Putu Surya Yuda Pratama (17710188) Pembimbing : Letkol CKM dr.Faisal,Sp.An Definisi Nyeri IASP (International Association for the Study of Pain) 1979 defined pain as :
“an unpleasant sensory and emotional
experience associated with actual or potential tissue damage or described in term of such damage”.
Nyeri adalah sensori (rasa indrawi) dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi merusak, atau tergambarkan seperti itu. Reseptor nyeri (nosiseptor) ialah ujung-ujung saraf bebas Serabut saraf penghantar nyeri Serabut A-: sedikit bermielin, transmisi cepat Serabut C: tidak bermielin, transmisi lambat
Nyeri nosiseptik diperantarai mediator
inflamasi (zat algesia), misalnya; histamin, bradikinin, prostaglandin Perjalanan nyeri: Transduksi: mengubah rangsang nyeri menjadi impuls saraf Transmisi: penghantaran impuls dari reseptor sampai ke korteks serebri diperantarai neuron Modulasi: proses yang mempengaruhi transmisi dan/atau persepsi Persepsi: hasil akhir proses interaksi kompleks yang menghasilkan perasaan subyektif Berdasarkan waktu durasi Berdasarkan etiologi: Nyeri nosiseptik Nyeri neuropatik Berdasarkan intensitas: Berdasarkan lokasi Nyeri superfisial: tajam, terlokalisir
Nyeri somatik dalam: tumpul, lokalisasi <
Nyeri viseral: organ dalam
Klasifikasi bisa juga berdasarkan sifat atau
area nyeri Terdapat metode farmakologik dan non- farmakologik Secara farmakologik Digunakan untuk nyeri ringan-sedang Merupakan COX-inhibitor NSAID menghasilkan analgesia dengan bekerja di tempat cedera melalui inhibisi sintesis mengganggu transduksi Efek samping yang sering ditimbulkan: gangguan saluran cerna Efek samping lain-lain: waktu perdarahan >>, gangguan fungsi hati & ginjal Obat analgesik paling kuat
Opioid menimbulkan efek di sentral, bekerja
pada mekanisme modulasi
Reseptor-reseptor opioid tersebar luas,
terutama di substansia alba (korda spinalis) & substansia grisea (supraspinal)
Terdapat agonis opioid dan antagonis opioid
Efek samping yang ditimbulkan sangat beragam: depresi napas, mual, muntah, disforia, euforia, konstipasi, dll
Hati-hati! penggunaan obat-obatan
golongan opioid dapat menyebabkan toleransi & adiksi Antagonis opioid melawan efek obat opioid dengan mengikat reseptor opiod dan menghambat pengaktifannya
Digunakan pada keracunan/overdose opioid
Nalokson i.v & naltrekson per-oral
Metode yang banyak digunakan, dan dapat dipakai sebagai terapi penunjang Terapi & modalitas fisik, strategi kognitif- perilaku Terapi & modalitas fisik stimulasi kulit (pemijatan), Range of Motion (ROM) exercise Strategi kognitif-perilaku tujuannya menimbulkan suasana relax bagi pasien Nyeri merupakan masalah yang unik dan bersifat subyektif. Penanganan dari rasa nyeri sangatlah penting karena rasa nyeri dapat mengganggu pekerjaan, bahkan aktivitas sehari-hari. Penanganan yang baik dapat dilakukan dengan kombinasi terapi farmakologis dan non- farmakologis. Terapi farmakologis disesuaikan dengan intensitas nyeri dan kebutuhan pasien. 1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi ke-2. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 2007.
2. Soenarjo, Marwoto H, Witjaksono, Satoto H, Budiono U, Lian A, et al.
Anestesiologi. Semarang: IDSAI Cabang Jawa Tengah; 2010.
3. Muhiman M, Thaib MR, Sunatrio S, Dahlan R. Anestesiologi. Jakarta: Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 1990.
4. Sugiarto A, Tantri AR, Heriwardito A, Nugroho AM, Madjid AS, Ramlan AAW, et al. Buku ajar anestesiologi. Jakarta: Departemen Anestesiologi dan Intensive Care FKUI/RSCM; 2012.
5. Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI. Kumpulan kuliah farmakologi.
Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2008.
6. Charlton ED. Postoperative Pain Management. World Federation of Societies of