Anda di halaman 1dari 42

BAB 5

TEORI DAN PROSES MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN


HINDU DAN BUDDHA KE INDONESIA

KOMPETENSI INTI (KI)


1. Sikap Spiritual : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Sikap Sosial : Menghayati dan mengamati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Pengetahuan : Memahami, menewrapkan dan menganalisis p-engetahuan factual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaaan, kenegaraan dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapklan pengetahuan procedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Keretampilan : Memahami, menewrapkan dan menganalisis p-engetahuan factual,
konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaaan, kenegaraan dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapklan pengetahuan procedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KOMPETENSI DASAR
3.5. Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan
Buddha ke Indonesia.
4.5. Mengolah informasi tentangproses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke
Indonesia serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

MATERI PELAJARAN

A. PROSES PERKEMBANGAN BUDAYA DAN AGAMA HINDU-BUDDHA


Berbicara mengenai budaya dan agama Hindu-Budha maka pandangan kita tidak terlepas
pada peradaban lembah sungai Indus, India. Wilayah ini sudah sejak dulu menjadi tempat

198
lahirnya peradaban. Wilayah India dikenal sebagai tempat lahirnya budaya dan agama Hindu-
Budha.
Sekitar 2000 tahun SM, di wilayah India mulai berkembang budaya dan agama Hindu.
Beberapa tahun kemudian di India pula lahir agama Budha. Dari India ini kemudian budaya dan
agama Hindu-Budha mulai menyebar ke berbagai tempat.
1. Agama Hindu
Agama Hindu sebenarnya merupakan sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan
Bangsa Arya dengan kepercayaan Bangsa Dravida. Sifatnya polytheisme, yaitu percaya terhadap
banyak dewa. Tiap-tiap dewa merupakan lambang kekuasaan terhadap alam, sehingga perlu
disembah atau dipuja dan juga dihormati. Beberapa dewa yang terkenal seperti Pretivi sebagai
Dewa Bumi, Surya sebagai Dewa Matahari, Vayu sebagai Dewa Angin, Varuna sebagai Dewa
Laut, Agni sebagai Dewa Api.
Dalam agama Hindu diajarkan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu penderitaan
atau kesengsaraan (samsara), akibat perbuatan (karma) yang kurang baik pada masa
sebelumnya. Manusia yang dilahirkan kembali (reinkarnasi) memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki diri, sehingga kelahirannya nanti dapat dilahirkan dalam kasta yang lebih tinggi.
Sebaliknya jika berbuat jahat ia akan dilahirkan kembali dalam kasta yang lebih rendah atau
dilahirkan menjadi binatang.
Seseorang yang telah sempurna hidupnya dapat mencapai Moksa, yaitu lepas dari
samsara, atau meninggal tanpa meninggalkan badan jasmaninya. Mereka yang telah mencapai
moksa, tidak dilahirkan kembali, tetapi tinggal abadi di Nirwana (surga). Dalam hal ini ajaran
Hindu bersifat pesimis, karena masyarakat Hindu berpendapat bahwa hidup berarti menderita
dan bukan menikmati isi dunia.
Terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh umat Hindu untuk mencapai nirwana:
 Manusia wajib menjalankan tiga hal, yaitu dharma, artha dan kama. Dharma berarti
memenuhi kewajiban sebagai manusia, artha artinya menjalankan kewajiban sebagaimana
mestinya, dan kama artinya tidak berlebihan merasakan kenikmatan duniawi.
 Untuk Triwangsa, yang terdiri atas kaum Brahmana, Kesatria dan Waysia, diwajibkan
mempelajari kitab-kitab suci Weda, serta berbakti kepada gurunya. Setelah selesai dalam
usia dewasa ia meningkat menjadi grahasta, artinya menjadi kepala keluarga. Ia diwajibkan
kawin dan menjalankan tugas sebagai seorang kepala keluarga. Setelah mempunyai anak
sebagai penggantinya dan ia telah tua, maka hidup yang dijalani selanjutnya adalah sebagai
vanaprashta, artinya menjadi penghuni hutan dan menjalankan hidup sebagai pariwrajaka
artinya orang yang pergi atau hilang. Ia hidup sebagai seorang fakir yang menderita dan

199
hanya makan atas pemberian orang. Penderitaan demikian dimaksudkan sebagai usaha
peleburan dosanya agar dapat masuk nirwana.
 Dilakukan upacara keagamaan yang pada umumnya berupa upacara korban dan disebut
dengan yajna besar seperti upacara penobatan raja, upacara menghormati buah yang pertama
kali dipetik, upacara menyongsong datangnya suatu musim. Sedangkan yajna kecil
diselenggarakan di rumah seperti sembahyang setiap hari, kelahiran anak, cukur rambut dan
lain-lain.

Setiap upacara yang dilakukan itu dipimpin oleh kaum Brahmana yang mempunyai
bermacam-macam tugas. Ada yang bertugas membaca sajak-sajak, ada yang bertugas membaca
doa dan ada yang bertugas menyanyikan lagu-lagu untuk para dewa. Alat-alat upacara
bermacam-macam jenisnya seperti genta dan trisula, sedangkan yang dikorbankan terdiri atas
binatang, minuman, makanan, benda atau uang. Jenazah penganut agama Hindu dibakar (ngaben
menurut istilah Bali), dimaksudkan agar jasmani terlepas dengan rohani. Sebab, perpaduan
jasmani dan rohani melahirkan kehidupan yang menimbulkan samsara.
Sementara itu, Sungai Gangga merupakan sungai keramat, karena itu banyak jenazah
yang dibakar di tepi sungai. Maksudnya agar lebih mudah membuang abunya ke dalam sungai
atau melebur dosa orang yang telah meninggal itu.
Di samping kitab Weda juga dikenal kitab Brahmana dan kitab Upanisad. Kitab
Brahmana merupakan tafsir kitab Weda, sedangkan kitab Upanisad berisi ajaran tentang cara-
cara menghindarkan diri dari samsara.
Sekitar abad ke-6 SM, agama Hindu mengalami kemunduran, yang disebabkan oleh dua
factor. Pertama, karena Kaum Brahmana yang memonopoli upacara keagamaan, sehingga para
Brahmana dapat bertindak dengan sewenang-wenang, seperti memastikan berapa korban yang
harus diberikan oleh seseorang, sehingga menimbulkan beban berat bagi rakyat kecil. Mereka
merasa sangat berkuasa atau segala-galanya, karena kastanya merupakan kasta yang tertinggi.
Hal-hal seperti itu dapat menimbulkan rasa anti agama. Kedua, timbulnya golongan yang
berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai hidup yang sejati. Golongan ini disebut golongan
Budha yang dihimpun oleh Sidartha.
KEGIATAN SISWA 5.1
Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang proses perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu di India.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang proses
perkembangan agama dan kebudayaan Hindu di India.

200
Langkah-langkah kegiatan siswa :
Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang proses perkembangan agama
dan kebudayaan Hindu di India.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang proses perkembangan
agama dan kebudayaan Hindu di India.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang proses perkembangan
agama dan kebudayaan Hindu di India.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang proses perkembangan agama dan kebudayaan Hindu di
India.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang
proses perkembangan agama dan kebudayaan Hindu di India

2. Agama Buddha
Agama Buddha diajarkan oleh Sidartha, putra Raja Sudodhana dari Kerajaan
Kapilawastu. Sidharta berarti orang yang mencapai tujuannya. Ia juga disebut Buddha Gautama
yang berarti orang yang menerima Bodhi, atau disebut Cakyamuni yang berarti orang bijak dari
keturunan suku bangsa Cakya.
Peristiwa kelahiran, menerima penerangan agung, dan kematiannya terjadi pada tanggal
yang bersamaan, yaitu waktu bulan purnama dalam bulan Mei. Ketiga peristiwa tersebut
dirayakan oleh umat Buddha sebagai hari Waisak, sedangkan pada keempat tempat suci itu
diberi tanda oleh Kaisar Ashoka berupa tiang-tiang (lebih dikenal sebagai tugu Ashoka). Sebagai
lambang kelahiran Buddha berupa bunga Seroja, pohon Pippala atau Bodhi sebagai lambang
mulai memberikan ajaran, dan stupa sebagai lambang kematiannya.
Dengan demikian, ajaran agama Buddha tidak terlalu jauh berbeda dengan ajaran agama
Hindu. Namun demikian, ajaran agama Buddha memiliki beberapa ajaran baru seperti tidak
dibenarkan mengadakan korban dan tidak dibenarkan mengenal tingkatan atau kasta dalam
masyarakat.
Seorang yang mau masuk agama Buddha diwajibkan mengucapkan Tridharma, yang
berarti tiga kewajiban, yaitu:

201
 Saya mencari perlindungan pada Buddha
 Saya mencari perlindungan pada Dharma
 Saya mencari perlindungan pada Sanggha

Buddha adalah Sidharta yang telah dianggap sebagai dewa. Dharma adalah kewajiban
yang harus ditaati oleh umat Buddha dan Sanggha adalah merupakan triatna yang berarti tiga
mutiara.
Dalam perkembangan selanjutnya, agama Buddha mengalami perpecahan karena masing-
masing mempunyai pandangan atau aliran sendiri. Agama Buddha terpecah menjadi aliran
Hinayana dan Mahayana.Hinayana berarti kendaraan kecil. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-
tiap orang wajib berusaha sendiri untuk mencapai nirwana. Ajarannya lebih mendekati ajaran
yang pernah diajarkan Sang Buddha. Agama Buddha beraliran Hinayana memiliki pengikut pada
daerah-daerah seperti Srilangka, Myanmar, Thailand. Sedangkan Mahayana berarti kendaraan
besar. Aliran ini berpendapat bahwa sebaiknya manusia berusaha bersama atau membantu orang
lain dalam mencapai nirwana. Ajarannya merupakan hasil perkembangan atau kelanjutan dari
Sang Buddha. Pengikut atau pemeluk agama Buddha beraliran Mahayana banyak terdapat di
daerah Indonesia, Jepang, Cina, Tibet.
Agama Buddha pernah berpengaruh besar di India, yaitu pada zaman pemerintahan Raja
Ashoka, bahkan menjadi agama negara. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya di India,
pengikut agama Buddha semakin berkurang. Hal ini disebabkan, pertama, setelah Kaisar Ashoka
meninggal (237 SM), tidak ada lagi raja-raja yang mau melindungi dan mengembangkan agama
Buddha di India. Kedua, agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya,
sehingga pengikut-pengikutnya banyak yang kembali.
KEGIATAN SISWA 5.2
Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang proses perkembangan agama
Buddha di India.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang proses
perkembangan agama Buddha di India.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang proses perkembangan agama
Buddha di India.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan

202
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang proses perkembangan agama
Buddha di India.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang proses perkembangan agama
Buddha di India.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang proses perkembangan agama Buddha di India.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang proses
perkembangan agama Buddha di India.

