati suatu titik pengamatan dalam Kelas jalan, Fungsi jalan, Faktor jam
satu satuan waktu disebut arus total. puncak, Tujuan perjalanan, Tingkat

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 28


kepemilikan kendaraan, Tingkat periode, misalnya didasarkan pada
perekonomian. kondisi arus lalu-lintas rencana jam
Arus total dihitung dengan rumus : puncak pagi, siang dan sore. Arus lalu-
Q
N (II.2) lintas (Q) untuk setiap gerakan (belok-
t kiri QLT, lurus QST dan belok-kanan
dengan : QRT) dikonversi dari kendaraan per-
Q = arus total (kendaraan/jam) jam menjadi satuan mobil penumpang
N = jumlah kendaraan yang lewat (smp) per-jam dengan menggunakan
selama pengamatan ekivalen kendaraan penumpang (emp)
(kendaraan) untuk masing-masing pendekat
t = waktu pengamatan (jam) terlindung dan terlawan seperti
Untuk perhitungan dilakukan per disajikan pada Tabel 3 sbb:
satuan jam untuk satu atau lebih
Tabel 3 emp untuk tipe pendekat
emp untuk tipe pendekat:
Jenis Kendaraan
Terlindung Terlawan
Kendaraan Ringan (LV) 1,0 1,0
Kendaraan Berat (HV) 1,3 1,3
Sepeda Motor (MC) 0,2 0,4
Sumber : MKJI, 1997
Kapasitas Jalan yang masih dalam batas-batas yang
Pengertian kapasitas selalu diijinkan.
dihubungkan dengan kemampuan Menurut Departemen Pekerjaan
suatu bagian jalan untuk melewatkan Umum, 1997 (Manual Kapasitas Jalan
arus lalu lintas, dengan kata lain Indonesia) besarnya kapasitas pada
kapasitas adalah jumlah arus kondisi sesungguhnya untuk jalan
maksimum yang dapat dilewatkan oleh perkotaan dipengaruhi oleh kapasitas
suatu bagian segmen jalan. Menurut dasar, faktor penyesuaian kapasitas
keperluan penggunaannya, kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas, faktor
ada tiga macam yaitu : penyesuaian kapasitas akibat
a. Basic capasity (kapasitas dasar), pemisahan arah, faktor penyesuaian
adalah jumlah kendaraan maksimum kapasitas akibat hambatan samping
yang dapat melewati suatu dan faktor ukuran kota. Besarnya
penampang pada suatu jalur jalan kapasitas dapat dihitung dengan
selama satu jam dalam keadaan rumus :
kondisi jalan dan lalu lintas yang ideal. C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
b. Possible capasity (kapasitas yang (smp/jam) (2.3)
mungkin), adalah jumlah kendaraan dengan :
maksimal yang dapat melintasi suatu C : kapasitas (smp/jam)
penampang tertentu dari suatu jalan C0 : kapasitas dasar (smp/jam)
selama satu jam pada kondisi jalan FCW : faktor penyesuaian lebar jalan
serta lalu lintas yang ada. FCSP : faktor penyesuaian akibat
c. Design capasity (kapasitas pemisahan arah
rencana), adalah jumlah kendaraan FCSF : faktor penyesuaian hambatan
maksimum yang dapat melintasi suatu samping
penampang tertentu dari suatu jalan FCCS : faktor penyesuaian terhadap
selama satu jam pada keadaan kondisi ukuran kota
jalan serta lalu lintas yang sedang
lewat tanpa mengakibatkan kemacetan
lalu lintas, kelambatan dan bahaya

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 29


METODOLOGI PENELITIAN mencari keterangan yang bersifat
Tempat dan Waktu Penelitian primer maupun sekunder yang
Penelitian dilaksanakan di ruas nantinya dipakai sebagai bahan
Jalan Salak Kota Madiun pada Bulan penelitian. Data LHR didapatkan
November 2012 selama 6 hari dengan jalan melakukan survei selama
berturut-turut. 6 hari, pada waktu pagi, siang dan
Desain Survey sore. Data-data primer dan sekunder
Data dan Sumber Data dikumpulkan dari Dinas Pekerjaan
Data Primer Umum Kota Madiun. Pengumpulan
Data primer ini adalah data vektor data-data tersebut dilakukan dengan
yaitu peta topografi dan data yang menggunakan beberapa peralatan
diperoleh melalui pengamatan dan sebagai berikut :
survei wawancara dengan penduduk 1. Handycam
tetap Jalan Salak Kota Madiun. 2. Kamera digital.
Adapun data-data yang diperlukan 3. Kertas, alat tulis, dan formulir
adalah sebagai berikut : survey;
1. Peta Foto Topografi Jalan Salak 4. Wawancara
Kota Madiun
2. Dimensi jalan. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Data jumlah kecelakaan sepanjang Ruas Jalan Salak
tahun 2006 sampai 2011 hasil Analisa kinerja lalu lintas dilakukan
survei wawancara dengan untuk mengetahui tingkat pelayanan,
penduduk tetap Jalan Salak Kota dimaksudkan untuk melihat apakah
Madiun. suatu jalan atau persimpangan masih
4. Volume lalu lintas harian rata-rata mampu memberikan pelayanan yang
(LHR). memadai bagi para pengguna jalan.
Data Sekunder Untuk menganalisa kinerja suatu jalan,
Data sekunder ini merupakan data perlu diketahui data-data geometrik
yang diperoleh dari instansi yang ruas jalan yang dianalisa. Data
terkait, dalam hal ini adalah Dinas geometriknya adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Umum Kota Madiun. Data- a. Tipe Jalan : Dua lajur dua arah
data yang diperlukan adalah sebagai tanpa median (2/2 UD)
berikut : b. Fungsi Jalan : Kolektor Sekunder
1. Peta ruas jalan Kota Madiun. c. Kelandaian Jalan : Datar
2. Data struktur perkerasan yang ada. d. Lebar jalur efektif rata-rata : 6,0
3. Data jumlah penduduk. meter
e. Lebar bahu efektif : 0,5 meter
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Data arus kendaraan disajikan pada
penelitian ini adalah dengan cara Tabel 4 sbb :

Tabel 4 Data arus kendaraan


Jumlah
Jam MC LV HV
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
Pagi
06.15 – 06.30 108 99 14 8 0 0
06.30 – 06.45 146 154 29 16 1 0
06.45 – 07.00 146 132 19 14 0 0
07.00 – 07.15 132 136 24 17 0 0
07.15 – 07.30 105 100 13 15 0 1
07.30 – 07.45 98 87 17 15 0 0

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 30


07.45 – 08.00 77 78 16 19 0 0
08.00 – 08.15 72 79 15 21 0 0
Siang
12.00 – 12.15 64 62 11 13 0 0
12.15 – 12.30 97 101 15 17 0 0
12.30 – 12.45 90 96 15 20 0 0
12.45 – 13.00 97 95 19 16 0 0
13.00 – 13.15 81 80 12 13 1 0
13.15 – 13.30 74 76 8 11 0 0
13.30 – 13.45 68 65 17 13 0 1
13.45 – 14.00 65 67 15 10 0 0
Sore
16.00 – 16.15 83 80 19 17 0 0
16.15 – 16.30 120 115 24 21 0 0
16.30 – 16.45 136 139 27 19 0 0
16.45 – 17.00 119 121 19 17 0 0
17.00 – 17.15 91 97 21 23 0 0
17.15 – 17.30 81 79 12 9 0 0
17.30 – 17.45 77 81 9 11 0 0
17.45 – 18.00 71 72 10 8 0 0
2298 2291 400 363 2 2
Jumlah
4589 763 4
Sumber : Survey lalulintas 2013

Dari tabel diatas terlihat bahwa arus Nilai kapasitas jalan yang diperoleh,
cukup padat pada pukul 06.30 – 06.45 akan dipergunakan untuk mencari nilai
WIB, maka data yang diambil untuk derajat kejenuhan. Dari tabel diatas
menghitung derajat kejenuhan yaitu maka diperoleh nilai untuk kapasitas
data pada jam 06.30 – 07.30 WIB. (C) Jalan Salak Kota Madiun adalah
Kemudian dari data arus kendaraan 2089,044 smp/jam.
yang diperoleh dari hasil survey, Derajat Kejenuhan
dikonversikan kedalam data jumlah Derajat kejenuhan atau Degree
satuan mobil penumpang perjam of Saturation ( DS ) didefinisikan
(smp/jam) untuk pagi, siang dan sore sebagai rasio arus terhadap kapasitas,
hari. digunakan sebagai faktor utama dalam
Selanjutnya data jumlah satuan penentuan tingkat kinerja ruas jalan.
mobil penumpang perjam dikonversi Nilai DS menunjukkan apakah segmen
lagi kedalam data arus kendaraan total jalan tersebut mempunyai masalah
perjam pada waktu pagi, siang dan kapasitas atau tidak. Persamaan yang
sore hari. Data yang diperoleh, digunakan untuk menghitung nilai
digunakan untuk mencari nilai Derajat Kejenuhan adalah :
kapasitas jalan. DS = Q/C
Perhitungan kapasitas jalan menurut Keterangan :
MKJI 1997 menggunakan rumus Q = Volume kendaraan ( smp / jam )
sebagai berikut : C = Kapasitas jalan ( smp / jam )
C = CO x FCW x FCSP x FCSF a. Derajat Kejenuhan
xFCCS Dari hasil perhitungan diatas,
nilai DS pada pagi hari lebih besar

