PENDAHULUAN
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
permukaan tubuh manusia dan mempunyai fungsi untuk melindungi diri dari
Salah satu aspek penyebab proses kerusakan pada kulit adalah radikal
bebas. Radikal bebas tersebar luas di lingkungan kita, misalnya udara yang
merupakan molekul tidak stabil, sehingga dapat merusak komponen sel seperti
lemak, protein dan asam nukleat. Kerusakan pada komponen sel ini
1
menyebabkan kulit menjadi kering, dan kusam. Senyawa kimia yang dapat
Salah satu tanaman yang dapat menangkal radikal bebas dan mempunyai
sifat antioksidan yang tinggi adalah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
Sumantri kulit Jeruk Nipis yang masih mentah paling banyak mempunyai
zat besi. Jeruk Nipis juga mengandung senyawa flavonoid, saponin dan
minyak atsiri (S and Hutape 1991). Selain dari buahnya, kulit Jeruk Nipis juga
sekunder pada Jeruk Nipis yang memiliki konsentrasi paling tinggi pada
bagian kulitnya. Adanya kandungan flavonoid dari ekstrak kulit Jeruk Nipis
menyerap sinar UV-A atau UV-B yang dapat menyebabkan efek buruk
terhadap kulit. Untuk meningkatkan daya guna kulit Jeruk Nipis, maka dapat
dibuat dalam bentuk sediaan kosmetik salah satunya adalah sediaan sabun
2
Sabun padat transparan merupakan salah satu inovasi sabun yang
lebih halus dibandingkan dengan sabun opaque sabun yang tidak transparan
(Qisty, 2009).
Sumantri yang berjudul ”Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah
penelitian dengan judul “Uji Aktivitas Sabun Padat Transparan Ekstrak Kulit
1) Uji aktivitas sabun padat transparan kulit Jeruk Nipis (Citrus auratifolia
3
4) Evaluasi sediaan sabun meliputi pH, organoleptis, pembentukan busa, dan
uji iritasi.
5) Uji stabilitas sabun dengan metode dipercepat selama 4 minggu pada suhu
sebagai berikut :
2) Pada konsentrasi tertentu sabun padat trasnparan ekstrak kulit Jeruk Nipis
paling baik.
4
3) Apakah sediaan sabun padat transparan ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus
baik?
3) Untuk mengetahui sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus
pencerah kulit.
1) Bagi Penulis
kulit dan semoga bisa menjadi referensi dalam pembuatan sabun untuk
peneliti selanjutnya.
3) Bagi Masyarakat
5
Sebagai tambahan informasi kepada masyarakat, bahwa ekstrak yang
digunakan sebagai sabun padat transparan. Dan kulit Jeruk Nipis (Citrus
produk pencerah kulit yang berbahan dasar zat aktif dari alam.
1.8 Hipotesa
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manfaat jeruk nipis sebagai tanaman obat tidak diketahui oleh banyak
Sunda: jeruk nipis; Melayu: limau nipis; Arab: limah; Sumatera: limau;
7
Gambar 2.1 Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
(Dibyosaputro, 2020).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
(Syamsiah, 2011)
1) Akar (Radix)
8
cabang menjadi akar-akar yang kecil. Akarnya memiliki cabang dan
2) Daun (Folium)
3) Bunga (Flos)
lebar 0,25 – 0,5 cm dan berwarna putih. Bunga pada Jeruk Nipis
9
menghadap ke dalam beruang dua, dan membuka dengan celah
4) Buah (Fructus)
5) Kulit (Cortex)
6) Biji (Semen)
Biji Jeruk Nipis ini juga memiliki lapisan kulit luar (testa) : tipis, dan
10
lapisan kulit dalam ( tegmen ) biasanya tipis seperti selaput (Giva,
2021).
sitrat. Asam sitrat inilah yang menyebabkan rasa asam pada Jeruk Nipis.
sebagai bumbu pada gorengan lauk-pauk dari daging. Kulit terluar buah
Jeruk Nipis dapat diambil minyak atsiri yang digunakan sebagai bahan
11
urin (diuretik), melangsingkan badan, dan mengatasi haid yang tidak
teratur. Semua bagian dari buah Jeruk Nipis dapat dimanfaatkan baik
kulit, ampas, biji, maupun segmen tanpa biji. Minyak atsiri jeruk yang
2021).