3. Kebudayaan
Kebudayaan masyarakat India terus mengalami perkembangan dan banyak mengalami
kemajuan, terutama pada bidang kesenian, seperti seni pahat dan seni patung. Kuil-kuil yang
megah dan indah dibangun pada kota-kota penting di India. Kesusasteraan mengalami masa-
masa yang cukup gemilang, baik dalam kesusasteraan Hindu maupun Budha.
Peradaban India, khususnya lembah sungai Gangga menghasilkan dua agama besar, yaitu
agama Hindu dan Buddha. Kitab-kitab sucinya adalah Weda (agama Hindu) dan Tripitaka
(agama Buddha), kedua kitab suci itu merupakan hasil karya sastra yang banyak dibaca oleh para
penganutnya.
Di samping itu, juga terdapat kitab Brahmana dan kitab Upanisad. Kitab Brahmana dan
kitab Upanisad merupakan kitab agama yang mempunyai nilai sastra yang tinggi. Selain itu,
terdapat juga kitab-kitab yang berisi cerita-cerita tentang kepahlawanan atau wiracarita (epos).
Wiracarita atau epos ini berisi ajaran-ajaran tentang moral kepada bangsa Hindu, serta memiliki
nilai sastra yang tinggi. Di antaranya yang terkenal adalah epos Mahabhrata dan Ramayana.

B. TEORI MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA SERTA KEBUDAYAAN


HINDU-BUDDHA DI INDONESIA
Sejak permukaan abad pertama tarikh masehi, Indonesia telah menjalin hubungan
perdagangan dengan negara-negara lain. Dengan letak geografisnya yang sangat strategis
memungkinkan Indonesia dapat berhubungan dengan negara lain terutama dalam bidang
perdagangan. Begitu pula Indonesia telah mengadakan hubungan dagang dengan India.

203
1. Jalur Perdagangan India-Cina melalui Indonesia
Wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau besar dan kecil, yang dihubungkan oleh selat
dan laut menyebabkan sarana pelayaran merupakan lalu lintas utama yang menghubungkan
antara pulau yang satu dan pulau yang lain. Pelayaran ini dilakukan dalam rangka mendorong
aktivitas perdagangan, mengingat setiap daerah tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya. Pelayaran perdagangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia bukan hanya dalam
wilayah Indonesia saja, tetapi telah jauh sampai keluar wilayah Indonesia.
Pelayaran dan perdagangan di Asia semakin ramai setelah ditemukan jalan melalui laut
antara Romawi dan Cina. Rute jalur laut yang dilalui dalam hubungan dagang Romawi dengan
Cina telah mendorong munculnya hubungan dagang pada daerah-daerah yang dilalui, termasuk
wilayah Indonesia. Mengingat posisi Indonesia yang strategis di tengah-tengah jalur hubungan
dagang Cina dengan Romawi, maka terjadilah hubungan dagang antara Indonesia dan Cina
beserta India.

KEGIATAN SISWA 5.3


Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang pranan jalur perdagangan antara
India dengan China dalamperkembangan agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang pranan jalur
perdagangan antara India dengan China dalamperkembangan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang pranan jalur perdagangan antara
India dengan China dalamperkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang pranan jalur perdagangan antara
India dengan China dalamperkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang pranan jalur perdagangan
antara India dengan China dalamperkembangan agama dan kebudayaan Hindu-

204
Buddha di Indonesia.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang pranan jalur perdagangan antara India dengan China
dalamperkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang pranan
jalur perdagangan antara India dengan China dalamperkembangan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

2. Penyebaran Agama Hindu-Budha ke Indonesia


Berdasarkan hubungan perdagangan tersebut, maka di berbagai wilayah Indonesia
berkembang kebudayaan-kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang. Namun dalam
perkembangan berikutnya, ternyata kebudayaan India lebih dominan berkembang di Indonesia
dan dapat mempengaruhi tata kehidupan masyarakat Indonesia dalam segala bidang.Melalui
hubungan perdagangan antara Indonesia dan India, lambat laun agama Hindu dan Budbha masuk
dan tersebar di Indonesia serta dianut oleh raja-raja dan para bangsawan. Dari lingkungan raja
dan bangsawan itulah agama Hindu-Buddha tersebar ke lingkungan rakyat biasa.

Penyiaran Agama Budha di Indonesia


Penyiaran agama Buddha di Indonesia lebih awal dari agama Hindu. Dalam
penyebarannya agama Buddha mengenal adanya misi penyiaran agama yang disebut
Dharmadhuta. Tersiarnya agama Buddha di Indonesia diperkirakan sejak abad ke-2 Masehi,
dibuktikan dengan penemuan patung Budha dari Perunggu di Jember dan Sulawesi Selatan.
Patung-patung itu berlanggam Amarawati. Namun, belum diketahui siapa pembawanya dari
India Selatan ke Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan patung Buddha dari batu di
Palembang.Agama Buddha yang tersebar di Indonesia beraliran Buddha Mahayana.
Perkembangannya terutama pada Kerajaan Syailendra dan Kerajaan Sriwijaya.

Penyiaran Agama Hindu di Indonesia


Proses masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang, baik pedagang
India yang datang ke Indonesia maupun pedagang Indonesia yang berlayar ke India dan
selanjutnya menyebarkan agama Hindu ke Indonesia. Akan tetapi, di lain pihak terdapat
beberapa teori yang berbeda tentang penyebaran agama Hindu ke Indonesia. Pendapat atau teori
tersebut di antaranya:

205
 Teori Sudra, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-
orang India yang berkasta sudra, karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan.
 Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu Indonesia dibawa oleh orang-
orang India berkasta waisya, karena mereka terdiri atas para pedagang yang datang dan
kemudian menetap di Indonesia. Bahkan banyak di antara pedagang itu yang kawin dengan
wanita Indonesia.
 Teori Kesatria, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oelh
orang-orang India berkasta Ksatria. Hal ini disebabkan terjadi kekacauan politik di India,
sehingga para ksatria yang melarikan diri ke Indonesia. Mereka lalu mendirikan kerajaan-
kerajaan dan menyebarkan agama Hindu.
 Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu dilakukan oleh kaum
Brahmana. Kedatangan mereka ke Indonesia untuk memenuhi undangan kepala suku yang
tertarik dengan agama Hindu. Kaum Brahmana yang datang ke Indonesia inilah yang
mengajarkan agama Hindu kepada masyarakat Indonesia.

KEGIATAN SISWA 5.4


Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang proses penyebaran agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang proses
penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang proses penyebaran agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang proses penyebaran agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang proses penyebaran agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke
Indonesia.

206
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang proses
penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.

Dari kekempat teori tersebut, hanya teori Brahmana yang dianggap sesuai dengan bukti-
bukti yang ada. Bukti-bukti tersebut di antaranya:
 Agama Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli
kaum Brahmana, sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan
agama Hindu.
 Prasasti Indonesia yang pertama berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu
hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi, hanya kaum Brahmana-lah
yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.

Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia


Terlepas dari berbagai macam teori yang muncul tentang penyebaran agama Hindu ke
Indonesia, tidak semua pengaruh tersebut dihiraukan oleh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia
menerima pengaruh itu secara selektif yaitu disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan Hindu yang masuk ke Indonesia diindonesiakan,
sehingga lambat laun kebudayaan itu menjadi milik bangsa Indonesia.
Tersebarnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia berpengaruh luas dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh-pengaruh itu tampak antara lain sebagai berikut.
Kepercayaan Masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia, menjadi babak baru
dalam kehidupan kepercayaan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia mulai menganut
agama-agama tersebut walau tidak meninggalkan kepercayaan aslinya, seperti pemujaan
terhadap roh nenek moyang.
Pemerintahan Masuk dn berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia sangat besar
pengaruhnya dalam bidang pemerintahan. Bangsa Indonesia mulai mengenal sistem
pemerintahan kerajaan dan mulai meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku. Dalam
sistem pemerintahan kerajaan, seorang raja memerintah secara turun-temurun.
Sosial Dalam bidang sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tata kehidupan sosial masyarakat.
Misalnya dalam masyarkat Hindu diperkenalkan adanya sistem kasta.
Ekonomi Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besar pengaruhnya dan tidak begitu banyak
terjadi perubahan, karena masyarakat Indonesia telah mengenal aktivitas perekonomian
melalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha.

207
Kebudayaan Berkembangnya kebudayaan Hindu-Buddha sangat besar pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh kebudayaan itu terlihat dari hasil-hasil
kebudayaan seperti bangunan candi, seni sastra berupa cerita-cerita Mahabarata dan
Ramayana. Pengaruh lainnya adalah sistem tulisan. Kebudayaan Hindu-Budha sangat
berperan dalam memperkenalkan sistem tulisan pada masyarakat Indonesia.

3. Akulturasi Budaya Hindu-Budha dan Budaya Lokal Indonesia


Akulturasiadalah perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang langsung bertemu
secara damai dan serasi. Kedua unsur kebudayaan yang bertemu hidup berdampingan dan saling
isi-mengisi. Contohnya perpaduan antara kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Indonesia,
di mana perpaduan antara dua kebudayaan itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua
kebudayaan tersebut.
Jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu, masyarakat Indonesia telah memiliki
kebudayaan yang cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke
Indonesia telah membawa berbagai bentuk perubahan dalam segala aspek kehidupan masyarakat
Indonesia. Unsur-unsur kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia diterima dan
diolah serta disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diteriam
begitu saja. Hal ini disebabkan, pertama, masyarakat Indonesia memiliki dasar-dasar
kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah
perbendaharaan kebudayaan Indonesia. Kedua, bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut
dengan istilah local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur
kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia.
Seni Bangunan Munculnya budaya Hindu-Buddha (India) di Indonesia sangat besar
pengaruhnya terhadap seni bangunan, terutama pada bhangunan candi. Candi Hindu
maupun Budha yang ditemukan di Indonesia pada dasarnya merupakan akulturasi. Dasar
bangunan candi itu merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia dari zaman
Megalitikum, yaitu dari bangunan punden berundak-undak. Punden berundak-undak ini
mendapat pengaruh Hindu-Buddha sehingga menjadi wujud sebuah candi, seperti Candi
Borobudur.
Seni Rupa/Seni Lukis Unsur seni rupa atau seni lukis Indiatelah masuk ke Indonesia. Hal ini
terbukti dengan telah ditemukannya patung Buddha berlanggam Amarawati ditemukan di
Sikendeng (Sulawesi Selatan). Pada candi Borobudur tampak adanya seni rupa India,

208
dengan ditemukannya relief-relief ceritera Sang Budha Gautama. Relief pada candi
Borobudur pada umumnya lebih menunjukkan suasana alam Indonesia, terlihat dengan
adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat
hiasan perahu bercadik. Lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena lukisan
seperti itu tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang terdapat di India. Juga relief pada
candi Prambanan yang memuat cerita Ramayana.

