Anda di halaman 1dari 5

PERAN GENERASI MUDA HINDU DALAM PERAYAAN HARI RAYA NYEPI

Latar Belakang

Agama merupakan suatu aliran kepercayaan yang berisi petunjuk-petunjuk


dan larangan-larangan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke arah
dan tujuan tertentu. Agama terus berkembang seiring dengan waktu. Pada zaman
ini, telah dikenal sangat banyak agama di dunia. Agama-agama yang diakui di
Indonesia diantaranya Agama Hindu, Agama Islam, Agama Kristen, Agama
Budha, dan Agama Khong Hu Cu.

Agama Hindu pada awalnya berawal dari India sejak kedatangan Bangsa
Arya ke India pada tahun 1500 sebelum masehi. Pada saat ini, Agama Hindu telah
menyebar ke seluruh dunia, salah satunya ke Indonesia. Ada beberapa teori
tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia, diantaranya Teori Brahmana yang
mengatakan Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh golongan pemuka
agama di India ke Indonesia, Teori Ksatria yang mengatakan Agama Hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh penguasa-penguasa India yang ke Indonesia dan
mendirikan kerajaan, Teori Waisya yang mengatakan Agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang India di Indonesia, Teori Sudra mengatakan
Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum sudra yang bermigrasi ke
Indonesia, dan Teori Arus Balik yang mengatakan masuknya Agama Hindu ke
Indonesia melalui peran aktif masyarakat Indonesia yang belajar Agama Hindu ke
India dan pulang ke Indonesia dan mengajarkannya pada masyarakat Indonesia
lainnnya.

Suatu kepercayaan dapat disebut suatu agama jika kepercayaan itu


memiliki ciri-ciri suatu agama. Ciri-ciri tersebut antara lain memiliki Tuhan yang
disembah, memiliki tuntunan hidup atau kitab, dan memiliki pemuka agama atau
orang yang ahli dalam agama tersebut. Dalam Agama Hindu, Tuhan yang
disembah ialah Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tuntunan hidup masyarakat Hindu
yaitu kitab suci Weda, dan para pemuka agama Hindu disebut dengan Ida
Pedanda.

Selain itu setiap agama juga memiliki hari sucinya masing-masing. Hari
suci Agama Hindu di Indonesia beberapa diantaranya adalah Galungan dan
Kuningan, Siwalatri, Pegerwesi, dan Nyepi.

Pembahasan

Hari raya Nyepi merupakan hari suci umat Hindu di Indonesia untuk
memperingati tahun bari saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga yang
dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera
untuk membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu melakukan
pemujaan suci terhadap mereka. Selain itu, dalam perayaan hari suci Nyepi
dilakukan penyucian bhuana agung dan bhuana alit untuk mewujudkan
kesejahteraan, keseimbangan, dan kebahagiaan lahir batin (jagadhita dan moksa),
kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran), siwam (kesucian), dan
sundaram (keharmonisan atau keindahan).

Adapun pantangan-pantangan dalam hari suci Nyepi yang tidak boleh


dilanggar oleh umat Hindu. Pantangan-pantangan itu dinamakan Catur Brata
Penyepian. Catur Brata Penyepian berisi empat macam pantangan. Yang pertama
adalah Amati Geni. Amati Geni berarti tidak boleh menghidupkan api. Yang
kedua yaitu Amati Karya. Amati Karya berarti tidak boleh bekerja. Yang ketiga
yaitu Amati Lelanguan. Amati Lelanguan berarti tidak boleh bersenang-senang.
Yang terakhir yaitu Amati Lelungan. Amati Lelungan yaitu tidak boleh
berpergian. Pantangan-pantangan ini dimaksudkan agar umat Hindu pada hari suci
Nyepi fokus memuja Tuhan.

Pada hari suci Nyepi, seluruh umat Hindu mempunyai peranannya masing-
masing, tidak terkecuali para generasi muda Hindu. Generasi muda Hindu adalah
kelompok angkatan usia produktif, terpelajar, dan terdidik yang mempunyai
kepribadian kokoh dan pengalaman sehingga ia mandiri, dewasa, serta bijaksana
dalam bersikap.

Para generasi muda Hindu memiliki peran yang sangat besar kedepannnya.
Pada hari suci Nyepi, para generasi muda Hindu melakukan perenungan akan
kesalahan-kesalahan di dunia, memperbaiki sifat diri generasi muda yang telah
bergeser dari Agama Hindu kembali ke jalan yang sesuai dengan ajaran Agama
Hindu, memuja Tuhan dan memohon pengampunan, dan merayakan hari suci
Nyepi dengan sepenuh hati. Dengan begitu, sudah tentu pemeluk Hindu dari
setiap generasi yang taat akan ajaran Agama Hindu selalu ingin mencapai
kehidupan yang lebih baik.

Sebagai generasi muda Hindu, sebaiknya mengetahui bahwa Agama


Hindu melayani keperluan spiritual setiap manusia, karena aspek-aspeknya yang
terdapat dalam Veda sangat luas dan dalam, antara lain Veda mengandung
pengetahuan isoterik dari inti kesadaran, yoga, dan disiplin meditasi. Meyakini
bahwa Agama Hindu memiliki kasih yang tulus, toleransi, dan apresiasi yang
murni terhadap agama-agama yang lain. Agama Hindu percaya pada sebuah dunia
yang adil karena setiap manusia dibimbing oleh hukum karma menuju kepada
kesucian roh yang pada gilirannya akan mencapai tujuan akhir, yaitu persatuan
roh dengan Tuhan atau Moksha, sehingga bebas dari kelahiran kembali
(samshara). Pemeluk Hindu puas dengan pengetahuan tentang asal suci dari roh,
jalan yang ditempuh melalui kehidupan dari satu masa ke masa lainnya. Dan
percaya bahwa Agama Hindu memiliki gudang ilmu pengetahuan yang tidak
habis digali oleh manusia guna meningkatkan kualitas kehidupannya.
Agar para generasi muda Hindu semakin tidak tergoyahkan, para generasi
muda Hindu harus memiliki rasa
kerinduan untuk bertemu dengan Sang
Pencipta, melalui perenungan, meditasi,
dan sembahyang biasa. Generasi muda
Hindu juga harus memiliki keinginan
untuk berkorban secara ikhlas, dalam
bentuk Drwya yadnya (dana-punia), Jnana
yadnya (belajar-mengajar), dan Tapa yadnya (mengendalikan diri).

Generasi muda Hindu yang terpelajar dan senang menuntut ilmu menuju
peningkatan kualitas SDM, akan mendapatkan banyak manfaat bila menjalankan
kewajibannya mengikuti ajaran Veda, melalui Bhakti-marga.

Ia tidak hanya menolong dirinya sendiri, tetapi juga turut menolong umat manusia
mencapai pencerahan dan mewujudkan mokshartam jagaditaya ca iti dharmah.

Namun pada kenyataan saat ini, terdapat banyak sekali problematika atau
permasalahan pada generasi muda. Permasalahan-permasalahan tersebut seperti
kurangnya pendidikan keagamaan, kurangnya perhatian pada beberapa generasi
muda, keluarga yang tidak harmonis, pergaulan yang negatif, dan pola pikir yang
mengikuti dunia luar yang tidak selaras dengan Agama Hindu. Problematika atau
permasalahan ini jika dibiarkan akan merusak generasi muda Hindu saat ini.
Beberapa contoh rusaknya generasi muda saat ini seperti banyak dijumpai
generasi muda yang mementingkan diri sendiri mulai tidak percaya dengan
agama, dan melakukan beberapa kegiatan yang meresahkan warga sekitar.

Generasi muda Hindu perlu diingatkan bahwa mereka yang masuk


menjadi pemeluk Hindu, dan bertahan dalam Hindu adalah pemikir yang rasional
dan moderat, maka sebaliknya mereka yang berpindah ke agama lain atau tidak
mendalami ke-Hinduan-nya adalah orang yang tersesat menuju pada kemunduran
spiritual.
Maka dari itu diperlukan perbaikan diri kepada para generasi muda Hindu.
Perbaikan-perbaikan tersebut dapat berupa diadakannya Parisadha Hindu Dharma,
mengukuti sekaa truna-truni di banjarnya, bergabung pada komunitas keagamaan,
dan memperdalam pelajaran agama Hindu.

Anda mungkin juga menyukai