2.2 Simplisia
bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum
2004).
1) Simplisia Nabati
Eksudut tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
12
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanaman
2) Simplisia Hewani
utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan atau belum
pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng
dan serbuk tembaga. Pada blog ini akan dibahas secara mendalam
13
a. Bagaian tanaman yang digunakan.
b. Waktu panen.
2) Sortasi Basah
3) Pencucian
dari mata air). Simplisia yang mengandung zat mudah larut dalam air
Goeswin, 2007).
14
4) Pengubahan Bentuk
5) Pengeringan
2.3 Ekstraksi
suatu zat sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
15
atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa
RI, 1995).
Ekstrak terbagi atas tiga macam yaitu ekstrak kering (siccum), kental
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai diluar pengaruh
cahaya matahari langsung dan cairan yang dipakai adalah ester, air, dan
1) Cara Dingin
a. Maserasi
b. Perkolasi
16
sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak), secara terus
2) Cara Panas
a. Sokhletasi
lagi oleh pendingin tegak. Cairan penyari turun untuk menyari zat
pipa sifon, maka seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat dan
b. Digesti
c. Dekokta
menit) dan temperatur air sampai titik didih air (Depkes RI, 1979).
17
d. Refluks
e. Destilasi
1) Air
pemakaian yang luas. Pada suhu kamar, air adalah pelarut yang baik
zat-zat akan tertarik atau melarut lebih dahulu dan larutan yang
terjadi ini dapat melarutkan zat-zat lain dengan lebih baik dari pada
air saja. Air memiliki kelarutan sebagai pelarut, yaitu karena air
18
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan bakteri,
2) Etanol
air dalam melarutkan berbagai jenis zat. Oleh karena itu lebik baik
atsiri, tetapi tidak untuk jenis gom, gula, dan albumin (Syamsuni,
2007).
3) Eter
1) Flavonoid
19
sekunder yang menunjukan berbagai khasiat (I Made, 2018).
antivirus.
2) Saponin
terdiri dari sapogenin yaitu bagian yang bebas dari Glikosida yang
3) Alkaloid
paling sedikit suatu atom nitrogen yang biasa bersifat basa. Alkaloid
dan ada yang bermanfaat bagi manusia seperti kuinin, morfin, dan
20
stiknin yang sudah dikenal memberikan efek sifiologis dan
4) Tannin
dalam air. Secara umum senyawa tannin dibagi menjadi dua jenis,
21
2.4 Kulit
dalam yang disebut lapisan dermis. Dermis disebut juga kulit jamgat
22
epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal
kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari
dan perasa serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar
(Handayani, 2010).
keadaan pembuluh darah dalam dermis yang memberi warna merah serta
pigmen empedu dan keraton dalam lemak subkutan yang memberi warna
23
melanosit tetapi disebabkan oleh jumlah granul-granul melanin yang
2.5 Sabun
Natrium dan Kalium, dari asam lemak rantai panjang. Ketika asam
1
dengan ketebalan inchi. Sabun transparan dibuat dengan
4
(Setyoningrum, 2009b).
misalnya :
24
4) Antiseptik, yang menambahkan bahan antiseptic misalnya fenol,
Tabel 2.1 Syarat Mutu Sabun Mandi Menurut SNI (SNI 3532 –
1) Surfaktan
25
Surfaktan adalah bahan terpenting dari sabun. Lemak dan minyak
yang dipakai dalam sabun berasal dari minyak kelapa (asam lemak
sabun yang cepat berbusa tetapi trasa airnya kasar dan tidak stabil,
2) Pelumas
sabun yang lunak, misal : asam lemak bebas, fatty alcohol, gliserol,
4) Deodoran
26
Deodoran dalam sabun mulai dipergunakan sejak tahun 1950,
5) Warna
6) Parfum
7) Pengontrol pH
27
Menurut Wasiatmadja (1997), sabun transparan mempunyai nilai
pembentuk transparan.
1) Minyak Kelapa
kurang larut pada suhu yang lebih rendah. Memiliki bilangan iodium
28
7,0-11,0 dan bilangan penyabunan 251-263. Digunakan untuk
2) Asam Stearat
dari lemak dan minyak yang sebagian besar terdiri atas asam
lemak lilin, praktis tidak larut dalam air, larut dalam bagian etanol
suhu lebur tidak kurang dari 54oC, bilangan iodium tidak lebih dari 4.
3) NaOH
soda atau soda api yang merupakan senyawa alkali yang mampu
29
4) Gula (Sukrosa)
berbau, rasa manis, stabil diudara. Sangat mudah larut dalam air,
terlebih lagi air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%), praktis
Made, 2018).
5) Etanol
berwarna, bau khas, rasa panas pada lidah, mudah terbakar, mendidih
Made, 2018).
6) Gliserin
berbau khas lemah, bukan bau yang keras atau tidak enak, rasa
30
7) Narium Klorida (NaCl)
8) Pewangi
berikut :
merupakan lapisan sabun yang tidak larut di dalam air garam dan
31
lapisan bawah mengandung gliserol, sedikit alkali dan pengotor-
2) Metode dingin
dan tanpa disertai pemanasan. Namun cara ini hanya dapat dilakukan
sabun yang tahan lama. Sabun dari minyak kelapa dapat dibuat
32
80℃. Cara ini memungkinkan pembuatan sabun dengan
1) Organoleptik
fisik yang terjadi pada sediaan yaitu timbulnya bau dan perubahan
2) Pemeriksaan pH
– 11 (Lachman, 2008).
3) Pembentukan busa
(Lachman, 2008).
33
Stabilitas busa dilakukan dengan cara ditimbang 1 gram sabun
obat atau kosmetik dipandang dari segi kimia, fisika, mikrobiologi dan
dilakukan setiap tiga bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6
34
bulan sekali pada tahun kedua. Pada tahun ketiga dan seterusnya,
(Djajadisastra, 2004).
35
dengan suhu ± 0 ℃ , ±25 ℃ , dan ± 40 ℃ selama 1 bulan. Pengujian
bulan diperoleh hasil yang stabil, hal itu menunjukkan bahwa sediaan
(Djajadisastra, 2004).
36
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1.1 Populasi
1) Sampel
37
3.1.3 Variabel Penelitian Dan Operasional Variabel
1) Variabel Bebas
2) Variabel Terikat
3) Variabel Kontrol
38
positif sebagai pembanding menggunakan sabun Papaya
whitening soap.
bagan 3.1
X1
X2
Y
X3
K-
K+
Bagan 3.1 : Operasional Variabel Penelitian
Keterangan :
X1 = sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis konsentrasi
10%
X2 = sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis konsentrasi
20%
X3 = sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis konsentrasi
40%
K- = kontrol negatif sabun tanpa ekstrak
K+ = kontrol positif sabun Papaya whitening soap.
Y = efek yang ditimbulkan (tingkat kecerahan kulit).
39
3.2 Metode Penelitian
yaitu dengan melakukan percobaan pada objek yang sedang diteliti dengan
tujuan untuk mengetahui segala sesuatu atau pengaruh yang timbul sebagai
40
3.3 Desain Penelitian
Kesimpulan
41
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
Alat Penelitian
8. Termometer
Bahan Penelitian
Nipis
42
4. Asam stearat 9. NaCl
digunakan sebagai bahan dasar berupa kulit jeruk nipis yang berwarna
43
Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dari kotoran dan bahan asing
diberi alas berupa kertas putih dan tutup dengan kain hitam agar
lainnya.
maserator.
44
3) Setelah 5 hari, kemudian pisahkan maserat dengan filtrat dengan cara
diperoleh.
8) Hitung rendemen
Rumus perhitungan
1) Uji Flavonoid
2) Uji Alkaloid
45
Sebanyak 10 mg kstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
3) Uji Tanin
4) Uji Saponin
46
3.5.6 Formulasi dan Pembuatan Sabun Padat Transparan
47
Tabel 3.4 Penimbangan bahan pembuatan sabun padat
transparan
48
4. Tambahkan ekstrak etanol kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
dilakukan evaluasi.
1) Pemeriksaan organoleptis
panca indera yang meliputi pemeriksaan bentuk, bau dan warna yang
2010).
2) Pemeriksaan pH
(Elisabeth, 2010).
