Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA HAMBATAN SAMPING

DENGAN VOLUME ARUS LALU LINTAS


(TINJAUAN KASUS SMA/SMK SEDERAJAT DI KOTA PALU)

 
MUH.AWALUR RAHMAN
F 641 20 251

PROGRAM PROFESI INSINYUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pertambahan dan perkembangan penduduk serta kecendrungan


persaingan yang semakin ketat dimasa mendatang menyebabkan kebutuhan akan
pendidikan semakin dirasakan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang.
SMA/SMK sederajat merupakan salah satu pemanfaatan tata guna lahan yang dapat
menyebabkan terjadinya tarikan pergerakan. Baik pergerakan orang maupun
pergerakan kendaraan yang datang dari berbagai lokasi yang tentunya sehingga dari
tarikan pergerakan tersebut menimbulkan aktivitas hingga volume lalu lintas
menjadi padat akibat banyaknya hambatan samping.
Terjadinya hambatan samping tidak jarang mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan
kecelakaan. Hal ini menimbulkan bertambahnya biaya perjalanan, meningkatkan
polusi udara dan suara (kebisingan) serta menurunnya tingkat kenyamanan
perjalanan yang pada akhirnya berdampak pada bertambahnya biaya perjalanan dan
resiko kesehatan masyarakat pegguna jalan yang bermukim disekitar koridor jalan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Seberapa besar hambatan samping akibat aktifitas tata guna lahan dan volume
arus lalu lintas pada SMA/SMK sederajat di Kota Palu ?.
2. Bagaimana hubungan antara hambatan samping dengan volume arus lalu lintas
yang terjadi pada SMA/SMK sederajat di Kota Palu ?.

1.3 tujuan penelitian

3. Untuk mengetahui hambatan samping akibat aktifitas tata guna lahan dan volume
arus lalu lintas pada SMA/SMK sederajat dengan cara mengamati jumlah arus
lalu lintas dan kondisi lingkungannya.
4. Untuk mengetahui model hubungan antara hambatan samping dengan volume
arus lalu lintas yang terjadi pada SMA/SMK sederajat di Kota Palu.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan adalah Ruas Jalan pada SMA/SMK di


Kota Palu.
KONDISI ARUS LALU RUAS

Kondisi Ruas Sekolah-Sekolah Yang Akan Diteliti :


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Hierarki Jalan

3.1.1. Status jalan


Klasifikasi jalan berdasarkan status jalan dibagi menurut kewenangan pembinanya, yaitu :
- Jalan Nasional
- Jalan Propinsi
- Jalan Kabupaten/Kodya

3.1.2. Sistem Jaringan Jalan


Sesuai dengan Pasal 7 dan Pasal 8 UU No.38/2004 tentang jalan, sistem jaringan jalan di Indonesia
dapat dibedakan atas Sistem Jaringan Jalan Primer dan Sistem Jaringan Jalan Sekunder.
- Sistem Jaringan Jalan Primer
- Sistem Jaringan Jalan Sekunder

3.1.3. Fungsi jalan


Sesuai dengan Pasal 7 dan Pasal 8 UU No.38/2004 tentang jalan, fungsi jalan dapat dibedakan atas :
- Jalan Arteri
- Jalan Kolektor
- Jalan Lokal
- Jalan Lingkungan

3.1.4 Tipe Jalan


Berdasarkan tipenya, jalan dapat dibedakan menjadi :
- Untuk Kepentingan prencanaan geometrik
- Untuk Kepentingan Tingkat Pelayanan.
3.1.5 Kelas Jalan
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima
beban lalu lintas, Menurut klasifikasi ini jalan terbagi atas :
- Kelas I MST  10 ton
- Kelas II MST 10 ton
- Kelas III MST  8 ton

3.2 Karakteristik Jalan


- Arus dan Kondisi Lalu Lintas
- Kapasitas
- Kapasitas Dasar (Co)
- Faktor Penyesuaian Lebar Jalur (FCw)
- Faktor Penyesuaian Arah (FCsp)
- Faktor Penyesuain Hambatan Samping (FCsf)
- Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCcs)

3.3 Faktor Konversi Kendaraan


Faktor konversi kendaraan dimaksudkan untuk mendapatkan keseragaman satu jenis
kendaraan yaitu kendaraan penumpang dalam analisis lalu lintas.
3.4 Derajat Kejenuhan
Derajat Kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas,
digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kineja simpang dan segmen
jalan. Nilai DS menunjukan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas
atau tidak (MKJI 1997).

3.5 Tingkat Pelayanan (LOS)


Perilaku lalu lintas diwakili oleh tingkat pelayanan (LOS), yaitu ukuran kualitatif
yang mencerminkan persepsi para pengemudi dan penumpang mengeani karakteristik
kondisi operasional dalam arus lalu lintas.

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No : KM 14 tahun 2006, tingkat pelayanan


adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk menampung lalu-lintas pada
keadaan tertentu.
Enam tingkat pelayanan
dibatasi untuk setiap tipe dari
fasilitas lalu lintas yang akan
digunakan dalam prosedur
analisis, yang disimbolkan
dengan huruf A sampai dengan
F, Tingkat pelayanan
dikategorikan dari yang
terbaik (A) sampai yang
terburuk (tingkat pelayanan
F). Pada gambar berikut
ditunjukkan visualisasi yang
diambil dari Highway
Capacity Manual dari tingkat
pelayanan.

Gambar 3.1 Tingkat pelayanan berdasarkan KM 14 Tahun 2006


3.5.1 Pelayanan Evaluasi Tingkat
Tingkat pelayanan suatu ruas jalan, diklasifikasikan berdasarkan volume (Q) per kapasitas (C)
yang dapat ditampung ruas jalan itu sendiri.

Tabel 3.8 Tingkat Pelayanan Jalan Berdasarkan Fungsi Jalan Kolektor Primer

3.5.2 Analisis Data


- Analisis Regresi
- Analisa Korelasi
- Uji Signifikansi
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Bagan alir penelitian


4.2 Survey Pendahuluan
Tujuan dari survey pendahuluan yaitu untuk melihat secara langsung bagaimana kondisi
eksisting dari lokasi penelitian yaitu berupa kondisi lingkungan/hambatan samping, geometrik
ruas, jumlah lajur serta komposisi kendaraan yang melewati tempat tersebut.
Pelaksanaan waktu survey, penulis mengambil waktu selama sehari yaitu pada hari
selasa, pemilihan hari tersebut yaitu pada hari selasa dianggap dapat mewakili hari puncak
dimana masyarakat melakukan aktivitas mereka seperti bekerja, berdagang, sekolah, kuliah
dan sebagainya. Selanjutnya untuk pemilihan jam survey yaitu dari awal waktu kedatangan
hingga akhir waktu kepulangan siswa, yaitu pada hari Selasa 06.00 – 15.00.

4.3 Pengumpulan Data


- Data Primer
- Data Skunder

4.4 Persiapan Survey


- Penyiapan Alat dan Format
- Penempatan Surveyor
Penempatan Surveyor Untuk Arus Lalu Lintas
Penempatan Surveyor Untuk Hambatan Samping
4.5 Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data arus lalu lintas dilakukan sebagai berikut :
- Data arus lalu lintas per 5 menit
- Hasil konversi tersebut dibuatkan dalam bentuk per jam
- Mengambil waktu yang kedatangang hingga kepulangan sekolah

4.6 Analisis
Pada tahap ini akan diuraikan mengenai cara melakukan analisis berdasarkan tujuan
dari pengkajian yaitu mencari hubungan karakteristik lalu lintas berupa kecepatan, volume
dan kerapatan pada kondisi terdapat hambatan pada badan jalan.
- Identifikasi Karakteristik Arus Lalu Lintas
- Analisis Regresi
- Uji Statistik Model
- Pemilihan Model Terbaik
BAB V
DATA DAN ANALISIS

5.1 Data Geometrik Jalan


Data geometrik diambil dengann mengukur ruas jalan didukung dengan data sekunder yang diperoleh dari kantor Dinas Pekerjaan
Umum, hasilnya disajikan dalam Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Data ruas jalan sekolah yang ditinjau.

Data Jalan
Tinjauan Nama Jalan Tipe Lebar Panjang Segmen Lebar Bahu Jalan Lebar Trotoar
Status Jalan
Jalan Jalan Penglihatan Kiri / Kanan Kiri / Kanan
SMAN 1 JL. Jend.Gatot Subroto 2/1 UD Jalan Kota 8m 200 meter 0,8 m / 0,25 m 1,4 m / 1,2 m
SMAN 3 JL. Dewi Sartika 2/2 UD Jalan Provinsi 8 m 200 meter 4,5 m / 3,7 m -
SMKN 1 JL. R.A Kartini 2/2 UD Jalan Kota 8,2 m 200 meter 3,9 m / 1,7 m -
SMKN 2 JL. Setia Budi 2/2 UD Jalan Kota 7m 200 meter 0 m / 1,2 m 1,5 m / 1,5 m

5.2 Data dan Analisis Volume Lalu Lintas


Data volume lalu lintas dibagi dalam kelompok kendaraan yaitu : sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV), dan kendaraan berat
(HV). Pengambilan data dilakukan dengan interval waktu 5 menit dan menggunakan 14 surveyor.

Setelah data terkumpulkan, lalu data di olah dengan mengalikan 12 pada setiap data untuk mendapat periode kendaraan per jam.
Setelah itu dikalikan lagi dengan ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk jumlah tiap kendaraan, agar mendapatkan satuan mobil
penumpang (smp).

