TUGAS 1
Zaman Budha : Zaman ini berlangsung dari 500 SM hingga 300 SM, ketika Sidharta
menafsirkan Weda dari sudut pandang logika. Sidharta juga mengembangkannya pada
sistem yoga (salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu) dan samadhi (bagian dari
tata cara ritual beragama) sebagai jalan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Sidharta
merupakan anak dari Raja Sudhodana yang memimpin masyarakat Shakya di selatan
Nepal.
4. Saguna Brahman adalah Tuhan dalam manifestasinya, Dia berwujud, memiliki aspek, atribut,
dan sifat. Nirguna Brahman adalah Tuhan yang tidak termanifestasikan, kosong, tidak berwujud,
tidak dapat dicapai dengan akal pikiran dan panca indra.Saguna Brahman bersifat Imanen,
sedangkan Nirguna Brahman bersifat Transendence. Dalam agama Hindu, Saguna Brahman
adalah Brahma-Saraswati, Wisnu-Laksmi, Shiwa-Durga. Sedangkan Nirguna Brahman adalah
Paramasiva, Parashakti, Mahavisnu.
5. Sradha dapat diartikan keyakinan atau kepercayaan sebagai cikal bakal dari penguatan
beragama, jika umat Hindu tidak memiliki memiliki sradha maka akan terjadi kerapuhan akan
ajaran agama, untuk itu penting sekali untuk menjaga kemurnian ajaran agama. Dalam agama
Hindu bentuk keyakinan atau sradha ini disebut Panca Sradha yaitu lima bentuk keyakinan/
kepercayan yaitu percaya kepada Brahman; percaya kepada Atman, percaya kepada karmaphala,
percaya kepada punarbhawa, percaya pada moksa.
Bhakti dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar dan sering memakainya sesuai dengan
tujuannya. Secara etimologi kata bhakti dalam kamus besar bahasa Indonesia (1997 : 82)
diartikan tunduk dan hormat atau perbuatan yang menyatakan setia ( kasih, hormat dan
Tunduk ). Karena bhakti berarti tunduk, hormat dan setia, maka dalam berbagai aspek kehidupan
dipakai sebuah pernyataan penyampaian rasa bhakti itu sendiri, seperti : bhakti kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan para leluhur (tanda penyampaian rasa hormat dan tunduk ), bhakti kepada
nusa dan bangsa, bhakti kepada orang tua, bhakti pada guru, bhakti kepada ratau pemimpin.
Kata bhakti dengan tulisan “bhakti” bahasa Sanskerta berarti bagian, pembagian, penghormatan,
bhakti, kesetiaan. Sedangkan dalam kamus istilah Agama Hindu (2002 :18) dinyatakan bhakti
dari urat kata bhaj = hormat, sujud, bhakti. Bhakti marga = jalan bhakti : melaksanakan agama
dengan jalan sembahyang mempersembahkan upakara dan sebagainya. Pengertian bhakti disini
analog dengan takwa, sedangkan sradha analog dengan iman, sehingga istilah iman dan takwa
( imtag ) dalam bahasa yang sudah popular dalam agama Hindu disebut sradha –bhakti. Tokoh
yang bisa kita jadikan panutan dalam pengamalan sradha bhakti adalah Sang Dasarata.
Umat Hindu berpegang teguh pada dasar keyakinan dalam menjalankan agamanya. Dasar inah yang
selanjutnya menjadikan semua umat beragama Hindu percaya dan sangat meyakini keberadaan Tuhan
atau Sang Hyang Widhi Wasa. Dasar keyakinan ini terdiri dari lima aspek yang disebut dengan Panca
Sradha. Kelima aspek tersebut antara lain:
Ajaran pertama ini berfokus pada keyakinan pada Brahman atau Tuhan. Ada banyak sebutan nama
Tuhan dalam agama Hindu, seperti Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Brahman. Ini artinya, setiap umat
Hindu meyakini dengan benar bahwa Tuhan itu ada, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha segalanya.
Kedua adalah Atman Tattwa atau lebih kerap disebut dengan Roh Suci. Umat Hindu meyakini pula
bahwa keberadaan Jiwatman membuat manusia bisa hidup. Atman diyakini memiliki sifat kekal dan
sempurna.
Keyakinan dasar ketiga dalam ajaran agama Hindu adalah keberadaan dari Karmaphala. Kata Karma
sendiri memiliki arti perilaku atau perbuatan, sementara phala artinya hasil yang didapat. Jadi, jika
dijelaskan secara singkat, Karmaphala ini artinya hasil yang didapat dari perbuatan yang dilakukan.
Sederhananya, umat Hindu sangat percaya dengan adanya hukum sebab akibat dalam kehidupan sehari-
hari. Karmaphala sendiri dibedakan menjadi tiga bagian waktu, yaitu masa kini atau sekarang, masa
nanti atau hari esok, dan masa depan.
Ajaran keyakinan keempat dalam Panca Sradha adalah Samsara Tattwa atau percaya dengan adanya
reinkarnasi, penjelmaan kembali atau kelahiran kembali, dalam agama Hindu ini dikenal dengan istilah
Punarbawa yang artinya kelahiran berulang-ulang. Umat Hindu percaya setiap ruh akan kembali lagi
kepada Tuhan dan harus dalam keadaan yang suci.
Keyakinan terakhir adalah meyakini dan percaya dengan Moksha, yaitu bersatunya Brahman dengan
Atman. Bukan tanpa alasan, tujuan tertinggi dalam agama Hindu adalah bisa mencapai Jagadhita dan
Moksa.
Secara sederhana, masyarakat Hindu percaya bahwa adanya Panca Sradha akan membuat mereka lebih
mengetahui mana hal yang baik dan buruk. Apa yang dilakukan saat ini akan memberikan hasil yang
setimpal nantinya, seperti keyakinan Karmaphala.