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 31


dibandingkan dengan DS pada siang kebebasan yang cukup untuk memilih
hari dan sore hari. Hal ini disebabkan kecepatan. Sehingga Nilai DS <0,75
pada pagi hari volume lalu lintasnya (aman)
lebih banyak dibandingkan pada sore Untuk sore hari nilai derajat
hari. Kondisi ini menyebabkan kejenuhan pada pagi hari adalah
pergerakan lalu lintas kadang 0,4186 , maka tingkat pelayanan
terhambat. Karena nilai derajat bernilai antara B dan C. Sehingga Nilai
kejenuhan pada pagi hari adalah DS <0,75 (aman)
0,4465 , maka tingkat pelayanan
bernilai C yaitu Arus stabil, tetapi Angka Kecelakaan
kecepatan dan gerak kendaraan Angka kecelakaan menurut survey
dikendalikan. Pengemudi dibatasi yang dilakukan dapat digolongkan
dalam memilih kecepatan. Sehingga menjadi dua macam, yaitu jumlah
Nilai DS <0,75 (aman) kecelakaan ditinjau dari tingkat
Untuk siang hari nilai derajat keparahan dan jumlah kecelakaan
kejenuhan pada pagi hari adalah ditinjau dari jenis kendaraan yang
0,3263 , maka tingkat pelayanan terlibat kecelakaan. Untuk hasil
bernilai B yaitu Arus stabil, tetapi selengkapnya dapat dilihat pada tabel
kecepatan operasi mulai dibatasi oleh 5 dan Tabel 6 sebagai berikut :
kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki
Tabel 5 Jumlah kecelakaan ditinjau dari tingkat keparahan
Jumlah Korban Orang
Tahun
Kecelakaan Meninggal Dunia Luka Berat Luka Ringan
2007 4 0 1 6
2008 5 0 2 7
2009 4 0 3 4
2010 5 0 2 6
2011 6 1 5 5
Jumlah 24 1 13 28
Sumber : Survey wawancara 2007-2011

Tabel 6 Jumlah kecelakaan ditinjau dari jenis kendaraan yang terlibat


..kecelakaan
Tahun Jumlah Kendaraan
Mobil Motor Non Motor Pejalan Lain-lain
Kaki
2007 0 7 0 0 0
2008 1 9 0 0 0
2009 0 8 0 0 0
2010 1 9 0 0 0
2011 1 11 0 0 0
Jumlah 4 44 0 0 0
Sumber : Survey wawancara 2007-2011