49
3) Uji pembentukan busa
gejala iritasi yang ditimbulkan dari pemakaian sabun dengan cara uji
tempel terbuka (patch test). Uji dilakukan dengan cara sediaan sabun
formulasi X1, X2, X3, dan K- dioleskan pada jari tangan selama 3
dipercepat. Sampel sabun disimpan pada suhu ±0°C, ±25°C dan ±40°C
lalu diamati organoleptis, pH, dan stabilitas busa, selama 4 minggu pada
50
3.5.9 Uji Aktivitas Sabun
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini terbagi dalam dua
bagian yaitu :
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang
diteliti. Dalam hal ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian
dengan uji aktivitas sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis
51
2) Sumber Data Sekunder
data yang sudah jadi, seperti data dalam dokumen dan publikasi.
pencerah kulit.
menggunakan tabel.
aplikasi SPSS Statistic 22.0 for windows secara statistic yang bertujuan
52
3.7.2 Analisis Data
1) Uji Normalitas
persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum kita
Keterangan :
x 2= chi kuadrat
F e= estimasi (kesalahan)
Jika nilai Signifikannya < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
(Sarwono, 2008).
2) Uji Homogenitas
Variansbesar
F= (ini disebut F hitung)
varians kecil
Ketentuan :
Jika nilai Signifikannya < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
53
Jika nilai Signifikannya > 0,05 maka distribusi data normal
(Sarwono, 2008).
Syarat :
populasi.
peringat sampel 2.
Syarat :
populasi.
54
BAB IV
pencerah kulit, pada konsentrasi berapa sabun memiliki aktivitas paling baik,
serta untuk mengetahui dari sabun tersebut stabil selama penyimpanan pada
Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon. Adapun hasil penelitian adalah sebagai
berikut :
aurantifolia Swingle)
Kulit Jeruk Nipis yang digunakan pada penelitian ini diambil dari
55
4.1.3 Hasil Pembuatan Simplisia Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle)
100%
= 84%
aurantifolia Swingle)
dengan 500 ml etanol 70%. Hasil serkai kulit Jeruk Nipis diperoleh
228,6
= x 100%
800
= 28,5%
56
Adapun pengamatan organoleptis ekstrak etanol kulit Jeruk Nipis
sebagai berikut :
Bentuk : Kental
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Khas Jeruk Nipis
4.1.5 Skrining Fitokimia
57
Tabel 4.2 Penimbangan bahan pembuatan sabun padat transparan
Tabel hasil uji evaluasi sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk
58
Tabel 4.3 Hasil Uji Evaluasi Sabun Padat Transparan Ekstrak Kulit
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Sebagai Pencerah
Kulit
Parameter
Formul Uji organoleptik pH Uji Iritasi
a Warna Bau Bentuk Tinggi Busa
X1 Kuning Khas jeruk Padat 9 10 cm Tidak terjadi
transparan iritasi
X2 Kuning Khas jeruk Padat 9 10,5 cm
Tidak terjadi
kecoklatan
iritasi
transparan
X3 Coklat Khas jeruk Padat 9 11 cm Tidak terjadi
transparan iritasi
K (-) Putih khas vanilla Padat 9 10 cm Tidak terjadi
transparan iritasi
Keterangan :
X1 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 10%
X2 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 20%
X3 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 40%
K (-): basis sabun tanpa kandungan ekstrak (kontrol negatif)
Persyaratan :
pH = 8-11 (Lachman, 2008).
Tinggi busa = 13 – 220 mm (Asmarita, 2019).
4.1.8 Hasil Uji Stabilitas Sabun Padat Transparan Ekstrak Kulit Jeruk
Tabel hasil uji stabilitas sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk
hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28 dapat dilihat dalam tabel 4.3 sebagai berikut
59
Tabel 4.4 Hasil Uji Stabilitas Sabun Padat Transparan Ekstrak Kulit
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Sebagai Pencerah
Kulit
1) Suhu 0℃
60
2) Suhu 25℃
3) Suhu 40℃
61
Uji Organoleptis Tinggi
Formulasi Hari pH
Bau Warna Bentuk busa (cm)
7 Khas jeruk Kuning transparan Padat 9 10
14 Khas jeruk Kuning transparan Padat 10 10,5
X1
21 Khas jeruk Kuning transparan Padat 10 11
28 Khas jeruk Kuning transparan Padat 9 11
7 Khas jeruk Kuning kecoklatan Padat 8 10
transparan
14 Khas jeruk Kuning kecoklatan Padat 9 10
transparan
X2
21 Khas jeruk Kuning kecoklatan Padat 9 11
transparan
28 Khas jeruk Kuning kecoklatan Padat 9 11
transparan
7 Khas jeruk Coklat transparan Padat 9 11
14 Khas jeruk Coklat transparan Padat 9 11,5
X3
21 Khas jeruk Coklat transparan Padat 10 13
28 Khas jeruk Coklat transparan Padat 10 13
7 Khas vanilla Putih transparan Padat 9 9,5
14 Khas vanilla Putih transparan Padat 9 10
K-
21 Khas vanilla Putih transparan Padat 9 10
28 Khas vanilla Putih transparan Padat 9 9,5
Keterangan :
62
X1 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 10%
X2 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 20%
X3 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 40%
K (-): basis sabun tanpa kandungan ekstrak (kontrol negatif)
Persyaratan :
pH = 8-11 (Lachman, 2008).
Tinggi busa = 13 – 220 mm (Asmarita, 2019).
4.1.9 Hasil Uji Aktivitas Sabun Padat Transparan Ekstrak Kulit Jeruk
Tabel hasil uji aktivitas sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk
Tabel 4.5 Hasil Uji aktivitas Sabun Padat Transparan ekstrak kulit
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) sebagai pencerah
kulit
Kenaikan tingkat keputihan kulit minggu ke
R X1 X2 X3 K (-) K(+)
0 i i i i 0 i i i i 0 i i i i 0 i ii iii iv 0 i i i i
i i v i i v i i v i i v
i i i i
A 10 9 8 6 6 10 9 6 4 3 10 9 8 6 5 10 10 10 10 10 10 6 4 3 2
B 10 9 9 8 8 10 9 8 6 5 10 9 9 8 7 10 10 10 10 10 10 6 4 4 3
C 10 9 8 7 7 10 9 7 5 4 10 9 8 7 6 10 10 10 10 10 10 7 6 5 3
D 10 9 8 8 7 10 9 7 6 4 10 9 8 6 5 10 10 10 10 10 10 7 4 3 2
E 10 8 8 7 7 10 8 6 4 3 10 8 8 7 6 10 10 10 10 10 10 7 6 4 2
63
F 10 9 7 7 6 10 7 6 4 3 10 7 7 5 4 10 10 10 10 10 10 6 5 4 3
G 10 9 9 8 8 10 9 8 6 5 10 9 8 8 6 10 10 10 10 10 10 8 7 6 4
H 10 9 8 8 6 10 8 6 4 2 10 8 7 5 4 10 10 10 10 10 10 8 6 5 4
I 10 9 9 8 8 10 9 7 7 6 10 9 8 8 7 10 10 10 10 10 10 9 7 6 5
J 10 9 7 6 5 10 7 4 4 2 10 8 7 5 3 10 10 10 10 10 10 7 4 3 2
K 10 9 9 8 8 10 9 8 6 5 10 9 9 8 7 10 10 10 10 10 10 6 4 4 3
L 10 9 9 8 8 10 9 8 6 5 10 9 8 8 6 10 10 10 10 10 10 8 7 6 4
M 10 9 7 6 5 10 7 4 4 2 10 8 7 5 3 10 10 10 10 10 10 7 4 3 2
N 10 9 8 6 6 10 9 6 4 3 10 9 8 6 5 10 10 10 10 10 10 6 4 3 2
O 10 8 8 7 7 10 8 6 4 3 10 8 8 7 6 10 10 10 10 10 10 7 6 4 2
P 10 9 8 7 7 10 9 7 5 4 10 9 8 7 6 10 10 10 10 10 10 7 6 5 3
Q 10 9 8 8 6 10 8 6 4 2 10 8 7 5 4 10 10 10 10 10 10 8 6 5 4
R 10 9 8 8 7 10 9 7 6 4 10 9 8 6 5 10 10 10 10 10 10 7 4 3 2
S 10 9 7 7 6 10 7 6 4 3 10 7 7 5 4 10 10 10 10 10 10 6 5 4 3
T 10 9 9 8 8 10 9 7 7 6 10 9 8 8 7 10 10 10 10 10 10 9 7 6 5
Keterangan :
X1 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 10%
X2 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 20%
X3 : sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) konsentrasi 40%
K (-) : basis sabun tanpa kandungan ekstrak (kontrol negatif)
K (+) : papaya whitening soap (kontrol positif)
64
Gambar 4.1 Skala Alat Pengukur Tingkat Kecerahan Kulit
Keterangan :
1. Putih 7. Coklat sedang
2. Putih gading 8. Coklat gelap
3. Kuning langsat 9. Exotic
4. Krem 10. Native
5. Coklat muda 11. Dark
6. Coklat muda
Kontrol negatif 10 10 10 10 10
65
R a t a - Ra t a P en g a ru h S a b u n Terh a d a p Ti n g k a t K ecera h a n
K u l i t Ti a p Mi n g g u n y a
12
10
Rata-rata pengaruh
Konsentrasi 10%
8 Konsentrasi 20%
sabun
Konsentrasi 40%
6
Kontrol negatif
4 Kontrol fositif
0
Mi n g g u k e 0 Mi n g g u k e 1 Mi n g g u k e 2 Mi n g g u k e 3 Mi n g g u k e 4
dilakukan uji normalitas. Data dikatakan normal jika nilai (Sig) > 0,05.
Nilai 0,05 (5%) didapat dari nilai probabilitas keyakinan untuk analisa
tidak.
66
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 20 20 20 20 20
Normal Parameters a,b
Mean 8.220 6.720 7.620 10.00 5.840
Std.
.4720 .8063 .7135 .000d .8426
Deviation
Most Extreme Absolute .190 .162 .189 .169
Differences Positive .117 .154 .175 .169
Negative -.190 -.162 -.189 -.116
Test Statistic .190 .162 .189 .169
Asymp. Sig. (2-tailed) .056 c
.175 c
.060 c
.137c
20% (0,175 > 0,05), konsentrasi X3 40% (0,060 > 0,05), dan kontrol
positif (0,137 > 0,05) yaitu data yang diperoleh berdistribusi normal.
Sedangkan kontrol negatif (0,000 < 0,05) yaitu data yang diperoleh
satu arah. Data dikatakan homogen jika nilai (Sig) > 0,05. Tujuan
67
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
efektivitas dari sampel yang telah diuji sebagaimana tertera pada tabel
di bawah ini.
Hasil tiap
konsentrasi
Chi-Square 80.576
df 4
Asymp. Sig. .000
tabel 4.8 diatas, dapat dilihat nilai sig < 0,05 yaitu (0,000 < 0,05)
kecerahan kulit.
68
4.2.4 Uji Mann Withney Test
kecerahan kulit.
kecerahan kulit.
Test Statisticsa
Konsentrasi 1
(10%)
Mann-Whitney U 2464.000
Wilcoxon W 7514.000
Z -6.260
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: Konsentrasi
69
Berdasarkan hasil tes statitik dalam uji Mann-Whitney diperoleh
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk
ternyata nilai probilitas lebih kecil dari nilai probilitas sig atau (0,000 <
Kontrol Positif
100 91.98 9198.00
Total 200
Test Statisticsa
Konsentrasi 2
(20%)
Mann-Whitney U 4148.000
Wilcoxon W 9198.000
Z -2.104
Asymp. Sig. (2-tailed) .035
dengan nilai probilitas 0,05 ternyata nilai probilitas lebih kecil dari
70
nilai probilitas sig atau (0,035 < 0,05), maka dapat diartikan bahwa
Total 200
Test Statisticsa
Konsentrasi 3
(40%)
Mann-Whitney U 3078.000
Wilcoxon W 8128.000
Z -4.741
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk
ternyata nilai probilitas lebih kecil dari nilai probilitas sig atau (0,000 <
71
4.9 Pembahasan
Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Sebagai Pencerah Kulit yang
sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
memiliki aktivitas yang paling baik sebagai pencerah kulit, serta untuk
mengetahui apakah sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus
digunakan dalam penelitian ini memang benar tanaman Jeruk Nipis yang
tua yang diperoleh dari Desa Cigedang, Kabupaten Kuningan, Jawa barat.
