Anda di halaman 1dari 4

KORELASI IRMS DAN BMS TERHADAP TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN NASIONAL

Pembahasan:
Jalan diharapkan memenuhi kriteria cepat, nyaman, aman, indah, dan awet sebagai kriteria untuk meninjau kinerja ruas jalan. Evaluasi atau studi ini dilakukan untuk meninjau salah satu aspek ruas jalan berdasarkan kecepatan atau waktu tempuh yang dibutuhkan oleh lalulintas pada suatu ruas jalan, dan evaluasi ini dilakukan dengan mengkorelasikan data IRMS (Integrated Roads Management Sistem) & BMS (Bridges Management Sistem) terhadap pelayanan ruas jalan terhadap salah satu komponen kinerja ruas jalan yaitu Waktu tempuh lalulintas yang dibutuhkan terhadap kondisi ruas jalan dan kondisi jembatan pada ruas jalan tersebut, Data primer maupun sekunder dilakukan tahun 2010 pada jaringan jalan Nasional di Provinsi Jambi dengan menggunakan data IRMS tahun 2010 dan BMS tahun 2009. Studi ini bertujuan meninjau kinerja ruas jalan pada jaringan jalan nasional di provinsi Jambi. Dengan demikian dapat diambil suatu keterkaitan bahwa waktu tempuh yang diperlukan oleh lalulintas untuk bergerak dari suatu tempat ketempat lain dipengaruhi oleh kondisi jalan maupun jembatan yang ada pada ruas jalan, sampai saat ini hasil IRMS dan BMS sebagai alat (Tolok ukur/Standard) yang digunakan oleh pengambil kebijakan sebagai dasar menentukan program dimasa mendatang baik perencanaan, pemeliharaan, maupun pembangunan. Sementara kondisi aktual dilapangan sering tidak sesuai dengan hasil IRMS dan BMS pada saat diambilnya keputusan dengan kondisi saat kebijakan ditentukan. IRMS (Integrated Roads Management System) dan BMS (Bridges Management System) merupakan suatu alat penentu kebijakan didalam pengelolaan jaringan jalan nasional mengambil atau memutuskan kebijakan, namun IRMS dan BMS tidak saling terkait dimana IRMS sebagai alat evaluasi kondisi jalan dan BMS sebagai alat evaluasi kondisi jembatan. Sementara kerusakan jembatan akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan pergerakan lalulintas untuk bergerak dijalan yang diakibatkan perlambatan kecepatan lalulintas saat melalui jembatan yang rusak tersebut. Prasarana jalan/jembatan berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan di berbagai sendi kehidupan manusia karena merupakan fasilitas yang sangat vital dalam mendukung pergerakan lalulintas. Kebutuhan akan permukaan jalan dengan kondsi yang baik sangat berpengaruh terhadap waktu tempuh yang dibutuhkan oleh lalulintas barang maupun lalulintas penumpang, khususnya ruas jalan nasional sebagai penghubung dari suatu kota kekota lain dituntut kecepatan bergerak dari dan ketempat lain. Namun permukaan jalan yang baik belum tentu akan mempercepat pergerakan lalulintas, masih banyak parameter yang mengakibatkan kecepatan bergerak lalulintas terganggu, antara lain keberadan jembatan - penyempitan

jalan - hambatan samping kelandaian/kecuraman jalan dan lain lain. Pada tulisan ini penulis mencoba memberi masukan kepada pengelola jaringan jalan nasional khususnya didalam melakukan penilaian suatu ruas jalan berdasarkan pengelompokan ruas jalan dengan data IRMS (Integrated Roads Management System) sebagai tolok ukur didalam melakukan penilaian kondisi permukaan jalan dan sebagai penentu pengambil kebijakan untuk dilaksanakannya pembangunan atau pemeliharaan berkala/rutine pada ruas jalan tersebut. Sementara kebutuhan pergerakan lalulintas sebagai tolok ukur adalah waktu tempuh. Waktu tempuh salah satu parameter yang mempengaruhi kinerja ruas jalan. Namun pada tulisan ini penulis mencoba mengkaitkan data IRMS dan BMS. Jaringan jalan nasional di Provinsi Jambi merupakan jalan penghubung antara provinsi Sumatra Selatan dengan provinsi Riau juga sebagai penghubung Provinsi Sumatra selatan dengan Sumatra barat..

