(AIR WAY)
Oleh :
I Putu Dody Tamara Putra D. (17710224)
I Putu Agung Dicky D. (1771016)
Pembimbing:
Letkol CKM dr.Faisal,SP.An
PENDAHULUAN
Pengelolaan jalan nafas memastikan jalan
nafas tetap terbuka merupakan salah satu
tindakan terpenting dalam anastesi.
American Society of Anesthesiologist (ASA)
penelitian tertutup pada 1541 pasien. 3
kesalahan mekanis sebanyak 75% pada
saat tatalaksanan jalan napas yaitu :
ventilasi yang tidak adekuat (38%), intubasi
esofagus (18%), dan kesulitan intubasi
trakhea (17%).
85 % mengalami kematian dan kerusakan
batang otak.
MANAJEMEN AIR WAY
DEFINISI
Memastikan jalan nafas tetap terbuka
Tindakan paling penting dalam keberhasilan
resusitasi.
Tripel air way manuver :
Kepala di tengadahkan dan satu tangan lagi
mengangkat leher
Menarik rahang bawah ke depan
Menarik / mengangkat dasar lidah dari dinding
pharyinx posterior.
ANATOMI JALAN NAFAS
INDIKASI BANTUAN JALAN NAFAS
Sumbatan di atas laring lidah jatuh ke
hipofaring,px tidak sadar atau pengaruh anastesi
dalam keadaan terlentang,benda
asing,lendir,bekuan darah,tumor diatas laring.
Sumbatan pada laring Benda asing
menyumbat rima glotis,reaksi alergi
anafilaktik,tumor laring,trauma laring,paralisis
pita suara,spasme laring
Sumbatan di bawah laring tumor mendesak
trakea,benda asing bronkus,tumor bronkus,
spasme bronkus.
Henti nafas
Pembedahan
TANDA OBSTRUKSI JALAN NAFAS
Stridor (mendengkur)
Pernafasan cuping hidung
Retraksi trakea
Retraksi torak
MANAJEMEN JALAN NAFAS TANPA
ALAT
a. Membuka jalan nafas dengan metode :
• Head Tilt (dorong kepala ke belakang)
• Chin Lift Manuver (perasat angkat dagu)
• Jaw Thrust Manuver (perasat tolak rahang)
b. Membersihkan jalan nafas
• Finger Sweep (usapan jari)
• Abdominal Thrust (Gentakan Abdomen)
• Chest Thrust (Pijatan Dada)
• Back Blow (Tepukan Pada Punggung)
MANAJEMEN JALAN NAFAS DENGAN
ALAT
a. Faringeal airway
• Jika manuver triple airway kurang berhasil, maka
dapat dipasang jalan napas mulut-faring lewat
mulut dengan Oropharyngeal airway atau jalan
napas hidung-faring lewat hidung
denganNasopharyngeal airway.
a. Nasopharyngeal airway (NPA)
• Berbentuk pipa bulat berlubang tengahnya dibuat
dari bahan karet lateks lembut. Pemasangan harus
hati-hati dan menghindari trauma mukosa hidung
maka pipa diolesi dengan jelly.
b. Oropharyngeal airway (OPA)
• Berbentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C berlubang
ditengahnya dengan salah satu ujungnya bertangkai
dengan dinding lebih keras untuk mencegah kalau pasien
menggigit, lubang tetap paten, sehingga aliran udara tetap
terjamin. OPA juga dipasang bersama pipa trakea atau
sungkup laring untuk menjaga patensi kedua alat tersebut
dari gigitan
d. Face mask
• Fase mask (sungkup muka) yaitu untuk mengantar
udara/gas anestesi dari alat resusitasi atau sistem anestesi
ke jalan napas pasien. Bentuk sungkup muka sangat
beragam bergantung usia dan pembuatnya. Ukuran 03
untuk bayi baru lahir, ukuran 02,01,1 untuk anak kecil,
ukuran 2 dan 3 untuk anak besar dan ukuran 4 dan 5
untuk dewasa
e. Laringeal mask airway
• Alat jalan napas berbentuk sendok terdiri dari pipa
besar berlubang dengan ujung menyerupai sendok
yang pinggirnya dapat dikembang-kempiskan seperti
balon pada pipa trakea.
Dikenal dua macam sungkup laring :
• Sungkup laring standar dengan satu pipa napas
• Sungkup laring dengan dua pipa yaitu satu pipa napas
standar dan lainnya pipatambahan yang ujung distalnya
berhubungan dengan esofagus (Latief, 2009).