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 32


Gambar 1: Sistem Informasi Geografi ruas jalan Salak Kota Madiun

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 33


PEMBAHASAN Perempatan Perum Griya Salak ;
Dari gambar-1 di atas sistem Pertigaan Perum Taman Salak ; dan
informasi geografi ruas jalan Salak Perempatan Jl.Salak Ujung Sebelah
Kota Madiun maka J sistem informasi Timur. Selengkapnya lokasi black spot
geografi ruas jalan Salak lan Salak dan tingkat kecelakaan pada lokasi
dimulai dari km 0 (Perempatan Salak tersebut dapat dilihat pada gambar-1
Sebelah Timur) dan berakhir pada km sistem informasi geografi ruas jalan
1,150 (Pertigaan Salak Sebelah Salak Kota Madiun, sedangkan angka
Barat). Jalan Salak merupakan kelas kecelakaan tiap tahun pada Tabel 4.9.
jalan Kolektor sekunder dengan lebar Lokasi Black Spot pada Pertigaan
jalan 8 m, dengan arah arus 2 arah Jl. Salak Ujung Sebelah Barat kondisi
yang tidak dipisahkan oleh median di lapangan menunjukkan bahwa pada
antar jalurnya dan tidak terdapat jalur titik-titik tersebut tidak terdapat rambu-
lambat. rambu lalulintas, kondisi jalan yang
Tabrakan yang terjadi pada merupakan perempatan dan lalulintas
persimpangan jalan selain diakibatkan agak ramai, pada jam-jam tertentu
oleh kurang hati-hatinya pengemudi kondisi ramai (padat lalulintas) serta
juga pada persimpangan tersebut dan merupakan jalan akses menuju Pasar
tidak adanya rambu lalu lintas. Selain Sleko (Pasar tradisional terbesar
itu tabrakan diakibatkan lengahnya kedua di Madiun) dan pasar Besar
pengemudi yang disebabkan kondisi Madiun (Pasar tradisional terbesar
jalan yang lurus dan agak lengang, pertama di Madiun). Disekitar
sehingga pengemudi berusaha perempatan tersebut terdapat ruko
memacu laju kendaraannya. pusat oleh-oleh khas madiun dan
Kendaraan yang terlibat makam kuno yang bersejarah (makam
kecelakaan didominasi oleh sepeda keluarga-keluarga Adipati Madiun)
motor pada urutan pertama dan mobil sehingga pada kondisi tertentu banyak
penumpang pada posisi kedua. pengunjung dan peziarah.
Jumlah kecelakaan yang terjadi di Lokasi Black Spot pada
persimpangan lebih besar daripada Perempatan Jl. Salak I kondisi jalan di
jumlah kecelakaan di ruas jalan. lapangan merupakan perempatan
Sepeda motor merupakan jenis dengan jalan kampung dan tidak
kendaraan dengan prosentase adanya rambu lalulintas. Pada
keterlibatan yang terbesar baik pada perempatan tersebut banyak
simpang maupun ruas, dengan 44 kendaraan (sepeda motor) yang
(91,67 %) kasus kecelakaan di ruas menyeberang jalan Salak.
jalan dan persimpangan. Sedangkan Lokasi Black Spot pada Pertigaan
kecelakaan yang melibatkan mobil Jl. Mundu dengan kondisi di sudut
penumpang sebanyak 4 (8,33 %) pertigaan terdapat tempat
kasus baik di persimpangan maupun pembuangan sampah sementara,
di ruas jalan. merupakan jalan pintas ke pusat kota,
Lokasi BLACK SPOT dan tidak terdapat rambu lalulintas.
Black spot untuk ruas jalan Salak Lokasi Black Spot pada Pertigaan
kota Madiun tahun 2007 sampai tahun Jl.Pesanggrahan I dengan kondisi
2011 diperoleh sebanyak 9 lokasi yaitu jalan pertigaan yang tertutup
pada Pertigaan Jl. Salak Ujung bangunan, jalan pintas menuju
Sebelah Barat ; Perempatan Jl. Salak I perempatan MAN 2 kota Madiun, dan
; Pertigaan Jl. Mundu ; Pertigaan tidak terdapat rambu-rambu lalulintas.
Jl.Pesanggrahan I ; Perempatan Lokasi Black Spot pada
Jl.Salak II ; Perempatan Jl. Salak III ; Perempatan Jl.Salak II dengan kondisi