Hasil dan pembahasan pada kajian ini menggunakan data sekunder, data sekunder berupa hasil rekaman data dari alat IRI, berupa alat untuk melakukan perkaman kondisi permukaan jalan berupa getaran saat alat ini difungsikan dan dipasang pada gardan mobil dengan standart kecepatan bergerak yang tertentu, dengan menggunakan alat ini maka dapat diketahui tingkat kekasaran permukaan jalan sebagai indikator tingkat kerusakan ruas jalan yang diamati. Dengan demikian dapat diketahui kondisi kerusakan permukaan ruas jalan. Sama hal nya dengan IRMS, BMS merupakan hasil dari survey yang dilakukan dengan pengamatan secara visual kondisi setiap bagian dari jembatan, diantaranya kondisi bangunan atas, kondsi bangunan bawah, kondisi lantai, dll. Dengan memberikan penilaian kondisi tiap bagian jembatan maka nilai kondisi jembatan tersebut dapat digunakan sebagai indikator tingkat layanan jembatan untuk dilalui oleh lalulintas.

Hasil Pembahasan:
Hasil survey team IRMS berupa panjang jalan dengan penilaian : - Kondisi Baik - Kondisi Sedang - Kondisi Rusak ringan - Dan Kondisi Rusak berat Hasil survey team BMS berupa kriteria penilaian : - Kondisi 0, jembatan baru dan tanpa kerusakan - Kondisi 1, jembatan mengalami rusak Kecil - Kondisi 2, jembatan mengalami kerusakan, dan memerlukan pemantauan - Kondisi 3, jembatan mengalami kerusakan, dan memerlukan tindakan

- Kondisi 4, jembatan kritis - Kondisi 5, jembatan tidak bisa difungsikan lagi

Secara detail rekaman data IRMS maupun BMS dilakukan Shorting sehingga dapat ditampilkan sebagai terlihat pada halaman berikut, juga hasil dari rekaman kondisi jalan dan jembatan dikelompokan pada tiap ruas jalan sesuai keberadaa jembatan pada tiap kelompok ruas jalan tersebut, dengan hasil sebagai berikut: Total panjang jumlah ruas panjang jembatan dan jumlah jembatan nasional di provinsi Jambi sebagai berikut :

No. ruas jln 001 s/d 033

Panjang jalan (Km) 936,48

Panjang (m) & Jumlah Jembatan (Unit) 7901 & 349

Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari kajian ini diuraikan sebagai berikut : a) Waktu tempuh yang diperlukan pada suatu ruas jalan sangat dipengaruhi kondisi jembatan yang ada pada ruas jalan tersebut, khususnya kondisi lantai jembatan b) IRMS dan BMS merupakan salah satu alat evaluasi terhadap kinerja/tingkat pelayanan ruas jalan, artinya IRMS dan BMS merupakan satu kesatuan pada satu ruas jalan yang ditinjau didalam menentukan kinerja ruas jalan. c) Pengambil kebijakan dan pengelola Jaringan Jalan Nasional dapat memanfaatkan praktisi (Konsultan perencana/pengawas maupun Akademis) untuk melakukan Up Dating data IRMS dan BMS rutine setiap tahun dengan meminta masukan tertulis maupun lesan pada ruas jalan bersangkutan d) Kerusakan lantai jembatan sering terjadi pada jembatan rangka baja, dan umumnya diakibatkan getaran akibat lalulintas hal ini akan berkibat baut kendor dan mengakibatkan lantai beton retak dan rusak

B. Saran Evaluasi kinerja/tingkat pelayanan ruas jalan tidak bisa hanya meninjau nilai IRMS, namun nilai kondisi jembatan melalui data BMS yang ada pada ruas jalan tersebut sangat menentukan didalam memberikan penilaian kinerja suatu ruas jalan. Evaluasi kinerja/tingkat pelayanan ruas jalan dapat penulis sarankan untuk melibatkan AKADEMIS, dimana sumber daya teknologi maupun sumber daya manusia

cukup, sekaligus sebagai lahan pembelajaran bagi mahasiswa dalam pemahaman untuk pengelolaan jaringan jalan. Disamping hal tersebut diatas Akademis dapat difungsikan sebagai UpDating data base secara kontinew, dengan melibatkan mahasiswa untuk ikut memberikan solusi akan kebutuhan pergerakan lalulintas darat khususnya jalan Lokal maupun jalan nasional yang berada dipropinsi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai