Anda di halaman 1dari 13

TRADISI MENGARAK OGOH-OGOH

NAMA :

IKADEK TEDO TAMARA PUTRA DANISWARA

(1912101180)

UNIVERSITAS WARMADEWA

FAKULTAS HUKUM

JURUSAN ILMU HUKUM

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ogoh-ogoh adalah karya seni petung dalam kebudayaan Bali menggunakan kepribadian

Bhuta kala. Ogoh-ogoh biasanya dibuat dari anyaman bambu, dan bambu dan seringkali orang juga

menggunakan bahan sterfom , biasanya masyarakt menggunaka anyaman bambu, dan bambu biasanya

lebih berat dari pada menggunakan sterefom , dalam ajaran agama HINDU DHARMA Bhuta kala

merepresentasikan kekuatan alam semesta dan waktu yang tak terukur dan tak terbantahkan ogoh-

ogoh biasanya di gambarkan atau dibuat dalam bentuk wujud raksasa ogoh-ogoh sering pula di

gambarkan dalam wujud mahkluk-mahkluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Neraka seperti Naga,

gajah widyadari bahkan dalam perkembangannya , ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal

seperti para pemimpin, artis ataupun tokoh agama Bahkan penjahat ogoh-ogoh biasanya diarak

menjeleng hari raya nyepi , nama ogoh-ogoh yang berarti “menguncang” dan mewakili kejahatan yang

perlu dijauhkan dari manusia, setelah ogoh-ogoh diarak keliling kota ogoh-ogoh biasanya akan dibakar ,

ogoh-ogoh di bakar untuk permurnian diri, dengan membakar ogoh-og umat Hindu dibali artinya akan

siap untuk memperingati Nyepi dengan keadaan Suci

Prosesi Ogoh-Ogoh serangkaian dengan upacara Tawur Kesanga adalah sebuah ekspresi

kreatif masyarakat Hindu di Bali, khususnya di Kota Denpasar, di dalam memaknai perayaan

pergantian Tahun Caka. Masyarakat menciptakan Ogoh-Ogoh Bhutakala seperti : Kala Bang,

Kala Ijo, Kala Dengen, Kala Lampah, Kala Ireng, dan banyak lagi bentuk-bentuk lainnya,
sebagai perlambang sifat-sifat negatif yang harus dilebur agar tidak menggangu kehidupan

manusia. Ogoh-Ogoh Bhutakala yang diciptakan kemudian dihaturkan sesaji “natab caru

pabiakalan” sebuah ritual yang bermakna “nyomia”, mengembalikan sifat-sifat Bhutakala ke

asalnya. Ritual tersebut dilanjutkan dengan prosesi Ogoh-Ogoh, seluruh lapisan masyarakat

bersama-sama mengusung Ogoh-Ogoh mengelilingi jalan-jalan desa dan mengitari catus pata

sebagai simbol siklus sakral perputaran waktu menuju ke pergantian tahun Caka yang baru.

Setelah ritual dan prosesi Ngerupuk tersebut Ogoh-Ogoh Bhutakala itupun “di-prelina”,

mengembalikan keasalnya dengan dilebur atau dibakar. Terkait dengan upacara Tawur Kesanga

dan ritual Ngerupuk tersebut, prosesi Ogoh-Ogoh mengandung dua makna yaitu : 1)

mengekspresikan nilai-nilai religius dan ruang-waktu sakral berdasarkan sastra-sastra agama, 2)

merupakan karya kreatif yang disalurkan melalui ekspresi keindahan dan kebersamaan. Atas

dasar pemikiran tersebut di atas Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan Lomba Ogoh-

Ogoh Tawur Kesanga Tahun 2010 sekaligus sebagai perayaan menyambut Tahun Caka 1932.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat di rumuskan masalanya sebagai berikut :
1. Mengapa mengarak ogoh-ogoh harus dilakukan sebelum hari raya nyepi?

2. Mengapa ogoh-ogoh harus dibakar setelah mengarak ke keliling kota?

1.3 TUJUAN

Tujuan Dibuatnya makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah tradisih mengarak ogoh-ogoh di Bali

2. Untuk mengetahui untuk apa adanya ogoh-ogoh

3. Untuk mengetahui fungsi dari ogoh-ogoh

1.4 METODE PENULISAN

Dalam penulisa karya ilmiah ini menggunakan metode penulisan Hukum Normatif

Penelitian hukum normatif atau penelitian perpustakaan ini merupakan penelitian yang mengkaji

studi dokumen yakni merupakan berbagi data aturan-aturan yang berlaku untuk masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Ogoh-ogoh

Hari raya nyepi biasanya dilakukan dengan perayaan pawai ogoh-ogoh , ogoh-ogoh

Merupakan bentuk dari simbolisasi “KALA” atau berarti Energi Negatf yang di arak keliling

kota

ogoh ogoh sesungguhnya merupakan symbol dari Bhuta kala yang di Wujudkan

kedalam bentuk penamaan ogoh-ogoh merupakan sendiri merupakan dari Bahasa Bali yang

berarti di goyang-goyangkan

terdapat banyak cerita mengenai awal mula munculnya tradisi ogoh-ogoh ini

pertama ada yang mengatakan bahwal awal tercetus ide membuat pawai ogoh-ogoh ini berkaitan

dengan di tetapkan hari raya nyepi sebagai hari raya nasional oleh presiden RI sekitaran tahun

1983 perayaan atas tersebut ditandai dengan dibuatnya seonggok benda yang merupai patung

yang kini dikenal sebagai nama ogoh-ogoh

pembuatan ogoh-ogoh pertama kali dilakukan di Br.Abiantubuh Kesiman dengan

pemrakaryanya yaitu Bapak I Made Jayadi. Ketika itu Bentuknya masih sederhana yang

tubuhnya terbuat dari bambu ditambahkan topeng yang sederhana


cerita lainnya menyebutkan bahwa ogoh-ogoh dikenal sejak jaman dalem Balingkang

dimana saat itu ogoh-ogoh dipakai pada upacara yaitu putra Yadnya

Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya

Nyepi. Sejak tahun 80-an, umat hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara

mengelilingi desa bertujuan agar buta kala yang merupakan manifestasi unsur-unsur negatif 

yang ada di sekitar desa agar ikut bersama ogoh-ogoh yang nantinya ogoh-ogoh akan dilebur

atau dibakar.

Tradisi mengembalikan Bhuta Kala ke asalnya di hari pengrupukan, disimbolkan dengan ogoh-

ogoh, mirip tradisi lama yaitu Tradisi Barong Landung, Tradisi Ndong Nding dan Ngaben

Ngwangun yang menggunakan ogoh-ogoh Sang Kalika, disebutkan bisa dirujuk untuk

menelusuri asal-usul atau awal mula ogoh-ogoh.

2.2 Perbedaan Ogoh-ogoh di zaman Modern dan dulu

menggukana banyak alat agar bisa bergerak menjadi lebih nyata dan menyeramkan ,

ogoh-ogoh pun juga dibuat dengan banyak farina warna yang bercampur menjadi ogoh-ogoh

lebih menarik untuk di tonton , terkadang ogoh-ogoh untuk dizaman sekarang dijadikan bidang

kontes , mereka berlomba-lomba untuk membuat ogoh-ogoh yang menarik untuk di tonton

masyarakat Bali , inilah membuat orang-orang mancan negara ke Bali karena ketertarikannya

dengan budaya Bali dengan contoh Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh dizaman dahulu pembuatannya biasa di gunakan bambu dan anyaman Bambu

pembuatan ogoh-ogoh dizaman dahulu lebih sederhana dari pada zaman Modern menggunakan

warna yang lebih alami memakai topeng yang sederhana dan pembuatannya juga pun dengan
bahan apa adanya , zaman dulu membuat ogoh-ogoh bukan untuk di pertontonkan tapi untuk

melakukan tradisi sebelum nyepi dengan mengarak ogoh-ogoh keliling desa untuk pembasmi

kejahatan, setelah itu ogoh-ogoh dibakar di percaya oleh masyarakat untuk mengusir kejahatan

dalam diri manusia , itu di sebut penyucian diri , penyucian diri itu di persiapkan untuk

merayakan Hari raya Nyepi.

2.3 Pengertian Ogoh-ogoh

Menjelang Hari Raya Nyepi, masyarakat Hindu menjalani sejumlah ritual khas yang pada

hakikatnya merupakan upaya pensucian diri dan lingkungan sekitar. Pada 2-4 hari sebelum nyepi,

masyarakat menyucikan diri dan perangkat peribadahan di pura melalui Upacara melasti. Sementara,

satu hari sebelum nyepi , dilakukan Buta Yadnya. Buta Yadnya merupakan rangkaian upacara untuk

menghalau kehadiran buta kala yang merupakan manifestasi unsut-unsur negatif dalam kehidupan

manusia. Dalam rangkaian buta yadnya terdapat tradisi pawai ogoh-ogoh yang membuat jadi

festival tahunan yang semarak dan menjadi daya Tarik pariwisata.

Ogoh-ogoh merupakan boneka atau patung beraneka rupa yang menjadi simbolisasi

unsur negatif, sifat buruk dan kejah atan yang ada di sekeliling kehidupan manusia . boneka

tersebut terdahulu terbuat dari kerangka bambu yang di lapisi kertas menghasilkan bentuk tiga

dimensi yang lebih halus pembuatan ogoh-ogoh ini dapat berlangsung sejak berminggu-minggu

sebelum nyepi. Waktu pembuatan sebuah ogoh-ogoh bervariasi bergantung pada ukuran, jenis

bahan, jumlah SDM yang mengerjakan, dan kerumitan desain dari ogoh-ogoh tersebut.

Umumnya, setiap tingkatan masyarakat dari level banjar akan membuat ogoh-ogoh milik

wilayah mereka. Kalangan remaja di suatu daerah umumnya menginginkan agar ogoh-ogoh
memiliki daerah lain. Karena itulah selain sebagai dari ritual tradisi, proses kreativitas pemuda

setempat.

Pelaksanaan ritual ngrupuk dan pawai ogoh-ogoh berlangsung serempak sehari

menjelang hari raya nyepi , di setiap banjar diseluruh Bali.persiapkan pawai biasanya telah

dimulai sejak sore dan pawai akan berlangsung hingga menjelang tengah malam. Agar dapat

berjalan dengan tertib, pemerintahan Bali kemudian mengeluarkan sejumlah kebijakan, antara

lain berupa penertiban rute pawai, pemusatan titik keramaian, dan melombakan kreativitas

desain ogoh-ogoh yang di buat masyarakat.

Fungsi Ogoh-ogoh adalah sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi

dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.

Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan

manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi

kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa

(filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh

dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia,

sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan yang telah dilakukan kesimpulan yang dapat di peroleh

adalah.

Ogoh-ogoh adalah tradisi Bali yang harus dilakukan para umat Hindu di Bali

ngrupuk. Ngrupuk adalah tradisi dimana ogoh-ogoh akan di arak keliling kota untuk

mengusir roh jahat , tradisi ngrupuk biasanya di lakukan Menjelang Hari Raya Nyepi,

kenapa menjelang Hari Raya Nyepi dikarenakan Ogoh-ogoh adalah bentuk dari Buta

Kala yang jahat untuk itu kita sebagai masyarakat Bali mengarak ogoh-ogoh untuk

mengusir roh jahat yang ada di tanah Bali ini , dimana selesainya mengarak ogoh-ogoh

akan di bakar untuk penyucian diri , untuk mempersiapkan mengikuti Hari Raya Nyepi

dikarenakan dimana Hari Raya Nyepi itu kita harus mengikuti dengan hati yang bersih

dan suci. Dan disini kita sebagai warga Bali yang berumat Hindu harus menjaga dan

melestarikan Tradisi ogoh-ogoh ini , Pembuatan Ogoh-ogoh ini sangatlah baik dimana

masyarakat Bali mengeluarkan pemikiran Kreatif yang bagus dan di kembangkan Untuk

memajukan dan menjaga Tradisi Bali

3.2 SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan disini yaitu ini merupakan tradisi yang harus di

pertahankan dan tetap diadakan satu tahun sekali dimana kita melaksanakan upacara

mengarak ogoh-ogoh untuk pengusiran buta kala , dan ogoh-ogoh biasanya diarak

satu hari sebelum Hari Raya Nyepi , ogoh-ogoh akan dibakar untuk penyucian diri

untuk melaksanakan Hari Raya Nyepi. Makannya dimana kita harus mempertahankan

tradisi ini agar dalam satu tahun kita menyucikan diri dengan mengikuti aturan-aturan

Hari Raya Nyepi.


KATA PENGANTAR

Kami Memanjatkan puja dan puji Syukur kehadiran tuhan yang Maha Esa, karena

dengan rahmatnya beliau kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang makalah

“TRADISI MENGARAK OGOH-OGOH” makalah ini kami susun dengan harapan agar

masyarakat memahami arti dari adanya tradisi ogoh-ogoh di Bali.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada bapak ibu dosen mata kuliah

Antropologi budaya dan ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah mendukung

dalam pembuatan makalah ini, makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna ,oleh karena

itu segala keritik yang membangun dan sumbangan saran sangat kami harapan dari pembaca

demi semakin baiknya makalah ini

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

OM SHANTI SHANTI SHANTI OM


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………….

1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………

1.3 TUJUAN…………………………………………………………………...

1.4 METODE PENULISAN…………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH OGOH-OGOH………………………………………………..

2.2 PERBEDAAN OGOH-OGOH DI ZAMAN MODERN DAN DULU…..

2.3 PENGERTIAN OGOH-OGOH…………………………………………..

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………..

3.2 SARAN…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA

https://humassetda.bulelengkab.go.id/artikel/pengertian-ogoh-ogoh-dan-fungsinya-97

http://kb.alitmd.com/sejarah-ogoh-ogoh-di-bali/

https://id.wikipedia.org/wiki/Ogoh-ogoh

http://www.mantrahindu.com/sejarah-ogoh-ogoh/

Anda mungkin juga menyukai