KEGIATAN SISWA 5.5


Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang terjadinya akulturasi budaya
Hindu-Buddha dengan budaya asli Indonesia.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang terjadinya
akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan budaya asli Indonesia.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang terjadinya akulturasi budaya
Hindu-Buddha dengan budaya asli Indonesia.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang terjadinya akulturasi budaya
Hindu-Buddha dengan budaya asli Indonesia.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang terjadinya akulturasi budaya
Hindu-Buddha dengan budaya asli Indonesia.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang terjadinya akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan budaya asli
Indonesia.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang
terjadinya akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan budaya asli Indonesia.

Seni Sastra Seni sastra India turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa
Sansekerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia. Prasasti-
prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, seperti yang ditemukan

209
di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dengan
bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Dalam perkembangan bahasa Indonesia dewasa ini,
pengaruh bahasa Sansekerta sangat dominan terutama dalam istilah-istilah pemerintah.
Juga kitab-kitab kuno di Indonesia banyak yang mempergunakan bahasa Sansekerta.
Kalender Wujud akulturasi kebudayaan Hindu dalam kehidupan masyarakat Indonesia adalah
adopsinya sistem kalender atau penanggalan India. Sistem kalender yang menggunakan
tahun Saka telah dipakai dalam sistem penanggalan. Di samping itu, juga ditemukan
Candra Sangkala (konogram) dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau
kalender Saka.
Kepercayaan / Filsafat Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia, bangsa
Indonesia telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek
moyang. Kepercayaan itu bersifat animisme dan dinamisme. Kemudian, masuknya
pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia mengakibatkan terjadinya akulturasi. Masuk dan
berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia mengakibatkan terjadinya
percampuran antara kedua kepercayaan itu, namun tidak meninggalkan kepercayaan asli
Indonesia, terutama dilihat dari segi pemujaan terhadap nenek moyang dan pemujaan
terhadap dewa-dewa alam.
Pemerintahan Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia, bangsa Indonesia
telah mengenal sistem pemerintahan seorang kepala suku berlangsung secara demokratis,
di mana salah seorang kepala suku merupakan pimpinan yang dipilih dari kelompok
sukunya, karena memiliki kelebihan dari anggota suku yang lain. Akan tetapi, setelah
masuknya pengaruh Hindu-Buddha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem
pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang
kepala suku, melainkan seorang raja yang memerintah atas wilayah kerajaannya secara
turun-temurun. (bukan lagi ditentukan oleh kemampuan, melainkan keturunan).

C. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DAN JARINGAN INTELEKTUAL


1. Perkembangan Pendidikan
Sejak munculnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, unsur-unsur budayanya dapat
mempengaruhi budaya Indonesia. Namun budaya Indonesia tidak kehilangan kepribadiannya.
Dalam perkembangannya, di tengah-tengah jaringan pengaruh Hindu-Buddha, budaya Indonesia
mengalami perubahan yang tiodak sedikit, bahkan mencapai kemajuan-kemajuan yang luar
biasa.
Pada awalnya, pengaruh Hindu-Buddha masuk ke wilayah Indonesia melalui hubungan
perdagangan.Dalam hubungan dagang tersebuyt diikuti oleh para pendeta yang bermaksud

210
menyebarkan agama dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada masyarakat
Indonesia.Tetapi pada masa-masa selanjutnya, masyarakat Indonesia sendiri ikut memegang
peranan penting dalam masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia.Masyarakat Indonesia
telah memiliki cukup pengetahuan yang diperoleh dari hasil pendidikan yang dilekukan oleh para
pendeta Hindu-Buddha tersebut.Kemudian diantara mereka banyak yang pergi ke tempat asal
gurunya untuk melakukan ziarah atau menambah ilmu pengetahuannya.
Sekembalinya mereka dari tempat asal gurunya itu dan berbekal pengatahuan yang
cukup, mereka ikut ambil bagian di dalam menyebarluaskan ajaran agama Hindu-Buddha dengan
mempergunakan bahasa sendiri.Sehingga ajaran-ajaran yang mereka sebarluaskanj itu dengan
mudah diterima oleh masyarakat di daerah asalnya. Dengan demikian, proses masuknya budaya
Hindu-Buddha pada masyarakat Indonesia dapat lebih mudah dan lebih cepat berkembang.
Budaya Hindu-Buddha berpengaruh dalam bidang pendidikan dan pembentukkan
jaringan intelektual. Kaum Brahmana yang datang ke Indonesia memberikan pendidikan dan
mengajarkan ajaran-ajaran agama Hindu kepada masyarkat yang berada di daerah-daerah di
Indonesia dengan membuka tempat-tempat pendidikan. Tempat pendidikan ini lebih dikenal
dengan sebutan pasraman.
Pada pasraman-pasraman itu masyarakat Indonesia mendapatkan berbagai macam
pengetahuan yang diajarkan oleh para Brahmana. Dengan demikian, muncul tokoh-tokoh
masyarakat Hindu yang telah memiliki pengetahuan yang tinggi dan menghasilkan karya sastra
yang terkenal hingga kini. Tokoh-tokoh terkemuka dari kerajaan Kediri diantaranya Empou
Sedah dan Empu Panuluh dengan karya sastranya yang terkenal berjudul Bharatayudha, Empu
Kanwa dengan hasil karya sastranya berjudul Arjuna Wiwaha, Empu Panuluh dengan karya
sastranya berjudul Hariwangsa, Empu Dharmaja dengan karya sastranya berjudul Wrtta Sancaya.
Sedangkan tokoh-tokoh terkemuka dari zaman kerajaan Majapahit seperti Mpu Prapanca dengan
hasil karyanya Kitab Negara Kertagama, Mpu Tantular menulis kitab Sutasoma dan Arjuna
Wiwaha, serta hasil karya sastra lainnya yang tidak diketahui dengan jelas siapa pengarangnya.
Begitu pula dengan perkembangan budaya Hindu-Buddha yang sangat besar peranannya
di dalam perkembangan pendidikan dan pembentukkan jaringan intelektual. Dalam
perkembangan agama Buddha di Indonesia, masalah pendidikan menjadi perhatian khusus bagi
kerajaan-kerajaan yang beragama Buddha dan bahkan telah memiliki guru-guru besar agama
Buddha. Hal ini dapat diketahui melalui berita I-Tsing (dari China) yang menyatakan bahwa
seorang pendeta bernama Hui Ning bersama dengan pembantunya yang bernama Yun Ki dating
ke kerajaan Holing tahun 664/665 M. Kedatangan di kerajaan Holing itu bertujuan untukj
memperdalam ajaran agama Buddha. Hui Ning dibantu oleh Jnanabhadra (Guru Besar agama

211
Buddha di Kerajaan Holing) menterjemahkan kitab suci agama Buddha yang berjudukl
Parinirvana bagian terakhir yaitu tentang pembakaran jenazah Sang Buddha.
Di Kerajaan Sriwijaya juga terdapat guru besar agama Buddha yang bernama
Dharmakirti, Sakyakirti dan Dharmapala. Dengan terdapatnya guru besar agama Buddha
membuktikan bahwa perkembangan pendidikan di kerajaan Sriwijaya berlangsung sangat pesat.
Juga pada prasasti Nalanda yanhg dibangun atas perintah dari Raja Balaputra Dewa. Raja
Balaputra Dewa menyatakan bahwa pembangunan asrama diperuntukkan kepada para pelajar
dan mahasiswa dari kerajaan Sriwijayta yang menuntut ilmu di kerajaan Benggala (India).
Dengan demikian, pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia telah membawa bangsa
Indonesia ke arah kemajuan yang sasngat besar artinya bagi perkembangan bangsa Indonesia
pada masa selanjutnya.

KEGIATAN SISWA 5.6


Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang perkembangan pendidikan setelah
masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan: Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang perkembangan
pendidikan setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang perkembangan pendidikan setelah
masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang perkembangan pendidikan
setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang perkembangan pendidikan
setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang perkembangan pendidikan setelah masuk dan berkembangnya
pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang

212
perkembangan pendidikan setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-
Buddha di Indonesia.

2. Perkembangan Kesenian
Berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di wilayah Indonesia sangat besar peranannya
di dalam perkembangan kebudayaan masyarakat Indonesia, khusus di bidang
kesenian.Munculnya kesenian India di Indonesia, telah memnberikan warna tersendiri bagi
perkembangan kesenian Indonesia pada masa selanjutnya.Namun, kesenian India yang
berkembang di Indonesia, tidak meninggalkan kesenian yangtelah dimiliki oleh masyarakat
Indonesia sejak masa lampaunya.Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat
jelas pada bidang-bidang seperti seni bangunan, seni rupa atau seni lukis dan juga seni sastra.
Seni bangunan Indonesia yang mendapat mengaruh India atau pengaruh Hindu-Buddha
terlihat dengan jelas pada bangunan candi.Candi ini merupakan perpaduan antara kebudayaan
asli Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Buddha, karewna dasar pembangunan candi telah
berkembang di wilayah Indonesia sejak masa prasejarah yaitu derngan penemuan bangunan-
bangunan yang berasal dari masa megalitikum.
Seni rupa atau seni lukis, juga telah berkembang di wilayah Indonesia sebelum
munculnya pengaruh Hindu-Buddha.Sehingga pengaruh Hindu-Buddha dalam bidang seni rupa
atau seni lukis terlihat dengan jelas pada dinding bangunan candi seperti seni rupa atau seni lukis
yang terdapat pada Candi Borobudur maup0un candi Prambanan.
Seni sastra berkembangan dengan pesat di wilayah Indonesia, bahkan seni sastra India
berhasil memberikan corak penulisan hasil karya sastra di Indonesia.Karya sastra bangsa
Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat pada masa kekuasaan kerajaan Kediri
dan kerajaan Majapahit.

KEGIATAN SISWA 5.7


Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang perkembangan kesenian bangsa
Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang perkembangan
kesenian bangsa Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh
Hindu-Buddha di Indonesia.

213
Langkah-langkah kegiatan siswa :
Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang perkembangan kesenian bangsa
Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang perkembangan kesenian bangsa
Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang perkembangan kesenian
bangsa Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang perkembangan kesenian bangsa Indonesia setelah masuk dan
berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang
perkembangan kesenian bangsa Indonesia setelah masuk dan berkembangnya
pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.

3. Perkembangan Teknologi
Kemajuan dan perkembangan treknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan
social dan budaya masyarakat.Sebagaimana telah diketahui bahwa kebudayaan itu telah
dimunculkan oleh unsur-unsur budi manusia yaitu pikiran perasaan, kehendak atau cipta, rasa,
karsa.Dengan daya piker atau cipta, manusia selalu mengalami kemajuan dan perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebelum munculnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, masyarakat Indonesia telah
memiliki pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Hal ini dibuktikan melalui berbagai bentuk
peninggalan benda-benda kebudayaan dari masyarakat, baik dariu zaman batu maup0un dari
zaman logam.
Pada zaman batu, masyarakat Indonesia telah dapat membuat benda-benda kebudayaan
yang terbuat dari batu.Benda-benda kebudayaan dariu batu yang berhasil ditemukan oleh
masyarakat Indonesia pada masa kini memiliki nilai budaya yang sangat tinggi, bahkan benda-

214
benda kebudayaan itu telah dapat menunjukkan bahwa pada zaman batu manusia telah memiliki
pengetahuan dan teknologi yang tinggi.Hal ini disebabkan karena bahan dasar dari benda-benda
kebudayaan batu itupun didatangkan dari daerah lainnya.Sedangkan pada zaman logam,
masyarakat Indonesia telah dapat meninggalkan kebudayaan yang berasal dari perunggu dengan
teknik pembuatannya sudah sangat tinggi pada masa itu.Teknik yang digunakan untuk membuat
benda-benda dari perunggu itu seperti teknik a cire perdue, bivalve dan lain
sebagainya.Disamping itu, pada zaman batu manusia telah dapat menbuat bangunan-bangunan
suci sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.Bangunan suci itu dibuat dalam
bentuk bertingkat-tingkat yang disebut dengan punden berundak-undak.
Namun, setelah mendapat pengaruh Hindu-Buddha, pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia terus berkembang.Hal mini mengakibatkan terjadinya perpaduan
diantara pengetahuan dan teknologi dari India dengan pengetahuan dan teknologi dari
masyarakat Indonesia.Perpadfuan teknologi itu jelas terlihat dalam pembuatan bangunan candi,
seperti Candi Borobudur.Disamping itu, terlihat juga dalam penulisan prasasti-prasasti pada
batu-batu besar. Penulisan prasasti pada batu-batu besar itu, hendaknya memiliki keahlian berupa
pengetahuan dan teknik penulisan yang tinggi, seperti tulisan prasasti pada Kerajaan Kutai di
Kalimantan Timur, Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, riwijaya di Sumatera Selatan dan
kerajaan-kerajaan lainnya yang berkembang pada masa berikutnya.
Dengan demikian, sejak sebelum munculnya pengaruhy Hindu-Buddha di wilayah
Indonesia, masyarakat Indonesia telah memiliki pengetahuan dan teknologi yang
tinggi.Pengenalan dan pengetahuan teknologi yang tinggi ini dilakukan secara turun-temurun
atau dariu satu generasi ke generasi berikutnya, serta terus mengalami peningkatan sesuai dengan
kebutuhan atau perkembangan zaman kehidupoannya.

KEGIATAN SISWA 5.8


Judul Kegiatan: Mengidentifikasi atau menganalisis tentang perkembangan teknologi bangsa
Indonesia setelah masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan: Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang perkembangan
kesenian bangsa Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh
Hindu-Buddha di Indonesia.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang perkembangan kesenian bangsa

215
Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang perkembangan kesenian bangsa
Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang perkembangan kesenian
bangsa Indonesia setelah masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang perkembangan kesenian bangsa Indonesia setelah masuk dan
berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang
perkembangan kesenian bangsa Indonesia setelah masuk dan berkembangnya
pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.

D. KEHIDUPAN SOSIAL, POLITIK, EKONOMI DAN BUDAYA INDONESIA PADA


MASA KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDDHA
1. Sistem dan Struktur Sosial Masyarakat
a. Masa Kerajaan-kerajaan Hindu
Masuk dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia, mempengaruhi seluruh sector
kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk sistem dan struktur sosial masyarakatnya. Pengaruh
itu dapat dilihat melalui penerapan sistem kasta pada masyarakat Indonesia.
Kasta merupakan sistem pengelompokkan masyarakat melalui tingkatan-tingkatan
kehidupan masyarakatnya yang berlaku secara turun-temurun. Tetapi ppenggunaan kasta dalam
masyaarakat Hindu Indonesia dengan masyarakat Hindu India memiliki perbedaan-perbedaan
yang sangat mendasar.Kasta dalam masyarakat Hindu India digunakan untuk membedakan status
sosial antara bangsa Aria dan bangsa Dravida.Sedangkan kasta dalam masyarakat Indonesia
digunakan untuk menunjukkan status sosial dalam masyarakat, karena kasta dalam masyarakat
Indonesia dipergunakan oleh bangsa Indonesia sendiri.
FUNGSI KASTA
Fungsi kasta dalam masyarakat Indonesia dengan masyarakat India adalah sama, yaitu :

216
1. Kasta Brahmana : kasta ini merupakan kasta tertinggi dalam sruktur sosial masyarakat
Hindu. Kasta Brahmana bertugas menjalankan upacara-upacara keagamaan dan sering
dikenal sebagai kasta penghubung antara umat manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Kasta Brahmana berkewajiban memberikan petunjuk kepada masyarakat serta dapat
memberikan nasehat-nasehat kepada para raja maupun kaum bangsawan.
2. Kasta Kesatria : kasta ini merupakan kasta dari golongan raja sampai kepada prajurit. Kasta
Kesatria dari golongan raja bertugas untuk memerintah rakyar dari kerajaannya. Mererka
berkewajiban menjaga ketentraman dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya,
bukan sebaliknya melakukan penindasan dan pemerasan. Dengan demikian, kasta Kesatria
bertugas melindungi dan mengayomi masyarakatnya, sehingga kasta Kesatria atau raja
sangat dihormati oleh rakyatnya. Lebih jauh lagi, raja dimanifestaasikan sebagai keturunan
para dewa yang memerintah atas kerajaannya itu.
3. Kasta Waysia :kasta ini termasuk kasta dari orang kebanyakan atau masyarakat umum. Kasta
ini terdiri dari golongan petani dan pedagang. Para petani bercocok tanam dan meningkatkan
hasil produksi pertaniannya agar tidak terjadi kekurangan pangan. Sedangkan para pedagang
aktif di dalam memperjual-berlikan hasil-hasil produksi dari masyarakat bersangkutan.
4. Kasta Sudra :kasta ini memiliki kedudukan paling rendah. Kasta ini tidak memiliki harta
kekayaan yang dapat dihandalkan untuk menopang kehidupannya. Mereka hanya memiliki
tenaga sebagai modal utama untuk menyambung kehidupannya.

Disamping keempat kasta itu, masih ada golongan masyarakat yang tidak diterima atau tidak
dapat menyesuaikan diri dalam kasta-kasta tersebut. Golongan masyarakat itu dikenal dengan
golongan Paria.

b. Masa Kerajaan-kerajaan Buddha


Sistem dan struktur sosial masyarakat Indonesia yang mendapat pengaruh Buddha tidak
sama dengan masyarakat yang mendapat pengaruh Hindu. Pada masyarakat yang mendapat
pengaruh Buddha, status sosial tidak diperoleh melalui keturunan atau kasta, tetapi diperoleh
melalui berbagai usaha. Sehingga pada masyarakat yang mendapat pengaruh Buddha terdapat
kelompok-kelompok dalam masyarakatnya seperti :
- Kelompok masyarakat Bhiksu dan Bhiksuni ; kelompok masyarakat ini tinggal di dalam
wihara dan mereka telah berhasil meninggalkan masalah-masalah keduniawian. Bahkan
setiap umat Buddha dapat menjadi Bhiksu dan Bhiksuni.
- Kelompok masyarakat umum ;kelompok masyarakat ini merupakan kelompok
masyarakat yang masih terpengaruh oleh unsur-unsur keduniawian. Mereka masih

217
diliputi oleh hawa nafsu dan keserakahan untuk memiliki sesuatu yang dipandang dapat
membuat kehidupannya lebih layak di mata orang lain. Namun dari kelompok
masyarakat umum ini juga dapat menjadi bhiksu maupun bhiksuni setelah munculnya
kesadaran untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta serta meninggalkan hal-hal
yang bersifat keduniawian.

Sistem dan struktur masyarakat Indonesia yang mendapat pengaruh Buddha berkembang
pada kerajaan-kerajaan seperti kerajaan Holing atau Kalingga, kerajaan Sriwijaya, kerajaan
Syailendra.

KEGIATAN SISWA 5.9


Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang perkembangan system dan struktur
sosial masyarakat Indonesia pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan: Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang perkembangan
system dan struktur sosial masyarakat Indonesia pada masa perkembangan
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang perkembangan system dan
struktur sosial masyarakat Indonesia pada masa perkembangan kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang perkembangan system dan
struktur sosial masyarakat Indonesia pada masa perkembangan kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang perkembangan system dan
struktur sosial masyarakat Indonesia pada masa perkembangan kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang perkembangan system dan struktur sosial masyarakat
Indonesia pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

218
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang
perkembangan system dan struktur sosial masyarakat Indonesia pada masa
perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

2. Struktur Birokrasi Kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Berbagai Daerah Indonesia


Struktur birokrasi kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai wilayah Indonesia tidak
sama, karena dipengaruhi oleh factor lingkungan dan tradisi masyarakatnya. Sebagai contoh
dibahas struktur birokrasi dari beberapa kerajaanb yang mendapat pengaruh Hindu-Buddha di
bawah ini.
a. Struktur Birokrasi Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang pernah membawa nama harum
bangsa Indonesia hingga jauh ke luar wilayah Indonesia.Sebagai sebuah kerajaan maritim, maka
sasaran dalam perluasan wilayah kekuasaannya lebih banyak tertuju untuk menguasai daerah-
daerah lautan maupun jalur dan pusat-pusat perdagangan yang sangat strategis pada masa itu.
Penguasaan terhadap jalur dan pusat-pusat perdagangan oleh kerajaan Sriwijaya
merupakan hal yang penting, karena dengan mernguasai jalur dan pusat-pusat perdagangan itu,
kerajaan Sriwijaya akan bdapat menambah pendapatan kerajaannya. Dari pendapatan itu,
kerajaan Sriwijaya dapat membangun angkatan perang yang kuat untuk menjaga keamanan dan
ketentraman kerajaan.
Dalam beberapa prasasti disebutkan tentangpelaksanaan suatu keputusan raja yang
lengkap dengan perincian hadiah atau sanksi yang dapat diterima dalam suatu peristiwa.Selain
itu ditemukan prasasti-prasasti yang mencatat masdalah-masalah penyelesaian hukum sengketa
antar warga.Hal yang lebih menarik lagi dari kerajaan bahwa sebagian prasti memuat tentang
ancaman-ancaman atauy kutukan-kutukan yang ditujukan kepada keluarga raja itu
sendiri.Walaupun kedengarannya aneh sekali, namun ada pendapat yang menganggap bahwa hal
itu sangat mungkin terjadi, karena keluarga-keluarga raja yang menjadi ancaman itu,
kekuasaannya berada di luar pengawasan langsung dari raja yang sedang berkuasa.
Ancaman dan kutukan itu diberikan kepada putra-putra raja yang memperoleh kekuasaan
di daerah-daerah.Sikap keras itu bertujuan untuk melakukan pengawasan langsung kewpada
daerah-daerah serta bertindak tegas kepada daerah-daerah yang tidak setia.Walaupun menguasa
daerah itu adalah putra dari raja itu sendiri.
Dengan demikian, struktur birokrasi yang diterapkan oleh karajaan Sriwijaya bersifat
langsung, karena raja memegang peranan penting dalam pengawasan terhadap tempat-tempat

219
yang dianggap strategis.Raja dapat memberikan penghargaan terhadap penguasa daerah yang
setiadan sebaliknya dapat menjatuhi hukuman terhadap penguasan daerah yang tidak setia.

b. Struktur Birokrasi Kerajaan Mataram Hindu


Sejak zaman kerajaan Mataram Hindu, tidak berhasil ditemukan satu naskahpun tentang
teori ketatanegaraan yang sampai kepada kita.Walaupun demikian, ada beberapas petunjuk
mengenai konsepsi yang melandasi struktur birokrasi kerajaan Mataram Hindu.Di dalam prasasti
Canggal disebutkan tentang keberadaan raja Sanjaya yang berhasil menaklukkan kerajaan-
kerajaan di sekitarnya.
Struktur birokrasi kerajaan Mataram Hindu terdiri dari daerah pusat kerajaan dan daerah
watak.Daerah pusat kerajaan atau ibukota dengan istana raja sebagai tempat tinggal raja, putra
raja, kaum kerabat dekat raja, para pejabat tinggi kerajaan dan para abdi dalem (hamba
sahaya).Sedangkan daerah watak merupakan daerah yang dikuasai oleh para rakai atau pamgat
yang berkedudukan sebagai pejabat tinggi kerajaan da nada yang berkedudukan sebagai kepala
daerah secara turun-temurun.
Melalui berita prasasti yang berasal dari zaman kerajaan Mataram Hindu ditemukan
sekitar 100 daerah watak.Setiap daerah watak mencakup sejumlah desa.Namun sangat
disayangkan gambarannya belum jelas hingga sekarang, karena tidak semua desa di dalam suatu
wilayah watak berperan dalam suatu peristiwa yang diperingatinya, seperti yang tercantum di
dalam prasastinya.Misalnya ;wanua I pangumulan watakpuluwatu yang berarti desa
penggumulan termasuk wilayah Sang Pamgat Puluwatu (Prasasti Penggumulan tahun 902 M).
Pamgat Puluwatu itu bukan seorang pejabat kerajaan , tetapi seorang penguasa daerah. Dan pada
kenyataannya tidak semua daerah watak menggunakan gelar rakai dan pamgat yang tidak
berkuasa atas daerah watak. Oleh karena itu, harus diakui bahwa pengertian tentag daerah watak
hingga kini belum lengkap dan diketahui secara pasti.

c. Struktur Birokrasi Kerajaan Pajajaran


Sebuah naskah yanbg gerasal dari tahun 1518 yaitu Kitab SanghyangSiksakandang
Karesian, memberikan keterangan yang dapat digunakan untuk memahami perkembangan
struktur birokrasi dari kerajaan Pajajaran.Dalam struktur birokrasi pemerintahan di tingkat pusat,
kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang raja dan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari
dibantu oleh Mangkubhumi yang membawahi beberapa orang nu nangganan. Disamping itu
terdapat seorang putra mahkota yang akan menggantikan kedudukan raja, apabila raja meninggal
dunia atau mengundurkan diri dari tahta kerajaannya.

220
Untuk mengurus daerah-daerah yang luas, raja dibantu oleh beberapa raja daerah.Dalam
melaksanakan tugas sehari-hari, raja-raja daerah itu bertindak sebagai raja yang merdeka. Namun
mereka tetap mengakui raja yang bertahta di pusat kerajaan Pajajaran sebagai yang Dipertuan
pabila raja tidak mempunyai putra mahkota yang akan mewarisi tahta kerajaan, maka salah
seorang dari raja bawahan dapat dipilih untuk menggantikan kedudukan Sang Raja yang bertahta
di pusat kerajaan Pajajaran.
Sementara itu, untuk mengurus masalah-masalah perniagaan pada keenam buah
bandarnya, raja di wakili oleh seorang Syahbandar yang bertindak untuk dan atas nama Raja
Pajajaran pada masing-masing daerah yang dikuasainya. Disamping itu, kitab-kitab cerita yang
mengisahkanseorang putra Raja Pajajaran melakukan pengembaraan. Dalam pengembaraannya
itu, ia menaklukkan raja-raja kecil yang ditemuinya. Setelah raja-raja kecil itu tunduk, mereka
kemudian diangkat menjadi penguasa di daerahnya masing-masing dengan satu syarat bahwa
mereka harus mengakui kekuasaan tertinggi dari kerajaan Pajajaran.

d. Struktur Birokrasi Kerajaan Bali


Upaya untuk mengetahui susunan pemerintahan raja-raja di Bali pada masa lampau
mengalami banyak kesulitan.Hal ini disebabkan tidak semua raja yang pernahj memerintah
meninggalkan prasasti atau keterangan-keterangan lain yang dapat digunakan untuk menyusun
gambaran tentang pemerintahan pada masa itu. Namun pada prasasti-prasasti yang tertua antara
tahun 882 M-934 M disebutkan bahwa dalam menjalankan pemerinthannya seorang raja dibantu
oleh suatu badan penasehat raja. Disamping itu, raja dibantu oleh badan-badan seperti
Panglapuan, Somahanda, Senapati di Panglapuan, Pasamaksa dan Panglapkuan.
Semenjak masa pemerintahan raja Dharma Udayana bersama dengan permaisurinya
Gunapriyadharmapatni, badan penasehat raja diseb ut dengan Pakirakiran I Jro Makabehan.
Basdan ini beranggotakan beberapa orang Senapati dan Pendeta Siwa-Buddha/.
Menurut R. Gorris, para senapati dari kerajaan Bali pada masa lampau dapat disamakan
dengan Punggawa pada masa kerajaan Gelgel dan Klungkung (setelah Majapahit). Pada
daerahnya sendiri, para senapati ini berkuasa atas segala bidang kekuasaan dan
pemerintahan.Seorang Senapati juga berkuasa atas hukum serta mempunyai Panglapuan sendiri.
Sekitar abad ke- 9 M, para Senapati ini terdiri dari :
1) Senapati Sarbwa ; jabatan ini pernah dipegang oleh Kiha, Kumpi Adhi dan Kumpi Dyah
Sanat.
2) Senapati Dinganga ; jabatan ini pernah dipegang oleh Prajuna, Atri dan Cakra.
3) Senapati Danda ; jabatan ini pernah dipegang oleh Kumpi Maradoya.

221
Dengan demikian, dalam menjalankan penmerintahannya, raja dibantu oleh para pejabat
kerajaan yang diangkat dan diberhentikan oleh raja.Para pejabat yang menjalankan
pemerintahannya sampai ke daerah-daerah adalah wakil-wakil raja yang tunduk dan taat
terhadap perintah raja.

e. Struktur Birokrasi Kerajaan Majapahit


Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan kuno yang struktur pemerintahan dan
birokrasi kerajaannya dapat diketahui dengan lebih lengkap.Pada masa pemerintahan raja Hayam
Wuruk, kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya.Pada masa itu kerajaan Majapahit telah
memiliki susunan pemerintahan dan birokrasi yang telah teratur.
Struktur pemerintahan kerajaan Majapahit mencerminkan adanya suatu kekuasaan yang
bersifat territorial danm desentralisasi dengan birokrasi yang terperinci.Hal ini terjadi, karena
adanya pengaruih kepercayaan yang bersifat kosmologi.Berdasarkan konsepsi tersebut, seluruh
kerajaan Majapahit dianggap sebagai replica dari jagat raya dan raja Majapahit disamakan
dengan dewa tertinggi yang bersemayam di puncak Mahameru.
Raja dipandang sebagai penjelmaan dewa di dunia dan memegang otoritas politik
tertinggi serta menduduki puncak hierarki kerajaan Majapahit.Dalam menjalankan tugasnya,
seorang raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi.Para putra dan kerabat dekat raja diberikan
kedudukan tinggi dalam jabatan birokrasi kerajaan.Sebelum menjadi raja, biasanya para putra
mahkota kerajaan diberi kedudukan sebagai raja muda.Dalam menjalankan pemerintahan dan
mengambil suatu keputusan, seorang raja dibantu oleh Bhatara Saptaprabu.Bhatara Saptaprabu
merupakan suatu dewan pertimbangan kerajaan.Dewan ini bertuigas memberikan pertimbangan-
pertimbangan kepada raja dalam menjalankan peerintahannya.Anggota Saptaprabu terdiri dari
sanak saudara raja.Dewan ini pertama kali diketahui melalui prasasti Singasari (1351) yang
dikeluarkan oleh Maha Patih Gajah Mada.Disamping prasasti itu juga dapat diketahui melalui
Kidung Sundayana yang menyebut Saptaprabu dan Kitab Negara Kertagama yang menyebut
Pahom Narendra.
Perintah raja diturunkan kepada para pejabat yang disebut Rakryan Mahamantri Katrini
dan kemudian diteruskan kepada para pejabat dibawahnya yaitu Rakryan Mantri ri Pakiran-kiran,
para Dharmadhyaksa dan para Dharma Upapati. Rakryan Mahamantri Katrini dijabat oleh para
putra-putra raja dan biasanya terdiri dari tiga orang diantaranya Rakryan Mahamantri I Hino,
Rakryan Mahamantri I Halu dan Rakryan Mahamantri I Sirikan.Diantara ketiga Rakryan
Mahamantri itu, maka Rakryan Mahamantri I Hino merupakan yang tertinggi dan berhak
menggantikan kedudukan raja.

222
Selanjutnya Rakryan Mantri ri Pakira-kiran merupakan kelompok pejabat tinggi kerajaan
yang terdiri dari Rakryan Mahapatih atau Patih Hamenghkubhumi, Rakryan Tumenggung,
Rakryan Demung, Rakryan Rangga dan Rakryan Kanuruhan. Keliuma pejabat ini pada zaman
pemerintahan kerajaan Majapahit disebut dengan Sang Panca ring Wilwatikta atau Mantri
Amancanegara. Rakyaran Mahapatih merupakan pejabat tertinggi dari kelima pejabat itu.
Rakryan Mahapatih memimpoiun sebuah sebuah Badan Pelaksana Pemerintahan yang disebut
Wesapuri KLamantryaning Amatya ring Sanagara dan Patih Hamengkubhumi juga disebut
dengan Apatih ring Tiktawilwadhika. Hal itu dimaksud untuk membedakan jabatan patih yang
ada di daerah.
Di bawah raja majapahit terdapat sejumlah raja-raja daerah (paduka bhatara) yang
memerintah sebuah daerah.Mereka biasanya para saudara atau kerabat raja.Dalam melaksanakan
tugas-tugas kerajaan, mereka dibebani tugas dan tanggung jawab untuk mengumpulkan
penghasilan kerajaan dan penyerahan upeti kepada perbendaharaan kerajaan serta meliputi
pertahanan wilayah kerajaan.
Dalam menjalankan pemerintahannya, para penguasa daerah dibantu oleh pejabat-pejabat
daerah dan struktur birokrasi yang hamper sama dengan struktur birokrasi yang ada di pusat
kerajaan, tetapi dalam tugas yang jauh lebih kecil dan lebih sempit. Dalam hal ini para penguasa
daerah berhakl mengangkat dan memberhentikan pejabat-pejabat birokrasi di bawahnya.

KEGIATAN SISWA 5.10


Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang struktur birokrasi kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang struktur birokrasi
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang struktur birokrasi kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang struktur birokrasi kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang struktur birokrasi kerajaan-

223
kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang struktur birokrasi kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai
daerah di Indonesia.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang struktur
birokrasi kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.

3. Sistem Penguasaan Tanah, Pajak, Tenaga Kerja, Perdagangan dan Transportasi pada
Masa Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
a. Sistem Penguasaan Tanah
Tanah dalam lingkungan sebuah kerajaan secara umum menjadi milik kerajaan yang
berkuasa.Tetapi pada hakikatnya, tanah-tanah yang dimiliki oleh kerajaan itu diperuntukkan bagi
rakyatnya yang berada dalanm lingkungan kerajaan itu. Rakyat dapat memiliki tanah untuk
digarap atas nama kerajaan. Bahkan rakyat dapat memperjual-belikan tanah-tanah itu kepada
rakyat lainnya, sehingga ada rakyat yang memiliki tanah sangat sempit dan bahkan tidak
memiliki tanah sama sekali serta ada pula rakyat yang memiliki tanah yang sangat luas.
Kepemilikan tanah oleh rakyat bersifat turun-temurun. Hanya saja rakyat tidak menolak
permintaan kerajaan, apabila tanah milik yang digarapnya itu diminta oleh pihak kerajaan untuk
sesuatu hal, misalnya mendirikan candi atau bangunan lain yang ditangani oleh pihak kerajaan.
Pada masa berkembangnya kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, apa
saja yang ada dalam wilayah kerajaan itu menjadi milik kerajaan sepenuhnya. Bahkan apabila
kerajaan membutuhkan nyawa dari rakyatnya untuk dijadikan persembahan, maka rakyatnya pun
tidak dapat mengelak dari permintaan kerajaan itu. Dengan kata lain, rakyat rela
mempersembahkan segalanya untuk kepentingan kerajaannya.

b. Pajak
Kerajaan agraris dapat terus berkembang dan membiayai segala keperluan dari
kerajaannya melalui pemungutan pajak.Pajak ditarik oleh para pejabat di tingkat daerah, dari
desa-desa yang menjadi bagian daerah bersangkutan.Kemudian para pejabat daerah
menyerahkan kepada raja setiap habis panen (panen dua kali setahun).Sedanbg di pusat kerajaan,
pajak diurus oleh pejabat klerajaan yang menangani masalah tersebut.
Di tingkat pusat terdapat petugas yang khusus mencatat luas berbagai jenis tanah di
wilayah kerajaannya serta menetapkan pajak yang harus dipungutnya.Dengan demikian, masing-

224
masing daerah memikliki tingklat pembayaran pajak yang berbeda-beda, tergantung kondisi
tanah, letak tanah dan lain sebagainya. Misalnya daerah A tidak sama pembayaran pajaknya
dengan daerah B.
Disamping pajak terhadap tanah atau pajak hasil bumi, juga terdapat pajak perdagangan,
pajak usaha kerajinan dan lain sebagainya.Pajak yang dikenakan kepada para pedagang dan
pengrajin tidak diketahui ketentuannya.Namun dapat ditafsirkan bahwa pajak yang dikenakan
kepada para pedagang dan pengrajin dilihat dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh
para pedagang maupun para pengrajin.Hanya saja tidak jelas berapa persen pajak yang
dikenakan kepada para pedagang maupun para pengrajin.

c. Tenaga Kerja
Pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, kekuasaan seorang raja
merupakan sebuah kekuasaan yang sangat mutlak.Raja dipandang sebagai penjelmaan dewa
yang memerintah atas kerajaannya.Pandangan seperti ini dapat menimbulkan kesetiaan yang
tinggi terhadap raja yang memerintah. Sehingga apa yang dikatakan oleh raja merupakan hal
yang wajib ditaati oleh seluruh rakyatnya.
Kesetiaan yang tinggi dari rakyat, mempermudah raja dalam mengerahkan tenaga kerja.
Biasanya seorang raja meminta kepada rakyat untuk mengerjakan sesuatu, seperti membangun
jalan, membangun tempat-tempoat suci, membangun candid an lain sebagainya. Pengerahan
tenaga kerja itu bukan merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang raja kepada
rakyat kerajaannya. Bahkan setiap rakyat sangat setia, sehingga tanpa pamrih mereka
mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya.

d. Perdagangan dan Transportasi


Sejak zaman lampau di wilayah Asia Tenggara telah terdapat lalu lintas pertukaran
barang yang menjadi salah satu benang merah pemersatu wilayah yang ada di Asia Tenggara.
Dapat diduga bahwa perdagangan dengan India bertumpu pada pola-pola perdagangan regional
yang telah lama berkembang.
Pada mulanya perdagangan itu terpusat pada tempat-tempat tertentu, seperti terletak
langsung pada jalur perdagangan atau sudah dikenal sejak masa sebelumnya.Namun sejak
berkembangnya pengaruh Hindu-0Buddha di wilayah Indonesia, aktivitas perdagangan yang
dilakukan oleh bangsa Indonesia semakin ramai dan berkembang pesat.Hal ini disebabkan, letak
wilayah Indonesia di tengah-tengah jalur perhubungan perdagangan antara China dengan negara-
negara yang berada di daerah Asia bagian barat termasuk juga dengan Romawi yang berada di
Eropa.Bangsa Indonesia memperdagangkan hasil bumi dari daerahnya sendiri sepertri kayu

225
gaharu, kayu cendana, cengkeh, lada, kapur barus dan lain sebagainya. Dari hasil perdagangan
itulah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia berkembang dengan pesatnya dan kerajaan-
kerajaan besar muncul di wilayah Indonesia seperti kerajaan Sriwijaya, Mataram Hindu, Kediri,
Singasari, Majapahit dan lain sebagainya.
Sementara itu, sarana transportasi di dalam perdagangan seperti jalan-jalan melalui laut
dan selat yang ada di wilayah Indonesia mempergunakan perahu-perahu bercadik, baik yang
berukuran besar maupun yang berukuran kecil.Dengan demikian, perdagangan dan transportasi
yang dilakukan oleh bangsa Indonesia tidakj dapat duipisahkan satu dengan yang lainnya, karena
perdagangan membutuhkan sarana transportasi dan transportasi membutuhkan perdagangan dan
lain sebagainya.

KEGIATAN SISWA 5.11


Judul Kegiatan: Mengidentifikasi atau menganalisis tentang sistem penguasaan tanah, pajak,
tenaga dan transportasi pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang sistem penguasaan
tanah, pajak, tenaga dan transportasi pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang sistem penguasaan tanah,
pajak, tenaga dan transportasi pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang sistem penguasaan tanah,
pajak, tenaga dan transportasi pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang sistem penguasaan tanah,
pajak, tenaga dan transportasi pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang sistem penguasaan tanah, pajak, tenaga dan transportasi

226
pada masa kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajian secara tertulis hasil analisis
dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang sistem
penguasaan tanah, pajak, tenaga dan transportasi pada masa kekuasaan
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

4. Bukti Arkeologis dari Pengaruh Tradisi Hindu-Buddha


Apabila ditelusuri bukti-bukti arkeologis tentang pengaruh Hindu-Buddha di wilayah
Indonesdia, terdapat berbagai jenis dan bentuk benda-benda hasil budaya masyarakat yang
dipengaruhi tradisi Hindu-Buddha.Bukti-bukti tersebut diantaranya berupa candi, patung dewa,
prasasti dan lain sebagainya.
a. Candi
Candi merupakan sebuah bangunan yang berasal dari zaman kekuasaan kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di Indonesia.Baik kerajaan Hindu maupun kerajaan Buddha banyak
meninggalkan bangunan-bangunan candi.Tetapi pengertian candi diantara kedua pengaruh
kerajaan Hindu maupun kerajaan Buddha sangat berbeda. Pada kerajaan yang mendapat
pengaruh Hindu, kata candi berasal dari kata candika yaitu salah satu nama dari Dewi Durga
(Dewa Maut). Disamping itu kata candi juga berasal dari kata cinandi yang berarti
makam.Dengan demikian, pembuatan candi pada masa pengaruh Hindu diperuntukkan sebagai
makam dari orang-orang terkemuka atau para raja yang wafat.Sedangkan dalam agama Buddha,
candi merupakan sebuah tempat pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui Sang Buddha
Gautama.
Apabila dilihat dari sudut pengelompokkan candi di seluruh wilayah Indonesia terdapat
tiga kelompok candi yaitu candi jenis Jawa Tengah Utara, candi jenis Jawa Tengah Selatan,
candi jenis Jawa Timur (termasuk di dalamnya candi-candi yang berasal dari Bali, Sumatera
yaitu candi Muara Takus dan Padsanglawas). Pembagian itu sesuai dengan agama yang mereka
anut sepertri agama Hindu (terutama beraliran Siwa), Agama Buddha terutama beraliran
Mahayana dan aliran Tantrayana (baik yang bersifat Siwa maupun Buddha).
Apabila dilihat dari corakj dan bentuknya, candi Jawa tengah Utara dan candi Jawa
Tengah Selatan tidakj jauh berbeda. Namun perbedaan nyata terlihat antara langgam candi Jawa
Tengah dengan candi Jawa Timur. Perbedaan langgam ini sesuai dengan batas waktu sejarah,
yaiotu langgam Jawa Tengah termasuk candi-candi yang berasal dari masa sebelum tahun 1000
M, sementara langgam Jawa Timur berasal dari masa sesudah tahun 1000 M.

227
Disamping candi-candi tersebut, terdapat bangunan-bangunan yang berasal dari pengaruh
Hindu-Buddha di Indonesia. Bangunan-bangunan itu sering disebutsebagai bangunan candi oleh
masyarakat sekitarnya, seperti :
1) Petirtaan yaitu sebuah tempat permandian suci. Petirtaan yang terkenal diantaranya
Jolotundo dan belahan lereng gunung Penanggungan dekat Mojokerto (dari abad ke-9 M
dan abad ke 11 M), Candi Tikur di lokasi bekas kota Majapahit (dari abad ke14 M) dan
Goa gajah dekat Gianyar, Bali (dari abad ke13 M).
2) Candi Padas yang terkenal adalah Candi Gunung Kawi di daerah Tampaksiring, Bali. Di
daerah ini terdapat sepuluh buah candi yang terpahat seperti relief-relief di tebing Sungai
Pakerisan. Candi-candi itu dikelompokkan menjadi kelompok lima candi, kelom,pok
empat candid an candi ke sepuluh merupakan kelompok tersendiri. Candi tersebut
merupakan tempat Raja Anak Wungsu dimuliakan beserta istrinya dan pembedsar-
pembesar kerajaan.

Selain itu juga terdapat gapura yang merupakan sebuah pintu gerbang untuk keluar-
masuk dari satu areal bangunan, baik bangunan istana maupun bangunan-bangunan
lainnya.Namun rakyat umumnya juga menyebut gapura itu dengan candi bentar.Gapura-gapura
seperti itu diantaranya Candi Jedog, CandiPlumbanga, Candi Bajang Ratu dan lain sebagainya.

Perbedaan-perbedaan yang terlihat jepas pada langgam-langgam candi tersebut adalah :


Langgam Jawa Tengah :
 Bentuk bangunannya tambun
 Atapnya nyata berundak-undak
 Puncaknya berbentuk ratna atau stupa
 Gawang pintu dan relung berhiakan kala makara
 Relirfnya timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis
 Letak candi di tengah-tengah halaman
 Kebanyakan candi menghadap ke timur
 Kebanyak candi terbvuat dari batu andesit

b. Langgam Jawa Timur


 Bentuk bangunannya ramping
 Atapnya merupakan perpaduan tingkatan
 Puncaknya berbenmtuk kubus
 Makara tidak ada dan pintu serta relung hanya ambang atasnya saja yang diberi kepala
228
kala
 Reliefnya timbul sedikit saja dan lukisannya simbolis menyerupai wayang kulit
 Letak candi di belakang halaman
 Kebanyakan menghadap ke barat
 Kebanyakan terbuat dari batu bata

Candi-candi yang mendapat pengaruh Hindu-Buddha.


Candi-candi yang mendapat pengaruh Hindu diantaranya :
1. Candi Gunung Wukir dekat Magelang yang berhubungan dengan prasasti Canggal tahun 732
M.
2. Candi Badut dekat Malang yang berhubungan dengan prasasti Dinoyo tahun 760 M.
3. Kelompok Candi Dieng yang terdiri dari berbagai candid an oleh penduiduk diberinama
sesuai dengan nama-nbama tokoh pewayangan seperti Bima, Samiaji, Arjuna, Gatotkaca,
Semar, Srikandi, Dwarawati. Dekat Candi Arjuna ditemukan sebuah prasasti yang berangka
tahun 809 M.
4. Kelompok Candi gedong Songo di lereng gunung Ungaran.
5. Kelompok Candi Loro Jonggrang di desa Prambanan. Candi induknya diperuntukkan bagi
Dewa Siwa yang diapit oleh candi-candi untuk Brahma dan Wisnu. Juga dikelilingi oleh 200
candi perwara yang tersusun menjadi empat baris.
6. Candi Kidal merupakan candi tempat Anusapati diperabukan dan terletak di daerah dekat
Malang.
7. Candi Singasari merupakan sebuah candi tempat Kertanegara diperabukan dan terl;etak di
daerah dekat Malang.
8. Kelompok Candi penataran yang terletak dekat Blitar.

Candi-candi yang mendapat pengaruh Buddha diantaranya :


1. Candi Sari merupakan tempat pemujaan umat Buddha yang terletak di dekat Candi Kalasan.
2. Candi Borobudur merupakan tempat pemujaan umat Buddha yang didirikjan pada masa
kekuasaan kerajaan Syailendra.
3. Candi Mendut merupakan tempat pemujaan umat Buddhja yang terletak di sebelah timur
Candi Borobudur dan didirikan pada masa kekuasaan kerajaan Syailendra.
4. Kelompok Candi Sewu merupakan sebuah candi tempat pemujaan umat Buddha dan terletak
dekat desa Prambanan. Candi ini terdiri dari satu candi induk dan 250 candi perwara yang
tersusun empat baris.
5. Candi Plaosan merupakan tempat pemujaan umat Buddha yang terletak di sebelah timur

229
Candi Sewu. Candi ini terdiri dari dua candi induk yang dikelilingi oleh dua baris stupa dan
dua baris candi perwara.
6. Candi Kalasan merupakan candi Buddha yang diperuntukkan sebagai tempat suci bagi Dewi
Tara dan terletak di daerah dekat Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh Rakai Panangkaran
(Raja Mataram Dinasti Sanjaya) tahun 778 M.
7. Candi Jabung merupakan sebuah tempat pemujaan umat Buddha xdan terletak di dekat
Kraksaan. Candi ini merupakan sebuah bangunan stupa yang besar dan tinggi.
8. Candi Muara Takus merupaklan sebuah candi tempat pemujaan umat Buddha yangdidirikan
pada masa kekuasan kerajaan Sriwijaya. Candi ini terletak di daerah Bangkinang.

Candi Borobudur merupakan sebuah Candi Buddha terbesar di Indonesia. Namun


pembangunan Candi Borobudur memiliki suatu sistem yang terbagi atas tiga bagian, yaitu :
1. Kamadhatu merupakan bagian candi paling bawah. Pada bagian ini terdapat lukisan-lukisan
pahat yang diambil dari cerita Karmawibangga yang menggambarkjan sebab akibat.
Kamadhatu merupakan suatu tingkatan dimana manusia masih terikat oleh kama dan nafsu.
2. Rupadhatu merupakan bagian tengah candi. Pada bagian ini terdapat lukisan-lukisan pahat
yang diambil dari cerita Jatakamala, Lalitawistara dan Gandawyuka. Rupadhatu merupakan
suatu tingkatan dimana manusia masih terikat oleh rupoa dan bentuk.
3. Arupadhatu merupakan bagian candi paling atas. Pada bagian ini yang tampak hanya patung
Sang Buddha yang terkurung atrau patung-patung Sang Buddha yang tampak di dalam
relung. Rupadhatu merupakan kaitan dimana manusia tidak lagi terikat oleh rupa dan bentuk.
Manusia telah terbebas dari segala keinginan untuk berisp-siap masuk nirwana.

c. Patung Dewa
Pembuatan patung dewa terkait dengan pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dalam
agama Hindu, pembuatan patung dewa itu disesuaikan dengan manifestasinya, sedangkan dalam
agama Buddha dibuatkan patung Buddha.Patung-patuyng Dewa di dalam agama Hindu
diantaranmya :
1) Patung Dewa Siwa sebagai Dewa Mahadewa.
2) Patung Dewa Siwa sebagai Mahaguru atau Mahayogi.
3) Patung Dewa Siwa sebagai Maha kala.
4) Patung Dewa Siwa sebagai Bhairawa.
5) Patung Dewi Durga (istri Dewa Siwa) sebagai Mahisasuramardini.
6) Patung Dewa Wisnu.

230
7) Patung Dewa Brahma.

Sementara itu, dalam agama Buddha dibuatkan patung Sang Buddha dalam berbagvai bentuk
perwujudan seperti :
1) Patung Buddha dalam perwujudannya sebagai Wairocana.
2) Patung Buddha dalam perwujudannya sebagai Aksobhya.
3) Patung Buddha dalam perwujudannya sebagai Amoghasidhi.
4) Patung Buddha dalam perwujudannya sebagai Amitabha.
5) Patung Buddha dalam perwujudannya sebagaiRatna Sabhawa.

KEGIATAN SISWA 1.1


Judul Kegiatan : Mengidentifikasi atau menganalisis tentang bukti-bukti arkeologis dari
pengaruh tradisi Hindu-Buddha di Indonesia.
Jenis Kegiatan : Tugas Individu atau Kelompok
Tujuan Kegiatan : Peserta didik dapat menjelaskan materi pelajaran tentang bukti-bukti
arkeologis dari pengaruh tradisi Hindu-Buddha di Indonesia.

Langkah-langkah kegiatan siswa :


Mengamati :Siswa mengamati dan membaca buku teks dan berbagai literatur terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari tentang bukti-bukti arkeologis dari
pengaruh tradisi Hindu-Buddha di Indonesia.
Menanya : Siswa menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau untuk mendapatklan
pendalaman pemahaman materi pelajaran tentang bukti-bukti arkeologis dari
pengaruh tradisi Hindu-Buddha di Indonesia.
Mengumpulkan Informasi : Siswa dapoat mengumpulkan informasi atau mencari sumber-
sumber yang terkait dengan materi pelajaran tentang bukti-bukti arkeologis dari
pengaruh tradisi Hindu-Buddha di Indonesia.
Menalar / Mengasosiasikan : Siswa dapat menganalisis atau mengidentifikaskan materi
pelajaran tentang bukti-bukti arkeologis dari pengaruh tradisi Hindu-Buddha di
Indonesia.
Mengomunikasikan / Mempresentasikan : Siswa dapat menyajikan secara tertulis hasil
analisis dan kesimpulan serta mempresentasikan materi pelajanan tentang bukti-
bukti arkeologis dari pengaruh tradisi Hindu-Buddha di Indonesia.

231
RANGKUMAN
Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha pertama kali munculk di lembah sungai Shindu
(Indus) India.Wilayah inilah sebagai awal perkembangan peradaban dari budaya Hindu-
Buddha.Agama Hindu yang berkembang di India mengenal sistem kasta di dalam kehidupan
masyarakatnya.Kasta yang muncul di India itu adalah untuk membedakan tingkatan atau status
dari bangsa Aria dengan bangsa Dravida.
Keberadaan kasta dalam kehidupan masyarakat Hindu di India itu ditentang oleh
Siddharta Gautama. Siddharta Gautama berpendapat bahwa kedudukan setiap manusia adalah
sama. Terjadinya perbedaan dan pertentangan itulah yang mengakibatkan munculnya ajaran
agama Buddha di India.
Agama dan budaya Hindu-Buddha kemudian berkembang hingga ke luar wilayah
India.Bahkan perkembangannya sampai ke wilayah Indonesia.Perkembangannya ke wilayah
Indonesia, pertama kali dilakukan melalui jalur pelayaran dan perdagangan antara India dengan
China yang melewati perairan Indonesia.Pengaruh Hindu-Buddha di wilayah Indonesia telah
mempengaruhi tradisi masyarakat Indonesia pada segala sektorkehidupannya.

EVALUASI
A. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d dan e di depan jawaban yang paling benar.
1. Sejak permulaan abad pertama tarikh masehi telah terjalin hubungan antara Indonesia dan
India, hal itu disebabkan ………
a. letak Indonesia di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan
b. kerajaan-kerajaan besar di India memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Indonesia
c. para pedagang India langsung membeli hasil bumi Indonesia
d. pedagang-pedagang Indonesia banyak yang singgah di India
e. adanya persamaan antara Indonesia dengan India

2. Munculnya agama Buddha di India oleh Sidharta Gautama disebabkan karena …….
a. menentang berbagai ajaran-ajaran yang diberikan oleh agama Hindu
b. tidak mengakui dewa-dewa yang di puja dalam agama Hindu
c. menentang aturan kasta dalam masyarakat Hindu
d. tidak mengakui kesucian sungai Gangga
e. menentang perwujudan dewa-dewa dalam bentuk arca

3. Masuknya agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia di bawa oleh kalangan pedagang. Hal
ini disebabkan karena ……

232
a. para pedagang yang membeli dan mengantarkan barang dagangan ke daerah
tujuan
b. para pedagang mendapatkan modal dari kalangan raja atau bangsawan
c. para pedagang yang pertama kali menjalin hubungan dengan para pedagang dari
daerah lainnya
d. para pedagang di dominasi oleh keluarga para raja maupun bangsawan
e. para pedagang menjadi tumpuan penyebaran agama dan kebudayaan Hindu

4. Perkembangan peradaban Hindu dengan mudah dapat diterima oleh bangsa Indonesia,
karena ……..
a. adanya hubungan antara In donesia dengan India
b. dasar peradaban Hindu sudah di miliki oleh bangsa Indonesia
c. adanya usaha bangsa Indonesia untuk mengembangkan tingkat peradaban
d. adanya jalinan perdagangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya
e. adanya persamaan antara peradaban Hindu dengan peradaban Indonesia

5. Dalam teori Brahmana dinyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dilakukan
oleh kaum Brahmana, karena ………
a. kaum Brahmana yang merintis jalan ke Indonesia
b. kaum Brahmana memerintahkan kaum kesatria untuk menduduki wilayah
Indonesia
c. kaum Brahmana turut berlayar untuk menjaga keselamatan para pedagang
d. kaum Brahmana diundang oleh kepala suku untuk mengajarkan agama Hindu
e. kaum Brahmana yang mengetahui ajaran agama Hindu

6. Tujuan terbentuknya kasta dalam masyarakat Hindu di India adalah untuk …….
a. membedakan kedudukan masyarakat yang ada di dalam dengan di luar wilayah ibukota
kerajaan
b. menciptakan hubungan baik antara bangsa Aria dengan bangsa Dravida
c. membedakan kelompok masyarakat pada pangkat dan kedudukannya
d. menjaga kemurnian ras bangsa Aria
e. memisahkan bangsa Aria dengan bangsa Dravida

7. Perhatikan kitab-kitab suci dibawah ini.


1. Regveda

233
2. Samaweda
3. Yajurweda
4. Upanisad
5. Brahmana
Kitab suci agama Hindu disebut dengan Weda yang terdiri dari empat buah kitab. Dibawah
ini yang termasuk dalam kitab suci Weda adalah ……..
a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4
b. 1, 3, 5 e. 3, 4, 5
c. 2, 4, 5

8. Masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia menyebabkan terjadinya akulturasi kebudayaan di


Indonesia. Akulturasi kebudayaan adalah ………
a. penetrasi kebudayaan asing ke dalam kebudayaan nasional
b. kebudayaan daerah dihadapkan dengan kebudayaan asing
c. pengambilan kebudayaan asing menjadi kebudayaan sendiri
d. percampuran kebudayaan asing dengan kebudayaan nasional
e. kebudayaan asing memperkaya kebudayaan nasional

9. Pertama kali pengaruh Hindu berkembang di Indonesia adalah di daerah Kalimantan Timur.
Hal ini disebabkan karena ……..
a. berkembangnya aktivitas perdagangan melalui Selat Makasar
b. daerahnya dijadikan sebagai tempat persinggarah atau peristirahatan
c. terjalinnya hubungan antara India dengan Kalimantan Timur
d. banyak masyarakat Kalimantan Timur belajar kebudayaan Hindu di India
e. Kalimantan Timur di kuasai oleh raja-raja dari India

10. Perhatikan data-data dibawah ini.


1. Kelahiran
2. perkawinan
3. penerangan
4. naik tahta
5. kematian
Tiga peristiwa penting yang diperingati oleh umat Buddha secara bersamaan pada bulan
purnama dalam bulan Mei adalah hari ………
a. 1, 2, 3 c. 2, 3, 4

234
b. 1, 3, 5 d. 3, 4, 5
c. 2, 4, 5

11. Agama Hindu sebenarnya merupakan sinkretisme (percampuran antara kepercayaan


bangsa ……………
a. Aria dengan Dravida
b. Dravida dengan Tamil
c. Aria dengan Sumeria
d. Sumeria dengan Smit
e. Dravida dengan Smit

12. Dalam agama Hindu diajarkan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu penderitaan atau
kesengsaraan> kehidupan seperti itu sering diistilahkan dengan ……………….
a. Karma
b. Reinkarnasi
c. Samsara
d. Nirwana
e. Moksa

13. Di dalam agama Hindsu juga di kenal kitab Brahmana dan Upaniusad. Kitab Brahmana
merupakan ……………….
a. Tafsir dari kitab Weda
b. Tentang cara menghindarkan diri dari samsara
c. Ajaran agamayang dapat disampaikan kepada masyarakat umum
d. Kitab tertua yang di tulis oleh bangsa Aria sebelum ke India
e. Ajaran yang mengelompokkan masyarakat ke dalam kasta

14. Tersiarnya agama Buddha di Indonesia diperkirakan sejak abad ke-2 M, dibuktikan
dengan………….
a. Berdirinya kerajaan Syailendra di Jawa Tengah
b. Munculnya raja-raja pemeluk Buddha di Indonesia
c. Penemuan prasasti di daerah Sumatera Selatan
d. Penemuan candi Muara Takus yang beraliran Buddha
e. Penemuan patung Buddha di Jember dan Sulawesi Selatan

235
15. Secara umum dinyatakan bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh para
pedagang. Hal ini disebabkan karena para pedagang ………………
a. Mengantarkan barang-barang dagangan ke daerah tujuan
b. Diberi modal oleh kalangan raja atau bangsawan
c. Pertama kali menjalin hubungan dengan daerah lain
d. Di dominasi oleh keluarga bangsawan dan raja
e. Menjadi tumpouan penyebaran agama Hindu

16. Agama Buddha diajarkan pertama kali oleh Sidharta Gautama, putra raja Sudodhana dari
kerajaan ……………..
a. Maurya
b. Gupta
c. Harsha
d. Kapilawastu
e. Magada

17. Sidharta Gautama menyebarkan ajaran Buddha ke pada masyarakat untuk pertama kalinya di
daerah ……………..
a. Taman Lumbini
b. Bodh Gaya
c. Benares
d. Kucinegara
e. Ayudhia

18. Kitab suci agama Buddha adalah Tripitraka yang terdiri dari tiga bagian. Salah satu bagian
dikenal dengan sebutan Vinayapitaka yang berisi …………….
a. Dasar-dasar dalam memberikan pelajaran agama
b. Tentang falsafah agama Buddha
c. Aturan-aturan kehidupan umat Buddha
d. Tentang pelaksanaan pemerintahan seorang raja
e. Tatacara untuk menjadi seorang biksu atau biksuni

19. Agama Buddha pernah menjadi agama negara dan perpengaruh besar dalam kehidupan
masyarakat di India, yaitu pada masa pemerintahan Raja ………..
a. Candragupta Maurya

236
b. Harshawardhana
c. Samudragupta
d. Ashoka
e. Yudistira

20. Agama Buddha beraliran Hinaya berkembang pesat di daerah-daerah seperti ……………
a. Srilanka
b. Indonesia
c. Tibet
d. Myanmar
e. Jepang

21. Kebudayaan masyarakat India terus mengalami perkembangan dan kemajuan. Perkembangan
dan kemajuan itu terlihat dengan jelas pada bidang seni ………………
a. Tari dan tembang
b. Pahat dan patung
c. Sastra dan kerajinan tangan
d. Bangunan dan tata kota
e. Sastra dan bangunan

22. Masyarakat Hindu meninggalklan kitab-kitab cerietra tentang kepahlawanan atau kitab epos.
Kitab epos berisi ajaran tentang ……………….
a. Perkembangan ajaran agama Hindu
b. Politik dan pemerintahan kerajaan
c. Perluasan kekuasaan kerajaan Hindu
d. Penyebaran ajaran Hindu ke Indonesia
e. Moral bangsa Hindu

23. Pelayaran dan perdagangan di Asia semakin bertambah ramai setelah ditemukannya jalan
melalui laut antara ……………..
a. India dengan China
b. Persia dengan China
c. Romawi dengan China
d. Portugis dengan China
e. Belanda dengan China

237
24. Dalam penyebaran agama Budha dikenal adanya misi penyiar agama Buddha yang disebut
dengan ……………….
a. Missionaris Buddha
b. Dharmadhuta
c. Dharmajaya
d. Dharmayasa
e. Dharmasusila

25. Penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta Sudra
karena orang Sudra ……………….
a. Dianggap sebagai orang-orang buangan
b. Ingin mendapatkan kehidupan yang layak
c. Bertujuan untuk memperoleh status di daerah baru
d. Berkeinginan untuk mendirikan kerajaan di daerah yang baru
e. Berusaha untuk memperjuangkan penyebaran agama Hindu

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar.


1. Mengapa agama Hindu merupakan percampuran antara kepercayaan bangsa Aria dengan
bangsa Dravida ?
2. Mengapa dalam agama Hindu diajarkan bahwa manusia hidup di dunia ini merupakan
penderitaan dan kesengsaraan ?
3. Apa yang dimaksud dengan moksa dalam ajaran agama Hindu ?
4. Mengapa sekitar abad ke-6 SM agama Hindu di India mengalami kemunduran ?
5. Jelaskan sebab-sebab Sidharta Gautama mengajarkan ajaran agama Buddha ?
6. Jelaskan sebab-sebab Kaisar Ashoka menyatakan agama Buddha sebagai agama negara di
kerajaannya ?
7. Jelaskan peranan bangsa Indonesia di dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan antara
India dengan China ?
8. Dalam agama Buddha dikenal istilah Dharmadhuta. Apa yang dimaksud dengan
Dharmadhuta ?
9. Bagaimana peranan kasta Brahmana di dalam penyebaran agama Hindu di Indonesia ?
10. Jelaskan perkembangan kebudayaan India di Indonesia ?

C. Penugasan

238
Buatlah tulisan tentang materi pelajaran tersebut, dan cari materi tambahannya melalui
internet.Kemudian serahkan kepada guru pengajar kalian.(Tugas dikerjakan berkelompok yang
terdiri dari 4-5 orang).

D. Unjuk Kerja
Buatlah rangkuman tentang materi pelajaran tersebut di atas dengan menggunakan Power
Point, kemudian tayangkan hasil kerja kalian serta berilah penjelasan yang diperlukan.
(dikerjakan secara berkelompok antara 4-5 orang).

E. Proyek
Kalian telah mengamati, membaca materi pelajaran tersebut diatas dengan sebaik-
baiknya.Tulislah kesimpulan dari materi pelajaran tersebut dan kemudian diserahkan kepada
guru pengajar di kelas kalian.

239

Anda mungkin juga menyukai