Berdasarkan penelitian (Khasanah, 2014) kulit Jeruk Nipis tua memang lebih
72
banyak kandungan zat kimia diantara lain yaitu asam sitrat, senyawa
flavonoid, asam amino (triptofan, lisin), vitamin C, dan minyak atsiri yang
aktif golongan flavonoid yang terdapat dalam kulit Jeruk Nipis yang diduga
berperan penting dalam efek pencerah kulit (Karadi et al, 2006). Sebanyak 5
kandungan air dalam suatu simplisia dan untuk mendapatkan simplisia yang
tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama
(Hernani dan Nurdjanah, 2009). Setelah kering kulit Jeruk Nipis (Citrus
proses ekstraksi dan di dapatkan serbuk kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) sebanyak 800 gram dan dihasilkan susut pengeringan 84% dengan
kadar air 16%. Menurut literatur, kadar air dalam ekstrak tidak boleh melebihi
simplisia kulit Jeruk Nipis dengan kadar air 16% tidak memenuhi syarat dari
kadar yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
73
menggunakan etanol 70%. Karena etanol 70% adalah pelarut universal yang
dapat menyari senyawa polar. Dalam pembuatan ekstrak etanol kulit Jeruk
dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari sisa zat kimia yang
masih tertinggal pada saat maserasi dengan cairan penyari pertama (Hamdani,
2014).
Ekstrak yang diperoleh dari maserasi kulit Jeruk Nipis 8000 ml dan
setelah di uapkan diperoleh ekstrak kental 228,6 gram dengan ciri ekstrak
berbentuk cairan kental, berwarna kuning kecoklatan, dan bau khas Jeruk
Nipis. Hasil rendemen kulit Jeruk Nipis 28,5%. Menurut literatur (Farmakope
Herbal Indonesia, 2008) rendemen berkisar 18,46 - 31,47%. Hasil yang tinggi
ekstrak juga cukup besar. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya senyawa
kimia yang ada dalam simplisia. Adapun hasil rendemen dapat dipengaruhi
oleh faktor mutu ekstrak seperti faktor biologi tanaman kulit Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia Swingle) dan faktor kimia seperti faktor internal yaitu
kandungan dari senyawa kimia secara kualitatif ataupun kuantitatif dan faktor
eksternal yaitu metode ekstraksi, jumlah dan jenis pelarut yang digunakan
dalam ekstraksi.
74
Skrining fitokimia bertujuan untuk mengetahui atau menganalisis
keberadaan zat aktif pada ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle). Hasil skrining menunjukan bahwa ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus
menyerap sinar UV-A atau UV-B yang dapat menyebabkan efek buruk
sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
menentukan kualitas dari sediaan itu sendiri apakah memenuhi syarat atau
tampilan sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis, pengamatan dilihat
dari warna, bau, dan bentuk dari sabun padat transparan. Uji evaluasi
75
organoleptis pada penelitian kali ini menunjukan bahwa ekstrak kulit Jeruk
transparansi pada sabun adalah karena adanya gula (sukrosa) dan etanol pada
formula sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis yang masing-masing
memiliki fungsi yaitu gula (sukrosa) selain berfungsi sebagai humektan, gula
(weller, 2010) dan etanol selain berfungsi sebagai pelarut, dapat juga
hasil sebagai berikut, pada (tabel 4.3) dapat dilihat bahwa pH sabun adalah 9,
seperti semula setelah dibilas dengan jangka waktu 15-30 menit. Efek buffer
ini disebabkan kandungan asam amino yang terdapat pada komponen kulit.
(2014), dimana kulit Jeruk Nipis memiliki pH antara 2-3. Menurut penelitian
berkisar 9,45 - 9,59 dan persyaratan pH sabun padat yang dipersyaratkan SNI
76
3532-2016 yaitu berkisar 8-11, sehingga berdasarkan hasil pengukuran pH,
SNI 3532-2016.
sabun. Tujuan pengujian tinggi busa untuk melihat daya busa dari sabun
padat transparan. Busa yang stabil dalam waktu yang diinginkan dapat
beberapa faktor yaitu adanya bahan surfaktan, penstabil busa dan bahan-
bahan penyusun sabun padat transparan lainnya. Berdasarkan hasil uji tinggi
busa sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) dapat dilihat pada (tabel 4.3) dimana tinggi busa yang terbentuk tiap
220 mm, yaitu memenuhi standar tinggi busa sabun padat transparan serta
aman digunakan.
Uji evaluasi iritasi dilakukan dengan tujuan melihat ada tidaknya efek
samping yang muncul pada kulit pada saat penggunaan sabun padat
bahwa tidak ada gejala timbul seperti kemerahan, gatal-gatal dan kulit kasar.
Hal ini disebabkan oleh pH sediaan sabun padat transparan ekstrak kulit
77
Uji stabilitas adalah proses menentukan kemampuan suatu produk
±0°C, ±25°C dan ±40°C lalu diamati organoleptis, pH, dan stabilitas busa,
selama 4 minggu. Terlihat dari (table 4.4) hasil menunjukan stabil dan tidak
YPIB Cirebon yang telah memenuhi syarat yaitu berkulit warna native, tidak
sabun padat transparan, yaitu sabun padat transparan konsentrasi 10%, 20%,
40%, kontrol negatif (sabun tanpa ekstrak kulit Jeruk Nipis), dan kontrol
jari tangan tiap responden dimana jari jempol untuk sabun kontrol negatif, jari
telunjuk untuk sabun kontrol positif, jari tengah untuk sabun konsentrasi
10%, jari manis untuk sabun konsentrasi 20%, dan jari kelingking untuk
sabun konsentrasi 40%. Uji aktivitas sabun padat transparan ekstrak kulit
Jeruk Nipis dilakukan selama 28 hari atau selama 4 minggu. Uji aktivitas
sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
78
sebagai pencerah kulit dilakukan setiap harinya sebanyak 2x sehari pagi dan
sore hari dan tiap minggu penggunaannya dilakukan pengukuran warna kulit
transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis 20%) memiliki tingkat kecerahan dengan
rata-rata 6,72%, X3 (sabun padat transparan ekstrak kulit Jeruk Nipis 40%)
aktivitas sebagai pencerah kulit. Tingkat aktivitas uji sabun padat transparan
ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) sebagai pencerah kulit
yang diujikan kepada 20 responden ini harus didukung dengan peralatan yang
yang benar-benar memiliki standar tersendiri, karna itu akan lebih efektif dari
pada menggunakan kertas ukur tingkat kecerahan kulit seperti Skin tone.
79
kurang efektiv karena pengamatannya dilakukan secara visual (mata) dapat
dipengaruhi oleh persepsi dan interpretasi subjektif yang sulit diukur. Hal ini
karena ada seperti berbagai macam cara untuk mengekspresikan warna atau
mengenali hingga jutaan warna, kita tidak dapat menjelaskan dengan tepat
persepsi warna kita tanpa sarana yang memadai. Oleh karena itu, dibutuhkan
Uji statistik yang digunakan adalah uji one way Anova yang dianalisis
menggunakan SPSS 22.0 for windows. Berdasarkan data hasil uji normalitas
diperoleh nilai (sig) > 0.05 pada konsentrasi 10%, 20%, 40% dan kontrol
positif yang berarti data dari uji aktivitas sabun padat transparan ekstrak kulit
untuk kontrol negatif diperoleh nilai (sig) < 0,05 yang berdistribusi tidak
data.
> 0.05 dengan perolehan nilai signifikan yaitu 0,165, dimana 0,165 > 0.05,
dapat dilihat nilai sig < 0,05 yaitu (0,000 < 0,05) berarti data yang diperoleh
80
ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki aktivitas
dilihat konsentrasi 10% (X1) dengan kontrol positif memiliki nilai probilitas
lebih kecil dari nilai probilitas sig atau (0,000 < 0,05), maka dapat diartikan
kontrol positif memiliki nilai probilitas lebih kecil dari nilai probilitas sig atau
(0,035 < 0,05), maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima
Untuk konsentrasi 40% (X3) dengan kontrol positif memiliki nilai probilitas
lebih kecil dari nilai probilitas sig atau (0,000 < 0,05), maka dapat diartikan
positif.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) sebagai pencerah kulit
positif.
±250C, ±400C.
82
5.2 Saran
kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) sebagai pencerah kulit, penulis
ingin menyarankan :
83