Tabel Berikut adalah data dan analisis volume lalu lintas pada masing-masing tinjauan.
5.3 Data dan Anaisis Hambatan Samping

Unsur yang mempengaruhi kinerja ruas jalan adalah hambatan samping, data
mengenai kondisi hambatan samping yang diperoleh dengan melakukan inventarisasi hal-
hal yang berhubungan dengan kondisi lingkungan yang ditinjau seperti pejalan kaki / orang
menyebrang, kendaraan berhenti atau parkir dipinggir jalan, kendaraan keluar masuk
sekolah serta kendaraan lambat.

Kelas hambatan samping data ditentukan dengan mengamati frekuensi kejadian


hambatan samping per 5 menit dan per 200 meter jarak yang diamati pada kedua sisi
segmen jalan. Selanjutnya setelah data diperoleh, data tersebut dikalikan 12 agar
memperoleh kejadian/jam nya. Kemudian data yang telah menjadi waktu perjam dikalikan
dengan faktor bobot masing-masing kejadian hambatan samping.

Faktor bobot untuk hambatan samping adalah sebagai berikut ini :


Pejalan kaki (PED) = 0,5
Kendaraan berhenti (PSV) = 1,0
Kendaraan masuk dan keluar (EEV) = 0,7
Kendaraan lambat (SMV) = 0,4
Tabel Berikut adalah data analisis hambatan samping pada masing-masing tinjauan
Dari hasil grafik-grafik yang telah di plot didapatkan hasil r2 terbesar pada masing-masing sekolah tinjauan. Pada SMAN 3
Palu didapat r2 sebesar 0,4617 dengan menggunakan grafik analisis regresi model power, lalu pada SMKN 1 Palu didapat r2 sebesar
0,1356 dengan menggunakan grafik analisis regresi model polynomial, kemudian pada SMAN 1 Palu didapat r2 sebesar 0,5493
dengan menggunakan grafik analisis regresi model polynomial dan pada SMKN 2 Palu didapat r2 sebesar 0,8138 yang juga menjadi
nilai r2 terbesar dari semua sekolah, yang didapat dengan menggunakan grafik analisis regresi model power. Sehingga kemungkinan
model pada SMKN 2 Palu adalah model yang terbaik dari sekolah lainnya. Dilihat dari pendapat Gujarati (1995) bahwa
keselarasan model dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r2, semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika
nilai mendekai 1 maka model regresi semakin baik. Nilai r2 mempunyai karateristik diantaranya : 1) selalu positif, 2) Nilai r2
maksimal sebesar 1. Jika Nilai r2 sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam
variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika r2 sama dengan 0, maka tidak ada hubungan linier antara X dan Y.
juga pada grafik gabungan sekolah didapatkan r2 sebesar 0,0904 dengan menggunakan analisis regreresi model polynomial.

Tetapi untuk mengetahui lebih jelasnya hubungan antara hambatan sampinng dengan volume arus lalu lintas, kita
melakukan pengujian statistik pada model sekolah tinjauan tersebut, yaitu untuk melakukan uji-t dan uji-F. Dalam hal ini yang diuji
adalah nilai F dan t dimana nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai F dan t dari tabel statistik pada tingkat kepercayaan yang
diinginkan. Pengujian dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
Perumusan hipotesis :
H0 :  = 0 ( tidak ada hubungan antara variabel X dan Y ).
H1 :   0 ( ada hubungan antara variabel X dan Y ).
Penentuan level of significance 0,05 atau tingkat kepercayaan 95 %.
Nilai r2 yang didapatkan pada masing-masing sekolah akan dipakai untuk melakukan pengujian selanjutnya tersebut.
Tabel Berikut adalah perhitungan mencari nilai t dan F.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.3 Kesimpulan
 Dilihat dari pengujian statistik yang telah dilakukan, yaitu uji-t dan uji-F yang ada, hubungan
volume arus lalu lintas dan hambatan samping pada SMA/SMK sederajat dikota palu
mempunyai hubungan yang signifikan.
 Aktifitas hambatan samping dijalan SMA/SMK sederajat dikota palu (kendaraan keluar masuk

area sekolah, kendaraan parkir dipinggir jalan, penyeberangan jalan dan kendaraan lambat)
dapat menyebabkan terganggunya volume arus lalu lintas dijalan sekolah-sekolah tersebut.

6.2 Saran
Melihat Signifikannya Hubungan Hambatan Samping dan Volume Arus lalu Lintas Pada
SMA/SMK sederajat di kota Palu, diperlukan solusi penangganan sebagai beikut :
 
 menyediakan tempat untuk pedagang kaki lima yang berada dipinggir jalan agar dimasukan
kedalam area sekolah.
 Perlu diadakan penelitian kembali mengenai pengaruh berhentinya kendaraan (angkot dan

kendaraan pribadi) terhadap jalan.


 Perlu penambahan sarana lahan parkir untuk setiap sekolah agar tidak mengganggu kinerja

ruas jalan akibat adanya penghuni sekolah yang memarkir kendaraannya dipinggir jalan.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai