Anda di halaman 1dari 10

HARI SUCI KEAGAMAAN SEBAGAI MEDIA MENJALIN

HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA

OLEH:
KELOMPOK 5

NI WAYAN JENNY ARISMA PUTRI (202332122256)


I MADE ADI KUSUMA JAYA (202332122273)
I GUSTI AYU PUTU DITA KARTIKA PUTRI (202332122274)
NI PUTU CAHYA NOVIANI (202332122275)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Pendidikan Agama Hindu kelompok ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini kami susun dengan judul “Hari Raya Suci Keagamaan Sebagai Media
dalam Menjalin Hubungan antar Umat Beragama”, yang dimana kami fokuskan
pada Hari Raya Nyepi. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ni Ketut
Sukiani, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Hindu
atas bimbingannya
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
selaku kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian Hari Raya Nyepi......................................................................5
2.2 Catur Brata Penyepian...............................................................................5
2.3 Rangakaian Hari Raya Nyepi....................................................................5
2.4 Contoh Kasus Toleransi Antar Umat Beragama.......................................6
BAB III....................................................................................................................8
SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................8
3.1 Simpulan....................................................................................................8
3.2 Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakekatnya semua agama memiliki hari suci atau hari-hari besar
keagamaan. Demikian pula dengan agama Hindu banyak sekali memiliki hari-
hari suci keagamaan. Hari-hari istimewa bagi umat Hindu tersebut dipandang
suci, karena pada hari-hari tersebut umat Hindu wajib melakukan pemujaan
terhadap Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha kuasa) beserta segala
manifestasi Nya. Hari keagamaan agama Hindu, seperti Hari Raya Nyepi,
memiliki peran penting dalam menjalin hubungan antar umat beragama. Hari
Raya Nyepi bagi umat Hindu merupakan momentum untuk menemukan dan
memperkuat kembali jati diri beragama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hari Raya Nyepi?
2. Apa yang dimaksud dengan Catur Brata Penyepian?
3. Apa saja rangkaian dari Hari Raya Nyepi?
4. Apa contoh kasus sikap toleransi pada Hari Raya Nyepi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hari Raya Nyepi
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Catur Brata Penyepian.
3. Untuk mengetahui rangkaian dari Hari Raya Nyepi.
4. Untuk mengetahui contoh kasus sikap toleransi pada Hari Raya Nyepi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HARI RAYA NYEPI


Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun
Baru Saka. Hari Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini
sebagai hari penyucian dewa-dewa di pusat samudra. Nyepi berasal dari kata
“sepi” yang berarti sunyi atau senyap. Tidak seperti perayaan tahun baru
Masehi yang identik dengan kemeriahan, Tahun Baru Saka dirayakan dalam
keheningan. Pada hari Nyepi, umat Hindu akan berdiam di dalam rumah
untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan, Sang Hyang Widhi Wasa,
untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam
semesta).

2.2 CATUR BRATA PENYEPIAN


Catur Brata Penyepian merupakan empat pantangan yang wajib
dilaksanakan dan dipatuhi umat Hindu pada saat Hari Raya Nyepi, yang
terdiri dari:

1. Amati Geni, yaitu pantangan bagi umat Hindu untuk menyalakan api,
listrik, cahaya, atau unsur lain yang identic dengan sifat amarah seperti
api.
2. Amati Lelanguan, yaitu larangan untuk berfoya-foya atau bersenang-
senang secara berlebihan saat perayaan Nyepi.
3. Amati Lelungan, yaitu larangan untuk bepergian sekaligus anjuran untuk
berdiam diri di dalam rumah.
4. Amati Karya, yaitu larangan untuk bekerja selama hari raya Nyepi selama
24 jam.

2.3 RANGAKAIAN HARI RAYA NYEPI


1. Melasti, yaitu ritual yang dilakukan tiga hari menjelang Hari Raya
Nyepi, yang bertujuan untuk membersihkan segala sesuatu yang dimiliki

5
atau benda-benda yang disakralkan. Benda-benda tersebut dibawa dan
dibersihkan di laut, sungai, danau, atau sumber mata air lainnya.
2. Tawur Kesanga (Mecaru), yaitu ritual yang dilakukan sehari sebelum
Nyepi yang dimaksudkan sebagai bentuk penyucian atas unsur-unsur
jahat dalam diri manusia. Pada hari ini, seluruh umat Hindu di semua
tingkatan masyarakat mulai dari keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan
seterusnya memberikan caru (sesajian) kepada para bhuta.
3. Pengerupukan, yaitu ritual dengan menyebarkan nasi tawur, mengobor-
obori rumah dan pekarangan, menyemburi rumah dengan mesiu, serta
memukul benda-benda untuk menciptakan kegaduhan. Ritual ini
dimaksudkan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah.
4. Nyepi, pada Hari Nyepi, umat Hindu di Bali akan berdiam di dalam
rumah selama 24 jam dari matahari terbit sampai matahari terbit kembali
keesokan hari. Saat melaksanakan Nyepi, umat Hindu melaksanakan
Catur Brata Penyepian.
5. Ngembak Geni, yaitu tahap terakhir dari rangkaian perayaan Hari Raya
Nyepi yang menandakan berakhirnya masa penyepian. Masyarakat
diperbolehkan beraktivitas kembali seperti sedia kala. Umumnya, umat
Hindu akan melakukan Dharma Shanti.

2.4 CONTOH KASUS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


1. Hari Raya Nyepi Tahun 2023 Bertepatan Dengan Sholat Tarawih
Tahun 2023 ini Hari Suci Nyepi jatuh bertepatan dengan
pelaksanaan sholat tarawih pertama bagi umat Islam. Pemandangan ini
menjadi begitu mencerminkan betapa rasa toleransi antar umat beragama
telah meresap dalam kehidupan bermasyarakat di Bali. Toleransi juga
yang menjadi dasar bagi umat Islam untuk melakukan ibadah salat
tarawih pertama dirumah masing masing atau dirumah ibadah terdekat
dengan berjalan kaki dan juga menggunakan pencahayaan yang dibatasi.

2. Hari Raya Nyepi Tahun 2012 Bertepatan Dengan Sholat Jumat

6
Di hari Jumat yang bertepatan dengan Nyepi, umat muslim di Bali
tetap diperkenankan menunaikan sholat Jumat di Masjid. Untuk
menghormati umat Hindu yang menunaikan Catur Brata Penyepian,
maka kumandang adzan tidak diperkenankan memakai pengeras suara.
Umat muslim yang akan ke masjid juga dilarang memakai kendaraan.
Umat muslim yang menunaikan ibadah sholat Jumat berjamaah, rela
berjalan kaki jauh ke masjid. Para pecalang (petugas adat) pun tidak
menghalangi. Bahkan ada beberapa pecalang yang berjaga di sekitar
masjid saat sholat Jumat berlangsung dengan tujuan mengarahkan umat
muslim dan menjaga agar tidak terjadi keramaian setelah selesainya
ibadah

7
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Hari Raya Nyepi, yang mana merupakan perayaan yang dirayakan oleh
umat Hindu di Bali, menawarkan pelajaran penting tentang toleransi,
penghormatan, dan saling pengertian antar umat beragama. Kesempatan ini
menjadi momen untuk merenung dan memperdalam makna kesederhanaan,
kesucian, serta menjaga harmoni dengan alam dan sesama. Dalam menjalin
hubungan antar umat beragama, Hari Raya Nyepi mengajarkan kita untuk
memahami nilai kesederhanaan, menyatu dengan alam dan lingkungan,
menjaga keheningan dan refleksi diri, dan juga mengharga keberagaman.
3.2 Saran
Dengan memahami dan menghormati perayaan agama lain seperti pada
Hari Raya Nyepi, kita dapat memperkuat kerukunan antar umat beragama.
Oleh karenanya, dengan pemahaman dan sikap saling mendukung, kita dapat
membentuk masyarakat yang berlandaskan toleransi dan persaudaraan lintas
agama.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mini, Swa. (2016, Mei 18). Hari Suci Agama Hindu. Diakses dari
https://id.scribd.com/doc/313025723/Hari-Suci-Agama-Hindu.
Insitut Teknologi Adhi Tama Surabaya. (2023). Sejarah, Pengertian, dan Cara
Perayaan Hari Raya Nyepi. Diakses dari https://pmb.itats.ac.id/sejarah-
pengertian-dan-cara-perayaan-hari-raya-nyepi/.
Miladi, Himam. (2012). Nyepi di Hari Jumat: Indahnya Toleransi Beragama di
Bali. Diakses dari https://www.kompasiana.com/primata/-550e961-
5813311c42cbc654a/nyepi-di-hari-jumat-indahnya-toleransi-beragama-
di-bali.

9
10

Anda mungkin juga menyukai