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 34


jalan perempatan sebelah utara gelap, antar jalurnya dan tidak terdapat
jalan akses menuju ke permukiman jalur lambat.
warga dan perumahan (permukiman 2. Nilai untuk kapasitas (C) Jalan
padat), dan tidak terdapat rambu- Salak Kota Madiun adalah
rambu lalulintas. 2089,044 smp/jam dengan nilai
Lokasi Black Spot pada Perempatan derajat kejenuhan pada pagi hari
Jl. Salak III dengan kondisi jalan yang adalah 0,4465 , maka tingkat
agak ramai, terdapat kantor-kantor pelayanan bernilai C yaitu Arus
pemerintah Kota Madiun, kantor- stabil, tetapi kecepatan dan gerak
kantor pemerintah Kabupaten Madiun, kendaraan dikendalikan.
kantor-kantor swasta dan tidak Pengemudi dibatasi dalam memilih
terdapat rambu-rambu lalulintas. kecepatan. Untuk siang hari nilai
Lokasi Black Spot pada derajat kejenuhan adalah 0,3263 ,
Perempatan Perum Griya Salak maka tingkat pelayanan bernilai B
dengan kondisi jalan perempatan yaitu Arus stabil, tetapi kecepatan
sebelah utara gelap, jalan akses operasi mulai dibatasi oleh kondisi
menuju ke permukiman warga dan lalu lintas. Pengemudi memiliki
perumahan (permukiman padat), dan kebebasan yang cukup untuk
tidak terdapat rambu-rambu lalulintas. memilih kecepatan. Untuk sore hari
Lokasi Black Spot pada Pertigaan nilai derajat kejenuhan adalah
Perum Taman Salak dengan kondisi 0,4186 , maka tingkat pelayanan
jalan akses menuju ke perumahan bernilai antara B dan C. Karena
(permukiman padat), dan tidak Nilai DS <0,75 (aman)
terdapat rambu-rambu lalulintas. 3. Lokasi Black spot area untuk ruas
Lokasi Black Spot pada jalan Salak kota Madiun tahun 2007
Perempatan Jl.Salak Ujung Sebelah sampai tahun 2011 terdapat 9
Timur dengan kondisi jalan agak lokasi yaitu pada Pertigaan Jl.
menikung dan ramai, merupakan jalan Salak Ujung Sebelah Barat ;
arteri menuju Ponorogo yang dilewati Perempatan Jl. Salak I ; Pertigaan
oleh kendaraan besar, pada jalan Jl. Mundu ; Pertigaan
arteri terdapat median jalan, ada Jl.Pesanggrahan I ; Perempatan
beberapa pejalan kaki yang Jl.Salak II ; Perempatan Jl. Salak III
menyeberang jalan, terdapat rambu- ; Perempatan Perum Griya Salak ;
rambu lalulintas sedangkan zebra Pertigaan Perum Taman Salak ;
croos maupun jembatan dan Perempatan Jl.Salak Ujung
penyeberangan tidak ada. Sebelah Timur.
4. Faktor penyebab kecelakaan pada
KESIMPULAN ruas jalan Salak kota Madiun
Dari hasil pengolahan data dan adalah faktor kurang hati-hatinya
evaluasi ruas jalan Salak kota Madiun pengemudi, tidak adanya rambu
pada tahun 2007 sampai 2012 dapat lalu lintas, dan faktor pengemudi
disimpulkan sebagai berikut: yang mabuk karena minuman
1. Kondisi ruas jalan Salak Kota keras. Selain itu tabrakan
Madiun yang lurus dan agak diakibatkan lengahnya pengemudi
lengang dengan panjang 1,150 yang disebabkan kondisi jalan yang
kilometer merupakan kelas jalan lurus dan agak lengang, sehingga
kolektor sekunder dengan lebar pengemudi berusaha memacu laju
jalan 8 m, dengan arah arus 2 arah kendaraannya. Sedangkan untuk
yang tidak dipisahkan oleh median jumlah kecelakaan yang terjadi
pada ruas jalan Salak kota Madiun

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 35


untuk tahun 2007 sampai 2011 Informasi Geografis”, TA Teknik
berdasarkan hasil survey sebanyak Sipil FTSP UPN, Surabaya.
48 kasus. Dengan 44 kasus Bina Marga (1990); "Petunjuk
kecelakaan yang melibatkan Teknis Pedoman Penyusunan
sepeda motor dan 4 kasus Program Jalan Kabupaten:
kecelakaan melibatkan mobil Prosedur singkat; SK.No.
penumpang. 77/KPTS/Db/1990”; Direktorat
Jendral Bina Marga; Jakarta.
SARAN Bina Marga (1990);"Tata Cara
Saran pada penelitian ini adalah Pelaksanaan Survai
untuk pengguna jalan diharuskan Penghitungan Lalu Lintas Cara
memperhatikan kondisi kesehatan dan Manual", No. 016/T/BNKT/1990”;
fisik jasmaninya, untuk fasilitas jalan Direktorat Jendral Bina Marga;
yaitu memperbaiki fasilitas jalan yang Jakarta.
ada dan menambah rambu-rambu Bina Marga (1994); “Kabupaten Roads
lalulintas. Kemudian perlu dilakukan Management Transportation
penelitian lanjutan dengan data yang Planning”Direktorat Jendral Bina
bersumber dari Polresta Madiun, Marga; Jakarta
Dishub kota Madiun, Dinas PU Bina Bina Marga (1997); “Manual Kapasitas
Marga dan Cipta Karya kota Madiun Jalan Indonesia (MKJI)”
dan BPS kota Madiun. Direktorat Jendral Bina Marga;
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Prahasta, E (1999), “Konsep-Konsep
Agung N P (2011); “Pemetaan Lokasi Dasar Sistem Informasi
Rawan Kecelakaan Pada Ruas Geografis“ Informatika Bandung.
Jalan Kalianak-Romokalisari
Dengan Menggunakan Sistem

Agri-tek Volume 14 Nomor 2 September 2013 PEMETAAN LOKASI RAWAN 36

Anda mungkin juga menyukai